Anda di halaman 1dari 32

STRATEGI MEMBERDAYAKAN KEARIFAN LOKAL DESA

ADAT PANGLIPURAN SEBAGAI SALAH SATU APBD

PROVINSI BALI

Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir

Tahun Pelajaran 2020/2021

Disusun oleh :

Nama : Lutfiana Khaerunnisa

NISN : 0034596674

Kelas : XII IPS 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 SIRAMPOG

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul " Strategi Memberdayakan Kearifan

lokal Desa Adat Panglipuran sebagai Salah Satu APBD Provinsi Bali" telah

di syahkan dan disetujui sebagai tugas akhir di SMA NEGERI 1 SIRAMPOG

tahun pelajaran 2020/2021 pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui Oleh :

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Drs. Munawir, M.Pd Andhi Purba Wijaya, S.Pd


NIP. 19670810 199512 1 001 NIP. -

i
ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang strategi promosi


sehingga dapat meningkatkan minat wisatawan domestik untuk berkunjung ke
Desa Panglipura.Penelitian kualitatif berangkat juga dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rincian atau wawancara, kemudian
para responden bersama peneliti memberi penafsiran sehingga menciptakan
konsep sebagai temuan.Peneliti memberi penjelasan terhadap data atau informasi
secara interpretasi dan menentukan konsep yang akan dipilih (Sugiyono,2010: 14-
16). Hasil tujuan ini memberikan wawasan penuh terhadap masyarat desa
Panglipuran maupun wisatawan domestik dan mancanegara tentang kearifan lokal
Desa Adat Panglipuran.

Kata Kunci : Strategi memberdayakan kearifan lokal Desa Adat Panglipuran

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memeberikan

rahmat karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

karya tulis yang berjudul " Strategi Memberdayakan Kearifan Lokal Desa Adat

Panglipuran sebagai Salah Satu APBD Provinsi Bali" dengan baik dan insyaallah

dapat bermanfaat. Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan, dan

masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas

segala partisipasinya dalam menyelesaikan laporan karya tulis ini, kepada Yth:

1. Bapak Drs. H. Munawir, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Sirampog.

2. Bapak Andhi Purba Wijaya,S,Pd.Jas selaku guru pembimbing yang telah

memberikan dorongan dan Bantuan dalam penulisan karya tulis ini.

3. Kedua orang Tua tercinta yang telah memberikan nasihat, doa, dan dukungan

selama moril maupun material untuk penulis dalam menuntut ilmu sehingga

penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan

4. Terima kasih juga untuk teman teman yang sudah membatu,menyadari masih

banyak kekurangan karya tulis ini, karena keterbatasan dan kemampuan yang

dimiliki penulis sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan sebagai bahan evaluasi.

iii
Akhir kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis, teman- teman,

dan para pembaca sebagai sarana dan para pembaca sebagai sarana penambah

wawasan tentang objek wisata.

Sirampog, Februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

ABSTRAKSI.............................................................................................................ii

KATAPENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulis...............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulis.............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................7

2.1 Kajian pustaka................................................................................................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................10

3.1 Waktu dan Tempat penelitia..........................................................................11

3.2 Metode Penelitian...........................................................................................11

3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................11

iv
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................13

4.2 Pembahasan Penelitian....................................................................................13

BAB V PENUTUP....................................................................................................19

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................19

LAMPIRAN..............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................23

BIODATA PENULIS...............................................................................................25

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi yang

paling penting karena dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi.Setiap

wilayah mempunyai potensi pariwisata yang berbeda - beda mulai dari

keindahan alam hingga budaya tiap daerah yang unik dan tidak memiliki

wilayah lain.Indonesia juga terkenal dengan desa adat yang kental dengan

kearifan lokalnya seperti di Desa Adat Wae Rebo.

