Anda di halaman 1dari 11

MATERI BUKU FIQIH KELAS III MI

Disusun Oleh :
Dina Riswanti
Noor Khalisah
Risda Amilia

Dosen Pengampu :
Sari Kumala, M.Pd
BAB I
AYO SHALAT SUNNAH RAWATIB

PENGERTIAN
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang
mengiringi salat fardhu, yaitu shalat yang dikerjakan
sebelum dan sesudah shalat fardhu. Shalat sunnah rawatib
yang dilakukan sebelum shalat fardhu dinamakan shalat
sunnah qabliyyah, sedangkan yang dilakukan sesudah
shalat fardhu disebut shalat sunnah ba’diyyah.

KETENTUAN SHALAT SUNNAH RAWATIB


Shalat sunnah rawatib yang sering dilakukan oleh Nabi
Saw. disebut shalat sunnah muakkad (sangat dianjurkan
untuk mengerjakannya) sedangkan yang jarang dilakukan
oleh Nabi Saw. disebut shalat sunnah ghairu muakkad
(tidak ditekankan untuk mengerjakannya).
BAB I
AYO SHALAT SUNNAH RAWATIB

1. Shalat Sunnah Rawatib Muakkad


Ada lima macam shalat sunnah rawatib yang sangat
dianjurkan untuk mengerjakannya dan sering dilakukan
oleh Nabi Saw., yaitu:
a. 4 rakaat sebelum Dzuhur
b. 2 rakaat sesudah Dzuhur
c. 2 rakaat sesudah Maghrib
d. 2 rakaat sesudah Isya’
e. 2 rakaat sebelum Shubuh

Hikmah shalat sunnah Rawatib


2. Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad
yaitu : Menyempurnakan
a. 4 rakaat sebelum Dzuhur pahala ibadah shalat fardhu,
b. 4 rakaat sesudah Dzuhur Dapat menghapus dosa yang
c. 4 rakaat sebelum Ashar kita lakukan, Menecegah
d. 2 rakaat sebelum Maghrib perbuatan yang buruk, dan
e. 2 rakaat sebelum Isya’ Pahalanya lebih baik daripada
dunia dan seisinya.
BAB II
MUDAHNYA SHALAT DALAM PERJALANAN

Seringkali kita mengadakan perjalanan jauh sehingga kesulitan untuk melaksanakan shalat, meskipun
demikian tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan shalat fardlu karena Islam tidak memberatkan,
kita bisa shalat dengan cara dijama’ (digabungkan) dan qasar (diringkas), hal ini merupakan rukhsah
(keringanan) yang diberikan Allah Swt. agar manusia tidak meninggalkan shalat fardlu walau dalam
keadaan apapun, sebab Allah tidak menghendaki kesukaran pada hamba-Nya.

1. Shalat jama’ 2. Shalat qasar


Shalat jama’ adalah shalat yang digabungkan, artinya Shalat qasar adalah shalat yang
menggabungkan dua shalat fardlu yang dilaksanakan pada satu diringkas, artinya melakukan shalat
waktu. Shalat jama’ dibagi dua yaitu: fardlu dengan cara meringkas dari empat
a. Jama’ taqdim artinya menjama’ dua shalat yang rakaat menjadi dua rakaat.
dilaksanakan pada waktu yang pertama.
b. Jama’ ta’khir artinya menjama’ dua shalat yang
dilaksanakan pada waktu yang kedua.

“Shalat yang boleh dijamak adalah pasangan shalat dzuhur


dengan ashar dan shalat magrib dengan isya’. Shalat yang tidak
boleh dijamak yaitu shalat shubuh dan shalat ashar dengan
maghrib”.
BAB III
MUDAHNYA SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT

Orang yang sakit tetap diwajibkan untuk melaksanankan shalat fardlu lima waktu. Akan
tetapi Allah Swt. memberikan keringanan bagi mereka dalam mengerjakan shalat. Di sini
Allah Swt. memberi kemudahan kepada kita yang sedang sakit, jika kita tidak mampu shalat
sambil berdiri maka diperbolehkan sambil duduk, jika itu tidak mampu, maka sambil
berbaring. Jika itupun tidak mampu maka dengan terlentang. Jika itupun juga tidak mampu
maka diperbolehkan dengan isyarah, kedipan mata atau dengan hati

Tata cara salat bagi orang yang sakit yaitu:

Shalat dengan cara duduk Shalat dengan cara berbaring Shalat dengan cara telentang
BAB IV
RINGANNYA SHALAT BAGI MUSAFIR
A. Ketentuan Shalat Bagi Musafir

1. Mengqasar ( Meringkas ) Shalat


Syarat Mengqasar ( Meringkas ) Sholat
a. Daerah yang dituju harus ditentukan.
b. Tujuan perjalanannya harus mubah bukan untuk bermaksiat.
2. Menjama ( Menggabung ) Shalat
Syarat Mendahulukan ( Mentaqdim ) Sholat
a. Shalat yang pertama harus didahulukan baru setelah itu shalat yang kedua
b. Harus niat menggabungg ( jama ) antara sholat pertama dan kedua dan niat
dilakukan waktu melakukan shalat pertama.
c. Harus masih dalam keadaan musafir sewaktu Shalat kedua.
Syarat menunda ( menta”khir ) Sholat
d. Niat menunda Shalat pertama dan shalat kedua diwaktu shalat yang pertama.
e. Harus masih dalam keadaaan musafir saat selesai shalat kedua.
3. Shalat di atas kendaraan
4. Tayammum Bagi Musafir
5. Batas mulai diperbolehkan melakukan Rukhsoh
BAB V
SEMANGAT BERPUASA RAMADHAN
A.Ketentuan Puasa Ramadan
1. Pengertian Puasa Puasa
Dalam bahasa Arab sama dengan ash-shiyam atau ashshaum yang artinya menahan diri dari sesuatu. Menurut istilah puasa
artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai
dengan terbenamnya matahari dengan niat karena Allah Swt.

2. Syarat Sah Puasa 3. Syarat wajib 4. Rukun Puasa


Syarat sah puasa diantaranya adalah: puasa Rukun puasa ada 2 yaitu:
a. Beragama Islam. Syarat wajib puasa a. Niat di malam hari
b. Mumayiz artinya sudah dapat membedakan antara hal yang baik diantaranya adalah: b. Menahan diri dari segala
dan yang buruk. a. Berakal sesuatu yang membatalkan
c. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan. b. Balig puasa mulai terbit fajar
d. Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa. Tidak sah berpuasa pada c. Kuat untuk sampai terbenamnya
waktu-waktu yang dilarang melakukannya, seperti hari Tasyrik, hari berpuasa matahari.
Idul Fitri, dan Idul Adha.
BAB VI
INDAHNYA BULAN RAMADHAN
A.Keutamaan Bulan Ramadhan B. Amalan Bulan Ramadan
1. Bulan diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) Amalan-amalan yang dianjurkan selama berpuasa
antara lain:
2. Perintah Untuk Berpuasa
1. Melaksanakan shalat Tarawih dan Witir
3. Perintah Berzakat 2. Mengakhirkan sahur dan menyegerakan
4. Bulan Penuh Keberkahan berbuka
5. Malam Lailatul Qodar 3. Berdoa ketika berbuka puasa.
6. Bulan Pengampunan Dosa (Maghfirah) 4. Membaca dan mempelajari al-Qur’an
5. I’tikaf di Masjid
7. Ramadan Pintu Surga Dibuka Pintu Neraka
6. Memperbanyak Sedekah
Ditutup
BAB VII
PUASA SUNNAH PAHALA MELIMPAH
Pengertian Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh umat Islam. Jika orang
Islam melakukannya, maka dia akan mendapatkan pahala sedangkan jika dia tidak
melakukannya maka dia tidak mendapatkan dosa.

Praktek Puasa Sunnah


Beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang melakukan puasa
sunnah adalah:
a. Niat di malam hari atau sampai pada waktu dzuhur di hari puasa tersebut.
b. Makan sahur pada dini hari.
c. Menghindari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
d. Menahan diri dari perbuatan tercela dan menjaga lisan dari perkataan yang kotor.
e. Memperbanyak amal ibadah dan berdoa serta sedekah.
f. Menyegerakan berbuka jika telah mendengar adzan Maghrib, dan berdoa ketika
berbuka.

Jenis-jenis puasa sunnah diantaranya puasa Senin Kamis,


puasa Asyura, puasa Sya’ban, puasa Syawal, puasa
Tarwiyah, puasa Arofah, puasa Ayyamul bidh, puasa
Dawud
BAB VIII
AYO SHALAT TARAWIH DAN WITIR
Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan pada
malam hari di bulan Ramadan yang boleh dikerjakan dengan
berjamaah atau munfarid. Hukum melaksanakan shalat
tarawih adalah sunnah muakkad. Shalat tarawih bisa
dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat. Waktu pelaksanaan
shalat Tarawih antara setelah shalat Isya’ sampai terbit fajar
(waktu shalat Subuh).

Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil
dan pada bulan Ramadan dikerjakan sebagai penutup shalat
Tarawih. Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah.
Jumlah rakaat shalat Witir paling sedikit satu rakaat dan pada
umumnya dilaksanakan 3 rakaat. Keutamaan shalat witir
antara lain: Pahalanya lebih baik dari pada harta dunia,
pelakunya dicintai oleh Allah, menghindarkan dari perbuatan
yang buruk dan memberikan tambahan pahala.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai