MAKALAH
Oleh : Kelompok 11
Nabila 23382072069
FAKULTAS SYARIAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat,
karunia, serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Hal-hal yang menyebabkan terhalang untuk berpuasa dan tata cara qadha
puasa”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah. Tak lupa pula,
shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
yang telah menjadi teladan bagi umat manusia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Hal-Hal Yang Menyebabkan Terhalang Puasa..................................................3
B. Tata Cara Qadha Puasa.......................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................8
PENUTUP....................................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa adalah praktik yang melibatkan menahan diri dari makanan dan
minuman selama periode tertentu. Praktik ini memiliki akar yang kuat dalam
berbagai agama dan budaya di seluruh dunia. Selama ribuan tahun, puasa
telah dianggap sebagai bentuk ibadah, penyucian diri, atau cara untuk
mencapai kesehatan dan kebahagiaan.
1
Islam dan dijalankan selama bulan Ramadan. Dalam agama Hindu, puasa
dilakukan sebagai bentuk pengorbanan atau untuk memohon berkat dari
dewa-dewi tertentu. Di dalam agama Kristen, puasa sering kali dilakukan
sebagai bentuk persiapan spiritual atau pembersihan diri menjelang perayaan
tertentu.
Selain aspek agama, puasa juga telah menjadi fokus penelitian dan
perdebatan ilmiah. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengeksplorasi
manfaat kesehatan puasa pada tubuh manusia. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin,
memperbaiki fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan
diabetes. Selain itu, puasa juga dapat membantu dalam proses detoksifikasi
dan penurunan berat badan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berpuasa adalah salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim selama
bulan Ramadan. Namun, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
seseorang terhalang untuk melaksanakan puasa dengan sempurna. Puasa yang
terhalang dapat terjadi dalam beberapa situasi. Salah satunya adalah jika
seseorang tidak mampu untuk berpuasa karena alasan kesehatan yang serius.
Misalnya, bagi mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes yang
memerlukan asupan makanan dan obat secara teratur, berpuasa dapat
membahayakan kesehatan mereka.1 Dalam hal ini, mereka dikecualikan dari
kewajiban berpuasa dan harus membayar fidyah sebagai gantinya.
Selain itu, wanita hamil atau menyusui yang merasa bahwa berpuasa
akan mengganggu kesehatan mereka atau kesehatan bayi mereka juga dapat
diberikan pengecualian dari berpuasa. Mereka dapat menggantinya dengan
membayar fidyah atau mengganti puasa yang terlewat di kemudian hari ketika
kondisi mereka memungkinkan.2
Namun, penting untuk dicatat bahwa ketentuan-ketentuan ini dapat
bervariasi dalam mazhab-mazhab atau tradisi-tradisi Islam yang berbeda. Oleh
karena itu, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan seorang ahli agama
atau penasihat keagamaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang ketentuan-ketentuan tersebut.
1
CNN Indonesia, “4 Golongan orang yang tak diizinkan puasa saat Ramadhan”, 24 April, 2020,
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200421174948-284-495803/4-golongan-orang-yang-
diizinkan-tak-puasa-saat-ramadan
2
Super Admin, “Bolehkah membayar utang puasa yang sudah lewat dua kali Ramadhan?”, 24 April,
2021, https://lazismu.org/view/bolehkah-membayar-hutang-puasa-yang-sudah-lewat-dua-kali-
ramadhan
3
Faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya seseorang untuk
berpuasa yaitu antara lain :
1. Kondisi Kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit kronis,
kehamilan, menyusui, atau kondisi yang membutuhkan pengobatan
yang harus diminum dengan teratur dapat menghalangi seseorang
untuk berpuasa. Dalam situasi ini, orang tersebut dapat menggantinya
dengan membayar fidyah atau mengqadha puasa di lain waktu.
2. Perubahan Kondisi Fisik
Jika seseorang sedang dalam kondisi sakit atau mengalami
kelelahan yang parah, hal ini dapat menghambatnya untuk
menjalankan ibadah puasa. Kesehatan fisik yang buruk dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menahan lapar dan
dahaga selama periode puasa.
3. Perjalanan Jauh atau Bepergian
Apabila seseorang dalam perjalanan jauh atau bepergian yang
memerlukan konsumsi makanan dan minuman, mereka diperbolehkan
untuk tidak berpuasa selama perjalanan tersebut. Namun, puasa yang
terlewat harus diganti setelah kembali.
4. Menstruasi
Bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi, ibadah puasa
dihentikan hingga masa menstruasi selesai. Setelah itu, mereka
diharapkan untuk melanjutkan berpuasa seperti biasa.3
5. Usia Anak-Anak
Anak-anak yang belum mencapai usia baligh atau pubertas
tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, disarankan bagi orang tua
3
Nurfajrina, Azkia, “Hari-hari yang dilarang untuk mengqadha puasa Ramadhan, kapan saja?”, 26
April, 2023, https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6689703/hari-hari-yang-dilarang-untuk-
mengqadha-puasa-ramadan-kapan-saja
4
untuk mengajarkan mereka tentang puasa dan membuat mereka
terbiasa dengan ibadah tersebut.
5
1. Niat, untuk melaksanakan puasa qadha, wajib berniat di malam hari
sebelum Subuh. Niat puasa qadha tidak perlu diucapkan atau
dilafalkan, cukup niat di dalam hati.
4
Subardi, “Hukum-hukum penting seputar Ramadhan”, 11 Juni, 2016,
https://lombokbaratkab.go.id/hukum-hukum-penting-seputar-ramadhan/amp/
5
Zunus, Muhammad, “Meninggalkan puasa Ramadhan, adakah ketentuan khusus untuk qadha?”, 25
April, 2023, https://kemenag.go.id/tanya-jawab-fiqih/meninggalkan-puasa-ramadhan-adakah-
ketentuan-khusus-untuk-qodha-OWRTO
6
6. Makan sahur, disunnahkan untuk makan sahur sebelum fajar tiba saat
melaksanakan puasa qadha.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
tersebut dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang telah ditentukan oleh
Allah SWT.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2020). 4 Golongan orang yang tak diizinkan puasa saat Ramadhan.
Diakses pada 15 November 2023, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200421174948-284-495803/4-golongan-orang-yang-diizinkan-tak-
puasa-saat-ramadan
Admin, Super. (2021). Bolehkah membayar utang puasa yang sudah lewat dua kali
Ramadhan?. Diakses pada 15 November 2023, dari
https://lazismu.org/view/bolehkah-membayar-hutang-puasa-yang-sudah-
lewat-dua-kali-ramadhan
10