Anda di halaman 1dari 2

NAMA : VEBRIKA NUR WIDYANINGRUM

KELAS : PENJAS 7 C / PPG PRAJABATAN GEL 2 TH 2023

Rangkuman pidato KHD DI UGM 7 NOV 1956


Pada sidang Dewan Senat Universitas Gajah Mada tahun 1956, Ki Hajar Dewantara
memberikan pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara,
Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun
tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dengan kata lain guru hanya sebagai
fasilitator saja dan menuntun anak berkembang sesuai dengan jaman.
Peran Pendidik diibaratkan sebagai seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah
merawat sesuai kebutuhan dari tanaman yang mereka tanam itu agar tumbuh dengan baik, tentu saja
jika beda jenis tanaman tentu beda pula perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa
melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak).
Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif,
mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan
mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan dasar pendidikan peserta didik berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak
berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah
sejak awal membawa sifat atau karakteristik berbeda-beda, maka dari itu sebagai pendidik kita tidak
akan bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah mengarahkan dan membimbing
mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa sebagai pendidik kita harus membekali keterampilan kepada siswa
sesuai zamannya agar mereka bisa mencapai cita-citanya, berkarya dan menyesuaikan diri kepada
tantangan zaman. Pendidik atau Guru haruslah selalu memberikan teladan yang baik bagi peserta
didiknya dalam mengembangkan budi pekerti yang luhur.
Hal terpenting yang harus yang dilakukan seorang guru atau pendidik adalah menghormati
dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus
hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun
karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak.
Dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang saya implementasikan kedalam proses
pembelajaran adalah menuntun dalam hidup tumbuhnya anak peserta didik, lebih memberikanya
pemahaman, serta lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan latar
belakang siswa (keluarga/lingkungan). Menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal ini bisa
dilakukan komunikasi intens melalui grup wali murid.
Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media
pembelajaran yang berinovatif dan bervariasi berupa gambar, video, audio, atau pembelajaran yang
berbasis permainan (game based learning).
Selanjutnya hal yang saya pelajari lebih lanjut dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa
tujuan pendidikan adalah Merdeka Belajar yang dikembangkan empat dimensi yaitu :
1. Dimensi Jasmani, dimana pendidikan mengarah pada kemerdekaan fisik yang sehat dan kuat,
produktif, kreatif dan inovatif.
2. Dimensi akal, mengarahkan pendidikan pada pencapaian kecerdasan yang lebih tinggi dan luas.
3. Dimensi Rohani, mengarahkan pada pencapaian keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya dengan mencapai kemerdekaan mental dan kerohanian.
4. Dimensi sosial, tercapainya sikap-sikap keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi,
kebersamaan, demokrasi, tanggung jawab,dan disiplin.
Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam hal mendidik yang sesungguhnya adalah proses
memanusia kan manusia yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Untuk mencapai hal itu
pedoman yang dapat di gunakan yang sering disebut Trilogi Pendidikan, yaitu Ing Ngarsa Sungtulada,
guru didepan sebagai pemberi teladan, Ing Madyo Mangun Karso, guru ditengah memberikan
semangat, Tutwuri Handayani, guru dibelakang memberikan arahan dan dorongan.
Kesimpulanya dari tulisan teks pemikiran -pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan
dihubungkanya refleksi diri ini membentuk paradigma guru bawasanya saya sebagai guru akan
memberikan taladan, semangat, dukungan dan arahan dengan harapan peserta didik bisa melihat
mencontoh, melakukan, serta memiliki kepercayaan diri seperti yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai