Damiasih Jurusan Pehotelan D3 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto Km. 5 Yogyakarta 55281 Indonesia, Telp. (0274) 485650, 7487497; Fax. (0274) 485214 ABSTRACT
Aims of this study is to participate in community development tourism activities in
tourism specially Kembang Arum village, and specifically co-developed villages with tourism great potential. The based on up the aims are : to determine the development of the Tourism village, determine the impact of the development of village tourism social condition, to know the impact of the development of village tourism in the economy after the eruption of Mount Merapi, and arranging plans development of village tourism. I choose survey method, question and answer, discussion, demonstration, problem solving and designing follow-up. The results of this study indicate that there is significant village tourism development, impact on social conditions. The highest is education and the highest impact on the economic conditions is welfare and the lowest is changes in livelihoods, community fully supports the development of village tourism. Keywords: Development, Kembangarum, Village Tourism, Social, Economic PENDAHULUAN ingin menikmati suasana kehidupan khas 1. Latar Belakang Masalah ala desa, ingin menikmati fasilitas olah raga khas ala desa, ingin menikmati cara melayani Edward Inskeep (1991) menulis wisatawan khas ala desa, dan sebagainya. dalam bukunya yang berjudul : Tourism Dengan demikian masyarakat yang tetap Planning An Integrated and Sustainable mempertahankan kehidupan tradisional Development Approach, memberikan desa menjadi ikon kelebihannya, yaitu dapat definisi tentang desa wisata adalah sebagai menjadi destinasi atau daerah tujuan wisata berikut : Village Tourism, where small bagi wisatawan. groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village Kehidupan tradisional khas desa life and the local environment (Desa wisata, tidak akan dijumpai di kota yang serba dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal modern. Jika wisatawan ingin belajar dalam atau dekat dengan suasana tradisional, tentang kehidupan tradisional yang khas sering di desa-desa yang terpencil dan belajar di desa, harus mau mengunjungi desa tentang kehidupan desa dan lingkungan secara langsung, dan tidak dapat dengan setempat). Pengertian ini mempertegas cara mencari informasi di kota yang serba bahwa wisatawan mengunjungi desa wisata modern. Kekhasan setiap desa tradisional justru tertarik karena suasana kehidupan di berbeda-beda, sehingga jika wisatawan desa yang masih sangat tradisional, terpencil, mengunjungi satu desa wisata tradisional, namun memiliki ciri-ciri yang khas dalam tidak menjadi jaminan sudah mewakili kehidupan karena didukung oleh topografi desa wisata tradisional yang lain. Kekhasan lingkungan. Wisatawan ingin ke desa-desa desa wisata tradisional Kasongan di Bantul, dengan menggunakan sarana transportasi tidak sama dengan kekhasan desa wisata ala desa, ingin menikmati makanan khas ala tradisional Kembangarum di Donokerto, desa, ingin menikmati hiburan khas ala desa, Turi, Sleman, Yogyakarta. Karena itu 73 74 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 pengembangan setiap desa wisata tradisional mottonya : Anda datang senang, pulang untuk dijadikan objek wisata, harus didesain tambah pinter. secara cermat agar tidak menimbulkan Motto tersebut diilhami oleh dampak yang tidak diinginkan. Berdasarkan pemandangan alam yang menakjubkan. hasil penelitian dan studi yang dilakukan Sawahnya yang hijau terbentang, perkebunan UNDP/WTO (United Nations Development salak yang tertata rapi, sungai yang jernih Program/World Tourism Organization) dan dan jalan yang diperindah dengan tembok beberapa peneliti Indonesia, dicapai dua terbuat dari batu membuat desa ini layak pendekatan dalam menyusun konsep dalam mendapat predikat sebagai salah satu mendesain pengembangan sebuah desa desa wisata terindah di Yogyakarta. Desa wisata tradisional menjadi objek wisata. tradisional yang didesain menjadi desa Pertama, aspek akomodasi. Hal tersebut Wisata Kembangarum memiliki lahan sebagian berkaitan dengan tempat tinggal yang terbentang seluas 22 hektar yang warga masyarakat setempat dan/atau unit- terdiri atas tanah warga, tanah kas desa dan unit yang berkembang berdasarkan konsep tanah milik sanggar pratista. Keseluruhan tempat pemukiman penduduk; dan Kedua, luas tanah tersebut dimanfaatkan dengan aspek atraksi. Hal tersebut berkaitan baik untuk menunjang pariwisata melalui dengan seluruh kehidupan keseharian pembangunan-pembangunan berkala. Sejak pemukiman penduduk setempat beserta berdirinya desa wisata tersebut, tamu yang penataan fisik lokasi desa wisata tradisional terhitung datang mengujungi adalah sekitar yang memungkinkan berintegrasinya 65.000 orang yang terdiri dari wisatawan wisatawan sebagai wujud partisipasi domestik dan mancanegara. Hal tersebut aktif, misalnya kursus tarian tradisional, membuktikan bahwa potensi desa wisata bahasa daerah, dan lain-lain yang spesifik Kembangarum terus digalakkan dan id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata - disesuaikan dengan konsep sustainable Translate this page development. Konsep tersebut dapat diartikan Dengan demikian pengertian desa sebagai pengelolaan yang berkelanjutan wisata tradisional yang didesain lebih dalam rangka mewujudkan keseimbangan menarik bagi kunjungan wisatawan adalah hidup antara manusia dengan manusia, suatu bentuk integrasi terpadu antara antara manusia dengan alam, dan antara akomodasi, atraksi, dan fasilitas pendukung manusia dengan Pencipta yaitu Tuhan yang