Anda di halaman 1dari 7

Bab 6

Shalat
Pengertian Shalat
Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, ibadah. Sedangkan,
menurut istilah, shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi
Muhammad sebagai figur pengejawantah perintah Allah. Umat muslim diperintahkan untuk
mendirikan shalat karena menurut Surah Al-‘Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan
mungkar.

Hukum melaksanakan Shalat


Hukum shalat dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

1. Fardhu
Shalat fardhu ialah shalat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat fardhu terbagi lagi
menjadi dua, yaitu:
a. Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan
oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu ‘ain untuk
pria).
b. Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf tidak
langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada
sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang
mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila
tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.
2. Salat sunah (salat nafilah)
adalah shalat-shalat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan.
Shalat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Nafil muakkad adalah shalat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang
kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir
dan salat sunah thawaf.
b. Nafil ghairu muakkad adalah shalat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).

Syarat-syarat Shalat
Syarat-syarat salat adalah hal-hal yang harus dipenuhi sebelum salat ditunaikan. Adapun
syaratnya sebagai berikut.

1. Beragama Islam
2. Sudah balig
3. Menutup aurat
4. Berakal sehat
5. Suci dari hadas dan najis
6. Menghadap kiblat
7. Mengetahui masuknya waktu shalat
8. Menjauhi hal-hal yang membatalkan shalat
9. Mengerti syarat, rukun, dan sunah shalat

Rukun Shalat
1. Niat.
2. Takbiratul ihram.
3. Berdiri bagi yang mampu.
4. Membaca Al-Fatihah.
5. Ruku’.
6. Tuma’ninah pada waktu ruku’.
7. I’tidal.
8. Tuma’ninah pada waktu I’tidal
9. Sujud
10. Tuma’ninah pada waktu sujud.
11. Duduk diantara dua sujud.
12. Tuma’ninah pada waktu duduk diantara dua sujud.
13. Tasyahud akhir.
14. Duduk pada saat tasyahud akhir.
15. Membaca shalawat Nabi SAW.
16. Salam.
17. Tertib.

Sunnah Ab’adh Shalat


1. Tasyahud awal,
2. Duduk ketika tasyahud awal,
3. Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam pada tasyahud awal,
4. Shalat kepada keluarga Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam pada tasyahud akhir,
5. Qunut,
6. Membaca selawat dan salam kepada Nabi pada saat qunut,
7. Membaca selawat dan salam kepada keluarga Nabi saat qunut.

Waktu Shalat Fardhu


Terdapat 5 waktu dalam shalat fardhu,
1. Awal waktu shalat Dhuhur adalah tergelincirnya matahari sedangkan akhirnya adalah
ketika panjang bayangan sebuah benda sama dengan panjang benda, selain waktu
istiwaa’.

2. Awal waktu shalat Asar adalah panjang bayangan sama dengan pangan benda dan
lebih sedikit, sedangkan akhimya adalah ketika terbenam matahari.

3. Awal waktu shalat Maghrib adalah terbenamnya matahari sedangkan akhirnya


adalah terbenamnya mega merah

4. Awal waktu shalat Isya’ adalah terbenamnya mega merah sedangkan akhirnya
adalah terbitnya fajar shadiq.

5. Awal waktu Shubuh adalah terbitnya fajar shadiq sedangkan akhirnya adalah
terbitnya matahari.

Mega ada 3 yaitu mega merah, kuning dan putih. Disunnahkan mengakhirkan shalat Isya’
sampai hilangnya mega kuning dan putih.

Waktu yang diharamkan untuk mengerjakan shalat


1. Ketika naiknya/terbitnya matahari hingga kira kira tingginya orang menombak.
2. Ketika Istiwa’ (pas tengah-tengah) kecuali hari Jum’at, hingga matahari
condong/tergelincir (ke barat).
3. Ketika matahari kekuning-kuningan hingga terbenamnya matahari.
4. Setelah shalat Subuh hingga terbit matahari.
5. Setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.
Pembatal-pembatal Shalat

1. Terkena najis jika tidak langsung dibuang yang tanpa sempat dibawa,
2. Tersingkapnya aurat kecuali jika langsung di tutup seketika itu,
3. Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang bisa dipahami dengan sengaja,
4. Makan (dengan sedikit) dengan sengaja,
5. Makan yang banyak walaupun lupa,
6. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia,
7. Melompat,
8. Memukul dengan keras,
9. Menambah sebuah rukun fi’liyyah (perbuatan) dengan sengaja,
10. Menduhului imam dengan 2 rukun yang bersifat fi’liyyah,
11. Tertinggal dengan 2 rukun yang bersifat fi'liyyah tanpa adanya udzur,
12. Niat memutus (menghentikan) shalat,
13. Menggantungkan niat memutus shalat dengan sesuatu,
14. Ragu-ragu dalam memutuskan shalat.