Wae Rebo adalah desa adat Manggarai tua yang berusaha untuk

melestarikan kearifan lokal sebagai salah satu budaya di Indonesia.Wae Rebo

telah dikenal didunia karena keaslian arsitektur rumah adatnya dan

keindahan.Hal ini telah dibuktikan dengan adanya penghargaan Award Of

Excelence, yaitu penghargaan untuk konservasi warisan budaya dalam ajang

Asia Pasifik Award For Cultural Conservation pada 27 Agustus 2012.

Rumah adat ini telah mengalahkan 42 kandidat dari 11 negara di Asia Pasifik.

keberhasilan ini merupakan kejutan mengingat Wae Rebo belum banyak

dikenal. Selain itu, kebudayaan adat istiadat yang kental serta keindahan alam

yang masih sangat asri menjadi alasan lain mengapa banyak traveler yang

tertarik mengeksplorasi kampung Adat di Indonesia saat ini.

Salah satu kearifan lokal yang masih dilakukan warga wae rebo

adalah ritual "Pae Wae Lu'u" yang bertujuan meminta izin dan

perlindungan kepada roh leluhur terhadap tamu yang berkunjung dan tinggal

1
di Wae Rebo hingga tamu tersebut meninggalkan kampung ini.Sehingga

banyak pengunjung yang datang ke kampung Wae Rebo ini.

Kearifan lokal lain yang perlu diperhatikan didesa Wae Rebo adalah

tentang penggunaan uang administrasi bagi wisatawan yang masuk.Namun

uang tersebut sudah diatur menurut kearifan lokal setempat . Pengelolaan

uang administrasi ini dipercayakan kepada lembaga pariwisata Wae

Rebo,sebagai biaya bahan makanan pemeliharaan infrastruktur dan bahan

generator set.Uang administrasi ini sebagai hasil pemasukan daerah wae Rebo

untuk kebutuhan sehari-hari nya.

Tidak mau kalah,Bali juga mempunyai desa adat yang kental dengan

kearifan lokalnya.Salah satunya adalah Desa Adat Panglipuran.Dari Bandar

Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, jarak tempuhnya sekitar dua jam

yang jalannya berkelok, menanjak dan tidak terlalu lebar. Adat Panglipuran

merupakan salah satu objek wisata yang sangat menarik dipulau Keasrian

telah menerpa pengunjung saat pertama kali melangkah memasuki

kawasan.Selain asri juga sangat bersih,sangat sulit untuk menemukan sampah

yang terceceran disana apalagi onggokan sampah. Disana, pengunjung

disambut pagar berukir dan patungnya khas Bali, lalu ratusan rumah adat

berjajar dan sebagian di antaranya terbuat dari bambu.

Tipe jalan di desa itu berundak-undak sehingga dipastikan tak ada

kendaraan jenis apapun melintas, dan mayoritas rumah maupun

pekarangannya serupa. Total terdapat 77 pekarangan dan setiap pekarangan

terdiri dari dua rumah adat, dapur tradisional dan balai sakenem (tempat

2
upacara) serta tempat suci bernama Sanggahan. Setiap pekarangan terdapat

empat pintu, yaitu bagian depan akses ke jalan desa, kanan dan kiri ke

tetangga, serta belakang menuju jalan melingkar sebagai jalan kendaraan.

Jumlah penduduk di desa yang namanya kini mendunia tersebut sebanyak

1.038 orang jiwa dan 240 kepala keluarga. Ditemui di Desa Wisata

Penglipuran, Senin (27/1), pria yang merupakan sesepuh adat setempat itu

bersyukur bisa memperkenalkan desanya ke masyarakat luas, bahkan tak

hanya dikenal wisatawan dalam negeri, tapi juga luar negeri.

Berbagai penghargaan diterima Penglipuran, antara lain Juara I Cipta

Award 2013, Desa Wisata Juara II Tingkat Nasional 2014, Desa Wisata

Standar ASEAN 2017, Juara I Homestay tingkat Provinsi, Standar Homestay

Asia, Green Destination Sustainable 2019 serta penghargaan Non Tourism

sebagai Kampung Iklim. Berjalan dan berkeliling dari satu pekarangan ke

pekarangan lain, hampir tak ada warga yang memainkan ponselnya, bahkan

anak-anak sekalipun. Meski pengunjungnya dari berbagai negara, namun

estetika dan adat tetap menjadi yang paling utama bagi masyarakat setempat.

