Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN DESA WISATA KEMBANGARUM TURI

SLEMAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI


MASYARAKAT

Damiasih
Jurusan Pehotelan D3 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta,
Jl. Laksda Adisucipto Km. 5 Yogyakarta 55281 Indonesia, Telp. (0274) 485650, 7487497;
Fax. (0274) 485214
ABSTRACT

Aims of this study is to participate in community development tourism activities in


tourism specially Kembang Arum village, and specifically co-developed villages with tourism
great potential. The based on up the aims are : to determine the development of the Tourism
village, determine the impact of the development of village tourism social condition, to know
the impact of the development of village tourism in the economy after the eruption of Mount
Merapi, and arranging plans development of village tourism. I choose survey method, question
and answer, discussion, demonstration, problem solving and designing follow-up. The results
of this study indicate that there is significant village tourism development, impact on social
conditions. The highest is education and the highest impact on the economic conditions is
welfare and the lowest is changes in livelihoods, community fully supports the development of
village tourism.
Keywords: Development, Kembangarum, Village Tourism, Social, Economic
PENDAHULUAN ingin menikmati suasana kehidupan khas
1. Latar Belakang Masalah ala desa, ingin menikmati fasilitas olah raga
khas ala desa, ingin menikmati cara melayani
Edward Inskeep (1991) menulis wisatawan khas ala desa, dan sebagainya.
dalam bukunya yang berjudul : Tourism Dengan demikian masyarakat yang tetap
Planning An Integrated and Sustainable mempertahankan kehidupan tradisional
Development Approach, memberikan desa menjadi ikon kelebihannya, yaitu dapat
definisi tentang desa wisata adalah sebagai menjadi destinasi atau daerah tujuan wisata
berikut : Village Tourism, where small bagi wisatawan.
groups of tourist stay in or near traditional,
often remote villages and learn about village Kehidupan tradisional khas desa
life and the local environment (Desa wisata, tidak akan dijumpai di kota yang serba
dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal modern. Jika wisatawan ingin belajar
dalam atau dekat dengan suasana tradisional, tentang kehidupan tradisional yang khas
sering di desa-desa yang terpencil dan belajar di desa, harus mau mengunjungi desa
tentang kehidupan desa dan lingkungan secara langsung, dan tidak dapat dengan
setempat). Pengertian ini mempertegas cara mencari informasi di kota yang serba
bahwa wisatawan mengunjungi desa wisata modern. Kekhasan setiap desa tradisional
justru tertarik karena suasana kehidupan di berbeda-beda, sehingga jika wisatawan
desa yang masih sangat tradisional, terpencil, mengunjungi satu desa wisata tradisional,
namun memiliki ciri-ciri yang khas dalam tidak menjadi jaminan sudah mewakili
kehidupan karena didukung oleh topografi desa wisata tradisional yang lain. Kekhasan
lingkungan. Wisatawan ingin ke desa-desa desa wisata tradisional Kasongan di Bantul,
dengan menggunakan sarana transportasi tidak sama dengan kekhasan desa wisata
ala desa, ingin menikmati makanan khas ala tradisional Kembangarum di Donokerto,
desa, ingin menikmati hiburan khas ala desa, Turi, Sleman, Yogyakarta. Karena itu
73
74 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
pengembangan setiap desa wisata tradisional mottonya : Anda datang senang, pulang
untuk dijadikan objek wisata, harus didesain tambah pinter.
secara cermat agar tidak menimbulkan Motto tersebut diilhami oleh
dampak yang tidak diinginkan. Berdasarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
hasil penelitian dan studi yang dilakukan Sawahnya yang hijau terbentang, perkebunan
UNDP/WTO (United Nations Development salak yang tertata rapi, sungai yang jernih
Program/World Tourism Organization) dan dan jalan yang diperindah dengan tembok
beberapa peneliti Indonesia, dicapai dua terbuat dari batu membuat desa ini layak
pendekatan dalam menyusun konsep dalam mendapat predikat sebagai salah satu
mendesain pengembangan sebuah desa desa wisata terindah di Yogyakarta. Desa
wisata tradisional menjadi objek wisata. tradisional yang didesain menjadi desa
Pertama, aspek akomodasi. Hal tersebut Wisata Kembangarum memiliki lahan
sebagian berkaitan dengan tempat tinggal yang terbentang seluas 22 hektar yang
warga masyarakat setempat dan/atau unit- terdiri atas tanah warga, tanah kas desa dan
unit yang berkembang berdasarkan konsep tanah milik sanggar pratista. Keseluruhan
tempat pemukiman penduduk; dan Kedua, luas tanah tersebut dimanfaatkan dengan
aspek atraksi. Hal tersebut berkaitan baik untuk menunjang pariwisata melalui
dengan  seluruh kehidupan keseharian pembangunan-pembangunan berkala. Sejak
pemukiman penduduk setempat beserta berdirinya desa wisata tersebut, tamu yang
penataan fisik lokasi desa wisata tradisional terhitung datang mengujungi adalah sekitar
yang memungkinkan berintegrasinya 65.000 orang yang terdiri dari wisatawan
wisatawan sebagai wujud partisipasi domestik dan mancanegara. Hal tersebut
aktif, misalnya kursus tarian tradisional, membuktikan bahwa potensi desa wisata
bahasa daerah, dan lain-lain yang spesifik Kembangarum terus digalakkan dan
id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata - disesuaikan dengan konsep sustainable
Translate this page development. Konsep tersebut dapat diartikan
Dengan demikian pengertian desa sebagai pengelolaan yang berkelanjutan
wisata tradisional yang didesain lebih dalam rangka mewujudkan keseimbangan
menarik bagi kunjungan wisatawan adalah hidup antara manusia dengan manusia,
suatu bentuk integrasi terpadu antara antara manusia dengan alam, dan antara
akomodasi, atraksi, dan fasilitas pendukung manusia dengan Pencipta yaitu Tuhan yang
yang disajikan dalam kerangka menjaga menciptakan alam semesta, serta ekosistem
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu bagi generasi berikutnya (http://www.gdrc.
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku org/sustdev/ definitions.html).
(Nuryanti, Wiendu, 1993). Akomodasi desa Sustainable development
yang didesain menjadi desa wisata adalah (Pengembangan yang berkelanjutan)
hal-hal yang berkaitan dengan sebagian dari ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang
tempat tinggal penduduk setempat dan/atau semakin membaik, dan secara bersamaan
unit-unit yang berkembang berdasarkan terwujudnya juga perlindungan terhadap
konsep pemukiman penduduk. Atraksi desa kualitas lingkungan yang semakin hijau,
yang didesain menjadi desa wisata adalah udara segar dan panorama pemandangan
hal-hal yang berkaitan dengan seluruh yang indah. Implikasi konsep sustainable
kehidupan keseharian penduduk setempat development, sudah barang tentu melibatkan
beserta penataan fisik lokasi desa yang kerjasama antar pihak stakeholder
memungkinkan berintegrasinya wisatawan (pengelola) dengan warga masyarakat yang
sebagai partisipasi aktif, misalnya kursus menempati lingkungan tersebut. Stakeholder
tarian tradisional, bahasa daerah yang (Pengelola) pengembangan desa wisata
spesifik, dan lain-lain. Akomodasi desa Kembangarum adalah Pak Hery Kustriyatmo
tradisional yang didesain menjadi desa dan didukung oleh Sanggar Melukis Pratista.
wisata Kembangarum, berpedoman pada
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 75
Desa wisata tersebut diresmikan tanggal Ada hal yang khas mengiringi
27 Juli 2006, berawal dari mendirikan perkembangan desa wisata tersebut. Sebelum
sanggar lukis di Kembangarum kemudian menjadi desa yang asri dan dikunjungi
berkembang menjadi desa wisata pendidikan, oleh banyak wisatawan, desa tersebut
wisata pertanian, perkebunan, wisata air, hanyalah sebuah desa biasa yang daya tarik
perikanan, pemukiman, seni budaya, kuliner, keindahannya belum kelihatan. Bahkan desa
dan outbound. Trobosan yang tidak kalah tersebut tergolong salah satu desa termiskin
menariknya adalah wisata perfilman. Sudah atau tertinggal di Kabupaten Sleman,
banyak film/feature yang dibuat di Desa Yogyakarta. Kejelian para pengelola dan
Wisata Kembangarum, seperti Si Bolang, kerjasama warga membuat desa termiskin
Wisata Kuliner, Jelang Siang. Sekitar 27 tersebut, kini menjdi desa yang dikagumi
film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh dan didatangi banyak wisatawan. Untuk
RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Yogyakarta, dan menjadikan Kembangarum menjadi desa
sebagainya. Selain itu ada wisata yang hanya wisata, tidak mudah, menurut penuturan
ada satu di Indonesia, wisata baksos yaitu Pak Hery sebagai inisiator dan sekaligus
dengan menggunakan motor trail dan mobil sebagai stakeholder. Tantangan awal bagi
offroad. Setiap motor trail ada mekanik Pak Hery dan beberapa penggagas lainnya
yang dibekali dengan makanan. Jadi di harus melakukan pendekatan secara hati-
tengah perjalanan menuju lereng merapi, hati sesuai dengan adat-istiadat masyarakat,
peserta baksos akan memberi makanan pada kepada kelompok-kelompok masyarakat
orang yang membutuhkan khususnya yang yang ada di desa Kembangarum. Kelompok-
ditemui di jalan. Tujuan awal mendirikan kelompok desa tersebut, antara lain kumpulan
desa ini adalah untuk meningkatkan sumber bapak-bapak, ibu-ibu PKK, pemuda dan
daya manusia dan peningkatan ekonomi karangtaruna, serta sesepuh-sesepuh desa.
warga melalui berjualan, pelatihan- Respon masyarakat desa Kembangarum
pelatihan kesenian tarian tradisional dan pada awalnya menyambut cukup hangat
melukis. Melihat potensi desa yang bersih ide Pak Hery dengan kawan-kawan, namun
dan asri, Pak Hery tergugah hatinya untuk belum sepenuhnya masyarakat setuju. Untuk
mewujudkan sebuah ide pengembangan itu maka pak Hery membutuhkan waktu
desa wisata yang menguntungkan bagi yang cukup lama agar seluruh penduduk
pemberdayaan masyarakat. menyetujui perubahan di desa tersebut.
Ide awalnya muncul ketika istri Pak Lama-kelamaan seluruh warga masyarakat
Hery ingin mencari rumah. Berjalan-jalan desa sudah menerima konsep desa wisata
ke Turi, dan ketika sampai ke salah satu untuk desa mereka. Kendala kedua adalah
rumah warga yang ada di Kembangarum, masalah biaya atau dana.
mengamati sejenak dan langsung tertarik. Dana awal pembangunan desa
Atas dasar itu kemudian pak Hery tersebut berasal dari kas Sanggar Pratista
meminta kepada pemilik rumah tersebut yang dikelola sendiri oleh Pak Hery, dan
untuk menjual rumahnya yang pada anggaran dari warga masyarakat sendiri tidak
waktu itu dimiliki oleh Pak Marsaid. Pak ada sama sekali. Jadi dana yang diandalkan
Hery menceriterakan idenya kepada pak adalah dari sanggar. Dana yang ada tidak
Marsaid, dan menawarkan rumah tersebut. cukup untuk membuat pembangunan
Kemudian Pak Marsaid menanggapi ide langsung jadi. Karena itu pembangunan
pak Hery dengan positif, dan menyetujui, dilakukan secara bertahap, sedikit demi
dan kemudian Pak Hery menjadikan rumah sedikit, dan bersyukur dapat dilaksanakan
tersebut sebagai sanggar lukis. Berawal dari secara berkesinambungan. Kendala yang lain
sanggar lukis itulah, kemudian berkembang adalah pengaruh dari pihak luar, misalnya
ide-ide lain untuk memajukan kawasan ada pihak yang ingin membeli tanah di desa
tersebut dengan konsep desa wisata. tersebut untuk dijadikan hunian pribadi,
namun hal tersebut oleh warga masyarakat
76 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
setempat dirasakan agak mengganggu kegiatan outbound juga akan mendapat fee
perkembangan desa tersebut. sesuai dengan jam kerjanya.
