Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS

MATA PELAJARAN FIQIH PADA SEMESTER GANJIL


KELAS VIII MTS/SMP

Disusun Guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Fiqih Mts/SMP
Dosen Pengampu : Puspo Nugroho

Disusun Oleh :
1. Ririn Rahmawati (1410110505)
2. Laily Zahrotun Nisa’ (1410110506)
3. Muhammad Shofiudin (1410110510)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH/PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN AJARAN 2016
BAB I
URAIAN MATERI
Fiqih kelas VIII semester I

MATERI I
SUJUD DI LUAR SHALAT

Standar Kompetensi:

1. Melaksanakan tata cara sujud di luar shalat.

Kompetensi Dasar:

1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah


1.2 Mempraktikkan sujud syukur dan tilawah.

Tujuan Pembelajaran:

1. Menjelaskan pengertian sujud syukur dan dalilnya.


2. Menjelaskan sujud tilawah dan dalilnya.
3. Menjelaskan sebab-sebab sujud syukur dan tilawah.
4. Melafalkan bacaan dalam sujud syukur dan sujud tilawah.
5. Mempraktikkan sujud syukur dan sujud tilawah.
6. Mau melaksanakan sujud syukur dan tilawah.

Ringkasan Materi:

A. Sujud Syukur
1. Pengertian Sujud Syukur
Kata “syukur” artinya berterima kasih kepada Allah swt. Sujud syukur adalah sujud yang
dilakukan sebagai tanda terima kasih seorang hamba kepada Sang Pencipta, yaitu Allah swt.
2. Hukum Sujud Syukur
Hokum bersyukur kepada Allah swt adalah wajib. Kapanpun, dalam kondisi apapun,
seseorang diwajibkan untuk terus mensyukuri nikmat Allah swt. Sedangkan hukum bersujud
syukur adalah sunnah, yaitu apabila dikerjakan mendapatkan pahala akan tetapi jika tidak
dikerjakan maka tidak berdosa.
3. Sebab-sebab melakukan sujud syukur
Hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan sujud syukur adalah sebagai berikut:
a. Karena ia mendapat nikmat dan karunia dari Allah swt.
b. Mendapatkan berita yang menyenangkan.
c. Terhindar dari bahaya yang akan menimpanya.
4. Tata cara sujud syukur
Sujud syukur disunnahkan dilakukan pada saat nikmat itu diterima, mendapat kabar gembira,
dan atau baru saja terhindar dari musibah. Jadi, sujud syukur dilakukan secara spontan.
Caranya yaitu sebaiknya suci dari hadas dan najis, berdiri menghadap kiblat, kemudian niat
sujud syukur bersamaan takbiratul ihram, setelah itu langsud sujud satu kali, lalu duduk untuk
mengucapkan salam.
5. Manfaat sujud syukur
a. Menjadikan manusia selalu ingat kepada Allah taala
b. Terhindar dari sifat sombong
c. Akan menambah nikmat Allah, dll.