Tak hanya bangunan tempat tinggal, pakaian dan bahasa sehari-hari pun

menjadi perhatian agar tak sirna.

Desa Adat Penglipuran juga memiliki banyak keunikan yang jelas

tidak ditemukan di desa lainnya.Salah satunya yang bisa dijumpai adalah

kebersihan desa hingga ke pekarangan rumah masyarakat desa yang sangat

terjaga dan membuatmu terheran-heran melihatnya.Oleh karena itu, tak salah

jika Desa Adat Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia pada

3
tahun 2016.“Dari situlah kemudian pada tahun 1993 pemerintah menjadikan

sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Bangli No.115

tanggal 29 April 1993, jelas Bandesa Adat Desa Penglipuran, I Wayan Supat,

Sabtu (16/11/2019). Kegiatan pariwisata Desa Adat Penglipuran bergerak di

bidang pariwisata budaya.Setelah diresmikan menjadi desa wisata, ekonomi

masyarakat desa mulai meningkat.Ekonomi masyarakat desa mulai

meningkat. Ada yang mulai berjualan souvenir, membuat kerajinan atau

berjualan hasil kebun. Banyak faktor-faktor yang membuat ekonomi

masyarakat desa meningkat.

Wayan Supat menjelaskan meski tidak mendapat dana desa, dari

kegiatan pariwisata Desa Adat Penglipuran mampu menyumbang Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang cukup besar kepada Kabupaten Bangli.Desa Adat

Penglipuran ini mampu menyumbang PAD kepada Kabupaten Bangli. Dari

kontribusi pariwisata ini, Tahun 2018 kemarin kami menyumbang kepada

Kabupaten Bangli sebesar Rp 4,4 miliar. Dengan perilaku pelestarian budaya

yang dijadikan desa wisata meningkatkan pendapatan daerah, ungkapnya.

Desa Adat panglipuran juga memiliki kearifan lokal sosial yang berupa

hukum adat yang melindungi kesejahteraan perempuan.Masyarakat desa ini

menganut perkawinan manogami.Jika ada yang melanggar maka

hukumannya dikucilkan dari desa. jika menikah lagi, maka Mereka tidak

diperbolehkan masuk Pura utama Desa Panglipuran.

Selain itu Desa Adat Panglipuran merupakan salah satu desa Bali

yang mempertahankan nilai - nilai tradisi budaya leluhur terutama berkaitan

4
dengan pengelolaan hutan,seperti mengambil bambu harus seijin perumahan

adat,ritual Munas dan matur piunang.Bentuk kearifan lokal tersebut memberi

dampak positif terhadap kelestarian sumber daya hutan yang dikelola

masyarakat. Desa Adat Panglipuran juga sudah mendapatkan apresiasi positif

tidak hanya wisatawan domestik melainkan mancanegara.Oleh karena itu,

pemerintah saat memperkenalkan konsep wisata Green Toursm sebagai upaya

pemerintah untuk meminimalisir usaha pada sektor pariwisata yang

mengeksploitasi sumber daya alam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memberdayakan kearifan lokal Desa Adat Panglipuran sebagai


salahsatu APBD Provinsi Bali

2. Strategi apa yang memberdayakan kearifan lokal Desa Adat Panglipuran


sebagai salah satu kearifan APBD provinsi Bali

1.3 Tujuan Penulisan Karya ilmiah

1. Untuk mengetahui strategi memberdayakan kearifan lokal Desa Adat


Panglipuran sebagai salah satu APBD provinsi Bali

2. Untuk mengetahui strategi memberdayakan kearifan lokal desa Adat


Panglipuran sebagai salah satu provinsi Bali

1.4 Manfaat Penelitian Karya Ilmiah

1. Manfaat Teori

Temuan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan konsep - konsep


teorik yang berkaitan dengan aspek sosial budaya dan ekonomi

3. Manfaat Praktis

a) Sebagai koleksi buku bacaan diperpustakaan SMA Negeri 1 Sirampog

5
b) Sebagai rujukan bagi peneliti yang hampir sama

c) Sebagai apresiasi kreativitas dan inovasi dalam pelaksanaan


pembelajaran

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam

pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki

perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang

berbeda mengenai strategi. Sementara menurut Rangkuti (2013:183)

berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif yang

menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di

tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Dari kedua pengertian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa

strategi adalah hal hal yang ingin dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

2. 2 Pengertian Memberdayakan

Memberdayakan merupakan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), arti kata memberdayakan adalah membuat berdaya. Memberdayakan

berasal dari kata dasar daya. Memberdayakan memiliki arti dalam kelas verba

atau kata kerja sehingga memberdayakan dapat menyatakan suatu tindakan,

keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Sementara Menurut

Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa Pemberdayaan adalah upaya

untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memptivasi,

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk

mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.


7
Dari kedua pengertian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa

memberdayakan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang maupun

kelompok melalui berbagai kegiatan pemberian keterampilan pengembangan

pengetahuan maupun pendidikan untuk membantu memecahkan berbagi

masalah - masalah yang dihadapi.

2.3 Pengertian Desa Adat

Desa adat merupakan unit pemerintahan yang dikelola oleh

masyarakat adat dan mempunyai hak untuk mengurus wilayah dan kehidupan

masyarakat dalam lingkungan desa adat. Desa adat mempunyai penyebutan

yang beragam di berbagai wilayah seperti nagari, huta, marga, dan negeri. Jenis

- jenis Desa Adat antara lain yaitu:

1) Suku Kajang Ammatoa, Balukumamba, Sulawesi Selatan

2) Kampung Wae Rebo, Manggarai, NTT

3) Desa Dayak Pampang Samarinda, Kaltim

4) Kampung Adat Sijunjung, Sumatra Barat

5) Kampung Naga, Tasikmalaya

6) Desa Trunyan, Bali

7) Desa Kere Ketu, Sulawesi Selatan

8) Desa Adat Gumantar,Lombok

9) Kampung Adat Todo, Flores

2.4 Pengertian Kearifan Lokal

8
Kearifan Lokal ialah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak

bisa dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Sementara menurut

Sementara menurut Sibarani (2012) Pengertian kearifan lokal menurut Sibarani

adalah suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari nilai

luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan

masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal.

Dari kedua pengertian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa

kearifan lokal adalahsuatu pengetahuan lokal yang telah demikian menyatu

dengan sistem kepercayaan, norma dan budaya, serta diekspresikan didalam

tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu yang cukup lama.

2.5 Pengertian APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, adalah rencana keuangan

tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran

APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan

tanggal 31 Desember.

a. Fungsi - Fungsi APBD :

1) Fungsi otoritas: APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan


dan belanja pada tahun tersebut.

2) Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam


merencanakan kegiatan tahun tersebut.

3) Fungsi pengawasan: Menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan


pemerintah sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

9
4) Fungsi alokasi: APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan atau
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta

5) Fungsi distribusi: Kebijakan APBD harus memperhatikan rasa keadilan


dan kepatutan.

b. Tujuan APBD

APBD dirancang agar bisa dijadikan pedoman dalam hal penerimaan

dan pengeluaran penyelenggaraan pemerintah daerah dalam hal pelaksanaan

otonomi daerah dan juga demi meningkatkan angka kemakmuran

masyarakat pada daerah tersebut. 23 November 2020.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Adat Panglipuran, Kabupaten

Bangli, Provinsi Bali, Indonesia tahun 2019.Dengan jadwal penelitian sesuai

dengan pelaksanaan pada tanggal 28 Desember 2019.

