Anda di halaman 1dari 9

Tujuan refleksi :

Mengetahui minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya.


Mengukur penerapan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran pada tingkat keberhasilan yang
di capai guru.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi apa yang telah di lakukan guru dalam menyampaikan materi dan
menguasai kelas
Mengetahui kebutuhan dan keinginan siswa agar guru dapat memperbaiki desain pembelajaran untuk
pembelajaran selanjutnya.
Memahami respon siswa dalam pembelajaran dan penyampaian materi.
Sehingga guru dapat memahami kelemahan atau kekurangan suatu pelajaran sehingga lebih baik bagi
guru dan siswa.
Memahami ketepatan model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang telah dilaksanakan
sehingga dapat terus dievaluasi.
Guru dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih efektif dalam pembelajaran di masa yang akan
datang.

Prinsip Refleksi :
1. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; 2
Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan sangat kritis; 3 Penilaian dilaksanakan sejak awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran; 4 Hasil penilaian oleh peserta didik dijadikan masukan oleh
pendidik untuk perbaikan pembelajaran.

Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara murid, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Prinsip pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid
yang beragam. Dengan demikian, pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas murid menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Guru senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan murid untuk terus
belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter murid secara holistik.
Guru merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi
murid.
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya
murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
Guru merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur,
terpadu, dan produktif antara guru dan murid, sesama murid, serta antara murid dan materi belajar.
Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Guru memotivasi murid untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka, sehingga mereka
perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.

Prinsip Asesmen
 Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
 Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang tua/wali
agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Guru merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan
umpan balik agar murid menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.
 Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
Guru menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
 Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan sebagai
dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya.
Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga mereka memahami
ekspektasi yang perlu dicapai.
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
Guru memberikan umpan balik secara berkala kepada murid dan mendiskusikan tindak lanjutnya
bersama-sama, serta melibatkan orang tua.
 Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Pelaksanaan Asesmen Formatif


Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

 Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang kemudian ditindaklanjuti untuk memberi
perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses pembelajaran.
 Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk, proyek,
portofolio), maupun tes.
 Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi.
 Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist
untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan 4 hal di atas, Pendidik dan satuan pendidikan memahami bahwa hasil asesmen harus
ditindaklanjuti agar dapat mengetahui kebutuhan peserta didik.

Bentuk tindak lanjut hasil asesmen formatif adalah

 Memberikan Umpan Balik


 Melakukan intervensi.
 Pendidik diberi kebebasan untuk memilih teknik asesmen dan instrumen yang sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan Asesmen Sumatif
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

 Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam
tujuan pembelajaran dan pada akhir semester
 Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk, proyek,
portofolio), maupun tes.
 Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi
kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Asesmen sumatif memiliki tujuan untuk mengukur kompetensi yang ditetapkan dan dilaksanakan di
akhir semester

Program Remedial

Program Remedial ialah kegiatan memberikan tindak lanjut kepada siswa yang belum mencapai KKM
KD/Muatan Pelajaran. Program ini bertujuan memfasilitasi siswa dalam mancapai hasil belajar yang
lebih optimal.

Metode dalam program remedial bervariasi menyesuaikan dengan permasalahan pembelajaran yang
dialami peserta didik. dalam tahapan remedial setelah siswa mengikuti program remedial guru
memberikan penilaian kembali untuk mengetahu ketercapaian kompetensi dasar (KD)
Pelaksanaa Program Remedial

Pelaksanaa program remedial dilakukan dengan cara: 

 Bimbingan Perorangan
 Bimbingan Kelompok
 Pembelajaran Ulang (dengan metode dan media yang berbeda jika seluruh siswa mengalami
kesulitan
 Pemberian Tugas-Tugas Latihan Khusu (Memanfaatkan tutor sebaya secara individu /kelompok)

Langkah-Langkah Program Remedial

1. Mengidentifikasi Permasalahan
2. Menyusun Perencanaan berdasarkan permasalahan
3. Melaksanakan Remedial
4. Melaksanakan Penilaian
5. Menetapkan Nilai Akhir

Tehnik Penetapan Nilai Akhir Remedial

1. Mengunakan Nilai Batas KKM, penilaian ini dianggap tidak adil oleh beberapa siswa jika
siswa tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan. maka untuk menagulangi hal
tersebut maka guru dan siswa harus menyepakati dari awal mekanisme penilain
2. Mengunakan Nilai Rerata Nilai awal Dengan Nilai tes Remedial, penilaian ini
memiliki kelemahan jika siswa memiliki nilai awal yang sangat kecil dan setelah remedial
memperoleh nilai sangat tinggi. tentu bagi siswa tersebut akan merasa dirugikan. Maka Guru
Bisa memberikan Pembobotan
3. Menggunakan Nialai Capaian Akhir Setelah Remedial, penilaian ini juga dapat memberikan
rasa kencemburuan bagi siswa yang tidak mengikuti remedial apabila nilai siswa lebih rendah
dari siswa yang mengikuti remidi maka guru dapat melaksanakan pengayaan kepada seluruh
siswa dan mengunan nilai pengayaan 

