DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Nur Asyiah Siregar, M.Pd.I.
DISUSUN OLEH :
REZA SURYA MAULANA
Npm (2206030027)
UNIVERSITAS AL WASHLIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Puasa Ramadhan”,
yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan .Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
B. Saran................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa Ramadhan ?
2. Bagaimana Dasar Pensyari’atan Puasa Ramadhan ?
3. Bagaimana Tata Cara Puasa Ramadhan ?
C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang puasa Ramadhan,
persyariatannya, tata caranya, maupun hikmah dalam berpuasa.dan dapat menambah ilmu
pengetahuan kita semua.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
B. Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang bukan hanya diperintahkan Allah SWT kepada umat Nabi
Muhammad saja, namun juga kepada umat-umat sebelum beliau. Legalitas syara’ puasa
Ramadhan berdasarkan Alqur’an, sunnah, dan ijma’.
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini:
3
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan
- Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
- Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit
yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan
dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop
1) Cara Pelaksanaannya :
1. Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar puasa kita
dapat diterima ALLAH SWT.
2. Melaksanakan makan sahur - Dari hadist HR. Bukhari Muslim dan Ana bin
Malik R.A yang mengatakan bahwa: “Telah bersabda Rasulullah SAW, ’Sahurlah
kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya”. Karena banyak
manfaat dari sahur, selain menolak pengaruh buruk terhadap timbulnya rasa lapar,
dengan sahur maka kondisi fisik kita juga lebih terjaga.
3. Mengetahui Imsak - Dengan mengetahui imsak, maka segera mungkin kita
untuk menghentikan kegiatan shaur kita. Namun jika seseorang yang sedang sahur
mendengar azan subuh, maka ia tetap dibolehkan untuk meneruskan sahurnya.
Dengan catatan bahwa orang tersebut tidak sengaja menunggu atau mengetahui
bahwa azan subuh segera akan tiba.
2) Sunat Berpuasa
a) Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
b) Melambatkan bersahur
c) Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
d) Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
e) Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
f) Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
g) Membaca doa berbuka puasa
3) Perkara Makruh Ketika Berpuasa
a) Selalu berkumur-kumur
b) Merasa makanan dengan lidah
c) Berbekam kecuali perlu d Mengulum sesuatu
4
4) Hal yang membatalkan Puasa
a) Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
b) Muntah dengan sengaja
c) Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
d) kedatangan haid atau nifas
e) Melahirkan anak atau keguguran
f) Gila walaupun sekejap
g) Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
h) Murtad atau keluar daripada agama Islam
5) Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya yaitu:
a) Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari
b) Kedua,Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi pelaksanaan
perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
c) Ketiga,pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam artian
telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil baligh,mampu
berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan nifas bagi kaum
perempuan.
6) Syarat Wajib Puasa
Keempat imam mazhab sepakat bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib atas setiap
orang islam dengan syarat ketentuan sebagai berikut:
a) Yang sudah baligh,berakal,suci dari haid dan nifas,puasa hukumnya haram,dan
jika tetap berpuasa maka puasanya tidak sah dan ia wajib
mengqadhanya.Jadi,jika tidak ada dalam diri setiap muslim yang sudah akil
baligh suatu sifat yang menghalangi puasa,antara lain haid dan nifas,maka ia
wajib berpuasa ramadhan dengan kewajiban yang bersifat determinative tanpa
ada unsure kesukarelaan di dalamnya.
b) Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, konsekuensinya ketika masuk islam
orang kafir tidak wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya selama ia kafir.
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti :
Menahan diri dari makan,minum, hubungan seksualdan hal-hal lain
yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah,
puasa tidak hanya di perintahkan kepada umat nabi muhammad tetapi juga diperintahkan
pada umatumat terdahulu.
Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:
■ Rukyat
■ Hisab
Untuk sahnya ibadah puasa ada beberapa hal yang harus di perhatikan yakni antara
perkara yang dapat membatalkan puasa dan yang makruh, untuk lebih afdholnya
laksanakanlah ibadah-ibadah yang disunnahkan dalam ibadah puasa.
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, BulughulMaram Min Adillatil Ahkaam (Ebook)
Ibnu Rusyd, terjemah bidayatul mujtahid, CV. As-Syifa Semarang, 1990.
Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap, Penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang 1978 Moh
Azam Abdul Aziz,Sayyed Hawwas Abdul Wahhab,Fiqh Ibadah, Amzah:Jakarta,2009.
http://ahamuhbibblogku.blogspot.com/2014/11/puasa-ramadhan-dasar-pensyariatan-tata.html