Anda di halaman 1dari 13

PUASA RAMADAN

Disusun Oleh:
Nama: 1.Ardan Ma'ruf Prayogi
2.Khadafi Aden Salih
3.Patria Arya Ivandy
4.Ridho Wisnu
5.Rehan Aditya nur Wahyu
pratama
Kelas: 8A
SMPN 4 TRENGGALEK
2022/2023

DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………

 Latar Belakang………………………………………………..
 Rumusan Masalah……………………………………………..
 Tujuan……………………………………………………....
BAB II …………………………………………………………………

 Pengertian Puasa……………………………………………...
 Macam-Macam Puasa………………………………………….
 Syarat dan Rukun Serta Yang Dapat Membatallkan Puasa…………….
 Hikmah Puasa Dalam Kehidupan Sehari Hari………………………

BAB III…………………………………………………………
Kesimpulan…………………………………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam dalam Kitabullah yang mulia,memberikan anjuran untuk
puasa sebagai sarana untuk taqarrub (mendekatkan diri)kepada Allah 'Azza wa Jalla dan juga menjelaskan
keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya kaum muslimin dan
muslimat, kaummukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dankaum
pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yangsabar (ketaatannya), dan
kaum pria serta wanita yang khusyu', dan kaum pria sertawanita yang bersedekah, dan kaum pria serta
wanita yang berpuasa, dan kaum priadan wanita yang menjaga kehormatannya (kemaluannya), dan kaum
pria serta wanitayang banyak mengingat Allah; Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan
pahalayang besar" [A-Ahzab : 35]Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits
yangshahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah Tabarakawa Ta'ala telah
mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisamemutuskan jiwa dari syahwatnya,
menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek,hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang
besar, keutamaan yang agung ;dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan
denganpenjelasan yang sempurna.Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku
pernahmendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :“Ketika aku
tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang kedua lenganku,membawaku ke satu gunung yang
kasar (tidak rata), keduanya berkata, "Naik". Akukatakan, "Aku tidak mampu". Keduanya berkata, 'Kami
akan memudahkanmu'.Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar
suarayang keras. Akupun bertanya, 'Suara apakah ini?'. Mereka berkata, 'Ini adalahteriakan penghuni
neraka'. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihatorang-orang yang digantung dengan
kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darahmengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapa mereka?'
Keduanya menjawab,'Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum
tibawaktu berbuka ." [Riwayat An-Nasa'i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam TuhfatulAsyraf 4/166 dan
Ibnu Hibban (no.1800 zawaid-nya) dan Al-Hakim 1/430 dari jalanAbdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari
Salim bin 'Amir dari Abu Umamah. Sanadnyashahih]. Jadi secara singkat kita telah dapat menyimpulkan
bahwa betapa penting danbermanfaatnya puasa itu bagi kita. Baik yang berhubungan dengan ibadah
kepadaAllah, kesehatan, dan hubunan sesama manusia. Dalam makalah ini akandiberikan uraian
singkat seputar puasa Ramadhan.

B.Rumusan Masalah
1. Pengertian puasa

2. Macam macam puasa

3. Syarat dan rukun serta yang membatalkan puasa

4. Hikmah puasa dalam kehidupan

C.Tujuan
1. Dapat memahami definisi puasa
2. Dapat mengetahui macam macam puasa
3. Dapat mengetahui syarat dan rukun sholat serta yang
membatalkan puasa.
4. Dapat mengetahui hikmah puasa

BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Puasa
puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari Bahasa Arab : ‫ صوم‬merupakan ibadah yang bersifat
wajib untuk dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu
bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan menahan diri dari makan minum serta
semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam
dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Puasa ditujukan untuk dapat
membentuk serta menanamkan sikap-sikap teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada
Allah SWT.

2.Macam Macam Puasa


A.Macam-Macam Puasa Wajib
1. Puasa Nazar

Ketika memiliki keinginan yang tinggi, biasanya seseorang akan bernazar. Nazar secara bahasa memiliki
arti janji. Biasanya seseorang akan berjanji untuk berpuasa jika mendapatkan sesuatu yang diingkan. Nah,
saat sudah bernazar atau berjanji, puasa tersebut wajib untuk dilakukan.

2. Puasa Ramadan

Satu di antara momen yang dinanti umat Muslim, yaitu puasa Ramadan. Puasa Ramadan memiliki
ketentuan dilaksanakan selama satu bulan.

Kewajiban melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah
ayat 183 yang memiliki arti:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat tersebut menjadi dalil Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa.

3. Puasa Denda atau Kifarat

Puasa ini dilakukan untuk menggantikan dan atau denda atas pelanggaran berhukum wajib. Satu di antara
contoh pelaksanaan puasa denda adalah karena tidak melaksanakan puasa sehingga melakukan puasa
denda bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan.
B.Macam-Macam Puasa Sunah
1. Puasa Senin-Kamis

Puasa yang satu ini mungkin sudah kerap Anda lakukan. Ya, puasa sunah di hari Senin dan Kamis
menjadi satu di antara yang diajarkan Rasulullah saw. Dua hari ini bukan sekadar hari biasa. Sebab, Senin
adalah hari kelahiran Nabi, sedangkan Kamis adalah hari pertama kali Al-Qur'an diturunkan.

2. Puasa Daud

Untuk mempertebal keimanan, lakukan juga puasa Daud. Puasa ini mudah untuk dilakukan karena
dilaksanakan secara berselang-seling. Jika hari ini Anda berpuasa, keesokan harinya tidak, lalu
melanjutkan puasa kembali di hari berikutnya.

Pelaksanaan puasa daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud AS. Puasa jenis ini juga
ternyata sangat disukai Allah Swt.

3. Puasa Syawal

Setelah melewati bulan Ramadan, umat Muslim akan menyambut kedatangan bulan Syawal. Pada bulan
ini, umat Muslim bisa melaksanakan satu di antara jenis puasa sunah, yaitu puasa Syawal.

4. Puasa Arafai

Puasa arafah merupakan jenis puasa sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang
berhaji. Sementara itu untuk umat Islam yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari
arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah.

Satu di antara keistimewaan yang dirasakan orang berpuasa arafah adalah akan dihapuskan dosa-dosa
pada tahun lalu serta dosa-dosa di tahun yang akan datang (HR. Muslim).

5. Puasa Tarwiyah

Puasa tarwiyah merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni tanggal 8 Dzulhijjah.

Istilah tarwiyah berasal dari kata "tarawwa", yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada
hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.

6. Puasa Sya'ban

Puasa sya'ban atau nisfu sya'ban tidak kalah istimewa. Pada bulan Sya’ban dianjurkan agar umat Islam
mencari pahala sebanyak-banyaknya. Satu di antara keistimewaan dari bulan Sya'ban adalah waktu
dinaikkan berbagai amalan manusia ke langit.

Sebagaimana yang diturukan dalam hadis dari Usamah bin Zaid, yang menanyakan alasan Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersemangat melakukan puasa di bulan Sya'ban.
"Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, bulan Sya'ban, bulan antara Rajab dan Ramadan adalah
bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah
Swt., Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan."
(HR. An-Nasa'i no. 2359). Al-Hafizh Abu Thahir menyebut hadis ini.

7. Puasa Ayyamul Bidh

Ayyamul bidh memiliki arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar
dengan sinar rembulannya yang putih. Puasa lebih utama dilakukan pada ayyamul bidh, yaitu pada hari
ke-13, 14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam.

8. Puasa Muharram

Seperti namanya, puasa sunah ini dilakukan saat bulan Muharram. Puasa Muharram biasanya dilakukan
pada tanggal 10 atau yang dikenal juga dengan nama Puasa Asyura.

Puasa Muharram memiliki keutamaan yang istimewa, yakni merupakan sebaik-baiknya puasa sunah,
dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan mendapatkan pahala dari Allah Swt.

9. Puasa Awal Dzulhijjah

Puasa awal Dzulhijjah dilakukan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah setiap tahunnya. Atau ada pula yang
mengerjakannya hingga sepuluh hari berturut-turut.

Jangan lewatkan pelaksanaan puasa ini, sebab satu di antara keistimewaannya adalah mendapatkan pahala
berlimpah dari Allah Swt., dicintai Allah Swt. dan dijauhkan dari siksa api neraka selama 70 tahun.

10. Puasa 'asyura

Di dalam bulan Muharram, terdapat hari istimewa yaitu hari 'asyura, yang selalu diperingati pada 10
Muharram. Mendapatkan pengampunan dosa satu tahun yang lalu menjadi satu di antara keistimewaan
puasa 'asyura.

C.Macam Macam Puasa Haram


1. Puasa Hari Raya Idul Fitri

Puasa pada tanggal 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri dilarang oleh Rasulullah SAW. Dalam beberapa
hadits diterangkan, hari raya Idul Fitri adalah hari orang-orang makan setelah 1 bulan menjalankan puasa
Ramadhan.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di
dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa'id Al Khudri ra, berkata:

‫ َنَهى َعْن ِصَياِم َيْو َم ْيِن َيْو ِم اْلِفْطِر َو َيْو ِم الَّنْح ِر‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا‬.
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan
Idul Adha." (HR. Muslim)

2. Puasa Hari Raya Idul Adha

Idul Adha termasuk dalam dua hari raya yang dilarang untuk berpuasa. Merujuk pada hadits nabi SAW
sebagaimana dalam puasa Idul Fitri, pada hari ini umat Muslim disunnahkan untuk menyembelih hewan
kurban.

Dalam riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW telah melarang untuk berpuasa di dua hari raya yaitu Idul
Fitri dan Idul Adha.

Dari Abi Ubaid Maula Ibn Azhar berkata, "Aku menyaksikan hari raya bersama Umar bin al Khattab,
beliau berkata: ini adalah dua hari yang dilarang Rasulullah saw. untuk berpuasa, yakni hari berbukanya
kalian dari puasa, dan hari lainnya kalian makan di dalamnya dari hewan sembelihan kalian." (HR.
Bukhari)

3. Puasa Hari Tasyrik

Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha yaitu tanggal 11,12,dan 13 Dzulhijjah. Atas pendapat
beberapa ulama, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa di bulan ini karena masih termasuk
dalam hari Ied.

Sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, dari Nubaisyah Al Hudzali berkata, nabi SAW bersabda:

‫َأَّياُم الَّتْش ِريِق َأَّياُم َأْك ٍل َو ُش ْر ٍب‬


Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim)

4. Puasa Hari Syak

Dikutip dari buku Fiqih Puasa, Agus Arifin menjelaskan hari syak (meragukan) adalah hari ke 30 pada
bulan Sya'ban. Haram hukumnya untuk berpuasa di hari ini kecuali bertujuan untuk mengganti (qadha)
puasa Ramadhan sebelumnya.

Salah satu hadits yang menjadi dasar larangan puasa di hari Syak sebagaimana diriwayatkan dalam
Bukhari dan al Hakim,

‫َم ْن َص اَم َيْو َم الَّشِّك َفَقْد َع َص ى َأَبا الَقاِس ِم َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلم‬
‫َم ن‬

Artinya: "Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi
Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Bukhari & al-Hakim).

5. Puasa saat Haid atau Nifas


Diharamkai dari haid dan nifas adalah syarat untuk bisa menjalankan puasa.

Dikutip dari buku Fiqih Wanita karya Syaikh Kamil Muhammad, wanita yang sedang haid dilarang untuk
mengerjakan puasa. Begitu pula dengan nifas. Hukum nifas sama seperti haid.

Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari yang artinya:

"Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan
sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar." (HR. Bukhari).

D.Puasa Makruh
ada tiga puasa yang hukumnya makruh, yaitu puasa khusus hari Jumat, puasa khusus hari Sabtu, dan
puasa khusus hari Ahad (Minggu).

Puasa yang dilakukan khusus pada hari Jumat maka hukumnya makruh. Kecuali puasa tersebut
merupakan kelanjutan dari puasa pada hari sebelumnya atau puasa sunnah yang bertepatan pada hari
Jumat. Sebagai contoh puasa Arafah yang jatuh pada hari Jumat atau puasa ayyamul bidh dan lain
sebagainya.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:"Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada
hari Jumat kecuali ia berpuasa sebelumnya atau sesudahnya." (HR. Muslim)

Sedangkan puasa khusus hari Sabtu dan Ahad juga dimakruhkan kecuali itu merupakan kelanjutan dari
hari sebelumnya atau puasa sunnah yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Ahad. Sebagaimana ketentuan
pada puasa khusus hari Jumat.

