Anda di halaman 1dari 5

D EMONSTRASI KONTEKSTUAL

Nama : Novila Edza Putri

Prodi : Matematika

1. Silakan Anda jelaskan strategi rancangan perencanaan dan pelaksanaan


pembelajaran intrakurikuler dan asesmen yang efektif
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.

2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik


Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi
tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat
peserta didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan pembelajaran.

3. Mengembangkan modul ajar


Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan perangkat ajar yang
memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar yang dikembangkan harus
bersifat esensial; menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; dan
berkesinambungan.

4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik


Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik.
Karena itu, pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik
peserta didik. Ruang lingk up materi pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh
pendidik di kelas atau apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses
pembelajaran, menyesuaikan produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkunga n
belajar.

5. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif

Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip asesmen yang
hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari
proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
dengan fungsi asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan
dapat dipercaya (reliable). Keempat laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif. Terakhir, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.

6. Pelaporan kemajuan belajar


Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang melibatkan orang tua
peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai yang
dianut oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan; jelas dan
mudah dipahami oleh semua pihak.

7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen


Pembelajaran dan asesmen yang sudah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi. Pendidik
melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing- masing modul ajar. Setelah
itu pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu
diperbaiki. Dengan mengidentifikasi hal tersebut maka modul ajar dapat disempurnaka n
kembali.

2. Jelaskan penerapan asesmen formatif dan asesmen sumatif sebagai bagian dari proses
pembelajaran.

1. Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka
hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik.
Penilaian formatif dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam satu
kali tatap muka, penilaian formatif dapat dilakukan lebih dari satu kali. Sebagai contoh,
pada
awal pembelajaran dengan menggunakan teknik respon bersama (choral response) pendidik
mengecek penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Di tengah pelajaran pendidik mengecek pemahaman peserta didik terhadap apa
yang sedang dipelajarinya hingga pertengahan jam pelajaran itu dengan teknik bertanya.
Selanjutnya, di akhir pelajaran pendidik menggunakan exit slips untuk mengecek penguasaan
peserta didik terhadap kompetensi yang dipelajari hingga akhir pelajaran saat itu.
Berdasarkan data dari hasil penilaian formatif pendidik dapat mengetahui bagian mana dari
materi/kompetensi yang telah dikuasai dan apakah masih ada bagian yang belum dikuasai
dengan baik. Selanjutnya pendidik langsung memutuskan tindakan yang perlu dilakukan,
misalnya mengulang pembelajaran pada bagian materi yang belum dikuasai peserta didik
dengan baik, memperbaiki pembelajaran yang sedang berlangsung dan/atau merancang
kegiatan pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil penilaian formatif tersebut. Dengan
demikian penilaian formatif menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan lebih menjamin
tercapainya tujuan pembelajaran bagi setiap peserta didik. Agar penilaian formatif dan
pembelajaran menjadi suatu kesatuan, perencanaan penilaian formatif dibuat menyatu dengan
perencanaan pembelajaran dalam modul ajar.
Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.
Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkahlangkah yang perlu ia lakukan untuk
meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang
digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanaka n
pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individ u
peserta didik yang diajarnya.
Agar asesmen memberikan manfaat tersebut kepada peserta didik dan pendidik, maka
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen formatif, antara lain
sebagai berikut:
 Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nila i
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
 Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif apabila tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
 Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
 Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan balik
hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
 Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informas i
kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik. Berdasarkan asesmen ini,
pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya
dan/ atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
 Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan mengungkapkan cara
untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka

Asesmen Sumatif
a. Konsep Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif mempunyai beberapa konsep seperti pada uraian berikut:
a. Metode evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.
b. Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap
nilai akhir murid sehingga sering diprioritaskan murid daripada asesmen formatif.
c. Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka
untuk projek berikutnya.

b. Tujuan dan Fungsi Asesmen Sumatif


Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta
didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidika n.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingk an
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk
mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk
penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil
belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan
dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
a. alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau
lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
b. mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian
yang telah ditetapkan; dan
c. menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir
semester dan pada akhir fase; khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini
bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi
tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat
melakukan asesmen pada akhir semester.
Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1
semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir
semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik dapat
menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek,
dan membuat portofolio).

3. Berdasarkan pengalaman Anda, berikan contoh praktik baik asesmen formatif (as
dan for learning) dan sumatif (of learning)

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai dengan


karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian tidak menggunakan
tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan
kondisi satuan PAUD, dengan menekankan pengamatan pada anak secara
autentik sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang
dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya,
portofolio, dokumentasi, dll.
Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena perlu
pendekatan individual. Pada Pendidikan Kesetaraan, asesmen mata
pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes lisan,
tes tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi pada Lembaga sertifikasi dan
kompetensi.
Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen khas
yang membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu: Asesmen Praktik Kerja
Lapangan (PKL), Uji Kompetensi Kejuruan, Ujian Unit Kompetensi,
1. Contoh bentuk asesmen tidak tertulis
a. Diskusi kelas
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid di depan publik dan
mengemukakan pendapat.
 Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, mendengarkan dan
menerima pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga
merespons pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis.
b. Produk
 Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama), produk digital, produk
seni, dll.
 Mengembangkan kreativitas.
 Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa
c. Drama
 Mengembangkan kemampuan seni peran dan berkomunikasi murid.
 Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang
berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis
murid.
d. Presentasi
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
 Mendorong murid untuk memahami topik presentasi dengan
mendalam
e. Tes Lisan
 Kuis tanya jawab secara lisan
 Mengonfirmasi pemahaman murid
 Menerapkan umpan balik

Anda mungkin juga menyukai