Anda di halaman 1dari 159

LAPORAN TAHAP II

PELUANG INVESTASI
DI KABUPATEN LEBAK

Tim Penyusun
1. Dr. Basrowi
2. Bambang D.S, M.M

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH (BKPMD)

KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN


2014
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


B. Tujuan Kajian.............................................................................
C. Ruang Lingkup Kajian ................................................................
D. Keluaran Kajian .........................................................................
E. Penerima Manfaat ......................................................................
F. Sistematika Laporan/Buku.........................................................

BAB II. KERANGKA TEORITIK


A. Teori Pembangunan ……………………………………………………….
1. Peningkatan Kualitas Hidup………………………………………….
2. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat………………………………………
3. Teori Pusat Pertumbuhan………………………………………………
B. TeoriInvestasi………………………………………………………………..
1. Konsep Investasi………………………………………………………...
2. Kebijakan Investasi……………………………………………………..
3. Jenis-Jenis Investasi……………………………………………………
4. Tujuan Investasi…………………………………………………………
5. Ethical Investment……………………………………………………….
6. Jenis-Jenis Investasi……………………………………………………
7. Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi……………………
C. Teori Risiko dalam Investasi……………………………………………..
1. Konsep Resiko…………………………………………………………..
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page iii
2. Risikodan Return ……………………………………………………….
D. Penelitian Sebelumnya……………………………………………………
E. Kerangka Berfikir…………………………………………………………..

BAB III. METODE PENELITIAN


A. PendekatanPenelitian…………………………………………………….
B. WaktuPenelitian……………………………………………………………
C. Lokasi Penelitian…………………………………………………………..
D. Sumber Data……………………………………………………………….
E. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………..
F. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………………..
G. Teknik Analisis Data……………………………………………………..

BAB IV BERBAGAI PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN LEBAK

A. Visi, Misi, dan Tujuan Kab. Lebak dalam Kaitannya


dengan Investasi…………………………………………………………….
B. Kondisi Geografis Kab. Lebak dari Perspektif Investasi……………
C. Kondisi Infrastruktur di Kab. Lebak Sebagai Penunjang
Investasi………………………………………………………………………
D. Kondisi Administrasi dan Demografi Pendukung Investasi………
E. Kondisi Ekonomi dan Keuangan Pendukung Investasi……………
F. Tingkat Investasi di Kab. Lebak tahun Terakhir…………………….
G. Analisis SWOT untuk Investasi……………………………................
1. Berbagai Kekuatan yang Dimiliki Kab Lebak……………………..
a. Kekuatan di Bidang SDA dan Geografis .............................
b. Kekuatan di Bidang Birokrasi…………………………………….
c. Kekuatan di Bidang Fiskal…………………………………………
d. Kekuatan di Bidang SDM...................................................
e. Kekuatan di bidang Ekonomi Makro……………………………
2. Berbagai Kelemahan Investasi di Kab. Lebak..........................

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page iv


a. Berbagai Kelemahan di Bidang Ekonomi.............................
b. Berbagai Kelemahan di Bidang Geografi dan Wilayah……..
c. Berbagai Kelemahan di Bidang SDM……………………………
d. Berbagai Kelemahan di Bidang Pertanian……………………..
3. Berbagai Peluang Investasi di Kab. Lebak…………………………
a. Peluang di Bidang SDA dan Geografis ................................
b. Peluang di Bidang Birokrasi................................................
c. Peluang di Bidang Fiskal……………………………………………
d. Peluang di Bidang SDM…………………………………………….
e. Peluang di bidang Ekonomi Makro………………………………
4. Berbagai Hambatan Investasi di Kab. Lebak……………………..
a. Berbagai Hambatan di Bidang Ekonomi……………………….
b. Berbagai Hambatan di Bidang Geografi dan Wilayah………
c. Berbagai Hambatan di Bidang SDM……………………………..
d. Berbagai Hambatan di Bidang Pertanian………………………
5. Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal
Kabupaten Lebak……………………………………………………….
J. Berbagai Peluang Investasi di Kabupaten Lebak…………………….
1. Investasi Berdasarkan Potensi Daerah …………………………….
a. Investasi di Bidang Pertanian Tanaman .............................
Pangan dan Hortikultura ...................................................
b. Investasi di Bidang Perkebunan .........................................
c. Investasi di Bidang Perikanan ............................................
d. Investasi di Bidang Peternakan ..........................................
e. Investasi di Bidang Kehutanan……………………………………
f. Investasi di Bidang Perumahan ……..……………………………
g. Investasi di Bidang Pelabuhan Perikanan ……………………
h. Investasi di Bidang Pertambangan……………………………..
i. Investasi di Bidang Industri………………………………………
j. Investasi di Bidang Usaha Kecil dan Menengah ……………..
k. Investasi di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral …….

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page v


l. Investasi di bidang Pariwisata Alam–Sejarah–Budaya………
2. Investasi Berdasarkan Letak Potensi Wilayah……………………
a. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Utara …………..
b. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Selatan ………..
c. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Timur ………….
d. Investasi di Wilayah Pembangunan Lebak Barat …………..
3. Investasi Berdasarkan Perencanaan Pengembangan Wilayah..
a. Investasi Untuk Wilayah Utama...........................................
b. Investasi untuk Wilayah Penunjang……………………………..
4. Investasi Berdasarkan Pengembangan Prasarana Wilayah......
a. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi....
b. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Pengairan …….
c. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Energi …………
d. Investasi Pengembangan Prasarana Telekomunikasi ………
e. Investasi di bidang Sarana Komunikasi dan Informatika….
5. Investasi Berdasarkan Pusat Pertumbuhan ………………………
a. Investasi di Desa Budaya Lebak ………………………………….
b. Investasi di Desa Tertinggal ……………………………………….
c. Investasi di Kota Pusat Pertumbuhan di WPU dan WPP…….

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page vi


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Time Schedule kajian..............................................................


Tabel 4.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk………………………………..
Tabel 4.2 Rasio sekolah SD, SMP, dan SMA…………………………………
Tabel 4.3 Lapangan Pekerjaan Utama penduduk Usia Produktif……….
Tabel 4.4 Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi
Murni (APM), dan Angka Putus Sekolah (APS)…………………
Tabel 4.5 Kondisi Kesehatan Masyarakat Lebak……………………………
Tabel 4.6 Laju pertumbuhan Ekonomi Kab. Lebak ……………………….
Tabel 4.7 Jumlah bank, lembaga keuangan lainnya, dan Pasar………..
Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 5 tahun terakhir..
Tabel 4.9 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB…………………………………….
Tabel 4.10 Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten
Lebak ADHB dan ADHK……………………………………………..
Tabel 4.11 Perkembangan Investasi Di Kabupaten Lebak Tahun
2010-2013………………………………………………………………
Tabel 4.12 Tabel Analisis SWOT………………………………………………….
Tabel 4.13 Wilayah Potensial untuk Investasi Komoditas Hortikultura..
Tabel 4.14 Produksi Daging Tahun 2010– 2013……………………………
Tabel 4.15 Jumlah Konsumsi Daging dan Telur Per Kapita
Penduduk………………………………………………………………
Tabel 4.16 Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Tempat
Pelelangan Ikan di Kabupaten Lebak Tahun 2013………….
Tabel 4.17 Produksi Perikanan Tahun 2009 – 2013……………………….
Tabel 4.18 Sentra Industri Kecil di Kabupaten Lebak …………………….
Tabel 4.19 Obyek Wisata di Kabupaten Lebak……………………………….
Tabel 4.20 Perkembangan Wisatawan Nusantara yang
berkunjung ke Obyek Wisata di Kabupaten Lebak……………
Tabel 4.21 Sistem Perwilayahan Kabupaten Lebak…………………………

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page vii


Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian .………………………………………….


Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif ……….
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Lebak……………………………………………….
Gambar 4.2 Distribusi Sektor Lapangan Usaha Terhadap PDRB……………

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page ix


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan,


maka peranan yang sangat penting untuk menjalankan suatu
perekonomian adalah investasi.Investasi ini merupakan salah satu faktor
penentu dari keseluruhan tingkat output dan kesempatan kerja dalam
jangka pendek.

Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, pembebanan pajak yang


ringan,dan pasar-pasar yang semakin berkembang akanmemberikan
mendorong bagi terjadinya investasi. Permintaan agregat terhadap investasi
akanmeningkat. Begitu juga output dan kesempatan kerja tumbuh dengan
cepat. Dengan kata lain, kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan
taraf kemakmuran masyarakat (Sukirno, 2000:367).

Investasi dapat diartikan sebagai pembentukan modal tetap domestik.


Investasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu komponen penting dari
permintaan agregat yang merupakan faktor krusial bagi suatu proses
pembangunan (sustainable development). Salah satu tingkat keberhasilan
investasi yaitu dengan tingginya tingkat pendapatan nasional atau laju
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tinggi dan stabil (Tulus
Tambunan, 2001).

Indonesia selama ini mengalami tekanan jumlah penduduk yang makin


meningkat setiap tahunnya.Peningkatan jumlah penduduk terjadi karena
belum seimbangnya kegiatan ekonomi khususnya kesempatan kerja yang

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page x


tersedia, sehingga menciptakan permasalahan pokok yaitu pengangguran
(Noverio F. Fahme, 2013)

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintah daerah sesuai dengan yang


diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, pemerintah daerah mengatur dan mengurus urusan
pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan(pasal 18, ayat (2)
UUD 1945).

Melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintahan daerah memiiiki wewenang
untuk menggali pendapatan dan melakukan peran alokasi secara mandiri dalam
menetapkan prioritas pembangunan.

Sebagaimana pendapat E. Koswara (2000:39), inti persoalan investasi di


daerah adalah seberapa jauh keleluasaan otonomi daerah dapat diberikan
kepada daerah, agar daerah tersebut dapat berfungsi sebagai “daerah
otonom baik secara ekonomi maupun politik” yang mandiri berdasarkan
asas demokrasi dan kedaulatan rakyat, tanpa menganggu stabilitas
nasional dan keutuhan persatuan bangsa.

Investasi dalam negeri merupakan komponen penting dalam pendapatan


nasional selain konsumsi dan pengeluaran pemerintah.Sayangnya,
komponen pendapatan nasional yang ada bersifat tidak
stabil.Ketidakstabilan itudiakibatkan karena faktor internal dan
eksternalyang mempengaruhi bersifat tidak stabil.Semua itu juga akan
berdampak pada kepercayaan para investor untuk berusaha berubah–
ubah. Hal inilahyang menyebabkan iklim berinvestasi menjadi tidak sehat.

Oleh karena itu, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, maka setiap


negara berupaya menciptakan iklim yang dapat menggairahkan
investasi.Upaya yang diciptakan pemerintah dalam menciptakan iklim yang
dapat meggairahkan investasi salah satunya menerapkan berbagai aturan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xi


mengenai investasi, diantaranya adalah undang-undang No 1 tahun 1967,
jo No 11 tahun 1970, tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No 6
tahun 1968, jo No 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Dengan adanya UU No 11 tahun 1970 diharapkan selain
membawa dana masuk, juga membawa serta teknologi produksi,
manajemen dan akses ke pasar dunia.

Kemudian untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif maka pada


tahun 1984 dilakukan debirokrasi dan deregulasi.Melalui usaha ini kinerja
investasi menunjukan perkembangan yang positif (Sastrowardoyo,
1994).Pada tahun 1994 lewat PP No 30 tahun, pemerintah
memperbolehkan investasi dikuasai oleh 95% PMA.Upaya-upaya tersebut
ditujukan untuk memperbaiki iklim usaha di dalam negeri sehingga pada
akhirnya dapat menarik untuk melakukan penanaman modal dalam
negeri.Pengalaman Indonesia selama ini menunjukan betapa pentingnya
investasi bagi kelangsungan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi
dalam negeri.Sebagaimana diketahui bahwa investasi pada hakikatnya
adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Berdasarkan data BPS, sejak awal 2000 PDB Indonesia mengalami


pertumbuhan yang positif, setelah dua tahun sebelumnya negatif.Namun,
laju pertumbuhannya sangat rendah, terutama jika dibandingkan rata-rata
per tahun yang dialami Indonesia pada periode pra krisis.Penyebabnya,
pergerakan ekonomi nasional sejak akhir tahun 1999 hingga kini lebih
didorong oleh pertumbuhan konsumsi bukan pertumbuhan investasi.
Apabila pola pertumbuhan ekonomi Indonesia terus seperti ini tanpa
adanya konstribusi yang berarti dari investasi, maka dapat dipastikan
pertumbuhan tersebut tidak dapat berlanjut terus (Tulus Tambunan, 2001;
Adhitya I Gunawandan N.G.P.Wirawati, 2013)

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xii


Tambunan (2003) menyebutkan terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menganalisis pemerataan pembangunan ekonomi, yaitu
PDRB per kabupaten, distribusi PDRB kabupaten dalam pembentukan
PDRB provinsi, PDRB per kapita, kontribusi sektoral terhadap
pembentukan PDRB, dan tingkat kemiskinan. PDRB merupakan jumlah
nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
kegiatan ekonomi dalam suatu daerah (BPS, 2008).

Terdapat dua cara perhitungan PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku (at
current price) dan atas dasar harga konstan (at constant price). PDRB atas
dasar harga berlaku digunakan untuk melihat perubahan struktur
ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi riil (Tambunan, 2003).

Pertumbuhan PDRB yang positif menunjukkan adanya penciptaan


lapangan kerja yang semakin banyak.Distribusi PDRB provinsi menurut
wilayah kabupaten/kota merupakan indikator untuk menentukan derajat
penyebaran hasil pembangunan. PDRB yang relatif sama di setiap
kabupaten/kota menunjukkan bahwa distribusi PDRB provinsi relatif
merata di setiap kabupaten/kota. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan
yang terjadi di setiap kabupaten/kota di Indonesia semakin kecil.Namun,
untuk menilai suatu pembangunan sudah berjalan baik atau belum tidak
cukup dengan melihat dari kesenjangan ekonomi yang terjadi, tetapi juga
melihat tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Penentuan keberhasilan pembangunan ekonomi selain dilihat dari


distribusi PDRB menurut wilayah, juga dapat dilihat dari besarnya PDRB
per kapita.PDRB per kapita merupakan pembagian antara PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal disuatu wilayah.PDRB
per kapita menggambarkan pengeluaran konsumsi rumah tangga rata-rata
per kapita.PDRB per kapita yang semakin tinggi menunjukkan tingkat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xiii


kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi pula, sejauh tingkat
pemerataannya cukup merata.Tingkat pemerataan ini dapat dilihat
berdasarkan kurva Lorenz, indeks Gini, dan criteria Bank Dunia.Kurva
Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di
kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara kumulatif pula (Dumairy,
1996).

Kemerataan dalam kurva Lorenz digambarkan dengan bentuk kurva yang


semakin dekat dengan diagonal atau semakin lurus.Indeks Gini merupakan
suatu koefisien yang angkanya berkisar dari nol hingga satu.Semakin kecil
nilai indeks Gini maka semakin merata tingkat pendistribusiannya. Kriteria
ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yaitu 40 persen
dinikmati oleh penduduk berpendapatan terendah, 40 persen dinikmati
oleh penduduk berpendapatan menengah, 20 persen dinikmati oleh
penduduk berpendapatan tertinggi.

Perbedaan tingkat pembangunan antarwilayah kabupaten/kota juga dapat


dilihat dari perbedaan peranan sektoral dalam pembentukan PDRB.Sektor-
sektor ekonomi dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sektor
primer, sector sekunder, dan sektor tersier.Sektor primer terdiri atas sektor
pertanian dan pertambangan (termasuk penggalian).Sektor sekunder terdiri
atas sektor industry manufaktur; listrik, gas dan air bersih; serta
konstruksi dan bangunan.Sektor tersier terdiri atas sektor perdagangan,
hotel, dan restoran; transportasi dan komunikasi; keuangan, penyewaan
dan jasa bisnis; serta sektor jasa lainnya.Sektor sekunder merupakan
sektor yang memiliki nilai tambah terbesar, sementara sektor primer
memiliki nilai tambah terkecil.

Dalam konteks Banten, perekonomian Banten terus membaik karena didukung oleh
meningkatnya permintaan domestik dan nasional serta mulai pulihnya kondisi ekonomi
global.Pertumbuhan perekonomian Provinsi Banten perlu dipertahankan dan ditingkatkan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xiv


melalui pemanfaatan sumber daya sektoral secara terintegrasi dan berkelanjutan.Salah
satu daerah yang berpeluang menarik investasi adalah Kabupaten Lebak.Keberadaan
investasi dan industri pendukungnya menjadi sangat penting untuk dikembangkan dan
dilindungi bukan hanya oleh pemerintah pusat tetapi juga oleh pemerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten/kota.

Permasalahan di atas tentu belum sesuai dengan Visi RPJMD 2012-2017


Provinsi Banten yaitu “Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera
Berlandaskan Iman dan Taqwa.“ Bersatu merupakan komitmen rakyat
Banten untuk selalu menumbuhkembangkan suasana kemasyarakatan
yang rukun, damai, dan harmonis antar seluruh pemangku kepentingan
dan seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
aliran atau golongan untuk secara bersama-sama mewujudkan rakyat
banten yang lebih sejahtera.

“Rakyat Banten Sejahtera” Merupakan cerminan dari suatu keadaan,


dimana telah berkurangnya jumlah masyarakat miskin, meningkatnya
pendapatan dan daya beli masyarakat, terpenuhinya sarana dan prasarana
pendidikan, kesehatan, dan perekonomian serta ditemukannya jati diri
masyarakat banten yang maju dan mandiri .

“Berlandaskan Iman dan Taqwa” merupakan do’a kita bersama, yaitu


sebagai persyaratan mutlak untuk dapat terwujudnya kehidupan yang
agamis, serta untuk menjadikan masyarakat yang saleh dan taat pada
tuntunan ajaran agama yang diyakini. Keberhasilan pembangunan pada
bidang atau sektor apapun, tidak akan mendatangkan kemaslahatan dan
keberkahan, tanpa dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan.

Apabila melihat misi provinsi banten, maka MISI RPJMD 2012-2017


adalah:
1. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Mendukung
Pengembangan Wilayah/Kawasan Berwawasan Lingkungan, ditujukan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xv


untuk konektivitas pengembangan wilayah/kawasan guna percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi Banten serta meningkatkan
layanan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing daerah dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan (prioritas RPJPD Nomor 4+5+7).
2. Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusifditujukan untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian
daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat (prioritas RPJPD Nomor 3);
3. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia yang religius, cerdas dan
berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI ditujukan untuk
mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, agamis dan
berdaya saing (prioritas RPJPD Nomor 1+2);
4. sinergitas pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang selaras,
serasi dan seimbang ditujukan untuk mewujudkan Banten rukun
damai, membangun kebersamaan yang sinergis antara Pusat, -Daerah,
beserta stakeholders dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-
masing secara terintergrasi membangun Banten;
5. Peningkatan Mutu dan Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa
Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih ditujukan
untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka meningkatkan
pelayanan publik(prioritas RPJPD Nomor 6).

Berpijak pada kebutuhan untuk mempromosikan peluang investasi guna menarik investor
di Kabupten Lebak Provinsi Banten yang memiliki nilai daya saing strategis dan prospektif,
maka BKPMD Provinsi Banten di Tahun 2014 menyusun kegiatan,"Penyusunan Buku
Peluang Investasi Kabupaten Lebak."

Kabupaten Lebak sangat layak untuk dijadikan lokasi studi ini karena: 1)
wilayahnya yang sangat luas, (paling luas di antara 8 kab/kota yang ada di
Provinsi Banten yaitu 3 426,56 Km2 atau 35,46% dari luas total Provinsi
Banten, 2) Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan, 340 desa, dan 5

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xvi


kelurahan; 3) Kabupaten Lebak memiliki wilayah darat/pedalaman yang
sangat luas.

Isu-isu strategis penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten Lebak.


Adapun isu-isu tersebut diantaranya:
1. Wilayah kabupaten yang sangat luas dengan ketinggian bervariasi
meliputi dataran rendah, pegunungan dan pantai;
2. Penyebaran penduduk yang tidak merata dengan pertumbuhan yang
relatif sedang;
3. Potensi sumber daya alam terutama pertambangan dan pariwisata yang
cukup besar namun belum dimanfaatkan secara optimal;
4. Prasarana wilayah yang masih kurang sehingga menyebabkan masih
banyaknya desa tertinggal;
5. Pengembangan prasarana wilayah transportasi dan bendungan yang
belum maksimal sehingga belum mampu mengungkit pertumbuhan
ekonomi daerah.

Seiring akan dibangunnya basis pertahanan di kecamatan panggarangan


oleh TNI AD, ruas jalan nasional Jawa selatan yang menghubungkan dari
Jawa Timur lewat selatan Malingping, Bayah, Pelabuhan Ratu, serta telah
dilaksanakannya program listrik desa, sodetan Cibinuangen, jalan poros
desa, RSUD Malingping, jalan Cipanas menuju Citorek sampai Warung
Banten menguatkan perlunya dilakukan studi peluang investasi guna
mempercepat pembangunan di wilayah Kabupaten Lebak, serta dalam
rangka menangkap peluang-peluang yang strategis dalam upaya
percepatan dan peningkatan pembangunan Kabupaten Lebak secara
keseluruhan.

B. Tujuan Kajian

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xvii


Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan penyusunan buku peluang investasi sektoral ini
adalah:
1. mengembangkan potensi ekonomi wilayah di Provinsi Banten;
2. memperkuat konektivitas potensi investasi daerah yang terintegrasi secara regional
dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected);dan
3. menemukenali potensi investasi Kabupaten Lebak sebagai daya tarik investasi di
daerah.

Sedangkan sasaran pelaksanaan kegiatan penyusunan buku peluang investasi sektoral ini
adalah :
1. identifikasi kontribusi Kabupaten Lebak terhadap perekonomian Provinsi Banten;
2. identifikasi dukungan infrastruktur sebagai penunjang pengembangan investasi di
Kab. Lebak; dan
3. identifikasi peluang dan potensi investasi Kabupaten Lebak.

C. Ruang Lingkup Kajian

Penyusunan buku peluang investasi sektoral, meliputi lingkup wilayah studi adalah sektor
investasi yagn dapat dikembangkan di wilayah Lebak.

D. Keluaran Kajian

Keluaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya buku
"Peluang investasi di Kabupaten Lebak."

E. Penerima Manfaat

Penerima manfaat kajian dan penyusunan buku ini yaitu:


1. pihak investor dapat mengetahui lebih dalam berbagai peluang
mengembangkan sayap usahanya di Kabupaten Lebak, baik dalam
kontek bidang investasi sejenis maupun lainnya, yang mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat dan memajukan Kabupaten
Lebak secara sosial maupun ekonomi;

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xviii


2. calon investor dapat mengetahui berbagai peluang investasi yang
menjanjikan dan prospektif di Kabupaten Lebak;
3. Pemerintah daerah, mampu meyakinkan pihak investor agar tidak lari
dari Kabupaten Lebak, maupun calon investor agar mempunyai
keyakinan akan prospek investasi di Kabupaten Lebak; dan
4. Pemerintah Pusat dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
dapat meyakinkan investor nasional dan asing untuk menanamkan
modalnya di Kabupaten Lebak, sehingga investasi di Kabupaten Lebak
lebih semarak.

F. SISTEMATIKA LAPORAN KAJIAN

BAB I. PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
H. Tujuan Kajian
I. Ruang Lingkup Kajian
J. Keluaran Kajian
K. Penerima Manfaat
L. Sistematika Laporan/Buku

BAB II. KERANGKA TEORITIK


F. Teori Pembangunan
1. Peningkatan Kualitas Hidup
2. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat
3. Teori Pusat Pertumbuhan
G. Teori Investasi
2. Konsep Investasi
2. Kebijakan Investasi
3. Jenis-Jenis Investasi
4. Tujuan Investasi
5. Ethical Investment
6. Jenis-Jenis Investasi
7. Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xix


H. Teori Risiko dalam Investasi
2. Konsep Resiko
2. Risiko dan Return
I. Penelitian Sebelumnya
J. Kerangka Berfikir

BAB III. METODE PENELITIAN


H. Pendekatan Penelitian
I. Waktu Penelitian
J. Lokasi Penelitian
K. Sumber Data
L. Prosedur Pengumpulan Data
M. Pengecekan Keabsahan Data
N. Teknik Analisis Data

BAB IV BERBAGAI PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN LEBAK

D. Visi, Misi, dan Tujuan Kab. Lebak dalam Kaitannya


dengan Investasi
E. Kondisi Geografis Kab. Lebak dari Perspektif Investasi
F. Kondisi Infrastruktur di Kab. Lebak Sebagai Penunjang
Investasi
D. Kondisi Administrasi dan Demografi Pendukung Investasi
E. Kondisi Ekonomi dan Keuangan Pendukung Investasi
F. Tingkat Investasi di Kab. Lebak tahun Terakhir
G. Analisis SWOT untuk Investasi
1. Berbagai Kekuatan yang Dimiliki Kab Lebak
a. Kekuatan di Bidang SDA dan Geografis
b. Kekuatan di Bidang Birokrasi
c. Kekuatan di Bidang Fiskal
d. Kekuatan di Bidang SDM
e. Kekuatan di bidang Ekonomi Makro
2. Berbagai Kelemahan Investasi di Kab. Lebak
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xx
a. Berbagai Kelemahan di Bidang Ekonomi
b. Berbagai Kelemahan di Bidang Geografi dan Wilayah
c. Berbagai Kelemahan di Bidang SDM
d. Berbagai Kelemahan di Bidang Pertanian
3. Berbagai Peluang Investasi di Kab. Lebak
a. Peluang di Bidang SDA dan Geografis
b. Peluang di Bidang Birokrasi
c. Peluang di Bidang Fiskal
d. Peluang di Bidang SDM
e. Peluang di bidang Ekonomi Makro
4. Berbagai Hambatan Investasi di Kab. Lebak
a. Berbagai Hambatan di Bidang Ekonomi
b. Berbagai Hambatan di Bidang Geografi dan Wilayah
c. Berbagai Hambatan di Bidang SDM
d. Berbagai Hambatan di Bidang Pertanian
5. Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal

Kabupaten Lebak

J. Berbagai Peluang Investasi di Kabupaten Lebak


1. Investasi Berdasarkan Potensi Daerah
a. Investasi di Bidang Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
b. Investasi di Bidang Perkebunan
c. Investasi di Bidang Perikanan
d. Investasi di Bidang Peternakan
e. Investasi di Bidang Kehutanan
f. Investasi di Bidang Perumahan
g. Investasi di Bidang Pelabuhan Perikanan
h. Investasi di Bidang Pertambangan
i. Investasi di Bidang Industri
j. Investasi di Bidang Usaha Kecil dan Menengah
k. Investasi di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxi


l. Investasi di bidang Pariwisata Alam–Sejarah–Budaya
2. Investasi Berdasarkan Letak Potensi Wilayah
e. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Utara
f. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Selatan
g. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Timur
h. Investasi di Wilayah Pembangunan Lebak Barat
3. Investasi Berdasarkan Perencanaan Pengembangan Wilayah
a. Investasi Untuk Wilayah Utama
b. Investasi untuk Wilayah Penunjang
4. Investasi Berdasarkan Pengembangan Prasarana Wilayah
a. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi
b. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Pengairan
c. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Energi
d. Investasi Pengembangan Prasarana Telekomunikasi
e. Investasi di bidang Sarana Komunikasi dan Informatika
5. Investasi Berdasarkan Pusat Pertumbuhan
a. Investasi di Desa Budaya Lebak
b. Investasi di Desa Tertinggal
c. Investasi di Kota Pusat Pertumbuhan di WPU dan WPP

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxii


BAB II
KERANGKA TEORI

K. Teori Pembangunan
1. Peningkatan Kualitas Hidup

Sejak tahun 1970 pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Sejak


tahun tersebut muncul pandangan baru yaitu tujuan utama dari usaha-
usaha pembangunan ekonomi tidak lagi menciptakan tingkat pertumbuhan
GNP yang setinggi-tingginya, melainkan penghapusan atau pengurangan
tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, dan
penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus
berkembang (Todaro 2004: 21).

Sesuai dengan tujuan pembangunan tersebut pembangunan suatu negara


boleh dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat mengurangi kemiskinan,
memperkecil ketimpangan pendapatan serta menyediakan lapangan kerja
yang cukup bagi penduduknya. Untuk mengukur keberhasilan
pembangunan tidak cukup hanya menggunakan tolok ukur ekonomi saja
melainkan juga harus didukung oleh indikator-indikator sosial (non
ekonomi), antara lain seperti tingkat melek huruf, tingkat pendidikan,
kondisi-kondisi dan kualitas pelayanan kesehatan, kecukupan akan
kebutuhan perumahan (SitiUmajahMasjkuri, 2014).

Lebih lanjut Todaro menyatakan bahwa pembangunan harus dipandang


sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan
mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-
institusi nasional, di samping mengejar akselarasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxiii


Pembangunan haruslah lebih memperhatikan peningkatan
kualitaskehidupan yang dijalani dan kebebasan yang dinikmati. Dengan
demikian tingkatkemiskinan tidak dapat diukur dari tingkat pendapatan
atau bahkan dari utilitasseperti pemahaman konvensional; yang paling
penting bukanlah apa yang dimiliki seseorang ataupun kepuasan yang
ditimbulkan dari barang-barangtersebut, melainkan apakah yang dapat
dilakukan oleh seseorang dengan barangbarangtersebut. yang berpengaruh
terhadap kesejahteraan bukan hanyakarakteristik komoditi yang
dikonsumsi, seperti dalam pendekatan utilitas, tetapimanfaat apa yang
dapat diambil oleh konsumen dari komoditi-komoditi tersebut(Todaro,
2004: 22). Selanjutnya Todaro mengatakan bahwa
keberhasilanpembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 nilai pokok, yaitu:
1. Berkembangnyakemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya (basic needs), 2.Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem)
masyarakat sebagai manusia, dan3.Meningkatnya kemampuan masyarakat
untuk memilih (freedom fromservitude).

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah


daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya–sumber daya yang ada
dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan
sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut (Arsyad, 1999). Pembangunan regional pada dasarnya adalah
berkenaan dengan tingkat dan perubahan selama kurun waktu tertentu
suatu set (gugus) variabel-variabel, seperti produksi, penduduk, angkatan
kerja, rasio modal tenaga, dan imbalan bagi faktor (factor returns) dalam
daerah di batasi secara jelas. Laju pertumbuhan dari daerah-daerah
biasanya di ukur menurut output atau tingkat pendapatan.

Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang


melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif,

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxiv


perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk
yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan transformasi
pengetahuan (Adisasmita 2005 dalam Manik, 2009 : 32). Pertumbuhan
ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara
keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai
tambah (value added) yang terjadi (Tarigan, 2005 : 46).

Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga


berlaku.Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke
kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riel, artinya
dinyatakan dalam harga konstan.Pendapatan wilayah menggambarkan
balas jasa bagi faktor-aktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut
(tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu
wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di
wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu
bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran
dana dari luar wilayah.

Pertumbuhan regional adalah produk dari banyak faktor, sebagian bersifat


intern dan sebagian lagi bersifat ekstern dan sosio politik.Fakto-faktor yang
berasal dari daerah itu sendiri meliputu distribusi faktor produksi seperti
tanah, tenaga kerja, modal sedangkan salah satu penentu ekstern yang
penting adalah tingkat permintaan dari daerah-daerah lain terhadap
komoditi yang dihasilkan daerah tersebut.

Glasson (1997) menjelaskan bahwa region dapat diklasifikasikan menjadi


daerah homogeny (homogeneous region), daerah administrasi (administrative
region) dan daerah nodal (nodal region). Pertumbuhan ekonomi daerah yang
berbeda-beda intensitasnya akan menyebabkan terjadinya ketimpangan
atau disparitas ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar daerah.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxv


Myrdal (1968) dan Friedman (1976) menyebutkan bahwa partum buhan
atau perkembangan daerah akan menuju kepada divergensi.

Ada beberapa teori pembangunan dan pertumbuhan ekonomi regional yang


lazim dikenal, diantaranya : (1) Teori Basis Ekspor; (2) Teori Pertumbuhan
Jalur Cepat; (3) Teori Pusat Pertumbuhan; (4) Teori Neoklasik; (5) Model
Kumulatif Kausatif; dan (6) Model Interregional.

Sementara itu Swasono (2004: 13) dalam bukunya berjudul


Kebersamaandan Asas Kekeluargaan mengatakan Pembangunan ekonomi
berdasarkanDemokrasi Ekonomi adalah pembangunan yang partisipatori
dan sekaligusemansipatori.Selanjutnya Swasono mengatakan bahwa
pembangunan ekonomibukan saja berarti kenaikan pendapatan, tetapi juga
kenaikan pemilikan(entitlement). Pembangunan ekonomi bukan hanya
koelie yang naik upah/gajinya, tetapi adalah meningkat/meluasnya
pemartabatan, pengingkatan nilaitambahekonomi dan sekaligus nilai
tambah sosial-kultural, sang koelie menjadimitra usaha dalam system triple
co, yaitu co-owwnership (ikut memiliki), codetermination(ikut menggariskan
wisdom) dan co-responsibility (ikut bertanggungjawab)

Dengan demikian:
“Development is social progress. Development is growth
andresdistribution., Development is expansion of people’s
participationand emancipation, evelopment is expansion of
people’screativity, development is people’s entitlement.
Developmentproduces economic added- value and at once socio-
cultural addedvalueas well"

Menurut Human Development Report (2000: 3 b.) menyatakan:

“Development should begin with the fulfillment of the


basicmaterial needs of an individual including food, clothing,
andshelter, and gradually reach the highest level of self-
fulfillment.The most critical form of self-fulfillment include leading
a long andhealthy life, being educated, and enjoying a decent
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxvi
standard ofliving. Human development is a multidimensional
conceptcomparising four demension, economic, social-
psyhological,political and spiritual.”

Oleh karena itu pembangunan manusia tidak hanya mencakup


pemenuhankebutuhan pokok saja, melainkan merupakan konsep
multidemensi; yaitugabungan antara 4 demensi; demensi ekonomi, sosial-
psichologi, politik danspiritual.Pembangunan merupakan suatu kenyataan
fisik sekaligus tekad suatumasyarakat untuk berupaya sekeras mungkin
melalui serangkaian kombinasiproses sosial, ekonomi dan institusional,
demi mencapai kehidupan yang serbalebih baik. Untuk mencapai
“kehidupan yang serba lebih baik” semua masyarakatminimal harus
memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut (Todaro, 2000: 24)

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai


macambarang kebutuhan hidup yang pokok , seperti pangan , sandang,
papan,kesehatan dan perlindungan keamanan.
2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa
peningkatanpendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan
lapangan kerja,perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan
perhatian atas nilainilaikultural dan kemanusiaan, yang kesemua itu
tidak hanya untukmemperbaiki kesejahteraan materiil , melainkan juga
menumbuhkan jatidiri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.
3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu
sertabangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka
daribelitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya
terhadaporang atau negara, bangsa lain, namun juga terhadap setiap
kekuatanyang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.

Dalam relevansinya dengan Pembangunan Nasional DimensiPembangunan


Nasional menurut Swasono, (2005: 22) adalah merupakan
suatuprosesdaridemokrasi baik secara politik (political democratization),

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxvii


social maupun ekonomi (economic democratization) untuk mencapai
kemajuan(progress), kebebasan (freedom) serta mengurangi hambatan
(elimination offreedom), di mana proses ini juga merupakan proses dari
humanisasi.Di sampingitu menumbuhkan pendapatan nasional (Growth)
melalui penciptaan lapangankerja untuk mengurangi bahkan menghapus
pengangguran dan kemiskinan.Dengan demikian masyarakat mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya / basicneeds (ILO, 1976, dalam World
Development Report,1995) serta negara mampumenjamin hajad hidup orang
banyak (Hatta, 1967).

Sementara itu menurutRostow dalam Arief (1998: 21) pembangunan


ekonomi merupakan suatu prosesyang menimbulkan perubahan dalam
kehidupan perekonomian, politik dan social masyarakat. Adapun proses
pembangunan menurut Rostow terdiri dari 5 tahapyaitu: 1. tahap
masyarakat tradisional. 2 tahap prasayarat tinggal landas (precondition to
take of), 3 tahap tinggal landas (take off), 4 Tahap gerakan
kearahkedewasaan (maturity), 5 Tahap konsumsi tinggi (mass consumption).

Selanjutnya Rostow memfokuskan anlisisnya pada tahap tinggal landas.


Prosestinggal landas terjadi pada dua situasi system kemasyarakatan; yaitu
pada system masyarakat yang sudah ada dan teratur (settled society) dan
pada system kemasyarakatan yang baru saja berdiri (newly settled society).

Menurut Swasono (2005: 23) dasar strategi pembangunan nasional


Indonesia
meliputi:
1. Transformasi sosial ekonomi, Pasal 33 dan Pasal 27 (Ayat 2) UUD 1945
3. Meraih nilai-tambah ekonomi, dan sekaligus nilai-tambah sosial-
kulturaldan nilai-tambah ketahanan nasional.
4. Dignity, proses mencapai kecerdasan hidup bangsa.
5. Memperkukuh national intergration

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxviii


6. Pancasilanisasi: Menjadi Tuan di Negeri Sendiri.

2. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat

Teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike) diperkenalkan oleh Samuelson


pada rahun 1955 (Tarigan, 2005 : 54). Inti dari teori ini adalah menekankan
bahwa setiap daerah perlu mengetahui sektor ataupun komoditi apa yang
memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena
potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive
advantageuntuk dikembangkan. Artinya, dengan kebutuhan modal yang
sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar,
dapat berproduksi dalam waktu relatif singkat dan sumbangan untuk
perekonomian juga cukup besar. Agar pasarnya terjamin, produk tersebut
harus bisa diekspor (keluar daerah atau luar negeri).

Perkembangan sektor tersebut akan mendorong sektor lain turut


berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh.
Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait
dan saling mendukung.menggabungkan kebijakan jalur cepat dan
mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat
perekonomian tumbuh cepat.Selain itu perlu diperhatikan pandangan
beberapa ahli ekonomi (Schumpeter dan ahli lainnya) yang mengatakan
bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha
(entrepreneurship) dalam masyarakat.Jiwa usaha berarti pemilik modal
mampu melihat peluang dan mengambil resiko untuk membuka lapangan
kerja baru untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap
tahunnya.

3. Teori Pusat Pertumbuhan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxix


Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles Theory)adalah satu satu teori yang
dapat menggabungkan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan
desentralisasi secara sekaligus.Dengan demikian teori pusat pengembangan
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan regional
yang saling bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan ke seluruh pelosok daerah.Selain itu teori ini juga dapat
menggabungkan antara kebijaksanaan dan program pembangunan wilayah
dan perkotaan terpadu.

Dalam suatu wilayah, ada penduduk atau kegiatan yang terkosentrasi pada
suatu tempat, yang disebut dengan berbagai istilah seperti: kota, pusat
perdagangan, pusat industri, pusat pertumbuhan, simpul distribusi, pusat
pemukiman, atau daerah modal. Sebaliknya, daerah di luar pusat
konsentrasi dinamakan: daerah pedalaman, wilayah belakang (hinterland),
daerah pertanian, atau daerah pedesaan.Keuntungan berlokasi pada
tempat konsentrasi atau terjadinya agglomerasi disebabkan faktor skala
ekonomi (economic of scale) atau agglomeration (economic of localization)
(Tarigan, 2005: 159).Economic of scaleadalah keuntungan karena dalam
berproduksi sudah berdasarkan spesialisasi, sehingga produksi menjadi
lebih besar dan biaya per unitnya menjadi lebih efisien.

Economic of agglomerationadalah keuntungan karena di tempat tersebut


terdapat berbagai keperluan dan fasilitas yang dapat digunakan untuk
memperlancar kegiatan perusahaan, seperti jasa perbankan, asuransi,
perbengkelan, perusahaan listrik, perusahaan air bersih, tempat-tempat
pelatihan keterampilan, media untuk mengiklankan produk, dan lain
sebagainya.

Hubungan antara kota (daerah maju) dengan daerah lain yang lebih
terbelakang dapat dibedakan sebagai berikut: (1) Generatif: hubungan yang

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxx


saling menguntungkan atau saling mengembangkan antara daerah yang
lebih maju dengan daerah yang ada di belakangnya; (2) Parasitif: hubungan
yang terjadi dimana daerah kota (daerah yang lebih maju) tidak banyak
membantu atau menolong daerah belakangnya, dan bahkan bisa
mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di daerah belakangnya; (3)
Enclave(tertutup): dimana daerah kota (daerah yang lebih maju) seakan-
akan terpisah sama sekali dengan daerah sekitarnya yang lebih
terbelakang.

Pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri, yaitu adanya hubungan


intern antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi,
adanya multiplier effect(unsur pengganda), adanya konsentrasi geografis,
dan bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya (Tarigan, 2005:
162).

L. Teori Investasi
1. Konsep Investasi

Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa Inggris, yaitu


investment. Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti
menanam. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menanam harta yang bertujuan untuk mengembangkannya.
Secara lebih praktis, investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang dengan
harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang
(Tandelilin, 2001).

Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat


secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan
taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxi


penting dari kegiatan investasi, yakni: (1) investasi merupakan salah satu
komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta
kesempatankerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi
akan menambah kapasitas produksi; dan (3) investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknolog

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk


satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang.”

Investasiadalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang


berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga
sebagai penanaman modal.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari


modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang
akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau
pabrik.

Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G


+ (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-
residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah
baru).

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat


dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxii


tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut
akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika
suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga
(http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bila investasi merupakan


suatu kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
homo ecomomicus. Kegiatan pengembangan atau penanaman harta
mensyaratkan adanya komitmen untuk mengorbankan sejumlah dana
tertentu saat ini dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa datang (Jones, 1996: 6).

Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana


perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak
ada hubungan langsung dengan operasi utama perusahaan. Pengertian
investasi ini berbeda dengan pengertian investasi di dalam manajemen
keuangan atau pembelanjaan yaitu investasi berarti penanaman modal
atau dana pada berbagai jenis aktiva perusahaan.
(http://file.upi.edu/Direktori/Investment.pdf)

2. Kebijakan Investasi

Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang


bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal
asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan
mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan
penambahan devisa. Investasi asing langsung atau foreign direct investment
(FDI) dihitung disetiap tahunnya dalam US$.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxiii


Investasi pemerintah merupakan pengeluaran pemerintah dalam
pembiayaan investasi Nasional, pada era sebelum terbitnya UU No 17 tahun
2003 yaitu periode 1969–2004 belanja pemerintah untuk investasi tertuang
dalam belanja pembangunan namun setelah terbitnya UU No 17 Tahun
2003 belanja pemerintah untuk investasi dipisahkan lebih spesifik menjadi
belanja modal dimulai dari tahun 2005 sampai dengan saat ini.

Hasil investasi merupakan akibat dari pilihan investasi atau jenis atas
modal yang diinvestasikan dan jangka waktu investasinya.(http://zonaekis.
com/konsep-dasar-investasi). Pilihan investasi sangat tergantung pada:
a) Prinsip compounding. Compounding adalah menempatkan kembali hasil
investasi kedalam pokok untuk mendapatkan hasil ganda.
b) Risk–Return Trade Off. Keuntungan dari cash flows dan atau hasil
penjualan harta atau aset investasi adalah merupakan hasil investasi.
Dimana risikonya terletak pada deviasi antara hasil yang diharapkan
dengan kenyataan yang terjadi. Hal inilah yang kemudian menjadikan
konsep dasar investasi. Yaitu semakin tinggi keuntungan berarti
semakin tinggi risiko yang mungkin akan dihadapi. Yang menjadikan
investasi harus menentukan langkah memaksimalkan keuntungan
dengan menekan risiko serendah-rendahnya.
c) Pilihan yang Rasional. Dalam menentukan pilihan rasional seorang
investor harus mencari hasil terbaik dengan risiko terendah.
d) Waktu Investasi. Penentuan waktu investasi adalah elemen yang paling
kritis terhadap keberhasilan investasi. Praktik penentuan waktu ada
beberapa teori:1)waktu memulai investasi, 2) masa investasi; dan 3)
waktu mengalihkan investasi. Strategi mengatasi permasalahan waktu
adalah dengan melakukan investasi secara berkala dengan nilai tertentu

Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa, “Proyek investasi


merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya,

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxiv


baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada
masa yang akan datang.”Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai
uang.Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah,
mesin, bangunan dan lain-lain.Namun baik sisi pengeluaran investasi
ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai
uang.

Keuntungan yang diharapkan tersebut tentu tidak dapat dipastikan


besarnya, bahkan bisa jadi investor mengalami kerugian atau kehilangan
dananya.Dengan kata lain, seorang investor akan selalu berhubungan
dengan risiko ketidakpastian bisnis di masa yang akan datang.

Untuk mencapai sasaran memaksimumkan pengembalian investasi,


seorang investor harus melakukan analisis terhadap dua faktor penentu
utama, yaitu tingkat risiko dan tingkat pengembalian.Setiap keputusan
keuangan mengandung unsur risiko dan pengembalian yang berbeda-
beda.Selanjutnya, setiap keputusan investasi harus memperhatikan tingkat
pengembalian dari berbagai tingkat risiko tersebut.

3. Jenis-Jenis Investasi

Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada


financial asset dan investasi pada real asset.Investasi financial asset
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan lain sebagainya.Investasi ini
juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,
warrant, opsi, dan sebagainya.Sedangkan investasi pada real asset dapat
dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, perkebunan, dan sebagainya.

a. Investasi perorangan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxv


Investasi peroranganadalah investasi yang dilakukan oleh seseorang atau
pribadi.Pada kasus condotel investasi perorangan adalah seseorang yang
melakukan investasi untuk dirinya sendiri tanpa mengikutsertakan
perusahaan atau perseroan.Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara
seksama.Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian
tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat
dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu
gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan
usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.Suatu proyek investasi umumnya
memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam
jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang
lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang
tidak menguntungkan.

b. Investasi swasta

Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam


Negeri, yang menyatakan dengan “Modal Dalam Negeri” adalah bagian dari
kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik
yang dimiliki negara, swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di
Indonesia, yang disisihkan/disediakan guna menjalankan suatu usaha,
sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan Pasal 2
Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.

c. Investasi pemerintah

Suparmoko (2002:94), peranan pemerintah dalam suatu Negara dapat


dilihat dari semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam proporsinya
terhadap pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil
dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxvi


oleh engeluaran pemer intah. Semakin besar dan banyak kegiatan
pemerintah, maka semakin besar pula pengeluaran pembangunan.

Secara garis besar investasi dapat digolongkan menjadi tiga (Sukirno,


2001:366) yaitu antara lain.
1. Autonomous investment, yaitu investasi yang tidak dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan, misalnya investasi pada rehabilitasi prasarana
jalan dan irigasi. Investasi jenis ini biasanya lebih banyak dilakukan
oleh sektor pemerintah, karena investasi ini akan menyangkut banyak
aspek sosial budaya yang ada di masyarakat.
2. Induced investment, yaitu macam investasi yang mempunyai kaitan
dengan tingkat pendapatan, misalnya adanya kenaikan pendapatan
yang ada pada masyarakat di suatu tempat atau negara menyebabkan
kenaikan kebutuhan barang tertentu. Kenaikan atau pertambahan
permintaan terhadap barang sudah tentu akan mendorong untuk
melakukan investasi.
3. Investasi yang sifatnya dipengaruhi oleh adanya kenaikan tingkat
bunga uang atas modal yang berlaku di masyarakat.

Berdasarkan tujuan investasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:


1.investasi jangka pendek (sudah dibahas); dan
2.investasi jangka panjang.

Investasi jangka pendek tujuannya untuk menghindari terjadinya kas yang


menganggur,
sedangkan investasi jangka panjang, yaitu untuk:
1. mengendalikan perusahaan lain, supaya dapat menjamin bahan atau
pasar yang diperlukan;
2. memperoleh bagian laba (deviden);
3. mendapatkancapital gain;
4. menguasai pesaing; dan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxvii


5. membentuk dana tertentu.

Bentuk investasi jangka panjang digolongkan menjadi :


1.investasi jangka panjang dalam bentuk saham;
2. investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi; dan
3.investasi jangka panjang lainnya.

Investasi dalam bentuk saham dapat dilakukan dalam bentuk saham biasa
maupun saham preferred, bila: a) tujuan membeli saham preferred yaitu
untuk memperoleh pendapatan tetap setiap periode berupa dividend; b)
tujuan membeli saham biasa yaitu untuk mengontrol perusahaan lain
melalui hak suara.

4. Tujuan Investasi

Berbagai macam kegiatan investasi tersebut di atas pada umumnya


memiliki tujuan yang sama, profitabilitas atau penghasilan (return). Untuk
sampai pada tujuan akhir yang diharapkan, seorang investor harus
mengambil keputusan yang tepat untuk memilih objek serta
mempertimbangkan waktu dan kondisi.Pada umumnya hubungan antara
risiko (risk) dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return) bersifat linier.Artinya, semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin
tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.Setelah menetapkan
tujuan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap suatu
efek atau beberapa efek.Salah satu tujuan dari penilaian ini adalah untuk
melakukan identifikasi harga suatu efek.

Penilaian keberhasilan investasi tidak saja ditentukan oleh tingkat


pengembalian yang tinggi sebagaimana terkonsep dalam ekonomi
konvensional.Dewasa ini kecenderungan motivasi berinvestasi mulai
mengalami pergeseran, di mana investasi tidak saja dipandang sebagai

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxviii


kegiatan yang memberikan kepuasan finansial atau tingkat pengembalian
yang tinggi, namun juga kepuasan spiritual (Kuncoro, dalam Lestari, 2008:
171).

Tujuan utama investasi adalah memperoleh berbagai manfaat yang cukup


layak di kelak kemudian hari.Manfaat tadi bisa berupa imbalan keuangan
misalnya laba, manfaat non-keuangan atau kombinasi dari kedua-duanya.
Sebagai contoh manfaat non keuangan adalah penciptaan lapangan kerja
baru, peningkatan eksport, subsidi impor, ataupun pendayagunaan bahan
baku dalam negri yang berlimpah (Giatman, 2006).

Berdasarkan
(www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2003/021/eur1.html)menyatakan
bahwa alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut: a)produktivitas
seseorang yang terus mengalami penurunan; b)tidak menentunya
lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan
jauh lebih kecil dari pengeluaran; dan c)kebutuhan-kebutuhan yang
cenderung mengalami peningkatan.

5.Ethical Investment

Kecenderungan investasi semacam ini disebut sebagai ethical investment,


yakni investasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial, karena
menggunakan pertimbangan etika (ethical screening).Unsur spekulasi
dalam perilaku investasi konvensional diyakini oleh banyak kalangan dapat
memberikan kontribusi bagi berbagai krisis perekonomian dunia. Sebagai
contoh, great depression pada tahun 1930-an diawali dengan spekulasi
besar-besaran di Wall Street. Selain itu, devaluasi Poundsterling pada tahun
1967 dan krisis mata uang Frank pada tahun 1969.Dan terakhir devaluasi
Bath Thailand menyebabkan penarikan investasi besar-besaran di pasar
modal yang kemudian menimbulkan krisis ekonomi.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xxxix


Hal-hal tersebut, menurut Esta, membawa kesadaran bagi investor akan
pentingnya investasi yang lebih etis (Lestari, 2008: 171). Filosofi perilaku
investasi ekonomi konvesional yang pada mulanya lebih dituntun oleh
kekuatan pasar, memiliki perbedaan mendasar dengan filosofi ethical
investment yang lebih mengedepankan etika.Pilihan-pilihan serta bentuk-
bentuk penilaian investasi seharusnya tidak hanya didasarkan kepada dua
pertimbangan pokok; risiko dan pengembalian (keuntungan finansial),
namun juga karakteristik dari perusahaan yang diinvestasikan. Hal ini
meliputi bentuk barang dan jasa yang diproduksi, lokasi bisnis dan cara
bagaimana kegiatan perusahaan dioperasikan (Wilson: 1325).

Secara umum, kriteria ethical investment dapat dikategorikan menjadi dua;


positif dan negatif.Kriteria positif dimaksudkan sebagai kegiatan investasi
yang ramah atau peduli lingkungan.Sedangkan investasi etis yang negatif
dimaksudkan bahwa perusahaan tidak bergerak dalam industri atau sektor
yang tidak diperbolehkan secara moral, seperti minuman keras, tembakau,
perjudian, atau pornografi.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya


besar dan berdampakjangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman,
2006).Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat dibutuhkan
sebelum kegiatan itu direalisasikan.

6. Jenis-Jenis Investasi

Menurut Senduk (2004:24; (Denny Bagus, 2014)) bahwa produk-produk


investasi yang tersedia di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bankDengan menyimpan uang di tabungan, maka akan
mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xl


bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil
uang kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bankProduk deposito hampir sama dengan produk tabungan.
Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang
diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama
jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas,
sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian).Suku bunga
deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama
deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada
naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham. Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut.Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham
biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden.
Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi
yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita
membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang
bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti. Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah.Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu:
(a) menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang
sewa; dan (b) menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi. Contoh barang-barang koleksi adalah perangko,
lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari
berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi
tersebut kepada pihak lain.
f. Emas. Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara
yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman,
Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan
nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata
uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas.Selain itu harga emas
biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi,

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xli


biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan
harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata uang asing. Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat
investasi.Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan
dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia
menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung
pada permintaan dan penawaran di pasaran.Di Indonesia mengambang bebas
membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
h. Obligasi. Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang
hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga
obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain
itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain
baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika
membelinya.

Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi (www.winterthur.co.id/id/), yaitu:


1. Deposito berjangka.Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku
bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia
dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24 bulan.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan
bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan likuiditas yang ada di
pasar.
3. Saham. Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang
memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).
4. Obligasi. Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan
bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik
dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah
untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
5. Sekuritas pasar uang. Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga
jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.
6. Sertifikat hutang obligasi. Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak
lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlii


tertentu.Sertifikat hutang obligasi inimerupakan bentuk investasi jangka
panjang.
7. Tanah/bangunan. Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property,
investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan
adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
8. Reksa dana. Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana
uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh
sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

7. Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi

a. Produk perbankan:
(1) Tabungan. Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat
memberikan banyak kemudahan, antara lain:1) likuiditas yang tinggi,
dapat diambil kapan saja (counter bank dan ATM);2) kemudahan
bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu kredit, dan
lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain;3) dijamin pemerintah, sampai
tahun 2006.Kekurangan:1) suku bunga yang diberikan sangat rendah, di
bawah tingkat inflasi; dan 2) bunga kena pajak 20% untuk yang di atas
Rp 7,5 juta.
(2) Rekening koran (cheque/giro).Dipergunakan secara luas oleh perusahaan
dan perorangan, untuk melakukan transaksi keuangan.Kemudahan,
antara lain:1) likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank
pencairan cek; 2) kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain
tanpa menggunakan uang tunai dan tanpa harus datang ke bank; 3)
dijamin oleh pemerintah.Kekurangan:1) tidak ada bunga, hanya terdapat
jasa giro yang sangat rendah; dan 2) bunga kena pajak 20%.
(3) Deposito berjangka. Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang
dalam jangka waktu tertentu.Kemudahan, antara lain:1) suku bunga yang
lebih tinggi, sekitar 6%; 2) likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja,
meskipun ada jangka waktutertentu; 3) dapat dijaminkan: untuk
mendapatkan hutang dari bank yang sama; 4) dijamin oleh pemerintah.
Kekurangan:1) terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo, 2)
bunga kena pajak 20%, di atas Rp 7,5 juta.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xliii


Kesimpulan: dikarenakan sifatnya dan bunga yang diberikan dari suatu
produk perbankan berada di bawah rate inflasi, maka produk perbankan
tidak sesuai untuk dipakai sebagai alat investasi.Kelebihan: 1) akses yang
cepat/likuiditas yang tinggi; 2) kemudahan bertransaksi; 3) jaminan
pemerintah. Secara umum, bank idealnya digunakan sebagai tempat
melakukan transaksi.Produk perbankan sangat ideal dipergunakan untuk
penempatan dana darurat (emergency fund).
b. Produk investasi Reksa Dana/Unit Trust. Keunggulan:1) diversifikasi; 2) pilihan
investasi yang beragam; 3) transparansi; 4) peraturan yang ketat; 5) biaya yang
rendah (subs, redeem, management fee); 6) keuntungan pajak (untuk di
Indonesia saat ini); dan 6) minimum investasi yang rendah.

M. Teori Risiko dalam Investasi


3. Konsep Resiko
Tujuan investasi adalah memperoleh tingkat pengembalian tertentu
(padaumumnya setinggi mungkin). Dalam ekonomi konvensional,
setidaknya ada tigahal yang perlu dipertimbangkan seorang investor dalam
menanamkan modalnya,yaitu: 1) tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return), 2) tingkatrisiko (rate of risk), dan 3) ketersediaan jumlah
dana yang akan diinvestasikan(Halim, 2005: 4).

Apabila dana cukup tersedia, biasanya investor menginginkanpengembalian


yang maksimal dengan risiko tertentu. Dalam melakukan
keputusaninvestasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang
diperoleh berasal dari duasumber, yaitu dividen dan capital gain,
sedangkan risiko investasi sahamtercermin pada variabilitas pendapatan
(return saham) yang diperoleh.

Bisnis adalah keberanian mengambil risiko, sebab risiko selalu


terdapatdalam aktifitas ekonomi. Dilema ini bahkan telah melahirkan
semacam kaidahumum bisnis; no risk no return. Dengan demikian,

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xliv


persoalan mendasar yang akandihadapi dalam upaya mewujudkan Islamic
ethical investments (pada financialasset) adalah masalah spekulasi terhadap
resiko. Bila risiko secara sederhanadisamakan dengan ketidakpastian
(uncertainty), dan ketidakpastian ini dianggapgharar, sehingga diharamkan,
maka permasalahan ini akan menjadi semakin sulituntuk diuraikan.

Sebelum memecahkan persoalan tersebut, pembahasan tentang risiko


perluditegaskan terlebih dahulu.Pembicaraan tentang risiko (risk) dalam hal
ini harusdibedakan dengan ketidakpastian (uncertainty). Keduanya
merupakan istilah yang“serupa tapi tak sama.” Keserupaan keduanya
terletak pada pengertian mengenaiadanya suatu kejadian yang belum pasti
di masa yang akan datang. Dalam istilahuncertainty, ketidakpastian itu
merujuk pada kejadian-kejadian yang tidakdiharapkan yang tidak
diperkirakan (unexpected risk), sedangkan risiko dalam halini dimaksudkan
sebagai sesuatu yang dapat diperkirakan (expected risk).Selanjutnya,
perbedaan penting keduanya terletak pada estimasi atasketidakpastian
tersebut.Unexpected risk dalam uncertainty kemungkinanmunculnya lebih
dari satu, namun probabilitas kemunculannya tidak dapatdiketahui secara
kuantitatif (Djohanputro, 2006: 14).Sedangkan dalam risiko,tingkat
ketidakpastian itu dapat diukur secara kuantitatif (Djohanputro, 2006: 15).

Pengukuran risiko investasi secara kuantitatif dalam hal ini hanya dapat
dilakukandalam kondisi tersedianya informasi.Dengan demikian,
perbedaan antarauncertainty dan risk mengerucut pada satu kata kunci,
yaitu ketersediaaninformasi.

Harus diakui bahwa unsur ketidakpastian hampir tidak


mungkindiprediksi.Namun sebagaimana dikemukakan sebelumnya, dalam
bahasa literature manajemen keuangan, risiko yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya(unexpected risk) disebut sebagai
ketidakpastian.Jenis risiko inilah yangdimaksudkan sebagai

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlv


gharar.Sedangkan risiko dalam pasar investasi adalah jenisrisiko yang
dapat diprediksi.Berdasarkan kecenderungan para investor, perilaku
preferensi investorterhadap risiko secara garis besar dikategorikan menjadi
tiga model (Sundjaja danBarlian, 2002: 48):
1. Risk seeking, yaitu mereka yang berani mengambil risiko tinggi
denganharapan imbal hasil yang juga relatif tinggi high risk high return.
2. Risk indifferent, yaitu mereka yang cukup berani mengambil risiko
yangmoderat dengan imbal hasil yang moderat juga (medium risk
mediumreturn).
3. Risk averse, yaitu mereka yang hanya berani mengambil risiko
dalamtingkat yang relatif rendah dengan imbal hasil yang juga relatif
rendah.

Kategorisasi tersebut dapat dijelaskan dengan ungkapan lain bahwainvestor


ada yang memiliki sikap tidak menyukai risiko (risk averse), bersikapnetral
(risk indifferent atau risk neutral), dan yang suka mengambil risiko
(riskseeker). Berdasarkan tujuan dasar investasi, sesungguhnya semua
investorbersikap risk averse, sebab tidak ada seorangpun yang suka
menerima risiko.Dengan demikian, asumsi dasar ini mengisyaratkan
adanya perbedaan antarainvestor dengan maysir atau gambler.

Jika risiko bergerak maka:


1. Bagi investor yang cenderung mengabaikan risiko (risk neutral)
makatingkat return yang diharapkan tidak berubah, artinya tidak
adanyaperubahan dalam tingkat pengembalian yang diperlukan
untukpeningkatan risiko
2. Bagi investor yang cenderung menghindari risiko (risk
averse)penghasilan yang meningkat diperlukan untuk peningkatan
dalamrisiko. Investor ini mengharapkan pengembalian yang lebih
tinggisebagai kompensasi bagi pengambilan risiko yang lebih besar

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlvi


3. Bagi investor yang cenderung menyukai risiko (risk seeker)
bersediapenghasilannya berkurang untuk peningkatan risiko. Secara
teoritismereka cenderung menyukai risiko demi penghasilan tertentu
(yanglebih banyak).

Idealnya, seorang investor adalah risk averse.Pada umumnya, merekalebih


memilih melakukan diversifikasi dalam investasinya guna
mengurangi(menyebar) sebagian risiko yang harus ditanggungnya.Karena
risiko tidaksistematis dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka risiko
sistematis (beta)menjadi lebih relevan bagi investor.

Investor berbeda dengan kreditor dan spekulan atau


gambler.Perbedaanmendasar antara investasi dengan lainnya bukan pada
bentuknya namun terletakpada “spirit” yang menjiwainya.Para investor
membeli sekuritas dengan tujuanuntuk berpartisipasi langsung dalam
kegiatan bisnis, dengan demikian merekaberperan langsung dalam kegiatan
bisnis dan juga menghadapi kemungkinanmerugi (risiko). Sedangkan dalam
transaksi kredit, seseorang meminjamkandananya, dan kemudian akan
mendapatkan pengembalian dana ditambah denganbunga yang telah
ditetapkan. Transaksi ini mengisyaratkan adanya perolehankeuntungan di
atas kerja orang lain (pelaku sendiri tidak bekerja), sehingga
dapatdikategorikan mengandung riba.

Demikian juga yang terjadi dalam transaksi spekulasi dan judi,


merekabahkan memperoleh keuntungan tanpa memberikan kontribusi riil
dalamperekonomian, bahkan menciptakan penyakit sosial dan merusak
tatanan sosio-ekonomik.

2. Risiko dan Return

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlvii


Pendekatan yang biasanya digunakan dalam analisis investasi adalah
pendekatanfundamental dan teknikal (Halim, 2005: 5).Pendekatan
fundamental didasarkanpada informasi-informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun oleh administratorbursa efek.Karena kinerja emiten
dipengaruhi oleh kondisi sektor industri dimana perusahaan tersebut
berada dan kondisi perekonomian secara makro, makauntuk
memperkirakan prospek harga sahamnya di masa mendatang
harusdikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhinya.Dengandemikian, analisis ini dimulai dari siklus usaha
perusahaan secara umum,kemudian ke sektor industrinya, dan akhirnya
dilakukan evaluasi terhadapkinerjanya dan saham yang diterbitkannya.

a. Analisis Fundamental.

Analisis ini berpegang pada prinsip bahwa saham memiliki nilai intrinsic
(nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara
nilaiinstrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan
apakah hargapasar saham tersebut telah mencerminkan nilai intrinsiknya
atau belum (Halim,2005: 21). Dengan demikian, ide dasar pendekatan ini
adalah bahwa harga saham
akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu
sendiridipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro.Penilaian
terhadap risiko dapat dilihat dari sudut perilaku denganmenggunakan
analisa sensitivitas dan distribusi kemungkinan.Pendekatan inidapat
menentukan tingkat risiko dari suatu aktiva tertentu.

b. Analisa sensitivitas (sensitivity analysis)

Suatu pendekatan perilaku yang menggunakan beberapa


kemungkinantaksiran pendapatan untuk mengetahui variabilitas hasil.
Pada umumnya,metode yang digunakan adalah mengestimasi tingkat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlviii


pengembalian dariaktiva (Sundjaja dan Barlian, 2002: 50): a)The Pesimistic
(pesimistik); b) The Most Likely (hampir pasti); dan c) The Optimistic
(optimistik)

Risiko diukur dengan sebaran, yaitu dengan mengurangi hasil optimistic


dengan pesimistik.Semakin besar sebaran aktiva tertentu, semakin
banyakvariablitas atau semakin tinggi risiko. Walaupun bagi
pengambilkeputusan penggunaan “analisa sensitivitas dan sebaran”
sebenarnyamerupakan cara “kasar” namun harus diakui metode ini dapat
membantumeraba perilaku pengembalian yang dapat digunakan
sebagaipertimbangan untuk menilai risiko yang ada.b) Distribusi
probabilitasSuatu model yang menghubungkan berbagai probabilitas
terhadap masing-masinghasil. Probabilitas hasil adalah kesempatan
terjadinya hasiltertentu.Pada pendahuluan telah disampaikan bahwa
hubungan antara risiko (risk)dan tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected rate of return) bersifatlinier. Dengan kata lain, risiko bisa
didefinisikan sebagai kemungkinanpenyimpangan dari hasil yang
diharapkan (Muhammad, 2004: 119).

Dalam halini, penghitungan penyimpangan dapat menggunakan standar


deviasi.Pengembalian (return) secara umum dipahami sebagai total
keuntunganatau kerugian yang dialami oleh investor dalam suatu periode
tertentu yangdihitung dengan membagi perubahan nilai aktiva ditambah
pembagian hasil dalamperiode tersebut dengan nilai investasi awal periode
(Sundjaja dan Barlian, 2002:47).

Dengan kata lain, return merupakan perubahan nilai atas


pengeluaraninvestasi yang dinyatakan dengan prosentase dari nilai
investasi pada periodeawal.Tingkat pengembalian (return) mencerminkan
pengaruh gabungan dari perubahannilai (Pt – Pt-1) dan dividen yang
direalisasi selama periode (t). Rumus tersebutdigunakan untuk

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xlix


menentukan tingkat return selama periode singkat seperti satuhari
maupun jangka panjang seperti sepuluh tahun atau lebih. Dalam banyak
contoh (t) adalah sama dengan 1 tahun dan Return menunjukkan
tingkatpengembalian tahunan.

c. Analisis Teknika

Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga


sahamitu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa
harga suatusaham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan
terhadap saham tersebut.Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam
analisis ini menurut Halim (2005: 29)adalah:
1) harga pasar saham ditentukan oleh interaksi penawaran dan
permintaan;
2) penawaran dan permintaan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak
faktor,baik yang rasional maupun irrasional;
3) perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti tren tertentu;
4) tren tersebut dapat berubah sesuai dengan pergeseran penawaran
danpermintaan;
5) pergeseran penawaran dan permintaan dapat dideteksi dengan
mempelajariperilaku pasar; dan
6) pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali
dimasa mendatang.

Beberapa teori yang digunakan untuk mengamati tren yang


tengahberlangsung di pasar saham antara lain adalah teori Dow, analisis
keluasan pasar,penggunaan grafik batang, analisis kekuatan relatif, dan
analisis rata-ratabergerak.

Berdasarkan teori Dow, pergeseran harga saham dikategorikanberdasarkan


pergerakan pertama (primary movement) yang menunjukkan trenjangka

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page l


panjang; pergerakan kedua (secondary movement), yang menunjukkan
trenbeberapa bulan saja; dan pergerakan ketiga (tertiary movement),
yangmenunjukkan fluktuasi harian. Selanjutnya analisis keluasan pasar
dilakukandengan cara membandingkan jumlah saham yang mengalami
kenaikan hargadengan jumlah saham yang mengalami penurunan harga
selanjutnyadiakumulasikan (Halim, 2005: 15).

Analisis kekuatan relatif berupaya mengidentifikasikan saham


yangmemiliki kekuatan relatif terhadap saham lain. Harga saham yang
memilikikekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga saham lain
pada saat bullmarket. Dengan memilih saham seperti ini seorang investor
akan memperolehtingkat pengembalian tertinggi.Sedangkan analisis rata-
rata bergerak menfokuskan pada harga rata-ratabergerak dengan cara
mengamati berbagai perubahan harga yang terjadi padabeberapa hari
terakhir pada saat penutupan harga. Dalam hal ini, investordianjurkan
untuk membeli atau menjual saham pada saat yang tepat sesuai
denganinformasi garis rata-rata bergerak (moving average).

Secara umum terlihat bahwa berbagai model analisis teknikal di


atasdibangun berdasarkan prinsip profit oriented. Bahwa saham
merupakan suatukomoditas yang harus dibeli atau dijual kembali begitu
kondisi pasar tengahkondusif.Dalam perspektif Islamic ethical investment,
semangat berinvestasiadalah untuk berperan nyata dalam produksi dengan
mempertimbangkan etika(norma-norma agama), bukan sebagai bagian dari
game of chance.

Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan


berikut. (www.danareksa.com/home/i).
1. DefensiveInvestor.Dengan tipe defensive, investor ini berusaha untuk
mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari
investasi yang dilakukan.Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page li


cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu saat-saat yang
tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko.
2. ConservativeInvestor.Dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi
yang cukup panjang, misalnya, untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau
biaya hidup di hari tua.Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam
investasi dengan keuntungan (yield) yang layak saja dan tidak memiliki resiko
besar, karena filosofi investasi mereka untuk menghindari resiko.Walaupun
investor conservative sering berinvestasi, investor ini umumnya
mengalokasikan sedikit waktu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio
investasinya.
3. BalancedInvestor.Dengan tipe balanced, merupakan tipe investor yang
menginginkan resiko menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang
seimbang antara resiko yang dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang
dapat diraih. Tipikal investor ini bahwa mereka akan selalu berhati-hati dalam
memilih jenis investasi, dan hanya investasi yang proporsional antara resiko
dan penghasilan yang bisa diperoleh yang akan dipilih.
4. Moderately aggressive.Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang
tenang atau tidak ekstrim dalam menghadapi resiko.Investor ini cenderung
memikirkan kemungkinan terjadinya resiko dan kemungkinan bisa
mendapatkan keuntungan.Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately
aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan investasi karena
keputusan yang ditetapkan sudah dipikirkan sebelumnya.
5. Aggressive.Investor aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah kebalikan
dari investor conservative. Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio
yang dimiliki.Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa
adalah semakin baik.Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang
waktu relatif pendek karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar
dalam waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap
investor aggressive menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari permainan
(Denny Bagus, 2014)

N. Penelitian Sebelumnya

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lii


Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada penelitian-penelitian
sebelumnya.Hal ini dimaksudkan untuk memberi dasar yang kuat dalam
penyajian materi, baik dari segi penentuan variabel pendorong terjadinya
investasi maupun konsep yang umumnya dipakai.

Studi yang dilakukan oleh Renyaan, James Paul Alfred at.el, 2012, Effect of
Fiscal Autonomy and Economic Growth on Local Financial Performance (A
Study on Local Government Of Papua Province), yang menyimpulkan bahwa
investasi di daerah akan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kinerja keuangan daerah, sekaligus meningkatkan efisiensi
keuangan daerah. Jika investasi dapat dilakukan dengan baik, maka
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah otonom akan dapat berkembang
dengan baik.

Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur (2013) yang meneliti


tentang Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia,
menyimpulkan bahwa besar kecilnya tingkat Investasi di suatu daerah
akan sangat mempengaruhi luas sempitnya lapangan pekerjaan. Semakin
besar tingkat investasi semakin cepat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah, yang pada akhirnya mampu mengurangi tingkat kemiskinan di
wilayah tersebut.

Cheshire, P.C. and Malecki, E.J. (2004) dalam meneliti tentang Growth,
development, and innovation: A look backward and forward, menyimpulkan
bahwa pertumbuhan suatu wilayah sangat ditentukan oleh pembangunan
sarana dan prasarana ekonomi. Selain itu, inovasi di bidang teknologi,
mampu mendorong percepatan kemajuan ekonomi di suatu wilayah.
Sebaliknya, ketertinggalan di bidang inovasi teknologi akan memperlambat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page liii


laju pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya mengancam kemakmuran
rakyat di wilayah tersebut.

Datrini, L.K., (2009) Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi, menyimpulkan bahwa investasi di bidang
manufaktur yang dilakukan secara besar-besaran akan mampumenyerap
tenaga kerja terampil yang sangat besar jumlahnya, sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi rumah tangga miskin, juga mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Dawkins, Casey J. (2003) dalam melakukan penelitian tentangRegional


Development mampu menghasilkan sebuah teori perkembanan wilayah.
Secara rinci Dawkins menjelaskan bahwa pertumbuhan suatu wilayah
sangat ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, sumber daya
manusia yang mendukung, dan keduanya saling terkait satu sama lain,
sehingga antara penambahan volume investasi dan perbaikan kualitas SDM
perlu dilakukan secara bersama-sama.

Harris, Richard, (2008)dalam melakukan penelitian guna mengembangkan


Models of Regional Growth: Past, Present and Future, menyimpulkan
bahwapertumbuhan suatu wilayah baik saat lalu, saat ini, maupun saat
yang akan datang sangat ditentukanoleh faktor iklim investasi, suhu politik
yang melingkupinya, dukungan SDA, dukungan SDM, birokrasi yang tiak
berbelit-belit, layanan publik yang fair, dan berbagai aspek lain yang
sejenis.

Noverio Faturahman Fahme (2013) yang meneliti tentang investasi swasta


dan investasi pemerintah pengaruhnya terhadap kesempatan kerja
menyimpulkan bahwa baik investasi swasta maupun investasi pemerintah
sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja penduduk.Semakin kecil
investasi swasta dan pemerintah, semakin kecil pula peluang penyerapan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page liv


tenaga kerja.Investasi swasta jauh lebih banyak menyerap tenaga kerja
dibandingkan investasi pemerintah.

Saptomo, T.,(2008)dalam melakukan penelitian tentang “Pengaruh


Pertumbuhan Investasi Publik, Pertumbuhan Investasi Swasta, dan
Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang”
menyimpulkan bahwa pertumbuhan Investasi publik dan Pertumbuhan
Investasi Swasta secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Semarang. Sementara itu Pertumbuhan
Penduduk berpengaruh negative terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Semarang. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin rendah
pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sudarsono (2004) dalam


penelitiannya yang berjudul: Pengaruh Diferensiasi Upah Antar Provinsi
Terhadap Kesempatan Kerja. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa ternyata propinsi-propinsi yang melakukan diferensiasi upah atau
menetapkan upah minimum sektoral empunyai signifikan yang beragam,
misalnya, di atas lima jenis upah, enderung mendiferensiasi ke atas
(menghabiskan surplus pembeli yang relatif kaya). Diferensiasi upah ke
atas tersebut cenderung mengurangi penggunaan tenaga kerja.Kesempatan
kerja rata-rata propinsi dengan UMSP yang makin terdiferensiasi, makin
berkurang dengan besaran yang signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Fahme(2013), menyimpulkan bahwa


investasi memilikiperanyangpenting dalam penciptaan kesempatankerja.
Peningkatan jumlah investasi baik investasi swasta maupun pemerintah
akan mempengaruhi perluasan kesempatankerja suatu daerah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi pemerintahdan
swatabaik secara simultan dan parsial terhadap kesempatan kerja di
Provinsi Sulawesi Utara tahun 1990-2010.Hasil pengujiansecara simultan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lv


menunjukkan bahwa investasi swasta dan pemerintah berpengaruh
signifikan terhadap kesempatan kerjadiProvinsi Sulawesi Utara.Hasil
pengujian yang dilakukan dapat diketahui pada nvestasi pemerintah dan
investasi swasta secara simultan berpengaruh terhadap kesempatan kerja.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lvi


O. Kerangka Berfikir

SDA yang
Melimpah

SDM yang
Terampil

Kebijakan politik- Proses perijinan


ekonomi yang adil yang mudah
PELUANG
INVESTASI DI KAB.
Suhu politik yang Iklim investasi
LEBAK
kondusif yang kondusif

Dukungan
masyarakat yang
tinggi

Budaya
Entrepreneurship
masyarakat yang
tinggi

Kualitas Sarpras di
seluruh Wilayah

Pengelolaan
Lingkungan hidup
yang ramah

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan diagram di atas dapat dipahami bahwa:

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lvii


1. Kebijakan ekonomi-politik yang adil akan mampu mewujudkan proses
perijinan yang mudah. Proses perijinan yang mudahpada akhirnya akan
mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak
2. Kebijakan ekonomi-politik yang adil akan mampu mewujudkan iklim
investasi yang kondusif. Iklim investasi yang kondusif pada akhirnya
akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak
3. Suhu politik yang sejuk dan kondusif akan mampu mewujudkan iklim
investasi yang kondusif juga. Iklim investasi yang kondusif pada
akhirnya akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten
Lebak
4. SDA yang melimpah akan mampu meningkatkan peluang investasi di
Kabupaten Lebak
5. SDM yang terampil juga akan mampu meningkatkan peluang investasi
di Kabupaten Lebak
6. Proses perijinan yang mudah akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak
7. Iklim investasi yang kondusif akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak
8. Dukungan masyarakat yang tinggi terhadap investor dengan tidak
mengganggu stabilitas investasi akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak
9. Budaya entrepreneurship masyarakat yang tinggi akan mampu
meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak
10. Kualitas Sarpras di seluruh Wilayah yang baik akan mampu
meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak
11. Pengelolaan Lingkungan hidup yang ramah akan mampu
meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak
12. Ketika seluruh aspek nomor 4 hingga 11 baik maka akan mampu
meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lviii


Selain itu masih ada beberapa variabel yang patut dipertimbangkan yaitu:
pelayanan aparatur yang humanis, pajak yang rendah, kemampuan
aparatur pemerintah dalam meyakinkan investor domistik maupun asing,
kepastian hukum, yang semuanya sudah tercakup dalam kerangka pikir di
atas.

BAB III
METODE KAJIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penemuan


menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai
variabel.Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu
masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya.Sifatnya sekedar
mengungkap.fakta (fact finding).Hasil penelitian ini lebih ditekankan pada
pemberian gambaran objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek
yang diselidiki.

Menurut Johnson & Christensen (2009:360) ada delapan langkah atau


tahap dalam penelitian kualitatif, yang bias dilalui secara linier atau tidak,
yaitu: 1) memilih topik, dan 2) Menetapkan pertanyaan-pertanyaan
penelitian, yang bisa diubah atau disesuikan selama pengumpulan data
dan analisis data, jika pertanyaan dirasakan tidak begitu penting. 3)
merancang penelitian karena pertanyaan-pertanyaan itu bisa diubah, maka
desain penelitian kualitatif dinamakan emergen (sedang muncul). 4)
Mengumpulkan data , dan 5) menganalisis data. Kedua langkah ini (4 dan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lix


5) dilakukan bersamaan, dan dalam siklus (lihat Miles dan Huberman,
1994) . (6) dan (7) peneliti memvalidasi data dan interpretasi atas data
selama penelitiannya. 8) penulisan laporan penelitian.

Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah (diadaptasi dari Ary, et al., 2002):
1. Menentukan topik dan lokasi penelitian
2. Penelitian pendahuluan untuk menetapkan fokus yang bisa diubah atau
disesuaikan selama pengumpulan data dan analisis data, jika
pertanyaan dirasakan tidak berkaitan dengan fokus atau ada sub-fokus
lain yang perlu dan penting untuk diangkat.
3. Mengkaji materi pustaka yang berkaitan dengan topik dan fokus
penelitian, untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan
wawasan yang lebih luas.
4. Merancang penelitian dam melakukan persiapan kelapangan dengan
mendekati dan menjalin hubungan dengan para informan dilapangan,
serta mencari fokus yang lebih tajam dilapangan melalui wawancara.
5. Menentukan para peserta penelitian: melalui metode comprehensive.
6. Pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan, bolak
balik atau membentuk siklus, seperti kumparan, mengikuti Miles dan
Hubermen (1994).
7. Menafsirkan temuan dan menyatakan kesimpulan : peneliti menafsirkan
temuan dan mempresentasikan tafsiran dan penjelassannya.
8. Penulisan laporan: proses pengecekan interpretasi atas data akan terus
dilakukan melalui refleksi bahkan pada tahap penulisan laporan.

Secara ringkas, lingkup kegiatan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan antara lain
adalah:
a. tahap persiapan dan desk studi;

b. tahap survey dan identifikasi lapangan;

c. tahap kompilasi data dan analisa; dan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lx


d. tahap pembaharuan dan rekomendasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Kajian ini dilakukan di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Kajian ini


dilakukan mulai September hingga November 2014 dengan time schedule
sebagai berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxi


Tabel 3.1 Time Schedule kajian
September Oktober November
No KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemahaman TOR
2 Penyusunan Proposal
3 Penelitian di
Lapangan
4 Analisis data
Penyusunan draft
laporan
5 Presentasi
6 Revisi laporan
7 Finalisasi Laporan

C. Sumber Data

Data penelitian ini bersumber dari dokumen, informan yang dapat diamati.
Surnber data kualitatif menurut Suharsimi Arikunto (1998) dapat berupa
orang (Person), tempat (place) dan simbol (paper). Sedangkan menurut
Spradley (1980; Sugiyono, 2006) menunjuk pada tiga elemen, yakni pelaku
(actor), aktivitas (activity), dan tempat (place). Berdasarkan ketiga pendapat
di atas, maka sumber data penelitian ini terdiri dari empat kategori, yaitu
orang (Person), tempat (place) dan simbol (paper),dan aktivitas (activity.
Sumber data berupa orang/ pelaku, dalam hal ini adalah pejabat
pemerintah, pejabat di dinas-dinas yang ada di Kabupaten Lebak, pejabat
di badan statistic, para pelaku usaha, akademisi, pengamat wilayah, LSM,
dan masyarakat umum yang tertarik pada aspek investasi. Penentuan
pihak-pihak tersebut sebagai sumber data diiakukan secara purposive dan
snowball, yaitu dipilih dengan pertimbangan tertentu. Snowball sampling
merupakan teknik sumber data yang semula jumlahnya sedikit lama-lama
menjadi besar sehingga spesifikasi sampel tidak dapat ditentukan
sebelumnya. Teknik ini menurut Lincoln & Guba (1985), memiliki

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxii


karakteristik, yaitu desain sampel sementara, pemilihan unit sampel yang
menggelinding seperti salju, pemilihan sampel disesuaikan kebutuhan, dan
dipilih sampai jenuh.

Sumber data berupa tempat, yaitu berbagai institusi yang dipilih menjadi
obyek dalam penelitian ini.Sumber data berupa aktivitas, dalam hal ini
merujuk pada berbagai aktivitas yang mengarah pada proses pelaksanaan
investasi, aktivitas para pelaku bisnis, aktivitas yang menghasilkan
gagasan, konsep, pemikiran, maupun aktivitas dalam arti praktis.

Sumber data berupa simbol (paper), yakni berupa simbol-simbol


kelembagaan, atribut lokasi investasi, lokasi sumber daya alam, lokasi
sumber daya ekonomi, sumber daya hayati, dan sumber daya lainnya yang
menjadi peluang pelaksanaan investasi.

Data berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau


diwawancarai merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Sumber
data utama tersebut dicatat melalui catatan tertulis menggunakan alat
bantu perekam (alat tulis, tape recorder, maupun kamera) kemudian dibuat
transkripnya untuk dapat dipelajari dan didalami kembali.

Dilihal dari segi sumber data yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi
atas sumber buku, arsip, dan dokumen resmi.Data penunjang lain adalah
foto, karena foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga
dan dapat digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya
dapat pula dianalisa secara induktif. Foto yang digunakan dalam penelitian
ini adalah foto yang diambil sendiri oleh peneliti selama penelitian
berlangsung dan foto arsip dinas-dinas terkait yang diberi ijin oleh
pemiliknya untuk dimuat dalam buku ini.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxiii


Agar mendapatkan data yang komprehensif, maka digunakan multi
instrument (Mantja, 1997). Tujuannya adalah agar data yang dikumpulkan
dan kesimpulan yang diperoleh tidak hanya dari satu sumber tetapi dari
berbagai sumber. Untuk mendukung hal itu, digunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yakni (1) teknik observasi partisipan (participant
observation), (2) teknik wawancara mendalam (indepth interview) dan (3)
studi dokumentasi (study of documents).

Teknik observasi partisipan membawa peneliti ke pengalaman secara


mendalam. Dengan demikian melalui observasi dapat ditangkap secara
mendalam motif, kepercayaan, kerisauan, perilaku, dan kebiasaan pelaku
bisnis melakukan investasi (Sonhadji, 1996).Observasi partisipan
digunakan untuk melengkapi dan menguji hasil wawancara yang diberikan
oleh informan yang kemungkinan belum holistik atau belum mampu
menggambarkan segala macam situasi (Patton, 1980) atau bahkan
melenceng (Moleong, 2000).

Wawacara sebagai metode terpenting dari pendekatan. Wawancara


digunakan dalam penelitian ini untuk menangkap makna secara mendasar
dalam interaksi yang spesifik. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara. Selanjutnya, wawancara yang tidak
berstandar ini dikembangkan dalam tiga teknik, yaitu: (1) wawancara tidak
terstruktur (unstructured interview atau passive interview); (2) wawancara
agak terstruktur (somewhal structured interview atau active interview), dan
(3) wawancara sambil lalu (casual interview).

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan


data dari sumber-sumber non insani (Sonhadji dalam Arifin, 1996).
Penggunaan studi dokumentasi ini didasarkan pada lima alasan. Pertama,
sumber-sumber ini tersedia dan murah (terutama dari penggunaan waktu).

