Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran

Ki Hadjar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan dan
Pengajaran adalah suatu hal yang tak dapat dipisahkan.
Pengajaran merupakan bagian proses pendidikan, dan
Pendidikan merupakan sebuah tuntunan dalam kehidupan,
maksudnya menuntun segala kodrat yang ada pada anak
untuk mencapai keselaran dan kebahagiaan yang setingi-
tingginya. Selain itu tiga asas yang dikemukakan oleh beliau
yaitu "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso,
Tut Wuri Handayani". Sebagai seorang guru kita harus selalu
memberikan teladan, membangun semangat, dan juga memberikan dorongan kepada siswa kita,
agar siswa kita dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan potensi yang dimilikinya.
Pada pengajaran adanya proses menuntun dengan artian menuntut tumbuh kembangnya anak-
anak agar mereka mecapai keselamatan, dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagai
masyarakat. Selain itu pendidikan harus berorientasi pada anak. Pendidikan yang berpusat
kepada anak didik, guru sebagai fasilitator, sebagai pamong, sehingga tercipta pembelajaran yang
aktif dan bermakna. Pada proses ini pendidik memberikan kesempatan pada anak-anak didik
berkembang sesuai minta dan bakatnya, namun tetap dibina diarah sesuai kebutuhan dan karakater
peserta didik.
Pada tahap pembinaan, pendidik harus mampu menyesuaikan kodrat alam dan kodrat
zaman. Menurut KHD pengajaran harus disesuaikan dengan hidup dan kehidupan rakyat serta
pentingnya asas menurut keadaan, dalam arti segala alat, usaha, dan cara pendidikan harus
disesuiakan dengan kodrat keadaannya, baik lingkungan alamnya maupun keadaan atau kondisi
zamannya tentunya pola pendidikan antara zaman abad ke 20 dengan abad ke 21 tentunya akan
berbeda. Selanjutnya pada tahap pembentukan budi pekerti. Menurut Ki Hadji Dewantara budi
pekerti, watak, atau karakter merupakan perpaduan cipta, karsa, dan karya ( kognitif, afektif, dan
psikomotik). Pendidikan diharapkan tidak hanya untuk mencerdasakan intelektual tetapi juga
mencerdaskan secara emosional dan spiritual, cerdas pemikiran dan baik kepribadian. Keluarga
menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi
seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak
untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan
sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan
institusi pendidikan lainnya. Terakhir, seorang anak mempunyai kodrat untuk bermain.
Permainan anak merupakan suatu pendidikan yang bisa diintegraskan dengan bermain sambil
belajar atau belajar sambil bermain. Dengan cara memasukan unsur permainan dalam
pembelajaran agar siswa senang dan tidak mudah bosan selain itu melalui permainan kita juga
mendidik dan mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan..
Refleksi
Sebelum mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, kita harus percaya bahwa
dengan tindakan-tindakan tegas dan menghukum siswa bisa merubah perilakunya. Tapi perubahan
yang terjadi cuma didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran pribadinya.
Melalui hal tersebut, kita tentunya belum sempurna menyadari akan keberadaan kodrat alam sang
anak, sehingga sering marah-marah ketika ada anak yang lamban dalam satu pelajaran. Belum
banyak memberikan model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, pemikiran yang berubah
dari saya adalah bahwa saya harus memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar
dan ikhlas, karena kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang bodoh hanya saja mereka
mempunyai keunikan dan keunggulan yang tersendir. Kita contohkan pada ada anak yang pandai
dalam bidang akademis namun kurang dalam bidang non akademis seperti kurang dalam
keterampilan menggambar, public speaking begitu pula sebaliknya. Tidak perlu memberikan
hukuman yang sifatnya tidak mendidik, memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan
menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba
berbagai macam model pembelajaran serta memberikan contoh edukasi dari tokoh-tokoh ternama
seperti Bob Sadino, Bill Gates, Larry Ellison, Jeff Bezos, John Paul Dejoria, Steve Jobs, Pierre
Omidyar, James Dyson, Jack Ma dan lain sebagainya. Mengajarkan bahwa tidak ada kesuksesan
secara instan, kesuksesan itu muncul ketika kita pernah gagal dan mampu bangkit dan membenahi
kegagalan itu sendiri.
Beberapa pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat di terapkan pada
konsteknyata di lapangan ialah tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar
dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa
(keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal ini bisa dilakukan
dengan kunjungan rumah atau home visit. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun
audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning) sesuai dengan
perkembangan zaman yakni abad ke 21.
Demikian kesimpulan dan refleksi saya tentang Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Link blog: https://nunungerayani23.blogspot.com/2023/01/kesimpulan-dan-refleksi-
terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai