Anda di halaman 1dari 53

KONSE

P DESA
WISAT
A
Margaretta Annisya H
08211640000030 M. Febtian Syah Putra
Achmad Farabi C 08211740000002
08211640000012

Hendy Eka Ardiansyah Berliana Rizky Amelia M. Arfiansyah


08211640000015 08211640000059 08211740000095
OUTLIN
E 1. Definisi
2. Komponen Desa Wisata
3. Jenis Desa Wisata
4. Prinsip Pengembangan Desa Wisata
5. Faktor Pendukung Desa Wisata
6. Stakeholder Desa Wisata
7. Potensi dan Kendala Desa Wisata
8. Strategi Pengembangan Desa Wisata
9. Konsep Pengembangan Desa Wisata
10.Tipologi Wisatawan
11.Studi Kasus
1
Definisi
.
Desa
Menurut KBBI Menurut UU No. 6 Tahun 2004
Desa adalah kesatuan wilayah yang Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
dihuni oleh sejumlah keluarga yang yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mempunyai sistem pemerintahan sendiri mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
(dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
desa merupakan kelompok rumah di luar prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
kota yang merupakan kesatuan tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pariwisata
UU No. 10 tahun 2009 pasal
WTO (Word Tourism Organization)
1 ayat 3 
Pariwisata adalah berbagai macam Pariwisata merupakan kegiatan manusia yang
kegiatan pariwisata dan didukung oleh melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
berbagai fasilitas serta layanan yang tujuan di luar lingkungan kesehariannya
disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah
Desa Wisata
Menurut Priasukmana & Edward Inskeep dalam Tourism
Menurut Wiendu (1993) Mulyadin (2001) Planning An Integrated and
Sustainable Development
Desa wisata merupakan suatu bentuk Desa Wisata merupakan suatu kawasan Approach, hal. 166
pedesaan yang menawarkan keseluruhan
integrasi antara atraksi, akomodasi dan suasana yang mencerminkan keaslian Wisata pedesaan dimana sekelompok kecil
fasilitas pendukung yang disajikan dalam pedesaaan baik dari kehidupan sosial
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, wisatawan tinggal dalam atau dekat
suatu struktur kehidupan masyarakat yang keseharian, memiliki arsitektur bangunan dengan suasana tradisional , sering didesa
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang dan struktur tata ruang desa yang khas,
atau kegiatan perekonomian yang unik dan desa yang terpencil dan belajar tentang
berlaku. Desa wisata biasanya memiliki menarik serta mempunyai potensi untuk kehidupan pedesaan dan lingkungan
dikembangkanya berbagai komponen
kecenderungan kawasan pedesaan yang setempat
kepariwisataan, misalnya atraksi,
memiliki kekhasan dan daya tarik sebagai akomodasi, makanan-minuman, cindera-
mata, dan kebutuhan wisata lainnya.
tujuan wisata
2
Komponen
.Desa Wisata
Komponen Desa Wisata
Akomodasi Sebagian dari tempat tinggal para
penduduk setempat dan atau unit-unit
yang berkembang atas konsep tempat
tinggal penduduk.

Atraksi Seluruh kehidupan keseharian penduduk


setempat beserta setting fisik lokasi desa yang
memungkinkan berintegrasinya wisatawan
sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari,
bahasa dan lain-lain yang spesifik.
3
Jenis Desa
.Wisata
Pengembangan potensi desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat
dikontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia (UNDP
dan WTO, 1981), dicapai pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep dari pengembangan sebuah desa
menjadi desa wisata dapat dilakukan melalui pendekatan interaksi berikut :

Interaksi Langsung

Interaksi Setengah Langsung

Interaksi Tidak Langsung


Bentuk Pendekatan Desa Wisata
Berdasarkan Interaksi
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam di tempat tinggal yang
dimiliki oleh desa wisata tersebut. Dampak yang terjadi adalah wisatawan
Interaksi Langsung dapat mempelajari kehidupan sehari-hari dari masyarakat lokal yang ada di
desa wisata tersebut.

Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan-


Interaksi Setengah kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian
Langsung wisatawan dapat kembali ke tempat asalnya. Prinsip model tipe ini adalah
bahwa wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan
penduduk.

Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat


Interaksi Tidak tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi
Langsung semisal : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan
desa, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan
sebagainya.
4
Prinsip
.Pengembanga
n Desa
Wisata
Prinsip Pengembangan Desa
Wisata

memanfaatkan sarana melibatkan berskala kecil


dan prasarana yang tersedia masyarakat setempat untuk memudahkan terjalinnya
di kawasan setempat Hubungan timbal balik dengan
masyarakat setempat

menguntungkan menerapkan pengembangan


masyarakat setempat produk wisata pedesaan

Sumber: hand out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure Gumelar S. Sastrayuda ( 2010)
Kriteria Pengembangan Desa Wisata
Desa Wisata seharusnya memiliki keunikan yang tidak dimiliki desa lain pada umumnya. Untuk itu, sebuah desa layaknya
memenuhi beberapa kriteria pengembangan Desa Wisata. Kriteria-kriteria umum yang harus dimiliki adalah:

Memiliki potensi keunikan Memiliki fasilitas Memiliki Terdapat penduduk setempat


dan daya tarik wisata yang pendukung seperti interaksi dengan wisatawan yang memiliki peranan dalam
khas berupa lingkungan akomodasi/penginapan, yang tercermin dari proses pembuatan keputusan
alam pedesaan maupun ruang interaksi masyarakat kunjungan wisatawan ke tentang bentuk pariwisata yang
kehidupan sosial budaya dengan wisatawan, dan lokasi desa tersebut memanfaatkan kawasan
masyarakat. fasilitas pendukung lingkungan dan memperoleh
lainnya. pembagian pendapatan yang
pantas dari kegiatan pariwisata.

Sumber: Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal; hand out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure
Gumelar S. Sastrayuda ( 2010)
5
Faktor
.Pendukung
Pengembanga
n Desa
Sumber Daya
Manusia
1.
Alam

Pengembangan Desa Wisata


2. Sejarah dan
Faktor Pendukung Budaya
3.
Keuangan
4.
Kemitraan
5.
Sarana dan
Prasarana
6.

Transportasi
7.
6
Stakeholder
.Desa Wisata
Sektor pariwisata ditopang
oleh tiga pilar utama yaitu Elemen Stakeholder Pariwisata
regulator atau fasilitator,
Pemerintah Dinas Pariwisata
pendukung atau pemilik Kepala Desa
modal pariwisata, serta
Penyelenggara Usaha Swasta/Masyarakat lokal
masyarakat lokal. Pariwisata

Masyarakat Lokal POKDARWIS


(Pitana dan Gayatri, 2005)
Peran Stakeholder
Stakeholder Pariwisata Kegiatan Utama/Peran
Fasilitator:
• Pembinaan
• Memberikan dana
• Mengontrol
Pemerintah (Dinas Pariwisata, Kepala Desa) • Memberikan dukungan (suport)
• Melakukan rapat antar stakeholder
Regulator:
• Membuat peraturan/kebijakan yang dapat
mendukung kegiatan pariwisata
Penyelenggara Usaha Pariwisata (Swasta/Masyarakat • Melakukan pengembangan objek wisata desa
Lokal) • Menyediakan akomodasi wisata
Masyarakat Lokal (POKDARWIS) • Menyediakan lahan untuk pengembangan area
wisata.
• Terlibat dalam kegiatan pengembangan objek
wisata Menetapkan dan memungut retribusi
kepada pelaku usaha wisata atas pemanfaatan
fasilitas yang tersedia
• Melakoni aktivitas wisata yang dikoordinir oleh
POKDARWIS
7
Potensi dan
.Kendala Desa
Wisata
Potensi dan Kendala Pengembangan Desa

Wisata

Daya Tarik Aksesibilitas Amenity Promosi Informasi Kelembagaan


Wisata

Sumber: Development Potentials of Kliwonan Village as a Batik Tourism Village in Sragen Regency, Journal of Regional and Rural Development Planning Februari 2018, 2 (1): 74-89
Potensi Kendala
 Memiliki pemandangan alam  Tidak memiliki pemandangan
perdesaan yang sangat menarik alam perdesaan yang sangat
 memiliki beragam pilihan menarik / ada pemandangan
aktivitas wisata menarik dan alam perdesaan tapi kurang
berbeda dengan destinasi wisata menarik
lain Daya Tarik Wisata  Tidak memiliki aktivitas wisata
atau ada aktivitas wisata namun
tidak menarik dan monoton

 Kondisi jalan sangat baik dan  Jalan sangat rusak dan sulit
lebar dilewati atau kondisi jalan kurang
 Tersedia banyak angkutan umum baik, berlubang, namun masih
dan sering melintas mudah dilewati
 Tidak ada (atau terbatas dan
jarang melintas) angkutan umum
Aksesibilitas

Sumber: Adaptasi Gunn dan Var, 2002; Spillane, 1997


Potensi Kendala
 Memiliki banyak pilihan  Tidak tersedia homestay/fasilitas
homestay/fasilitas penginapan Penginapan
dan terawat dengan baik  Tidak tersedia fasilitas rumah
 Memiliki banyak pilihan rumah makan
makan dan terawat dengan baik  Belum tersedia tempat parkir
 Tersedia parkir luas dan mudah, Amenity
yang memadai
pelayanan baik  Tidak tersedia fasilitas belanja
 Tersedia fasilitas belanja, produk
yang dijual lengkap, pelayanan
baik

 Tersedia promosi wisata baik di  Tidak tersedia promosi wisata


media cetak (brosur, baik di media cetak (brosur,
pamflet/leaflet) atau internet pamflet/leaflet) atau internet
yang sangat menarik
Promosi

Sumber: Adaptasi Gunn dan Var, 2002; Spillane, 1997


Potensi Kendala

 Tersedia pusat informasi wisata,  Tidak tersedia pusat informasi


aktif melayani wisatawan dan wisata
pelayanan baik
Informasi

 Tersedia organisasi pengelola


 Tidak tersedia organisasi
wisata, aktif melayani wisatawan
pengelola wisata
dan pelayanan baik  Masyarakat bersikap tidak ramah
 Masyarakat Bersikap sangat
ramah dan bersedia membantu Kelembagaan

Sumber: Adaptasi Gunn dan Var, 2002; Spillane, 1997


Kendala

Sumber: Identifikasi Potensi & Masalah Desa Sidomulyo Sebagai Upaya


Pengembangan Desa Wisata di Kota Batu
8
Strategi
.Pengembanga
n Desa
Wisata
Strategi Pengembangan
Contoh Studi Kasus: Strategi Pengembangan Desa Wisata Di
Desa Belimbing Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan

Strategi S-O
Desa Wisata
1. Strategi pengembangan desa wisata dan mempertahankan
daya tarik wisata
• Merancang rute yang dimaksud adalah peta jalan pada
jalur tracking bagi wisatawan.
• Mengembangkan paket wisata yang dapat dikembangkan
seperti outbond, membajak sawah, menanam padi, dan
tracking.
• Melestarikan beranekaragam daya tarik dan ciri khas
yang dimiliki oleh kawasan sehingga menarik wisatawan.
2. Strategi Promosi

Strategi S-T
1. Strategi Penyuluhan kepada masyarakat lokal sekitar
kawasan Desa Belimbing
2. Strategi meningkatkan dan mempertahankan keamanan di
lingkungan Desa Belimbing
Strategi Pengembangan
Contoh Studi Kasus: Strategi Pengembangan Desa Wisata Di
Desa Belimbing Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan

Strategi W-O
Desa Wisata
1. Strategi Peningkatn Sarana dan Prasarana Pendukung
Pengembangan
• perbaikan jalan
• pembuatan jalur tracking, toilet, information center, pos
keamanan, tempat parkir, pasar agrowisata/ pasar
tradisional, loket, rest area, dan lain sebagainya yang
dapat menunjang kepariwisataan.
2. Mempertahankan Kemitraan yang Baik

Strategi W-T
1. Strategi Penataan Lingkungan dan Pengelolaan Kawasan
• Penataan fasilitas parkir yang kurang memadai,
• Membangun pasar agrowisata yang dapat menjual
produk hasil pertanian pada saat musim panen.
• Pembangunan kios yang menjual hasil kerajinan sebagai
souvenir bagi wisatawan.
• Pembangunan manajemen pengelolaan
1. Strategi Pelatihan Berbahasa dan Pemandu Wisata Kepada
Masyarakat lokal
9
Konsep yang Dapat
.Pengembangan
Diterapkan Dalam

Desa Wisata

EKOWISATA
EKOWISAT
A
“Ekowisata”, yaitu sejenis
pariwisata yang berwawasan
lingkungan. Maksudnya, melalui
aktiitas yang berkaitan dengan
alam, wisatawan diajak melihat alam
dari dekat, menikmati keaslian alam
dan lingkungannya sehingga
membuatnya tergugah untuk
mencintai alam. Semuanya ini
sering disebut dengan
istilah Back-To-Nature.
Konsep
Agrowisata
Pengembangan agrowisata merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia wisata untuk liburan
di desa
Atraksi dari agowisata adalah pengalaman bertani dan menikmati produk kebun bersama dengan
jasa yang disediakan
Tujuan pengembangan agrowisata adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi petani

Stakeholder Kunci didalam agrowisata adalah petani, pengunjung/wisatawan, dan pemerintah atau


institusi
Contoh penerapan konsep agrowisata berada pada Desa Wisata Pujon Kidul, Desa Wisata Aryo
Kusumo Blitar, Desa Penyaring NTB, Desa Wisata Palang Kab. Tuban, Desa Wisata Belimbing
Bojonegoro, dsb
Konsep
Minawasata
Pengembangan minawasata merupakan pengelolaan terpadu yang berbasis konservasi dengan
menitikberatkan pada pengembangan perikanan dan pariwisata bahari

4 arahan aktivitas pada kegiatan minawisata, yaitu wisata mina; wisata konservasi dan pendidikan
lingkungan; wisata bahari; dan wisata kuliner

Tujuan pengembangan agrowisata adalah menciptakan industri kelautan & perikanan yang ramah
lingkungan, meningkatkan pendapatan, menciptakan kesempatan kerja dan menggerakan
perekonomian masyarakat sekitar
Stakeholder Kunci didalam minapolitan adalah nelayan, pemerintah daerah, dunia usaha,
perguruan tinggi maupun masyarakat 

Contoh penerapan konsep minawisata berada pada Desa Minayu Magelang, Desa Gempolsewu
Kendal, Minawisata Kepulauan Sula, Minawisata Pakem Sleman, dsb
Konsep Eduwisata
Wisata edukasi adalah suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan
pendidikan didalamnya

Wisata edukasi didesain khusus untuk memenuhi kapasitas ilmu pengetahuan para pelajar untuk
mengisi wawasan kebangsaan melalui kegiatan perjalanan, mengenal wilayah dan potensi sumber
daya lokal yang ada

Contoh penerapan konsep eduwisata berada pada Eduwisata Trawas Mojokerto, Eduwisata
Kampung Tulip Bandung, Kampung Edukasi Watu Lumbung Jogja, dsb
1
Tipologi
0.
Wisatawan
ipologi Melalui Pendekatan Interaksi
Dengan pendekatan interaksi, Cohen (1972) mengklasifikasikan wisatawan
atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat
pengorganisasian dari perjalanan wisatanya.
ipologi Melalui Pendekatan Interaksi
• Drifter : Wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya,
dan bepergian dalam jumlah kecil.
• Explorer : Wisatawan yang mengatur perjalanannya sendiri. Wisatawan ini memanfaatkan
fasilitas dengan standar lokal dan tingkat interaksinya dengan masyarakat juga tinggi

Kedua tipologi wisatawan tersebut cocok sebagai tipologi


wisatawan untuk desa wisata dikarenakan kebanyakan
wisatawan yang berkunjung di desa wisata ingin mengenal
lebih jauh tentang kehidupan masyarakat desa dan lebih
mengedepankan interaksi dengan masyarakat lokal baik itu
untuk sarana edukasi maupun dari segi daya tarik wisata dari
desa wisata sendiri
1
Studi Kasus
1.
Desa Wisata Pujon Kidul

Desa Wisata Pujon Kidul merupakan desa yang secara


administratif terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Desa Pujon Kidul memiliki luas
sekitar 323.159 ha dengan sebagian besar didominasi oleh
ladang dan perkebunan, pertanian, dan permukiman.

Di desa Pujon Kidul terdapat 3 dusun yaitu dusun Maron,


Tulungrejo, dan Krajan. Jumlah penduduk desa Pujon
Kidul sekitar ± 4.121 jiwa
atar Belakang Desa Pujon Kidul
Awal mula berdirinya desa wisata Pujon Kidul
didasari pada tren para wisatawan cenderung bosan
untuk mengunjungi wisata  di perkotaan. Para
wisatawan lebih suka mengunjungi desa karena
mereka  mendapatkan sesuatu yang berbeda. Di
desa, mereka dapat menyaksikan  keindahan alam,
keramahan penduduk hingga keunikan budaya.
Mereka pulang  membawa oleh-oleh khas desa dan
membawa kesan yang melekat erat di ingatan.

Maka dari itu Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko


menggagas pembentukan Desa Wisata Pujon Kidul
sebagai destinasi wisata desa yang ada di Kabupaten
Malang. Selain itu pengembangan Desa Wisata Pujon
Kidul ini juga bertujuan untuk memberdayakan
masyarkat local untuk lebih tergerak akan potensi
wisata yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
taraf ekonomi masyarakat itu sendiri
ngelolaan Desa Wisata Pujon Kidul
2010

Pokdarwis Capung Alas dirintis dan dibentuk pada


tahun 2010. Sebuah komunitas pemberdaya desa
wisata di Pujon Kidul kabupaten Malang. Komunitas
ini digagas oleh kades desa Pujon Kidul dibantu oleh
beberapa pemuda desa.

2015

Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pujon Kidul


sesuai dengan Perdes Desa Pujon Kidul nomor 6 tahun
 2015 tentang pembentukan dan pengelolaan badan
usaha milik desa pujon kidul guna menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum
yang dikelola oleh Desa Pujonkidul
Pengelola Desa Wisata Pujon
Kidul
Pembina

Struktur Kepengurusan
Dinas Pariwisata Jawa Timur dan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Malang

PENASEHAT
1. Kepala Desa Pujon Kidul
2. Ketua BPD Pujon Kidul

Pokdarwis Capung Alas


BUMDes Sumber Sejahtera
Potensi Desa
Pujon Kidul
Memiliki Wisata Alam Memiliki website Sebagai Sarana Edukasi
yang menarik sebagai media branding Bagi Wisatawan

Memiliki banyak pilihan


Sikap Masyarakat lokal
homestay/fasilitas
yang mendukung
penginapan dan
adanya Desa Wisata
terawat dengan baik
tensi Daya Tarik Wisata Pujon Kidu
• Atraksi Alam

Petik Buah Wisata Petik Bunga Coban Rondo


tensi Daya Tarik Wisata Pujon Kidu
• Atraksi Buatan

Budaya Kuliner Kerajinan Gamelan


tensi Daya Tarik Wisata Pujon Kidu
• Kegiatan Outdoor

Tree Tracking Flying Fox


Selain menawarkan panorama yang asri sebagai daya tarik, Desa Wisata Pujon Kidul juga menawarkan aneka
wisata yang bertemakan educational tourism, cultural tourism, adventure tourism, agro tourism, serta green
tourism yang dikemas secara menarik melalui paket-paket wisata. Paket-paket wisata yang ditawarkan antara
lain:

Paket ini memberikan fasilitas bagi wisatawan yang ingin merasakan bermalam di rumah-rumah
Paket Homestay warga telah disediakan sebagi lokasi homestay.

Paket ini merupakan ciri khas desa wisata, karena wisatawan yang berkunjung difasilitasi selama
Paket Live In beberapa hari oleh pihak pengelola untuk hidup dan membaur langsung dengan masyarakat.
Mengenal adat istiadat, belajar bercocok tanam, belajar tari kuda lumping, dll.

Paket Study Tour Paket ini bertujuan untuk memberikan edukasi bagi para wisatawan berupa sejarah desa Pujon
Kidul dan apa saja yang menjadi produk wisata dari desa wisata Pujon Kidul.

Paket ini diperuntukan untuk kelompok. Pihak pengelola memfasilitasi wisatawan untuk bermain
Paket Outbond di lokasi outdoor melaui permainan-permainan yang mendidik, mengasah kekompakan dan
melatih keberanian.
Kendala Pengembangan
Desa Wisata Pujon Kidul
Jalan masih banyak yang berlubang dan sulit dilewati karena
hanya cukup dilewati satu mobil

Tidak ada (atau terbatas dan jarang melintas) angkutan umum

Belum tersedia tempat parkir yang memadai


Tipe Wisatawan Desa Wisata
Pujon Kidul
Seringkali ditemui wisatawan yang mengunjungi Desa Pujon Kidul
Wisatawan
masih belum pernah mengunjungi desa ini sebelumnya dan
Drifter
penasaran dengan konsep desa wisata yang ditawarkan. Wisatawan
kebanyakan yang berkunjung adalah rombongan keluarga

Wisatawan dapat mengatur perjalanannya sendiri jika berkunjung ke


Wisatawan Desa Pujon Kidul dan tentunya wisatawan juga dapat merasakan hal-
Explorer hal baru baik dari segi fasilitas maupun dari interaksi dengan
masyarakat Desa Pujon Kidul.
Bentuk Interaksi Desa
Wisata Pujon Kidul
Dengan adanya paket live in yang disediakan oleh pengelola, nantinya
wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam di rumah-rumah warga di
Interaksi Langsung desa pujon kidul dan yang terjadi adalah wisatawan dapat mempelajari
kehidupan sehari-hari dari masyarakat lokal yang ada di desa wisata tersebut.

Selain adanya kegiatan live in, wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata
Interaksi Setengah Pujon Kidul adalah wisatawan one day trip atau hanya singgah yang
Langsung bertujuan untuk menikmati wisata disana lalu kembali pulang ke tempat
tinggalnya

Interaksi Tidak Interaksi tidak langsung disini terlihat dari kehidupan masyarakat desa yang
Langsung masih mengedepankan gaya hidup tradisional serta masih mengutamakan
sektor pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian utama.

Anda mungkin juga menyukai