DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : V SEMESTER : I
MANDAILING NATAL
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Puasa
Ramadhan”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan .Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A. Pengertian Puasa Ramadhan.......................................................................... 2
B. Dasar Pensyariatan Puasa Ramadhan............................................................ 3
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan...................................................... 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 6
A. Kesimpulan.................................................................................................... 6
B. Saran.............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa Ramadhan ?
2. Bagaimana Dasar Pensyari’atan Puasa Ramadhan /
3. Bagaimana Tata Cara Puasa Ramadhan ?
C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang puasa
Ramadhan,persyariatannya,tata caranya, maupun hikmah dalam berpuasa.dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita semua.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya; “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari
ini”(QS. Maryam : 26)
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-Ramadh yaitu
batu yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu Manzhur mengatakan: “Ramadhan
adalah salah satu nama bulan yang telah dikenal” Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa
bulan Ramadhan dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa. 1 Demikian
pengertian puasa Ramadhan (shaum Ramadhan) secara bahasa.
Puasa di bulan Ramadhan pertama kali diwajibkan pada tahun kedua dari Hijrah
Nabi SAW. Ia wajibkan atas orang-orang yang sudah mukallaf (baligh dan berakal) dan
atas orang yang mampu mengerjakannya. Karena itu, tidaklah wajib puasa itu atas :
1. Anak-anak,
2. Orang gila,
3. Orang yang tidak suci (dari haid dan nifas)
1 Kamus Al-Muhith huruf: ( ^*j), para ahli fiqh tidak menyangkalnya sebab kata tersebut dinisbatkan
sebelum diwajibkan puasa Ramadhan.
2
4. Orang yang hilang akal, sebab mabuk dan lain-lain,
5. Orang yang sangat tua yang tidak kuat menj alankan puasa,
6. Orang yang sakit bila puasa mungkin bertambah-tambahnya sakitnya.
Artinya: “Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu
'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima
perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". (HR Bukhari
Muslim)2
Hadits diatas menunjukkan wajibnya puasa Ramadhan secara jelas dan tegas, tidak
ada keraguan dan kekaburan maknanya. Imam An-Nawawi Menerangkan makna hadits
2 LihatAl-Arba’in-Nawawiyyah, Hadits no. 3, hlm. 2. Dalam riwayat ini, haji didahulukan daripada puasa.
Ini termasuk pola urutan dalam penyebutan minus hokum, sebab puasa Ramadhan wajib sebelum haji. Dalam
riwayat versi lain, puasa disebut terlebih dahulu daripada haji. Lihat Dr. Ali Ahmad Mar’I, Min Arkhan Al-Islam
Shiyam Ramadhan, Direktorat Jenderal Urusan Islam Kementerian Urusan Wakaf Mesir: Studi Islam Edisi 198, hlm.
12.
3
ini seraya berkata ”Barang siapa yang telah melaksanakan lima rukun islam ini, berarti
islamnya telah sempurna.”
4
c Berbekam kecuali perlu d Mengulum sesuatu
4) Hal yang membatalkan Puasa
a Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan b Muntah dengan sengaja
c Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja d kedatangan haid atau
nifas e Melahirkan anak atau keguguran f Gila walaupun sekejap g Mabuk
ataupun pengsan sepanjang hari h Murtad atau keluar daripada agama Islam
5) Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya yaitu:
a) Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
b) Kedua,Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi
pelaksanaan perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
c) Ketiga,pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam
artian telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil
baligh,mampu berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan nifas
bagi kaum perempuan.
6) Syarat Wajib Puasa
Keempat imam mazhab sepakat bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib atas
setiap orang islam dengan syarat ketentuan sebagai berikut: a yang sudah
baligh,berakal,suci dari haid dan nifas,puasa hukumnya haram,dan jika tetap
berpuasa maka puasanya tidak sah dan ia wajib mengqadhanya.Jadi,jika tidak
ada dalam diri setiap muslim yang sudah akil baligh suatu sifat yang
menghalangi puasa,antara lain haid dan nifas,maka ia wajib berpuasa ramadhan
dengan kewajiban yang bersifat determinative tanpa ada unsure kesukarelaan di
dalamnya. b Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, konsekuensinya ketika
masuk islam orang kafir tidak wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya
selama ia kafir.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti :
Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal lain yang
membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah, puasa tidak
hanya di perintahkan kepada umat nabi muhammad tetapi juga diperintahkan pada umat-
umat terdahulu.
Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini QS.Al-Baqarah 183:
J p<\Va 0:.^Jl ^3^ /^ ^ IjP^i 0-^1 /gjj /-i
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, BulughulMaram Min Adillatil Ahkaam (Ebook)
Ibnu Rusyd, terjemah bidayatul mujtahid, CV. As-Syifa Semarang, 1990.
Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap, Penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang 1978 Moh
Azam Abdul Aziz,Sayyed Hawwas Abdul Wahhab,Fiqh Ibadah, Amzah:Jakarta,2009.
http://ahamuhbibblogku.blogspot.com/2014/11/puasa-ramadhan-dasar-pensyariatan-tata.html