Anda di halaman 1dari 6

11 Macam Puasa Sunnah (Penjelasan, Dalil,

dan Keutamaannya
Puasa Sunnah – Salah satu kewajiban umat Islam yang terdapat di dalam rukun Islam adalah
berpuasa. Puasa merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat Islam, terutama puasa
Ramadhan. Ibadah puasa dilaksanakan dengan menahan lapar dari mulai terbit fajar sampai
tenggelamnya matahari.

Selain puasa Ramadhan yang menjadi kewajiban umat Islam di seluruh dunia, terdapat macam-
macam puasa yang boleh dilakukan dan boleh juga untuk ditinggalkan, atau biasa disebut dengan
puasa sunnah. Puasa sunnah ada berbagai macam-macam puasa sunnah mulai dari yang umum kita
kerjakan sampai bahkan yang belum pernah kita jalani mungkin.

Meskipun hukumnya Sunnah, namun sebenarnya lebih utama apabila kita melaksanakannya, karena
di balik puasa sunnah tersimpan berbagai manfaat dan keutamaan yang begitu besar. Jika kita
melewatkannya maka kita termasuk orang-orang yang rugi karena tidak melaksanakan Sunnah yang
mempunyai keutamaan yang besar.

Di dalam rukun Islam puasa menempati posisi ketiga, yaitu setelah syahadat dan sholat. Puasa
merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tidak boleh untuk ditinggalkan. Selain merupakan
perintah langsung dari Allah SWT, puasa juga berfungsi untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh.

Dalam agama Islam terdapat dua macam ibadah, yaitu ibadah wajib dan Sunnah. Begitu juga
dengan puasa, puasa ada yang wajib dan ada yang Sunnah. Pada kesempatan kali ini saya akan
menjelaskan beberapa macam puasa sunnah yang dapat kita laksanakan dan beberapa manfaat serta
keutamaannya. Semoga artikel ini bermanfaat.

 1 Definisi puasa sunnah


 2 Macam-macam puasa sunnah
o 2.1 Puasa sunnah arafah
 2.1.1 Keutamaan puasa sunnah arafah
o 2.2 Puasa sunnah pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah
 2.2.1 Keutamaan puasa Sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah
o 2.3 Puasa sunnah Tasu’a
o 2.4 Puasa Asyura (10 Muharram)
o 2.5 Puasa sunnah syawal
o 2.6 Puasa sunnah Senin dan Kamis
o 2.7 Puasa sunnah daud
o 2.8 Puasa sunnah sya’ban
o 2.9 Puasa sunnah 3 hari pada pertengahan bulan
o 2.10 Puasa di bulan-bulan haram (Asyhurul Hurum)
o 2.11 Puasa bagi pemuda yang belum menikah
o 2.12 Share this:
o 2.13 Menyukai ini:

Definisi puasa sunnah


Puasa Sunnah pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan puasa wajib yang kita jalani selama ini.
maknanya pun tetap sama, yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang telah dilarang oleh agama
mulai dari waktu terbit fajar sampai dengan waktu matahari tenggelam atau waktu maghrib.

Hanya saja, pada puasa sunnah jika kita melaksanakannya akan mendapatkan pahala yang telah
dijanjikan oleh Allah SWT dan jika kita tinggalkan pun kita tidak akan mendapatkan apa-apa
termasuk kita tidak akan mendapatkan dosa. Dari segi waktunya pelaksanaannya pun juga berbeda
antara puasa sunnah dengan puasa wajib.

Puasa wajib hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang telah ditentukan oleh agama.
Misalnya seperti pada saat bulan Ramadhan, atau ketika seseorang sedang bernazar dan nazarnya
tersebut telah terpenuhi, (kecuali puasa kafarat).
Jika kita mempelajari satu persatu tentang puasa sunnah, maka akan sangat banyak sekali
jumlahnya. Meskipun hukumnya adalah Sunnah, puasa sunnah tetaplah mempunyai berbagai
keutamaannya sendiri-sendiri. Tetapi yang terpenting dalam berpuasa adalah dalam hal
pengendalian diri, melatih kesabaran kita, serta membantu menjaga kesehatan tubuh kita.

