PENGERTIAN PUASA
Pengertian secara bahasa : menahan.
Pengertian secara istilah : menahan diri dari hal-hal yang membatalkan. puasa sejak terbitnya
fajar hingga tenggelamnya matahari disertai dengan niat.
RUKUN PUASA
a. Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu keinginan di dalam hati untk menjalankan puasa
semata-mata mengharap ridha Allah swt, karena menjalankan perintah-Nya. Semua puasa,
tanpa adanya niat maka tidak bisa dikatakan sebagai puasa.
Kapankah kita berniat berpuasa?
Untuk puasa wajib, maka kita harus berniat sebelum datang fajar, sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah saw: Barang siapa tidak berniat puasa sejak makam, maka ia
tidak mempunya puasa (H.R. an-Nasa’i)
Sementara itu untuk puasa sunnah, kita di bolehkan berniat setelah terbit fajar, dengan
syarat kita belum melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa, seperti makan,
minum, berhubungan suami istri, dan lain-lain. Hal ini didasarkan pada Hadist dari Aisyah
r.a: “Pada suatu hari, Rasulullah saw masuk ke rumah, kemudian bersabda, ‘apakah engkau
mempunyai makanan?’ Aku enjawab, ‘Tidak’. Rasulullah saw, bersabda ‘Kalau begitu, aku
puasa.” (H.R. An-Nasa’i)
b. Imsak
Kita sudah terlampau akrab dengan kata imsak, lebih-lebih ketika bulan Ramadhan.
Banyak orang memahami Imsak sebagai waktu menjelang fajar (subuh) dimana seorang
muslim yang akan berpuasa berhenti makan sahur. Padahal makna dari imsak tidaklah
sesempit itu. Imsak yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan,
minum, dan lain-lain. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah pada saat sirine atau
pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai ketika fajar (subuh). Tentang kenapa
diperlukan sirine dan jadwal waktu imsak itu supaya kita berhati-hati dan bersiap-siap karena
sebentar lagi (sekitar 5 menit lagi) fajar akan tiba.
Allah berfirman:
Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)
e. Shalat Lail
Shalat tarawih merupakan bagian dari shalat lail, yakni shalat yang waktu pelaksanaannya
ba’da shalat isya sampai sebelum fajar. Ada sebagian orang menganggap bahwa shalat
tarawih itu wajib, padahal hukumnya adalah sunnah, sebagaimana shalat lail yang lain,
seperti witir, dan tahajut. Meski begitu, sunnah shalat tarawih dan shalat lail yang lain adalah
sunnah muakaddah, termasuk amalan yang jarang sekali ditinggalkan oleh Rasulullah saw.
f. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh
karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka.
Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama
muslim di belahan dunia.
g. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang
berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah
Saw:
"Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka
baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (H.R. Bukhari
Muslim)
h. Memperbanyak Sedekah
Rasulullah Saw. Bersabda, yang artinya: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada
bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi)
i. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Rasulullah
Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf
bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar,
membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
j. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada
bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah
Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku."
h. Memperbanyak Amal Kebaikan
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa
amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai
70 amalan wajib di luar Ramadhan. Oleh karena itu, raihlah setiap peluang untuk berbuat
kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.
MACAM-MACAM PUASA
1. Puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan
Ramadhan selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agara kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183)
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana tersebut dalam hadits
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a:
“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan
Allah dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan
zakat, puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, belum sempurna keislaman seseorang apabila dia belum mengerjakan puasa
Ramadhan dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mencari ridha Allah swt.
Keutaman puasa bulan Ramadhan:
Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh ampunan, bulan di mana al-Qur’an diturunkan, bulan
yang memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan bulan Ramadhan
yang tidak terdapat pada bulan lain:
1) Barangsiapa berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosa-
dosanya dan kembali menjadi manusia yang fitri (suci).
2) Dibebaskan dari siksa api neraka.
3) Setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup rapat.
4) Pada bulan Ramadhan terdapat Lailah Al-Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang salah malam di bulan Ramadhan lantaran iman dan
mengharapkan pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R.
Muttafaq ‘Alaih)
b. Puasa Nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang disebabkan karena janji
seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan
berpuasa 3 hari berturut-turut, maka apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib
mengerjakan puasa 3 hari berturut-turut yang ia janjikan itu.
c. Puasa Kafarat
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara
istilah artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan
oleh suatu perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi
pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Puasa Sunnah
a. Puasa enam hari di bulan Syawal.
Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Keutamaan puasa romadhon yang diiringi puasa
Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
b. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk
hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa.
c. Puasa hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaannya, akan dihapuskan dosa-dosa pada
tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang dimaksud
dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa
dihapus dengan jalan bertaubat.
d. Puasa Muharrom
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’. Keutamaannya puasa ini,
sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni puasa di bulan ini adalah puasa
yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon.
e. Puasa Assyuro’
Hari Assyuro’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi shalallahu ‘alaihi wasssalam
memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro’ ini dan mengiringinya dengan
puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan
Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di
tahun sebelumnya (HR. Muslim).
KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk
melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain.
Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain, maka puasa
kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak
mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh
ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita.
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt.
Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah
puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan
diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan
manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini.
Maka dari itu, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai
banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu
adalah ibadah.
SARAN
Kami dari pihak penyusun mengajak kepada pembaca untuk menjalankan perintah
Allah SWT.dan menjauhi segala larangannya. Dan berpuasalah dengan hati yang ikhlas
supaya amal ibadah puasa kita diterima disisi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
http://jihadmuslimin.blogspot.com/2012/01/puasa-ditinjau-dari-berbagai-aspek.html
diakses tanggal 9 November 2014
http://aiqonganteng.blogspot.com diakses pada tanggal 9 November 2014
http://pinturizky.wordpress.com/2013/06/24/puasa-dalam-islam/ diakses tanggal 9
November 2014
https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+183&client=firefox-
a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14L
gAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses pada tanggal 10 November
2014
https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+185&client=firefox-
a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14L
gAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses pada tanggal 10 November
2014