Anda di halaman 1dari 8

Asesmen Kurikulum Merdeka:

Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya


by Wilman Juniardi Januari 8, 2023

Bapak/Ibu guru, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata asesmen, bukan? Pasalnya, asesmen ini
cukup sering digunakan, baik dalam Kurikulum Merdeka maupun kurikulum terdahulu.

Asesmen Kurikulum Merdeka sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Ada
dua jenis asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka.

Nah, apa saja itu? Apa tujuan dilakukannya asesmen? Bagaimana langkah-langkah untuk
melakukan asesmen dalam Kurikulum Merdeka? Berikut ulasan selengkapnya.

Daftar Isi
Pengertian Asesmen
Tujuan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Manfaat Asesmen Kurikulum Merdeka
Manfaat asesmen formatif
Manfaat asesmen sumatif
Prinsip Dasar Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif
Langkah-langkah menyusun rencana asesmen sumatif
Tips Mengembangkan Asesmen Kurikulum Merdeka
1. Memilih teknik atau instrumen yang sesuai dengan kebutuhan
2. Gunakan teknik asesmen yang bervariatif
3. Manfaatkan teknologi
Pengertian Asesmen

Pengertian menurut kemendikbud


Pengertian menurut ahli
Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris, yaitu assessment yang artinya penilaian.
Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan data,
analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
kinerja siswa selama proses pembelajaran.

Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses
pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini dilakukan oleh masing-masing
guru pengampu mata pelajaran.

Tujuan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka


Selain bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses
pembelajaran, asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga dapat digunakan sebagai alat untuk
melakukan evaluasi terhadap suatu proses pembelajaran.

Nantinya, hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu meningkatkan hasil
belajar siswa.

Adapun tujuan lain dari asesmen Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

Memberikan informasi kepada guru mengenai gaya belajar siswa.


Memberikan informasi yang lebih rinci mengenai kemajuan siswa dalam pembelajaran.
Memperlihatkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dari proses pembelajaran yang
diikutinya.
Memberikan informasi mengenai efektivitas pembelajaran yang dilakukan.
Memberikan ruang kepada guru untuk dapat memberikan umpan balik kepada siswa.
Memotivasi siswa untuk meningkatkan atau mempertahankan hasil belajarnya.
Memudahkan guru untuk mengetahui potensi dan minat siswa.
Baca Juga: Perbedaan Penilaian Formatif dan Sumatif di Kurikulum Merdeka

Jenis-jenis Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Ada dua asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu asesmen formatif dan
sumatif. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kedua jenis asesmen Kurikulum Merdeka
tersebut.

Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau umpan
balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan
di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun sepanjang
pembelajaran berlangsung.

Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi
kepada guru mengenai kesiapan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekaligus kesiapan
mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Artinya, asesmen ini
tidak digunakan untuk keperluan penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan dalam rapor.

Sementara jika asesmen formatif dilakukan di pertengahan, akhir, atau sepanjang pembelajaran
berlangsung bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa sekaligus memberikan umpan
balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang sudah
dijelaskan.

Jika siswa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat melanjutkan ke tujuan
pembelajaran berikutnya. Namun, jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka guru perlu
melakukan penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan pembelajaran.

Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kemendikbud, asesmen formatif adalah
asesmen yang diutamakan daripada asesmen sumatif. Hal ini dikarenakan, asesmen ini lebih
berfokus pada perkembangan kompetensi siswa daripada hasil akhir.
Harapannya, asesmen ini akan meningkatkan kesadaran siswa bahwa proses pembelajaran lebih
penting daripada hasil akhir.

Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan
pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di akhir proses
pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang pendidikan.

Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat mempengaruhi nilai rapor siswa dan
menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Itu
artinya, siswa yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak memenuhi standar
pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan, bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat menggunakan teknik atau instrumen tertentu untuk
melakukan asesmen sumatif, seperti tes tertulis, tapi juga bisa menggunakan teknik lain, seperti
observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan membuat portofolio.

Manfaat Asesmen Kurikulum Merdeka


Tak hanya untuk guru saja, asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga bisa memberikan manfaat
untuk siswa. Berikut manfaat asesmen Kurikulum Merdeka untuk guru maupun siswa.

Manfaat asesmen formatif


Adapun manfaat asesmen formatif untuk guru adalah sebagai berikut.

Memberikan informasi mengenai kebutuhan belajar siswa.


Mengetahui tingkat penguasaan materi dan kelemahan serta unit materi yang belum dikuasai
siswa.
Mengetahui tingkat pemahaman siswa sekaligus memudahkan guru untuk meramalkan seberapa
jauh tingkat keberhasilan siswa saat asesmen sumatif.
Dapat memperkirakan berhasil atau tidaknya suatu program pembelajaran saat diberikan pada
siswa.
Memudahkan guru dalam merencanakan dan menetapkan topik-topik pembelajaran.
Menjadi bahan evaluasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik.
Sementara untuk siswa, asesmen formatif dapat memberikan manfaat, seperti:

Memberikan informasi tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran.


Memudahkan siswa untuk mengetahui tantangan atau hal-hal apa saja yang membuatnya
kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Memudahkan siswa untuk menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai
hasil belajar yang baik.
Membuat siswa lebih menghargai proses pembelajaran dan tidak hanya berfokus pada hasil saja.
Manfaat asesmen sumatif
Sama seperti asesmen formatif, asesmen sumatif dalam Kurikulum Merdeka juga dapat
memberikan manfaat untuk siswa maupun guru. Berikut adalah beberapa manfaat asesmen
sumatif untuk guru.

Memudahkan guru dalam menentukan nilai atau grade setiap siswa agar dapat
membandingkannya dengan siswa yang lain.
Sebagai umpan balik untuk guru.
Sebagai dasar untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa di jenjang pendidikan.
Sebagai informasi kemajuan belajar siswa sekaligus bahan laporan ke orang tua dan tenaga
kependidikan lainnya.
Adapun manfaat asesmen sumatif untuk siswa adalah sebagai berikut.

Sebagai umpan balik untuk siswa agar dapat meningkatkan atau mempertahankan hasil
belajarnya.
Memberikan informasi pada siswa apakah dapat naik kelas atau lanjut ke jenjang pendidikan
berikutnya.
Sebagai bukti apa saja yang sudah berhasil dikuasai siswa selama pembelajaran tertentu.
Prinsip Dasar Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Pemerintah sudah mengatur pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka secara
lengkap dan detail. Dengan harapan, pembelajaran dan asesmen yang telah diatur ini dapat
menjadi acuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna
sehingga dapat menciptakan siswa yang lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif.
Adapun prinsip-prinsip dasar asesmen Kurikulum Merdeka yang harus diperhatikan guru adalah
sebagai berikut.

Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan
orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.
Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Sebelum menyusun rencana asesmen, guru harus menentukan terlebih dahulu asesmen yang akan
digunakan, apakah asesmen formatif atau sumatif. Pasalnya, kedua jenis asesmen Kurikulum
Merdeka memiliki langkah-langkah penyusunan rencana yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya, mari simak langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif dan
sumatif berikut ini.

Langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif


Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, ingin mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang baru saja dijelaskan.
Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Misalnya, tes tertulis.
Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan tes tertulis kepada siswa. Setelah selesai, guru
memberikan kunci jawaban kepada siswa sebagai acuan melakukan penilaian diri, penilaian
antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi.
Jika dari hasil asesmen formatif ini, banyak siswa yang berhasil menguasai materi pelajaran,
maka dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.
Jika dari hasil asesmen formatif masih banyak atau ada beberapa siswa yang masih belum
menguasai materi pelajaran, maka guru dapat melakukan perbaikan.
Langkah-langkah menyusun rencana asesmen sumatif
Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa
di jenjang pendidikan.
Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan.
Setelah itu, guru menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa.
Guru juga harus menentukan skor, kriteria tercapainya tujuan pembelajaran, serta durasi waktu
pelaksanaan kegiatan asesmen. Misalnya, kriteria baik antara 71-80.
Selanjutnya, guru akan memeriksa tugas atau tes yang sudah dikerjakan siswa sehingga
diperoleh sebuah data yang dapat diolah dan dianalisis.
Setelah data diolah dan dianalisis, langkah berikutnya adalah menginterpretasikan dan menarik
kesimpulan data tersebut. Misalnya, siswa A dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya.
Tips Mengembangkan Asesmen Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan asesmen, baik
dari segi instrumen yang digunakan hingga tata cara pelaksanaannya.

Berikut adalah beberapa tips mengembangkan asesmen Kurikulum Merdeka yang mungkin bisa
Bapak/Ibu guru terapkan.

1. Memilih teknik atau instrumen yang sesuai dengan kebutuhan


Asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari dua macam, yakni asesmen formatif dan sumatif
yang mana keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Maka dari itu, sebelum memutuskan teknik
atau instrumen apa yang akan digunakan, Bapak/Ibu guru harus mengetahui dulu tujuan
dilakukannya asesmen sehingga dapat memilih teknik atau instrumen yang paling sesuai dengan
kebutuhan.

Tak hanya itu saja, teknik atau instrumen yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan kemudahannya dalam memberikan umpan balik pada guru maupun
siswa.
2. Gunakan teknik asesmen yang bervariatif
Teknik asesmen tidak hanya sebatas tes tertulis atau tes lisan saja, tapi ada berbagai teknik
asesmen yang bisa guru gunakan, seperti observasi, penilaian diri dan penilaian antarteman (self-
dan peer-assessment), kuis konstruktif, penugasan proyek, dan sebagainya.

Dengan memvariasikan teknik asesmen, dapat membuat siswa lebih bersemangat sekaligus
mengasah kemampuan mereka. Misalnya, Bapak/Ibu guru memilih teknik asesmen berupa
penugasan proyek secara berkelompok.

Selama mengerjakan tugas tersebut, kemampuan kerja sama, komunikasi, dan pemecahan
masalah siswa akan lebih terlatih.

3. Manfaatkan teknologi
Saat ini, ada berbagai aplikasi kuis online yang bisa Bapak/Ibu guru manfaat untuk melakukan
asesmen, seperti Quizizz, Kahoot, dan masih banyak lagi.

Memanfaatkan teknologi dalam pengembangan asesmen ini dapat menciptakan pengalaman


belajar yang lebih menyenangkan pada siswa. Apalagi, setiap aplikasi memiliki keunggulannya
masing-masing yang mungkin dapat memudahkan Bapak/Ibu guru dalam melakukan asesmen.

Itulah pembahasan Quipper Blog mengenai asesmen Kurikulum Merdeka. Semoga bisa
bermanfaat dan menambah pengetahuan Bapak/Ibu guru, ya.

Anda mungkin juga menyukai