Macam-macam puasa sunnah


Puasa Sunnah ada banyak sekali macamnya. Karena setiap puasa sunnah terdapat berbagai
keutamaan yang berbeda-beda bagi yang menjalankannya. Berikut akan saya jabarkan satu persatu
macam-macam puasa sunnah dalam agama Islam yang diajarkan oleh Nabi.

Puasa sunnah arafah

Puasa arafah dikerjakan ketika memasuki hari kesembilan pada saat bulan Dzulhijjah bagi mereka
yang tidak mengikuti ibadah wajib berhaji. Di dalam sebuah hadis, Rasulullah Shollallahu Alaihi
Wassalam telah bersabda yang artinya adalah :

“Tiada amal yang soleh yang dikerjakan pada hari-hari lain yang lebih disukai hari-hari ini
(sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah).” (Hadis Riwayat Al-Bukhari).

Dan di dalam Taudhih Al-Ahkam, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bassalam berkata :

“Puasa hari arafah merupakan puasa sunnah yang paling utama berdasarkan ijma’ para ulama.”

Apabila puasa arafah disunnahkan bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji, maka bagi
yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak melaksanakannya maka akan lebih baik karena sedang
menjalani haji. Tujuannya adalah supaya ibadah yang sedang dijalani para jamaah haji dapat
semaksimal mungkin.

Akan tetapi jika memang sanggup dan kuat untuk menjalankan puasa maka bagi para jamaah haji
tidak mengapa jika memang ingin melaksanakannya.

Keutamaan puasa sunnah arafah

1. Puasa arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang lalu dan
setahun yang akan datang. Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Sollallahu Alaihi
Wasasalam yang artinya :

“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus
dosa setahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

2. Dapat menghindarkan kita dari siksa api neraka, sebagaimana pernyataan sebagian besar
ulama yang menyatakan bahwa Allah memberikan kebebasan dari siksa api neraka di hari
arafah bukan hanya bagi jamaah haji yang sedang wukuf di arafah, melainkan juga bagi
kaum muslim yang tidak berhaji.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Sollallahu Alaihi Wassalam
bersabda yang artinya :

“Diantara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari arafah. Dia
akan mendekati mereka lalu akan menempatkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian
Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”(HR. Muslim)

3. Dikabulkannya do’a, seperti hadis Nabi Shollalllahu Alaihi Wassallam yang artinya :

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari arafah, dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula
diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah,
lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir (Tidak ilah kecuali Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah segala kerajaan dan segala pujian, Allah Maha
Menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, Hasan)
Baca juga macam-macam sholat sunnah.

Puasa sunnah pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah

Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan dan
memperbanyak amalan. Seperti berdzikir, istighfar, berdo’a, bersedekah, dan yang paling
ditekankan dan paling utama adalah menjalankan puasa.

Melakukan puasa pada sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah sama saja dengan kita berpuasa
selama setahun penuh. Keutamaan lainnya yaitu kita juga seperti mengerjakan sholat setiap malam
yang sebanding dengan sholat malam pada malam Lailatul Qodar.

Rasullullah Shollallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya adalah sebagai berikut :

“Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah dimana seorang hamba beribadah di dalam
hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukan di dalam 10 hari Dzulhijjah. Puasa sehari di dalam
hari itu menyamai puasa setahun dan qiyamullail (menghidupkan malam) di dalam hari itu
seumpama qiyamullail setahun.”

Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari beberapa istri Nabi
SAW :

“Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan puasa Sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, di hari
Asyura dan tiga hari di setiap bulan yaitu hari Senin yang pertama dan dua hari Kamis yang
berikutnya.” (HR. Imam Ahmad dan An-Nasa’i)

Keutamaan puasa Sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah

1. Diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah SWT.


2. Diibaratkan seperti orang yang sedang beribadah dan berpuasa selama satu tahun penuh
tanpa melakukan perbuatan maksiat.
3. Do’a-do’anya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
4. Semua kesusahan, kemelaratan dan kefakirannya akan dihilangkan oleh Allah SWT dan
pada hari Kiamat, mereka akan dikumpulkan bersama orang-orang yang baik, mulia dan
terhormat.
5. Dapat terhindar dari sifat munafik dan siksa kubur.
6. Mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan dibebaskan dari azab.
7. Akan terhindar dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran serta membuka 30 pintu
kemudahan dan kesenangan.
8. Mendapatkan pahala yang tidak terhingga jumlahnya.
9. Akan diampuni dosa-dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Puasa sunnah Tasu’a

Puasa Tasu’a merupakan ibadah Sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini
dilakukan untuk mengiringi puasa yang akan dilakukan keesokan harinya, yaitu pada tanggal 10
Muharram. Hal ini dilakukan karena pada tanggal 10 Muharram orang-orang Yahudi juga
melakukan puasa.

Jadi melaksanakan puasa pada tanggal 9 Muharram bertujuan untuk mengiringi puasa keesokan
harinya yang akan membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan
Nasrani. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa saat Rasulullah Shollallahu Alaihi
Wassalam sedang melaksanakan puasa Asyura. Dan beliau memerintahkan para sahabat untuk
melakukan puasa pada hari itu juga.

Pada saat itu ada beberapa sahabat yang berkata :

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang digunakan dan diagungkan
oleh Yahudi dan Nasrani.” Lalu Rasulullah menjawab “Jika datang tahun depan, InsyaAllah kita
akan puasa tanggal 9 (Muharram)”.”Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai
Muharram tahun depan, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam sudah wafat.” (HR. Muslim
19160)

Puasa Asyura (10 Muharram)

Puasa ini merupakan ibadah Sunnah yang dilakukan pada keesokan harinya setelah melakukan
puasa sunnah Tasu’a. Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, Imam Ahmad, Ishaq bin
Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan
dan kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam
bersabda yang artinya :

“Seutama-uatama puasa setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama
shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

Dari Abu Qatadah Al Anshari Radhiallahu Anhu ia berkata :

“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura,
beliau menjawab: “ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.”(HR.
Muslim no. 1162)

Dari penjelasan diatas, sudah jelas bahwa puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10
Muharram merupakan puasa sunnah yang terbaik dan terutama setelah menjalankan ibadah puasa
ramadhan. Dab keutamaannya adalah Allah akan mengampuni seluruh dosa yang diperbuatnya
setahun yang lalu.

Namun, yang dimaksud dengan semua dosa disini ialah dosa-dosa yang kecil, sedangkan dosa yang
besar tidak akan diampuni oleh Allah kecuali dengan taubat dan rahmat dari Allah.

Puasa sunnah syawal

Puasa syawal dilakukan ketika bulan Syawal dan dikerjakan selama enam hari. Puasa ini merupakan
sunnah Nabi. Adapun pelaksanaannya dapat dilakukan kapanpun selama itu masih memasuki bulan
Syawal.

Puasa syawal memiliki keutamaan yang telah disebutkan di dalam hadis Nabi Muhammad
Shollallahu Alaihi Wasallam yang artinya :

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan. Kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah
puasa satu tahun.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Puasa sunnah Senin dan Kamis

Puasa Senin dan Kamis merupakan ibadah sunnah yang paling sering dikerjakan oleh Nabi
Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu pernah berkata :

“Bahwasannya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan
Kamis.” Dan ketika Rasulullah ditanya alasannya beliau bersabda “Sesungguhnya segala amal
perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap
orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan . “Maka Allah pun
berfirman “Tangguhkan keduanya.” (HR. Ahmad)

Untuk keutamaan puasa sunnah hari Senin dan Kamis telah disebutkan di dalam sebuah hadis yang
disampaikan Abu Hurairah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya :

“Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena
itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi)

Puasa sunnah daud


Puasa daud dikerjakan dengan sehari berpuasa dan dan sehari berikutnya tidak, begitu seterusnya.
Berikut adalah keutamaan –keutamaan puasa sunnah daud :

1. Senantiasa terpelihara dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan perbuatan
maksiat.
2. Menumbuhkan akhlak mulia serta perbuatan terpuji dan budi pekerti yang luhur.
3. Dikaruniakan pikiran yang senantiasa positif dan dijauhkan dari pikiran negatif.
4. Diberikan kemampuan untuk beribadah secara istiqomah.
5. Mendapatkan ketentraman jiwa.
6. Pribadinya terlihat lebih berwibawa.
7. Menjadi pintu datangnya rezeki yang berlimpah.
8. Dijadikan sebagai hamba Allah yang selalu bersyukur.
9. Dikaruniakan rumah tangga dan keluarga yang harmonis.

Puasa sunnah sya’ban

Puasa sya’ban merupakan puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam.
Dari Sayyidatina Aisyah Radhiyallahu Anhu beliau berkata :

“Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau
berbuka sampai kami katakan beliau tidak tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat
Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak
pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu
Dawud).

Dari Usamah bin Zaid RA, dia berkata ;

“Saya berkata : “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari
bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban,” Maka beliau bersabda : “Itulah bulan
yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya
diangkat amalan-amalan kepada Rabbul ‘Alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat,
sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i)

Dari beberapa hadis diatas, dapat kita ketahui betapa pentingnya menjalankan puasa sunnah di
bulan Sya’ban. Berikut ini adalah beberapa amalan Nisfu Sya’ban :

1. Mengerjakan puasa satu hari di bulan Sya’ban akan membawa keberuntungan bagi umat
seperti Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka, kelak akan menjadi penghuni surga
dan menjadi teman Nabi Yusuf Alaihisalam, akan mendapatkan pahala seperti yang telah
dilimpahkan kepada Nabi Ayyub dan Nabi Daud.
2. Berpuasa tiga hari sebagai permulaan, pertengahan, dan akhir bulan sya’ban akan membawa
keuntungan seperti mendapatkan pahala 70 Nabi dan layaknya beribadah 70 tahun, jika ia
meninggal di tahun tersebut, maka ia dimasukkan kedalam golongan orang yang mati
syahid.
3. Berpuasa pada hari Kamis pertama dan terakhir di bulan Sya’ban akan membawa
keuntungan seperti akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu dan akan dimasukkan ke
dalam surga kelak.
4. Berpuasa di hari Senin terakhir akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.
5. Dan jika berpuasa selama satu bulan penuh, di bulan Sya’ban, akan mendatangkan
keuntungan seperti akan diberikan kemudahan ketika ia mati seperti terhindar dari
kegelapan alam kubur, terbebas dari huru-hara malaikat munkar dan nakir, Allah akan
menutup aibnya ketika tiba hari kiamat, serta ia akan dijadikan sebagai penghuni surga.

Puasa sunnah 3 hari pada pertengahan bulan

Puasa ini lebih dikenal sebagai puasa ayyamul bidh. Pelaksanaanya adalah 3 hari setiap pertengahan
bulan, yaitu tanggal 13, 14, 15. Keutamaan puasa sunnah ini disebutkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa’I, dan At-Tirmidzi, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam
bersabda :
“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada
tanggal 13, 14, dan 15 (bulan hijriah).”

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu pernah berkata :

“Kekasihku yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mewasiatkan padaku tiga nasehat yang
aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan
sholat dhuha, dan mengerjakan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Puasa di bulan-bulan haram (Asyhurul Hurum)

Ibadah ini merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan-bulan haram, yaitu bulan
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab. Puasa ini dilakukan pada bulan-bulan tersebut
karena dimaksudkan untuk melepas sesuatu yang haram (meninggalkan sesuatu perbuatan yang
haram) dan mengamalkan puasa dan ibadah-ibadah lainnya pada bulan-bulan tersebut.

Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda :

“Setahun ada dua belas bulan, empat diantaranya bulan suci. Tiga darinya berturut-turut Zulqa’dah,
Zulhijjah, Muharram dan Rajab.” (HR Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)

Puasa bagi pemuda yang belum menikah

Puasa ini merupakan ibadah Sunnah yang dianjurkan untuk melakukannya bagi setiap pemuda yang
belum menikah sebagai pengingat diri, terutama bagi pemuda yang memiliki syahwat tinggi. Puasa
ini dapat dilakukan kapan saja kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa.

Pada ibadah puasa ini faedah yang akan kita dapatkan ialah menjadi perisai bagi mereka yang
belum menikah dari godaan syahwat yang sangat kuat.

Rasulullah SAW bersabda :

“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk
menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan
dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena
shaum akan menjadi perisai baginya.” (HR, Bukhari dan Muslim)

Itulah berbagai macam puasa sunnah yang ada di dalam agama Islam. Semoga dengan adanya
artikel ini dapat membantu para pembaca untuk lebih taat dalam menjalankan kewajiban di dalam
agama kita. Dan bukan hanya ibadah wajib saja yang terbiasa kita kerjakan, namun juga ibadah-
ibadah Sunnah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai