Anda di halaman 1dari 16

BILANGAN BULAT DAN PEMBELAJARANNYA

Nama Kelompok:

Ni Komang Hernawati NIM. 1811031093

Ni Komang Eti Mastini NIM. 1811031082

Luh Gede Nunung Erayani NIM. 1811031118

Ni Luh Novita Lestari Dewi NIM. 1811031134

Ni Wayan Sindha Arya Niti NIM. 1811031142

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
A. PENGENALAN BILANGAN BULAT
Himpunan bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat negative, nol, dan bilangan bulat positif.
Pembelajaran operasi bilangan bulat sering menyulitkan karena sering tercampurnya tanda
positif dan negatif bilangan bulat dan tanda operasi penjumlahan atau pengurangan. Hal ini
mengakibatkan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak dipahami
dengan baik.Di samping itu kesulitan yang sering terjadi adalah dalam menjelaskan
perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan negatif. Pada bab ini akan
dibahas pengenalan bilangan bulat dan pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat menggunakan kartu bilangan, permainan baris-berbaris dan menggunakan
garis bilangan. Operasi perkalian diberikan dengan permainan, menggunakan pola dan
menggunakan garis bilangan. Semua cara dan alat di atas mendukung pelaksanaan
pembelajaran operasi bilangan bulat secara realistik.

Pada waktu kita melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, mugkin
muncul beberapa pertanyaan, misalnya
3 + a = 1, berapakah nilai a yang memenuhi persamaan tersebut?
A=1–3=
Tentu saja, soal-soal tersebut di atas tidak dapat diselesaikan dalam pembahasan bilangan
cacah. Bentuk-bentuk pertanyaan seperti itulah yang akan memperluas pembahasan dari
bilangan cacah ke bilangan bulat.

Pada garis bilangan tersebut jika kita melangakah dari posisi 0 ke arah kanan sebanyak 2
langkah maka kita dikatakan akan sampai pada posisi angka 2.
Hal ini juga berarti 0 + 2 = 2
Untuk menjawab pertanyaan seperti itu, maka kita perlu melengkapi bilangan-bilangan dari
kiri 0 pada garis bilangan tersebut. Para ahli matematika menetapkan
0 – 1 sebagai bilangan negatif satu, ditulis -1
0 – 2 sebagai bilangan negatif satu, ditulis -2
0 – 3 sebagai bilangan negatif satu, ditulis -3
Dengan seterusnya
Sehingga bilangan-bilangan baru tersebut merupakan perluasan bilangan asli, yaitu -1, -2, -3,
-4 …. Yang disebut sebagai bilangan bulat negatif. Dengan demikian garis bilangan bulat
dapat digambarkan sebagai berikut :

Jadi, bilangan bulat terdiri dari


1. Bilangan-bilangan yang bertanda positif yang disebut sebagai bilangan bulat positif,
yaitu 1,2,3,4,5….
2. Bilangan nol, yaitu 0
3. Bilangan-bilangan yang bertanda negatif yang disebut sebagai bilangan bulat nrgatif,
yaitu -1,-2,-3,-4,-5…

Bilangan bulat negative pertama kali dikenalkan dengan kasus penjumlahan dan
pengurangan tersebut. Selanjutnya bilangan bulat negatif dapat dikenalkan melalui kegiatan
dan kejadian yang saling bertentangan disekitar kita, misalnya:

1. Jika berjalan kea rah utara disebut kearah positif, maka berjalan kearah selatan disebut
kea rah negatif
2. Jika berbuat baik diartikan sebagai perbuatan positif, maka berbuat buruk diartikan
sebagai perbuatan negative
3. Hutang diartikan sebagai bilangan negatif, misalnya hutang 100 rupiah sama halnya
punya uang-100 rupiah
4. Di Negara emat musim suhu 6 derajat di bawah nol diartikan sebagai suhu -6 derajat
5. Rugi diarikan sebagai bilangan negatif mkisalnya rugi 100 rupiah sama halnya utang -
1000 rupiah.
6. Tinggi selama ini diukur dari permukaan tanah ke atas, sehingga tinggi selalu ditulis
bilangan positif. Kedalaman diukur dari permukaan tanah ke bawah, sehingga dapat
dipandang sebagai ketinggian yang negatif.
B. OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
Pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat perlumendapat perhatian
serius dari gurukarena pada operasi ini siswa baru berkenalan dengan bilangan negatif. Oleh
karenanya perlu diketahui beberapa cara mengajarkan operasi bilangan bulat. Uraian berikut
menyajikan pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
menggunakan garis bilangan, permainan baris-berbaris dan permainan kartu bilangan.
1. Garis bilangan
Dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan garis
bilangan perlu dipahami tentang aturan mendefinisikan bilangan dan aturan operasi.
a. Mendefinisikan bilangan bulat menggunakan garis bilangan
Setelah garis bilangan dibuat, kida dapat mendefinisikan bilangan bulat dengan
membuat anak panah di atas garis bilangan. Bilangan positif a didefinisikan dengan
anak panah yang panjangnya a satuan dan arah panahnya menghadap arah positif
(kanan), sedangkan bilangan negatif b didefinisikan dengan anak panah dengan
panjang b dan arahnya menghadap arah negatif ( kiri).
Bentuk anak panah dan istilahnya : pangkal ujung

b. Aturan operasi penjumlahan


Misalkan kita ingin melakukan operasi A + B, perlu disepakati A disebut bilangan
pertama dan B disebut bilangan kedua. Selajutnya aturan operasi penjumahan dua
bilangan bulat adalah sebagai berikut.
Penjumlahan dua bilangan bulat adalah sebagai berikut
 Buat anak panah bilangan pertama dengan pangkal nol
 Buat anak panah bilangan kedua dengan pangkal diujung anak panah bilangan
pertama
 Hasil penjumlahan kedua bilangan ditunjukkan oleh anak panah dengan
pangkal nol dan berujung di ujung anak panah bilangan kedua.
c. Aturan operasi pengurangan
Misalkan kita ingin melakukan operasi p – q perlu disepakati p disebut bilangan
pertama dan q disebut bilangan kedua. Selanjutnya aturan operasi pengurangan dua
bilangan bulat adalah sebagai berikut
 Buat anak panah bilangan pertama dengan pangkal nol
 Buat anak panah bilangan kedua diujung anak panah bilangan pertama
dengan arah yang berlawanan
 Hasil pengurangan kedua bilangan ditunjukkan dengan anak panah dengan
pangkal nol dan berujung dipangkal bilangan kedua.
2. Permaianan Basis Berbasis
Permainan ini dipahami dari aturan-aturan pada garis bilangan. Pada permainan ini
diperlukan sarana lantai bertegel atau halaman tanah yang diberi tanda seperti lantai
bertegel disesuaikan dengan keadaan sekitar. Sedangkan aturan permaianan baris-
berbasis adalah sebagai berikut :
o Sumbu garis bilangan positif menghadap ke kanan, negatif kr kiri
o Seorang peraga (demonstrator/pemain) awalnya berdiri pada angka nol dan
menghadap ke kanan.
o Bilangan positif A didefinisikan dengan bergerak maju a langkah
o Bilangan negatif B (-B) didefinisikan dengan gerak mundur B langkah
o Operasi penjumlahan diartikan tidak mengubah arah
o Operasi pengurangan diartikan baik kanan( membalikan badan)
o Hasil penjumlahan atau pengurangan ditunjukkan tempat terakhir berdiri.

Permainan ini dapat diganti dengan menggunakan boneka dengan terlebih dahulu
menentukan muka dan belakangnya dan papan permainan yang diberi nomor bilangan
bulat (seperti garis bilangan) . sehingga yang berjalan adalah boneka yang digerakan oleh
siswa yang belajar melalui permainanya. Dengan permaianan ini siswa akan lebih
bersemangat dan bergembira dalam belajar. Pembelajaran juga lebih bermakna dan
konsep lebih cepat dipahami. Hanya saja permainan ini membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan pembelajaran konvensional.

3. Kartu Bilangan
Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi yang kongruen dengan dua
warna berbeda, misalnya hitam dan putih ( boleh warna lain asal berbeda ). Masing-
masing set terdiri 20 kartu (secukupnya). Kartu-kartu ini disusun secara berpasangan atas
bawah (misalnya atas putih dan bawah hitam), seperti dalam gambar berikut.
Seperti halnya pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
yang menggunakan garis bilangan maupun permainan baris- berbaris , pembelajaran
operasi dengan menggunakan kartu bilangan juga membutuhkan aturan
mengoperasikannya. Aturannya adalah sebagai berikut.
 Buat kesepakatan untuk menetapkan kartu positif (untuk bilangan bulat
positif)dan kartu negatif (untuk bilangan bulat negatif). Misalnya tetapkanlah
kartu putih sebagai kartu positif, dan kartu hitam sebagai kartu negatif. Kartu-
kartu tersebut diletakkan berbaris dalam dua susunan misalnya baris atau kartu
putih dan baris bawah kartu hitam (atau sesuai dengan kesepakatan), seperti
dalam gambar diatas
 Definisikan bilangan nol bila “semua kartu berpasangan”, artinya banyaknya
kartu putih sama dengan banyaknya kartu hitam. (lihat gambar susunan kartu
berikur yang menunjukkan salah satu susunan yang mendefinisikan bilangan nol)
 Definisikan suatu bilangan bulat positif sebagai “ banyaknya kartu putihyang
tidak berpasangan”, artinya jika ada 2 kartu putih yang tidak berpasangan, maka
ini menunjukkan bilangan positif dua (2)
 Definisikan kartu bilangan bulat negatif sebagai “banyaknya kartu hitam yang
tidak berpasangan, maka ini menunjukkan bilangan negatif tiga (-3)
d. Aturan operasi penjumlahan
Penjumlahan diartikan sebagai menambahkan kartu, menjumlahkan dengan bilangan
positif berarti menambah dengan kartu putih (positif), sedangkan menjumlahkan
dengan bilangan negatif berarti menambah dengan kartu hitam (negatif).
Langkah-langkah pengerjaan operasi penjumlahan sebagai berikut :
a. Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu
b. Tambahkan kartu sesuai dengan bilangan yang kedua (penjumlahan). Jika
penjumlah bilangan positif maka tambahkan kartu putih. Jika penjumlahan
bilangan negatif maka tambahkan kartu hitam. Banyaknya kartu yang
ditambahkan sesuai dengan penjumlahan (sebesar nilai mutlaknya)
c. Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan.

Aturan operasi pengurangan

Dalam hal ini, pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu, mengurangkan dengan bilangan
positif berarti mengambil kartu putuh (positif),sedangkan mengurangkan dengan bilangan negatif
berarti mengambil kartu hitam (negatif).

Langkah-langkah pengerjaan operasi pengurangan sebagai berikut :

a. Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu


b. Ambil kartu sesuai dengan bilangan yang kedua (pengurang). Jika pengurang bilangan
negative maka ambil kartu hitam. Banyaknya kartu yang diambil sesuai dengan bilangan
pengurang (sebesar nilai mutlaknya)
c. Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan.
Dalam membuat lambang bilangan pertama untuk operasi pengurangan harus hati-hati,
yaitu banyaknya kartu yang berpasangan harus cukup. Artinya banyaknya kartu yang
berpasangan harus lebih banyak dari bilangan pengurang, karena dalam operasi
pengurangan diakukan pengambilan kartu sebanyak bilangan pengurang.
 Kartu ini juga dapat digunakan untuk memperkenalkan lawan bilangan bulat. Lawan dua
kartu putih tidak berpasangan adalah dua kartu hitam tidak bepasangan. Artinya lawan
dari dua (2) adalah negative (-2). Dan sebaliknya lawan dua kartu hitam tidak
berpasangan adalah dua kartu putih tidak berpasangan. Artinya lawan dari negatif dua (-
2) adalah dua (2).
 Operasi pengurangan juga dapat diartikan sebagai penjumlahan dengan lawannya. Jadi
mengambil 5 kartu putih artinya sama dengan menambah 5 kartu hitam dan mengambil 3
kartu hitam artinya sama dengan menambah 3 kartu putih. Hal ini berarti, jika mengambil
n kartu hitam (putih) sama artinya dengan menambah n kartu putih (hitam)

Kartu positif dan negatif ini dapat diganti dengan benda-benda lain seperti tutup botol sprite
dan fanta atau dua jenis daun dengan warna atau jenis yang disesuaikan dengan keadaan
sekitarnya . cara penggunaannya sama seperti menggunakan kartu-kartu di atas. Dalam
pembelajaran dengan kartu bilangan ini, contoh-contoh diatas bukan mutlak susunannya,
melaikan hanya salah satu bentuk contoh saja. Susunan kartu-kartu bisa berbeda-beda
asalkan tujuan bisa dicapai.

C. OPERASI PERKALIAN

Pada operasi perkalian bilangan bulat, kesulitan yang sering terjadi adalah meentukan hasil
perkalian bilangan negative dengan bilangan positif dan perkalian bilangan negative dengan
bilangan negative . berikut ini merupakan jalan keluar agar konsep dapat dipahami dengan baik:

1. Permainan Dosa Pahala


Aturan permainan ini sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat:
Bilangan Pertama:
 Positif artinya melakukan.
 Negatif artinya tidak melakukan.

Bilangan Kedua:

 Positif artinya perbuatan baik.


 Negatif artinya perbuatan buruk.

Bilangan Hasil:

 Mendapatkan pahala: Positif


 Mendapatkan dosa : Negatif

Pembelajaran perkalian bilangan bulat dengan menggunakan aturam tersebut sebagai adalah
sebagai berikut:
a) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan
bulat positif sesuai dengan melakukan (positif) perbuatan baik (positif) mendapatkan
pahala (positif).
b) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative hasilnya adalah bilangan
bulat negative sesuai dengan tidak melakukan (negative) perbuatan baik (positif)
mendapatkan dosa (negative).
c) Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan
bulat negative sesuai dengan tidak melakukan (negative) perbuatan baik (positif)
mendapatkan dosa (negative).
d) Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negative hasilnya adalah
bilangan bulat positif sesuai dengan tidak melakukan (negative) perbuatan buruk
(negative) mendapatkan pahala (positif).
2. Menggunakan Pola
a) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif menggunakan
penjumlahan berulang.
Contoh: 7 x 8 = 8+8+8+8+8+8+8+8= 56
b) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative menggunakan
penjumlahan berulang.
Contoh:
8 x (-5) = (-5) + (-5) + (-5) + (-5) + (-5) + (-5) + (-5) + (-5) = -40
c) Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif menggunakan
pola.
Contoh: untuk menjelaskan (-4) x 4, perhatikan pola berikut:
d) perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negative menggunakan
pola. Contoh: untuk menjelaskan (-3) x (-4) kita menggunakan pola sebagai
berikut:

Setelah diberikan beberapa contoh, siswa di ajak untuk membuat simpula bahwa:
 perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya
bilangan bulat positif.
 Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative hasilnya
bilangan bulat negative.
 Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif hasilnya
bilangan bulat negative.
 Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negative hasilnya
bilangan bulat positif.

3. Gerak Maju-Mundur
Operasi perkalian pada bilangan bulat dapat memanfaatkan garis bilangan atau membuat
model garis bilangan di halaman dalam bentuk petak-petak
(di lantai bertegel) Ketentuan-ketentuan dalam menggunakan model garis bilangan untuk operasi
perkalian bilangan bulat sebagai berikut. Misalnya: untuk perkalian
“a x b” (a bilangan pengali dan b bilangan yang dikalikan).
1) Posisi awal pada titik nol dan menghadap ke
 Kanan jika a > 0
 Kiri jika a < 0
2) Bergerak
 Maju jika b > 0
 Mundur jika b < 0
3) Hasilnya adalah posisi peraga pada kedudukan akhir.

Contoh 1: 3 x 2 = …

 Dari soal diketahui a = 3 > 0 , sehingga posisi awal peraga adalah pada skala 0
menghadap kekanan (arah bilangan positif).
 Dari soal diketahui b = 2 > 0, sehingga peraga bergerak maju sebanyak
| a | = 3 tahap, dengan setiap tahap melangkah sebanyal |b| = 2 langkah (skala).
 Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala 6, sehingga 3 x 2 = 6.

Contoh 2: 3 x (-2) = …

 Dari soal diketahui a = 3 > 0, sehingga posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap ke kanan (arah bilangan positif).
 Dari soal diketahui b = -2 < 0, sehingga peraga bergerak mundur sebanyak |a| = 3
tahap, dengan setiap tahap melangkah mundur sebanyak |b| = 2 langkah (skala)
 Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala -6 dari nol, sehingga 3 x (-2) = -
6.

