Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 19, No 2, Desember 2015 (189-201)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

PENGEMBANGAN MODEL ASSESSMENT AS LEARNING


PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK
1)
Sudiyanto, 2)Badrun Kartowagiran, 3)Muhyadi
1)
Universitas Sebelas Maret, 2, 3)Universitas Negeri Yogyakarta
soeddie.fkipuns@gmail.com; badrunkw@yahoo.com; muhyadi@uny.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model assessment as learning (model-AaL) untuk
meningkatkan kompetensi siswa pada pembelajaran akuntansi di SMK. Pengembangan model
asesmen ini mengadaptasi model pengembangan Hopkin & Clark, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu: (1) tahap penelitian, dan (2) tahap pengembangan. Tahap penelitian meliputi: penelitian
pendahuluan, studi hasil penelitian, analisis komponen model, penyusunan prototipe model. Tahap
pengembangan meliputi: validasi model oleh pakar dan praktisi, melatih guru menggunakan model,
uji coba model terbatas dan diperluas disertai evaluasi. Subjek penelitian adalah guru akuntansi dan
siswa kelas X kompetensi keahlian akuntansi SMK. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, kuesioner, pengamatan, dan tes. Teknik analisis data menggunakan pendekatan
kualitatif dengan teknik analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
perkembangan (repeated measures analysis) dan paired samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan,
bahwa: (1) ada enam komponen yang harus ada pada Model-AaL untuk meningkatkan kompetensi
akuntansi siswa pada pembelajaran akuntansi di SMK, yaitu: tujuan, tugas terstruktur, asesmen diri,
asesmen teman sejawat, pengamatan aktivitas siswa, dan umpan balik; dan (2) model-AaL efektif
dapat meningkatkan kompetensi akuntansi siswa pada pembelajaran akuntansi di SMK, dengan
nilai p (Sig) < α (0,05).
Kata kunci: model-AaL, kompetensi siswa, dan pembelajaran akuntansi.

DEVELOPING A MODEL OF “ASSESSMENT AS LEARNING OF


ACCOUNTING LEARNING” AT VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
1)
Sudiyanto, 2)Badrun Kartowagiran, 3)Muhyadi
1)
Universitas Sebelas Maret, 2, 3)Universitas Negeri Yogyakarta
1)
soeddie.fkipuns@gmail.com; 2)badrunkw@yahoo.com; 3)muhyadi@uny.ac.id
Abstract
The objective of this study is to develop model of assessment as learning (model-AaL) to improve the
students’ competencies in the Accounting learning at Vocational High Schools. It adapted the
model claimed by Hopkin & Clark, consisting of two phases, namely: (1) research and (2)
development. The former included preliminary research, study of the research results, analysis of
the model components, and the arrangement of model prototype. The latter, comprised model
validation by experts and practitioners, teacher training for using the model, limited and extended
model experimentations accompanied with evaluation. The subjects of the research were the
Accounting teachers and the students in Grade X of the Accounting Expertise Program of
Vocational High Schools. The data of the research were gathered through in-depth interview,
questionnaire, observation, and test. They were then analyzed by using the qualitative approach
with the descriptive analysis technique and the quantitative approach with the analysis techniques
of repeated measures analysis and paired samples t-test. The results of the research show that: (1) the
model-AaL consists of six components, namely: objective, structured task, self-assessment, peer
assessment, observation on student’s activities, and feedback; and (2) the model-AaL can
effectively improve the students’ competencies in Accounting learning at Vocational High
Schools, with a value of p (Sig) < α (0.05).
Keywords: model-AaL, students’ competencies, accounting learning

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


p-ISSN: 1410-4725, e-ISSN: 2338-6061
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan siswa diberi kesempatan dan dibimbing un-


Akuntansi merupakan salah satu mata tuk melakukan pemantauan dan mengguna-
pelajaran di SMK yang bertujuan untuk kan hasil pemantuan untuk memperbaiki
mengembangkan kompetensi siswa dalam belajarnya. Penggunaan AoL, AfL dan AaL
bidang akuntansi, yang dapat dikembangkan yang seimbang dapat meningkatkan kualitas
lebih lanjut di pendidikan tinggi dan dunia proses dan hasil pembelajaran.
kerja. Untuk mencapai tujuan pembelajaran Selama ini, penggunaan asesmen da-
tersebut dibutuhkan asesmen yang baik. lam pembelajaran di kelas masih belum se-
Asesmen menurut Harlen (2007, p.11) ada- imbang. Penggunaan asesmen masih dido-
lah proses pengumpulan, penafsiran dan minasi oleh assessment of learning tanpa diim-
penggunaan bukti untuk membuat keputus- bangi oleh assessment for learning dan assess-
an tentang prestasi siswa dalam pendidikan. ment as learning. Earl (2003, p.26) secara rinci
Asesmen secara garis besar dapat diguna- mengatakan, bahwa:
kan: (1) untuk menentukan tingkat penca- At the current juncture, almost the classroom
paian hasil pembelajaran yang dikenal de- assessment in a traditional environment is
ngan asesmen sumatif atau assessment of summative Assessment of Learning, focused
learning (AoL), dan (2) untuk memperbaiki on measuring learning after the fact and used
proses pembelajaran yang dikenal dengan for categorizing students and reporting these
asesmen formatif atau assessment for learning judgements to others. A few teachers use
(AfL) (Weeden, Winter, and Broadfoot, Assessment for Learning by building in
2002, p.13; dan Glasson, 2008, p.3). Selan- diagnostic processors – formative assessment
jutnya, asesmen formatif dapat digunakan and feedback at stages in the program – and
untuk memperbaiki: (1) proses pembelajar- giving students second chances to improve their
an oleh guru atau assessment for learning, dan marks (and, it is hoped, their learning).
(2) proses pembelajaran oleh siswa atau Systematic Assessment as Learning is almost
assessment as learning (WNCP, 2006, p.13). nonexistent.
Dengan demikian, asesmen dapat diguna-
kan: (1) untuk menentukan tingkat penca- Volante (2009, p.2) juga mengatakan,
paian hasil pembelajaran atau assessment of bahwa “Only a minority educators were using
learning, (2) untuk memperbaiki proses assessment for and as learning on a consistent basis
pembelajaran oleh guru atau assessment for within their classrooms and schools.”
learning, dan (3) untuk memperbaiki proses Fenomena tersebut juga terjadi pada
pembelajaran oleh siswa atau assessment as pembelajaran akuntansi di SMKN Sura-
learning (Earl, 2006, p. 6). karta. Hasil studi pendahuluan terhadap
Menurut Earl (2006: 7), asessment of sembilan guru akuntansi di SMKN Sura-
leaning adalah asesmen yang digunakan un- karta menunjukkan bahwa: (1) sebagian be-
tuk mengkonfirmasi apa yang siswa ketahui, sar guru memahami asesmen untuk meng-
untuk menunjukkan apakah telah meme- ukur hasil belajar, (2) hampir semua guru
nuhi standar dan/atau menunjukkan kedu- menggunakan tes untuk mengukur hasil
dukan siswa dengan siswa lain. Kemudian, belajar, (3) hampir semua guru tidak meng-
assessment for learning adalah asesmen yang gunakan hasil asesmen untuk perbaikan
rancang untuk memberikan informasi ke- proses pembelajaran guru dan siswa, (4)
pada guru untuk memodifikasi kegiatan hampir semua guru tidak melibatkan siswa
pembelajarannya, membedakan dan mema- dalam setiap tahapan proses asesmen, baik
hami cara siswa melakukan pendekatan dalam menentukan tujuan belajar dan kri-
belajar. Selanjutnya, assessment as learning ada- teria sukses, penentuan tugas pembelajaran,
lah bagian dari assessment for learning yang pemantauan hasil, dan umpan balik untuk
menekankan pada penggunaan asesmen se- perbaikan pembelajaran.
bagai proses mengembangkan dan mendu- Penggunaan asesmen yang tidak se-
kung metakognisi siswa, dalam pengertian imbang, tidak mampu memberikan infor-
masi yang dibutuhkan guru dan siswa untuk

