Nim : 216494
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
STIPRAM merupakan salah salah perguruan tinggi swasta di bawah naungan Yayasan
Ambarrukmo yang berdiri tanggal 13 september 2001. STIPRAM telah memiliki dua
program studi yaitu S-1 Pariwisata dan studi D-3 Perhotelan yang masing-masing sudah
terakreditasi A serta Program S-2 Pariwisata terakreditasi B dan juga sebagai institusi sudah
terakreditasi B (Buchori,2019:11).
Kampung Adat Praijing ini adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Sumba
Barat lebih tepatnya berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di kampung Prai ijing tersebut
menawarkan beberapa pesona yang begitu indah dengan hamparan persawahan yang begitu
luas, dan pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan area perkampungan. Sehingga
membuat udara yang ada di objek wisata kampung tersebut masih segar dan keasriannya
masih terjaga. Penulis mengambil judul di tempat ini karena penulis berniat objek wisata
yang terdapat di kampung tersebut menjadi salah satu objek wisata yang unggul di Sumba
Barat dan banyak diminati oleh para wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Domestic Case Study (DCS) adalah kegiatan akademik bagi mahasiswa S-1
Pariwisata maupun mahasiswa D-3 Perhotelan yang dilakukan di luar kelas sambil
melakukan suatu seminar dan observasi di lapangan untuk wilayah dalam negeri dengan
berorientasi pada tiga pilar pengembangan pariwisata nasional yaitu pemerintah, industri dan
masyarakat. Para mahasiswa di bekali dengan program seminar tentang kepariwisataan dan
perhotelan, yang mana hasil penelitian tersebut di tulis dalam bentuk karya tulis ilmiah
dengan jurnal Domestic Case Study (DCS). Indonesia merupakan negara yang memiliki
kekayaan alam serta budaya yang melimpah. Oleh karena itu saya selaku penulis yang
dimana sebagai mahasiswa S-1 Pariwisata tentunya harus melaksanakan tanggung jawab saya
sebagai mahasiswa yaitu membuat laporan jurnal Domestic Case Study (DCS).
Banyaknya potensi-potensi yang ada di negara kita Indonesia menjadikan negara ini
memiliki berbagai kekayaan baik di bidang alam, budaya maupun adat istiadatnya. Hal ini
perlu adanya perhatian khusus bagi kita sebagai manusia agar mampu mengelola, segala
potensi yang ada di negara ini agar dapat mensejahterakan hingga mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia hingga perekonomian masyarakat. Salah satunya dimana pada
sector pariwisata yang pertumbuhannya begitu pesat, dari tahun ke tahunnya. Menurut
Sugiarto&Angesti daya Tarik wisata adalah semua yang merupakan buatan Tuhan maupun
yang dibuat oleh manusia yang mempunyai keindahan, keunikan dan memiliki makna
tersendiri hingga bisa membuat banyak orang berminat untuk dating dan menikmati
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang sudah mengelola potensi
pariwisatanya dengan cukup baik, sehingga sector pariwisata di Indonesia ini menjadi
andalan utama pendapatan devisa negara. Tentunya hal ini terjadi karena adanya peran
yang ada di setiap daerah. Keindahan alam, kebudayaan hingga adat istiadat, bisa menjadi
sebagai daya tarik wisata tersendiri untuk sebagai sarana yang bisa memperkenalkan ke
semua orang tentang potensi yang ada di suatu daerah tersebut kepada dunia luas. Indonesia
sendiri sangat terkenal akan kekayaan budaya dan adat istiadatnya yang membentang luas
dari Sabang sampai Merauke, oleh sebab itu harus dikelola dengan baik. Salah satu kekayaan
budaya maupun adat istiadat yang begitu kental dan yang memiliki potensi untuk dapat
dikelola dengan baik agar menjadi suatu objek wisata berbasis budaya yaitu Kampung Adat
Prai Ijing yang terletak di Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia yang
tepatnya terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki jumlah 22 kabupaten
dan kota, wilayah ini memiliki potensi kebudayaan dan adat istiadat yang begitu kental, dan
unik sehingga memiliki banyak potensi agar bisa dikembangkan sebagai destinasi-destinasi
wisata yang memiliki ciri khas tersendiri di setiap wilayahnya. Dan juga tentunya mampu
menarik minat kunjungan para wisatawan baik lokal maupun asing. Salah satu daerah yang
ada di Nusa Tenggara Timur yang memang sangat kental akan kebudayaannya yaitu pulau
Sumba. Sumba yaitu wilayah yang sudah dikenal sejak dulu akan kebudayaan dan adat
istiadatnya yang masih begitu awet hingga saat ini, menjadikan pulau Sumba ini memiliki ciri
Sumba merupakan sebuah pulau yang tepatnya berada di provinsi Nusa Tenggara
Timur yang sering di kunjungi oleh para wisatawan local maupun asing, dikarenakan pulau
Sumba yang memiliki begitu banyak adat istiadat dan kebudayaan yang masih begitu terjaga.
Salah satunya yaitu objek wisata Kampung Prai Ijing yang dimana kampung ini menawarkan
berbagai keindahan baik panorama almnya dan yang menjadi andalannya yaitu pada
keindahan rumah-rumah adat khas Sumba yang berjejer rapih, sangat unik dan menarik, acara
adatnya, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Sehingga potensi yang dimiliki
oleh Kampung Prai Ijing ini menjadikan kampung Prai Ijing ini menjadi objek wisata
berbasis budaya.
Menurut Pendit (dalam octaviani & komalasari 2020:3) wisata budaya adalah
kegiatan kunjungan yang dilakukan karena adanya keinginan untuk menambah wawasan
dalam kehidupan seseorang dengan melakukan kunjungan ke suatu tempat untuk bisa belajar
akan keadaan masyarakat setempat, kebiasaan hidup dan adat istiadat suatu masyarakat,
hingga kebudayaan, seni dan juga cara bertahan hidup mereka. Wisata berbasis budaya
adalah suatu kegiatan pariwisata yang memakai kebudayaan sebagai objek wisatanya.
Dimana dalam hal ini Kampung Prai Ijing sendiri memanfaatkan berbagai potensi seperti
dan masih banyak lagi sebagai objek wisatanya, yang membuat para wisatawan tertarik untuk
berkunjung..
harapkan kebudayaan yang dimiliki suatu daerah tersebut dapat dikenal luas oleh berbagai
kalangan baik nasional maupun internasional, dan secara tidak langsung kebudayaan di
daerah tersebut menjadi abadi dan masih bisa di kenal oleh anak cucu kita kelak, dan dapat
dinikmati oleh banyak kalangan wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karena
itu kebudayaan yang ada di pulau Sumba sendiri perlu adanya perhatian khusus dari beberapa
Kampung Pra Ijing sendiri menyajikan beberapa tempat dan spot-spot yang tidak
boleh dilewatkan ketika berkunjung ke kampung wisata yang satu ini, diantaranya ada spot
foto yang berlatarkan rumah adat sumba yang begitu berjejer rapih, patung kuda yang terletak
di bagian atas kampung, kubur -kubur batu yang masih begitu asli di setiap halaman
rumahnya, dan tidak lupa berfoto dengan hewan peliharaan masyarakat Sumba yang tidak
lain adalah kerbau dan juga kuda Sumba. Di setiap bulan- bulan tertentu juga akan dijumpai
beberapaa pesta-pesta adat, yang tentunya sangat meriah dan diiringi oleh tari-tarian dan
pukulan gong dan tambur khas Sumba. Masyarakat kampung Prai Ijing juga sangat ramah,
sehingga ketika berkunjung ke Kampung ini para wisatawan akan disambut dengan ramah.
Dan anak- anak kampung Prai Ijing juga di latih untuk bisa berbahasa inggris dan
berkomunikasi kepada paara wisatawan, baik wisatawaan asing maupun lokal. Selain itu juga
kita akan banyak menjumpai para ibu-ibu masyarakat kampung Prai Ijing yang duduk di
depan rumah mereka, atau yang biasa di sebut oleh orang Sumba bale-bale, dimana para ibu-
ibu ini sedang melakukan kegiatan tenun kain adat Sumba, dengan masih menggunakan cara
dulu atau cara tradisional, dengan beragam motif dan warna yang menarik.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang saya temui pada objek Kampung Prai Ijing adalah:
1. Strategi apa yang sudah dilakukan Kampung Prai Ijing sebagai wisata budaya
C. Tujuan Penelitian
wisatawan.
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat seperti berikut
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan agar bisa memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan teori tentang
wisata budaya khusunya di wisata Kampung Prai Ijing tentang bagaimana pesona
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dalam penelitian ini bisa memberikan manfaat untuk seluruh pihak
yang bersangkutan dalam penelitian, maupun orang banyak yang diantaranya bagi
pengelola wisata Kampung Prai Ijing, bagi masyarakat luas, dan juga tentunya
bagi penulis.
Prai Ijing untuk menjadi referensi dalam hal mengembangkan lagi potensi
b. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk seluruh masyarakat luas dala
Prai ijing.
c. Penelitian ini diharapkan juga bisa bermanfaat bagi penulis untuk bisa menera
d. Penelitian ini juga diharapkan isa menjadi ide ataupun referensi bagi para
tempat lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
Kota Waikabubak merupakan ibu kota dari kabupaten Sumba Barat yang ada
di provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga merupakan salah satu bagian dari Negara
Indonesia. Kota ini sendiri kaya akan potensi alam, budaya, sejarah maupun adat
istiadatnya. Di antaranya objek wisata alam ada wisata pantai Watu Bela, Air terjun
Laipopu, Pantai Marosi, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat juga potensi
budaya yang diantaranya ada festival budaya Pasola, Wulla Poddu, wisata kampung
adat, budaya Kedde, Belis dan masih banyak lagi yang dimana ini menjadi salah satu
potensi utama yang dimiliki oleh kabupaten Sumba Barat, untuk menarik minat
Objek wisata yang memiliki potensi dan sering di kunjungi wisatawan ketika
berada di kota Waikabubak sendiri adalah objek wisata perkampungan adat, yang
dan dengan berlatarkan panorama alam yang belum terkontaminasi oleh polusi atau
kebudayaan yang ada. Akan tetapi tidak semua kampung bisa dijadikan sebagai
tempat objek wisata yang bisa di kunjungi oleh para wisatawan, karena sebuah objek
wisata juga perlu adanya pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat setempat,
dan adanya sarana dan juga prasarana yang bisa menunjang adanya kegiatan
destinasi kampung wisata yang dimana nantinya akan menjadi sebuah objek wisata
yang menjadi tujuan utama para wisatawan agar mendapatkan pengalaman dan
kepuasan tersendiri ketika melakukan kegiatan wisata. Seperti aktivitas-aktifitas yang
dilakukan oleh masyarakat setempat, dan juga mempelajari kerajinan yang biasanya
dikerjakan oleh masyarakat lokal, seperti di Sumba sendiri kegiatan yang biasa
dilakukan para wisatawan ketika berkunjung ke kampung wisata adalah dengan ikut
serta dan belajar bagaimana cara masyarakat setempat menenun kain adat Sumba dan
membuat berbagai kerajinan anyaman daun pandan yang di bentuk menjadi tikar,
Wisata budaya Kampung Adat Pra Ijing adalah salah satu destinasi wisata
yang menjadi idola dan menjadi salah satu prioritas tujuan utama para wistawan yang
strategis berada tepat di pusat kota Waikabubak menjadikan kampung adat Prai Ijing
ini sangat mudah dijangkau oleh para wisatawan. Kampung adat Prai Ijng adalah
salah satu kampung yang terletak di tengah perkotaan tepatnya di Desa Tebara,
Kampung Prai Ijing resmi dijadikan sebagai objek wisata tepatnya pada tanggal 2 juli
2018. Kampung ini menjadi salah satu destinasi yang dikembangkan pemerintah
Kampung adat Prai Ijing merupakan wisata yang potensial dimana di dalam kampung
khas, terdapat begitu banyak hamparan batu megalitikum, serta rumah adat tradisional
khas Sumba serta berbagai ciri khas kebudayaan dan kehidupan masyarakat Sumba
lainnya. Prai Ijing sebagai salah satu kampung wisata di Kabupaten Sumba Barat
Provinsi Nusa Tenggar Timur juga memiliki potensi-potensi yang cukup unik dan
menarik untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi
NTT. Adapun pengunjung kampung wisata Praiijing terdiri dari wisatawan lokal,
domestik dan mancanegara. Di kampung tersebut saat ini terdapat beberapa rumah
tradisional khas Sumba yang jumlahnya tidak lebih dari 50unit rumah.
Prai Ijing Nama itu berasal dari Bahasa Sumba Prai yang berarti kampung dan
Ijing yang berarti buah kedondong hutan. Nama kampung itu dinamai karena
memang banyak pohon kedondong hutan di pinggir kampungnya. Dan kampung ini
diperkirakan berusia lebih dari 180 tahun lebih. Wilayah kampung ini Sebagian
wilayahnya yang adalah daratan rendah, perbukitan dan lereng yang terjal, sehingga
masyarakat kampung Prai Ijing memanfaatkannya sebagai lahan untuk bertani. Selain
itu juga di bawah kampung Prai Ijing ini terdapat haamparan persawahan yang luas,
Daya Tarik utama dari Kampung Prai Ijing ini terletak pada keunikan rumah-
rumah adatnya yang masih begitu tradisional, dimana atapnya berbentuk limas dan
menggunakan alang-alang, dan masih memakai bahan alami yaitu kayu khusus yang
di ambil di hutan. Keunikan lainnya juga yaitu dimana rumah adat ini terbagi menjadi
bawahnya menjadi tempat penyimpanan hewan ternak, seperti babi, kuda, kerbau dll.
Dan bagian tengah dipakai sebagai tempat tinggal manusia atau tuan rumah, dan
peninggalan lainnya.
Di kampung adat Prai Ijing ini juga menawarkan berbagai pengalaman yang
unik dan menarik bagi para wisatawan yang berkunjung, karena para wisatawan yang
datang dapat secara langsung belajar bagaimana cara menenun kain adat Sumba Barat
dan ikut membuat berbagai kerajinan anyaman yang terbuat dari daun pandan. Pada
umumnya mata pencaharian masyarakat Kampung Prai Ijing ini adalah sebagai petani
dan di sela-sela kesibukan mereka, bagi para ibu- iqwbu biasanya melakukan kegiatan
menenun dan hasil dari tenunan tersebut akan di jual agar menambah penghasilan
mereka. Kain-kain tenun tersebut juga dapat di beli oleh para wisatawan yang
berkunjung sebagai cindera mata. Mayoritas masyarakat yang ada di kampung ini
bermata pencarian sebagai seorang petani, dimana mereka menanam yang diantaranya
pisang, ubi, jagung, padi, umbi-umbian, kelapa tembakau hingga berbagai sayur-
sayuran. Selain itu, sebagiannya ada yang menjadi peternak, hewan ternaknya
diantaranya ada sapi, kambing, kuda, kerbau, babi hingga ayam. Hewan-hewan yang
di pelihara inilah yang biasanya sangat berfungsi oleh masyarakat Sumba khusunya
dalam korban ketika orang meninggal, pesta adat, Belis, dan upacara adat lainnya.
Dan selebihnya masyarakat di kampung ini berprofesi sebagai seorang pegawai, guru,
Masyarakat kampung Prai Ijing juga memiliki kepercayaan sendiri yang biasa
dimana ini menjadi daya tarik tersendiri karena masyarakat yang masih
diantaranya yaitu parkir area, pos masuk, toilet, kios souvenir, balai pertemuan, dan
spot-spot foto yang instagramable. Adapun beragam aktivitas yang bisa ditawarkan
kepada para wisatawan yang ketika berkunjung dikampung wisata Prai Ijing yaitu
berupa spot foto dengan latar Batu Megalitikum serta spot-spot lain yang telah
disediakan. Pengunjung juga dapat mengenakan pakaian khas adat Sumba Barat yang
cukup unik, khususnya pakaian adat dengan corak tenun Sumba Barat yang cukup
terkenal. Pengunjungpun juga dapat membeli oleh-oleh khas Sumba Barat yang ada
dan yang cukup terkenal yaitu berupa kain/sarung dengan corak tenun khas Sumba
yang unik, eksotik dengan corak dan warnanya yang khas dan beragam.
B. Hasil Observasi
Ketika kita menaiki Kampung Prai Ijing ini hal pertama yang dapat kita jumpai di
dimana terdapat berbagai hamparan persawahan yang luas, dan keindahan Kota
Waikabubak. selanjutnya Ketika memasuki pintu masuk utama kampung ini tentunya
para wisatawan akan membayar tiket masuk terlebih dahulu, yang per orangnya di
kampung ini, dan pada saat memasuki pintu masuk kampung, maka para pengunjung
akan melihat adanya papan informasi mengenai denah kampung ini. Selanjutnya
Ketika berada di kampung ini para wisatawan yang ada akan melihan akan keunikan
rumah-rumah adat Sumba, yang begitu tradisional dan sangat menarik perhatian.
Mulai dari atapnya yang begitu unik terbuat dari alang-alang dan berbentuk menara
yang dimana ini menambah kearifan lokal yang menjadi ciri khas rumah tradisional
masyarakat Sumba.
Rumah adat yang ada di Sumba sendiri, terkhusunya di Kampung Prai Ijing
ini, memiliki tiga bagian utama, yang masing-masingnya memiliki fungsi atau
dinding-dinding rumah ini akan dijumpai banyak sekali tanduk-tantuk kerbau dan
taring babi yang di gantung dan di buat sebagai pajangan atau hiasan, hal ini
menjadikan rumah-rumah adat yang ada di Kampung adat Prai Ijng ini menjadi sangat
khas, unik dan istimewa, karena setiap tanduk kerbau dan juga taring babi yang di
pajang ini tidak hanya menjadi hiasan untuk memperindah rumah, namun juga
melambangkan bahwa tuan rumah adalah orang yang memiliki banyak hewan dan
dapat menjelaskan status sosial seoarang tuan rumah. Hamparan rumah-rumah adat
yang berjejer rapih juga menjadi salah satu spot utama yang menjadi latar Ketika
Dari hasil observasi yang telah di lakukan oleh peneliti, masyarakat Kampung
dalamnya masih menjalani kehidupan yang masih tradisional, namun ada juga
beberapa di antaranya yang sudah mengikuti perkembangan jaman yang ada. Lalu jika
dilihat dari kepercayaannya, sebagian dari masyarakat Kampung Prai Ijing juga masih
Marapu atau yang bisa di artikan yaitu yang di muliakan atau di pertuankan
Yang pada dasarnya yaitu pemujaan roh-roh nenek moyang. Marapu sendiri adalah
kepercayaan yang di anut oleh masyarakat Sumba ssebagain dari penduduk Sumba
menganut kepercayaan ini. Di kampung Prai Ijing sendiri banyak upacara- upacara
adat yang sering di lakukan yang di antaranya ada urata, atau bisa di bilang sebagai
syukuran adat yang di lakukan masyarakat Sumba, dan ada juga yaiwo atau dalam
masyarakat Sumba berarti mengangkat Kembali jiwa orang yang telah meninggal
terkhusunya bagi yang meninggal kecelakaan atau meninggal secara tidak wajar.
dalam istilah masyarakat Sumba adalah Rato/kepala adat. Seorang rato bisa di bilang
adalah orang yang sangat di hargai, dimana ia adalah seseorang yang biasanya
seseorang yang membenarkan hukum adat yang perlaku di suatu kampung jika terjadi
masalah. Selain itu banyak sekali keistimewaan yang dapat di jumpai di kampung ini,
dimana banyaknya aturan-aturan khusus yang ada dan berlaku. Namun seiring
perkembangan jaman yang ada, maka peraturan yang ada di kampung ini sudah
kurang di berlakukan.
Lalu ada juga keunikan lainnya yang terdapat pada tiap-tiap batu kuburnya,
dimana terdapat ukiran-ukiran yang khas dan motif-motif yang unik. Batu kubur ini di
tidak diperoleh begitu saja, melainkan di dapatkan di daerah lain dan di pahat
kemudian akan di adakan pesta tarik batu kubur, yang di mana di dalamnya terlibat
masyarakat Kampung Prai Ijing dengan secara bergotong royong untuk menarik batu
tersebut dan di tempatkan di rumah pemilik batu. Namun seiring berjalannya waktu
ritual ini sudah jarang di laksanakan karena sudah tergantikan oleh alat-alat yang lebih
atau beton.
Letak Kampung Prai Ijing yang berada di daerah atas batuan, atau bisa di
bilang berada di daerah perbukitan yang agak tinggi tentunya mempunyai alasan
tersendiri, dimana orang- orang jaman dulu lebih memilih daerah perbukitan karena
mencegah terjadinya peperangan antar suku, masalah batasan tanah, dan juga untuk
mendapatkan sumber air. Selain itu juga karena faktor mencari kesuburan tanah,
petani.
atau biasa di sebut Kastanya tersendiri. Secara umum masyarakat di Sumba terbagi
menjadi tiga golongan yaitu maroba (bangsawan), kabissu (orang merdeka), dan ata
(budak). Namun lagi-lagi karena perkembangan jaman dan adanya aturan-aturan yang
berlaku, maka pembagian kasta ini sudah tida berlaku. Karena pada dasarnya
masyarakat Sumba yang menanamkan konsep ole dadi atau persaudaraan, dimana
tidak adanya pembedaan antara satu dengan yang lain, dan saling merangkul menjadi
satu darah.
Terlepas dari hal itu, masyarakat Kampung Prai ijing juga memiliki kebisaan-
kebiasaan tradisi nenek moyang yang sampai saat ini masih di pertahankan, yang
diantaranya adalah tradisi Wulla Poddu, bermusyawarah, serta gotong royong antar
masyarakat. Seperti contoh Ketika ingin membangun satu rumah adat, maka akan di
kapan waktu yang tepat agar memulai untuk mengerjakannya, dan tentunya pekerjan
Kemudian disini ada tradisi Wulla Poddu atau yang bisa di artikan sebagai
bulan pamali, acara ini biasanya dilaksanakan setahun sekali, dimana tepatnya
sekitaran bulan Oktober hingga November. Wulla poddu atau bulan pamali, di
katakan pamalai karena selama bulan yang telah di tentukan itu terdapat sejumlah
Wulla Poddu ini dilakukan dengan berbagai tujuan sebagai sarana mengucap syukur,
memohon berkat dan sebagainya, jadi tidak heran jika menemui banyak wisatawan
Ijing ini juga mempunyai kekurangan dan permasalahan yang dihadapi oleh
kurangnya kualitas SDM, dan kemampuan tentang teknologi yang dinilai masih
rendah, kurangnya rumah makan di area tersebut sehingga para wisatawan harus
Pada pembahasaan saat ini saya ingin membahasan beberapa hasil dari observasi saya
pada objek wisata Kampung Prai Ijing yang menurut saya ini adalah salah satu objek
wisata yang memiliki potensi yang besar dengan memanfaatkan keunikan budaya dan
adat istiadatnya sebagai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung.
Kampung Prai Ijing adalah salah satu kampung yang sangat terkenal di pulau
Sumba yang khususnya ada di kota Waikabubak. Kampung ini terkenal akan rumah
adatnya yang unik dan berlatarkan panorama alam yang begitu indah, tidak hanya itu
di kampung ini juga banyak sekali tradisi-tradisi unik yang masih dipertahankan oleh
masyarakatnya hingga saat ini, sehingga kualitas kebudayaan dan adat istiadatnya
yang sangat terjaga. Ketika berada di kampung ini kita akan ditawarkan berbagai
pandangan yang unik tentang kebudayaan Sumba. Di kampung ini sangat cocok sekali
buat kalangan wisatawan yang ingin berwisata dan ingin belajar lebih banyak tentang
Berbicara tentang budaya yang masih begitu kental, salah satu kegiatan di
Kampung Prai Ijing yang masih mempertahankan unsur kebudayaan yang biasanya
dilakukan oleh kaum wanita di kampung Prai Ijing adalah Menenun,kegiatan ini
sudah menjadi tradisi turun temurun nenek moyang yang di lestarikan dan
dilaksanakan hingga saat ini. Biasanya berupa tenun ikat dan beragam motif-motif
unik yang menggambarkan ciri khas Sumba, seperti gambar kuda, kerbau, Mamuli
(perhiasan wanita Sumba) rumah adat dan sebagainya. Mengingat sulitnya sebuah
salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh para pengunjung, maka peran
pemerintah tentunya penting dalam pengelolaan wisata berbasis budaya ini, yang
dan juga menjadi motivator agar berkembangnya suatu destinasi wisata. Namun di
Kampung Prai Ijing sendiri peran pemerintah daerah belum begitu optimal, karena
dapat dilihat dimana belum adanya transportasi umum yang langsung menuju ke
lokasi wisata Kampung Prai Ijing, kemudian belum adanya restoran atau rumah
makan di sekitar objek wisata Kampung Prai Ijing sehingga para wisatawan Ketika
ingin makan harus menempuh perjalanan ke pusat kota, dan masih kurangnya atraksi-
atraksi wisata di tempat ini. Dan juga peran pemerintah dalam mempromosikan
destinasi wisata Kampung Prai ijing belum begitu optimal, sehingga wisata Kampung
Prai Ijing ini belum banyak dikenal oleh orang-orang di luar sana. Selain itu
Menurut Bapak Marthen Ragawino Bira, SS selaku kepala desa dan juga
pengelola wisata Kampung Prai Ijing ini, bahwa program pemeritah yang telah
dilakukan diantaranya ada penataan akses jalan menuju ke Kampung Prai Ijing,
penataan spot-spot foto, taman, serta penyediaan listrik dan air bersih. Namun
Kembali lagi dalam hal pengembangan pariwisata yang masih belum berkembang
yaitu kualitas SDMnya. Karena dapat dilihat bahwa rata-rata masyarakat Kampung
Prai Ijing hanya menempuh Pendidikan sebatas SMA bahkan tidak sampai lulus,
sehingga Sebagian pekerjaan mereka adalah sebagai buruh kasar, petani, dan wira
swasta. Namun seiring berjalannya waktu dan dapat dilihat dari modernisasi yang
sudah berkembang saat ini, banyak kaum-kaum muda khusunya di pulau Sumba ini
yang sadar akan ketertinggalan yang dialami oleh masyarakat di perkampungan yang
ada di Sumba, salah satunya Kampung Prai Ijing dimana dilihat bahwa Kampung ini
yang memiliki Potensi besar untuk dimasuki dan dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, sehingga ada program yang sudah berjalan di kampung ini yang di
namakan English Goes to Kampung. Ini adalah salah satu program dimana disini
satunya Kampung Prai Ijing untuk belajar bahasa Inggris, yang tujuannya adalah
Ijing maka anak-anak di kampung ini dapat menerima dan berbicara bahasa Inggris
dalam kegiatan wisata di Kampung Prai Ijing ini juga kurang, dan belum begitu baik.
Karena banyak masyarakat yang belum terlibat secara langsung seperti contohnya
masyarakat bisa berperan sebagai guide, penjaga loket, petugas parkir, dan juga
sebagai petugas parkir. Dan jugadi kampung ini dapat dilihat banwa kurangnya
hal ini juga berkaitan tentang SDM masyarakat yang belum baik, mereka masih
Dilihat dari perkembangan pariwisata yang begitu pesat dan banyak diminati
oleh banyak kalangan wisatawan saat ini, maka pentingnya kerjasama antar
pemerintah dan masyaarakat local, karena jika suatu tempat wisata tersebut bisa
dikembangkan dan dikelola dengan baik, maka tentunya akan berpengaruh kepada
masyarakat serta pemerintah hingga daerah itu sendiri. Akan banyak peningkatan
yang dialami jika suatu tempat wisata tersebut dikelola dengan baik dan benar, baik
dari segi peningkatan ekonomi, kehidupan social masyarakatnya, hingga kebudayaan
Sama halnya di Kampung Prai Ijing dimana peran pemerintah, khusunya dinas
kebudayaan dan pariwisata Sumba Barat dan pengelola hingga masyarakat Kampung
Prai Ijing yang sangaat dibutuhkan untuk dapat bekerjasama dalam membangun serta
program yang ada di Kampung Prai Ijing ini, oleh karena itu dampaknya akan
juga akan berdampak baik tentunya. Karena tujuan terlibatnya masyarakat Kampung
Prai Ijing ini agar dalam pelestarian budayanya agar tetap terjaga, mendorong
masyarakat kampung Prai Ijing khusunya dalam bidang ekonomi hingga, sosial.
Oleh karena itu pengelola wisata Kampung Prai Ijing ini diharapkan untuk
pariwisata. Dn juga di harapkan agar para pengelola dapat menjalin kerja sama
dengan berbagai instansi, pemerintah, swsta hingga media yang baik agar
menciptakan investasi dan program promosi yang baik sehingga wisata Kampung Prai
ijing ini dapat lebih berkembang, maju, dan juga dapat dikenal oleh berbagai kalangan
diluar sana.
Dalam perkembangannya, sebuah objek wisata jika dapat berkembang dengan baik
yang berubah setiap waktunya. Sama seperti pada wisata Kampung Prai ijing dimana
kehidupannya yang masih begitu tradisional, dan kental akan budaya dan adat
hidup di era yang terbilang sudah modern menjadi tertarik dan ingin berkunjung ke
Kampung Prai Ijing. Pariwisata sendiri adalah salah satu industry yang bisa dibilang
Dari kegiatan berwisata yang telah dilakukan oleh para wisatawan yang datang
ke Kampung Prai Ijing ini,dengan dipengaruhi oleh perkembangan yang begitu pesat
hingga saat ini tentunya dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat yang ada di
Ijing ini secara tidak langsung berdampak pada ekonomi masyarakat Kampung Prai
Ijing, karena didalamnya ada peluang lapangan pekerjaan, adanya kesempatan untuk
membuka usaha seperti toko oleh-oleh, restoran, kios-kios kecil dan sebagainya
dengan adanya peluang bagi mereka untuk membuka usaha maka ekonomi mereka
akan meningkat, usaha yang dilakukan juga diharapkan membantu keberadaan bisnis
lokal dan juga dapat meningkatkan devisa daerah Sumba Barat, dan juga kegiatan
Kampung Prai Ijing ini yang memanfaatkan kebudayaan dan juga adat istiadatnya
sebgai daya tarik tersendiri bagi wistawan, maka secara tidak langsung kebudayaan
yang ada di Kampung Prai Ijing ini akan selalu terjaga dan terpelihara, dan juga
kebudayaan Sumba terkhusunya kebudayaan yang ada di Kampung Prai Ijing ini akan
dikenal luas oleh para wisatawan di luar sana yang sudah berkunjung, dan tidak akan
lekang oleh waktu. Bukan hanya itu, dengan adanya pariwisata berbasis budaya di
Kampung Prai Ijing ini, akan mendorong, melestarikan serta menghidupkan kembali
kesenian daerah, tarian, music, kerajinan tangan, upacara-upacara adat dan juga
pakaian adat. Selain itu juga, akan adanya pertukaran kebudayaan antara wisatawan
dan masyarakat lokal, seperti contohnya Ketika wisatawan datang belajar dan
mengenal kebudayaan dan lingkungan yang baru di tempat itu, dan masyarakat lokal
yang akan tau kebudayaan lain oleh cerita para wisatawan. Dalam melakukan
kegiatan wisata khusunya di Kampung Prai Ijing ini juga, tentunya kegiatan baik yang
dilakukan oleh para wisatawan maupun masyarakat lokal merupakan upayah bentuk
pelestarian kebudayaan. Sebagai masyarakat lokal juga harus adanya kesadaran dalam
terpengaruhi oleh kebudayaan yang dibawa olehh para wisatawan yang datang
Di sisi lain juga dengan adanya kegiatan wisata ini tentunya juga berpengaruh
bagi lingkungan yang ada di masyaarakat, dimana dengan adanya kunjungan dari para
wisatawan yang ada, maka masyarakat akan dengan sendirinya memiliki kesadaran
untuk memperbaiki dan menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan menarik.
Selain itu juga dengan adanya kegiatan wisata di Kampung ini tentunya dapat
Dan yang terakhir adalah pengaruh kehidupan sosial, dimana Ketika adanya
kegiaatan wisata di Kampung Prai Ijing ini, dapat dilihat dari kegiatan yang dapat
mengarah kepada pelestarian kebudayaan Sumba, dan budaya-budaya yang dianut
oleh masyarakat Kampung Prai Ijing, seperti kegiatan upacara-upacara adata yang
selain itu juga dilihat dari bagaimana masyarakat Kampung Prai Ijing ini dapat
menerima kehadiran para wisatawan yang ingin datang berkunjung ke Kampung Prai
masyarakatnya yang dapat saya uraikan dari objek wisata Kampung Prai Ijing,
kembali lagi dimana kegiatan wisata yang berlangsung di kampung ini dapat
berdampak besar bagi kehidupan masyarakatnya jika dikelola dengan baik, dan
melibatkan wisatwan maupun masyarakat lokal, maka secara tidak langsung akan
mendapatkan dampak tertentu. Dampak ini bisa ada karena dari kehidupan
masyarakat yang dulunya belum adanya aktifitas menjadi ada aktiifitas pariwisata
yang dilakukan. Dari pendapatan yang diterima oleh masyrakat lokal, tentunya itu
semua dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan yang dicapai oleh masyarakat itu sendiri,
pekerjaannya juga akan semakin luasdengan pendapatan yang cukup tinggi juga,
namun sebaliknya jika Pendidikan yang ditempuh rendah, maka akan mendapatkan
peluang pekerjaan yang kecil dengan pendapatan yang rendah. Kembali lagi jika
lebih modern dan teknologi-teknologi yang semakin caanggih, maka perlu adanya
kesadaran bagi masyarakaat khusunya anak-anak muda yang tinggal di Kampung Prai
Ijing ini, untuk belajar dan menempuh Pendidikan yang tinggi agar kedepan
mendapatkan peluang yang besar untuk bekerja, dan kedepannya Kampung ini tidak
dikuasai oleh orang-orang pendatang atau tidak mempekerjakan orang di luar sana,
melainkan anak- anak muda yang ada di dalam Kampung Prai Ijing ini sendiri.
oleh kampus STIPRAM, dan dilaksanakan tepatnya pada tanggal 1 juni 2022.
Seminar ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapaatkan sertifikat DCS dan
juga kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh peserta DCS. Seminar ini di pimpin oleh
salah satu General Manager di sebuah hotel di Bali, dan yang juga sebagai
narasumber di acara seminar ini. I Putu Gede Dharma Yudha, CHA yang adalah
Dari seminar yang telah diikuti, disini kita banyak belajar bagaimana kita
menjadi pribadi atau menjadi insan yang baik agar menghasilkan kualitas yang baik
pula, bagaimana menjadi karakter yang baik dan bisa menargetkan dan mencapai
keinginan yang kita ingini dan kita gapai. Disini bapak I Putu Gede Dharma Yudha,
yang pernah di alaminya selama masa-masa ia bekerja. Dimana dia mengawali segala
karirnya hingga bisa sesukses saat ini. Disini juga kita diajarkan oleh bapak I Putu
Gede Dharma Yudha, CHA tentang bagaimana kita membuat target pencapaian kita,
dan strategi apa atau cara apa yang dipakai, bagaimana kita fokus akan target yang
ingin kita capai kedepannya. Dan juga kita belajar bagaimanaa kita membangun
karakter yang sesuai dengan industri priwisata yang ada. Dimana melihat tuntutan
jaman yang ada industry pariwisata menginginkan karakter yang bekerja keras,
bertanggung jawab dan juga disiplin tentunya. Disisi lain keterampilan dalam bekerja
juga penting didalam kehidupan seseorang yang ingin bekerja dalam bidang
membangun komunikasi yang baik antar sesama pengerja, mampu berpikir kritis,
percaya diri, menguasai kemampuan dalam bidang teknologi, dan juga mampu
membangun kerja sama yang baik. Jika seseorang mampu menanamkan kemampuan
tersebut, maka dapat dipastikan seseorang tersebut dapat berhasil dan menjadi orang
sukses kedepannya. Dalam seminar ini juga banyak diberikan kesempat oleh para
mahasiswa dan mahasisiwi yang ingin bertanya tentang bagaimana menjadi insan
Dari seminar ini korelasi yang dapat dihubungkann dengan seminar yang
yang baik di Indonesia ini, apalagi dilihat dari banyaknya perubahan-perubahan yang
akan terjadi kedepannya sehingga penting dalam belajar banyak hal tentang menjadi
pribadi yang mampu menjalankan kemampuan yang sudah dijelaskan pada seminar
tersebut. Sama halnya pembangunan sector pariwisata yang baik juga terjadi pada
objek wisata Kampung Prai Ijing ini, dimana pada saat ini kampung ini menuju
perkembagan yang maju, karena adanya orang-orang yang sudah menguasai ilmu-
ilmu dalam bidang pariwisata dan banyak memiliki keterampilan dalam bidang
pariwisata. Dalam perkembangannya menjadi salah satu objek wisata yang sangat
diminati oleh para wisatawan di Sumba khusunya Sumba Barat, Kampung Prai Ijing
ini banyak dibantu oleh para kaum-kaum sukarela, pemerintah dan investor-investor
salah satu kegiatan yang aktif dilakukan di Kampung Prai Ijing ini. Dimana dapat
dilihat tujuan dari kegiatan English Goes to Kampung ini yang adalah untuk bisa
menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi setiap anak-anak di
desa yang ada di Sumba baik di sepanjang daerah pesisir maupun di pedesaan. Selain
itu juga, berkembangnya pariwisata di kampung Prai Ijing ini juga kerena adanya
potensi pariwisata dengan berbasiskan kebudayaan yang ada di Kampung Prai Ijing
ini.
Dengan melihat perkembangan yang telah terjadi di kampung Prai Ijing ini,
melihat kedepannya jika dapat dikola dengan baik, maka akan mensejahterakan
masyarakatnya sendiri hingga daerah Sumba Barat. Tentunya bagi pengelola maupun
masyarakat setempat perlu adanya target yang harus ditetapkan untuk kedepannya,
agar kegiatan pariwisata yang akan berlangsung di Kampung Prai Ijing ini
kedepannya akan semakin baik, tertata dan mencapai target. Sehingga mampu
memberikan dampak yang besar dan bukan hanya berdampak pada masyarakat yang
ada di Kampung prai Ijing saja, tetapi juga kepada masyarakat luas di luar sana, dan
Dari hal ini juga, kita sebagai mahasiswa khusunya dalam bidang pariwisata
memiliki peran yang penting dalam membangun pariwisata yang baik, khusunya di
mahasiswa bisa dibilang sebagai agen perubahan atau Agent of Change kita sebagai
mahasiswa diharapkan bisa membawa perubahan yang mengarah ke hal positif, dan
dapat juga ikut serta berkontribudi dalam hal memajukan serta mengembangkan
pariwisata yang ada di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Demikianlah hasil korelasi antara hasil observasi yang dilakukan di wisata
Kampung Prai Ijing ini, dengan seminar yang sudah diikuti pada saat kegiatan DCS di
Bali, yang narasumbernya adalah Bapak I Putu Gede Dharma Yudha, CHE. Oleh
karena itu kita kedepannya khusunya insan pariwisata dapat menjadi pribadi yang
mampu mempersiapkan dirinya, dan mencapai target yang akan di tuju kedepannya,