Program Pengayaan
ialah pembelajaran yang diberikan bagi siswa yang telah melampaoi KKM KD. bentuk pelaksanaan
pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui . Belajar kelompok. dan berlajar mandiri

Pendekatan Penentuan KKTP


Guru memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Ada 3
pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, yaitu:

 Menggunakan deskripsi
 Menggunakan rubrik
 Menggunakan skala atau interval nilai

Jenis-Jenis Penilaian Pembelajaran


 Penilaian formatif
 Penilaian sumatif
 Penilain penempatan (placement)
 Penilaian Diagnosti
Pembelajaran Berdiferensiasi : Pengertian, Strategi dan Implementasi
Pembelajaran Berdiferensiasi  adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran dikelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru
harus mengajar 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (Common Sense) yang dibuat
oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid yang terkait dengan  tujuan pembelajaran,
tanggapan/respon guru terhadap kebutuhan belajar murid, lingkungan belajar yang mengundang murid
untuk belajar, manajemen kelas yang efektif serta penilaian berkelanjutan.
Kebutuhan belajar murid dikategorikan dalam 3 aspek yaitu kesiapan belajar, minat murid dan profil
belajar murid.
1. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Kesiapan belajar
murid berisi informasi tentang apakah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki murid  saat
ini sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Informasi ini
digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar murid yang bertujuan
untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran.
2. Minat murid merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suati
situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.  Minat adalah
salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Itulah sebabnya pembelajaran berbasis minat ini  tidak hanya dapat menarik dan memperluas
minat murid yang sudah ada, akan tetapi juga dapat membantu murid dalam menemukan minat
baru.
3. Profil belajar murid mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik
belajar. Dengan mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar
murid, maka murid mendapatkan kesempatan untuk belajar secara natural dan efisien. Ada
beberapa faktor terkait profil belajar murid yaitu preferensi terhadap lingkungan belajar,
pengaruh budaya, preferensi gaya belajar (auditori/visual/kinestetik) serta preferensi berdasrakan
kecerdasan majemuk.
Pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan
memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh setiap individu.

Ada 3 strategi dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensiasi konten, diferensiasi
proses dan diferensiasi produk.

Diferensiasi konten terkait dengan apa yang diajarkan kepada murid dengan mempertimbangkan
pemetaan kebutuhan murid.
Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid memaknai atau memahami apa informasi atau
materi yang dipelajari melalui cara kegiatan berjenjang (murid bekerja membangun pemahaman yang
sama tetapi dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda), menyediakan pertanyaan
pemandu melalui sudut-sudut minat, membuat agenda individual untuk murid, memfasilitasi lama
waktu untuk penyelesaian tugas murid, mengembangkan kegiatan yang mengakomodasi gaya belajar
visual,auditori dan kinestetik serta menggunakan pengelompokan sesuai kesiapan, kemampuan dan
minat murid.
Diferensiasi produk  mencerminkan pemahaman murid terkait tujuan pembelajaran yang diharapkan
melalui hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang ditunjukkan kepada guru dalam wujud karangan, tukisan,
presentasi, rekaman, video, diagram, dan sebagainya.
Diferensiasi produk meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid
pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, maka guru harus menciptakan lingkungan  yang
dibangun dengan komunitas belajar (Learning Community) yaitu komunitas yang semua anggotanya
adalah pembelajar.
Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran diferensiasi adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut.
2. Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai.
3. Murid akan merasa aman secara fisik dan psikis.
4. Ada harapan bagi pertumbuhan (membantu setiap murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai
kemampuannya).
5. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan 
6. Ada keadilan dalam bentuk nyata (memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia
butuhkan untuk tumbuh dan sukses).
7. Guru dan murid berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memegang peranan yang sangat penting.
Guru diharapkan memiliki pemahaman yang terus berkembang secara terus menerus tentang kemajuan
akademik murid-murid agar dapat merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut.
Melalui penilaian, guru mengetahu dimana posisi murid saat akan belajar dan mengaitkannya dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan, Penilaian berfungsi sebagai sebuah kompas yang mengarahkan
dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi.
Tomlison & Moon (2013) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengunpulkan, mensintesis, dan
menafsirkan informasi dikelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Hal ini mencakup
berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar
mengajar, membangun komunitas kelas yang efektif.
Di dalam kelas , ada 3 perspektif penilaian yakni : 
1. Assesment for learning – Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran/ penilaian
berkelanjutan (on-going assessment). Berfungsi sebagai penilaian formatif. 
2. Assesment of Learning – Penilaian setelah proses pembelajaran /Penilaian sumatif 
3. Assessment as Learning – Penilaian sebagai proses belajar dan meibatkan murid secara aktif
dalam kegiatan penilaian tersebut. Berfungsi sebagai penilaian formatif.
Penilaian formatif memegang peranan yang  sangat penting dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi
karena bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten,
sehingga akan membantu guru untuk memantau pengertahuan, pemahaman, dan keterampilan murid
yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari.
Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar
murid, sehingga melalui proses inilah guru dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses
pengajaran dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan  kesuksesan murid dalam
materi atau topic tersebut.

Karakteristik dan Tujuan PAI


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi
(1) Al-Qur’an-Hadis,
(2) Akidah,
(3) Akhlak,
(4) Fikih, dan
(5) Sejarah Peradaban Islam.

Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada
(1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah),
(2) sikap memperkenankan (al-samḥah),
(3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan
(4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn).

Tujuan Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


1. memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu
menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
2. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip
agama Islam terkait akhlak mulia, akidah
yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan
perkembangan sejarah peradaban Islam, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta,
diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
4. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat
sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;
5. membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa
tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam
mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
6. membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian
dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama
(ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waṫaniyyah)
dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.

Surat At-Taubah ayat 103


Surat At-Taubah merupakan surat ke-9 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari 129 ayat dan tergolong
surat Madaniyyah karena diturunkan di Madinah setelah Rasulullah hijrah. Ayat 103 Surat At-Taubah
ini menjelaskan tentang perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk mengambil zakat dari harta
mereka guna membersihkan dan menyucikan diri melalui zakat tersebut. Menurutnya, perintah ini juga
ditujukan kepada orang-orang yang mengakui perbuatan dosa mereka yang mencampurkan amal baik
dan amal buruknya.
Berikut lafadz arab, latin dan kandungan surat At-Taubah ayat 103 :

Khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli 'alaihim, inna ṣalātaka
sakanul lahum, wallāhu samī'un 'alīm

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kandungan surat At-Taubah ayat 103 yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya
dan orang yang menjadi penggantinya, seperti imam kaum muslimin untuk memungut zakat dari kaum
mukmin demi membersihkan mereka dan menyempurnakan imannya. Maksudnya zakat itu
membersihkan mereka dari dosa dan akhlak tercela, dari kekikiran, dan dari cinta yang berlebihan
kepada harta benda. Zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan mengembangkan
harta mereka. Yakni untuk kaum mukmin secara umum, dan kususnya kepada mereka yang
menyerahkan zakat. Dalam ayat ini terdapat anjuran mendoakan mereka yang membayar zakat, baik
oleh imam atau wakilnya, dan sebaiknya diperdengarkan agar hati orang yang menyerahkan zakat
merasa tenteram. Ayat ini juga menunjukkan, bahwa dianjurkan menyampaikan kegembiraan di hati
orang mukmin dan mendoakannya untuk menenangkan hatinya.

7 Hadits tentang Kasih Sayang

1. Hadits Pertama
Artinya: "Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi." (HR Al-Bukhari No.
328, dalam Kitab Al-Tayamum).
2. Hadits Kedua
Artinya: "Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang
ada di langit" (HR At-Tirmidzi no. 1924).
3. Hadits Ketiga
Artinya: Dari Anas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan
sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.'" (HR Baihaqi).
4. Hadits Keempat
Artinya: "Tidaklah kasih sayang itu dicabut kecuali dari orang yang sengsara." (HR Abu Dawud No.
4942).
5. Hadits Kelima
Artinya: "Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan
kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh
tubuhnya terjaga dan merasakan demam." (HR Muslim No. 2586).
6. Hadits Keenam
Artinya: "Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh,
maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih
dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat
disembelih." (HR Muslim).
7. Hadits Ketujuh
"Ada seorang wanita masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi
makan, serta tidak membiarkannya makan rerumputan yang tumbuh di bumi." (HR Al-Bukhari).

JENIS-JENIS ARTIKEL, CIRI-CIRI, TUJUAN, MANFAAT, DAN CARA MEMBUATNYA


Artikel adalah jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, hingga kritik terhadap suatu
persoalan yang sedang berkembang di masyarakat. Artikel merupakan satu di antara jenis karangan
yang bersifat non-fiksi dan bebas. Selain berisi pemaparan masalah, dalam artikel biasanya terdapat
solusi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring,  artikel merupakan suatu karya tulis
yang ditulis secara lengkap. Secara umum, tujuan pembuatan artikel ialah untuk memengaruhi,
mendidik, memberitahu, meyakinkan, serta menghibur pembacanya. Artikel biasanya dipublikasikan di
suatu media, seperti buletin, majalah, koran maupun website.
Ada beberapa jenis artikel yang sering dipublikasikan. Masing-masing jenis artikel tersebut mempunyai
karakteristik tersendiri.

