Disusun Oleh :
Dina Riswanti
Noor Khalisah
Risda Amilia
Dosen Pengampu :
Sari Kumala, M.Pd
BAB I
AYO SHALAT SUNNAH RAWATIB
PENGERTIAN
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang
mengiringi salat fardhu, yaitu shalat yang dikerjakan
sebelum dan sesudah shalat fardhu. Shalat sunnah rawatib
yang dilakukan sebelum shalat fardhu dinamakan shalat
sunnah qabliyyah, sedangkan yang dilakukan sesudah
shalat fardhu disebut shalat sunnah ba’diyyah.
Seringkali kita mengadakan perjalanan jauh sehingga kesulitan untuk melaksanakan shalat, meskipun
demikian tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan shalat fardlu karena Islam tidak memberatkan,
kita bisa shalat dengan cara dijama’ (digabungkan) dan qasar (diringkas), hal ini merupakan rukhsah
(keringanan) yang diberikan Allah Swt. agar manusia tidak meninggalkan shalat fardlu walau dalam
keadaan apapun, sebab Allah tidak menghendaki kesukaran pada hamba-Nya.
Orang yang sakit tetap diwajibkan untuk melaksanankan shalat fardlu lima waktu. Akan
tetapi Allah Swt. memberikan keringanan bagi mereka dalam mengerjakan shalat. Di sini
Allah Swt. memberi kemudahan kepada kita yang sedang sakit, jika kita tidak mampu shalat
sambil berdiri maka diperbolehkan sambil duduk, jika itu tidak mampu, maka sambil
berbaring. Jika itupun tidak mampu maka dengan terlentang. Jika itupun juga tidak mampu
maka diperbolehkan dengan isyarah, kedipan mata atau dengan hati
Shalat dengan cara duduk Shalat dengan cara berbaring Shalat dengan cara telentang
BAB IV
RINGANNYA SHALAT BAGI MUSAFIR
A. Ketentuan Shalat Bagi Musafir
Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil
dan pada bulan Ramadan dikerjakan sebagai penutup shalat
Tarawih. Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah.
Jumlah rakaat shalat Witir paling sedikit satu rakaat dan pada
umumnya dilaksanakan 3 rakaat. Keutamaan shalat witir
antara lain: Pahalanya lebih baik dari pada harta dunia,
pelakunya dicintai oleh Allah, menghindarkan dari perbuatan
yang buruk dan memberikan tambahan pahala.
TERIMA KASIH