Makalah ini disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ahkam
Oleh:
1. Herlambang Soksen
2. Idris Winta Reza
3. Eva Marsela
4. Andini
BINJAI
2024/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Atas
terselesaikannya Makalah yang berjudul “PUASA” dengan baik dan lancar, meski
melewati proses yang panjang dan melelahkan, namun memberi kesan dan
kenangan yang mendalam, semoga memberi manfaat bagi kita.
Penulis,
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................1
BAB II ............................................................................................................................1
A. Definisi Puasa ....................................................................................................2
B. Syarat – syarat dan Rukun Puasa .....................................................................3
C. Macam – Macam Puasa.....................................................................................4
D. Waktu – waktu yang diharamkan untuk berpuasa ..........................................8
E. Hikmah Puasa.................................................................................................. 10
BAB III ......................................................................................................................... 11
A. Simpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan puasa?
2. Apa saja syarat dan rukun puasa?
3. Apa saja macam-macam puasa?
4. Kapan saja waktu yang diharamkan untuk berpuasa?
5. Apa saja hikmah dari puasa?
C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan diantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian puasa
2. Untuk mengetahui syarat dan rukun puasa
3. Untuk mengetahui macam-macam puasa
4. Untuk mengetahui waktu yang diharamkan untuk berpuasa
5. Untuk mengetahui hikmah puasa
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Definisi Puasa
Puasa (shaum), menurut bahasa, berarti manahan diri. Adapun menurut
Terminologi yaitu menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat
berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan niat dan syarat- syarat tertentu.1
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (al-Baqarah :
183)2
1
Misbakhul Munir, S.Ag dkk., Minhaju ath-Thullab Fi al Ibadah (Salatiga: Man Salatiga, 2014),
hlm.104.
2
QS. al-Baqarah ayat 183, Aprililmuttaqin, “Pengertian Dasar Hukum dan Macam Puasa Dalam
Islam”, diakses dari aprililmuttaqin.blogspot.co.id, pada Rabu, 6 September 2017 pukul 17:33
WIB.
2
B. Syarat – syarat dan Rukun Puasa
1. Syarat Wajib Puasa
a. Beragama Islam
b. Berakal
Orang gila, pingsan dan tidak sadarkan diri karena mabuk, maka tidak wajib
puasa.
Jika seseorang hilang kesadaran ketika puasa, maka puasanya tidak sah. Namun
jika hilang kesadaran lalu sadar di siang hari dan ia dapati waktu siang tersebut
walau hanya sekejap, maka puasanya sah. Kecuali jika ia tidak sadarkan diri pada
seluruh siang (mulai dari shubuh hingga tenggelam matahari), maka puasanya
tidak sah.
c. Baligh (umur 15 tahun keatas)
1) Tanda-tanda Baligh untuk laki-laki :
a) Ihtilam (Keluar mani ketika sadar atau tertidur)
b) Tumbuhnya bulu kemaluan. Namun ulama Syafi’iyah menganggap tanda ini
adalah khusus untuk anak orang yang tidak diketahui keislamannya, bukan tanda
pada muslim dan muslimah
2) Tanda-tanda Baligh untun wanita :
a) Datangnya Haidh
b) Hamil
Jika tanda-tanda diatas tidak didapati, maka dipakai patokan umur. Menurut
ulama Syafi’iyah, patokan umur yang dikatakan baligh adalah 15 tahun. 3
d. Mampu melaksanakan puasa, bagi orang yang tidak mampu seperti sakit, dalam
bepergian atau orang tua yang sudah tidak mampu untuk berpuasa, maka mereka
boleh tidak berpuasa dan wajib mengqodhonya setelah selesai bulan Ramadhan 4
2. Syarat Sah Puasa
a. Beragama Islam
b. Mumayiz (dapat membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik)
3
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., “ Fikih Puasa”diakses dari https://muslim.or.id/16739-
fikih-puasa-1-syarat-wajib-puasa.html padaSenin, 9 Oktober 2017 pukul 21:40 WIB.
4
Tim MGMP Fiqih, Fiqih Kelas VIII (Ungaran Timur: KKM 2 Tsanawiyah Kab. Semarang,
2012),hlm.10.
3
Yaitu bisa mengenal manfaat dan madhorotnya(bahaya) setelah dikenalkan
sebelumnya.
c. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
d. Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
3. Rukun Puasa
a. Niat
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai tenggelam
matahari.
“Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain
Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan
zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. (HR Bukhari
dan Muslim).
Bukhari berkata, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Barang siapa yang berbuka
pada satu hari dari bukan Ramadhan tanpa ada udzur atau sakit maka puasanya
tidak akan dapat dibayar walaupun ia berpuasa sepanjang masa”.
b. Puasa Nadzar
Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib menurut syara’,
setelah dinadzarkan menjadi wajib. Puasa Nadzar berarti puasa yang dijanjikan
untuk dikerjakan, yang asalnya tidak wajib, setelah dinadzarkan menjadi wajib.
Jadi puasa nadzar itu hukumnya wajib.
Firman Allah SWT yang berbunyi :
4
Artinya :
“Mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana” (QS. al-Insaan [76]:7)
Contoh yang wajib berpuasa karena nadzar :
1) Karena mendapat nikmat atau terhindar dari musibah, seperti ucapan : “Jika saya
lulus ujian, maka saya akan puasa selama 3 hari, atau jika penyakitku sembuh, aku
akan berpuasa 5 hari”.
2) Mewajibkan puasa dengan tidak ada sesabnya, tetapi bernadzar akan puasa
misalnya : “Karena Allah saya akan berpuasa bulan ini selama 7 hari” 5
c. Puasa Kafarat
Puasa Kafarat yaitu puasa yang harus dilaksanakan karena melanggar larangan
Allah atau melanggar janji.
Sebagaimana Firman Allah SWT pada QS. Al-Maidah ayat 95
5
Misbakhul Munir, S.Ag dkk.,op.cit. hlm.105.
5
c. Puasa ‘Asyura dan Tasu’a yaitu puasa pada tanggal 10 dan 9 Muharram
d. Puasa Sya’ban yaitu berpuasa pada bulan Sya’ban
Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Aisyah meriwayatkan, “Aku
tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain dibulan
Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan
Sya’ban”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
e. Puasa pada hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW sering berpuasa pada hari
Senin dan Kamis, Ketika ditanya mengenai hal itu beliau menjawab, “Amalan
(anak Adam) diserahkan kepada Allah setiap hari Senin dan Kamis, Dia pun
mengampuni setiap orang yang berserah diri dan beriman kecuali mereka yang
berbuat dosa secara terang-terangan”. (HR. Ahmad dengan sanad yang Shahih)
f. Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah yaitu tanggal 13,14, dan 15
g. Puasa daud yaitu berpuasa sehari tidak dan tidak berpuasa sehari
Abdullah bin Umar meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang
paling disukai oleh Allah adalah puasanya Nabi Dawud. Dan shalat (sunnah)
yang paling disukai oleh Allah adalah shalat (sunnahnya) Nabi Dawud ia tidur di
setengah malam (pertama), shalat di sepertiga malam,dan tidur (lagi) di
seperenam malamnya. Ia puasa sehari dan tidak puasa sehari”. (HR. Ahmad dan
Ibnu Majjah)
3. Puasa Makruh
Puasa Makruh yaitu puasa yang apabila ditinggalkan lebih baik dan utama.
a. Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana, karena Nabi
Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi siap saja yang sedang berada di
Arafah
b. Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hari Jum’at adalah hari raya kalian
maka janganlah kalian berpuasa pada hari itu kecuali bila kalian juga berpuasa
sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya”
c. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu saja
6
d. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian berpuasa pada hari sabtu kecuali
puasa yang diwajibkan Allah atas kalian. Jika salah seorang diantara kalian
tidak mendapatkan makanan kecuali kulit pohon kurma atau kayu pohon maka
hendaklah dia menggigitnya”6
6
Abu Bakar J. Al-jaizairi, Fiqih Ibadah (Surakarta :Media Insani,2006),hlm.295.
7
D. Waktu – waktu yang diharamkan untuk berpuasa
Terdapat waktu-waktu yang diharamkan berpuasa yaitu :
1. Berpuasa pada hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
2. Berpuasa hari Raya Idul Adha ( 10 Dzulhijjah)
3. Berpuasa di hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
4. Puasa Wishol (terus – menerus) sepanjang masa
8
Orang yang berpuasa disunnahkan bersiwak di tengah- tengah puasanya, baik
pada waktu siang maupun malam hari
6. Memperbanyak sedekah
7. Shalat Lail
Pada malam bulan Ramadhan kita disunnahkan mengerjakan shalat lail yaitu
shalat tarawih atau shalat malam7
7
Abu Bakar J. Al-jaizairi, op.cit., hlm.313.
9
E. Hikmah Puasa
1. Dapat menjaga kesehatan
2. Melatih kesabaran dan menahan jiwa
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir – miskin
4. Menciptakan umat menjadi disiplin, persatuan dan kesatuan terjaga
5. Mendidik kepercayaan (melaksanakan perintahNya dan menjauhi LarangannNya)
6. Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti terima
kasih kepada Allah atas nikmat pemberianNya yang tidak terbatas banyaknya, dan
tidak ternilai harganya.8
7. Meningkatkan iman dan taqwa
8. Melatih kedisiplinan dan ketelaturan dalam hidup 9
8
Misbakhul Munir, S.Ag dkk.,op.cit. hlm.107.
9
Tim MGMP Fiqih, op.cit.hlm.16.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa :
1. Definisi Puasa
Puasa(Shaum), menurut bahasa, berarti menahan diri. Adapun menurut
terminologi yaitu menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat
berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.
2. Rukun dan Syarat Puasa
a. Syarat Wajib Puasa
1) Beragama islam
2) Berakal
3) Baligh
4) Mengetahui wajib puasa
b. Syarat Sah Puasa
1) Beragama islam
2) Mumayiz
3) Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
4) Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
c. Rukun Puasa
1) Niat
2) Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai tenggelam
matahari
3. Macam-macam Puasa
a. Puasa Wajib
1) Puasa Ramadhan
2) Puasa Nadzar
3) Puasa Kafarat
b. Puasa Sunnah
11
1) Puasa 6 hari dalam bulan Syawal
2) Puasa ‘Arafah
3) Puasa ‘Asyura dan Tasu’a
4) Puasa Sya’ban
5) Puasa pada hari Senin dan Kamis
6) Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah
7) Puasa Daud
c. Puasa Makruh
1) Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana, karena Nabi
Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi siapa saja yang sedang berada di
Arafah
2) Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja
3) Puasa yang dikhususkan pada hari Sabtu saja
4. Waktu-waktu yang diharamkan untuk berpuasa
a. Berpuasa pada hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
b. Berpuasa hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
c. Berpuasa dihari Tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
d. Puasa Wishol(terus-menerus) sepanjang masa
5. Hikmah puasa
a. Dapat menjaga kesehatan
b. Melatih kesabaran dan menahan jiwa
c. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin
d. Menciptakan umat menjadi disiplin, persatuan dan kesatuan terjaga
e. Mendidik keprcayaan (melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya)
f. Tanda terima kasih Allah karena semua ibadah mengandung arti terima kasih
kepada Allah atas nikmat pemberianNya yang tidak terbatas banyaknya, dan tidak
ternilai harganya.
12
B. Saran
Sebagai orang muslim kita harus melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya. Dan setelah menyusun makalah ini diharapkan kita dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini tentunya
tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran yang
membangun.
13
DAFTAR PUSTAKA
14