Anda di halaman 1dari 8

PUASA RAMADHAN

Di Susun Oleh :
Muhammad Wildan Taufik
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Puasa
Ramadhan”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan .Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Puasa Ramadhan...........................................................................2
B. Dasar Pensyariatan Puasa Ramadhan............................................................3
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan......................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
B. Saran...............................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah


Puasa adalah rukun Islam yang ketiga. Karena itu setiap orang yang beriman, setiap
orang islam yang mukallaf wajib melaksanakannya. Melaksanakan ibadah puasa ini
selain untuk mematuhi perintah Allah adalah juga untuk menjadi tangga ke tingkat
takwa, karena takwalah dasar keheningan jiwa dan keluruhan budi dan akhlak.
Untuk ini semua, perlu diketahui segala sesuatu yang berkenaan dengan puasa, dari
dasar hukum, syarat-syarat, rukun puasanya dan lain sebagainya.
Makalah ini kami sajikan sebagai suatu sumbangan kecil kepada para pembaca
untuk maksud tersebut di atas dengan harafan ada faedahnya.
Tegur sapa, kritik dan saran dalam usaha menyempurnakan makalah ini kami
ucapkan terima kasih. Semoga Allah Swt. mengiringi kita semua dengan taufik dan
hidayah-Nya. Aamiin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa Ramadhan ?
2. Bagaimana Dasar Pensyari’atan Puasa Ramadhan /
3. Bagaimana Tata Cara Puasa Ramadhan ?

C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang puasa
Ramadhan,persyariatannya,tata caranya, maupun hikmah dalam berpuasa.dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita semua.

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Puasa Ramadhan


Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan menurut
syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkanya dari
mulai terbit fajar hingga terbenam matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai
niat dan syarat “tertentu”.
Puasa adalah ibadah pokok yang di tetapkan sebagain salah satu rukun Islam atau
rukun Islam yang ketiga. Puasa dalam bahasa arab secara arti kata bermakna menahan
dan diam dalam segala bentuknya, termasuk menahan atau diam dari berbicara.
Dan secara terminology (Istilah) para ulama mengartikan puasa adalah menahan
diri dari segala makan, minum dan berhubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Kaum Muslimin
diwajibkan puasa Ramadan yang lamanya sebulan yang dilaksanakan setiap harinya dari
terbit fajar pagi hingga terbenam matahari. Orang yang diam dapat dikatakan berpuasa,
sebab ia menahan diri dari berbicara sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya; “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari
ini”(QS. Maryam : 26)
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-Ramadh yaitu
batu yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu Manzhur mengatakan: “Ramadhan
adalah salah satu nama bulan yang telah dikenal” Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa
bulan Ramadhan dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa. 1 Demikian
pengertian puasa Ramadhan (shaum Ramadhan) secara bahasa.
Puasa di bulan Ramadhan pertama kali diwajibkan pada tahun kedua dari Hijrah
Nabi SAW. Ia wajibkan atas orang-orang yang sudah mukallaf (baligh dan berakal) dan
atas orang yang mampu mengerjakannya. Karena itu, tidaklah wajib puasa itu atas :
1. Anak-anak,

2. Orang gila,

3. Orang yang tidak suci (dari haid dan nifas)

4. Orang yang hilang akal, sebab mabuk dan lain-lain,

5. Orang yang sangat tua yang tidak kuat menj alankan puasa,

6. Orang yang sakit bila puasa mungkin bertambah-tambahnya sakitnya.

2
B. Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang bukan hanya diperintahkan Allah SWT kepada umat Nabi
Muhammad saja, namun juga kepada umat-umat sebelum beliau. Legalitas syara’ puasa
Ramadhan berdasarkan Alqur’an, sunnah, dan ijma’.
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa puasa pada dasarnya
mengandung pengertian menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang
oleh syariat agama.

C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan


- Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
- Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit
yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat
dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop
1) Cara Pelaksanaannya :
1. Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar puasa kita dapat
diterima ALLAH SWT.
2. Melaksanakan makan sahur - Dari hadist HR. Bukhari Muslim dan Ana bin Malik
R.A yang mengatakan bahwa: “Telah bersabda Rasulullah SAW, ’Sahurlah kalian, maka
sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya”. Karena banyak manfaat dari sahur,
selain menolak pengaruh buruk terhadap timbulnya rasa lapar, dengan sahur maka
kondisi fisik kita juga lebih terjaga.
3. Mengetahui Imsak - Dengan mengetahui imsak, maka segera mungkin kita untuk
menghentikan kegiatan shaur kita. Namun jika seseorang yang sedang sahur mendengar
azan subuh, maka ia tetap dibolehkan untuk meneruskan sahurnya. Dengan catatan
bahwa orang tersebut tidak sengaja menunggu atau mengetahui bahwa azan subuh segera
akan tiba.
2) Sunat Berpuasa
a. Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
b. Melambatkan bersahur
c. Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
d. Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
e. Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
3
f. Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
g. Membaca doa berbuka puasa

3) Perkara Makruh Ketika Berpuasa

a. Selalu berkumur-kumur
b. Merasa makanan dengan lidah
c. Berbekam kecuali perlu d Mengulum sesuatu
4) Hal yang membatalkan Puasa
5)
a. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
b. Muntah dengan sengaja
c. Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
d. kedatangan haid atau nifas
e. Melahirkan anak atau keguguran
f. Gila walaupun sekejap
g. Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
h. Murtad atau keluar daripada agama Islam
6) Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya yaitu:
a. Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
b. Kedua,Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi
pelaksanaan perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
c. Ketiga,pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam artian
telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil baligh,mampu
berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan nifas bagi kaum
perempuan.
7) Syarat Wajib Puasa
Keempat imam mazhab sepakat bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib atas setiap
orang islam dengan syarat ketentuan sebagai berikut:
a. yang sudah baligh,berakal,suci dari haid dan nifas,puasa hukumnya haram,dan
jika tetap berpuasa maka puasanya tidak sah dan ia wajib mengqadhanya.Jadi,jika
tidak ada dalam diri setiap muslim yang sudah akil baligh suatu sifat yang
menghalangi puasa,antara lain haid dan nifas,maka ia wajib berpuasa ramadhan
dengan kewajiban yang bersifat determinative tanpa ada unsure kesukarelaan di
dalamnya.
b. Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, konsekuensinya ketika masuk islam orang
kafir tidak wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya selama ia kafir.

4
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti :
Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang
membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah, puasa tidak
hanya di perintahkan kepada umat nabi muhammad tetapi juga diperintahkan pada umat-
umat terdahulu.
Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:

■ Rukyat
■ Hisab
Untuk sahnya ibadah puasa ada beberapa hal yang harus di perhatikan yakni antara
perkara yang dapat membatalkan puasa dan yang makruh, untuk lebih afdholnya
laksanakanlah ibadah-ibadah yang disunnahkan dalam ibadah puasa.

Anda mungkin juga menyukai