Menurut hadits Ahmad, An-Nasa'i dalam Al Kubra, Al Hakim dalam Al-Mustadrak, dan Ibnu Khuzaimah
dalam Shahihnya, dikatakan bahwa hari Sabtu dan Ahad adalah dua hari raya kaum musyrikin,

Dari Ummu Salamah berkata bahwa kebanyakan hari Rasulullah SAW berpuasa adalah hari Sabtu dan
Ahad. Beliau berkata:"Keduanya merupakan dua hari raya kaum musyrikin. Aku ingin berbeda terhadap
mereka (dengan berpuasa)". (HR. Ahmad, An-Nasa'i, Al Hakim, dan Ibnu Khuzaimah)

3.Syarat dan Rukun Serta Yang Dapat Membatallkan Puasa


A.Syarat Sah Puasa
1.ISLAM

2.Berakal

3.Tamyiz

4.Suci dari Haid dan Najis

5.Masuk Waktu

6.Berniat

B.Syarat Wajib Puasa


1.Muslim

2.Suci Dari Najis dan Haid

3.Baliq

4.Berakal Sehat

5.Mukmin

6.Mampu Berpuasa

C.Niat Puasa
Niat Berpuasa

Niat berpuasa Ramadan sebaiknya dibaca sejak malam hari sampai sebelum memasuki waktu Subuh. Jika
lewat dari waktu tersebut, puasa seseorang dianggap tidak sah. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang tidak menghimpun (niat) sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad
dan Ashab As-Sunan).

Bacaan niat puasa Ramadhan, yaitu:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adai fardhi syahri romadhana hadzihissaanati lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena
Allah Taala.”

D.Hal Hal Yang Dapat Membatalkan Puasa


1.Makan dan Minum Secara Sengaja.

2.Merokok.

3.Muntah.

4.Mengeluarkan Mani.

5.Berhubungan Seksual.

6.Murtad.

7.Haid atau Nifas.

8.Gila dan Pingsan.

4.Hikmah Hikmah Berpuasa


1.Melatih Ketakwaan. Puasa merupakan ibadah yang melatih ketakwaan seorang Muslim. ...

Melatih Kesabaran. ...

2.Mengekang Syahwat. ...

3.Melemahkan Godaan Setan. ...

4.Melatih Rasa Syukur.

BAB III
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas mengenai puasa yang diambil dari kajian

Tafsir Quraish Shihab dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Dalam Tafsir al-Misbah perintah puasa dalam Alquran ditegaskan dalam surat al-

Baqarah ayat 183. Menurut Quraish Shihab puasa dimulai dengan ajakan kepada

setiap orang yang memiliki iman walau seberat apapun. Redaksi ini tidak

menunjuk siapa pelaku yang diwajibkannya agaknya puasa mengisyaratkan

bahwa apa yang akan diwajibkan ini sedemikian penting dan bermanfaat bagi

setiap orang bahkan kelompok sehingga, seandainya bukan Allah yang


mewajibkannya, niscaya manusia sendiri yang akan mewajibkannya atas dirinya

sendiri. Puasa tidak hanya sekedar tradisi, apalagi sekedar menahan lapar dan

dahaga. Puasa merupakan pengabdian yang paling tulus dari seorang hamba

kepada Allah. Puasa tak hanya dilakukan umat Islam, tetapi juga oleh umat-umat

lainnya. Caranya pun bermacam-macam. Puasa memiliki pengaruh bagi fisik

maupun psikis puasa ditinjau dari kesehatan mental, puasa bermanfaat dalam

pengobatan, pencegahan, pembinaan, keikhlasan, kejujuran, kebenaran, dan

pengendalian diri,

B.DAFTAR PUSTAKA
1.https://www-detik-com
2.m.kumparan.com
3.www.gramedia.com
4.www.merdeka.com
5.www.slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai