Anda di halaman 1dari 23

BPPMDDTT

BENGKULU

KELEMBAGAAN PENGELOLA
DESA WISATA

PELATIHAN PEMBANGUNAN DESA


WISATA ANGKATAN II
KAB.TANJUNG JABUNG PROV.JAMBI

HOTLIN SINURAT
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

8.2 BUMDESA/KOPERASI DALAM


PENGEMBANGAN DESA WISATA

TUJUAN

• Memahami Tujuan dan Desain Pengembangan BUMDesa


• Memahami Peran Strategis BUMDesa dalam Pengelolaan dan
Pengembangan Desa Wisata
• Memahami Koperasi dan Perannya dalam Mengelola Desa
Wisata
BUMDESA DAN
Balai Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Bengkulu
KOPERASI
BUMDesa ada kemitraan antara pemerintah
desa dengan masyarakat yang meletakan
kekuasaan tertinggi pada musyawarah desa.
Keuntungan Usaha BUMDesa berupa SHU
menjadi pendapatan bagi PADes (dan
digunakan untuk kesejahteraan seluruh
masyarakat)

Koperasi adalah kelembagaan ekonomi yang


didirikan oleh beberapa orang yang
mempunyai tujuan yang sama, kekuasaan
tertinggi ada pada rapat anggota
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi PERBEDAAN BUMDESA DENGAN
Bengkulu
LEMBAGA EKONOMI KOMERSIAL
Modal usaha bersumber dari Dimiliki oleh desa dan
desa dan dari masyarakat
melalui penyertaan modal
02 01 dikelola secara bersama

Bidang usaha yang


Operasionalnya menggunakan
falsafah bisnis yang berakar
dari budaya lokal
03 04 dijalankan berdasarkan
potensi dan hasil informasi
pasar

Difasilitasi oleh Pemerintah,


Pemprov , Pemkab, dan
Pemdes
06 05 Keuntungan yang diperoleh
ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan
anggota (penyerta modal)
Pelaksanaan operasional dan masyarakat melalui
dikontrol secara bersama
(Pemdes, BPD, dan anggota).
07 kebijakan desa
Balai Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat
AKTIVITAS WISATA BERBASIS
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Bengkulu BUDAYA
DAN TRADISI MASYARAKAT DESA
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

a. Pengembangan Aktivitas di Lingkungan Rumah d. Pengembangan Aktivitas di Lingkungan Upacara


Tinggal Adat / Perhelatan Tradisi Lokal Desa

• Homestay (mulai dari arsitektur rumah, suasana • Upacara Adat, Upacara Keagamaan, Ritual-ritual
lingkungan kamar tidur, ruang dapur yang unik khusus, tradisi masyarakat desa menjadi hal penting
untuk aktivitas fotografi dan sightseeing ) untuk diinventarisir sebagai daya tarik wisata.

b. Pengembangan Aktivitas di Lingkungan


Sanggar / Workshop Seni e. Pengembangan Aktivitas Kuliner

• Workshop kerajinan kreatif (cindera mata, dan • Pengembangan kuliner Permanen (setiap saat) dan
karya seni), bisa berbentuk sanggar seni (tari, Musiman (menyesuaikan dengan acara yang
musik, teater, wayang dll). dikembangkan oleh Desa Wisata)

c. Pengembangan Aktivitas di Lingkungan f. Pengembangan Aktivitas Olahraga dan


Tempat Peribadatan Permainan Anak Tradisional

• Aktivitas sightseeing maupun yang sifatnya • Olahraga dan Permainan Tradisional dapat dijadikan
mengikuti ritual religi yang seuai dengan keyakinan rangkaian pertunjukan ataupun partisipatif aktif
pengunjungnya
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,

AKTIVITAS WISATA BERBASIS PERTANIAN


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

(AGROWISATA)

Aktivitas Wisata Agro Perikanan


Aktivitas Wisata Agro Pertanian
• Memancing di sungai, kolam
• Sightseeing, menikmati
• Menangkap ikan di kolam atau keramba
pemandangan lingkungan suangai
PERTANIAN • Menebar benih ikan, memberi pakan ikan
• Fotografi • Melakukan Sightseeing dengan
• Menanam dan petik hasil pertanian memanfaatkan aktivitas fotografi dan
• Mengikuti aktivitas petani (makan interpretasi
bersama, memanem, dsb) • Edukasi gastonomi pangan, tekonologi
• Tracking jalur pertanian (pematang pertanian
sawah, jalan setapak)
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu
AKTIVITAS WISATA BERBASIS
SUMBERDAYA LINGKUNGAN ALAM DESA
Pematang Sawah sebagai Jalur Bersepeda Jalur Pejalan Kaki di Pedesaan

Sempadan Sungai Hiking / Trekking


Fasilitas dan Kegiatan untuk Memperkaya
Obyek dan Tujuan Wisata
Eco-lodge
Eco-promotion
Promosi melalui media Model homestay atau guest
cetak atau elektronik
07 01 house berupa, bamboo
house, tradisional house, log
house (rumah kayu), dll
Eco-development
Menanam jenis-jenis pohon
yang buahnya untuk
makanan burung atau
06 02 Eco-recreation
Kegiatan pertanian, pertunjukan
kesenian lokal, memancing ikan
binatang liar, tanaman hias, di kolam, hiking (lintas alam)
tanaman obat biking (bersepeda)

05
Eco-education
Eco-energy 03 Mendidik wisatawan mengenai

04
Membangun sumber energi pendidikan lingkungan dan
tenaga surya atau tenaga air. memperkenalkan flora dan fauna.

Eco-research
Meneliti flora dan fauna
mengembangkan produk
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

DESAIN PENGEMBANGAN BUMDESA

Desain pengembangan
BUMDesa memiliki peranan
strategis dalam proses
pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan destinasi di
Desa Wisata.
BUM

Desa BUMDesa harus mampu


bersinergi dengan seluruh
elemen masyarakat untuk
mengembangkan potensi wisata
di desa
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

Peran Strategis BUMDesa dalam Pengelolaan Desa Wisata


BUMDesa memiliki peran untuk
meminimalisir kesimpangsiuran 4 kunci untuk menjalankan
Pengelolaan Desa Wisata oleh individu, usaha wisata desa, meliputi:
investor atau desa sendiri. Termasuk juga
mempertahankan kearifan lokal dalam • Apa yang bisa dilihat ?
pengembangan desa wisata yang sangat
• Apa yang bisa dimakan ?
rentan dalam pengaruh infiltrasi
kebudayaan negatif dari luar. • Apa yang bisa dimainkan ?
• Apa yang bisa pamerkan?
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

Kelembagaan
Sosial/Kelompok dalam
Pengelolaan Desa
Wisata
PELATIHAN DESA WISATA
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PROV. JAMBI
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

8.3 Lembaga Lainnya (LMDH/Kelompok


Perhutanan Sosial)

TUJUAN

• Mengetahui Bentuk-bentuk Kelembagaan


pengelola Desa Wisata
• Menjelaskan Fungsi dan Peran Berbagai
Kelembagaan Lainnya dalam Pengelolaan
Desa Wisata
• Mampu menemukenali Praktik-praktik Berbagai
Kelembagaan Lainnya dalam Mengelola Desa
Latar Belakang

Pariwisata berbasis masyarakat mengedepankan pendekatan bottom-up, sedangkan


pariwisata berkelanjutan mengedepankan pendekatan top-down.

Masyarakat menjadi pendekatan utama sebagai bagian dalam proses perencanaan


pembangunan Desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 18 Tahun 2018 Tentang Lembaga


Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa (LKD-LAD). LKD dan LAD
merupakan lembaga mitra Pemerintah Desa dalam fungsi Kemasyarakatan/Adat
membantu Pemerintah Desa dalam memperkuat pembangunan desa dan
penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga Lembaga-lembaga pengelola
Desa Wisata adalah Lembaga Kemasyarakatan Desa atau dan Lembaga Adat
Desa yang dapat ditetapkan melalui Peraturan Desa.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

LMDH adalah satu lembaga yang Para pihak yang berperan


dibentuk oleh masyarakat desa yang mendorong proses optimalisasi
berada didalam atau disekitar hutan serta berkembangnya PHBM,
untuk mengatur dan memenuhi yaitu: Pemerintah Daerah,
kebutuhannya melalui interaksi Lembaga Swadaya Masyarakat
terhadap hutan dalam konteks (LSM), Lembaga Ekonomi
sosial, ekonomi, politik dan budaya Masyarakat (Bank pemerintah,
dengan sistem Pengelolaan Hutan BPR, jasa asuransi, Pegadaian),
Bersama Masyarakat (PHBM) yang Lembaga Sosial Masyarakat,
dicanangkan oleh Perum Perhutani Usaha Swasta, Lembaga
pada tahun 2001. Pendidikan dan Lembaga
Donor.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

LMDH Wanaaji Desa Dermaji, Kec. Lumbir, Kab. Banyumas – Mengelola


Curug Wanasuta (http://dermaji.desa.id)
KELOMPOK PERHUTANAN SOSIAL

Dari 74.754 desa di Indonesia, 30 ribuan desa Berikut ini beberapa contoh kelompok pengelola perhutanan
berada di dalam dan sekitar kawasan hutan, di sosial atau kemasyarakatan yang mengelola wisata berbasis
mana 70% penduduknya menggantungkan hidupnya hutan yaitu sebagai berikut :
dari sumber daya hutan. Banyak komunitas lokal di a. Kelompok pengelola hutan mangrove
lingkungan kawasan hutan tersebut yang tidak • Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Jawa
memiliki akses legal terhadap sumber daya hutan Tengah
yang ada di sekitar mereka, dan hingga saat ini b. Kelompok pengelola hutan lindung
hanya terdapat kurang dari 1 juta hektar lahan di • Desa Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus
kawasan hutan yang secara legal telah dikelola oleh Lampung
komunitas lokal dan diberikan ijin pengelolaan c. Kelompok pengelola hutan Desa
hutannya oleh negara. • Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

KELOMPOK LAINNYA
• Terdapat kelompok lain yang mengelola kegiatan
wisata seperti: Kelompok Hutan Sosial,
Kelompok/Komunitas Peduli Lingkungan,
Kelompok Pengelola Seni dan Adat-Budaya,
Kelompok dan Komunitas Hobby dan Olah Raga
(off road, Paralayang, Permainan, dll),
• Dalam rangka pembangunan dan pengembangan
Desa Wisata peningkatan kapasitas lembaga
kemasyarakatan dan lembaga Desa menjadi
modal utama untuk membangun modal sosial
sebagai aset pengembangan ekonomi desa dan
kesejahteraan masyarakat desa.
• Peningkatan Kapasitas kelembagaan termasuk
dengan Pemerintahan Desa dan Lembaga Desa
yang mengembangkan jaringan hubungan sosial
dan hubungan pengembangan lainnya dalam
rangka memperkuat modal sosial sebagai modal
pengembangan Desa Wisata.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu
IDENTIFIKASI LEMBAGA-LEMBAGA DI DESA DALAM
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA
( Berdasarkan Pengaruh dan Kepentingan )

Lakukan Pemetaan berdasarkan

I II tingkat pengaruh dan kepentingan,


Pengaruh

Pengaruh semakin naik tinggi,


Kepentingan semakin ke kanan
semakin tinggi. Tuliskan dan
III IV kelompokan nama-nama Lembaga/
Kelompok/Komunitas yang berpotensi
dalam pembangunan dan
pengembangan Desa Wisata beserta
Kepentingan peran dan fungsinya.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

Contoh Stakeholder yang berkaitan dengan Desa Wisata

• Pemerintah Desa
• BPD
• Dinas Pariwisata
• Dinas Kehutanan
• Dinas PMD
• Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama
• POKDARWIS
• BUMDesa
• KTH (Kelompok Tani Hutan), LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan)
• LKD (Karang Taruna, Remaja Mesjid, Majelis Ta’lim)
• Tokok Pemuda
• Komunitas Pecinta Alam
• Komunitas Sanggar Tari
• Pihak ke-3 (Swasta) ; LSM (hanya support)
• ………………………………………………….
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bengkulu

1. ………………. 1. ……………….
2. ………………. 2. ……………….
3. ………………. 3. ……………….
4. ………………. 4. ……………….
5. ………………. 5. ……………….
Pengaruh

1. ………………. 1. ……………….
2. ………………. 2. ……………….
3. ………………. 3. ……………….
4. ………………. 4. ……………….
5. ………………. 5. ……………….

Kepentingan
4 Jenis Stakeholder
• Laten (I)
• Memiliki pengaruh yang besar terhadap
kegiatan tetapi memiliki kepentingan
yang lemah
• Promotor (II)
• Memiliki pengaruh yang kuat terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan
dan
memiliki kepentingan yang besar
terhadap kegiatan
• Apatis (III)
• Kurang memiliki kepentingan ataupun
kekuatan
• Pembela / Defenders (IV)
• Memiliki Kepentingan yang besar dan
pengaruh yang lemah terhadap
keberhasilan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai