Anda di halaman 1dari 251

PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN


NOMOR 9 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264


ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2016-2021;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
-2-

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang


Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4935);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
-3-

9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008


tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);

11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54


Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
Dan Evaluasi Pelasanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 517);

13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1


Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten
Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4


Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten
Tahun 2012-2017;

15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan


Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Tangerang Selatan 2005-2025.
-4-

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN


dan
WALIKOTA TANGERANG SELATAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2016-2021.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
4. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.
5. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Tangerang Selatan
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.
7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
Bappeda adalah perangkat daerah yang melaksanakan tugas dan
mengkoordinasikan tugas penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
8. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
-5-

9. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan masa depan


yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumberdaya yang ada.
10. Pembangunan Daerah adalah upaya terencana dalam mencapai
tujuan bernegara yang dilaksanakan oleh semua komponen pelaku
pembangunan daerah.
11. Pelaku pembangunan daerah adalah unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah dan masyarakat.
12. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Kota
Tangerang Selatan adalah dokumen perencanaan pembangunan Kota
Tangerang Selatanuntuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, yang memuat visi,
misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kota Tangerang
Selatan.
13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016-2021 yang selanjutnya disebut RPJMD Kota
Tangerang Selatan adalah rencana pembangunan daerah yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
14. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD
adalah rencana pembangunan tahunan daerah yang merupakan
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan yang
selanjutnya disebut RTRW Kota adalah hasil perencanaan tataruang
wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kota Tangerang
Selatan.
16. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan perangkat
daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
17. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan perangkat daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
-6-

18. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
20. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
21. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah
daerah untuk mencapai tujuan.
22. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya yang
berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumberdaya
yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan
misi.
23. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif
dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil,
manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian
kinerja suatu program atau kegiatan.
24. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Tangerang Selatan.
25. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan
dengan kegiatan dan hasil pembangunan.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Penetapan RPJMD dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan dalam
Penyusunan Renstra Perangkat Daerah, RKPD, Renja Perangkat
Daerah, dan perencanaan penganggaran.
(2) Penetapan RPJMD mempunyai tujuan untuk mewujudkan
perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu dengan
perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota
sekitar.
-7-

BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 3
RPJMD merupakan:
a. penjabaran visi, misi dan program kerja Walikota dan Wakil Walikota
ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program
prioritas dan arah kebijakan keuangan daerah dengan
mempertimbangkan RPJPD;
b. dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah dan sebagai
acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

BAB III
SISTEMATIKA
Pasal 4
Sistematika RPJMD meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN
KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XI : PENUTUP

Pasal 5
Uraian sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
-8-

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 6
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJMD.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai peraturan perundang-
undangan.

BAB V
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 7
(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tatacara
penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi
yang dirumuskan, tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
c. terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. merugikan kepentingan nasional.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan
politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan,
pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.
(4) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
(5) Dalam hal terjadi perubahan yang bersifat parsial dan/atau
perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak merubah target
pencapaian sasaran akhir pembangunan RPJMD, maka penetapan
perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Walikota setelah
dikonsultasikan kepada Pimpinan DPRD.
-9-

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
(1) Penyusunan program dan kegiatan tahun anggaran 2016 berpedoman
pada RPJMD 2011-2016, maka untuk mengukur capaian kinerja
menggunakan indikator RPJMD 2011-2016.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD menjadi
pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan
Tahun 2021, dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi dengan
menyusun indikasi program untuk menjadi rancangan awal RPJMD
2021-2026, guna menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2022
sebelum tersusunnya RPJMD Tahun 2021-2026.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Tangerang Selatan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan.


pada tanggal 19 Oktober 2016
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,

td
AIRIN RACHMI DIANY
Diundangkan di Tangerang Selatan.
pada tanggal 19 Oktober 2016
Plt. SEKRETARIS DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN,

MUHAMMAD

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 NOMOR 9

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI


BANTEN: (6,56/2016)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 9 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2016-2021

I. UMUM
Dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan
cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan
program kerja Walikota dan Wakil Walikota yang memuat kebijakan
penyelenggaraan pembangunan perlu menyusun dokumen perencanaan
pembangunan daerah berupa Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah sebagai landasan dan pedoman dalam melaksanakan
pembangunan di Kota Tangerang Selatan untuk kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan.
RPJMD merupakan penjabaran visi, misi dan program kerja
Walikota dan Wakil Walikota yang disusun berpedoman pada RPJPD
dan memperhatikan RPJM Provinsi Banten serta RPJM Nasional yang
memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum dan program Perangkat Daerah disertai
rencana kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPJMD dilakukan secara partisipatif dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan yang
mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
RPJMD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renstra
Perangkat Daerah dan RKPD Kota Tangerang Selatan pada setiap tahun
anggaran.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
-2-

Pasal 4
Sistematika RPJMD meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, dasar hukum, hubungan
dengan dokumen perencanaan lainnya, pola pikir
dan sistematika penulisan serta maksud dan
tujuan penyusunan RPJMD.

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Menguraikan statistik dan gambaran umum
kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah, dengan maksud mengetahui
keadaan daerah pada berbagai bidang yang akan
diintervensi melalui berbagai kebijakan dan
program.

BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN


DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Menguraikan gambaran hasil pengolahan data
dan analisis terhadap pengelolaan keuangan
daerah dan kebijakan keuangan daerah untuk
masa 5 (lima) tahun ke depan.

BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS


Memuat permasalahan daerah dan isu-isu
strategis daerah hasil analisis lingkungan
strategis, baik internal maupun eksternal.

BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN


Memuat rumusan visi dan misi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan yang merupakan visi dan misi
Walikota dan Wakil Walikota periode 2016-2021,
serta tujuan dan sasaran dari prioritas
pembangunan yang akan dicapai.

BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Menguraikan rumusan strategi untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan yang telah
dirumuskan serta arah kebijakan dari setiap
strategi berdasarkan tahapan pembangunan.

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN DAERAH
Menggambarkan arah kebijakan umum dan
program pembangunan daerah dari setiap
urusan.
-3-

BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN


KEBUTUHAN PENDANAAN
Memuat hubungan antara urusan pemerintah
dengan Perangkat Daerah, program yang menjadi
tanggung jawab Perangkat Daerah, pencapaian
indikator kinerja beserta dengan indikasi
pendanaan pada awal sampai dengan akhir
periode perencanaan.

BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Memuat gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota pada akhir periode masa jabatan.

BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH


PELAKSANAAN
Memuat prinsip-prinsip pedoman masa transisi
pada saat pergantian masa jabatan serta kaidah
pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan,
pemantauan, pengendalian dan evaluasi hasil
RPJMD.

BAB XI : PENUTUP
Merupakan penutup dari keseluruhan dokumen
RPJMD Kota Tangerang Selatan.

Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Yang dimaksud dengan RPJMD transisi adalah sisa waktu masa
jabatan Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2021. Untuk
Tahun 2022 yang belum tersusun RPJMD 2021-2026 dengan
cara menyusun indikasi program sebagai rancangan awal
RPJMD 2021-2026.
Pasal 9
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR


73
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Daftar Isi
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................ v
Daftar Gambar ........................................................................................................... ix
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................I-1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan...............................................................................I-4
1.3. Hubungan Antar Dokumen ..............................................................................I-7
1.4. Sistematika Penulisan......................................................................................I-8
1.5. Maksud dan Tujuan ........................................................................................I-10

BAB II Gambaran Umum ......................................................................................... II-1


2.1. Aspek Geografi dan Demografi ...................................................................... II-1
2.1.1. Geografi................................................................................................ II-1
2.1.1.1.Letak dan Luas Wilayah ............................................................ II-1
2.1.1.2.Topografi................................................................................... II-2
2.1.1.3.Geologi dan Jenis Tanah ............................................................ II-3
2.1.1.4.Keadaan Iklim ........................................................................... II-3
2.1.1.5.Penggunaan Lahan..................................................................... II-4
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ........................................................... II-6
2.1.2.1. Struktur Ruang.......................................................................... II-6
2.1.2.2. Pola Ruang .............................................................................. II-28
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ..................................................................... II-42
2.1.4. Demografi............................................................................................ II-47
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .................................................................. II-49
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi.................................... II-49
2.2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)........................................ II-49
2.2.1.2. Pertumbuhan PDRB................................................................. II-51
2.2.1.3. Inflasi ...................................................................................... II-55
2.2.1.4. Persentase Penduduk Miskin.................................................... II-56
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat ......................................................... II-58

Halaman i
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
2.2.2.1. Pendidikan............................................................................... II-58
2.2.2.1.1.Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama
Sekolah .................................................................... II-58
2.2.2.1.2. Angka Melek Huruf (AMH) .................................... II-59
2.2.2.2. Kesehatan ................................................................................ II-60
2.3. Aspek Pelayanan Umum................................................................................ II-61
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ............................................................... II-61
2.3.1.1. Pendidikan............................................................................... II-61
2.3.1.2. Kesehatan ................................................................................ II-63
2.3.1.3. Pekerjaan Umum danb Penataan Ruang ................................... II-64
2.3.1.4. Perumahan dan Kawasan Permukiman..................................... II-66
2.3.1.5. Perencanaan Pembangunan ...................................................... II-68
2.3.1.6. Lingkungan Hidup ................................................................... II-69
2.3.1.7. Kependudukan dan Catatan Sipil ............................................. II-71
2.3.1.8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak .................. II-71
2.3.1.9. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ............................ II-73
2.3.1.10. Sosial..................................................................................... II-75
2.3.1.11. Ketenagakerjaan .................................................................... II-76
2.3.1.12. Koperasi, UKM...................................................................... II-77
2.3.1.13. Penanaman Modal.................................................................. II-79
2.3.1.14. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ........................... II-80
2.3.1.15. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa...................................... II-81
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan.............................................................. II-83
2.3.2.1 Pertanian................................................................................... II-83
2.3.2.2 Perdagangan ............................................................................. II-84
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ............................................................................. II-85
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah .................................................... II-85
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ................................................... II-86
2.4.2.1.Panjang Jalan............................................................................ II-86
2.4.2.2.Kereta Api ................................................................................ II-87
2.4.2.3.Sarana Pendidikan .................................................................... II-87
2.4.2.4.Sarana Kesehatan...................................................................... II-87
2.4.2.5.Fasilitas Perdagangan dan Jasa.................................................. II-89

Halaman ii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
2.4.3 Fokus Sumber Daya manusia ................................................................ II-89
2.4.3.1. Kualitas Tenaga Kerja.............................................................. II-89
2.4.3.2.Tingkat Ketergantungan............................................................ II-89

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah ............................................... III-1


3.1. Kinerja Pelaksanaan APBD ........................................................................... III-2
3.2. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)................................................... III-14

BAB IV Analisis Isu-isu Strategis ........................................................................... IV-1


4.1. Permasalahan Pembangunan ........................................................................... IV-1
4.2. Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah .............................. IV-2
4.2.1. Isu Strategis Internasional..................................................................... IV-3
4.2.2. Isu Strategis Nasional ........................................................................... IV-6
4.2.3. Isu Strategis Provinsi ............................................................................ IV-7
4.2.4. Isu Strategis Daerah.............................................................................. IV-8

BAB V Visi, Misi, Tujuan, Sasaran ......................................................................... V-1


5.1 Visi................................................................................................................. V-1
5.2 Misi ................................................................................................................ V-10
5.3 Tujuan ............................................................................................................ V-13
5.4 Sasaran ........................................................................................................... V-14

BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .............................. VI-1


6.1 Strategi.......................................................................................................... VI-1
6.1.1 Analisis Strategi.................................................................................... VI-2
6.1.2 Perumusan Strategi .............................................................................. VI-11
6.2 Arah Kebijakan ............................................................................................ VI-17

Halaman iii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan ..................................... VII-1
7.1 Kebijakan Umum ..........................................................................................VII-2
7.2 Rencana Tindak Prioritas Program Pembangunan 2016-2021 .......................VII-23
7.2.1 Pembangunan ......................................................................................VII-25
7.2.2 Pengembangan.....................................................................................VII-26
7.2.3 Peningkatan .........................................................................................VII-29
7.3 Program Lintas SKPD ..................................................................................VII-31
BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan ............................................................................VIII-1

BAB IX Indikator Kinerja Daerah........................................................................... IX-1

BAB X Pedoman Transisi dan Kaidan Pelaksanaan `.............................................. X-1


10.1. Pedoman Transisi ........................................................................................... X-1
10.2. Kaidah Pelaksanaan........................................................................................ X-2

BAB XI Penutup ........................................................................................................ X-1

Halaman iv
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Daftar Tabel
Tabel. 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan ........................ II-2
Tabel. 2.2 Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan .................................... II-4
Tabel. 2.3 Hasil Telaahan Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan ............................. II-15
Tabel. 2.4 Hasil Telaahan Pola Ruang Kota Tangerang Selatan .................................. II-33
Tabel. 2.5 Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 ..... II-43
Tabel. 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Tangerang
Selatan Tahun 2015 .................................................................................... II-49
Tabel. 2.7 Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk KotaTangerang Selatan Menurut
Kecamatan Tahun 2015 ............................................................................... II-49
Tabel. 2.8 Komponen Pembentuk IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014 ..... II-51
Tabel. 2.9 Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten .............................. II-51
Tabel. 2.10 Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dan Tahun 2014 ...... II-53
Tabel. 2.11 Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014 ... II-53
Tabel. 2.12 Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Selatan
Tahun 2012-2014...................................................................................... II-55
Tabel. 2.13 Perbandingan IHK, Inflasi/ Deflasi dan Laju Inflasi 4 Kota di Provinsi Banten
Tahun 2015 .............................................................................................. II-55
Tabel. 2.14 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2011-2014...................................................................................... II-56
Tabel. 2.15 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Tahun 2013 ................... II-57
Tabel. 2.16 APS, APK, dan APM Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014 ............. II-61
Tabel. 2.17 Capaian Indikator Bidang Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011 - 2015.................................................................................... II-62
Tabel. 2.18 Capaian Indikator Bidang Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-64
Tabel. 2.19 Capaian Indikator Bidang Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-65
Tabel. 2.20 Capaian Indikator Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 ............................................... II-67
Tabel. 2.21 Capaian Indikator Bidang Perencanaan Pembangunan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-68

Halaman v
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
Tabel. 2.22 Capaian Indikator Bidang Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan Tahun
2011-2015 ................................................................................................ II-70
Tabel. 2.23 Capaian Indikator Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 .............................................. II-71
Tabel. 2.24 Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-72
Tabel. 2.25 Capaian Indikator Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-73
Tabel. 2.26 Capaian Indikator Bidang Sosial Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-75
Tabel. 2.27 Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerja Utama .......................................................................................... II-76
Tabel. 2.28 Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013...................... II-77
Tabel. 2.29 Capaian Indikator Bidang Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010 – 2015 .................................................................................. II-77
Tabel. 2.30 Capaian Indikator Bidang Koperasi, UKM di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-78
Tabel. 2.31 Peningkatan Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di
Kota Tangerang Selatan............................................................................ II-79
Tabel. 2.32 Peningkatan Jumlah Investasi PMA dan PMDN di
Kota Tangerang Selatan............................................................................ II-79
Tabel. 2.33 Capaian Indikator Bidang Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-80
Tabel. 2.34 Capaian Indikator Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 ........................................... II-81
Tabel. 2.35 Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 ........................................... II-82
Tabel. 2.36 Capaian Indikator Bidang Pertanian di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-83
Tabel. 2.37 Capaian Indikator Bidang Perdagangan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015...................................................................................... II-84
Tabel. 2.38 Pasar Daerah/Tradisional Di Kota Tangerang Selatan .............................. II-85
Tabel. 2.39 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan di

Halaman vi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
Kota Tangerang Selatan............................................................................ II-86
Tabel. 2.40 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan .............................. II-87
Tabel. 2.41 Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan
Kecamatan................................................................................................ II-87
Tabel. 2.42 Jumlah Prasarana Kesehatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2014........ II-88
Tabel. 2.43 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 ........................................................ II-88
Tabel. 2.44 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan ......... II-89
Tabel. 2.45 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikanyang
Ditamatkan Kota Tangerang Selatan ......................................................... II-89
Tabel. 2.46 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 ........................................................ II-90
Tabel. 3.1 Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Tangerang SelatanTahun 2011-2015 ..... III-2
Tabel. 3.2 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tangerang SelatanTahun2011-2015..... III-3
Tabel. 3.3 Pertumbuhan Masing-Masing Komponen Pendapatan Daerah
Kota Tangerang Selatan Tahun2011-2015 ................................................... III-5
Tabel. 3.4 Perkembangan Kontribusi Sumber Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015 ...................................................................................... III-5
Tabel. 3.5 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015 ........................................................................................ III-7
Tabel. 3.6 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015 ....................................................................................... III-8
Tabel. 3.7 Prediksi APBD Tahun 2016 sampai Tahun 2021 ....................................... III-15
Tabel 4. 1 Isu Strategis Kota Tangerang Selatan 2016-2021 ....................................... IV-16
Tabel 4. 2 Keterkaitan Isu Strategis RPJPD Kota Tangerang Selatan
Tahun 2005-2025 ....................................................................................... IV-17
Tabel 4. 3 Keterkaitan Isu Strategis RPJMD Provinsi Banten 2012-2017
dengan Isu Strategis RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 ... IV-17
Tabel 4. 4 Keterkaitan Agenda Prioritas (NAWA CITA) RPJMN 2015-2019............. IV-18
Tabel 5. 1 Penjelasan Korelasi Isu Strategis dengan Visi ............................................ V-7
Tabel 5. 2 Penjelasan Visi Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021........................ V-8

Tabel 5. 3 Hubungan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan RPJMD

Halaman vii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
Tahun 2016-2021....................................................................................... V-11
Tabel 5. 4 Penjelasan Misi Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2020 ....................... V-12
Tabel 5. 5 Tujuan Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021.............. V-13
Tabel 5. 6 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran,.............................................. V-15
Tabel 6.1 Identifikasi SWOT....................................................................................... VI-7
Tabel 6.2 Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Arah kebijakan untuk
mengarahkan Strategi Pencapaian Sasaran.................................................. VI-11
Tabel 6.3 Tahapan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016-2021 ......................... VI-16
Tabel 6.4 Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi Pencapaian Sasaran ............. VI-17
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan .............................................VII-8
Tabel 7.2 Matriks Prioritas Program Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-
2021 .............................................................................................................VII-23
Tabel 7.3. Program Lintas SKPD ...............................................................................VII-31
Tabel 9.1 Proyeksi Jenis Indikator Makro Pembangunan ............................................ IX-3

Halaman viii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ....................................................I-8
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan...................................................... II-2
Gambar 2.2. Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Selatan ..................................... II-5
Gambar 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2014..................................................................................... II-48
Gambar 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2014..................................................................................... II-48
Gambar 2.5. Perkembangan IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014
(Metode Lama dan Baru) ......................................................................... II-50
Gambar 2.6. Nilai PDRB Kota Tangerang Selatan ADHB dan ADHK ....................... II-52
Gambar 2.7. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten ................................................................................... II-54
Gambar 2.8. Inflasi Kota TangerangSelatan menurut Kelompok Pengeluaran
Tahun 2014.............................................................................................. II-56
Gambar 2.9. Perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Kota Tangerang Selatan dan Banten tahun 2010-2013 ............................. II-58
Gambar 2.10. Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) .. II-59
Gambar 2.11. Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2011-2013 ..................................... II-60
Gambar 2.12. Angka Harapan Hidup Tahun 2011-2014 .............................................. II-60
Gambar 2.13. Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Selatan .................... II-86
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 ... III-3
Gambar 3.2 SILPA Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 .................................. III-14
Gambar 4.1 Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan ......................................... VI-2
Gambar 4.2 Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ..................................... IV-5
Gambar 4.3 Sustainable Liveable City........................................................................ IV-8
Gambar 4.4 Ilustrasi Green City ................................................................................. IV-11
Gambar 4.5 Smart City Framework............................................................................ IV-14
Gambar 4.6 Smart City Framework............................................................................ IV-15
Gambar 5. 1 Peta Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan ......................................... V-5
Gambar 5. 2 Acuan Penyusunan RPJMD 2016-2021.................................................. V-6
Gambar 5. 3 Visi RPJMN, RPJMD Provinsi Banten, dan RPJMD

Halaman ix
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
Kota Tangerang Selatan......................................................................... V-9
Gambar 5.4 Skema Pencapaian Visi dan Misi RPJMD ............................................... V-17
Gambar 6.1 Skema Pencapaian Tujuan dan Sasaran ................................................... VI-25

Halaman x
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab I
Pendahuluan

1.1. LatarBelakang
Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan
antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan
untuk kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2000, para pemimpin dunia menyepakati
tentang 8 tujuan pembagunan global yang spesifik dan terukur yang disebut Millenium
Development Goals (MDGs). Pencapaian tujuan dalam MDGs memiliki target waktu
hingga 2015. Agenda ke depan untuk melanjutkan MDGs, dikembangkan suatu konsepsi
dalam konteks kerangka/agenda pembangunan pasca 2015, yang disebut Sustainable
Development Goals (SDGs). Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan
baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca MDGs. Terutama
berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu penurunan
sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim yang semakin krusial,
perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan. Berbeda halnya dengan
MDGs yang ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs memiliki sasaran
yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan MDGs dengan tujuan yang
lebih memenuhi tantangan masa depan dunia.

Halaman I-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs
yaitu, pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan kecilnya
(Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan,
serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat pada lingkungan yang
lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber daya alam dan
kualitas lingkungan yang baik.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sebuah kebijakan publik yang mengatur
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Sebagai sebuah kebijakan, Standar
Pelayanan Minimal sudah selayaknya didukung oleh peraturan perundang-undangan yang
memadai mulai dari undang-undang, Peraturan Pemerintah ataupun Peraturan Menteri
terkait. SPM merupakan kebijakan pemerintah yang digulirkan bersamaan dengan
reformasi penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Kebijakan ini diintrodusir dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom tertanggal 6 Mei 2000 pada Penjelasan pasal 3 ayat (2).
Desentralisasi pemerintahan di Indonesia yang ditandai dengan pemberlakuan
otonomi daerah telah berlangsung lebih dari satu dasawarsa sejak pemberlakuan Otonomi
Daerah di tahun 1999. Otonomi Daerah merupakan pintu gerbang bagi daerah untuk
membangun daerah secara mandiri sesuai dengan kewenangan, kemampuan dan potensi
yang dimiliki dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Salah satu kewenangan yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah adalah kewenangan untuk
merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah dengan tetap berpedoman dan
menjaga sinergitas dengan perencanaan pembangunan nasional dan provinsi dalam rangka
mewujudkan integrasi perencanaan pembangunan antara pusat dan daerah.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah berkewajiban untuk menyusun perencanaan
pembangunan, baik jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun
perencanaan tahunan. Perencanaan tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan perencanaan
pembangunan nasional dalam suatu sistem yang utuh dan terpadu, mulai dari Pemerintah
Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah.

Halaman I-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Berkaitan dengan dokumen perencanaan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 263 mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah
untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, yang salah satunya adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran,
strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program
perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan
bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman
pada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) serta Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD). Selain itu juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain agar
tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar
provinsi/antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang dengan provinsi
dan kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu
kesatuan wilayah pembangunan provinsi dan kabupaten/kota dan atau yang memiliki
hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, maka
RPJMD akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam
melaksanakan pembangunan di daerah. Demikian juga bagi penyelenggara pemerintahan
daerah, RPJMD tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Sementara itu,
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dijelaskan bahwa
tahapan penyusunan dokumen RPJMD dimulai dengan penyusunan dokumen Rancangan
Awal RPJMD yang dilanjutkan dengan penyusunan dokumen Rancangan RPJMD dan
penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, serta
diakhiri dengan penyusunan dokumen Rancangan Akhir RPJMD dan Penetapannya
melalui Peraturan Daerah (Perda).
RPJMD sebagai dokumen perencanaan jangka menengah daerah, penyusunannya
dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah
sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan

Halaman I-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon


Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam RPJMD;
2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal
tersebut;
3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki;
4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-up), pendekatan ini
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian
diselaraskan melalui musyawarah pembangunan.

RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 – 2021, dalam penyusunannya juga
disamping memperhatikan tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses
evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kota
Tangerang Selatan, juga didasarkan pada analisa dampak hasil pembangunan periode
sebelumnya yang dievaluasi secara menyeluruh terhadap capaian kinerja berbagai
urusan/bidang pembangunan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang berbagai
permasalahan ke depan yang harus dilanjutkan penanganannya melalui pembangunan di
berbagai program.

Selain itu ditempuh pula berbagai tahapan analisis sektoral dan tata ruang,
penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang melibatkan pemangku kepentingan
strategis telah dilakukan dalam rangka mewujudkan perencanaan yang komprehensif.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang
Selatan 2016-2021 sebagai pedoman dalam perencanaan pembangunan daerah,
penyusunannya berpedoman pada beberapa landasan hukum, sebagai berikut :

Halaman I-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan


di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4935);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana


telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

Halaman I-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;

18. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2011
Nomor 2);

19. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017;

Halaman I-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

20. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011–2031; dan

21. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan 2005–2025.

1.3. Hubungan Antar Dokumen


RPJMD Kota Tangerang Selatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten tetangga serta harus selaras
dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah, guna
menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi.
Penyusunan RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016–2021 berpedoman pada
RPJP Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025, memperhatikan RPJMD Provinsi
Banten dan mengacu pada RTRW Kota Tangerang Selatan. Sesuai pasal 71 Permendagri
Nomor 54 Tahun 2010, penyusunan RPJMD Kota Tangerang Selatan ini diselaraskan pula
dengan RTRW Provinsi Banten, RPJMN dan RTRW Kabupaten/Kota sekitar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini meliputi kegiatan


Perencanaan Pembangunan yang mencakup wilayah seluruh Kota Tangerang Selatan.
Dalam penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Tangerang Selatan 2005 2025, memperhatikan Perda Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW). Selanjutnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) ini akan diimplementasikan pelaksanaannya dalam dokumen Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang menjabarkan RPJMD dalam rencana
program dan kegiatan dalam lima tahunan, serta menjadi acuan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) yang berlaku satu tahunan.

Dalam hal kaitannya dengan sistem keuangan yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka RPJMD Kota Tangerang
Selatan akan dijabarkan ke dalam RKPD untuk setiap tahunnya, dan dapat dijadikan
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Kota Tangerang Selatan. Berikut ini diuraikan secara diagramatis kaitan antara

Halaman I-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

RPJMD dengan dokumen perencanaan di tingkat pusat, dokumen perencanaan yang


menjadi pedoman dan turunan dari RPJMD, serta perencanaan keuangan daerah.

Hubungan antar dokumen, baik hirarkhi rencana pembangunan maupun dalam


hubungannya dengan rencana tata ruang disemua tingkatan pemerintahan tergambar dalam
skema berikut ini.

Gambar 1.1
Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Sistematika Penulisan


Berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan
2016-2021 memuat visi dan misi walikota dan wakil walikota, tujuan dan sasaran, strategi
kebijakan, dan program yang disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

Halaman I-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

regulasi dan kerangka kegiatan yang bersifat indikatif. Sistematika penyusunan dokumen
RPJMD Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang mengawali naskah arah pembangunan ini menguraikan


secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, dasar penyusunan, hubungan RPJMD
dengan dokumen perencanaan lainnya, serta sistematika penulisan.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, isinya menguraikan kondisi dari


aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum,
dan aspek daya saing daerah Kota Tangerang Selatan.

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah, memuat hasil kondisi


keuangan daerah sebagai dasar dalam perumusan arah kebijakan keuangan daerah yang
mencakup kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Bab IV Analisis Isu-isu Strategis, membahas tentang isu-isu strategis dengan


tujuan untuk memudahkan proses perumusan arah kebijakan, strategi dan skala prioritas.

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, membahas visi dan misi Kota Tangerang
Selatan 2011 - 2016, sebagai dasar bagi pembangunan daerah serta tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut.

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan, membahas berbagai strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah yang diambil dalam rangka mengimplementasikan visi dan
misi Kepala Daerah. Strategi disusun dalam konteks pengembangan spatial dan sektoral
sebagai landasan bagi perumusan program dan kegiatan pembangunan.

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, dijelaskan


berbagai kebijakan dan program prioritas pembangunan daerah yang diambil sebagai
landasan bagi perumusan program dan kegiatan pembangunan di setiap SKPD.

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan


Pendanaan, membahas tentang program-program dan indikator program (outcome) yang
telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif yang selanjutnya akan dijadikan
sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD.

Bab IX Indikator Kinerja Daerah, diuraikan indikator kinerja yang harus dicapai
oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu 2016 – 2021.

Halaman I-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, membahas program transisi


untuk kurun waktu satu tahun, disiapkan untuk melayani perencanaan pembangunan paska
masa kerja Kepala Daerah terpilih. Program disusun untuk menjembatani kekosongan
RPJMD pada masa pemilihan Kepala Daerah. Program disiapkan untuk dapat dilaksanakan
oleh pejabat Kepala Daerah hingga terpilih dan ditetapkannya Kepala Daerah yang akan
menjabat untuk masa lima tahun berikutnya. Selain itu, bab ini juga membahas kaidah-
kaidah pelaksanaan RPJMD, sebagai pedoman bagi tersusunnya dokumen perencanaan di
satuan-satuan kerja pemerintah daerah, seperti Renstra dan RKPD.

Bab XI Penutup, memuat penjelasan Walikota Tangerang Selatan bahwa RPJMD


merupakan dokumen perencanaan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota.
Dokumen RPJMD akan menjadi pedoman dan arahan bersama bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kota
Tangerang Selatan periode 2016-2021.

1.5. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan dokumen RPJMD 2016 – 2021 Kota Tangerang Selatan
adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian tujuan
pembangunan dan menjadi bahan bagi penentuan kebijakan strategis jangka menengah.
Sebagai suatu dokumen perencanaan, RPJMD 2016 – 2021 ini akan digunakan oleh
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Tangerang Selatan, dan stakeholder
lainnya sebagai acuan dan dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jangka
menengah. Di dalamnya tertuang kebijakan-kebijakan yang perlu ditempuh Pemerintah
Kota Tangerang Selatan dalam rangka membangun dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Tangerang Selatan.

Tujuan penyusunan RPJMD 2016-2021 Kota Tangerang Selatan tidak dapat


dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU
No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu:

1. Menetapkan dan menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih ke dalam bentuk
strategi, kebijakan, dan program.

Halaman I-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2. Merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang konsisten dengan visi,
misi program Kepala Daerah terpilih dan dapat dilaksanakan dalam kerangka waktu
sesuai kemampuan daerah atau organisasi.

3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),


Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan perencanaan
penganggaran.

4. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar
waktu, antar fungsi pemerintah, baik inter organisasi dalam daerah maupun dengan
pusat dalam pencapaian sasaran.

5. Sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan,


penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Halaman I-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab II
Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1. Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1. Geografi
2.1.1.1. Letak dan Luas Wilayah
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir
tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Pembentukan daerah otonom baru tersebut
dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan
daya saing daerah.
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten, yaitu pada titik
koordinat 106˚38’-106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30”-06˚22’30” Lintang Selatan,
memiliki Luas sebesar 147,19 Km2, dan mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang terdiri atas
54 (lima puluh empat) kelurahan (berdasarkan Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10
Tahun 2012).
Kota Tangerang Selatan terletak di sebelah Timur Provinsi Banten dengan batas
wilayah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa
Barat;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat; dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Halaman II-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Gambar 2.1.
Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.1. Kecamatan


dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 29,88 Km 2 atau 20,30% dari
luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil
adalah Setu dengan luas 14,80 Km2 atau 10,06%.

Tabel. 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan


Persentase Terhadap Luas
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
Kota (%)
1 Serpong 24,04 16,33%
2 Serpong Utara 17,84 12,12%
3 Ciputat 18,38 12,49%
4 Ciputat Timur 15,43 10,48%
5 Pamulang 26,82 18,22%
6 Pondok Aren 29,88 20,30%
7 Setu 14,80 10,06%
Kota Tangerang Selatan 147,19 100,00%
Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan

2.1.1.2. Topografi
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan
memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3%, sedangkan

Halaman II-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

ketinggian wilayah antara 0-25 mdpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua)
bagian, yaitu:
1) Kemiringan antara 0-3% meliputi: Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
2) Kemiringan antara 3-8% meliputi: Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

2.1.1.3. Geologi dan Jenis Tanah


Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa
kecamatan memiliki lahan yang bergelombang, seperti diperbatasan antara Kecamatan
Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi
geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan
lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan
berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk
pertanian/ perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang
berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk
sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang
mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

2.1.1.4. Keadaan Iklim


Keadaan iklim didasarkan pada info dari Stasiun Pos Pengamatan Balai Besar
Wilayah II Ciputat pada Koordinat 06° 18' 15.2"LS-106° 45' 38.2"BT dan elevasi 41
meter, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas
matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berada
disekitar 26,4°C-28,2°C dengan temperatur udara minimum berada di 23,9°C dan
temperatur udara maksimum sebesar 33,9°C. Rata-rata kelembaban udara adalah 98%,
sedangkan keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 526,8 mm,
sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 225,9 mm. Hari hujan tertinggi pada
bulan Januari, dengan hari hujan sebanyak 25 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam
setahun adalah 4 m/detik, dan kecepatan maksimum rata-rata 12,3 m/detik.

2.1.1.5. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk
permukiman kepadatan sedang, yaitu seluas 38,17%. Permukiman kepadatan rendah
menempati posisi kedua terluas dengan 23,62%. Kebun atau ladang menempati posisi

Halaman II-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

ketiga dengan 15,04%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk kawasan pertahanan
dan keamanan negara sebesar 0,42%.

Tabel. 2.2
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan
No Jenis Penggunaan Lahan Persentase
1 Permukiman Kepadatan Sedang 38,17%
2 Permukiman Kepadatan Rendah 23,62%
3 Industri 2,01%
4 Kawasan Bandar Udara 0,70%
5 Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara 0,42%
6 Kawasan PUSPIPTEK 1,78%
7 Perdagangan dan Jasa 3,65%
8 Pariwisata 1,64%
9 Pendidikan 0,47%
10 Sawah 2,71%
11 Semak, Belukar 2,84%
12 Kebun/Ladang 15,04%
13 Danau/ Situ/ Tambak/ Kolam/ Empang 1,18%
14 Tanah Kosong 5,79%
Jumlah 100,00%
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Halaman II-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Gambar 2.2.
Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Selatan

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

2.1.2.1. Struktur Ruang


1) Sistem Pusat Pelayanan Kota
a) PPK, meliputi:
- PPK I sebagai pusat pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan jasa
skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di
Kecamatan Ciputat;
- PPK II memiliki fungsi sebagai kegiatan pemerintahan, pelayanan umum,
perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan nasional serta
perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong; dan
- PPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa skala pelayanan regional dan nasional serta perumahan kepadatan
tinggi diarahkan di Kecamatan Pondok Aren.
b) SPK, meliputi:
- SPK I memiliki fungsi sebagai pelayanan umum, perdagangan dan jasa, dan
perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong Utara;

Halaman II-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- SPK II memiliki fungsi sebagai perkantoran pemerintahan, dan perumahan


kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Setu;
- SPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, dan perumahan
kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Ciputat Timur; dan
- SPK IV memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan
Pamulang.
c) PL, meliputi:
- PL memiliki fungsi sebagai kegiatan ekonomi ditetapkan di:
1) Kelurahan Pondok Jagung, Kelurahan Paku Alam, Kelurahan
Jelupang, dan Kelurahan Lengkong Karya pada Kecamatan Serpong
Utara; dan
2) Kelurahan Muncul dan Kelurahan Setu, Kecamatan Setu.
- PL memiliki fungsi sebagai kegiatan pendidikan ditetapkan di:
1) Kelurahan Pondok Aren, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan
Jurangmangu Timur, Kelurahan Jurangmangu Barat, Kelurahan
Pondok Karya, Kelurahan Parigi Baru, Kelurahan Parigi di
Kecamatan Pondok Aren;
2) Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur;
3) Kelurahan Ciputat dan Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat;
4) Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda,
Kecamatan Pamulang; dan
5) Kelurahan Rawa Buntu, Kelurahan Serpong, dan Kelurahan Rawa
Mekar Jaya, Kecamatan Serpong.
- PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di Kelurahan
Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang;
- PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di sekitar Kelurahan
Ciputat dan Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat;
- PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di Kelurahan Rawa
Buntu, Kelurahan Serpong, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan
Serpong; dan

Halaman II-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- PL kegiatan ekonomi lokal terletak di lokasi pertigaan Puspiptek hingga


perempatan Muncul, Kelurahan Muncul dan Kelurahan Setu, Kecamatan
Setu.
2) Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota
a) Sistem Prasarana Utama
- Sistem jaringan transportasi darat
(1) Jaringan jalan
(a) Jaringan jalan tol, meliputi:
(1) ruas Jalan Tol Serpong-Pondok Aren-Pondok Indah (JORR
I) dengan ROW 60 (enam puluh) meter
(2) rencana Jalan Tol JORR II ruas Kunciran-Serpong dengan
ROW 60 (enam puluh) meter;
(3) rencana Jalan Tol JORR II ruas Serpong-Cinere dengan
ROW 60 (enam puluh) meter; dan
(4) rencana Jalan Tol ruas Serpong-Balaraja dengan ROW 60
(enam puluh) meter.
(b) Jaringan jalan arteri sekunder, meliputi:
(1) Jalan Moch.Toha dengan ROW 32 (tiga puluh dua) meter;
(2) Jalan R.E. Martadinata dengan ROW 32 (tiga puluh dua)
meter;
(3) Jalan Dewi Sartika dengan ROW 32 (tiga puluh dua) meter;
(4) Jalan Ir. Juanda dengan ROW 32 (tiga puluh dua) meter.
(c) Jaringan jalan kolektor sekunder, meliputi :
(1) Jalan Serpong Raya;
(2) Jalan WR. Supratman;
(3) Jalan Otto Iskandar Dinata;
(4) Jalan Pondok Aren Raya;
(5) Jalan Bukit Indah;
(6) Jalan Tanah Merah Wetan;
(7) Jalan Purnawarman;
(8) Jalan Pondok Jaya;
(9) Jalan Lengkong Gudang;

Halaman II-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

(10) Jalan Buaran;


(11) Jalan Benda Raya;
(12) Jalan Cireudeu Raya;
(13) Jalan Surya Kencana;
(14) Jalan Pamulang Permai Barat I;
(15) Jalan Pondok Cabe Raya;
(16) Jalan Sukadamai;
(17) Jalan Jombang Raya;
(18) Jalan Al-Amanah;
(19) Jalan Kp. Kelapa;
(20) Jalan Ds. Buaran;
(21) Jalan Kp. Jelupang;
(22) Jalan Bhayangkara;
(23) Jalan RM. Mansyur;
(24) Jalan Pondok Jagung;
(25) Jalan Parakan (Pondok Benda);
(26) Jalan Pahlawan (Rempoa);
(27) Jalan Serua Raya;
(28) Jalan Aria Putra;
(29) Jalan Jombang jaya;
(30) Jalan Puspiptek;
(31) Jalan Raya Parigi;
(32) Jalan Pahlawan Seribu;
(33) Jalan Siliwangi;
(34) Jalan Padjajaran;
(35) Jalan Tegal Rotan;
(36) Jalan Cendrawasih;
(37) Jalan Pondok Betung Raya;
(38) Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim;
(39) Jalan Parigi Utama; dan
(40) Jalan Regensi Raya.
(d) Pengembangan dan optimalisasi jaringan jalan terdiri atas:

Halaman II-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

(1) pengembangan jalan strategis meliputi: Jalan Otista-Jalan


Padjajaran-Jalan Pamulang Raya-Jalan Siliwangi-Jalan
Puspiptek-Jalan Raya Serpong-Jalan Tekno Widya-Jalan
Buaran-Rawa buntu-Jalan Kapten Subianto-Jalan Raya
Serpong;
(2) rencana pembangunan jalan meliputi :
 pengembangan jaringan jalan lingkar kota meliputi Jalan
Raya Serpong-Jalan Kapten Soebiyanto-Jalan Buaran
Rawa Buntu-Jalan Tekno Widya-Jalan Raya Serpong-
Jalan Raya Puspiptek-Jalan Siliwangi/Pamulang Raya-
Jalan Padjajaran-Jalan Otto Iskandardinata-Jalan Dewi
Sartika-Jalan Ir. H. Juanda-Jalan WR Supratman-Jalan
Bintaro Utama-Boulevard Bintaro-Graha Bintaro-Jalan
Bhayangkara-Boulevard Alam Sutera-Jalan Raya
Serpong;
 pengembangan jalan poros kota meliputi:
(1) jalan poros Utara-Selatan meliputi jalan Raden
Patah-Jalan Jombang Raya-Jalan Aria Putra-Jalan
Ciater Sukamulya-Jalan Mujahir-Jalan Beringin-
Jalan Siliwangi/Pamulang Raya-Jalan Surya
Kencana-Jalan Setia Budi-Jalan Mohamad Toha
(Batas Bogor); dan
(2) jalan poros Timur-Barat meliputi Jalan Pulau Air
(batas Kota Depok)-Jalan Pondok Cabe 5-Jalan
Pondok Cabe Raya-Jalan Bukit Cirendeu-Jalan
Purnawarman-Jalan Kertamukti-Jalan Wr.
Supratman-Jalan Kompas Menjangan-Jalan
Merpati-Jalan Aria Putera-Jalan SeruaRaya-Jalan
Ciater Raya-Jalan Letnan Sutopo-Jalan BSD Arteri
Barat-Batas Kabupaten Tangerang.
(3) pengembangan rencana simpang tidak sebidang,
meliputi: simpang ruas Jalan Raya Serpong/Jalan

Halaman II-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kapten Soebiyanto (German Center); Jalan Raya


Serpong (Alam Sutera); dan Jalan Raya Serpong
(Pasar Serpong);
(1) simpang ruas jalan RE Martadinata (Gaplek);
(2) simpang jalan Letnan Sutopo (Polsek
Serpong); dan
(3) simpang Jombang (Sudimara); dan simpang
Pondok Ranji.
(3) penataan perempatan persimpangan jalan dalam wilayah
kota;
(4) sistem jaringan jalan arteri dan kolektor didesain dan dapat
difungsikan sebagai jalur angkutan umum massal; dan
(5) persilangan dengan jalur kereta api diarahkan menjadi
persilangan tidak sebidang.
(2) Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, yaitu terminal
angkutan penumpang. Terminal angkutan penumpang meliputi :
 pengembangan terminal tipe A di Kecamatan Pamulang;
 pengembangan terminal tipe B di Kecamatan Ciputat; dan
 pengembangan terminal tipe C di Kecamatan Serpong, Kecamatan
Setu, dan Kecamatan Pondok Aren.
(3) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan
 Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan dalam kota,
meliputi :
(a) koridor Ciputat-Pamulang-Setu;
(b) koridor Pamulang-Pondok Aren-Serpong;
(c) koridor Ciputat-Pondok Aren;
(d) koridor Ciputat-Serpong; dan
(e) koridor yang menghubungkan antara koridor dalam kota.
 Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan yang
terintegrasi dengan sistem angkutan umum massal
Jabodetabekpunjur, meliputi :
(a) koridor Serpong-Tangerang;

Halaman II-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

(b) koridor Serpong-Bogor;


(c) koridor Setu-Ciputat-Lebak Bulus;
(d) koridor BSD-Ratu Plaza;
(e) koridor BSD-Pasar Baru;
(f) koridor BSD-Mangga Dua; dan
(g) koridor Bintaro.
- Sistem jaringan transportasi perkereta apian
(1) Jaringan jalur kereta api, meliputi:
(a) peningkatan jalur kereta api jalur ganda Serpong-Merak;
(b) pengembangan jaringan jalur kereta api Serpong-Cikupa-
Cikande-Serang;
(c) pengembangan jalur kereta api monorel/Sky Train Puspiptek-
Bandara Soekarno Hatta; dan
(d) pengembangan prasarana dan sarana baru jaringan kereta api
intra kota yang menghubungkan antar pusat pelayanan.
(2) Prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api
(a) pengembangan stasiun kereta api eksisting meliputi:
 stasiun Serpong di Kelurahan Serpong, Kecamatan
Serpong;
 stasiun Rawa Buntu di Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan
Serpong;
 stasiun Sudimara di Kelurahan Jombang Kecamatan
Ciputat;
 stasiun Jurangmangu di Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat; dan
 stasiun Pondok Ranji di Kelurahan Pondok Ranji
Kecamatan Ciputat Timur.
(b) pembangunan stasiun kereta api terpadu di Kecamatan Serpong,
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan
Setu.
(3) Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park and
ride untuk berpindah angkutan di stasiun.

Halaman II-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- Sistem jaringan transportasi udara.


(1) Tatanan kebandarudaraan, meliputi Bandara Khusus Pondok Cabe
yang berfungsi sebagai lokasi pertahanan dan keamanan negara,
penerbangan domestik dan perbaikan pesawat yang ditetapkan di
Kecamatan Pamulang.
(2) Ruang udara berupa KKOP yang meliputi Kecamatan Pamulang,
Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.
b) Sistem Prasarana Lainnya
- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan
Sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan, terdiri atas:
1) Jaringan Pipa Gas
Jaringan pipa gas bumi, terdiri atas:
(a) pengembangan rencana wilayah jaringan distribusi kota sesuai
dengan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Di stribusi Gas
Bumi Nasional di Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat,
Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Serpong Utara; dan
(b) pengembangan pelayanan energi gas untuk transportasi melalui
pengadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) pada
jalan-jalan arteri dan kolektor.
2) Jaringan Tenaga Listrik
(a) pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik meliputi :
- jaringan transmisi SUTET 500 (lima ratus) kilovolt yang
melintasi Kecamatan Setu;
- pengembangan jaringan SUTT 150 (seratus lima puluh)
kilovolt yang melintasi Kecamatan Pamulang, Kecamatan
Ciputat, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara,
Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Setu dan Kecamatan
Ciputat Timur;
- gardu induk 150 (seratus lima puluh) kilovolt yang berada
Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu, Kecamatan Ciputat
Timur dan Kecamatan Pondok Aren; dan

Halaman II-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- pengadaan gardu distribusi di seluruh wilayah kota.


(b) kebutuhan listrik sampai akhir tahun rencana sebesar kurang lebih
1.426.701 (satu juta empat ratus dua puluh enam ribu tujuh ratus
satu) kilowatt atau sekitar 1.426,7 (seribu empat ratus dua puluh
enam koma tujuh) megawatt; dan
(c) pengembangan jaringan transmisi bawah tanah di Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Pondok Aren,
Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Setu.
3) Penyediaan Energi Alternatif
Penyediaan sumber energi alternatif, meliputi :
(a) penyediaan energi listrik alternatif yang berwawasan lingkungan
terutama untuk bangunan dengan kebutuhan energi listrik yang
besar, memanfaatkan tenaga surya dan angin; dan
(b) penyediaan sumber energi baru biogas yang terdapat di
Kecamatan Setu dan Kecamatan Serpong.
- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
(a) Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi melalui
pengembangan jaringan telekomunikasi.Pengembangan sistem
telekomunikasi meliputi sistem kabel/fiber optic dan sistem nirkabel
yang menjangkau seluruh wilayah Kota.
(b) Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota, meliputi pengembangan jaringan
telekomunikasi bawah tanah untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas ruang kota.
(c) Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon nirkabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota berupa telepon seluler, meliputi :
- penguatan signal jaringan Global System for Mobile (GSM) dan
CodeDivision Multiple Access (CDMA); dan
- pengembangan dan penataan menara Base Transceiver Station
(BTS) secara terpadu di wilayah Kota.

Halaman II-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air


Rencana Sistem jaringan sumber daya air kota diarahkan pada konservasi
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya
rusak air meliputi :
a. WS;
b. CAT;
c. Situ;
d. Sistem jaringan air baku untuk air minum;
e. Sistem pengendali banjir; dan
f. Sistem pengendali rawan longsor.
- Rencana Infrastruktur Perkotaan
a. Sistem penyediaan air minum;
b. Sistem pengelolaan air limbah;
c. Sistem persampahan;
d. Sistem drainase;
e. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan
pejalan
kaki;
f. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalur
sepeda;
g. Jalur evakuasi bencana;
h. Sistem proteksi kebakaran; dan
i. Sistem perparkiran.

Halaman II-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.3 Hasil Telaahan Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

1. SISTEM PUSAT PELAYANAN


a. Penyusunan Rencana Detail 1)Kecamatan Setu APBD Kota Dinas Tata Kota,
Tata Ruang dan Peraturan Bangunan dan
Zonasi 2) Kecamatan Serpong Permukiman
Utara
3) Kecamatan Serpong

4) Kecamatan Pamulang

5) Kecamatan Ciputat
Timur
6) Kecamatan Ciputat
7) Kecamatan Pondok
Aren
b. Evaluasi RDTR APBD Kota Dinas Tata Kota,
Bangunan dan
Permukiman

c. Penyusunan Kajian Teknis APBD Kota Dinas Tata Kota


dan
Bangkim/Dinas
Bina Marga dan
SDA/BAPPEDA

SISTEM JARINGAN
2.
TRANSPORTASI
2. 1. Jaringan Jalan

Halaman II-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pengembangan 1) Tol ruas Serpong- Kementerian
a. APBN
Jalan Tol Balaraja Pekerjaan Umum

Kementerian
2) Tol JORR II APBN
Pekerjaan Umum
b. Pengembangan 1) Jalan Moch.Toha APBN Kementerian
jalan arteri Pekerjaan Umum
sekunder
2) Jalan R.E.
Martadinata

3) Jalan Dewi Sartika


4) Jalan Ir. Juanda.
c. Pengembangan Jalan Raya Serpong - APBN/APB Kementerian
jalan lingkar Jalan Raya BSD sektor D Pekerjaan
2-Jalan Buaran Rawa Prov/APBD Umum/Dinas
Buntu-Jalan Tekno Kota Bina Marga dan
Widya-Jalan Raya Tata Ruang
Puspitek-Jalan Prov/Dinas Bina
Siliwangi-Jalan Marga dan SDA
Padjadaran-Jalan Otista- Kota/Swasta
Jalan Dewi Sartika-
Jalan Ir. H. Juanda-Jalan
WR Supratman-Jalan
Bintaro Utama-
Boulevard Bintaro-
Graha Bintaro-Jalan
Bhayangkara-Boulevard
Alam Sutera-Jalan Raya
Serpong.

Halaman II-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
d. Pengembangan 1) jalan poros Utara- APBD Prov/ Dinas Bina Marga
jalan poros Selatan meliputi ruas APBD Kota dan Tata Ruang
Jalan Raden Patah-Jalan Prov/Dinas Bina
Jombang Raya Jalan Marga dan SDA
Aria Putra-Jalan Kota/Swasta
Sukamulya-Jalan
Beringin; dan
2) jalan poros Timur-
Barat meliputi ruas
Jalan
Menjangan/Kompas-
Jalan Merpati-Jalan
Aria Putera-Jalan Ciater
Raya-Jalan Letkol
Sutopo (BSD) atau ke
rencana Jalan (Ciater ke
Simpang Buaran).

e. Peningkatan Tersebar diseluruh APBD Dinas Bina Marga


fungsi dan wilayah Prov/APBD dan Tata Ruang
pelebaran jalan Kota Prov/Dinas Bina
kolektor Marga Dan SDA
sekunder dan Kota
jalan lokal

f. Pembangunan -simpang ruas jalan APBN/APB Kementerian


Jalan Tidak German Center D Pekerjaan
Sebidang Jalan- boulevard Kapten Prov/APBD Umum/Dinas
dengan Jalan Soebianto, Kota Bina Marga TR
Prov/Dinas Bina
- simpang ruas Jalan RE Marga SDA Kota
Martadinata,

Halaman II-17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
-simpang Jalan Alam
Sutera; dan

- simpang gaplek.

Pembangunan - Jl. Raya Serpong (Ps. APBN/APB Kementerian


Jalan Tidak Serpong), D Pekerjaan Umum/
Sebidang Jalan- - Jl. Jombang Raya Prov./APBD Dinas Bina Marga
dengan Rel (Ps. Jombang), Kota TR Prov/Dinas
Kereta Bina Marga SDA
- Jl. Wr. Supratman, Kota
(STA. Pd. Ranji).

g. Penataan Seluruh jalan dalam APBN/ Kementerian


persimpangan wilayah kota APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
APBD Kota Dinas Bina Marga
TR Prov/Dinas
Bina Marga SDA
Kota

2. 2. Angkutan Umum dan Terminal


Pembangunan Kecamatan Ciputat APBN/ Kementerian
terminal tipe A APBD Prov./ Perhubungan/
APBD Kota Dishubkominfo
Prov/
Dishubkominfo
Kota

Halaman II-18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pembangunan Kecamatan Pamulang APBN/ Kementerian
terminal tipe B APBD Prov./ Perhubungan/
APBD Kota Dishubkominfo
Prov/
Dishubkominfo
Kota
Pembangunan Kecamatan Serpong, APBD Kota Dishubkominfo
terminal tipe C Kecamatan Setu, dan
Kecamatan Pondok
Aren.
Pengembangan Jalan lingkar dan poros APBD Kota Dishubkominfo/
sistem angkutan yang menghubungkan /Swasta Swasta
massal dalam antar pusat kota
kota
Pengembangan a. koridor Pamulang- APBN Kementerian
sistem angkutan Ciputat-Muncul; Perhubungan
massal b. koridor Pamulang-
Jabodetabek Pondok Aren-Serpong;
c. koridor Ciputat-
Pondok Aren;
d. koridor Ciputat-
Ciputat Timur-Serpong;

e. Koridor yang
menghubungkan antara
koridor dalam kota .
2. 3. Kereta Api
Peningkatan a. Tangerang-Jakarta APBN Kementerian
jalur kereta b. Serpong-Merak Perhubungan
double track
Pembangunan Bandara Soekarno APBN Kementerian
kereta api Hatta-Serpong Perhubungan
monorel bandara

Halaman II-19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pengembangan Menghubungkan PPK APBD Kota / Dishubkominfo/
jaringan kereta dengan SPK Swasta Swasta
dalam kota
Penataan stasiun Stasiun Serpong, APBN Kementerian
eksisting Stasiun Rawa Buntu, Perhubungan
Stasiun Jurang Mangu,
Stasiun Sudimara,
Stasiun Pondok Ranji.
Pembangunan lokasi di PPK dan SPK APBD Kota/ Dishubkominfo/
stasiun baru Swasta Swasta

2. 4. Angkutan Udara
Pengembangan Pondok Cabe APBN Kementrian
kawasan Pertahanan/
Bandara khusus Kementrian
Perhubungan/
Swasta

SISTEM JARINGAN ENERGI


3
DAN KELISTRIKAN

Pengadaan Pada jalan arteri dan Swasta Swasta


stasiun BBG kolektor di seluruh
wilayah kota
Mengembangkan Tersebar diseluruh APBN PGN dan
pipa distribusi wilayah Pertamina
gas
Pengembangan Tersebar diseluruh APBN PLN
jaringan wilayah
transmisi dan
gardu listrik
Penyediaan Tersebar diseluruh APBN PLN
sumber energi wilayah
listrik

Halaman II-20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pengembangan Tersebar diseluruh APBN PLN
jaringan wilayah
transmisi bawah
tanah
Pengembangan Tersebar diseluruh APBD Kota Dinas Kebersihan
pelayanan wilayah dan Pertamanan
Penerangan
Jalan Umum
(PJU)

Mengembangkan Tersebar diseluruh APBN/ PLN /Dinas


energi listrik wilayah APBD Kota Kebersihan dan
alternatif Pertamanan

SISTEM JARINGAN
4.
TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Tersebar diseluruh APBD Kota/ Dishubkominfo/
pelayanan wilayah Swasta Swasta
jaringan
telekomunikasi
Pengembangan Tersebar diseluruh APBD Dishubkominfo /
jaringan bawah wilayah Kota/Swasta Dinas Bina Marga
tanah dan SDA/ Swasta
penataan dan Tersebar diseluruh APBD Kota/ Dishubkominfo /
pengendalian wilayah Swasta Swasta
menara
telekomunikasi
Pengaturan Tersebar diseluruh APBD Kota Dinas Informasi
penggunaan wilayah dan Komunikasi
frekuensi
pemancar radio
Pengembangan APBD Kota/ Dishubkominfo
Jaringan Serat Swasta /Dinas Bina
Optik dan TV Marga dan SDA/
Kabel Swasta

Halaman II-21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
SISTEM JARINGAN SUMBER
5.
DAYA AIR
Penataan Sungai Cisadane, Kali APBN/ Kementerian
wilayah Angke, Kali APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
sungai/Kali Pesangrahan, Kali APBD Kota Dinas Pengairan
Serua, Kali Ciputat, Prov/ Dinas Bina
Kali Kedaung. Marga dan SDA
Kota
Revitalisasi situ Situ Legoso, Situ APBN/ Kementerian
Pamulang, Situ Bungur, APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
Situ Rompong, Situ APBD Kota Dinas Pengairan
Parigi, Situ Ciledug, Prov/Dinas Bina
Situ Kayu Antap, Situ Marga dan SDA
Pondok Jagung, Situ Kota
Gintung.
Pengembangan Sungai Cisadane, Kali ` APBN/ Kementerian
sistem jaringan Angke, kali APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
air baku pesangrahan dan Situ APBD Kota Dinas Pengairan
Prov/Dinas Bina
Marga dan SDA
Kota
Pengembangan Tersebar di seluruh APBN/ Kementerian
sistem wilayah APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
pengendalian APBD Kota Dinas Pengairan
banjir Prov/Dinas Bina
Marga dan SDA
Kota

SISTEM INFRASTRUKTUR
6.
PERKOTAAN

6. 1. Air Minum

Halaman II-22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pengembangan Tersebar di seluruh APBD Kota/ Dinas Tata Kota
sistem wilayah Swasta Bangunan dan
penyediaan air Permukiman/Dina
minum s Bina Marga dan
perpipaan SDA dan Swasta
Pengembangan Sungai Cisadane, Kali APBD Kota/ PDAM/ Swasta
unit air baku Angke, Kali Swasta
Pesangrahan dan situ APBD Kota

Pengembangan Tersebar di seluruh APBD Kota/ Dinas Tata Kota


sistem wilayah Swasta dan
penyediaan air Bangkim/Dinas
minum non Bina Marga dan
perpipaan SDA/Disperindag
/ BLHD/ Swasta
6. 2. Air Limbah
Pengembangan Tersebar di seluruh APBD Kota BLHD/ Dinas
sistem air limbah wilayah /Swasta Kebersihan,
domestik dengan Pertamanan dan
sistem setempat Pemakaman/
Swasta
Peningkatan Tersebar di seluruh APBD Kota Dinas Kebersihan,
sistem air limbah wilayah Pertaanan dan
domestik dengan Pemakaman/Dina
sistem terpusat s Tata Kota,
Bangunan dan
Permukiman
Pengembangan Tersebar di seluruh APBD Kota/ BLHD/ Swasta
pengolahan wilayah Swasta
limbah industri
dengan sistem
setempat

Halaman II-23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Pengembangan Kawasan peruntukan APBD Kota/ BLHD, Dinas
prasarana limbah industri Swasta Kebersihan,
industri sistem Pertamanan dan
terpusat Pemakaman/
Swasta

6. 3. Persampahan
Optimalisasi Kecamatan Setu APBN/ Kementerian
TPA Cipeucang APBD Kota Pekerjaan Umum/
Pengadaan Disetiap kelurahan APBD Kota Dinas Kebersihan,
lokasi TPST Pertamanan dan
Pemakaman.
Pengembangan Disetiap kelurahan APBN/
4R (Reduce, APBD Kota
Reuse, Recycle,
Recovery) pada
TPS
Penyusunan Kota Tangerang Selatan APBD Kota
masterplan
persampahan
Pengelolaan APBN/
sampah kerja APBD Kota
sama Swasta dan
daerah sekitar
(TPS Regional)

6. 4. Drainase

Halaman II-24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Penataan Situ Legoso Situ APBN/ Kementerian
kembali Pamulang Situ Bungur APBD Prov/ Pekerjaan Umum/
sempadan sungai Situ Rompong Situ APBD Kota Dinas Pengairan
dan situ Parigi Situ Ciledug Situ Prov/Dinas Bina
Kayu Antap Situ Marga dan SDA
Pondok Jagung Situ Kota
Gintung, Sungai
Cisadane, Kali Angke
dan Kali Pesangrahan
Pembangunan, Tersebar di seluruh APBN/ Kementerian
peningkatan, dan wilayah APBD Kota/ Pekerjaan Umum/
pengembangan Swasta Dinas Pengairan
fungsi situ, Prov/Dinas Bina
tandon air, Marga dan SDA
kolam dan sumur Kota/Swasta
resapan
Penyusunan Kota Tangerang Selatan APBN/APB Kementerian
masterplan D Kota Pekerjaan Umum/
drainase Dinas Bina Marga
dan
Pengembangan Kota Tangerang Selatan APBN/APB SDA/Bappeda
Kementerian
Drainase Kota D Kota Pekerjaan Umum/
Dinas tata Kota
danBangkim/
Dinas Bina Marga
dan SDA

6. 5. Jalan Pejalan Kaki


Penyediaan Tersebar di seluruh APBN/APB Kementerian
trotoar wilayah D Pekerjaan Umum/
Prov/APBD Dinas Bina Marga
Kota dan TR Prov/
Dinas Bina Marga
dan SDA

Halaman II-25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
Penyediaan Tersebar di seluruh APBD Kota Dishubkominfo
penyebrangan wilayah
sebidang
Penyediaan Tersebar di seluruh APBD Kota Dishubkominfo
penyebrangan wilayah
tidak sebidang
Pengembangan Tersebar di seluruh APBD Kota Dinas Bina Marga
kawasan khusus wilayah dan SDA
pejalan kaki
6. 6. Jalur Sepeda
Pengembangan Koridor jalan arteri APBD Kota Dinas Bina Marga
jalur sepeda sekunder dan kolektor dan SDA
sekunder

6. 7. Jalur Evakuasi Bencana Jalan Puspiptek Jalan Ir. Badan


H. Juanda Jalan Penanggulangan
Siliwangi, Jalan Bencana Daerah
Pahlawan Seribu, jalan
di sekitar alun-alun
Kecamatan Pondok
Aren

6. 8. Proteksi Kebakaran
Peningkatan dan Tersebar di seluruh APBD Kota Dinas Pemadam
pengembangan wilayah Kebakaran
prasarana dan
sarana kebakaran
Penempatan Tersebar di seluruh APBD Kota Dinas Pemadam
lokasi hidran wilayah Kebakaran
Penyusunan Kota Tangerang Selatan APBN/ Kementerian
masterplan APBD Kota Pekerjaan Umum/
sistem proteksi Dinas Pemadam
kebakaran Kebakaran

Halaman II-26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN SUMBER PELAKSANA
NO PROGRAM LOKASI
DANA PROGRAM
201 201 201 201
2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
1 2 3 4
6. 9. Perparkiran
Penyediaan Tersebar di seluruh Swasta Swasta
parkir off street wilayah
Pembatasan Tersebar di seluruh APBD Kota Dishubkominfo
parkir on street wilayah
Pengembangan Di setiap stasiun dan APBD Kota/ Dishubkominfo/
konsep park and terminal Swasta swasta
ride

Halaman II-27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.1.2.2. Pola Ruang


(1) Rencana pengembangan Kawasan Lindung, meliputi:
(a) Kawasan perlindungan setempat;
(b) RTH;
(c) Kawasan rawan bencana alam; dan
(d) Kawasan cagar budaya
(2) Rencana pengembangan Kawasan Budi Daya, meliputi:
(a) Kawasan Peruntukan Perumahan
Kawasan peruntukan perumahan direncanakan sebesar kurang lebih
7.610,67 (tujuh ribu enam ratus sepuluh koma enam tujuh) hektar
tersebar di seluruh wilayah kota terdiri atas perumahan vertikal dan
perumahan horizontal meliputi :
1) Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Tinggi meliputi :
- Kecamatan Pondok Aren;
- Kecamatan Ciputat;
- Kecamatan Ciputat Timur; dan
- Kecamatan Pamulang.
2) Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Sedang meliputi :
- Kecamatan Serpong Utara;
- Kecamatan Serpong; dan
- Kecamatan Setu.
(b) Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa;
Rencana pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa,
meliputi :
1) Pasar Tradisional;
- Pasar Ciputat di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Ciputat Permai di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Jombang di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Bintaro Sektor 2 di Kecamatan Ciputat Timur;
- Pasar Jengkol di Kecamatan Setu;
- Pasar Serpong di Kecamatan Serpong; dan
- Pasar Gedung Hijau di Kecamatan Serpong Utara.

