Anda di halaman 1dari 4

1.

HUKUM SHOLAT, DALIL NAQLI DAN ARTINYA


Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal). Allah berfirman:

"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5).

2. HIKMAH & KEUTAMAAN SHOLAT


Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan. Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-3). Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa memelihara sholatnya dari kebiasaan manusia pada umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-Nya: "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." (QS Al Ma'arij: 19-22).

3. Shalat Wajib, Sunnah, Nafilah :


Sholat Sunnah Shalat Sunnah atau shalat nawafil (jamak:nafilah) adalah shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allahtaala yang begitu indah. Shalat sunnat menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:

1. Muakkad, adalah shalat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunnat witr dan shalat sunnat thawaf. 2. Ghairu Muakkad, adalah shalat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti shalat sunnat Rawatib dan shalat sunnat yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana) Waktu terlarang untuk shalat sunnah Beberapa shalat sunnat dilakukan terkait dengan waktu tertentu namun bagi shalat yang dapat dilakukan pada waktu yang bebas (misal:shalat mutlaq) maka harus memperhatikan bahwa terdapat beberapa waktu yang padanya haram dilakukan shalat: 1. Matahari terbit hingga ia naik setinggi lembing 2. Matahari tepat dipuncaknya (zenith), hingga ia mulai condong 3. Sesudah ashar sampai matahari terbenam 4. Sesudah shubuh 5. Ketika matahari terbenam hingga sempurna terbenamnya Sholat Nafilah Pengertian Nafilah : An-Nawafil bentuk jamak (plural) dari kata nafilah. An-nafal dan nafilah, artinya az-Ziyadah (tambahan). Sedang kan Tanafful berarti Tathawwu' (sukarela). Pengertian Nafilah secara syar'i An-Nafilah menurut syar'i adalah nama sesuatu (ibadah) yang disyareatkan sebagai tambahan bagi (ibadah) yang fardhu dan wajib. Biasa disebut mandub, mustahab, tathawwu', Sunnah, Murraqqab Fihi (yang dinaturkan) dan Hasan. Disebut nafilah karena fungsinya sebagai penambah apa-apa yang difardhukan Allah. Shalat nafilah yang disunnahkan berjama' ah: A.Shalat Kusuf (Gerhana Matahari B. Shalat Istisqa' (Minta Hujan) C. Shalat Dua Hari Raya D. Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan Shalat Nafilah yang disunnahkan agar dikerjakan sendirian :
A. B.

Sunnah AI-Mu' ayyanah seperti shalat rawatib Sunnah al-Muthlaqah, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan seseorang di malam hari atau siang hari atas dasar keinginannya sendiri tanpa ada ketentuan dari syariat tentangnya.

4. HAL YANG WAJIB, SUNNAH, MAKRUH, & TIDAK BOLEH


Wajib : Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Semua takbir selain takbiratul ihram Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'DZIIM pada saat ruku' Melafadzkan : SAMI'ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat sendiri Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'LA pada saat sujud Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud Tasyahud awal Duduk Tasyahud awal

Sunnah : Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengangkat kedua tangan ketika takbir. Membaca do'a istiftah/iftitah Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan) Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent)

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Berbicara ketika sholat Tertawa Makan dan minum Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan Tersingkapnya aurat Memalingkan badan dari kiblat Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja Mendahului imam dengan sengaja

HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT 1. 2. 3. 4. Memejamkan dua mata Menoleh tanpa keperluan Meletakkan lengan dilantai ketika sujud Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya

5. Syarat Menjadi Imam & Makmum :


A. Syarat Sah Manjadi Imam Dalam Shalat Berjama'ah 1. Sebelum memulai shalat dengan makmumnya, seorang imam setelah muazin selesai mengumandangkan azan dan komat, maka imam berdiri paling depan dan menghadap makmum untuk mengatur barisan terlebih dahulu. Jika sudah lurus,

rapat dan rapi imam menghadap kiblat untuk mulai ibadah sholat berjamaah dengan khusyuk. 2. Syarat Untuk Menjadi Imam Sholat Berjama'ah : 1. Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah solat. 2. Lebih banyak hapal surat-surat Alquran. 3. Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-baca'an salat. 4. Lebih senior / tua daripada jama'ah lainnya. 5. Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain. 6. Laki-laki. Tetapi jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan. 3. Bacaan dua rokaat awal untuk sholat zuhur dan ashar pada surat Al-fatihah dan bacaan surat pengiringnya dibaca secara sirran atau lirih yang hanya bisa didengar sendiri, orang lain tidak jelas mendengarnya. Sedangkan pada solat maghrib, isya dan subuh dibaca secara jahran atau nyaring yang dapat didengar makmum. Untuk shalat sunah jumat, idul fitri, idul adha, gerhana, istiqo, tarawih dan witir dibaca nyaring, sedangkan untuk sholat malam dibaca sedang, tidak nyaring dan tidak lirih. B. Syarat Sah Manjadi Ma'mum Dalam Shalat Berjama'ah 1. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam. 2. Berada satu tempat dengan imam. 3. Laki-laki dewasa tidak syah jika menjadi makmum imam perempuan. 4. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan menggantikan imam. 5. Jika imam lupa jumlah roka'at atau salah gerakan sholat, makmum mengingatkan dengan membaca Subhanallah dengan suara yang dapat didengar imam. Untuk ma'mum perempuan dengan cara bertepuk tangan. 6. Makmum dapat melihat atau mendengar imam. 7. Makmum berada di belakang imam. 8. Mengerjakan ibadah sholat yang sama dengan imam. 9. Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuk yang boleh mengikuti imam sama sepertimakmum lainnya, namun setelah imam salam masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika berhasil mulai dengan mendapatkan ruku' bersama imam walaupun sebentar maka masbuk mendapatkan satu raka'at. Jika masbuk adalah makmum pertama, maka masbuk menepuk pundak imam untuk mengajak sholat berjama'ah.

Anda mungkin juga menyukai