Anda di halaman 1dari 33

RIP LABUAN BELANDA T.A.

2016
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN/MASTERPLAN PELABUHAN

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BUTON UTARA
DINAS PERHUBUNGAN KOMINFO
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Regional and Multiplier effect Participation Integration


integrated approach approach approach management
approach
1 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP PENDAHULUAN Latar Belakang


Maksud dan Tujuan
Dasar Hukum
Ruang Lingkup Pekerjaan
Wilayah Perencanaan
RIP
LATAR BELAKANG
Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan perairan di Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan. Dalam menghadapi perdagangan bebas guna untuk perbaikan
perekonomian regional maupun lokal, maka Kabupaten Buton Utara yang sangat berpotensi untuk berkembang sudah harus
mempersiapkan diri dalam pengadaan segala fasilitas yang dapat mendukung sistem ekonomi terbuka dan pasar bebas mendatang.

RENCANA INDUK PELABUHAN/ MASTERPLAN Tuntutan kebutuhan transportasi yang sangat mendukung pelaksanaan dan kelancaran perdagangan yaitu penyediaan jalan dan pelabuhan
menjadi prioritas utama dalam usaha pengembangan perekonomian.

MAKSUD DAN TUJUAN


• Upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Labuan Belanda Kabupaten Buton Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan
secara terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses
pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk.
• sebagai acuan dalam pelaksanaan penganggaran Pembangunan Pelabuhan, sehingga
kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi permasalahan yang
. timbul pada waktu operasional pelabuhan.

MAKSUD DAN TUJUAN LANDASAN HUKUM


• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomro 5 tahun 2010 tentang kenavigasian
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomro 20 tahun 2010 tentang Angkutan di
perairan
• Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Tahun
2009
• Nomor kontrak……./…..?????

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PENYUSUNAN RENCANA INDUK/ MASTERPLAN PELABUHAN
LINGKUP PEKERJAAN LABUAN BELANDA/WANTULASI

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN


KEGIATAN PERUMUSAN DAN RENCAMA
• Kebijakan dan Strategi
PEKERJAAN PENGUMPULAN DATA

Pengembangan Wilayah
yang berkaitan dengan
program pemerintah
• Tata Guna Lahan dan
Prasarana Fisik Wilayah
• Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi dan
“Sistem kepelabuhanan yang efisien, kompetitif dan
Kabupaten/Kota • Analisa dan evaluasi responsif yang mendukung perdagangan internasional
KEGIATAN ANALISA DATA
• Jaringan prasarana teknis teknis:
transportasi dan rencana • Analisis operasional • Rencana Fungsi Kegiatan dan domestik serta mendorong pertumbuhan ekonomi
pengembangannya
• Jaringan utilitas dan
• Analisis ekonomi dan •

Rencana Pemanfaatan Ruang
Rencana pengembangan faslitas pelabuhan
dan pembangunan wilayah”.
finansial
rencana
• Analisa tahapan • Rencana Pengelolaan Lingkungan
pengembangannya (jika
telah ada). pembangunan Tahapan • Rencana Prasaranan Pendukung
• Data Sosial Ekonomi pelaksanaan • Rencana Struktur Prasarana dan keselamatan
Wilayah pembangunan pelayaran
• Fisiografi, Topografi, dan • Rencana Tahapan Pembangunan
Meteorologi • Indikasi Target Pelayanan Pelabuhan

PENYUSUNAN

RIP
PENDEKATAN

1 Regional and 2 Multiplier effect


approach
3 Participatoin
approach
4 Integration
management
RENCANA INDUK PELABUHAN
integrated approach
approach

LABUAN BELANDA/WANTULASI

• IDENTIFIKASI DAN • ANALISA PEMETAAN SISTEM PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN LABUAN
KONFIRMASI ISU POKOK TRANSPORTASI LABUAN BELANDA/WANTULASI
STUDI BELANDA/WANTULASI
• PENGUMPULAN DATA DAN • ANALISA PERPEKTIF • PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN DASAR DAN
SURVEY LAPANGAN PERKEMBANGAN PELABUHAN STRATEGI PENGEMBANGAN
• IDENTIFIKASI KONDISI FISIK • ANALISA PENGEMBANGAN • PENYUSUNAN RENCANA INDUK /MASTERLAN
DAN SOSIAL EKONOMI PELABUHAN PELABUHAN LABUAN BELANDA/WANTULASI
• PENYUSUNAN INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN KERJA


KAB.BUTON UTARA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
Lingkup Gambaran Umum
WILAYAH PERENCANAAN
aksesibilitas,
RENCANA INDUK PELABUHAN/
daerah pengaruh,
MASTERPLAN PELABUHAN ketersediaan lahan

MAP
WILAYAH REGIONAL PERENCANAAN WILAYAH LOKAL PERENCANAAN
Letak geografis 4,6 LS -5,15 LS ,serta membujur dari barat ketimur ,antara 122,59 BT – 123,15 BT
Letak geografis 4,6 LS -5,15 LS ,serta membujur dari barat ketimur ,antara 122,59 BT – 123,15 BT

PLANNING
MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

SULAWESI TENGGARA

IBU KOTA PROVINSI


KOTA KENDARI

Kabupaten
BUTON UTARA
Letak geografis 4,6 LS -5,15 LS
serta membujur dari barat ketimur
antara 122,59 BT – 123,15 BT KAB.BUTON UTARA

LOKASI PELABUHAN LABUAN PUSAT KOTA


BELANDA/WANTULASI KULISUSU
Lokasi Perencanaan

KEC.WAKORUMBA UTARA LUAS WILAYAH


- Daratan 1.923,03 Km2
- Perairan :2.500 Km2
- Luas Wilayah Seluruhnya :
4.423,03 Km2

LOKASI WILAYAH PERENCANAAN Terletak di kecamatan wakorumba utara kabupaten buton utara
Lokasi pekerjaan di Pelabuhan labuan belanda/wantulasi
Rencana Induk Pelabuhan
Permukaan wilayah sebagian besar daratan dengan ketimnggian 25 -500 meter diatas permukaan laut

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP METODOLOGI, PENDEKATAN,KAJIAN


Regional and integrated
approach
Pendekatan dan Kajian Kebijakan
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach Aspek pendekatan dalam penyusunan
2
MASTERPLAN PELABUHAN

RIP
LABUAN BELANDA/WANTULASI
METODE
PENDEKATAN DAN KAJIAN KEBIJAKAN
SEBAGAI ACUAN
Dalam menyelesaIikan seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan. Dengan adanya acuan ini diharapkan seluruh aspek pekerjaan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya secara lebih efisien dan efektif dalam perencanaan

POLA

PENDEKATAN
DASAR RANGKAIAN PENYUSUNAN PEKERJAAN
IDENTIFIKASI

• Pengumpulan Informasi dan Studi Literatur Isu Pokok


• Konfirmasi Isu Pokok Studi
• Penyusunan Metode dan Rencana Kerja Studi
Terinci
Data dan
• Persiapan Survei Survei
• Pengumpulan Data dan Survei Lapangan
• Identifikasi Kondisi Fisik dan Lingkungan
Lapangan

• Kajian Penggunaan Lahan dan Struktur


Kondisi Fisik 1
Ruang Wilayah dan Regional
• Identifikasi Potensi Sosial Ekonomi
Sosial Ekonomi
Wilayah
Wilayah
and Integrated approach
keterpaduan program sectoral
elemen/komponen dalam sistem kerangka rencana kerja (network
planning) pembangunan wilayah yang menyeluruh
perumusan alternatif rencana/program pengembangan pelabuhan laut
rencana/program diselaraskan terhadap kebijaksanaan dan rencana
Pemetaan pembangunan wilayah yang ada (antara lain : Rencana Tata Ruang
Wilayah Wilayah pemerintah Aceh , RTRW Kabupaten/Kota,
ANALISIS

• Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Umum Sistem


Permasalahan RENSTRA, RPJM, Rencana/Program-program transportasi yang
Transportasi Wilayah pemerintah Aceh Saat Ini
• Analisa Pemetaan Permasalahan Sistem
Sistem Transportasi definitif), serta Kebijaksanaan dan Rencana Pembangunan Wilayah
Makro (Regional dan Nasional)
Transportasi Laut Wilayah pemerintah Aceh Saat Ini Laut
2
• Identifikasi Kebijakan dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Wilayah pemerintah Aceh Wilayah
Multiplier effect approach
• Identifikasi Kebijakan dan Rencana
Pengembangan Sistem Transportasi Laut
Perspektif program atau proyek dinilai prioritasnya, dimana yang memberikan
Wilayah pemerintah Aceh
Perkembangan
Kronologis
• Analisa Prediksi Perkembangan Sistem Kegiatan dan manfaat ekonomi ganda merupakan prioritas yang paling tinggi
memberi manfaat yang berkelanjutan dengan jangkauan luas,
Sistem Transportasi di Masa Mendatang.
Wilayah sehingga akan terus bergulir bagaikan bola salju (snow bowling)
yang semakin lama manfaatnya akan semakin membesar
• Prediksi Permintaan Perjalanan di Masa Mendatang Pengembangan program akan dipilih berdasarkan kriteria prioritas manfaat

Implementatif
• Analisa Pengembangan Pelabuhan Laut Wilayah
pemerintah Aceh Pelabuhan Laut ekonomi ganda. Artinya, dalam penetapan indikasi program
pembangunan akan diidentifikasi urutan prioritas dari semua
Wilayah usulan kegiatan, program atau proyek

pola pikir pendekatan yang berpedoman dan mengacu pada 3


Konseptual
lingkup pekerjaan dikaitkan
dengan mekanisme / proses atau urutan/kronologis Participation approach
pelaksanaan.]
PENYUSUNN

Pemda dan masyarakat setempat akan terlibat sejak saat


pola-pikir pendekatan yang bersifat konseptual menyangkut perencanaannya hingga pengoperasian dan pemeliharaan.
kebijaksanaan, strategi, Perasaan untuk ikut memiliki, bahkan kalaupun harus berkorban
kerangka filosofi, atau konsep dasar yang akan digunakan
siap dilakukan, karena melalui pendekatan partisipasi ini
konsultan dalam merumuskan,
memilih, dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan dibangkitkan rasa ikut memiliki (sence of belonging). Pendekatan
pelabuhan laut partisipasi dalam pekejaan ini dilakukan mulai dari pengumpulan
• Perumusan Kebijakan Dasar dan data primer, melalui survei wawancara langsung terhadap
Strategi Pengembangan
RENCANA INDUK “stakeholder” pengguna dan pengelola prasarana dan sarana
transportasi laut

MASTERPLAN
• Penyusunan
Rencana Induk Pelabuhan

• Penyusunan Indikasi PELABUHAN LABUAN BELANDA 4


Program Pembangunan /WANTULASI Integration management
approach
POLA

proses perumusan Rencana Induk Pelabuhan wilayah


pemerintah Aceh akan dilakukan melalui pendekatan yang
integratif (Integrative System) dilihat dari cakupan
substantifnya, dan partisipatif (Participative Process) dilihat
dari mekanisme pelaksanaannya.

PENDEKATAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN

RENCANA INDUK PELABUHAN


KAB.BUTON UTARA
LABUAN BELANDA/WANTULASI KAB.BUTUR

ASPEK PENDEKATAN DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN


RENCANA INDUK PELABUHAN LABUAN BELANDA/WANTULASI
1.Kebijakan Pemerintah
• Rencana Induk Pelabuhan Nasional
• RTRW Provinsi Prov.SULTRA, RTRW Kab.Buton Utara
• Program Dasar Pembangunan Daerah (RPJMD)
2. Kebijakan Pemerintah
3. Aspek Teknis
4. Aspek Ekonomis
1.
5. Aspek Lingkungan
6. Dukungan Pertumbuhan Ekonomi dan Social Budaya Setempat
7. Keterpaduan Intra dan Antarmoda transportasi
8. Dukungan Aksesibiltas terhadap Hiterland
9. Keselamatan danKeamanan Pelayaran

Dasar pertimbangan ;
1. KP 414 Tahun 2013 Rencana Induk Pelabuhan Nasional
2. Permen kepelabuhanan
3. Permen ke tatanan kepelabuhanan
4. Permen 51 Tahun 2015 penyelenggaraan Pelabuhan Laut
5. Dokumen hasil seminar DED Labuan belanda/wantulasi, kab.BUTUR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KEBIJAKAN PEMERINTAH
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
DASAR PERENCANAAN PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI KAB.BUTON UTARA

KP 414 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL


Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia
dapat dikelompokkan berdasarkan
HIERARKI PELABUHAN,
Pelabuhan Labuan
Belanda/wantulasi, sebagai pelabuhan Pengumpan Lokal

PL : PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL


KESESUAIN
RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KEBIJAKAN PEMERINTAH
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
DASAR PERENCANAAN PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI KAB.BUTON UTARA

RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA


Berdasarkan Ruang lingkup substansi RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara mencakup :
• Arahan Pola Pengelolaan Struktur Ruang yang terdiri dari :
Arahan RTRW PROV.SULTRA •

Arahan pola pengelolaan sistem pusat permukiman dan
Arahan pola pengelolaan sistem jaringan prasarana wilayah;
Pelabuhan Pengumpan • Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat, meliputi
jalan dan rel;
Burangan dan Pelabuhan Labuhan Belanda
• Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana
Transportasi Laut;
• Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Udara;
• Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana Energi;
• Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air;
• Arahan Pola Pengelolaan Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan.
• Arahan Pola Pengelolaan Pemanfaatan Ruang yang terdiri dari Arahan pola
pengelolaan kawasan lindung dan arahan pola pengelolaan kawasan budidaya;

Lokasi Perencanaan
LOKASI PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI

KEC.WAKORUMBA UTARA

KESESUAIN
RTRW PROV.SUTRA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KEBIJAKAN PEMERINTAH
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
DASAR PERENCANAAN PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI KAB.BUTON UTARA

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BUTON UTARA


Berdasarkan Arahan RTRW KAB.BUTUR,Pelabuhan Burangan dan Pelabuhan Labuhan Belanda sebagai Pelabuhan Pengumpan
ARAHAN RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI LAUT, meliputi :
Tatanan Kepelabuhanan di Kabupaten Buton Utara, teridiri dari:
Rencana Struktur Ruang Wilayah, sebagai Pelabuhan Pengumpan
Kawasan Pusat Kegiatan terdiri dari : PelabuPelabuhan Ereke di Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Buranga di Kecamatan Bonegunu; dan
Pelabuhan Lelamo di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan barang/peti kemas di Lasora di Kecamatan Kulisusu;

Pusat Kegiatan Lokal (PKL), han Labuan Tobelo di Kecamatan Wakorumba Utara;

Pelabuhan Pengumpul
Perkotaan Buranga di Kecamatan Bonegunu; dan Pelabuhan Pengumpul Kambowa di Kecamatan Kambowa;
Pelabuhan Pengumpul Mata di Kecamatan Kambowa;
Perkotaan Kulisusu di Kecamatan Kulisusu Pelabuhan Pengumpul Nagapaea di Kecamatan Bonegunu;

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK):


Pelabuhan Pengumpul Lambale di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pengumpul Langere di Kecamatan Bonegunu;
Pelabuhan Pengumpul Lemo di Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Pengumpul Wa Ode Buri di Kecamatan Kulisusu Utara;
Labuan di Kecamatan Wakorumba; Pelabuhan Pengumpul Petetea di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pengumpul Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pengumpul La Kansai di Kecamatan Kulisusu Utara;
Waode Buri di Kecamatan Kulisusu Utara; Pelabuhan Pengumpul Lamoahi di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Korolabu di Kecamatan Wakorumba Utara;
Buranga di Kecamatan Bonegunu;
Pelabuhan Pengumpul Labuan Belanda
Kambowa di Kecamatan Kambowa;
di Kecamatan Wakorumba Utara;
Langkumbe di Kecamatan Kulisusu Barat; dan Pelabuhan Pengumpul Lasiwa di Kecamatan Wakorumba Utara;
Pelabuhan Khusus Pertambangan, meliputi :
Ereke di Kecamatan Kulisusu Pelabuhan Pertambangan Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pertambangan Lambale/Dampala Jaya di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pertambangan Lanoipi di Kecamatan Bonegunu; dan

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),:


Pelabuhan Khusus Perikanan di Mina-minanga Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Khusus Pertambangan
Pelabuhan Pertambangan Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pongkowulu di Kecamatan Kambowa; Pelabuhan Pertambangan Lambale/Dampala Jaya di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pertambangan Lanoipi di Kecamatan Bonegunu; dan
Laano Ipi di Kecamatan Bonegunu; Pelabuhan Khusus Perikanan di Mina-minanga Kecamatan Kulisusu;

Matalagi di Kecamatan Wakorumba Utara;


Lokasi Perencanaan
Labuan Bajo di Kecamatan Wakorumba Utara;
Lamoahi di Kecamatan Kulisusu Utara; LOKASI PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI
Triwacuwacu di Kecamatan Kulisusu;
Patetea di Kecamatan Kulisusu Utara; dan
Jampaka di Kecamatan Kulisusu
KEC.WAKORUMBA UTARA

WILAYAH KABUPATEN BUTON UTARA KESESUAIN RTRW PROV.SUTRA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KEBIJAKAN PEMERINTAH
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
DASAR PERENCANAAN PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI KAB.BUTON UTARA

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BUTON UTARA


Berdasarkan Arahan RTRW KAB.BUTUR,Pelabuhan Burangan dan Pelabuhan Labuhan Belanda sebagai Pelabuhan Pengumpan
ARAHAN RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI LAUT, meliputi :
Tatanan Kepelabuhanan di Kabupaten Buton Utara, teridiri dari:
Rencana Struktur Ruang Wilayah, sebagai Pelabuhan Pengumpan
Kawasan Pusat Kegiatan terdiri dari : PelabuPelabuhan Ereke di Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Buranga di Kecamatan Bonegunu; dan
Pelabuhan Lelamo di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan barang/peti kemas di Lasora di Kecamatan Kulisusu;

Pusat Kegiatan Lokal (PKL), han Labuan Tobelo di Kecamatan Wakorumba Utara;

Pelabuhan Pengumpul
Perkotaan Buranga di Kecamatan Bonegunu; dan Pelabuhan Pengumpul Kambowa di Kecamatan Kambowa;
Pelabuhan Pengumpul Mata di Kecamatan Kambowa;
Perkotaan Kulisusu di Kecamatan Kulisusu Pelabuhan Pengumpul Nagapaea di Kecamatan Bonegunu;

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK):


Pelabuhan Pengumpul Lambale di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pengumpul Langere di Kecamatan Bonegunu;
Pelabuhan Pengumpul Lemo di Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Pengumpul Wa Ode Buri di Kecamatan Kulisusu Utara;
Labuan di Kecamatan Wakorumba; Pelabuhan Pengumpul Petetea di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pengumpul Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pengumpul La Kansai di Kecamatan Kulisusu Utara;
Waode Buri di Kecamatan Kulisusu Utara; Pelabuhan Pengumpul Lamoahi di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Korolabu di Kecamatan Wakorumba Utara;
Buranga di Kecamatan Bonegunu;
Pelabuhan Pengumpul Labuan Belanda
Kambowa di Kecamatan Kambowa;
di Kecamatan Wakorumba Utara;
Langkumbe di Kecamatan Kulisusu Barat; dan Pelabuhan Pengumpul Lasiwa di Kecamatan Wakorumba Utara;
Pelabuhan Khusus Pertambangan, meliputi :
Ereke di Kecamatan Kulisusu Pelabuhan Pertambangan Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pelabuhan Pertambangan Lambale/Dampala Jaya di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pertambangan Lanoipi di Kecamatan Bonegunu; dan

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL),:


Pelabuhan Khusus Perikanan di Mina-minanga Kecamatan Kulisusu;
Pelabuhan Khusus Pertambangan
Pelabuhan Pertambangan Pebaoa di Kecamatan Kulisusu Utara;
Pongkowulu di Kecamatan Kambowa; Pelabuhan Pertambangan Lambale/Dampala Jaya di Kecamatan Kulisusu Barat;
Pelabuhan Pertambangan Lanoipi di Kecamatan Bonegunu; dan
Laano Ipi di Kecamatan Bonegunu; Pelabuhan Khusus Perikanan di Mina-minanga Kecamatan Kulisusu;

Matalagi di Kecamatan Wakorumba Utara;


Lokasi Perencanaan
Labuan Bajo di Kecamatan Wakorumba Utara;
Lamoahi di Kecamatan Kulisusu Utara; LOKASI PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI
Triwacuwacu di Kecamatan Kulisusu;
Patetea di Kecamatan Kulisusu Utara; dan
Jampaka di Kecamatan Kulisusu
KEC.WAKORUMBA UTARA

WILAYAH KABUPATEN BUTON UTARA KESESUAIN RTRW PROV.SUTRA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
MASTERPLAN PELABUHAN

IDENTIFIKASI
2
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH


Regional and integrated
approach
WILAYAH PERENCANAAN
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
SOSIAL
EKONOMI KAB.BUTON UTARA
MASTERPLAN PELABUHAN LABUHAN BELANDA

Data PDRB

Laju pertumbuhan
Data Kependudukan pdrb menurut
lapangan usaha 2016
Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Buton Utara Menurut Kecamatan
Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun

2010 2014 2015 2010 - 2015 2014 - 2015

Bonegunu 7,727 8,258 8,417 8.93 1.93

Kambowa 6,224 6,680 6,778 8.90 1.47

Wakorumba 6,513 7,141 7,239 11.15 1.37

Kulisusu 20,652 22,384 22,688 9.86 1.36

Kulisusu Barat 5,823 6,158 6,252 7.37 1.53

Kulisusu Utara 7,797 8,297 8,405 7.80 1.3

Buton Utara 54,736.00 58,918.00 59,779.00 9.21 1.46

Laju implisit pdrb Distribusi


menurut lapangan presentase pdrb
usaha 2015 menurut lapangan
usaha 2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DASAR PERENCANAAN PELABUHAN LABUAN
BELANDA/WANTULASI KAB.BUTON UTARA

RENCANA INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPJM) SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI WILAYAH

Rencana JAINGAN TRANSPORTASI Wilayah Koneksitas HITERLAND

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA Aspek Teknis


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
WILAYAH PERENCANAAN
ANALISA DATA

ANALISA BHATIMETRI DAN TOPOGRAFI

SULAWESI TENGGARA

IBU KOTA PROVINSI


KOTA KENDARI

Kabupaten
BUTON UTARA
Letak geografis 4,6 LS -5,15 LS
serta membujur dari barat ketimur
antara 122,59 BT – 123,15 BT

Data bathimetri bertujuan untuk


mengetahui variasi kedalaman

pantai dan mengetahui adanya


benda penghalang rintangan
arus pelayaran di sekitar Berdasarkan hasil survey bathimetri seluas ± 10 Ha, dapat disimpulkan bahwa perairan di lokasi
pantai sedangkan data topografi
pelabuhan tergolong cukup landai dengan kedalaman 8 m LWS pada jarak + 135 m dari garis pantai
dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran situasi dan dan terdapat daratan amolengo di depan lokasi pelabuhan yang berjarak g,z8 km. Sementara dari hasil
ketinggian daerah lokasi pengukuran lahan seluas ± 10 ha menunjukan bahwa topografi di lokasi studi berbukit dengan elevasi 0 - 10 m
pekerjaan yang menyangkut LWS. Di sekitar Iokasi terdapat pemukiman penduduk dan akses jalan ke Ibukota Kabupaten.
sarana dan fasilitas pendukung.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
WILAYAH PERENCANAAN
ANALISA DATA

ANALISA BHATIMETRI DAN TOPOGRAFI


untuk survey bathimetri dan topografi di

buat BM (Bench Mark) sebanyak 2


buah sebagai titik tetap dengan koordinat
sebagai berikut:

Koordinat
Simbol Tinggi (LWS)
X Y
BM1 496073,5745 9511763,0548 +2,50
BM2 496062,6143 9511758,1665 +2,60

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
WILAYAH PERENCANAAN
ANALISA DATA

ANALISA ARUS KAWASAN PELABUHAN


Hasil pengukuran kecepatan dan arah arus di satu lokasi yang sama
dengan kedalaman 0.2d, 0.6d dan 0.8d yang dilakukan selama 25 jam terus
menerus dengan interval waktu 60 menit pada saat spring tide dan neap tide dapat
dilihat Lampiran D. Rangkuman hasil pengukuran arus dapat dilihat pada.

Dari data tersebut diketahui kecepatan arus sangat kecil,


yaitu kurang dari 1.5 m/dt. Kondisi tersebut tidak mengganggu pergerakan
(manuver) kapal. Jadi kondisi arus di perairan pelabuhan belum menyulitkan
pergerakan Kapal.

Kedalaman Kecepatan
Kondisi Pasang Arus Dominan
Lokasi Pengukuran Maksimum
Surut Dari Arah
(m) (m/dt)
0.2d 0.105 Barat Daya
Spring Tide
0.6d 0.125 Selatan
14 Sept. 2015
Pelabuhan 0.8d 0.113 Barat Daya
Kegunaan data arus pada Pengukuran arus ditujukan Wantulasi 0.2d 0.071 Barat Laut
Spring Tide
pekerjaan pelabuhan adalah untuk mengetahui besarnya 22 Sept. 2015
0.6d 0.084 Barat Laut
0.8d 0.067 Barat Laut
untuk mengevaluasi stabilitas kecepatan dan arah arus yang
garis pantai (erosi ataukah terjadi di perairan pelabuhan
sedimentasi) dan menghindari pada saat bulan sabit (neap
pengaruh takanan arus berarah tide) dan bulan purnama
tegak lurus kapal (cross (spring tide). Dalam pengukuran
current) agar dapat ini dilakukan pada kondisi spring tide
dan neap tide.
bermanuver dengan cepatdan Nipe tide Spring tide

mudah.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
WILAYAH PERENCANAAN
ANALISA DATA

ANALISA PASANG-SURUT KAWASAN PELABUHAN

Berdasarkan analisa data pasang surut yang diperoleh dari hasil survey

di lapangan jenis pasang surut yang terjadi di lokasi pelabuhan adalah tipe
Untuk mengetahui batas – batas muka laut pada saat pasang tertinggi dan
pasang surut campuran condong ke harian ganda yaitu dalam
surut terendah maka perlu dilakukan pengukuran pasang surut. Batas muka
satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut tetapi tinggi
air laut pada saat surut terendah biasanya disebut degan Low water surface
dan periodenya berbeda. Beda muka air pasang surut sebesar 270 cm di
(Lws), berguna untuk menentukan alur pelayaran di pelabuhan agar kapal
atas posisi 0.00 m LWS. Adapun kedudukan airnya adalah sebagai berikut:
yang akan masuk maupun yang keluar tidak sampai kandas.
HWS = 270 cm diatas LWS atau 330 cm dari pembacaan piel scale
Sedangkan batas muka air laut pada saat pasang tertinggi atau disebut juga
MSL = L22 crn diahs LWS atau 182 cm dari pembacaan piel scale
High Water Surfoce (HWS), diperlukan untuk menentukan posisi muka dermaga
LWS = 0,00 cm ahu 60 cm dari pembacaan piel scale
dan penempatan fender. Pengamatan dilakukan selama 24 hari dengan cara
manual.
Metode perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan tipe pasang
surut, permukaan air tertinggi (Hws), rata-rata (MLS) dan terendah (LWS) adalah

metode admeralty 29 piantan yang kemudian dianalisa untuk


mendapatkan tipe pasang surut.

