Dosen Pengampu:
AREF VAI, S.Pd,.M.Pd
Oleh:
RIAN BRIONANDA, S.Pd.
A. Menentukan tujuan
Tujuan pembelajaran adalah inti dari desain pembelajaran dan sangat
penting dalam konteks pendidikan. Menentukan tujuan pembelajaran
dengan memperhatikan karakteristik siswa, sekolah, serta pemahaman
tingkat kemampuan peserta didik adalah kunci untuk merancang
pembelajaran yang efektif dan sesuai.
Dalam konteks Understanding by Design (UbD), menciptakan tujuan
pembelajaran yang jelas dan terukur adalah langkah awal yang penting
dalam merancang pembelajaran. Dengan memahami kebutuhan belajar
siswa dan tingkat kemampuan mereka, guru dapat merumuskan tujuan
yang relevan dan sesuai dengan standar pendidikan.
Tujuan pembelajaran yang baik harus menggambarkan apa yang
diharapkan siswa dapat lakukan, pahami, atau kuasai setelah
pembelajaran. Ini membantu mengarahkan aktivitas pembelajaran dan
asesmen yang sesuai. Selain itu, tujuan pembelajaran juga memudahkan
guru dalam mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai dan memberikan
umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Dengan merancang tujuan pembelajaran yang berkualitas, guru dapat
membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka dan
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Tujuan pembelajaran juga membantu memastikan bahwa proses
pendidikan memiliki arah yang jelas dan relevan dengan tujuan
pendidikan yang lebih luas.
B. Menentukan Asesmen
a. Tujuan Pembelajaran:
Perumusan tujuan pembelajaran yang jelas menjadi krusial karena
menjadi landasan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus mencakup kemampuan siswa secara
kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta dirumuskan secara spesifik
dan terukur. Kejelasan tujuan memungkinkan guru menentukan
apakah peserta didik telah mencapainya atau tidak, dan hasil ini
menjadi dasar penentuan jenis asesmen yang akan diterapkan selama
pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang
terdefinisi dengan baik menjadi pedoman untuk mengevaluasi
efektivitas dan prestasi siswa dalam proses pendidikan.
b. Asessment:
Asesmen merupakan metode yang digunakan oleh guru untuk
menilai sejauh mana kemampuan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat tiga jenis asesmen, yaitu diagnostik, formatif,
dan sumatif, masing-masing dengan tujuan khusus sesuai dengan
kebutuhan. Asesmen dapat berupa berbagai bentuk, seperti observasi,
penilaian diri, penilaian antar teman, ulangan harian, penugasan, tes
praktik, proyek, dan portofolio, yang dipilih sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang dievaluasi.
Penentuan jenis asesmen didasarkan pada tujuan pembelajaran dan
hasil yang dinginkan. Hasil asesmen memberikan gambaran tentang
sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, dan informasi ini menjadi
pedoman bagi guru dalam melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran. Validitas tinggi dari asesmen memastikan bahwa
informasi yang dihasilkan dapat diandalkan dan dapat dibandingkan
karena konsistennya. Dengan kata lain, asesmen menjadi alat yang
handal untuk mengukur pencapaian siswa dan menginformasikan
perbaikan yang perlu dilakukan dalam pengajaran.
c. Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi dinamis antara
siswa, guru, dan sumber belajar dalam lingkungan pendidikan.
Dalam proses ini, guru menggunakan strategi atau metode tertentu
untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran ini adalah memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik, memungkinkan mereka
untuk memahami dan menguasai materi pelajaran.
Pentingnya persiapan dan perancangan kegiatan pembelajaran
terletak pada kecocokan dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Guru perlu memastikan bahwa kegiatan yang diusulkan
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan dapat mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan
pembelajaran tidak hanya menjadi sarana untuk menyampaikan
informasi, tetapi juga sebagai alat untuk memfasilitasi pemahaman
dan penguasaan konsep oleh siswa.
Dalam rangka mencapai efektivitas pembelajaran, perencanaan yang
matang dan pemilihan metode atau strategi yang sesuai menjadi
kunci. Proses ini melibatkan pemikiran menyeluruh tentang
bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,
memotivasi, dan merangsang siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
d. Hubungan
Menurut saya, Tujuan pembelajaran memberi arah pada proses
pembelajaran, sementara asesmen digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa terhadap tujuan tersebut. Kegiatan pembelajaran,
sebagai implementasi tujuan, melibatkan siswa dalam pembelajaran
praktis. Kaitan antara ketiganya membentuk suatu siklus, di mana
hasil asesmen memberikan masukan untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran dan penyesuaian tujuan pembelajaran di masa depan.
Keseluruhan, integrasi tujuan, asesmen, dan kegiatan pembelajaran
menjadi kunci utama dalam mencapai pembelajaran yang efektif.
Oleh karena itu jika salah satu komponen tidak ada maka efektifitas
pemebelajaran akan menurun dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai.
2) Assessment Formatif
Deskripsi:
Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memberikan umpan balik secara berkala kepada siswa dan guru.
Tujuan utamanya adalah untuk memantau perkembangan siswa dan
membantu meningkatkan pemahaman mereka.
Contoh:
Pada materi bola basket guru memberikan tugas kepada siswa untuk
melakukan gerakan passing atas , dada, dan pantul. Ketika para siswa
melakukan gerakan tersebut guru berkeliling dan memberikan umpan
balik dengan membenarkan posisi awalan, pelaksanaan passing, dan
posisi akhir setelah melempar.
3) Asessment Sumatif
Deskripsi:
Asesmen sumatif dilakukan setelah selesai suatu periode
pembelajaran atau unit untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh:
Ujian akhir semester atau proyek akhir tahun adalah contoh asesmen
sumatif. Misalnya, pada akhir tahun pelajaran, siswa mengikuti ujian
yang mencakup seluruh materi pelajaran untuk menilai pemahaman
mereka tentang seluruh kurikulum.
penggunaan ketiga jenis asesmen ini bersifat saling melengkapi dan dapat
membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang holistik bagi siswa.
Asesmen awal membantu dalam perencanaan pembelajaran, asesmen
formatif memberikan umpan balik sepanjang proses, dan asesmen sumatif
memberikan gambaran keseluruhan pencapaian akhir siswa.
5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik.
Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut!
Jawab:
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tujuan asesmen adalah mengawasi
perkembangan siswa secara terus-menerus selama pembelajaran, bukan
hanya sebagai evaluasi akhir. Hal ini menekankan peran asesmen sebagai
instrumen yang memberikan informasi berkelanjutan untuk memandu
pengajaran, memberikan dukungan, dan mendukung perkembangan holistik
siswa selama proses pembelajaran.