Anda di halaman 1dari 6

4 Standar Kompetensi Guru yang Harus Pengajar

Miliki
Muhammad Azka Rais
August 15, 2022 • 4 minutes read

Artikel ini membahas mengenai standar kompetensi guru berdasarkan UU No. 14 tahun 2005.

Ketika melihat hasil laporan semester, para guru tentunya mendapatkan evaluasi pengajaran. Terkadang,
terdapat murid yang memberi kritik bahwa guru A kurang kompeten dalam mengajar, kurang menjadi panutan
dan sebagainya. Tentunya menjadi guru bukanlah hal yang mudah. Mengurusi beberapa murid di dalam kelas
meskipun dalam waktu yang ditentukan merupakan pekerjaan yang sulit. Sebagai guru sukar untuk memenuhi
kebutuhan seluruh murid yang berbeda satu sama lain.

Walaupun guru sudah berusaha sebaik mungkin, tidak jarang ditemukan kritik atas kinerjanya. Tentu guru
sudah berniat dari awal untuk bekerja secara profesional dan menjadi guru yang kompeten. Namun, bisa jadi
terdapat beberapa hal yang terlewati sehingga memengaruhi kinerja para guru.

Tapi tidak perlu khawatir, agar tujuan awal bisa tercapai, guru dapat mengikuti aturan yang dibuat oleh
pemerintah ini. Pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat 1
disebutkan bahwa, “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.”

Baca juga: Penjelasan Siaga Pendis Kemenag RI Secara Lengkap

Kompetensi yang disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 ini merupakan standar kompetensi yang wajib
dimiliki guru agar menunjang para guru dapat mengajar dengan baik dan benar.
Berikut adalah penjelasan 4 standar kompetensi guru:

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru mengelola proses pembelajaran atau
interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Terdapat 7 aspek dalam kompetensi pedagogik yang wajib
dikuasai, yaitu:

1. Karakteristik para peserta didik


2. Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi para peserta didik
6. Cara berkomunikasi
7. Penilaian dan evaluasi belajar

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian berkaitan dengan karakter guru, yang wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi para
peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para muridnya agar membantu mereka
memiliki kepribadian yang baik. Terdapat beberapa kepribadian yang harus dimiliki guru, yaitu:

1. Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga menjadi guru.
2. Kepribadian yang dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religious dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru agar tugas-tugas
keguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal yang teknis
dan berkaitan langsung dengan kinerja guru. Indikator kompetensi profesional guru adalah:

1. Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep pelajaran dan pola
pikir keilmuan materi tersebut.
2. Menguasai Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran dari
pelajaran yang diampu.
3. Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan
dengan lebih luas dan mendalam.
4. Mampu bertindak reflektif dami mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan.
5. Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran
serta pengembangan diri.

4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi:

1. Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Nah, itu dia beberapa standar kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Selain itu, untuk menentukan seorang
guru kompeten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Uji Kompetensi Guru (UKG),
untuk menguji kompetensi pedagogik dan profesional. Hasil dari UKG ini akan menunjukkan penguasaan
kompetensi guru, sehingga dapat digunakan oleh pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan
program pembinaan dan pengembangan profesi guru.

Dengan memiliki kompetensi yang dibutuhkan ketika mengajar, kinerja guru akan mulai terbantu. Hal ini
akan membantu peserta didik mendapatkan berbagai macam kebutuhan. Selain kebutuhan mengenai ilmu
pelajaran, mereka juga dapat belajar bagaimana menjadi makhluk sosial yang baik, serta membantu
membentuk karakter mereka.

Menguasai 4 standar kompetensi guru dapat membantu kinerja mereka dalam mengerjakan tugas-tugas
keguruan. Nah, kalau kamu tertarik untuk jadi pengajar, kamu juga bisa bergabung di ruangpengajar bersama
Ruangguru, lho. Yuk buruan daftar sekarang

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan tahap pembelajaran untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki untuk peserta didik. Kompetensi ini memerlukan
upaya belajar yang akan terus berlanjut seiring mengajar sebagai guru. Adapun sub kompetensi
dalam kompetensi Pedagogik adalah:

 Memahami karakteristik peserta didik


 Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
 Mengembangkan kurikulum terpadu, meliputi penyusunan silabus dan RPP sesuai dengan
target yang ingin dicapai.
 Pelaksanaan penilaian dan evaluasi belajar dan memanfaatkan penilaian tersebut untuk
melakukan perbaikan kualitas program dan pembelajaran secara umum.
 Pengembangan potensi peserta didik, meliputi memfasilitasi peserta didik dalam hal potensi
akademik dan potensi non-akademik.

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal guru yang mencerminkan kepribadian
yang positif. Indikator kepribadian yang positif ini seperti arif, berwibawa, berakhlak mulia dan
menjadi teladan bagi peserta didik. Adapun sub kompetensi dari kompetensi kepribadian yaitu:

 Kepribadian yang dewasa seperti memperlihatka kemandirian dalam bertindak sebagai


tenaga pendidik.
 Kepribadian yang arif seperti menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat.
 Kepribadian yang berwibawa seperti memiliki perilaku yangh disegani dan memiliki aura yang
disantuni oleh orang lain.
 Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan seperti menjalankan norma religius dan menjadi
contoh teladan bagi peserta didik.

Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
wajib dimiliki agar tugas-tugas keguruan dapat terselesaikan dengan baik. Keterampilan yang
dimaksud mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran, substansi keilmuan dalam
materinya dan penguasaan struktur dan metodologi keilmuan. Adapun sub kompetensinya terdiri
dari:

 Menguasai materi, konsep dan pola pikir keilmuan.