yang disajikan dalam kerangka menjaga menciptakan alam semesta, serta ekosistem struktur kehidupan masyarakat yang menyatu bagi generasi berikutnya (http://www.gdrc. dengan tata cara dan tradisi yang berlaku org/sustdev/ definitions.html). (Nuryanti, Wiendu, 1993). Akomodasi desa Sustainable development yang didesain menjadi desa wisata adalah (Pengembangan yang berkelanjutan) hal-hal yang berkaitan dengan sebagian dari ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang tempat tinggal penduduk setempat dan/atau semakin membaik, dan secara bersamaan unit-unit yang berkembang berdasarkan terwujudnya juga perlindungan terhadap konsep pemukiman penduduk. Atraksi desa kualitas lingkungan yang semakin hijau, yang didesain menjadi desa wisata adalah udara segar dan panorama pemandangan hal-hal yang berkaitan dengan seluruh yang indah. Implikasi konsep sustainable kehidupan keseharian penduduk setempat development, sudah barang tentu melibatkan beserta penataan fisik lokasi desa yang kerjasama antar pihak stakeholder memungkinkan berintegrasinya wisatawan (pengelola) dengan warga masyarakat yang sebagai partisipasi aktif, misalnya kursus menempati lingkungan tersebut. Stakeholder tarian tradisional, bahasa daerah yang (Pengelola) pengembangan desa wisata spesifik, dan lain-lain. Akomodasi desa Kembangarum adalah Pak Hery Kustriyatmo tradisional yang didesain menjadi desa dan didukung oleh Sanggar Melukis Pratista. wisata Kembangarum, berpedoman pada Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 75 Desa wisata tersebut diresmikan tanggal Ada hal yang khas mengiringi 27 Juli 2006, berawal dari mendirikan perkembangan desa wisata tersebut. Sebelum sanggar lukis di Kembangarum kemudian menjadi desa yang asri dan dikunjungi berkembang menjadi desa wisata pendidikan, oleh banyak wisatawan, desa tersebut wisata pertanian, perkebunan, wisata air, hanyalah sebuah desa biasa yang daya tarik perikanan, pemukiman, seni budaya, kuliner, keindahannya belum kelihatan. Bahkan desa dan outbound. Trobosan yang tidak kalah tersebut tergolong salah satu desa termiskin menariknya adalah wisata perfilman. Sudah atau tertinggal di Kabupaten Sleman, banyak film/feature yang dibuat di Desa Yogyakarta. Kejelian para pengelola dan Wisata Kembangarum, seperti Si Bolang, kerjasama warga membuat desa termiskin Wisata Kuliner, Jelang Siang. Sekitar 27 tersebut, kini menjdi desa yang dikagumi film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh dan didatangi banyak wisatawan. Untuk RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Yogyakarta, dan menjadikan Kembangarum menjadi desa sebagainya. Selain itu ada wisata yang hanya wisata, tidak mudah, menurut penuturan ada satu di Indonesia, wisata baksos yaitu Pak Hery sebagai inisiator dan sekaligus dengan menggunakan motor trail dan mobil sebagai stakeholder. Tantangan awal bagi offroad. Setiap motor trail ada mekanik Pak Hery dan beberapa penggagas lainnya yang dibekali dengan makanan. Jadi di harus melakukan pendekatan secara hati- tengah perjalanan menuju lereng merapi, hati sesuai dengan adat-istiadat masyarakat, peserta baksos akan memberi makanan pada kepada kelompok-kelompok masyarakat orang yang membutuhkan khususnya yang yang ada di desa Kembangarum. Kelompok- ditemui di jalan. Tujuan awal mendirikan kelompok desa tersebut, antara lain kumpulan desa ini adalah untuk meningkatkan sumber bapak-bapak, ibu-ibu PKK, pemuda dan daya manusia dan peningkatan ekonomi karangtaruna, serta sesepuh-sesepuh desa. warga melalui berjualan, pelatihan- Respon masyarakat desa Kembangarum pelatihan kesenian tarian tradisional dan pada awalnya menyambut cukup hangat melukis. Melihat potensi desa yang bersih ide Pak Hery dengan kawan-kawan, namun dan asri, Pak Hery tergugah hatinya untuk belum sepenuhnya masyarakat setuju. Untuk mewujudkan sebuah ide pengembangan itu maka pak Hery membutuhkan waktu desa wisata yang menguntungkan bagi yang cukup lama agar seluruh penduduk pemberdayaan masyarakat. menyetujui perubahan di desa tersebut. Ide awalnya muncul ketika istri Pak Lama-kelamaan seluruh warga masyarakat Hery ingin mencari rumah. Berjalan-jalan desa sudah menerima konsep desa wisata ke Turi, dan ketika sampai ke salah satu untuk desa mereka. Kendala kedua adalah rumah warga yang ada di Kembangarum, masalah biaya atau dana. mengamati sejenak dan langsung tertarik. Dana awal pembangunan desa Atas dasar itu kemudian pak Hery tersebut berasal dari kas Sanggar Pratista meminta kepada pemilik rumah tersebut yang dikelola sendiri oleh Pak Hery, dan untuk menjual rumahnya yang pada anggaran dari warga masyarakat sendiri tidak waktu itu dimiliki oleh Pak Marsaid. Pak ada sama sekali. Jadi dana yang diandalkan Hery menceriterakan idenya kepada pak adalah dari sanggar. Dana yang ada tidak Marsaid, dan menawarkan rumah tersebut. cukup untuk membuat pembangunan Kemudian Pak Marsaid menanggapi ide langsung jadi. Karena itu pembangunan pak Hery dengan positif, dan menyetujui, dilakukan secara bertahap, sedikit demi dan kemudian Pak Hery menjadikan rumah sedikit, dan bersyukur dapat dilaksanakan tersebut sebagai sanggar lukis. Berawal dari secara berkesinambungan. Kendala yang lain sanggar lukis itulah, kemudian berkembang adalah pengaruh dari pihak luar, misalnya ide-ide lain untuk memajukan kawasan ada pihak yang ingin membeli tanah di desa tersebut dengan konsep desa wisata. tersebut untuk dijadikan hunian pribadi, namun hal tersebut oleh warga masyarakat 76 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 setempat dirasakan agak mengganggu kegiatan outbound juga akan mendapat fee perkembangan desa tersebut. sesuai dengan jam kerjanya. Dalam bidang sosial, pengembangan Berbagai kegiatan di desa wisata desa wisata Kembangarum dipengaruhi tersebut banyak melibatkan peran warga oleh dukungan dari pemuda. Pemuda desa masyarakat Kembangarum, misalnya pijat Kembangarum mengalami penurunan massal, warga menjadi pemijat dan akan kemampuan dalam bercocok tanam jika diberi tip dan fee. Wisata kuliner yang dibandingkan dengan generasi sebelumnya. khas melibatkan ibu-ibu PKK, wisata seni Para pemuda sering lebih tertarik pada dan budaya melibatkan bapak-bapak dan aspek yang bernuansa modern dan mulai pemuda menjadi pemandu outbound. Bapak meninggalkan aspek yang bernuansa yang umurnya sudah sangat tua juga tidak tradisional. Untuk menanggulangi hal ketinggalan, mereka memberikan kontribusi tersebut, maka diciptakan sarana untuk dalam bentuk wisata membangun budi tetap menjaga minat warga bagi potensi pekerti yng mulia. Kontribusi tersebut, desa mereka dan menjaga nilai-nilai yang misalnya nenek-nenek mengunyah sirih atau bernuansa tradisional seperti pembangunan menumbuk padi dapat menggugah ingin- lapangan bulutangkis, pembelian alat-alat tahu anak-anak yang datang berkunjung ke sepak takraw, dan sebagainya. desa tersebut. Sistem pemasaran desa wisata Pengelolaan desa tersebut dilakukan Kembangarum masih dikelola oleh Sanggar oleh Pak Hery dan dibantu lima orang Pratista. Pada awalnya dilakukan dengan tim kreatif yang terdiri dari Pak Marsaid, cara gethok tular, yaitu informasi dari Pak Ngatiman, Pak Muji, Pak Yuli dan Bu seseorang kepada orang lain secara langsung. Jarwati. Tim tersebut menangani acara-acara Dengan memanfaatkan koneksi sanggar yang diinginkan oleh tamu. Tamu yang ingin yang mengajar di 79 sekolah tersebut, berwisata di desa Kembangarum awalnya Pratista melakukan sosialisasi kepada murid akan melakukan survey lalu reservasi ke dan orang tua murid. Hal tersebut kemudian kantor yang ada di Sanggar Pratista. Dengan berkembang dengan munculnya makelar reservasi, pengelola Kembangarum dapat wisata yang berperan menghubungkan menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh wisatawan dengan pengelola desa wisata tamu secara maksimal dan hampir semua Kembangarum. Bertitik tolak pada keinginan tamu diakomodasi oleh pengelola. upaya tersebut, maka Pratista mencetak Kemudian Pak Hery menyampaikan hal brosur kemudian disebarkan kepada para tersebut kepada tim kreatif yang sudah tamu atau koneksi. Prestasi yang pernah terbentuk. Tim kreatif membuat anggaran diraih desa wisata Kembangarum tidak untuk akomodasi dan lain-lain, kemudian sedikit, antara lain : juara 1 Hatinya PKK disampaikan kepada ketua RT dan ibu-ibu Tingkat Kabupaten; juara 1 Kebersihan PKK. Ketua RT membagi tugas warga untuk dan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional; menjadi pemandu pada acara outbound dan juara 1 Pembuatan Jamu se-Kabupaten sebagai guide wisatawan, sedangkan ibu-ibu Sleman (Jamu Pulih Raga); juara 1 Lomba PKK menyediakan masakan untuk wisata Desa Wisata tahun 2008 se-Kabupaten kuliner. Sistem pembagian keuntungan Sleman; juara 1 Penampilan Seni Budaya antara Sanggar Pratista dengan masyarakat dan Pameran Kabupaten Sleman. Prestasi- dilakukan musyawarah pada awal pendirian prestasi tersebut menunjukkan bahwa usaha desa wisata. Jika ada tamu yang datang, uang yang dilakukan oleh inisiator dan masyarakat yang diperoleh dari tamu digunakan untuk setempat telah membuahkan hasil. mengisi kas wisata yaitu sebesar 5000 rupiah Keberhasilan tersebut tidak lepas per tamu. Kas lain yang juga diisi adalah kas dari pengawasan Pak Hery. Untuk kontrol kumpulan bapak-bapak, kas PKK serta infaq dan pengawasan, Pak Hery dibantu oleh masjid. Masyarakat yang terlibat membantu 5 tim kreatif yang salah satunya adalah Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 77 Pak Marsaid yang sekarang menjadi ketua anak. Selain edukasi atau pendidikan, desa pariwisata di desa tersebut. Selain itu, Pak wisata Kembangarum juga menawarkan Hery juga hampir tiap hari datang ke desa sarana permainan tradisional yang dapat tersebut. Jika ada laporan apapun tentang dilakukan di halaman pendopo bersamaan perkembangan desa maka harus disampaikan dengan sanggar lukis. Berbagai permainan secepatnya kepada Pak Hery. Dengan tradisional seperti enggrang, engklek, pengawasan tersebut, kesinambungan dakon, gobak sodor, dan sebagainya dapat pengembangan Desa Wisata Kembangarum dipentaskan di lokasi tersebut. Sungai di tetap terjaga. Selain itu juga akan desa Kembangarum juga dijadikan sebagai mendatangkan keuntungan pada penduduk sarana permainan. Sungai tersebut bukan baik dalam bidang ekonomi maupun merupakan sungai yang kotor dan tidak pendidikan sosial budaya. Dengan begitu, terawat, tetapi sungai itu memang sengaja penduduk dapat bertahan untuk tetap aktif dirawat dan dibuat sebagai arena permainan. dalam mengembangkan desa mereka secara Kolam pemancingan ikan dan kolam renang berkesinambungan sehingga sustainable yang alami merupakan arena bermain development bisa terwujud sesuai keinginan yang tidak kalah menarik. Desa wisata masyarakat dan inisiator. Kembangarum memiliki luas 13 hektar Desa Wisata Kembangarum yang sehingga banyak objek dan arena permainan terletak di Kelurahan Donokerto, Turi, yang dapat disajikan di desa tersebut. Sleman, Yogyakarta, mewakili Kabupaten 2. Perumusan Masalah Sleman sebagai finalis Lomba Desa Wisata tingkat nasional pada tanggal 3 September Bertitik tolak pada latar belakang masalah 2012. Berbagai atraksi disuguhkan untuk tersebut di atas, maka perumusan masalah menyambut para juri dan tamu, salah dalam peneltian ini adalah : Bagaimana satunya yaitu tarian rampak buto dan rampak upaya yang dilakukan pihak stakeholder salak yang sudah menjadi ikon Kecamatan (pengusaha) dalam melakukan trobosan Turi karena memang di daerah tersebut pengembangan desa wisata Kembangarum terkenal dengan salak pondohnya. Setelah Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten para juri disuguhi berbagai atraksi kesenian, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mereka diajak untuk menikmati kuliner khas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa wisata kembangarum, yaitu gurami masyarakat dan meningkatkan kunjungan saus salak dan oseng-oseng salak (lib.geo. wisatawan? ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/.../47 - TINJAUAN PUSTAKA Translate this page) Pengembangan desa wisata di setiap Kembangarum sebagai salah satu negara dan dalam berbagai level dipahami Desa Wisata, selalu menawarkan edukasi secara berbeda. Pengembangan nampaknya atau pendidikan dan alam sebagai sajian memiliki makna dan interpretasi yang wisata bagi pengunjung. Program-program berbeda, bukan hanya antar negara tetapi juga yang didesain dan dibangun di desa wisata antar perorangan (Andi Mappi Sammeng, Kembangarum tersebut mengedepankan 2000). Pengembangan mengisyaratkan edukasi atau pendidikan khususnya bagi suatu proses evolusi dengan konotasi positif, anak-anak. Hal tersebut berkat adanya atau sekurang-kurangnya bermakna tidak sanggar lukis dan perpustakaan yang berjalan ditempat. Jadi pengembangan dibangun secara lebih menarik untuk berkaitan dengan dua hal, yaitu proses dan anak-anak. Perpustakaan dan sanggar tingkat perkembangan sesuatu. Konotasi lukis, berada di dekat sungai dan taman proses berkaitan dengan ukuran waktu dalam sehingga menambah suasana sejuk di menyelesaikan pekerjaan tersebut, yaitu desa tersebut. Keberadaan sanggar lukis cepat atau lambat, dan konotasi berkaitan tersebut didesain sesuai dengan minat anak- dengan tahap dalam menyelesaikan 78 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 pekerjaan tersebut, yaitu tahap pertama, memperluas kesempatan partisipasi dan tahap kedua, dan seterusnya. menyelaraskan keinginan masyarakat, dan Berkaitan dengan istilah lingkungan, yaitu mengembangkan potensi perkembangan, Pearce menemukan lima pariwisata berdasarkan prinsip pelestarian (5) konteks dan konotasi pengertian, yaitu lingkungan dan warisan budaya, secara pertumbuhan ekonomi; modernisasi; berimbang dan bertanggung jawab. pemerataan keadilan; transformasi sosio- Pengembangan pariwisata di ekonomi; dan pengorganisasian kembali Indonesia, khususnya desa wisata menurut tata ruang (Andi Mappi Sammeng, 2000). ketentuan Undang-Undang Kepariwisataan Dengan demikian pengembangan desa Nomor 10 Tahun 2009, antara lain : a. wisata Kembangarum, sekurang-kurangnya Memperkenalkan, mendaya-gunakan, mengandung implikasi kelimanya. Dari melestarikan dan meningkatkan mutu berbagai implikasi pengembangan desa objek dan daya tarik wisata; b. Memupuk wisata Kembangarum, hal yang paling rasa cinta tanah air dan meningkatkan dominan menjadi perhatian bagi semua persahabatan antar bangsa; c. Memperluas negara adalah perannya dalam pertumbuhan dan meratakan kesempatan berusaha dan ekonomi masyarakat. Karena itu baik bagi lapangan kerja; d. Meningkatkan pendapatan Pemerintah maupun bagi masyarakat, nasional dalam rangka meningkatkan pengembangan desa wisata Kembangarum kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; dan sudah barang tentu dalam rangka e. Mendorong pendayagunaan produksi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara nasional. Dengan demikian Pengembangan khusus para politisi dan pejabat organisasi Desa Wisata Kembangarum menjadi sangat pariwisata Pemerintah menekankan bermanfaat dalam peningkatan pendapatan perhatian pada penciptaan lapangan kerja asli bagi masyarakat dan Pemerintah, pada dan pembangunan daerah. aspek sosial-budaya, politik, pelestarian Persepsi tersebut tumbuh, baik lingkungan, dan sebagainya. dinegara-negara maju seperti Eropa Barat CARA PENELITIAN dan Amerika Utara, maupun dinegara-negara 1. Penentuan Sampel berkembang seperti kebanyakan negara Asia. Pemerintah di negara-negara Eropa Barat Cara penentuan sampel adalah dengan jelas menyatakan menaruh perhatian nonrandom sampling purposive sample, karena peran pariwisata dalam penciptaan yaitu penentuan sample tanpa acak, tetapi lapangan kerja, peningkatan penerimaan langsung tertuju kepada sampel kunci yang valuta asing dan pemerataan pendapatan. dipandang sebagai sumber informasi atau Hal serupa juga terjadi di Thailand, pada nara sumber. Penentuan ini memenuhi tahun 1982 Pemerintah Thailand menyadari standar metodologi dalam melakukan bahwa pariwisata ternyata menjadi penghasil penelitian ilmiah, dengan alasan bahwa devisa tertinggi menggantikan ekspor beras. sampel kunci tersebut merupakan pelaksana Dalam kaitannya dengan lapangan kerja, ada langsung di lapangan yang kesehariannya kesamaan persepsi yang menyeluruh bahwa bekerja melayani apa saja yang menjadi pariwisata dapat membantu mengurangi kepentingan wisatawan yang berkaitan pengangguran, terutama dengan semakin dengan informasi tentang keberadaan Desa meningkatnya pencari kerja (baru). Wisata Kembangarum. Kebijakan Pemerintah Australia terhadap 2. Pengumpulan Data pengembangan pariwisata termasuk desa wisata, tidak hanya tertuju pada aspek Cara pengumpulan data adalah : a. ekonomi yaitu meningkatkan daya saing Survey, yaitu peneliti melakukan peninjauan dan mengurangi hambatan pertumbuhan secara langsung ke lapangan, kepada industri pariwisata, tetapi juga sosial yaitu masyarakat desa wisata Kembangarum, Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 79 Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten menjadikan desa wisata Kembangarum, Sleman, Yogyakarta, untuk meyakinkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita kebenaran yang diceritakan sumber masyarakat, dan sekaligus dapat informasi atau nara sumber yang diperoleh meningkatkan kunjungan wisatawan; b. dalam berbagai tulisan diinternet mengenai induksi, yaitu peneliti menganlisis pengaruh keberadaan Desa Wisata Kembangarum; setiap aspek pendukung bagi upaya b. observasi, yaitu peneliti melakukan pengembangan desa wisata Kembangarum. pengamatan secara cermat di kawasan Desa Pertama, pengaruh keberadaan alam yang Wisata Kembangarum, tentang kehidupan indah dan subur terhadap pengembangan desa masyarakatnya dan upaya pelestarian Desa wisata Kembangarum untuk meningkatkan Wisata Kembangarum; c. fenomenologi, pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kedua, yaitu peneliti mengamati dan menganalisis pengaruh keadaan cuaca dan kelembaban secara cermat terhadap fenomena yang udara yang sejuk bagi pengembangan desa mendukung pengembangan Desa Wisata wisata Kembangarum untuk meningkatkan Kembangarum melalui tiga langkah reduksi. pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ketiga, Pertama, reduksi fenomenologi yaitu pengaruh pemanfaatan topografi alam mencermati fenomena cuaca dan kelembaban dengan kemiringan antara 20ºC hingga udara yang berpengaruh terhadap upaya 40ºC, kemudian dikembangkan menjadi pengembangan desa wisata Kembangarum hamparan sawah, hamparan hutan, terhadap untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pengembangan Desa Wisata Kembangarum masyarakat. Kedua, reduksi eidetis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu memastikan fenomena cuaca dan masyarakat. Keempat, pengaruh hiburan kelembaban udara yang berpengaruh dan tarian tradisional terhadap pengembangan yang tidak berpengaruh terhadap upaya desa wisata Kembangarum untuk pengembangan desa wisata Kembangarum meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. c. hemeneutik, yaitu peneliti masyarakat. Ketiga, reduksi transcendental, menafsir pengaruh keberadaan Desa Wisata yaitu memanfaatkan fenomena cuaca Kembangarum dalam meningkatkan dan kelembaban udara yang berpengaruh pertumbuhan ekonomi masyarakatnya, dalam upaya pengembangan desa wisata terutama masyarakat yang hidupnya sangat Kembangarum untuk meningkatkan tergantung dari tingkat kunjungan wisatawan pertumbuhan ekonomi masyarakat. d. ke desa tersebut. Partisipasi, yaitu peneliti terlibat secara PEMBAHASAN langsung dalam kehidupan sosial masyarakat Desa Wisata Kembangarum, dan membahas 1. Gambaran Umum Desa Wisata dan faktor-faktor yang mendukung keberadaan Perkembangannya Desa Wisata tersebut; dan e. interview yaitu Pendekatan pembangunan pariwisata peneliti melakukan wawancara terhadap dengan menempatkan masyarakat sebagai sumber informasi atau nara sumber yang bagian yang tidak terpisahkan dari produk mengelola Desa Wisata Kembangarum. wisata dan pemahaman bahwa produk 3. Analisis Data wisata merupakan proses rekayasa sosial masyarakat dipandang sebagai esensi dari Cara analisis data adalah : a. deduksi, pembangunan yang berbasis pada komunitas yaitu peneliti menganalisis keberadaan Desa masyarakat (community based development). Wisata Kembangarum yang sangat indah Konsep pembangunan tersebut merupakan dan subur, serta didukung oleh cuaca dan salah satu pendekatan yang memiliki nilai kelembaban udara yang sejuk, topografi sosiologis. Hal tersebut ditandai pada satu alam dengan kemiringan antara 20ºC pihak pendekatan tersebut diyakini mampu hingga 40ºC yang mendukung pertumbuhan menciptakan produk wisata yang bercirikan ekonomi masyarakat. Kondisi tersebut, local genius (kebijakan lokal) sebagai modal 80 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 dasar dalam perencanaan dan pemasaran memanfaatkan unsur unsur yang ada produk, dan di pihak lain dapat menciptakan dalam desa sebagai atribut produk wisata. ketahanan, kestabilan sosial dan ekonomi Keberadaan suatu kegiatan desa wisata masyarakat. sepatutnya memperhatikan, melibatkan, Ketersediaan fasilitas dan sarana dan memberikan peran yang proporsional prasarana serta aksesibilitas menjadi kepada masyarakat setempat selaku pemilik faktor yang penting dalam pengembangan yang dipercaya dari lingkungan desa. Peran pariwisata. Semakin memadai fasilitas dan serta masyarakat baik dusun maupun desa sarana prasarana yang ada disuatu objek setempat sangat penting, karena terkait wisata akan berdampak semakin tingginya dengan dasar dan arah pengembangan desa tingkat kunjungan wisatawan. Dengan wisata (Pigram, 1993 dalam Raharjana, tingginya tingkat kunjungan wisatawan akan 2005). berdampak semakin tingginya pendapatan Salah satu pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diperoleh dari objek wisata. kerakyatan dalam bidang pariwisata adalah Objek wisata dengan tingkat aksesibilitas melalui pengembangan Desa Wisata. yang tinggi, akan berdampak semakin Pengembangan desa wisata pada dasarnya tingginya minat wisatawan untuk melakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kunjungan ke objek wisata tersebut. Tingkat masyarakat desa. Dengan cara tersebut maka aksesibilitas tersebut berupa fasilitas jalan kegiatan pariwisata dapat dikembangkan yang memadai dan fasilitas informasi yang berdasarkan unsur-unsur kegiatan yang telah akurat bagi wisatawan. Kemudahan dalam ada di desa dan ciri khas budaya setempat. mengakses jalan menuju objek wisata, Dengan kata lain pengembangan kegiatan termasuk ke desa wisata Kembangarum pariwisata tidak lepas dari ciri kegiatan adalah faktor terpenting dalam rangka masyarakat desa yang telah ada, baik aspek pengembangan pariwisata. Keberadaan jalan ekonomi maupun sosial budaya. Selaras yang memadai akan mempermudah arus dengan kebijakan tersebut, maka telah kunjungan maupun mobilitas wisatawan. dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal Dengan tidak mengesampingkan keakuratan 27 September 1999 di Jakarta tentang akses terhadap informasi objek wisata. program desa wisata sebagai perwujudan Keakuratan dalam mengakses informasi Pengembangan Pariwisata Inti Rakyat (PIR). berkaitan dengan objek wisata merupakan Sebagai daerah tujuan wisata, faktor penentu dalam meningkatkan minat desa wisata Kembangarum, Turi, Sleman, kunjungan wisatawan. Pendekatan geografis Yogyakarta, memiliki sejumlah potensi yang mendasarkan pada aspek keruangan objek daya tarik wisata alam maupun berkaitan erat dengan persebaran dari budaya dan produk unggulan dan berpeluang suatu objek pembahasan. Kajian tentang besar sebagai daya tarik bagi kunjungan perkembangan pariwisata dapat dijadikan wisatawan. Desa wisata yang ada di objek penelitian geografi karena terdapat Kabupaten Sleman pada akhir tahun 2007 hubungan pemikiran antara tata ruang dengan tercatat sebanyak 30 (tiga puluh). Desa wisata lingkungan, serta waktu dimana aneka tersebut dikelompokkan berdasarkan potensi bentuk pola kehidupan dan penghidupan yang dimiliki, yaitu desa wisata budaya, manusia tergantung pada potensi yang pertanian, fauna, kerajinan, serta desa wisata dimiliki daerahnya masing-masing (Sujali, lereng gunung Merapi. Kabupaten Sleman 1989). merupakan objek wisata dan daya tarik Berkaitan dengan hal tersebut wisata (ODTW) yang banyak dan beragam. maka pengembangan desa wisata Beberapa jenis destinasi wisata di Kabupaten Kembangarum merupakan suatu bentuk Sleman, meliputi candi, wisata alam, pegembangan wilayah desa yang cenderung museum, desa wisata, dan atraksi kesenian. pada penggalian potensi desa dengan Jenis destinasi wisata yang cukup potensial Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 81 dari segi banyaknya minat wisatawan adalah integrasi antara akomodasi, atraksi, dan jenis wisata alam dan desa wisata. Salah satu fasilitas pendukung yang disajikan dalam diantara desa wisata yang ada di Kabupaten suatu struktur kehidupan masyarakat yang Sleman adalah Desa Wisata Kembangarum. menyatu dengan tatacara dan tradisi yang Desa wisata tersebut terletak di Dusun berlaku. Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Ditjenpar (1999) dalam Arlini Turi. Desa wisata merupakan suatu Dusun (2003) mendefinisikan desa wisata sebagai yang bernama Kembangarum sehingga suatu wilayah pedesaan yang menawarkan cakupan wilayahnya tidak begitu luas. keseluruhan suasana yang mencerminkan Nama Dusun Kembangarum berasal keaslian pedesaan, arsitektur bangunan dari bahasa Jawa yang mempunyai arti dan tata ruang desa, serta mempunyai bunga harum. Konon menurut sesepuh potensi untuk dikembangkan berbagai Dusun, pemberian nama-nama tersebut jenis pariwisata, misalnya atraksi wisata didasarkan pada zaman dahulu terdapat makanan dan minuman, cenderamata, bunga yang sangat harum di wilayah penginapan, dan kebutuhan lainnya. tersebut. Kawasan tersebut memiliki potensi Dalam pengembangan desa wisata sebagai wisata yang berbasis pertanian (agrowisata) objek wisata perlu dipahami sejak awal yang kaya akan aneka ragam produk salak jika masyarakat setempat bukan sebagai pondoh. Karakter sosial budaya dan kesenian objek pasif, tetapi justru sebagai subjek masyarakat desa masih sangat kental disertai aktif. Sebuah lingkungan pedesaan dapat dengan daya tarik keindahan panorama dipandang sebagai objek sekaligus sebagai gunung Merapi. Potensi tersebut merupakan subjek wisata. Sebagai objek artinya modal yang cukup kuat dan strategis untuk desa tersebut merupakan tujuan kegiatan dikembangkan sebagai pusat pengembangan wisatawan sedangkan sebagai subjek artinya desa wisata agro. sebagai pelaksana, apa yang dihasilkan oleh desa akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung dan peran aktif masyarakat sangat menentukan kelangsungannya (Soebagyo, 1991 dalam Raharjana, 2005). Dalam pelaksanaan pariwisata berbasis komunitas khususnya bagi pengembangan desa wisata, beberapa persoalan yang harus dipertimbangkan adalah partisipasi, pengambilan keputusan, pembangunan Desa Wisata dan Pengembangannya kapasitas masyarakat, dan akses ke pasar merupakan suatu wilayah pedesaan yang wisata. dapat dimanfaatkan berdasarkan kemampuan Dalam menyususn konsep kerja unsur-unsur yang memiliki atribut produk pembangunan sebuah desa menjadi desa wisata secara terpadu, dimana desa tersebut wisata dapat dicapai melalui dua pendekatan menawarkan secara keseluruhaan suasana yaitu: yang memilikan tema dengan mencerminkan a. Pendekatan Pasar untuk keaslian pedesaan, baik dari tatanan segi pengembangan Desa Wisata: kehidupan sosial budaya dan ekonomi serta adat istiadat keseharian yang mempunyai 1). Interaksi tidak langsung. Model ciri khas arsitektur maupun tata ruang pengembangan didekati dengan cara desa menjadi suatu rangkaian aktivitas bahwa desa mendapat manfaat tanpa pariwisata (www.wikipedia.org, 2010). interaksi langsung dengan wisatawan, Sedangkan Nuryanti (1993) berpendapat misalnya penulisan buku-buku tentang bahwa desa wisata merupakan suatu bentuk desa yang berkembang, kehidupan desa, 82 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, dan sebagainya 2). Interaksi setengah langsung. Bentuk- bentuk one way trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. 3). Interaksi langsung. Wisatawan dimungkinkan untuk bermalam dalam akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat. masyarakat yang dilandasi oleh sistem nilai dan makna simbol. Dalam bentuk b. Pendekatan Fisik Pengembangan Desa dinamis, hubungan sosial akan berbentuk Wisata. interaksi sosial antar individu dan kelompok Pendekatan ini merupakan solusi dalam komunitas tersebut. Terbentuknya yang umum dalam mengembangkan sebuah sistem hubungan sosial dalam suatu desa melalui sektor pariwisata dengan masyarakat senantiasa dipengaruhi oleh menggunakan standar-standar khusus dalam berbagai kondisi lingkungannya, meliputi mengontrol perkembangan dan menerapkan lingkungan fisik maupun lingkungan aktivitas konservasi. Melakukan konservasi sosialnya. Karena itu dinamika perubahan sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya berbagai kondisi lingkungan senantiasa juga dan arsitektur yang tinggi dan mengubah mempengaruhi dinamika perubahan sistem fungsi home stay (rumah singgah) menjadi hubungan sosial yang berlaku pada suatu sebuah museum desa. Hal tersebut untuk masyarakat disamping dipengaruhi juga oleh menghasilkan biaya perawatan dari rumah kondisi jumlah populasi pada masyarakat tersebut. Selain itu konservasi keseluruhan bersangkutan. desa dan menyediakan lahan baru untuk 2. Gambaran Khusus Desa Wisata menampung perkembangan penduduk Kembangarum, Turi, Sleman desa dan sekaligus mengembangkan lahan sebagai kawasan pariwisata dengan fasilitas- Pada objek desa wisata fasilitas wisata, mengembangkan bentuk Kembangarum wisatawan dapat menikmati akomodasi di desa. alamnya yang masih asri, dengan banyaknya perkebunan salak yang merupakan aset Pengaruh sosial ekonomi dapat utama. Disini wisatawan dapat melakukan diartikan sebagai suatu perubahan kegiatan-kegitan yang berkaitan dengan yang timbul akibat adanya kegiatan alam desa. Desa Wisata Kembangarum, yang mempengaruhi lingkungan sosial terletak di daerah pedesaan pada kawasan ekonomi, baik dalam hal kesempatan kerja, Lintas Merapi. Desa wisata Kembangarum pendapatan, maupun kesejahteraan. Gillmore dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kota (1981 dalam Rahma, 2010) mengatakan Yogyakarta dengan kendaraan bermotor. bahwa dampak sosial sangat sulit untuk Setelah melewati jalan berliku-liku, sebuah dipahami karena kasus di suatu wilayah papan nama kecil menyambut wisatawan akan berbeda dengan wilayah lainnya. sebelum memasuki desa Kembangarum. Hubungan sosial adalah suatu hubungan antar orang atau kelompok pada kondisi Gang kecil sebagai jalan masuk Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 83 wisata yang mampu menawarkan berbagai kegiatan yang alami. Pohon-pohon salak yang tumbuh berderet dan tertata rapi di kebanyakan halaman rumah penduduk menunjukkan bahwa desa tersebut layak juga disebut sebagai kawasan agrowisata salak. Ini memberikan kesempatan bagi pengunjung yang datang untuk memetik salak dan langsung menikmatinya di kebun tersebut. Tak hanya salak pondoh, ada juga salak gading dengan kulit bewarna kekuningan dan rasa yang tak kalah dari pinggir jalan utama memang awalnya enaknya, juga dibudidayakan di sini. Bahkan sedikit meragukan, terlebih dengan salak gading menjadi salah satu makanan papan nama Kembangarum yang kurang khas yang ditawarkan, yaitu salak gading terlihat. Namun setelah masuk ke gang yang direbus. Selain kebun salak, desa yang lebarnya hanya cukup untuk 1 mobil, Kembangarum juga mempunyai Sungai pemandangan desa yang bersih dan tertata Tempor yang juga difungsikan sebagai rapi langsung menyergap wisatawan. Pagar wahana wisata. Treking selama 1 jam batu yang ditata sedemikian rupa rapinya, menyusuri sungai, persawahan dan tampak menyatu dengan alam, natural dan pedesaan banyak digemari wisatawan. Demi sederhana. Berbagai tanaman hias ditanam keamanan agar tidak terpeleset, peneliti di sepanjang gang. Perpaduan ini jelas membedakan desa Kembangarum dari desa biasa. Suasananya tenang, dengan perumahan tradisional dan udara yang segar. Desa Wisata Kembangarum berdiri Pada pertengahan tahun 2005, dan keberadaan Desa Wisata Kembangarum rupanya sudah belajar jauh sebelumnta sehingga mampu mengubah dirinya secara cepat tetapi pasti. Desa tersebut yang pada awalnya hanya nampak seperti desa biasa sebagaimana desa lainnya, namun setelah ditetapkan sebagai desa wisata, dalam waktu yang relatif singkat keberadaannya berhasil mengubah dirinya menjadi desa
disarankan untuk melepas alas kaki yang
dikenakan saat melakukan treking. Alhasil peneliti mendapatkan pijat kaki alami yang dilakukan oleh para bebatuan di dasar sungai. Airnya yang dingin dan segar, serta kedalamannya yang hanya selutut membuatnya semakin menyenangkan. Menurut Pak Dimaz Rachmad yang telah berbaik hati mengantarkan peneliti, Sungai Tempor memang sangat dijaga kebersihannya. Larangan untuk membuang sampah di sembarangan tempat 84 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86 di kawasan desa wisata Kembangarum, telah ditujukan bagi wisatawan yang berkunjung. diterapkan dan dipatuhi oleh warga sekitar, Desa Wisata Kembangarum sehingga airnya tetap jernih. Gerimis yang juga memberikan fasilitas penginapan mendadak turun membuat kami harus segera bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama. meninggalkan sungai, dan melanjutkan Bisa tinggal bersama warga setempat atau treking menyusuri persawahan. Uniknya, menyewa rumah yang disediakan. Sekitar di antara sawah-sawah tersebut telah 10 rumah tradisional siap disewakan bagi disediakan bale-bale yang mirip dengan wisatawan yang berminat. Harganya masih gazebo tradisional Jawa untuk beristirahat, kekeluargaan dan sangat negotiable, sekitar bersih dan terawat. Salah satu gazebo Rp 100.000,- per malam, bisa lebih atau bahkan dibuat dari kayu jati dan memang kurang, tergantung pada pembicaraan dan tampak kokoh, serta jauh lebih mewah dari keperluan. Tarif tersebut sudah termasuk bale-bale pada umumnya. Sisa perjalanan makan. Menurut warga, kebanyakan peneliti melewati pedesaan yang tenang, wisatawan yang menginap adalah wisatawan berpapasan dengan warga desa yang ramah mancanegara yang ingin mencari suasana dan selalu menebar senyum. Ketika sampai yang berbeda. Kerinduan terhadap suasana di lokasi awal, peneliti dijamu dengan pedesaan yang asri, teduh dan santai berbagai jajanan tradisional. Bahkan makan memang kerap mengundang warga kota, siang pun dengan lauk ala pedesaan. Sayur terutama warga kota yang sangat sibuk lumbu (daun talas) ditemani dengan telur, dengan pekerjaan kantornya. Keberadaan tempe, dan krupuk gendar. Makan siang desa wisata Kembangarum dapat menjadi yang sederhana bernama Nasi Gadong wisata alternatif bagi mereka yang ingin tersebut mampu melengkapi kenyamanan melepaskan kepenatan kerja dan kebisingan suasana pedesaan yang dirasakan. Tak jauh suara motor dan mobil di kota. dari tempat peneliti makan, terdapat kolam ikan yang kerap digunakan untuk lomba KESIMPULAN memancing jika ada rombongan wisatawan Pengembangan fisik dan kondisi yang datang. Namun tak ada peraturan sosial ekonomi masyarakat Desa yang melarang mereka yang hanya sekadar Wisata Kembangarum cukup signifikan, ingin memancing, dan mungkin langsung dimana dalam hal pengembangan fisik membakarnya saat berhasil menangkap berupa konservasi lahan yang cukup ikan. Berbagai lomba unik memang sering luas dilakukan secara professional, dan diadakan untuk meramaikan acara di dalam pengembangan inftrastruktur Kembangarum. Sebut saja lomba balap berupa pengaspalan jalan masuk ke desa sepeda onthel di pematang sawah, sambil wisata Kembangarum cukup memadai. membawa rumput yang diikatkan pada Pengembangan tersebut memberikan bagian belakang sepeda. Selain itu ada manfaat yang signifikan dalam rangka juga lomba ngluku, atau dikenal dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi membajak sawah. Lomba tersebut tentu saja masyarakat. Pengembangan Desa Wisata Kembangarum juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhahap upaya pendidikan, yaitu secara keseluruhan partisipasi masyarakat semakin tinggi terhadap pendidikan, dalam bentuk pelatihan ketrampilan. Sedangkan pengaruh keberadaan Desa Wisata Kembangarum terhadap keamanan masyarakat semakin nampak, karena kondisi keamanan Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 85 lingkungan sudah cukup aman dan kondusif artshop, bengkel kerajinan bertradisi di sebelum desa wisata Kembangarum Jogja dan Solo. 2011. Jakarta: Gramedia beropreasi, dan pasca pengoperasian desa Pustaka Utama wisata Kembangarum tidak begitu terasa Raharjana. (2005). Pengembangan Desa memberikan pengaruh yang signifikan Wisata Berbasis Budaya, Studi Kasus terhadap kondisi keamanan. di Desa Wisata Ketingan, Tesis. Pengoperasian Desa Wisata Yogyakarta :Fakultas Geografi UGM. Kembangarum memberikan kontribusi yang Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan signifikan terhadap tingkat kesejahteraan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas masyarakat, hal tersebut ditandai oleh Geografi UGM. kondisi bangunan rumah kelihatan mewah dan tertata rapi, kepemilikan Suratmo, Gunarwan. (2004). Analisis kendaraan masyarakat dengan harga Mengenai Dampak Lingkungan. beli yang cukup mahal, dan kepemilikan Yogyakarta Gadjah Mada University barang elektronik dengan harga beli yang Press. terjangkau oleh daya beli masyarakat. Wiendu, Nuryanti, (1993). Concept, Sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi Perspective and Challenges, makalah masyarakat terus meningkat, yang ditandai bagian dari Laporan Konferensi semakin rendahnya bahkan zero point Internasional mengenai Pariwisata tentang angka pengangguran dikalangan Budaya. Yogyakarta : Gadjah Mada masyarakat setempat. Masyarakat memiliki university Press. kesadaran dan partisipasi yang tinggi dalam kaitannya dengan pengembangan Wikipedia. (2010). Desa Wisata, Diakses Desa Wisata Kembangarum, baik dalam tanggal 18 Desember 2011, dari rangka meningkatkan pertumbuhan http://id.wikipedia.org. ekonomi masyarakat maupun dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata - sehingga pendapatan perkapita masyarakat Translate this page, Diakses 19-12-2012 cukup tinggi, dan tergolong cukup sejahtera. lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/ DAFTAR PUSTAKA article/.../47 - Translate this page, diaskes tanggal 19 Desember 2012 http://www.gdrc.org/sustdev/definitions. Andi Mappi Sammeng, (2000), Cakrawala html, Diakses tanggal 19-12-2012 Pariwisata, DepParSen. Jakarta http://noenkcahyana.blogspot.com/2011/03/ Arlini, Wike Pramudya. (2003). Analisis desa-wisata-kembangarum-turi-sleman. Efektifitas Promosi Desa Wisata html, diakses tanggal 12 Nov. 2012 Candirejo Magelang.Jawa Tengah : Jurusan Usaha Perjalanan Wisata http://desawisatakembangarum.com/content/ Sekolah Tinggi Pariwisata TRISAKTI. profil_dswita.htm, diakses tanggal 12 Nov. 2012 Bintarto. (1991). Buku Penuntun Geografi Sosial. Yogyakarta : Penerbit SPRING. Edward, Inskeep, (1991) Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold Intarina, Hardiman, Puji Purwadi. (2011), Go Traditional: 100 Sanggar seni, 86 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86