PEMANDU
Nama: HOTLIN SINURAT
Alamat : Padang Jaya, Kab. Bengkulu
Utara
No.Telp : 081368698777
Jabatan : PSM Ahli Muda
Unit Kerja : BPPMDDTT Bengkulu,
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi RI
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Komunitas
1. Latar Belakang
• Untuk mengembangkan produk wisata pedesaan tentu peran pelaku (manusia) sebagai sumberdaya
manusia menjadi penting, terutama dalam menciptakan system dan memberikan pelayanan kepada para
tamu sehingga mereka (para tamu) memperoleh pengalaman wisata yang baik.
• Memberikan layanan yang baik bagi para tamu (wisatawan) di desa wisata merupakan
proses pengembangan perilaku masyarakat desa agar lingkungan pedesaan menjadi
lingkungan yang ramah kepada para wisatawan
Membangun Karakter Masyarakat
Pendekatan yang selama ini digunakan oleh
Kementrian Pariwisata dalam membangun karakter
masyarakat desa menjadi lebih menerima dan mau
melayani terhadap para wisatawan yang datang ke
desa tersebut dinamakan program sadar wisata, yang
di dalamnya menyatu dengan tujuh indikator yang
dapat menjadikan suatu destinasi pariwisata menjadi
mempesona. Tujuh indikator tersebut dinamakan
Sapta Pesona (7 pesona).
Masyarakat Sadar Wisata
• Aman
• Bersih
• Tertib
• Sejuk • Indah
• Ramah • Kenangan
• Produk wisata bersifat jasa dan terpadu dari berbagai komponen produk, yaitu
aksesibilitas, fasilitas wisata, aktivitas wisata, daya Tarik wisata dan pelayanan
wisata.
• Pelayanan faktor penentu keberhasilan produk wisata dalam memenuhi kebutuhan
dan kepuasan para wisatawan dalam usaha membantu menyiapkan dan mengurus
apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh wisatawan
• Permasalahan utama dalam pembangunan desa wisata bagaimana wisatawan bisa
datang ke destinasi wisata dan merasa puas dan mau untuk datang lagi ke destinasi
tersebut?
Konsep Kualitas Pelayanan Dalam
Kegiatan Pariwisata
melayaninya sendiri.
Kawasan Mandalika dskt
Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan
bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Ciri-ciri kearifan lokal tersebut adalah sebagai
berikut:
• Mampu bertahan terhadap budaya luar;
• Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
• Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalambudaya asli;
• Mempunyai kemampuan mengendalikan;
• Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Kearifan Lokal Dalam Melakukan Pelayanan Prima
Daya tarik unsur-unsur budaya dan kearifan lokal
sebagai dasar pengembangan budaya dalam era
global ini dapat lebih rinci berdasarkan alasan-
alasan sebagai berikut:
• Dari perspektif strategi kebudayaan
• Dari perspektif desentralisasi atau otonomi
daerah
5.4. Pengembangan Leadership Pengelola Desa Wisata
Kepemimpinan Desa Wisata
• Desa Wisata dapat diasumsikan sebagai destinasi pariwisata kecil, oleh karenanya
kepemimpinan pengelola destinasi pariwisata adalah arah visioner dari lembaga di desa
dan seluruh stafnya yang merupakan para profesional yang berkualifikasi dan
berpengalaman dalam mengelola destinasi pariwisata.
• Pemimpin organisasi/lembaga pengelola destinasi pariwisata harus bertindak sebagai
"perwakilan utama" pariwisata di komunitas mereka, membangkitkan minat,
antusiasme, dan keterlibatan untuk program dan kegiatan pengelola destinasi pariwisata
• Peran kepemimpinan dalam pengelolaan destinasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi,
bahkan peran kepemimpinan dan koordinasi merupakan peran yang melekat di dalam
mengelola suatu destinasi pariwisata.
• Pengelola destinasi pariwisata mendorong kelompok dan individu untuk bekerja sama
secara harmonis dengan cara yang terorganisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran
tertentu
Inisiatif Utama Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata
A. Inisiatif Kepemimpinan
B. Kegiatan Pengelola Desa Wisata Terkait Fungsi
Kepemimpinan
C. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata Terkait
Kemitraan dan Pembangunan Tim.
D. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wsata Terkait
Hubungan dan Keterkaitan dengan Masyarakat
E. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata Terkait
Perencanaan dan Penelitian
F. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata Terkait
Pengembangan Produk
G. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Destinasi Pariwisata
Terkait Pemasaran dan Promosi.
2.Inisiatif Utama Kepemimpinan Pengelola Desa Promotor/Promoter– Memimpin pemasaran
Wisata pariwisata: Menetapkan arah pemasaran bagi
pemangku kepentingan sektor pariwisata untuk diikuti
.
Visioner/Visionary - Menetapkan agenda pariwisata: dan membuka kesempatan bermitra untuk mencapai
Menciptakan visi jangka panjang untuk pariwisata dan tujuan dan sasaran pemasaran
mengoordinasikan semua upaya para pemangku Pelayan Pengunjung/Visitor Servant Membantu
kepentingan untuk mencapainya wisatawan: Memberikan informasi tentang
pariwisata di destinasi pariwisatanya; membantu
Pelatih/Coach - Membimbing dan mengoordinasikan dalam mengambil langkah-langkah untuk
para pemangku kepentingan sektor pariwisata: menjamin keamanan dan keselamatan
Membawa semua tim dan pemangku kepentingan pengunjung serta kemudahan pergerakan mereka
termasuk masyarakat untuk fokus pada seperangkat di dalam destinasi pariwisata
tujuan dan sasaran bersama Kontrol Kualitas/Quality Controller - Memastikan
standar kualitas pariwisata: Berpartisipasi dalam
Pejuang/Champion - Mewakili pariwisata: pengaturan dan pemantauan standar kualitas pariwisata
Terus mengkomunikasikan dan mengonfirmasi dan memastikan bahwa standar kualitas sesuai dengan
kontribusi positif pariwisata terhadap destinasi pariwisata ny
positioning dan branding destinasi pariwisata serta
ekspektasi pengunjung
Cendekia-Guru/Scholar-Teacher – Melakukan edukasi
tentang pariwisata: membuat setiap orang termasuk Pengurus/Steward-Melindungi sumberdaya:
masyarakat di destinasi menjadi lebih memahami Mendorong pendekatan berkelanjutan dalam
pariwisata dan tren di sektor pengembangan pariwisata dan menjadi pengelola yang
cermat atas dana dan sumberdaya lain
b. Kegiatan Pengelola Desa Wisata Terkait c. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata
Fungsi Kepemimpinan
Terkait Kemitraan dan Pembangunan Tim.
Terdapat enam kegiatan kepemimpinan yang harus dilakukan oleh Mengidentifikasi mitra potensial
pengelola destinasi pariwisata:
Membentuk kemitraan di dalam dan di luar
Membuat visi destinasi pariwisata destinasi pariwisata
Mendorong para pemangku kepentingan untuk bekerja Menetapkan tujuan untuk kemitraan dan tim
sama membangun dan memotivasi tim di dalam dan di
Memastikan tata kelola yang efektif luar destinasi
Menetapkan kebijakan pariwisata Mengevaluasi kemitraan dan tim
Melakukan lobi untuk pariwisata dan komunitas lokal
Mengukur kinerja
Menganalisis sikap, pendapat, dan perilaku
d. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wsata Terkait masyarakat;
Hubungan dan Keterkaitan dengan Masyarakat Berkomunikasi, mendengarkan, dan mendidik
masyarakat setempat;
Masyarakat lokal dan penduduknya berperan penting dalam
Mendukung, melibatkan, dan memberi manfaat
keberhasilan pariwisata di semua destinasi. Masyarakat tidaklah
kepada penduduk setempat;
homogen dan koordinasi juga dibutuhkan di sini. Ada lima kegiatan Mewakili dan melobi atas nama dan untuk
kepemimpinan terkait hubungan dan pelibatan masyarakat oleh kepentingan masyarakat lokal dan pariwisata;
pengelola desa wisata: Mengevaluasi kegiatan kepemimpinan
masyarakat
e. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata Terkait g. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Destinasi Pariwisata Terkait
Perencanaan dan Penelitian Pemasaran dan Promosi.
Pengelola desa wisata harus menunjukkan kepemimpinan dalam melakukan Pemasaran merupakan peran penting lain pengelola destinasi pariwisata dan
perencanaan dan penelitian pariwisata. Berikut adalah lima kegiatan spesifik: merupakan peran yang diharapkan oleh sektor pariwisata untuk dijalankan atas
nama/untuk kepentingan semua. Ada lima peran kepemimpinan pemasaran dan
Mendorong pelaksanaan perencanaan pariwisata yang teratur/regular promosi yang spesifik untuk pengelola desa wisata:
Mencari masukan dan partisipasi lokal dalam berbagai rencana dan
membangun kepemilikan
Mengembangkan rencana penelitian berkesinambungan Mengembangkan berbagai pendekatan positioning dan branding desa
Mencari co-sponsor (pembiayaan bersama) penelitian wisata
Menetapkan tujuan dan sasaran pemasaran
Menafsirkan dan membagikan hasil penelitian
Mengembangkan rencana pemasaran
berbagai
Melaksanakan rencana pemasaran, termasuk inisiatif
f. Kegiatan Kepemimpinan Pengelola Desa Wisata Terkait kerjasama
Pengembangan Produk Mengukur kinerja pemasaran
Kode Etik Dunia untuk Pariwisata atau GCET diadopsi pada tahun 1999. GCET diperkenalkan untuk
mempromosikan tatanan pariwisata dunia yang adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan, yang manfaatnya
akan dirasakan oleh semua sektor masyarakat dalam konteks ekonomi internasional yang terbuka dan
liberal.
3. Kode Etik dan Praktik Kepemimpinan Untuk Di Desa
Wisata
Kesepuluh prinsip GCET ini mencakup komponen-komponen ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan
dari perjalanan dan pariwisata:
Pasal 1. Kontribusi pariwisata terhadap terciptanya saling pengertian dan saling menghormati antara manusia
dan masyarakat
Pasal 2. Pariwisata sebagai wahana pemenuhan kebutuhan individual dan kolektif.
Pasal 3. Pariwisata sebagai faktor pembangunan berkelanjutan.
Pasal 4. Pariwisata sebagai pengguna warisan budaya umat manusia dan kontributor bagi peningkatannya.
Pasal 5. Pariwisata sebagai kegiatan yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat tuan rumah.
Pasal 6. Kewajiban pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata. Hak atas pariwisata.
Pasal 7. Hak atas Pariwisata
Pasal 8. Kebebasan pergerakan wisatawan.
Pasal 9. Hak pekerja dan pengusaha dalam industri pariwisata
Pasal 10. Penerapan prinsip-prinsip Kode Etik Global untuk Pariwisata
C. Kriteria Global Sustainable Tourism Council
(GSTC)
yang berkelanjutan.
Memaksimalkan manfaat ekonomi bagi
masyarakat sekitar dan meminimalkan dampak
negatif.
Memaksimalkan manfaat bagi masyarakat,
pengunjung, dan budaya sekaligus meminimalkan
dampak negatif
Memaksimalkan manfaat bagi lingkungan dan
meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
d. Kode Etik Program Akreditasi Pemasaran Destinasi (DMAP)
Kode Etik dalam DMAP mengharuskan semua organisasi pengelola destinasi pariwisata:
Menyediakan layanan pelanggan yang luar biasa dan informasi rinci tentang produk dan layanan destinasi
pariwisatanya.
Memperlakukan semua pemangku kepentingan, termasuk anggota Asosiasi pariwisata, secara sopan, etis,
dan profesional.
Secara aktif mendorong integrasi etika ke dalam semua aspek pengelolaan kegiatan pengelola destinasi
pariwisata.
Membangun hubungan kolaboratif dengan para profesional di industri pengelola destinasi pariwisata dan
yang lainnya untuk kemajuan profesi pemasaran dan pengelolaan destinasi pariwisata.
Menangani semua pertanyaan, permintaan, transaksi, korespondensi, dan keluhan dengan cepat, sopan,
dan adil.
Menyediakan fasilitas dan peralatan yang bersih dan terpelihara dengan baik untuk kepuasan pelanggan
(anggota dan klien).
Membiasakan jujur di dalam semua materi promosi mengenai
fasilitas, layanan, dan kelengkapan yang disediakan dan menjelaskan secara logis kepada publik apabila
tidak dapat memberikan pelayanan atau fasilitas seperti yang diiklankan. Materi promosi yang dipasok
oleh anggota harus sesuai untuk semua khalayak.
Memberikan informasi lengkap kepada pelanggan tentang harga, kebijakan dan layanan pembatalan serta
memastikan pelanggan menerima pertukaran mata uang asing yang wajar.
Mempromosikan penggunaan sumber daya lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan pada
saat memberikan layanan dan produk kepada pelanggan.
Mematuhi undang-undang yang berlaku.
Pentingnya Koordinasi
di Desa Wisata
Terima Kasih