Ciri-Ciri Artikel
- Tulisannya singkat, padat, jelas, dan pembahasannya lengkap serta tuntas.
- Sumbernya berasal dari fakta yang ada.
- Isi yang disampaikan sesuai fakta yang didapat dari narasumber dan bukan dari pemikiran penulis.
- Isinya bisa berupa pemaparan biografi tokoh, kisah-kisah perjalanan, argumentasi, peristiwa, atau hal
fakta
- Gagasan atau topiknya harus menyesuaikan dengan kebutuhan pembaca atau masyarakat umum.

Tujuan Penulisan Artikel


1. Tujuan Kreatif
Artikel yang dibuat digunakan untuk menyalurkan sebuah ide dan gagasan.
2. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis dijadikan sebagai wadah penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri
penulis terhadap para pembaca.
3. Tujuan Pemecahan masalah
Artikel yang dibuat mempunyai tujuan sebagai alat bantu bagi para pembaca untuk memecahkan suatu
permasalahan yang sedang dihadapi.
4. Tujuan Penugasan
Contohnya seorang siswa sekolah/mahasiswa perguruan tinggi yang diberi tujuan untuk menulis suatu
artikel.
5. Tujuan Entertainment
Artikel yang dibuat berisikan cerita untuk menghibur para pembacanya.
6. Tujuan Informasi
Artikel yang dibuat hanya untuk memberikan informasi terhadap para pembaca tentang suatu hal.
Jenis-Jenis Artikel
Berikut ini jenis-jenis artikel yang perlu diketahui:
1. Narasi
Artikel narasi merupakan jenis artikel yang isinya menceritakan tentang rangkaian peristiwa secara
sistematis, mulai awal, tengah hingga akhir.
Di dalam narasi terdapat tokoh, konflik, dan penyelesaian. Contoh artikel narasi adalah autobiografi,
biografi, dan kisah pengalaman.
2. Deskripsi
Sesuai namanya, artikel deskripsi adalah jenis artikel berupa karangan yang menggambarkan suatu hal
kepada pembaca. Dengan begitu pembaca seolah-olah bisa merasakan, melihat, dan mendengar isi dari
deskripsi tersebut.
3. Eksposisi
Artikel eksposisi merupakan jenis artikel yang isinya menjelaskan atau memberikan informasi tentang
suatu topik yang tujuannya untuk menambah wawasan pembacanya.
Artikel eksposisi umumnya dilengkapi gambar, grafik, dan informasi pendukung lainnya.
4. Argumentasi
Artikel argumentasi merupakan suatu karangan yang dibuat untuk membuktikan kebenaran mengenai
suatu pendapat dengan menyajikan fakta atau data sebagai alasan.
Di dalam artikel ini umumnya terdapat unsur opini dan data, serta fakta yang menjadi pendukung opini.
5. Persuasi
Artikel persuasi merupakan artikel yang isinya bertujuan untuk memengaruhi pembaca sehingga
bersedia melakukan sesuatu yang disarankan oleh penulis dalam karangannya.
Artikel ini biasanya digunakan dalam kampanye-kampanye. Contohnya kampanye antinarkoba yang
berisi mengenai bahaya narkoba.

Manfaat dan Cara Menulis Artikel


Manfaat Artikel
Sarana untuk menyampaikan ide penulis dalam mengembangkan daya imajinasi serta kreatif.
Berpikir sistematis serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Memahami tujuan menulis yang nantinya akan mampu menguasai kompetensi menulis yang harus
dicapai.
Sebagai sarana publikasi hasil pemikiran secara ilmiah melalui jurnal ilmiah.
Memberi dampak akademis bagi pembaca.
Cara Menulis Artikel
Dalam penulisannya harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
Lugas
Kalimat yang digunakan adalah kalimat sederhana tanpa basa basi dan tidak mengandung arti ganda.
Tuntas
Di dalam membuat artikel harus dibahas dengan tuntas dan tidak dibiarkan menggantung tanpa
penyelesaian.
Logis
Di dalam artikel haruslah sesuai logika/masuk akal dan dinyatakan dengan benar jika dinalarkan.
Objektif
Haruslah di dalam penulisan sebuah artikel, data-data yang digunakan adalah data-data yang sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya.
Cermat
Di dalam artikel haruslah tidak menimbulkan keraguan orang-orang yang membacanya.
Jelas dan padat
Sebuah artikel haruslah menggunakan bahasa yang jelas dan padat sehingga semua orang yang
membacanya dapat langsung mengetahui isi/maksud artikel itu

Anda mungkin juga menyukai