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxiv


Kedua, dokumen dan rekaman merupakan scriber informasi yang stabil,
akurat dan dapat dianalisis kembali. Ketiga, dokumen dan rekaman
merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan
mendasar dalam konteksnya. Keempat, sumber ini merupakan pernyataan
legal yang dapat memenuhi akuntabilitas, dan kelima, sumber ini bersifat
nonreaktif, maka tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini akan diperiksa dengan (Creswell,


2009):
1. Triangulasi data atau informasi ini dilakukan dengan : a) Triangulasi
sumber data-berupa orang/ pelaku, b) Triangulasi Metode atau Prosedur
dengan wawancara mendalam, observasi partisipasi dan dokumen .
Triangulasi dilakukan “untuk mencapai kredibilitas yang berkenaan
dengan keakuratan accuracy dan kebenaran truthfulness dari temuan,
yang bergantung pada observasi, penafsiran atau interpretasi dan
konsklusi peneliti. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber
data dan metode.
2. Member Checking: dilakukan dengan meminta umpan balik dari para
peserta penelitian. Ini untuk mencapai kredibilitas.
3. Dilakukan juga Audit trial yangberisi catatan bagaimana penelitian
dilaksanakan, termasuk apa yang dilakukan, kapan, dan mengapa,
dilakukan untuk memperoleh dependabilitas: sejauh mana variasi dapat
dilacak atau dijelaskan (Babbie, 2008:455) dan konfirmabilitas atau
netralitas yang mengandung makna yang sama dengan konsep
objektivitas dalam penelitian kualitatif.
4. Auditor eksternal dari pejabat pemerintah untuk memeriksa keseluruhan
hasil temuan penelitian.
5. Peneliti tinggal di lapangan dalam waktu cukup lama, untuk mencapai
kredibilitas

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxv


6. Rich atau think description dilakukan demi memperoleh teransferabilitas,
yaitu sampai taraf atau derajat mana temuan suatu penelitian kualitatif
dapat diterapkan atau digeneralisasi pada konteks lain atau pada
kelompok lain (Babbie, 2008: 454).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses sistematis pencarian (fail penyusunan


transkrip wawaneara, catatan lapangan, dan materi lainnya yang telah
terkumpul untuk meningkatkan pemahaman dan memungkinkan
seseorang menyajikan apa-apa yang telah ditemukannya kepada orang lain.
Oleh karena itu, analisis dilakukan melalui kegiatan menelaah data,
menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensitesis,
mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang akan diteliti
dan diputuskan peneliti untuk dilaporkan secara sistematis (Bogdan &
Biklen, 1982: 145).

Proses analisisnya dilakukan melalui tiga alur kegiatan sebagaimana yang


disarankan oleh Miles dan Huberman (1992) dan Mantja (1997) yaitu: (1)
reduksi data, (2) penyajian data dan (3) kesimpulan (kesimpulan sementara,
verifikasi, dan kesimpulan akhir).

Kegiatan pengumpulan data dan analisa data ini merupakan proses siklus
yang interaktif. Peneliti harus siap bergerak diantara empat "sumbu"
kumparan selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik di
antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau
melakukan verifikasi.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxvi


PENGUMPULAN PENYAJIAN

DATA DATA

REDUKSI PENARIKAN
KESIMPULAN
DATA SEMENTARA

PENARIKAN KESIMPULAN: TEMUAN


VERIFIKASI
AKHIR

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif


(diadaptasi dari Miles & Huberman, 1984: 23).

Dalam penelitian ini penganalisisannya meliputi kegiatan-kegiatan: (1)


penentuan fokus penelitian sesuai dengan yang telah direncanakan
atau perlu diubah, (2) penyusunan temuan-temuan, (3) pembuatan
rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan
sebelumnya, (4) pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik untuk
mengumpulkan data berikutnya, dan (5) penetapan sasaran-sasaran
pengumpulan data berikutnya.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxvii


BAB IV

BERBAGAI PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN LEBAK

G. Visi, Misi, dan Tujuan Kab. Lebak dalam Kaitannya dengan Investasi

Sebagaimana diketahui, visi Kabupaten Lebak yaitu,

VISI: “Lebak menjadi Daerah yang menarik untuk berinvestasi”.

Visi ini mempunyai makna yang sangat dalam, antara lain sebagai berikut.

1. Lebak dapat menjadi wilayah/daerah tujuan investasi baru di Provinsi


Banten bagian selatan dalam rangka mengurangi tingkat kesenjangan
antara Banten Utara dengan Banten Selatan sehingga dapat
berkembang bersama-sama dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi
Banten.
2. Lebak menjadi daerah yang menarik untuk berinvestasi, dalam hal ini
menempatkan Lebak pada posisi yang cukup menjanjikan untuk
berkembangnya suatu investasi di berbagai bidang dilihat dari aspek;
3. Visi ini penuh dengan tantangan serta membutuhkan konsistensi dari
berbagai Stakeholder. Karena untuk menarik minat investor masuk
berinvestasi dibutuhkan upaya dan kerja keras terutama dalam
mempersiapkan segenap perangkat dan infrastuktur penunjangnya. Bila
semua komponen mendukung dan konsisten, maka pada tahun 2020
kondisi yang diinginkan tersebut dapat terwujud.

Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, maka misi yang


akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak bersama Masyarakat
dan dunia usaha adalah sebagai berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxviii


MISI: “Mewujudkan Lebak sebagai Daerah yang kondusif dalam
berinvestasi untuk percepatan pembangunan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat berlandaskan Iman dan
Taqwa.”

Makna misi tersebut adalah:


1. Kabupaten Lebak adalah satu di antara 2 Kabupaten di Wilayah
Selatan Propinsi Banten yang tertinggal, salah satu isu pokok dalam
perjuangan pembentukan Propinsi Banten dengan memisahkan diri
dari propinsi Jawa Barat merupakan upaya pembebasan dari
kemiskinan, ketertinggalan dan ketimpangan yang terjadi di antara
Kabupaten/Kota.
2. Lahirnya Propinsi Banten bersamaan dengan mulai dilaksanakannya
otonomi daerah memberikan peluang bagi Kabupaten Lebak untuk
segera berbenah diri dan bangkit dari ketertinggalan dengan
membangun daerahnya sendiri secara lebih berhasil guna dan
berdayaguna sesuai dengan kondisi, potensi dan peluang yang
dimiliki. Dengan menselaraskan aspirasi dan kehendak stakeholders
di Kabupaten Lebak dalam kerangka koordinasi yang harmonis
dengan Pemerintah Propinsi Banten.
3. Untuk melakukan percepatan pembangunan dalam rangka mengejar
ketertinggalan dengan memberdayakan keanekeragaman potensi
yang dimiliki tentunya sulit diwujudkan bila hanya mengandalkan
anggaran pemerintah yang terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut
maka salah satu pilihan paling strategis adalah upaya mendorong
dan mengembangkan investasi.
4. Peningkatan ekonomi merupakan salah satu dari tujuan percepatan
pembangunan, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Akan tetapi kemajuan ekonomi menjadi tidak
bermakna tanpa diimbangi oleh perkembangan aspek spiritual dari
masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan pemerintahan,
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxix
pengelolaan pembangunan dan tata kehidupan masyarakat perlu
dilandasi keimanan dan ketaqwaan dalam rangka mewujudkan
keseimbangan antara aspek materil dan spiritual.

Kabupaten Lebak mempunyai tujuan pembangunan sebagai berikut:

TUJUAN I: Mewujudkan dan meningkatkan infrastruktur daerah


dalam rangka memenuhi pelayanan dasar masyarakat ke arah
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Maksud tujuan tersebut adalah: upaya dari Pemerintah Daerah untuk


menyediakan sarana dan prasarana bagi kepentingan masyarakat karena
tersedianya sarana dan prasarana dasar akan sangat menentukan
perkembangan suatu daerah. Untuk itu, jumlah dan kualitas prasarana
yang tersedia harus mampu memberikan kontribusi terhadap upaya
pelayanan kepada masyarakat serta dalam rangka mendorong
pertumbuhan perekonomian daerah. Sarana dan prasarana dasar yang
menjadi prioritas dalam hal ini adalah sarana dan prasarana Transportasi,
Irigasi, Pendidikan, Kesehatan, Permukiman, dan Perdagangan.

Secara umum, terdapat 10 sasaran yang ingin dicapai dari tujuan pertama
di atas meliputi:
1. Tercapainya kondisi jalan baik dari 212 Km menjadi 444 Km;
2. Terbangun serta berfungsinya sarana prasarana transportasi dari 6
terminal menjadi 8 terminal;
3. Meningkatnya cakupan listrik dari 278 Desa/Kelurahan menjadi 294
Desa/Kelurahan;
4. Meningkatnya cakupan air bersih perkotaan dari 46,89% menjadi 60 %
dan cakupan air bersih pedesaan dari 24,95 % menjadi 40,55 %;
5. Berfungsinya Jaringan irigasi yang mampu mengairi sawah dari 24.330
ha menjadi 65.995 ha;

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxx


6. Terbangun dan terpeliharanya Sarana Perdagangan (Pasar) dari 13 unit
menjadi 17 unit;
7. Terbangun dan terpeliharanya Sarana dan Prasarana Kesehatan
sebanyak 33 unit Puskesmas, termasuk di dalamnya Puskesmas DTP
(Dengan Tempat Perawatan) dari 6 unit menjadi 10 unit;
8. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 44,42/1.000 KH (Kelahiran
Hidup) menjadi 20,00/ KH dan menurunnya Angka Kematian Ibu dari
203,18/100.000 KH menjadi 100,00/100.000 KH;
9. Terbangun dan terpeliharanya Sarana Pendidikan, meliputi Gedung SD
dengan kondisi baik dari 176 SD menjadi 480 SD, Gedung SLTP dari
599 menjadi 725 ruang, Gedung SLTA dari 142 ruang menjadi 191
ruang;
10. Meningkatnya APK SD/MI dari 95,29 % menjadi 97,79 %, APK
SLTP/MTs dari 52,42 % menjadi 54,92 %, APK SMA/SMK/MA dari
25,70 % menjadi 28,20 %.

TUJUAN II: Mewujudkan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi


sumber daya alam dalam rangka stabilitas perekonomian daerah.

Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh


perkembangan ekonomi kerakyatan yang sejalan dengan pengelolaan
sumber daya alam secara berkelanjutan. Berangkat dari kondisi
perekonomian yang sudah mulai membaik pasca krisis, maka pemerintah
daerah perlu memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya ekonomi
kerakyatan yang secara lebih jauh dapat menciptakan iklim yang kondusif
untuk berinvestasi.

Terdapat 3 sasaran yang akan dicapai melalui tujuan II, meliputi:


1. Meningkatnya; a) produksi padi dari 376.996 Ton GKP menjadi 395.405
Ton GKP; b) pengembangan areal perkebunan dari 3.650 Ha menjadi
4.900 Ha; c) produksi perikanan dari 9.175,9 Ton menjadi 12.526,7

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxi


Ton; d) produksi peternakan (daging) dari 4.967,9 Ton menjadi 6.008,9
Ton; e) kegiatan usaha pertambangan dari 46 unit usaha menjadi 60
unit usaha; f) kawasan wisata daerah dari 5 Obyek wisata daerah
menjadi 7 Obyek wisata daerah.
2. Berfungsinya lembaga keuangan di tingkat kecamatan 9 LPK dan 3 BPR
serta berkembangnya unit usaha industri masyarakat dari 13.732 unit
menjadi 14.637 unit.
3. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah dari 12 miliar rupiah menjadi 24
miliar.

TUJUAN III: Mewujudkan Kelestarian SDA dan Konservasi


Lingkungan Hidup berdasarkan Tata Ruang Wilayah.

Maksud tujuan III adalah bahwa upaya-upaya pemanfaatan Sumber Daya


Alam untuk berbagai aktifitas peningkatan ekonomi dsb, hendaknya tetap
memperhatikan fungsi daya dukung lingkungan, fungsi Tata ruang serta
penanganan berbagai masalah-masalah dibidang lingkungan hidup seperti
pencemaran lingkungan, lahan kritis, rusaknya sumber mata air, abrasi
pantai, dan rusaknya DAS.

Terdapat dua sasaran yang akan dicapai melalui tujuan III, meliputi
1. Tertanganinya lahan kritis seluas 1.150 Ha pada Daerah Tangkapan Air;
Sumber Mata Air 40 Unit.
2. Tersusunnya Dokumen Penataan Ruang Wilayah dari 8 Perda menjadi
15 Perda.

TUJUAN IV: Mewujudkan Tata Pemerintahan Daerah yang


transparan, partisipatif dan bertanggung jawab dengan
mengedepankan kaidah-kaidah transparansi dan akuntabilitas.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxii


Pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah secara luas, nyata dan
bertanggung jawab. Implementasi otonomi daerah diarahkan kepada
keterpaduan 3 pilar Good Governance yang meliputi pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Kabupaten Lebak melaksanakan
fungsi-fungsi pemerintahan yang bermuara kepada pelayanan masyarakat
sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Perkembangan tata pemerintahan daerah akan diarahkan pada
penerapan kaidah-kaidah transparansi, partisipasi dan akuntabilitas yang
dapat menjamin perwujudan tata pemerintahan daerah yang baik,
bertanggung jawab, efektif dan efesien.

Sasaran yang ingin dicapai pada tujuan IV ini adalah:


1. meningkatnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat dan dunia
usaha, disertai meningkatnya kualitas sumber daya aparatur sesuai
dengan tugas dan kewenangannya serta kompetensi jabatan.
2. berperannya lembaga-lembaga non pemerintah dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

TUJUAN V: Mewujudkan pemberdayaan masyarakat untuk membangun


masyarakat madani yang religius.

Dalam rangka mempersiapkan kondisi Daerah yang kondusif untuk


berkembangnya investasi dan berbagai kegiatan usaha lainnya, maka harus
ditunjang dengan sumber daya Manusia pengelola yang memiliki
kompetensi memadai.Untuk itu diperlukan pemberdayaan masyarakat
guna mewujudkan masyarakat madani yang religius, memiliki daya saing
yang tinggi serta didukung oleh kapasitas intelektual, daya adaptasi yang
cepat, kesehatan yang prima dan berakhlak mulia.Termasuk dalam aspek
kualitas sumberdaya manusia adalah kemampuan menggunakan dan
memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan mutu kehidupan maupun
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxiii
upaya lainnya yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas, efektivitas
dan efisiensi.

Sasaran yang ingin dicapai pada tujuan V ini, meliputi:


a. Meningkatnya kemitraan sinergis antara pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha;
b. Meningkatnya kualitas kehidupan keagamaan.

Adapun Strategi1 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lebak adalah :


1. Strategi Kebijakan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Daerah.
2. Strategi Kebijakan Peningkatan Pelayanan Dasar Bidang Kesehatan dan
Pendidikan ke arah peningkatan sumber daya manusia.
3. Strategi Kebijakan Optimalisasi Pendayagunaan Potensi Sumber Daya
Alam.
4. Strategi Kebijakan Optimalisasi Kinerja Lembaga Keuangan dalam
mendukung implementasi ekonomi kerakyatan.
5. Strategi Kebijakan Optimalisasi aset daerah, perusahaan daerah dan
BUMD, serta pendayagunaan aliran kas daerah secara progresif dan
menguntungkan.
6. Strategi Kebijakan Perlindungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam
serta Penataan Ruang.
7. Strategi Kebijakan Optimalisasi Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah.
8. Strategi Kebijakan Optimalisasi Kinerja Lembaga Non Pemerintah.

1Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-
kebijakan dan program-program. Sedangkan kebijakan pada dasarnya merupakan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan
sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxiv


9. Strategi Kebijakan Pengembangan Jaringan Kemitraan Sinergis seluruh
Potensi dan Kemampuan Lintas Pelaku dengan mengedepankan
pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha.
10. Strategi Kebijakan Pembinaan Kegiatan Keagamaan.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxv


H. Kondisi Geografis Kab. Lebak dari Perspektif Investasi

Sumber: Jurusan Planologi FT Univ. Pasundan Bandung 2010

Gambar 4.1
Peta Kabupaten Lebak

Kondisi faktual Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah sebesar 3.044,72


km2 atau 304.472 Ha atau sekitar 32% dari luas wilayah Propinsi Banten.
Kabupaten Lebak merupakan kabupaten terluas di wilayah Provinsi
Banten. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara (Kepmeneg) Pembangunan
Desa Tertinggal (PDT) Nomor 001/KEP/M-PDT/II/2005, Lebak merupakan
salah satu dari 199 daerah yang dikategorikan tertinggal di Indonesia.

Secara administrasi Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah sebagai


berikut:

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxvi


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Tangerang
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Sukabumi
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Karena memiliki batas laut, Kabupaten Lebak memiliki wilayah laut seluas
588.745 km2 dengan panjang pantai 91,42 km.

Secara geografis, letak Kabupaten Lebak berada pada 105o 205’ – 106ob 30’
BT dan 6o 18’ – 7o 00’ LS. Sedangkan keadaan topografi kewilayahan cukup
bervariasi, berada pada ketinggian 0 – 200 meter dpl di wilayah sepanjang
pantai selatan, ketinggian 201 – 500 meter dpl di wilayah Lebak Tengah,
dan ketinggian 501 – 1000 meter lebih di wilayah Lebak Timur dengan
puncak Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun. Curah hujan rata-
rata per tahun mencapai 2000 – 4000 mm. Suhu udara berkisar antara
24,5o C – 29,9o C. Dengan kondisi geografis seperti di atas, Kabupaten
Lebak memiliki keragaman fungsi lahan dari areal sawah hingga industri.

Kabupaten Lebak juga dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS),
yaitu DAS Ciujung yang bermuara di Laut Jawa, meliputi Sungai Ciujung,
Cilaki, Ciberang, dan Cisimeut serta DAS Ciliman dan Cimadur yang
bermuara di Samudera Indonesia, meliputi Sungai Ciliman dan anak
sungainya, Sungai Cimadur, Cibareno, Cisiih, Cihara, Cipogar dan
Cibaliung.

C. Kondisi Infrastruktur di Kab. Lebak Sebagai Penunjang Investasi

Kondisi 162 Ruas Jalan Kabupaten sepanjang 933,95 Km hanya 45,82%


(427,5 Km) yang berada dalam kondisi baik, sedangkan 55,18% (506,45
Km) berada dalam kondisi rusak dan rusak berat.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxvii


Format dan strategi percepatan pembangunan infrastruktur jalan yang
dilakukan oleh Kabupaten Lebak diantaranya; stimulan Aspal bagi
Pemerintah Desa yang mampu menggalang swadaya, membuka
keterisolasian kawasan produksi guna memperlancar distribusi, integrasi
Kegiatan APBD II dengan APBN dan APBD I (pembebasan/fisik),
mendayagunakan seoptimal mungkin semua Program Bantuan Pemerintah
(PKPS–BBM Bidang Infrastruktur Pedesaan, PPK, P2KP, dan sebagainya).

Pembangunan dan peningkatan jalan menjadi prioritas utama program


pembangunan pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten – tertuang
dalam Rencana Strategis Daerah (Renstrada) Kabupaten Lebak Peningkatan
jalan menjadi prioritas utama karena merupakan pendorong bagi
pertumbuhan ekonomi sekaligus modal dasar dalam proses percepatan
pembangunan kabupaten Lebak.

Titik tolak pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi daerah harus


dimulai dengan pembangunan infrastruktur jalan yang akan dapat
mendongkrak pertumbuhan sektor – sektor lain, seperti pendidikan,
kesehatan dan lapangan kerja dan sebagainya Kabupaten yang tergolong
miskin ini, berdasar hasil penelitian kajian Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) ternyata dinyatakan terbaik dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Dearah (APBD) se Provinsi Banten.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pendapatan asli daerah (PAD)
Lebak meningkat 300 persen. Jika pada 2003 hanya Rp 10,1 miliar kini
naik menjadi Rp 32 miliar. Diharapkan akhir 2006, meningkat kembali
menjadi Rp 35 milyar (Mulyadi, 2005).

Prasarana jalan dan jembatan sangat penting dan dibutuhkan masyarakat


kabupaten Lebak. Hal tersebut bertujuan mendorong pengembangan
wilayah dan pertumbuhan ekonomi daerah. Saat ini Lebak memiliki jalan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxviii


provinsi 302,87 kilometer, dan jalan kabupaten sepanjang 923, 95
kilometer, namun yang layak dilalui kendaraan roda empat hanya sekitar
26 persen atau sepanjang 240 kilometer. Sisanya 683 kilometer lainnya
dalam kondisi rusak berat dan ringan.

Jalan desa di Lebak sepanjang 5.647,2 kilometer kondisinya pun rata-rata


rusak. Rencananya jalan Desa Sangiang Tanjung hingga Desa Sindang
Wangi, Kecamatan Muncang yang berjarak sekitar 27 kilometer akan
dibuka trase jalan baru dengan lebar 12 meter, sehingga dapat dilalui
kendaraan roda empat sekaligus memperpendek jarak tempuh
Rangkasbitung – Muncang. Konstruksinya dibuat dengan menggunakan
lapisan aspal curah panas hot mix atau ebih dikenal dengan program hot
mix masuk desa (HMD).

Pemda Lebak juga akan melaksanakan pembangunan jalan HMD tahun


2007, pihaknya akan membuka trase ruas jalan baru sepanjang 100 Km –
menghubungkan antar wilayah dan lokasi strategis di wilayah itu antara
lain ruas jalan Pasar Kupa – Gunung Kencana, ruas Somba – Cikaren, dan
ruas Rangkasbitung menuju Nusa Bagimurang. Saat ini progres
pembangunannya telah mencapai 96 kilometer terbuka dengan perkerasan,
tinggal menunggu pengaspalan, yang diharapkan dibantu oleh pemerintah
pusat.

Selain jalan provinsi, kabupaten dan jalan desa, di wilayah perkotaan


Rangkasbitung, pihaknya tengah meningkatkan kualitas dan kapasitas
ruas jalan Sunan Kalijaga. dari lebar semula 12 meter menjadi 20 meter,
sepanjang 1,7 kilometer dengan dua lajur empat lajur. Ruas yang semula
jalan kabupaten ini statusnya ditingkatkan menjadi jalan nasional, mulai
dari pertigaan jalan Multatuli hingga jalan bay-pass ke arah batas
Balaraja, Tangerang. Biaya pengerjaannya yang disediakan senilai Rp. 8

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxix


miliar dari kantong APBD, termasuk biaya untuk pembesan lahan yang
rata-rata Rp. 500 ribu per meter persegi.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur pasar di Kabupaten Lebak


terdapat sarana perdagangan (pasar) sebanyak17 unit Pasar milik Pemda
dan 14 unit Pasar Desa. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Lebak
akan senantiasa mendayagunakan seoptimal mungkin anggaran untuk
peningkatan dan pembangunan pasar.

Dalam pembangunan infrastruktur irigasi, Pemerintah Daerah selalu


berusaha untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya air untuk
menunjang usaha di bidang Pertanian (dalam arti luas). Jumlah DI Tekhnis
Pengairan di Kabupaten Lebak sebanyak 15 Unit (12.150 Ha), dan
jumlah DI Perdesaan sebanyak 383 Unit (44.239 Ha). Secara keseluruhan
kondisi DI mengalami kerusakan 35%.

D. Kondisi Administrasi dan Demografi Pendukung Investasi

Susunanadministrasipemerintahan yang terdiridari 28 kecamatan, 315


desa dan 5 keluruhan, dapat memberikan gambaran beban
penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan. 148 Desa di antaranya
dikategorikan sebagai Desa Tertinggal

Jumlah penduduk sebanyak 1.221.067 jiwa. Data yang mengambarkan


masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat adalah masih besarnya
jumlah Desa tertinggal di Kabupaten Lebak.Dari 320
jumlahDesa/Kelurahan, 148 Desa di antaranya tergolong desa Tertinggal
atau Desa Miskin. Di lain pihak dari 264.961 KK yang ada di Kabupaten
Lebak, sebanyak 148.330 KK di antaranya (56%) termasuk katagori miskin
penerima BLT Tahap II.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxx


Penyebaran penduduk di Kabupaten Lebak tidak merata. Hal ini terlihat
dari persentase tingkat penyebaran penduduk per wilayah, yaitu Lebak
Utara 32,90%, Lebak Timur 22,42%, Lebak Barat 12, 53% dan Lebak
Selatan 32,15% dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 386
jiwa/km2 dan laju pertumbuhan penduduk 1,72%. Laju pertumbuhan
penduduk ini masih berada di bawah laju pertumbuhan penduduk rata-
rata nasional sebesar 2% dan rata-rata Propinsi Banten sebesar 3,35%.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxi


Tabel 4.1
Jumlah dan Kepadatan penduduk
Kepadatan Penduduk
KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK
per Km2
Malimping 62.367 269
Wanasalam 51.955 677
Panggarangan 35.739 387
Cihara 29.946 219
Bayah 41.29 188
Cilograng 32.136 300
Cibeber 54.992 144
Cijaku 27.255 367
Cigemblong 19.802 263
Banjarsari 58.193 400
Cileles 47.342 379
Gunungkencana 33.121 227
Bojongmanik 21.505 369
Cirinten 25.114 276
Leuwidamar 51.141 348
Muncang 32.061 377
Sobang 28.761 268
Cipanas 46.028 611
Lebakgedong 21.841 349
Sajira 47.02 424
Cimarga 61.827 337
Cikulur 47.284 716
Warunggunung 53.039 1,071
Cibadak 58.875 1,424
Rangkasbitung 118.303 2,389
Kalanganyar 32.433 1,252
Maja 51.238 856
Curugbitung 30.459 420
JUMLAH 1.221.067
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Di lihat dari tingkat pendidikan masyakat Lebak dapat dilihat pada tabel
berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxii


Tabel 4.2
Rasio sekolah SD, SMP, dan SMA
Rasio Sekolah
No KECAMATAN SD SMP SMA
(6-12 thn) (13-15 thn) (16-18 thn)
1 Malingping 32 5 2
2 Wanasalam 24 4 1
3 Panggarangan 33 9 1
4 Cihara 22 7 1
5 Bayah 35 8 3
6 Cilograng 27 8 4
7 Cibeber 43 6 1
8 Cigaku 20 11 1
9 Cigemblong 15 4 3
10 Banjarsari 43 4 2
11 Cieles 30 7 1
12 Gunungkencana 27 5 1
13 Bojangmanic 13 6 2
14 Cilinten 17 3 1
15 Leuwidammar 25 3 3
16 Muncang 20 5 2
17 Sobang 18 6 1
18 Cipanas 27 5 2
19 Lebakgedong 12 5 2
20 Sajira 32 2 10
21 Cimarga 39 7 2
22 Cikulur 24 6 1
23 Warunggunung 30 5 1
24 Cibadak 26 4 2
25 rangkasbitung 61 4 3
26 kalanganyar 17 10 1
27 Maja 30 3 4
28 curugbitung 21 6 2
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Produktivitas penduduk suatu daerah dapat ditentukan oleh struktur umur


penduduk. Struktur umur penduduk Kabupaten Lebak terdiri dari 0 – 14
tahun sebanyak 34,69%, kelompok umur 15 – 64 tahun sebanyak 61,94%
dan 65 tahun keatas sebanyak 3,37%. Prosentase ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk Kabupaten Lebak berada pada usia produktif.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxiii


Dilihat dari sisi ketenagakerjaan, berdasarkan data yang ada, jumlah
penduduk bekerja di Kabupaten Lebak adalah 431.082 orang. Sektor yang
paling banyak menyerap tenaga kerja berturut-turut adalah bidan
pertanian 52,95%, perdagangan, hotel dan restoran 15,02%, jasa-jasa
12,26%, angkutan dan komunikasi 7,44% dan industri pengolahan 6,31%.
Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Lapangan Pekerjaan Utama penduduk Usia Produktif

Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah penduduk Persentase


bekerja
Pertanian 228,254 52,95
Pertambangan dan Penggalian 12.926 3,00
Industri Pengolahan 27.195 6,31
Listrik, Gas, dan Air Minum 356 0,08
Bangunan/Konstruksi 11.256 2,61
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 64.743 15,02
Angkutan dan Komunikasi 32.069 7,44
Bank dan Lembaga Keuangan Lain- 712 0,17
lain:
Jasa-jasa 52.859 12,26
Lainnya 712 0,17
Jumlah 431.082 100,00
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Prospek kualitas sumber daya manusia Kabupaten Lebak dapat dilihat dari
Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), dan Angka
Putus Sekolah (APS) yang secara akumulatif tercermin dari rata-rata lama
sekolah. APK adalah persentase jumlah siswa berdasarkan jenjang
pendidikan dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah
(SD/MI: 7 – 12 tahun, SLTP/MTs: 13 – 15 tahun, SLTA/MA/SMK: 16 -18
tahun). Sedangkan APM adalah presentase jumlah siswa kelompok usia
sekolah dibagi dengan jumlah penduduk usia sekolah.
Tabel 4.4
Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), dan Angka
Putus Sekolah (APS)

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxiv


Tingkat Angka Partisipasi (%)
No. APS (%)
Pendidikan Kasar (APK) Murni (APM)
1. SD/MI 95,00 80,32 2,5
2. SLTP/MTs. 50,95 39,59 36,5
3. SLTA/MA & SMK 19,93 16,41 21,7
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Kondisi perkembangan kesehatan Kabupaten Lebak dapat dilihat dalam


tabel berikut.
Tabel 4.5
Kondisi Kesehatan Masyarakat Lebak

URAIAN 2010 2011 2012 2013


Angka Kematian Bayi per 1.000
39,82 36,22 35,82 34,22
Kelahiran
Angka Kematian Ibu per 100.000
186,53 163,35 160,53 158,35
Kelahiran
Usia Harapan Hidup 66,53 66,75 67,53 68,75
Indeks Pembangunan Manusia 61,60 65,80 71,60 75,80
Sumber: BPS Kab. Lebak 2010-2013

Di Kabupaten Lebak, jumlah sarana–prasarana kesehatan meliputi 3


Rumah Sakit, 35 Puskesmas, 72 Puskesmas Pembantu, 30 Puskesling Roda
4 dan 152 Puskesling Roda 2 (Manteri Keliling), 39 Balai Pengobatan, 7
Apotik serta 20 Toko Obat. Kondisi Pustu memerlukan rehab dan berbagai
upaya peningkatan (status, peralatan, obat–obatan KLB, SDM (Medis dan
Paramedis) serta 149 desa sulit dijangkau oleh Kendaraan Puskesling Roda
4, sehingga pendayagunaan Manteri Keliling harus dioptimalkan.

Format dan strategi untuk mempercepat pembangunan di bidang


kesehatan antara lain; mendekatkan pelayanan dasar kesehatan ke daerah
terpencil (Manling), memberikan Insentif Khusus bagi Tenaga Medis dan
Paramedis Terpencil, meningkatkan Kapasitas Paramedis (Bidan) melalui
Pendidikan Akademi, penyediakan Beasiswa bagi Mahasiswa Kedokteran
yang mau mengabdi, mengintegrasikan penanganan KLB secara
terpadu (Pem–Masy–Swasta), melakukan Revitalisasi Posyandu secara
bertahap dan berkelanjutan.
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxv
E. Kondisi Ekonomi dan Keuangan Pendukung Investasi
Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak menunjukkan kondisi
yang sangat menjanjikan bagi investor.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxvi


Tabel 4.6
Laju pertumbuhan Ekonomi Kab. Lebak
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
(ADHK)
Tahun

2006 3,15
2007 4,90
2008 4,06
2009 4,02
2010* 4,00
2011 4,10
2012 4,18
2013 5.21
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Lebak 2013

Sasaran pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan proses


jangka panjang dari suatu pemerintahan dengan sasaran utama proses
tersebut adalah bagaimana usaha pemerintah untuk menaikkan
pendapatan per kapita penduduk. Tantangan yang dihadapi dalam
menjalankan proses pembangunan ekonomi adalah masalah
pengangguran, masalah ketimpangan pendapatan, dan masalah
kemiskinan.

Lembagakeuangan yang ada di KabLebakadalahsebagaiberikut.

Tabel 4.7
Jumlah bank, lembaga keuangan lainnya, dan Pasar

jumlah bank dan


No Kecamatan lembaga keuangan Jumlah pasar
lainnya
1 malingping 8 0
2 wanasal;am 3 179
3 pangagarangan 2 0
4 cihara 2 3037
5 bayah 5 47
6 cilograg 2 232
7 cibeber 2 0
8 cijaku 5 179
9 cigemblong 2 0
10 banjarsari 2 3037

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxvii


jumlah bank dan
No Kecamatan lembaga keuangan Jumlah pasar
lainnya
11 cileleus 5 47
12 gunungkencana 3 232
13 mojongmanik 1 0
14 cirenten 3 179
15 leuwidamar 1 0
16 muncang 6 3037
17 sobang 1 47
18 cipanas 2 232
19 lebakgedong 7 0
20 sajira 3 179
21 cimarga 22 0
22 cikulur 25 3037
23 warunggunung 12 47
24 cibadak 1 232
25 rangkasbitung 16 0
26 kalanganyar 8 179
27 maja 3 0
28 curugbitung 2 0
Jumlah 154 17833
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Indikator kinerja makro untuk bidang ekonomi yang paling kerap


digunakan dan dinilai merepresentasikan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lebak adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Untuk memperlihatkan pertumbuhan PDRB, pemerintah Kabupaten Lebak


menggunakan PDRB harga berlaku. PDRB harga berlaku ini
merepresentasikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak atas barang
dan jasa yang diproduksi dalam satu tahun. PDRB yang dihitung atas
dasar harga berlaku menunjukkan perkembangan masing-masing sektor
ekonomi yang dipengaruhi oleh perubahan harga dan produksinya. Nilai
PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
besar pula.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxviii


Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lebakatas dasar
harga berlaku harga konstan dengan laju pertumbuhan sampai dengan
tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page lxxxix


Tabel 4.8
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 5 tahun terakhir

Lapangan Usaha /
2009 2010 2011 2012 2013
Industrial Origin

Pertanian Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan 3,308,268 3,857,734 4,222,921 4,332,921 4,332,921
/ Agriculture,

Pertambangan dan
Penggalian / Minning and 29,945 32,896 35,885 35,995 35,995
Quarrying

Industri Pengolahan /
17,390,328 19,026,758 21,918,825 22,118,825 22,118,825
Manufacturing Industry
Listrik, Gas dan Air Bersih
/ Electricity, Gas and Water 2,585,787 3,169,984 3,544,134 3,654,134 3,654,134
Supply
Bangunan / Construction 264,347 309,307 366,715 377,715 377,715
Perdagangan, Hotel dan
Restoran / Trade, Hotel and 2,892,120 3,255,952 3,789,408 3,899,408 3,899,408
Restaurant
Pengangkutan dan
Komunikasi /
3,247,598 3,843,762 4,562,229 4,672,229 4,672,229
Transportation and
Communication
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan / Finance, 105,190 117,412 132,083 143,083 143,083
Dwelling and
Jasa-jasa / Services 1,061,065 1,188,235 1,420,818 1,530,818 1,530,818
ProdukDomestik Regional
Bruto / Gross Regional 30,884,648 34,802,038 39,993,019 32,193,019 32,193,019
Domestic Product
Sumber: BPS Kabupaten Lebak 2013

Adapun Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Kabupaten Lebak dapat dilihat pada


tabel berikut.

Tabel 4.9
Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Pertumbuhan KONTRIBUSI PDRB


SEKTOR SUB EKTOR Ekonomi/ PDRB NONMIGAS

01. PERTANIAN 7.31 34.3


1.1 Tanamanbahanmakanan 8.71 23.5
1.2 Tanamanperkebunan 3.9 5.69
1.3 Peternakan 4.25 3.85
1.4 Kehutanan 9.44 0.54
1.5 Perikanan 5.53 0.72

02. PERTAMBANGAN DAN 7.8 1.27

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xc


Pertumbuhan KONTRIBUSI PDRB
SEKTOR SUB EKTOR Ekonomi/ PDRB NONMIGAS

PENGGALIAN
2.1 Minyakdan gas bumi - 0
2.2 Pertambangantanpamigas 5.49 0.42
2.3 Penggalian 8.97 0.85

03. INDUSTRI PENGOLAHAN 7.96 8.2


3.1 Industrimigas - 0
3.1.1 Pengilanganminyakbumi - 0
3.1.2 Gas alamcair - 0
3.2 Industritanpamigas 7.95 8.2

04. LISTRIK GAS DAN AIR


BERSIH 11.8 0.53
4.1 Listrik 11.93 0.45
4.2 Gas kota - 0
4.3 Air bersih 11.01 0.07

05. BANGUNAN 12.22 4.86

06. PERDAGANGAN HOTEL DAN


RESTORAN 13.77 25.41
6.1 Perdaganganbesardaneceran 14.97 20.1
6.2 Hotel 9.8 0.07
6.3 Restoran 9.44 5.25

07. PENGANKUTAN DAN


KOMUNIKASI 9.96 9.47
7.1 Pengangkutan 10.04 8.62
7.1.1 AngkutanRel 8.1 0.18
7.1.2 Angkutanjalanraya 10.14 8.08
7.1.3 Angkutanlaut - 0
7.1.4
Angkutansungaidanpenyebrangan - 0
7.1.5 Angkutanudara - 0
7.1.6 Jasapenunjangangkutan 8.85 0.36
7.2 Komunikasi 9.13 0.85

08. KEUANGAN PERSEAAN DAN


JASA PERUSAHAAN 10.86 4.54
8.1 Bank 14.43 0.91
8.2 Lembagakeuanganlainnya 12.31 0.23
8.3 Sewabangunan 9.63 2.81

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xci


Pertumbuhan KONTRIBUSI PDRB
SEKTOR SUB EKTOR Ekonomi/ PDRB NONMIGAS

8.4 Jasa Perusahaan 10.9 0.58

9. JASA-JASA 16.01 11.41


9.1 Pemerintahanumum 16.38 8.04
9.2 Swasta 15.12 3.37
9.2.1 SosialKemasyarakatan 14.2 0.4
9.2.2 Hiburandanreaksi 9.34 0.06
9.2.3 Perorangandanrumagtangga 15.37 2.91
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO 10.58 100
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik Distribusi Sektor Lapangan Usaha

Terhadap PDRB

□ Pertanan

□ Pertambangan&Penggal ian

□ Industri&Pengolahan

□ Listrik,Gas&Air Bersih

□ Bangunan/Konstruksi

□ Perdagangan,Hotel&Restoran

□ Angkutan&Komunikasi

□ Keuangan,Persewaan &Jasa Perusahaan


□ Jasa-Jasa

2012 2013

Gambar 4.2
Distribusi Sektor Lapangan Usaha Terhadap PDRB

Secara umum, kontribusi masing-masing sektor dalam struktur ekonomi di Kabupaten Lebak pada
Tahun 2012 memiliki pergerakan yang dinamis. Sektor Fertanian memiliki kontribusi yang signifikan
dalam pencapaian produksi sebesar 38,00% secara parsial dan disusul sektor Ferdagangan, Hotel
dan Restoran sebesar 23,35% kemudian sektor Jasa-jasa yang mampu memberikan kontribusi
pilihan sebesar 12,84%.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcii


Tabel 4.10
Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lebak ADHB dan ADHK

2012 2013
Sektor
ADHB ADHK ADHB ADHK
Pertanian 35,29 37,88 34,45 38,00
Pertambangan & Penggalian 1,34 1,27 1,31 1,29
Industri & Pengolahan 9,55 9,57 9,26 9,35
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,57 0,41 0,56 0,41
Bangunan/Kontruksi 4,19 4,27 4,05 4,23
Perdagangan, Hotel & Restoran 24,16 23,11 25,35 23,35
Angkutan & Komunikasi 9,56 6,08 9,92 6,06
Keuangan, Persewaan & Jasa 4,51 4,51 4,49 4,47
Perusahaan
Jasa-jasa 10,84 12,90 10,60 12,84
Sumber: BPS Kab. Lebak 2012-2013

Jika kemudian kita membuat pemilahan struktural secara dominasi sektoralnya, maka:

a. sektor primer (primarysector) memiliki kontribusi terhadap FDRB sebesar 38%.

b. sektor sekunder (secondary sector) memiliki kontribusi terhadap FDRB sebesar 9,35%.

c. sektor tersier (services sector) memiliki kontribusi terhadap FDRB sebesar 51,9%.

Dengan ini dapat kita analisis bahwa, peranan sektor pertanian sebagai sektor basis masih mampu

memberikan kontribusi yang potensial dalam perekonomian di Kabupaten Lebak secara sektoral.

Fertumbuhan FDRB perkapita Kabupaten Lebak yang dinamis dalam kurun waktu 2012 - 2013,

menunjukan konsistensi Femerintah Kabupaten Lebak untuk terus melakukan upaya

berkesinambungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui peningkatan daya

beli masyarakat dimana kontribusi dan dukungan konsumsi masyarakat sangat berpengaruh

terhadap perekonomian di Kabupaten Lebak.

F. Tingkat Investasi di Kab. Lebak 5 tahun Terakhir

Sejak tahun 2008, Kabupaten Lebak telah memililki Kantor Pelayanan


Perijinan Terpadu (KPPT) sebagai upaya meningkatkan layanan publik.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xciii


Kantor tersebut berfungsi untuk mengendalikan pemberian ijin yang
menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Lebak melalui layanan satu
atap. Di antara ijin yang proses administrasinya diserahkan pada KPPT
berasal dari Dinas Kesehatan, Dinas Cipta Karya, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Disporabudpar, Dishutbun, Distamben DPPKD, dan
Bappeda.

Sampai dengan tahun 2013, KPPT telah memproses 22.345 ijin.

Laju pertumbuhan investasi yang ditanamkan di Kabupaten Lebak melalui


Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), pada periode tahun 2010–2013, memperlihatkan kecenderungan
fluktuatif. Kondisi ini memberikan sinyalemen bahwa iklim investasi di
Kabupaten Lebak cukup memberikan peluang bagi para penanam modal
untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Lebak.

Tabel 4.11
Perkembangan Investasi Di Kabupaten Lebak Tahun 2010 - 2013

NO Jenis IAHUN JUMLAH


Investasi 2010 2011 2012 2013
1 FMDN 806.000.000.000 15.000.000.000 - 25.000.000.000 846.000.000.000
2 FMA $ 222.590.000 $ 9.250.000 $ 172.100.000 $ 8.400.000 $ 412.340.000
2.400.000.000 3.625.001.00 6.025.001.000
0
3 NON 450.181.015.000 122.663.000.00 143.138.892.00 303.320.172.00 1.019.303.079.000
FASILITATIF 0 0 0
JUMLAH (Rp) 1.256.181.015.00 137.663.000.00 145.538.892.00 331.945.183.00 1.881.328.080.000
0 0 0 0
JUMLAH (US$) 222.590.000 9.250.000 182.100.000 8.400.000 412.340.000
Sumber: KPPT Kab. Lebak 2010-2013

Berdasarkan data dari Bappeda Lebak, pertumbuhan minat dan realisasi


investasi di Kabupaten Lebak sejak tahun 2010 lalu cukup
menggembirakan. Salah satu indikatornya yakni nilai investasi pada tahun
2010 naik cukup signifikan pada akhir tahun 2013

G. Analisis SWOT untuk Investasi


Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xciv
1. Berbagai Kekuatan yang Dimiliki Kab Lebak

Berbagai kekuatan yang dimiliki oleh Kabupaten Lebak dapat


diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Kekuatan di Bidang SDA dan Geografis

Kekuatan di Bidang SDA dan Geografis di antaranya adalah:


1) Sumber daya alam yang memadai yang didukung oleh letak geografis yang
cukup strategis
2) Kabupaten Lebak merupakan daerah yang memiliki potensi dalam
pengembangan Agroindustri dan Agronomi karena sebagian besar mata
pencahariaan masyarakat berada pada sektor pertanian
3) Dukungan sumberdaya alam yang berlimpah serta kondisi iklim yang
memiliki curah hujan merata merupakan keunggulan komparatif dalam
penguatan sektor pertanian sebagai sektor basis dalam perekonomian
daerah.
4) Memiliki luas wilayah yang sangat luas sehingga memudahkan untuk
melakukan berbagai kegiatan investasi, khususnya investasi yang
membutuhkan lahan luas seperti pertanian, peternakan, perkebunan,
hutan industri, transportasi, dan lainnya;
5) Telah melakukan berbagai percepatan Pembangunan dengan
mengutamakan kualitas dan mengedepankan efektivitas kinerja serta
efisiensi anggaran;
6) Telah melakukan pengelolaan dan revitalisasi tata ruang, sumber daya
alam, dan Lingkungan Hidup termasuk di dalamnya Pemantapan Prasarana
dan Sarana Wilayah;
7) Tersedianya infrastruktur (Jalan, Air Bersih, Listrik, Telekomunikasi dan
lain-lain) yang memadai untuk mendukung masuknya investasi ke
Kabupaten Lebak
8) Telah terjadinya pertumbuhan dan kawasan strategis

b. Kekuatan di Bidang Birokrasi

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcv


Berbagai Kekuatan di bidang Birokrasi
1) Telah melakukan berbagai upaya “Pra–Kondisi” ke arah perwujudan
Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good
Governance); sehingga akan memudahkan berbagai kemudahan perijinan di
bidang investasi;
2) Telah mengimplementasi kaidah-kaidah transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha;
3) Terjaminnya kepastian hukum dan keamanan dalam berinvestasi
4) Tersedianya sistem pelayanan yang prima dan data yang akurat
5) Pemerintah Kabupaten Lebak selalu berupaya melakukan optimalisasi kinerja perekonomian
daerah sebagai suatu usaha untuk mempertahankan produktivitas sektoral, konsumsi
masyarakat dan investasi lokal secara substantif.

6) Pemkab Lebak, selama ini berjalan berbasis pada transparansi,


partisipasi dan akuntabilitasi.
7) Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kerja sama di bidang
penanaman modal, dengan para calon investor, baik tingkat lokal
maupun nasional, Pemkab Lebak senatiasa melakukan business
meeting (temu usaha).
8) Pemkab Lebak berencana untuk menata kawasan pantai selatan agar dapat
berfungsi secara optimal sehingga memberikan kontribusi kepada
pendapatan daerah dan juga meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat.
9) Pemerintah Kabupaten Lebak telah berhasil melakukan upaya preventif terhadap kondisi
eksternalitas negatif perekonomian global dan nasional yang mendorong peningkatan laju
inflasi domestic

10) Femerintah Kabupaten Lebak terus berupaya melakukan upaya recovery terhadap sector
riil, mengingat sector ini masih akan terus dilanda gejolak pada 2 tahun mendatang.
11) Kabupaten Lebak telah berhasil mencapai target LPE Tahun 2010 pada kisaran 4,00 persen
sebagai suatu langkah konstruktif terhadap kinerja perekonomian daerah dalam mengatasi
dampak eksternalitas negative dalam krisis global
12) Melalui semangat yang optimis, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya melakukan
perbaikan kinerja perekonomian secara sektoral dan berupaya untuk meningkatkan
produktivitas berbasis potensi lokal melalui target capaian PDRB
13) Femerintah Kabupaten Lebak tetap berupaya melakukan pembenahan terhadap
pembangunan perekonomian, kesehatan dan pendidikan melalui program jangka pendek

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcvi


dan jangka panjang yang terukur sehingga semangat melakukan percepatan pembangunan
dan menghapuskan daerah tertinggal dapat segera terealisir secara komprehensif.
14) Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak, RTRW Kabupaten Lebak mempunyai
tujuan mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Lebak yang memenuhi
kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan,
efisien dalam alokasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam
penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
masyarakat
15) Dalam rangka memberikan pelayanan prima dan kemudahan bagi
para calon investor untuk berinvestasi di Lebak, Pemkab Lebak telah
membentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) berdasarkan
Perda Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2005. Dan Sejak Juni 2006
telah beroperasi unit Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai salah satu
bentuk kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak terhadap
penyederhanaan pelayanan perijinan kepada masyarakat, sehingga
pelayanan yang diberikan menjadi jauh lebih cepat, tepat dan mudah.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcvii


Adapun perijinan yang dikeluarkan oleh unit KPPT di antaranya:
1. IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah);

2. IMB (Ijin Mendirikan Bangunan);

3. SITU/SIGA (Surat Ijin Tempat Usaha/Surat Ijin Gangguan);

4. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan);

5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan);

6. TDG (Tanda Daftar Gudang);

7. TDI/IUI (Tanda Daftar Industri/Ijin Usaha Industri);

8. Ijin Pertambangan Umum;

9. Ijin Penyelenggaraan Reklame;

10. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi);

11. Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet;

12. Ijin Penebangan Kayu;

13. SIUK (Surat Ijin Usaha Kepariwisataan);

14. Perijinan Pelayanan Kesehatan.

Perijinan sebagaimana disebutkan di atas, penandatanganannya


dilaksanakan oleh Kepala KPPT Kabupaten Lebak atas nama Bupati
Lebak, namun untuk perijinan tertentu Kepala KPPT harus terlebih
dahulu meminta persetujuan Bupati Lebak melalui Nota Dinas.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcviii


Adapun perijinan yang dikecualikan tersebut meliputi :
1. Perijinan untuk pendirian Hotel;
2. Perijinan untuk pendirian Rumah Sakit;
3. Perijinan untuk pemasangan reklame konstruksi besar;
4. Perijinan untuk pendirian Rice Milling Unit (RMU);
5. Perijinan untuk pendirian SPBU/Pompa Bensin;
6. Perijinan untuk penerbitan Ijin Usaha Industri yang mempunyai nilai
investasi Rp. 1 Milyar ke atas;
7. Perijinan untuk usaha Pertambangan Umum 5 Hektar ke atas;

8. Perijinan untuk mendirikan bangunan dengan 500 m2 ke atas dan atau


bangunan dengan nilai bangunan Rp. 500 juta ke atas;
9. Perijinan untuk Peruntukan Penggunaan Tanah 1.000 m2 ke atas;
10. Perijinan yang belum memiliki dasar aturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Kekuatan di Bidang Fiskal

Berbagai Kekuatan di bidang Fiskal


1) Telah dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi berbagai sumber PAD
untuk menunjang Kapasitas Fiskal Daerah;
2) perluasan pasar domestik dan perkuatan pasar lokal
3) kemitraan usaha besar dan kecil (produk dan pasar)
4) perluasan produk eksport
5) penguatan pasar investasi
6) perkuatan infrastruktur pembiayaan
7) pemberdayaan produk lokal
8) peningkatan dan pengkayaan produk subtitusi import

d. Kekuatan di Bidang SDM

Berbagai kekuatan di bidang SDM di Kabupaten Lebak yaitu:

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page xcix


1) Memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak, sehingga memungkin untuk
mendapatkan Sumber daya manusia yang mencukupi baik kuantitas
maupun kualitas, mengingat tingkat pendidikan rata-rata penduduk sudah
tinggi;
2) Sikap dan perilaku (budaya) masyarakat yang mendukung investasi
3) kualitas sumberdaya manusia di Kab Lebak yang professional memberikan pengaruh yang
nyata dalam peningkatan output secara kualitatif maupun kuantitatif

4) SDM di Kab Lebak memiliki karakteristik tersendiri dalam hal budaya


islami dan adat istiadatnya, di mana peran ulama sebagai pemimpin
informal dan persebaran pondok pesantren di seluruh Kabupaten
Lebak cukup besar perannya dalam membentuk sistem nilai dan
norma tersendiri.
5) Masyarakat nampak sangat egaliter. Hal ini turut berperan dalam
mendorong kesadaran baru bahwa dalam setiap perumusan
kebijakan perlu diperhatikan kehidupan budaya lokal yang telah
tumbuh dan berkembang secara turun temurun serta mengakar di
masyarakat. Ini juga yang mendorong semua stakeholder mempunyai
komitmen yang tinggi untuk memajukan pembangunan daerahnya.
6) Keberadaan jawara dan budaya kaolotan juga memberi pengaruh
yang besar dalam kehidupan masyarakat, sehingga bila dapat
dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan bagi iklim investasi.
7) Di Lebak juga terdapat kelompok masyarakat yang masih memegang
teguh budaya dan kepercayaan yang kental, yaitu Suku Baduy
dengan agama Sunda Wiwitan-nya. Hal ini akan menjadi kekuatan
investasi di bidang Pariwisata

e. Kekuatan di bidang Ekonomi Makro

Kinerja perekonomian Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2010 - 2013 masih menunjukan
sisi yang dinamis.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page c


2. Berbagai Kelemahan Investasi di Kab. Lebak
a. Berbagai Kelemahan di Bidang Ekonomi

Berbagai pengaruh ekonomi eksternal yang dapat menjadi faktor pelemah investasi di Kabupaten
Lebak yaitu:
1) laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada Tahun 2009 mengalami tekanan yang signifikan
sebagai dampak resistennya sektor riil di Kabupaten Lebak terhadap gejolak perekonomian
pada tahun-tahun berikutnya;

2) lemahnya dukungan dari lembaga keuangan;


3) transformasi struktur perekonomian di Kabupaten Lebak dalam
kurun waktu 2009-2014 didominasi oleh sektor tersier kemudian
disusul sektor primer dan sektor sekunder; hal ini terjadi sebagai
akibat perpindahan tenaga kerja dari sektor primer ke sektor tersier
secara natura;
4) menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat Kab LEbak, karena
peningkatan PDRB perkapita selalu di bawah nilai inflasi;
5) struktur perekonomian Kabupaten Lebak masih didominasi oleh
sektor pertanian dengan kontribusinya yang berkisar 37%-39%,
sedangkan peranan terkecil dipegang oleh sektor listrik, gas dan air
bersih dengan kontribusinya yang hanya berkisar 0,35%-0,42%;
6) munculnya tingkat persaingan pasar yang cepat dan kurang optimalnya lembaga keuangan
membuat tekanan kepada sektor riil menjadi semakin berat;

7) rendahnya Indeks Fembangunan Manusia (Human Index) di Kabupaten Lebak

mengakibatkan kualitas produktivitas perekonomian yang rendah dan menjadikan multi-


persoalan yang berkepanjangan;
8) lonjakan harga minyak mentah di pasar internasional telah memaksa Pemerintah untuk
menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi;
9) meningkatkan laju inflasi;
10) tereduksinya fundamental ekonomi karena tingginya inflasi;
11) tingginya biaya produksi akibat laju inflasi dan kenaikan harga BBM;
12) melemahnya daya beli masyarakat;

13) rendahnya kemampuan fiskal daerah; dan


14) minimnya tingkat infrastruktur.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page ci


b. Berbagai Kelemahan di Bidang Geografi dan Wilayah

Kelemahan yang paling menonjol di bidang geografi di Kabupaten Lebak, yaitu:


1) kondisi wilayahnya yang sangat luas;
2) banyak wilayah yang berpotensi rawan bencana alam, yaitu: zonasi
kerentanan gerakan tanah, maka kawasan rawan bencana alam di
Kabupaten Lebak diidentifikasi seluas 1.300 ha (0,95 % dari luas
total Kabupaten Lebak); adapun sebaran kawasan rawan bencana
alam terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Bayah, Kecamatan
Bojongmanik, dan Kecamatan Leuwidamar;
3) banyak wilayah yang berpotensi rawan banjir, Kawasan rawan
bencana banjir sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk
permukiman, demikian pula kegiatan lain yang dapat merusak atau
mempengaruhi kelancaran sistem drainase; berdasarkan fakta di
lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Kabupaten
Lebak rawan terhadap bencana banjir, terutama di wilayah-wilayah
sekitar bantaran sungai dan wilayah pantai.

c. Berbagai Kelemahan di Bidang SDM

Berbagai Kelemahan di bidang SDM dapat diidentifikasi meliputi:


1) lemahnya kualitas sumber daya manusia;
2) lembahnya penguasaan pengetahuan dan teknologi tepat guna;
3) rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan berbasis skill;
4) distribusi penduduk Kabupaten Lebak masih belum merata. Kecamatan
Rangkasbitung masih menjadi tujuan utama penduduk untuk tinggal dan
berusaha (9,69%), berikutnya Kecamatan Malingping (5,11%) dari total
penduduk kabupaten.

d. Berbagai Kelemahan di Bidang Pertanian

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cii


Berbagai Kelemahan di Bidang Pertanian dapat diidentifikasi sebagai
berikut.
1) Sekitar 63 persen masyarakat Lebak bekerja sebagai petani, sehingga
menyebabkan Lebak dikenal sebagai daerah termiskin di Provinsi
Banten.
2) Sebagian besar terdiri atas lahan sawah tadah hujan, ketika musim
kemarau tiba, para petani tidak bisa menggarap sawahnya.
3) Sulitnya memberdayakan para petani dalam rangka meningkatkan hasil
pertaniannya baik itu dari segi kuantitas maupun kualitas.
4) Minimnya sarana dan prasarana pertanian menyebabkan para petani di
Lebak tidak mampu berupaya meningkatkan produksi pertanian.
5) Kualitas hasil pertanian menjadi rendah karena cara pengolahan
pertanian masih bersifat tradisional.
6) Minimnya tenaga penyuluhan pertanian sehingga membuat para petani
tidak mampu memperbaiki dan mengubah pola pengolahan sawah.
7) Para petani akhirnya terus terjerat hutang karena terjerumus oleh
praktik ijon yang digerakan oleh para tengkulak.
8) Pemasaran hasil pertanian sangat sulit, karena infrastruktur jalan yang
tidak memadai. Akibatnya, harga produksi pertanian seperti gabah dan
juga jenis pertanian lainnya anjlok.

3. Berbagai Peluang Investasi di Kab. Lebak

Berbagai peluang investasi di Kabupaten Lebak dapat diklasifikasikan


sebagai berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page ciii


a. Peluang di Bidang SDA dan Geografis

Peluang di bidang SDA dan Geografis di antaranya adalah:


1) Peluang mengembangkan Agroindustri dan Agronomi bekerja sama dengan
masyarakat yang berada pada sektor pertanian
2) Peluang melakukan penguatan sektor pertanian sebagai sektor basis dalam
perekonomian daerah.
3) Peluang melakukan berbagai kegiatan investasi, khususnya investasi yang
membutuhkan lahan luas;
4) Peluang untuk melakukan berbagai percepatan Pembangunan;
5) Peluang melakukan pengelolaan dan revitalisasi tata ruang; dan
6) Peluang masuknya investasi ke Kabupaten Lebak.

b. Peluang di Bidang Birokrasi

Berbagai Peluang di bidang Birokrasi


1) peluang mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik dan
Bersih;
2) peluang melaksanakan pemerintaha yang transparans, partisipasif dan
akuntabelili;
3) peluang terwujudnya kepastian hukum;
4) peluang penyelenggaraan sistem pelayanan yang prima;
5) peluang untuk melakukan optimalisasi kinerja perekonomian daerah;
6) peluang melakukan kerja sama di bidang penanaman modal, dengan
para calon investor, baik tingkat lokal maupun nasional;
7) peluang melakukan penataan kawasan pantai selatan;
8) peluang melakukan perbaikan kinerja perekonomian secara sektoral;
9) peluang melakukan pembenahan terhadap pembangunan perekonomian, kesehatan dan
pendidikan;
10) peluang memenuhi kebutuhan pembangunan berwawasan lingkungan; dan
11) peluang memberikan pelayanan prima.
.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page civ


c. Peluang di Bidang Fiskal

Berbagai peluang di bidang Fiskal


1) peluang melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi berbagai sumber PAD;
2) peluang perluasan pasar domestik dan perkuatan pasar lokal;
3) peluang perluasan produk eksport;
4) peluang perkuatan infrastruktur pembiayaan; dan
5) peluang pemberdayaan produk lokal.

d. Peluang di Bidang SDM

Berbagai peluang di bidang SDM di Kabupaten Lebak yaitu:

1) peluang meningkatkan kuantitas SDM;


2) peluang mendapatkan mensumberdaya manusia yang professional;
3) peluang membentuk sistem nilai dan norma yang baik; dan
4) peluang mendapatkan dukungan dari rakyat setiap perumusan
kebijakan.

e. Peluang di bidang Ekonomi Makro

Peluang untuk bersaing dengan kinerja perekonomian Kabupaten lain.

4. Berbagai Hambatan Investasi di Kab. Lebak

a. Berbagai Hambatan di Bidang Ekonomi

Berbagai hambatan ekonomi eksternal yaitu:


1) terjadinya inflasi yang tinggi;

2) kurangnya dukungan lembaga keuangan;


3) menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat;
4) dominasi sektor pertanian;
5) beratnya tekanan kepada sektor riil;
6) rendahnya kualitas produktivitas perekonomian; dan
7) melemahnya daya beli masyarakat.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cv


b. Berbagai Hambatan di Bidang Geografi dan Wilayah

Hambatan yang paling menonjol di bidang geografi di Kabupaten Lebak, yaitu:


1) banyaknya wilayah yang sulit dijangkau meski dengan kendaraan
bermotor;
2) luasnya sebaran kawasan rawan bencana alam; dan
3) luasnya wilayah rawan banjir.

c. Berbagai Hambatan di Bidang SDM

Berbagai hambatan di bidang SDM dapat diidentifikasi meliputi:


1) hambatan jumlah SDM yang berkualitas;
2) hambatan jumlah SDM terampil; dan
3) hambatan distribusi belum merata.

d. Berbagai Hambatan di Bidang Pertanian

Berbagai hambatan di Bidang Pertanian dapat diidentifikasi sebagai


berikut.
1) banyaknya daerah miskin di daerah pertanian;
2) terbatasnya saluran irigasi teknis;
3) rendahnya minat meningkatkan hasil pertanian;
4) kesulitan meningkatkan produksi pertanian;
5) minimnya tenaga penyuluhan pertanian; dan
6) banyaknya praktik ijon

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cvi


5. Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal Kabupaten Lebak

Tabel 4.12
Tabel Analisis SWOT

Kondisi Internal Daerah Kondisi Eksternal Daerah

Kekuatan Kelemah an Peluang Ancaman

Tersedianya Jumlah Rendahnya kualitas SDM Berke mba ngnyalem bag a-le mbag a pendidi Meningkatnya migrasi Fenduduk
pendudukyang cukup besar terutama di perdesaan yang tan baik formal maupun i nformal lintas sektoral. (Wet Immigration
sebagian besar berketerampilan of Workers)
rendah (low skilled).
Tersedianya Sumberdaya Terbatasnya kompetensi dan pembangunan Ekonomi masyarakat lokal Rendahnya tingkat akun tabilitas
Al am lokal (local kapasitas Masyarakat Lokal berbasis Agroindustri duni a usaha dalam pelaksanaan
resources) yang pembangunan selaku mitra
potensial Femerintah Daerah,
Meningkatnya kualitas dan Terbatasnya kapasitas keuangan Tersedianya pengembangan struktur ruang Adanya dampak negatif yang
kuantitas sarana dan daerah serta rendahnya kedalam 2 (dua) Wilayah Fengembangan dapat mempengaruhi struktur
prasarana publik manajemen aset da erah yaitu Wilayah Fengembangan Utama dan lingkungan, sosial dan budaya
Wilayah Fengembangan Fenunjang
Meningkatnya opti malisasi Rendahnya ting tat partisipasi Reformasi Birokrasi menuju tata Adanya potensi hambatan arah
pelayanan publi k dan masyarakat dalam proses pemerintahan yang baik (good kebijakan nasional
transparasi perencanaan, pelateanaan dan governmante go vern ance)
pengawasan pembangunan
Tersedianya sarana Rendahnya kuantitas dan ku Ditetapkannya Kabupaten Lebak sebagai Meningkatnya daya saing regional
dan prasarana alitas atlit lokal yang berprestasi Tuan Rumah pada Fekan Olahraga Frovnsi
penunjang Banten 2010
pen yelenggaraan
Forprop

Sumber: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011

J. Berbagai Peluang Investasi di Kabupaten Lebak


1. Investasi Berdasarkan Potensi Daerah

Investasi yang tepat dilakukan di Kabupaten lebak berdasarkan potensi


daerah meliputi:.

a. Investasi di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura


Investasi di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura meliputi
1) Investasi pada tanaman pangan (Padi sawah, padi gogo, jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah),
2) Investasi pada tanaman sayuran (kacang panjang, bayam, terung,
mentimun, kangkung, sawi, bawang merah, cabai besar, cabai rawit)
3) Investasi untuk pengembangan Komoditas Jagung, Kacang Tanah
dan Pisang.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cvii


4) Investasi pada tanaman buah-buahan (alpukat, jeruk, duren jambu
air, jambu biji, petai, melinjo, sukun, sirsak, sawo, pisang, salak,
rambutan, pepaya, nanas, nangka, manggis, mangga, jeruk besar,
dudku, belimbing).

Investasi tanaman buah-buahan yang dapat dikembangkan di Kabupaten


Lebak pada umumnya disesuaikan dengan kondisi tanah setempat
terutama agroekologi. Hal ini diharapkan agar pertumbuhan tanaman
buah-buahan tersebut dapat lebih optimal sehingga diharapkan dapat
menghasilkan produksi yang maksimal.

Investasi yang tepat untuk pengembangan tanaman buah-buahan terutama


investasi untuk tanaman Jeruk, Rambutan, Durian, Mangga dan Manggis
di wilayah pengembangan.

Sesuai hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor, Wilayah Potensial


untuk Investasi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Lebak adalah sebagai
beriku.

Tabel 4.13
Wilayah Potensial untuk Investasi Komoditas Hortikultura
No Komoditas Wilayah Pengembangan
1. Jeruk Rangkasbitung, Warunggunung dan Cibadak
2. Rambutan Maja, Curugbitung, Sajira dan Cibadak
3. Durian Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Muncang,
Gunung Kencana dan Sobang.
4. Mangga Malingping, Bayah, Cihara dan Panggarangan
5. Manggis Cipanas dan Lebakgedong

Sumber: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011

b. Investasi di Bidang Perkebunan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cviii


Investasi di Bidang Perkebunan meliputi:
1) Investasi pada tanaman perkebunan (jahe, laos, kencur, kunyit,
lempuyang, temulawak, temuireng, temukunci, dlingo, kalupaga), dan
2) Investasi pada tanaman hias (anggrek, sedap malam, heliconia,
gerbera/herbas, anthurium, gladiol, mawar, melati, palem).
3) Investasi untuk pengembangan Komoditas Karet, Kakao, Kelapa
Sawit, Cengkeh dan Aren secara Agribisnis/Agroindustri.

c. Investasi di Bidang perikanan


Investasi di Bidang perikanan meliputi:
1) Investasi pada perikanan darat (dengan budidaya ikan bandeng,
belanak, udang windu, udang putih, udang api-api, mujair/nila, mas,
bawal, patin, gurame, lele, tawes, gabus, sepat siam, udang, kerang
hijau, nilem, rumput laut, dan
2) Investasi pada perikanan laut (dengan produksi ikan laut seperti
peperek, Manyung, biji nangka, bambangan, kerapu, kakap, kurisi,
ekor kuning, tiga waja, cucut, pari, selar, kuwe, tetengkek, belanak,
teri, japuh, tembang, kembung, tenggiri, layur, rajungan, udang
putih, udang lainnya, kerang bulu, kerang darah, cumi-cumi).

d. Investasi di Bidang peternakan


1) Investasi pada peternakan (sapi potong, kerbau, sapi perah)
2) Investasi untuk pengembangan Ternak Ayam Ras Pedaging dan Sapi
Potong yang dapat menjawab kebutuhan pasar domestik dari Jakarta,
Bogor, Tangerang, Serang dan dimungkinkan untuk pasar Luar
Negeri.
3) Investasi di bidang Peternakan berupa investasi di bidangg
pengembangan sapi untuk kebutuhan daging di Jakarta dan
sekitarnya.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cix


Investasi di bidang peternakan masih sangat terbuka luas. Terbukti pada
tahun 2013 produksi ayam ras pedaging sebanyak 3.476.499 Kg, atau 55%
dari total produksi daging Kabupaten Lebak. Produksi tertinggi kedua
adalah ayam buras yaitu sebesar 1.508.408 kg. jumlah produksi ini masih
jauh di bawah kebutuhan lokal dan luar Kab Lebak. Oleh karena itu,
investasi di bidang peternakan masih sangat menjanjikan.
Begitu juga investasi di bidang ayam petelur masih sangat menantang.
Karena produksi telur pada tahun 2010-2013 hanya mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 5,7% jauh di bawah kebutuhan regional dan
nasional.

Berikut adalah tabel produksi daging dan produksi telur dari tahun 2010
sampai tahun 2013.

Tabel 4.14
Produksi Daging Tahun 2010 - 2013
No Komoditas 2010 2011 2012 2013
1 Sapi 81.430 86.446 91.810 95.678
2 Kerbau 446.925 469.992 572.250 629.250
3 Kambing 98.720 104.330 109.103 115.841
4 Domba 69.708 73.147 83.778 87.512
5 Ayam Buras 1.738.054 1.845.521 1.324.157 1.350.142
6 Ayam Ras Pedaging 2.156.075 2.486.075 3.179.382 3.269.129
7 Ayam Ras Petelur - 245.000 254.040 264.045
8 Itik 4.583 4.583 6.460 7.070
Total Daging 4.595.495 5.315.094 5.620.980 5.818.667
Sumber: RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

Melihat tabel di atas, memberikan pemahaman bahwa investasi di bidang


peternakan masih sangat menggiurkan karena jumlah produksi masih jauh
di bawah kebutuhan pasokan.
Tabel 4.15
Jumlah Konsumsi Daging dan Telur Per Kapita Penduduk

No Komoditas 2010 2011 2012 2013


1. Daging 4,52 4,67 4,84 5,03
2. Telur 2,51 2,61 2,77 2,83
Sumber: BPS Kab. Lebak 2010-2013

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cx


Melihat tabel di atas, memberikan pemahaman bahwa investasi di bidang
peternakan potong masih sangat menggiurkan karena jumlah produksi
masih jauh di bawah kebutuhan pasokan.

e. Investasi di Bidang Kehutanan

Investasi di bidang kehutanan sangat tepat karena luas kawasan Hutan di


Kabupaten Lebak adalah 95.922 Ha atau 31,55 % dari luas wilayah
Kabupaten Lebak. Adapun luas lahan kritis yang masih harus ditangani
seluas 22.206,88 ha.

Investasi untuk pengembangan komoditas kehutanan yang memiliki


prospek pasar yang baik adalah Bambu. Luas tanaman bambu pada tahun
2008 tercatat sebesar 2.046,00 ha atau setara dengan 197.858
rumpun/11.169.665 batang. Sedangkan produksinya sebesar 2.139.800
btg/tahun. Sentra areal bambu terutama terdapat di kecamatan Cimarga,
Sajira dan Cikulur.

Investasi di bidang kehutanan dapat dilakukan dalam rangka


Pembangunan Kehutanan seperti investasi di bidang aneka usaha
kehutanan yaitu investasi untuk pemanfaatan sumberdaya hutan sehingga
mendapatkan hasil atau komoditas non kayu.

Investasi yang cocok dikembangkan di Kabupaten Lebak untuk program


aneka usaha kehutanan ini adalah lebah madu dan jamur kayu. Adapun
jumlah produksi madu dan jamur kayu dapat dilihat pada tabel berikut.

Investasi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Kabupaten


Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, di antaranya 10 komoditas unggulan
utama yaitu: kelapa dalam, karet, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, aren,
lada, pandan dan jarak pagar.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxi


f. Investasi di Bidang Perumahan

Investasi yang paling tepat dikembangkan di Kota Kekerabatan Maja yaitu


investasi di bidang perumahan. Sebagaimana diketahui berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat telah menetapkan Kawasan
Maja – Kab. Lebak seluas 10.900 Hektar untuk 545.000 Rumah, akan
dilaksanakan oleh 24 Pengembang.

Investasi di bidang perumahan sangat rasional karena sejak Krisis Ekonomi


yang berkepanjangan sejak tahun 1997/1998, maka luas lahan yang
dibebaskan oleh beberapa Pengembang baru mencapai 3.565 Hektar dan
2.975 Rumah.

Mengingat Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang mulai membaik dengan


Suku Bunga Usaha yang relatif kompetitif, maka kelanjutan pembangunan
Kota Kekerabatan Maja dapat mengantisipasi limpahan konsumen dari
bisnis properti di kawasan Tangerang yang mulai mendekati “titik jenuh”.

g. Investasi di Bidang Pelabuhan Perikanan

Berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan, menunjukkan Laut


Utara Pulau Jawa mengalami “Over Fishing”. Sementara Laut Selatan Pulau
Jawa baru dimanfaatkan sekitar 15,37 %; sehingga Para Nelayan Besar dari
Utara melaut ke Selatan dengan waktu tempuh sekitar 26 jam perjalanan
laut.

Untuk itu, investasi yang paling tepat adalah investasi untuk Pembangunan
Pelabuhan Perikanan Tanjung Panto sehingga dapat mempersingkat
waktu tempuh menjadi hanya 4,5 jam perjalanan darat, sehingga dapat
menghemat bahan pengawet ikan dan BBM.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxii


Investasi di bidang perikanan di Kabupaten Lebak dapat dibedakan
menjadi dua yaitu Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Investasi
di bidang perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap laut dan
perairan umum. Investasi di bidang perikanan budidaya dikelompokan
menjadi Budidaya air tawar dan budidaya air payau.

Tabel 4.16
Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Tempat Pelelangan Ikan di
Kabupaten Lebak Tahun 2013
Perahu Motor
No Nama TPI Kapal Motor Jumlah
Layar Tempel
1 Binuangeun - 64 209 273
2 Tanjung Panto - 21 - 21
3 Sukahujan - 40 - 40
4 Cipunaga - 48 - 48
5 Panyaungan - 34 - 34
6 Situregen 15 21 - 36
7 Bayah - 117 - 117
8 Pulo Manuk - 19 - 19
9 Sawarna 9 39 - 48
10 Cibareno - 73 - 73
Jumlah 24 476 209 709
Sumber: BPS Kab. Lebak 2013
Membaca tabel di atas mengindikasikan masih perlunya investasi di bidang
perikanan.
Tabel 4.17
Produksi Perikanan Tahun 2009 – 2013
Bidang
Tahun (Ton)
Usaha
2009
2010 2011 2012 2013
1. PENANGKAPAN IKAN

- Laut 5.112,50 7.819,10 9.912,90 11.958,20 2.729,72

- Perairan 27,70 111,80 168,60 171,20 79,69


Umum

Jumlah I 5.140,20 7.930,90 10.081,50 12.129,40 2.809,41


2. BUDIDAYA AIR TAWAR

- Kolam 669,90 833,10 1.110,90 2.611,80 2.093,82

1.556,20 1.787,20 1.914,30 1.137,50 1.016,44

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxiii


- Sawah

- Keramba 24,10 22,90 37,40 49,70 49,25

- Jaring 0 6,20 20,10 26,10 24,25


Apung

Jumlah II 2.250,20 2.649,40 3.082,70 3.825,10 3.183,76


3. BUDIDAYA AIR PAYAU

- Tambak 36,70 80,40 156,90 167,70 102,15

Jumlah III 36,70 80,40 156,90 167,70 102,15


Jumlah
7.427,10 10.660,70 13.321,10 16.122,20 6.095,32
Total
Sumber: BPS Kab. Lebak 2009-2013

Tabel di atas memberikan keyakinan bahwa investasi di bidang perikanan


masih sangat terbuka lebar.

h. Investasi di Bidang Pertambangan


1) Investasi di bidang pertabangan dapat dilakukan untuk
eksplorasi/eksploitasi Bahan Tambang Emas, Perak dan Batu Opal di
Lebak Selatan, Lebak Timur serta Lebak Tengah.
2) Investasi di kawasan pertambangan emas juga dapat dilakukan di
Kecamatan Cibeber, serta investasi pertambangan batu bara dan
bahan galian golongan A maupun golongan B dapat dilakukan di
Kecamatan Bojongmanik, Banjarsari, Panggarangan dan Bayah.
3) Investasi di bidang pertabangan dapat dilakukan untuk eksploitasi
secara berkelanjutan untuk Bahan Tambang Fosfat, Pasir Kuarsa,
Kalsit, Tras, Sirtu, Batu Belah, Batu Besi, Batu Sempur, Bentonit,
Zeolit, Kaolin dll, dengan berbagai manfaat serta nilai ekonomis
masing–masing.
4) Investasi di bidang pertambangan yang meliputi eksplorasi dan
eksploitasi bahan tambang emas, perak dan batu opal, batu galena,
selain itu juga eksploitasi secara berkelanjutan untuk bahan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxiv


tambang fosfat, pasir kuarsa, kalsit, tras, sirtu, batu belah, batu besi,
batu sempur, bentonit, zeolit, kaolin dan lain-lain.

i. Investasi di Bidang Industri


1) Investasi di bidang industri dapat dilakukan dengan kerjasama
Usaha yang saling menguntungkan antara Pemodal Skala Besar
dengan Para Pengrajin Lokal, untuk pengembangan Industri Kecil
dan Menengah (agroindustri) pada produk unggulan daerah (Gula
Semut, Anyaman Pandan emping melinjo, dan Batu Fosil) yang
hingga saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar lokal
dan global. (Catatan: rata–rata hanya mampu memenuhi 27 %
permintaan)
2) Investasi di kawasan industri dapat diarahkan pengembangannya di
Kecamatan Rangkasbitung dan Maja yang memiliki potensi untuk
tumbuh berkembangnya aglomerasi industri.
3) investasi di bidang Kredit pertanian. Investasi di bidang kredit lunak
kepada para petani untuk membeli pupuk dan juga bibit unggul serta
obat-obatan. Program kredit lunak ini akan disambut antusias oleh
masyarakat petani di Lebak, karena sangat membantu mereka dalam
membeli pupuk, bibit dan obat-obatan untuk penggarapan sawah.
(Laurens Dami, 2014).

j. Investasi di Bidang Usaha Kecil dan Menengah

Investasi yang masih sangat menjanjikan di Kabupaten Lebak yaitu di


bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Investasi yang dapat dilakukan berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Tahun


2006 yang dilaksanakan oleh BPS adalah inivestasi untuk mengembangkan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Lebak yang saat ini baru
berjumlah 104.537 unit usaha yang bergerak pada 13 jenis usaha.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxv


Rincian jenis dan jumlah usaha sebagai berikut.
a. Pertambangan/Penggalian : 1.232 unit usaha;
b. Industri Pengolahan : 15.114 unit usaha;
c. Listrik, Gas dan Air : 53 unit usaha;
d. Konstruksi : 461 unit usaha;
e. Perdagangan Besar dan Eceran : 47.969 unit usaha;
f. Penyediaan Akomodasi (Makanan dan Minuman) : 8.688 unit usaha;
g. Transportasi, Pergudangan, Komunikasi : 20.909 unit usaha;
h. Perantara Keuangan : 285 unit usaha;
i. Real Estate, Usaha Persewaan Jasa Perusahaan : 1.769 unit usaha;
j. Jasa Pendidikan : 1.520 unit usaha;
k. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial : 624 unit usaha
l. Jasa Kemasyarakatan (Sosial Budaya) : 5.692 unit usaha;
m. Jasa Perorangan Melayani Rumah Tangga : 221 unit usaha

Investasi di bidang industri kecil di Kabupaten Lebak secara


keseluruhan masih sangat prospek. Sebab, baru ada sebanyak 14.636
unit usaha, yang terdiri dari industri kecil sebanyak 14.617 unit usaha
dan industri menengah/besar sebanyak 19 unit usaha.

Berbagai peluang investasi di bidang industri kecil yang merupakan


komoditas unggulan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18
Sentra Industri Kecil di Kabupaten Lebak
Jumlah
No. Industri Unit Lokasi / Kecamatan
Usaha
1. Gula Merah Aren 2.542 Muncang, Leuwidamar, Bojongmanik, Sajira,
Cijaku, Panggarangan, Malingping, Cibeber,
Gunung Kencana, Bayah dan Cipanas
2. Bata/Genteng 655 Cimarga, Rangkasbitung, Sajira, Malingping dan
Warunggunung
3. Tenun Baduy 110 Leuwidamar

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxvi


Jumlah
No. Industri Unit Lokasi / Kecamatan
Usaha
4. Tempurung 50 Leuwidamar
Kelapa
5. Pandai Besi 40 Bojongmanik, Cibeber dan Rangkasbitung
6. Konveksi 30 Rangkasbitung dan Cimarga
7. Anyaman Pandan 3.848 Cikulur, Cileles, Banjarsari, Cijaku, Malingping
dan Bojongmanik
8. Anyaman Bambu 2.746 Sajira, Cibeber, Rangkasbitung dan Cibadak
9. Emping Melinjo 281 Warunggunung, Cikulur dan Gunungkencana
10. Sale/Keripik 2.786 Bayah
Pisang
Sumber : Profile Potensi Investasi Kabupaten Lebak

Investasi di bidang ini masih sangat menjanjikan karena berdasarkan


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak, telah dialokasikan
rencana kawasan industri non polutan seluas 2.000 Ha yang berlokasi di
Desa Nameng, Sukamanah, Cimangeunteung dan Citeras, Kecamatan
Rangkasbitung.

k. Investasi di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Kabupaten Lebak merupakan wilayah yang memiliki kandungan dan jenis


bahan tambang yang sangat besar, potensi ini akan meningkatkan
pendapatan asli daerah dan memberikan lapangan pekerjaan penduduk
sekitar bila di eksploitasi secara baik. Pemenuhan bahan bakar untuk
masyarakat Kabupaten Lebak dilayani melalui 9 unit Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana


dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan
perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan
untuk keperluan domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari
PT. PLN Cabang Rangkasbitung, rasio elektrifikasi di kabupaten Lebak baru
mencapai 54,58%. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk
Kabupaten Lebak belum tersentuh oleh tenaga listrik. Berdasarkan table di

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxvii


bawah, rasio elektrifikasi yang tertinggi adalah Kecamatan Maja dan
rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di kecamatan
Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relative terisolir.

l. Investasi di bidang Pariwisata Alam–Sejarah–Budaya


1) Investasi untuk pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Pantai
Selatan sepanjang 91,42 Km yang masih “perawan” namun sudah
diminati oleh para Peselancar dari Luar Negeri.
2) Investasi untuk pengembangan Pemandian Alam dengan Sumber Air
Panas pada 2 lokasi dan Air Terjun 2 lokasi.
3) Investasi untuk penataan dan Pengembangan Taman Wisata Nasional
Batu Alam.
4) Investasi untuk peninggalan Situs Purbakala & Nilai Perjuangan
Sejarah Multatuli.
5) Investasi untuk pengembangan Kawasan Wisata Budaya yang sangat
unik pada Suku Baduy di daerah Lebak Tengah dan Masyarakat
Kaolotan di Lebak Selatan.

Investasi di sektor pariwisata yang diandalkan adalah investasi pariwisata


alam pantai, terutama di Kecamatan Malingping, Panggarangan, dan
Bayah, serta investasi pariwisata budaya yang dapat ditemui pada
masyarakat adat Cisungsang dan Citorek, serta masyarakat Baduy.
Investasi wisata budaya lain yang cukup menjanjikan adalah beberapa
peninggalan bersejarah seperti situs Kosala dan Cibedug.

Investasi di bidang Pariwisata sangat tepat dilakukan karena pariwisata


merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan di kabupaten
Lebak. Investasi ini juga sangat menjanjikan karena keindahan alam, baik
pantai maupun tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Lebak cukup
banyak dan menarik.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxviii


Investasi di bidang ini tentu sangat berprospek karena Penataan obyek
wisata terus dilakukan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung yang
datang untuk menikmati keindahan alam di Kabupaten Lebak. Beberapa
obyek wisata beserta lokasinya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.19
Obyek Wisata di Kabupaten Lebak

NO NAMA WISATA LOKASI


1 Curug Indihiyang Warunggunung
2 Arung Jeram Lebakgedong
3 Goa Sangkir Bojongmanik
4 Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar
5 Pemandian Air Panas Cipanas
6 Pantai Karang Taraje Bayah
7 Pantai Bagedur Malingping
8 Pantai Binuangeun Wanasalam
9 Pantai Cibobos Panggarangan
10 Pantai Pulau Manuk Bayah
11 Pantai Sawarna Bayah
12 Pantai Ciantir Bayah
13 Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber
14 Situs Cibedug Cikotok
15 Air Panas Senanghati Malingping
16 Situs Palayangan Cimarga
17 Kawah Cipanas Sobang
18 Curug Kanteh Cilograng
19 Pantai Cihara Cihara
20 Pantai Talanca Malingping
21 Pantai Cimandiri Panggarangan
22 Pantai Tanjung Panto Wanasalam
23 Pantai Karang Tengah Wanasalam
Sumber : Profile Potensi Investasi Kabupaten Lebak

Investasi di bidang ini sangat penting karena keindahan alam di Kabupaten


Lebak cukup menarik bagi wisatawan baik dari nusantara maupun manca
negara untuk mengunjungi obyek wisata yang ada. Pada Tahun 2013,
wisatawan manca negara yang berkunjung ke obyek wisata di Kabupaten
Lebak sebanyak 1.267 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 940.875
orang.
Tabel 4.20
Perkembangan Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Obyek Wisata di
Kabupaten Lebak
Tahun Baduy Binua Bagedur Karang Cibobos P. Pemandian Air
ngeun Taraje Manuk Panas Cipanas

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxix


2011 1.097 14.146 4.983 2.438 2.321 2.458 39.254
2012 1.022 19.832 7.764 2.442 2.407 2.481 40.008
2013 2.875 38.432 86.778 29.788 12.721 19.853 50.139
Sumber : data diolah

2. Investasi Berbasis Letak Potensi Wilayah

Karena luasnya wilayah dan kondisi geografis yang beragam, Pemerintah


Kabupaten Lebak membagi wilayahnya menurut wilayah pembangunan.
Pembagian ini secara artifisial didasarkan pada kesamaan
karakteristik, dalam arti homogenitas wilayah. Ada empat wilayah
pembangunan yang dimaksud, yaitu:

i. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Utara.

Wilayah ini meliputi Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak,


Warunggunung, Cikulur, Cimarga, Maja, dan Curugbitung sebagai
wilayah perdagangan dan industri, baik industri hulu maupun hilir dan
pengolahan hasil-hasil pertanian.

j. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Selatan.

Investasi di wilayah ini sangat menjanjikan karena wilayah ini meliputi


Kecamatan Malingping, Wanasalam, Cijaku, Panggarangan, Bayah,
Cilograng, dan Cibeber yang memiliki karakteristik geografis yang unik,
yaitu sebagian merupakan wilayah pegunungan (Gunung Gede dan
Sanggabuana) dan sebagian lagi merupakan daerah pantai.

Investasi di wilayah ini sangat tepat karena wilayah ini diperuntukkan


sebagai wilayah pembangunan yang berpotensi di bidang pertanian
tanaman pangan, perikanan laut, pertambangan, dan pariwisata.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxx


Investasi di wilayah selatan berpontensi berbasis Kelautan dan
Perikanan. Kawasan pantai selatan sepanjang 91,42 kilometer, di
wilayah selatan Kabupaten Lebak, seperti di Kecamatan Wanasalam,
Malingping, Cihara, Penggarangan, Bayah dan Kecamatan Cilograng
sangat besar potensinya untuk dikembangkan.

Investasi di enam kecamatan yang memiliki wilayah pantai ini, sangat


disarankan karena menyimpan cukup besar potensi kelautan dan
perikanan, serta didukung oleh potensi pariwisata, pertambangan serta
pertanian dan perkebunan.

Investasi di Kecamatan Wanasalam sangat tepat karena merupakan


ujung barat pantai selatan dan saat ini telah memiliki dokumen studi
kelayakan sebagai calon pelabuhan perikanan samudera di Pantai
Tanjung Panto. Jika seorang investor menanamkan modalnya sekitar
Rp330-370 miliar, maka dengan asumsi SBI serta inflasi yang moderat,
maka ia mulai dapat menikmatinya secara bersih pada tahun ke-8 dan
ke-9. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Samudera Indonesia masih
berstatus under fishing atau 15 persen dari maximum yield
sustainability (kondisi ketersediaan ikan secara berkelanjutan).

Investasi di Lebak bagian selatan sangat tepat karena memang


menyimpan begitu banyak harapan karena mempunyai potensi besar,
sehingga Pemkab Lebak berencana untuk menata kembali tata ruang
wilayah itu sehingga bisa maju dan berkembang pesat. Namun sebelum
melangkah lebih jauh, Pemkab Lebak mencoba untuk mengoptimal
potensi perikanan dan kelautan di kawasan Lebak selatan itu sehingga
kehidupan masyarakatnya semakin baik dan sejahtera.

Investasi di bidang perikanan di laut selatan sangat tepat karena


berdasarkan data Departeman Kelautan dan Perikanan menunjukan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxi


laut utara Pulau Jawa mengalami over fishing, sementara laut selatan
Pulau Jawa baru dimanfaatkan sekitar 15,37 persen, sehingga potensi
perikanan di laut selatan sangat menjanjikan.

Investasi yang paling tepat Kabupaten Lebak selatan adalah usaha


perikanan tangkap, di mana potensi lestari untuk perairan pantai
sebesar 3.712,4 ton per tahun dan potensi zona ekonomi khusus (ZEE)
sebesar 6.844,84 ton per tahun.

Investasi di bidang ini sangat tepat karena jenis ikan yang dominant
pada lima tempat pelelangan ikan (TPI) di Lebak pada tahun 2007, yakni
ikan tongkol 1.235,30 ton ikan cakalang 1.323,90 ton, ikan pari 656,20
ton, ikan laying 401,00 ton, ikan tuna 273,60 ton dan ikan kakap 68,30
ton. Seluruh jenis ikan tersebut mempunyai nilai jual yang sangat
bagus.

k. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Timur.

Investasi di Lebak Timur juga sangat menjanjikan karena wilayahnya


yang berbukit-bukit dan terletak di Pegunungan Kendeng sangat tepat
untuk perkebunan, baik perkebunan besar maupun kecil. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Cipanas, Muncang, Sobang, Sajira, Leuwidamar,
dan Bojongmanik.

Investasi di Bagian Timur, Kecamatan Malingping sangat tepat karena


daerah ini diarahkan sebagai pusat jasa dan kota besar kedua di
Kabupaten Lebak, setelah Kota Rangkasbitung. Malingping akan dipacu
sebagai pusat perdagangan kawasan selatan dengan didukung oleh jasa
perbankan dan sektor wisata yang menjanjikan.

Investasi di Kecamatan Cihara dan Penggarangan sangat tepat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxii


dilakukan karena daerah ini dipersiapkan sebagai salah satu daerah
penyangga Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional (Sihankamnas),
sebab di kawasan itu ditempatkan Markas Batalyon Infanteri atau
Satuan Tempur TNI. Sedangkan Kecamatan Bayah, yang telah
diarahkan sebagai pusat industri semen PT Boral serta pelabuhan
khusus internasional.

Investasi di bidang pariwisata sangat tepat dilakukan di Pantai Ciantir,


Sawarna dan kawasan Pulomanuk, Darmasari, guna mendukung
kebutuhan tersier para pekerja industri semen dan masyarakat
ekspatriat lainnya.

Investasi di Kecamatan Cilograng, diarahkan untuk investasi di bidang


penyedia barang dan jasa untuk menunjang kawasan sekitarnya yang
sedang tumbuh pesat, yakni Bayah dan Pelabuhan Ratu.

Investasi di Cilograng sangat menjanjikan karena di sini menyimpan


banyak potensi, selain potensi pertanian, perkebunan, kelautan dan
perikanan, tetapi juga potensi keindahan Pantai Citarate dan Air Terjun
Curugante, yang masih natural dan membutuhkan sentuhan tangan
profesional.

l. Investasi di Wilayah Pembangunan Lebak Barat

Investasi di wilayah ini hanya bisa dilakukan di tiga kecamatan, yaitu


Kecamatan Banjarsari, Gunung Kencana, dan Cileles. Di wilayah ini
terdapat hutan lindung dan diprioritaskan sebagai wilayah perkebunan
besar dan perkebunan rakyat (Fahmi, 2010)

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxiii


Tabel 4.21
Sistem Perwilayahan Kabupaten Lebak

Perwilayahan kecamatan Pusat Hirarki Fungsi kawasan


pembangunan pertumbuhan
WP Utara
Rangakasbitung Kota I Pusat pemerintahan
Rangsbitung kabupaten
Maja Kota Maja I Terminal regional
Caibadak Kota Cibadak II Pusat pemukiman
perkotaan
Kalanganyar III Pusat pelayanan dan
jasa regional
Warunggunung III Pusat pendidikan
Cikulur III Pusat industri kecil
Cimarga III Pusat perdagangan
Curungbitung III
Sajira III
WP Timur
Cipanas Kota Cipanas II Pusat koleksi-
distribusi hasil
pertanian
Leuwidamar Kota II Industri kecil/home
Leuwidarma industri
Muncang III Pengembangan
permukiman kota
terbatas
Sobang III Pengembangan
permukimanperdesaan
tersebar
Lebok Gedong III Pusat pengembagan
pariwisata
Cirinten III Konservasi hutan
Bojongmanik III
WP Barat
Gunung Kota Gunung II Pusat koleksi-
Kencana Kencana distribusi hasil
pertanian
Cileles III Industri kecil/home
industri
Banjarsari III Pengembangan
permukiman
perdesaan
WP Selatan
Malingping Kota I Pust pelayanan sosial
Malingping ekonomi sub regional
Bayah Kota Bayah I Sub terminal regional
Panggarangan Kota Pusat koleksi –
Panggarangan distribusi hasil

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxiv


Perwilayahan kecamatan Pusat Hirarki Fungsi kawasan
pembangunan pertumbuhan
pertanian
Cijaku III Industri keil
Wanasalam III Pariwisata
Cibeber III Pusat pendaratan dan
pelelangan ikan
Cilograng III Pengelola hasil laut
Cigemblong III Pertambangan
bersyarat
Cihara III
Sumber: data diolah

3. Investasi Berdasarkan Perencanaan Pengembangan Wilayah

Menurut arahan RTRW Nasional dan Provinsi Banten, Kabupaten Lebak


bersama-sama dengan Kabupaten Pandeglang berfungsi sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) pada Wilayah Kerja Pembangunan 3 (WKP 3) yang
mendukung Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Bojonegara-Merak-Cilegon
(BMC) sebagai Kota Pelabuhan Nasional di Kota Cilegon.

Investasi yang dapat dilakukan berdasarkan Perencanaan Pengembangan


wilayah Kabupaten Lebak adalah:
a. Investasi Sektor unggulan yang menujang wilayah ini adalah pertanian,
pertambangan dan pariwisata.
b. Investasi di pusat-pusat utama di Kabupaten Lebak yakni di Kota
Rangkasbitung sebagai PKL dan Kota Maja sebagai pusat investasi
kegiatan sosial ekonomi.
c. Investasi pada sistem jaringan transportasi utama adalah jaringan jalan
raya (kolektor primer) Rangkasbitung–Serang, Maja–Cikande, Labuan–
Malingping–Bayah dan Rangkasbitung/Maja–Cipanas–Jasinga.

Investasi yang dapat dilakukan di Kabupaten Lebak berdasarkan nilai-nilai


strategis yang dimiliki Provinsi Banten di wilayah Pantura (Cilegon, Serang
Tangerang) dan kedekatan dengan Jakarta sebagai ibukota Negara yaitu:

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxv


a. Investasi pengembangan dan pembangunan perumahan dan
permukiman di Kecamatan Maja;
b. Investasi di bidang sistem transportasi jaringan jalan raya antara
Rangkasbitung dan Serang, serta antara Kecamatan Maja dan Cikande
di Kawasan Pantura.

Berdasarkan intensitas dan frekwensi kegiatan yang terjadi saat ini serta
kelengkapan infrastruktur wilayah, Kabupaten Lebak di dalam
pengembangan struktur ruangnya terbagi ke dalam 2 (dua) Wilayah
Pengembangan yaitu Wilayah Pengembangan Utama dan Wilayah
Pengembangan Penunjang.

a. Investasi Untuk Wilayah Utama

investasi di wilayah ini sangat tepat karena wilayah ini diketahi sebagai
wilayah Pengembangan Utama yang memiliki aglomerasi kegiatan
perkotaan dengan peran sebagai pusat dan pendorong pertumbuhan
wilayah lainnya. Investasi yang cocok dan pantas dilakukan di wilayah ini
terkait dengan sistem perekonomian regional yaitu investasi pendukung
keunggulan komperatif.

Investasi di Wilayah pengembangan utama memiliki fungsi sebagai


penggerak utama roda perekonomian Kabupaten Lebak, di mana dengan
fungsi tersebut diharapkan akan dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap perkembangan wilayah sekitarnya (trickle down effect).

Investasi di wilayah Pengembangan Utama di Kabupaten Lebak dapat


dilakukan di empat Wilayah Pengembangan sebagai berikut:

1) Investasi di Wilayah Pengembangan Utama Rangkasbitung, yang


meliputi Kecamatan Rangkasbitung, Kecamatan Kalanganyar dan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxvi


Kecamatan Cibadak, dengan pusat pengembangan terletak di Kota
Rangkasbitung.
2) Investasi di Wilayah Pengembangan Utama Maja, meliputi Kecamatan
Maja, Kecamatan Curugbitung dan Kecamatan Sajira dengan pusat
pengembangan terletak di Kota Maja
3) Investasi di Wilayah Pengembangan Utama Malingping, meliputi
Kecamatan Malingping, dan Kecamatan Wanasalam, Kecamatan Cijaku
dengan pusat pengembangan terletak di Kota Malingping.
4) Investasi di Wilayah Pengembangan Utama Bayah, meliputi
Kecamatan Bayah, Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Cilograng dengan
pusat pengembangan terletak di Kota Bayah.

b. Investasi untuk Wilayah Penunjang

Investasi yang paling tepat di Wilayah Pengembangan Penunjang sebagai


daerah yang mendukung pertumbuhan wilayah utama, (terletak di sebelah
Tengah dan Selatan dari Kabupaten Lebak) yaitu investasi di bidang
produksi pertanian, peternakan, perikanan, hutan dan pertambangan.

Investasi di wilayah Pengembangan Penunjang di Kabupaten Lebak yang


terdiri atas 5 (lima) Wilayah Pengembangan yaitu:

1) Investasi di Wilayah Pengembangan Penunjang Cimarga, yang


meliputi Kecamatan Cimarga, Kecamatan Warunggunung dan
Kecamatan Cikulur dengan pusat pengembangan berada di Kecamatan
Cimarga
2) Investasi di Wilayah Pengembangan Penunjang Cipanas, meliputi
Kecamatan Cipanas, Kecamatan Sobang, Kecamatan Lebak Gedong dan
Kecamatan Muncang dengan pusat pengembangan berada di Kota
Cipanas.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxvii


3) Investasi di Wilayah Pengembangan Penunjang Leuwidamar, meliputi
Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan Cirinten dan Kecamatan
Bojongmanik dengan pusat pengembangan terletak di Kota Leuwidamar.
4) Investasi di Wilayah Pengembangan Penunjang Gunung Kencana,
meliputi Kecamatan Gunung Kencana, Kecamatan Banjarsari dan
Kecamatan Cileles dengan pusat pengembangan terletak di pusat
Kecamatan Gunung Kencana.
5) Investasi di Wilayah Pengembangan Penunjang Panggarangan,
meliputi Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cigemblong dan
Kecamatan Cihara dengan pusat pengembangan terletak di pusat
Kecamatan Panggarangan.

4. Investasi berdasarkan Pengembangan Prasarana Wilayah

Investasi berdasarkan Pengembangan Prasarana Wilayah yang dapat


dikembangkan di Kabupaten Lebak meliputi:

a. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi


1) Investasi di bidang pengembangan Prasarana transportasi di
Kabupaten Lebak adalah investasi di bidang Perhubungan darat yang
terdiri dari jalan raya dan kereta api serta perhubungan laut yang
terdiri dari perhubungan laut khususnya bagi kebutuhan
pengembangan perikanan laut.
2) Investasi di bidang pengembangan jaringan jalan raya yang
menghubungkan wilayah utara dan selatan.
3) Investasi di bidang pengembangan angkutan kereta api untuk
angkutan masal dan angkutan barang.
4) Investasi di bidang pengembangan pelabuhan ikan.

b. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Pengairan

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxviii


Investasi untuk mengembangkan sistem pengairan yang terdapat di
Kabupaten Lebak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan
non pertanian melalui pemanfaatan air permukaan maupun air tanah yang
tersebar di Kabupaten Lebak.

c. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Energi

Investasi untuk mengembangkan potensi energi ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan wilayah utara dan selatan, serta pengembangan
energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi wilayah tengah.

d. Investasi Pengembangan Sistem Prasarana Komunikasi dan


Informatika

Investasi untuk mengembangkan dan mengarahkan Sistem telekomunikasi


ditujukan untuk menunjang pengembangan hubungan antara wilayah
utara dengan wilayah selatan, serta dalam mendukung upaya
pengembangan pariwisata.

Investasi di bidang pengembangan sarana dan prasarana telekomunikasi di


Kabupaten Lebak telah dilaksanakan oleh:
1. PT. Telkom Kandatel Rangkasbitung dengan wilayah cakupan pelayanan
untuk Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Investasi di bidang
Pengembangan sarana telekomunikasi di Kabupaten Lebak telah mampu
mencapai kapasitas 17.796 SST dengan kapasitas yang telah
dimanfaatkan sebanyak 8.079 SST (45,40%) dan telah mampu
menjangkau semua kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxix


2. PT. Pos Indonesia sebanyak 50 unit dengan klasifikasi 1 unit Kantor Pos
Cabang Rangkasbitung, 9 unit Kantor Pos Kecamatan dan 40 unit
Kantor Pos Desa.
3. Pengembang penyediaan layanan cellular oleh beberapa provider yang
mengembangkan investasinya di Kabupaten Lebak. Hal ini dapat
diketahui dengan terbangunnya Tower Cellular yang tersebar di 28
kecamatan sebanyak 139 Tower yang telah memiliki ijin.

5. Investasi di Pusat Pertumbuhan

Investasi di desa2/Kelurahan3 dapat dilakukan khususnya di Desa Pusat


Pertumbuhan (desa yang menjadi simpul jasa dan simpul distribusi dari
desa-desa di sekitarnya). Investasi tersebut diarahkan untuk
pengembangan ekonomi daerah yang berbasis pada potensi lokal serta
mempertimbangkan keterkaitan dengan perkembangan wilayah sekitarnya.

a. Investasi di Desa Budaya Lebak

Investasi di Desa Budaya Lebak adalah adalah investasi yang dapat


menjaga kelestarian desa khas yang ditata untuk kepentingan pelestarian
budaya. Investasi tersebut dapat berupa investasi di sector pariwisata yang
dapat menjaga kekhasan kampung adat atau rumah adat. Beberapa Desa
Budaya di Lebak yang dapat dijadikan lokasi investasi antara lain Desa

2 Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3 Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah kerja

kecamatan
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxx
Kanekes dengan Wisata Baduynya, Desa atau lebih populer Kasepuhan
Citorek, Cisungsang dan Cibedug yang terletak di Kecamatan Cibeber

b. Investasi di Desa Tertinggal

Investasi di Desa Tertinggal adalah investasi untuk desa yang masyarakat


serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan desa lain dalam
suatu wilayah tertentu. Investasi ini sangat penting karena ketertinggalan
suatu wilayah tentu harus segera dikurangi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya.

Investasi yang cocok dikembangkan di daerah ini, berdasarkan data dari


BPS Kab. Lebak tahun 2013, dapat dilakukan di 3 (tiga) kecamatan yang
perlu mendapatkan perhatian yaitu Kecamatan:
1. Rangkasbitung,
2. Kalanganyar, dan
3. Leuwidamar.

Investasi juga dapat dilakukan di daerah yang minim ketersediaan


pangannya, yaitu di Kecamatan:
1) Rangkasbitung
2) Kalanganyar

Investasi di kedua kecamatan ini sangat penting karena kedua daerah ini
merupakan wilayah yang defisit pangan. Hal ini karena kedua kecamatan
tersebut merupakan wilayah transisi perkotaan yang memiliki jumlah
penduduk yang cukup besar. Selain itu, masalah alih fungsi lahan
pertanian menjadi pemukiman menyebabkan rasio antara ketersediaan dan
konsumsi menjadi defisit.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxi


Investasi juga dapat dilakukan di daerah yang kondisi rasio konsumsinya
mengalami defisit yaitu di Kecamatan Leuwidamar. Penyebab utama
rendahnya ketersediaan pangan di wilayah ini karena lahan pertanian yang
tidak cukup luas, sehingga produksi pangan tidak mampu mencukupi
kebutuhan masyarakatnya

Investasi yang dapat dilakukan di Desa Tertinggal ini dititikberatkan pada


investasi pemenuhan sarana dan prasarana dasar permukiman serta
pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat seperti Investasi
untuk peningkatan akses terhadap pendidikan dasar dan kesehatan
dasar.

Investasi yang paling tepat di Desa tertnggal dengan indek kehidupan


rendah yaitu investasi di bidang infrastruktur dan kelistrikan. Beberapa
kecamatan yang termasuk prioritas pertama dan harus segera ditangani
adalah Kecamatan Cihara, Cirinten dan Cigemblong. Hal ini disebabkan
ketidakmampuan masyarakat untuk memiliki kualitas hidup yang baik
akibat banyaknya jumlah keluarga miskin dan rendahnya layanan
infrastruktur wilayah.

Investasi di daerah ini sangat penting dilakukan karena untuk


mempercepat perbaikan Kondisi infrastruktur (jalan dan penerangan) yang
memadai di wilayah tersebut, sehingga wilayah tersebut tidak terisolasi.
Dengan adanya investasi di daerah ini, masyarakat terjangkau atas
pelayanan sosial dan ekonomi sehingga peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terbuka lebar. Investasi di lokasi ini akan
mampu menurunkan tingginya angka kemiskinan.

Investasi yang paling tepat dilakukan di daerah dengan indek pangan


rendah yaitu investasi di pendidikan, air bersih, kesehatan. Wilayah
yang termasuk kategori prioritas 1 adalah Kecamatan Lebakgedong,

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxii


Kecamatan Cimarga dan Kecamatan Cijaku. Beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur indeks pemanfaatan pangan adalah kondisi
gizi buruk balita, kondisi perempuan buta aksara, aksesibilitas terhadap air
bersih dan akesibilitas terhadap fasilitas kesehatan. Indikator utama yang
menyebabkan kurangnya pemanfaatan pangan di ketiga kecamatan
tersebut adalah tingginya persentase balita dengan berat badan di bawah
standar dan tingginya persentase perempuan buta huruf.

c. Investasi di Kota Pusat Pertumbuhan di WPU dan WPP

Investasi di Kota Pusat Pertumbuhan atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL)


adalah investasi untuk mendukung kota sebagai pusat jasa, pusat
pengolahan, dan simpul transportasi yang berskala regional.

investasi yang dapat dilakukan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) Kabupaten Lebak dan berdasarkan rencana pengembangan sistem
kota-kota di Lebak yang berkaitan dengan penataan distribusi Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) adalah investasi yang dapat digunakan untuk
mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar
wilayah. Investasi tersebut meliputi:
a. Investasi di Wilayah Pengembangan Utama (WPU) Rangkasbitung, Maja,
Malingping dan Bayah
b. Investasi di wilayah Pengembangan Penunjang (WPP) Cimarga, Cipanas,
Leuwidamar, Gunung Kencana dan Panggarangan.

Investasi yang dapat dilakukan di Kota Pusat Pertumbuhan dititikberatkan


peningkatan pusat pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur ibu
kota kecamatan.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxiii


Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxiv
Hasil analisis Faktor Diterminan Peluang Investasi

R=0,87
SDA yang
Melimpah (X3)
0,85
SDM yang
Terampil (X4)
Kebijakan politik- 0,87
ekonomi yang adil
(X1) 0,45 Proses perijinan
yang mudah (X5) 0,87
PELUANG
0,41 INVESTASI DI KAB.
Suhu politik yang Iklim investasi 0,80
LEBAK (Y)
kondusif yang kondusif (X6)
0,79
(X2) 0,81
Dukungan
masyarakat yang
tinggi (X7) 0,80

Budaya
Entrepreneurship 0,84
masyarakat yang
tinggi (X8)
0,84
Kualitas Sarpras di
seluruh Wilayah
(X9)
Pengelolaan
Lingkungan hidup
yang ramah (X10)

Gambar 4.3
Hasil Analisis Data Penelitian

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxv


Tabel 4. 22 Hasil Analisis Data

Korelasi r p Simpulan
X1=>X5 0,45 0,01 signifikan
X2=>X6 0,41 0,02 signifikan
X2=>X6 0,79 0,00 signifikan
X3=>Y 0,85 0,00 signifikan
X4=>Y 0,87 0,00 signifikan
X5=>Y 0,87 0,00 signifikan
X6=>Y 0,80 0,00 signifikan
X7=>Y 0,81 0,00 signifikan
X8=>Y 0,80 0,00 signifikan
X9=>Y 0,84 0,00 signifikan
X10=>Y 0,84 0,00 signifikan
X3,4,5,6,7,8,9,10=>Y 0,87 0,00 signifikan
Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dimaknai bahwa:

13. Hubungan Antara Kebijakan Politik-Ekonomi Yang Adil Terhadap Proses


Perijinan Yang Mudah

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara kebijakan politik-ekonomi yang


adil terhadap proses perijinan yang mudah diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.23 Korelasi antara kebijakan politik-ekonomi yang adil terhadap proses
perijinan yang mudah
X1_Tkt_keadilan X5_Tkt_kemuda
_Kebijak_Ekono han_Proses_Peri
mi jinan
*
X1_Tkt_keadilan_Kebijak_Ek Pearson Correlation 1 .454
onomi
Sig. (2-tailed) .015

N 28 28
*
X5_Tkt_kemudahan_Proses_ Pearson Correlation .454 1
Perijinan Sig. (2-tailed) .015

N 28 28

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara kebijakan politik-ekonomi yang adil terhadap proses perijinan yang mudah

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxvi


dengan r sebesar 0,45 dengan p= 0,01. Dengan kata lain, kebijakan ekonomi-
politik yang adil akan mampu mewujudkan proses perijinan yang mudah. Proses
perijinan yang mudahpada akhirnya akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak.

Kebijakan politik-ekonomi yang adil akan berpengaruh terhadap proses perijinan


yang mudah, murah, dan cepat. Kebijakan politik ekonomi yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah bersama DPR akan memberikan kemudahan para investor
dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, sudah pada
waktunya seluruh jajaran terkait dengan perijinan dan investasi terus
meningkatkan profesionalismnya dalam melayani para investor sehingga mereka
merasa dilayanai dengan baik, cepat, akurat, mudah, dan murah.

14. Hubungan Antara Keadilan Kebijakan Politik-Ekonomi Terhadap Iklim


Investasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara keadilan kebijakan politik-


ekonomi dan tingkat kondusivitas iklim investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.24 Korelasi antara keadilan kebijakan politik-ekonomi dan tingkat


kondusivitas iklim investasi
X1_Tkt_keadilan X6_Tingkat_kond
_Kebijak_Ekono usifitas_Iklim_inv
mi estasi
*
X1_Tkt_keadilan_Kebijak_Ek Pearson Correlation 1 .419
onomi
Sig. (2-tailed) .026

N 28 28
*
X6_Tingkat_kondusifitas_Ikli Pearson Correlation .419 1
m_investasi Sig. (2-tailed) .026

N 28 28

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxvii


Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara kebijakan politik-ekonomi yang adil terhadap iklim investasi dengan r
sebesastasi dengan r = 0,41 dengan p= 0,01. Dengan kata lain, Kebijakan
ekonomi-politik yang adil akan mampu mewujudkan iklim investasi yang kondusif.
Iklim investasi yang kondusif pada akhirnya akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak

Kebijakan politik-ekonomi yang adil akan sangat mempengaruhi iklim investasi


pada suatu wilayah termasuk Kabupaten Lebak. Sebaliknya Kebijakan politik-
ekonomi yang tidak adil akan sangat mempengaruhi iklim investasi pada suatu
wilayah termasuk Kabupaten Lebak. Kebijakan politik-ekonomi yang adil yaitu
yang tidak memihat pada investor besar saja, tetapi juga adil terhadap investor
kecil, serta tidak membedakan investor berdasarkan pada aspek suku, agama,
ras,bahasa,

15. Hubungan Antara Suhu Politik Dan Iklim Investasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara kondusifitas suhu politik dan
kondusivitas iklim investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.25 Korelasi antara kondusifitas suhu politik dan kondusivitas iklim investasi

X6_Tingkat_kond
X2_Tkt_kesejuka usifitas_Iklim_inv
n_Suhu_politik estasi
**
X2_Tkt_kesejukan_Suhu_poli Pearson Correlation 1 .791
tik
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
X6_Tingkat_kondusifitas_Ikli Pearson Correlation .791 1
m_investasi Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxviii


Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara suhu politik yang kondusif terhadap tingkat kondusivitas iklim investasi
dengan r sebesar 0,79 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, Suhu politik yang sejuk
dan kondusif akan mampu mewujudkan iklim investasi yang kondusif juga. Iklim
investasi yang kondusif pada akhirnya akan mampu meningkatkan peluang
investasi di Kabupaten Lebak.

Suhu politik yang kondusif akan berakibat pada tingkat kondusivitas iklim
investasi. Semakin kondusif suhu politik, semakin baik pula iklim investasi yang
terjadi, khususnya di Kabupaten Lebak.

16. Hubungan Antara Ketersediaan Sumber Daya Yang Melimpah Terhadap


Peluang Investasi
Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara ketersediaan sumber daya yang
melimpah dan peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.26 Hasil Analisis Ketersediaan Sumber Daya Yang Melimpah Dan Peluang
Investasi

X3_Ketersediaan Y_PELUANG_IN
_SDA VESTASI
**
X3_Ketersediaan_SDA Pearson Correlation 1 .856

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .856 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara sumber daya yang melimpah terhadap peluang investasi di Kabupaten
Lebak dengan r sebesar 0,85 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, SDA yang
melimpah akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxxxix


Sumber daya yang melimpah akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
Semakinmelimpas SDM yang tersedia, semakin besar peluang investor
mendapatkan SDM yang berkualitas serta besar kemungkinan pula mendapatkan
SDM yang murah.

17. Hubungan Antara SDM Yang Terampil Terhadap Peluang Investasi


Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara SDM yang terampil dan peluang
investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.27 hasil Analisis Korelasi antara SDM yang terampil dan peluang investasi
X4_Kualitas_SD Y_PELUANG_IN
M VESTASI
**
X4_Kualitas_SDM Pearson Correlation 1 .874

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .874 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara SDM yang terampil terhadap peluang investasi di Kabupaten Lebak dengan
r sebesar 0,87 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, SDM yang terampil juga akan
mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak

Semakin banyak SDM yang terampil yang terdapat di Kabupaten Lebak, semakin
besar pula peluang investasi di Kabupaten Lebak. Para investor akan dengan
mudah mendapatkan SDM yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan.

Tugas pemerintah adalah menyiapkan SDM berkualitas dengan menyediakan


sarana dan prasarana pendidikan termasuk guru yang berkualitas.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxl


18. Hubungan Antara Kemudahan Proses Perijinan Dan Peluang Investasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara kemudahan proses perijinan


dan peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.28 Hasil Analisis kemudahan proses perijinan dan peluang investasi

X5_Tkt_kemuda
han_Proses_Peri Y_PELUANG_IN
jinan VESTASI
**
X5_Tkt_kemudahan_Proses_ Pearson Correlation 1 .875
Perijinan
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .875 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara kemudahan proses perijinan terhadap peluang investasi di Kabupaten
Lebak dengan r sebesar 0,87 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, Proses perijinan
yang mudah akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak.

Tingkat kemudahan proses perijinan akan memberikan pengaruh yang sangat


signifikan terhadap minat para investor menanamkan investanya di wilayah dalam
hal ini Kabupaten Lebak. Peluang investasi akan semakin lebar manakala
Pemerintah daerah berani membuat regulasi perijinan sehingga lebih cepat,
murah, dan mudah. Perijinan yang susah, berbelik-belik, melewati banyak meja
dan pejabat, akan membuat proses perijinan menjadi lama, mahal, dan sulit.
Kondisi inilah yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak terutama
pemerintah daerah.

19. Hubungan Antara Iklim Investasi Dan Peluang Investasi

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxli


Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara iklim investsi dan peluang
investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.29 Hasil Analisis Korelasi iklim investsi dan peluang investasi
X6_Tingkat_kond
usifitas_Iklim_inv Y_PELUANG_IN
estasi VESTASI
**
X6_Tingkat_kondusifitas_Ikli Pearson Correlation 1 .803
m_investasi
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .803 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara iklim investasi yang kondusif terhadap peluang investasi di Kabupaten
Lebak dengan r sebesar 0,80 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, Iklim investasi
yang kondusif akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak.
Semakin tinggi tingkat kondusifitas suatu wilayah untuk berinvestasi semakin
tinggi minat para investor dalam menanamkan modalnya di wilayah tersebut.

Para investor tidak akan mengambil resiko berinvestasi pada suatu wilayah yang
tidak kondusif. Pemerintah daerah hendaknya terus meningkatkan tingkat
kondusifitas wilayahnya manakala menghendaki adanya investasi luar masuk ke
wilayahnya dalam hal ini Kabupaten Lebak.

20. Hubungan Antara Dukungan Masyarakat Dan Peluang Investasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara dukungan masyarakat dan


peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlii


Tabel 4.30 Hasil Analisis Korelasi dukungan masyarakat dan peluang investasi
X7_Tingkat_Duk
ungan_masyarak Y_PELUANG_IN
at VESTASI
**
X7_Tingkat_Dukungan_masy Pearson Correlation 1 .811
arakat
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .811 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara tingginya dukungan masyarakat terhadap peluang investasi di Kabupaten
Lebak dengan r sebesar 0,81 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, Dukungan
masyarakat yang tinggi terhadap investor dengan tidak mengganggu stabilitas
investasi akan mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak.

Dukungan masyarakat di suatu wilayah terhadap kehadiran investor sangat


diharapkan. Investor akan mereka aman menanamkan investasinya pada
lingkungan masyarakat yang bersahabat. Ketika ada penolakan masyarakat, para
investor akan tunggang langgang meninggalkan lokasi tersebut dan akan memilih
lokasi lain yang masyarakatnya mendukung investasinya.

21. Hubungan Antara Budaya Entrepeneurship Masyarakat dan Peluang


Investasi
Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara budaya entrepeneurship
masyarakat dan peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.31 Hasil Analisis Korelasi antara budaya entrepeneurship masyarakat dan
peluang investasi

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxliii


X8_Budaya_entr
epreneur_masya Y_PELUANG_IN
rakat VESTASI
**
X8_Budaya_entrepreneur_m Pearson Correlation 1 .805
asyarakat
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .805 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara budaya entrepeneurship masyarakat terhadap peluang investasi di
Kabupaten Lebak dengan r sebesar 0,84 dengan p= 0,00. Dengan kata lain,
Budaya entrepreneurship masyarakat yang tinggi akan mampu meningkatkan
peluang investasi di Kabupaten Lebak.

Semakin tinggi budaya interpreneurship semakin tinggi peluang investasi di


Kabupaten Lebak dan sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa para investor
pada dasarnya menginginkan investasi pada masyarakat yang sedang berusaha,
senang bekerja. Para investor akan malas menanamkan investasinya pada
masyarakata yang malas, arogan, senang berpangku tangan, penjudi, pemabuk,
dan suka membuat keonaran.

Selain bisa dijadikan sumber daya manusia yang handal, budaya masyarakat yang
menyukai entrepreneur akan mudah diajak bekerja sama seperti dalam hal
penyediaan bahan baku, pembuatan sub produk yang bisa dilakukan di home
industri, pengerjaan produk industri yang bisa dilakukan di rumah, dan
kerjasama lain yang sifatnya saling menguntungkan.

22. Hubungan Antara Kualitas Sarana Dan Prasarana dan Peluang Investasi
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxliv
Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara kualitas Sarana dan Prasarana
yang ada di wilayah dan peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.32 Hasil Analisis Korelasi antara Kualitas Sarana dan Prasarana dan
Peluang Investasi

X9_Kualitas_sar Y_PELUANG_IN
pras_di_daerah VESTASI
**
X9_Kualitas_sarpras_di_daer Pearson Correlation 1 .842
ah
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .842 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara kualitas Sarana dan Prasarana yang ada di wilayah terhadap peluang
investasi di Kabupaten Lebak dengan r sebesar 0,84 dengan p= 0,00. Dengan kata
lain, Kualitas Sarpras di seluruh Wilayah yang baik akan mampu meningkatkan
peluang investasi di Kabupaten Lebak.

Pemerintah daerah dan dinas terkait hendaknya memperhatikan sarana dan


prasarana yang ada di kabupaten Lebak, seperti kualitas sarana transportasi,
komunikasi, listrik, dan sarana-prasarana lainnya yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan investasi, sehingga para investor merasa mendapat kemudahan
dalam mendapatkan sarana yang dibutuhkan.

Apabila sarana transportasi yang ada sulit, maka akan berakibat pada
membengkaknya biaya trasportasi, waktu yang lama, dan membengkaknya jumlah
kebutuhan armada yang lebih banyak. Hal ini tentu akan berakitab fatal, karena
para investor akan menjadi tidak tertarik, dan besar kemungkinan investor yang
sudah masuk pun akan memindahkan aset investasinya ke tempat lain.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlv


23. Korelasi antara Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Ramah terhadap
Peluang intestasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariat antara pengelolaan lingkungan hidup


dan peluang investasi diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.33 Hasil Analisis Korelasi antara Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Peluang Investasi

X10_Kualitas_pe Y_PELUANG_IN
ngelolaan_LH VESTASI
**
X10_Kualitas_pengelolaan_L Pearson Correlation 1 .842
H
Sig. (2-tailed) .000

N 28 28
**
Y_PELUANG_INVESTASI Pearson Correlation .842 1

Sig. (2-tailed) .000

N 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa: terdapat hubungan yang erat
antara pengelolaan hidup yang ramah terhadap peluang investasi di Kabupaten
Lebak dengan r sebesar 0,84 dengan p= 0,00. Dengan kata lain, Pengelolaan
Lingkungan hidup yang ramah akan mampu meningkatkan peluang investasi di
Kabupaten Lebak. Semakin baik pengelolaan lingkungan hidup semakin tinggi
minat investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak.

Pemerintah daerah mulai saat ini perlu memperhatikan aspek pengelolaan


lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan peluang investasi di Kabupaten
Lebah. Hal ini sangat masuk akal dan rasional karena para investor akan merasa
nyaman menanamkan investasinya di Kabupaten Lebak, ketika tidak ada
kerusakan lingkungan hidup yang bisa mengancam eksistensi modal yang sudah
dia tanamkan di willayah Kabupaten Lebak.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlvi


Pengaruh secara bersama-sama

Hasil analisis regresi antara seluruh variabel independen terhadap peluang


investasi di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 3947.142 8 493.393 11.704 .000

Residual 800.965 19 42.156

Total 4748.107 27

a. Predictors: (Constant), X10_Kualitas_pengelolaan_LH, X3_Ketersediaan_SDA,


X6_Tingkat_kondusifitas_Iklim_investasi, X4_Kualitas_SDM,
X5_Tkt_kemudahan_Proses_Perijinan, X8_Budaya_entrepreneur_masyarakat,
X9_Kualitas_sarpras_di_daerah, X7_Tingkat_Dukungan_masyarakat

b. Dependent Variable: Y_PELUANG_INVESTASI

Berdasarkan hasil analisis regresi dengan delapan prediktor diperoleh koefisien F reg sebesar
11,7 dengan tingkat signifikansi 0,00 dengan demikian hasil analisis tersebut dapat dikatakan
signifikan.

Hasil analisis korelasi secara bersama-sama dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 4.35 Hasil Analisis uji Kerolasi bersama-sama

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .912 .831 .760 6.49277

a. Predictors: (Constant), X10_Kualitas_pengelolaan_LH,


X3_Ketersediaan_SDA, X6_Tingkat_kondusifitas_Iklim_investasi,
X4_Kualitas_SDM, X5_Tkt_kemudahan_Proses_Perijinan,
X8_Budaya_entrepreneur_masyarakat,
X9_Kualitas_sarpras_di_daerah, X7_Tingkat_Dukungan_masyarakat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlvii


Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara ketersediaan SDA yang
melimpah, SDM yang terampil, proses perijinan yang mudah, iklim investasi yang
kondusif, dukungan masyarakat yang tinggi, budaya entrepreneurship masyarakat
yang tinggi, kualitas sarpran yang ada di wilayah, dan pengelolaan lingkungan
hidup yang ramah terhadap peluang investasi di Kabupaten lebak dengan R= 0,87
dan p = 0.00. dengan demikian, ketika seluruh aspek di atas baik maka akan
mampu meningkatkan peluang investasi di Kabupaten Lebak

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlviii


BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan:

1. Investasi berdasarkan potensi daerah dapat diklasifikan menjadi 12


bidang yaitu: 1) investasi di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, , 2) investasi di bidang perkebunan, 3) investasi di bidang
perikanan, 4) investasi di bidang peternakan, 5) investasi di bidang
kehutanan, 6) investasi di bidang perumahan, 7) investasi di bidang
pelabuhan perikanan, 8) investasi di bidang pertambangan, 9) investasi
di bidang industri, 10) investasi di bidang usaha kecil dan menengah, 11)
investasi di bidang energi dan sumber daya mineral, dan 12) investasi di
bidang pariwisata alam–sejarah–budaya
2. Investasi berdasarkan letak potensi wilayah dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu: 1) investasi di wilayah pembangunan Lebak utara, 2)
investasi di wilayah pembangunan Lebak selatan, 3) investasi di wilayah
pembangunan Lebak timur, dan 4) investasi di wilayah pembangunan
Lebak barat
3. Investasi berdasarkan perencanaan pengembangan wilayah dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) investasi untuk wilayah utama, dan 2)
investasi untuk wilayah penunjang
4. Investasi berdasarkan pengembangan prasarana wilayah dapat
diklasifikan menjadi lima yaitu: 1) investasi pengembangan sistem
prasarana transportasi, 2) investasi pengembangan sistem prasarana
pengairan, 3) investasi pengembangan sistem prasarana energi, 4)
investasi pengembangan prasarana telekomunikasi, dan 5) investasi di
bidang sarana komunikasi dan informatika
5. Investasi berdasarkan pusat pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3
yaitu: 1) investasi di desa budaya Lebak, 2) investasi di desa tertinggal,
dan 3) investasi di kota pusat pertumbuhan di WPU dan WPP.
Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cxlix
6. Investasi yang tepat untuk pengembangan tanaman buah-buahan di
Kabupaten Lebak terutama investasi untuk tanaman Jeruk, Rambutan,
Durian, Mangga dan Manggis di wilayah pengembangan.
7. Investasi di Kabupaten Lebak terutama di bidang perkebunan (jahe, laos,
kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temukunci, dlingo,
kalupaga), tanaman hias (anggrek, sedap malam, heliconia, gerbera/herbas,
anthurium, gladiol, mawar, melati, palem), dan komoditas (Karet, Kakao,
Kelapa Sawit, Cengkeh dan Aren)
8. Investasi pada perikanan darat (dengan budidaya ikan bandeng, belanak,
udang windu, udang putih, udang api-api, mujair/nila, mas, bawal, patin,
gurame, lele, tawes, gabus, sepat siam, udang, kerang hijau, nilem,
rumput laut
9. Investasi pada perikanan laut (dengan produksi ikan laut seperti peperek,
Manyung, biji nangka, bambangan, kerapu, kakap, kurisi, ekor kuning,
tiga waja, cucut, pari, selar, kuwe, tetengkek, belanak, teri, japuh,
tembang, kembung, tenggiri, layur, rajungan, udang putih, udang
lainnya, kerang bulu, kerang darah, cumi-cumi).
10. Investasi di bidang peternakan masih sangat menjanjikan. Investasi
untuk pengembangan Ternak Ayam Ras Pedaging dan Sapi Potong yang
dapat menjawab kebutuhan pasar domestik dari Jakarta, Bogor,
Tangerang, Serang dan dimungkinkan untuk pasar Luar Negeri.
11. Investasi di bidang peternakan ayam ras pedaging masih sangat terbuka
luas. Begitu juga investasi di bidang ayam petelur masih sangat
menantang.
12. Investasi di bidang kehutanan sangat tepat karena luas kawasan Hutan
di Kabupaten Lebak sangat luas.
13. Investasi untuk pengembangan komoditas kehutanan yang memiliki
prospek pasar yang baik adalah Bambu. Sentra areal bambu terutama
terdapat di kecamatan Cimarga, Sajira dan Cikulur.
14. Investasi yang cocok dikembangkan di Kabupaten Lebak untuk program
aneka usaha kehutanan ini adalah lebah madu dan jamur kayu.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cl


15. Investasi yang sangat menjandikan untuk dikembangkan di Kabupaten
Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, di antaranya 10 komoditas unggulan
utama yaitu: kelapa dalam, karet, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi,
aren, lada, pandan dan jarak pagar.
16. Investasi di bidang kehutanan sangat tepat karena luas kawasan Hutan
di Kabupaten Lebak adalah 95.922 Ha atau 31,55 % dari luas wilayah
Kabupaten Lebak. Adapun luas lahan kritis yang masih harus ditangani
seluas 22.206,88 ha.
17. Investasi untuk pengembangan komoditas kehutanan yang memiliki
prospek pasar yang baik adalah Bambu. Luas tanaman bambu pada
tahun 2008 tercatat sebesar 2.046,00 ha atau setara dengan 197.858
rumpun/11.169.665 batang. Sedangkan produksinya sebesar 2.139.800
btg/tahun. Sentra areal bambu terutama terdapat di kecamatan Cimarga,
Sajira dan Cikulur.
18. Investasi di bidang kehutanan dapat dilakukan dalam rangka
Pembangunan Kehutanan seperti investasi di bidang aneka usaha
kehutanan yaitu investasi untuk pemanfaatan sumberdaya hutan
sehingga mendapatkan hasil atau komoditas non kayu.
19. Investasi yang cocok dikembangkan di Kabupaten Lebak untuk program
aneka usaha kehutanan ini adalah lebah madu dan jamur kayu. Adapun
jumlah produksi madu dan jamur kayu dapat dilihat pada tabel berikut.
20. Investasi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Kabupaten
Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, di antaranya 10 komoditas unggulan
utama yaitu: kelapa dalam, karet, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi,
aren, lada, pandan dan jarak pagar.
21. Investasi yang paling tepat dikembangkan di Kota Kekerabatan Maja yaitu
investasi di bidang perumahan. Hal ini dapat mengantisipasi limpahan
konsumen dari bisnis properti di kawasan Tangerang yang mulai
mendekati “titik jenuh”.
22. Investasi yang paling tepat adalah investasi untuk Pembangunan
Pelabuhan Perikanan Tanjung Panto sehingga dapat mempersingkat

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cli


waktu tempuh menjadi hanya 4,5 jam perjalanan darat, sehingga dapat
menghemat bahan pengawet ikan dan BBM.
23. Investasi di bidang perikanan di Kabupaten Lebak dapat dibedakan
menjadi dua yaitu Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya.
Investasi di bidang perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap
laut dan perairan umum. Investasi di bidang perikanan budidaya
dikelompokan menjadi Budidaya air tawar dan budidaya air payau.
24. Investasi di bidang pertabangan dapat dilakukan untuk
eksplorasi/eksploitasi Bahan Tambang Emas, Perak dan Batu Opal di
Lebak Selatan, Lebak Timur serta Lebak Tengah.
25. Investasi di kawasan pertambangan emas juga dapat dilakukan di
Kecamatan Cibeber, serta investasi pertambangan batu bara dan bahan
galian golongan A maupun golongan B dapat dilakukan di Kecamatan
Bojongmanik, Banjarsari, Panggarangan dan Bayah.
26. Investasi di bidang pertabangan dapat dilakukan untuk eksploitasi secara
berkelanjutan untuk Bahan Tambang Fosfat, Pasir Kuarsa, Kalsit, Tras,
Sirtu, Batu Belah, Batu Besi, Batu Sempur, Bentonit, Zeolit, Kaolin dll,
dengan berbagai manfaat serta nilai ekonomis masing–masing.
27. Investasi di bidang industri dapat dilakukan dengan kerjasama Usaha
yang saling menguntungkan antara Pemodal Skala Besar dengan Para
Pengrajin Lokal, untuk pengembangan Industri Kecil dan Menengah
(agroindustri) pada produk unggulan daerah (Gula Semut, Anyaman
Pandan emping melinjo, dan Batu Fosil) yang hingga saat ini belum
mampu memenuhi permintaan pasar lokal dan global.
28. Investasi di kawasan industri dapat diarahkan pengembangannya di
Kecamatan Rangkasbitung dan Maja yang memiliki potensi untuk
tumbuh berkembangnya aglomerasi industri.
29. Investasi di bidang Kredit pertanian. Investasi di bidang kredit lunak
kepada para petani untuk membeli pupuk dan juga bibit unggul serta
obat-obatan.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clii


30. Investasi yang masih sangat menjanjikan di Kabupaten Lebak yaitu di
bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang saat ini baru berjumlah
104.537 unit usaha yang bergerak pada 13 jenis usaha.
31. Investasi di bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih sangat
menjanjikan karena berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Lebak, telah dialokasikan rencana kawasan industri non
polutan seluas 2.000 Ha yang berlokasi di Desa Nameng, Sukamanah,
Cimangeunteung dan Citeras, Kecamatan Rangkasbitung.
32. Investasi di bidang elektrifikasi di kabupaten Lebak sangat menjanjikan
mengingat setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh
oleh tenaga listrik.
33. Investasi untuk pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Pantai Selatan
sepanjang 91,42 Km yang masih “perawan” namun sudah diminati oleh
para Peselancar dari Luar Negeri.
34. Investasi untuk priwisata meliputi: 1) pengembangan Pemandian Alam
dengan Sumber Air Panas pada 2 lokasi dan Air Terjun 2 lokasi; 2)
Investasi untuk penataan dan Pengembangan Taman Wisata Nasional
Batu Alam, 3) Investasi untuk peninggalan Situs Purbakala & Nilai
Perjuangan Sejarah Multatuli, 4) Investasi untuk pengembangan Kawasan
Wisata Budaya yang sangat unik pada Suku Baduy di daerah Lebak
Tengah dan Masyarakat Kaolotan di Lebak Selatan, 5) investasi pariwisata
alam pantai, terutama di Kecamatan Malingping, Panggarangan, dan
Bayah, 6) serta investasi pariwisata budaya yang dapat ditemui pada
masyarakat adat Cisungsang dan Citorek, serta masyarakat Baduy, 7)
Investasi wisata budaya lain seperti situs Kosala dan Cibedug.
35. Investasi di bidang Pariwisata sangat tepat dilakukan karena pariwisata
merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan di kabupaten
Lebak. Investasi ini juga sangat menjanjikan karena keindahan alam,
baik pantai maupun tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Lebak
cukup banyak dan menarik.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cliii


36. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Utara meliputi Kecamatan
Rangkasbitung, Cibadak, Warunggunung, Cikulur, Cimarga, Maja, dan
Curugbitung sebagai wilayah perdagangan dan industri, baik industri
hulu maupun hilir dan pengolahan hasil-hasil pertanian.
37. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Selatan meliputi Kecamatan
Malingping, Wanasalam, Cijaku, Panggarangan, Bayah, Cilograng, dan
Cibeber yang memiliki karakteristik geografis yang unik, yaitu sebagian
merupakan wilayah pegunungan (Gunung Gede dan Sanggabuana) dan
sebagian lagi merupakan daerah pantai.
38. Investasi di Wilayah pembangunan Lebak Timur meliputi Pegunungan
Kendeng sangat tepat untuk perkebunan, baik perkebunan besar
maupun kecil. Wilayah ini meliputi Kecamatan Cipanas, Muncang,
Sobang, Sajira, Leuwidamar, dan Bojongmanik.
39. Investasi di Wilayah Pembangunan Lebak Barat yaitu Kecamatan
Banjarsari, Gunung Kencana, dan Cileles. Di wilayah ini terdapat hutan
lindung dan diprioritaskan sebagai wilayah perkebunan besar dan
perkebunan rakyat
40. Investasi Sektor unggulan yang menujang wilayah ini adalah pertanian,
pertambangan dan pariwisata.
41. Investasi di pusat-pusat utama di Kabupaten Lebak yakni di Kota
Rangkasbitung sebagai PKL dan Kota Maja sebagai pusat investasi
kegiatan sosial ekonomi.
42. Investasi pada sistem jaringan transportasi utama adalah jaringan jalan
raya (kolektor primer) Rangkasbitung–Serang, Maja–Cikande, Labuan–
Malingping–Bayah dan Rangkasbitung/Maja–Cipanas–Jasinga.
43. Investasi Untuk Wilayah Utama sangat tepat karena wilayah ini diketahi
sebagai wilayah Pengembangan Utama yang memiliki aglomerasi kegiatan
perkotaan dengan peran sebagai pusat dan pendorong pertumbuhan
wilayah lainnya. Investasi yang cocok dan pantas dilakukan di wilayah ini
terkait dengan sistem perekonomian regional yaitu investasi pendukung
keunggulan komperatif.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page cliv


44. Investasi yang paling tepat di Wilayah Pengembangan Penunjang sebagai
daerah yang mendukung pertumbuhan wilayah utama, (terletak di
sebelah Tengah dan Selatan dari Kabupaten Lebak) yaitu investasi di
bidang produksi pertanian, peternakan, perikanan, hutan dan
pertambangan.
45. Investasi di bidang pengembangan Prasarana transportasi di Kabupaten
Lebak adalah investasi di bidang Perhubungan darat yang terdiri dari
jalan raya dan kereta api serta perhubungan laut yang terdiri dari
perhubungan laut khususnya bagi kebutuhan pengembangan perikanan
laut.
46. Investasi di bidang pengembangan jaringan jalan raya yang
menghubungkan wilayah utara dan selatan.
47. Investasi di bidang pengembangan angkutan kereta api untuk angkutan
masal dan angkutan barang.
48. Investasi untuk mengembangkan sistem pengairan yang terdapat di
Kabupaten Lebak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan
non pertanian melalui pemanfaatan air permukaan maupun air tanah
yang tersebar di Kabupaten Lebak.
49. Investasi untuk mengembangkan potensi energi ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan wilayah utara dan selatan, serta pengembangan
energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi wilayah tengah.
50. Investasi untuk mengembangkan dan mengarahkan Sistem
telekomunikasi ditujukan untuk menunjang pengembangan hubungan
antara wilayah utara dengan wilayah selatan, serta dalam mendukung
upaya pengembangan pariwisata.
51. Investasi di Desa Budaya Lebak adalah adalah investasi yang dapat
menjaga kelestarian desa khas yang ditata untuk kepentingan pelestarian
budaya. Investasi tersebut dapat berupa investasi di sector pariwisata
yang dapat menjaga kekhasan kampung adat atau rumah adat. Beberapa
Desa Budaya di Lebak yang dapat dijadikan lokasi investasi antara lain
Desa Kanekes dengan Wisata Baduynya, Desa atau lebih populer

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clv


Kasepuhan Citorek, Cisungsang dan Cibedug yang terletak di Kecamatan
Cibeber
52. Investasi yang cocok dikembangkan di daerah ini, berdasarkan data dari
BPS Kab. Lebak tahun 2013, dapat dilakukan di 3 (tiga) kecamatan yang
perlu mendapatkan perhatian yaitu Kecamatan: Rangkasbitung,
Kalanganyar, dan Leuwidamar.
53. Investasi juga dapat dilakukan di daerah yang minim ketersediaan
pangannya, yaitu di Kecamatan: Rangkasbitung, Kalanganyar,
54. Investasi yang dapat dilakukan di Desa Tertinggal ini dititikberatkan pada
investasi pemenuhan sarana dan prasarana dasar permukiman serta
pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat seperti Investasi
untuk peningkatan akses terhadap pendidikan dasar dan kesehatan
dasar.
55. Investasi yang paling tepat di Desa tertnggal dengan indek kehidupan
rendah yaitu investasi di bidang infrastruktur dan kelistrikan.
56. Investasi yang paling tepat dilakukan di daerah dengan indek pangan
rendah yaitu investasi di pendidikan, air bersih, kesehatan.
57. Investasi di Kota Pusat Pertumbuhan atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
adalah investasi untuk mendukung kota sebagai pusat jasa, pusat
pengolahan, dan simpul transportasi yang berskala regional. Investasi di
Wilayah Pengembangan Utama (WPU) Rangkasbitung, Maja, Malingping
dan Bayah. Investasi di wilayah Pengembangan Penunjang (WPP)
Cimarga, Cipanas, Leuwidamar, Gunung Kencana dan Panggarangan.
Investasi yang dapat dilakukan di Kota Pusat Pertumbuhan
dititikberatkan peningkatan pusat pelayanan pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur ibu kota kecamatan.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clvi


DAFTAR PUSTAKA

Adhitya Indra Gunawan dan Ni Gusti Putu Wirawati, 2013, Perbandingan


Berinvestasi Antara Logam Mulia Emas Dengan Saham Perusahaan
Pertambangan Emas,

Ary, D., Jacobs, L. C., Razavieh, A. 2002.Introduction to Research in


Education.Sixth Ed. Belmont, CA: Wadsworth, Thomson Learning

Babbie, E. 2008.The Basics of Social Research.Fourth Ed. Belmont, CA:


Thomson Wadsworth.

Beeby, C.E. 1979. Assessment of Indonesian Education. A Guide in


Planning. Wellington: Oxford University.

Beeby, C.E., 1982. Pendidikan Di Indonesia : Penilaian Dan Pedoman


Perencanaan. Jakarta : PT. Djaya Pirusa.

Bogdan, R. C. et al. 1998. Qualitative Research For Education An


Introduction To Theory And Methods. Boston : Allyn And Bacon.

BPS Kab. Lebak, 2012, Kabupaten Lebak Dalam angka tahun 2012,
Rangkasbitung: BPS

BPS Kab. Lebak, 2013, Kabupaten Lebak Dalam angka tahun 2012,
Rangkasbitung: BPS

BPS Provinsi Banten, 2012, Banten Dalam angka tahun 2012, Serang: BPS

BPS Provinsi Banten, 2013, Banten Dalam angka tahun 2012, Serang: BPS

Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur, Pengaruh Investasi


Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta
Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia,Jurnal Ilmu
Ekonom, Volume 1, No. 2, Mei 2013

Cheshire, P.C. and Malecki, E.J. (2004) Growth, development, and


innovation: A look backward and forward, Regional Science, 83, pp.
249-267

Datrini, L.K., 2009. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi, Jurnal Ilmu Ekonom, Volume 1, No. 2, Mei
2013

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clvii


Dawkins, Casey J. 2003, Regional Development Theory: Conceptual
Foundations, Classic Works, and Recent Developments, Journal of
Planning Literature,Vol. 18,No.(2) November 2003 pp. 132-172

DENNY BAGUS. 2010.INVESTASI; PENGERTIAN DASAR, J ENIS DAN MANFAAT . JURNAL


MANAJEMEN, BAHAN KULIAH M ANAJEMEN

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Ekonomi Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kimiskinan di Provinsi Bali.


Jurnal Sarathi .Vo l. 16 No.3

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: Raja Gravindo Persada

Harris, Richard, 2008, Models of Regional Growth: Past, Present and Future,
Spatial Economic Research Centre (SERC), CPPR and University of
Glasgow,

Husnan, Suad. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi Keempat. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN

Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. 1985. Naturalistic Inquiry. London: Sage
Publications.

Mantja, W. 1997. Ethnography.- Desain Penelitian Manajemen Pendidikan.


Malang: PPs IKIP Malang.

Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1992 Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
tentang Metode-metode Baru. Penerjemah Rohidi T.R Jakarta : UI
Press.

Moleong 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muhadjir, N. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake


Sarasin.

Noverio Faturahman Fahme, 2013. Investasi swasta dan investasi


pemerintah pengaruhnya terhadap kesempatan kerja di sulawesi
utara, Jurnal EMBA 849 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 849-857

Patton Q.M. 1980. Qualitative Evaluation Methods. London: Sage


Pubilcation.

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clviii


Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

Provinsi Banten, 2013, Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten kota di


Provinsi Banten, Serang: Provinsi Banten

Rengasamy, S. Regional Growth Theories, Mduari: Madurai Institute of


Social Sciences

Renyaan, James Paul Alfred at.el, 2012, Effect of Fiscal Autonomy and
Economic Growth on Local Financial Performance (A Study on Local
Government Of Papua Province), International Journal of Business and
Management Invention ISSN (Online), Volume 1 Issue 1 December.
2012. PP.16-21

Saptomo, T., 2008. Pengaruh Pertumbuhan Investasi Publik, Pertumbuhan


Investasi Swasta, dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang. Tesis MIESP-Universitas
Diponegoro. Semarang

Sonhadji, K.H. A. 1995. Misi, Strategi dan Kendala Penelitian


Kualitatif,Makalah dalam lokakarya. LP IKIP Malang.

Spradley, J. P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and


Winston.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Anjas Pria Wiradipura, 2010. Analisis Pengaruh Pendapatan Rata-rata


Keluarga, Harga Rata-rata Rumah Sederhana, Lokasi Rumah
Sederhana Terhadap Permintaan Efektif Rumah Sederhana di
Kabupaten Bangkalan. Tahun 2005 – 2009
http://alumni.unair.ac.id/detail.php

Lebak Peringkat Ketiga Nasional sebagai Kabupaten Terbaik Versi RTTI


Award 2008, Thursday, January 29, 2009

Peluang Investasi Kabupaten Lebak Page clix

Anda mungkin juga menyukai