Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“Ibadah Puasa dan Hikmahnya Ditinjau dari
Berbagai Aspek”
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

1.      KATA PENGANTAR ...................... i


2.      DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
3.      LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
4.      RUMUSAN MASLAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
5.      TUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II ISI
6.      PENGERTIAN PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
7.      SYARAT SAH PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
8.      RUKUN PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
9.      HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA . . 4
10.  SUNNAH KETIKA BERPUASA . . . . . . . . . . . . . . . . 5
11.  MACAM-MACAM PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
12.  HIKMAH DAN MANFAAT PUASA . . . . . . . . . . . . . 13
BAB III PENUTUP
13.  KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
14.  DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam agama islam terdapat 5 rukun islam, yang
salah satunya adalah puasa. Kerena puasa merupakan rukun islam yang ke 4, maka puasa
adalah sesuatu hal yang diwajibkan oleh agama islam. Namun pada kenyataannya umat islam
juga banyak yang tidak menjalankan kewajibannya tersebut. Hal itu terjadi karena mereka
tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa itu sendiri. Kewajiban berpuasa merupakan
perintah dari Allah SWT yang disebutkan pada QS.Al-Baqarah ayat 183.
Maka dari itu kita sebagai umat islam yang taat atas perintah Allah harus menjalankan
kewajiban berpuasa. Kita akan dapat melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu jika
melaksanakan puasa tersebut. Dan hikmah berpuasa itu sangat banyak dan tidak ada ruginya
bagi kita.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian puasa ?
2. Bagaimanakah syarat sah puasa ?
3. Apa saja rukun puasa ?
4. Apakah hal yang membatalkan puasa ?
5. Apa sajakah sunnah ketika berpuasa ?
6. Apa sajakah macam-macam puasa ?
7. Apa hikmah dan manfaat puasa ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian puasa.
2. Untuk mengetahui syarat sah puasa.
3. Untuk mengetahui apa saja rukun puasa.
4. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat membatalkan puasa.
5. Untuk mengetahui sunnah ketika berpuasa.
6. Untuk mengetahui macam-macam puasa.
7. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat puasa.
BAB II
ISI

  PENGERTIAN PUASA
      Pengertian secara bahasa : menahan.
      Pengertian secara istilah : menahan diri dari hal-hal yang membatalkan. puasa sejak terbitnya
fajar hingga tenggelamnya matahari disertai dengan niat.

  SYARAT SAH PUASA


a.    Beragama Islam
b.    Berakal sehat
c.    Baligh
d.    Suci dari haid dan nifas (khusus bagi kaum wanita)
e.    Bermukim (tidak sedang bepergian jauh)
f.    Mampu (tidak sedang sakit)

  RUKUN PUASA
a.    Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu keinginan di dalam hati untk menjalankan puasa
semata-mata mengharap ridha Allah swt, karena menjalankan perintah-Nya. Semua puasa,
tanpa adanya niat maka tidak bisa dikatakan sebagai puasa.
Kapankah kita berniat berpuasa?
Untuk puasa wajib, maka kita harus berniat sebelum datang fajar, sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah saw: Barang siapa tidak berniat puasa sejak makam, maka ia
tidak mempunya puasa (H.R. an-Nasa’i)
Sementara itu untuk puasa sunnah, kita di bolehkan berniat setelah terbit fajar, dengan
syarat kita belum melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa, seperti makan,
minum, berhubungan suami istri, dan lain-lain. Hal ini didasarkan pada Hadist dari Aisyah
r.a: “Pada suatu hari, Rasulullah saw masuk ke rumah, kemudian bersabda, ‘apakah engkau
mempunyai makanan?’ Aku enjawab, ‘Tidak’. Rasulullah saw, bersabda ‘Kalau begitu, aku
puasa.” (H.R. An-Nasa’i)
b.    Imsak
Kita sudah terlampau akrab dengan kata imsak, lebih-lebih ketika bulan Ramadhan.
Banyak orang memahami Imsak sebagai waktu menjelang fajar (subuh) dimana seorang
muslim yang akan berpuasa berhenti makan sahur. Padahal makna dari imsak tidaklah
sesempit itu. Imsak yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan,
minum, dan lain-lain. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah pada saat sirine atau
pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai ketika fajar (subuh). Tentang kenapa
diperlukan sirine dan jadwal waktu imsak itu supaya kita berhati-hati dan bersiap-siap karena
sebentar lagi (sekitar 5 menit lagi) fajar akan tiba.

  HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA


a. Makan dan minum dengan sengaja. Apabila makan dan minumnya karena lupa atau
paksaan maka hal itu tidak membatalkan puasa.
b. Muntah dengan sengaja. Apabila muntahnya tidak sengaja maka hal itu tidak membatalkan
puasa.
c. Berniat berbuka puasa. Sekali berniat berbuka puasa meskipun buka puasa itu tidak
dilaksanakan, puasanya batal.
d.  Mengalami haid atu nifas.
e.  Keluar air mani karena memeluk atau mencium istri/suami atau bermasturbasi.
f.   Bersenggama.
g.  Hilang akal.
h.  Merubah niat

  SUNNAH KETIKA BERPUASA


a. Menyegerakan berbuka
  Dari Annas r.a., ia berkata: “Rasulullah saw. Berbuka sebelum shalat (maghrib)
dengan kurma, kalau tidak ada kurma beliau minum air beberapa teguk.” (H.R. Abu Dawud)

b.  Makan Sahur


Meskipun misalkan kita kuat berpuasa tanpa diawali dengan makan sahur, tetapi karena
makan sahur telah dicontohkan oleh Rasulullah, semestinya kita tidak
meremehkan/meninggalkan bersantap sahur.
Rasulullah bersabda:
“Makan sahurlah kamu, karena sesungguhnya pada makan sahur itu terdapat berkah.”
(H.R. Bukhari)

c.  Menggosok gigi pada waktu pagi.


 Rasulullah bersabda:
  “Jika kamu berpuasa, bersiwaklah pada waktu pagi dan jangan bersiwak pada waktu sore”
(H.R. at-Thabrani)
d.  Membaca dan Mengkhatamkan Al-Qur’an
Membaca al-Qur’an memang semestinya kita biasakan, lebih-lebih saat kita berpuasa
sunnah atau bahkan di bulan Ramadhan, dimana al-Qur’an diturunkan pada bulan ini.

Allah berfirman:

Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah [2]: 185) 

e. Shalat Lail
Shalat tarawih merupakan bagian dari shalat lail, yakni shalat yang waktu pelaksanaannya
ba’da shalat isya sampai sebelum fajar. Ada sebagian orang menganggap bahwa shalat
tarawih itu wajib, padahal hukumnya adalah sunnah, sebagaimana shalat lail yang lain,
seperti witir, dan tahajut. Meski begitu, sunnah shalat tarawih dan shalat lail yang lain adalah
sunnah muakaddah, termasuk amalan yang jarang sekali ditinggalkan oleh Rasulullah saw. 
f. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh
karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka.
Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama
muslim di belahan dunia.
g. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang
berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah
Saw:
"Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka
baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (H.R. Bukhari
Muslim) 
h. Memperbanyak Sedekah
      Rasulullah Saw. Bersabda, yang artinya: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada
bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi)
i. I’tikaf
         I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Rasulullah
Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf
bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar,
membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
j. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada
bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah
Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku." 
         
h. Memperbanyak Amal Kebaikan
        Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa
amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai
70 amalan wajib di luar Ramadhan. Oleh karena itu, raihlah setiap peluang untuk berbuat
kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.

