D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Dzikra Tsabita
Prodi : TMM (Tadris Matematika)
Daftar pustaka...........................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................4
Pendahuluan...............................................................................................................................4
1. Latar belakang.................................................................................................................4
2. Tujuan Makalah...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
Pembahasan................................................................................................................................5
1. Definisi puasa..................................................................................................................5
2. Tingkatan puasa...............................................................................................................6
3. Ketentuan puasa sunnah..................................................................................................6
4. Syarat dan rukun puasa...................................................................................................7
5. Macam – macam puasa sunnah......................................................................................8
6. Hikmah puasa sunnah.....................................................................................................9
7. Hari – hari yang diharamkan puasa...............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
Penutup.....................................................................................................................................11
1. Kesimpulan....................................................................................................................11
2. Saran..............................................................................................................................11
Daftar pustaka..........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puasa wajib ataupun puasa Sunnah ternyata telah dilakukan oleh umat – umat
terdahulu. pendapat yang diriwayatkan oleh mujahid dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa
umat-umat terdahulu itu adalah ahli kitab yakni Yahudi dan Nasrani sedangkan menurut
pendapat yang diriwayatkan dari sya’bi mengatakan bahwa umat-umat terdahulu hanyalah
kaum-kaum Nasrani.
Pada saat itu rasulullah sedang hijrah ke Madinah beliau melihat orang-orang
Yahudi melaksanakan puasa pada hari Asyura. lalu beliau bertanya kepada mereka, maka
mereka menjawab : “karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya pada hari
ini maka kami melaksanakan puasa sebagai rasa syukur kepada Allah atas keselamatan
tersebut”.
Lalu Rasulullah Saw bersabda, “kami lebih berhak terhadap Nabi Musa daripada
kamu”. Maka Rasulullah berpuasa dan memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
berpuasa pada hari ini. Sejarah ini terdapat dalam sebuah hadis riwayat Muslim.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya hari Asyura adalah hari - hari Allah.
Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu. Dan barangsiapa
tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya” (HR. Muslim).
Setelah itu turunlah ayat Al-Qur’an yang mensyariatkan puasa : “wahai orang-
orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa “. (QS. Al Baqarah :183)
2.Tujuan makalah
1. Mengetahui makna puasa Sunnah
2. Macam – macam puasa Sunnah
3. Hikmah melaksanakan puasa Sunnah, serta
4. Macam – macam puasa yang dilarang untuk dilaksanakan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi puasa
Menurut bahasa puasa yaitu menahan diri dari sesuatu yang telah
digariskan/ditentukan Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Nya. Sedangkan
menurut Syara’ puasa yaitu menahan atau meninggalkan makan, minum dan seks disertai
niat, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Puasa akan lebih sempurna dengan
menjauhi larangan dan meninggalkan hal – hal yang diharamkan Allah, yang telah di contoh
kan oleh Rasulullah Saw.
Jadi, dapat disimpulkan. Puasa artinya menahan segala sesuatu yang dapat
membatalkan puasa mulai dari terbit fajar (waktu shubuh) sampai terbenamnya matahari
(waktu Maghrib).Ada 7 hal yang harus di tahan ketika berpuasa, yaitu:
1. Tahan haus dan lapar
Mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari
2. Tahan nafsu
3. Tahan mulut,
Dari berbicara yang kotor dan menyakitkan hati.
4. Tahan emosi
5. Tahan tangan dan kaki
Dari bergerak yang tidak berfaedah.
6. Tahan mata,
Jangan melihat yang dilarang Allah.
7. Tahan telinga,
Jangan mendengar cerita/gunjingan orang lain.
Di dalam melaksanakan ibadah puasa, ada ibadah puasa wajib dan juga ada ibadah
puasa sunnah. Dari definisinya, hukum wajib adalah segala sesuatu yang diperintahkan oleh
Allah harus dilakukan dan bila ditinggalkan perkara tersebut akan mendapatkan dosa atau
siksa, contoh dari puasa wajib adalah puasa yang dilaksanakan satu bulan penuh pada bulan
Ramadhan.
Sedangkan definisi dari Sunnah adalah bila seorang umat Islam melaksanakan hal
yang Sunnah maka akan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak akan mendapatkan
dosa.
Dapat kita ketahui orang yang melaksanakan ibadah puasa sunnah akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT dan yang tidak melaksanakan ibadah puasa maka
mereka juga tidak mendapatkan dosa.
Puasa sunnah merupakan amalan yang bisa dikerjakan umat Islam sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah SAW.
2. Tingkatan puasa
Puasa itu mempunyai tingkatan-tingkatan:
• Puasa umum
Yaitu puasanya orang-orang awam atau orang biasa yakni sekedar menahan
perut dan kemaluannya dari keinginannya
• Puasa khusus
Yaitu puasa selain menahan perut dan kemaluannya dari keinginannya juga
dia mencegah pendengaran, penglihatan, perkataan, tangan, kaki dan anggota
badan lainnya dari perbuatan yang mendatangkan dosa.
• Puasa khusus dari yang khusus yaitu puasa selain dari puasa umum dan khusus
dia juga mencegah hatinya dan pikirannya dari segala cita-cita yang hina.
C. Baligh
Yaitu orang yang telah dewasa. Sebagaimana sabda rasulullah Saw, “Qalam
diangkat (tidak membebani hukum) dari tiga golongan : orang yang tidur
sehingga dia bangun, orang gila hingga dia sembuh dari gilanya, dan anak-
anak hingga ia dewasa (HR. Abu Daud dan nasa’i)
D. mampu untuk mengerjakan puasa
E. Bagi orang yang sedang berpergian jauh atau sakit diperbolehkan tidak puasa
tetapi harus mengganti puasa jika itu adalah puasa wajib yang ditinggalkannya
di lain hari sedangkan orang tua yang sudah tua dan tidak mengganti puasanya
di lain hari melainkan harus membayar fidyah puasa
• Rukun puasa
A. Niat puasa
Niat dibaca ketika malam hari sebelum terbit fajar untuk puasa wajib
sedangkan untuk puasa sunnah boleh dibaca pada pagi hari sebelum masuk
waktu dzuhur
B. Tidak mengerjakan sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
• Adab berpuasa
Seharusnya orang yang berpuasa berusaha dengan sepenuh tenaga dan jiwa
supaya puasanya diterima oleh Allah adapun adab-adab puasa itu sebagai berikut
F. Menjauhkan diri atau menahan dari segala yang merusak puasa cucian
mengumpat mencela memaki menggunjing berdusta berbohong dan menipu
G. Mengurangkan makan dan minum di waktu berbuka puasa dan sahur jangan
makan dan minum yang melampaui batas karena bisa menimbulkan penyakit
dan dibenci Allah
H. Menyedikitkan tidur terutama di siang hari karena dengan banyak tidur orang
tidak akan merasakan lapar dan haus sedang puasa adalah supaya merasakan
lapar dan haus kelebihan dan kesusahan harus dialami dan dirasakan oleh
setiap orang yang beriman agar merasakan pula seperti apa yang dirasakan
orang-orang yang susah
I. Hendaklah menahan hati dari memikirkan keinginan yang rendah dan keji
serta menghayal yang bukan - bukan
J. Hendaklah diingat betapa dahsyatnya hari akhirat nanti betapa hausnya di
Padang mahsya nanti jika tidak ada persiapan dari sekarang ini
K. Tumbuhkanlah rasa cemas dan harap kepada Allah sesudah berbuka karena
kita tidak mengetahui apakah puasa kita diterima atau tidak
L. Perbanyak dzikir dan doa
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan
menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang
membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari karena Allah SWT
semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-
samamemberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-
orang yang tak mampu
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui
apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama
berpuasaseseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga
mudahmenjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani
.
2. Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini.
Saran dari penulis adalah dengan membaca makalah ini, maka kita akan semakin
semangat untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah walaupun itu
adalah Ibadah Sunnah yang dapat menambah pahala wajib kita serta lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Arifiansya, Hafifuddin, dkk. (2004). Pedoman puasa menggapai takwa. Tebing Tinggi