Anda di halaman 1dari 19

PUASA DAN TARAWIH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Ibadah & Qiroah

Dosen pengampu: Dr. Khadijah, M. A.

Disusun oleh Kelompok 8 :

Ratu Salsabila 11210510000124

Adella Zahra 11210510000152

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji, dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, yang telah memberikan limpahan ridho, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Praktik Ibadah dan Qiroah yang dibimbing oleh
Dr. Khadijah, M.A. Tidak lupa pula sholawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-Nya, sahabat-Nya dan umat-
Nya yang setia sampai akhir zaman.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik
Ibadah dan Qiroah. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca
untuk menambah wawasan, informasi, ataupun referansi. Dengan begitu,
pembuatan makalah diharapkan pembaca memiliki pemahaman yang kritis,
inovatif dan komprehensif dalam memahami tentang Puasa dan Tarawih.

Demikian kata pengantar yang kami sampaikan dengan harapan semoga


makalah sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua
ini kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan
dari semua pihak mudah-mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.

Jakarta, 11 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 4
1.4 Pengertian Puasa ............................................................................................... 4
1.5 Syarat Puasa ...................................................................................................... 5
1.6 Rukun Puasa...................................................................................................... 5
1.7 Macam-Macam Puasa ...................................................................................... 6
1.8 Hal-Hal yang Membatalkan Puasa ................................................................. 8
1.9 Hikmah Puasa ................................................................................................... 9
1.10 Tujuan Puasa................................................................................................... 10
1.11 Arti Shalat Tarawih ........................................................................................ 10
1.12 Makna Qiyamul lail ........................................................................................ 11
1.13 Perdebataan Jumlah Shalat Tarawih ........................................................... 12
1.14 Manfaat / Hikmah Shalat Tarawih ............................................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 15
1.15 Kesimpulan ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui agama Islam mempunyai lima rukun


Islam yang salah satunya ialah puasa, yang mana puasa termasuk
rukun Islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun Islam
jadi, semua umat Islam wajib melaksanakannya namun pada
kenyataannya banyak umat Islam yang tidak melaksanakannya, karena
apa? Itu semua karena mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah
puasa. Bahkan, umat muslim juga masih banyak yang tidak
mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa
dengan baik dan benar. Banyak orang-orang yang melakasanakan
puasa hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sahnya
puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Hasilnya,pada saat
mereka berpuasa mereka hanyalah mendapatkan rasa lapar saja.
Sangatlah rugi bagi kita jika sudah berpuasa tetapi tidak mendapatk an
pahala. Oleh karna itu, kami akan membahas lebih dalam lagi segala
hal tentang puasa.
Sholat Tarawih disyariatkan hanya pada bulan Ramadhan.
Diluar dari bulan Ramadhan, tidak disyariatkan untuk melaksanakan
sholat Tarawih. Meskipun seseorang yang melaksanakan sholat
sunnah pada malah hari, tetapi jika tidak di malam bulan Ramadhan,
tidak disebut dengan sholat Tarawih, tetapi itu hanya sholat Malam
atau Tahajjud. Nabi selalu rutin shalat malam atau tahajud, baik di
bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Khususnya di
malam hari pada bulan Ramadhan, ia juga melaksanakan sholat selain
sholat tarawih, shalat tarawih dilakukan pada awal malam ditambah
dengan sholat malam atau Tahajjud, yang selalu dicontohkan oleh

1
Nabi ketika sholat berjamaah di masjid. Sementara sholat tahajud
dilakukan pada akhir malam setelah bangun dari tidur, melakukannya
lebih sering dia sendirian di rumahnya, bahkan jika ada riwayat dia
juga pernah melakukan berjamaah di masjid. Waktu yang paling
penting untuk berdoa atau tahajud malam ini adalah sepertiga terakhir
malam atau subuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian puasa?
2. Apa saja syarat sah puasa ?
3. Apa saja rukun puasa?
4. Bagaimana bunyi niat puasa ?
5. Apa saja macam-macam puasa?
6. Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa Ramadhan?
7. Apa saja hikmah puasa?
8. Apa tujuan dari pusa?
9. Apa arti salat tarawih?
10. Apa makna qiyamul lail?
11. Bagaimana perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat sholat
tarawih?
12. Apaa hikmah dari salat tarawih?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian puasa
2. Menjelaskan syarat sah puasa
3. Menjelaskan rukun puasa
4. Menjelaskan bunyi niat puasa
5. Menjelaskan macam-macam puasa
6. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa ramdhan
7. Menjelaskan hikmah puasa

2
8. Menjelaskan tujuan dari puasa
9. Menjelaskan Apa Menjelaskan
10. Menjelaskan perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat sholat
tarawih
11. Menjelaskan hikmah dari salat tarawih

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Puasa


Puasa secara Bahasa berarti menahan diri dari sesuatu, baik dalam
bentuk perkataan maupun perbuatan1 Pengertian lain menjelaskan bahwa
puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan, satu hari
lamanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan
beberapa syarat.2 Sedangkan secara istilah puasa adalah menahan diri
dari makanan dan minuman, dan hal-hal membatalkan puasa dari mulai
terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Menahan diri dari segala
sesuatu maksudnya adalah menahan untuk tidak makan dan minum tidak
berkata kotor tidak berbohong tidak bertengkar tidak mencuri dan lain-
lainnya karena perbuatan itu udah dapat membatalkan puasa.

Adapun pengertian puasa menurut para ulama-ulama yaitu:

1. Menurut al-Qusyairi

Puasa terbagi menjadi dua macam: puasa lahir (menahan dari hal-
hal yang membatalkan puasa disertai niat) dan puasa batin (menjaga
hati dari bahaya, menjaga ruh dari rasa miskin dan menjaga dari
melirik selain Allah Swt).

2. Menurut Syeikh Abdul Qadir al-Jailani


Menahan yang telah ditentukan mulai terbit fajar yang kedua
(fajars{ādiq) sampai terbenam matahari, pada bulan tertentu sesuai
syara’. Adapun pengertian puasa secara hakiki adalah menahan dan
berpaling secara keseluruhan dari apa yang tidak benar menurut orang
yang berakal dan orang yang mempunyai keyakinan, yang sudah

1
Mahmud Muhsin Dan Abdul Aziz, Puasa Tekstual Dan Konstektual Dalam Islam,Al-Hikmah:
Jurnal Studi Agama -Agama, Vol. 4. No. 1 (Surabaya, 2018), hlm. 4.
2
Lelya Hilda, Puasa dalam Islam dan Kesehatan, Jurnal Hikmah, Vol VIII, (Sumatra Utara, 2014)

4
melihat dari rahasia sesuatu (puasa), menurut orang yang mempunyai
ilmu kepastian sekedar kemampuan.
3. Menurut Wahbah zuhaili
Sedangkan arti shaum menurut istilah syariat adalah menahan diri
pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa, disertai niat
oleh pelakunya, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
4. Menurut Quraisy Syihab
Puasa jika ditinjau dari segi hukum adalah seseorang berkewajiban
mengendalikan dirinya berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan
makan, minum, dan hubungan seksual tersebut dalam waktu tertentu.
Dalam berpuasa juga sekaligus berusaha mengembangkan potensi
agar mampu membentuk dirinya sesuai apa yang diajarkan oleh Tuhan
dengan meneladani sifat-sifatNya (M. Quraisy Syihab, 1994, 308).3

1.5 Syarat Puasa


Dalam pelaksanakan puasa ada syarat yang harus di terapkan,
syarat tersebut ada dua yakni syarat wajib puasa dan syarah sah puasa,
diantaranya:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Suci dari haid dan nifas.
5. Telah memasuki waktu puasa (baik wajib maupun sunnah)

1.6 Rukun Puasa


1. Niat
Niat adalah menyengaja suatu perbuatan untuk menaati perintah Allah
dalam mengharapkan keridhoanNya dan sebagai bentuk pendekatan diri
kepadaNya.

3
Muhammad Rifa’I, Makna puasa dalam Tafsir al-Jailani, Diyana al-Afkar Vol.5 No. 01, (Cirebon,
2017). Hlm. 4-5.

5
2. Menahan diri
Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya
fajar sampai terbernamnya matahari, yang kedua inilah yang disebut
dengan imsak. Imsak dimaknai sebagai menahan diri dari makan, minum,
hubungan seksual suami istri, dan semua hal yang membatalkan puasa
sejak fajar hingga matahari terbenam.
Waktu imsak biasanya dimulai sejak waktu subuh hingga matahari
terbenam pada sore harinya. Namun, ada beberapa wilayah yang
mengalami ketidakseimbangan perputaran jadwal siang dan malam.

1.7 Niat Puasa


‫سنَ ِة ِهللِ ت َ َعالَى‬
َّ ‫ضانَ ه ِذ ِه ال‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬
َ ‫ض‬ ِ َ‫ع ْن اَد‬
ِ ‫اء فَ ْر‬ َ ‫غ ٍد‬ َ ُ‫ن ََويْت‬
َ ‫ص ْو َم‬

“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di


bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Bacaan tersebut merupakan lafaz niat puasa ramadhan yang biasa dibaca
saat malam hari sebelum melaksanakan puasa pada esok harinya.

1.8 Macam-Macam Puasa


Pertama, puasa Ramadhan, yaitu puasa yang wajib dilakukan
selama satu bulan penuh; kedua, puasa qadha, yaitu puasa pengganti puasa
Ramadhan yang dilakukan oleh orang-oarang yang karena sebab-sebab
tertentu tidak bisa melaksanakan puasa ramdhan; ketiga, puasa nazar, yaitu
kalau seseoarang berjanji akan melaksanakan puasa yang dikaikan dengan
sesuatu kesuksesan tertentu, maka ia wajib melakukannya; keempat, puasa
kifarat yaitu puasa denda atas suatu pelanggaran.
Apabila seseoarang malakukan hubungannya di siang hari bulan
Ramadhan, maka ia wajib berpuasa selama 60 hari beturut-turut; keempat,
jika seorang suami melakukan zhihar terhadap istrinya, yaitu menggap
istrinya sendiri sebagai ibunya dengan disertai sumpah, maka ia wajib

6
melakukan kifarat puasa 60 hari beturut-turut; kelima, jika seseorang
melakukan sumpah palsu atau demi Allah seperti dengan ucapan, wallahi
atau billahi atau demi Allah, dan ternyata ia tidak menepati sumpahnya,
maka ia wajib melakukan puasa kifarat sumpah sebanyak tiga hari.
Selanjutnya, ada juga puasa yang bersifat sunat, misalnya puasa
pada hari Senin dan Kamis. Puasa sunat inilah yang sering dilakukan oleh
Rasulullah saw, puasa tanggal 9 Dzulhijah atau puasa Arafah, dan pusa
pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Qomariyah.
Selain puasa wajib ada sunat, ada juga puasa haram, atau tidak
boleh dilakukan, yaitu; puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha,
puasa pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijah.
puasa haram adalah puasa sunnat yang dilakukan oleh seorang istri
tanpa seizin suaminya ketika sang suami sedang ada di rumah. Tentang hal
ini Nabi saw. Bersabda “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa Suaminya
ada, kecuali atas seizinnya.”
Puasa juga haram dilakukan oleh Wanita yang sedang haid atau
nifas. Ia wajib berbuka. Dan ia wajib mengganti puasanya di hari yang
lain. Kemudian, secara khusus Rasulullah saw, mengatur bahwa sebaiknya
seorang muslim tidak melakukan puasa pada hari Jumat. Para ulama
Muslim tidak melakukan puasa pada hari Jumat. Para ulama menilai
bahwa puasa sunat pada hari Jumat merupakan puasa makruk, puasa yang
kurang baik dilakukan.puasa yang kurang baik dilakukan. Termasuk puasa
yang kurang sah adalah puasa orang yang sedang menempuh perjalanan
jauh, atau orang yang sakit payah. Dalam ajaran Islam, pada bulan
Ramadhan dibolehkan berbuka puasa.
Semua puasa, baik wajib maupun sunnat, memerlukan keikhlasan,
yaitu semat-mata mengharapkan ridha Allah menurut sebuah hadits, di
antara doa dan harapan yang paling banyak didengar Allah adalah yang
dinyatakan oleh orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

7
Dan Rasulullah selalu memelihara puasa-puasa sunat seperti yang telah
diungkapkan di atas. 4

1.9 Hal-Hal yang Membatalkan Puasa


Hal hal yang membatalkan puasa
1. Makan Dan Minum Disengaja
Memasukan benda baik berupa makanan atau minuman atau benda
lain
kedalam mulut atau salah satu dari lubang lain dalam anggota tubuh
secara sengaja yang menyebabkan makanan atau benda tersebut
masuk kedalam perut (lambung) tidak termasuk jika tidak disengaja.
2. Jima’
Melakukan jima‟ siang hari dengan sengaja baik dengan istri atau
suami termasuk dengan siapapun baik keluar mani atau tidak maka
puasanya batal. Bagi mereka yang berniat puasa pada malam harinya
lalu pada siang harinya melakukan hal itu maka diwajibkan:
 Meng-qadha (mengganti) dan membayar kafarat dengan
memerdekakan budak sebagai hukuman yang setara, jika tidak
mampu
 Mengganti puasa diluar bulan ramadhan selama 2 bulan berturut-
turut, jika tidak mampu
 Membayar fidyah untuk 60 orang fakir miskin, jika tidak mampu
tetap menjadi tanggungan dan wajib membayar setelah mampu.
3. Mengeluarkan Mani Dengan Sengaja
Mengeluarkan dengan sengaja misalnya, berhayal yang disengaja
sampai keluar sperma dapat membatalkan puasa, tidak termasuk jika
bermimpi.
4. Muntah Disengaja

4
Dr. Miftah Faridl, Islam Dalam Berbagai Aspeknya, (Bandung: Penerbit Pustak, 2003), hlm 148-
150

8
Muntah disengaja seperti memasukan jari kedalam kerongkongan agar
muntah, tapi tidak termasuk muntah karena sakit atau mabuk
perjalanan
5. Haid Dan Nifas
Bagi wanita yang sedang haid atau nifas (melahirkan) tidak
diperbolehkan puasa sampai sampai bersih dari haidnya
6. Memasukkan Jarum suntik
Masukan suatu hal dalam tubuh melalui jarum suntik yang bertujuan
untuk mengenyangkan, bisa membatalkan puasa, namun ada beda
pendapat tentang hal ini.
7. Gila (hilang akal)
Orang yang mengalami kegilaan tidak diwajibkan berpuasa, jika
sedang berpuasa lalu tiba-tiba mengalami gila puasanya batal.
8. Memasukan Benda melalui Kubul dan Dhubur
Sengaja memasukan benda padat atau cair melalui kedua lubang
(dubur atau qubul) dapat membatalkan puasa, sebaiknya hindari buang
angin didalam air yang bisa menyebabkan air masuk.5

1.10 Hikmah Puasa


 Puasa sangat melatih sabar kita dalam menghadapi berbagai
godaan.
 Berpuasa dididik untuk disiplin waktu, menghargai waktu.
 Demi mematuhi dan menaati perintah Allah.
 Diharapkan bisa ikut merasakan apa yang dirasakan orang fakir
miskin.
 Diharapkan tumbuh rasa cinta rasa sayang kepada mererka yang
ditakdirkan oleh Allah swt tidak memperoleh nasib baik.
 Rasa persatuan sebagai umat keluarga besar umat beriman.
 Melatih dan mengendalikan nafsunya.

5
Mahmud Muhsin Dan Abdul Aziz, Puasa Tekstual Dan Konstektual Dalam Islam,Al-Hikmah:
Jurnal Studi Agama -Agama, Vol. 4. No. 1 (Surabaya, 2018), hlm. 9-12.

9
1.11 Tujuan Puasa
Tujuan puasa berdasarkan surat qur’an Al -baqarah ayat 183 yang
berbunyi

‫ب عَ ل َ ى ال َّ ِذ ي َن ِم ْن ق َ ب ْ لِ ك ُ ْم‬
َ ِ ‫الص ي َ ا مُ كَ َم ا ك ُ ت‬
ِ َ ِ ‫ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا ك ُ ت‬
ُ‫ب ع َ ل َ ي ْ ك ُ م‬
‫ل َ ع َ ل َّ ك ُ ْم ت َت َّق ُ و َن‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.”

1.12 Arti Shalat Tarawih


Tarawih artinya secara harfiah adalah 'beristirahat', yang mengacu
pada istirahat di antara empat rakaat. Kata Tarawih diambil dari bahasa
Arab, atau yang biasa disebut Tarweeha, Teraweh, Taraweh, atau Tarwih.
Berasal dari bahasa Arab dengan bentuk jamak penulisan dari ‫ ت َْر ِو ْي َحة‬.
Tarawih artinya "waktu sesaat untuk istirahat". Termasuk salat sunnah yang
ditunaikan secara khusus pada bulan Ramadan.

Salat Tarawih adalah salah satu praktik dalam menghidupkan setiap


malam bulan Ramadhan atau disebut Qiyamu Ramadhan. Ada banyak
keutamaan dari menunaikan ibadah ini. Karena termasuk amalan sunnah,
makan dilaksanakan berdasarkan kaidah salat sunnah. Tak ada kewajiban
untuk melakukan salat Tarawih secara berjamaah.

Shalat Tarawih hukumnya sangat disunnahkan (sunnah muakkadah),


lebih utama berjama'ah. Demikian pendapat masyhur yang disampaikann
oleh para sahabat dan ulama. Dalam wacana mereka, di malam-malam
Ramadhan, namanya menjadi Tarawih dan diluar malam-malam Ramadhan
namanya menjadi shalat malam/qiyamullail. Dasar mereka adalah hadits
Nabi SAW :

10
‫سلَّ َم يَ ِز ْيدُ فِ ْي‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْن َها َما َكانَ َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬ ِ ‫شةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ

‫رواه النسائي‬. ً‫ع ْش َرة َ َر ْكعَة‬


َ ‫علَى إِحْ دَى‬ َ َ‫ضانَ َوال‬
َ ‫غي ِْر ِه‬ َ ‫َر َم‬

Artinya : ”Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW. tidak pernah menambah di
dalam ramadhan dan di luar Ramadhan dari 11 rakaat ”(HR. Bukhari)

1.13 Makna Qiyamul lail


Qiyamul lail adalah salah satu istilah di dalam Agama Islam yang
menyebut serangkaian ibadah di malam hari. Secara harafiah, qiyamul lail
artinya ibadah malam. Hal ini menerangkan bahwa qiyamul lail merupakan
amalan sunnah yang dapat dikerjakan hanya di malam hari.

Salat qiyamul lail artinya adalah salat malam. Rasulullah SAW


dalam sebuah hadist bersabda, qiyamul lail merupakan ibadah yang afdhal
untuk dilakukan setelah salat wajib di malam hari. Hal itu sebagaimana
yang tertuang dalam sebuah hadist shahih berikut ini,

"Salat yang paling afdhal setelah salat wajib adalah salat malam,"
(HR. Muslim).

 Keutamaan Qiyamul lail


Qiyamul lail artinya berserah diri dan mengharap petunjuk Allah SWT di
malam hari. Banyak keutamaan dari qiyamul lail jika dikerjakan. Di
antaranya yaitu sebagai berikut,
1) Dikabulkannya Doa-Doa
Jika seorang muslim bersungguh-sungguh meminta perkara dunia
dan akhirat dalam doanya, niscaya Allah SWT akan memberikan
pertolongan kepadanya. Hal ini sebagaimana dalam perkataan
Rasulullah SAW yang dalam sebuah hadist yang berbunyi,
“Sesungguhnya pada malam hari itu ada satu waktu yang tidaklah
seorang muslim tepat pada waktu itu meminta kepada Allah
kebaikan perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti

11
memberikannya kepadanya. Dan waktu itu ada pada setiap
malam.” (HR. Muslim, no. 757)

