Guru adalah pemikiran, bersikap, dan berperilaku moderat, menunjukkan sikap dan
perbuatan disiplin, menghadapi perubahan zaman dengan dampak kompleks,
menyerah dalam menghadapi beragam masalah, kreatif, kritis, inovatif, dan
berkolaborasi, dan berpikir kritis.
Profil Guru Merdeka Belajar adalah pemikiran, bersikap, dan berperilaku moderat,
menunjukkan sikap dan perbuatan disiplin, menghadapi perubahan zaman, beragam
masalah, kreatif, kritis, inovatif, dan berpikir kritis.
Era disrupsi adalah masa terjadinya inovasi dan perubahan secara masih. Pandemic
Covid 19 menuntut guru untuk mampu melaksanakan tugasnya secara professional.
Tentu karakter guru dalam mengajar harus disesuaikan dengan karaker psikologi para
peserta didik tersebut.
Guru sebagai pendidik profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dengan kompetensi.
Pendidik adalah guru yang mau dan mampu menghidupkan kelas dan memiliki
kepiawaian tingkat tinggi dalam menghangatkan suasana kegiatan belajar-mengajar.
Dia berupaya mendorong, memberikan semangat kepada peserta didik, dan
menjadikan pencarian ilmu.
Guru hendaknya terus belajar menjadi guru pembelajar sehingga akan memiliki
kemampuan literasi, Creative, Critical thinking, Communicative, Collaborative, inovatif,
dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Penambahan peran kecakapan tersebut,
diharapkan munculnya aspek humanis dalam Pendidikan.
Islam pun niscaya memiliki keragaman penafsiran atas ajaran agama, ketika berkaitan
dengan praktik dan ritual agama. Keragaman itu memiliki penganutnya yang mengaku
dan meyakini kebenaran atas tafsir yang dipraktikkannya. Keragaman itu memang
muncul seiring dengan berkembangnya ajaran Islam dalam waktu, zaman, dan konteks
yang berbeda-beda. Keragaman itu memang muncul seiring dengan berkembangnya
ajaran Islam dalam waktu, zaman, dan konteks yang berbeda-beda.
Perbedaan ini dipahami dengan sikap ekstrem tentu akan menjadi konflik yang berlatar
belakang perbedaan klaim kebenaran tafsir agama. Mohammad Hashim Kamali (2015)
menjelaskan bahwa prinsip keseimbangan (balance) dan adil (justice) dalam konsep
moderasi (wasathiyah) berarti bahwa dalam beragama, seseorang tidak boleh ekstrem
pada pandangannya, melainkan harus selalu mencari titik temu. Pelajaran agama di
kelas merupakan wahana membantu peserta didik untuk mengetahui, memahami, dan
mampu menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku yang selalu mengambil
posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrim dalam beragama.
Moderasi beragama meniscayakan keseimbangan antara akal dan wahyu, antara
jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan
kemaslahatan komunal, antara gagasan ideal dan kenyataan, serta keseimbangan
antara masa lalu dan masa depan. Kecenderungan untuk bersikap seimbang bukan
berarti tegas, tetapi tidak keras karena berfihak pada kemanusiaan dan persamaan
Moderasi Islam mengedepankan sikap keterbukaan terhadap perbedaan yang diyakini
sebagai sunnatullah dan rahmat bagi manusia, menyalahkan apalagi sampai pada
pengkafiran terhadap orang atau kelompok yang berbeda pandangan.
Islam Moderat menurut azyumardi azra adalah substansinya sama dengan Islam
Wasathiyyah. Islam Wasathiyyah adalah Islam yang di tengah, tidak terlalu ke kanan,
kiri, atas dan bawah. Alquran menyebut umat islam sebagai ummatan wasathon.
Pengembangan Profesionalitas Guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi,
kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Menurut Danim (Sukaningtyas, 2005),
pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan
kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Substansi kajian
dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang
dan waktu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya.
Model kompetensi guru adalah representasi dari kompetensi guru dan kepemimpinan
pendidikan menjadi kompetensi yang terintegrasi. Model kompetensi guru meliputi
kategori: pengetahuan profesional, praktik pembelajaran professional, dan
pengembangan profesi.