B. Sujud Tilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah
Sujud tilawah artinya sujud bacaan, yaitu sujud yang disunnahkan bagi orang yang membaca
ayat-ayat sajdah atau orang-orang yang mendengar bacaan ayat-ayat sajdah. Sujud tilawah
dilakukan untuk menyatakan keagungan Allah swt, dan sekaligus pengakuan bahwa diri kita
ini sangat kecil dan lema di hadapan Allah, karena Allah adalah Sang Pencipta alam semesta
dan pemberi semua anugerah yang kita miliki. Dengan pernyataan demikian, tidak ada alasan
bagi kita untuk sombong dan congkak. Sebab kita tidak memiliki apa-apa, semua yang ada
hanyalah titipan Allah sewaktu-waktu akan diambil oleh-Nya.
2. Hokum Melakukan Sujud Tilawah
Hokum melakukan sujud tilawah adalah sunnah.
3. Syarat Sujud Tilawah
Syarat yang terdapat pada sujud tilawah pada dasarnya seperti syarat secara umumantara lain
sebagai berikut:
a. Suci dari hadas dan najis.
b. Menghadap kiblat.
c. Tertutup auratnya.
4. Cara Melakukan Sujud Tilawah
a. Sujud tilawah di dalam shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajadah dalam shalat, hendaklah sujud sekali
kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan ayat tersebut dan meneruskan shalat.
Namun apabila dalam shalat jama’ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam
membaca ayat sajadah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika imam
tidak sujud, maka makmum pun tidak boleh sujud sendirian.
b. Sujud tilawah di luar shalat
1) Menghadap kiblat.
2) Niat dan takbir.
3) Sujud (hanya sekali).
4) Duduk setelah sujud.
5) Salam.
5. Ayat-ayat Sajadah
Di dalam Al-Qur’an terdapat 15 ayat-ayat yang berkenaan dengan ayat-ayat sajadah, yaitu
sebagai berikut:
a. Surah al-A’raf ayat 206
b. Surag ar-Ra’du ayat 15
c. Surah an-Nahl ayat 49
d. Surah Maryam ayat 58
e. Surah al-Haj ayat 18
f. Surah al-Haj ayat 77
g. Surah al-Furqan ayat 60
h. Surah an-Naml ayat 26
i. Surah as-Sajdah ayat 15
j. Surah as-Sad ayat 24
k. Surah al-Fussilat ayat 37
l. Surah an-Najm ayat 62
m. Surah al-Insyiqaq ayat 21
n. Surah al-‘Alaq ayat 19
6. Keutamaan Sujud Tilawah
Melaksanakan sujud tilawah hukumnya sunnah, baik dilaksanakan waktu shalat maupun di
luar waktu shalat. Adapun keutamaan dari sujud tilawah adalah terhindar dari gangguan
setan.
7. Manfaat Sujud Tilawah
Adapun diantara manfaat sujud tilawah adalah sebagai berikut:
Kita dijauhi oleh setan. Jika setan telah menjauh, kita tidak terkena godaan yang menuju
kedurhakaan. Kita memperolah jaminan jannah (surge) dari Allah swt.
8. Persamaan dan Perbedaan Sujud Syukur dan Sujud Tilawah
a. Persamaanya
1) Baik sujud syukur maupun sujud tilawah hhanya dilakukan sekali sujud saja.
2) Hukumnya sama-sama sunnah
b. Perbedaanya
1) Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat, sedangkan sujud
syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan tidak boleh melakukan sujud syukur
di saat shalat.
2) Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaca ayat-ayat sajadah,
sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat dari Allah swt. atau
karena terhindar dari bahaya yang mengancam dirinya.

MATERI II
PUASA
Standar Kompetensi:

2. Melaksanakan tata cara puasa.

Kompetensi Dasar:

2.1 Menjelaskan ketentuan puasa.


2.2 Menjelaskan macam-macam puasa.

Tujuan Pembelajaran:

1. Menjelaskan pengertian puasa.


2. Menyebutkan dalil tentang puasa.
3. Menjelaskan rukun puasa.
4. Menyebutkan amalan sunnah ketika berpuasa.
5. Menyebutkan macam-macam puasa.
6. Menyebutkan hal-hal yang dilarang ketika seseorang melaksanakan puasa.
7. Mempraktikkan puasa.

Ringkasan Materi:

A. Ketentuan-Ketentuan Puasa
1. Pengertian dan Dalil Puasa
Menurut bahasa, puasa (syaum) adalah menahan atau mencegah, sedangkan menurut istilah,
puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari disertai niat dan beberapa syarat tertentu.
2. Syarat Puasa
a. Syarat Wajib Puasa
1) Islam
2) Balig
3) Berakal Sehat
4) Mampu
5) Menetap (mukim)
b. Syarat Sah
1) Niat
2) Suci dari haid dan nifas
3) Bukan pada hari-hari yang diharamkan
3. Rukun Puasa
a. Niat
b. Meninggalkan segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari.
4. Amalan Sunnah pada Waktu Berpuasa
a. Makan sahur.
b. Mengakhirkan makan sahur, selama belum terbit fajar.
c. Menyegerakan berbuka puasa jika benar-benar telah tiba waktunya.
d. Membaca do’a ketika berbuka.
e. Berbuka dengan yang manis-manis.
f. Memperbanyak sedekah.
g. Memperbanyak membaca Al-Qur’an.
5. Hal-hal yang Makruh Waktu Puasa
a. Berkumur-kumur yang berlebihan.
b. Menyikat gigi, bersiwak.
c. Mencicipi makanan.
d. Memperbanyak tidur.
e. Berbekam atau di suntik.
6. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
a. Makan dan minum dengan sengaja.
b. Murtad.
c. Bersetubuh.
d. Keluar darah haid atau nifas.
e. Keluar air mani.
f. Mengubah niat puasa.
g. Hilang akal karena mabuk, pingsan, gila.
7. Hikmah Puasa
a. Meningkatkan iman takwa kepada Allah swt.
b. Menumbuhkan rasa solidaritas.
c. Melatih kesabaran.
d. Melatih kedisiplinan dan keteraturan hidup.
8. Macam-Macam Puasa
a. Puasa wajib
b. Puasa sunnah
c. Puasa makruh
d. Puasa haram
B. Puasa Ramadhan
1. Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan adalah puasa yang diwajibkan terhadap setiap muslim selama bulan penuh
pada bulan ramadhan. Puasa di bulan ramadha termasuk salah satu puasa wajib yang harus
dilakukan oleh segenap kaum muslimin.
2. Cara Menentukan Awal dan Akhir Ramadhan
a. Ru’yatul Hilal
Maksudnya mengamati bulan sudah tampak sabit atau belum sebagai tanda masuknya
awal bulan Ramadhan atau awal bulan Syawwal.
b. Istikmal
Maksudnya menyempurnakan bilangan bulan sya’ban atau bulan ramadhan menjadi 30
hari. Hal ini dilakukan bila ru’yatul hilal kurang tampak dan kurang jelas.
c. Hisab
Maksudnya adalah memperhitungksn peredaran bulan dibandingkan dengan perbedaan
matahari. Karena perbedaan bulan dan matahari bersifat tetap, maka dapat
diperhitungkan.
3. Orang-orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa Ramadhan
a. Boleh tidak berpuasa tetapi harus mengqada puasanya.
b. Boleh tidak berpuasa tetapi harus mengganti dengan membayar fidyah.
4. Amalan Sunnah pada Bulan Puasa
a. Shalat tarawih.
b. Shalat witir dan shalat sunnah lainnya.
c. Bersedekah.
d. Memperbanyak membaca Al-Qur’an.
e. Iktikaf di masjid untuk ibadah.
5. Hikmah Puasa Ramadhan
a. Membentuk manusia yang bertakwa.
b. Puasa sebagai benteng atau perisai dari segala macam tipu daya setan.
c. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt.
d. Membina kejujuran dan kedisiplinan.
e. Mendidik rasa belas kasihan.
f. Dapat memelihara kesehatan.
g. Dapat mengendalikan hawa nafsu.
h. Diampuni dosa-dosanya.
C. Puasa Nazar
1. Pengertian Puasa Nazar
Nazar artinya menjadikan sesuatu dari yang tidak wajib menjadi wajib, atau ikatan janji yang
diperintahkan untuk melaksanakannya. Jadi, puasa nazar adalah puasa yang dijanjikan oleh
seseorang karena mendapatkan sesuatu kebaikan.
2. Hokum Puasa Nazar
Puasa nazar adalah puasa yang telah dijanjikan oleh yang bersangkutan untuk dilaksanakan
maka hukumnya wajib. Dengan demikian, jika yang bernazar tidak melaksanakan puasa
maka ia akan berdosa.
Bila seseorang melanggar nazar yang telah diucapkannya, maka ia harus membayar kafarat
dengan memilih salah satu bentuk dibawah ini:
a. Memberi makan sepuluh orang miskin.
b. Memberi sepuluh pakaian orang miskin.
c. Memerdekakan hamba sahaya.
3. Sifat Nazar
a. Nazar karena sebab.
b. Nazar tanpa sebab.
4. Macam-Macam Nazar
a. Nazar perkara wajib.
b. Nazar perkara sunnah.
c. Nazar perkara maksiat.
d. Nazar yang tidak mengandung kebaikan.
D. Puasa Kafarat
1. Pengertian Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penembusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap
suatu hokum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan
seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan.
2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran
a. Puasa kafarat karena melanggar janji atau sumpah.
b. Puasa kafarat karena sengaja membunuh seorang muslim.
c. Puasa kafarat karena berjima’ saat sedang puasa ramadhan.
d. Puasa kafarat dalam ibadah haji.
E. Puasa Sunnah
a. Puasa 6 Hari di Bulan Syawwal.
Puasa sunnah syawwal adalah puasa yang dikerjakan pada bulan syawwal setelah selesai
mengerjakan bulan ramadhan.
b. Puasa Senin dan Kamis.
c. Puasa Dawud.
d. Puasa Arafah.
e. Puasa di Bulan Muharram, khususnya pada hari ‘Asyura.
f. Puasa di Bulan Sya’ban.
F. Puasa Makruh dan Puasa Haram
1. Pengertian Puasa Makruh dan Puasa Haram
a. Puasa makruh adalah puasa yang apabila dikerjakan tidak berdosa dan apabila
ditinggalkan malah berpahala.
b. Puasa haram adalah puasa yang apabila dikerjakan berdosa dan apabila ditinggalkan
berpahala.
2. Macam-Macam Puasa Haram
a. Hari raya idul fitri.
b. Hari raya iddul adha.
c. Hari tasyrik.
d. Puasa sehari saja pada hari jum’at.
e. Puasa pada hari syak.
f. Puasa selamanya.
g. Puasa wanita haid atau nifas.
3. Macam-Macam Puasa Makruh
a. Puasa yang dilakukan pada hari jum’at.
b. Puasa sunnah pada paruh kedua bulan sya’ban.

MATERI III
ZAKAT
Standar Kompetensi:
3. Melaksanakan tata cara zakat
Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat mal
3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
3.3 Mempraktikkan cara pelaksanaan zakat fitran dan zakat mal
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat mal
2. Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
3. Mempraktikkan cara pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
Ringkasan Materi:
A. Zakat
1. Pengertian Zakat
Menurut bahasa, zakat berarti tumbuh, berkembang, kesuburan, bertambah, dan dapat pula
berarti membersihkan atau menyucikan (QS. At-Taubah: 10). Zakat adalah mengeluarkan
sebagian harta benda sebagai sedekah wajib.
2. Sejarah Perintah Zakat
Zakat mulai disyariatkan pada bulan syawwal tahun ke-2 hijriyyah sesudah pada bulan
Ramadhannya diwajibkan zakat fitrah. Jadi, mula-mula diwajibkan zajkat fitrah baru
kemudian diwajibkan zakat mal atau kekayaan. Akan tetapi pada dasarnya zakat fitrah
diwajibkan sebelum Rasulullah berhijrah ke Madinah, tetapi belum terperinci benda-benda
apa yang dikenakan zakat dan belum ada kadar nisabnya maupun kadar zakatnya.
3. Macam-Macam Zakat
a. Zakat fitrah
b. Zakat Harta (Mal)
B. Zakat Fitrah
1. Pengertian Zakat Fitrah
Fitrah berarti bersih atau suci. Menurut istilah, zakat fitrah adalah sejumlah harta berupa
bahan makanan pokok yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim menjelang hari raya idul
fitri dengan tujuan membersihkan jiwa dengan syarat tertentu dan rukun tertentu.
2. Hokum Zakat Fitrah
Hokum zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim.
3. Rukun Zakat Fitrah
a. Niat.
b. Muzaki.
c. Mustahiq.
d. Ada barang atau makanan pokok di zakatkan.
4. Syarat Wajib Zakat Fitrah
a. Islam.
b. Masih hidup pada waktu terbenam matahari pada malam hari raya idul fitri.
c. Mempunyai kelebihan makanan baik untuk dirinya maupun keluarganya.
d. Berupa makanan pokok penduduk setempat.
5. Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah
a. Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan.
b. Waktu wajib, yaitu dari terbenam matahari penghabisan Ramadhan.
c. Waktu yang lebih baik (sunnah), yaitu dibayar sesudah sembahyang subuh
Sebelum pergi sembahyang hari raya.
d. Waktu yang makruh, yaitu sesudah shalat idul fitri sampai sebelum terbenam matahari
pada hari raya idul fitri.
6. Ukuran Zakat Fitrah
Benda yang digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah bahan makanan pokok daerah
setempat. Sebagai contoh daerah yang bahan makanan pokoknya beras, maka membayar
zakat fitrah adalah 2,5 kg beras. Tetapi dapat juga diganti dengan uang yang besarnya sama
dengan harga beras.
7. Orang yang Berhak Menerina Zakat (Mustahiq Zakat)
a. Fakir.
b. Miskin.
c. Amil.
d. Muallaf.
e. Riqab.
f. Gharim.
g. Sabilillah.
h. Ibnu Sabil.
8. Tujuan Zakat Fitrah
a. Membersihkan diri yang berzakat.
b. Memberi makan kepada fakir miskin.
9. Akibat Orang yang Tidak Mengeluarkan Zakat Fitrah
a. Membersihkan diri yang berzakat.
b. Puasanya tidak sempurna.
c. Menjadi orang yang tidak pandai bersyukur.
d. Memakan hak atau bagian orang lain.
e. Membentuk sifat kikir dan bakhil dalam dirinya.
f. Disempitkan rezekinya.
g. Mendapatkan dosa.
C. Zakat Mal
1. Pengertian dan Hukum mengeluarkan Zakat Mal
Menurut bahasa, harta adalah sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki,
menyimpan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut syara’, harta adalah
segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan menurut ghalibnya (lazim).
Mengeluarkan zakat mal hukumnya wajib bagi yang sudah memenuhi syarat. Dengan
demikian, zakat mal adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki seseorang karena
sudah sampai nisab (batasan jumlah harta) dan Haul (batasan waktu memiliki harta) sesuai
dengan ketentuan syariat islam.
2. Rukun Zakat Mal
a. Niat.
b. Muzaki.
c. Mustahiq.
d. Harta yang dizakatkan.
3. Syarat Harta yang Dizakatkan
a. Milik yang sempurna.
b. Berkembang.
c. Melebihi kebutuhan pokok.
d. Mencapai nisab.mencapai haul.
4. Harta yang Wajib Dizakati
a. Binatang ternak.
b. Emas dan perak.
c. Harta perniagaan.
d. Hasil pertanian.
e. Hasil tambang.
f. Rikaz.
g. Profesi, saham, benda-benda produktif.
5. Hikmah Zakat Mal
a. Sebagai rasa syukur kepada Allah.
b. Dapat meringankan beban fakir miskin.
c. Dapat menjalin hubungan kasih saying antara si kaya dan si miskin.
d. Dapat meningkatkan kesejahteraan umat islam secara umum.
BAB II
ANALISIS

Berdasarkan uraian materi yang telah di paparkan diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:
A. Analisis Psikologi
Dilihat dari segi psikologi, materi yang disampaikan sudah mampu diterima anak usia MTs kelas
VIII. Karena dilihat dari segi usia dan perkembangan pola fikirnya mereka mampu diajak untuk
berfikir lebih luas tentang materi yang disampaikan oleh guru. Namun, sebagian dari siswa ada
yang kurang faham dengan materi yang telah diajarkan khususnya dengan materi zakat.
B. Analisis Sosial
Ada sebagian materi yang mampu dilaksanakan peserta didik dalam kehidupan mereka dan ada
juga sebagian materi yang belum mampu mereka terapkan dalam kehidupan mereka.
C. Analisis Materi
1. Berdasarkan ranah kognitif:
1) Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah.
2) Menjelaskan pengertian sujud syukur dan tilawah.
3) Menjelaskan sebab-sebab sujud syukur dan tilawah.
4) Menjelaskan ketentuan puasa.
5) Menjelaskan macam-macam puasa.
6) Menjelaskan pengertian puasa.
7) Menjelaskan rukun puasa.
8) Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat mal.
9) Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat.
2. Berdasarkan ranah psikomotorik:
1) Melaksanakan tata cara sujud di luar shalat.
2) Mempraktikkan sujud syukur dan tilawah.
3) Melaksanakan tata cara puasa.
4) Mempraktikkan puasa.
5) Melaksanakan tata cara zakat.
6) Mempraktikkan cara pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal.
3. Berdasarkan ranah afektif:
1) Menyebutkan amalan sunnah ketika berpuasa.
2) Menyebutkan macam-macam puasa.
3) Menyebutkan hal-hal yang dilarang ketika seseorang melaksanakan puasa.
BAB III
KONSEP/MODEL PEMBELAJARAN

1.

Anda mungkin juga menyukai