Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STUDI ISLAM 3 PUASA MUTIH & PUASA BISU

Disusun oleh: Kelompok 13 Afrilia Dwiharini Febriana Wijayanti Candra Ayu puspita Mohammad Rosyid Mutofa Ellays Vera Zumrotun N. 09023214 09023216 09023217 10023120 10023119

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2012

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Puasa Mutih & Puasa Bisu.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga kami sampaikan terimakasih banyak kepada Bapak Tjandra.... selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Islam 3.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penuli sendiri dan semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Penulis

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................... iii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................................... B. Tujuan ....................................................................................................................... C. Rumusan Masalah ..................................................................................................... BAB II : ISI A. Definisi Puasa ............................................................................................................ B. Tujuan puasa................................................................................................................ C. Macam macam puasa................................................................................................ D. Puasa Mutih dan Mbisu dengan Hadist Rasul &Firman Allah SWT ....................... E. Hukum puasa mutih dan mbisu ................................................................................. F. Hikmah puasa............................................................................................................... BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................ B. Saran ........................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12 12 13 6 8 8 9 10 11 4 5 5

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya. Tradisi dan budaya Jawa hingga akhir-akhir ini masih mendominasi tradisi dan budaya nasional di Indonesia. Di antara faktor penyebabnya adalah begitu banyaknya orang Jawa yang menjadi elite negara yang berperan dalam percaturan kenegaraan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan maupun sesudahnya. Nama-nama Jawa juga sangat akrab di telinga bangsa Indonesia, begitu pula jargon atau istilah-istilah Jawa. Hal ini membuktikan bahwa tradisi dan budaya Jawa cukup memberi warna dalam berbagai permasalahan di Indonesia. Di sisi lain, ternyata tradisi dan budaya Jawa tidak hanya memberikan warna dalam percaturan kenegaraan, tetapi juga berpengaruh dalam keyakinan dan praktekpraktek keagamaan. Masyarakat Jawa yang memiliki tradisi dan budaya yang banyak dipengaruhi ajaran dan kepercayaan Hindhu dan Buddha terus bertahan hingga sekarang, meskipun mereka sudah memiliki keyakinan atau agama yang berbeda, seperti Islam, Kristen, atau yang lainnya. Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya, meskipun terkadang tradisi dan budaya itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Memang ada beberapa tradisi dan budaya Jawa yang dapat diadaptasi dan terus dipegangi tanpa harus berlawanan dengan ajaran Islam, tetapi banyak juga budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat Jawa yang memegangi ajaran Islam dengan kuat (kaffah) tentunya dapat memilih dan memilah mana budaya Jawa yang masih dapat dipertahankan tanpa harus berhadapan dengan ajaran Islam. Sementara masyarakat Jawa yang tidak memiliki pemahaman agama Islam yang cukup, lebih banyak menjaga warisan leluhur mereka itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, meskipun bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut. Fenomena seperti ini terus berjalan hingga sekarang.
4 Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

Gambaran masyarakat Jawa seperti di atas menjadi penting untuk dikaji, terutama terkait dengan praktek keagamaan kita sekarang. Sebagai umat beragama yang baik tentunya kita perlu memahami ajaran agama kita dengan baik, sehingga ajaran agama ini dapat menjadi acuan kita dalam berperilaku dalam kehidupan kita. Karena itulah, dalam tulisan yang singkat ini akan diungkap salah satu tradisi dan budaya Jawa. Apakah tradisi dan budaya Jawa ini sesuai dengan ajaran Islam atau sebaliknya, bertentangan dengan ajaran Islam. B. TUJUAN Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk a. memberikan informasi tentang definisi puasa mutih dan bisu.

b. Memberikan informasi tentang puasa mutih dan mbisu dengan hadits rasul dan firman Allah c. Memberikan informasi tentang hukum puasa mutih dan mbisu.

C. RUMUSAN MASALAH A. Apakah Definisi Puasa itu? B. Apakah tujuan puasa? C. Apa saja macam macam puasa itu? D. Bagaimana Puasa Mutih dan Mbisu dalam Hadist Rasul &Firman Allah SWT? E. Apakah Hukum puasa mutih dan mbisu? F. Apa hikmah puasa?

