Anda di halaman 1dari 34

TRANSFORMASI SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

KAWASAN TAMAN TEBING BREKSI


COMMUNITY BASED TOURISM
DOSEN PENGAMPU:
PROF. IR. WIENDU NURYANTI., M. ARCH., PH.D RAHMATIKA PUTRI HANUNNINDYA
DRS. BAMBANG SUNARYO, M.SC., MS 19/449450/PTK/12709
Daftar Isi
• Pengertian teori Community Based Tourism 2
• Pendahuluan 5
• Isu strategis 6
• Profil kawasan 7
• Dampak kegiatan pariwisata 24
• Analisis 26
• Rekomendasi 32
• Daftar Pustaka 33

1
Community Based Tourism
menurut beberapa ahli

Murphy, 1985 Pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, sebagai bagian dari produk
Konsep pengembangan pariwisata pariwisata, kalangan industri juga harus melibatkan masyarakat lokal
berbasis masyarakat dalam pengambilan keputusan.

• Bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat


lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan
pembangunan pariwisata
• Masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha-usaha
Nicole Hausler, 2000 pariwisata juga mendapat keuntungan
• Menuntut pemberdayaan secara politis dan demokratisasi dan
distribusi keuntungan kepada komunitas yang kurang beruntung di
pedesaan

Community Based Tourism (CBT) merupakan salah satu jenis pariwisata


Denman, 2001 dengan melibatkan komunitas lokal sebagai pengendali (host),
pengembangan dan managemen , dengan proporsi lebih banyak untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

2
Masyarakat lokal harus “dilibatkan”, sehingga
(D’amore, 2007) Guidelines model pengembangan
mereka tidak hanya dapat menikmati keuntungan
pariwisata berbasis masyarakat, yakni:
pariwisata dan selanjutnya mendukung
pengembangan pariwisata yang mana masyarakat
• Mengidentifikasi prioritas pembangunan yang dapat memberikan pelajaran dan menjelaskan
dilakukan penduduk lokal (resident) secara lebih rinci mengenai sejarah dan keunikan
• Mempromosikan dan mendorong penduduk lokal yang dimiliki
• Pelibatan penduduk lokal dalam industri
• Investasi modal lokal atau wirausaha sangat
dibutuhkan
• Partisipasi penduduk dalam event-event dan kegiatan Elemen-elemen Community Based Tourism:
yang luas
• Sumberdaya alam dan budaya,
• Produk wisata untuk menggambarkan identitas lokal
• Organisasi-organisasi masyarakat,
• Mengatasi problem-problem yang muncul sebelum • Manajemen,
pengembangan yang lebih jauh • Pembelajaran (Learning).

3
Prinsip-prinsip Community Based Tourism

Prinsip dasar CBT menurut UNEP dan WTO sebagai berikut: • mempertahankan keunikan karakter dan budaya di area
lokal;
• mengakui, mendukung dan mengembangkan • membantu berkembangnya pembelajaran tentang
kepemilikan komunitas dalam industri pariwisata ; pertukaran budaya pada komunitas;
• mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai • menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia;
setiap aspek; • mendistribusikan keuntungan secara adil kepada
• mengembangkan kebanggaan komunitas; anggota komunitas ; dan
• mengembangkan kualitas hidup komunitas; • berperan dalam menentukan prosentase pendapatan
• menjamin keberlanjutan lingkungan; (pendistribusian pendapatan) dalam proyek-proyek yang
ada di komunitas.

Nederland Development Organisation (SNV) mengemukakan


4 prinsip CBT yaitu:

• ekonomi yang berkelanjutan,


• keberlanjutan ekologi,
• kelembagaan yang bersatu,
• keadilan pada distribusi biaya dan keuntungan pada
seluruh komunitas.

4
Pendahuluan

Masyarakat bermata
pencaharian utama Kawasan Tebing Breksi
Sejak tahun 2014, aktivitas dialih fungsikan dari lokasi
sebagai penambang penambangan dihentikan
batu kapur penambangan menjadi
area wisata

Perubahan kondisi sosial-


ekonomi masyarakat dari
yang bekerja sebagai
penambang menjadi
penyedia pendukung
kegiatan pariwisata
Taman Tebing Breksi

5
Isu Strategis

Kawasan Wisata Taman Tebing Breksi belum bisa


eksis atau mandiri dalam pengelolaan pariwisata

Masyarakat belum optimal dalam menempatkan


diri sebagai ‘host’ dalam kepariwisataan

Berdasarkan literatur, maka keterlibatan masyarakat


lokal menjadi poin penting dalam Community Based
Tourism di Kawasan Wisata Taman Tebing Breksi.
Namun pada kondisi eksistingnya, masyarakat di Desa
Sambirejo khususnya belum bisa menjadi tuan rumah
dalam pengelolaan pariwisata Tebing Breksi. Maka dari
itu perlu dilakukan analisis mengenai hubungan
keterkaitan masyarakat dengan kegiatan pariwisatanya
dengan arahan ataupun program yang nantinya dapat
memaksimalkan kawasan Tebing Breksi ini sebagai
kawasan wisata berbasis masyarakat.
6
TEBING BREKSI
Profil Kawasan
Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi Taman Tebing Breksi merupakan perbukitan batuan breksi
yang digunakan oleh warga sekitar untuk melakukan penambangan batuan alam. Lokasinya berada di
Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

7
Kondisi Masyarakat

Sejak tahun 2014, kegiatan penambangan di tempat ini ditutup oleh pemerintah. Penutupan ini
berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa batuan yang ada di lokasi penambangan ini
merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Sumilir dan Nglanggeran.
Kemudian lokasi penambangan ditetapkan sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk
kegiatan penambangan. Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat mendekorasi lokasi
bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi, melalui Keputusan Kepala
Badan Geologi RI Nomor 1157.K/40/BGL/2014 tebing breksi ditetapkan sebagai kawasan warisan geologis
(geoheritage), tepatnya pada bulan Mei 2015, diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai
wisata baru. Setelah menjadi kawasan geoheritage, praktis warga tak bisa lagi menggantungkan hidup
dari penambang batu.

8
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan
Tahun 2017 Tahun 2018
Bulan Tahun 2016
domestik mancanegara domestik mancanegara
Januari 2.190 83.106 0 84.324 173
Februari 1.742 60.467 0 64.879 54
Maret 2.380 55.317 140 80.498 117
April 5.920 67.001 467 12.408 28
Mei 9.017 63.537 72 92.263 124
Juni 7.586 58.070 58 125.577 86
Juli 36.668 87.772 329 85.402 207
Agustus 24.143 66.582 216 58.697 456
September 36.746 56.267 166 75.352 361
Oktober 40.282 64.697 118 116.888 235
November 37.292 63.366 101 42.976 119
Desember 111.457 118.719 77 153.791 2.375
Total 315.423 869.457 1.744 1.097.550 4.493

Sumber: Dinas Pariwisata DIY

9
Kondisi eksisting kawasan wisata Tebing Breksi

10
Potensi kawasan wisata Tebing Breksi

Potensi Alam

Potensi Budaya dan Kesenian

Wisata budaya diantaranya tradisi rasulan, wiwitan, sadranan dan suronan. Biasanya upacara tradisi
tersebut dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu agar wisatawan dapat menikmati wisata budaya ini
sembari belajar mengenai esensi dan makna yang terkandung di dalam upacara tersebut. Potensi wisata
kesenian di desa sambirejo terdiri dari karawitan, jathilan, cokekan, ketoprak, campursari serta wayang
kulit. Wisatawan dapat menikmati atraksi kesenian ini pada waktu-waktu tertentu.
11
Potensi Cinderamata/Souvenir

Keripik sayur
Salah satu dusun di Desa Sambirejo merupakan sentra
keripik sayur. Bermacam-macam sayuran dijadikan
keripik, seperti daun singkong, pare, terong, kemangi,
seledri, kenikir dan jamur tiram. Keripik sayur sangat
berpotensi untuk menjadi salah satu opsi oleh-oleh
karena berasal dari desa sambirejo.

Batik jumputan
Di Desa Sambirejo terdapat 2 pengrajin batik jumputan.
Dengan adanya batik jumputan ini menjadi alternatif untuk
cinderamata bagi wisatawan/pengunjung karena sifatnya
yang khas, unik, dan tersedia dalam jumlah yang terbatas,
Hal ini dapat menambah nilai tawar batik untuk dibeli oleh
pengunjung.

12
Kegiatan Wisata kawasanTebing Breksi

13
ATRAKSI

1. Spot Foto

Salah satu keunikan Tebing Breksi adalah adanya ukiran/pahatan pada dinding tebing yang menjadi
spot favorit wisatawan untuk berfoto. Terdapat juga aneka ragam spot foto buatan bagi wisatawan yang
disediakan oleh pengelola. Tentu saja selain spot-spot foto buatan tersebut, wisatawan juga bisa berfoto
di seluruh area Tebing Breksi yang menjadi daya tarik utamanya.

14
15
2. Amphiteater Tlatar Seneng
Tebing Breksi sejak awal
dikonsep sebagai salah satu
ruang pertunjukan outdoor,
karena itulah di kawasan ini
terdapat amphiteater terbuka
yang dilengkapi dengan tempat
duduk berbentuk setengah
lingakaran, ruang pertunjukan ini
dinamakan Tlatar Seneng.

16
3. Jeep Tour Shiva Plateau
Jip wisata dan ATV dikelola oleh koperasi
dari Kecamatan Prambanan bernama
Shiva Plateau. Komunitas jip wisata ini
digagas oleh pemuda masyarakat
setempat yang kemudian ikut berperan
sebagai pengemudi sekaligus tour guide
bagi pengunjung. Atraksi ini hadir untuk
memfasilitasi wisatawan agar dapat secara
singkat mengunjungi area di sekitar Tebing
Breksi yang telah ditetapkan sebagai
kawasan cagar budaya oleh pemerintah
DIY dab Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB). Kawasan Cagar Budaya tersebut
mencakup Candi Ijo, Candi Banyunibo,
Watu Payung, Spot Riyadi, Batu Papal dan
situs bersejarah lainnya.

17
4. Camping Ground Watu Tapak
Camping Ground Watu Tapak berada di
Kompleks Taman Tebing Breksi yang
dimanfaatkan untuk kegiatan
perkemahan dengan pemandangan
alam yang indah. Selain dimanfaatkan
sebagai area perkemahan, area ini juga
sering digunakan untuk acara
pernikahan atau acara-acara lainnya.

18
5. Spot melihat pemandangan di malam hari

Salah satu daya tarik wisata lain dari Taman Tebing Breksi yaitu ketika kondisi sore hingga
malam hari. Dari atas tebing, wisatawan dapat melihat pemandangan ke arah kota Yogyakarta
dengan keindahan lampu-lampu kota. Selain itu, beberapa kegiatan pagelaran seni atau
konser musik diadakan di Tebing Breksi pada malam hari dengan latar belakang tebing.

19
AKSESIBILITAS
Untuk menuju lokasi Taman Tebing Breksi
dapat dicapai melalui Jalan Raya Jogja-
Solo dari arah barat (kota Jogja) maupun
dari arah timur (Klaten, Solo). Dari
persimpangan Pasar Prambanan menuju
lokasi wisata kurang lebih berjarak 2 km.
Jalan utama menuju Tebing Breksi dapat
dilalui dengan menggunakan motor, mobil
maupun bis pariwisata. Disepanjang jalan
utama masih terbatas petunjuk yang
tersedia di jalan untuk mengarahkan
wisatawan menuju Taman Tebing Breksi.

20
Akses dari pusat kota menuju Taman Tebing Breksi

Akses dari Bandara Internasional (Adisutjipto) menuju Taman Tebing Breksi

21
AMENITAS

1. Balkondes Sambirejo

22
2. Rumah Makan

3. Area Parkir Kendaraan

23
Dampak dari Kegiatan Pariwisata
Dampak Pengembangan Objek Wisata Taman Tebing Breksi

+ Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan mendorong masyarakat untuk


EKONOMI berwirausaha sebagai pelaku pariwisata
- Belum terlalu signifikan, secara umum tidak ada pertentangan dari masyarakat

+ Rasa saling menghargai, gotong-royong dan toleransi antar warga masyarakat lokal
SOSIAL dan pendatang semakin tinggi
- Adanya penyimpangan sosial, timbulnya kecemburuan dengan pedagang pendatang
+ Mengenal lebih banyak keanekaragaman kebudayaan orang lain maupun dari
negara lain seiring dengan sering diadakannya event-event kebudayaan di Taman
BUDAYA Tebing Breksi
- Pengaruh budaya orang lain (luar) yang perlahan mempengaruhi struktur
kebudayaan yang ada di masyarakat Desa Sambirejo

+ Meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pentingnya menjaga dan


lebih mengahargai lingkungan Taman Tebing Breksi sebagai situs Geoheritage
LINGKUNGAN
- Masih terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan di Kawasan Taman Tebing
Breksi

24
Masyarakat sebagai Pelaku Pariwisata
Masyarakat lokal • Ticketing
• Kuliner
• Photo booth
• Jeep Wisata ‘Shiva Plateau’
• Parkir
• Kebersihan
• Pengelola camping ground
• Karyawan Balkondes Sambirejo

Komunitas lokal • Pokdarwis ‘Tlatar Seneng’


• Kelompok pengelola Tebing Breksi ‘Lowo Ijo’

Jumlah usaha
Jenis usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Toko/kios/warung 8 12 17 20 27
Penginapan/homestay - - 1 1 1
Rumah makan 4 7 10 16 19
Cinderamata - 1 3 3 3

25
ANALISIS
Sebaran peran masyarakat pada Kawasan Wisata Tebing Breksi

1. Retribusi parkir
kendaraan dan tiket
masuk
2. Penataan area parkir
kendaraan
3. Penyedia kuliner
4. Pedagang asongan
5. Karyawan Balkondes
Sambirejo
6. Pengelolaan
Camping Ground
7. Penataan area parkir
kendaraan
8. Penyedia jasa jeep
tour

26
Analisis peran masyarakat Kawasan Wisata Tebing Breksi

Saat ini sebagian besar penambang telah beralih ke sektor pariwisata, baik menjadi petugas parkir
ataupun berjualan makanan di area taman tebing breksi. Beberapa diantaranya ikut mengerjakan proyek
pembangunan destinasi wisata taman tebing breksi, karena nantinya lokasi tersebut tidak hanya
mengandalkan pemandangan dan panggung terbukanya saja, namun akan dikembangkan dengan daya
tarik wisata lainnya.

Pedagang di kawasan tebing breksi bukan merupakan


masyarakat sekitar tebing breksi maupun bekas penambang
breksi saja, melainkan banyak diantara mereka yang berasal
dari luar kawasan tebing breksi.

Banyaknya pedagang pendatang ini menyebabkan tidak


tersedianya ruang bagi bekas penambang tersebut untuk
membuka usaha, sedangkan pedagang pendatang yang
tidak terkena dampak kerugian dapat memperoleh
keuntungan.

27
Analisis Komponen Pariwisata
ATRAKSI
Berdasarkan kondisi eksisting atraksi
yang sudah ada di Tebing Breksi sudah
cukup bervariasi, namun perlunya inovasi AKSESIBILITAS
dengan menambahkan atraksi baru yang Aksesibilitas menuju lokasi wisata Taman Tebing
mampu menarik wisatawan lebih banyak. Breksi sudah cukup baik, namun perlu
Misalkan dengan kegiatan outbound untuk diperhatikan ketika hari libur atau ketika ada
anak-anak dan dewasa. kegiatan tertentu maka lonjakan pengunjung
menjadi tantangan bagi pengelola khususnya
untuk akses menuju lokasi dengan lebar jalan
AMENITAS yang sempit, sehingga mengakibatkan
Fasilitas pariwisata di Taman Tebing penumpukan kendaraan baik kendaraan pribadi
Breksi masih minim. Belum adanya maupun bus pariwisata. Perlunya pelebaran
fasilitas penginapan/homestay yang jalan masuk utama menuju lokasi menjadi suatu
dikelola langsung oleh masyarakat, belum hal yang penting dalam menunjang aksesibilitas
terkelolanya souvenir/cinderamata khas lokasi pariwisata.
dari Desa Sambirejo, selain itu rumah
makan yang tersedia masih kurang
bervariasi serta masih banyak pedagang
makanan yang bukan masyarakat sekitar
melainkan dari luar kawasan.
28
Analisis respon masyarakat Kawasan Wisata Tebing Breksi

1. Euphoria Tokoh-tokoh masyarakat yang merespon positif


(pemerintah desa, tokoh masyarakat, masyarakat biasa yang aktif di kawasan
pertambangan Tebing Breksi). Kelompok ini juga disebut sebagai agent of change di
kalangan masyarakat Desa Sambirejo karena mampu mempengaruhi masyarakat untuk
merespon positif, mendukung dan mengikuti segala perkembangan pariwisata di Tebing
Breksi

2. Neutral Masyarakat yang memanfaatkan peluang usaha


Merespon adanya perkembangan pariwisata Tebing Breksi dengan membuka usaha-usaha
di dalam lokasi wisata

3. Annoyance Masyarakat yang tidak mau memanfaatkan peluan usaha


Kelompok masyarakat yang merespon negatif namun tidak benar-benar menolak
pengembangan pariwisata

29
Analisis SWOT
FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL

THREATS WEAKNESSES
1. Faktor Bencana Alam 1. Partisipasi masyarakat dalam
2. Sampah dan vandalisme pengembangan pariwisata yang belum
3. Kerusakan lingkungan yang maksimal
menyebabkan menurunnya kualitas 2. Kualitas SDM masih rendah dalam sektor
sumber daya pariwisata pariwisata
3. Belum adanya fasilitas cinderamata khas
Desa Sambirejo yang terdapat di lokasi
wisata Tebing Breksi

OPPORTUNITIES STRENGTHS
1. Terletak di kawasan wisata 1. Merupakan salah satu peninggalan sejarah
Kecamatan Prambanan dengan potensi objek daya tarik wisata yang
2. Dukungan para pihak dalam masih bisa dikembangkan
pengembangan Tebing Breksi 2. Lingkungan sekitar kawasan yang masih
3. Tingginya minat wisatawan terhadap asri
pariwisata warisan 3. Telah terbentuk kelembagaan lokal

30
Analisis SWOT

S-O W-O
1. Mengadakan kegiatan atau event 1. Kerjasama/menjalin kemitraan dengan sektor
yang terjadwal (mingguan, bulanan, lain yang mendukung
tahunan) 2. Meningkatkan kesadaran wisata kepada
2. Mengemas pariwisata Tebing Breksi masyarakat lokal
dalam paket wisata 3. Mengikutsertakan peran masyarakat dalam
3. Memaksimalkan wisata alam dan pengembangan kawasan
wisata minat khusus sesuai potensi 4. Penyusunan rencana pengelolaan jangka
objek daya tarik wisata panjang

S-T W-T
1. Mengadakan sosialisasi mengenai 1. Pemberdayaan masyarakat lokal
konservasi lingkungan 2. Pelatihan mengenai industri pariwisata bagi
2. Meningkatkan keamanan kawasan masyarakat pelaku wisata
Tebing Breksi 3. Mengadakan kerjasama dengan desa-desa
3. Melakukan monitoring dan evaluasi disekitar untuk mengembangkan produk lokal
dampat pariwisata sebagai cindera mata khas

31
REKOMENDASI
1. Memberikan pelatihan mengenai sektor pariwisata bagi masyarakat lokal
SDM (bagaimana menjadi “host” yang baik)
2. Memberi peluang bagi masyarakat lokal untuk membuka berbagai usaha yang
dapat mendukung obyek wisata Tebing Breksi
3. Meningkatkan kemampuan SDM pengelola destinasi pariwisata warisan melalui
pelatihan bekerjasama dengan pemerintah
1. Menjalin kemitraan dengan sektor lintas pariwisata yang
PARTNERSHIP mendukung pengembangan wisata Tebing Breksi
2. Membuka kesempatan masuknya investor yang dapat membantu
dalam pengembangan kawasan wisata Tebing Breksi menjadi lebih
baik
3. Melakukan kerjasama dengan pemerintah maupun swasta untuk
membuat kegiatan atau event yang terjadwal

1. Mengembangkan sentra kerajinan dan produk oleh-oleh/souvenir berbahan


PRODUK baku lokal
2. Mengadakan workshop pembuatan souvenir dari mulai proses hingga
pengemasannya yang diadakan oleh masyarakat setempat
3. Meningkatkan promosi produk wisata (membuat leaflet baik dalam bentuk
fisik maupun digital)
32
Daftar Pustaka

Arifin, Anindya Putri. 2017. Pendekatan Community Based Tourism dalam Membina Hubungan Komunitas di Kawasan
Kota Tua Jakarta. Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16
Laporan Executive Sumary KSPN Prambanan-Kalasan dan sekitarnya. Tahun anggran 2016
Nuryanti, W. Heritage, Tourism and Local Communities. Yogyakarta: UGM Press.
Statistik Pariwisata DIY (2018). Dinas Pariwisara Daerah Istimewa Yogyakarta.
Suansri, Potjana. Community Based Tourism Handbook. Thailand : REST Project
World Tourism Organization. 2000. WTO News Issue 2. Madrid.

33

Anda mungkin juga menyukai