Anda di halaman 1dari 4

Resume KB2

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen
formatif, sebagai suatu siklus belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran yang digandengkan dengan prinsip-prinsip
asesmen mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian
belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL). Tujuan dari
diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berikut ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen : pendidik menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang, pendidik memodifikasi rencana yang
dibuat dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik, pendidik melaksanakan pembelajaran
dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar, melaksanakan
assesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran

Asesmen terbagi kepada tiga jenis, yaitu asesmen sebagai proses pembelajaran, asesmen untuk proses
pembelajaran, dan asesmen pada akhir proses pembelajaran. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai
umpan balik untuk perbaikan pembelajaran, dan pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif.
Pada proses penilaian sesama, fungsi penilaian lebih dititikberatkan pada akhir pembelajaran atau sumatif
sehingga fungsinya lebih kepada menilai tentang pembelajaran (assessmen of learning). Perbedaan
assessment as learning dengan assessment for learning terletak pada pelibatan peserta didiknya. Assessment
of learning berfungsi sebagai asesmen sumatif yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Hasilnya dapat
digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik.

Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran adalah prinsip asesmen yang harus diperhatikan: bagian terpadu dari
proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik.

Pertama, asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi. Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik. Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah
untuk perbaikan kedepannya. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka, meningkatkan
kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat serta umpan baliknya, pada PAUD lebih
menggambarkan tumbuh kembangnya

Kedua, asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik
memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta
didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran; pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen.
Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya. Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen
menjadi sebuah proses pembelajaran, menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik,
menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen, dan menggunakan hasil asesmen untuk
menentukan tindak lanjut pembelajaran

Keempat, laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, dan strategi tindak
lanjut. Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling
penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua, dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama orang
tua.

Kelima, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga meningkatkan mutu pembelajaran.
Pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pendidikan memiliki strategi
agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Asesmen dalam Kurikulum Merdeka Belajar terdiri dari 3 jenis, yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif,
dan asesmen sumatif. Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan
belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dan beberapa informasi lainnya tentang anak didik dapat dipakai
sebagai bahan pembelajaran

Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non kognitif.
Asesmen diagnostik non kognitif adalah asesmen yang bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi
dan sosial emosi peserta didik, aktivitas selama belajar di rumah, kondisi keluarga peserta didik, latar belakang
pergaulan peserta didik, dan gaya, karakter, dan minat peserta didik. Tahapan dalam asesmen diagnostik non
kognitif terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Guru meminta peserta didik untuk
mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah dan menjelaskan aktivitasnya. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan oleh peserta didik untuk menceritakan perasaannya, yaitu dengan bercerita, menggambar,
dan menulis. Tindak Lanjut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mengidentifikasi
peserta didik dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata, menentukan tindak lanjut dan
mengomunikasikan dengan peserta didik serta orang tua bila diperlukan

Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang bertujuan untuk mendiagnosis dasar pesera didik dalam
topik sebuah mata pelajaran, mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan pembelajaran
di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik, dan memberikan kelas remedial atau tambahan kepada
peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata. Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara
rutin yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal, tengah dan akhir pembelajaran. Asesmen
diagnostik kognitif adalah asesmen formatif dan sumatif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan
kemampuan peserta didik untuk mengejar target kurikulum.

Tahapan pelaksanaan asesmen diagnostik kognitif terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Membuat jadwal pelaksanaan asesmen, mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan
kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, menyusun pertanyaan
sederhana dengan pola: 2 pertanyaan sesuai kelasnya dengan topik capaian pembelajaran baru, 6 pertanyaan
dengan topik satu kelas di bawahnya, 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawahnya,

Asesmen Formatif dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan
yang mereka hadapi, dan mendapatkan informasi perkembangan peserta didik. Berikut ini adalah beberapa
karakteristik asesmen formatif: terintegrasi dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya, dan memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai
ranah yang meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan gaya belajar.

Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik. Penilaian pencapaian hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

Berikut adalah beberapa karakteristik asesmen sumatif: dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir,
membutuhkan perancangan instrument yang tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang diharapkan,
digunakan oleh sekolah dan pendidik untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.
Merencanakan Asesmen Pembelajaran adalah merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.
Tahapan yang dapat dilakukan dalam merencanakan asesmen adalah merumuskan tujuan asesmen yang
berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. Pendidik memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen
sesuai tujuan. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan instrumen adalah karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan
penggunaan instrumen

Berikut adalah instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik: Rubrik, Ceklis,
Catatan anecdotal, Grafik perkembangan. Instrumen asesmen tersebut dapat dikembangkan berdasarkan
teknik penilaian yang digunakan oleh pendidik. obsevasi berupa Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio. Projek adalah kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan. Tes tertulis adalah tes dengan soal
dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik. Tes lisan adalah pemberian soal/pertanyaan yang harus dijawab, Penugasan dan portofolio
Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai dengan karakteristiknya. Untuk
pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena perlu pendekatan individual. Pada Pendidikan
Kesetaraan, asesmen mata pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis,
portofolio, dan/atau uji kompetensi.

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen yang
dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran. Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi)
tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah
mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan.
Pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak sebagai kriteria, namun jika dibutuhkan, pendidik
diperkenankan untuk menggunakan interval nilai. Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta
didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa
pendekatan, yaitu deskripsi, rubrik, skala, atau pendekatan lainnya.

bentuk asesmen Kurikulum Merdeka adalah asesmen formatif dan sumatif terbagi kepada dua bentuk, yaitu
tertulis dan tidak tertulis. Bentuk asesmen tertulis adalah Jurnal, Essay, Poster, Tes Tertulis, dan Tes Tertulis.
bentuk asesmen tidak tertulis: Diskusi, drama, produksi, presentasi , dan tes lisan.

proses penyusunan instrumennya. Tes tertulis dapat dirumuskan dalam bentuk tes objektif maupun tes
subjektif (essay). Penilaian Sikap (Afektif) adalah perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Dalam Kurikulum Merdeka, teknik self assessment
(penilaian diri), peer assessment (penilain antarteman), observasi, ceklist, dan catatan anecdotal sebagai yang
sudah dijelaskan di atas. Penilaian Keterampilan adalah teknik praktik, produk, projek, dan portofolio. Untuk
menggunakan teknik, rubrik penilaian yang mempermudah dan bisa menjaga objektivitas penilaian.
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administrative yang
kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada
periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan
evaluasi. Pendidik yang bersangkutan perlu melakukan refleksi paling sedikit satu kali dalam satu semester.
Pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses refleksi dapat ditambah dan
dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan

Refleksi Sesama Pendidik adalah asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh sesama pendidik yang bersangkutan. Berikut adalah tiga hal yang dapat
dilakukan oleh sesama peserta didik : membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari; membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai
dan mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran; membangun suasana
pembelajaran yang partisipativ,mendidik peserta didik berfikir kritis

Anda mungkin juga menyukai