  MACAM-MACAM PUASA
1.  Puasa wajib
a.  Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan
Ramadhan selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman:
 Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agara kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183) 
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana tersebut dalam hadits
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a:
“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan
Allah dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan
zakat, puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, belum sempurna keislaman seseorang apabila dia belum mengerjakan puasa
Ramadhan dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mencari ridha Allah swt.
Keutaman puasa bulan Ramadhan: 
Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh ampunan, bulan di mana al-Qur’an diturunkan, bulan
yang memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan bulan Ramadhan
yang tidak terdapat pada bulan lain:
1) Barangsiapa berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosa-
dosanya dan kembali menjadi manusia yang fitri (suci).
2)  Dibebaskan dari siksa api neraka.
3)  Setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup rapat.
4) Pada bulan Ramadhan terdapat Lailah Al-Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang salah malam di bulan Ramadhan lantaran iman dan
mengharapkan pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R.
Muttafaq ‘Alaih)
b.    Puasa Nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang disebabkan karena janji
seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan
berpuasa 3 hari berturut-turut, maka apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib
mengerjakan puasa 3 hari berturut-turut yang ia janjikan itu.
c. Puasa Kafarat
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara
istilah artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan
oleh suatu perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi
pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
2.    Puasa Sunnah
a.    Puasa enam hari di bulan Syawal.
Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Keutamaan puasa romadhon yang diiringi puasa
Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
b.    Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk
hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa.
c.     Puasa hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaannya, akan dihapuskan dosa-dosa pada
tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang dimaksud
dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa
dihapus dengan jalan bertaubat.
d.    Puasa Muharrom
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’. Keutamaannya puasa ini,
sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni puasa di bulan ini adalah puasa
yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon.
e.    Puasa Assyuro’
Hari Assyuro’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi shalallahu ‘alaihi wasssalam
memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro’ ini dan mengiringinya dengan
puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan
Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di
tahun sebelumnya (HR. Muslim).

f.    Puasa Sya’ban.


Yang dimaksud puasa Sya’ban adalah memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban.
Keutamaan: Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb semesta alam
(HR. An-Nasa’i & Abu Daud, hasan).
g.    Puasa Senin dan Kamis.
Nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Hari Senin adalah
hari kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis adalah hari di mana ayat Al-Qur’an
untuk pertama kalinya diturunkan. Perihal hari Senin dan Kamis, Rasulullah juga telah
bersabda:
“Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang diperiksa
amal perbuatanku, sedangkan saya sedang berpuasa. (HR Tirmidzi)
h.    Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan Qamariyah).
Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu tanggal 13,
14, dan 15 setiap bulan qamariyah.
i.    Puasa Dawud
Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa sehari tidak puasa, atau
selang-seling. Puasa nabi Dawud adalah puasa yang paling disukali oleh Allah SWT. (HR.
Bukhari-Muslim).

3.    Puasa Makruh


Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat
dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’ Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau
tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau
Sabtu dengan niat mengqadha’ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal
9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa
sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa
pada hari Jumat tergolong puasa haram  jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau
sesudahya. 
4.  Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau
karena kondisi pelakukanya.
a.    Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari
kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur
bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram.
Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak
berniat untuk puasa.
b.    Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari
itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan
Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya
bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari
besar.
c.    Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih
dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa.
Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang
disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.
d.    Puasa sepanjang tahun / selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk
mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu
dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan
untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

  HIKMAH DAN MANFAAT PUASA


         HIKMAH PUASA :
a.       Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama
memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b.      Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-
orang yang tak mampu.
c.       Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna dalam
berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d.      Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui apakah
seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e.       Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa
seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f.       Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
g.      Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah
menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h.      Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i.        Menjaga kesehatan jasmani.

         MANFAAT PUASA :


1.Ditinjau dari segi Agama atau Religi
Kita melakukan puasa sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah sang
Maha Pencipta karena puasa itu sendiri merupakan perintah-Nya.
Sebagaimana firman-Nya:
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa " (Al-Baqarah: 183).
Jadi jelas puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang
beriman (Islam). Tujuannya pun jelas yaitu untuk mendapatkan derajat takwa di sisi Allah.

2.Dilihat dari aspek sosial


Puasa dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada orang lain yang selama ini
kekurangan. Juga sebagai bukti adanya persamaan derajat di sisi Allah.
Orang-orang yang berkecukupan, yang selama ini makan 3-4 kali sehari dapat
merasakan penderitaan sebagian orang yang kurang mampu yang biasa hanya makan 1-2 kali
sehari bahkan kadang tidak makan. Sehingga diharapkan akan timbul perasaan dan keinginan
untuk menolong yang kurang mampu. Allah juga tidak membedakan puasanya orang kaya
dan orang miskin. Dihadapan Allah syarat sahnya puasa sama.