Grafik pasang surut air laut di pelabuhan wantulasi


RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
TOPOGRAFI
FISIOGRAFI
dan METEOROLOGI
KAB.BUTON UTARA

Data
Tata Guna Lahan Data Topografi
eksisting kawasan eksisting kawasan

Data Jenis Tanah Data Geologi


eksisting kawasan eksisting kawasan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
FISIOGRAFI
TOPOGRAFI dan METEOROLOGI
KAB.BUTON UTARA
MASTERPLAN PELABUHAN LABUHAN BELANDA

Data TATA GUNA LAHAN


Eksisting Kawasan

Lokasi dermaga
eksisting

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
FISIOGRAFI
TOPOGRAFI dan METEOROLOGI
KAB.BUTON UTARA
MASTERPLAN PELABUHAN LABUHAN BELANDA

Data TOPOGRAFI dari hasil pengukuran lahan seluas + 10 ha menunjukan bahwa topografi di lokasi studi berbukit dengan erevasi
0 - 10 m LWS. Di sekitar Iokasi terdapat pemukiman penduduk dan akses jalan ke Ibukota Kabupaten.
Eksisting Kawasan

Data bathimetri
bertujuan untuk
mengetahui variasi
kedalaman pantai
dan mengetahui
adanya benda
penghalang rintangan
alur pelayaran di
sekitar pantai
sedangkan data
topografi
dimaksudkan untuk
mendapatkan
gambaran situasi dan Data TATA GUNA LAHAN
Eksisting Kawasan
ketinggian daerah
lokasi pekerjaan yang
menyangkut sarana
dan fasilitas
pendukung.

Lokasi dermaga eksisting

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PLANNING

MASTERPLAN PELABUHAN LABUHAN BELANDA


KAB.BUTON UTARA MAP TATA GUNA LAHAN Kawasan eksisting
Hutan lahan kering sekunder

Hutan Mangrove sekunder

Pertanian Lahan kering


Pertanian Lahan kering bercampur dengan semak
Semak Belukar

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA Aspek Ekonomi


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA Aspek Ekonomi


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA Aspek Lingkungan


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA Aspek Lingkungan


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP 4
MASTERPLAN PELABUHAN
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
PELABUHAN LABUAN BALANDA-WANTULASI

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN

JANGKA
No FASILITAS SATUAN JANGKA PENDEK
MENENGAH
1 Dermaga M² 1,361.54 -
2 Reklamasi M² 11,857.16 -
3 Kantor Pengelola M² 900.00 -
4 Gudang M² 680.35 1,020.52
5 Terminal Penumpang M² 600.00 900.00
6 Bengkel Kapal M² 313.23 469.85
7 Parkiran M² 636.95 955.42

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN
PELABUHAN LABUAN BALANDA-WANTULASI

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN

JANGKA
No FASILITAS SATUAN JANGKA PENDEK
MENENGAH
1 Dermaga M² 1,361.54 -
2 Reklamasi M² 11,857.16 -
3 Kantor Pengelola M² 900.00 -
4 Gudang M² 680.35 1,020.52
5 Terminal Penumpang M² 600.00 900.00
6 Bengkel Kapal M² 313.23 469.85
7 Parkiran M² 636.95 955.42

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RIP
RENCANA INDUK PELABUHAN/
MASTERPLAN PELABUHAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
PELABUHAN LABUAN BALANDA-WANTULASI

FASILITAS DARAT

ZONA KOMERSIL/PENUNJANG

ZONA PELABUHAN

POWER PLANT & WATER TREATMENT

ZONA PERAIRAN

ZONA KOMERSIL/PENUNJANG

ZONA PELABUHAN

POWER PLANT & WATER TREATMENT

JANGKA
No FASILITAS SATUAN JANGKA PENDEK
MENENGAH
1 Dermaga M² 1,361.54 -
2 Reklamasi M² 11,857.16 -
3 Kantor Pengelola M² 900.00 -
4 Gudang M² 680.35 1,020.52
5 Terminal Penumpang M² 600.00 900.00
6 Bengkel Kapal M² 313.23 469.85
7 Parkiran M² 636.95 955.42

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
4 MASTERPLAN PELABUHAN
LABUAN BELANDA/WANTULASI

RIP IDENTIFIKASI DAN ANALISA


LOKASI RENCANA PELABUHAN
Regional and integrated
approach
Multiplier effect
approach
Participation
approach
Integration management
approach

Anda mungkin juga menyukai