2) Derajat Meningkat di Hadapan Allah SWT


Allah SWT disebut menyukai hamba-Nya yang selalu meminta
petunjuk, sebagai balasannya ia akan ditempatkan dengan derajat
yang lebih tinggi saat menjalankan qiyamul lail. Hal ini seperti
yang tertuang dalam firman-Nya dengan bunyi,

َ ‫َو ِمنَ الَّ ْي ِل فَت َ َه َّج ْد بِ ٖه نَافِلَةً لَّ َۖ َك‬


ٰٓ ‫ع‬
‫سى ا َ ْن يَّ ْبعَث َ َك َرب َُّك َمقَا ًما َّمحْ ُم ْودًا‬
”Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai
suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

1.14 Perdebataan Jumlah Shalat Tarawih

 Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali


menegaskan, shalat tarawih berjumlah 20 rakaat. Imam As-Sarakhsi dari
mazhab Hanafi menyebutkan:

‫فَإِنَّ َها ِع ْش ُرونَ َر ْكعَةً ِس َوى ْال ِوتْ ِر ِع ْن ِدنَا‬

Maka sesungguhnya shalat tarawih itu 20 rakaat, selain shalat witir,


menurut pendapat kami.

 Sedangkan imam Ad-Dardiri dari mazhab Maliki menuturkan:

َ ‫س ِل ُم ِم ْن ُك ِل َر ْك َعتَي ِْن‬
‫غي ِْر‬ ِ ‫ص ََل ِة ْال ِعش‬
َ ُ‫َاء ي‬ َ َ‫ي ِع ْش ُر ْونَ َر ْك َعةً بَ ْعد‬ َ ‫َوالت َّ َرا ِو ْي ُح ِب َر َم‬
َ ‫ضانَ َو ِه‬
‫ش ْفعِ َو ْال ِوتْ ِر‬ َّ ‫ال‬

Dan shalat Tarawih di bulan Ramadhan, yaitu 02rakaat setelah shalat


Isya', dengan salam tiap dua rakaat, di luar shalat syafa' dan witir.

 imam An-Nawawi dari mazhab Syafi’i menulis:

12
ِِ ‫ْال ِوتْر‬ ‫غي ِْر‬ ٍ ‫َم ْذ َهبُنَا أَنَّ َها ِع ْش ُر ْونَ َر ْك َعةً ِب َع ْش ِر ت َ ْس ِل ْي َما‬
َ ‫ت‬

Menurut mazhab kami jumlahnya 02 rakaat dengan 12 kali salam, selain


shalat witir.

 Imam Ibnu Qudaman dari mazhab Hambali menuliskan dalam kitabnya


Al-Mughni:

‫سنَّة ُم َؤ َّكدَة َوأ َ َّو ُل َم ْن‬


ُ ‫ي‬ َ ‫ضانَ ِع ْش ُرونَ َر ْكعَةً يَ ْعنِي‬
َ ‫ص ََلة ُ الت َّ َرا ِويْحِ َو ِه‬ َ ‫ش ْه ِر َر َم‬َ ‫َوقِيَا ُم‬
ِ ‫سو ُل‬
‫هللا‬ ُ ‫سنَّ َها َر‬
َ
Dan qiyam bulan Ramadhan itu 02rakaat, yaitu shalat tarawih. Hukumnya
sunnah muakkadah, dan orang yang pertama kali melakukannya adalah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

 sebagian ulama mazhab Maliki menyatakan bahwa shalat tarawih


berjumlah 36 rakaat. Imam An-Nafrawi dari mazhab Maliki menyebutkan:

‫صلَّ ْوا بَ ْعدَ ذَ ِل َك ِستًّا‬


َ ‫ ث ُ َّم‬...ً‫اج ِد بِ ِع ْش ِرينَ َر ْكعَة‬ ِ ‫س‬ َ ‫صا ِل ُح يَقُو ُمونَ فِي ِه فِي ْال َم‬ ُ َ‫سل‬
َّ ‫ف ال‬ َّ ‫َو َكانَ ال‬
َ ْ‫َارهُ َما ِلك فِي ْال ُمدَ َّونَ ِة َوا ْستَح‬
ُ‫سنَه‬ ْ ‫ َو َهذَا‬...ً‫َوث َ ََلثِينَ َر ْك َعة‬
َ ‫اخت‬
Dan ulama salaf melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan di
masjid-masjid dengan 02 rakaat …Lalu setelah itu mereka shalat dengan
63 rakaat.

 Imam Al-Kamal Ibnu al-Humam dalam kitab Fathul Qadir menuliskan:

‫سلَّ َم ث ُ َّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ُ‫ع ٍة فَعَلَه‬ َ ‫ع ْش َرة َ َر ْكعَةً بِ ْال ِوتْ ِر فِي َج َما‬َ ‫سنَّة إحْ دَى‬ ُ َ‫ضان‬ َ ‫ام َر َم‬ َ َ‫أ َ َّن قِي‬
‫ضى الدَّ ِلي ِل َما قُ ْلنَا‬َ َ ‫ َو ُم ْقت‬، َ‫سنَّةَ ِع ْش ُرون‬ ُّ ‫ظا ِه ُر َك ََل ِم ْال َمشَا ِيخِ أ َ َّن ال‬َ ‫ َو‬...‫ت ََر َكهُ ِلعُ ْذ ٍر‬

Sesungguhnya Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan hukumnya sunnah, yaitu


11rakaat dengan witir, secara berjamaah.

Hal itu dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu


ditinggalkannya karena ada uzur …Dan zahir pendapat masyayikh bahwa

13
sunnahnya 02rakaat. Sedangkan, menurut dalil adalah apa yang kami katakan ( 8
rakaat tanpa witir).

1.15 Manfaat / Hikmah Shalat Tarawih

1. Diampuni Dosanya
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa melakukan qiyam
Ramadhan (sholat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-
dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Meningkatkan Silaturrahmi dan Ukhuwah Islamiyah


Dalam hadits pun dijelaskan bagaimana konsep silaturahmi dalam Islam.
"Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang
membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang
yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali
menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain."
(HR. Bukhari)

3. Shalat tarawih berjamaah seperti qiyamul lail Semalam Penuh

Disebutkan pula dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:

"Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu
selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk
(semalam penuh)." (HR. Tirmidzi)

14
BAB III
PENUTUP

1.16 Kesimpulan
Puasa secara Bahasa berarti menahan diri dari sesuatu, baik dalam bentuk
perkataan maupun perbuatan Pengertian lain menjelaskan bahwa puasa adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan, satu hari lamanya dari terbit fajar
sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Sedangkan secara
istilah puasa adalah menahan diri dari makanan dan minuman, dan hal-hal
membatalkan puasa dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Tarawih artinya secara harfiah adalah 'beristirahat', yang mengacu pada


istirahat di antara empat rakaat. Kata Tarawih diambil dari bahasa Arab, atau yang
biasa disebut Tarweeha, Teraweh, Taraweh, atau Tarwih. Berasal dari bahasa
Arab dengan bentuk jamak penulisan dari ‫ ت َْر ِو ْي َحة‬. Tarawih artinya "waktu sesaat
untuk istirahat". Termasuk salat sunnah yang ditunaikan secara khusus pada bulan
Ramadan.

Salat Tarawih adalah salah satu praktik dalam menghidupkan setiap malam
bulan Ramadhan atau disebut Qiyamu Ramadhan. Ada banyak keutamaan dari
menunaikan ibadah ini karena termasuk amalan sunnah, makan dilaksanakan
berdasarkan kaidah salat sunnah. Tak ada kewajiban untuk melakukan salat
Tarawih secara berjamaah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Muhsin Dan Abdul Aziz, Puasa Tekstual Dan Konstektual Dalam
Islam,Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama -Agama, Vol. 4. No. 1 (Surabaya,
2018).
Lelya Hilda, Puasa dalam Islam dan Kesehatan, Jurnal Hikmah, Vol VIII,
(Sumatra Utara, 2014).
Muhammad Rifa’I, Makna puasa dalam Tafsir al-Jailani, Diyana al-Afkar Vol.5
No. 01, (Cirebon, 2017).
Dr. Miftah Faridl, Islam Dalam Berbagai Aspeknya, (Bandung: Penerbit Pustak,
2003).

16

Anda mungkin juga menyukai