Anda di halaman 1dari 13

Puasa

Dosen Pembimbing : Nur Azizah, S.Pdi, M.M

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Dzikra Tsabita
Prodi : TMM (Tadris Matematika)

STIT AL HIKMAH TEBING TINGGI


2023
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
segala puji bagi Allah SWT. Rabb alam semesta, yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Bersaksi tidak ada ilah selain Allah SWT. Penolong orang – orang Sholeh,
pemberi nikmat yang tidak dapat terhitung. Syukur Alhamdulillah kita ucapkan kehadiran
Nya yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat untuk sekalian makhluk, sehingga kita
mampu melakukan pengabdian yang terbaik di alam ciptaan Nya ini. Shalawat dan salam kita
persembahkan keharibaan junjungan Nabi Muhammad Saw, semoga kita menjadi umatnya
yang terbaik, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga makalah yang kemi buat dapat bermanfaat bagi kita semua, jika ada kesalahan
dalam pembuatan makalah ini kami meminta maaf, dan kami mengucapkan terima kasih
kepada Nur Azizah, S.Pdi, M.M yang telah memberikan bimbingan, dan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


DAFTAR ISI

Daftar pustaka...........................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................4
Pendahuluan...............................................................................................................................4
1. Latar belakang.................................................................................................................4
2. Tujuan Makalah...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
Pembahasan................................................................................................................................5
1. Definisi puasa..................................................................................................................5
2. Tingkatan puasa...............................................................................................................6
3. Ketentuan puasa sunnah..................................................................................................6
4. Syarat dan rukun puasa...................................................................................................7
5. Macam – macam puasa sunnah......................................................................................8
6. Hikmah puasa sunnah.....................................................................................................9
7. Hari – hari yang diharamkan puasa...............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
Penutup.....................................................................................................................................11
1. Kesimpulan....................................................................................................................11
2. Saran..............................................................................................................................11
Daftar pustaka..........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puasa wajib ataupun puasa Sunnah ternyata telah dilakukan oleh umat – umat
terdahulu. pendapat yang diriwayatkan oleh mujahid dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa
umat-umat terdahulu itu adalah ahli kitab yakni Yahudi dan Nasrani sedangkan menurut
pendapat yang diriwayatkan dari sya’bi mengatakan bahwa umat-umat terdahulu hanyalah
kaum-kaum Nasrani.
Pada saat itu rasulullah sedang hijrah ke Madinah beliau melihat orang-orang
Yahudi melaksanakan puasa pada hari Asyura. lalu beliau bertanya kepada mereka, maka
mereka menjawab : “karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya pada hari
ini maka kami melaksanakan puasa sebagai rasa syukur kepada Allah atas keselamatan
tersebut”.
Lalu Rasulullah Saw bersabda, “kami lebih berhak terhadap Nabi Musa daripada
kamu”. Maka Rasulullah berpuasa dan memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
berpuasa pada hari ini. Sejarah ini terdapat dalam sebuah hadis riwayat Muslim.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya hari Asyura adalah hari - hari Allah.
Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu. Dan barangsiapa
tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya” (HR. Muslim).
Setelah itu turunlah ayat Al-Qur’an yang mensyariatkan puasa : “wahai orang-
orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa “. (QS. Al Baqarah :183)

2.Tujuan makalah
1. Mengetahui makna puasa Sunnah
2. Macam – macam puasa Sunnah
3. Hikmah melaksanakan puasa Sunnah, serta
4. Macam – macam puasa yang dilarang untuk dilaksanakan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi puasa
Menurut bahasa puasa yaitu menahan diri dari sesuatu yang telah
digariskan/ditentukan Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Nya. Sedangkan
menurut Syara’ puasa yaitu menahan atau meninggalkan makan, minum dan seks disertai
niat, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Puasa akan lebih sempurna dengan
menjauhi larangan dan meninggalkan hal – hal yang diharamkan Allah, yang telah di contoh
kan oleh Rasulullah Saw.
Jadi, dapat disimpulkan. Puasa artinya menahan segala sesuatu yang dapat
membatalkan puasa mulai dari terbit fajar (waktu shubuh) sampai terbenamnya matahari
(waktu Maghrib).Ada 7 hal yang harus di tahan ketika berpuasa, yaitu:
1. Tahan haus dan lapar
Mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari
2. Tahan nafsu
3. Tahan mulut,
Dari berbicara yang kotor dan menyakitkan hati.
4. Tahan emosi
5. Tahan tangan dan kaki
Dari bergerak yang tidak berfaedah.
6. Tahan mata,
Jangan melihat yang dilarang Allah.
7. Tahan telinga,
Jangan mendengar cerita/gunjingan orang lain.
Di dalam melaksanakan ibadah puasa, ada ibadah puasa wajib dan juga ada ibadah
puasa sunnah. Dari definisinya, hukum wajib adalah segala sesuatu yang diperintahkan oleh
Allah harus dilakukan dan bila ditinggalkan perkara tersebut akan mendapatkan dosa atau
siksa, contoh dari puasa wajib adalah puasa yang dilaksanakan satu bulan penuh pada bulan
Ramadhan.
Sedangkan definisi dari Sunnah adalah bila seorang umat Islam melaksanakan hal
yang Sunnah maka akan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak akan mendapatkan
dosa.
Dapat kita ketahui orang yang melaksanakan ibadah puasa sunnah akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT dan yang tidak melaksanakan ibadah puasa maka
mereka juga tidak mendapatkan dosa.
Puasa sunnah merupakan amalan yang bisa dikerjakan umat Islam sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah SAW.