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi puasa Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Seperti yang ditunjukkan firman Allah, surat Maryam ayat 26 : "Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Q.S. Maryam : 26). Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenarnnya matahari dengan memakai niat tertentu. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan Sya'ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya'ban. Sesuai dengan hadits Nabi saw. "Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru'yat), dan berbukalah dengan berdasar ru'yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah Sya'ban menjadi 30 hari."*** Dalam definisi Ahli Fiqh (fuqaha), puasa (shawm) adalah menahan diri dari segala perkara yang merusaknya (baik makan, minum, atau dorongan nafsu)dengan tujuan sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT(al-imsak anil mufthirat al-mahudat. Dalam definisi tentang shaum (puasa) tersebut, ada kata alimsak. dalam bahasa arab, kata dasar amsaka/al-imsak, artinya menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu (self-restraint). Sedangkan imsak bi artinya berpegang teguh kepada sesuatu yang dijadikan gantungan atau pegangan. Zainal Abidin (cucu Nabi SAW) berkata :wa la umsiku illa billahi(Aku tidak perpegang teguh kecuali pada tali Allah SWT).
***Diambil dari buku "Pilar-pilar Islam dalam al-Sunnah" karya Prof. Dr. Umar Hasyim, oleh M. Rofiq Mu'allimin.

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

Lalu, apa itu puasa mutih dan mbisu? Puasa mutih adalah berpuasa

atau

berpantang makan dan minum apa saja kecuali nasi putih dan air putih. Biasanya puasa ini dikenal di lingkungan penganut kejawen dan praktisi supranatural dengan

tujuan/kepentingan tertentu seperti mendapatkan Ilmu Gaib, keberhasilan hajat dan lainlain. Puasa mutih,tidak termasuk puasa sunah apalagi wajib dalam Islam. Artinya, tidak termasuk dalam ajaran Islam. Islam hanya mengenal puasa wajib (Ramadhan) dan puasa sunah.Lagi pula, puasa mutih itu hakikatnya tidak puasa, karena tetap makan/minum yang putih-putih.Dalam Islam ada puasa mutih, namun yang dimaksud adalah Puasa Sunnah Ayyamul Bidh (hari-hari putih), yaitu pusa tiga hari di pertengahan bulan Qamariyah. Dari Abu Dzar, dia berkata: Kami diperintahkan Rasulullah Saw untuk berpuasa pada tiga hari putih dalam sebulan, yakni tanggal 13, 14, 15. (HR. An-NasaI dan Ibnu Hibban). (http://pusdai.com/puasa-mutih) Menurut Edi Sependi, puasa mutih adalah puasa yang dilakukan karena mempunyai suatu hajat asmara . Yang menjadi 7elle puasa ini yaitu ketika berbuka puasa dengan memakan makanan yang serba putih dan tanpa rasa. Dalam puasa mutih ini seseorang tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air putih saja. Puasa mbisu memiliki pengertian berhenti bicara. Seperti dikisahkan Al-Quran, Maryam puteri Imran yang salihah itu pernah berazam, Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. (QS. 19:26).Ihwal nazar yang langka atau unik itu berkaitan dengan langkah Maryam menghadapi serangan massa atas apa yang tidak bisadipahami oleh mereka, yaitu lahirnya seorang anak dari rahim seorang gadis tak bersuara.Gadis Maryam hanya membisu ketika ia harus berhadapan dengan pertanyaan kaumnya ihwal misteri kelahiran anaknya Isa as (yang dilahirkan tanpa ayah, sematamata karena kehendak dan kekuasaan Allah SWT). Untuk kepentingan transparansi dan klarifikasi, Maryam cukup 7ellet satu isyarat, menunjuk kepada anaknya, biar sang anak sendiri yang menjawab segala pertanyaan ataupun tuduhan kaumnya itu. Maryam tidak

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

perlu berteriak tidak, atau membantah tuduhan itu dan ini, cukup faktanya saja yang dibiarkan berbicara. B. Tujuan Puasa Tujuan ibadah puasa adalah untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap mencari sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya; menerima sesuatu yang menyucikannya, yang di dalamnya terdapat kehidupannya yang abadi, mematahkan permusuhan nafsu terhadap lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang miskin; menyempitkan jalan setan pada diri hamba dengan menyempitkan jalan aliran makanan dan minuman; puasa adalah untuk Tuhan semesta alam, tidak seperti amalan-amalan yang lain, ia berarti meninggalkan segala yang dicintai karena kecintaannya kepada Allah Ta 'ala; ia merupakan rahasia antara hamba dengan Tuhannya, sebab para hamba mungkin bisa diketahui bahwa ia meninggalkan hai-hal yang membatalkan puasa secara nyata, tetapi keberadaan dia meninggalkan hal-hal tersebut karena Sembahannya, maka tak seorangpun manusiayang mengetahuinya, dan itulah hakikat puasa. Tujuan puasa mutih seperti mendapatkan Ilmu Gaib, keberhasilan hajat dan lain-lain. C. Macam macam Puasa

Puasa wajib 1. Puasa bulan Ramadhan 2. Puasa Qadha 3. Puasa kafarat (membayar kafarat) 4. Puasa seorang yang tidak mampu membeli hewan kurban pada haji Tamattu 5. Puasa hari ketiga I'tikaf 6. Puasa Nadzar Puasa Mustahab (Sunat) 1. Puasa tiga hari setiap bulan (Hijriyah)

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

2. Puasa pada hari-hari putih ( tiap tanggal 13, 14 dan 15 Hijriyah) 3. Puasa pada hari al-Ghadir (18 Dzulhijjah) 4. Puasa pada hari lahir Rasululah saww. (17 Rabiul Awal) 5. Puasa pada hari Kenabian Rasululah saww. (27 Rajab) 6. Puasa pada hari Arafah ( 9 Dhulhijjah ) 7. Puasa pada hari Mubahalah (24 Dhulhijjah) 8. Puasa pada hari Kamis dan Jum'at 9. Puasa pada tanggal 1-9 Dhulhijah 10. Puasa pada hari pertama dan ketiga bulan Muharram 11. Puasa pada seluruh hari dalam setahun, kecuali hari-hari yang diharamkan dan dimakruhkan berpuasa di dalamnya. (Taudhih al- Masail, masa-lah 1748)

Puasa Makruh 1. Puasa sunat yang dilakukan seorang tamu tanpa seijin tuan rumah, atau tuan rumah melarangnya berpuasa. 2. Puasa seorang anak (yang belum akil baligh) tanpa seijin ayahnya dan puasa itu akan membahayakan dirinya. 3. Puasa seorang anak yang dilarang ayahnya berpuasa, walaupun puasanya itu tidak akan membahayakan dirinya. 4. Puasa seorang anak yang dilarang ibunya berpuasa, walaupun jika puasa itu dilakukan tidak akan membahayakan dirinya . 5. Puasa hari Arafah bagi orang yang bila ia berpuasa akan menyebabkan badannya lemah, sehingga tidak mampu membaca doa.

D. Puasa Mutih dan Mbisu dengan Hadist Rasul &Firman Allah SWT Kebanyakan Islam Kejawen, Puasa atau Laku merupakan suatu syarat walaupun bukan syarat yang utama untuk mendalami berbagai laku yang berasal adri tradisi Kejawen, Dalam Islam kita mengenal Puasa seperti Puasa Senin Kami, Puasa bulan Rhamadan, buasa daud yang semuanya bertujuan untuk mendekatkan diri pada Sang
9 Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

Rabb sang Maha Pencipta ALLAH SWT. Alasan mereka cukup beragam, mislanya saja untuk memperoleh ketenangan, kebahagiaan, jabatan, bahkan kekayaan. Puasa jenis ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW juga dalam Firman Allah. Seperti dicantumkan dalam sebuah ayat bahwa kita tidak wajib mengikuti ajaran- ajaran tanpa sumber dan tujuan yang jelas. Janganlah engkau mengikuti (sesuatu amalan ) yang engkau tidak mengetahui hakikatnya. Sesungguhnya pendengran, penglihatan dan hati ini akan dimintai pertanggung jawabannya ( QS. Al Isra : 36 ) barang siapa diantara umat Islam yang yang mencari kemulian dan kesaktian melalui Syetan dan Jin, bukannya kemulian yang mereka dapatkan, tapi kehinaan di dunia , mereka hidup dibawah ketiak Syetan dan Jin , dan diinjak-injak serta ditindas oleh penguasa- penguasa kafir ( sebagai syetan-syetan manusianya ) dan di akhirat akan mendapatkan adzab yang pedih naudzubillahi min dzalik. Maha Benar Allah di dalam Firman-Nya : Apakah mereka ( orang-orang munafik) mencari kekuasan dan kemulian dari sisi mereka. Sesungguhnya kemulian hanya ada di sisi Allah semata. ( Qs. An Nisa : 139 ) Bahkan mereka menyembah jin dan kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut ( QS Al Saba : 41 ) E. Hukum puasa mutih dan mbisu Puasa jenis ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, hukumnya menurut beberapa ulama adalah bidah. Bidah adalah apa yang tidak disyariatkan Allah dan RasulNya; yaitu apa yang tidak diperintahkan untuk berbuat dan beramal dengannya, tidak perintah wajib, tidak pula sunnah. (Majmu al Fatawa, 4/107-108)
10 Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

Jika puasa mutih, maksudnya adalah ini, yaitu pusa tiga hari di pertengahan bulan qamariyah, maka itu termasuk sunah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri yang mengatakan itu adalah Tsalata ayyam al Bidh (tiga hari-hari putih). Dari Abu Dzar, dia berkata: Kami diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk berpuasa pada tiga hari putih dalam sebulan, yakni tanggal 13, 14, 15. (HR. An NasaI, Juz. 8, Hal. 135-136. No. 2379-2380. Sunan Al Kubra Lin NasaI, Juz. 2, Hal. 136. Shahih Ibnu Hibban, Juz. 15, Hal. 311, No. 3726. Syaikh al Albany menghasankan dalam Silsilah Ash Shahihah no. 1567. Juga Shahihul Jami No. 673. Al MaktabahAsySyamilah)

F. Hikmah Puasa Berikut ini adalah beberapa Manfaat dan Hikmah Puasa : 1. Membuat kita lebih taqwa kepada Allah SWT. 2. Mendapatkan pahala yang melimpah ruah. 3. Memberikan efek yang menyehatkan tubuh kita dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. 4. Melatih kita untuk menahan nafsu bejat selama hidup di dunia fana. 5. Mendorong kita untuk selalu berbuat kebajikan. 6. Bisa memasukkan kita ke dalam surga jika kita telah mati. 7. Melatih sabar, pengendalian diri, disiplin, jujur, emosi, dll. 8. Mempersempit jalan aliran darah di mana setan berlalu-lalang.

11

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan Puasa mutih dan mbisu sebenarnya tidak ada dalam ajaran Islam,kecuali Puasa Sunnah Ayyamul Bidh (hari-hari putih). Alasan seseorang melakukan puasa mutih atau mbisu biasanya karena ingin mendapatkan kebahagiaan,kemuliaan,ketentraman,dan lain-lain. Hukum puasa mutih dan mbisu adalah bidah.

2. Saran Umat Islam Indonesia khususnya daerah Jawa- hendaknya kembali kepada ajaran Islam yang asli, yang bersumber kepada Al-Quran dan Hadits serta petunjuk para sahabat, dan wajib meninggalkan ilmu-ilmu klenik yang hanya akan menambah kehinaan demi kehinaan. Tidak ada dalam Islam ilmu hitam, ilmu putih, ilmu hijau, ilmu biru, atau ilmu kuning, tapi hanya ada ilmu Al-Quran dan Hadits serta perangkat yangmendukungnya. Tiada pula ilmu aji tunggeng mogok, mantera 12ellet media rokok, ilmu kontak, ajian mahabbah, pengasih, ilmu debus, mantra guru sajab. Ilmuilmu semacam itu tiada lebih dari peninggalan ajaran- ajaran Hindu dan Budha yang dicampur adukkan dengan Islam sehingga menjadi sesat dan menyesatkan.

12

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadzain.2006.Sang Kyai dan Ilmu Putih.http://wordpress.com/aqidah/Islam dan kehidupan. Diakses pada tanggal 22 Desember 2011 Pandji.2008.Laku Puasa Kejawen. http://superartikel.com/2008/12/24/laku-puasakejawen/ diakses pada tanggal 22 Desember 2011 Sependi,Edi.2009. Puasa Adat Jawa dalam Perspektif Islam http://id.shvoong.com/humanities/1920675-puasa-adat-jawa-dalam-perspektif/ diakses pada tanggal 22 Desember 2011 Ziyad,Ummu.2008.Mengenal Kata Bidah. http://muslimah.or.id/manhaj/mengenal-katabidah.html diakses pada tanggal 22 Desember 2011

13

Puasa mutih dan mbisu_kelompok 13_Studi Islam 3.

Anda mungkin juga menyukai