Shalat secara bahasa artinya doa, sedangkan menurut istilah yaitu ibadah khusus yang terdiri dari
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam. Shalat fardhu ada
lima waktu yaitu Dhuhur, ashar, maghrib, isya dan shubuh.
kedudukan Shalat dalam Islam sangat Utama dibandingkan ibadah lainnya, karena Shalat adalah
perbuatan yang pertama kali akan dihisab pertanggungjawabannya kelak di hari kiamat. Hukum
melaksanakan Shalat lima waktu ini adalah wajib atau fardu ain, yaitu sesuatu yang diharuskan dan
yang mengikat kepada setiap individu seorang muslim yang telah dewasa, berakal sehat, balig
(mukalaf). Apabila Shalat wajib ini ditinggalkan, maka orang yang meninggalkannya mendapat dosa
dari Allah swt.
B. Rukun Shalat
Rukun Shalat ada tiga belas perkara :1) Niat, 2) Berdiri bagi yang berkuasa, 3) Takbiratul ihram, 4)
Membaca Surat al-Fatihah, 5) Ruku dan thuma’ninah, 6) I'tidal dengan thuma'ninah, 7) Sujud dengan
thuma'ninah, 8) Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah, 9) Duduk untuk tasyahud akhir, 11)
Membaca salawat atas Nabi, artinya setelah selesai tasyahud akhir, maka dilanjutkan membaca pula,
salawat atas Nabi dan keluarganya, 12) Mengucapkan salam yang pertama, 13) Tertib artinya
berturut-turut menurut peraturan yang telah ditentukan
2) Syarat sah salat meliputi a) Suci badan dari hadas, b) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
c) Menutup Aurat, d) Telah masuk waktu salat, e) Menghadap kiblat
2) Sunah Hai`at adalah amalan sunah yang apabila terlupakan tidak perlu diganti dengan sujud
sahwi. Yang termasuk sunah hai`at adalah:
a) Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram
b) Meletakkan kedua tangan ketika ruku’, bangun dari ruku’ dan meletakan tangan kanan di atas
tangan kiri ketika sedekap
c) Memandang ke tempat sujud
d) Membaca do`a iftitah (tawajjuh)
e) membaca isti’adzah
f) membaca keras dan pelan sesuai tempatnya
e) Tuma`ninah (diam sejenak) sebelum atau sesudah membaca surat al- Fatihah.
g) Membaca lafald “amin” sesudah membaca surat al-Fatihah.
h) Membaca surat sesudah mebaca al-Fatihah
i) Memperhatikan/mendengarkan bacaan imam (bagi makmum)
j) Membaca takbir intiqal setiap ganti gerakan, kecuali ketika berdiri dari ruku.
k) Membaca sami’allahu liman hamidah ketika i`tidal
l) Membaca tasbih dalam ruku’ dan sujud
m) Meletakan kedua telapak tangan diatas paha saat duduk iftirasy dan tawaruk, dan menegakkan
telunjuk saat membaca tasyahud
n) duduk iftirasy dan tawaruk,
o) salam kedua
Selain waktu-waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan salat fardu, perlu juga diketahui kita waktu
yang dilarang untuk melakukan shalat, yaitu:
a) Setelah salat Subuh hingga terbit matahari agak tinggi, sebagaimana sabda
b) Ketika matahari terbit hingga meninggi seukuran satu tombak
c) Ketika matahari tepat di atas kepala hingga tergelincir ke arah timur
d) Setelah salat Ashar hingga matahari terbenam.
b. Beberapa perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam shalat dalam lima perkara : laki-laki
merenggangkan kedua siku dari lambungnya, menaikan perutnya ketika ruku dan sujud,
mengeraskan bacaannya, dan membaca subhanallah ketika mengingatkan imam, sedangkan
perempuan mengumpulkan anggota badannya kepada anggota badan lain, merendahkan suaranya,
bertepuk ketika mengingatkan imam, seluruh tubuh perempuan adalah aurat kecuali wajah dan
kedua telapak tangan.
c. shalat berjamaah hukumnya sunnat muakkad, orang merdeka boleh makmum kepada hamba
sahaya, orang dewasa boleh makmum kepada anak yang hampir dewasa, tidak sah seorang laki-laki
makmum kepada imam perempuan, orang yang pandai dalam ilmu agama dan fasih membaca
alquran didahulukan menjadi imam, jika keduanya seimbang, maka carilah yang paling tua.
Salat fardu adalah kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim sebanyak 5
(lima) kali sehari semalam, tanpa melihat status kedudukan seseorang. Hal tersebut bisa
menimbulkan sikap-sikap moderat dalam diri seseorang berupa i’tidal ( bersikap adil dan tegak lurus)
tanpa memandang derajat seseorang, sebagai sesama hamba Allah yang muslim dan mukmin. Dan
waktu shalat akan mengingatkan seluruh ummat islam dalam menjaga persatuan (musawah) dan
mengingat dimana bumi dia dipijak, maka disitu bumi Allah tempat dia bersujud harus dimulyakan.
Sehingga bisa memupuk sikap dan rasa cinta tanah air.