2. Tingkatan puasa
Puasa itu mempunyai tingkatan-tingkatan:
• Puasa umum
Yaitu puasanya orang-orang awam atau orang biasa yakni sekedar menahan
perut dan kemaluannya dari keinginannya
• Puasa khusus
Yaitu puasa selain menahan perut dan kemaluannya dari keinginannya juga
dia mencegah pendengaran, penglihatan, perkataan, tangan, kaki dan anggota
badan lainnya dari perbuatan yang mendatangkan dosa.
• Puasa khusus dari yang khusus yaitu puasa selain dari puasa umum dan khusus
dia juga mencegah hatinya dan pikirannya dari segala cita-cita yang hina.

3. Ketentuan puasa sunnah


Terdapat dua ketentuan pokok dalam berpuasa sunnah.
Dua ketentuan puasa sunnah tersebut adalah harus dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam buku
Minhajul Muslimah karya Muhammad Syafii Masykur.
Dijelaskan lebih lanjut, ketentuan pertama dimaksudkan agar orang yang berpuasa senantiasa
ikhlas, hanya mengharap ridha Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
َ ‫ َو ِإنَّ َما لِك ِل أام ِر‬،ِ‫ِإنَّ َما أاْل َ أع َمال ِبالنَّيَّات‬
‫ئ َما ن ََوى‬
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niat dan sesungguhnya seseorang
mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Muslim)
Muhammad Syafii Masykur menjelaskan, bagi orang-orang yang melaksanakan
ibadah puasa sunnah, namun dalam niatnya hanya menginginkan agar tubuhnya menjadi
ramping, lebih irit dalam hal pengeluaran serta mendapat pujian dari orang lain, maka tidak
akan mendapatkan pahala dari Allah atas puasa yang telah dikerjakannya.
Selanjutnya, ketentuan puasa yang kedua ialah harus dikerjakan sesuai dengan
yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman,
ٰ ‫ّللا َويَ أغفِرأ لَك أم ذن أوبَك أم ۗ َو‬
٣١ ‫ّللا غَف أور َّرحِ يأم‬ ‫ّللا فَاتَّبِع أونِ أ‬
ٰ ‫ي يحأ بِبأكم‬ َ ٰ َ‫قلأ ا أِن ك أنت أم تحِ ب أُّون‬
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Ali ‘Imran: 31)
Ketentuan puasa sunnah lainnya yaitu seseorang yang berpuasa sunnah
diperbolehkan untuk membatalkan puasa atau meneruskannya tanpa akan memperoleh
konsekuensi untuk qadha.
Misalnya saja, puasa sunnah tersebut dibatalkan karena ada tamu yang datang ke
rumah dan untuk menghormati tamu tersebut dengan menjamunya kita diperbolehkan untuk
membatalkan puasa tersebut. Namun, ada baiknya jika tidak ada uzur yang mendesak maka
akan lebih baik untuk diteruskan.
Terakhir, mengenai ketentuan puasa sunnah yaitu apabila seorang istri jika ingin
menjalankan ibadah puasa sunnah harus meminta izin kepada suaminya terlebih dahulu, jika
suaminya ada di rumah. Apabila suaminya tidak mengizinkan maka ia tidak boleh untuk
berpuasa.
Bahkan apabila ternyata seorang istri tersebut sudah terlanjur untuk berpuasa tanpa
sepengetahuan suaminya lalu sang suami memintanya untuk membatalkan puasa, hukumnya
wajib bagi istri tersebut untuk membatalkan puasa.

4. Syarat dan rukun puasa


Agar puasa kita diterima, maka kita juga harus mengetahui syarat – syarat serta
rukun untuk melaksanakan ibadah puasa.
• Syarat puasa
A. Islam
Hanya orang yang beragama Islam yang diwajibkan untuk berpuasa. Orang
yang tidak beragama Islam tidak perlu berpuasa dan tidak akan mendapatkan
pahala dari puasa.
B. Berakal (tidak gila)
Orang yang hilang akalnya atau gila tidak diwajibkan untuk berpuasa

C. Baligh
Yaitu orang yang telah dewasa. Sebagaimana sabda rasulullah Saw, “Qalam
diangkat (tidak membebani hukum) dari tiga golongan : orang yang tidur
sehingga dia bangun, orang gila hingga dia sembuh dari gilanya, dan anak-
anak hingga ia dewasa (HR. Abu Daud dan nasa’i)
D. mampu untuk mengerjakan puasa
E. Bagi orang yang sedang berpergian jauh atau sakit diperbolehkan tidak puasa
tetapi harus mengganti puasa jika itu adalah puasa wajib yang ditinggalkannya
di lain hari sedangkan orang tua yang sudah tua dan tidak mengganti puasanya
di lain hari melainkan harus membayar fidyah puasa
• Rukun puasa
A. Niat puasa
Niat dibaca ketika malam hari sebelum terbit fajar untuk puasa wajib
sedangkan untuk puasa sunnah boleh dibaca pada pagi hari sebelum masuk
waktu dzuhur
B. Tidak mengerjakan sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari

• Hal – hal yang membatalkan puasa

1. Makan dan minum dengan sengaja


2. Datang bulan atau nifas bagi wanita
3. Muntah yang disengaja
4. Hilang akal atau mabuk
5. Keluar mani dengan sengaja
6. Melakukan hubungan suami istri pada siang hari
7. Bersumpah palsu
8. Murtad

• Adab berpuasa
Seharusnya orang yang berpuasa berusaha dengan sepenuh tenaga dan jiwa
supaya puasanya diterima oleh Allah adapun adab-adab puasa itu sebagai berikut
F. Menjauhkan diri atau menahan dari segala yang merusak puasa cucian
mengumpat mencela memaki menggunjing berdusta berbohong dan menipu
G. Mengurangkan makan dan minum di waktu berbuka puasa dan sahur jangan
makan dan minum yang melampaui batas karena bisa menimbulkan penyakit
dan dibenci Allah
H. Menyedikitkan tidur terutama di siang hari karena dengan banyak tidur orang
tidak akan merasakan lapar dan haus sedang puasa adalah supaya merasakan
lapar dan haus kelebihan dan kesusahan harus dialami dan dirasakan oleh
setiap orang yang beriman agar merasakan pula seperti apa yang dirasakan
orang-orang yang susah
I. Hendaklah menahan hati dari memikirkan keinginan yang rendah dan keji
serta menghayal yang bukan - bukan
J. Hendaklah diingat betapa dahsyatnya hari akhirat nanti betapa hausnya di
Padang mahsya nanti jika tidak ada persiapan dari sekarang ini
K. Tumbuhkanlah rasa cemas dan harap kepada Allah sesudah berbuka karena
kita tidak mengetahui apakah puasa kita diterima atau tidak
L. Perbanyak dzikir dan doa

5. Macam-macam puasa sunnah


Puasa sunnah adalah puasa yang sangat dianjurkan untuk mengerjakannya karena
Rasulullah saw senantiasa mengamalkannya.
Adapun macam-macam puasa sunnah adalah:
• Puasa Syawal
Puasa yang dikerjakan pada tanggal 2 Syawal setelah hari raya idul Fitri. Sebuah
hadits meriwayatkan “Dari Abi Ayub Rasulullah bersabda barangsiapa yang berpuasa
Ramadan kemudian ia diikuti dengan berpuasa 6 hari pada bulan Syawal maka ia
mendapat pahala seperti puasa setahun” HR. Muslim.
• Puasa bulan Dzulhijjah
Yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut puasa tarwiyah dan puasa tanggal 9
Dzulhijjah yang disebut puasa Arafah. Sebuah hadis meriwayatkan dari Abi Qatadah
Nabi bersabda “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa 2 tahun, 1 tahun yang telah
lalu dan setahun yang akan datang” HR. Muslim
• Puasa tasu’a
Yaitu pada tanggal 9 Muharram dan puasa Asyura yaitu puasa tanggal 10
Muharram. Dan hari Asyura adalah hari pembebasan Nabi Musa dan kaumnya dari
kekejaman Firaun, sebuah hadis menceritakan “dari Abi Qatadah, Rasulullah Saw
bersabda : Puasa hari Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun lalu” HR. Muslim
• puasa sya’ban
Yakni memperbanyak puasa selama bulan sya’ban.
• Puasa Senin dan Kamis
Sebuah hadis menceritakan, “Dari Abi Qatadah, Rasulullah Saw bersabda : Amal
perbuatan itu diperiksa tiap hari Senin dan Kamis maka saya suka diperiksa amalku
ketika aku sedang puasa” HR. At Tirmidzi
• Puasa ayyamul bidh
Yaitu pada tanggal 13 14 dan 15 HR. Ahmad dan nasa’i
• Puasa Rajab
Yakni memperbanyak puasa selama bulan Rajab puasa Rajab boleh dikerjakan 1
hari 3 hari 5 hari 7 hari dan paling banyak 27 hari

6. Hikmah puasa Sunnah


Macam-macam hikmah puasa antara lain:
1. Dapat menimbulkan rasa kasih sayang terhadap sesama, sehingga gemar untuk
bersedekah karena dengan berpuasa seseorang dapat merasakan penderitaan
orang-orang fakir miskin yatim piatu dan orang-orang yang serba kekurangan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Melatih diri untuk bersabar karena dengan berpuasa seseorang dituntut untuk
bersabar menahan marah menahan nafsu dan menahan diri untuk melakukan
segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
3. Melatih diri untuk mengemban amanah sebaik-baiknya.
4. Menghilangkan sifat rakus dan tamak sehingga tidak terlena dengan
kemewahan hidup di dunia yang dapat menjauhkan manusia dengan Tuhannya
dengan berpuasa manusia akan selamat di dunia dan akhirat.
5. Untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, sehingga kita
mampu menghadapi berbagai macam cobaan hidup dengan petunjuknya
6. Untuk menjaga kesehatan, karena puasa kita tidak rakus terhadap makanan
yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit karena terlalu banyak
makan
Adapun janji Allah kepada orang yang gemar berpuasa adalah sebagai berikut
1. Jalan keluar dari semua masalah. (QS. 65 : 2)
2. Rezeki yang tidak terduga-duga datangnya (QS. 65 : 3)
3. Semua urusannya dimudahkan Allah (QS 65 : 4)
4. Ketenangan jiwa tidak khawatir dan sedih hati (QS 7 : 35)
5. Keberkahan hidup (QS 7 : 96)
6. Masuk surga melalui pintu khusus “Rayyan” namanya. Seperti dalam sebuah
hadits : “Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut Rayyan yang
akan dilewati oleh orang-orang yang berpuasa. Pada hari kiamat nanti tidak
diperbolehkan seseorang melewatinya selain mereka ketika mereka dipanggil
mereka akan segera bangkit dan masuk semuanya kemudian akan ditutup” HR
Bukhari
7. Kamar yang indah di dalam surga terdiri dari kristal hadis dari an Nu’man bin saat
saat

8. Hari-hari yang diharamkan berpuasa

Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah


A. Ada dua hari raya yaitu idul Fitri dan idul Adha.
Sebuah hadits menceritakan, “Rasulullah saw melarang puasa pada hari
raya idul Fitri dan idul Adha” HR. Bukhari
B. Hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11 12 dan 13 pada bulan Dzulhijjah.
Sabda Nabi SAW, “Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan minum dan
mengingat Allah” HR. muslim
C. Hari syak,
Yakni hari yang diragukan tentang adanya hilal pada awal bulan Ramadan
atau awal bulan Syawal menurut sebagian ulama bahwa puasa pada hari Syak
hukumnya makruh
D. Puasa wishal (bersambung)
Antara hari yang satu dengan hari yang lain tanpa diselingi dengan berbuka
puasa seperti puasa selama 7 hari berturut-turut tanpa berbuka
E. Puasa sehari pada hari Jumat
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Janganlah kamu puasa pada hari
Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya” HR
Bukhari.
F. Puasa selama-lamanya
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak dianggap berpuasa orang yang
berpuasa selama-lamanya” HR Bukhari.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan
menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang
membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari karena Allah SWT
semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-
samamemberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-
orang yang tak mampu
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui
apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama
berpuasaseseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga
mudahmenjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani
.
2. Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini.
Saran dari penulis adalah dengan membaca makalah ini, maka kita akan semakin
semangat untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah walaupun itu
adalah Ibadah Sunnah yang dapat menambah pahala wajib kita serta lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Rifai, H.A. (2007). Pokok – pokok rangkuman kunci ibadah. Surabaya

Arifiansya, Hafifuddin, dkk. (2004). Pedoman puasa menggapai takwa. Tebing Tinggi

Isneni, Nilam. (2023). Diakses pada tanggal 1 Maret 2023.


https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6594258/ketentuan-puasa-sunnah-yang-
dianjurkan-rasulullah-saw/amp

Anda mungkin juga menyukai