Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN PUASA, CARA MELAKSANAKAN

DAN MACAMNYA

Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

FIQIH

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Muallief Umar, M.Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Hasya (20230880101948)

Nayla Rahmania (20230880101962)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM MIFTAHUL ‘ULA

JURUSAN TARBIYAH (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb.

Rasa syukur yang tiada hentinya kita ucapkan kepada Allah SWT yang
Maha Kuasa dan Maha Berkehendak Kepada-Nya juga kita sampaikan pujian atas
keleluasaan ilmu dan pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya.
Sholawat serta salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, kepada sanak saudara beliau, sahabat-sahabat beliau dan pengikut-pengikut
beliau yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnah beliau hingga akhir
zaman kelak. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


mata kuliah FIQIH yang telah memberikan arahan serta bimbingan sehingga kami
dapat menyeleseikan tugas ini dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini kami
sudah menyelesikan dengan semaksimal mungkin, namun tidak menutup
kemungkinan terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu diperlukan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan demikian kami mengucapkan
terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Nganjuk , 29 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tentang Puasa ............................................................................5

B. Tata Cara Pelaksanaan Puasa .......................................................................8

C. Macam-Macam Puasa Dan Pengertiannya...................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10

B. Saran ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puasa merupakan suatu ibadah yang tidak hanya dilakukan oleh umat
sekarang tetapi sudah ada sejak dahulu. Bagi orang yang beriman ibadah
puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah
satu sebab untuk ampunan dosa-dosa , dilipat gandakan pahala kebaikan,
juga diangkat derajatnya. Puasa difungsikan sebagai benteng yang kukuh
yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan, dengan puasa syahwat
yang berada dalam diri manusia akan terkekang sehingga manusia tidak lagi
menjadi budak nafsu tetapi manusia akan menjadi majikannya.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab, karna segala sesuatu
yang diciptakan dan yang diperintahkan tidak ada yang sia-sia. Ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat
dari segi rohani tetapi juga dari segi lahiri. Didalam menjalankan puasa
secara tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang sangat baik
misalnya sabar, bisa mengendalikan diri, dan mempunyai tingkah laku yang
baik.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana pengertian tentang puasa?


2) Apa saja macam-macam puasa dan bagaimana pengertiannya?
3) Bagaimana tata cara pelaksanaan puasa?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pengertian puasa
2) Untuk mengetahui macam-macam puasa juga pengertiannya
3) Untuk mengetahui tata cara pelaksaan puasa

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pegertian Tentang Puasa


Puasa adalah ibadah pokok yang ditetapkan sebagai salah satu rukun
Islam. Puasa dalam bahasa arab disebut " "‫صيام " "صوم" "صام‬secara arti kata
bermakna menahan dan diam disegala bentuknya.1Menurut istilah fikih adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan puasa yang dimulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan disertai niat.2
Pengertian puasa secara istilah menurut para pendapat adalah :
a. Pengertian puasa menurut istilah ulama fiqih adalah menahan diri dari
segala yang membatalkan sehari penuh mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan syarat-syarat tertentu yang akan dijelaskan
nanti.3
b. Secara terminologis sebagaimana diungkapkan dalam Subul Al-Salam,
para ulama fikih mengartikan puasa sebagai berikut: “puasa adalah
menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan seksual
(suami-istri), dan lain-lain, sepanjang hari menurut ketentuan syarak,
diserta dengan menahan diri dari perkataan sia-sia, perkataan jorok, dan
lainnya, baik yang diharamkan maupun dimakruhkan, pada waktu yang
telah ditetapkan dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan pula”.4

Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa secara istilah adalah menahan diri
dari hawa nafsu, makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkanpuasa
dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa ditujukan untuk
dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap teladan dan meningkatkan
ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT.5

1 Amir Syarifuddin, 2003, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, h. 52.
2 Hafsah, 2013, Pembelajaran Fikih, Bandung: Citapustaka Media, h. 109.
3 69 Ibid, h. 434.