190 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

memperbaiki proses pembelajaran (Stiggins del assessment for learning dan model assessment
& Chappuis, 2005, p.17; dan Black & as learning yang dapat digunakan guru dalam
Wiliam, 1998b, p.1). Akibatnya, guru dan pembelajaran di kelas.
siswa tidak dapat memperbaiki proses dan Dalam kaitannya dengan penggunaan
hasil pembelajaran. Untuk itu, perlu peng- assessment for learning, Mansyur (2009) telah
gunaan AfL dan AaL secara efektif dan mengembangkan model Assessment for Learn-
konsisten dalam pembelajaran di kelas. ing (model-AfL) pada pembelajaran mate-
Dalam kaitannya dengan penggunaan matika di SMP Negeri Makasar. Hasil pene-
assessment for learning dan assessment as learning litian menunjukkan, bahwa penerapan mo-
dalam pembelajaran di kelas, Black dan del-AfL dengan menggunakan asesmen diri
Wiliam (1998a) telah melakukan reviu lite- dapat meningkatkan pemahaman, perilaku,
ratur dan berkesimpulan, bahwa pengguna- dan kemampuan matematika siswa.
an assessment as dan for learning (asesmen Terdapat 3(tiga) acuan model untuk
formatif) yang dirancang dan dilaksanakan pengembangan asesmen yang efektif. Tiga
dengan baik dapat memperbaiki pembel- model asesmen tersebut dikemukakan oleh
ajaran, yaitu meningkatkan kompetensi sis- Leahy et. al, Haritage, dan McMillan &
wa, dengan effect sizes antara 0,4 sampai 0,7. Hearn, secara rinci disajikan pada Tabel 1.
Dengan demikian, perlu dikembangkan mo-

Tabel 1. Tiga Acuan Model Pengembangan Asesmen Efektif


Leahy et. al (2005) Haritage (2010) McMillan & Hearn (2008)
Model terdiri atas lima Model terdiri atas tujuh Model terdiri atas tiga komponen:
komponen: komponen: 1. Menentukan tujuan belajar dan
1. Menjelaskan dan berbagi tujuan 1. Menentukan tujuan belajar dan pembelajaran yang sesuai
belajar dan kriteria sukses. kriteria sukses 2. Pemantauan diri yang meliputi
2. Merancang diskusi kelas, 2. Mendapatkanbukti belajar kesadaran berfikir atau tindakan
pertanyaan, dan tugas belajar 3. Menginterpretasi bukti belajar yang harus dilakukan
yang efektif. 4. Mengidentifikasi kesenjangan 3. Penilaian diri yang meliputi
3. Memberikan umpan balik yang 5. Memberikan umpan balik kegiatan untuk mengetahui
menggerakkan siswa maju 6. Mengadaptasi dan merespon kemajuan pencapain tujuan
4. Mengaktifkan siswa sebagai kebutuhan belajar belajar
pemilik belajarnya sendiri 7. Menopang belajar baru dan
5. Mengaktifkan siswa sebagai menutup kesenjangan
sumber daya satu sama lain

Berdasarkan tiga model asesmen yang


ditawarkan tersebut, maka pengembangan Tujuan
model assessment as learning (model-AaL) ini
diarahkan kepada model asesmen yang me-
liputi lima komponen, yaitu: (1) tujuan, yang Umpan Tugas
meliputi tujuan pembelajaran, indikator dan balik terstruktur
kriteria keberhasilan; (2) tugas pembelajaran
terstruktur; (3) asesmen diri, (4) asesmen
teman sejawat; dan (5) umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran. Model asesmen
Asesmen
tersebut disajikan pada Gambar 1. Teman Asesmen
Diri
Pada model-AaL ini, guru bertugas Sejawat
membantu siswa: (1) memahami tujuan, (2)
mengerjakan tugas terstruktur, (2) melaku- Gambar 1. Model-AaL
kan asesmen diri, (3) melakukan asesmen
teman sejawat, dan (4) menemukan umpan Model-AaL dirancang untuk mem-
balik untuk perbaikan pembelajaran. bantu siswa menjadi pembelajar yang lebih
Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 191
Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