 Mengusai standar kompentensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diamanahkan.
 Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan.
 Mampu memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik dan pihak-pihak lainnya. Adapun sub kompetensi dari kompetensi
sosial yaitu:

 Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif tanpa memandang SARA, latar
belakang keluarga dan status sosial keluarganya.
 Berkomunikasi dengan efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia (RI).
 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Jadi itulah 4 kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru. Standar kompetensi ini bukan semata-mata
untuk memberatkan beban guru, tetapi ini adalah kualitas yang ingin dibentuk oleh seluruh guru
agar mampu mendidik para murid dengan lebih baik. Selain itu standar ini dapat membantu para
guru untuk mengevaluasi diri mereka selama menjabat sebagai guru dan melakukan pembelajaran
kepada peserta didik.
Ingin mendalami peran guru dalam mendidik dan membimbing anak didiknya? Kalian bisa
bergabung menjadi mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling S1 di Ma’soem University. Jurusan
ini akan mempelajari beragam konsep kepribadian manusia dan yang mempengaruhinya.

Nantinya lulusan ini dapat dipercaya menjadi pihak yang menerima curhatan anak didik ataupun
individu lain dan bersama-sama memecahkan masalah tersebut. Jangan khawatir dengan biaya
kuliah yang tinggi karena Ma’soem University menetapkan uang kuliah yang ekonomis + berbagai
beasiswa yang bisa didapatkan oleh para mahasiswa.

#Hastag
Bimbingan & Konseling
Sering kali orang berkata bahwa jurusan psikologi dan bimbingan konseling tidak beda jauh bahkan
tidak ada bedanya. Psikologi pendidikan dan bimbingan konseling memang di sangkut pautkan
dengan guru BK yang ada di sekolah. Lalu apa sih perbedaan dari jurusan tersebut ?

Lulusannya

Psikologi pendidikan mempelajari perilaku yang dilakukan manusia seperti psikologi pendidikan,
psikologi social, psikologi perkembangan, dll. Lulusannya pula telah menjalani pendidikan profesi
sehingga orang jurusan psikologi pendidikan berhak membuka praktik, namun tidak bisa
mengeluarkan obat resep obat.

Sedangkan untuk jurusan bimbingan konseling mempelajari tentang kepribadian-kepribadian yang


mungkin terjadi oleh siswa dan cara menyikapi perilaku yang menyimpang dalam kehidupan
bermasyarakat.

Lingkup Keja

Dalam psikologi pendidikan lingkup kerjanya yaitu untuk bisa mempengaruhi kegiatan dalam
pendidikan sehingga proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan efektif. Psikologi akan
mencari sistem yang tepat untuk bisa mempengaruhi kegiatan pendidikan menjadi lebih baik dan
tertata. Psikologi pendidikan mencangkup lebih luas secara teori, karena berhungan dengan
pengaruh kegiatan pendidikan sehari-hari. Sehingga butuh banyak pengalaman dan tentunya ilmu
yang dipelajari dalam kehidupan.

Lingkup kerja bimbingan konseling lebih kepada bimbingan pribadi, belajar juga karier. Bimbingan
pribadi lebih kearah pemantapaan sikap dan kebiasaan seseorang, pemahaman tentang kelemahan
diri dan cara mengatasi kekurangan itu sendiri, kemampuan mengambil keputusan, dll.

Dalam bimbingan belajar tentunya membantu siswa agar dapat termotivasi dalam belajar atau
menemukan cara belajar yang tepat untuk siswa, mencangkup penguasaan materi, dan sistem
belajar. Dan terakhir bimbingan karier, dalam bimbingan karier membantu siswa merencanakan
masa depan yang bisa dikembangkan oleh siswa, bisa mencangkup informasi tentang kemungkinan
yang terjadi dalam dunia pekerjaan.

Peran dalam pendidikan

Peran psikologi dalam pendidikan sangaylah berpengaruh karena memudahkan sesorang dalam
memahami dan mengenal lebih baik tentang anak didiknya, yaitu memotivasi untuk
mengembangkan diri anak bangsa tentunya. Pengenalan terhadap sikap dan perilaku menjadi dasar
bagi sesorang yang bergelut dalam jurusan psikologi pendidikan sehingga nanti nya dapat
membuat karakter yang membutuhkan banyak sekali perhatian. Sehingga pemahaman dalam
psikologi pendidikan lebih kepada sekolah atau sebuah pekerjaan lainnya.

Sedangkan bimbingan konseling lebih kepada membimbing untuk memiliki pengetahuan yang luas,
dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di dalam jiwa seorang anak. Bimbingan konseling lebih
focus terhadap satu topik untuk memecahkan masalah yang dihadapi seorang anak. Sehingga
pemahaman dalam bimbingan konseling lebih kepada siswa atau individu lainhya

Nah itu dia perbedaan dari jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan konseling. Lebih padatnya
walaupun keduanya berhubungan dengan kejiawaan tetapi memiliki peran yang berbeda, dimana
keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing- masing. Psikologi pendidikan dan bimbingan
konseling juga saling berkaitan satu sama lainnya dan dapat bekerja sama dalam perusahaan yang
sama.

Psikologi pendidikan berhubungan dengan kejiwaan manusia sejak lahir dan terjadi secara alami,
pratiknya pun dalam kehidupan sehari-hari yaitu menggambarkan tingkah laku atau Bahasa tubuh
manusia

Bimbingan konseling lebih kepada membimbing seseorang dan mengarahkannya dengan cara
memberikan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi mau itu berhubungan dengan karier
atau kepribadian, agar yang dilakukan tidak menyimpang.

Dalam psikologi pendidikan maupun bimbingan konseling sama-sama harus menempuh pendidikan
starta 1 (S1) Jadi gimana sekarang udah ngerti kan perbedannya, masih bilang psikologi dan
bimbingan konseling sama ?

Anda mungkin juga menyukai