4 Hassan Saleh, 2008. Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. h. 175.

5 https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-puasa/ diakses pd 19 September 2023

5
• Rukun Puasa
Rukun Puasa ada dua yang merupakan unsur terpenting hakikat puasa
tersebut antara lain, sebagai berikut6:
a. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa semenjak terbit fajar
sampai terbenam matahari berdasarkan firman Allah SWT, dalam Surah
al-Baqarah: 187:
‫۝‬١٨٣ َ‫ب َعلَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْون‬ َ ِ‫ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا ُكت‬
ِ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
َ ‫الصيَا ُم َك َما ُك ِت‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu


berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa”.
b. Niat, hakikat niat adalah menyengajakan melaksanakn puasa untuk menaati
perintah Allah dalam mengharapkan keridjaan-Nya. Jumhur ulama
berpendapat bahwa niat merupakan syarat sah puasa.
Adapun keharusan niat untuk berpuasa didasarkan kepada hadist
mutawatir dari nabi yang berasal daru Umar ibn al-Khattab menurut
riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi sebagai berikut:
‫انما االعمال بالنيات وانما لكل امريء مانوى‬
Artinya : “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu dimulai dengan niat
dan sesungguhnya seseorang hamba akan memperoleh sesuai dengan
apa yang diniatkannya . . . .”. (HR. Bukhari dan Muslim)

• Ada tujuh hal yang dapat membatalkan puasa antara lain yaitu7:

1. makan dan minum dengan sengaja, jika makan dan minum dengan
sengaja ketika berpuasa, maka otomatis membatalkan puasa. Jika tidak
sengaja atau lupa, maka tidak membatalkan puasa
2. Muntah dengan sengaja, dan jika tidak sengaja maka tidak membatalkan
puasa.

6 Hafsah, 2013, Pembelajaran Fikih, Bandung: Citapustaka Media, h. 111

7 72 Ibid, h. 111.

6
3. Bersetubuh yang dilakukan pada siang hari ketika saat berpuasa.
4. Keluar darah haid dan nifas
5. Gila, jika gila itu datang pada waktu siang hari ketika saat berpuasa maka
batallah puasanya.
6. Keluar mani sebab mimpi atau menghayal dan sebagainya, tidak
membatalkan puasa tetapi dengan cara yang lain, maka batallah
puasanya.
7. Meniatkan batal, berniat berbuka puasa sedangkan ia berpuasa maka
puasanya batal sebab niat adalah salah satu rukun puasa

• Syarat-Syarat Wajib Puasa Adalah Sebagai Berikut:

a) Beragama Islam
b) Sudah Baligh
c) Berakal
d) Dalam Kondisi Sehat
e) Mampu Melaksanakannya
f) Suci dari Haid dan Masa Nifas
g) Tidak Sedang Melakukan Perjalanan Jauh8

• Syarat Sah Puasa

a) Beragama Islam
Orang yang tidak beragama Islam tidak dihitung puasanya, sampai ia
memeluk agama Islam terlebih dahulu.
b) Mumayyiz
Mumayyiz adalah masa usia kurang lebih 7 tahun. Atau saat seseorang
sudah dapat membedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk.
c) Suci dari haid dan nifas
Seorang wanita yang dalam kondisi haid atau nifas maka tidak sah
baginya untuk berpuasa.

8 https://yatimmandiri.org/blog/inspirasi/rukun-puasa-ramadhan/ diakses pada 24 September 2023

7
d) Pada waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa
Tidak boleh berpuasa pada waktu-waktu yang dilarang oleh Allah SWT.

B. TATA CARA PELAKSANAAN PUASA

1. Melafalkan Niat
Adapun membaca niat puasa wajib dapat dilakukan pada malam hari atau
pada saat melaksanakan sahur sebelum memasuki waktu subuh, sedangkan
untuk puasa sunnah bisa dilakukan pada malam hari juga dan untuk batas
waktunya sebelum dzuhur asalkan orang tersebut belum makan ataupun
minum.
2. Makan Sahur
Makan sahur lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh
sebelum imsak.
3. Menahan Diri
Menjaga dan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti
makan, minum, dan semisalnya.
4. Menjaga Diri
Lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti
berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
5. Segera Berbuka Puasa
Segera berbuka puasa tepat waktu saat tiba di waktu maghrib.9

C. Macam-Macam Puasa Dan Pengertiannya

Dalam segi hukum agama islam, ibadah puasa dibagi menjadi tiga, yaitu
jenis puasa dengan hukum wajib, yang kedua adalah jenis puasa dengan
hukum Sunnah, dan yang ketiga puasa dengan hukum haram.

9
https://www.detik.com/jateng/berita/d-6617085/niat-puasa-ramadhan-beserta-doa-buka-puasa- dan-tata-
cara diakses pd 21 September 2023

8
1. Puasa Wajib
Puasa wajib yakni puasa yang harus dilakukan setiap muslim dan
tidak boleh ditinggalkan tanpa sebab yang jelas. Jika pun harus
ditinggalkan, maka wajib hukumnya untuk diganti di lain hari. Termasuk
dalam puasa wajib ini adalah puasa ramadhan, puasa qadha, puasa nazar
dan puasa kafarat.
2. Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang dikerjakan untuk mendapatkan
pahala tambahan dari Allah SWT. Sementara jika ditinggalkan tidaklah
berdosa. Contohnya, puasa 6 hari di bulan syawal, puasa arafah, puasa
senin kamis, puasa ayyamul bidh dan lain sebagainya.
3. Puasa Haram
Puasa haram bermakna puasa yang tidak boleh dilakukan pada hari-
hari tertentu. Contohnya berpuasa pada dua hari raya idulfitri dan
iduladha, puasa pada hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 dzulhijjah).10

10 https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6667059/pengertian-puasa-ramadhan-dalil-rukun-dan-keutamaannya
diakses pada 22 september 2023

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
• Puasa Menurut istilah fikih adalah menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa yang dimulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan disertai niat
• bahwa puasa secara istilah adalah menahan diri
dari hawa nafsu, makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan
puasa dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari
• Rukun Puasa ada dua yaitu Menahan diri dari segala yang membatalkan
puasa semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari dan niat.
• Tata caranya puasa terdiri dari melafalkan niat, makan sahur, menahan
diri, menjaga diri, segera berbuka puasa bila waktunya telah tiba.
• Puasa dibagi menjadi tiga, yaitu jenis puasa dengan hukum wajib, yang
kedua adalah jenis puasa dengan hukum Sunnah, dan yang ketiga puasa
dengan hukum haram.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga memberikan manfaat, dan
kami berharap kepada pembaca atas kritik dan saran yang baik juga bersifat
membangun sehingga dapat dilakukan dengan lebih baik lagi, sebab
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amir Syarifuddin, 2003, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, h. 52.
Hafsah, 2013, Pembelajaran Fikih, Bandung: Citapustaka Media, h. 109.
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, 2009. Fiqih
Ibadah, Jakarta: Amzah, h. 434.
69 Ibid, h. 434.
Hassan Saleh, 2008. Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. h. 175.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-puasa/ diakses pd 19 September 2023
Hafsah, 2013, Pembelajaran Fikih, Bandung: Citapustaka Media, h. 111

72 Ibid, h. 111.

https://yatimmandiri.org/blog/inspirasi/rukun-puasa-ramadhan/ diakses pada 24 September 2023

https://www.detik.com/jateng/berita/d-6617085/niat-puasa-ramadhan-beserta-doa-buka-puasa- dan-tata-cara
diakses pd 21 September 2023

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6667059/pengertian-puasa-ramadhan-dalil-rukun-dan-keutamaannya
diakses pada 22 september 2023

11

Anda mungkin juga menyukai