Bab 7
Sujud Syahwi

Pengertian Sujud Sahwi


Sujud sahwi (bahasa Arab: ‫ )سجود السهو‬adalah bagian ibadah Islam yang dilakukan di dalam
salat. Sujud sahwi merupakan dua sujud yang dilakukan oleh orang yang salat untuk
menggantikan kesalahan yang terjadi di dalam salatnya karena lupa (sahw).

Sebab melakukan Sujud Sahwi


Penyebab dilakukannya Sujud sahwi ada tiga yaitu menambahkan sesuatu (az-ziyaadah),
menghilangkan sesuatu (an-naqsh), dan dalam keadaan ragu-ragu (asy-syak) di dalam Salat.
melupakan sesuatu dalam shalat.
Tata cara Sujud Sahwi
Sujud Sahwi dilakukan dengan cara melakukan dua sujud sebelum atau sesudah salam dan
bacaannya adalah sama dengan bacaan sujud lainnya di dalam Shalat. Bacaan sujud sahwi
tetap sama seperti lainnya di dalam shalat.

Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam pada dua keadaan:

1. Apabila terjadi pengurangan, misalnya melupakan tasyahud pertama.


2. Jika hal tersebut karena ragu yang dia tidak dapat memutuskan mana dari dua kemungkinan
yang lebih condong dalam pikirannya.
Sujud sahwi dilaksanakan setelah salam ketika:

1. Apabila terjadi penambahan di dalam salat, juga termasuk seseorang yang lupa suatu
kewajiban Salat dan telah melakukan salam sebelum menyempurnakan shalatnya, lalu ia
mengingat apa yang dilupakannya (setelah salam) dan (kembali untuk) menyempurnakan
salatnya.
2. Jika hal itu karena lupa, ketika salah satu dari dua kemungkinan lebih condong dalam pikiran
seseorang.

Bab 8
Puasa Ramadhan
Pengertian Puasa
Saum atau puasa (bahasa Arab: ‫صوم‬, transliterasi: Shaum) adalah menahan diri dari makan
dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan
seorang muslim.
Adapun puasa Ramadan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang
jumlah harinya antara 29 dan 30 hari. Menurut ajaran Islam, puasa di bulan Ramadan dapat
menghapus kesalahan atau dosa yang telah diperbuat, asalkan dilakukan dengan iman dan
mengharapkan pahala dari ridha Allah Azza Wa Jalla. Puasa pada bulan Ramadan
merupakan pelaksanaan dari rukun Islam yang keempat.

Ketentuan Wajib Puasa Ramadhan


Ada 5:
1. Sempurnanya bulan Sya'ban dengan jumlah 30 hari.
2. Dengan Ru'yatul Hilal (melihat bulan) secara dengan benar orang yang menyaksikannya
walaupun ia orang fasiq
3. Dengan menetapkankannya secara benar orang yang tidak melihatnya dengan persaksian
yang adil (dihadapan hakim).
4. Dengan khabar orang yang adil riwayatnya serta terpercaya, sama saja baik
membenarkan didalam hatinya atau pun tidak. atau orang yang tidak terpercaya namun
didalam hatinya membenarkan
5. Dengan dugaan bahwa telah masuk bulan Ramadian berdasarkan ijtihad bagi orang yang
ragu dengan hal tersebut.

Syarat Wajib Puasa


1. Islam
2. Mukallaf
3. Kuat/mampu melaksanakan puasa
4. Sehat
5. Muqim ( tidak dalam keadaan safar)

Syarat Sah Puasa


1. Islam
2. Akalnya sehat
3. Suci (semisal dari haid atau junub)
4. Mengetahui waktu puasa sebelumnya

Rukun Puasa
Ada 3
1. Niat
2. Meninggalkan hal yang membatalkan puasa ketika masih dalam keadaan ingat serta
bisa memilih (tidak ada paksaan), juga tidak bodoh yang ma’dzur (terhalang)
3. Shaim (orang yang melakukan puasa).
Pembatal Puasa

1. Murtad
2. Haid
3. Nifas
4. Melahirkan
5. Gila walaupun hanya sebentar
6. Pingsan dan mabuk yang disengaja jika terjadi pada siang harinya.

Macam-macam ifthar ramadhan


Ifthar (berbuka) pada bulan ramadian ada 4 macam :

1. Wajib hukumnya pada orang haid dan nifas


2. Jais (boleh) hukumnya sebagaimana pada orang yang bepergian (safar) dan orang
sakit
3. Tidak wajib juga tidak pula jaiz sebagaimana pada orang yang gila
4. Haram hukumnya sebagaimana orang yang mengakhirkan qadia’ Ramadlan pahala
dimungkinkan untuk dikerjakan hingga tidak mencukupinya waktu mengqadla’
tersebut.

~Wallahu a'lam~

Anda mungkin juga menyukai