bukan satu-satunya yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi
secara substansial mata pelajaran al-Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia. Sesungguhnya al- Qur’an itu
menjadi mu’jizat karena ia datang dengan bahasa yang paling fasih dalam susunan yang paling baik
dengan mengandung pengertian-pengertian yang benar berupa ke-Esaan Allah swt.10 Allah swt.
Membaca Al Qur'an dengan pelan atau tidak tergesa-gesa, dan tenang. Setiap huruf dibaca
dengan jelas dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid, kaidah dan hukum-hukumnya. Selain itu, setiap huruf
atau setiap ayat juga dipahami maknanya secara mendalam, agar kita lebih khusyu' dengan apa yang
sedang kita lafalkan
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan
hati dan pembenaran terhadap sesuatu. Sementara itu, menurut istilah atau terminologi, aqidah
adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui
pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan,
sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah SWT.
Faktor pendukung pembelajaran PAI adalah tersedianya sarana prasarana serta guru PAI yang
seusai bidangnya. Faktor penghambat pembelajaran PAI adalah meskipun sudah tersedia namun
belum sesuai dengan standart serta kurangnya pengembangan pengetahuan bagi guru PAI.
Pekerjaan jabatan guru agama adalah luas, yaitu untuk membina seluruh kemampuan-
kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini berarti
bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan
didalam kelas saja.
Pendidikan agama islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslimyang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara,
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membimbing dan mendidik seseorang untuk memahami
ajaran agama Islam. Diharapkan mereka memiliki kecerdasan berpikir (IQ), kecerdasan
emosional (EQ) dan memiliki kecerdasan Spiritual (SQ) untuk bekal hidup menuju kesuksesan
dunia dan akhirat.
Beberapa cara mendidik yang bisa diterapkan agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
Kenalkan dasar-dasar Islam sejak dini.
Seimbangkan dengan memberikan pendidikan ilmiah.
Ajarkan anak akhlak terpuji.
Beri contoh yang baik.
Ajarkan anak sikap disipin dan pantang menyerah.
RESUME MENUNJUKKAN SIKAP KOMITMEN DALAM PEMBELAJARAN PAI
Guru PAI yang profesional selain mahir dalam memberi motivasi belajar, trampil menggunakan
metode dan pendekatan pembelajaran, ahli dalam melakukan gaya mengajar yang bervariasi,
rajin melaksanakan pengabdian atau melayani masyarakat juga harus memiliki ketrampilan dan
keahlian dalam memahamkan nilai nilai atau norma ...
Sebagai pendidik, komitmen guru professional di antaranya;
komitmen terhadap dirinya sebagai makhluk tuhan
komitmen terhadap profesinya sebagai pembelajar
komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit sosial
komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah
komitmen terhadap siswa-siswi sebagai individu yang unik
Komitmen guru dalam mengajar merupakan kebulatan tekad guru yang paling utama untuk
menunjukkan kesungguhan dan mengarahkan segala kemampuan secara profesional dalam
melaksanakan tugas di sekolah. Adapun aspek yang dilihat dari komitmen tersebut adalah
kepedulian, tanggung jawab, dan loyalitas dalam mengajar.
Adapun syarat-syarat guru Pendidikan Agama Islam yaitu: seorang pendidik Islam harus
seseorang yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, ikhlas, berakhlak yang baik,
berkepribadian yang integral (terpadu), mempunyai kecakapan mendidik, bertanggung jawab,
mempunyai sifat keteladanan, serta memiliki kompetensi keguruan ...
Adapun Upaya-Upaya yang dilakukan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yaitu
Peninkatan Mutu Belajar Siswa Untuk Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam
Pengadaan Buku Panduan Atau Literature Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,
Penguasaan Metodologi Pembelajaran Bagi Guru ...
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam diantaranya:
membuat perencanaan pembelajaran dengan menyusun silabus dan RPP, memilih penggunaan
metode yang tepat, menggunakan media pembelajaran, melaksanakan evaluasi, dan
mengembangkan program keagamaan.
Resume persoalan di lapangan
Walaupun standar proses (pembelajaran), standar pendidik dan standar prasarana dan sarana sudah
disiapkan, dan pendekatan “pembelajaran berpusat pada siswa” (student centered approach) telah lama
dikumandangkan, namun suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
boleh dikatakan belum terinternalisasi oleh pendidikan dalam proses pembelajaran.
Standar proses
Untuk dapat memenuhi tuntutan pembelajaran dengan berpusat kepada peserta didik yakni
pembelajaran yang mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar peserta didik, maka guru dituntut untuk dapat memilih strategi pembelajaran bervariasi sesuai
tuntutan materi pembelajaran.Pelaksanaan standar ini sangat berkaitan dengan guru. Nurfaisal (2012)
menyatakan guru kesulitan dalam mengimplementasikan pemenuhan tuntutan standar proses dalam
pembelajaran. Pembelajaran cendrung berjalan secara konvensional. Faktor yang mempengaruhi antara
lain disebab media dan peralatan pembelajaran yang minim di sekolah, jumlah siswa yang terlalu besar
dalam satu kelas, sehingga tidak mendukung diterapkannya pembelajaran yang aktif dan kreatif yang
berpusat kepada siswa. Pendekatan pembelajaran yang terjadi lebih sering berpusat pada guru (teacher-
centred approaches).
Standar pendidik
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki :
c. Kebijakan pemerintah
Peningkatan mutu guru tergantung proyek - Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, mulai dari upaya pengubahan kurikulum (sekarang
berlaku KTSP), peningkatan guru (penataran, seminar, pelatihan), manajemen sekolah, melengkapi
media, laboratorium (sarana, prasarana), hingga ke penerbitan payung hukum dalam peningkatan mutu
pendidikan dengan dikeluarkannya UU No 14 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ujian Nasional membelenggu guru - Faktor Kebijakan Pemerintah yang cukup mengganggu
proses pembelajaran adalah Ujian Nasional (UN). Menjelang UN, semua perhatian sekolah tertuju pada
persiapan menghadapi UN. Para guru yang biasanya aktif di MGMP menjadi tidak aktif. Mereka sibuk
mengadakan dril dan latihan menyelesaikan soal untuk para siswanya. Tindakan guru sebelum UN,
melakukan dril dan latihan penyelesaian soal.
Beban kerja guru 24 jam seminggu yang memberatkan - Masalah lain yang muncul dari
kebijakan sertifikasi adalah beban kerja guru yang dinilai memberatkan. Beban kerja yang tinggi
membuat guru kurang mempunyai waktu untuk mempersiapkan pembelajarannya, ini membuat kualitas
pembelajaran jadi menurun. Idealnya penilaian 24 jam tersebut berdasarkan kinerja, dimana kegiatan guru
tidak hanya dinilai dari jumlah jam mengajar dikelas, tetapi kegiatannya dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran, penelitian, bahan ajar juga jadi pertimbangan.
Standar sanana dan prasarana - Fasilitas Laboratorium , perpustakaan dan sarana prasarana
lainnya. Kualitas sanpra dapat dilihat dari keberadaan Laboratorium dan Perpustakaan Sekolah.
Laboratorium ada tetapi terbatas, peralatan dan bahan tidak lengkap, sementara di dalam perpustakaan
yang ada hanyalah buku yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Fasilitas Laboratorium , perpustakaan dan sarana prasarana lainnya. Kualitas sanpra dapat dilihat dari
keberadaan Laboratorium dan Perpustakaan Sekolah. Laboratorium ada tetapi terbatas, peralatan dan
bahan tidak lengkap, sementara di dalam perpustakaan yang ada hanyalah buku yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran.
