Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sutiyono

NIM : 6101022300

Kelas : PJKR D

Aksi Nyata

A. Pengertian Asesmen
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan
dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya.
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang
dicapai serta strategi tindak lanjutnya. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Jenis asesmen
sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as
Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen
pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning). Selama ini pelaksanaan asesmen
cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan
hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran. Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus
pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif
untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan

B. Fungsi Asesmen
Sehingga juga mempertimbangkan Fungsi Asesmen atau penilaian mempunyai
peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar dan mengajar terhdap peserta didik.
Sebab Asesmen mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif, berikut
penjelasannya.
1. Fungsi Formatif.
Fungsi formatif merupakan assessment yang digunakan dalam memberikan umpan balik
atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar pada saat memperbaiki serta
membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial bagi para peserta didik.
2. Fungsi Sumatif.
Fungsi Sumatif merupakan fungsi yang berguna dalam penentuan nilai belajar siswa dalam
satu mata pelajaran tertentu, sehingga selanjutnya dapat dijadikan bahan memberikan
laporan, untuk menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya peserta
didik.
C. Tujuan Asesmen
Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose) adalah “keeping
track, checking-up, finding-out, and summing-up”.

Keeping Track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru
harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai
jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan
belajar peserta didik.
Checking-Up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi
yang belum dikuasai.
Finding-Out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan
atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan
cepat mencari alternatif solusinya.
Summing-Up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.
D. Jenis Asesmen
atau jenis-jenis Asesmen antara lain tes tertulis yang disajikan terhadap siswa untuk
menjawabnya yaitu:
1. Performance Assessment
Performance assessment marupakan salah satu jenis assessment yang menyuruh para
peserta didik agar dapat melakukan demonstasi bersamaan mengaplikasikan pengetahuan
diberbagai situasi yang dikehendaki.
2. Penilaian Portofolio dan Penilaian Proyek
Penilaian proyek ini merupakan suatu tugas dalam bentuk investigasi yang diawali dengan
pengumpulan selanjutnya pengorganisasian dan evaluasi hingga dengan penyajian data.
3. Product Assessment dan Self Assessment
Product Assessment merupakan suatu proses penilaian keterampilan dengan cara membuat
suatu produk tertentu. Self Assessment dilaksanakan sendiri oleh peserta didik maupun
guru yang bersangkutan dalam kepentingan pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di
tingkat kelas, terakhir, jenis assessment juga bisa dalam bentuk penilaian sikap dan
penilaian dengan basis kelas.
E. Tantangan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ)
Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan SDM, keterbatasan sarana prasarana seperti
laptop atau HP yang dimiliki orangtua peserta didik, kesulitan akses internet, kondisi listrik
yang tidak stabil, dan keterbatasan kuota internet yang bisa disediakan oleh orangtua.
Menteri pendidikan pada kegiatan Webinar Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa
Pandemi Covid-19, yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom dan disiarkan langsung
dari kanal YouTube Kemendikbud RI menyatakan terdapat beberpa kendala yang dihadapi
guru, orangtua, dan peserta didik selama PJJ setidaknya meliputi:
 Guru mengalami hambatan dalam PJJ dan cenderung fokus kepada penuntasan
kurikulum.
 Waktu pembelajaran menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi
beban jam mengajarnya.
 Guru mengalami kesulitan komunikasi dengan orangtua sebagai pembimbing
peserta didik di rumah.
 Belum semua orangtua bersedia dan mampu mendampingi anak belajar di rumah
karena ada tanggung jawab yang lain seperti urusan kerja, urusan rumah, dan
sebagainya.
 Orangtua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak
saat mendampingi belajar di rumah.
 Peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar dari rumah dan
mengeluhkan banyaknya penugasan soal dari guru.
 Meningkatnya rasa stress dan jenuh akibat isolasi di rumah secara berkelanjutan
berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak, akses ke sumber belajar
baik disebabkan karena masalah jangkauan listrik atau internet, maupun dana untuk
aksesnya.
 Karena bersifat daring pada pelaksanaan tes guru kesulitan dalam penggawasan
pada saat ujian yang mengakibatkan perbuatan mencontek terkadang sulit dicegah.
 Dalam pelaksanaan asesmen lebih banyak menggunakan tes online, kuis, tugas.
F. Penerapan Dalam Pembelajaran Berkaitan dengan Asesmen
Asesmen tidak selalu identik dengan tes di akhir pembelajaran setelah materi ajar
selesai disampaikan. Asesmen justru dirancang dan dilaksanakan dengan menentukan
teknik serta waktu pelaksanaannya agar lebih efektif dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Sedangkan rancangan asesmen harus menganut asas adil, valid, proporsional, dapat
dipercaya dalam kaitannya untuk menjelaskan kemajuan pelaksanaan pembelajaran serta
menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil. Dalam penyusunan laporan hasil
asesmen kemajuan belajar siswa dibuat secara informatif dan sederhana sekaligus memiliki
manfaat dalam menyampaikan karakter serta kompetensi yang telah dicapai yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi oleh pihak terkait baik guru, siswa, tenaga
kependidikan serta orangtua dalam peningkatan mutu pembelajaran.
Asesmen menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam pembelajaran, tidak
terkecuali dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Asesmen berfungsi untuk mengetahui
kebutuhan belajar serta perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Namun
sayangnya pelaksanaan asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran karena belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan.
Berdasarkan fungsinya asesmen terdiri dari tiga jenis yaitu asesmen sebagai proses
pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment
for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Ketiganya dapat dilaksanakan baik dengan metode asesmen sumatif maupun formatif.
Oleh sebab itu, agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan yang hendak
dicapai, pendidik diharapkan memperhatikan karakteristik dan fungsi dari assessment as
learning, assessment for learning, assessment of learning.
Sehingga dengan menggunakan 3 fungsi diatas dapat menjadikan bahan
pertimbangan berkaiatan dengan proses pembelajaran berjalan dengan baik atau tidak serta
dapat memantau kemampuan peserta didik berkembang dalam pembelajaran berlangsung,
kemudian bisa dijadikan bahan untuk refleksi bukan hanya untuk murid saja namun juga
untuk guru berkaiatan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini.
Pada konsep pembelajaran paradigma baru yang diusung Kurikulum Merdeka, pendidik
diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan
hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai