Anda di halaman 1dari 4

Nama : Prasetya Iqbal Musti WIcaksana

NIM : 2398011575

UTS - Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah


1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by Design
(UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang
pembelajaran dengan prinsip ini!
Jawab:
Merancang pembelajaran dengan prinsip "Understanding by Design" (UbD) atau
backward design melibatkan serangkaian langkah yang membantu guru merencanakan
pengalaman belajar yang bermakna dan mendalam.
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran (Learning Goals):
• Menentukan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan pemahaman yang mendalam
dan berfokus pada inti konsep, keterampilan, atau prinsip-prinsip yang
ingin dicapai.
• Tujuan pembelajaran harus spesifik, terukur, dapat diukur, dan relevan
dengan kurikulum.
2. Menentukan Kriteria Asesmen (Assessment Criteria):
▪ Setelah menentukan tujuan, identifikasi kriteria yang akan digunakan
untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.
▪ Pertimbangkan berbagai bentuk asesmen, seperti tes, tugas, proyek, atau
portofolio, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Merancang Asesmen (Assessment Design):
o Berdasarkan kriteria asesmen yang telah ditentukan, rancang instrumen
asesmen yang akan digunakan. Pastikan instrumen asesmen relevan, valid,
dan dapat mengukur pemahaman yang mendalam.
o Tentukan jenis pertanyaan, tugas, atau aktivitas yang akan digunakan
dalam asesmen.
4. Rancang Kegiatan Pembelajaran (Learning Activities):
Merancang kegiatan pembelajaran yang akan membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan harus didasarkan pada
pemahaman yang mendalam dan menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna.
Pertimbangkan berbagai metode pengajaran, sumber daya, dan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Menentukan Pengalaman Pembelajaran (Learning Experiences):
❖ Tentukan pengalaman pembelajaran yang akan melibatkan peserta didik
dalam pemahaman yang mendalam. Ini bisa termasuk diskusi,
eksperimen, proyek, pemaparan, atau aktivitas kolaboratif.
❖ Pastikan pengalaman pembelajaran terkait dengan konteks nyata atau
aplikasi praktis dari konsep yang dipelajari.
6. Sesuaikan Materi Pembelajaran (Curriculum Materials):
➢ Pilih atau susun materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang.
➢ Pastikan materi pembelajaran mendukung pemahaman yang mendalam
dan memungkinkan peserta didik untuk menjelajahi inti konsep.
7. Melakukan Refleksi dan Penyesuaian:
✓ Setelah melaksanakan pembelajaran, lakukan refleksi terhadap apa yang
berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
✓ Sesuaikan perencanaan dan pengajaran Anda berdasarkan hasil refleksi
tersebut untuk meningkatkan pembelajaran di masa depan.
Prinsip UbD membantu memastikan bahwa tujuan pembelajaran menjadi fokus utama
perencanaan, dan seluruh proses perencanaan berpusat pada pemahaman yang mendalam.
Asesmen dan kegiatan pembelajaran dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut.
2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan
tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga
komponen tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat
dalam perencanaan pembelajaran.
Jawab:
Hubungan ketiga komponen ini adalah bahwa tujuan pembelajaran menjadi dasar
dalam merancang asesmen dan kegiatan pembelajaran. Tujuan harus jelas dan spesifik
sehingga asesmen dapat dirancang untuk mengukur sejauh mana tujuan tersebut tercapai.
Selanjutnya, kegiatan pembelajaran dirancang untuk membantu peserta didik mencapai
tujuan tersebut. Oleh karena itu, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan tujuan harus saling
terkait dan koheren. Jika salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak termuat dalam
perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran menjadi tidak efektif.
3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan
kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti
biasanya!
a. Orientasi pada Pemahaman yang Mendalam:
Prinsip UbD berfokus pada pemahaman yang mendalam daripada
sekadar menghafal fakta-fakta. Dalam pendekatan ini, siswa didorong untuk
memahami konsep-konsep inti dan prinsip-prinsip yang mendasari
materi pembelajaran. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang
lebih abadi dan fleksibel.
b. Penekanan pada Tujuan Pembelajaran:
Prinsip UbD memulai proses perancangan dengan menentukan
tujuan pembelajaran yang jelas. Ini membantu pendidik merancang
pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh
siswa. Dengan penekanan pada tujuan, siswa tahu apa yang diharapkan dari
mereka.
c. Kohesi dalam Kurikulum:
Prinsip UbD mempromosikan kohesi dalam kurikulum. Melalui
pendekatan ini, materi pembelajaran dirancang untuk terintegrasi secara alami,
dan siswa dapat melihat hubungan antara berbagai konsep dan topik
dalam pembelajaran mereka.
d. Penilaian yang Autentik:
UbD mendorong penggunaan penilaian yang autentik, yang
mencerminkan tugas dan tantangan yang relevan dengan dunia nyata. Ini
membuat pembelajaran lebih bermakna dan membantu siswa melihat
bagaimana pengetahuan mereka dapat diterapkan dalam situasi nyata.
e. Kreativitas dalam Pengajaran:
Prinsip UbD memberi ruang bagi kreativitas dalam pengajaran.
Dengan merancang pembelajaran yang berfokus pada pemahaman, pendidik
memiliki kebebasan untuk menggunakan berbagai metode pengajaran dan
sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
f. Umpan Balik yang Berorientasi pada Perbaikan:
Penekanan pada penilaian yang berkelanjutan
dalam UbD memungkinkan pendidik memberikan umpan balik yang berfokus
pada perbaikan. Siswa dapat melihat di mana mereka masih perlu
meningkatkan pemahaman mereka dan bagaimana mereka dapat
melakukannya.
g. Berpusat pada Siswa:
Prinsip UbD menggabungkan konsep pemahaman dan transfer, yang
memberikan penghargaan pada bagaimana siswa dapat menerapkan apa yang
mereka pelajari dalam konteks yang berbeda. Ini mendorong pemahaman yang
lebih mendalam dan berpusat pada siswa.
4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan
masing-masing 1 contoh!
✓ Asesmen awal adalah identifikasi terhadap karakteristik siswa dari berbagai
aspek kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualitas nya. Pada
proses ini, penting untuk melihat siswa sebagai individu yang unik dengan
keberagaman latar belakang, minat, dan kecenderungan yang berbeda.
Contoh:
Membantu Siswa Mengatasi Kesulitan ketika Belajar
Memahami profil dan karakter siswa merupakan kunci untuk mengatasi kesulitan belajar
mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang siswa, guru dapat mengidentifikasi
potensi penyebab kesulitan yang dihadapi siswa, dan membantu mereka menangani
kesulitan belajar secara efektif. Guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif dan mendukung dengan memberikan dukungan dan motivasi yang tepat.
✓ Asesmen formatif adalah Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk
memperbaiki proses belajar.
Contoh :
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta
didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
✓ Asesmen sumatif, adalah asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir
proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih
tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan
pendidikan.
Contoh:
• Tertulis
• Tidak tertulis

5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut!
Asesmen digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari waktu ke waktu.
Dengan melakukan asesmen secara teratur, pendidik dapat melihat apakah peserta didik
telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Melalui asesmen, pendidik dapat mengidentifikasi kebutuhan individu peserta didik.
Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik, pendidik dapat merancang
strategi pembelajaran yang sesuai untuk membantu peserta didik mencapai potensi
maksimalnya.
Asesmen juga digunakan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang kemajuan mereka. Dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, peserta
didik dapat mengetahui area di mana mereka telah berhasil dan area di mana mereka
perlu meningkatkan.

Anda mungkin juga menyukai