Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PUASA RAMADHAN

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Nur Asyiah Siregar, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :
REZA SURYA MAULANA
Npm (2206030027)

PROGRAM PRODI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AL WASHLIYAH

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Puasa Ramadhan”,
yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan .Dengan ini kami mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Perdagangan, 31 Oktober 2022

Reza Surya Maulana


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR...........................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Puasa Ramadhan.............................................................................................2
B. Dasar Pensyariatan Puasa Ramadhan...............................................................................3
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan..........................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................6

B. Saran................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Puasa adalah rukun Islam yang ketiga. Karena itu setiap orang yang beriman, setiap
orang islam yang mukallaf wajib melaksanakannya. Melaksanakan ibadah puasa ini
selain untuk mematuhi perintah Allah adalah juga untuk menjadi tangga ke tingkat takwa,
karena takwalah dasar keheningan jiwa dan keluruhan budi dan akhlak.
Untuk ini semua, perlu diketahui segala sesuatu yang berkenaan dengan puasa, dari
dasar hukum, syarat-syarat, rukun puasanya dan lain sebagainya.
Makalah ini kami sajikan sebagai suatu sumbangan kecil kepada para pembaca untuk
maksud tersebut di atas dengan harafan ada faedahnya.
Tegur sapa, kritik dan saran dalam usaha menyempurnakan makalah ini kami
ucapkan terima kasih. Semoga Allah Swt. mengiringi kita semua dengan taufik dan
hidayah-Nya. Aamiin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa Ramadhan ?
2. Bagaimana Dasar Pensyari’atan Puasa Ramadhan ?
3. Bagaimana Tata Cara Puasa Ramadhan ?

C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang puasa Ramadhan,
persyariatannya, tata caranya, maupun hikmah dalam berpuasa.dan dapat menambah ilmu
pengetahuan kita semua.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa Ramadhan


Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan menurut
syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkanya dari mulai
terbit fajar hingga terbenam matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan
syarat “tertentu”.
Puasa adalah ibadah pokok yang di tetapkan sebagain salah satu rukun Islam atau
rukun Islam yang ketiga. Puasa dalam bahasa arab secara arti kata bermakna menahan dan
diam dalam segala bentuknya, termasuk menahan atau diam dari berbicara.
Dan secara terminology (Istilah) para ulama mengartikan puasa adalah menahan diri
dari segala makan, minum dan berhubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Kaum Muslimin diwajibkan puasa
Ramadan yang lamanya sebulan yang dilaksanakan setiap harinya dari terbit fajar pagi
hingga terbenam matahari. Orang yang diam dapat dikatakan berpuasa, sebab ia menahan diri
dari berbicara sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya; “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang


Maha ,Maryam : 26)
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-Ramadh yaitu batu
yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu Manzhur mengatakan: “Ramadhan adalah
salah satu nama bulan yang telah dikenal” Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa bulan
Ramadhan dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa. 1 Demikian pengertian
puasa Ramadhan (shaum Ramadhan) secara bahasa.
Puasa di bulan Ramadhan pertama kali diwajibkan pada tahun kedua dari Hijrah Nabi
SAW. Ia wajibkan atas orang-orang yang sudah mukallaf (baligh dan berakal) dan atas orang
yang mampu mengerjakannya. Karena itu, tidaklah wajib puasa itu atas :
1. Anak-anak,
2. Orang gila,
3. Orang yang tidak suci (dari haid dan nifas)
4. Orang yang hilang akal, sebab mabuk dan lain-lain,
5. Orang yang sangat tua yang tidak kuat menj alankan puasa,
6. Orang yang sakit bila puasa mungkin bertambah-tambahnya sakitnya.

2
B. Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang bukan hanya diperintahkan Allah SWT kepada umat Nabi
Muhammad saja, namun juga kepada umat-umat sebelum beliau. Legalitas syara’ puasa
Ramadhan berdasarkan Alqur’an, sunnah, dan ijma’.
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa puasa pada dasarnya
mengandung pengertian menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang
oleh syariat agama. Dasar hukum Puasa tersebut dinyatakan berdasarkan sabda Nabi
yang dinyatakan dalam hadist bahwa Islam di bangun atas lima tiang (Rukun Islam).
Yang artinya: “Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab
radhiallahu 'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan
diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah
secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan
ramadhan". (HR Bukhari Muslim)2
Hadits diatas menunjukkan wajibnya puasa Ramadhan secara jelas dan tegas, tidak
ada keraguan dan kekaburan maknanya. Imam An-Nawawi Menerangkan makna hadits
ini seraya berkata ”Barang siapa yang telah melaksanakan lima rukun islam ini, berarti
islamnya telah sempurna.”

3
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan
- Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi
bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
- Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit
yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan
dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop
1) Cara Pelaksanaannya :
1. Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar puasa kita
dapat diterima ALLAH SWT.
2. Melaksanakan makan sahur - Dari hadist HR. Bukhari Muslim dan Ana bin
Malik R.A yang mengatakan bahwa: “Telah bersabda Rasulullah SAW, ’Sahurlah
kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya”. Karena banyak
manfaat dari sahur, selain menolak pengaruh buruk terhadap timbulnya rasa lapar,
dengan sahur maka kondisi fisik kita juga lebih terjaga.
3. Mengetahui Imsak - Dengan mengetahui imsak, maka segera mungkin kita
untuk menghentikan kegiatan shaur kita. Namun jika seseorang yang sedang sahur
mendengar azan subuh, maka ia tetap dibolehkan untuk meneruskan sahurnya.
Dengan catatan bahwa orang tersebut tidak sengaja menunggu atau mengetahui
bahwa azan subuh segera akan tiba.
2) Sunat Berpuasa
a) Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
b) Melambatkan bersahur
c) Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
d) Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
e) Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
f) Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
g) Membaca doa berbuka puasa
3) Perkara Makruh Ketika Berpuasa
a) Selalu berkumur-kumur
b) Merasa makanan dengan lidah
c) Berbekam kecuali perlu d Mengulum sesuatu

4
4) Hal yang membatalkan Puasa
a) Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
b) Muntah dengan sengaja
c) Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
d) kedatangan haid atau nifas
e) Melahirkan anak atau keguguran
f) Gila walaupun sekejap
g) Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
h) Murtad atau keluar daripada agama Islam
5) Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya yaitu:
a) Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari
b) Kedua,Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi pelaksanaan
perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
c) Ketiga,pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam artian
telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil baligh,mampu
berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan nifas bagi kaum
perempuan.
6) Syarat Wajib Puasa
Keempat imam mazhab sepakat bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib atas setiap
orang islam dengan syarat ketentuan sebagai berikut:
a) Yang sudah baligh,berakal,suci dari haid dan nifas,puasa hukumnya haram,dan
jika tetap berpuasa maka puasanya tidak sah dan ia wajib
mengqadhanya.Jadi,jika tidak ada dalam diri setiap muslim yang sudah akil
baligh suatu sifat yang menghalangi puasa,antara lain haid dan nifas,maka ia
wajib berpuasa ramadhan dengan kewajiban yang bersifat determinative tanpa
ada unsure kesukarelaan di dalamnya.
b) Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, konsekuensinya ketika masuk islam
orang kafir tidak wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya selama ia kafir.

5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti :
Menahan diri dari makan,minum, hubungan seksualdan hal-hal lain
yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah,
puasa tidak hanya di perintahkan kepada umat nabi muhammad tetapi juga diperintahkan
pada umatumat terdahulu.
Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:
■ Rukyat
■ Hisab
Untuk sahnya ibadah puasa ada beberapa hal yang harus di perhatikan yakni antara
perkara yang dapat membatalkan puasa dan yang makruh, untuk lebih afdholnya
laksanakanlah ibadah-ibadah yang disunnahkan dalam ibadah puasa.

6
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, BulughulMaram Min Adillatil Ahkaam (Ebook)
Ibnu Rusyd, terjemah bidayatul mujtahid, CV. As-Syifa Semarang, 1990.
Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap, Penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang 1978 Moh
Azam Abdul Aziz,Sayyed Hawwas Abdul Wahhab,Fiqh Ibadah, Amzah:Jakarta,2009.
http://ahamuhbibblogku.blogspot.com/2014/11/puasa-ramadhan-dasar-pensyariatan-tata.html

Anda mungkin juga menyukai