3.2 Metode Penelitian

Jenis penelitia penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

ama lain Penelitian kualitatif adalah penelitian Naturalistik. Penelitian ini

menggunakan metode (pengamatan, wawancara). Dan oleh orang yang

memiliki perhatian alamiah, praktisi, pemand [Rebut perhatian pembaca

Anda dengan kutipan yang menarik dari dokumen atau gunakan area ini

untuk menekankan hal penting. Untuk menempatkan kotak teks ini di mana

saja pada halaman, cukup dengan menariknya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa :

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk menggali data dari sumber

data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda atau rekaman

gambar, menurut Sutopo (2002:64:66)

11
2. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang

dilakukan peneliti dengan pemandu wisata.

3. Kajian Teori

Analisa buku , dokumen , atau sumber data dalam penelitian ini

berupa teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif

bermaksud menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber

bacaan yang mewakili informasi yang diperlukan.

4. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif ini bermaksud menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai sumber dengan mengambil sampel yang

dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data

(Sutopo, 2002:36).

12
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1 Pembahasan
1. Bagaimana Strategi Memberdayakan Kearifan Lokal Desa Adat

Panglipuran sebagai Salah Satu APBD Provinsi Bali

Masyarakat Desa Adat Panglipuran sangat mempertahankan nilai -

nilai tradisi budaya leluhur terutama yang berkaitan dengan pengelolaan

hutan. Tidak hanya itu saja Desa Adat Panglipuran mengalami perubahan

dari segi sosial maupun ekonomi seiring majunya pariwisata. Bentuk -

bentuk kearifan lokal masyarakat Desa Adat Panglipuran terkait dengan

pengelolaan sumber daya hutan antara lain :

a) Matur Piuning Pada Proses Pemanen Kayu

Adanya matur matur piuning ini agar kegiatan yang akan

dilaksanakan mendapatkan kelancaran, keselamatan, dan kesuksesan,

untuk itu, kita harus menghadap dan memberitahukan (matur piuning)

kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa kita akan melaksanalan

kegiatan, paparnya disela kesibukan persiapan pembukaan UDG Ke-

XIV Tingkat Provinsi besok (Sabtu, 16-11-2019), Kegiatan matur

piuning dalam masyarakat Hindu khususnya, khususnya bagi Panitia

UDG merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan. Karena mereka

percaya bahwa jika hal tersebut tidak dilaksanakan, maka akan terjadi

musibah yang tidak diinginkan. Kegiatan matur piuning dalam

13
masyarakat Hindu khususnya, khususnya bagi Panitia UDG merupakan

kegiatan yang wajib dilaksanakan.Karena mereka percaya bahwa jika

hal tersebut tidak dilaksanakan, maka akan terjadi musibah yangwajib

dilaksanakan. Karena mereka percaya bahwa jika hal tersebut tidak

dilaksanakan,maka akan terjadi musibah yang tidak diinginkan. Untuk

itu majib hukumnya untuk melaksanakan matur piuning meminta restu

dan bimbingan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar kegiatan yang

dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. (miq

olah).

b) Pemanenan kaya dan bambu harus seijin perumah adat

Bambu memiliki arti penting di dalam kehidupan masyarakat

Pulau Bali. Batang bambu dewasa banyak digunakan sebagai tiang

pancang penjor, semacam umbul-umbul berbahan kain atau hiasan dari

daun muda kelapa yang kerap dihadirkan dalam berbagai upacara

keagamaan. Bambu juga menjadi bahan utama anyaman untuk tempat

sesajen dan bahan bilik rumah-rumah warga. Ribuan batang bambu

juga digunakan sebagai penopang patung ogoh-ogoh saat pawai

menjelang Hari Raya Nyepi. Karena itu hingga saat ini masih terdapat

banyak hutan bambu yang terawat dengan baik di sejumlah pelosok

desa di provinsi berjuluk Pulau Dewata ini. Salah satu hutan bambu

tersebut berada di Penglipuran, sebuah desa adat yang berada di

Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, sekitar 45

14
kilometer dari pusat kota Denpasar. Perlu waktu dua jam dari Denpasar

untuk mencapai desa sejuk di kaki Gunung Batur itu.

Di desa seluas 112 hektare (ha) ini masyarakatnya mampu

menjaga kelestarian hutan bambu warisan leluhur selama ratusan tahun.

Tak hanya itu, batang bambu yang diproduksi dari hutan Penglipuran

ini masih dipergunakan warga sebagai bahan baku untuk atap angkul-

angkul (gerbang rumah), bangunan dapur (pawon), balai upacara (bale

saka enem), dan balai warga (bale banjar). Batang bambu dari hutan

Penglipuran juga kerap dipakai sebagai tiang penjor yang dipancangkan

di pekarangan rumah warga.

Menyadari beragam manfaat yang dihasilkan dari tanaman

bambu, para warga melalui kesepakatan bersama atau awig-awig

menjadikan hutan bambu seluas 45 ha yang terletak di utara desa

sebagai aset tak ternilai sekaligus penyeimbang ekosistem. Pegiat

lingkungan di Penglipuran, Gede Yoga mengatakan, kehadiran hutan

bambu di desanya dari sisi ekologis sudah terbukti mampu menjaga

sumber air dan mencegah erosi tanah di tebing-tebing. Di hutan bambu

ini masyarakat juga membangun pura, tetapi dengan cara yang unik.

Mereka hanya menyimbolkan pura melalui bongkahan batu, misalnya,

Pura Mpu Aji. Sepintas, pura ini tidak lebih dari bongkahan batu biasa

dan dikelilingi oleh tanaman bukan bambu. Berbeda dengan pura pada

umumnya yang terdapat tugu berukir. Inilah cara kami menghormati

kesimbangan alam.

15
Penebangan bambu pun diatur waktunya. Tak bisa dilakukan

secara sembarangan. Keyakinan kami, jika dipanen di hari tak baik,

misal saat berbunga nanti akhirnya bambu mati. Misalnya saat

penanggalan (wuku buku), diyakini tak cocok memanen tanaman

berbuku seperti tebu dan bambu. Kepercayaan dan tradisi seperti inilah

yang mengendalikan atau mencegah eksploitasi tanaman bambu. Selain

penanggalan waktu, ada juga pengetahuan tradisional yang diwariskan.

Misalnya, saat musim hujan tidak baik untuk memanen bambu, karena

rebung kebanyakan air. Juga menentukan mana rumpun yang cocok

untuk ditebang. Desa adat mendorong kebiasaan terkait hal ini, untuk

memastikan kelestariannya. Ini laku pendidikan yang harus dilanjutkan

untuk generasi pewaris hutan.

Meski sebagian lahan hutan atas nama warga, lokasi tanaman

bambu tetap menyatu, sehingga tak terlihat ada sekat-sekat

kepemilikan. Pemanfaatannya pun diutamakan untuk ekologis dan

ekonomis. Saat ada warga yang membutuhkan batang bambu untuk

merenovasi bangunan rumahnya atau mengganti bambu lama atau perlu

untuk perlengkapan sembahyang, maka bisa memanen gratis di hutan

ini. Tentu ada syaratnya, yaitu atas seizin pemilik lahan atau memberi

tahu dan minta izin pimpinan desa adat. Wayan Supat menyebut, desa

hanya mengatur tata guna lahan. Semua status tanah menurutnya hak

ulayat atau penguasaanya oleh desa adat. Namun, warga memiliki hak

guna pakai dan hanya bisa dijual ke sesama warga desa.

16
Segala upaya merawat hutan bambu sebagai warisan leluhur

yang dilakukan segenap penduduk Penglipuran bukannya tanpa hasil.

Setidaknya mereka pernah menerima penghargaan Kalpataru dari

pemerintah pada 1995 atas upaya masyarakat Penglipuran melindungi

dan menjaga kelestarian ekosistem hutan bambu di wilayah mereka.

c) Masyarakat diwajibkan menanam pohon kelapa

Ketika anak lahir artinya Filosofi tentang kelahiran,

perlindungan dan kematian yaitu Kelahiran, perlindungan dan kematian

merupakan konsep tri murti yang sering kita kenal dalam agama Hindu.

