Konsep Pembelajaran Paradigma Baru dan Asesmen yang Efektif
A. Konsep Pembelajaran Paradigma Baru Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik • Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila • Guru memiliki kemerdekaan dalam Menyusun rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan kebutuhan peserta didik • Memiliki 3 komponen, yaitu pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan perencanaan asesmen. Tiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi.
B. Asesmen yang Efektif
• Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil dan proses belajar siswa. • Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik, yaitu asessment of learning, assesment for learning, dan assesment as learning. • Pada pembelajaran paradigma baru proporsi asesmen formatif lebih banyak dibandingkan asesmen sumatif. Harapannya, ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting daripada sebatas hasil akhir.
2. Bagaimana Semestinya Guru Merencanakan Pembelajaran Paradigma Baru
dan Asesmen yang Efektif untuk Mengukur Capaian Belajar Peserta Didik. Pertama, berdasarkan kurikulum merdeka yang berbasis student center, maka guru wajib memperhatian kondisi para peserta didik sebelum pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanyakan kondisi perasaan masing-masing siswa sekaligus dengan mengabsen guna mengecek kehadiran siswa, atau dapat dengan cara membagikan kertas-kertas kecil yang akan ditulis oleh siswa sesuai dengan perasaan mereka masing-masing. Kedua, guru memberikan tes diagnostik guna menguji kemampuan siswa sebelum pembelajaran berlangsung guna mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif siswa. Hal ini mempermudah guru untuk penyampaian materi pembelajaran dan menentukan asesmen. Ketiga, setelah melaksanakan pembelajaran guru kembali meminta umpan balik dari siswa tentang proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan guru juga memberikan umpan balik kepada siswa berupa asesmen pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menentukan model pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Langkah-langkah tersebut dapat mengukur capaian belajar peserta didik baik sebelum pembelajaran maupun setelah pembelajaran dengan tetap mengacu pada student center. 3. Pembelajaran Paradigma Baru dan Asesmen yang Efektif untuk Mencapai CP yang Telah Ditentukan. Bagaimana pembelajaran paradigma baru dan asesmen yang efektif untuk mencapai CP yang telah ditentukan bisa diperhatikan dengan melakukan penerapan prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Prinsip pembelajaran meliputi: A. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan; B. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; C. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik; D. Pembelajaran yang relevan E. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan Pada pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada peserta didik, asesmen yang efektif berupa asesmen formatif karena: 1) asesmen formatif dapat dilaksanakan pada awal pembalajaran maupun saat pembelajaran berlangsung; 2) melibatkan peserta didik secara aktif; 3) untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajara, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Ada tiga pendekatan asesmen yang efektif untuk dilaksanakan yaitu assessment for learning, assessment of learning, dan assessment as learning. Assessment as learning harus mendapat porsi yang lebih besar dibandingkan asesmen yang lain. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan pendidik dalam pembelajaran baru dan asesmen yang efektif untuk mencapai CP yang telah ditentukan, yaitu: A. Membuka pembelajaran B. Membuat kontrak/kesepakatan pembelajaran C. Melakukan tes diagnostik kognitif D. Mengelompokkan siswa secara diferensiasi E. Melakukan penilaian formatif dengan LKPD dan media kuis F. Melakukan refleksi G. Evaluasi
4. Tantangan dan Strategi dalam Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen
Paradigma Baru Tantangan yang mungkin muncul dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru dan strategi untuk tantangan-tantangan tersebut. A. Membutuhkan Sumber Daya Manusia yang Mampu Menguasai Banyak Model, Strategi, Teknik, dan Penggunaan Media Pembelajaran Hal tersebut menjadi tantangan karena dalam pembelajaran paradigma baru, guru harus memiliki banyak strategi dalam menghadapi siswa, seperti bagaimana cara menghadapi siswa dengan gaya belajar tertentu. Siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda pastinya juga membutuhkan perlakuan yang berbeda pula. Guru tidak boleh menganggap semua siswa sama dan harus memiliki kemampuan yang sama. Hal tersebut secara tidak langsung menuntut guru untuk lebih berpikir open-minded dan memiliki jiwa toleransi yang besar serta wawasan yang cukup luas. Strategi: Guru dapat memperluas wawasan terkait penggunaan model dan media pembelajaran sehingga model tersebut dapat digunakan pada siswa dengan karakteristik tertentu. Guru juga dapat mengikuti workshop, diklat, atau pelatihan lainnya yang menunjang pengembangan keprofesionalan guru terutama terkait dengan implementasi kurikulum merdeka. Guru juga dapat berbagi pengalaman dengan rekan kerja lainnya untuk menambah wawasan dan pengalaman.
B. Menyusun Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif dan Efisien Namun
Memiliki Dampak Positif yang Cukup Besar Dalam pembelajaran paradigma baru, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, akan tetapi berpusat pada siswa dengan kebutuhan dan tahap perkembangan yang berbeda-beda. Hal tersebut jelas akan lebih membutuhkan banyak sekali strategi untuk mengatasi siswa yang berbeda kondisi dan kemampuan. Oleh karena itu, tantangan dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru adalah bagaimana cara merencanakan pembelajaran yang efisien namun berdampak positif yang cukup besar. Oleh karena itu guru harus mampu memberi rangsangan kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, guru dalam membuat asesmen harus benar-benar mengukur capaian siswa. Instrumen yang digunakan juga harus beragam agar siswa tidak mudah bosan. Strategi: Guru dalam Menyusun rencana pembelajaran harus memperhatikan capain pembelajaran
C. Menghapus Kebiasaan dan Karakter Guru yang Menjadikan Hasil Nilai
Ujian Sebagai Satu-Satunya Tujuan Utama Pembelajaran Pembelajaran paradigma lama di Indonesia menekankan bagaimana siswa dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dan mendapatkan nilai ujian yang bagus. Terlebih penentuan kelulusan peserta didik harus melalui Ujian Nasional. Paradigma tersebut memaksa guru untuk menyampaikan semua materi sebelum siswa melaksanakan ujian semester maupun ujian nasional tanpa mempertimbangkan apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Hal tersebut membuat guru tidak fokus kepada kemampuan dan penguasaan tiap individu peserta didik, namun lebih terfokus bagaimana supaya semua materi dapat tersampaikan dan nilai ujian siswa bagus. Paradigma tersebut sekarang sudah harus dihindari oleh guru dan beralih ke paradigma baru. Pemerintah sekarang telah meluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka yang mengusung paradigma baru dalam pembelajaran dengan lebih menekankan proses dan pembentukan karakter. Tentuknya hal tersebut menjadi suaatu tantangan baru bagi guru dan guru harus beradaptasi dengan paradigma baru ini. Salah satu prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka adalah pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran bermakna dan menyenangkan. Strategi yang dapat dilakukan guru adalah dengan rutin mengikuti diklat-diklat terkait paradigm baru dalam pembelajaran ini, sehingga guru mempunyai wawasan baru untuk merancang pembelajaran dan asesmen yan cocok dengan paradigm baru ini. Guru juga harus terbiasa dengan hal-hal seperti berikut: Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik sebelumnya dan melakukan pemetaan. Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum yang berkelanjutan sebagai dasar merancang pembelajaran dan asesmen. Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki peserta didik, guru dan sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta didik.
D. Pengajar Harus Bisa Memahami Karakteristik Setiap Peserta Didiknya
Sehingga Dapat Membuat Rencana Pembelajaran dan Asesmen yang Tepat untuk Peserta Didik. Dalam kurikulum merdeka pembelajaran harus dapat menjangkau semua peserta didik sesuai dengan karakter masing-masing atau disebut berdiferensiasi, maka asesmen yang diberikan oleh guru juga harus menyesuaikan tingkat dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, asesmen yang digunakan tidak dapat disamakan antar individu dan guru harus kreatif dalam membuat asesmen yang tepat dalam mengukur kemampuan atau capaian peserta didik. Strategi yang bisa dilakukan guru untuk dapat memahami karakteristik siswa adalah dengan memberikan tes diagnosis di awal semester atau di awal pembelajaran. tes diagnostik ini berfungsi untuk melihat bagaimana tingkat kognitif siswa, gaya belajar siswa, dan kondisi lingkungan siswa. Sehingaa dengan hasil diagnose awal tersebut guru dapat merancang rencana pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan kondisi siswa. E. Menyusun Pembelajaran yang Dapat Membentuk Karakter Siswa Dalam pembelajaran paradigma baru, guru dituntut untuk dapat merancang pembelajaran yang dapat membentuk karakter siswa. Karakter siswa adalah aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki. Membangun karakter siswa di sekolah bertujuan untuk membangun karakter siswa agar memiliki sifat atau ciri khas yang melekat pada diri sesorang.Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter pada seseorang. Karakter merupakan sifat atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga dan sekolah. Tujuan dari pendidikan karakter siswa adalah untuk mengembangkan berbagai potensi atau bakat kemampuan siswa, mengembangkan potensi afektif siswa sebagai sesorang yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, serta mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa Indonesia yang religius. Hal ini membutuhkan usaha yang lebih bagi guru untuk dapat memberikan pembelajaran berbasis karakter. Strategi: Guru dapat memberikan contoh-contoh prilkau yang baik selama dalam proses pembelajaran atau Ketika berinteraksi siswa. Guru juga dapat menyampaikan pesan moral dalam setiap pembelajaran, hal ini diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai moral dalam kehidupannya. Guru juga harus membiasakan mengajarkan sikap sopan santun, menanamkan jiwa pemimpin, dan berbagi pengalaman inspiratif.
F. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Pendidikan abad 21 dapat diartikan sebagai sistem Pendidikan yang mengharuskan manusia menyongsong dan menjunjung kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Sistem Pendidikan abad 21 mendorong manusia harus melek terhadap kemajuan teknologi, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang, berpikir kritis, dan mengamini teknologi informasi sebagai media literasi modern. Oleh karenanya lembaga-lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan potensi-potensi sumber daya manusia kelembagaan serta mampu mencetak output yang unggul. Strategi: Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Seiring gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang pesat. Guru bisa belajar mandiri melalui Youtube atau mengikuti seminar-seminar tentang teknologi Pendidikan.