3.Ditinjau dari aspek pribadi


      Dari aspek psikologis
Puasa merupakan latihan bagi kita untuk bisa menahan nafsu- nafsu jelek yang muncul dari
dalam diri kita.Nafsu yang paling kuat yang ada dalam diri manusia dan termasuk hal yang
membatalkan puasa adalah nafsu yang sumbernya perut dan kemaluan.Nafsu tersebut juga
sering menjadi biang kejahatan. Dengan latihan di bulan Ramadhan diharapkan setelah
Ramadhan kita bisa menahan dan mengatur nafsu tersebut dengan baik. "Barang siapa
menjamin kepadaku apa yang berada di antara kumis dan janggutnya, serta apa yang berada
diantara kedua pahanya, maka aku akan menjamin kepadanya surga " (H.R. Bukhari)
         Dari aspek fisik
Dengan puasa kita dapat hidup lebih sehat. Organ tubuh, terutama pencernaan yang
selama ini terus bekerja keras, dapat beristirahat pada siang harinya. Dengan kondisi seperti
ini organ tubuh yang mengalami kerusakan dapat melakukan recovery atau perbaikan selagi
tidak bekerja. Sehingga ketika bekerja kembali dapat bekerja secara maksimal dan tubuh
dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Puasa juga dapat mengurangi resiko terkena
berbagai macam penyakit. Ketika kita berpuasa terjadi penurunan laju metabolisme dalam
tubuh.
Buktinya, tubuh menjadi dingin. Hal ini menunjukkan terjadinya pengurangan asupan dan
konsumsi oksigen secara total oleh tubuh.
Dengan adanya pengurangan konsumsi oksigen, maka produksi radikal bebas oksigen yang
bersifat racun akan turun. Kelebihan radikal bebas oksigen dapat menyebabkan menurunnya
aktifitas enzim dan dapat merusak sel-sel tubuh secara umum. Sehingga bisa menyebabkan
timbulnya penyakit.
Dengan berpuasa, produksi radikal bebas oksigen dapat ditekan sampai 90% dan
meningkatkan produksi antioksidan sampai 12%. Saat kita puasa, secara tidak langsung kita
telah mengurangi masuknya makanan dan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh termasuk
racun. Pada saat puasa juga, usus tidak terisi secara penuh, sehingga dapat menyebabkan
absorbsi zat-zat makanan termasuk racun tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan
kecilnya resiko terkena penyakit. Kalaupun racun terabsorsi bersama makanan, maka Hati
sebagai organ yang menetralkan racun dapat bekerja baik karena racunnya sedikit.
Pada kondisi tidak puasa, dengan makanan yang berlebihan, produksi racun dan racun
yang terserap sangat banyak. Sehingga hati tidak bisa menetralkan racun seluruhnya. Racun
yang tidak bisa dinetralkan oleh Hati akan terbawa oleh aliran darah ke organ-organ. Hal
inilah yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit.
BAB III
PENUTUP

  KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk
melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain.
Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain, maka puasa
kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak
mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh
ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita.

Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt.
Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah
puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan
diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan
manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini.

Maka dari itu, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai
banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu
adalah ibadah.

  SARAN
Kami dari pihak penyusun mengajak kepada pembaca untuk menjalankan perintah
Allah SWT.dan menjauhi segala larangannya. Dan berpuasalah dengan hati yang ikhlas
supaya amal ibadah puasa kita diterima disisi Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

      http://jihadmuslimin.blogspot.com/2012/01/puasa-ditinjau-dari-berbagai-aspek.html
diakses tanggal 9 November 2014
      http://aiqonganteng.blogspot.com diakses pada tanggal 9 November 2014
      http://pinturizky.wordpress.com/2013/06/24/puasa-dalam-islam/ diakses tanggal 9
November 2014
      https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+183&client=firefox-
a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14L
gAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses pada tanggal 10 November
2014
      https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+185&client=firefox-
a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14L
gAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses pada tanggal 10 November
2014

Anda mungkin juga menyukai