Dalam pohon kelapa juga mencerminkan hal itu.Sebelum buah itu

tumbuh terlebih dahulu batang sebagai perlindung disediakan oleh

pohon kelapa sendiri sehingga nantinya buah kelapa akan mendapatkan

perlindungan ketika dia tumbuh, dan selalu dijaga agar tetap berada

dalam perlindungan dahannya. Begitu juga manusia, dalam agama

Hindu manusia lahir secara sekala dan niskala. Bentuk kearifan lokal

tersebut memberi dampak positif terhadap kelestarian sumber daya

hutan yang dikelola oleh masyarakat Desa Adat Panglipuran. Tidak

hanya itu saja, Kunci pengelolaan desa adat di sana, adalah komitmen

memegang teguh prinsip budaya dan menghormati budaya yang datang

dari luar sehingga tidak terjadi benturan.

Di era modernisasi zaman sekarang, desa wisata Penglipuran tak

kehilangan daya magisnya.Catatan pengelola desa wisata, jumlah

kunjungan rata-rata per hari mencapai 800 orang, lalu bisa melonjak

17
hingga 4.000 orang saat hari libur. Tak tanggung-tanggung, tercatat

pendapatan hanya dari tiket pada 2018 mencapai Rp 4,4 miliar dan

menjadi Rp 4,7 miliar pada 2019. Rincian tiketnya, berdasarkan Perbup

Nomor 47 Tahun 2014 bagi wisatawan domestik dewasa harganya Rp

15.000 dan anak-anak Rp 10.000, sedangkan wisatawan mancanegara

dewasa Rp30 ribu dan anak-anak Rp 25.000.

18
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Panglipuran adalah salah satu Desa Adat dari Kabupaten Bangli,

Provinsi Bali, Indonesia. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi

wisata di Bali karena masyarakatnya yang masih menjalankan dan

melestarikan budaya tradisional Bali dikehipan mereka sehari - harinya.

Arsitektur bangunan dan pengelolaan lahan masih mengikuti konsep Tri

Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan

antara Tuhan,manusia,dan lingkungan. Mereka berhasil membangun

pariwisata yang kental dengan kearifan lokalnya serta pengelolaan sumber

daya hutan yang menguntungkan seluruh masyarakatnya tanpa

menghilangkan budaya dan tradisi leluhur mereka.Pada tahun 1995,Desa

Adat Panglipuran mendapatkan penghargaan kalpataru dari pemerintah

indonesia atas usahanya melindungi hutan bambudi ekosistem lokal

mereka.

Desa Adat Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia

pada tahun 2016.Dari situlah kemudian pada tahun 1993 pemerintah

menjadikan sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan (SK) Bupati

Bangli No.115 tanggal 29 April 1993. Dengan banyaknya penghargaan

19
Desa Adat Panglipuran juga mampu menyumbang PAD kepada

Kabupaten Bangli. Dari kontribusi pariwisata ini, Tahun 2018 kemarin

kami menyumbang kepada Kabupaten Bangli sebesar Rp 4,4 miliar.

Dengan perilaku pelestarian budaya yang dijadikan desa wisata

meningkatkan pendapatan daerah. Dari sini sudah terbukti dengan jelas

kalau wisata Desa Adat Panglipuran sebagai Desa dengan kearifan lokal

dan budaya leluhur yang kental menjadi salah satu pemasok APBD

Provinsi Bali.

20
LAMPIRAN

Desa Adat Wae Rebo menjadi bagian dari Desa Satar Lenda, kecamatan Satarmese
Barat, Kabupaten manggarai, Provinsi NTT.

21
Dokumen foto lutfiana khaerunnisa di Desa Adat Panglipuran, Kabupaten Bangli.

22
Desa Adat Panglipuran terletak di kaki gunung Batur pada ketinggian 700 meter
dpl. Desa Adat Panglipuran terletak pada jalur wisata kintamani, sejauh 5 km dari
pusat kota Bangli, dan 45 km dari pusat kota Denpasar.

