Bapak/Ibu guru, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata asesmen, bukan? Pasalnya, asesmen ini
cukup sering digunakan, baik dalam Kurikulum Merdeka maupun kurikulum terdahulu.
Asesmen Kurikulum Merdeka sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Ada
dua jenis asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka.
Nah, apa saja itu? Apa tujuan dilakukannya asesmen? Bagaimana langkah-langkah untuk
melakukan asesmen dalam Kurikulum Merdeka? Berikut ulasan selengkapnya.
Daftar Isi
Pengertian Asesmen
Tujuan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Manfaat Asesmen Kurikulum Merdeka
Manfaat asesmen formatif
Manfaat asesmen sumatif
Prinsip Dasar Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif
Langkah-langkah menyusun rencana asesmen sumatif
Tips Mengembangkan Asesmen Kurikulum Merdeka
1. Memilih teknik atau instrumen yang sesuai dengan kebutuhan
2. Gunakan teknik asesmen yang bervariatif
3. Manfaatkan teknologi
Pengertian Asesmen
Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses
pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini dilakukan oleh masing-masing
guru pengampu mata pelajaran.
Nantinya, hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Adapun tujuan lain dari asesmen Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.
Ada dua asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu asesmen formatif dan
sumatif. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kedua jenis asesmen Kurikulum Merdeka
tersebut.
Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau umpan
balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan
di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun sepanjang
pembelajaran berlangsung.
Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi
kepada guru mengenai kesiapan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekaligus kesiapan
mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Artinya, asesmen ini
tidak digunakan untuk keperluan penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan dalam rapor.
Sementara jika asesmen formatif dilakukan di pertengahan, akhir, atau sepanjang pembelajaran
berlangsung bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa sekaligus memberikan umpan
balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang sudah
dijelaskan.
Jika siswa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat melanjutkan ke tujuan
pembelajaran berikutnya. Namun, jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka guru perlu
melakukan penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan pembelajaran.
Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kemendikbud, asesmen formatif adalah
asesmen yang diutamakan daripada asesmen sumatif. Hal ini dikarenakan, asesmen ini lebih
berfokus pada perkembangan kompetensi siswa daripada hasil akhir.
Harapannya, asesmen ini akan meningkatkan kesadaran siswa bahwa proses pembelajaran lebih
penting daripada hasil akhir.
Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan
pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di akhir proses
pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang pendidikan.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat mempengaruhi nilai rapor siswa dan
menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Itu
artinya, siswa yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak memenuhi standar
pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan, bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat menggunakan teknik atau instrumen tertentu untuk
melakukan asesmen sumatif, seperti tes tertulis, tapi juga bisa menggunakan teknik lain, seperti
observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan membuat portofolio.
Memudahkan guru dalam menentukan nilai atau grade setiap siswa agar dapat
membandingkannya dengan siswa yang lain.
Sebagai umpan balik untuk guru.
Sebagai dasar untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa di jenjang pendidikan.
Sebagai informasi kemajuan belajar siswa sekaligus bahan laporan ke orang tua dan tenaga
kependidikan lainnya.
Adapun manfaat asesmen sumatif untuk siswa adalah sebagai berikut.
Sebagai umpan balik untuk siswa agar dapat meningkatkan atau mempertahankan hasil
belajarnya.
Memberikan informasi pada siswa apakah dapat naik kelas atau lanjut ke jenjang pendidikan
berikutnya.
Sebagai bukti apa saja yang sudah berhasil dikuasai siswa selama pembelajaran tertentu.
Prinsip Dasar Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Pemerintah sudah mengatur pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka secara
lengkap dan detail. Dengan harapan, pembelajaran dan asesmen yang telah diatur ini dapat
menjadi acuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna
sehingga dapat menciptakan siswa yang lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif.
Adapun prinsip-prinsip dasar asesmen Kurikulum Merdeka yang harus diperhatikan guru adalah
sebagai berikut.
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan
orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.
Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Sebelum menyusun rencana asesmen, guru harus menentukan terlebih dahulu asesmen yang akan
digunakan, apakah asesmen formatif atau sumatif. Pasalnya, kedua jenis asesmen Kurikulum
Merdeka memiliki langkah-langkah penyusunan rencana yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, mari simak langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif dan
sumatif berikut ini.
Berikut adalah beberapa tips mengembangkan asesmen Kurikulum Merdeka yang mungkin bisa
Bapak/Ibu guru terapkan.
Tak hanya itu saja, teknik atau instrumen yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan kemudahannya dalam memberikan umpan balik pada guru maupun
siswa.
2. Gunakan teknik asesmen yang bervariatif
Teknik asesmen tidak hanya sebatas tes tertulis atau tes lisan saja, tapi ada berbagai teknik
asesmen yang bisa guru gunakan, seperti observasi, penilaian diri dan penilaian antarteman (self-
dan peer-assessment), kuis konstruktif, penugasan proyek, dan sebagainya.
Dengan memvariasikan teknik asesmen, dapat membuat siswa lebih bersemangat sekaligus
mengasah kemampuan mereka. Misalnya, Bapak/Ibu guru memilih teknik asesmen berupa
penugasan proyek secara berkelompok.
Selama mengerjakan tugas tersebut, kemampuan kerja sama, komunikasi, dan pemecahan
masalah siswa akan lebih terlatih.
3. Manfaatkan teknologi
Saat ini, ada berbagai aplikasi kuis online yang bisa Bapak/Ibu guru manfaat untuk melakukan
asesmen, seperti Quizizz, Kahoot, dan masih banyak lagi.
Itulah pembahasan Quipper Blog mengenai asesmen Kurikulum Merdeka. Semoga bisa
bermanfaat dan menambah pengetahuan Bapak/Ibu guru, ya.