mandiri dengan cara melibatkan siswa dalam coba diperluas melibatkan 3 orang guru
asesmen diri dan asesmen teman sejawat se- akuntansi dan 119 orang siswa kelas X dari
cara terus-menerus untuk mendapatkan um- SMKN 1, SMKN 3, dan SMKN 6 Surakarta.
pan balik perbaikan pembelajaran (Arend &
Kilcher, 2010, p.135). Asesmen diri dan Instrumen Penelitian
asesmen teman sejawat sering dikombinasi- Penelitian menggunakan dua instru-
kan atau dipertimbangkan bersama, karena men, yaitu instrumen perlakuan dan instru-
asesmen teman sejawat dapat membantu men pengumpul data. Instrumen perlakuan
asesmen diri. Dengan mengases pekerjaan berkaitan dengan komponen model-AaL
teman sejawat, siswa memperoleh wawasan yang diujicobakan, yang meliputi: tujuan,
tentang kinerjanya sendiri (Bostock, 2010, tugas terstruktrur, asesmen diri, asesmen
p.1). Membantu siswa melakukan asesmen teman sejawat, pengamatan aktivitas siswa,
diri dan teman sejawat dapat mendorong dan umpan balik. Instrumen pengumpul
siswa untuk belajar sepanjang hayat tanpa data berkaitan dengan kegiatan penelitian,
harus tergantung pada asesmen guru. yang meliputi: wawancara penelitian pen-
Sesuai dengan permasalahan peneliti- dahuluan, kuisioner validasi model-AaL
an tersebut, maka yang menjadi tujuan oleh pakar dan praktisi, kuisioner keefektif-
penelitian adalah: (1) untuk mengetahui an model-AaL, pengamatan keterlaksanan
komponen-komponen yang harus ada pada model-AaL, dan tes kompetensi akuntansi
model-AaL untuk meningkatkan kompeten- siswa sebelum dan sesudah uji coba model-
si akuntansi siswa pada pembelajaran akun- AaL.
tansi di SMK, dan (2) mengetahui keefek-
tifan model-AaL dalam meningkatkan kom- Teknik Analisis Data
petensi akuntansi siswa pada pembelajaran
akuntansi di SMK. Teknik analisis data menggunakan
pendekatan kualitatif dengan teknik analisis
deskriptif dan pendekatan kuantitatif de-
Metode Penelitian ngan teknik repeated measures analysis dan
Penelitian ini menggunakan metode paired samples t-test.
penelitian dan pengembangan, dengan
mengadaptasi model R, D, & D dari Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hopkins & Clark (Havelock, 1969), yang
terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian dan Hasil penelitian dan pembahasan ter-
pengembangan. Tahap penelitian, meliputi: diri atas: (1) hasil validasi pakar dan praktisi
penelitian pendahuluan, studi hasil peneliti- (2) hasil uji coba terbatas, (3) hasil uji coba
an, analisis komponen model, penyusunan diperluas, dan (4) pembahasan hasil peneli-
prototype model awal, konsultasi prototype tian. Masing-masing sebagai berikut.
model awal dengan pakar, dan penyusunan
Hasil Validasi Pakar dan Praktisi
prototype model akhir. Tahap pengembangan,
meliputi: validasi model oleh pakar dan Sebelum diujicobakan, prototipe dan
praktisi, pelatihan guru tentang penggunaan perangkat model-AaL divalidasi oleh pakar
model, uji coba model terbatas dan diper- dan praktisi melalui focus group discussion
luas disertai evaluasi. (FGD). Hasil validasi 8 orang pakar (peng-
Penelitian dimulai dari bulan Juli sam- ukuran, teknologi pembelajaran, dan akun-
pai dengan Desember 2012 dengan objek tansi) dan 3 orang praktisi (guru akuntansi
penelitian di SMKN 1, SMKN 3, dan SMK) disajikan pada Tabel 2.
SMKN 6 Surakarta. Subjek penelitian ada- Tabel 2 menunjukkan bahwa proto-
lah guru akuntansi dan siswa kelas X kom- tipe model-AaL layak untuk diujicobakan
petensi keahlian akuntansi. Uji coba terbatas dengan skor rata-rata lebih besar dari 3.25
melibatkan 1 orang guru akuntansi dan 40 (amat baik) dan tingkat konsistensi () antar
orang siswa kelas X SMKN 1 Surakarta. Uji validator sama dengan atau lebih besar 0,70

192 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

(konsisten). Hal ini berarti, bahwa prototipe Tabel 3. Hasil Penilaian Keefektifan
model-AaL dapat diujicobakan. Model-AaL pada Uji coba Terbatas

Tabel 2. Hasil Validasi Pakar dan Praktisi Rata-rata


Aspek yang Hasil penilaian Rata-
Prototipe Model-AaL dinilai Ket.
Guru Siswa rata
No Materi Validasi Skor  Ket. *)
Validitas 3,22 3,94 3,58 Valid
1 Model dan panduan 3,64 0,88 Layak
Reliabilitas 3,22 3,94 3,58 Reliabel
Lembar pengamatan 3,68 0,83 Layak
2 Objektif 3,08 3,88 3,48 Objektif
keterlaksanaan model
Angket keefektifan model 3,76 0,83 Layak Sistematis 3,56 4,00 3,78 Sistematis
3 Praktis 3,08 3,79 3,44 Praktis
untuk guru
Angket keefektifan model 3,76 0,83 Layak Keseluruhan 3,22 3,91 3,57 Efektif
4
untuk siswa
5
Lembar pengamatan aktivitas 3,75 0,76 Layak Tabel 3 menunjukkan bahwa menurut
guru guru dan siswa, model-AaL tersebut efektif
6 Rencana pelaksanaan 3,64 0,88 Layak digunakan, dalam arti model-AaL memiliki
pembelajaran
instrumen yang valid, reliabel, dan objektif
7 Tujuan 3,75 0,70 Layak
dalam memberikan penilaian, serta prosedur
8 Contoh soal dan penyelesaian 3,68 0,91 Layak
yang sistematis dan praktis dalam pelak-
9 Soal tugas terstruktur 3,75 0,70 Layak
sanaan. Penilaian guru dan siswa memiliki
10 Rubrik pensekoran tugas 3,83 0,70 Layak
terstruktur tingkat konsistensi yang memadai, yaitu 
11 lembar asesmen diri 3,75 0,70 Layak sebesar 0,821 dan 0,842 ( > 0,70).
12 lembar asesmen teman sejawat 3,75 0,70 Layak
13 lembar asesmen guru 3,75 0,70 Layak Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model-AaL
14 Lembar pengamatan aktivitas 3,75 0,70 Layak Hasil pengamatan keterlaksanaan mo-
siswa del-AaL di kelas pada uji coba terbatas oleh
15 Lembar umpan balik 3,75 0,70 Layak 2 orang pengamat disajikan pada Tabel 4.
16 Soal-soal pre-dan post-test. 3,68 0,83 Layak
Keterangan: Tabel 4. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan
*) Layak digunakan bila Skor ≥ 3,25 dan  ≥ 0,70 Model-AaL
Hasil uji coba terbatas Rata-rata (%)
Pertemuan keterlaksanaan  Ketegori
Setelah prototipe model-AaL divali- model
dasi oleh pakar dan praktisi dan dinyatakan 1 82 0,88 Baik
layak untuk diujicobakan, kemudian diuji- 2 88 0,88 Baik
cobakan dalam lingkup terbatas, yaitu di 3 97 0,94 Sangat Baik
SMKN 1 Surakarta. Uji coba terbatas ter- 4 97 0,94 Sangat Baik
sebut ditujukan untuk mengetahui: (a) hasil Keseluruhan 91 0,93 Sangat Baik
penilaian keefektifan model-AaL, (b) hasil
pengamatan keterlaksanaan model-AaL, (c) Tabel 4 menunjukkan bahwa menurut
hasil pengamatan aktivitas guru, (d) hasil pengamat, model-AaL memiliki tingkat ke-
pengamatan aktivitas siswa, dan (e) hasil uji terlaksanaan secara keseluruhan mencapai
keefektifan model-AaL secara empiris. Ma- 91% (sangat baik). Keterlaksanan model-
sing-masing adalah berikut. AaL mengalami kenaikan dari pertemuan
pertama 82 % (baik) hingga pertemuan ke-
Hasil Penilaian Keefektifan Model-AaL empat 97% (sangat baik), dengan tingkat
Hasil penilaian keefektifan model- konsistensi pengamat memadai, yaitu  >
AaL pada uji coba terbatas oleh 3 orang 0,70. Hal ini berarti, guru dan siswa menjadi
guru dan 6 orang siswa disajikan pada Ta- semakin terampil menggunakan model-AaL.
bel 3.

Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 193


Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru mencapai 3,25 (baik). Aktivitas siswa meng-
alami peningkatan dari pertemuan pertama
Hasil pengamatan aktivitas guru da-
2,60 (baik) hingga pertemuan keempat 3,43
lam penerapan model-AaL di kelas pada uji
(sangat baik), dengan tingkat konsistensi
coba terbatas oleh 2 orang guru pengamat
disajikan pada Tabel 5. pengamat memadai, yaitu  > 0.70). Hal ini
berarti, siswa semakin aktif dalam melak-
Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru sanakan pembelajaran dengan model-AaL.
Rata-rata Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pertemuan
aktivitas guru  Kategori

1 2,44 0,75 Cukup Rata-rata


Pertemuan
aktivitas siswa  Kategori
2 2,94 0,81 Baik
1 2,60 0,73 Baik
3 3,19 0,88 Baik 2 3,30 0,82 Sangat Baik
4 3,47 0,94 Sangat Baik 3 3,38 0,84 Sangat Baik
Keseluruhan 3,01 0,85 Baik 4 3,43 0,96 Sangat Baik
Keseluruhan 3,25 0,84 Baik
Tabel 5 menunjukkan bahwa menurut
pengamat, aktivitas guru dalam penerapan Hasil Uji Keefektifan Model secara Empiris
model-AaL di kelas secara keseluruhan Untuk mengetahui keefektifan model-
mencapai 3,01 (baik). Aktivitas guru meng- AaL dalam meningkatkan kompetensi akun-
alami peningkatan dari pertemuan pertama tansi siswa pada uji coba terbatas dilakukan
2,44 (cukup) hingga pertemuan keempat uji keefektifan model secara empiris dengan
3,47 (sangat baik), dengan tingkat konsis- menggunakan Repeated Measures Analysis dan
tensi pengamat memadai, yaitu  > 0,70). Paired-Samples T Test. Hasil uji kefektifan
Hal ini berarti, guru semakin aktif dalam model tersebut adalah berikut.
melaksanakan pembelajaran dengan model-
AaL. Hasil Repeated Measures Analysis
Repeated Measures Analysis digunakan
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
untuk mengetahui keefektifan model-AaL
Hasil pengamatan aktivitas siswa da- dalam meningkatkan aktivitas siswa dan
lam penerapan model-AaL di kelas pada uji kompetensi akuntansi siswa pada setiap
coba terbatas oleh 2 orang guru pengamat pertemuan. Untuk melakukan analisis, perlu
disajikan pada Tabel 6. uji persyaratan sphericity yang dilakukan de-
Tabel 6 menunjukkan bahwa menurut ngan Mauchly’s Test of Sphericity. Rangkuman
pengamat, aktivitas siswa dalam penerapan hasil perhitungan Mauchly's Test of Sphericity
model-AaL di kelas secara keseluruhan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Perhitungan Mauchly’s Test of Sphericity


Epsilon
Mauchly’s Chi- Green-
Jenis pengamatan Df Sig Huynh Lower-
Test Square house-
-Feldt bound
Geisser
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Diri) 0,821 86,256 1 0,061 0,872 0,765 0,250
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Teman Sjwt) 0,984 98,231 1 0,061 0,863 0,585 0,250
Kompetensi akuntansi (Asesmen Guru) 0,661 128,42 1 0,091 0,871 0,763 0,250
Aktivitas Siswa 0,781 98,326 1 0,076 0,783 0,681 0,250

Tabel 7 menunjukkan bahwa data aktivitas siswa telah memenuhi persyaratan


kompetensi akuntansi (asesmen diri), (ases- sphericity, yaitu nilai p (Sig) > α (0,05). Hal ini
men teman sejawat), (asesmen guru), dan berarti, data siap untuk dianalisis.

194 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Setelah data memenuhi persyarat sphe- guru), dan aktivitas siswa masing-masing
ricity, kemudian dilakukan analisis Repeated adalah 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi
Measures. Rangkuman hasil perhitungan R-  = 0,05 yang dipilih. Hal ini berarti, ada
epeated Measures Analysis disajikan pada Tabel pengaruh positif dan signifikan penerapan
8. model-AaL terhadap peningkatan kompe-
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai p tensi akuntansi (asesmen diri), (asesmen te-
(Sig) untuk kompetensi akuntansi (asesmen man sejawat), (asesmen guru), dan aktivitas
diri), (asesmen teman sejawat), (asesmen siswa pada setiap pertemuan.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Perhitungan Repeated Measures Analysis


Hypo-
Effect Value F Error df Sig.
thesis df
Pillai's Trace 0,682 12,178a 3,000 17,000 0,000
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Diri)
Wilks' Lambda 0,318 12,178a 3,000 17,000 0,000
Pillai's Trace 0,682 12,178a 3,000 17,000 0,000
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Teman Sjwt)
Wilks' Lambda 0,318 12,178a 3,000 17,000 0,000
Pillai's Trace 0,924 48,451a 4,000 16,000 0,000
Kompetensi akuntansi (Asesmen Guru)
Wilks' Lambda 0,076 48,451a 4,000 16,000 0,000
Pillai's Trace 0,925 49,276a 4,000 16,000 0,000
Aktivitas Siswa
Wilks' Lambda 0,075 49,276a 4,000 16,000 0,000

Selanjutnya, untuk mengetahui adanya guru), dan aktivitas siswa masing-masing


pengaruh linier perlu diuji dengan tests of adalah 0,004, 0,003, 0,000, dan 0,000 lebih
within-subjects contrast yang hasilnya dirang- kecil dari nilai signifikansi  = 0,05 yang di-
kum pada Tabel 9. pilih. Hal ini berarti, ada pengaruh positif
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai p yang bersifat linier dari penerapan model-
(Sig) untuk kompetensi akuntansi (asesmen AaL terhadap kompetensi akuntansi dan
diri), (asesmen teman sejawat), (asesmen aktivitas siswa.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Perhitungan Tests Of Within-Subjects Contrast


Type III Sum Mean
Source Pertemuan Df F Sig.
of Squares Square
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Diri) Linear 10,61 1 10,61 9,75 0,004
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Teman Sejawat) Linear 12,427 1 12,427 18,976 0,003
Kompetensi Akuntansi (Asesmen Guru) Linear 176,92 1 176,92 99,556 0,000
Aktivitas Siswa Linear 18,27 1 18,27 100,01 0,000

Hasil Paired-Samples T Test nilai perbandingan statistic dan standard error


untuk skewness dan kurtosis. Rangkuman hasil
Analisis Paired-Samples T Test diguna-
perhitungan normalitas disajikan pada Tabel
kan untuk mengetahui adanya peningkatan
10.
kompetensi akuntansi siswa sebelum dan
sesudah penerapan model-AaL pada uji Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan
coba terbatas. Analisis dilakukan dengan Normalitas
membandingkan kompetensi akuntansi sis- Std. Statistic/
Statistic Kriteria Ket.
wa hasil pre- dan post-test. Error Std. Error
Untuk melakukan analisis Paired-Sam- Skewness -0,465 0,374 -1,24332 -2,00 < x < normal
2,00
ples T Test, perlu uji persyaratan normalitas Kurtosis 0,457 0,733 0,623465 -2,00 < x < normal
data pre-test dan post-test dengan menghitung 2,00

Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 195


Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai Setelah memenuhi persyaratan nor-


perbandingan statistic dengan standard error malitas, selanjutnya dilakukan analisis Paired-
untuk skewness dan kurtosis adalah -1.24332 Samples T Test. Rangkuman hasil perhitung-
dan 0,623465 yang berada pada kriteria - an disajikan pada Tabel 11.
2.00 < x < 2.00. Hal ini berarti data pre- dan
post-test normal.

Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Paired-Samples T Test pada Uji Coba Terbatas
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval Sig.
Std. Error t df
Mean Std. Dev. of the Difference (2-tailed)
Mean
Lower Upper
Pair 1 Nilai post-test -
Nilai pre-test pada 3,87750 0,23911 0,03781 3,80103 3,95397 102.562 39 0,000
uji terbatas

Tabel 11 menunjukkan terdapat beda efektif digunakan, dalam arti model-AaL


mean 3,87750 dengan nilai statistik t-hitung memiliki instrumen yang valid, reliabel, dan
sebesar 102,562 dan p (0,000) <  (0,05). objektif dalam memberikan penilaian, serta
Hal ini berarti, ada peningkatan yang sig- prosedur yang sistematis dan praktis dalam
nifikan antara kompetensi akuntansi siswa pelaksanaan. Penilaian guru dan siswa me-
sebelum dan sesudah uji coba model-AaL miliki tingkat konsistensi yang memadai,
terbatas. yaitu  sebesar 0,797 dan 0,729 ( > 0,70).
Berdasarkan hasil uji coba terbatas
dapat dinyatakan bahwa model-AaL efektif Tabel 12. Hasil Penilaian Keefektifan Model-
untuk meningkatkan kompetensi akuntansi AaL pada Uji coba Diperluas
siswa.
Aspek yang Hasil penilaian Rata-
Keterangan
Hasil uji coba diperluas dinilai Guru Siswa rata
Setelah dinyatakan efektif pada uji Validitas 3,63 3,69 3,66 Valid
coba terbatas, model-AaL diujicobakan Reliabilitas 3,67 3,80 3,74 Reliabel
pada lingkup lebih luas, yaitu: SMKN 1, Objektif 3,64 3,67 3,66 Objektif
SMKN 3, dan SMKN 6 Surakarta. Tujuan Sistematis 3,81 3,80 3,81 Sistematis
uji coba diperluas sama dengan tujuan uji
Praktis 3,69 3,75 3,72 Praktis
coba terbatas, yaitu untuk mengetahui: (a)
hasil penilaian keefektifan model-AaL, (b) Keseluruhan 3,69 3,74 3,72 Efektif
hasil pengamatan keterlaksanaan model-
AaL, (c) hasil pengamatan aktivitas guru, (d) Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model-AaL
hasil pengamatan aktivitas siswa, dan (e) Hasil pengamatan keterlaksanaan mo-
hasil uji keefektifan model-AaL secara del-AaL di kelas pada uji coba diperluas
empiris. Masing-masing adalah berikut. oleh 2 orang pengamat disajikan pada Tabel
13.
Hasil Penilaian Keefektifan Model-AaL Tabel 13 menunjukkan bahwa me-
Hasil penilaian keefektifan model- nurut pengamat, model-AaL memiliki ting-
AaL pada uji coba diperluas oleh 9 orang kat keterlaksanaan secara keseluruhan men-
guru dan 18 orang siswa disajikan pada capai 93% (sangat baik). Keterlaksanan mo-
Tabel 12. del-AaL mengalami kenaikan dari pertemu-
Tabel 12 menunjukkan bahwa me- an pertama 83 % (baik) hingga pertemuan
nurut guru dan siswa, model-AaL tersebut keempat 99% (sangat baik), dengan tingkat

196 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

konsistensi pengamat yang memadai, yaitu Hal ini berarti, guru semakin aktif dalam
 > 0,70). Hal ini berarti, guru dan siswa melaksanakan pembelajaran dengan model-
menjadi semakin terampil menggunakan AaL.
model-AaL.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 13. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Hasil pengamatan aktivitas siswa da-
Model-AaL lam penerapan model-AaL di kelas pada uji
Rata-rata (%) keterlaksanaan
coba diperluas oleh 2 orang guru pengamat
model-AaL di Kelas disajikan pada Tabel 15.
Perte- Rata- Kate-
muan SMKN 1 SMKN 3 SMKN 6 rata gori
Tabel 15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
%  %  % 
1 92 0,82 78 0,70 78 0,70 83 Baik Aktivitas Siswa
Sanga Perte- SMKN 1 SMKN 3 SMKN 6 Rata- Kate-
2 94 0,88 89 0,76 92 0,76 92 muan rata gori
t Baik
Rata-  Rata-  Rata- 
Sanga rata rata rata
3 97 0,94 94 0,82 97 0,76 96
t Baik
Sangat
Sanga 1 3,45 0,88 3,25 0,88 3,24 0,82 3,31
4 100 0,94 100 0,88 97 0,88 99 Baik
t Baik
Sangat
Rata- Sanga 2 3,46 0,88 3,45 0,88 3,48 0,82 3,46
96 0,90 90 0,79 91 0,78 93 Baik
rata t Baik
Sangat
3 3,50 0,94 3,51 0,94 3,51 0,94 3,51
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Baik
Sangat
Hasil pengamatan aktivitas guru da- 4 3,57 0,94 3,59 0,94 3,59 0,94 3,58
Baik
lam penerapan model-AaL di kelas pada uji
coba diperluas oleh 2 orang guru pengamat Rata- Sangat
3,50 0,91 3,45 0,91 3,46 0,88 3,47
rata Baik
disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tabel 15 menunjukkan bahwa menu-
rut pengamat, aktivitas siswa dalam pene-
Aktivitas Guru rapan model-AaL di kelas secara keseluruh-
Perte- SMKN 1 SMKN 3 SMKN 6 Rata- Kate- an mencapai 3,47 (sangat baik). Aktivitas
muan Rata- Rata- Rata- rata gori siswa mengalami peningkatan dari pertemu-
rata  rata  rata 
an pertama 3,31 (sangat baik) hingga per-
1 3,26 0,82 2,47 0,76 2,59 0,82 2,77 Baik temuan keempat 3,58 (sangat baik), dengan
2 3,47 0,88 2,74 0,82 3,03 0,82 3,08 Baik tingkat konsistensi pengamat memadai, yaitu
3
3,53 0,88 3,24 0,88 3,41 0,88 3,39
Sangat  > 0,70. Hal ini berarti, siswa semakin aktif
Baik dalam melaksanakan pembelajaran dengan
4
3,74 0,94 3,44 0,94 3,53 0,88 3,57
Sangat model-AaL.
Baik
Rata- Hasil Uji Efektivitas Model secara Empiris
3,50 0,88 2,97 0,85 3,14 0,85 3,20 Baik
rata
Hasil Repeated Measures Analysis
Tabel 14 menunjukkan bahwa menu- Repeated Measures Analysis digunakan
rut pengamat, aktivitas guru dalam pene- untuk mengetahui keefektifan model-AaL
rapan model-AaL di kelas secara keseluruh- dalam meningkatkan aktivitas siswa dan
an mencapai 3,20 (baik). Aktivitas guru kompetensi akuntansi siswa pada setiap per-
mengalami peningkatan dari pertemuan per- temuan. Untuk melakukan analisis, perlu uji
tama 2,77 (baik) hingga pertemuan keempat persyaratan sphericity yang dilakukan dengan
3,57 (sangat baik), dengan tingkat konsis- Mauchly's Test of Sphericity. Rangkuman hasil
tensi pengamat memadai, yaitu  > 0,70). perhitungan disajikan pada Tabel 16.

Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 197


Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Tabel 16. Rangkuman Hasil Perhitungan Mauchly's Test of Sphericity


Epsilon
Mauchly's Chi-
Jenis pengamatan Df Sig Greenhouse- Huynh- Lower-
Test Square
Geisser Feldt bound
Kompetensi Akuntansi
0,845 86,256 1 0,206 0,872 0,250
(Asesmen Diri)
Kompetensi Akuntansi
0,845 98,231 1 0,206 0,863 0,585 0,250
(Asesmen Teman Sejawat)
Kompetensi Akuntansi
0,561 108,42 1 0,149 0,871 0,763 0,250
(Asesmen Guru)
Aktivitas Siswa 0,981 98,326 1 0,105 0,783 0,681 0,250

Tabel 16 menunjukkan bahwa data Setelah data memenuhi persyarat sphe-


kompetensi akuntansi (asesmen diri), (ases- ricity, kemudian dilakukan analisis Repeated
men teman sejawat), (asesmen guru), dan Measures. Rangkuman hasil perhitungan Re-
aktivitas siswa telah memenuhi persyaratan peated Measures Analysis disajikan pada Tabel
sphericity, yaitu nilai p (Sig) > α (0.05). Hal ini 17.
berarti, data siap untuk dianalisis.

Tabel 17. Rangkuman Hasil Perhitungan Repeated Measures Analysis


Hypo-thesis Error df Sig.
Effect Value F
df

Kompetensi Akuntansi Pillai's Trace 0,682 12,178a 3,000 17,000 0,000


(Asesmen Diri) Wilks' Lambda 0,318 12,178a 3,000 17,000 0,000

Kompetensi Akuntansi Pillai's Trace 0,682 12,178a 3,000 17,000 0,000


(Asesmen Teman Sejawat) Wilks' Lambda 0,318 12,178a 3,000 17,000 0,000

Komp. Akt Pillai's Trace 0,924 48,451a 4,000 16,000 0,000


(AG) Wilks' Lambda 0,076 48,451a 4,000 16,000 0,000
Pillai's Trace 0,925 49,276a 4,000 16,000 0,000
Aktivitas Siswa
Wilks' Lambda 0,075 49,276a 4,000 16,000 0,000

Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai p within-subjects contrast yang hasilnya dirang-


(Sig) untuk kompetensi akuntansi (asesmen kum pada Tabel 18.
diri), (asesmen teman sejawat), (asesmen Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai p
guru), dan aktivitas siswa masing-masing (Sig) untuk kompetensi akuntansi (asesmen
adalah 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi diri), (asesmen teman sejawat), (asesmen
 = 0,05 yang dipilih. Hal ini berarti, ada guru), dan aktivitas siswa masing-masing
pengaruh positif dan signifikan penerapan adalah 0,004, 0,000, 0,000, dan 0,000 lebih
model-AaL terhadap peningkatan kompe- kecil dari nilai signifikansi  = 0,05 yang
tensi akuntansi (asesmen diri), (asesmen te- dipilih. Hal ini berarti, ada pengaruh positif
man sejawat), (asesmen guru), dan aktivitas yang bersifat linier dari penerapan model-
siswa pada setiap pertemuan. AaL terhadap kompetensi akuntansi dan
Selanjutnya, untuk mengetahui adanya aktivitas siswa.
pengaruh linier perlu diuji dengan tests of

198 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Tabel 18. Rangkuman Hasil Perhitungan Tests Of Within-Subjects Contrast


Type III Sum of Mean
Source Pertemuan Df F Sig.
Squares Square
Kompetensi Akuntansi
Linear 1,361 1 1,361 10,715 0,004
(Asesmen Diri)
Kompetensi Akuntansi
Linear 19,215 1 19,215 98,402 0,000
(Asesmen Teman Sejawat)
Kompetensi Akuntansi
Linear 5076,692 1 5076,692 199,556 0,000
(Asesmen Guru)
Aktivitas Siswa Linear 20,327 1 20,327 103,501 0,000

Hasil Paired-Samples T Test Tabel 19. Rangkuman Hasil Perhitungan


Analisis Paired-Samples T Test diguna- Normalitas
kan untuk mengetahui adanya peningkatan Std. Statistic/ Kete-
kompetensi akuntansi siswa sebelum dan Statistic Kriteria
Error Std. Error rangan
sesudah penerapan model-AaL pada uji Skewness -0,339 0,222 -1,52703 -2,00 < x normal
coba diperluas. Analisis dilakukan dengan < 2,00
Kurtosis -0,201 0,440 -0,45682 -2,00 < x normal
membandingkan kompetensi akuntansi sis- < 2,00
wa dari hasil pre- dan post-test.
Setelah memenuhi persyaratan nor-
Untuk melakukan analisis Paired-Sam- malitas, selanjutnya dilakukan analisis Paired-
ples T Test, perlu uji persyaratan normalitas Samples T Test. Rangkuman hasil perhitung-
data pre-test dan post-test dengan menghitung an disajikan pada Tabel 20.
nilai perbandingan statistic dan standard error Tabel 20 menunjukkan terdapat beda
untuk skewness dan kurtosis. Rangkuman hasil mean 3.95210 dengan nilai statistik t-hitung
perhitungan normalitas disajikan pada tabel sebesar 678,102 dan p (0,000) <  (0,05).
19. Hal ini berarti, ada peningkatan yang signi-
Tabel 19 menunjukkan bahwa nilai fikan antara kompetensi akuntansi siswa
perbandingan statistic dengan standard error sebelum dan sesudah uji coba model-AaL
untuk skewness dan kurtosis adalah -1.52703 diperluas.
dan -0.45682 yang berada pada kriteria -2.00 Berdasarkan hasil uji coba diperluas
< x < 2.00. Hal ini berarti data pre- dan post- dapat dinyatakan bahwa model-AaL efektif
test normal. meningkatkan kompetensi akuntansi siswa.

Tabel 20. Rangkuman Hasil Perhitungan Paired-Samples T Test pada Uji Coba Diperluas
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval Sig.
Std. Error t df
Mean Std. Dev. of the Difference (2-tailed)
Mean
Lower Upper
Pair 1 Nilai post-test - Nilai
pre-test pada uji 3,95210 0,06358 0,00583 3,94056 3,96364 678,102 118 0,000
diperluas

Pembahasan Hasil Penelitian del-AaL dan instrumen yang mendukung


model-AaL layak untuk diujicobakan. Enam
Hasil validasi pakar dan praktisi ten-
komponnen model-AaL tersebut adalah: (1)
tang prototype model-AaL melalui FGD
tujuan, (2) tugas terstruktur, (3) asesmen diri,
menunjukkan, bahwa enam komponen mo-

Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 199


Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

(4) asesmen teman sejawat, (5) pengamatan Enam komponen tersebut saling berinterak-
aktivitas siswa, dan (6) umpan balik perbaik- si dalam proses pembelajaran untuk me-
an pembelajaran. ningkatkan proses dan hasil pembelajaran
Hasil uji coba model-AaL, baik secara akuntansi di SMK.
terbatas di SMKN 1 Surakarta maupun di- Model-AaL efektif dapat meningkat-
perluas di SMKN 1, 3, dan 6 Surakarta me- kan kompetensi akuntansi siswa pada pem-
nunjukkan, bahwa model-AaL efektif me- belajaran akuntansi di SMK. Hal ini terbukti
ningkatkan kompetensi akuntansi siswa. dari hasil analisis data repeated measures
Hasil penelitian baik dalam uji coba terbatas analysis dan paired samples t-test yang menun-
maupun diperluas tersebut adalah logis, jukkan ada pengaruh positif yang signifikan
karena model-AaL membantu siswa: (1) penerapan model-AaL terhadap peningkat-
memahami tujuan pembelajaran, (2) mema- an kompetensi akuntansi siswa pada uji coba
hami dan mengerjakan tugas terstruktur, (3) terbatas dan diperluas, dengan p(0000) < α
melakukan asesmen diri, (4) melakukan (0,05).
asesmen teman sejawat, dan (5) menemukan
umpan balik untuk perbaikan pembelajar- Saran
annya. Selain itu, hasil penelitian ini juga Dianjurkan kepada peneliti berikutnya
mendukung hasil penelitian Black dan untuk mempertimbangkan penggunaan stra-
Wiliam (1998a) yang menyatakan, bahwa tegi asesmen diri dengan teknik lain selain
penggunaan assessment as dan for learning modeling using exemplar yang sudah digunakan.
(asesmen formatif) yang dirancang dan di- Teknik tersebut adalah: questioning skills, self-
laksanakan dengan baik dapat meningkat- assessment tools - graphic organizer, reflection as a
kan kompetensi siswa, dengan effect sizes an- process for closing the learning gap, response
tara 0,4 sampai 0,7. Hasil penelitian ini juga partners, dan digital portfolio.
sejalan dengan hasil penelitian pengembang- Dianjurkan kepada guru akuntansi di
an oleh Mansyur (2009) yang menyatakan SMKN Surakarta pada khususnya dan guru
penerapan model Assessment for Learning akuntansi pada umumnya untuk memper-
(model-AfL) menggunakan asesmen diri timbangkan penggunaaan model-AaL pada
pada pembelajaran matematika di SMP da- pembelajaran akuntansi di kelas.
pat meningkatkan kemampuan matematika Dianjurkan kepada pengguna untuk
siswa. mengikuti sintaks yang tersedia, yang terdiri
atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
Simpulan dan Saran pelaksanaan, dan tahap pelaporan.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil simpulan dan Daftar Pustaka
saran sebagai berikut. Arends, R.I., & Kilcher, A. (2010). Teaching
for student learning becoming an accom-
Simpulan plished teacher. Madison Avenue, New
Ada enam komponen yang harus ada York: Routledge.
pada model-AaL untuk meningkatkan kom- Black, P. & Wiliam, D. (1998a). Assessment
petensi akuntansi siswa pada pembelajaran and classroom learning. Assessment in
akuntansi di SMK. Enam komponen terse- education. 5(1), 7-74.
but, yaitu: tujuan, tugas terstruktur, asesmen
diri, asesmen teman sejawat, pengamatan Black, P. & Wiliam, D. (1998b). Inside the
aktivitas siswa, dan umpan balik. Tujuan black box: Raising standards through
meliputi tujuan pembelajaran, indikator, dan Classroom Assessment. Phi Delta Kap-
kriteria keberhasilan. Tugas terstruktur ter- pa, October, 1998. Diambil pada
diri atas contoh soal dan penyelesaian, soal- tanggal 25 Maret 2012, dari
soal tugas terstruktur, dan rubrik asesmen.

200 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

http://academic.sun. ac.za/ Leahy, S., Lyon, C., Thompson, M., et al.


mathed/174/ formassess. Pdf. (2005). Classroom assessment: Minu-
te-by-minute and day-by-day. Educa-
Bostock, S. (2010). Student peer assessment.
tional Leadership, 63(3), 19–24.
Diambil pada tanggal 10 Januari 2012,
dari Mansyur. (2009). Pengembangan model assess-
http://www.keele.ac.uk/depts/aa/ ment for learning pada pembelajaran mate-
landt/lt/docs/bostock_peer_assessm matika di SMP. Disertasi doktor, tidak
ent. diterbitkan, Universitas Negeri Yog-
yakarta, Yogyakarta.
Earl, L. (2003). Assessment as learning: Using
classroom assessment to maximise student McMillan, J. H., & Hearn, J. (2008). Student
learning. Thousand Oaks, CA, Corwin self-assessment: The key to stronger
Press. student motivation and higher
achievement. Educational Horizons 87
Earl, L. (2006). Assessment - a powerful lever for
(1): 40–49.
learning. Brock Education. 16(1), 2006.
Stiggins, R. & Chappuis, S. (2005). Putting
Glasson, T. (2008). Improving student
testing in perspective: it’s for learning.
achieve-ment through assessment for
Diambil pada tanggal 25 Januari 2011,
learning. Curriculum & leadership
dari http://www.assessmentinst.
journal. Volu-me 6 Issue 31. Diambil
com/wpcontent/uploads/2009/05/p
pada tanggal 15 Pebruari 2012, dari
l10-05 chappuis. pdf
http://cmslive.
curriculum.edu.au/leader/vol6_no31, Volante, L. (2009). Assessment of, for, and as
25022. html?issueID=11603. learning whithin schools: Implications for
transforming classroom practice. Diambil
Harlen, W. (2007). Assessment of learning.
pada tanggal 21 Maret 2010, dari
London: A Sage Publications Ltd.
http://
Havelock, R.G. (1969). Planning for inno- www.icsei2009.org.presentations/Vol
vation: A comparative study of the literature ante /Volante.pdf.
on the dissemination and utilization of scien-
Weeden, P., Winter, J., & Broadfoot, P.
tific knowledge. CRUSK ISR University
(2002). Assessment: What’s in it for
of Michigan. Michigan: Ann Abror.
schools? London: Routledge Falmer.
Heritage, M. (2007). Formative Assessment:
WNCP. (2006). Rethinking classroom assess-
What Do Teachers Need to Know
ment with purpose in mind: Assessment for
and Do? Phi Delta Kappa 89(02), 140-
learning, assessment as learning, assessment
145. Diambil pada tanggal 10 Januari
of learning. manitoba Education, Citi-
2012, dari
http://www.pdkmembers.org/ zenship in Publication Data.
members_online/publications/Archi
ve/pdf/k0710her.pdf.

Pengembangan Model Assessment as Learning Pembelajaran ... − 201


Sudiyanto, Badrun Kartowagiran, Muhyadi

Anda mungkin juga menyukai