DAFTAR PUSTAKA

Lanur, Vinseni. 2020. Pengertianwarebo.https://indonesiakaya.com/pustaka-


indonesia. Diakses pada tanggal 24 Januari 2021.

23
Windro , Noviana . 2020 .Pengertian panglipuran.https://bali.tribunnews.com.
Diakses pada tanggal 25 Juni 2021.

Mahendrati, Prameswari . 2020 .https://phinemo.com/desa-panglipuran-wujud-


kearifan-budaya-lokal-bali/.Diakses pada tanggal 24 Januari 2021

Indris , Muhammad . 2021 .Penfertian APBD. Maret. https://money.kompas.com.


Diakses pada tanggal 25 Juni 2021.

Gischa, Sarafica . 2020 .Jenis-jenis APBD. Juli


.https://www.kompas.com/skola/ .Diakses pada 25 Juni 2021.

Tjiptono, Fandy . 2000. Manajemen Jasa Yogyakarta: Andi Offset

Darusman, Mohammad . 2007 .


Februari .https://jagokata.com/arti-kata/memberdayakan. Diakses Pada tanggal
25 januari 2020.

Natasari, Ariesta, dan Siswoko, Bowo , S. Hut,MA. 2018 . juni.


http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/156873. Diakses pada
tanggal 14 Februari 2021.

Atiadina, Darin. 2019 . Panglipuran. Januari.


https://kumparan.com/kumparantravel/menyingkap-cara-hidup-masyarakat-desa-
penglipuran-yang-unik-1sQhTds9x1E. Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.

Polda, Bali on Thu. 2018 .Matur Piuning. Februari. http://bali.polri.go.id/. Diakses


pada tanggal 14 Februari 2021.

Administrator. 2019 . Penghargaan Panglipuran . Februari.


https://www.indonesia.go.id/ragam/pariwisata/sosial/udara-desa-penglipuran-
terbersih-di-dunia#:~:text=Desa%20Penglipuran%20juga%20pernah
%20mendapat,ada%20sejak%20zaman%20Kerajaan%20Bangli. Diakses pada
tanggal 21 Februari 2021.

Hidayat, Anwar. 2017 . Pengertian sampling . Maret.


https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html.
diakses pada tanggal 21 Februari 2021.

Pratama, Cahya. 2019 . Kearifan lokal Panglipuran. Juni.


https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/150459069/kearifan-lokal-
definisi-ciri-ciri-dan-contohnya. Diakses pada tanggal 17 Januari 2021.

24
Gunawan, Deddy H. 2013 . Desa Adat menurut para ahli. Maret.
http://repository.uin-suska.ac.id/12288/7/7.%20BAB%20II_2018193ADN.pdf.
Diakses pada tanggal 17 Januari 2021.

IW, Muliawan. 2017 . Kabupaten Bangli. April.


http://eprints.ipdn.ac.id/5652/6/Lit%20Kel%20Pembahasan%20Baru.docx.
Diakses pafa tanggal 17 Januari 2021.

Artanegara. 2008. Survey Cagar Budaya di Kampung Adat Wae Rebo. April.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/survey-cagar-budaya-di-kampung-
adat-wae-rebo/. Diakses pada tanggal 21 Januari 2021.

Chairunnisa, Ninis . 2020 . Keunikan Panglipuran. Oktober .


https://www.kompasiana.com/liyabali/5b7f7262677ffb3cef143bf2/keunikan-desa-
adat-penglipuran-bali. Diakses pada tangg 21 Januari 2021.

25
BIODATA PENULIS

1. Nama : Lutfiana Khoaerunnisa


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 1 September 2003
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Status Dalam Keluarga : Anak Kandung
7. Anak : Pertama
8. Jumlah Saudara Kandung : 1 Perempuan, 1 Laki-Laki
9. Alamat : Dk. Buniwah
a. RT : 03
b. Kelurahan : Buniwah
c. Kecamatan : Sirampog
d. Kabupaten : Brebes
e. Provinsi : Jawa Tengah
f. Kode Pos : 52272
10. Golongan Darah :-

26

Anda mungkin juga menyukai