Anda di halaman 1dari 25

Nama : Yudita Lali Awang

Nim : 216494

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN PESONA KAMPUNG PRAIJING SEBAGAI

WISATA BUDAYA DI SUMBA NUSA TENGGARA TIMUR.

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta yang disingkat menjadi

STIPRAM merupakan salah salah perguruan tinggi swasta di bawah naungan Yayasan

Ambarrukmo yang berdiri tanggal 13 september 2001. STIPRAM telah memiliki dua

program studi yaitu S-1 Pariwisata dan studi D-3 Perhotelan yang masing-masing sudah

terakreditasi A serta Program S-2 Pariwisata terakreditasi B dan juga sebagai institusi sudah

terakreditasi B (Buchori,2019:11).

Kampung Adat Praijing ini adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Sumba

Barat lebih tepatnya berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di kampung Prai ijing tersebut

menawarkan beberapa pesona yang begitu indah dengan hamparan persawahan yang begitu

luas, dan pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan area perkampungan. Sehingga

membuat udara yang ada di objek wisata kampung tersebut masih segar dan keasriannya

masih terjaga. Penulis mengambil judul di tempat ini karena penulis berniat objek wisata

yang terdapat di kampung tersebut menjadi salah satu objek wisata yang unggul di Sumba

Barat dan banyak diminati oleh para wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Domestic Case Study (DCS) adalah kegiatan akademik bagi mahasiswa S-1

Pariwisata maupun mahasiswa D-3 Perhotelan yang dilakukan di luar kelas sambil

melakukan suatu seminar dan observasi di lapangan untuk wilayah dalam negeri dengan

berorientasi pada tiga pilar pengembangan pariwisata nasional yaitu pemerintah, industri dan

masyarakat. Para mahasiswa di bekali dengan program seminar tentang kepariwisataan dan

perhotelan, yang mana hasil penelitian tersebut di tulis dalam bentuk karya tulis ilmiah

dengan jurnal Domestic Case Study (DCS). Indonesia merupakan negara yang memiliki

kekayaan alam serta budaya yang melimpah. Oleh karena itu saya selaku penulis yang

dimana sebagai mahasiswa S-1 Pariwisata tentunya harus melaksanakan tanggung jawab saya

sebagai mahasiswa yaitu membuat laporan jurnal Domestic Case Study (DCS).

Banyaknya potensi-potensi yang ada di negara kita Indonesia menjadikan negara ini

memiliki berbagai kekayaan baik di bidang alam, budaya maupun adat istiadatnya. Hal ini

perlu adanya perhatian khusus bagi kita sebagai manusia agar mampu mengelola, segala

potensi yang ada di negara ini agar dapat mensejahterakan hingga mampu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia hingga perekonomian masyarakat. Salah satunya dimana pada

sector pariwisata yang pertumbuhannya begitu pesat, dari tahun ke tahunnya. Menurut

Sugiarto&Angesti daya Tarik wisata adalah semua yang merupakan buatan Tuhan maupun

yang dibuat oleh manusia yang mempunyai keindahan, keunikan dan memiliki makna

tersendiri hingga bisa membuat banyak orang berminat untuk dating dan menikmati

kehadiran objek wisata tersebut.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang sudah mengelola potensi

pariwisatanya dengan cukup baik, sehingga sector pariwisata di Indonesia ini menjadi

andalan utama pendapatan devisa negara. Tentunya hal ini terjadi karena adanya peran

pemerintah, maupun masyarakat yang mampu mengelola setiap peluang-peluang pariwisata

yang ada di setiap daerah. Keindahan alam, kebudayaan hingga adat istiadat, bisa menjadi
sebagai daya tarik wisata tersendiri untuk sebagai sarana yang bisa memperkenalkan ke

semua orang tentang potensi yang ada di suatu daerah tersebut kepada dunia luas. Indonesia

sendiri sangat terkenal akan kekayaan budaya dan adat istiadatnya yang membentang luas

dari Sabang sampai Merauke, oleh sebab itu harus dikelola dengan baik. Salah satu kekayaan

budaya maupun adat istiadat yang begitu kental dan yang memiliki potensi untuk dapat

dikelola dengan baik agar menjadi suatu objek wisata berbasis budaya yaitu Kampung Adat

Prai Ijing yang terletak di Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia yang

tepatnya terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki jumlah 22 kabupaten

dan kota, wilayah ini memiliki potensi kebudayaan dan adat istiadat yang begitu kental, dan

unik sehingga memiliki banyak potensi agar bisa dikembangkan sebagai destinasi-destinasi

wisata yang memiliki ciri khas tersendiri di setiap wilayahnya. Dan juga tentunya mampu

menarik minat kunjungan para wisatawan baik lokal maupun asing. Salah satu daerah yang

ada di Nusa Tenggara Timur yang memang sangat kental akan kebudayaannya yaitu pulau

Sumba. Sumba yaitu wilayah yang sudah dikenal sejak dulu akan kebudayaan dan adat

istiadatnya yang masih begitu awet hingga saat ini, menjadikan pulau Sumba ini memiliki ciri

khas sendiri Ketika didengar oleh wisatawan.

Sumba merupakan sebuah pulau yang tepatnya berada di provinsi Nusa Tenggara

Timur yang sering di kunjungi oleh para wisatawan local maupun asing, dikarenakan pulau

Sumba yang memiliki begitu banyak adat istiadat dan kebudayaan yang masih begitu terjaga.

Salah satunya yaitu objek wisata Kampung Prai Ijing yang dimana kampung ini menawarkan

berbagai keindahan baik panorama almnya dan yang menjadi andalannya yaitu pada

keindahan rumah-rumah adat khas Sumba yang berjejer rapih, sangat unik dan menarik, acara

adatnya, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Sehingga potensi yang dimiliki
oleh Kampung Prai Ijing ini menjadikan kampung Prai Ijing ini menjadi objek wisata

berbasis budaya.

Menurut Pendit (dalam octaviani & komalasari 2020:3) wisata budaya adalah

kegiatan kunjungan yang dilakukan karena adanya keinginan untuk menambah wawasan

dalam kehidupan seseorang dengan melakukan kunjungan ke suatu tempat untuk bisa belajar

akan keadaan masyarakat setempat, kebiasaan hidup dan adat istiadat suatu masyarakat,

hingga kebudayaan, seni dan juga cara bertahan hidup mereka. Wisata berbasis budaya

adalah suatu kegiatan pariwisata yang memakai kebudayaan sebagai objek wisatanya.

Dimana dalam hal ini Kampung Prai Ijing sendiri memanfaatkan berbagai potensi seperti

keunikan rumah-ruumah adatnya, peninggalan-peninggalan bersejarah, batu kubur, pesta adat

dan masih banyak lagi sebagai objek wisatanya, yang membuat para wisatawan tertarik untuk

berkunjung..

Dengan mengembangkan suatu kebudayaan menjadi satu potensi pariwisata maka di

harapkan kebudayaan yang dimiliki suatu daerah tersebut dapat dikenal luas oleh berbagai

kalangan baik nasional maupun internasional, dan secara tidak langsung kebudayaan di

daerah tersebut menjadi abadi dan masih bisa di kenal oleh anak cucu kita kelak, dan dapat

dinikmati oleh banyak kalangan wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karena

itu kebudayaan yang ada di pulau Sumba sendiri perlu adanya perhatian khusus dari beberapa

pihak, baik dari pihak pemerintah, masyarakat, maupun investor-investor yang

mengembangkann usahanya dibidang pariwisata.

Kampung Pra Ijing sendiri menyajikan beberapa tempat dan spot-spot yang tidak

boleh dilewatkan ketika berkunjung ke kampung wisata yang satu ini, diantaranya ada spot

foto yang berlatarkan rumah adat sumba yang begitu berjejer rapih, patung kuda yang terletak

di bagian atas kampung, kubur -kubur batu yang masih begitu asli di setiap halaman
rumahnya, dan tidak lupa berfoto dengan hewan peliharaan masyarakat Sumba yang tidak

lain adalah kerbau dan juga kuda Sumba. Di setiap bulan- bulan tertentu juga akan dijumpai

beberapaa pesta-pesta adat, yang tentunya sangat meriah dan diiringi oleh tari-tarian dan

pukulan gong dan tambur khas Sumba. Masyarakat kampung Prai Ijing juga sangat ramah,

sehingga ketika berkunjung ke Kampung ini para wisatawan akan disambut dengan ramah.

Dan anak- anak kampung Prai Ijing juga di latih untuk bisa berbahasa inggris dan

berkomunikasi kepada paara wisatawan, baik wisatawaan asing maupun lokal. Selain itu juga

kita akan banyak menjumpai para ibu-ibu masyarakat kampung Prai Ijing yang duduk di

depan rumah mereka, atau yang biasa di sebut oleh orang Sumba bale-bale, dimana para ibu-

ibu ini sedang melakukan kegiatan tenun kain adat Sumba, dengan masih menggunakan cara

dulu atau cara tradisional, dengan beragam motif dan warna yang menarik.

B. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang saya temui pada objek Kampung Prai Ijing adalah:

1. Strategi apa yang sudah dilakukan Kampung Prai Ijing sebagai wisata budaya

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan?

2. Apakah strateginya efektif?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahuistrategi apa yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan.

2. Untuk mengetahui apakah strategi yang dipakai efektif.

D. Manfaat

Hasil dari penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat seperti berikut

1. Manfaat Teoritis
Diharapkan agar bisa memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan teori tentang

wisata budaya khusunya di wisata Kampung Prai Ijing tentang bagaimana pesona

yang ada menjadi suatu potensi wisata yaitu wisata budaya.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dalam penelitian ini bisa memberikan manfaat untuk seluruh pihak

yang bersangkutan dalam penelitian, maupun orang banyak yang diantaranya bagi

pengelola wisata Kampung Prai Ijing, bagi masyarakat luas, dan juga tentunya

bagi penulis.

a. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk pengelola wisata Kampung

Prai Ijing untuk menjadi referensi dalam hal mengembangkan lagi potensi

budaya yang ada agar lebih diminati oleh para wisatawan.

b. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk seluruh masyarakat luas dala

m memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai objek wisata Kampung

Prai ijing.

c. Penelitian ini diharapkan juga bisa bermanfaat bagi penulis untuk bisa menera

pkan ilmu pariwisata yang sudah dipelajari selama masa kuliah.

d. Penelitian ini juga diharapkan isa menjadi ide ataupun referensi bagi para

pembaca yang ingin mengembangkan beberapa destinasi wisata yang ada di

tempat lain.

BAB II

PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM

Kota Waikabubak merupakan ibu kota dari kabupaten Sumba Barat yang ada

di provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga merupakan salah satu bagian dari Negara

Indonesia. Kota ini sendiri kaya akan potensi alam, budaya, sejarah maupun adat

istiadatnya. Di antaranya objek wisata alam ada wisata pantai Watu Bela, Air terjun

Laipopu, Pantai Marosi, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat juga potensi

budaya yang diantaranya ada festival budaya Pasola, Wulla Poddu, wisata kampung

adat, budaya Kedde, Belis dan masih banyak lagi yang dimana ini menjadi salah satu

potensi utama yang dimiliki oleh kabupaten Sumba Barat, untuk menarik minat

kunjungan bagi para wisatawan baik wisatawan asing maupun lokal.

Objek wisata yang memiliki potensi dan sering di kunjungi wisatawan ketika

berada di kota Waikabubak sendiri adalah objek wisata perkampungan adat, yang

dimana di dalamnya menawarkan berbagai keindahan rumah-rumah adat yang unik

dan dengan berlatarkan panorama alam yang belum terkontaminasi oleh polusi atau

pencemaran udara. Objek wisata kampung merupakan perkembangan pariwisata

berkelanjutan yang diharapkan oleh pemerintah untuk bisa mempercepat

pemberdayaaan masyarakat dan perekonomian serta dapat memanfaatkan potensi

kebudayaan yang ada. Akan tetapi tidak semua kampung bisa dijadikan sebagai

tempat objek wisata yang bisa di kunjungi oleh para wisatawan, karena sebuah objek

wisata juga perlu adanya pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat setempat,

dan adanya sarana dan juga prasarana yang bisa menunjang adanya kegiatan

berwisata dalam melayani para wisatawan yang ada.

Suatu objek wisata perkampungan juga dapat membantu pertumbuhan sebuah

destinasi kampung wisata yang dimana nantinya akan menjadi sebuah objek wisata

yang menjadi tujuan utama para wisatawan agar mendapatkan pengalaman dan
kepuasan tersendiri ketika melakukan kegiatan wisata. Seperti aktivitas-aktifitas yang

dilakukan oleh masyarakat setempat, dan juga mempelajari kerajinan yang biasanya

dikerjakan oleh masyarakat lokal, seperti di Sumba sendiri kegiatan yang biasa

dilakukan para wisatawan ketika berkunjung ke kampung wisata adalah dengan ikut

serta dan belajar bagaimana cara masyarakat setempat menenun kain adat Sumba dan

membuat berbagai kerajinan anyaman daun pandan yang di bentuk menjadi tikar,

bola, dan tempat-tempat penyimpanan lainnya.

Wisata budaya Kampung Adat Pra Ijing adalah salah satu destinasi wisata

yang menjadi idola dan menjadi salah satu prioritas tujuan utama para wistawan yang

berkunjung ke Sumba, terkhusunya Sumba Barat Waikabubak. Letaknya yang sangat

strategis berada tepat di pusat kota Waikabubak menjadikan kampung adat Prai Ijing

ini sangat mudah dijangkau oleh para wisatawan. Kampung adat Prai Ijng adalah

salah satu kampung yang terletak di tengah perkotaan tepatnya di Desa Tebara,

Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kampung Prai Ijing resmi dijadikan sebagai objek wisata tepatnya pada tanggal 2 juli

2018. Kampung ini menjadi salah satu destinasi yang dikembangkan pemerintah

setempat, untuk bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.

Kampung adat Prai Ijing merupakan wisata yang potensial dimana di dalam kampung

wisata tersebut menggambarkan system kebudayaan masyarakat Sumba yang sangat

khas, terdapat begitu banyak hamparan batu megalitikum, serta rumah adat tradisional

khas Sumba serta berbagai ciri khas kebudayaan dan kehidupan masyarakat Sumba

lainnya. Prai Ijing sebagai salah satu kampung wisata di Kabupaten Sumba Barat

Provinsi Nusa Tenggar Timur juga memiliki potensi-potensi yang cukup unik dan

menarik untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi

NTT. Adapun pengunjung kampung wisata Praiijing terdiri dari wisatawan lokal,
domestik dan mancanegara. Di kampung tersebut saat ini terdapat beberapa rumah

tradisional khas Sumba yang jumlahnya tidak lebih dari 50unit rumah.

Prai Ijing Nama itu berasal dari Bahasa Sumba Prai yang berarti kampung dan

Ijing yang berarti buah kedondong hutan. Nama kampung itu dinamai karena

memang banyak pohon kedondong hutan di pinggir kampungnya. Dan kampung ini

diperkirakan berusia lebih dari 180 tahun lebih. Wilayah kampung ini Sebagian

wilayahnya yang adalah daratan rendah, perbukitan dan lereng yang terjal, sehingga

masyarakat kampung Prai Ijing memanfaatkannya sebagai lahan untuk bertani. Selain

itu juga di bawah kampung Prai Ijing ini terdapat haamparan persawahan yang luas,

yang menjadi lahan pertanian mereka, sekaligus menambah keindahan alamnya.

Daya Tarik utama dari Kampung Prai Ijing ini terletak pada keunikan rumah-

rumah adatnya yang masih begitu tradisional, dimana atapnya berbentuk limas dan

menggunakan alang-alang, dan masih memakai bahan alami yaitu kayu khusus yang

di ambil di hutan. Keunikan lainnya juga yaitu dimana rumah adat ini terbagi menjadi

tiga bagian yang disetiap bagiannya memiliki fungsinya masing-masing, bagian

bawahnya menjadi tempat penyimpanan hewan ternak, seperti babi, kuda, kerbau dll.

Dan bagian tengah dipakai sebagai tempat tinggal manusia atau tuan rumah, dan

bagian atas sebagai tempat penyimpanan persediaan makanan dan barang-barang

peninggalan lainnya.

Di kampung adat Prai Ijing ini juga menawarkan berbagai pengalaman yang

unik dan menarik bagi para wisatawan yang berkunjung, karena para wisatawan yang

datang dapat secara langsung belajar bagaimana cara menenun kain adat Sumba Barat

dan ikut membuat berbagai kerajinan anyaman yang terbuat dari daun pandan. Pada

umumnya mata pencaharian masyarakat Kampung Prai Ijing ini adalah sebagai petani

dan di sela-sela kesibukan mereka, bagi para ibu- iqwbu biasanya melakukan kegiatan
menenun dan hasil dari tenunan tersebut akan di jual agar menambah penghasilan

mereka. Kain-kain tenun tersebut juga dapat di beli oleh para wisatawan yang

berkunjung sebagai cindera mata. Mayoritas masyarakat yang ada di kampung ini

bermata pencarian sebagai seorang petani, dimana mereka menanam yang diantaranya

pisang, ubi, jagung, padi, umbi-umbian, kelapa tembakau hingga berbagai sayur-

sayuran. Selain itu, sebagiannya ada yang menjadi peternak, hewan ternaknya

diantaranya ada sapi, kambing, kuda, kerbau, babi hingga ayam. Hewan-hewan yang

di pelihara inilah yang biasanya sangat berfungsi oleh masyarakat Sumba khusunya

dalam korban ketika orang meninggal, pesta adat, Belis, dan upacara adat lainnya.

Dan selebihnya masyarakat di kampung ini berprofesi sebagai seorang pegawai, guru,

dan juga wira swasta.

Masyarakat kampung Prai Ijing juga memiliki kepercayaan sendiri yang biasa

disebut Marapu, yang di dalamnya terdapat beberapa upacara-upacara adat yang

dimana ini menjadi daya tarik tersendiri karena masyarakat yang masih

mempertahankan adat istiadat dan kebudayaanya.

Saat ini fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kampung Adat Prai Ijing

diantaranya yaitu parkir area, pos masuk, toilet, kios souvenir, balai pertemuan, dan

spot-spot foto yang instagramable. Adapun beragam aktivitas yang bisa ditawarkan

kepada para wisatawan yang ketika berkunjung dikampung wisata Prai Ijing yaitu

berupa spot foto dengan latar Batu Megalitikum serta spot-spot lain yang telah

disediakan. Pengunjung juga dapat mengenakan pakaian khas adat Sumba Barat yang

cukup unik, khususnya pakaian adat dengan corak tenun Sumba Barat yang cukup

terkenal. Pengunjungpun juga dapat membeli oleh-oleh khas Sumba Barat yang ada

dan yang cukup terkenal yaitu berupa kain/sarung dengan corak tenun khas Sumba

yang unik, eksotik dengan corak dan warnanya yang khas dan beragam.
B. Hasil Observasi

Ketika kita menaiki Kampung Prai Ijing ini hal pertama yang dapat kita jumpai di

bawah kampungnya yaitu terdapat keindahan alam yang menambah keindahannya

dimana terdapat berbagai hamparan persawahan yang luas, dan keindahan Kota

Waikabubak. selanjutnya Ketika memasuki pintu masuk utama kampung ini tentunya

para wisatawan akan membayar tiket masuk terlebih dahulu, yang per orangnya di

kenakan biaya Rp 10.000.000 per orang khusus wisatawan lokal, dan

Setelah membeli tiket para wisatawan daapat langsung masuk ke dalam

kampung ini, dan pada saat memasuki pintu masuk kampung, maka para pengunjung

akan melihat adanya papan informasi mengenai denah kampung ini. Selanjutnya

Ketika berada di kampung ini para wisatawan yang ada akan melihan akan keunikan

rumah-rumah adat Sumba, yang begitu tradisional dan sangat menarik perhatian.

Mulai dari atapnya yang begitu unik terbuat dari alang-alang dan berbentuk menara

yang dimana ini menambah kearifan lokal yang menjadi ciri khas rumah tradisional

masyarakat Sumba.

Rumah adat yang ada di Sumba sendiri, terkhusunya di Kampung Prai Ijing

ini, memiliki tiga bagian utama, yang masing-masingnya memiliki fungsi atau

kegunaanya tersendiri dimana bagian bawah di pakai sebagai tempat menyimpan

hewan-hewan ternak mereka, kemudian bagian tengan digunakan sebagai tempat

tinggal mereka, dn bagian atas yang di gunakan sebagai tempat penyimpanan

persediaan makanan ataupun barang-barang peninggalan mereka. Dan di setiap

dinding-dinding rumah ini akan dijumpai banyak sekali tanduk-tantuk kerbau dan

taring babi yang di gantung dan di buat sebagai pajangan atau hiasan, hal ini

menjadikan rumah-rumah adat yang ada di Kampung adat Prai Ijng ini menjadi sangat
khas, unik dan istimewa, karena setiap tanduk kerbau dan juga taring babi yang di

pajang ini tidak hanya menjadi hiasan untuk memperindah rumah, namun juga

melambangkan bahwa tuan rumah adalah orang yang memiliki banyak hewan dan

dapat menjelaskan status sosial seoarang tuan rumah. Hamparan rumah-rumah adat

yang berjejer rapih juga menjadi salah satu spot utama yang menjadi latar Ketika

wisatawan mengambil gambar di Kampung Adat Praijing.

Dari hasil observasi yang telah di lakukan oleh peneliti, masyarakat Kampung

Prai Ijing ini adalah sebagiannya merupakan petani, sehingga masyarakat di

dalamnya masih menjalani kehidupan yang masih tradisional, namun ada juga

beberapa di antaranya yang sudah mengikuti perkembangan jaman yang ada. Lalu jika

dilihat dari kepercayaannya, sebagian dari masyarakat Kampung Prai Ijing juga masih

memeluk kepercayaan yang di sebut oleh masyarakat Sumba yaitu Marapu.

Marapu atau yang bisa di artikan yaitu yang di muliakan atau di pertuankan

Yang pada dasarnya yaitu pemujaan roh-roh nenek moyang. Marapu sendiri adalah

kepercayaan yang di anut oleh masyarakat Sumba ssebagain dari penduduk Sumba

menganut kepercayaan ini. Di kampung Prai Ijing sendiri banyak upacara- upacara

adat yang sering di lakukan yang di antaranya ada urata, atau bisa di bilang sebagai

syukuran adat yang di lakukan masyarakat Sumba, dan ada juga yaiwo atau dalam

masyarakat Sumba berarti mengangkat Kembali jiwa orang yang telah meninggal

terkhusunya bagi yang meninggal kecelakaan atau meninggal secara tidak wajar.

Kepemimpinan dalaam perkampungan ini juga ada, dan seorang pemimpin

dalam istilah masyarakat Sumba adalah Rato/kepala adat. Seorang rato bisa di bilang

adalah orang yang sangat di hargai, dimana ia adalah seseorang yang biasanya

memimpin kegiatan pesta-pesta adat yang di laksanakan. Perannya yaitu sebagai

seseorang yang membenarkan hukum adat yang perlaku di suatu kampung jika terjadi
masalah. Selain itu banyak sekali keistimewaan yang dapat di jumpai di kampung ini,

dimana banyaknya aturan-aturan khusus yang ada dan berlaku. Namun seiring

perkembangan jaman yang ada, maka peraturan yang ada di kampung ini sudah

kurang di berlakukan.

Lalu ada juga keunikan lainnya yang terdapat pada tiap-tiap batu kuburnya,

dimana terdapat ukiran-ukiran yang khas dan motif-motif yang unik. Batu kubur ini di

tidak diperoleh begitu saja, melainkan di dapatkan di daerah lain dan di pahat

kemudian akan di adakan pesta tarik batu kubur, yang di mana di dalamnya terlibat

masyarakat Kampung Prai Ijing dengan secara bergotong royong untuk menarik batu

tersebut dan di tempatkan di rumah pemilik batu. Namun seiring berjalannya waktu

ritual ini sudah jarang di laksanakan karena sudah tergantikan oleh alat-alat yang lebih

canggih, dan banyaknnya masyarakat yang memilih menggunakan material semen

atau beton.

Letak Kampung Prai Ijing yang berada di daerah atas batuan, atau bisa di

bilang berada di daerah perbukitan yang agak tinggi tentunya mempunyai alasan

tersendiri, dimana orang- orang jaman dulu lebih memilih daerah perbukitan karena

mencegah terjadinya peperangan antar suku, masalah batasan tanah, dan juga untuk

mendapatkan sumber air. Selain itu juga karena faktor mencari kesuburan tanah,

karena mengingat mata pencaharian masyarakat Sumba yang sebagiannya adalah

petani.

Dalam struktur sosialnnya, masyarakat Sumba juga memiliki struktur social

atau biasa di sebut Kastanya tersendiri. Secara umum masyarakat di Sumba terbagi

menjadi tiga golongan yaitu maroba (bangsawan), kabissu (orang merdeka), dan ata

(budak). Namun lagi-lagi karena perkembangan jaman dan adanya aturan-aturan yang

berlaku, maka pembagian kasta ini sudah tida berlaku. Karena pada dasarnya
masyarakat Sumba yang menanamkan konsep ole dadi atau persaudaraan, dimana

tidak adanya pembedaan antara satu dengan yang lain, dan saling merangkul menjadi

satu darah.

Terlepas dari hal itu, masyarakat Kampung Prai ijing juga memiliki kebisaan-

kebiasaan tradisi nenek moyang yang sampai saat ini masih di pertahankan, yang

diantaranya adalah tradisi Wulla Poddu, bermusyawarah, serta gotong royong antar

masyarakat. Seperti contoh Ketika ingin membangun satu rumah adat, maka akan di

adakan musyawarah bersama antar masyarakat kampung, kemudian akan di tentukan

kapan waktu yang tepat agar memulai untuk mengerjakannya, dan tentunya pekerjan

tersebut dilakukan secara bergotong royong.

Kemudian disini ada tradisi Wulla Poddu atau yang bisa di artikan sebagai

bulan pamali, acara ini biasanya dilaksanakan setahun sekali, dimana tepatnya

sekitaran bulan Oktober hingga November. Wulla poddu atau bulan pamali, di

katakan pamalai karena selama bulan yang telah di tentukan itu terdapat sejumlah

larangan-larangan yang harus di patuhi, khususnya Masyarakat Sumba Barat. Ritual

Wulla Poddu ini dilakukan dengan berbagai tujuan sebagai sarana mengucap syukur,

memohon berkat dan sebagainya, jadi tidak heran jika menemui banyak wisatawan

yang datang untuk berwisata pada bulan itu.

Walaupun kampung ini terkenal sebagai objek wisata andalan ketika

berkunjung ke Sumba khususnya Waikabubak Sumba Barat, namun kampung Prai

Ijing ini juga mempunyai kekurangan dan permasalahan yang dihadapi oleh

masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangannya, yang diantaranya

kurangnya kualitas SDM, dan kemampuan tentang teknologi yang dinilai masih

rendah, kurangnya rumah makan di area tersebut sehingga para wisatawan harus

menempuh perjalanan ke kota, pemahaman pemerintah dan masyarakat yang masih


kurang dalam ilmu Pariwisata, dan kuranngnya penambahan fasilitas seperti pos

keamanan, klinik Kesehatan, ATM,dll.

C. Pembahasan Hasil Observasi

Pada pembahasaan saat ini saya ingin membahasan beberapa hasil dari observasi saya

pada objek wisata Kampung Prai Ijing yang menurut saya ini adalah salah satu objek

wisata yang memiliki potensi yang besar dengan memanfaatkan keunikan budaya dan

adat istiadatnya sebagai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung.

Kampung Prai Ijing adalah salah satu kampung yang sangat terkenal di pulau

Sumba yang khususnya ada di kota Waikabubak. Kampung ini terkenal akan rumah

adatnya yang unik dan berlatarkan panorama alam yang begitu indah, tidak hanya itu

di kampung ini juga banyak sekali tradisi-tradisi unik yang masih dipertahankan oleh

masyarakatnya hingga saat ini, sehingga kualitas kebudayaan dan adat istiadatnya

yang sangat terjaga. Ketika berada di kampung ini kita akan ditawarkan berbagai

pandangan yang unik tentang kebudayaan Sumba. Di kampung ini sangat cocok sekali

buat kalangan wisatawan yang ingin berwisata dan ingin belajar lebih banyak tentang

kebudayaan, karena di setiap sisi kampung ini memiliki keunikannya tersendiri.

Berbicara tentang budaya yang masih begitu kental, salah satu kegiatan di

Kampung Prai Ijing yang masih mempertahankan unsur kebudayaan yang biasanya

dilakukan oleh kaum wanita di kampung Prai Ijing adalah Menenun,kegiatan ini

sudah menjadi tradisi turun temurun nenek moyang yang di lestarikan dan

dilaksanakan hingga saat ini. Biasanya berupa tenun ikat dan beragam motif-motif

unik yang menggambarkan ciri khas Sumba, seperti gambar kuda, kerbau, Mamuli

(perhiasan wanita Sumba) rumah adat dan sebagainya. Mengingat sulitnya sebuah

kebudayaan agar tetap eksis hingga saat ini


Dalam pengembangannya, apalagi dilihat bahwa Kampung Prai Ijing adalah

salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh para pengunjung, maka peran

pemerintah tentunya penting dalam pengelolaan wisata berbasis budaya ini, yang

diantaranya sebagai yang mengatur, membina serta mengawasi, mengadakan dana,

dan juga menjadi motivator agar berkembangnya suatu destinasi wisata. Namun di

Kampung Prai Ijing sendiri peran pemerintah daerah belum begitu optimal, karena

dapat dilihat dimana belum adanya transportasi umum yang langsung menuju ke

lokasi wisata Kampung Prai Ijing, kemudian belum adanya restoran atau rumah

makan di sekitar objek wisata Kampung Prai Ijing sehingga para wisatawan Ketika

ingin makan harus menempuh perjalanan ke pusat kota, dan masih kurangnya atraksi-

atraksi wisata di tempat ini. Dan juga peran pemerintah dalam mempromosikan

destinasi wisata Kampung Prai ijing belum begitu optimal, sehingga wisata Kampung

Prai Ijing ini belum banyak dikenal oleh orang-orang di luar sana. Selain itu

kurangnya edukasi pemerintah kepada masyarakat, dan pengelola wisata Kampung

Prai Ijing tentang pentingnya mengelola wisata dan manfaatnya.

Menurut Bapak Marthen Ragawino Bira, SS selaku kepala desa dan juga

pengelola wisata Kampung Prai Ijing ini, bahwa program pemeritah yang telah

dilakukan diantaranya ada penataan akses jalan menuju ke Kampung Prai Ijing,

penataan spot-spot foto, taman, serta penyediaan listrik dan air bersih. Namun

Kembali lagi dalam hal pengembangan pariwisata yang masih belum berkembang

yaitu kualitas SDMnya. Karena dapat dilihat bahwa rata-rata masyarakat Kampung

Prai Ijing hanya menempuh Pendidikan sebatas SMA bahkan tidak sampai lulus,

sehingga Sebagian pekerjaan mereka adalah sebagai buruh kasar, petani, dan wira

swasta. Namun seiring berjalannya waktu dan dapat dilihat dari modernisasi yang

sudah berkembang saat ini, banyak kaum-kaum muda khusunya di pulau Sumba ini
yang sadar akan ketertinggalan yang dialami oleh masyarakat di perkampungan yang

ada di Sumba, salah satunya Kampung Prai Ijing dimana dilihat bahwa Kampung ini

yang memiliki Potensi besar untuk dimasuki dan dipengaruhi oleh perkembangan

teknologi, sehingga ada program yang sudah berjalan di kampung ini yang di

namakan English Goes to Kampung. Ini adalah salah satu program dimana disini

mengajarkan anak-anak dan remaja di kampung-kampung yang ada di Sumba salah

satunya Kampung Prai Ijing untuk belajar bahasa Inggris, yang tujuannya adalah

Ketika para wisatawan datang khusunya wisatawan mancanegara ke Kampung Prai

Ijing maka anak-anak di kampung ini dapat menerima dan berbicara bahasa Inggris

kepada wisatawan yang datang.

Dalam pengembangannya juga, dapat dilihat bahwa pelibatan masyarakat

dalam kegiatan wisata di Kampung Prai Ijing ini juga kurang, dan belum begitu baik.

Karena banyak masyarakat yang belum terlibat secara langsung seperti contohnya

masyarakat bisa berperan sebagai guide, penjaga loket, petugas parkir, dan juga

sebagai petugas parkir. Dan jugadi kampung ini dapat dilihat banwa kurangnya

kesadaran masyarakat-setempat untuk merawat fasilitas-fasilitas yang ada. Tentunya

hal ini juga berkaitan tentang SDM masyarakat yang belum baik, mereka masih

belum menyadari tentang pentingnya mengelola objek wisata.

Dilihat dari perkembangan pariwisata yang begitu pesat dan banyak diminati

oleh banyak kalangan wisatawan saat ini, maka pentingnya kerjasama antar

pemerintah dan masyaarakat local, karena jika suatu tempat wisata tersebut bisa

dikembangkan dan dikelola dengan baik, maka tentunya akan berpengaruh kepada

masyarakat serta pemerintah hingga daerah itu sendiri. Akan banyak peningkatan

yang dialami jika suatu tempat wisata tersebut dikelola dengan baik dan benar, baik
dari segi peningkatan ekonomi, kehidupan social masyarakatnya, hingga kebudayaan

yang bisa terus terjaga.

Sama halnya di Kampung Prai Ijing dimana peran pemerintah, khusunya dinas

kebudayaan dan pariwisata Sumba Barat dan pengelola hingga masyarakat Kampung

Prai Ijing yang sangaat dibutuhkan untuk dapat bekerjasama dalam membangun serta

mengelola dan merawat dengan baik potensi-potensi serta fasilitas-fasilitas dan

program yang ada di Kampung Prai Ijing ini, oleh karena itu dampaknya akan

dirasakan bukan hanya oleh pemerintah, daerah melainkan kehidupan masyarakat

juga akan berdampak baik tentunya. Karena tujuan terlibatnya masyarakat Kampung

Prai Ijing ini agar dalam pelestarian budayanya agar tetap terjaga, mendorong

perkembangan wilayah Kampung Prai Ijing, dan juga meningkatkan kesejahteraan

masyarakat kampung Prai Ijing khusunya dalam bidang ekonomi hingga, sosial.

Oleh karena itu pengelola wisata Kampung Prai Ijing ini diharapkan untuk

meningkatkan kemampuan kualitas sumber daya manusia terkhususnya dalam bidang

pariwisata. Dn juga di harapkan agar para pengelola dapat menjalin kerja sama

dengan berbagai instansi, pemerintah, swsta hingga media yang baik agar

menciptakan investasi dan program promosi yang baik sehingga wisata Kampung Prai

ijing ini dapat lebih berkembang, maju, dan juga dapat dikenal oleh berbagai kalangan

diluar sana.

D. Pengaruh Objek Penelitian Terhadap Masyarakat.

Dalam perkembangannya, sebuah objek wisata jika dapat berkembang dengan baik

tentunya dapat berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya, khusunya yang paling

berpengaruh besar adalah terhadap masyaraakat setempat. Menurut Joko Triyono

(2020:3) pariwisata bisa terus bertumbuh sebanding dengan perubahan kehidupan


manusia. Sehingga bisa dibilang adanya pariwisata dikarenakan kehidupan manusia

yang berubah setiap waktunya. Sama seperti pada wisata Kampung Prai ijing dimana

kehidupannya yang masih begitu tradisional, dan kental akan budaya dan adat

istiadatnya, menjadikannya unik dan menarik. sehingga banyak masyarakat yang

hidup di era yang terbilang sudah modern menjadi tertarik dan ingin berkunjung ke

Kampung Prai Ijing. Pariwisata sendiri adalah salah satu industry yang bisa dibilang

sangat menguntungkan karena pariwisata bisa dibilang hanya membutuhkan

penjualan jasa kunjungan wisataawan ke tempat wisata akan membuka peluang

pekerjaan bagi para masyarakat lokal itu sendiri.

Dari kegiatan berwisata yang telah dilakukan oleh para wisatawan yang datang

ke Kampung Prai Ijing ini,dengan dipengaruhi oleh perkembangan yang begitu pesat

hingga saat ini tentunya dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat yang ada di

Kampung Prai Ijing ini yang diantaranya adalah :

Pengaruh ekonomi, dimana adanya wisatawan yang datang ke Kampung Prai

Ijing ini secara tidak langsung berdampak pada ekonomi masyarakat Kampung Prai

Ijing, karena didalamnya ada peluang lapangan pekerjaan, adanya kesempatan untuk

membuka usaha seperti toko oleh-oleh, restoran, kios-kios kecil dan sebagainya

sehingga perekonomian masyarakat yang dulunya terbilang rendah di Kampung ini,

dengan adanya peluang bagi mereka untuk membuka usaha maka ekonomi mereka

akan meningkat, usaha yang dilakukan juga diharapkan membantu keberadaan bisnis

lokal dan juga dapat meningkatkan devisa daerah Sumba Barat, dan juga kegiatan

pariwisata ini dapat merangsang kegiatan-kegiatan lainnya seperti kegiatan pertanian,

dan lainnya. Kembali lagi jika dikelola dengan sebaik mungkin.

Lalu selanjutnya pada pengaruh kebudayaan dimana dengan adanya wisata

Kampung Prai Ijing ini yang memanfaatkan kebudayaan dan juga adat istiadatnya
sebgai daya tarik tersendiri bagi wistawan, maka secara tidak langsung kebudayaan

yang ada di Kampung Prai Ijing ini akan selalu terjaga dan terpelihara, dan juga

kebudayaan Sumba terkhusunya kebudayaan yang ada di Kampung Prai Ijing ini akan

dikenal luas oleh para wisatawan di luar sana yang sudah berkunjung, dan tidak akan

lekang oleh waktu. Bukan hanya itu, dengan adanya pariwisata berbasis budaya di

Kampung Prai Ijing ini, akan mendorong, melestarikan serta menghidupkan kembali

kesenian daerah, tarian, music, kerajinan tangan, upacara-upacara adat dan juga

pakaian adat. Selain itu juga, akan adanya pertukaran kebudayaan antara wisatawan

dan masyarakat lokal, seperti contohnya Ketika wisatawan datang belajar dan

mengenal kebudayaan dan lingkungan yang baru di tempat itu, dan masyarakat lokal

yang akan tau kebudayaan lain oleh cerita para wisatawan. Dalam melakukan

kegiatan wisata khusunya di Kampung Prai Ijing ini juga, tentunya kegiatan baik yang

dilakukan oleh para wisatawan maupun masyarakat lokal merupakan upayah bentuk

pelestarian kebudayaan. Sebagai masyarakat lokal juga harus adanya kesadaran dalam

melestarikan dan mempertahankan kebudayaan asli mereka, jangan sampai

terpengaruhi oleh kebudayaan yang dibawa olehh para wisatawan yang datang

berkunjung ke Kampung Prai Ijing ini.

Di sisi lain juga dengan adanya kegiatan wisata ini tentunya juga berpengaruh

bagi lingkungan yang ada di masyaarakat, dimana dengan adanya kunjungan dari para

wisatawan yang ada, maka masyarakat akan dengan sendirinya memiliki kesadaran

untuk memperbaiki dan menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan menarik.

Selain itu juga dengan adanya kegiatan wisata di Kampung ini tentunya dapat

meningkatkan infrastruktur baru dan perbaikan infrastruktur yang sudah ada.

Dan yang terakhir adalah pengaruh kehidupan sosial, dimana Ketika adanya

kegiaatan wisata di Kampung Prai Ijing ini, dapat dilihat dari kegiatan yang dapat
mengarah kepada pelestarian kebudayaan Sumba, dan budaya-budaya yang dianut

oleh masyarakat Kampung Prai Ijing, seperti kegiatan upacara-upacara adata yang

dilakukan, larangan-larangan, tradisi, mitos, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya,

selain itu juga dilihat dari bagaimana masyarakat Kampung Prai Ijing ini dapat

menerima kehadiran para wisatawan yang ingin datang berkunjung ke Kampung Prai

Ijing dengan baik.

Demikian pembahasan pengaruh wisata Kampung Prai Ijing terhadap

masyarakatnya yang dapat saya uraikan dari objek wisata Kampung Prai Ijing,

kembali lagi dimana kegiatan wisata yang berlangsung di kampung ini dapat

berdampak besar bagi kehidupan masyarakatnya jika dikelola dengan baik, dan

keterlibatan masyarakat yang terpenting. Saat adanya kegiatan wisata dimana

melibatkan wisatwan maupun masyarakat lokal, maka secara tidak langsung akan

mendapatkan dampak tertentu. Dampak ini bisa ada karena dari kehidupan

masyarakat yang dulunya belum adanya aktifitas menjadi ada aktiifitas pariwisata

yang dilakukan. Dari pendapatan yang diterima oleh masyrakat lokal, tentunya itu

semua dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan yang dicapai oleh masyarakat itu sendiri,

contohnya dengan Pendidikan yang ditempuh cukup tinggi, maka peluang

pekerjaannya juga akan semakin luasdengan pendapatan yang cukup tinggi juga,

namun sebaliknya jika Pendidikan yang ditempuh rendah, maka akan mendapatkan

peluang pekerjaan yang kecil dengan pendapatan yang rendah. Kembali lagi jika

adanya kesadaran masyarakat, apalagi seiring dengan perkembangan jaman yang

lebih modern dan teknologi-teknologi yang semakin caanggih, maka perlu adanya

kesadaran bagi masyarakaat khusunya anak-anak muda yang tinggal di Kampung Prai

Ijing ini, untuk belajar dan menempuh Pendidikan yang tinggi agar kedepan

mendapatkan peluang yang besar untuk bekerja, dan kedepannya Kampung ini tidak
dikuasai oleh orang-orang pendatang atau tidak mempekerjakan orang di luar sana,

melainkan anak- anak muda yang ada di dalam Kampung Prai Ijing ini sendiri.

E. Korelasi Hasil Observasi Dengan Seminar.

Ketika penyelenggaraan kegiatan Domestic Case Study, kami juga para

mahasiswa dan mahasiswi STIPRAM, mengikuti kegiatan seminar yang diadakan

oleh kampus STIPRAM, dan dilaksanakan tepatnya pada tanggal 1 juni 2022.

Seminar ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapaatkan sertifikat DCS dan

juga kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh peserta DCS. Seminar ini di pimpin oleh

salah satu General Manager di sebuah hotel di Bali, dan yang juga sebagai

narasumber di acara seminar ini. I Putu Gede Dharma Yudha, CHA yang adalah

alumni dari kampus STIPRAM sendiri.

Dari seminar yang telah diikuti, disini kita banyak belajar bagaimana kita

menjadi pribadi atau menjadi insan yang baik agar menghasilkan kualitas yang baik

pula, bagaimana menjadi karakter yang baik dan bisa menargetkan dan mencapai

keinginan yang kita ingini dan kita gapai. Disini bapak I Putu Gede Dharma Yudha,

CHA menyampaikan pengalaman-pengalaman hidupnya, dan bercerita kisa-kisah

yang pernah di alaminya selama masa-masa ia bekerja. Dimana dia mengawali segala

karirnya hingga bisa sesukses saat ini. Disini juga kita diajarkan oleh bapak I Putu

Gede Dharma Yudha, CHA tentang bagaimana kita membuat target pencapaian kita,

dan strategi apa atau cara apa yang dipakai, bagaimana kita fokus akan target yang

ingin kita capai kedepannya. Dan juga kita belajar bagaimanaa kita membangun

karakter yang sesuai dengan industri priwisata yang ada. Dimana melihat tuntutan
jaman yang ada industry pariwisata menginginkan karakter yang bekerja keras,

bertanggung jawab dan juga disiplin tentunya. Disisi lain keterampilan dalam bekerja

juga penting didalam kehidupan seseorang yang ingin bekerja dalam bidang

pariwisata, keterampilan bekerja yang dimaksud diantaranya adalah dapat

membangun komunikasi yang baik antar sesama pengerja, mampu berpikir kritis,

percaya diri, menguasai kemampuan dalam bidang teknologi, dan juga mampu

membangun kerja sama yang baik. Jika seseorang mampu menanamkan kemampuan

tersebut, maka dapat dipastikan seseorang tersebut dapat berhasil dan menjadi orang

sukses kedepannya. Dalam seminar ini juga banyak diberikan kesempat oleh para

mahasiswa dan mahasisiwi yang ingin bertanya tentang bagaimana menjadi insan

pariwisata yang berhasil nantinya.

Dari seminar ini korelasi yang dapat dihubungkann dengan seminar yang

bernarasumberkan bapak I Putu Gede Dharma Yudha, CHA adalah tentang

bagaimana kedepannya kita sebagai insan pariwisata dapat membangun pariwisata

yang baik di Indonesia ini, apalagi dilihat dari banyaknya perubahan-perubahan yang

akan terjadi kedepannya sehingga penting dalam belajar banyak hal tentang menjadi

pribadi yang mampu menjalankan kemampuan yang sudah dijelaskan pada seminar

tersebut. Sama halnya pembangunan sector pariwisata yang baik juga terjadi pada

objek wisata Kampung Prai Ijing ini, dimana pada saat ini kampung ini menuju

perkembagan yang maju, karena adanya orang-orang yang sudah menguasai ilmu-

ilmu dalam bidang pariwisata dan banyak memiliki keterampilan dalam bidang

pariwisata. Dalam perkembangannya menjadi salah satu objek wisata yang sangat

diminati oleh para wisatawan di Sumba khusunya Sumba Barat, Kampung Prai Ijing

ini banyak dibantu oleh para kaum-kaum sukarela, pemerintah dan investor-investor

lainnya, yang memang dilihat memiliki kemampuan dan keterampilan dibidang


pariwisata. Salah satunya adalah program English Goes to Kampung yang merupakan

salah satu kegiatan yang aktif dilakukan di Kampung Prai Ijing ini. Dimana dapat

dilihat tujuan dari kegiatan English Goes to Kampung ini yang adalah untuk bisa

menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi setiap anak-anak di

desa yang ada di Sumba baik di sepanjang daerah pesisir maupun di pedesaan. Selain

itu juga, berkembangnya pariwisata di kampung Prai Ijing ini juga kerena adanya

dukungan pemerintah dan masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan

potensi pariwisata dengan berbasiskan kebudayaan yang ada di Kampung Prai Ijing

ini.

Dengan melihat perkembangan yang telah terjadi di kampung Prai Ijing ini,

melihat kedepannya jika dapat dikola dengan baik, maka akan mensejahterakan

masyarakatnya sendiri hingga daerah Sumba Barat. Tentunya bagi pengelola maupun

masyarakat setempat perlu adanya target yang harus ditetapkan untuk kedepannya,

agar kegiatan pariwisata yang akan berlangsung di Kampung Prai Ijing ini

kedepannya akan semakin baik, tertata dan mencapai target. Sehingga mampu

memberikan dampak yang besar dan bukan hanya berdampak pada masyarakat yang

ada di Kampung prai Ijing saja, tetapi juga kepada masyarakat luas di luar sana, dan

juga seluruh wisatawan yang datang.

Dari hal ini juga, kita sebagai mahasiswa khusunya dalam bidang pariwisata

memiliki peran yang penting dalam membangun pariwisata yang baik, khusunya di

setiap daerah kita masing-masing. Mahasiswa sangat berperan penting, karena

mahasiswa bisa dibilang sebagai agen perubahan atau Agent of Change kita sebagai

mahasiswa diharapkan bisa membawa perubahan yang mengarah ke hal positif, dan

dapat juga ikut serta berkontribudi dalam hal memajukan serta mengembangkan

pariwisata yang ada di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Demikianlah hasil korelasi antara hasil observasi yang dilakukan di wisata

Kampung Prai Ijing ini, dengan seminar yang sudah diikuti pada saat kegiatan DCS di

Bali, yang narasumbernya adalah Bapak I Putu Gede Dharma Yudha, CHE. Oleh

karena itu kita kedepannya khusunya insan pariwisata dapat menjadi pribadi yang

mampu mempersiapkan dirinya, dan mencapai target yang akan di tuju kedepannya,

sehingga menjadi seseorang yang sukses di bidang pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai