Anda di halaman 1dari 13

HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TERHALANG UNTUK BERPUASA

DAN TATA CARA QADHA PUASA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Yang Diampu Oleh Bapak Busairi, S. Ud, M. Ag

Oleh : Kelompok 11

Feri Febrian Dwi Iranto 23382071033

Khoirul Mufid 23382071041

Nabila 23382072069

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat,
karunia, serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Hal-hal yang menyebabkan terhalang untuk berpuasa dan tata cara qadha
puasa”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah. Tak lupa pula,
shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
yang telah menjadi teladan bagi umat manusia.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak


Busairi atas bimbingan, dorongan, serta ilmu yang telah Bapak bagikan kepada kami
selama perkuliahan berlangsung. Akhir kata, kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga Allah SWT. senantiasa
memberikan keberkahan, petunjuk, serta rahmat-Nya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 15 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Hal-Hal Yang Menyebabkan Terhalang Puasa..................................................3
B. Tata Cara Qadha Puasa.......................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................8
PENUTUP....................................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ibadah yang disyariatkan Allah kepada umat manusia pasti


mengandung makna. Makna yang dimaksud adalah manfaat yang kembali
kepada orang yang melakukannya, apakah itu manfaat yang langsung
dirasakan ataukah tidak langsung, apakah itu manfaat di dunia maupun di
akhirat.
Salah satunya adalah ibadah puasa. Kewajiban puasa bagi umat
muslim adalah kewajiban yang disampaikan oleh Allah melalui Nabi
Muhammad SAW. seperti disebutkan dalam Al-Qu’an, yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa,
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu kamu agar kamu
bertaqwa.” (Q.S. Al-Baqarah:183)

Rasulullah juga pernah menyampaikan keterangan bahwa ajaran puasa


sebenarnya telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat-umat sebelum kita,
yakni sebelum datangnya Islam dan turunnya ayat shaum (ayat puasa) di atas.

Puasa adalah praktik yang melibatkan menahan diri dari makanan dan
minuman selama periode tertentu. Praktik ini memiliki akar yang kuat dalam
berbagai agama dan budaya di seluruh dunia. Selama ribuan tahun, puasa
telah dianggap sebagai bentuk ibadah, penyucian diri, atau cara untuk
mencapai kesehatan dan kebahagiaan.

Puasa memiliki sejarah yang panjang dan bervariasi di berbagai agama


dan budaya. Dalam agama Islam, puasa adalah salah satu dari lima rukun

1
Islam dan dijalankan selama bulan Ramadan. Dalam agama Hindu, puasa
dilakukan sebagai bentuk pengorbanan atau untuk memohon berkat dari
dewa-dewi tertentu. Di dalam agama Kristen, puasa sering kali dilakukan
sebagai bentuk persiapan spiritual atau pembersihan diri menjelang perayaan
tertentu.

Selain aspek agama, puasa juga telah menjadi fokus penelitian dan
perdebatan ilmiah. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengeksplorasi
manfaat kesehatan puasa pada tubuh manusia. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin,
memperbaiki fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan
diabetes. Selain itu, puasa juga dapat membantu dalam proses detoksifikasi
dan penurunan berat badan.

Namun, puasa juga memiliki sisi kontroversial. Beberapa orang


berpendapat bahwa puasa dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi,
kelelahan, atau bahkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu,
penting untuk memahami secara menyeluruh efek positif dan negatif dari
puasa sebelum memutuskan untuk melakukannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang terhalang untuk


berpuasa?
2. Bagaimana tata cara untuk mengqadha puasa tersebut?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan


seseorang terhalang untuk berpuasa.
2. Untuk mengetahui tata cara qadha puasa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hal-Hal Yang Menyebabkan Terhalang Puasa

Berpuasa adalah salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim selama
bulan Ramadan. Namun, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
seseorang terhalang untuk melaksanakan puasa dengan sempurna. Puasa yang
terhalang dapat terjadi dalam beberapa situasi. Salah satunya adalah jika
seseorang tidak mampu untuk berpuasa karena alasan kesehatan yang serius.
Misalnya, bagi mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes yang
memerlukan asupan makanan dan obat secara teratur, berpuasa dapat
membahayakan kesehatan mereka.1 Dalam hal ini, mereka dikecualikan dari
kewajiban berpuasa dan harus membayar fidyah sebagai gantinya.
Selain itu, wanita hamil atau menyusui yang merasa bahwa berpuasa
akan mengganggu kesehatan mereka atau kesehatan bayi mereka juga dapat
diberikan pengecualian dari berpuasa. Mereka dapat menggantinya dengan
membayar fidyah atau mengganti puasa yang terlewat di kemudian hari ketika
kondisi mereka memungkinkan.2
Namun, penting untuk dicatat bahwa ketentuan-ketentuan ini dapat
bervariasi dalam mazhab-mazhab atau tradisi-tradisi Islam yang berbeda. Oleh
karena itu, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan seorang ahli agama
atau penasihat keagamaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang ketentuan-ketentuan tersebut.

1
CNN Indonesia, “4 Golongan orang yang tak diizinkan puasa saat Ramadhan”, 24 April, 2020,
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200421174948-284-495803/4-golongan-orang-yang-
diizinkan-tak-puasa-saat-ramadan
2
Super Admin, “Bolehkah membayar utang puasa yang sudah lewat dua kali Ramadhan?”, 24 April,
2021, https://lazismu.org/view/bolehkah-membayar-hutang-puasa-yang-sudah-lewat-dua-kali-
ramadhan

3
Faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya seseorang untuk
berpuasa yaitu antara lain :
1. Kondisi Kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit kronis,
kehamilan, menyusui, atau kondisi yang membutuhkan pengobatan
yang harus diminum dengan teratur dapat menghalangi seseorang
untuk berpuasa. Dalam situasi ini, orang tersebut dapat menggantinya
dengan membayar fidyah atau mengqadha puasa di lain waktu.
2. Perubahan Kondisi Fisik
Jika seseorang sedang dalam kondisi sakit atau mengalami
kelelahan yang parah, hal ini dapat menghambatnya untuk
menjalankan ibadah puasa. Kesehatan fisik yang buruk dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menahan lapar dan
dahaga selama periode puasa.
3. Perjalanan Jauh atau Bepergian
Apabila seseorang dalam perjalanan jauh atau bepergian yang
memerlukan konsumsi makanan dan minuman, mereka diperbolehkan
untuk tidak berpuasa selama perjalanan tersebut. Namun, puasa yang
terlewat harus diganti setelah kembali.
4. Menstruasi
Bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi, ibadah puasa
dihentikan hingga masa menstruasi selesai. Setelah itu, mereka
diharapkan untuk melanjutkan berpuasa seperti biasa.3
5. Usia Anak-Anak
Anak-anak yang belum mencapai usia baligh atau pubertas
tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, disarankan bagi orang tua

3
Nurfajrina, Azkia, “Hari-hari yang dilarang untuk mengqadha puasa Ramadhan, kapan saja?”, 26
April, 2023, https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6689703/hari-hari-yang-dilarang-untuk-
mengqadha-puasa-ramadan-kapan-saja

4
untuk mengajarkan mereka tentang puasa dan membuat mereka
terbiasa dengan ibadah tersebut.

B. Tata Cara Qadha Puasa

Puasa Qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa


yang telah ditinggalkan atau tidak dilakukan pada waktu yang semestinya.
Puasa Qadha dapat dilakukan apabila seseorang tidak dapat menjalankan
puasa pada bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit, haid,
menyusui, atau bepergian jauh.
Proses pelaksanaan puasa Qadha cukup sederhana. Setelah bulan
Ramadhan berakhir, seseorang dapat mulai menggantikan puasa yang
ditinggalkan dengan berpuasa pada hari-hari tertentu. Umumnya, puasa Qadha
dilakukan sebelum puasa Ramadhan berikutnya dimulai. Namun, tidak ada
batasan waktu yang pasti untuk melaksanakan puasa Qadha, sehingga
seseorang dapat melakukannya kapan saja setelah bulan Ramadhan.
Puasa Qadha memiliki nilai penting dalam agama Islam karena
merupakan kewajiban bagi umat Muslim untuk mengganti puasa yang tidak
dilakukan pada waktu yang ditetapkan. Melaksanakan puasa Qadha juga
menunjukkan rasa tanggung jawab dan komitmen seseorang terhadap agama
dan ibadah puasa.
Namun, penting untuk diingat bahwa puasa Qadha sebaiknya
dilakukan dengan segera setelah alasan ketidakhadiran puasa tersebut tidak
berlaku lagi. Menggantikan puasa yang ditinggalkan dengan cepat adalah
tindakan yang dianjurkan dalam agama Islam.
Berikut ini adalah tata cara mengqadha puasa secara lengkap:

5
1. Niat, untuk melaksanakan puasa qadha, wajib berniat di malam hari
sebelum Subuh. Niat puasa qadha tidak perlu diucapkan atau
dilafalkan, cukup niat di dalam hati.

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi


ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok


hari karena Allah SWT.”

2. Pelaksanaan, puasa qadha dapat dilakukan di luar bulan Ramadhan,


mulai dari bulan Syawal hingga sebelum bulan Ramadhan berikutnya
atau bulan Syaban. Puasa qadha harus dilaksanakan sebanyak hari
yang telah ditinggalkan.
3. Puasa consecutively atau non-consecutively, ada dua pendapat tentang
apakah puasa qadha harus dilakukan secara berurutan atau tidak.
Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak ada persyaratan untuk puasa
qadha dilakukan secara berurutan.4
4. Pembatalan dan keterlambatan, jika puasa qadha ditunda hingga
Ramadhan berikutnya tanpa alasan yang sah, maka itu dianggap
sebagai dosa. Oleh karena itu, penting untuk melaksanakan puasa
qadha sesegera mungkin.5
5. Fidyah, ada dua pendapat mengenai apakah fidyah (pembayaran
kompensasi) diperlukan untuk puasa qadha yang tertunda. Pendapat
pertama menyatakan bahwa fidyah tidak diperlukan, sementara
pendapat kedua menyatakan bahwa dapat diperlukan tergantung pada
alasan keterlambatan.

4
Subardi, “Hukum-hukum penting seputar Ramadhan”, 11 Juni, 2016,
https://lombokbaratkab.go.id/hukum-hukum-penting-seputar-ramadhan/amp/
5
Zunus, Muhammad, “Meninggalkan puasa Ramadhan, adakah ketentuan khusus untuk qadha?”, 25
April, 2023, https://kemenag.go.id/tanya-jawab-fiqih/meninggalkan-puasa-ramadhan-adakah-
ketentuan-khusus-untuk-qodha-OWRTO

6
6. Makan sahur, disunnahkan untuk makan sahur sebelum fajar tiba saat
melaksanakan puasa qadha.

7. Membayar utang puasa, selain mengqadha puasa, cara lain untuk


membayar utang puasa di bulan Ramadhan adalah dengan membayar
fidyah. Fidyah dapat dilakukan dengan memberi makan satu orang
miskin sebanyak tiga kali sehari atau dengan memberi uang tunai.

Dengan mengikuti tata cara di atas, seseorang dapat melaksanakan


puasa qadha dengan lengkap dan memenuhi kewajiban agama. Pastikan untuk
mengikuti petunjuk dari ahli agama atau ulama yang berwenang untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tata cara mengqadha puasa.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penghalang dalam


melaksanakan puasa qadha. Salah satunya adalah kondisi kesehatan yang
tidak memungkinkan seseorang untuk berpuasa. Misalnya, seseorang yang
sedang sakit parah atau dalam keadaan lemah yang tidak dapat menahan lapar
dan haus. Dalam kondisi seperti ini, puasa dapat membahayakan kesehatan
individu dan boleh ditinggalkan.
Selain itu, wanita hamil dan menyusui juga memiliki keringanan
dalam melaksanakan puasa. Kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama,
sehingga jika puasa dapat membahayakan kondisi mereka, maka mereka
diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, mereka diwajibkan untuk
menggantinya di kemudian hari.
Selain faktor kesehatan, ada juga faktor perjalanan yang dapat menjadi
penghalang dalam melaksanakan puasa qadha. Jika seseorang sedang dalam
perjalanan yang jauh atau berada di tempat yang sulit untuk menjalankan
ibadah puasa, maka ia dapat menggantinya di waktu yang lain.
Selain itu, ada juga faktor lupa atau kelalaian yang membuat seseorang
melewatkan puasa wajib pada bulan Ramadan. Dalam hal ini, individu
tersebut diwajibkan untuk menggantinya di kemudian hari.
Dalam melaksanakan puasa qadha, penting bagi umat Muslim untuk
memahami dan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Hal ini
bertujuan agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai
dengan tuntunan agama. Puasa qadha merupakan bagian dari kewajiban umat
Muslim untuk menggantikan puasa-puasa yang tertinggal, sehingga individu

8
tersebut dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang telah ditentukan oleh
Allah SWT.

B. Saran

Demikian pemaparan sekaligus penyusunan makalah yang kami buat,


semoga dapat menambah wawasan untuk kita semua. Tentunya dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan maupun kekurangan yang
tidak kami ketahui, untuk itu kami meminta kritik dan sarannya. Harapan
penulis, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat
bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia. (2020). 4 Golongan orang yang tak diizinkan puasa saat Ramadhan.
Diakses pada 15 November 2023, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200421174948-284-495803/4-golongan-orang-yang-diizinkan-tak-
puasa-saat-ramadan
Admin, Super. (2021). Bolehkah membayar utang puasa yang sudah lewat dua kali
Ramadhan?. Diakses pada 15 November 2023, dari
https://lazismu.org/view/bolehkah-membayar-hutang-puasa-yang-sudah-
lewat-dua-kali-ramadhan

Nurfajrina, Azkia. (2023). Hari-hari yang dilarang untuk mengqadha puasa


Ramadhan, kapan saja?. Diakses pada 15 November 2023, dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6689703/hari-hari-yang-dilarang-
untuk-mengqadha-puasa-ramadan-kapan-saja
Subardi. (2016). Hukum-hukum penting seputar Ramadhan. Diakses pada 15
November 2023, dari https://lombokbaratkab.go.id/hukum-hukum-penting-
seputar-ramadhan/amp/
Zunus, Muhammad. (2023). Meninggalkan puasa Ramadhan, adakah ketentuan
khusus untuk qadha?. Diakses pada 15 November 2023, dari
https://kemenag.go.id/tanya-jawab-fiqih/meninggalkan-puasa-ramadhan-
adakah-ketentuan-khusus-untuk-qodha-OWRTO

10

Anda mungkin juga menyukai