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan tertata yang
bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran kritis merupakan
sesuatu yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai.Berpikir kritis
merupakan kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional mengenai apa yang yang harus
dilakukan atau apa yang harus dipercayai. Proses di mana kita harus membuat penilaian yang
rasional, logis, sistematis, dan dipikirkan secara matang adalah proses dalam berpikir
kritis.Robert Ennis seorang filsuf Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka
pemikiran kritis menyimpulkan, berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan
tindakan yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang
dilakukan.Sementara itu, Michael Scriven profesor ahli ilmu perilaku dan organisasional yang
berasal dari Claremont Graduate University, mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan
proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi. Baik informasi yang dikumpulkan
atau dihasilkan lewat observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, dan komunikasi, sebagai
panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah tindakan.Sederhananya, berpikir kritis
adalah kemampuan berpikir dengan rasional dan melihat permasalahan secara objektif sehingga
hasil yang akan diperoleh tidak bias dan sesuai dengan kenyataan yang ada.Pola berpikir
analitis adalah pola berpikir yang berlandaskan pada usaha mengadakan pemetaan masalah,
menemukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan dan menunjukkan
hubungan antar bagian-bagian tersebut.Berpikir analitis merupakan kemampuan berpikir secara
sistematis, dimulai dari mengenali, memilah unsur pembentuk kondisi dan melihat keterkaitan
masing-masing unsur pembentuk kondisi tersebut, kemampuan melihat hubungan sebab akibat
dalam rangka mengenali unsur utama pembentuk perilaku.Kemampuan berfikir logis
merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah tidak hanya berdasar pada
prosedur yang ada, akan tetapi memiliki landasan kebenaran yang kuat dari prosedur tersebut .
Resume Persoalan Di Lapangan
Problematika berasal dari kata problem. Dalam kamus besar bahasa Indonesia problem
artinya adalah masalah atau persoalan.2 Dalam sebuah pembelajaran pasti ada masalah yang
akan ditemui. Tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada PAI. Dalam Tabel yang disajikan
secara horizontal. Penyajian Tabel dilengkapi dengan “Judul Tabel” dan “Sumber Tabel.” Setiap
Tabel diikuti dengan kajian serta komentar penulis sebagai bagian dari analisis pembelajaran PAI
banyak sekali masalah yang ditemui, yang permasalahan tersebut dapat menghambat proses
pembelajaran. Dengan adanya permasalahan tersebut juga menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran PAI. Problem-problem tersebut yakni sebagai berikut:
1. Minat Belajar Peserta Didik Rendah Pada Pembelajaran PAI Tingkatan minat belajar siswa
pada dasarnya akan memberikan pengaruh terhadap hasil akhir proses pembelajaran. Untuk
dapat melihat capaian hasil belajar siswa, sangat perlu adanya perhatian terhadap seluruh faktor
yang berkaitan antara guru dengan siswa.
2. Kurangnya Alokasi Waktu Alokasi waktu disini berkaitan dengan peran seorang pendidik.
Dalam PAI, pendidik dituntut untuk bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Seorang
pendidik dapat dikatakan mem-punyai sikap profesional bila ia komitmen terhadap mutu proses
pengajaran dan hasil kerjanya.8 Problem yang muncul yaitu saat mata pelajaran PAI diletakkan
pada saat jam pelajaran terakhir, maka siswa SMP akan merasa jenuh dan pada akhirnya tidak
dapat memahami materi pelajarannya
3. Problem Pada Pendidik Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan ketrampilan,
dan membentuk sikap peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama pada semua jalur.
4. Problem Pada Peserta didik Mu’allimah5 menyatakan bahwa peserta didik pada suatu lembaga
pendidikan tentu memiliki latar belakang kehidupan beragama yang berbeda-beda. Ada peserta
didik yang taat beragama, namun ada juga yang berasal dari keluarga yang kurang taat pada
agama, bahkan ada yang berasal dari keluarga yang tidak perduli dengan agama.
5. Problem Pada Sarana dan Prasarana Sarana menjadi salah satu pendukung proses kelancaran
pembelajaran, kelengkapan dan sarana dapat membantu guru dalam meyelenggarakan proses
pembelajaran.
6. Problem Pada Metode Pembelajaran PAI Metode pembelajaran yaitu suatu cara yang dapat
digunakan pendidik dalam hal penyampaian bahan pelajaran agar peserta didik dapat
mengetahui, memahami, menghayati, mengamalkan dan menguasai bahan pelajaran tersebut.
7. Problem Pada Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan suatu kegiatan pembelajaran untuk
melihat apakah suatu program yang direncanakan dapat tercapai atau tidak, berharga atau tidak,
serta dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanannya.