Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESSMEN I

“Memenuhi Persyaratan Ujian Tengah Semester (UTS)”

Dosen Pengampu:
AREF VAI, S.Pd,.M.Pd

Oleh:
RIAN BRIONANDA, S.Pd.

PENDIDIKAN PROFESI GURU


ROMBEL PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNUVERSITAS RIAU
2023
1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan
prinsip Understanding by Design (UbD) atau biasa disebut dengan
backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang pembelajaran
dengan prinsip ini!
Jawab:

Dalam menyusun rancangan pembelajaran menggunakan prinsip


Understanding by Design (UbD) Kerangka berpikir dikemukakan oleh Wiggins
(1998). Berdasarkan prinsip UbD kegiatan merancang pembelajaran harus
dilakukan secara utuh sebagai satu kesatuan.pada Prinsip UbD rancangan
pembelajaran akan berfokus pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
kemudian menentukan alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran, lalu
menyusun langkah atau cara mengajarkannya. Itulah mengapa prinsip ini disebut
juga sebagai perancangan mundur atau backward design. Berikut tahapan dalam
Menyusun rancangan pembelajaran menggunakan prinsip Understanding by
Design (UbD):

A. Menentukan tujuan
Tujuan pembelajaran adalah inti dari desain pembelajaran dan sangat
penting dalam konteks pendidikan. Menentukan tujuan pembelajaran
dengan memperhatikan karakteristik siswa, sekolah, serta pemahaman
tingkat kemampuan peserta didik adalah kunci untuk merancang
pembelajaran yang efektif dan sesuai.
Dalam konteks Understanding by Design (UbD), menciptakan tujuan
pembelajaran yang jelas dan terukur adalah langkah awal yang penting
dalam merancang pembelajaran. Dengan memahami kebutuhan belajar
siswa dan tingkat kemampuan mereka, guru dapat merumuskan tujuan
yang relevan dan sesuai dengan standar pendidikan.
Tujuan pembelajaran yang baik harus menggambarkan apa yang
diharapkan siswa dapat lakukan, pahami, atau kuasai setelah
pembelajaran. Ini membantu mengarahkan aktivitas pembelajaran dan
asesmen yang sesuai. Selain itu, tujuan pembelajaran juga memudahkan
guru dalam mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai dan memberikan
umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Dengan merancang tujuan pembelajaran yang berkualitas, guru dapat
membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka dan
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Tujuan pembelajaran juga membantu memastikan bahwa proses
pendidikan memiliki arah yang jelas dan relevan dengan tujuan
pendidikan yang lebih luas.

B. Menentukan Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan dua hal yang saling


berkaitan, sehingga untuk melihat dampak dari keduanya perlu
diadakan penyusunan secara sistematis. Untuk dapat mengukur hasil
belajar peserta didik, guru dapat melakukan beberapa pendekatan
seperti :
1) Assessment for learning (AfL)
Asesmen for Learning, juga dikenal sebagai asesmen formatif,
adalah proses asesmen yang bertujuan membantu siswa dalam
pembelajaran dengan memberikan umpan balik konstruktif
selama pembelajaran. Ini fokus pada perkembangan siswa,
mendukung pengembangan keterampilan metakognitif, dan
melibatkan peran guru dalam memberikan umpan balik kepada
siswa. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, guru dapat
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan
mendukung perkembangan siswa. Contoh Assessment for
learning (AfL): portofolio, tugas berbasis proyek, kuis dan lain
sebagainya.
2) Assessment as learning (AaL)
Asessment as learning(AaL) adalah salah satu jenis asesmen
yang fokus pada peran siswa dalam proses pembelajaran
mereka sendiri. Dalam asesmen ini, siswa aktif terlibat dalam
mengevaluasi dan mengatur pemahaman mereka sendiri. Ini
berarti bahwa siswa tidak hanya menjadi objek yang diuji atau
dievaluasi oleh guru, tetapi juga menjadi subyek yang aktif
dalam mengukur sejauh mana mereka telah memahami materi
pelajaran dan mengatur strategi untuk meningkatkan
pemahaman mereka. Asessment as learning berfokus pada
proses belajar siswa dan membantu mereka mengembangkan
keterampilan pemantauan diri, refleksi, dan perencanaan untuk
meningkatkan pemahaman mereka. Contoh Assessment as
learning (AaL) adalah penilaian diri(self-assessment) dan
penilaian oleh teman sejawat (peer-asessment)

3) Assessment of learning (AoL)


Assessment of learning (AoL) adalah jenis asesmen yang paling
umum digunakan dalam pendidikan dan berfokus pada evaluasi
akhir hasil pembelajaran siswa. Asesmen ini digunakan untuk
mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Contoh AoL ini adalah ulangan harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan sebagainya.
AoL merupakan bagian dari asesmen sumatif yang harus dilakukan
oleh guru.

C. Menentukan Kegiatan Pembelajaran


Sebelum merancang kegiatan pembelajaran, penting untuk memilih
pendekatan yang berfokus pada peserta didik, seperti Teaching at The
Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Selain
itu, guru juga perlu memilih model, strategi, dan metode pembelajaran
yang sesuai. Setelah itu, persiapkan media pembelajaran, termasuk
visual, audio, interaktif, dan teks, untuk mendukung penyampaian
informasi dan merangsang minat serta motivasi belajar siswa. Dengan
pendekatan dan media yang tepat, proses pembelajaran dapat menjadi
lebih efektif dan relevan bagi setiap siswa.

2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru


harus merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan
pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga komponen tersebut, lalu
kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat
dalam perencanaan pembelajaran.
Jawab:

a. Tujuan Pembelajaran:
Perumusan tujuan pembelajaran yang jelas menjadi krusial karena
menjadi landasan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus mencakup kemampuan siswa secara
kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta dirumuskan secara spesifik
dan terukur. Kejelasan tujuan memungkinkan guru menentukan
apakah peserta didik telah mencapainya atau tidak, dan hasil ini
menjadi dasar penentuan jenis asesmen yang akan diterapkan selama
pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang
terdefinisi dengan baik menjadi pedoman untuk mengevaluasi
efektivitas dan prestasi siswa dalam proses pendidikan.
b. Asessment:
Asesmen merupakan metode yang digunakan oleh guru untuk
menilai sejauh mana kemampuan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat tiga jenis asesmen, yaitu diagnostik, formatif,
dan sumatif, masing-masing dengan tujuan khusus sesuai dengan
kebutuhan. Asesmen dapat berupa berbagai bentuk, seperti observasi,
penilaian diri, penilaian antar teman, ulangan harian, penugasan, tes
praktik, proyek, dan portofolio, yang dipilih sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang dievaluasi.
Penentuan jenis asesmen didasarkan pada tujuan pembelajaran dan
hasil yang dinginkan. Hasil asesmen memberikan gambaran tentang
sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, dan informasi ini menjadi
pedoman bagi guru dalam melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran. Validitas tinggi dari asesmen memastikan bahwa
informasi yang dihasilkan dapat diandalkan dan dapat dibandingkan
karena konsistennya. Dengan kata lain, asesmen menjadi alat yang
handal untuk mengukur pencapaian siswa dan menginformasikan
perbaikan yang perlu dilakukan dalam pengajaran.
c. Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi dinamis antara
siswa, guru, dan sumber belajar dalam lingkungan pendidikan.
Dalam proses ini, guru menggunakan strategi atau metode tertentu
untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran ini adalah memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik, memungkinkan mereka
untuk memahami dan menguasai materi pelajaran.
Pentingnya persiapan dan perancangan kegiatan pembelajaran
terletak pada kecocokan dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Guru perlu memastikan bahwa kegiatan yang diusulkan
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan dapat mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan
pembelajaran tidak hanya menjadi sarana untuk menyampaikan
informasi, tetapi juga sebagai alat untuk memfasilitasi pemahaman
dan penguasaan konsep oleh siswa.
Dalam rangka mencapai efektivitas pembelajaran, perencanaan yang
matang dan pemilihan metode atau strategi yang sesuai menjadi
kunci. Proses ini melibatkan pemikiran menyeluruh tentang
bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,
memotivasi, dan merangsang siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
d. Hubungan
Menurut saya, Tujuan pembelajaran memberi arah pada proses
pembelajaran, sementara asesmen digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa terhadap tujuan tersebut. Kegiatan pembelajaran,
sebagai implementasi tujuan, melibatkan siswa dalam pembelajaran
praktis. Kaitan antara ketiganya membentuk suatu siklus, di mana
hasil asesmen memberikan masukan untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran dan penyesuaian tujuan pembelajaran di masa depan.
Keseluruhan, integrasi tujuan, asesmen, dan kegiatan pembelajaran
menjadi kunci utama dalam mencapai pembelajaran yang efektif.
Oleh karena itu jika salah satu komponen tidak ada maka efektifitas
pemebelajaran akan menurun dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai.

3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip


UbD? Jelaskan kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara
merancang pembelajaran seperti biasanya!
Jawab:

Understanding by Design (UbD), menekankan pada pemahaman mendalam


siswa terhadap konsep-konsep pembelajaran yang sesuai dengna kebutuhan
mereka serta memaparkan kelebihan dibandingkan dengan cara
pembelajaran biasanya. Dengan UbD siswa akan focus dan benar paham
dengan pembelajarannya. Kelebihan menggunakan prinsip UbD dalam
pembelajaran antara lain:
a) Medorong pemahaman bermakna yaitu Membuat
pembelajaran yang bermakna adalah cara untuk
menghubungkan informasi baru dengan konsep-konsep yang
sudah ada dalam pikiran seseorang. Struktur kognitif ini
berisi fakta, konsep, dan generalisasi yang sudah dipelajari
dan diingat oleh siswa. Dengan demikian, pembelajaran yang
bermakna membantu siswa mengaitkan informasi baru ke
dalam pengetahuan yang sudah dimiliki.
b) Mengutamakan pemahaman mendalam yaitu UbD
menempatkan pemahaman siswa sebagai fokus utama.
Pemahaman mendalam ditekankan, bukan hanya pengetahuan
faktual semata. mengajarkan siswa untuk mengaitkan,
menerapkan, dan memahami konsep-konsep secara
kontekstual.
c) Fleksibelitas dalam metode pembelajaran yaitu guru
memiliki kebebasan untuk memilih metode yang paling
sesuai dengna materi dan tujuan pembelajaran serta guru
dapat lebih kreatif dalam menyusun kegiatan pembelajaran
yang menarik dan relevan
d) Refleksi dan evaluasi berkelanjutan yaitu mondorong guru
untuk terus merefleksi dan mengevaluasi efektivitas
pembelajaran dan memberikan landasan untuk perbaikan
berkelanjutan dan mendesign pembelajaran.
e) Keterlibatan siswa aktif yaitu menekankan siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran dan merangsang pemikiran kritis,
kolanorasi dan pemecahan masalah.

4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen


sumatif serta berikan masing-masing 1 contoh!
Jawab:
1) Assessment awal
Deskripsi:
Asesmen awal dilakukan di awal proses pembelajaran untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dasar siswa
sebelum materi pembelajaran dimulai.
Contoh:
Sebelum memulai pelajaran olahraga pada materi sepakbola, guru
mungkin memberikan kuis singkat untuk menilai pemahaman awal
siswa tentang control, passing dan shooting dalam permainan
sepakbola.

2) Assessment Formatif
Deskripsi:
Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memberikan umpan balik secara berkala kepada siswa dan guru.
Tujuan utamanya adalah untuk memantau perkembangan siswa dan
membantu meningkatkan pemahaman mereka.
Contoh:
Pada materi bola basket guru memberikan tugas kepada siswa untuk
melakukan gerakan passing atas , dada, dan pantul. Ketika para siswa
melakukan gerakan tersebut guru berkeliling dan memberikan umpan
balik dengan membenarkan posisi awalan, pelaksanaan passing, dan
posisi akhir setelah melempar.

3) Asessment Sumatif
Deskripsi:
Asesmen sumatif dilakukan setelah selesai suatu periode
pembelajaran atau unit untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh:
Ujian akhir semester atau proyek akhir tahun adalah contoh asesmen
sumatif. Misalnya, pada akhir tahun pelajaran, siswa mengikuti ujian
yang mencakup seluruh materi pelajaran untuk menilai pemahaman
mereka tentang seluruh kurikulum.

penggunaan ketiga jenis asesmen ini bersifat saling melengkapi dan dapat
membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang holistik bagi siswa.
Asesmen awal membantu dalam perencanaan pembelajaran, asesmen
formatif memberikan umpan balik sepanjang proses, dan asesmen sumatif
memberikan gambaran keseluruhan pencapaian akhir siswa.
5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik.
Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut!
Jawab:
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tujuan asesmen adalah mengawasi
perkembangan siswa secara terus-menerus selama pembelajaran, bukan
hanya sebagai evaluasi akhir. Hal ini menekankan peran asesmen sebagai
instrumen yang memberikan informasi berkelanjutan untuk memandu
pengajaran, memberikan dukungan, dan mendukung perkembangan holistik
siswa selama proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai