Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Profesi Pendidikan

Nama : Siti Nur Alfiyahtur Rohmaniyyah


NIM : 2184202013

1. Sebutkan alasan perlunya pembentukan organisasi profesi dan kode etik dalam profesi
guru!

Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia sebagai
pedoman untuk berperilaku dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.

Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang
guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk
menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat.
Dikutip dari buku Etika Profesi Guru oleh Shilphy A. Octavia, adapun fungsi dan tujuan
penetapan kode etik guru adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas.


2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang etika hubungan dalm
membatasi profesi.
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, menjadi anggota
organisasi profesi sangat penting bagi para guru. Hal ini akan membantu guru untuk tetap
menjaga keterhubungan mereka untuk selalu update ke informasi terbaru dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan tugas mereka dengan baik. Oleh karena itu, para guru
harus mempertimbangkan untuk menjadi anggota organisasi profesi guna meningkatkan
kualitas profesional mereka.

Jika seorang guru tidak menjadi anggota organisasi profesi, maka mereka akan kehilangan
banyak kesempatan untuk meningkatkan kualitas profesional dan mengembangkan karier
mereka.

2. Jelaskan empat kompetensi guru sebagai tenaga profesi kependidikan!

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.

1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian
adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang
dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan
yang baik bagi peserta didik.

Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:

 Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru,
serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
 Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam
melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.

 Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan


manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.

 Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.

 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan
dapat diteladani oleh peserta didik.

2. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.

Kompetensi sosial meliputi:

o Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi


terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan status
sosial

o Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap
sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar

o Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah Indonesia


yang beragam kebudayaannya

o Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.

3. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi
hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.

Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:

Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini, seorang guru
harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,
perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik.

Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan untuk


kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
memahami landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari
karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun
rancangan pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar pembelajaran
serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.

Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang dan


mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dengan
menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat
menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil
penilaian untuk memperbaiki program pembelajaran.

Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta didik.


Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar dapat
mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional
yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam.
Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu
yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi
keilmuannya.

Kompetensi profesional meliputi:

Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat
mendukung pembelajaran yang dikuasai

Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran
atau bidang yang dikuasai

Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif

Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan


tindakan yang reflektif

Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.


Menurut Sudarmanto (2009:45), kompetensi adalah atribut untuk meletakkan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas baik dan unggul. Atribut tersebut meliputi
keterampilan, pengetahuan, dan keahlian atau karakteristik tertentu.

3. Berikan masing-masing contoh kasus pelanggaran dan solusi sanksi yang harus diterima
seseorang yang berprofesi guru dalam layanan intruksional & bimbingan konseling, serta
administrasi pendidikan!

Video pendek perkelahian antara sesama guru dalam ruang kelas gegerkan warga Kota
Medan, Sumatera Utara. Kejadian ini terekam kamera amatir salah satu siswa hingga viral di
media sosial.
Informasi yang dirangkum iNews, duel sesama tenaga pengajar ini melibatkan oknum guru
PNS berinisial HM dan guru honorer inisial DP sekaligus anak dari kepala sekolah. Peristiwa

ini terjadi di SMAN 8 Medan. Dalam rekaman video yang beredar luas, tampak guru honorer
mendatangi ruang kelas tempat guru HM sedang mengajar. Mereka adu mulut di hadapan
para siswa. Sejurus kemudian, DP menempeleng HM. Perseteruan keduanya berlanjut
dengan saling dorong dan

adu jotos. Para murid laki-laki yang ada dalam ruang kelas langsung memisahkan keduanya.
Guru DP terdesak hingga keluar kelas. Namun amarahnya belum tuntas. Saat di lokasi
parkiran sekolah, anak kepala sekolah ini melihat motor milik HM dan langsung merusaknya.
Dia juga membanting helm milik HM.

Kasus tersebut sudah jelas melanggar kode etik guru ke-7 yang mana seharusnya guru
memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan. Selain itu
juga kode etik ke-4 yang berbunyi, guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

Semua pihak di sekolah terlebih guru atau tenaga pendidik yang seharusnya menjadi teladan
bagi siswa siswinya kini malah sebaliknya menjadi contoh yang tidak baik. Dengan adanya
kejadian tersebut juga dapat menganggu proses belajar mengajar. Hal ini tentu menjadi
kegagalan dalam melaksanakan kode etik profesi guru. Solusi yang tepat untuk kasus diatas
yakni kedua belah pihak yang jika memang memiliki selisih paham antar pribadi sebaiknya
diselesaikan secara pribadi juga dan jangan sampai melibatkan profesi. Disitulah seorang
guru seharusnya menunjukkan tingkat pemahaman dan pemikiran yang mendalam dalam
bertindak dengan memikirkan sebab akibat perbuatannya, yang mana tindakannya dapat
berakibat buruk jika sampai ada murid yang berpikir “guruku saja bisa berkelahi di sekolah,
kenapa aku tidak,"

4. Apa yang dimaksud dengan supervise pendidikan dan prinsip-prinsipnya!

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar
dan belajar pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan
sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun
yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.

Tujuan Supervisi Pendidikan


Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada tujuan
yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang
memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.

Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan menentukan
kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat berbicara tentang efektivitas
suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:

Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah,


dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang
kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuannya.
Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri
dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan
tindakan-tindakan perbaikannya.
Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar, baik
tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).

Prinsip Dasar Supervisi


Menurut Sahertian, supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan sebagai
berikut.

Prinsip Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:


Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa kesejawatan.

Prinsip Kerja sama


Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of
experience, memberi support mendorong, dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.

Prinsip konstruktif dan kreatif


Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas jika
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
yang menakutkan.

Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut Gunawan.

Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus berdasar / berlandaskan
pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat dipulangkan kepadannya.

Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip positif dan
prinsip negatif.

Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.


Supervisi harus konstruktif dan kreatif
Supervisi harus harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar
hubungan pribadi.
Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk
mencapai kemajuan.
Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang
dinamik.
Sementara prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut:

Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang-orang yang disupervisi.


Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, pertemanan, dan
sebagainya.
Supervisi hendaknya tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk
maju bagi bawahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat
mengharapkan hasil dan mendesak bawahan.

Anda mungkin juga menyukai