Contoh 3: (-3) x 2 = …

 Dari soal diketahui a = -3 < 0, sehingga posisi awal peraga adalah pada skala 0
menghadap ke kiri (arah bilangan negative)
 Dari soal diketahui b = 2 < 0, sehingga peraga bergerak maju sebanyak |a| = 3 tahap,
dengan setiap tahap melangkah maju sebanyak |b| = 2 langkah (skala).
 Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala -6 di sebelah kiri nol, sehingga (-3)
x 2 = -6.

Contoh 4: (-3) x (-2) = …

 Dari soal diketahui a = -3 < 0, sehingga posisi awal peraga adalah pada skla 0 menghadap
ke kiri ( arah bilangan negative).
 Dari soal diketahui b = -2 < 0, sehingga peraga bergerak mundur sebanyak |a| = 3 tahap,
dengan setiap tahap melangkah sebanyak |b| = 2 skala.
 Hasilnya adalah posisi akhir peraga yaitu pada skala 6 di sebelah kanan nol, sehingga (-
3) x (-2) = 6

Sehingga dengan contoh-contoh diatas, untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam


melakukan operasi perkalian bilangan bulat, guru perlu memberikan perhatian dan latihan
soal-soal yang memadai. Dengan permainan dosa pahala, penggunaan bola dan gerak “ maju
–mundur” (model garis bilangan bulat) akan sangat membantu siswa dalam memahami
operasi perkalian bilangan bulat tersebut.

D. Operasi Pembagian

Seperti halnya pada operasi pembagian bilangan cacah, pembagian bilangan bulat juga dapat
dipandang mencari faktor bilangan yang belum diketahui. Misalnya 2 x n = 6, berapakah n?
Dengan demikian, operasi operasi pembagian didefinisikan sebagai lawan operasi perkalian.
Sehingga secara simbolis dapat ditulis 6 : 2 = n. Jadi, bentuk a : b = c berarti c x b = a. Secara
logika ditulis 𝐚 ∶ 𝐛 = 𝐜 ↔ 𝐜 × 𝐛 = 𝐚. Dengan demikian, sebelum menjelaskan operasi
pembagian, operasi perkalian bilangan bulat harus dipahami lebih dahulu oleh siswa perlu
diingat disini bahwa hasil pembagian adalah harus bilangan bulat juga. Berikut disajikan
beberapa contoh operasi pembagian.

1. 8 ∶ 2 = ⋯
Misalnya 8 ∶ 2 = 𝑎
Hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitanya dengan perkalian yaitu 𝑎 × 2 =
8, sehingga menghasilkan 𝑎 = −4.
2. 8 ∶ (−2) = ⋯
Misalnya 8 ∶ (−2) = 𝑎
Hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitanya dengan perkalian yaitu 𝑎 × (−2) =
8,sehingga menghasilkan 𝑎 = −4.
3. (−8): 2 = ⋯
Misalnya (−8): 2 = 𝑎
Hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitanya dengan perkalian yaitu
𝑎 × 2 = −8, sehingga menghasilkan 𝑎 = −4.
4. (−8): (−2) = ⋯
Misalnya (−8): (−2) = 𝑎
Hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitanya dengan perkalian yaitu
𝑎 × (−2) = −8, sehingga menghasilkan 𝑎 = 4.

Setelah melakukan aktivitas seperti diatas berikanlah soal-soal latihan kepada siswa
secukupnya untuk meningkatkan keterampilannya melakukan pembagian bilangan bulat.

Pembagian Dengan Nol

Pada pembahasan di atas untuk memperoleh hasil 6 : 2 kita mencari suatu bilangan jika
dikalikan dengan 2 hasilnya 6, yaitu a x 2 = 6. Sehingga dengan mudah diperoleh a = 3, atau 6 :
2 = 3.

Benarkah hasil 6 : 0? Jika soal ini kita kaitkan dengan perkalian seperti contoh diatas
maka kita mencari suatu bilangan yang jika dikalikan dengan 0 hasilnya 6. Tentu tidak ada
bilangan yang memenuhi, sebab semua bilangan jika dikalikan nol, maka hasilnya nol juga jadi
pembagian dengan nol tidak didefinisikan titik dikatakan tidak didefinisikan karena pembagian
dengan tidak memenuhi hubungan pembagian dan perkalian.

1. Penggunaan Garis Bilangan


Operasi pembagian pada garis bilangan bulat dapat memanfaatkan garis bilangan titik
ketentuan-ketentuan dalam menggunakan garis bilangan untuk operasi pembagian bilangan
bulat adalah:
Misalnya untuk pembagian 𝑎 ∶ 𝑏 = ⋯
1) Posisi awal pada skala 0 dan menghadap ke
 Kanan (arah bilangan positif ) jika 𝑏 > 0
 Kiri (arah bilangan negatif) jika 𝑏 < 0
2) Bergerak menuju bilangan pada garis bilangan dengan setiap tahap melangkah sebanyak
|𝑏| langkah (skala). Pergerakan ini bisa maju atau mundur tergantung dari B awalnya
menghadap kemana dan tergantung juga pada a (bilangannya akan dituju).
3) Hasilnya adalah banyaknya tahapan melangkah dengan tanda:
 positif jika arah gerakan pada langkah 2) adalah maju
 negatif jika Arah gerakan pada langkah 2) adalah mundur

Contoh 𝟔 ∶ 𝟐 = ⋯

 Dari soal diketahui bahwa 𝑏 = 2 > 0, maka posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap ke kanan a(rah bilangan positif).
 Dari skala 0 model menuju ke posisi a = 6 dengan bergerak maju. Hal ini disebabkan
posisi awal menghadap ke bilangan positif (kanan) dan bilangan yang dituju adalah
posisi. Panjang langkahnya adalah 2,
 Ternyata untuk mencapai posisi a = 6 dengan ketentuan di atas model melangkah maju 3
tahap dengan tiap tahap melangkah sebanyak 2 langkah. Jadi 6 : 2 = 3
Contoh −𝟔 ∶ 𝟐 = ⋯

 Dari salah soal diketahui bahwa 𝑏 = 2 > 0. Maka posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap ke kanan (arah bilangan positif).
 Dari skala 0 model menuju ke posisi 𝑎 = −6 dengan bergerak mundur. Hal ini
disebabkan posisi awal menghadap ke bilangan positif atau kanan dan bilangan yang
dituju adalah negatif. Panjang langkahnya adalah 2, hal ini disebabkan |𝑏| = |2| = 2.
 Ternyata untuk mencapai posisi 𝑎 = −6 dengan ketentuan di atas model perlu
melangkah mundur sebanyak tiga tahap dengan setiap tahap bergerak mundur 2 langkah.
Jadi 6 ∶ −2 = −3 (tanda negatif pada hasil diberikan karena gerakannya mundur).

Contoh −𝟔 ∶ −𝟐 = ⋯

 Dari soal diketahui bahwa 𝑏 = −2 < 0. Maka posisi awal modal adalah pada skala 0
menghadap ke kiri (arah bilangan negatif).
 Dari skala 0 model menunjuk ke posisi 𝑎 = −6 dengan bergerak maju. Hal ini
disebabkan posisi awal menghadap ke bilangan negatif atau kiri dan bilangan yang dituju
adalah negatif 6. Panjang langkahnya adalah 2, hal ini disebabkan |𝑏| = |2| = 2.
 Ternyata untuk mencapai posisi 𝑎 = −6 dengan ketentuan di atas model perlu
melangkah maju sebanyak 3 tahap dengan setiap tahap 2 langkah jadi min−6 ∶ −2 = 3
(hasil bertanda positif kanan gerak gerakan yang maju).
Penggunaan garis bilangan dapat diganti dengan menggunakan permainan dengan lantai yang
diberi angka seperti pada garis bilangan. Kemudian mintalah salah satu siswa untuk menjadi
model dan siswa yang lain memberikan aba-aba maju atau mundur gerak maju mundur (gerak
“maju-mundur”).

Pemahaman operasi pembagian lebih sulit jika dibandingkan dengan operasi perkalian.
Pengurangan penggunaan garis bilangan ini dapat membantu siswa memahami arti pembagian
khususnya pada bilangan bulat. Setelah siswa memahami pembagian dengan garis bilangan,
bimbing siswa untuk memahami pembagian sebagai lawan dari operasi perkalian Seperti telah
diuraikan di atas

Selanjutnya untuk meningkatkan keterampilan siswa tentang operasi pembagian bulat siswa
perlu diberikan latihan soal-soal secukupnya dan kemungkinan mereka bisa jawab juga dengan
permainan. Akhirnya mereka Mahir melakukan operasi pada bilangan bulat.

Anda mungkin juga menyukai