Dalam bidang sosial, pengembangan Berbagai kegiatan di desa wisata
desa wisata Kembangarum dipengaruhi tersebut banyak melibatkan peran warga
oleh dukungan dari pemuda. Pemuda desa masyarakat Kembangarum, misalnya pijat
Kembangarum mengalami penurunan massal, warga menjadi pemijat dan akan
kemampuan dalam bercocok tanam jika diberi tip dan fee. Wisata kuliner yang
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. khas melibatkan ibu-ibu PKK, wisata seni
Para pemuda sering lebih tertarik pada dan budaya melibatkan bapak-bapak dan
aspek yang bernuansa modern dan mulai pemuda menjadi pemandu outbound. Bapak
meninggalkan aspek yang bernuansa yang umurnya sudah sangat tua juga tidak
tradisional. Untuk menanggulangi hal ketinggalan, mereka memberikan kontribusi
tersebut, maka diciptakan sarana untuk dalam bentuk wisata membangun budi
tetap menjaga minat warga bagi potensi pekerti yng mulia. Kontribusi tersebut,
desa mereka dan menjaga nilai-nilai yang misalnya nenek-nenek mengunyah sirih atau
bernuansa tradisional seperti pembangunan menumbuk padi dapat menggugah ingin-
lapangan bulutangkis, pembelian alat-alat tahu anak-anak yang datang berkunjung ke
sepak takraw, dan sebagainya. desa tersebut. Sistem pemasaran desa wisata
Pengelolaan desa tersebut dilakukan Kembangarum masih dikelola oleh Sanggar
oleh Pak Hery dan dibantu lima orang Pratista. Pada awalnya dilakukan dengan
tim kreatif yang terdiri dari Pak Marsaid, cara gethok tular, yaitu informasi dari
Pak Ngatiman, Pak Muji, Pak Yuli dan Bu seseorang kepada orang lain secara langsung.
Jarwati. Tim tersebut menangani acara-acara Dengan memanfaatkan koneksi sanggar
yang diinginkan oleh tamu. Tamu yang ingin yang mengajar di 79 sekolah tersebut,
berwisata di desa Kembangarum awalnya Pratista melakukan sosialisasi kepada murid
akan melakukan survey lalu reservasi ke dan orang tua murid. Hal tersebut kemudian
kantor yang ada di Sanggar Pratista. Dengan berkembang dengan munculnya makelar
reservasi, pengelola Kembangarum dapat wisata yang berperan menghubungkan
menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh wisatawan dengan pengelola desa wisata
tamu secara maksimal dan hampir semua Kembangarum. Bertitik tolak pada
keinginan tamu diakomodasi oleh pengelola. upaya tersebut, maka Pratista mencetak
Kemudian Pak Hery menyampaikan hal brosur kemudian disebarkan kepada para
tersebut kepada tim kreatif yang sudah tamu atau koneksi. Prestasi yang pernah
terbentuk. Tim kreatif membuat anggaran diraih desa wisata Kembangarum tidak
untuk akomodasi dan lain-lain, kemudian sedikit, antara lain : juara 1 Hatinya PKK
disampaikan kepada ketua RT dan ibu-ibu Tingkat Kabupaten; juara 1 Kebersihan
PKK. Ketua RT membagi tugas warga untuk dan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional;
menjadi pemandu pada acara outbound dan juara 1 Pembuatan Jamu se-Kabupaten
sebagai guide wisatawan, sedangkan ibu-ibu Sleman (Jamu Pulih Raga); juara 1 Lomba
PKK menyediakan masakan untuk wisata Desa Wisata tahun 2008 se-Kabupaten
kuliner. Sistem pembagian keuntungan Sleman; juara 1 Penampilan Seni Budaya
antara Sanggar Pratista dengan masyarakat dan Pameran Kabupaten Sleman. Prestasi-
dilakukan musyawarah pada awal pendirian prestasi tersebut menunjukkan bahwa usaha
desa wisata. Jika ada tamu yang datang, uang yang dilakukan oleh inisiator dan masyarakat
yang diperoleh dari tamu digunakan untuk setempat telah membuahkan hasil.
mengisi kas wisata yaitu sebesar 5000 rupiah Keberhasilan tersebut tidak lepas
per tamu. Kas lain yang juga diisi adalah kas dari pengawasan Pak Hery. Untuk kontrol
kumpulan bapak-bapak, kas PKK serta infaq dan pengawasan, Pak Hery dibantu oleh
masjid. Masyarakat yang terlibat membantu 5 tim kreatif yang salah satunya adalah
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 77
Pak Marsaid yang sekarang menjadi ketua anak. Selain edukasi atau pendidikan, desa
pariwisata di desa tersebut. Selain itu, Pak wisata Kembangarum juga menawarkan
Hery juga hampir tiap hari datang ke desa sarana permainan tradisional yang dapat
tersebut. Jika ada laporan apapun tentang dilakukan di halaman  pendopo bersamaan
perkembangan desa maka harus disampaikan dengan sanggar lukis. Berbagai permainan
secepatnya kepada Pak Hery. Dengan tradisional seperti enggrang, engklek,
pengawasan tersebut, kesinambungan dakon, gobak sodor, dan sebagainya dapat
pengembangan Desa Wisata Kembangarum dipentaskan di lokasi tersebut. Sungai di
tetap terjaga. Selain itu juga akan desa Kembangarum juga dijadikan sebagai
mendatangkan keuntungan pada penduduk sarana permainan. Sungai tersebut bukan
baik dalam bidang ekonomi maupun merupakan sungai yang kotor dan tidak
pendidikan sosial budaya. Dengan begitu, terawat, tetapi sungai itu memang sengaja
penduduk dapat bertahan untuk tetap aktif dirawat dan dibuat sebagai arena permainan.
dalam mengembangkan desa mereka secara Kolam pemancingan ikan dan kolam renang
berkesinambungan sehingga sustainable yang alami merupakan arena bermain
development bisa terwujud sesuai keinginan yang tidak kalah menarik. Desa wisata
masyarakat dan inisiator. Kembangarum memiliki luas 13 hektar
Desa Wisata Kembangarum yang sehingga banyak objek dan arena permainan
terletak di Kelurahan Donokerto, Turi, yang dapat disajikan di desa tersebut.
Sleman, Yogyakarta, mewakili Kabupaten 2. Perumusan Masalah
Sleman sebagai finalis Lomba Desa Wisata
tingkat nasional pada tanggal 3 September Bertitik tolak pada latar belakang masalah
2012. Berbagai atraksi disuguhkan untuk tersebut di atas, maka perumusan masalah
menyambut para juri dan tamu, salah dalam peneltian ini adalah : Bagaimana
satunya yaitu tarian rampak buto dan rampak upaya yang dilakukan pihak stakeholder
salak yang sudah menjadi ikon Kecamatan (pengusaha) dalam melakukan trobosan
Turi karena memang di daerah tersebut pengembangan desa wisata Kembangarum
terkenal dengan salak pondohnya. Setelah Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten
para juri disuguhi berbagai atraksi kesenian, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,
mereka diajak untuk menikmati kuliner khas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
desa wisata kembangarum, yaitu gurami masyarakat dan meningkatkan kunjungan
saus salak dan oseng-oseng salak (lib.geo. wisatawan?
ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/.../47 - TINJAUAN PUSTAKA
Translate this page)
Pengembangan desa wisata di setiap
Kembangarum sebagai salah satu negara dan dalam berbagai level dipahami
Desa Wisata, selalu menawarkan edukasi secara berbeda. Pengembangan nampaknya
atau pendidikan dan alam sebagai sajian memiliki makna dan interpretasi yang
wisata bagi pengunjung. Program-program berbeda, bukan hanya antar negara tetapi juga
yang didesain dan dibangun di desa wisata antar perorangan (Andi Mappi Sammeng,
Kembangarum tersebut mengedepankan 2000). Pengembangan mengisyaratkan
edukasi atau pendidikan khususnya bagi suatu proses evolusi dengan konotasi positif,
anak-anak. Hal tersebut berkat adanya atau sekurang-kurangnya bermakna tidak
sanggar lukis dan perpustakaan yang berjalan ditempat. Jadi pengembangan
dibangun secara lebih menarik untuk berkaitan dengan dua hal, yaitu proses dan
anak-anak. Perpustakaan dan sanggar tingkat perkembangan sesuatu. Konotasi
lukis, berada di dekat sungai dan taman proses berkaitan dengan ukuran waktu dalam
sehingga menambah suasana sejuk di menyelesaikan pekerjaan tersebut, yaitu
desa tersebut. Keberadaan sanggar lukis cepat atau lambat, dan konotasi berkaitan
tersebut didesain sesuai dengan minat anak- dengan tahap dalam menyelesaikan
78 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
pekerjaan tersebut, yaitu tahap pertama, memperluas kesempatan partisipasi dan
tahap kedua, dan seterusnya. menyelaraskan keinginan masyarakat, dan
Berkaitan dengan istilah lingkungan, yaitu mengembangkan potensi
perkembangan, Pearce menemukan lima pariwisata berdasarkan prinsip pelestarian
(5) konteks dan konotasi pengertian, yaitu lingkungan dan warisan budaya, secara
pertumbuhan ekonomi; modernisasi; berimbang dan bertanggung jawab.
pemerataan keadilan; transformasi sosio- Pengembangan pariwisata di
ekonomi; dan pengorganisasian kembali Indonesia, khususnya desa wisata menurut
tata ruang (Andi Mappi Sammeng, 2000). ketentuan Undang-Undang Kepariwisataan
Dengan demikian pengembangan desa Nomor 10 Tahun 2009, antara lain : a.
wisata Kembangarum, sekurang-kurangnya Memperkenalkan, mendaya-gunakan,
mengandung implikasi kelimanya. Dari melestarikan dan meningkatkan mutu
berbagai implikasi pengembangan desa objek dan daya tarik wisata; b. Memupuk
wisata Kembangarum, hal yang paling rasa cinta tanah air dan meningkatkan
dominan menjadi perhatian bagi semua persahabatan antar bangsa; c. Memperluas
negara adalah perannya dalam pertumbuhan dan meratakan kesempatan berusaha dan
ekonomi masyarakat. Karena itu baik bagi lapangan kerja; d. Meningkatkan pendapatan
Pemerintah maupun bagi masyarakat, nasional dalam rangka meningkatkan
pengembangan desa wisata Kembangarum kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; dan
sudah barang tentu dalam rangka e. Mendorong pendayagunaan produksi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara nasional. Dengan demikian Pengembangan
khusus para politisi dan pejabat organisasi Desa Wisata Kembangarum menjadi sangat
pariwisata Pemerintah menekankan bermanfaat dalam peningkatan pendapatan
perhatian pada penciptaan lapangan kerja asli bagi masyarakat dan Pemerintah, pada
dan pembangunan daerah. aspek sosial-budaya, politik, pelestarian
Persepsi tersebut tumbuh, baik lingkungan, dan sebagainya.
dinegara-negara maju seperti Eropa Barat CARA PENELITIAN
dan Amerika Utara, maupun dinegara-negara 1. Penentuan Sampel
berkembang seperti kebanyakan negara Asia.
Pemerintah di negara-negara Eropa Barat Cara penentuan sampel adalah
dengan jelas menyatakan menaruh perhatian nonrandom sampling purposive sample,
karena peran pariwisata dalam penciptaan yaitu penentuan sample tanpa acak, tetapi
lapangan kerja, peningkatan penerimaan langsung tertuju kepada sampel kunci yang
valuta asing dan pemerataan pendapatan. dipandang sebagai sumber informasi atau
Hal serupa juga terjadi di Thailand, pada nara sumber. Penentuan ini memenuhi
tahun 1982 Pemerintah Thailand menyadari standar metodologi dalam melakukan
bahwa pariwisata ternyata menjadi penghasil penelitian ilmiah, dengan alasan bahwa
devisa tertinggi menggantikan ekspor beras. sampel kunci tersebut merupakan pelaksana
Dalam kaitannya dengan lapangan kerja, ada langsung di lapangan yang kesehariannya
kesamaan persepsi yang menyeluruh bahwa bekerja melayani apa saja yang menjadi
pariwisata dapat membantu mengurangi kepentingan wisatawan yang berkaitan
pengangguran, terutama dengan semakin dengan informasi tentang keberadaan Desa
meningkatnya pencari kerja (baru). Wisata Kembangarum.
Kebijakan Pemerintah Australia terhadap 2. Pengumpulan Data
pengembangan pariwisata termasuk desa
wisata, tidak hanya tertuju pada aspek Cara pengumpulan data adalah : a.
ekonomi yaitu meningkatkan daya saing Survey, yaitu peneliti melakukan peninjauan
dan mengurangi hambatan pertumbuhan secara langsung ke lapangan, kepada
industri pariwisata, tetapi juga sosial yaitu masyarakat desa wisata Kembangarum,
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 79
Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten menjadikan desa wisata Kembangarum,
Sleman, Yogyakarta, untuk meyakinkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita
kebenaran yang diceritakan sumber masyarakat, dan sekaligus dapat
informasi atau nara sumber yang diperoleh meningkatkan kunjungan wisatawan; b.
dalam berbagai tulisan diinternet mengenai induksi, yaitu peneliti menganlisis pengaruh
keberadaan Desa Wisata Kembangarum; setiap aspek pendukung bagi upaya
b. observasi, yaitu peneliti melakukan pengembangan desa wisata Kembangarum.
pengamatan secara cermat di kawasan Desa Pertama, pengaruh keberadaan alam yang
Wisata Kembangarum, tentang kehidupan indah dan subur terhadap pengembangan desa
masyarakatnya dan upaya pelestarian Desa wisata Kembangarum untuk meningkatkan
Wisata Kembangarum; c. fenomenologi, pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kedua,
yaitu peneliti mengamati dan menganalisis pengaruh keadaan cuaca dan kelembaban
secara cermat terhadap fenomena yang udara yang sejuk bagi pengembangan desa
mendukung pengembangan Desa Wisata wisata Kembangarum untuk meningkatkan
Kembangarum melalui tiga langkah reduksi. pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ketiga,
Pertama, reduksi fenomenologi yaitu pengaruh pemanfaatan topografi alam
mencermati fenomena cuaca dan kelembaban dengan kemiringan antara 20ºC hingga
udara yang berpengaruh terhadap upaya 40ºC, kemudian dikembangkan menjadi
pengembangan desa wisata Kembangarum hamparan sawah, hamparan hutan, terhadap
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pengembangan Desa Wisata Kembangarum
masyarakat. Kedua, reduksi eidetis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yaitu memastikan fenomena cuaca dan masyarakat. Keempat, pengaruh hiburan
kelembaban udara yang berpengaruh dan tarian tradisional terhadap pengembangan
yang tidak berpengaruh terhadap upaya desa wisata Kembangarum untuk
pengembangan desa wisata Kembangarum meningkatkan pertumbuhan ekonomi
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. c. hemeneutik, yaitu peneliti
masyarakat. Ketiga, reduksi transcendental, menafsir pengaruh keberadaan Desa Wisata
yaitu memanfaatkan fenomena cuaca Kembangarum dalam meningkatkan
dan kelembaban udara yang berpengaruh pertumbuhan ekonomi masyarakatnya,
dalam upaya pengembangan desa wisata terutama masyarakat yang hidupnya sangat
Kembangarum untuk meningkatkan tergantung dari tingkat kunjungan wisatawan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. d. ke desa tersebut.
Partisipasi, yaitu peneliti terlibat secara PEMBAHASAN
langsung dalam kehidupan sosial masyarakat
Desa Wisata Kembangarum, dan membahas 1. Gambaran Umum Desa Wisata dan
faktor-faktor yang mendukung keberadaan Perkembangannya
Desa Wisata tersebut; dan e. interview yaitu Pendekatan pembangunan pariwisata
peneliti melakukan wawancara terhadap dengan menempatkan masyarakat sebagai
sumber informasi atau nara sumber yang bagian yang tidak terpisahkan dari produk
mengelola Desa Wisata Kembangarum. wisata dan pemahaman bahwa produk
3. Analisis Data wisata merupakan proses rekayasa sosial
masyarakat dipandang sebagai esensi dari
Cara analisis data adalah : a. deduksi, pembangunan yang berbasis pada komunitas
yaitu peneliti menganalisis keberadaan Desa masyarakat (community based development).
Wisata Kembangarum yang sangat indah Konsep pembangunan tersebut merupakan
dan subur, serta didukung oleh cuaca dan salah satu pendekatan yang memiliki nilai
kelembaban udara yang sejuk, topografi sosiologis. Hal tersebut ditandai pada satu
alam dengan kemiringan antara 20ºC pihak pendekatan tersebut diyakini mampu
hingga 40ºC yang mendukung pertumbuhan menciptakan produk wisata yang bercirikan
ekonomi masyarakat. Kondisi tersebut, local genius (kebijakan lokal) sebagai modal
80 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
dasar dalam perencanaan dan pemasaran memanfaatkan unsur unsur yang ada
produk, dan di pihak lain dapat menciptakan dalam desa sebagai atribut produk wisata.
ketahanan, kestabilan sosial dan ekonomi Keberadaan suatu kegiatan desa wisata
masyarakat. sepatutnya memperhatikan, melibatkan,
Ketersediaan fasilitas dan sarana dan memberikan peran yang proporsional
prasarana serta aksesibilitas menjadi kepada masyarakat setempat selaku pemilik
faktor yang penting dalam pengembangan yang dipercaya dari lingkungan desa. Peran
pariwisata. Semakin memadai fasilitas dan serta masyarakat baik dusun maupun desa
sarana prasarana yang ada disuatu objek setempat sangat penting, karena terkait
wisata akan berdampak semakin tingginya dengan dasar dan arah pengembangan desa
tingkat kunjungan wisatawan. Dengan wisata (Pigram, 1993 dalam Raharjana,
tingginya tingkat kunjungan wisatawan akan 2005).
berdampak semakin tingginya pendapatan Salah satu pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang diperoleh dari objek wisata. kerakyatan dalam bidang pariwisata adalah
Objek wisata dengan tingkat aksesibilitas melalui pengembangan Desa Wisata.
yang tinggi, akan berdampak semakin Pengembangan desa wisata pada dasarnya
tingginya minat wisatawan untuk melakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
kunjungan ke objek wisata tersebut. Tingkat masyarakat desa. Dengan cara tersebut maka
aksesibilitas tersebut berupa fasilitas jalan kegiatan pariwisata dapat dikembangkan
yang memadai dan fasilitas informasi yang berdasarkan unsur-unsur kegiatan yang telah
akurat bagi wisatawan. Kemudahan dalam ada di desa dan ciri khas budaya setempat.
mengakses jalan menuju objek wisata, Dengan kata lain pengembangan kegiatan
termasuk ke desa wisata Kembangarum pariwisata tidak lepas dari ciri kegiatan
adalah faktor terpenting dalam rangka masyarakat desa yang telah ada, baik aspek
pengembangan pariwisata. Keberadaan jalan ekonomi maupun sosial budaya. Selaras
yang memadai akan mempermudah arus dengan kebijakan tersebut, maka telah
kunjungan maupun mobilitas wisatawan. dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal
Dengan tidak mengesampingkan keakuratan 27 September 1999 di Jakarta tentang
akses terhadap informasi objek wisata. program desa wisata sebagai perwujudan
Keakuratan dalam mengakses informasi Pengembangan Pariwisata Inti Rakyat (PIR).
berkaitan dengan objek wisata merupakan Sebagai daerah tujuan wisata,
faktor penentu dalam meningkatkan minat desa wisata Kembangarum, Turi, Sleman,
kunjungan wisatawan. Pendekatan geografis Yogyakarta, memiliki sejumlah potensi
yang mendasarkan pada aspek keruangan objek daya tarik wisata alam maupun
berkaitan erat dengan persebaran dari budaya dan produk unggulan dan berpeluang
suatu objek pembahasan. Kajian tentang besar sebagai daya tarik bagi kunjungan
perkembangan pariwisata dapat dijadikan wisatawan. Desa wisata yang ada di
objek penelitian geografi karena terdapat Kabupaten Sleman pada akhir tahun 2007
hubungan pemikiran antara tata ruang dengan tercatat sebanyak 30 (tiga puluh). Desa wisata
lingkungan, serta waktu dimana aneka tersebut dikelompokkan berdasarkan potensi
bentuk pola kehidupan dan penghidupan yang dimiliki, yaitu desa wisata budaya,
manusia tergantung pada potensi yang pertanian, fauna, kerajinan, serta desa wisata
dimiliki daerahnya masing-masing (Sujali, lereng gunung Merapi. Kabupaten Sleman
1989). merupakan objek wisata dan daya tarik
Berkaitan dengan hal tersebut wisata (ODTW) yang banyak dan beragam.
maka pengembangan desa wisata Beberapa jenis destinasi wisata di Kabupaten
Kembangarum merupakan suatu bentuk Sleman, meliputi candi, wisata alam,
pegembangan wilayah desa yang cenderung museum, desa wisata, dan atraksi kesenian.
pada penggalian potensi desa dengan Jenis destinasi wisata yang cukup potensial
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 81
dari segi banyaknya minat wisatawan adalah integrasi antara akomodasi, atraksi, dan
jenis wisata alam dan desa wisata. Salah satu fasilitas pendukung yang disajikan dalam
diantara desa wisata yang ada di Kabupaten suatu struktur kehidupan masyarakat yang
Sleman adalah Desa Wisata Kembangarum. menyatu dengan tatacara dan tradisi yang
Desa wisata tersebut terletak di Dusun berlaku.
Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Ditjenpar (1999) dalam Arlini
Turi. Desa wisata merupakan suatu Dusun (2003) mendefinisikan desa wisata sebagai
yang bernama Kembangarum sehingga suatu wilayah pedesaan yang menawarkan
cakupan wilayahnya tidak begitu luas. keseluruhan suasana yang mencerminkan
Nama Dusun Kembangarum berasal keaslian pedesaan, arsitektur bangunan
dari bahasa Jawa yang mempunyai arti dan tata ruang desa, serta mempunyai
bunga harum. Konon menurut sesepuh potensi untuk dikembangkan berbagai
Dusun, pemberian nama-nama tersebut jenis pariwisata, misalnya atraksi wisata
didasarkan pada zaman dahulu terdapat makanan dan minuman, cenderamata,
bunga yang sangat harum di wilayah penginapan, dan kebutuhan lainnya.
tersebut. Kawasan tersebut memiliki potensi Dalam pengembangan desa wisata sebagai
wisata yang berbasis pertanian (agrowisata) objek wisata perlu dipahami sejak awal
yang kaya akan aneka ragam produk salak jika masyarakat setempat bukan sebagai
pondoh. Karakter sosial budaya dan kesenian objek pasif, tetapi justru sebagai subjek
masyarakat desa masih sangat kental disertai aktif. Sebuah lingkungan pedesaan dapat
dengan daya tarik keindahan panorama dipandang sebagai objek sekaligus sebagai
gunung Merapi. Potensi tersebut merupakan subjek wisata. Sebagai objek artinya
modal yang cukup kuat dan strategis untuk desa tersebut merupakan tujuan kegiatan
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wisatawan sedangkan sebagai subjek artinya
desa wisata agro. sebagai pelaksana, apa yang dihasilkan oleh
desa akan dinikmati oleh masyarakatnya
secara langsung dan peran aktif masyarakat
sangat menentukan kelangsungannya
(Soebagyo, 1991 dalam Raharjana, 2005).
Dalam pelaksanaan pariwisata berbasis
komunitas khususnya bagi pengembangan
desa wisata, beberapa persoalan yang
harus dipertimbangkan adalah partisipasi,
pengambilan keputusan, pembangunan
Desa Wisata dan Pengembangannya kapasitas masyarakat, dan akses ke pasar
merupakan suatu wilayah pedesaan yang wisata.
dapat dimanfaatkan berdasarkan kemampuan Dalam menyususn konsep kerja
unsur-unsur yang memiliki atribut produk pembangunan sebuah desa menjadi desa
wisata secara terpadu, dimana desa tersebut wisata dapat dicapai melalui dua pendekatan
menawarkan secara keseluruhaan suasana yaitu:
yang memilikan tema dengan mencerminkan a. Pendekatan Pasar untuk
keaslian pedesaan, baik dari tatanan segi pengembangan Desa Wisata:
kehidupan sosial budaya dan ekonomi serta
adat istiadat keseharian yang mempunyai 1). Interaksi tidak langsung. Model
ciri khas arsitektur maupun tata ruang pengembangan didekati dengan cara
desa menjadi suatu rangkaian aktivitas bahwa desa mendapat manfaat tanpa
pariwisata (www.wikipedia.org, 2010). interaksi langsung dengan wisatawan,
Sedangkan Nuryanti (1993) berpendapat misalnya penulisan buku-buku tentang
bahwa desa wisata merupakan suatu bentuk desa yang berkembang, kehidupan desa,
82 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
arsitektur tradisional, latar belakang
sejarah, dan sebagainya
2). Interaksi setengah langsung. Bentuk-
bentuk one way trip yang dilakukan oleh
wisatawan, kegiatan meliputi makan
dan berkegiatan bersama penduduk dan
kemudian wisatawan dapat kembali ke
tempat akomodasinya.
3). Interaksi langsung. Wisatawan
dimungkinkan untuk bermalam dalam
akomodasi yang dimiliki oleh desa
tersebut. Dampak yang terjadi dapat
dikontrol dengan berbagai pertimbangan
yaitu daya dukung dan potensi
masyarakat. masyarakat yang dilandasi oleh sistem
nilai dan makna simbol. Dalam bentuk
b. Pendekatan Fisik Pengembangan Desa dinamis, hubungan sosial akan berbentuk
Wisata. interaksi sosial antar individu dan kelompok
Pendekatan ini merupakan solusi dalam komunitas tersebut. Terbentuknya
yang umum dalam mengembangkan sebuah sistem hubungan sosial dalam suatu
desa melalui sektor pariwisata dengan masyarakat senantiasa dipengaruhi oleh
menggunakan standar-standar khusus dalam berbagai kondisi lingkungannya, meliputi
mengontrol perkembangan dan menerapkan lingkungan fisik maupun lingkungan
aktivitas konservasi. Melakukan konservasi sosialnya. Karena itu dinamika perubahan
sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya berbagai kondisi lingkungan senantiasa juga
dan arsitektur yang tinggi dan mengubah mempengaruhi dinamika perubahan sistem
fungsi home stay (rumah singgah) menjadi hubungan sosial yang berlaku pada suatu
sebuah museum desa. Hal tersebut untuk masyarakat disamping dipengaruhi juga oleh
menghasilkan biaya perawatan dari rumah kondisi jumlah populasi pada masyarakat
tersebut. Selain itu konservasi keseluruhan bersangkutan.
desa dan menyediakan lahan baru untuk 2. Gambaran Khusus Desa Wisata
menampung perkembangan penduduk Kembangarum, Turi, Sleman
desa dan sekaligus mengembangkan lahan
sebagai kawasan pariwisata dengan fasilitas- Pada objek desa wisata
fasilitas wisata, mengembangkan bentuk Kembangarum wisatawan dapat menikmati
akomodasi di desa. alamnya yang masih asri, dengan banyaknya
perkebunan salak yang merupakan aset
Pengaruh sosial ekonomi dapat utama. Disini wisatawan dapat melakukan
diartikan sebagai suatu perubahan kegiatan-kegitan yang berkaitan dengan
yang timbul akibat adanya kegiatan alam desa. Desa Wisata Kembangarum,
yang mempengaruhi lingkungan sosial terletak di daerah pedesaan pada kawasan
ekonomi, baik dalam hal kesempatan kerja, Lintas Merapi. Desa wisata Kembangarum
pendapatan, maupun kesejahteraan. Gillmore dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kota
(1981 dalam Rahma, 2010) mengatakan Yogyakarta dengan kendaraan bermotor.
bahwa dampak sosial sangat sulit untuk Setelah melewati jalan berliku-liku, sebuah
dipahami karena kasus di suatu wilayah papan nama kecil menyambut wisatawan
akan berbeda dengan wilayah lainnya. sebelum memasuki desa Kembangarum. 
Hubungan sosial adalah suatu hubungan
antar orang atau kelompok pada kondisi Gang kecil sebagai jalan masuk
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 83
wisata yang mampu menawarkan berbagai
kegiatan yang alami.  Pohon-pohon  salak
yang tumbuh  berderet dan tertata rapi
di kebanyakan halaman rumah penduduk
menunjukkan bahwa desa tersebut layak
juga disebut sebagai kawasan agrowisata
salak. Ini memberikan kesempatan bagi
pengunjung yang datang untuk memetik
salak dan langsung menikmatinya di kebun
tersebut. 
Tak hanya salak pondoh, ada
juga salak gading dengan kulit bewarna
kekuningan dan rasa yang tak kalah
dari pinggir jalan utama memang awalnya enaknya, juga dibudidayakan di sini. Bahkan
sedikit meragukan, terlebih dengan salak gading menjadi salah satu makanan
papan nama Kembangarum yang kurang khas yang ditawarkan, yaitu salak gading
terlihat. Namun setelah masuk ke gang yang direbus.  Selain kebun salak, desa
yang lebarnya hanya cukup untuk 1 mobil, Kembangarum juga mempunyai Sungai
pemandangan desa yang bersih dan tertata Tempor yang juga difungsikan sebagai
rapi langsung menyergap wisatawan. Pagar wahana wisata. Treking  selama 1 jam
batu yang ditata sedemikian rupa rapinya, menyusuri sungai, persawahan dan
tampak menyatu dengan alam, natural dan pedesaan banyak digemari wisatawan. Demi
sederhana. Berbagai tanaman hias ditanam keamanan agar tidak terpeleset, peneliti
di sepanjang gang. Perpaduan ini jelas
membedakan desa Kembangarum dari
desa biasa. Suasananya tenang, dengan
perumahan tradisional dan udara yang segar. 
Desa Wisata Kembangarum
berdiri Pada pertengahan tahun 2005, dan
keberadaan Desa Wisata Kembangarum
rupanya sudah belajar jauh sebelumnta
sehingga mampu mengubah dirinya secara
cepat tetapi pasti. Desa tersebut yang pada
awalnya hanya nampak seperti desa biasa
sebagaimana desa lainnya, namun setelah
ditetapkan sebagai desa wisata, dalam
waktu yang relatif singkat keberadaannya
berhasil mengubah dirinya menjadi desa

disarankan untuk melepas alas kaki yang


dikenakan saat melakukan treking. Alhasil
peneliti mendapatkan pijat kaki alami yang
dilakukan oleh para bebatuan di dasar
sungai. Airnya yang dingin dan segar,
serta kedalamannya yang hanya selutut
membuatnya semakin menyenangkan. 
Menurut Pak Dimaz Rachmad
yang telah berbaik hati mengantarkan
peneliti, Sungai Tempor memang sangat
dijaga kebersihannya. Larangan untuk
membuang sampah di sembarangan tempat
84 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86
di kawasan desa wisata Kembangarum, telah ditujukan bagi wisatawan yang berkunjung. 
diterapkan dan dipatuhi oleh warga sekitar, Desa Wisata Kembangarum
sehingga airnya tetap jernih. Gerimis yang juga memberikan fasilitas penginapan
mendadak turun membuat kami harus segera bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama.
meninggalkan sungai, dan melanjutkan Bisa tinggal bersama warga setempat atau
treking menyusuri persawahan. Uniknya, menyewa rumah yang disediakan. Sekitar
di antara sawah-sawah tersebut telah 10 rumah tradisional siap disewakan bagi
disediakan bale-bale yang mirip dengan wisatawan yang berminat. Harganya masih
gazebo tradisional Jawa untuk beristirahat, kekeluargaan dan sangat negotiable, sekitar
bersih dan terawat. Salah satu gazebo Rp 100.000,- per malam, bisa lebih atau
bahkan dibuat dari kayu jati dan memang kurang, tergantung pada pembicaraan dan
tampak kokoh, serta jauh lebih mewah dari keperluan. Tarif tersebut sudah termasuk
bale-bale pada umumnya. Sisa perjalanan makan. Menurut warga, kebanyakan
peneliti melewati pedesaan yang tenang, wisatawan yang menginap adalah wisatawan
berpapasan dengan warga desa yang ramah mancanegara yang ingin mencari suasana
dan selalu menebar senyum. Ketika sampai yang berbeda. Kerinduan terhadap suasana
di lokasi awal, peneliti dijamu dengan pedesaan yang asri, teduh dan santai
berbagai jajanan tradisional. Bahkan makan memang kerap mengundang warga kota,
siang pun dengan lauk ala pedesaan. Sayur terutama warga kota yang sangat sibuk
lumbu (daun talas) ditemani dengan telur, dengan pekerjaan kantornya. Keberadaan
tempe, dan krupuk gendar. Makan siang desa wisata Kembangarum dapat menjadi
yang sederhana bernama Nasi Gadong wisata alternatif bagi mereka yang ingin
tersebut  mampu melengkapi kenyamanan melepaskan kepenatan kerja dan kebisingan
suasana pedesaan yang dirasakan. Tak jauh suara motor dan mobil di kota.
dari tempat peneliti makan, terdapat kolam
ikan yang kerap digunakan untuk lomba KESIMPULAN
memancing jika ada rombongan wisatawan Pengembangan fisik dan kondisi
yang datang. Namun tak ada peraturan sosial ekonomi masyarakat Desa
yang melarang mereka yang hanya sekadar Wisata Kembangarum cukup signifikan,
ingin memancing, dan mungkin langsung dimana dalam hal pengembangan fisik
membakarnya saat berhasil menangkap berupa konservasi lahan yang cukup
ikan. Berbagai lomba unik memang sering luas dilakukan secara professional, dan
diadakan untuk meramaikan acara di dalam pengembangan inftrastruktur
Kembangarum. Sebut saja lomba balap berupa pengaspalan jalan masuk ke desa
sepeda onthel di pematang sawah, sambil wisata Kembangarum cukup memadai.
membawa rumput yang diikatkan pada Pengembangan tersebut memberikan
bagian belakang sepeda. Selain itu ada manfaat yang signifikan dalam rangka
juga lomba ngluku, atau dikenal dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
membajak sawah. Lomba tersebut tentu saja masyarakat.
Pengembangan Desa Wisata
Kembangarum juga memberikan kontribusi
yang cukup signifikan terhahap upaya
pendidikan, yaitu secara keseluruhan
partisipasi masyarakat semakin tinggi
terhadap pendidikan, dalam bentuk
pelatihan ketrampilan. Sedangkan pengaruh
keberadaan Desa Wisata Kembangarum
terhadap keamanan masyarakat semakin
nampak, karena kondisi keamanan
Damiasih : Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat 85
lingkungan sudah cukup aman dan kondusif artshop, bengkel kerajinan bertradisi di
sebelum desa wisata Kembangarum Jogja dan Solo. 2011. Jakarta: Gramedia
beropreasi, dan pasca pengoperasian desa Pustaka Utama
wisata Kembangarum tidak begitu terasa Raharjana. (2005). Pengembangan Desa
memberikan pengaruh yang signifikan Wisata Berbasis Budaya, Studi Kasus
terhadap kondisi keamanan. di Desa Wisata Ketingan, Tesis.
Pengoperasian Desa Wisata Yogyakarta :Fakultas Geografi UGM.
Kembangarum memberikan kontribusi yang Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas
masyarakat, hal tersebut ditandai oleh Geografi UGM.
kondisi bangunan rumah kelihatan
mewah dan tertata rapi, kepemilikan Suratmo, Gunarwan. (2004). Analisis
kendaraan masyarakat dengan harga Mengenai Dampak Lingkungan.
beli yang cukup mahal, dan kepemilikan Yogyakarta Gadjah Mada University
barang elektronik dengan harga beli yang Press.
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Wiendu, Nuryanti, (1993). Concept,
Sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi Perspective and Challenges, makalah
masyarakat terus meningkat, yang ditandai bagian dari Laporan Konferensi
semakin rendahnya bahkan zero point Internasional mengenai Pariwisata
tentang angka pengangguran dikalangan Budaya. Yogyakarta : Gadjah Mada
masyarakat setempat. Masyarakat memiliki university Press.
kesadaran dan partisipasi yang tinggi
dalam kaitannya dengan pengembangan Wikipedia. (2010). Desa Wisata, Diakses
Desa Wisata Kembangarum, baik dalam tanggal 18 Desember 2011, dari
rangka meningkatkan pertumbuhan http://id.wikipedia.org.
ekonomi masyarakat maupun dalam rangka
meningkatkan kunjungan wisatawan, id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata -
sehingga pendapatan perkapita masyarakat Translate this page, Diakses 19-12-2012
cukup tinggi, dan tergolong cukup sejahtera. lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/
DAFTAR PUSTAKA article/.../47 - Translate this page,
diaskes tanggal 19 Desember 2012
http://www.gdrc.org/sustdev/definitions.
Andi Mappi Sammeng, (2000), Cakrawala html, Diakses tanggal 19-12-2012
Pariwisata, DepParSen. Jakarta
http://noenkcahyana.blogspot.com/2011/03/
Arlini, Wike Pramudya. (2003). Analisis desa-wisata-kembangarum-turi-sleman.
Efektifitas Promosi Desa Wisata html, diakses tanggal 12 Nov. 2012
Candirejo Magelang.Jawa Tengah
: Jurusan Usaha Perjalanan Wisata http://desawisatakembangarum.com/content/
Sekolah Tinggi Pariwisata TRISAKTI. profil_dswita.htm, diakses tanggal 12
Nov. 2012
Bintarto. (1991). Buku Penuntun Geografi
Sosial. Yogyakarta : Penerbit SPRING.
Edward, Inskeep, (1991) Tourism Planning:
An Integrated and Sustainable
Development Approach. New York: Van
Nostrand Reinhold
Intarina, Hardiman, Puji Purwadi. (2011),
Go Traditional: 100 Sanggar seni,
86 JURNAL Kepariwisataan Volume 8 Nomor 2 Mei 2014 : 73 - 86

Anda mungkin juga menyukai