Halaman II-28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2) Pusat Perbelanjaan
- Pengembangan perdagangan skala regional kota berupa
perdagangan grosir dan pasar besar ditetapkan di Kecamatan
Serpong, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Pondok Aren; dan
- Pengembangan kawasan perdagangan berbentuk rumah toko di
sepanjang jalan arteri sekunder dan jalan kolektor sekunder.
(c) Kawasan Peruntukan Perkantoran;
1) Kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan ditetapkan di :
- Kecamatan Ciputat;
- Kecamatan Setu;
- Kecamatan Serpong;
- Kantor Kecamatan tersebar di setiap Kecamatan; dan
- Kantor Kelurahan tersebar di setiap Kelurahan.
2) Kawasan peruntukan perkantoran swasta, ditetapkan di :
- Kecamatan Pondok Aren;
- Kecamatan Serpong;
- Kecamatan Serpong Utara;
- Kecamatan Ciputat; dan
- Kecamatan Pamulang.
(d) Kawasan Peruntukan Industri;
1) Kegiatan industri besar diarahkan pada optimalisasi industri
eksisting yang tersebar di wilayah kota, dengan ketentuan tidak
menambah luasan lahan dan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan dan kawasan sekitarnya.
2) Kegiatan industri menengah dapat dikembangkan di Kecamatan
Serpong Utara, Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu dan
Kecamatan Ciputat dengan ketentuan kegiatan industri tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan
sekitarnya.
3) Kegiatan industri kecil dan mikro dapat dikembangkan pada
kawasan perumahan dengan ketentuan kegiatan dilengkapi dengan

Halaman II-29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

sarana dan prasarana pengelolaan limbah dan sampah untuk


mengurangi timbulnya dampak negatif bagi lingkungan dan
kawasan sekitarnya.
(e) Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi :
1) Pengembangan wisata alam dan rekreasi diarahkan di Sungai
Cisadane, Situ Gintung, Situ Ciledug, Situ Pondok Jagung, taman
kota dan hutan kota;
2) Pengembangan wisata belanja diarahkan di Kecamatan Pondok
Aren, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Ciputat Timur; dan
3) Pengembangan wisata kuliner di Kecamatan Serpong, Kecamatan
Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren.
(f) Kawasan RTNH
Kawasan RTNH, meliputi :
1) Pelataran parkir stasiun Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Timur;
2) Pelataran parkir stasiun Sudimara di Kecamatan Ciputat;
3) Pelataran parkir stasiun Jurang Mangu di Kecamatan Pondok Aren;
4) Pelataran parkir stasiun Rawa Buntu di Kecamatan Serpong;
5) Pelataran parkir stasiun Serpong di Kecamatan Serpong;
6) Pelataran parkir terminal Kecamatan Ciputat dan Kecamatan
Pamulang;
7) Pelataran parkir pusat perdagangan, perkantoran dan jasa tersebar di
seluruh Kecamatan; dan
8) Pedestrian di seluruh Kecamatan.
(g) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
(h) Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
Pengembangan kawasan peruntukan kegiatan sektor informal, meliputi :
1) Pusat perdagangan Kecamatan Pamulang, Kecamatan Setu,
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, dan Kecamatan
Pondok Aren;
2) Sektor 9 Kel pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren;
3) Kawasan stasiun yang berada di kota;

Halaman II-30
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

4) Pasar delapan Kelurahan Pakulonan Kecamatan Serpong Utara;


5) Pasar modern Kelurahan Rawa Mekar Jaya Kecamatan Serpong; dan
6) Taman jajan Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan Serpong.
(i) Kawasan Peruntukan Lainnya.
1) Kawasan Peruntukan Pertanian;
Kawasan pertanian tanaman holtikultura dan kawasan
peternakan.kawasan pertanian tanaman holtikultura berada di
Kecamatan di Kota; dan kawasan peternakan sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak berada dalam kawasan perumahan/permukiman.
2) Kawasan Peruntukan Perikanan;
Kawasan perikanan meliputi perikanan budi daya ditetapkan di
seluruh wilayah kota.
3) Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum;
Kawasan peruntukan pelayanan umum berupa pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan ditetapkan di seluruh wilayah kota.
4) Kawasan Peruntukan Pergudangan
Kawasan peruntukan pergudangan ditetapkan di Kecamatan Setu dan
Kecamatan Serpong.
5) Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan Negara.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara, meliputi :
(a) Komando Pendidikan dan Latihan (KODIKLAT) TNI di
Kecamatan Serpong dengan luas kurang lebih 50 (lima puluh)
hektar;
(b) Markas Batalyon Kavaleri 9 di Kecamatan Serpong Utara
dengan luas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar;
(c) Markas Batalyon Artileri Pertahanan Udara I (ARHANUDRI I),
Rajawalidi Kecamatan Serpong Utara dengan luas kurang lebih
19 (sembilan belas) hektar;
(d) Pusat Penerbangan Angkatan Darat (PUSPENERBAD) di
Kecamatan Pamulang;
(e) Pusat Pendidikan Lalu Lintas Polisi Republik Indonesia
(PUSDIKLANTAS POLRI) Kecamatan Serpong Utara;

Halaman II-31
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

(f) Satuan Brimob Detasemen C Pelopor di Kecamatan Ciputat;


(g) Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang berada pada
Kecamatan di Kota; dan
(h) Polisi Udara di Kecamatan Pamulang dengan luas kurang lebih
15 (lima belas) hektar

Halaman II-32
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.4 Hasil Telaahan Pola Ruang Kota Tangerang Selatan


TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA
DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

B PERWUJUDAN POLA
RUANG
1 KAWASAN LINDUNG
.
1 1. Kawasan Perlidungan Setempat
. Penataan kawasan sempadan situ Situ Legoso Situ Pamulang APBN Kementerian
Situ Bungur Situ Rompong dan Pekerjaan Umum/
Situ Parigi Situ Ciledug Situ APBD Dinas Pengairan
Kayu Antap Situ Pondok Provinsi Provinsi
Jagung Situ Gintung.

Penataan kawasan sempadan Sungai Cisadane, Kali APBN/AP Kementerian


sungai/kali/saluran pembuang Angke, Kali Pasanggrahan, BD Pekerjaan Umum/
Kali Serua, Kali Ciater, Kali Prov/APB Dinas Pengairan
Engram Gintung, Kali D Kota Prov/Dinas Bina
Pembuang Parigi, Kali Marga dan SDA
Pembuang Gintung, Kali serta BLHD
Cantiga, Kali Pembuang
Legoso, Kali Pembuang
Bungur, Kali Kedaung, Kali
Baru, Kali Pembuang
Pondok Jagung, Kali
Cisalak, Kali Cirompang,
Kali Cibarengkok, Kali
Pembuang Ciledug.
1 2 Ruang Terbuka Hijau

Pembebasan dan pengadaan lahan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan,
untuk RTH Kota Pertamanan dan
Pemakaman/BLHD

Halaman II-33
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Pengembangan dan penataan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan,


taman perumahan, kelurahan, dan Kota dan Pertamanan dan
kecamatan Swasta Pemakaman/ BLHD
Pengembangan dan penataan Pusat Pelayanan Kota APBD Dinas Kebersihan,
taman kota Kota/ Pertamanan dan
Swasta Pemakaman/BLHD/
Swasta
Pengembangan RTH hutan kota Setiap PPK APBD Dinas Kebersihan,
Kota Pertamanan dan
Pemakaman/ BLHD
Pengembangan RTH jalur hijau Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan,
Kota/ Pertamanan dan
Swasta Pemakaman/BLHD/
Swasta
Penataan pemakaman sebagai Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan,
RTH Kota Pertamanan dan
Pemakaman
Penataan dan pengembangan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dispora
lapangan olah raga sebagai RTH Kota
1 3 Kawasan Cagar Budaya
Penataan dan revitalisasi Kecamatan Ciputat APBD Dinas Budpar
bangunan cagar budaya Kota
1 4 Kawasan Rawan Bencana Alam
Perbaikan sistem drainase Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Dinas Bina
Kota Marga dan SDA

Penataan kawasan permukiman Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Dinas Bina
yang terkena banjir Kota Marga dan SDA/
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah

Halaman II-34
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

2 KAWASAN BUDIDAYA
2 1 Kawasan Perumahan
Pengembangan kawasan Tersebar di seluruh wilayah Swasta Swasta
perumahan kepadatan tinggi,
sedang.
Pengembangan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah Swasta Swasta
hunian vertikal

Penataan permukiman kumuh Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Tata Kota,
Kota Bangunan dan
Permukiman
Pembangunan utilitas, prasarana Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Tata Kota,
dan sarana kawasan perumahan Kota/ Bangunan dan
Swasta Permukiman/Swasta
2 2 Kawasan Perdagangan dan Jasa
Pengembangan dan pembangunan Di setiap kecamatan APBD PD Pasar/Swasta
pasar tradisional Kota/
Swasta
Pengembangan dan penataan PPK dan SPK Swasta Swasta
pusat perbelanjaan

Pengembangan dan penataan toko Tersebar di seluruh wilayah Swasta Swasta


modern
Pengembangan kawasan Kecamatan Ciputat, Swasta Swasta
perdagangan khusus serpong, Pondok Aren
Pengembangan kegiatan MICE Kawasan penunjang PPK, Swasta Swasta
(Meeting, Incentive, Convention, dan SPK
And Event/Exhibition)
Pengembangan kegiatan Jalan Arteri, PPK, dan SPK Swasta Swasta
perdagangan dan jasa dengan
konsep superblok atau mixuse
2 3 Kawasan Perkantoran
Pemerintahan

Halaman II-35
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Perbaikan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Tata Kota,
kantor pemerintahan Kota Bangunan dan
Permukiman
Pengadaan lahan untuk kantor Tersebar di seluruh wilayah APBD Setda Bagian Bina
pemerintahan Kota Pertanahan/Dinas
Tata Kota,
Bangunan dan
Permukiman
Pengadaan lahan untuk pusat Kecamatan Ciputat APBD Setda Bagian Bina
pemerintahan Kota Pertanahan/Dinas
Tata Kota,
Bangunan dan
Permukiman
Pembangunan pusat pemerintahan Kecamatan Ciputat APBN/AP Kementerian
BD Pekerjaan
Prov/APB Umum/Dinas Bina
D Kota Marga TR
Prov/Dinas Tata
Kota, Bangunan dan
Permukiman
2 4 Kawasan Peruntukan Industri
Pengembangan dan penataan Tersebar di seluruh wilayah APBD Disperindag/Masya
industri rumah tangga Kota/ kakat
Masyarak
at
Membatasi perkembangan Kecamatan Serpong Utara, APBD Disperindag/Swasta
industri eksisting Kecamatan Ciputat Timur Kota/
Swasta
Penataan kawasan peruntukan APBD Disperindag/ Swasta
industri Kota/
Swasta

Halaman II-36
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Pengembangan kegiatan industri Tersebar di seluruh wilayah APBD Disperindag/


kreatif Kota/ Masyarakat
Masyarak
at

2 5 Kawasan Pariwisata
Pengembangan rekreasi dan Sungai Cisadane, dan Situ APBD Dinas Pariwisata/
wisata alam Gintung , Situ Ciledug, Kota Swasta
Rawa Kutuk /Swasta
Penataan dan pengembangan Kecamatan Serpong, APBD Dinas Pariwisata/
wisata belanja Kecamatan Serpong Utara, Kota Disperindag/Dinas
Kecamatan Pondok Aren /Swasta KUKM/Swasta
dan Kecamatan Ciputat
Timur
Rencana Induk Pariwisata Kota Tangerang Selatan APBD Dinas Budpar/
Kota Bappeda
2 6 Ruang Terbuka Non Hijau
Perencanaan RTNH Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan
Kota/ Pertamanan dan
Swasta Pemakaman/
Bappeda/Swasta
Pembangunan dan pengembangan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Kebersihan
fasilitas umum Kota/Swa Pertamanan dan
sta Pemakaman/Dinas
Tata Kota,
Bangunan dan
Permukiman/Swasta
Pembangunan dan pengembangan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Bina Marga
pedestrian Kota dan SDA
Pembangunan dan pengembangan Tersebar di seluruh wilayah APBN/ Kemenpora/
lapangan APBD Dispora/ Dinas
Kota Budpar

Halaman II-37
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

2 7 Ruang Evakuasi Bencana


Pengembangan ruang untuk Kota Tangerang Selatan APBN, Dinas Bina Marga
evakuasi bencana pada wilayah APBD dan SDA/ Damkar/
rawan banjir Prov. Penanggulangan
APBD Bencana Daerah
Kota
2 8 Ruang bagi Kegiatan Sektor
Informal
Penataan sektor informal Pusat Perdagangan APBN/AP Kementerian
kecamatan Pamulang, BD Prov./ Perindustrian/
Kecmatan Setu, Kecamatan APBD Disperindag/Dinas
Ciputat, Kecamatan Ciputat Kota KUKM
Timur dan Kecamatan
Pondok Aren; Sektor 9
Bintaro Jaya; kawasan
stasiun yang berada di kota;
pasar modern Bumi
Serpong Damai Kecamatan
Serpong; Taman Jajan
Bumi Serpong Damai
Kecamatan Serpong

Pengembangan sektor informal Tersebar di seluruh wilayah APBD Disperindag/ Dinas


Kota KUKM
2 9 Kawasan Pertanian dan Perikanan
Pengembangan hortikultura Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Pertanian
Prov./ Prov.Dinas
APBD Pertanian Kota/
Kota/ Swasta/ Masyarakat
Swasta/
Masyarak
at

Halaman II-38
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Pengembangan perikanan Kecamatan Setu, Kecamatan APBD Dinas Pertanian


budidaya Serpong, Kecamatan Ciputat Prov./ Prov. Dinas
APBD Pertanian Kota/
Kota/ Swasta/ Masyarakat
Swasta/
Masyarak
at
2 10 Kawasan Peternakan
Pengembangan peternakan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Pertanian
Prov./ Prov. Dinas
APBD Pertanian Kota/
Kota/ Swasta/
Swasta/ Masyarakat
Masyarak
at

2 11 Kawasan Pelayanan Umum


Pengembangan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah APBN/ Kementerian
sarana pendidikan APBD Diknas,
Prov/ Kementerian
APBD Agama/ Dinas
Kota Pendidikan
Pengembangan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah APBN/ Kementerian
sarana peribadatan APBD Agama/ Dinas PU
Prov/ dan TR/ Dinas Tata
APBD Kota, Bangunan dan
Kota/ Permukiman
Swasta/
Masyarak
at
Pengembangan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah APBN/ Kementerian
sarana kesehatan APBD Kesehatan/Dinas
Kota Kesehatan

Halaman II-39
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Pengembangan dan pembangunan Tersebar di seluruh wilayah APBD Dinas Tata Kota,
sarana pemerintahan Kota Bangunan dan
Permukiman
Revitalisasi Pasar Tradisional APBD Disperindag Prov/
Prov./ Disperindag/ PD
APBD Pasar Kota
Kota/Swa
sta
2 12 Kawasan Bandara Khusus
Optimalisasi kegiatan kawasan Kecamatan Pamulang APBN/AP Kementerian
bandara khusus BD Perhubungan/
Prov/APB Kementerian
D Polhukam/
Kota/Swa Dishubkominfo
sta Prov/
Dishubkominfo
Kota/ Dinas Tata
Kota, Bangunan dan
Permukiman/
Bappeda/ Swasta

2 13 Kawasan Pertahanan dan


Keamanan

Halaman II-40
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER PELAKSANA


DANA PROGRAM
NO PROGRAM LOKASI TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031

Penataan kawasan pertahanan dan Markas Batalyon Kaveleri-9 APBN Kementerian


keamanan Kecamatan Serpong Utara; Polhukam
Markas Batalyon Arhanudri
Kecamatan Serpong Utara;
PUSDIKLANTAS POLRI
Kecamatan Serpong Utara
Komando Pendidikan dan
Latihan (KODIKLAT) di
Kecamatan Serpong;Pusat
Penerbangan Angkatan
Darat (PUSPENERBAD) di
Kecamatan Pamulang; dan
Polisi Udara Di Kecamatan
Pamulang, Kawasan Mako
Birmob di Kecamatan
Ciputat.

Ketertiban umum skala kota Kota Tangerang Selatan APBN/ Satpol PP, Polisi,
APBD TNI.
Kota

Halaman II-41
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kawasan Strategis Kota


Kota Tangerang Selatan ditetapkan termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional
Jabodetabekpunjur. Kota Tangerang Selatan termasuk kawasan strategis Provinsi sebagai
kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau
teknologi tinggi di Puspiptek pada Kecamatan Setu. Penetapan Kawasan Strategis Kota
meliputi:
(a) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:
1) Sepanjang Jalan Raya Serpong;
2) Kawasan sekitar Central Bussiness District (CBD) Bumi Serpong Damai
Kecamatan Serpong;
3) Kawasan sekitar CBD Bintaro Kecamatan Pondok Aren; dan
4) Kawasan Alam Sutra Kecamatan Serpong Utara.
(b) Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi Kawasan
Pusat Pemerintah Kota di Kecamatan Ciputat.
(c) Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup sebagaimana meliputi Kawasan Situ Gintung.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
ditetapkan wilayah rawan bencana di Kota Tangerang Selatan. Kawasan rawan bencana
tersebut yaitu:
1) Wilayah Rawan Bencana Banjir, meliputi:
a. Kecamatan Pondok Aren;
b. Kecamatan Ciputat Timur;
c. Kecamatan Ciputat;
d. Kecamatan Serpong;
e. Kecamatan Serpong Utara
f. Kecamatan Setu; dan
g. Kecamatan Pamulang.

Halaman II-42
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2) Kawasan rawan bencana longsor, meliputi:


a. Kecamatan Pamulang;
b. Kecamatan Setu;
c. Kecamatan Serpong; dan
d. Kecamatan Ciputat Timur.
3) Kawasan radiasi nuklir berpusat di kawasan Puspiptek pada Kecamatan Setu
dengan sebaran radiasi meliputi seluruh wilayah kota dan sekitarnya.
4) Pengembangan kawasan evakuasi bencana bertujuan untuk memberikan ruang
terbuka yang aman dari bencana alam sebagai tempat berlindung dan penampungan
penduduk sementara dari suatu bencana alam meliputi :
(a) Ruang evakuasi bencana skala kota meliputi lapangan bola Cilenggang, alun-
alun Kecamatan Pondok Aren, lapangan kantor Kecamatan Pamulang, lapangan
kantor Kecamatan Ciputat Timur, kawasan Puspiptek, Universitas
Muhammadiyah dan stadion mini Ciputat; dan
(b) Ruang evakuasi bencana skala lingkungan tersebar diseluruh wilayah kota.

Hal ini menunjukkan bahwa bencana yang sering terjadi (rutin) adalah banjir dan
tanah longsor. Berdasarkan dokumen RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016, lokasi
rawan banjir misalnya terdapat disepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota
Tangerang Selatan. Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi
dengan Situ Gintung akibat jebolnya tanggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ
yang permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman.
Adapun rekapitulasi bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 2.5. berikut ini.

Tabel. 2.5
Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Jenis
No Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Bencana
1 Banjir Curah hujan yang Pondok Jurang Mangu Perumahan Jurang Ketinggian air sekitar
tinggi dan luapan Aren Barat ManguPermai Blok A, 40 cm danJumlah KK
dari kali angke B, C RW.14 yang terendam adalah
180 KK.
Pondok Kacang Kp. Bulak RT.004 RW Ketinggian air sekitar
Timur .002; 70 cm danJumlah KK
yang terendam adalah
39KK.
Perumahan Pondok Ketinggian air sekitar

Halaman II-43
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Jenis
No Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Bencana
Maharta 50-60 cm dan Jumlah
KK yang terendam
adalah 966 KK
Serpong Paku Jaya Perumahan Kayu Gede I Ketinggian Air sekitar
Utara 40 cm.
Pondok Jagung Perumahan Villa Ketinggian air sekitar
Timur Mutiara 50 cm danJumlah KK
Serpong Blok B dan C yang terendam adalah
280 KK.
Curah hujan yang Pamulang Pamulang Barat Perumahan Reni Jaya Ketinggian air sekitar
tinggi dan luapan RW .020 Blok AE dan 70 cm.
saluran drainase. AG
Pamulang Timur Perumahan Bukit Ketinggian air sekitar
PamulangIndah Blok A 35-50 cm.
RT.002 RW .04
Perumahan Bukit Ketinggian air sekitar
PamulangIndah Blok C 40 cm.
RT.008 RW .05
Curah hujan yang Ciputat Cempaka Putih Angin Kencang di Jl. Ir. Ukuran Reklame
tinggi dan disertai Timur H. Juanda (Samping adalah 5 Meter x 10
angin kencang. UIN Meter x 1 Meter.
Syarif Hidayatullah
Jakarta)
Curah hujan yang Pamulang Benda Baru Bas ement RS. Permata Ketinggian Air sekitar
tinggi dan Pamulang 25 cm.
Jebolnya tanggul
Curah hujan yang Ciputat Cireundeu Perumahan Cireundeu Ketinggian air sekitar
tinggi dan Luapan Timur Permai 130 cm danJumlah KK
Kali Pes yang terendam adalah
anggrahan 130 KK.
Pondok Jurang Mangu Perumahan Taman Ketinggian air sekitar
Aren Barat Mangu 40 cm danJumlah KK
Permai Blok G dan H yang terendam adalah
RW .07 112 KK.
Curah hujan yang Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Ketinggian air sekitar
tinggi dan saluran Mas 100-150 cm dan
drainase yang ters Jumlah KK yang
umbat akibat terendam adalah 114
longsor KK
Curah hujan yang Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Ketinggian Air sekitar
tinggi dan saluran Mas 70 cm.
drainase yang ters Serua Jalan Raya Aria Putera Ketinggian Air sekitar
umbat dan Sempit. (Depan Perumahan 30 cm.
Green Hill)
Serua Permai Perumahan Roos wood Ketinggian Air sekitar
Garden 50 cm.
Sawah Jalan Merpati Kp. Ketinggian Air sekitar
Sawah 50 cm.
Pamulang Pamulang Barat MTs Negeri Pamulang Ketinggian air sekitar
40 cm.
Perumahan Reni Jaya Ketinggian air sekitar
Blok AG RW .019, Blok 50 cm danJumlah KK
AE RW .018, Blok AF yang terendam
RW.019 sebanyak
200 KK

Halaman II-44
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Jenis
No Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Bencana
Pamulang Timur Kp. Lamtoro RT.003 Ketinggian Air sekitar
RW.016 30 cm.
Perumahan Bukit Ketinggian Air sekitar
Pamulang 40 cm danJumlah KK
Indah yang terendam adalah
90 KK
Perumahan Bukit Ketinggian air sekitar
Pamulang 40 cm dan
Indah Blok A dan B Jumlah KK yang
terendam sebanyak
98 KK.
Perumahan Mahkamah Ketinggian air s ekitar
Agung 40 cm.
Pondok Cabe Ilir Jalan Raya Pondok Cabe Ketinggian Air s ekitar
40 cm dan
menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
Pondok Pondok Kacang Kp. Bulak RT.004 Ketinggian air s ekitar
Aren Timur RW.002 150 cm dan
Jumlah KK yang
terendam sebanyak
103 KK.
Perumahan Pondok Ketinggian air sekitar
KacangPrima Blok A s 100 cm dan
.d K RT.001 Jumlah KK yang
RW .008 terendam sebanyak
1113 KK
Pondok Pucung Perumahan Pondok Ketinggian air sekitar
Pucung 30 cm
Indah II
Serpong Rawa Buntu Kp. Cijenterang Ketinggian air sekitar
(SampingRawa Buntu) 30 cm
RT.002RW .001
Kampung Cijenterang Ketinggian Air sekitar
(Samping Rawa Buntu) 50 cm
Curah hujan yang Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Ketinggian air sekitar
tinggi dan s aluran Mas 40 cm.
drainas e yang ters Perumahan Inhutani Ketinggian air sekitar
umbat. 70 cm.
Perumahan Pondok Hijau Ketinggian air sekitar
70 cm.
Jombang Perumahan Puri Bintaro Ketinggian air sekitar
40 cm
Sawah Baru Perumahan Ciputat Baru Ketinggian air sekitar
50 cm.

Serua Jalan Raya Aria Putera Ketinggian air sekitar40


(Depan Perumahan cm dan menyebabkan
Green Hill) kemacetan lalu lintas.
Perumahan Green Hill Ketinggian Air sekitar
30-50 cm
Perumahan Roos wood Ketinggian air sekitar
25-30 cm.
Perumahan Serua Ketinggian Air sekitar
Makmur 25-30 cm

Halaman II-45
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Jenis
No Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Bencana
Pamulang Benda Baru RS. Permata Pamulang Ketinggian Air sekitar
100 cm dan tanggul
jebol sepanjang 20-30
cm
Kedaung Perumahan Bank Indones Ketinggian air sekitar
ia 20-30 cm
Jl. Tabanas IV
Pamulang Barat Perumahan Reni Jaya Ketinggian air sekitar
50 cm dan
Jumlah KK yang
terendam adalah
650 KK
Pondok Cabe Ilir Jalan Raya Pondok Cabe Ketinggian Air sekitar
30 cm.
Pondok Pondok Kacang Kp. Bulak RT.004 Ketinggian Air sekitar
Aren Timur RW.002 30-70 cm.
Perumahan Pondok Ketinggian air sekitar
Kacang 30-60 cm.
Prima
Serpong Buaran Perumahan Puri Serpong Ketinggian air sekitar
Blok A, F, H 60 cm.
Rawa Buntu Depan Perumahan De Ketinggian Air sekitar
Latinos 20 cm
RT 02 RW .01 Kp. Rawa Ketinggian Air sekitar
Buntu 45 cm dan
Jumlah KK yang
terendam adalah 14
KK
Serpong Jelupang Perumahan Graha Mas Ketinggian air sekitar
Utara RT.003 RW .012 50 cm.
Paku Alam Perumahan Griya Sutera Ketinggian Air 100 cm
8 dan 9 dan Jumlah
KK yang terendam
adalah 50 KK
Paku Jaya Jalan Raya Bhayangkara Ketinggian Air sekitar
30-35 cm
Perumahan Kayu Gede I Ketinggian air sekitar
RT. 001, 005, 008 RW 40-50 cm dan Jumlah
.004 KK yang terendam
sebanyak 175 KK.
Perumahan Kayu Gede I Ketinggian air sekitar
RT.03 RW .04 50 cm dan
Jumlah KK yang
terendam adalah 44
KK
Curah hujan yang Serpong Pondok Jagung RM. Kampung Air Ketinggian air sekitar
tinggi di W ilayah Utara 100 cm.
Bogor dan Setu Kademangan Perumahan Pes ona Ketinggian air sekitar
Meluapnya Sungai Serpong RT.09 dan 60 cm dan Jumlah KK
Cisadane RT.012 yang terendam adalah
RW .003 sebanyak 90 Kepala
Keluarga
Luapan Kali Ciputat Serua Perumahan Villa Dago Ketinggian Air sekitar
Angke Tol 40 cm.
Ciputat Cireundeu Perumahan Cireundeu Ketinggian Air sekitar

Halaman II-46
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Jenis
No Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Bencana
Timur Permai 40 cm.
Pamulang Pondok Benda Perumahan Villa Ketinggian air sekitar
Pamulang 30 cm.
Blok DD
Serpong Jelupang Perumahan Graha Mas Ketinggian Air sekitar
Utara RT.003 RW .012 50 cm dan merendam
sebanyak 2 Kepala
Keluarga.
Paku Jaya Perumahan Kayu Gede I Ketinggian Air sekitar
60 cm.
Pondok Jagung Perumahan Villa Mutiara Ketinggian Air sekitar
Timur Serpong 100 cm.
2 Longsor Curah hujan yang Setu Kademangan Longs or di Kp. Pondasi Bangunan yang
tinggi dan luapan Kademangan Lebak terkikis oleh air
saluran drainase. RT.004/003
Curah hujan yang Setu Muncul Longs or di Kp. Babakan Panjang 7 Meter dan
tinggi. RT.008 RW .003 Tinggi 3 Meter
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

2.1.4. Demografi
Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan dari tahun ketahun terus mengalami
peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,72% pertahunnya. Walaupun secara
absolut mengalami peningkatan, namun pertumbuhannya mengalami kecenderungan
penurunan. Pada tahun 2011, pertumbuhan penduduk mencapai 3,63%, kemudian turun
pada level 3,36% pada tahun 2015.
Secara absolut jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011
sebanyak 1.355.926 jiwa, hingga tahun 2015 mencapai angka 1.543.209 jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk tersebut menyebabkan kepadatan penduduk semakin
meningkat pula, pada tahun 2011 sebanyak 9.212 jiwa/km2 menjadi 10.484 jiwa/km2 pada
tahun 2015. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.3. berikut ini:

Halaman II-47
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015


Gambar 2.3.
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015


Gambar 2.4.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014

Jika dilihat menurut jenis kelamin yang dilihat dari jumlah penduduk tahun 2015,
penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan. Pada Tahun
2015, dari total penduduk 1.543.209 jiwa, sebanyak 777.713 jiwa adalah laki-laki, dan
perempuan sebanyak 765.496 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,60..

Halaman II-48
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2015
Penduduk
No Kecamatan Total Sex Ratio
Laki-laki Perempuan
1 Setu 41.303 39.508 80.811 104,54
2 Serpong 84.653 86.078 170.731 98,34
3 Pamulang 168.053 164.932 332.984 101,98
4 Ciputat 114.860 111.114 225.974 103,37
5 Ciputat Timur 101.889 100.497 202.386 101,39
6 Pondok Aren 185.430 181.138 366.568 102,37
7 Serpong Utara 81.526 82.229 163.755 99,15
Tangerang Selatan 777.713 765.496 1.543.209 101,60
Sumber: Kota Tangerang Selatan dalam Angka, 2016

Selanjutnya jika dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan, pada tahun 2015
kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur, yaitu 13.116 jiwa/km2
sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu, yaitu 5.460 jiwa/km2. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 2.7. berikut ini:

Tabel. 2.7
Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk KotaTangerang Selatan
Menurut Kecamatan Tahun 2015
Laju
Luas Jumlah Kepadatan
No Kecamatan Pertumbuhan
(Km2) Penduduk (Jiwa/Km2)
Penduduk
1 Setu 14,80 80.811 5.460 4,06
2 Serpong 24,04 170.731 7.102 4,47
3 Pamulang 26,82 332.984 12.416 3,07
4 Ciputat 18,38 225.974 12.295 3,29
5 Ciputat Timur 15,43 202.386 13.116 2,51
6 Pondok Aren 29,88 366.568 12.268 3,88
7 Serpong Utara 17,84 163.755 9.179 5,30
Tangerang Selatan 147,19 1.543.209 10.484 3,64
Sumber: Kota Tangerang Selatan dalam Angka, 2016

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Dimensi dalam IPM ini tidak hanya berkaitan dengan soal pendidikan,
namun juga dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Hal ini penting untuk menunjukkan

Halaman II-49
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

indikasi bahwa kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan dari waktu ke waktu
mengalami peningkatan.
Saat ini, perhitungan IPM mengalami penyesuaian, terutama pada dimensi
pengetahuan. Sebelumnya pada dimensi pengetahuan BPS menggunakan indikator Angka
Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah, namun indikator tersebut disesuaikan dan
diganti menjadi Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah.
Adapun Capaian IPM Kota Tangerang Selatan, baik menggunakan metode lama
maupun baru selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut ini:

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015


Gambar 2.5.
Perkembangan IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014 (Metode Lama dan Baru)

Berdasarkan gambar 2.5 di atas, capaian IPM menggunakan metode baru lebih
tinggi dibandingkan dengan metode lama, dan capaian kedua metode tersebut setiap
tahunnya menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan.
Berdasarkan metode baru, capaian IPM pada tahun 2011 sebesar 76,99, dan terus
meningkat hingga tahun 2014 sebesar 79,17 (kategori menengah atas). Tingginya capaian
IPM tersebut menunjukkan bahwa Kota Tangerang Selatan memiliki kualitas SDM yang
dapat diandalkan, dan berpeluang besar untuk terus ditingkatkan demi mewujudkan Kota
Tangerang Selatan kearah yang lebih baik.
Adapun capaian masing-masing komponen IPM tersebut dapat dilihat pada Tabel
2.6. berikut ini.

Halaman II-50
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.8
Komponen Pembentuk IPM Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014
Komponen IPM 2011 2012 2013 2014
Angka Harapan Hidup 71,07 72,09 72,10 72,11
Angka Harapan Lama Sekolah - 12,79 13,24 13,58
Rata-rata lama sekolah 10,87 11,09 11,48 11,56
Konsumsi per kapita yang disesuaikan (000
14,037 14.131 14.207 14.361
Rp)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,99 77,68 78,65 79,17
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Capaian IPM yang cukup menggembirakan tersebut menempatkan Kota Tangerang


Selatan sebagai posisi teratas (tertinggi) dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.9. berikut ini.

Tabel. 2.9
Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
IPM
No Kabupaten
2011 2012 2013 2014
1 Pandeglang 59,92 60,48 61,35 62,06
2 Lebak 59,82 60,22 61,13 61,64
3 Tangerang 68,45 68,83 69,28 69,57
4 Serang 61,97 62,97 63,57 63,97
5 Kota Tangerang 74,15 74,57 75,04 75,87
6 Kota Cilegon 69,26 70,07 70,99 71,57
7 Kota Serang 68,69 69,43 69,69 70,26
8 Kota Tangerang Selatan 76,99 77,68 78,65 79,17
BANTEN 68,22 68,92 69,47 69,89
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

2.2.1.2. Pertumbuhan PDRB


Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi
barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa
melihat pelaku ekonominya. PDRB dapat dilihat dari 3 sisi pendekatan, yaitu produksi,
pengeluaran dan pendapatan. Ketiganya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci
menurut sektor ekonomi, komponen penggunaan dan sumber pendapatan. Pelaku ekonomi
bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut.
PDRB disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan
atas dasar “harga konstan”. PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga tahun
berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menggunakan data harga tahun
tertentu (saat ini menggunakan dasar harga tahun 2010).

Halaman II-51
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

PDRB atas dasar harga konstan memperlihatkan perkembangan produksi riil dari
masing-masing sektor ekonomi yang tidak dipengaruhi inflasi. Sementara PDRB atas dasar
harga berlaku menunjukkan perkembangan produksi masing-masing sektor yang masih
dipengaruhi oleh harga.
Berdasarkan data yang dilansir oleh BPS Kota Tangerang Selatan menunjukkan
nilai PDRB setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik untuk PDRB atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada tahun 2012, atas dasar harga berlaku
sebesar Rp.39.071,49 milyar; meningkat menjadi Rp.44.611,13 milyar pada tahun 2013;
dan pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp.51.230,27 milyar. Sama
halnya dngan PDRB atas dasar harga konstan, pada tahun 2012 sebesar Rp.36.091,81
milyar, menjadi Rp.39.290,71 milyar pada tahun 2013; dan mengalami peningkatan
menjadi Rp.42.823,77 milyar pada tahun 2014. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar
2.6. berikut ini.

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015


Gambar 2.6.
Nilai PDRB Kota Tangerang Selatan ADHB dan ADHK

Jika dilihat struktur PDRB-nya, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor merupakan sektor yang berkontribusi terbesar dalam pembentuk
PDRB di Kota Tangerang Selatan selama ini, yaitu 17,64% pada tahun 2010 dan 17,56%
pada tahun 2014. Selanjutnya adalah Real Estate, yaitu 17,04% pada tahun 2010 dan
16,21% pada tahun 2014. Kemudian untuk terbesar ketiga mengalami pergeseran, pada
tahun 2010 adalah industri pengolahan sebesar 13,04%, namun pada tahun 2014 menjadi

Halaman II-52
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

11,45%, sehingga menempatkan sektor ini turun pada posisi 4. Sedangkan sektor kontruksi
memiliki perkembangan yang cukup signifikan, pada tahun 2010 masih berada pada posisi
5, dengan kontribusi sebesar 12,28%. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2014
menjadi 15,01%, dan menempatkan sektor kontruksi berada posisi 3. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 2.10. berikut ini.

Tabel. 2.10
Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dan Tahun 2014
LAPANGAN USAHA 2010 RANK 2014 RANK
1Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,34 14 0,32 14
2Pertambangan dan Penggalian 0,00 17 0,00 17
3Industri Pengolahan 13,04 3 11,45 4
4Pengadaan Listrik, Gas 0,10 15 0,12 15
5Pengadaan Air 0,06 16 0,04 16
6Konstruksi 12,28 5 15,01 3
7Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi 17,64 1 17,56 1
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 2,52 11 3,07 11
9 Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 3,09 9 3,36 9
10 Informasi dan Komunikasi 12,33 4 10,86 5
11 Jasa Keuangan 1,21 12 1,21 13
12 Real Estate 17,04 2 16,21 2
13 Jasa Perusahaan 3,01 10 3,42 8
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 1,12 13 1,25 12
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 8,11 6 8,96 6
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,96 7 4,05 7
17 Jasa lainnya 3,14 8 3,14 10
PDRB 100,00 100,00
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Selanjutnya jika dilihat dari pertumbuhannya, setiap tahunnya (2011-2014) semua


sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
yang pada tahun 2012-2013 mengalami pertumbuhan negatif. Secara rata-rata
pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor informasi dan komunikasi, yaitu 14,41%;
disusul sektor transportasi dan pergudangan sebesar 12,02%; dan sektor konstruksi sebesar
10,90%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.11. berikut ini.

Tabel. 2.11
Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,95 (2,59) (1,65) 3,06 1,19
2 Pertambangan dan Penggalian - - - -
3 Industri Pengolahan 3,81 0,72 8,38 7,66 5,14
4 Pengadaan Listrik, Gas 9,77 12,00 10,37 1,83 8,49

Halaman II-53
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata


5 Pengadaan Air 5,92 0,85 5,59 5,97 4,58
6 Konstruksi 9,26 12,66 12,52 9,14 10,90
7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi 13,38 9,50 6,35 5,52 8,69
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 15,74 9,42 11,32 11,61 12,02
9 Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 10,88 5,10 6,13 8,80 7,73
10 Informasi dan Komunikasi 12,04 18,26 10,98 16,34 14,41
11 Jasa Keuangan 6,90 6,74 7,81 8,55 7,50
12 Real Estate 8,60 9,41 12,00 9,76 9,94
13 Jasa Perusahaan 9,01 9,03 9,83 12,62 10,12
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 3,15 4,57 2,57 11,86 5,54
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 4,19 3,54 4,79 6,21 4,68
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,80 4,18 1,81 1,89 2,92
17 Jasa lainnya 5,73 1,75 6,77 6,08 5,08
PDRB 8,81 8,66 8,86 8,99 8,83
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.9 di atas, pertumbuhan PDRB (ekonomi) mengalami


kecenderungan peningkatan, dari 8,81% pada tahun 2011 meningkat menjadi 8,99%, atau
rata-rata tumbuh sebesar 8,83% selama tahun 2011-2014. Angka tersebut menempatkan
Kota Tangerang Selatan sebagai posisi teratas (tertinggi) dibandingkan dengan Kabupaten/
Kota lainnya di Provinsi Banten.

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Gambar 2.7.
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

Halaman II-54
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.2.1.3. Inflasi
Inflasi sektoral merupakan sebuah angka yang menggambarkan tingkat
perkembangan harga barang dan jasa secara umum pada seluruh sektor penyusun PDRB.
Inflasi sektoral diperoleh melalui perkembangan sebuah angka indeks yang disebut Indeks
Implisit. Indeks implisit adalah PDRB adhb dibagi dengan PDRB adhk dikali 100%.

Tabel. 2.12
Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014
Sektor 2012 2013 2014
PDRB adhb (Miliar Rp.) 39.071,49 44.611,13 51.230,27
PDRB adhk (Miliar Rp.) 36.091,81 39.290,71 42.823,77
Indeks Implisit 108,26 113,54 119,63
Inflasi Sektoral 3,05 4,88 5,36
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Melalui Tabel 2.12 terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir inflasi sektoral
berfluktuatif tetapi masih berada pada level 1 digit. Inflasi sektoral tahun 2014 sebesar
5,36 persen, meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2012 sebesar 3,05 persen.
Selanjutnya jika dilihat dari Inflasi Harga Konsumen menunjukkan Inflasi Kota
Tangerang Selatan di tahun 2015 mencapai 0,87%. Inflasi di Kota Tangerang Selatan tahun
2015 ini lebih rendah dibandingkan dengan Kota Tangerang (0,96%), Kota Cilegon
(0,99%), dan Kota Serang (1,13%) bahkan dibandingkan dengan Provinsi Banten (0,99%).
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.13 berikut ini:

Tabel. 2.13
Perbandingan IHK, Inflasi/ Deflasi dan Laju Inflasi 4 Kota
di Provinsi Banten Tahun 2015
IHK IHK IHK Inflasi
Laju Inflasi Tahun
No. Kota Januari Desember Desember Desember
Kaleder 2015 **)
2014 2014 2015 2015 *)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Serang 111.98 123.07 128.82 1,13 4,67
2. Tangerang 114.80 124.82 130.16 0,96 4,28
3. Cilegon 111.50 120.92 125.69 0,99 3,94
4. Tangerang Selatan 114.65 125.43 129.49 0,87 3,24
5. BANTEN 113.95 124.05 129.37 0,99 4,29
Ket : *) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Januari 2014
**) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Halaman II-55
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kelompok bahan makanan merupakan pemberi andil terbesar inflasi Kota


Tangerang Selatan tahun 2015, dengan total menyumbang 60,58% dari inflasi keseluruhan
Kota Tangerang Selatan. Pengaruh terbesar meningkatnya inflasi adalah adanya kebijakan
pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah yang berdampak langsung terhadap kenaikan
tarif angkutan. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik pada industri maupun rumah tangga
yang dilakukan secara bertahap, turut pula memberikan dampak pada inflasi.

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Gambar 2.8.
Inflasi Kota TangerangSelatan menurut Kelompok PengeluaranTahun 2014

2.2.1.4. Persentase Penduduk Miskin


Jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan masih relatif rendah jika
dibandingkan dengan Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten, yaitu 1,50% pada tahun 2011,
dan hingga tahun 2014 sebesar 1,62%. Angka ini menempatkan Kota Tangerang Selatan
paling rendah, dan cukup jauh diatas rata-rata provinsi banten, yaitu 5,51% pada tahun
2014. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut ini.

Tabel. 2.14
Persentase Penduduk MiskinKabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2011-2014
Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014
1 Pandeglang 9,80 9,28 10,25 9,69
2 Lebak 9,20 8,63 9,50 8,95
3 Tangerang 6,42 5,71 5,78 5,36
4 Serang 5,63 5,28 5,02 4,73
5 Kota Tangerang 6,14 5,56 5,26 4,91

Halaman II-56
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014


6 Kota Cilegon 3,98 3,82 3,99 3,89
7 Kota Serang 6,25 5,70 5,92 5,54
8 Kota Tangerang Selatan 1,50 1,33 1,75 1,62
BANTEN 6,26 5,71 5,89 5,51
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Walaupun secara persentase masih relatif rendah, namun dari angka absolutnya
masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 25.290 jiwa (sampai dengan bulan September 2014),
dengan nilai garis kemiskinan sebesar Rp.401.696,-perkapita perbulan. Karena itu,
pengurangan beban masyarakat yang mempunyai pendapatan terendah (penerima BLT)
dalam pembiayaan pendidikan (terutama tingkat dasar) dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat masih harus diprioritaskan.

Tabel. 2.15
Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Tahun 2013
Persentase Penduduk Garis Kemiskinan
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
Miskin (Rp./Kap/bulan)
2011 20.144 1.5 317.887
2012 18.700 1.33 344.681
2013 25.360 1.75 378.303
2014 25.290 1.68 401.696
2015 25.890* 1.69* NA
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2014. (* keadaan bulan September 2013)

Pada Tahun 2009, Harga BBM mengalami penurunan sehingga tingkat inflasi juga
mengalami penurunan yaitu sebesar 1,3 persen, namun pada tahun 2013 harga BBM
kembali mengalami kenaikan sehingga tingkat inflasi juga mengalami kenaikan yaitu
sebesar 10,02 persen. Dengan mencermati fenomena tersebut menjelaskan bahwa kenaikan
inflasi mempengaruhi secara langsung tingkat ketimpangan kemiskinan.

Halaman II-57
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

0,28 0,28 0,29


0,3
0,22
0,2
0,11
0,1 0,04
0,03
0,01
0
2010 2011 2012 2013
Tangsel Banten

Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 (Data Makro Kota Tangerang Selatan 2014,)

Gambar 2.9.
Perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Kota Tangerang Selatan dan Banten tahun 2010-2013

Apabila diperhatikan dari grafik diatas menunjukan bahwa terjadinya penurunan


pada P2 mengindikasikan berkurangnya ketimpangan kemiskinan, namun di periode tahun
2013 terjadi kembali kenikan ketimpangan kemiskinan dengan nilai P2 sebesar 0,04 dari
nilai P2 0,03 di tahun 2012, namun hal tersebut terjadi secara global di Provinsi Banten
yang mengalami kenaikan ketimpangan kemiskinan pula pada tahun 2013.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat


2.2.2.1. Pendidikan
2.2.2.1.1. Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
Indikator pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat melalui Angka Harapan
Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah. Angka Harapan Lama Sekolah dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
Angka Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam
tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang,
sedangkan Rata-Rata Lama Sekolah menunjukkan berapa lama rata-rata penduduk suatu
wilayah duduk di bangku sekolah dalam mengikuti program pendidikan.

Halaman II-58
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015

Gambar 2.10.
Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)

Berdasarkan Gambar 2.11. diatas, pada tahun 2013 angka harapan lama sekolah
sebesar 13,24 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah sebesar 11,48 tahun. Kemudian
pada tahun 2014 angka harapan lama sekolah sebesar 13,58 tahun dan rara-rata lama
sekolah sebesar 11,56 tahun.
2.2.2.1.2. Angka Melek Huruf (AMH)
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah tingkat
melek huruf, yaitu kemampuan baca tulis yang merupakan kemampuan mendasar bagi
seseorang untuk mengembangkan wawasannya. Angka Melek Huruf di Kota Tangerang
Selatan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 sebesar 98,19%
meningkat menjadi 98,51% pada tahun 2012, dan kembali meningkat menjadi 98,62%
pada tahun 2013. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.12. berikut ini.

Halaman II-59
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Selatan, Bappeda


Gambar 2.11.
Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2011-2013

2.2.2.2. Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator keberhasilan bidang
kesehatan. AHH Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya mengalami peningkatan, dari
72,07 pada tahun 2011, meningkat menjadi 72,09 pada tahun 2012, meningkat menjadi
72,10 pada tahun 2013, meningkat menjadi 72,11 pada tahun 2014 dan kemudian pada
tahun 2015 kembali mengalami peningkatan menjadi 72,12. Meningkatnya AHH berkat
partisipasi dan kesadaran dari masyarakat akan arti pentingnya menjaga pola hidup sehat
serta upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
meningkatkan sarana dan prasarana dibidang kesehatan sehingga usia hidup penduduk
semakin bertambah panjang.

Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Selatan, Bappeda


Gambar 2.12.
Angka Harapan Hidup Tahun 2011-2014

Halaman II-60
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3. Aspek Pelayanan Umum


Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab
Pemerintah Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
2.3.1.1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan dan
merupakan faktor yang dominan dalam proses pembentukan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. Pendidikan selain dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul
seiring perubahan zaman juga dapat membawa pengaruh positif dalam berbagai sendi-
sendi kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan apabila pendidikan senantiasa banyak
mendapat perhatian yang lebih.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan
dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase penduduk usia sekolah
yang masih sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya. Kemudian
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase penduduk yang masih sekolah pada
suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah
yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
Partisipasi penduduk dalam mengikuti program pendidikan di Kota Tangerang
Selatan dapat dilihat dari besarnya indikator APS, APK, dan APM. Adapun capaiannya
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.16. berikut ini.

Tabel. 2.16
APS, APK, dan APM Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014
Kelompok Umur 2012 2013 2014
Usia 7-12 tahun (SD sederajat)
APS 99,61 99,25 99,47
APK 101,38 107,92 108,36
APM 92,74 98,04 98,33
Usia 13-15 tahun (SMP sederajat)
APS 93,58 95,59 96,32
APK 95,47 86,02 86,65
APM 74,79 74,90 76,48

Halaman II-61
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kelompok Umur 2012 2013 2014


Usia 16-18 tahun (SMA sederajat)
APS 68,85 69,96 74,72
APK 78,35 67,13 71,38
APM 61,83 52,93 63,39
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
Capaian pada jenjang pendidikan dasar di Kota Tangerang Selatan secara umum
cukup menggembirakan, misalnya pada angka putus sekolah pada tahun 2013-2015 yaitu
0%. Artinya pada tahun 2013-2015, baik lulusan SD maupun Lulusan SMP semuanya
melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.
Untuk jenjang pendidikan menengah, pada indikator angka putus sekolah
mengalami penurunan setiap tahunnya dari tahun 2011-2015, dengan persentase sebesar
0,038 % atau sebanyak 21 siswa pada tahun 2015. Sedangkan untuk indikator persentase
lulusan SMA/MA yang melanjutkan ke perguruan tinggi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dengan persentase terbanyak pada tahun 2015 sebesar 95,25 % atau sejumlah
8.049 siswa. Untuk persentase lulusan SMK yang diterima di dunia kerja sesuai
keahliannya juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan persentase terbanyak
pada tahun 2015 yaitu sebesar 90,25% atau sejumlah 5.978 siswa.
Selanjutnya untuk pendidikan formal dan non formal, jumlah peserta kelompok
belajar angkanya mengalami peningkatan dari tahun 2011-2015, dengan jumlah terbanyak
yaitu sebanyak 12.167 orang pada tahun 2015. Kemudian terkait indikator Guru
SD/SMP/SMA,SMK yang memiliki sertifikat sesuai kompetensi mengalami peningkatan,
dari tahun 2011-2015, dengan jumlah terbanyak yaitu 4.448 sertifikasi pendidik pada tahun
2015.
Adapun capaian indikator bidang pendidikan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
2.17. berikut ini.

Tabel. 2.17
Capaian Indikator Bidang Pendidikan Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Bidang Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Pendidikan Rasio Murid per Kelas 1:41 1: 39 2.4.1 1:37 1:37 1 :37
Dasar Angka Putus Sekolah 0.01%2.4.3
15 0.00%
2.4.2 0,02% 29 0.00%2.4.4 0.00%
Siswa Siswa
Prosentase Lulusan SD 100% 100% 100% (23.275 100% (23.351 100%
melanjutkan ke Sekolah (22.918 (23.132 siswa) siswa) (23.475
Menengah Pertama siswa) siswa) siswa)
(SMP)/Madrasah Tsana-wiyah
(MTs)
Prosentase Lulusan SMP 100% 100% 100% 2.4.5
(17.130 100% (17.793 100%
melanjutkan ke Sekolah (17.059 (17.752 siswa) siswa) (20.551

Halaman II-62
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bidang Indikator 2011 2012 2013 2014 2015


Menengah Atas(SMP)/Madrasah siswa) siswa) siswa)
Aliyah (MA)
Jumlah siswa terutama siswa 3.718 8.436 siswa 9.782 10.838 Siswa 11.427 Siswa
miskin penerima BOS siswa miskin miskin siswa miskin Miskin Miskin
Penyediaan bantuan BOS 100% 100% 100% 100% 100%
jenjang SD dan SMP 225 sekolah 225 sekolah 231 sekolah 232 sekolah 181 sekolah
negeri negeri negeri negeri negeri
Subsidi untuk pemeliharaan 67 Lokal 38 Lokal 83 Lokal 26 Lokal 36 Lokal
gedung sekolah
Pengembangan gedung sekolah 103 Sekolah 90 Sekolah 29 Sekolah 0 Sekolah 18 Sekolah
yang murah dan mudah
pemeliharaannya
Pendidikan Rasio Murid per Kelas 1:37 1:35 1:34 1:33 1:32
Menengah Penyelenggaran Bantuan 0% 100% 100% 100% 100%
Pendidikan SMA 17 Sekolah 17 Sekolah 18 Sekolah 18 Sekolah
Angka Putus Sekolah 0,060% 0,058% 0.055%2.4.6 0.050% 0,038%
23 Siswa 23 Siswa 23 Siswa
2.4.7 22 Siswa 21 Siswa

Cakupan siswa terutama siswa 1.298 Siswa 5.843 Siswa 7.843 Siswa 9.638Siswa 13.078
miskin penerima BOS Miskin Miskin Miskin Miskin Siswa
Miskin
Prosentase lulusan SMA/ MA 93.69% 94.25% 94,74% 94,85% 95.25%
melanjutkan ke perguruan tinggi 7.198Siswa 7.347 Siswa 7.440 Siswa 7.760 Siswa 8.049
Siswa
Prosentase lulusan SMK 85,16% 87,28% 88,14% 89,75%
2.4.8 90,25%
diterima di dunia kerja sesuai 3.965 Siswa 4.151 Siswa 4.347 Siwa 4.827Siswa 5.978
dengan keahliannya Siswa
Pendidikan Jumlah peserta kelompok belajar 1.826 4.281 Orang 7.535 Orang 10.511 12.167
Formal dan A, B, C Orang Orang Orang
Non Formal
Peningkatan Guru SD/SMP/SMA,SMK 1.553 Guru 2.345 Guru 3.033 4.1142.4.9 4.448
mutu pendidik memiliki sertifikat sesuai dengan Sudah Sudah Guru Sudah sertifikasi sertifikasi
dan tenaga kompetensi Yang Yang Yang pendidik org pendidik
kependidikan bersetifikasi bersetifikasi bersetifikasi guru org guru
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.2. Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang maksimal merupakan prasyarat mutlak bagi
pembangunan sebuah daerah. Dari indikator bidang kesehatan yang dicapai pada tahun
2011-2015 masih terdapat beberapa indikator yang mengalami penurunan dan indikator
tetap (tidak mengalami penurunan/peningkatan). Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Kota Tangerang Selatan perlu terus untuk mengoptimalkan capaian bidang kesehatan, agar
derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat sehingga dapat berimplikasi pada
meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Adapun capaian bidang kesehatan di Kota Tangerang Selatan tahun 2013 dan tahun
2014 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.18 berikut ini.

Halaman II-63
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.18
Capaian Indikator Bidang Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Cakupan pelayanan kesehatan dasar dan
25762 37239 42186 13450 8217
rujukan pasien masy. Miskin
pasien pasien pasien pasien pasien
(Jamkesda)
Cakupan Pelayanan Kesehatan di
25 pkm 25 pkm 25 pkm 25 pkm 26 pkm
Puskesmas
Peningkatan penggunaan obat 100% 83,41% 82,69% 90,32% 91,83%
Cakupan Kunjungan ibu hamil K-4 100% 99% 100% 97,9% 95,4%
Cakupan komplikasi kebidanan yang
100% 100% 100% 100% 100%
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki 100% 100% 100% 100% 93,6%
kompatensi kebidanan
Cakupan pelayanan ibu nifas (Kf
100% 93,06% 98,41% 96,1% 92,6%
lengkap)
Cakupan Neonatus dengan komplikasi
100% 100% 100% 100% 100%
yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi 100% 97,06% 100% 95% 98,6%
Cakupan pelayanan anak balita 95% 99,74% 100% 95% 97%
Cakupan penjaringan kesehatan siswa
93,2% 97,8% 97,4% 98,03% 96,16%
SD dan setingkat
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 100% 100% 100% 80% 96,97%
bln
Cakupan balita gizi buruk mendapat
100% 100% 100% 100% 100%
perawatan
Jumlah kader kesehatan 5000 org 5000 org 5169 org 5861 org 5663 org
Cakupan desa/kelurahan siaga aktif 80% 85% 87% 90% 93%
Rasio posyandu per satuan balita 178 185 166 159 161
Cakupan desa/kelurahan UCI
25% 60% 100%
(Universal Child Immunization)
Penanganan penyakit menular dan
penyakit tidak menular 100% sesuai 98% 100% 100% 100% 100%
standar
Cakupan penemuan dan penanganan
100% 100% 100% 100% 100%
penderita penyakit DBD
% ODHA yang mendapatkan
100% 100% 100% 100% 100%
pengobatan ART (MDGs)
Cakupan penemuan dan penanganan
5 29 55 56 89%
penderita penyakit TBC BTA
Tertanggulanginya kasus KLB < 24 jam 49% 54% 56% 47% 46%
Prosentase pemukiman sehat 100 100 100 100 100
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sektor pekerjaan umum merupakan sektor strategis dalam upaya penguatan
pembangunan sebuah daerah. Sektor ini mengetengahkan pelayanan infrastruktur daerah
dalam rangka memudahkan mobilitas masyarakat di daerah. Pemerintah Daerah
berkewajiban untuk merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan, serta koordinasi dalam
mengimplemntasikan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan umum, baik soal

Halaman II-64
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

lingkungan, sumber daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan


pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan gedung, sistem penyediaan air
minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan, dan
pembinaan jasa konstruksi.
Semua mandat ini akan memicu pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat
di daerah. Sebab jika ini berjalan maksimal maka sudah barang tentu akan mendorong
percepatan pembangunan di segala bidang. Infranstruktur adalah jantung pembangunan
daerah. Pada konteks ini ada beberapa capaian indikator urusan pekerjaan umum di Kota
Tangerang Selatan.
Di Kota tangerang Selatan, semua indikator urusan pekerjaan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Persentase jalan dan jembatan yang
direhabilitasi/dipelihara mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2014 berjumlah 94%,
kemudian meningkat menjadi 95% pada tahun 2014. Selanjutnya persentase jaringan
sungai dan anak sungai yang berkondisi baik juga meningkat, dari 50% pada tahun 2014
menjadi 55% pada tahun 2015. Hal yang sama juga terjadi pada panjang saluran drainase
dan gorong-gorong yang berkondisi baik juga meningkat, dari 50% tahun 2014 menjadi
55% pada tahun 2015. Sejalan dengan hal itu wilayah rawan banjir yang ditangani
meningkat dari 55% pada tahun 2014 menjadi 74% pada tahun 2015. Ketika indikator
tersebut meningkat, maka sudah barang tentu peningkatan yang sama akan terjadi pada
cakupan rumah tangga yang memiliki akses air bersih pada tahun 2015 sebanyak 82,50%

Tabel. 2.19
Capaian Indikator Bidang Pekerjaan Umum
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program Indikator Program 2011 2012 2013 2014 2015
Rehabilitasi/ Prosentase jalan dan
pemeliharaan Jalan jembatan yang 45% 50% 93% 94% 95%
dan Jembatan direhabilitasi/dipelihara
Pengembangan, Prosentase jaringan sungai
Pengelolaan dan dan anak sungai yang
konversi sungai, berkondisi baik 30% 35% 40% 50% 55%
danau dan sumber
daya air lainnya
Pembangunan Prosentase panjang saluran
saluran drainase dan gorong-gorong
35% 40% 45% 50% 55%
drainase/gorong- yang berkondisi baik
gorong
Pengendalian banjir Prosentase wilayah rawan
35% 40% 45% 55% 74%
banjir yang ditangani
Pengembangan Cakupan rumah tangga yang
0 82,20% 82,22% 82,25% 82,50%
kinerja pengelomaan memiliki akses air bersih

Halaman II-65
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Program Indikator Program 2011 2012 2013 2014 2015


air minum dan air
limbah
Pengembangan
kinerja pengelomaan
air minum dan air
limbah
Pengembangan Prosentase pemasangan PJU 11% 17% 33% 28% 11%
penyediaan dan di lokasi Strategis
pengelolaan PJU Terpeliharanya lampu PJU 3% 13% 20% 28% 36%
yang telah terpasang
Perencanaan tata Tersedianya informasi 4 dokumen 6 dokumen 1 perda, 7 1 dokumen 7 dokumen/
ruang mengenai perencanaan ruang dokumen 1 perda
Kebijakan Tersedianya kebijakan 1 dokumen 0 7 dokumen 2 dokumen 7 dokumen/
Pemanfaatan Ruang pemanfaatan ruang sesuai 8 perwal
fungsi kota
Pengendalian Persentase pengaduan yang 0 100% 100% 100% 100%
Pemanfaatan Ruang ditindaklanjuti dalam 5 hari
kerja
Jumlah 168 299 536 1.877 680
arahan/kebijakan/regulasi keterangan keterangan keterangan keterangan keterangan
pemanfaatan dan peruntukan peruntukan peruntukan peruntukan peruntukan
pengendalian ruang kota dan (Tersebar di
bangunan 7
kecamatan)
Prosentase terbangunnya 0 0 0 97% 3%
gedung pusat pemerintahan (gedung (penyelesaia
balaikota) n Ged.
Baialikota)
Pengelolaan Ruang Tersedianya RTH yang 0% 14% 14% 38% 52%
Terbuka Hijau tertata
(RTH)
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.4. Perumahan dan Kawasan Permukiman
Otonomi Daerah telah mengamanatkan bahwa pembangunaan perumahan dan
permukiman menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah. Amanat ini kemudian menjadi titik
tolak Pemerintah Tangerang Selatan dalam menciptakan pertumbuhan perumahan dalam
menciptakan kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat secara utuh. Perumahan yang
representatif akan semakin menepis kesenjangan baik sosial dan ekonomi yang acapkali
terjadi. Berdasarkan capaian beberapa indikator di bidang perumahan, maka akan tampak
adanya peningkatan dibeberapa indikator. Rumah layak huni pada tahun 2014 yang
tersebar di 7 kecamatan dengan jumlah 66 unit, maka pada tahun 2015 menjadi 301 unit.
Peningkatan ini tidak lepas dari upaya peningkatan rumah tinggal bersanitasi yang pada
tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 87 titik MCK Individual dan 15 MCK
komunal.

Halaman II-66
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.20
Capaian Indikator Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
REALISASI
Program Indikator Program
2011 2012 2013 2014 2015
Pengembangan Rumah layak huni tersebar 28 rumah 124 unit 66 unit 301
infrastruktur di 7 (Tersebar (Tersebar (Tersebar
permukiman kec di 7 Kec.) di 7 Kec.) di 7 Kec.)

Lingkungan Persentase rumah tersebar 4 titik 2 kec 37,67% Tersebar di


Sehat tinggal bersanitasi di 7 penyedia (Tersebar 7 Kec (87
Perumahan kec air bersih, di 7 Kec) titik MCK
14 TPS, 7 Individual
MCK 2 SPAL +
15 MCK
Komunal)
Penyediaan Jumlah sarana dan 9% 20% 31% 20% 20%
dan prasarana yang di
pengelolaan pelihara
areal
pemakaman
Peningkatan jumlah armada jumlah 4 unit - - 4 unit 1 unit
kesiagaan dan armada damkar
pencegahan Jumlah sarana dan - 3 unit 3 unit 3 unit 9 unit
bahaya prasarana yang di mobil mobil mobil mobil
kebakaran pelihara damkar damkar damkar damkar, 2
3.000 liter, 3.000 liter, 3.000 liter, unit mobil
1 unit 1 unit 1 unit water
mobil mobil mobil supply, 1
water water water unit mobil
supply dan supply dan supply, 1 paramedis,
2 unit 2 unit unit mobil 3 unit
mobil mobil paramedis mobil
operasional operasional dan 2 unit operasional
mobil
operasional
Tersedianya 1 dok 1 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen
kebiajakan/masterplan Dokumen inspeksi dan dan 3
untuk sistem proteksi sistem dokumen
kebakaran proteksi sosialisasi
kebakaran
pada
bangunan
gedung
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-67
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.1.5. Perencanaan Pembangunan


Perencanaan Pembangunan Daerah menurut PP 8 Tahun 2008 adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada
dalam rangka peningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan di daerah harus memperhatikan
adanya sinkronisasi, koordinasi dan integrasi dengan perencanaan pembangunan nasional,
karena capaian tujuan pembangunan daerah harus bersifat mendukung pencapaian tujuan
pembangunan secara nasional.

Tabel. 2.21
Capaian Indikator Bidang Perencanaan Pembangunan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Indikator dan Realisasi
Rumusan
Program
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Program
Pengembangan Jumlah dokumen
Data dan perencanaan 11 dok 13 dok 13 dok 13 dok 13 dok
Informasi pembangunan
Jumlah koordinasi
perencanaan
Kerjasama
pembangunan 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg
Pembangunan
dengan wilayah
perbatasan
Jumlah kegiatan
koordinasi
perencanaan 9 keg 9 keg 9 keg 9 keg 9 keg
pembangunan
lintas sektor
Tersedianya
dokumen
Perencanaan perencanaan
Pembangunan jangka panjang ada
Daerah yang telah
ditetapkan dengan
Perda
Tersedianya
dokumen
perencanaan
jangka menengah ada
yang telah
ditetapkan dengan
Perda
Tersedianya
dokumen RKPD
yang telah ada ada ada ada ada
ditetapkan dengan
Perkada
Penjabaran 20% 20% 20% 20% 20%

Halaman II-68
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Indikator dan Realisasi


Rumusan
Program
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Program
program RPJMD
ke dalam RKPD
Pengembangan Jumlah data/ 3 Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok
data/Informasi informasi
Kegiatan
Pembangunan
Peningkatan Prosentase jumlah 10% 10% 15% 15% 20%
Kapasitas penyedia jasa
Kelembagaan beserta IUJK nya.
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Peningkatan dan Jumlah dokumen 1 2 2 2 2
Pengembangan kebijakan Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Pengelolaan Standarisasi Harga
Keuangan Daerah Satuan
Barang/Jasa.
Optimalisasi Prosentase layanan 50% 50% 50% 50% 50%
Pemanfaatan eprocurement
Teknologi
Informasi
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.6. Lingkungan Hidup


Urusan lingkungan hidup, merupakan salah satu agenda prioritas. Tugas pokok
dan fungsi Pemerintah Daerah adalah bagaimana program bidang tata lingkungan,
AMDAL, pengawasan lingkungan dan pengelolaan limbah serta penanggulangan
dampak lingkungan berjalan dengan optimal. Bidang lingkungan hidup merupakan
bidang pokok masyarakat karena jika lingkungan hidup baik, maka perilaku dan
atmosfir kehidupan masyarakat menjadi baik pula.
Untuk aspek penegakan hukum lingkungan yang stabil di angka 100%.
Sementara untuk pengaduan masyarakat juga setabil diangka 100%. Kemudian dalam
aspek meningkatnya rehabilitasi SDA juga cukup stabil, yaitu diangka 36,81% di tahun
2015. Berdasarkan indikator bidang lingkungan hidup, maka tingkat perhatian terhadap
aspek lingkungan hidup cukup mengalami peningkatan. Persentase penanganan sampah
pada tahun 2015 meningkat menjadi 23%.

Halaman II-69
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 2.22
Capaian Indikator Bidang Lingkungan Hidup
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
REALISASI
Program Indikator Program
2011 2012 2013 2014 2015
Pengendalian Penegakkan hukum 100% 100% 100% 100% 100%
Pencemaran dan Lingkungan
perusakan Terlayaninya pengaduan 100% 100% 100% 100% 100%
Lingkungan masyarakat akibat adanya
Hidup dugaan pencemaran
Lingkungan Hidup yang
Ditindaklanjuti
Perlindungan Meningkatnya upaya 10 unit 30 titik 113 sumur 70 titik 66 titik
dan Pengawasan reservasi air sumur sumur resapan, sumur sumur
pemanfaatan resapan resapan,25 1190 resapan,96 resapan,
Sumber Daya 60 lubang lubang 00 lubang 9600
Alam biopori biopori biopori lubang
biopori
Meningkatnya rehabilitasi 5.36% 6,22%% 37,55% 32,90% 36,81%
SDA (dari
15.620
pohon, luas
lahan
39,05 Ha)
Peningkatan Meningkatnya peran serta - 245 orang 245 orang 258 orang 267 orang
peran serta sekolah,LSM,pihak
masyarakat swasta serta masyarakat
dalam lainnya tentang
perlindungan pengelolaan lingkungan
konservasi SDA hidup

Pengembangan Persentase penanganan 9% 12% 16% 20% 23%


Kinerja sampah
Pengelolaan
Persampahan
Jumlah komunitas yang 0 Kec 7 Kec 7 Kec 7 Kec 0 Kec
terlibat dalam pengelolaan
persampahan (PSBM)
Pengelolaan sampah kerja 0 0 1 1 2
sama Swasta dan daerah
sekitar (TPS Regional
Penanganan sampah 36% 23% 19% 0% 32%
perkotaan
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-70
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.1.7. Kependudukan dan Catatan Sipil


Capaian indikator bidang kependudukan dan catatan sipil jika merujuk pada
dokumen LKPJ tahun 2015. Untuk indikator rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk
sebanyak 77,85% pada tahun 2014, namun angka ini mengalami peningkatan pada tahun
2015 yaitu 75,11%. Selanjutnya rasio pasangan berakte nikah, pada tahun 2014 cukup
mencapai angka 70,35%, namun ditahun berikutnya (2015) mengalami penurunan hingga
67,44%. Kemudian untuk rasio bayi berakte kelahiran, pada tahun 2014 mencapai angka
87,76%, kemudian turun menjadi 84,72%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.23
berikut ini.

Tabel. 2.23
Capaian Indikator Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Indikator dan rumusan REALISASI
Program
indicator Program
2011 2012 2013 2014 2015
Penataan Rasio Penduduk berKTP
Administrasi persatuan Penduduk,
Kependudukan jumlah Penduduk berusia
>17 tahun yang memiliki 23.10% 43.89% 70.47% 74.85% 75.11%
KTP/jumlah penduduk>17
tahun atau sudah menikah
Rasio Pasangan Berakta
Perkawinan, jumlah
pasangan berakta
117.50% 128.40% 106.13% 70.35% 67.44%
perkawinan/ jumlah
keseluruhan pasangan
berakta perkawinan
Rasio Bayi Berakta
Kelahiran, Jumlah bayi
lahir yang memiliki akta 195.24% 47.21% 110.41% 86.76% 84.72%
kelahiran/jumlah
keseluruhan bayi yang lahir
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan adalah upaya perempuan untuk memperoleh akses dan
kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat
mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun
kemampuan dan konsep diri di daerah. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan
memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai
tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

Halaman II-71
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya. Termasuk di dalamnya adalah


pemberdayaan anak agar lebih berdaya bagi pengembangan sebuah daerah.
Beberapa indikator yang dapat diukur dari pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak antara lain persentase partisipasi perempuan di lembaga. Pada tahun
2014 dan 2015% IPG sebesar 64,32% ; dan IDG sebesar 60,30%. Kemudian untuk perempuan
yang mendapatkan pembinaan di lokasi P2WKSS mengalami peningkatan dari 53,30%
pada tahun 2014 menjadi 87,31% pada tahun 2015. Sejalan dengan hal tersebut cakupan
perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu, cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum dan cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
puskesmas mampu tatalaksana KtP/ A dan PPT/PKT di rumah sakit relatif terwujud
dengan baik setidaknya dari tahun 2014 sampai 2015 berada diangka 100 %.

Tabel. 2.24
Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2011-2015
Indikator dan Realisasi
Program rumusan indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Penguatan IPG IPG 63,70% IPG 63,70% IPG 64,32% IPG 64,32%
Jumlah Perempuan
Kelembagaan 62,82% ; ; IDG ; IDG ; IDG ; IDG
yang ada di lembaga
pengarusutamaan IDG 59,94% 59,94% 60,30% 60,30%
pemerin-tah
gender dan anak 60,46%
Peningkatan Jumlah perempu-an 20% 49% 53.30% 87.31%
Peran Serta yang mendapatkan
Kesetaraan pembinaan di lokasi (190/954)*1 (2543/5191) (2685/5038) (2195/2514)
Gender dalam P2WKSS di Bagi 00=20 *100=49 *100=53.30 *100=87.31
pembangunan dengan seluruh
jumlah perempu-an
yang ada di lokasi
P2WKSS
Peningkatan Jumlah Pengaduan 50.89% 85.34% 81.87% 100% 100%
Pelayanan bagi yang ditindaklanjuti
korban kekerasan oleh unit pelayanan (85/167)* (99/116)*10 (149/182)*1 (447/447)*1 (118/118)*1
terhadap terpadu dibagi 100=50.89 0=85.34 00=81.87 00=100 00=100
perempuan dan dengan jumlah
anak pengaduan yang
masuk ke unit
pelayanan terpadu
Jumlah Perkara 50% 30% 100% 100% 100%
yang diputuskan
pengadilan dengan (93/186)* (133/450)*1 (97/97)*100 (12/12)*100 (28/28)*100
dasar perundang- 100=50 00=29.55 =97 =100 =100
undangan yang
berkaitan dengan

Halaman II-72
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Indikator dan Realisasi


Program rumusan indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
kekerasan terhadap
perempuan dan
anak/ Jumlah
perkara kekerasan
terhadap perempuan
dan anak yang
disidangkan x 100%
Jumlah korban 20% 50% 100% 100% 100%
kekersan yang
memperoleh (2/10)*10 (10/20)*100 (25/25)*100 (25/25)*100 (13/13)*100
layanan kesehatan 0=20 =50 =100 =100 =100
oleh tenaga
kesehatan
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.9. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Tujuan utama program keluarga berencana adalah untuk mengontrol jumlah
penduduk, untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu dan
bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil yang berkualitas. Sekarang ini pelaksanaan program KB dirasakan telah
membuahkan hasil, walaupun masih belum berhasil benar tetapi telah mengalami
kemajuan yang cukup besar.
Dari beberapa indikator, yaitu untuk cakupan pasangan usia subur yang istrinya di
bawah 20 tahun untuk tahun 2014 sebanyak 1,84% kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2015 sebanyak 1,68%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.25 dibawah
ini.

Tabel. 2.25
Capaian Indikator Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tahun 2011-2015
Indikator dan Realisasi
Program rumusan indicator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Keluarga Proporsi PUS yang 5.60% 4.16% 3.24% 1.84% 1.68%
Berencana istrinya di bawah
20 tahun (13516/241 (8968/215 (8059/248. (4813/260. (4407/2609
dibandingkan .176)*100= .603)*100 170)*100= 924)*100= 25)*100=1.
dengan seluruh 5.60 =4.16 3.24 1.84 68
PUS yang dalam
suatu wilayah
Unmet Need = (∑ 21.75% 18.18% 8% 7.30% 5.56%
PUS IAT+TIAL)/

Halaman II-73
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Indikator dan Realisasi


Program rumusan indicator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
∑ PUS 15-49 th x (52456/241 (39216/21 (19831/248 (19047/260 (10632+10
100% 176)*100= 5603)*10 170)*100= 924)*100= 799)/385.57
21.75 0=18.18 8 7.30 4*100=5.56

Jumlah Anggota 76.47% 95.75% 97.62% 94.40% 91.94%


ber-KB
dibandingkan (884/1156) (1488/155 (1523/1560 (2327/2465 (1962/2134
dengan seluruh *100=76.4 4)*100=9 )*100=97.6 )*100=94.4 )*100=91.9
PUS anggota BKB 7 5.75 2 0 4
Jumlah Anggota 89.39% 94.75% 95.08% 93.84% 90.56%
ber-KB
dibandingkan (936/1047) (1391/146 (1432/1506 (1373/1463 (950/1649)
dengan seluruh *100=89.3 8)*100=9 )*100=95.0 )*100=93.8 *100=90.56
PUS anggota BKR 9 4.75 8 4
Jumlah Anggota 72.92% 96.03% 97.10% 96.50% 85.15%
BKL dibandingkan
dengan anggota (1341/1839 (1744/181 (1780/1833 (1658/1712 (1314/1543
yang aktif )*100=72.9 6)*100=9 )*100=97.1 )*100=96.5 )*100=85.1
mengikuti kegiatan 2 6.03 0 0 5
Kualitas dan 8.60% 10.93% 17.07% 20.00% 29.54%
kuantitas
kelembagaan di (14/162)*1 (28/256)* (28/164)*1 (52/260)*1 (52/260)*1
masyarakat 00=8.60 100=10.93 00=17.07 00=20 00=29.54
meningkat
Jumlah Peserta KB 69.69% 72.24% 71.54% 70.01% 75%
aktif/ PUS x 100%
(168079/24 (155771/2 (177541/24 (182673/26 (301283/38
1176)*100 15603)*1 8171)*100 0924)*100 5574)*100
=69.69 00=72.24 =71.54` =70.01 =75
PUS yang ingin 21.75% 18.18% 8% 7.30% 5.56%
ber-KB tapi tidak
terpenuhi/ Jumlah (52456/241 (39216/21 (19831/248 (19047/260 (10632+10
PUS x 100% 176)*100= 5603)*10 170)*100= 924)*100= 799)/38557
21.75 0=18.18 8 7.30 4*100=5.56

Jumlah PLKB/ 25 Orang 25 Orang 25 org 763 org 784 org


PKB, PPKBD (PLKB : 54 (PLKB : 75
Org, Pos Org, Pos
KB 54 Org, KB 54 Org,
PPKBD : PPKBD :
655 = Total 655 = Total
763 org) 784 org)
Jumlah alat dan 12.14% 32.75% 72% 168% 88.69%
Obat kontrasepsi
yang (18376/151 (50236/15 (123053/17 (295948/17 (156938/17
terpenuhi/Jumlah 374)*100= 3393)*10 0907)*100 6160)*100 6940)*100
yang dibutuhkan x 12.14 0=32.75 =72 =168 =88.69
100
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-74
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.1.10. Sosial
Capaian bidang sosial di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011-2015
menunjukkan belum adanya peningkatan yang signifikan. Capaian indikator bidang sosial
di Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.26. berikut ini.

Tabel. 2.26
Capaian Indikator Bidang Sosial Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Indikator Program REALISASI
Program rumusan indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Pemberdayaan Jumlah lembaga
Kelembagaan kesejahteraan sosial dalam
Kesejahteraan pelayanan masyarakat yang
23% 23% 38% 38% 15%
Sosial diberdayakan
(3 (3 (5 (5 (2
Lembaga Kesos yg
Lembaga) Lembaga) Lembaga) Lembaga) Lembaga)
Diberdayakan :
Lembaga Kesos Se-Kota
Tangsel x 100%
Pembinaan Meningkatnya peran dan
Panti fungsi Panti Asuhan/Panti
Asuhan/Panti Jompo dalam peningkatan
Jompo kesejahteraan sosial 20% 20% 20% 20%
0
Panti Asuhan/Jompo yg (5 Panti) (5 Panti) (5 Panti) (5 Panti)
Dibina : Panti
Asuhan/Jompo se-Kota
Tangsel x 100%
Meningkatnya sarana dan
prasarana panti asuhan/panti
jompo di Kota Tangerang
Selatan
20% 20% 20% 20%
Panti Asuhan/Jompo yg 0%
(2 Panti) (2 Panti) (2 Panti) (2 Panti)
diberikan bantuan sarana
dan prasarana : Panti
Asuhan/Jompo se-Kota
Tangsel x 100%
Penyuluhan dan Prosentase korban bencana
Penanggulangan yang menerima bantuan
Korban sosial selama tanggap
Bencana Alam darurat 100% 100% 100% 100% 100%
Korban bencana alam yg
menerima bantuan : korban
bencana alam x 100%
Pemberdayaan Prosentase PMKS yang
Fakir Miskin, dilatih 10% 33% 29% 36% 53%
Komunitas adat PMKS yg dilatih : PMKS (71 Jiwa) (240 jiwa) (209 Jiwa) (260 jiwa) (380 Jiwa)
Trepencil se-Kota Tangsel x 100%
(KAT) & Prosentase keluarga miskin
Penyendang yang dilatih
Masalah Keluarga miskin yg dilatih
60% 10% 10% 10'% 10%
Kesejahteraan terampil berusaha : keluarga
(360 KK) (60 KK) (60 KK) (60 KK) (60 KK)
Sosial (PMKS) miskin yg ada di Kota
lainnya Tangsel x 100 %

Halaman II-75
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Indikator Program REALISASI


Program rumusan indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Program Penanganan penyandang
Pelayanan dan masalah kesejahteraan sosial
Rehabilitasi Jumlah PMKS yang 20% (265 20% (265 20% (265 20%
0%
Kesejahteraan ditangani/jumlah PMKS org) org) org) (265 Jiwa)
Sosial yang ada x 100

PMKS yang memperoleh


bantuan social
Jumlah PMKS yang diberi 20% 20% 20% 20%
0%
bantuan sosial/jumlah (107org) (107org) (107org) (107 Jiwa)
PMKS yang seharusnya
menerima bantuan x 100
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.11. Ketenagakerjaan
Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibukota negara
menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia
lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk
bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan perhitungan BPS Kota Tangerang
Selatan, tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2013 adalah sebesar 60,73%, angka
tersebut memberikan gambaran bahwa ada sekitar 61 persen dari penduduk usia kerja di
Kota Tangerang Selatan berpotensi untuk mendapatkan pendapatan/penghasilan, walaupun
di dalamnya termasuk mereka yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan tingkat
pengangguran terbuka sebesar 4,56% dari angkatan kerja.
Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha, sebagian
besar tenaga kerja diserap oleh sektor jasa-jasa, yaitu sebesar 29,87%, sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 29,69%, sektor industri sebesar 7,59%, serta sektor pertanian
sebesar 0,40%. Sisanya yaitu sebesar 32,45% bekerja pada sektor lainnya yaitu
pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; bangunan; pengangkutan dan
komunikasi; keuangan; dan jasa perusahaan.

Tabel. 2.27
Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerja Utama
Sektor/ Lapangan Usaha Jumlah %
1. Pertanian 2.467 0,40%
2. Industri 47.083 7,59%
3. Perdagangan, Hotel, Restoran 184.287 29,69%
4. Jasa-jasa 185.410 29,87%
5. Lainnya 201.380 32,45%
Total 620.627 100%
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Halaman II-76
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Berdasarkan tingkat pendidikan dari data pencari kerja yang tercatat pada BPS
Kota Tangerang Selatan Tahun 2013, pencari kerja terbanyak berpendidikan DI-DII, DIII
dan Sarjana, yaitu 2.734 orang atau 55.05%. Selanjutnya dengan tingkat pendidikan SMK
sebanyak 1.219 orang.

Tabel. 2.28
Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013
Tahun SD SMP SMA SMK D I-D II D III Universitas Jumlah
2010 23 43 3,562 - 189 5 968 8,439 18,324
2011 15 178 2,372 - 11 230 521 3,327
2012 6 80 1,336 - 15 225 846 2,644
2013 6 65 942 1 219 52 589 2,093 4,966
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Tabel. 2.29 Capaian Indikator Bidang Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan


Tahun 2011-2015

Indikator Program Target REALISASI


Program rumusan indikator Akhir
2011 2012 2013 2014 2015
Program RPJMD
Peningkatan Tingkat partisipasi 20% 60,5% 64,90% 60,73% 63,04% 63,04%
Kualitas dan angkatan kerja
Panjang
Panjang
jalan
jalan
kondisi baik
seluruhnya
(587.1 (data
Produktivitas Jumlah penduduk 63 org/ BPS
Tenaga Kerja angkatan kerjan/ 969.58 2015
Jumlahpenduduk usia 4 org) baru
kerja (15-64 th) x terbit pd
100% awal
2016)
Peningkatan Pencari kerja yang 20% 0% 15% 14% 46% 25%
Kesempatan ditempatkan (753 (710 (2332) (1257
Kerja Jumlah Pencari Kerja Pencari Pencari Pencari
yang telah Kerja) Kerja) Kerja)
ditempatkan dalam 1
tahun/ Jumlah Pencari
Kerja yang mendaftar
x 100 %
Perlindungan Angka penyelesaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dan sengketa pengusaha-
Pengembanga pekerja pertahun
n Lembaga Jumlah sengketa
Ketenegekerj pengusaha yang
aan terselesaikan/ Jumlah
sengketan x 100%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.12. Koperasi, UKM


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Koperasi merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu daerah, tidak terkecuali di Kota Tangerang Selatan.

Halaman II-77
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Keduanya mempunyai banyak peranan penting dalam perekonomian. Salah satu


peranannya yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus
dinamisasi ekonomi. Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat UKM dan Koperasi
dapat direkayasa untuk mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-
perusahaan besar.
Beberapa indikator dalam sektor UKM dan Koperasi relatif mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang difasilitasi oleh Pemda,
pada tahun 2014 sebanyak 521 unit dan pada tahun 2015 hanya 134 unit. Pada saat yang
bersamaan untuk tingkat UKM Aktif Non BPR/LKM UKM mengalami peningkatan, dari
300 UKM pada tahun 2014 menjadi 310 UKM pada tahun 2015. Begitupun dengan
indikator koperasi aktif sebesar 121 unit pada tahun 2014 menjadi 148 unit pada tahun
2015.

Tabel. 2.30
Capaian Indikator Bidang Koperasi, UKM di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Indikator REALISASI
Program
Program
2011 2012 2013 2014 2015
Penciptaan Iklim Persentase Usaha
Usaha Kecil Mikro dan Kecil
235 Unit 269 Unit 521 Unit 521 Unit 134 Unit
Menengah yang yang difasilitasi
Kondusif oleh pemda

411 UKM 114 UKM 275 UKM 601 UKM 0

1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra 7 Sentra

Pengembangan Jumlah UKM


Kewirausahaan aktif non
dan Keunggulan BPR/LKM UKM 200 UKM 225 UKM 240 UKM 300 UKM 310 UKM
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Peningkatan Koperasi Aktif
Kualitas
Kelembagaan 19 Unit 27 Unit 98 Unit 121 Unit 148 Unit
Koperasi

Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-78
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.1.13. Penanaman Modal


Untuk meningkatkan investasi, pemerintah telah menetapkan indikator kinerja yaitu
Peraturan Daerah tentang investasi; dan tersusunnya kajian dan kebijakan tentang potensi
unggulan daerah sebagaimana dimuat dalam LKPJ tahun 2015. Berdasarkan dokumen
tersebut pada tahun 2013 telah disusun Peraturan Daerah tentang investasi (1 dokumen).
Selain itu, kajian dan kebijakan tentang potensi unggulan daerah juga telah disusun, yaitu
sebanyak 1 dokumen.
Jika dilihat dari jumlah investasi di Kota Tangerang Selatan, terdapat 190
perusahaan pada tahun 2013 (terdiri dari: 172 perusahaan PMA, dan 18 Perusahaan
PMDN). Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
sebanyak 167 PMA dan 12 PMDN. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Tangerang
Selatan masih menjadi daerah tujuan calon investor untuk menanamkan modalnya.
Nilai investasi PMDN pada tahun 2013 sebesar Rp.426.592.556.000 dan nilai
investasi PMA sebesar Rp.3.230.423.144. Angka ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu PMDN sebesar Rp.340.687.976.000 dan PMA
sebesar Rp.2.934.539.498, dengan persentase kenaikan PMA sebesar 25,22% dan kenaikan
PMDN sebesar 10,08%.

Tabel. 2.31
Peningkatan Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan
Tahun PMA PMDN Jumlah
1 2010 102 15 117
2 2011 143 17 160
3 2012 167 12 179
4 2013 172 18 190
Sumber :RKPD Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

Tabel. 2.32
Peningkatan Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan
Tahun PMDN (IDR) PMA (USD)
1 2010 215,525,276,000 25,954,271,976
2 2011 243,775,276,000 2,691,106,298
3 2012 340,687,976,000 2,934,539,498
4 2013 426,592,556,000 3,230,423,144
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian
Kota Tangerang Selatan. Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh
wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan

Halaman II-79
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama, seperti Jalan Raya Serpong,
Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama-Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung-
Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang-Ciputat, Jalan Raya Pamulang-Pondok
Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).
Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar (baik modern maupun
tradisional), bank, BPR, KUD/ koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional
yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah sebanyak 6 unit, yaitu: Pasar Ciputat, Pasar
Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung
Hijau. Pasar-pasar tersebut seluruhnya berfungsi, kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total,
luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2, dengan 1.966 kios,
875 los dan 1.795 pedagang kaki lima.

Tabel. 2.33
Capaian Indikator Bidang Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Indikator REALISASI
Program
Program 2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan Penyelenggaraan 5 5 5 17 5
Promosi dan Pameran
Kerjasama Investasi
Investasi
Peningkatan Peraturan Daerah - - 1 Dok - -
Promosi dan tentang Investasi
Kerjasama
Investasi
Kebijakan Tersususnya - 1 dok 1 Dok - -
Pengembangan kajian dan
potensi kebijakan tentang
Unggulan Potensi
Daerah Unggulan daerah

Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.14. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri merupakan bagian penting sekaligus
penyangga bangsa dan negara. Kesatuan bangsa merupakan prinsip dasar dalam basis
ketahanan nasional. Tanggung jawab menjaga kesatuan bangsa dan stabilitas politik dalam
negeri juga menjadi tanggung jawab daerah. Kemudian dari beberapa capaian indikator di
Kota Tangerang Selatan untuk kategori pos jaga linmas dalam upaya penciptaan keamanan
dan kenyamanan lingkungan masyarakat mengalami peningkatan, jika pada tahun 2014
terdapat 10 pos, maka pada tahun 2015 menjadi 20 pos. Sementara dalam konteks

Halaman II-80
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP relatif stabil sebanyak 6 lembaga dari tahun
2011 sampai tahun 2015.

Tabel. 2.34
Capaian Indikator Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Realisasi Program
Program Indikator
Program 2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan Jumlah Pos Jaga 7 pos 5 pos 5 pos 10 pos 20 pos
Keamanan dan Linmas dalam
Kenyamanan upaya pencipta-
Lingkungan an keaman-an
dan kenyamanan
lingkung-an
masyarakat
Jumlah Linmas 550 orang 605 orang 905 orang 800 orang 800 orang
yang dilatih

Jumlah Pos Jaga 1 Unit 1 Unit 1 Unit


Pasar

Jumlah 56,4% 57,00% 67,45% 79,81% 88,99%


penanganan
Pelanggaran
PERDA/ Jumlah
Laporan
Pelanggaran
PERDA x 100
Pengembangan Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan
Wawasan pembinaan
Kebangsaan terhadap
LSM,Ormas dan
OKP
Pendidikan Kegiatan 750 orang 950 orang 1340 orang 1150 orang 1150 orang
Politik Pembinaan
Masyarakat Politik Daerah

Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

2.3.1.15. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan masyarakat, secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses
pembangunan manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Tujuan utama dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah
perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Aspek pemberdayaan masyarakat
juga tidak bisa dilepaskan dari aspek pemberdayaan pemberlakuan Otonomi Desa melalui

Halaman II-81
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa telah mengamanatkan tentang pembangunan daerah
yang lebih terdesentralisasi dalam gugus pemerintahan yang paling kecil.
Dari beberapa indikator, untuk indikator pengelolaan dan pengembangan dana
BLM sudah mencapai angka 100% sejak tahun 3013 sampai tahun 2015. Untuk indikator
lain dapat dilihat lebih lengkapnya pada tabel 2.35 dibawah ini.

Tabel. 2.35
Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Indikator dan Realisasi
Program rumusan indicator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Pemeberdayaan Pengelolaan dan 50% 70% 100% 100% 100%
Masyarkatat dan Pengembangan dana
Desa BLM
Pengembangan Jumlah 0% 0% 1 Kec 6 Kec 7 Kec
lembaga Pembangunan (Setu)
ekonomi Sarana dan
pedesaan Prasarana Melalui
Orientasi, Pelatihan
Kordinasi,Bimtek
air minum dan
penyehatan
lingkungan dan
sanitasi berbasis
Masyarakat
Jumlah Lembaga 3 3 75 80 (100%) 90 (100%)
Ekonomi Mikro
pedesaan
Jumlah Kegiatan 30% 40% 60 (100%) 397 369 Kelompok
Usaha ekonomi Kelompok SPP + 58
Masyarakat SPP (100%) Kelompok
Keluarga UPPKS di 7
Kec (100%)
Peningkatan (Jumlah Posy. 100% 100% 100% 100% 100%
Partisipasi Aktif)/(Jumlah
masyarakat Posy. (827/82 (827/827)* (827/827)* (827/827)*1 (827/827)*100=
dalam Seluruhnya)x100% 7)*100= 100=100 100=100 00=100 100
membangun 100
keluarga Jumlah PKK 100% 100% 100% 100% 100%
sejahtera aktif/Jumlah PKK x
100% (62/62)* (62/62)*10 (62/62)*10 (62/62)*100 (62/62)*100=10
100=10 0=100 0=100 =100 0
0
Jumlah binaan 100%(54) 54 LPM 54 LPM 61 LPM
kelompok LPM
Jumlah Binaan 19.7% 42.6% 63.93% 85.24% 111.16%
KPM/ Jumlah KPM
x 100% (12/61)* (26/61)*10 (39/61)*10 (52/61)*100 (249/224)*100=
100=19. 0=42.6 0=63.93 =85.24 111.16
7

Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-82
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


2.3.2.1. Pertanian
Di era Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah memiliki keleluasaan dalam
perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi
daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian menjadi salah satu komponen
pembangunan daerah dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan.
Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan daerah di antaranya: sebagai
penyerap tenaga kerja, menyumbang PDRB, bahan baku industri, sumber bahan pangan
dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya.
Beberapa indikator di sektor pertanian relatif stabil. Ini dapat dilihat dari
peningkatan hasil produksi pertanian pada tahun 2014 sebesar-13,21%, kemudian
mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 1,09%. Untuk kondisi cakupan bina
kelompok tani yang meningkat dari 80% tahun 2014 menjadi 90% pada tahun 2015.
Implikasinya beberapa cakupan seperti cakupan bina kelompok peternak dari 56,41% pada
tahun 2014 menjadi 69,23% pada tahun 2015. Peningkatan ini secara pasti akan
meningkatkan produksi hasil peternakan, jika tahun 2014 berada diangka 108,18%
meningkat menjadi 145,68% pada tahun 2015.
Tabel. 2.36
Capaian Indikator Bidang Pertanian
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Indikator REALISASI
Program
Program 2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan Peningkatan
Produksi produksi hasil 0% 14,23% 16,02% -13,21% 1,09%
Pertanian/ pertanian
Perkebunan Cakupan bina
6% 15% 79% 80% 90%
kelompok tani
Peningkatan Cakupan bina
Produksi Hasil kelompok peternak 20,51% 30,77% 41,03% 56,41% 69,23%
Peternakan
Peningkatan
Produksi hasil 80,41% 75,96% 90,73% 108,18% 145,68%
peternakan
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-83
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.3.2.2. Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor strategis karena ia terkait
langsung dengan basis ekonomi daerah. Pembangunan perdagangan sangat penting dalam
upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, serta memberikan sumbangan
yang cukup berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja
dan peningkatan pendapatan. Perdagangan merupakan ujung tombak dari pelaku ekonomi
yang langsung berhadapan dengan konsumen. Semakin maju suatu daerah berarti semakin
banyak dan beraneka ragam pelaku ekonomi khususnya dalam sektor perdagangan.
Dalam aspek ekspor bersih perdagangan memperlihatkan kenaikan dari 15% pada
tahun 2014 menjadi 159% pada tahun 2015. Kemudian untuk indikator persentase kasus
pengaduan konsumen yang terselesaikan mengalami peningkatan dari 80% tahun 2014
menjadi 87% pada tahun 2015. Selanjutnya untuk indikator cakupan binaan kelompok
pedagang mengalami penurunan dari 7 kelompok pada tahun 2014 menjadi 5 kelompok
pada tahun 2015.

Tabel. 2.37
Capaian Indikator Bidang Perdagangan
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Indikator dan REALISASI
Program rumusan indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Program
Peningkatan Ekspor Bersih
dan perdagangan,
Pengembanga Nilai Ekspor = Nilai 10 % 15 % 20 % 15 % 159 %
n Ekspor Ekspor Bersih-Nilai
Impor
Perlindungan Prosentase Kasus
Konsu-men Pengaduan Konsumen
dan yang terselesaikan
Pengamanan (Banyaknya kasus
0% 0 0% 80% 87%
Perdaagangan yang terselesaikan
berbanding banyak
kasus yang diadukan
*100%)
Pembina-an Cakupan kelompok
Pedagang pedagang/usaha
Kaki Lima informal, Jumlah
dan Asongan kelompok
pedagang/usaha
informal yang 0 10 15 7 5
mendapat binaan
Pemda (tahun n dibagi
jumlah kelompok
pedagang/usaha
informal *100%)
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Halaman II-84
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.4 Aspek Daya Saing Daerah


2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Semenjak lima tahun terbentuk, Kota Tangerang Selatan sudah memiliki beberapa
kawasan industri dan perdagangan. Luas yang disediakan untuk zona industri di Kota
Tangerang Selatan adalah seluas 2218,31 hektar dengan 2386 unit industri yang
termanfaatkan. Sedangkan luas yang disediakan untuk kawasan industri adalah seluas 1284
hektar dengan 1614 unit industri yang termanfaatkan. Kawasan perdagangan di Kota
Tangerang Selatan terbagi menjadi dua, yaitu kawasan dengan skala kota dan lokal serta
kawasan perdagangan jasa. Luas yang disediakan untuk kawasan perdagangan skala kota
dan lokal adalah seluas 1050 hektar, sedangkan untuk kawasan perdagangan jasa seluas
1224,79 hektar.

Tabel. 2.38
Pasar Daerah/Tradisional Di Kota Tangerang Selatan
Luas areal Lokasi Pedangang
No. Nama pasar
(m2) (kecamatan) (orang)
1 Pasar Ciputat 5,670 Ciputat 816
2 Pasar Jombang 6,095 Ciputat 386
3 Pasar Serpong 8,730 Serpong 837
Pasar Bintaro Sektor
4 2,600 Ciputat Timur 135
2
Pasar Ciputat
5 1,000 Ciputat 55
Permai
6 Pasar Gedung Hijau 3,395 Serpong Utara 3
7 Pasar Modern BSD 30,000 Serpong 730
Pasar Segar Graha
8 10,250 Serpong Utara 644
Raya Bintaro
9 Pasar Delapan 34,945 Serpong Utara 208
Pasar Modern
10 17,000 Pondok Aren 492
Bintaro Jaya
11 Pasar Jengkol 1,500 Setu 40
12 Pasar Kita 17,000 Pamulang (Baru)
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Selain kawasan perindustrian dan perdagangan, Kota Tangerang Selatan juga


memiliki kawasan pergudangan di Taman Tekno, dalam kawasan taman tekno saat ini ada
kurang lebih 1.696 perusahaan. Lahan kawasan pergudangan pun terbagi menjadi dua,
yaitu lahan yang disediakan untuk kawasan pergudangan, yaitu sebesar 2218,31 hektar
dengan perusahaan 2386 unit dan lahan yang disediakan untuk zona gudang, yaitu sebesar
3502,31 hektar dengan 2386 unit perusahan. Terdaftar ada 12 (dua belas) pasar tradisional
yang berada di tanah milik pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Halaman II-85
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


2.4.2.1 Panjang Jalan
Kota Tangerang Selatan juga memiliki ruas jalan dengan total panjang 405,67
kilometer. Kondisi ruas jalan yang kualitasnya baik sepanjang 330,26 kilometer sedangkan
yang kurang baik sepanjang 72,49 kilometer, dan ruas jalan yang rusak berat sepanjang
2,92 kilometer.
Selain itu, Kota Tangerang Selatan memiliki jembatan sebanyak 117 buah, dengan
total panjang 711,27 meter yang tersebar di masing-masing kecamatan.

Tabel. 2.39
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Kondisi Jalan (Km)
Kecamatan Rusak Rusak Rusak
Baik
Sedang Ringan Berat
Setu 18,587 4,890 0,540 0,000
Serpong 42,921 7,880 1,320 0,000
Pamulang 65,228 19,220 1,205 0,000
Ciputat 45,084 9,981 1,180 0,000
Ciputat Timur 50,801 7,709 0,585 0,000
Pondok Aren 77,603 16,160 2,440 0,000
Serpong Utara 27,125 4,605 0,600 0,000
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2014

Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan

Gambar 2.13.
Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Selatan

Halaman II-86
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.4.2.2 Kereta Api


Untuk mendukung pengoperasian angkutan kereta api, di wilayah Kota Tangerang
Selatan dilengkapi dengan 5 stasiun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.37. berikut
ini.

Tabel. 2.40
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
Nama Stasiun Kereta Kelurahan/ Lokasi Panjang Luas (m2)
Kecamatan
Rel Listrik Desa (KM+HM) SPUR (M) Tanah Bangunan
Stasiun Serpong Serpong Serpong 30+185 4x1376,70 34.250 231
Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong - - - -
Stasiun Sudimara Jombang Ciputat 24+244 3x2077 34.226 150
Stasiun Jurangmangu Pondok Jaya Pondok Aren - - - -
& Sawah Baru
Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur 20+071 2x1626 2.800 64
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

2.4.2.3 Sarana Pendidikan


Di Kota Tangerang Selatang terdapat 208 unit SDN; 21 unit SMPN; 12 unit
SMAN; dan 5 unit SMKN. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.41. berikut ini.

Tabel. 2.41
Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kecamatan
No. Kecamatan SDN % SMPN % SMAN % SMKN %
1 Setu 13 6.25 0 0.00 1 8.33 1 20.00
2 Serpong Utara 17 8.17 2 9.52 1 8.33 0 0.00
3 Serpong 25 12.02 6 28.57 1 8.33 1 20.00
4 Pondok Aren 47 22.60 3 14.29 1 8.33 1 20.00
5 Pamulang 40 19.23 5 23.81 2 16.67 1 20.00
6 Ciputat Timur 26 12.50 2 9.52 2 16.67 0 0.00
7 Ciputat 40 19.23 3 14.29 4 33.33 1 20.00
JUMLAH 208 100.00 21 100.00 12 100.00 5 100.00
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Untuk pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 19 unit perguruan


tinggi/akademi, di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah
Tinggi Akutansi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Bina Nusantara dan
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pamulang (UNPAM), dan
Universitas Terbuka (UT).
2.4.2.4 Sarana Kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan

Halaman II-87
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

di antaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Posyandu. Selengkapnya


dapat dilihat pada Tabel 2.42. berikut ini.

Tabel. 2.42
Jumlah Prasarana Kesehatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
Kecamatan Kota
No Jenis Serpong Ciputat Pondok Tangerang
Serpong Pamulang Ciputat Setu
Utara Timur Aren Selatan
1 Puskesmas 3 2 3 4 4 6 3 25
2 Pusk. dengan Tempat
3 2 3 3 3 6 2 22
Perawatan
3 Puskesmas Pembantu 1 1 2 1 2 0 3 10
4 Tempat Tidur Pusk.Perawatan 20 16 26 18 24 46 12 162
5 Balai Pengobatan Swasta 8 32 47 10 49 46 5 197
6 Praktek Dokter Umum Swasta 162 134 69 24 80 39 6 514
7 Praktek Dokter Gigi Swasta 30 36 29 11 13 23 3 145
8 Praktek Dokter Spesialis 58 21 28 3 20 12 1 143
9 Praktek Bidan Swasta 34 28 68 34 24 35 16 239
10 Laboratorium Klinik Swasta 29 8 12 6 10 5 0 70
11 Optik 13 8 9 7 17 9 1 64
12 Apotik 42 17 21 14 11 33 5 143
13 Toko Obat Berijin 8 3 17 14 2 7 2 53
14 Industri Kecil Obat Tradisional 49 0 12 2 3 4 1 71
15 Rumah Bersalin Swasta 4 1 5 8 2 7 1 28
16 Pengobatan Tradisional 3 2 3 4 4 6 3 25
17 Puskesmas Keliling 1 1 1 1 1 1 1 7
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Rumah Sakit yang ada di Kota Tangerang Selatan, diantaranya sudah bertaraf
internasional. Rumah Sakit tersebut seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni
Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital.
Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Tangerang Selatan dapat dilihat
pada Tabel 2.43 berikut ini.

Tabel. 2.43
Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
No Tenaga Kesehatan Total
1 Bidan 264
2 Perawat 336
3 Dokter Spesialis 22
4 Dokter Umum 106
5 Dokter Gigi 39
6 Tenaga Kefarmasian 13
7 Tenaga Gizi 2
8 Tenaga Sanitasi 21
9 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 1
10 Jumlah Tenaga Kesmas 6
11 Fisioterapis 4
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Halaman II-88
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

2.4.2.5 Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Pasar tradisional pemerintah seluruhnya berada di Serpong, Serpong Utara, Ciputat
dan Ciputat Timur. Fasilitas perdagangan jasa lain-pun tidak merata yang sebagian
besarnya tersebar di Serpong, Ciputat Timur dan Pamulang. Kecamatan dengan fasilitas
perdagangan dan jasa yang paling sedikit adalah Setu. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.44 berikut ini.

Tabel. 2.44
Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan
Sebaran
No. Kecamatan Pasar Pasar Mini Super Hyper
Restoran Hotel Bank
modern tradisional market market market
1 Serpong 1 1 60 3 0 106 2 32
2 Serpong Utara 2 1 59 6 1 105 2 18
3 Ciputat 0 2 44 2 0 7 1 7
4 Ciputat Timur 0 1 46 1 0 19 1 12
5 Pamulang 0 0 44 4 0 22 0 10
6 Pondok Aren 1 1 96 3 0 90 1 14
7 Setu 0 0 38 0 0 2 0 3
JUMLAH 4 6 387 19 1 351 7 96
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

2.4.3 Fokus Sumber Daya manusia


2.4.3.1 Kualitas Tenaga Kerja
Berdasarkan data pada Tabel 2.42, penduduk di Kota Tangerang Selatan
berpendidikan lulusan SMA, yaitu 34,30%, disusul pendidikan tinggi sebesar 20,68%; dan
kemudian SMP sebesar 17,38%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.45 berikut ini:

Tabel. 2.45
Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikanyang Ditamatkan Kota
Tangerang Selatan
No Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 Tidak/BelumTamat SD/MI/Sederajat 13,74 11,32 11,09 11,88
2 SD/MI/Sederajat 17,75 15,65 15,82 15,75
3 SMP/Sederajat 17,68 18,75 17,49 17,38
4 SMA/SMK/Sederajat 34,18 35,33 35,77 34,30
5 Universitas 16,65 18,94 19,83 20,68
Jumlah 100 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2015

2.4.3.2 Tingkat Ketergantungan


Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia yang didapat dari Badan Pusat
Statistik Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2015 sebagian besar penduduk Kota

Halaman II-89
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tangerang Selatan adalah umur produktif (15-64 tahun). Hal ini jika dapat dimanfaatkan
secara optimal maka akan menjadikan sumber daya pembangunan yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi secara masif di Kota Tangerang Selatan. Komposisi
penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang lebih rinci dapat dilihat
pada tabel 2.46.

Tabel. 2.46
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

Laki-laki Perempuan Jumlah


Kelompok Umur
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
0-4 73.822 9,49% 71.420 9,33% 145.242 9,41%
5-9 68.160 8,76% 64.762 8,46% 132.922 8,61%
10-14 57.065 7,34% 54.761 7,15% 111.736 7,24%
15-19 60.821 7,82% 63.522 8,30% 124.343 8,06%
20-24 66.132 8,50% 68.185 8,91% 134.317 8,70%
25-29 72.656 9,34% 74.475 9,73% 147.131 9,53%
30-34 74.668 9,60% 75.924 9,92% 150.592 9,76%
35-39 71.229 9,16% 72.398 9,46% 143.627 9,31%
40-44 65.111 8,37% 63.340 8,27% 128.451 8,32%
45-49 54.708 7,03% 53.061 6,93% 107.769 6,98%
50-54 42.448 5,46% 39.637 5,18% 82.085 5,32%
55-59 32.134 4,13% 27.403 3,58% 59.549 3,86%
60-64 17.977 2,31% 14.070 1,84% 32.047 2,08%
65-69 10.358 1,33% 9.752 1,27% 20.110 1,30%
70-74 5.467 0,70% 5.857 0,77% 11.324 0,73%
75+ 4.945 0,64% 7.019 0,92% 11.964 0,78%
Jumlah 777.713 100,00% 765.496 100,01% 1.543.209 100,00%
Sumber : KoTa Tangerang Selatan dalam Angka, 2016

Halaman II-90
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab III
Gambaran Pengelolaan
Keuangan Daerah Serta
Kerangka Pendanaan

Penilaian kinerja keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) sangat berbeda dengan


penilaian kinerja keuangan perusahaan. Selain berbasis anggaran, keuangan Pemda tidak
memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba (profits atau net income),
meskipun ada sebutan surplus atau defisit untuk selisih antara pendapatan dan belanja.
Salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan daerah adalah Derajat
Desentralisasi Fiskal (DDF). Derajat Desentralisasi Fiskal digunakan untuk mengetahui
tingkat ketergantungan daerah/kemandirian Kota Tangerang Selatan dengan menghitung
rasio Pendapatan Asli Daerah terhadap total pendapatan daerah. Penerimaan pendapatan
asli daerah sejak tahun 2011 terus mengalami peningkatan, dengan rata-rata selama periode
2011-2015 sebesar Rp. 795.515.164.730,- begitu juga dengan total pendapatan yang
diterima dengan rata-rata selama periode tahun 2011-2015 sebesar Rp. 2.012.893.926.882,-
Dari data Pendapatan Asli Daerah dan total pendapatan daerah tersebut dapat diketahui
derajat desentralisasi fiskal Kota Tangerang Selatan.
Adapun perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Tangerang Selatan
periode 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut.

Halaman III-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 3.1
Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Tangerang SelatanTahun 2011-2015
Total Pendapatan
Tahun PAD DSF (%) Kriteria
Daerah (juta rupiah)
2011 420.663.048.857 1.494.990.970.280 28,14% Sedang
2012 576.304.771.005 1.701.879.043.682 33,86% Cukup
2013 728.965.301.483 1.971.245.936.682 36,98% Cukup
2014 1.023.817.429.319 2.294.510.074.893 44,62% Baik
2015 1.227.825.272.988 2.601.843.608.871 47,19% Baik
Rata-rata 795.515.164.730 2.012.893.926.882 39,52% Cukup
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Dari Tabel 3.1. di atas, rata-rata Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Tangerang
Selatan selama periode 2011-2015 sebesar 39,52%, masuk pada kategori“cukup”. Namun,
walaupun rata-rata termasuk kategori “cukup” angka DDF setiap tahunnya mengalami
peningkatan, dan pada tahun 2015 mencapai angka 47,19% (masuk kategori “baik”).
Peningkatan capaian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus
berupaya untuk meningkatkan kemandirian daerahnya dengan terus mengoptimalkan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Selanjutnya untuk mengetahui kinerja pengelolaan keuangan daerah perlu
menganalisis aspek kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Kinerja pelaksanaan APBD mencerminkan perkembangan pendapatan dan
belanja daerah.

3.1. Kinerja Pelaksanaan APBD


Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sumber pendapatan daerah terdiri atas:
a. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu:
1) Hasil pajak daerah;
2) Hasil retribusi daerah;
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
4) Lain-lain PAD yang sah;
b. Dana perimbangan; dan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Dilihat dari struktur pendapatan daerah selama 5 tahun terakhir, kontribusi paling
besar dalam pembentuk pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, yaitu
sebesar 47,19%; disusul Dana Perimbangan sebesar 27,19%; dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah sebesar 25,62%. Kemudian jika ditelusuri lebih lanjut, kontribusi PAD
mengalami tren peningkatan; dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah relatif stabil. Hal

Halaman III-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

ini berimplikasi pada menurunnya kontribusi Dana Perimbangan, dari 42,26% pada tahun
2011, dan terus menurun hingga 27,19% pada tahun 2015. Kondisi ini menunjukkan
bahwa kemandirian pemerintah Kota Tangerang Selatan cukup baik.
Adapun Struktur pendapatan APBD Kota Tangerang Selatan selama 5 tahun
terlihat dalam Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1
Struktur Pendapatan APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Gambaran lengkap mengenai perkembangan Pendapatan Daerah Kota Tangerang
Selatan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel. 3.2
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tangerang SelatanTahun2011-2015
Rata-rata
Uraian 2011 2012 2013 2014
2015 Pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah 420.663.048.857 576.304.771.005 728.965.301.483 1.023.817.429.319 1.227.825.272.988 68,75%
Hasil Pajak Daerah 378.420.418.487 487.364.145.094 607.251.022.635 864.576.346.012 1.034.522.274.805 87,19%
Hasil Retribusi Daerah 25.984.155.209 65.144.659.971 92.366.248.545 91.545.037.341 103.379.471.622 35,40%
Lain-lain PAD yang sah 16.258.475.161 23.795.965.940 29.348.030.303 67.696.045.966 89.923.526.561 84,07%
Dana Perimbangan 634.793.925.678 710.045.050.158 764.479.468.132 709.085.267.689 707.496.059.913 6,11%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
164.284.953.678 190.042.283.158 228.036.559.132 124.676.450.689 77.917.780.913 -18,29%
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 412.540.972.000 473.309.757.000 536.177.454.000 566.429.457.000 609.519.143.000 24,30%
Dana Alokasi Khusus 57.968.000.000 46.693.010.000 265.455.000 17.979.360.000 20.059.136.000 1390,24%
Lain-lain Pendapatan Daerah
439.533.995.745 415.529.222.519 477.801.167.067 561.607.377.885 666.522.275.970 24,18%
yang Sah
Pendapatan Hibah 2.499.965.000 - - - -
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
257.668.357.005 287.820.099.519 338.098.561.067 401.892.280.885 415.478.176.845 19,28%
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
149.045.673.740 83.889.123.000 129.705.606.000 133.704.247.000 128.608.038.000 70,30%
Khusus
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
30.320.000.000 43.820.000.000 9.997.000.000 26.010.850.000 122.436.061.125 128,16%
Atau Pemerintah Daerah Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN 1.494.990.970.280 1.701.879.043.682 1.971.245.936.682 2.294.510.074.893 2.601.843.608.871 24,46%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Analisis perkembangan pendapatan daerah ini dapat dijelaskan antara lain:
(1) Realisasi pendapatan daerah mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan

Halaman III-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

sebesar 24,46%, yang dipengaruhi oleh adanya kenaikan semua unsur-unsur


pendapatan daerah, yaitu: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain
Pendapatan yang Sah. Rata-rata pertumbuhan terbesar terdapat pada Pendapatan Asli
Daerah sebesar 68,75%; Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 24,18%;
kemudian Dana Perimbangan sebesar 6,11%.
(2) Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat signifikan, dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 68,75%. Semua komponen pembentuk PAD mengalami
kecendrungan peningkatan. Peningkatan yang cukup signifikan terdapat pada Pajak
Daerah, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 87,19%, disusul Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah sebesar 94,07%, kemudian Retribusi Daerah sebesar 35,40%.
Kenaikan yang cukup signifikan dari unsur PAD tersebut menunjukkan adanya upaya
intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, terutama pajak daerah. Selain itu, meningkatnya
PAD menunjukkan geliat perekonomian di Kota Tangerang Selatan semakin
meningkat seiring meningkatnya pendapatan dunia usaha. Diharapkan dengan
semakin meningkatnya PAD dapat meningkatkan kemandirian daerah, yang secara
rata-rata selama tahun 2011-2015 sudah dalam kategori “cukup”.
(3) Realisasi penerimaan dana perimbangan mengalami kenaikan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 6,11%. Dilihat dari komponen pembentuk Dana Perimbangan,
pertumbuhan tertinggi terdapat pada Dana Alokasi Khusus dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 1390,24%; selanjutnya Dana Alokasi Umum sebesar 24,30%;
kemudian Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak mengalami pertumbuhan negatif,
yaitu sebesar -18,29%.
(4) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar
24,18%. Dilihat dari komponen pembentuk Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah,
pertumbuhan tertinggi terdapat pada Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 128,16%; Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 70,30%; kemudian Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 19,28%.
Adapun Pertumbuhan masing-masing komponen pendapatan daerah dari tahun
2011-2015 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini.

Halaman III-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 3.3
Pertumbuhan Masing-Masing Komponen Pendapatan Daerah
Kota Tangerang Selatan Tahun2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
Pendapatan Asli Daerah 219,90% 37,00% 26,49% 40,45% 19,93% 68,75%
Hasil Pajak Daerah 320,55% 28,79% 24,60% 42,38% 19,66% 87,19%
Hasil Retribusi Daerah -27,53% 150,71% 41,79% -0,89% 12,93% 35,40%
Lain-lain PAD yang sah 187,14% 46,36% 23,33% 130,67% 32,83% 84,07%
Dana Perimbangan 18,48% 11,85% 7,67% -7,25% -0,22% 6,11%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
-44,30% 15,68% 19,99% -45,33% -37,50% -18,29%
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 80,26% 14,73% 13,28% 5,64% 7,61% 24,30%
Dana Alokasi Khusus 385,47% -19,45% -99,43% 6673,03% 11,57% 1390,24%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
75,16% -5,46% 14,99% 17,54% 18,68% 24,18%
Sah
Pendapatan Hibah -90,71% - - - -
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
44,96% 11,70% 17,47% 18,87% 3,38% 19,28%
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 341,30% -43,72% 54,62% 3,08% -3,81% 70,30%
Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau
142,56% 44,53% -77,19% 160,19% 370,71% 128,16%
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan 62,82% 13,84% 15,83% 16,40% 13,39% 24,46%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Selanjutnya kontribusi masing-masing sumber pendapatan daerah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2011-2015 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini.

Tabel. 3.4
Perkembangan Kontribusi Sumber Pendapatan Daerah
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Pendapatan Asli Daerah 28,14% 33,86% 36,98% 44,62% 47,19%
Hasil Pajak Daerah 89,96% 84,57% 83,30% 84,45% 84,26%
Hasil Retribusi Daerah 6,18% 11,30% 12,67% 8,94% 8,42%
Lain-lain PAD yang sah 3,86% 4,13% 4,03% 6,61% 7,32%
Dana Perimbangan 42,46% 41,72% 38,78% 30,90% 27,19%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 25,88% 26,76% 29,83% 17,58% 11,01%
Dana Alokasi Umum 64,99% 66,66% 70,14% 79,88% 86,15%
Dana Alokasi Khusus 9,13% 6,58% 0,03% 2,54% 2,84%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 29,40% 24,42% 24,24% 24,48% 25,62%
Pendapatan Hibah 0,57% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya 58,62% 69,27% 70,76% 71,56% 62,34%
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 33,91% 20,19% 27,15% 23,81% 19,30%
Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau
Pemerintah Daerah Lainnya 6,90% 10,55% 2,09% 4,63% 18,37%
Jumlah Pendapatan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Berdasarkan Tabel 3.4. diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Komponen pembentuk Pendapatan Daerah yang memiliki kontribusi terbesar
didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah, yaitu sebesar 47,19%, selanjutnya Dana
Perimbangan sebesar 27,19%, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar
25,62%
(b) Komponen Pendapatan Asli Daerah, kontribusi terbesar adalah Pajak Daerah sebesar

Halaman III-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

84,26%; Retribusi Daerah sebesar 8,42%; dan Lain-Lain PAD yang sah sebesar
7,32%.
(c) Komponen Dana Perimbangan, kontribusi terbesar adalah Dana Alokasi Umum
sebesar 86,15%; kemudian Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar
11,01%; dan Dana Alokasi Khusus sebesar 2,84%
(d) Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, kontribusi terbesar adalah Dana
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 62,34%; Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 19,30%; dan Bantuan Keuangan Dari
Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 18,37%. Selanjutnya Pendapatan
Hibah sebesar 0%.
Dalam pengelolaan pendapatan daerah, walaupun pendapatan daerah mengalami
peningkatan setiap tahunnya yang ditandai dengan adanya pelampauan target yang
signifikan, tidak berarti tidak ada masalah dalam pengelolaannya. Berdasarkan informasi
dari LKPJ tahun 2015. Permasalahan yang dihadapi terkait pengelolaan pendapatan daerah
di Kota Tangerang selatan pada tahun 2015, diantaranya adalah:
(a) Masih terdapat potensi pajak yang belum dipungut, hal tersebut disebabkan oleh
belum didaftarkannya legalitas usaha oleh wajib pajak;
(b) Belum optimalnya pemahaman, kesadaran dan kepatuhan wajib pajak daerah dalam
memenuhi kewajibannya membayar pajak;
(c) Masih rendahnya kesadaran dan keterbukaan wajib pajak dalam melaporkan omzet
perusahaan sehingga berakibat pada belum optimalnya realisasi penerimaan pajak
daerah;
(d) Kondisi obyektif masih kurangnya kuantitas dan rendahnya kualitas sumber daya
manusia pengelola pajak daerah;
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut, diantaranya sebagai berikut:
(a) Terus melakukan sosialisasi regulasi pajak dan retribusi daerah sehingga masyarakat
dan dunia usaha memahami secara baik dan terdorong untuk memenuhi kewajiban
membayar pajak dan retribusi;
(b) Peningkatan kualitas sumber daya aparatur pengelola pendapatan untuk meningkatkan
hasil pajak dan retribusi daerah;
(c) Meningkatkan koordinasi guna mengintegrasikan semua unsur kebijakan yang
berkaitan dengan penerimaan pendapatan daerah yang bersifat lintas sektoral;
(d) Menyampaikan daftar pelaku usaha yang belum memiliki legalitas usaha ke SKPD

Halaman III-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

terkait dalam rangka mendorong percepatan pemberian legalitas usaha sehingga dapat
ditetapkan sebagai wajib pajak; dan
(e) Melakukan pemeriksaan pajak daerah untuk menguji kepatuhan wajib pajak.
Selanjutnya jika dilihat dari realisasi belanja daerah, pertumbuhan tertinggi terdapat
pada Belanja Langsung, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 43,61% sedangkan Belanja
Tidak Langsung rata-rata tumbuh sebesar 15,47%. Perkembangan realisasi belanja daerah
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.
berikut ini.
Tabel. 3.5
Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Rata-Rata
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan
Belanja Tidak Langsung 474.845.994.987 471.833.082.021 515.363.002.404 567.417.473.463 703.651.852.677 15,47%
Belanja Pegawai 369.465.067.812 444.825.146.011 490.087.724.540 526.208.439.814 601.273.190.355 16,41%
Belanja Hibah 84.245.131.965 19.608.900.000 19.585.750.000 40.314.744.400 101.454.678.768 47,10%
Belanja Bantuan Sosial 12.562.200.000 5.057.900.000 5.223.040.000 308.100.000 - 2,42%
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota,
8.573.595.210 1.108.103.210 278.683.964 314.669.281 382.068.414 -26,20%
Pemerintahan Desa dan Partai
Politik
Belanja Tidak Terduga - 1.233.032.800 187.803.900 271.519.968 541.915.140 11,88%
Belanja Langsung 814.592.940.296 1.271.356.893.860 1.274.081.003.856 1.518.633.477.083 1.897.873.042.566 43,61%
Belanja Pegawai 89.781.858.160 144.875.496.550 172.262.297.500 210.235.476.675 255.711.451.680 32,05%
Belanja Barang dan Jasa 302.295.625.451 434.834.542.980 540.630.326.410 599.580.547.439 660.085.137.289 42,73%
Belanja Modal 422.515.456.685 691.646.854.330 561.188.379.946 708.817.452.969 982.076.453.597 50,55%
JUMLAH BELANJA
1.289.438.935.283 1.743.189.975.881 1.789.444.006.260 2.086.050.950.546 2.601.524.895.243 31,30%
DAERAH
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Analisis perkembangan belanja daerah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Realisasi belanja daerah, pertumbuhan tertinggi terdapat pada Belanja Langsung,
dengan rata-rata sebesar 43,61%, sedangkan Belanja Tidak Langsung rata-rata tumbuh
sebesar 15,47%.
(2) Persentase realisasi belanja tidak langsung cenderung meningkat pada periode 2011-
2015 yang disebabkan meningkatkan semua unsur, kecuali Belanja Bantuan Sosial
(3) Realisasi belanja langsung mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
meningkatnya realisasi belanja langsung karena kenaikan unsur belanja barang dan
jasa, belanja pegawai, serta belanja modal, Ketiga unsur tersebut setiap tahunnya
selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2015.
(4) Terjadinya kenaikan porsi realisasi belanja tidak langsung dan realisasi belanja
langsung menggambarkan bahwa kebutuhan pemerintah daerah dalam pembangunan
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu adanya optimalisasi
anggaran agar tingginya penyerapan anggaran berbanding lurus dengan keberhasilan
pembangunan daerah yang telah direncanakan.

Halaman III-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2
Belanja Tidak Langsung 36,83% 27,07% 28,80% 27,20% 27,05% 29,39%
Belanja Pegawai 77,81% 94,28% 95,10% 92,74% 85,45% 89,08%
Belanja Hibah 17,74% 4,16% 3,80% 7,10% 14,42% 9,44%
Belanja Bantuan Sosial 2,65% 1,07% 1,01% 0,05% 0% 0,96%
Belanja Bantuan Keuangan kepada 1,81% 0,23% 0,05% 0,06% 0,05% 0,44%
Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan
Desa dan Partai Politik
Belanja Tidak Terduga 0,00% 0,26% 0,04% 0,05% 0,08% 0,09%
Belanja Langsung 63,17% 72,93% 71,20% 72,80% 72,95% 70,61%
Belanja Pegawai 11,02% 11,40% 13,52% 13,84% 13,47% 12,65%
Belanja Barang dan Jasa 37,11% 34,20% 42,43% 39,48% 34,78% 37,60%
Belanja Modal 51,87% 54,40% 44,05% 46,67% 51,75% 49,75%
Jumlah Belanja Daerah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Analisis proporsi realisasi belanja daerah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Realisasi belanja daerah, kontribusi rata-rata tertinggi terdapat pada Belanja Langsung
dengan rata-rata sebesar 70,61%, sedangkan Belanja Tidak Langsung dengan rata-
ratasebesar 29,39%.
(2) Belanja Tidak Langsung memiliki rata-rata kontribusi sebesar 29,39%, kontribusi
yang paling tinggi untuk belanja tidak langsung adalah dari belanja pegawai dengan
rata-rata kontribusi sebesar 89,08%. Sedangkan untuk rata-rata kontribusi belanja
hibah sebesar 9,44%; dan rata-rata kontribusi yang paling rendah adalah belanja Tak
Terduga dengan rata-rata sebesar 0,09%.
(3) Belanja Langsung memiliki kontribusi terbesar dengan rata-rata kontribusi sebesar
70,61%. Kontribusi terbesar untuk belanja langsung berasal dari belanja modal dengan
rata-rata sebesar 49,75%, sedangkan rata-rata kontribusi terendah dari belanja pegawai
yang hanya sebesar 12,65%.
Berdasarkan informasi dari LKPJ Kota Tangerang Selatan tahun 2016, kondisi
obyektif masih besarnya sisa anggaran belanja pada realisasi Belanja Langsung APBD
Tahun Anggaran 2015, diantaranya disebabkan oleh beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan :
a) Keterlambatan proses pengadaan pada kegiatan yang telah dianggarkan, di
antaranya disebabkan oleh adanya perubahan regulasi terkait pengadaan
barang/jasa dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Meskipun telah ditetapkan pada

Halaman III-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

tahun 2010, namun mekanisme dan ketentuan yang belum difahami sepenuhnya
oleh sebagian besar pengelola teknis kegiatan harus sudah dilaksanakan
sebagaimana mestinya, kemudian diganti dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012, sehingga berpengaruh terhadap terlambatnya waktu pelaksanaan
lelang.
b) Terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi
Kerja Aparatur Negara. Hal tersebut berakibat pada terjadinya sisa anggaran
dibeberapa sebesar Rp. 14,7 Milyar disebabkan tidak diserapnya anggaran
perjalanan dinas Luar Negeri dan kegiatan yang menggunakan akomodasi hotel.
c) Regulasi yang mengatur tentang proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan
pengadaan lahan sebagaimana diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun
2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005
tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, secara normatif menjelaskan bahwa pengadaan tanah/lahan memerlukan
waktu dan prosedur yang panjang, sehingga target penyelesaian pengadaan
tanah/lahan di beberapa lokasi tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Kendala teknis
a) Proses Pengadaan Barang dan Jasa masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
tepat waktu sesuai jadwal rencana penyelesaian pekerjaan. Kondisi Tahun 2011
dimana Unit Layanan Pengadaan (ULP) baru dibentuk pada Tahun 2014 melalui
Surat Keputusan Walikota Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pembetukan Unit
Layanan pengadaan (ULP) Kota Tangerang Selatan. Terdapat beberapa
permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
di Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
- Diawal terbentuknya ULP sampai akhir tahun 2014, kondisi Sumber Daya
Aparatur ULP masih terbatas, hal ini berdampak pada banyaknya administrasi
paket lelang pekerjaan yang lambat tertangani sehingga berakibat lambatnya
proses lelang itu sendiri dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan pada tahun
anggaran berjalan;

Halaman III-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- Lemahnya perencanaan teknis pekerjaan yang akan dilelangkan, diantaranya


terkait belum lengkapnya kajian teknis seperti FS dan DED pada paket
pekerjaan yang akan dilelangkan berakibat mundurnya waktu pelelangan dan
berudampak pada mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan.
Diantaranya pada Tahun 2013 selain dari adanya efisiensi dari nilai kontrak
terdapat 211 paket pekerjaan yang tidak selesai sehingga berakibat terjadinya
sisa anggaran sebesar Rp. 75.658.982.091,- juga disebabkan oleh, perubahan
desain bangunan gedung PUSPEM yang disesuaikan dengan hasil rekomendasi
Kementerian Pekerjaan Umum membutuhkan waktu 2 (dua) bulan sehingga
proses lelang baru dapat diselesaikan bulan Desember 2013. Hal tersebut
berakibat pada tidak terserapnya uang muka pekerjaan sebesar
Rp.33.509.002.500,- waktu pelaksanaan pekerjaan pada kegiatan yang
dianggarkan di Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 tidak cukup, berakibat
4 (empat) paket pekerjaan tidak dapat dilaksanakan, 32 paket pekerjaan tidak
dapat diselesaikan tepat waktu. Hal tersebut juga disebabkan oleh kurang
matangnya perencanaan teknis pada paket pekerjaan tersebut.
Pada tahun 2014 terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 211,4 milyar lebih,
diantaranya disebabkan adanya paket yang batal lelang dikarenakan bangunan
fisik yang dikerjakan sebelumnya (tahap 1) belum selesai dikerjakan, kegiatan
yang putus kontrak karena fisik tidak mencapai 100%, kegiatan yang gagal
lelang, efisiensi kontrak sebesar Rp.62,428 milyar dan sisa anggaran sebesar
Rp.124,238 milyar merupakan paket multiyears yang baru dicairkan uang
mukanya sebesar Rp. 18,635 milyar (15%).
Pada Tahun 2014 terdapat beberapa paket pekerjaan pada urusan kesehatan
dengan sisa anggaran sebesar Rp.66,4 milyar lebih, yang disebabkan oleh;
terdapat kendala teknis yang diakibatkan kesalahan pada perencanaan teknis
sehingga terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan yaitu pengadaan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) Farmasi maupun Laboratorium Kesehatan Daerah
(Labkesda) yang dianggarkan pada perubahan APBD. Dimana untuk pengadaan
BMHP Labkesda terdapat kerendahan harga dari item barang yang terdapat
pada DPA ketika dilakukan survey HPS (Harga Perkiraan Sendiri). Terkait
pelaksanaan Jaminan Kesehatan, banyak pasien Jaminan Kesehatan Daerah
yang beralih ke BPJS Kesehatan untuk menjadi peserta BPJS mandiri, terutama

Halaman III-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

pasien-pasien yang menderita penyakit kronis seperti gagal ginjal. Sehingga


tagihan Jamkesda dari Rumah Sakit berkurang, selain itu juga beberapa RS
mitra terlambat mengajukan klaim Jamkesda. Tidak terlaksananya
pembangunan puskesmas Pondok Cabe Ilir dan pengembangan puskesmas
Pondok Jagung, serta pengadaan alat kesehatan (Alkes) disebabkan tidak cukup
waktu untuk pelaksanaannya. Produk hukum tentang pelayanan kesehatan
program JKN baru dirilis oleh Kemenkes RI pada bulan Mei sehingga Dinas
Kesehatan dalam implementasinya mengalami beberapa kesulitan. Kemudian
Peraturan Walikota tentang Jasa Pelayanan (Jaspel) Kesehatan terhadap
masyarakat dan luar Kota Tangerang Selatan juga masih dalam proses,
sehingga pencairan dana Jaspel yang telah dianggarkan tersebut tidak dapat
dilakukan hingga akhir tahun.
- Masih terdapat pekerjaan fisik di tahun 2011-2014 yang dianggarkan atau baru
dilelang di Perubahan APBD, sehingga tidak cukup waktu pelaksanaan yang
berakibat tidak selesainya pekerjaan.
Pada tahun 2013 terdapat 23 paket pekerjaan yang tidak selesai atau 0,88% dari
total kurang lebih 2.599 paket pekerjaan oleh penyedia setelah melewati batas
waktu, penundaan relokasi pedagang pasar jengkol menunggu setelah lebaran,
adanya penolakan warga terhadap pembangunan TPST3R, tahapan teknis yang
harus ditempuh secara normatif dalam kegiatan pengadaan tanah untuk
pembebasan tanah sebanyak 409 bidang yang tersebar pada 15 lokasi,
memerlukan waktu yang relatif lama. Proses negosiasi harga yang dilakukan
antara panitia pengadaan tanah dengan masyarakat di tiap lokasi pembebasan
memerlukan beberapa kali pembahasan, sehingga sampai akhir tahun hanya
dapat diselesaikan pembebasan untuk 280 bidang (68%). Di samping proses
negosiasi harga, terdapat beberapa kendala teknis lain diantaranya, adanya
dokumen Akta Tukar Menukar yang masih menunggu pendapat hukum dari
Keaksaan Negeri Tangerang pada pengadaan tanah untuk Kantor Kelurahan
Lengkong Gudang Timur, menunggu pendapat hukum dari Kejaksaan Negeri
Tangerang atas sengketa kepemilikan dan pemisahan sumber dana
pembangunan eks kantor desa yang saat ini akan dibebaskan untuk
pembangunan kantor Kelurahan Sarua Indah dan Kelurahan Pondok Cabe Ilir;

Halaman III-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

b) Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah terkait mekanisme dan


prosedur pengadaan terkendala proses negosiasi harga yang membutuhkan waktu
lama untuk sampai pada kesepakatan, serta adanya keterkaitan dengan pihak
eksternal dalam penyelesaian beberapa sengketa kepemilikan, sehingga proses
pembayaran harus menunggu keputusan pengadilan.
Pada tahun 2014 sisa anggaran sebesar Rp.98,3 Milyar lebih (57,55%) di Tahun
2014, disebabkan tidak terealisasinya pengadaan tanah untuk pembangunan Fly
Over Gaplek sebanyak 42 bidang dari target 123 bidang; pengadaan tanah untuk
Kantor Kelurahan Pondok Cabe Ilir dapat diselesaikan 85% yaitu seluas 1.410 m2
dari 1.600 m² yang direncanakan, hal ini disebabkan harga yang disepakati melebihi
plafon anggaran yang direncanakan; pengadaan tanah gedung kantor pemerintahan
sebanyak 2 bidang tidak dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan oleh legalitas surat
kepemilikan tanah yang berpotensi sengketa; pelaksanaan sertifikasi tanah aset baru
terealisasi 20 bidang dari target 40 bidang di Tahun 2014, hal ini disebabkan 20
bidang lainnya masih berproses pada Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan.

Berkenaan dengan kendala yang dihadapi, maka langkah-langkah yang telah


ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
- Terkait dengan penyesuaian peraturan perundangan-undangan, Pemerintah Daerah
senantiasa menyesuaikan dan melakukan percepatan dalam pelaksanaannya. Namun
demikian tetap diperlukan kehati-hatian terutama menyikapi perubahan regulasi
terkait pengadaan barang dan jasa. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat
meminimalisir keterlambatan dalam paket pekerjaan lelang namun tetap
mempedomani ketentuan yang berlaku. Saat ini di Kota Tangerang Selatan telah
sepenuhnya mengikuti ketentuan lelang dengan e-prouch melalui unit layanan
pengadaan (ULP). Menyikapi Permenpan Nomor 6 tahun 2015, pemerintah daerah
berusaha untuk melakukan efisiensi anggaran khususnya dalam penyelenggaraan
kegiatan rapat diluar kantor agar tetap efisien namun tetap memenuhi sasaran yang
diharapkan. Terkait kendala faktor eksternal dan kewenangan lembaga/instansi lain
dalam hal pengadaan tanah, Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan negosiasi
harga, pendekatan persuasif dan intensif, sosialisasi bersama tim teknis untuk
meyakinkan masyarakat/ pemilik tanah terhadap harga yang sudah dihitung oleh Tim
Apraisal, membentuk tim kajian dalam penyelesaian keberatan warga pada tahap
persiapan, berkoordinasi dengan Pengadilan Negeri Tangerang. Sebagai langkah

Halaman III-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

penyelesaian lebih lanjut Pemerintah daerah menginventarisir kembali sisa


lokasi/bidang yang belum bisa dibebaskan sebagai target kegiatan pengadaan tanah di
tahun berikutnya (tetap ditindaklanjuti) dan terus mengawal proses hukum yang
ditempuh melalui pengadilan atau pendapat hukum kejaksaan atas permasalahan atau
sengketa yang terjadi, sehingga seluruh target pembebasan lahan yang sudah
direncanakan dapat tetap terlaksana dengan baik.
- Terkait kendala yang dihadapi dalam proses pengadaan Barang dan Jasa, Pemerintah
Kota Tangerang Selatan telah membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada
Tahun 2014 melalui Surat Keputusan Walikota Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya
penggunaan aplikasi lelang secara elektronik atau electronic prochurenment (e-proch)
sudah diterapkan mulai tahun 2013 dan terus disempurnakan pelaksanaannya.
Kebijakan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan kualitas SDM pada ULP, telah
dikeluarkan kebijakan melalui Surat Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun
2014 tentang kewajiban setiap pejabat strukturan mengikuti bimbingan teknis
pengadaan barang dan jasa serta memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.
Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja ULP, mulai Tahun Anggaran 2015
ditingkatkan tunjangan kinerjanya.
Hal-hal lain yang terus dilakukan terkait perbaikan pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa diantaranya:

- Mematangkan perencanaan teknis di tingkat SKPD mulai dari penyusunan Rencana


Kerja Anggaran (RKA) dengan memperketat kelengkapan dokumen perencanaan
teknis pada pekerjaan yang akan dianggarkan pada RKA, baik FS, DED dan Reviu
DED serta dokumen teknis lainnya. Pada tahun 2016 bahkan SKPD sudah diwajibkan
melampirkan Peta Informasi Lokasi (PILOK) sebagai kelengkapan teknis usulan
pekerjaan fisik;
- Selanjutnya telah dilakukan workshop dalam rangka tertib adminstrasi pengelolaan
keuangan daerah yang dihadiri oleh seluruh pejabat struktural se Kota
TangerangSelatan dengan nara sumber dari : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan (LKPP).

Halaman III-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

- Mulai Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi pekerjaan fisik yang dianggarkan di
perubahan APBD, hal tersebut untuk menghindari adanya pekerjaan yang tidak cukup
waktu pelaksanaan sehingga tidak dapat diselesaikan di akhir tahun anggaran.

3.2. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)


SILPA Kota Tangerang Selatan cukup tinggi dan kecenderungan mengalami
peningkatan, pada tahun 2011 sebesar Rp.430.765.124.802, meningkat hingga
Rp.754.842.954.329.- pada tahun 2015. Oleh karena itu, perlu adanya optimalisasi
anggaran agar tingginya penyerapan anggaran berbanding lurus dengan keberhasilan
pembangunan daerah yang telah direncanakan. Jumlah SILPA Kota Tangerang Selatan
dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut ini.

Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015


Gambar 3.2
SILPA Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Gambaran lengkap mengenai prediksi perkembangan Anggaran Pendapatan dan


Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 dapat dilihat pada Tabel 3.7
berikut ini.

Halaman III-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel. 3.7
Prediksi APBD Tahun 2016 sampai Tahun 2021

URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021


PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah 1.243.705.400.000 1.260.891.811.000 1.311.138.937.000 1.369.986.012.225 1.437.881.682.750 1.513.433.345.655
Hasil Pajak Daerah 1.031.580.000.000 1.079.636.000.000 1.123.430.315.000 1.175.795.193.225 1.235.994.022.750 1.297.309.727.405

Hasil Retribusi Daerah 73.852.750.000 90.052.771.000 94.361.622.000 98.822.469.000 103.524.892.500 108.398.962.375


Lain-lain Pendapatan Asli 138.272.650.000 91.203.040.000 93.347.000.000 95.368.350.000 98.362.767.500 107.724.655.875
Daerah yang Sah
Dana Perimbangan 874.186.891.950 835.363.230.419 862.476.044.000 862.476.044.000 862.476.044.000 862.476.044.000
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi 144.146.498.000 144.146.498.000 131.640.400.000 131.640.400.000 131.640.400.000 131.640.400.000
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 581.505.815.000 581.505.815.000 581.505.815.000 581.505.815.000 581.505.815.000 581.505.815.000
148.534.578.950 149.329.829.000 149.329.829.000
Dana Alokasi Khusus 109.710.917.419 149.329.829.000 149.329.829.000
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah 458.479.893.767 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267
Dana Bagi Hasil Pajak dari 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267 449.414.692.267
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi 0 0 0 0 0 0
Khusus
Bantuan Keuangan Dari Provinsi 9.065.201.500 0 0 0 0 0
atau Pemerintah daerah Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN 2.576.372.185.717 2.545.669.733.686 2.623.029.673.267 2.681.876.748.492 2.749.772.419.017 2.825.324.081.922
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung 811.413.560.757 717.328.692.366 755.478.876.985 795.286.320.834 836.833.886.876 880.208.581.219
Belanja Pegawai 729.015.399.464 662.903.692.366 696.048.876.985 730.851.320.834 767.393.886.876 805.763.581.219

Belanja Hibah 67.490.395.000 30.000.000.000 35.000.000.000 40.000.000.000 45.000.000.000 50.000.000.000

Belanja Bantuan Sosial 0 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000

Halaman III-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Belanja Bantuan Keuangan 416.319.293 425.000.000 430.000.000 435.000.000 440.000.000 445.000.000
Kepada Provinsi / Kabupaten /
Kota, Pemerintahan Desa dan
Partai Politik
Belanja Tidak Terduga 14.491.447.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000

Belanja Langsung 2.493.308.806.642 2.206.341.041.320 2.245.550.796.282 2.239.590.427.658 2.312.938.532.141 2.345.115.500.703


Belanja Pegawai 335.810.816.300 281.921.875.477 296.017.969.251 310.818.867.714 326.359.811.099 342.677.801.654

Belanja Barang dan Jasa 864.688.199.374 727.743.863.861 764.131.057.054 702.337.609.907 692.454.490.402 704.577.214.922

Belanja Modal 1.292.809.790.968 1.196.675.301.982 1.185.401.769.977 1.226.433.950.037 1.294.124.230.640 1.297.860.484.127


JUMLAH BELANJA
DAERAH 3.304.722.367.399 2.923.669.733.686 3.001.029.673.267 3.034.876.748.492 3.149.772.419.017 3.225.324.081.922
SURPLUS/(DEFISIT) -728.350.181.682 -378.000.000.000 -378.000.000.000 -353.000.000.000 -400.000.000.000 -400.000.000.000
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
Daerah 728.350.181.682 400.000.000.000 400.000.000.000 375.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000
Sisa Lebih Perhitungan 728.350.181.682 400.000.000.000 400.000.000.000 375.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000
Anggaran Daerah Tahun
Sebelumnya
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan Daerah 728.350.181.682 400.000.000.000 400.000.000.000 375.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah 0 22.000.000.000 22.000.000.000 22.000.000.000 0 0
Penyertaan Modal/Investasi
Pemerintah Daerah 0 22.000.000.000 22.000.000.000 22.000.000.000 0 0
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan Daerah 0 22.000.000.000 22.000.000.000 22.000.000.000 0 0
Pembiayaan Netto 728.350.181.682 378.000.000.000 378.000.000.000 353.000.000.000 400.000.000.000 400.000.000.000
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN
BERKENAAN (SILPA) 0 0 0 0 0 0
Sumber: DPPKAD Kota Tangerang Selatan dan Analisis Prediksi APBD, 2016

Halaman III-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab IV
Analisis Isu-Isu Strategis

4.1. Permasalahan Pembangunan


Masyarakat yang semakin cerdas kini banyak mempersoalkan kebijakan
pembangunan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Masyarakat, akademisi, dunia usaha
dan pemerintah sesungguhnya merupakan pelaku utama pembangunan. Selanjutnya untuk
mencapai kondisi yang diinginkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, tentu
banyak terdapat permasalahan-permasalahan pembangunan yang akan dihadapi yang
bersifat strategis. Permasalahan-permasalahan ini akan mempengaruhi pembangunan Kota
Tangerang Selatan sehingga perlu diantisipasi secara terencana dan sistematis.
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau apa yang diharapkan
dengan kondisi riil. Dari sekian banyak permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat
dirumuskan ke dalam 8 (delapan) permasalahan pokok, yaitu :
1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya masih belum optimal
3. Pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya meningkatkan daya beli masyarakat
4. Layanan kesehatan masih belum optimal
5. Perumahan layak huni belum dapat terjangkau masyarakat luas
6. Jaringan dan kualitas jalan belum mendukung pada fungsi kota
7. Lingkungan perkotaan belum tertata dengan baik
8. Pelayanan publik yang belum optimal

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Permasalahan pokok ini menjadi salah satu acuan penting dalam penentuan isu
strategis pembangunan serta visi dan misi daerah 5 (lima) tahun mendatang.

Gambar 4.1
Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan

4.2. Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah


Isu strategis adalah kondisi yang harus diperhatikan atau diprioritaskan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dan masyarakat
di masa datang. Sebuah kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, atau sebaliknya apabila

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat dalam jangka panjang.

4.2.1. Isu Strategis Internasional


Dinamika yang terjadi di Indonesia, Provinsi Banten, dan bahkan di Kota
Tangerang Selatan sendiri tidak akan terlepas dari faktor pengaruh dinamika yang terjadi di
dunia internasional. Isu internasional yang terjadi di dunia pada saat ini lebih banyak
ditandai dengan krisis keuangan global, harga minyak mentah, dan perubahan iklim
ekstrim. Kondisi tersebut diyakini akan berpengaruh terhadap keberlangsungan
Ketersediaan Pangan, Kemiskinan, Kualitas SDM, Kesejahteraan Sosial, dan Lingkungan
Hidup. Tujuan pembangunan dalam Millennium Development Goals (MDGs) sebagai
nomenklatur tidak akan berhenti pada tahun 2015. Agenda ke depan untuk melanjutkan
MDGs, dikembangkan suatu konsepsi dalam konteks kerangka/agenda pembangunan
pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Konsep SDGs ini
diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan
yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak
tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan
iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan
yang lebih berpihak pada kaum miskin.
Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi salah satu isu yang dibahas di
KTT Rio. Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs
yaitu, pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan kecilnya
(Sosial Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan,
serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat pada lingkungan yang
lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber daya alam dan
kualitas lingkungan yang baik.Dalam penyusunan indikator dalam konsep SDGs pasca
MDGs 2015, selain memikirkan standar global dalam mengedepankan suatu konsep
pembangunan yang berkelanjutan, tetapi ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan, di
antaranya segala sesuatu itu harus terukur, tidak terlepas dari prinsip Environmental
Sustainability, Economic Sustainability dan Social Sustainability.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Ada 5 pondasi dari SDGs yaitu (manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan
kemitraan).
1. Tujuan pertama yakni mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
2. Tujuan kedua yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Tujuan ketiga yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia.
4. Tujuan keempat yakni menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Tujuan kelima yakni menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh
wanita dan perempuan.
6. Tujuan keenam yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi semua orang.
7. Tujuan ketujuh yakni menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan
dan modern bagi semua orang.
8. Tujuan kedelapan yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus,
inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan
yang layak bagi semua orang.
9. Tujuan kesembilan yakni membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong
industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
10. Tujuan kesepuluh yakni mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara.
11. Tujuan kesebelas yakni menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,
berketahanan dan berkelanjutan.
12. Tujuan keduabelas yakni menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Tujuan ketigabelas yakni mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan
iklim dan dampaknya.
14. Tujuan keempatbelas yaitu melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta
sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Tujuan kelimabelas yaitu melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan
ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

16. Tujuan keenambelas yaitu mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Tujuan ketujuhbelas yaitu memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi
kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Gambar 4. 2 Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

Selanjutnya pada tataran di daerah perlu dipikirkan mengenai bagaimana


mendukung pencapaian tujuhbelas tujuan SDGs. Pembangunan daerah berwawasan
lingkungan mensyaratkan pertumbuhan ekonomi yangberjalan secara simultan dengan
kelestarian lingkungan. Transisi menuju paradigma pertumbuhan ekonomi hijau ini perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai pra kondisikeberhasilan, seperti insentif dan
disinsentif aktivitas ekonomi hijau, review kebijakan yangtidak pro lingkungan, dan
kapasitas pengembangan teknologi melaui penelitan dan pengembangan (litbang).
Berbagai insentif yang telah disediakan pemerintah terutama di bidang EBT dirasa kurang
memadai karena terkendala pada harga BBM dan energi listrik yang begitu murah.
Selisih harga yang masih terlalu tinggi kurang menarik minat investasi swasta.
Untuk itu,perlu pikirkan kembali kebijakan insentif dan disinsentif di daerah apa saja yang
diperlukan agar dapatmemacu diversifikasi energi non fosil terutama memperkecil selisih
harga antara energi baruterbarukan dan energi fosil.Ketiadaan green tax sebagai upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan yang
diakibatkan oleh kegiatan ekonomi juga menjadi kendala. Oleh karena itu, penetapan pajak
lingkungan sesungguhnya perlu dipertimbangkan untuk mencapai target ekonomi hijau.
Misalnya industri di Tangerang Selatan dengan tingkat polusi tinggi perlu
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

dikenakanpungutan wajib (the polluter pays principle) supaya kedepannya sektor industri
lebih peduliterhadap kualitas lingkungan.Disamping itu, harus diakui bahwa masih banyak
regulasi kita yang disusun tanpa analisis yang mendalam serta proses konsultasi publik
yang sangat terbatas sehingga efektivitas peraturan tersebut menjadi kurang optimal baik
dilihat dari sisi manfaat, biaya dan efek dari peraturan yang diterbitkan. Hal lain yang turut
menghambat migrasi ke ekonomi hijau adalah penguasaan teknologi di bidang energi
terbarukan juga masih rendah. Kedepan, mengingat bahwa ekonomi hijau memerlukan
biaya tinggi (being green is costly) maka peran pemerintah dalam menciptakan prakondisi
yang bersahabat bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau sangat diperlukan. Dalam
kondisi sekarang ini,keengganan para pengusaha menanamkan investasi mereka pada
industri hijau karenabiaya yang tinggi tanpa kejelasan keuntungan pasti dalam jangka
pendek cukup bisa dipahami. Oleh karena itu peran pemerintah sangat penting dalam
memberikan insentif dankemudahan berusaha dalam rangka mendukung upaya mitigasi
emisi sekaligus ramah investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau.

4.2.2. Isu Strategis Nasional


Dalam skala nasional, kebijakan pengembangan wilayah diarahkan untuk
mendorong percepatan pembangunan wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua dengan tetap mempertahankan momentum pertumbuhan di Wilayah
Jawa-Bali dan Sumatera. Percepatan pembangunan wilayah ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta mengurangi
kesenjangan. Dalam konteks pengembangan kewilayahan, ProvinsiBanten dan Kota
Tangerang Selatan merupakan bagian dari Wilayah Jawa-Bali, berkaitan hal tersebut maka
isu strategis pengembangan yang harus dicermati adalah isu strategis di Wilayah Jawa–
Bali yang meliputi:
1) Belum optimalnya potensi peningkatan nilai tambah dariaktivitas perdagangan
internasional.
2) Semakin meningkatnya peran sektor sekunder (industry pengolahan) dan tersier
(perdagangan dan jasa) dalam perekonomian.
3) Terancamnya fungsi wilayah Jawa-Bali sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
4) Menurunnya daya dukung lingkungan.
5) Tingginya ancaman terorisme terhadap obyek vital.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

6) Ketimpangan pembangunan intra-regional wilayah Jawa-Bali.


7) Menjaga momentum pertumbuhan di Jawa-Bali.
8) Tingginya tingkat pengangguran di pusat-pusat pertumbuhanekonomi.
9) Tingginya kepadatan dan konsentrasi penduduk di wilayah metropolitan Jabodetabek
dan sekitarnya
10) Tingginya kasus tindak pidana korupsi.
11) Tingginya tingkat kemiskinan perdesaan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan tingkat kemiskinan perkotaan diDI Yogyakarta.
12) Besarnya dampak bencana alam terhadap kehidupan danaktivitas sosial ekonomi
masyarakat.
13) Rendahnya kapasitas dan daya saing SDM dalam menghadapi persaingan global.

4.2.3. Isu Strategis Provinsi


Berdasarkan isu-isu internasional dan nasional di atas, selanjutnya dengan
memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan periode sebelumnya, serta
permasalahan dan tantangan pembangunan yang diperkirakan akan terjadi pada 5 (lima)
tahun mendatang, isu strategis dalam RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 meliputi
infrastruktur wilayah/kawasan dan lingkungan hidup, ketahanan pangan, kemiskinan dan
pengangguran, pendidikan dan kesehatan, serta reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan. Secara kewilayahan dari sudut pandang Provinsi Banten, maka isu-isu
strategis Kota Tangerang Selatan adalah:
1) Peningkatan struktur dan pelebaran ruas jalan BSD Serpong-Parung
2) Peningkatan struktur dan pelebaran ruas jalan Serpong-Ciputat-Simpang Gaplek-
Sawangan
3) Penataan Geometri perempatan jalan untuk mengatasi kemacetan perkotaan
4) Perbaikan drainase kota untuk menangani banjir tahunan
5) Percepatan pembangunan TPSA Cipeucang dan optimasi armada persampahan
6) Percepatan pembangunan Monorel Tangerang Selatan-Bandara Soekarno-Hatta
7) Pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Setu
8) Percepatan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

9) Mengoptimalkan produksi tanaman hortikultura khususnya komoditas Anggrek dan


Phylodendron
10) Kaji ulang keberadaan Lapangan Terbang Pondok Cabe yang sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan kota dimana struktur bangunannya kearah vertikal
11) Revitalisasi Pasar-pasar Tradisional.

4.2.4. Isu Strategis Daerah


Kota Tangerang Selatan mendapat penghargaan dari The Eastern Regional
Organization for Planning and Housing (EAROPH) yang merupakan organisasi non-
pemerintah yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). EAROPH
memberikan penghargaan kepada sejumlah daerah kabupaten/kota atas terobosan mereka
dalam pembangunan. Penghargaan yang diterima Kota Tangerang Selatan berkaitan
dengan Public & Private Partnership for Public Space Division. Kota Tangerang Selatan
mendapat penghargaan karena berhasil membangun kerjasama pemerintah dan swasta.
Kota Tangerang Selatan tidak memiliki banyak anggaran namun berhasil menggandeng
para pengembang-pengembang untuk membangun bersama-sama menjadikan Tangerang
Selatan sebagai kota yang nyaman/layak huni (liveable city).

Gambar 4. 3 Sustainable Liveable City


PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Saat ini banyak warga kota yang mengeluhkan ketidaknyamanan lingkungan


tempat tinggal mereka, mulai dari masalah kemacetan, tidak terawatnya fasilitas umum
hingga masalah kebersihan lingkungan. Dalam kondisi seperti itu, setiap orang
mendambakan sebuah kota yang nyaman dan memang layak untuk dihuni. Mereka
menginginkan Livable city. Dapat dikatakan bahwa Livable City merupakan gambaran
sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai
tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari berbagai aspek, baik aspek fisik (fasilitas
perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non-fisik (hubungan sosial, aktivitas
ekonomi, dll). Dalam kaitannya dengan Livable Citysetidaknya terdapat tujuh variabel
utama perkotaan, yaitu: Fisik Kota, Kualitas Lingkungan, Transportasi – Aksesibilitas,
Fasilitas, Utilitas, Ekonomi dan Sosial.
Berpedoman pada tujuh variabel tersebut, maka terdapat 25 kriteria penentuan
liveable city seperti berikut ini:
1) Kualitas Penataan Kota
2) Jumlah Ruang Terbuka
3) Perlindungan Bangunan Bersejarah
4) Kualitas Kebersihan Lingkungan
5) Tingkat Pencemaran Lingkungan
6) Ketersediaan Angkutan Umum
7) Kualitas Angkutan Umum
8) Kualitas Kondisi Jalan
9) Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki
10) Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
11) Kualitas Fasilitas Kesehatan
12) Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
13) Kualitas Fasilitas Pendidikan
14) Ketersediaan Fasilitas Rekreasi
15) Kualitas Fasilitas Rekreasi
16) Ketersediaan Energi Listrik
17) Ketersediaan Air Bersih
18) Kualitas Air Bersih
19) Kualitas Jaringan Telekomunikasi
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

20) Ketersediaan Lapangan Pekerjaan


21) Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja
22) Tingkat Kriminalitas
23) Interaksi Hubungan Antar Penduduk
24) Informasi Pelayanan Publik
25) Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable
Selanjutnya cita-cita Kota Tangerang Selatan menjadi kota yang berwawasan
ramah lingkungan atau sering disebut sebgai Green City perlu segera diwujudkan. Taman-
taman kota tidak hanya di tanah lapang dan ruang terbuka hijau (RTH), tetapi juga jalur
pemisah dan di persimpangan jalan raya.Green city memang bukan hanya kota yang hijau
berkat taman-taman kota yang indah di RTH, tetapi juga didukung oleh planning and
design atau perencanaan dan rekayasa.
Untuk mewujudkan green city, tidak hanya menata bangunan, tetapi juga
menyediakan green infrastructure. Kota Tangerang Selatan harus berkonsep kota hijau.
Dengan begitu, tidak saja mengatur atau menata bangunan menuju green building, tetapi
harus didukung dengan akses jalan, hal ini terkait dengan efisiensi penggunaan lahannya.
Sudah saatnya bangunan-bangunan di Kota Tangerang Selatan berciri green building.
Salah satu parameternya adalah gedung tersebut hemat energi. Di samping itu, kita melihat
perkampungan yang tumbuh di dalam kota, mampu mempertahankan Tangsel sebagai kota
yang bersih dan hijau. Berdasarkan data dari Leadership in Enviromental Design (LEED),
bangunan gedung menyumbang sampai 50 persen karbon.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Gambar 4. 1 Ilustrasi Green City

Ada enam kriteria yang diukur dalam green building yaitu pengolahan lahan
sekitar, penggunaan air, penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu,
kualitas di dalam ruangan, dan inovasi. Untuk menunjang menjadi Green City, perlu
menjalankan konsep Green Planning and Design, Green Open Space, Green Building,
Green Transport, Green Community, Green Waste, Green Water, dan Green Energy.
Setelah melakukan kampanye green building, Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu
melakukan evaluasi greenship pada bangunan-bangunan yang ada di Kota Tangerang
Selatan. Setelah diadakan evaluasi, berlanjut penerapan green building, persiapan
pembuatan Perda (Peraturan Daerah), pelaksanaan Perda. Apabila landasan hukumnya
sudah ada dan kuat sebagai pijakan, maka masyarakat benar-benar dapat menerapkan
hidup dengan ramah lingkungan dan rendah emisi.
Smart city berarti kota cerdas. Saat kita mengatakan suatu kota adalah kota yang
cerdas, sebenarnya adalah sebuah majas personifikasi yang mengumpakan kota seperti
manusia seakan kota dapat merasakan, berpikir dan bertindak terhadap kondisi internal dan
eksternal dari kota tersebut. Smart City/kota cerdas didefinisikan sebagai sebuah konsep
kota yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya
yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga
di dalamnya untuk melakukan kegiatan atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga
sebelumnya. Konsep Kota Cerdas adalah suatu konsep yang tidak akan pernah berhenti
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

berkembang. Kota cerdas didasari atas perkembangan teknologi dan pola pikir dari
manusia. Perkembangan teknologi yang tidak akan pernah berhenti, sehingga konsep kota
cerdas pun tidak akan pernah berhenti berkembang. Sama halnya dengan pola pikir
manusia yang terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kota dengan seluruh
bagian di dalamnya saling berinteraksi dan dikelola oleh manusia dengan membentuk
pemerintahan, bisnis, komunitas dan organisasi lainnya. Kota cerdas menjadi usaha dari
manusia untuk membuat kota menjadi lebih nyaman dan aman untuk ditinggali dengan
melihat permasalahan di kota saat ini yang dialami masyarakat dan organisasi-organisasi,
kemudian memecahkannya dengan memanfaatkan teknologi yang ada maupun
mengembangkan teknologi baru.
Sama hal nya dengan menilai kecerdasan manusia, berbagai metode dibuat untuk
mengukur kecerdasan suatu kota. Untuk memudahkan penerapan dan pengukuran
kecerdasan kota, konsep kota cerdas dibagi atas komponen-komponen yang saat ini
didefinisikan berbeda-beda antar peneliti maupun pengembang smart city. Walaupun
begitu, seiring berjalannya waktu, konsep dari kota cerdas menjadi semakin jelas hingga
saatnya nanti perlu ditetapkan standar global dari konsep kota cerdas.
Seoul mendefinisikan kota cerdas dengan mengimplementasikannya dalam tiga
komponen:
1) ICT Infrastructure: maksimalisasi infrastruktur teknologi terbaru dari TIK dalam
meraih keberhasilan layanan smart city.
2) Integrated City-management Framework: Sebuah kerangka kerja pengelolaan kota.
Semua proses yang terjadi secara harmoni dengan kepatuhan terhadap standar dan
aturan.
3) Smart Users: Pengguna yang cerdas yang berinteraksi dengan layanan cerdas.
Sementara Amsterdam mendefinisikan kota cerdas dalam 5 komponen :
1) Smart Living: minimalisasi penggunaan energi dan pengeluaran kadar emisi seperti
CO2.
2) Smart Working: peningkatan pengadaan lapangan kerja, penggunaan teknologi dan
peningkatan keamanan dalam bekerja.
3) Smart Mobility: pengembangan mobilitas dan sarana transportasi (bus, kereta,dll)
dengan kadar emisi rendah, pembangunan infrastruktur yang cerdas.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

4) Public facilities: pengembangan fasilitas publik yang nyaman dan mudah di akses
seperti rumah sakit, taman, perpustakaan, dan sebagainya.
5) Open data: sumber data yang mudah didapat dan dikelola.

Sedangkan di Indonesia Smart City and Society Innovation Centre dari Insitut
Teknologi Bandung mendefinisikan kota cerdas atas 6 komponen yaitu :
1) Infrastruktur fisik (hard infrastructure): lahan dan bangunan, transportasi dan jaringan
utilitas serta TIK.
2) Sistem kota, dibagi atas aktivitas yang dilakukan untuk mengelola kota: pemerintahan,
pendidikan,transportasi, kesehatan, energi, keamanan, lingkungan, sosial, keuangan
dan perniagaan.
3) Soft infrastructure yaitu manusia dan institusi yang mengelola infrastruktur fisik,
regulasi serta kehidupan sosial di perkotaan: kepemimpinan, tata kelola, forum
inovasi.
4) Ekosistem: ekosistem publik, ekosistem usaha swasta, ekosistem komunitas serta
ekosistem pihak ke-4.
5) Stakeholder: orang atau organisasi yang mempunyai kepedulian, dipengaruhi oleh,
memiliki kepentingan, atau terlibat dalam beberapa permasalahan di perkotaan.
6) Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan kota cerdas.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Gambar 4. 5 Smart City Framework

Sedangkan pada aspek pengelolaan pemerintahan secara umum masih ditemukan


belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah, diantaranya diindikasikan
melalui masih terdapat produk-produk hukum (perda) yang belum diselesaikan tepat
waktu, pelayanan publik masih perlu ditingkatkan, Opini BPK RI atas laporan keuangan
sempat turun dari WTP ke WDP, serta niIai AKIP Kota Tangsel juga masih CC.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Gambar 4. 6 Smart City Framework

Guna mewujudkan Kota Tangerang Selatan menjadi cerdas (Smart City) dan kota
yang layak huni (Liveable City) tentunya perlu didukung dengan tata kelola pemerintahan
yang baik. Tata kelola pemerintahan lebih professional, modern, maju dan akuntabel,
sehingga memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.Tata kelola yang baik, dalam
bahasa Inggris sering disebut sebagai Good Governance adalah serangkaian proses yang
berlaku untuk kedua organisasi sektor publik dan swasta untuk menentukan keputusan.
PBB menekankan reformasi melalui pembangunan manusia dan reformasi lembaga
politik. Menurut PBB, pemerintahan yang baik memiliki delapan karakteristik. Tata kelola
yang baik adalah:
 Konsensus Berorientasi;
 Partisipatif;
 Mengikuti Aturan Hukum;
 Efektif dan Efisien;
 Akuntabel;
 Jelas;
 Responsif;
 Adil dan Inklusif

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Segala upaya harus dilaksanakan oleh seluruh aparatur Pemerintah Daerah,


Masyarakat dan Dunia Usaha sebagai pilar penyelenggaraan/tata kelola kepemerintahan
yang baik“good governance” dalam membangun Kota Tangerang Selatan “sebagai rumah
dan kota kita” selama kurun waktu Tahun Anggaran 2016-2021 sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Kota Tangerang Selatan.
Dengan melihat hasil identifikasi variabel penyebab yang mempengaruhi berbagai
permasalahan pembangunan daerah yang muncul di berbagai bidang urusan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan dengan mengacu pada hasil evaluasi RPJMD
periode lalu yang diperkirakan berdampak signifikan bagi daerah dan masyarakat Kota
Tangerang Selatan di masa lima tahun mendatang, maka selanjutnya dapat diidentifikasi
isu-isu strategis. Identifikasi Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Tangerang
Selatan sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Isu Strategis Kota Tangerang Selatan 2016-2021
No Isu Strategis
1 Kualitas Sumber Daya Manusia
Meskipun IPM (79,17) relatif lebih baik dibanding kab/kota lain di Provinsi Banten, namun Angka
Melek Huruf (AMH) dan Indeks Kemampuan Daya Beli Masyarakat/Purchasing Power Parity
(PPP) Kota Tangsel masih perlu ditingkatkan apalagi jika dibanding nasional, agar daya saing
daerah meningkat.
2 Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk (3,5%) dan Kepadatan Penduduk (10.143 jiwa/km²) dengan komposisi
jumlah pria lebih banyak menjadi tantangan tersendiri terhadap masalah sosial, migrasi penduduk,
dan pemenuhan kebutuhan dasar.
3 Sarana dan Prasarana wilayah
Aksesibilitas orang, barang dan jasa masih membutuhkan peningkatan ketersediaan dan kualitas
prasarana dan sarana wilayah apalagi sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah penyumbang
terbesar PDRB Kota Tangsel (31%). Disamping itu ketaatan pada pemanfaatan ruang yang masih
kurang, tata kota semrawut, kemacetan, serta minimnya ruang terbuka hijau (RTH) untuk publik.
4 Perekonomian Daerah
Meskipun perekonomian Kota Tangsel mampu tumbuh diatas 8,99%, namun inflasinya juga cukup
tinggi. Daya beli masyarakat makin rendah, ketimpangan pendapatan semakin lebar karena produk
dari pertumbuhan ekonomi yang ada kurang dirasakan masyarakat.
5 Kemiskinan dan kesejahteraan sosial
Tingkat kemiskinan 1,62% dan tingkat pengangguran terbuka 6,92% sebagai dampak urbanisasi
merupakan permasalahan kota yang harus diantisipasi agar tidak semakin meningkat.
6 Tata kelola pemerintahan
Masih belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah, diantaranya terdapat produk-
produk hukum (perda) yang blm diselesaikan tepat waktu, pelayanan publik masih perlu
ditingkatkan, Opini BPK RI atas laporan keuangan menurun dari WTP ke WDP, serta nilai AKIP
Kota Tangsel masih CC.

Selanjutnya, keterkaitan isu strategis yang dimuat dalam RPJPD Kota Tangerang
Selatan 2005-2025 dengan RPJMD 2016-2021 dapat dilihat pada Tabel 4.2.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 4. 2 Keterkaitan Isu Strategis RPJPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025
dengan RPJMD Tahun 2016-2021
RPJPD RPJMD
Mengurangi tingginya pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk
Pengurangan kesenjangan kesejahteraan Kemiskinan dan kesejahteraan sosial
Kualitas Sumber Daya Manusia
Pengaturan penataan ruang Sarana dan Prasarana wilayah
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Prasarana dan Sarana dan Prasarana wilayah
Sarana Perkotaan
Kebutuhan Moda Transportasi yang Handal Sarana dan Prasarana wilayah
Mengurangi Pencemaran Lingkungan Sarana dan Prasarana wilayah
Pelibatan Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Perekonomian Daerah
Pembangunan
Peningkatan Pelayanan Birokrasi Tata kelola pemerintahan
Penyediaan Hunian sehat Sarana dan Prasarana wilayah
Pemanfaatan Kemajuan Teknologi Tata kelola pemerintahan

Keterkaitan isu strategis yang dimuat dalam RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-
2017 dengan RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 disajikan dalam tabel
berikut ini.

Tabel 4. 3 Keterkaitan Isu Strategis RPJMD Provinsi Banten 2012-2017dengan Isu Strategis
RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
RPJMD Provinsi Banten RPJMD Kota Tangerang Selatan
Infrastruktur wilayah/kawasan dan lingkungan Sarana dan Prasarana wilayah
hidup
Ketahanan pangan Perekonomian Daerah
Kemiskinan dan pengangguran  Perekonomian Daerah
 Kemiskinan dan kesejahteraan sosial
 Pertumbuhan penduduk
Pendidikan dan kesehatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan Tata kelola pemerintahan

Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Tangerang Selatan tahun 2016-
2021 juga memiliki korelasi dengan agenda prioritas (Nawa Cita) yang dimuat dalam
RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 4. 4 Keterkaitan Agenda Prioritas (NAWA CITA) RPJMN 2015-2019


dengan Isu Strategis RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021
NAWA CITA RPJMN 2015-2019 RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi Tata kelola pemerintahan
segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada
seluruh warga negara.
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan Tata kelola pemerintahan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan  Pertumbuhan penduduk
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam  Sarana dan Prasarana wilayah
kerangka negara kesatuan.
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan Tata kelola pemerintahan
reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan  Kualitas Sumber Daya Manusia
masyarakat Indonesia.  Pertumbuhan penduduk
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing  Perekonomian Daerah
di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia  Sarana dan Prasarana wilayah
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan  Perekonomian Daerah
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
Melakukan revolusi karakter bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat Kualitas Sumber Daya Manusia
restorasi sosial Indonesia.

Adapun arah kebijakan umum pembangunan nasional, sebagaimana dimuat dalam


RPJMN 2015-2019, adalah:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
2) Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang
berkelanjutan.
3) Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
4) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan penanganan
perubahan iklim.
5) Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh.
6) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang
berkeadilan.
7) Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman IV-18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab V
Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran

5.1 Visi
Visi adalah gambaran masa depan yang akan diwujudkan. Bab ini akan
menjelaskan dan menguraikan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih, sebagai
landasan perumusan tujuan dan sasaran, yang selanjutnya dijabarkan menjadi program
Walikota dan Wakil Walikota terpilih, yang tertuju pada arah kebijakan pembangunan
jangka menengah daerah pada periode 2016-2021 yang telah ditetapkan dalam RPJPD.
Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota merupakan hasil proses politik yang akan
dijadikan sebagai rujukan utama penyusunan RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021.
Namun sebelum menyajikan Visi dan Misi Walikota dan wakil Walikota terpilih yang
telah ditetapkan, maka terlebih dahulu dijelaskan Visi dan Misi pembangunan jangka
panjang Kota Tangerang Selatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2005-2025 sebagai berikut:

RPJPD 2005-2025
Visi RPJPD : “Tangerang Selatan Kota Berkeadilan, Sejahtera dan Nyaman
(BERKESAN)”
Visi Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2005 – 2025 merupakan
refleksi dari kemajuan pembangunan yang berkeadilan dan memberikan manfaat
kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam segala bidang, namun demikian

Halaman V-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

tetap dapat mempertahankan identitas dan jati diri masyarakat. Tangerang Selatan Kota
Berkeadilan mempunyai arti bahwa pelaksanaan pembangunan bagi semua dan setiap
lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf
kehidupan; memperoleh lapangan pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan
dan kesehatan; mengemukakan pendapat; melaksanakan hak politik; serta mendapatkan
perlindungan dan kesamaan di depan hukum.
Tangerang Selatan Kota Sejahtera mempunyai arti bahwa bahwa pelaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan semuanya diarahkan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat kota, baik secara materiil maupun spirituil. Dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, pemerintah memfasilitasi, mendorong dan menjamin
keberlangsungan peningkatan kegiatan perekonomian kota, melalui kebijakanan-kebijakan
yang berpihak kepada masyarakat.
Tangerang Selatan Kota Nyaman dimaksudkan sebagai kondisi yang diharapkan
bagi Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2025 yang diindikasikan dalam beberapa aspek
sebagai berikut:
 Aspek lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan diterapkannya pengarusutamaan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang ditandai oleh tingginya
daya dukung lingkungan, rendahnya tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan,
serta tingginya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
pelestarian lingkungan hidup.
 Aspek sumberdaya manusia yang ditunjukkan dengan masyarakat yang sehat, cerdas
dan produktif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan
peran dan fungsi sebagai subjek dan objek dalam pembangunan yang berkelanjutan.
 Aspek ekonomi ditunjukkan dengan penciptaan struktur ekonomi yang tangguh,
pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi, pemerataan hasil – hasil
pembangunan ekonomi, serta mampu bersaing diantara kota-kota metropolitan lainnya.
 Aspek pemerintahan ditunjukkan dengan peningkatan kinerja pemerintahan,
profesionalisme aparatur, pelayanan publik, akuntabilitas dan transparansi sehingga
terwujud pemerintahan yang telah mampu menerapkan tata kelola kepemerintahan
yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
 Aspek sosial dan budaya ditunjukkan dengan kestabilan politik, meningkatnya derajat
kehidupan sosial masyarakat, terjaminnya keamanan dan ketertiban, pengamalan ajaran

Halaman V-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

agama secara konsisten, terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama serta
pelestarian dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya daerah.
Misi jangka panjang dalam rangka mewujudkan Visi RPJPD adalah :
1. Membangun sumber daya manusia yang produktif melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan, hukum dan sosial
budaya;
2. Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing, berbasis potensi daerah serta
berkeadilan;
3. Menyediakan sarana dan prasarana kota dalam jumlah dan kualitas yang memadai
untuk mengimbangi pertumbuhan pembangunan kota;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, profesional, transparant, dan
bertanggung jawab.
Adapun arahan dalam tahapan RPJPD Kota Tangerang Selatan untuk jangka waktu
2016-2020 (sesuai periode jabatan Walikota dan Wakil Walikota, perlu disesuaikan
menjadi 2016-2021) yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah ke-2 ini
diprioritaskan pada upaya peningkatan pencapaian hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai pada tahapan lima tahunan pertama. Selanjutnya prioritas pembangunan pada tahap
pembangunan lima tahunan ke-2 adalah:
1. Peningkatan penyelenggaraaan Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih
Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan tetap dilakukan melalui
peningkatan akses pelayanan publik, kapasitas keuangan daerah, ketaatan hukum,
kehidupan demokrasi, ketentraman dan ketertiban umum, peningkatan kerjasama antar
pemerintah daerah lainnya, pengembangan IT dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Pengendalian pertumbuhan penduduk kota
Pengendalian jumlah penduduk kota tetap dilakukan dengan peningkatan program
Keluarga Berencana, pengendalian arus migrasi kota serta kegiatan lainnya sebagai
upaya guna percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Pemeliharaan dan Peningkatan penyediaan Prasarana dan Sarana Kota
Dalam pembangunan prasarana dan sarana dasar kota diarahkan pada pemeliharaan
atas sarana prasarana yang sudah baik serta tetap dilakukan peningkatan atas sarana
dan prasarana kota yang masih kurang terutama sampah, drainase kota, infrastuktur
jalan, air bersih, revitalisasi kawasan kumuh serta sinkronisasi Rencana Tata Ruang

Halaman V-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Wilayah. Penanganannya dilakukan dengan pelibatan masyarakat/swasta dalam


penyediaan sarana prasarana kota.
4. Pembangunan Kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia
Pembangunan kualitas dan kompetensi SDM dilakukan dengan peningkatan Angka
Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), penghapusan buta aksara, peningkatan akses layanan kesehatan
bermutu, peningkatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, kepemudaan dan
olah raga, serta pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
5. Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor jasa unggulan;
6. Penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan peningkatan kesejahteraan sosial.

RTRW 2011-2031
Mengacu Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031, fungsi RTRW
kabupaten/kota adalah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Selain itu, fungsi RTRW
kabupaten/kota adalah sebagai acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan
dalam wilayah kabupaten/kota, acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang
dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta; pedoman untuk penyusunan rencana tata
ruang kawasan strategis kabupaten/kota, dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
kabupaten/kota yang meliputi indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi; dan acuan dalam administrasi pertanahan.
Dengan demikian Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Tangerang
Selatan sangatlah strategis untuk menjadi pedoman dalam penyelenggaraan penataan
ruang, serta untuk menjaga kegiatan pembangunan agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidah
pembangunan berkelanjutan, sekaligus mampu mewujudkan ruang yang produktif dan
berdaya saing menuju Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan.Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dicapai melalui
memperkuat struktur internal tata ruang Kota Tangerang Selatan, yakni dengan
memperkuat sistem kota yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
keterkaitan dan interaksi antar pusat-pusat pertumbuhan utama Kota Tangerang Selatan.

Halaman V-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Peluang interaksi langsung dengan wilayah luar tetap terbuka dan dimanfaatkan seoptimal
mungkin. Selain tetap memperkuat struktur tata ruang internal, juga mulai memperkuat
struktur tata ruang eksternal. Hal ini dicapai dengan mengembangkan kegiatan ekonomi
wilayah yang diperkuat melalui pengembangan kegiatan jasa, perdagangan, pendidikan
dan perumahan. Gambar 5.1. dibawah ini menunjukkan Rencana Struktur Ruang Kota
Tangerang Selatan yangdigambarkan dalam Peta Rencana Struktur Ruang dengan tingkat
ketelitian 1:25.000. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota merupakan perwujudan
rencana struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kota, serta terdiri atas indikasi
program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan; dan waktu
pelaksanaan.

Gambar 5. 1 Peta Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan

Pembangunan daerah yang baik adalah pembangunan yang dilakukan konsisten,


berkelanjutan (sustainable) dan peka terhadap dinamika perubahan, artinya mampu
menjawab kebutuhan masyarakat, tetap dalam “track” visi jangka panjang,sesuai arahan
rencana tata ruang, standar pelayanan, evaluasi & capaian pembangunan sebelumnya, isu-
isu strategis yang mendesak untuk segera ditangani dan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku sebagaimana tergambarkan dalam gambar 5.2. dibawah ini.

Halaman V-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

RPJMD
2016-2021

Gambar 5. 2 Acuan Penyusunan RPJMD 2016-2021

Perumusan Visi dan Misi RPJMD 2016-2021

Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang yang
secara dinamis dipengaruhi oleh beberapa paradigm pembangunan kota diantaranya Smart
city, Livable city, Sustainable Deevelopment Goals (SDGs) serta kebijakan yang tertuang
dalam RPJPD Kota Tangerang Selatan Tahap kedua, serta penggalian aspirasi dan persepsi
masyarakat yang telah dilakukan.

VISI :
“TERWUJUDNYA TANGSEL KOTA CERDAS, BERKUALITAS DAN
BERDAYA SAING BERBASIS TEKNOLOGI DAN INOVASI”

Selanjutnya dengan memperhatikan arahan tahapan RPJPD, RTRW, SPM, isu-isu


strategis nasional dan provinsi, peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait,
evaluasi capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya, maka rumusan Visi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 adalah:

Halaman V-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Visi sebagai sebuah cita-cita perubahan kondisi yang didambakan, juga merupakan
jawaban atas permasalahan-permasalahan dan isu strategis di Kota Tangerang Selatan lima
tahun kedepan. Tabel 5.1 berikut ini menjelaskan hubungan antara permasalahan/isu
strategis dengan visi yang dicita-citakan.
Tabel 5. 1 Penjelasan Korelasi Isu Strategis dengan Visi
No Isu Strategis Visi
1 Kualitas Sumber Daya Manusia Korelasi dengan bagian dari visi
Meskipun IPM (79,38) relatif lebih baik dibanding Tangsel Cerdas
kab/kota lain di Provinsi Banten, namun Angka Melek
Huruf (AMH) dan Indeks Kemampuan Daya Beli
Masyarakat/Purchasing Power Parity (PPP) Kota
Tangsel masih perlu ditingkatkan, agar daya saing
daerah meningkat.
2 Pertumbuhan penduduk Korelasi Tangsel Cerdas dengan
Pertumbuhan penduduk (3,36%) dan Kepadatan penduduk yang terkendali dan tingkat
Penduduk (10.143 jiwa/km²) menjadi tantangan pendidikan serta kesehatan yang baik
tersendiri terhadap masalah sosial, migrasi penduduk,
dan pemenuhan kebutuhan dasar.
3 Sarana dan Prasarana wilayah Korelasi dengan visi berkualitas
Aksesibilitas orang, barang dan jasa masih sehingga memiliki daya saing
membutuhkan peningkatan ketersediaan dan kualitas
prasarana dan sarana wilayah apalagi sektor
perdagangan, hotel dan restoran adalah penyumbang
terbesar PDRB Kota Tangsel (31%). Disamping itu
ketaatan pada pemanfaatan ruang yang masih
kurang.RTH) untuk publik.
4 Perekonomian Daerah Korelasi dengan perekonomian yang
Meskipun perekonomian Kota Tangsel mampu tumbuh berdaya saing berbasis inovasi produk
diatas nasional dan provinsi (dengan kisaran 7,25- unggulan daerah
8,81% dalam 5 tahun terakhir) namun tingkat inflasi
relatif fluktuatif di antara 3% s/d 10,57%, tertinggi di
Tahun 2014 dan terendah di angka 3,24% di Tahun
2015. Hal tersebut berpengaruh pada tingkat daya beli
masyarakat, ketimpangan pendapatan dan laju
pertumbuhan ekonomi.
5 Kemiskinan dan kesejahteraan sosial Korelasi dengan masyarakat cerdas
Tingkat kemiskinan 1,69% dan tingkat pengangguran yang memiliki pendidikan, kesehatan
terbuka 6,23% sebagai dampak urbanisasi merupakan dan kesejahteraan yang baik
permasalahan kota yang harus diantisipasi agar tidak
semakin meningkat.
6 Tata kelola pemerintahan Korelasi dengan pengelolaan sistem
Masih belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan melalui aparatur yang
pemerintahan daerah, diantaranya terdapat produk- cerdas berbasis teknologi dan inovasi
produk hukum (perda) yang blm diselesaikan tepat
waktu, pelayanan publik masih perlu ditingkatkan,
Opini BPK RI atas laporan keuangan 2 tahun berturut-
turut masih WDP. NiIai AKIP Kota Tangsel masih CC.
Selanjutnya visi di atas perlu diperjelas dan dipertegas lagi agar penjabaran ke
dalam misi, tujuan serta sasaran dapat memperlihatkan keselarasan antara yang akan
dicapai dengan yang akan dilakukan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021. Tabel
5.2 menguraikan penjelasan visi sebagai berikut:

Halaman V-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 5. 2 Penjelasan Visi Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021


Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi
“Terwujudnya Kota Cerdas Mengandung makna bahwa prinsip yang dikedepankan dan
Tangsel Kota menjadi fondasi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Cerdas, yang ada di wilayah adalah prinsip cerdas, yang
Berkualitas, mencerminkan konsepsistematis, efisiensi, efektifitas,
profesionalisme, partisipasi dan akuntabilitas. Prinsip ini
Berdaya Saing
kemudian akan diturunkan dalam tataran praktis untuk
berbasis Teknologi membangun smart people, smart economy, smart mobility,
dan Inovasi” smart environment, smart living dan smart governance. Upaya
dalam mewujudkan visi cerdas ini sejauh mungkin akan
memaksimalkan manfaat aspek teknologi dan inovasi.

Kota Berkualitas Memiliki arti bahwa yang ingin diwujudkan oleh semua
stakeholder yang ada di wilayah adalah sebuah standar
kualitas tertinggi dalam setiap aspek. Sumberdaya manusia
yang kompeten, kondisi infrastruktur yang memenuhi
standar yang ditetapkan, lingkungan yang ditata dengan
mengedepankan prinsip berkesinambungan dan mendukung
produktifitas warga, penyelenggaraan pemerintahan yang
menerapkan kaidah-kaidah good governance, dan kehidupan
sosial masyarakat yang madani dan mencerahkan, adalah
batasan kualitas yang ingin dicapai. Dalam mencapai standar
tersebut konsep pembangunan berbasis kewilayahan, inovasi
dankolaborasi dari setiap elemen yang ada menjadi pilihan.
Kota Berdaya Saing Membawa pesan bahwa yang ingin dituju adalah sebuah kota
yang memiliki berbagai keunggulan baik komparatif maupun
kompetitif sehingga menjadi sebuah kawasan yang nyaman
sebagai tempat hunian dan menarik untuk berinvestasi. Kota
yang berdaya saing ini diterjemahkan melalui penyediaan
transportasi publik yang baik, kondusifitas wilayah yang
terjaga, daerah yang ramah inovasi, dunia usaha khususnya
industri kreatif dan UMKM yang berkembang, serta
mekanisme pelayanan perijinan yang mencerminakan
prinsip excellent service delivery. Inovasi adalah pintu utama
untuk mewujudkan kota yang memiliki nilai lebih dan
berdaya saing.

Berbasis Teknologi dan Untuk mewujudkan Kota Cerdas, berkualitas dan berdaya saing
Inovasi diupayakan dengan memanfaatkan teknologi sebagai basis
pendukung dan mendorong tumbuh kembangnya inovasi mulai
dari pembuatan kebijakan, pengembangan system sistem,
perumusan strategi dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan
pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan penjelasan visi di atas, pencapaian visi pemerintah daerah bisa


didekati dengan berbagai pendekatan dan instrumen pembangunan daerah terkait tolok
ukur kinerja yang menjadi patokan atau representasi perwujudan visi dan pelaksanaan misi.
Dalam Lampiran III Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, terkait tentang arsitektur kinerja
pembangunan daerah, disebutkan bahwa tolok ukur kinerja mewujudkan visi dan
pelaksanaan misi bisa direpresentasikan melalui beberapa indikator pembangunan daerah,

Halaman V-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

dengan beragam tingkat dampak (impact). Tingkat dampak ini memberikan gambaran
indikator keberhasilan pembangunan daerah yang bersifat makro dan diperoleh dari
pencapaian berbagai program prioritas yang terkait.

RPJMD Kota Tangsel


2016-2021

Terwujudnya
Tangsel Kota
Cerdas, Berkualitas,
Berdaya Saing
berbasis Teknologi
dan Inovasi

Gambar 5. 3 Visi RPJMN, RPJMD Provinsi Banten, dan RPJMD Kota Tangerang Selatan

Gambar di atas menunjukan bahwa Visi Kota Tangerang Selatan adalah bagian dari
cita-cita Provinsi Banten dan lebih luas lagi adalah bagian dari cita-cita nasional. Jika visi
mewujudkan Tangerang Selatan menjadi Kota yang Cerdas, Berkualitas, Berdaya saing
berbasis teknologi dan inovasi dapat terwujud, maka harapannya visi Bersatu mewujudkan
rakyat Banten sejahtera berlandasakan iman dan takwa juga akan terpengaruh. Selanjutnya
pencapaian terwujudnya rakyat Provinsi Banten sejahtera berlandasakan iman dan takwa
akan berpengaruh kepada pencapaian visi nasional dalam mewujudkan Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Halaman V-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

5.2 Misi
Antara Visi dan Misi memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dan saling terkait.
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan, sedangkan Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas
penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Rumusan misi dalam
dokumen RPJMD dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan
strategis, baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi, serta kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk
memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan
visi.
Rancangan misi Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021, tetap
berada dalam kerangka melanjutkan dan meningkatkan, memperkuat serta memantapkan
pencapaian pembangunan periode sebelumnya. Upaya perwujudan visi pembangunan
jangka menengah tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) Misi Pemerintah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

Halaman V-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

MISI :
1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan
berdaya saing;
2. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional;
3. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan;
4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan
produk unggulan;
5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis
teknologi informasi.

Hubungan misi RPJPD dengan misi RPJMD ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. 3 Hubungan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan RPJMD Tahun 2016-2021
No Misi RPJPD 2005-2025 No Misi RPJMD 2016-2021
1 Mewujudkan tata kelola pemerintah yang 5 Meningkatkan tata kelola pemerintahan
baik, bersih, professional, transparan, dan yang baik berbasis teknologi informasi;
bertanggungjawab
2 Meningkatkan perekonomian berbasis 4 Mengembangkan ekonomi kerkayatan
perdagangan dan jasa yang berdaya saing, berbasis inovasi dan produk unggulan;
berkeadilan serta berwawasan lingkungan
3 Menyediakan sarana dan prasarana kota 2 Meningkatkan infrastruktur kota yang
dalam jumlah dan kualitas yang memadai fungsional;
untuk mengimbangi pertumbuhan
pembangunan kota 3 Menciptakan kota layak huni yang
berwawasan lingkungan;
4 Membangun sumber daya manusia yang 1 Mengembangkan sumber daya manusia
produktif melalui peningkatan kualitas yang handal dan berdaya saing;
pendidikan dan kesehatan serta
penguasaan IPTEK yang dilandasi oleh
nilai-nilai keagamaan, hukum dan sosial
budaya

Halaman V-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Uraian keterkaitan visi dengan misi penjelasannya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. 4 Penjelasan Misi Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
VISI MISI PENJELASAN MISI
“Terwujudnya Mengembangkan Meningkatkan pembangunan manusia seutuhnya agar daya
Tangsel Kota sumber daya saingnya meningkat, serta mampu mendukung pencapaian tujuan
Cerdas, manusia yang SDGs menuju kota yang maju dan sejahtera.Prioritas
Berkualitas, handal dan berdaya pembangunan diharapkan pada tercapainya peningkatan kualitas
Berdaya Saing saing; sumber daya manusia yang semakin unggul dan berkarakter,
berbasis ditopang dengan kualitas pendidikan, kesehatan dan
Teknologi dan kesejahteraan yang makin baik serta penghayatan dan
Inovasi” pengamalan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
Meningkatkan jangkauan layanan pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas khususnya bagi masyarakat miskin dengan harapan
mampu menahan dan menekan tingkat kemiskinan dan
pengangguran. Meningkatkan kondisi sosial dan budaya
masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya, beretos kerja,
berkemampuan, sehat, dan cerdas berbasis pada nilai-nilai luhur
bangsa dan agama dalam rangka pencapaian masyarakat yang
sejahtera lahir dan batin.

Meningkatkan Meningkatkan kondisi infrastruktur kota yang memadai dan


infrastruktur kota berkelanjutan sehingga dapat menunjang seluruh aktifitas
yang fungsional; masyarakat Kota Tangerang Selatan dengan aman dan nyaman.

Menciptakan kota Sarana dan prasarana wilayah mantap, transportasi memadai


layak huni yang pemanfaatan ruang terkendali, ramah lingkungan dan menjadi
berwawasan sebuah kota yang tertata dan berkelanjutan.
lingkungan;
Mengembangkan Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang akseleratif dan kokoh
ekonomi kerakyatan berbasis pada ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan
berbasis inovasi dan (green economy) dan berkeadilan. Pengembangan potensi sektor
produk unggulan; unggulan daerah yang berdaya saing dengan memperhatikan
kearifan lokal dalam rangka meningkatkan daya saing dan
kemandirian daerah, dengan prioritas pembangunan diharapkan
pada sektor basis daerah akan menjadi pondasi perekonomian
daerah, makin besarnya peranan usaha mikro, menengah dan
koperasi dalam perekonomian daerah yang berbasis pada
partisipasi aktif segenap pemangku kepentingan.Pada sisi yang
lain pertumbuhan penduduk terkendali dan pemenuhan
kebutuhan dasar serta timbulnya masalah-masalah sosial dapat
terantisipasi dengan baik, sehingga rasa nyaman dan aman dapat
tercipta yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan
ekonomi.
Meningkatkan tata Mewujudkan pemerintahan yang baik, meningkatkan kapasitas
kelola pemerintahan daerah, dan jaringan kerjasama dalam rangka optimalisasi kinerja
yang baik berbasis pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
teknologi informasi. dalam suasana politik yang demokratis berdasarkan pada
semangat penegakan supremasi hukum dan HAM, daerah yang
kondusif, aman, tertib dan tentram. Dengan prioritas
pembangunan yang tepat diharapkan terjadi perbaikan yang
signifikan dalam kinerja penyelenggaraan pemerintahan,
ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan keuangan daerah,
dan meningkatnya kualitas aparatur daerah. Tata kelola
pemerintahan lebih professional, modern, maju dan akuntabel,
sehingga layanan terbaik kepada masyarakat mampu diberikan.

Halaman V-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

5.3 Tujuan
Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang ingin dicapai organisasi.
Perumusan tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah
satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki critical point dalam
penyusunan RPJMD. Tujuan dan sasaran menjabarkan visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota secara teknokratis dan partisipatif ke dalam operasional penyelenggaran
pemerintahan agar visi dan misi dapat terwujud.
Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah
yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras dengan
penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja, maka perencanaan pembangunan
daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah
lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu
kegiatan, program, dan sasaran. Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi Walikota
dan Wakil Walikota terpilih juga menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan
sasaran Renstra SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Hasil perumusan tujuan pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
dan keterkaitannya dengan Misi pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. 5 Tujuan Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021

NO TUJUAN
1 Mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya .
2 Meningkatkan aksesibilitas transportasi dan infrastruktur kota yang
lebih fungsional.
3 Meningkatkan sarana dan prasarana kota layak huni berwawasan
lingkungan.
4 Menumbuhkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis
produk unggulan.
5 Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dan reformasi birokrasi
yang lebih efektif dan akuntabel.

Halaman V-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

5.4 Sasaran
Setelah goals atau tujuan akhir ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan objectives atau sasaran. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu
tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Berdasarkan masing-masing tujuan yang telah ditetapkan maka dirumuskan sasaran
untuk kuantifikasi lebih lanjut dan lebih teknis agar dapat dikelola pencapaiannya. Sasaran
pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatnya partisipasi dan mutu pendidikan dasar
2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya kualitas angkatan kerja
4. Meningkatnya pengendalian jumlah penduduk
5. Meningkatanya pengarusutamaan gender
6. Meningkatnya pelayanan infrastruktur wilayah
7. Meningkatnya transportasi wilayah yang optimal
8. Meningkatnya sarana dan prasarana perkotaan
9. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
10. Meningkatnya keamanan dan ketertiban lingkungan
11. Meningkatnya investasi
12. Meningkatnya perekonomian perkotaan
13. Meningkatnya produk unggulan daerah
14. Meningkatnya konsistensi perencanaan penganggaran dan pembangunan
15. Meningkatnya pelayanan publik
16. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah
17. Meningkatnya akuntabilitas pemerintah daerah
Keterkaitan dari Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD 2016-2021 dapat dilihat
pada tabel 5.6 berikut: :

Halaman V-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 5. 6 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran,


Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
Visi : “Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas, Berkualitas, Berdaya Saing berbasis teknologi dan Inovasi”

No Kondisi Awal Target Akhir


Misi Tujuan Sasaran Indikator sasaran
2015 2021
1 Mengembangkan Mewujudkan 1.1 Meningkatnya partisipasi dan mutu  Angka Partisipasi Murni (APM) 98,88% 99,00%
Sumber Daya pembangunan manusia pendidikan dasar SD/MI
Manusia yang handal seutuhnya .  Indeks kelulusan SD/MI 100% 100%
dan berdaya saing  Angka Partisipasi Murni (APM) 84,81% 84,93%
SMP
 Indeks kelulusan SMP 100% 100%
 RLS (Rata-rata Lama Sekolah) 11,57 11,60-11,63
1.2 Meningkatnya derajat kesehatan  Angka Kematian Bayi (AKB) 1,2 /1000 1/ 1000
masyarakat kelahiran hidup kelahiran hidup
 Angka Kematian Ibu (AKI) 49/ 100000 32/ 100000
kelahiran hidup kelahiran hidup
 Angka Harapan Hidup 72,12 72,129-72,135
1.3 Meningkatnya kualitas angkatan  Rasio penyerapan tenaga kerja 63,04% 65%
kerja
1.4 Meningkatnya pengendalian jumlah  Laju Pertumbuhan Penduduk 3,36% 2,87%
penduduk (Proyeksi penduduk BPS)
1.5 Meningkatanya pengarusutamaan  Indeks pembangunan gender 93,41 93,46-93,69
gender  Indeks pemberdayaan gender 64,07 64,37-64,67
2 Meningkatan Meningkatkan aksesibilitas 2.1 Meningkatnya pelayanan  Indeks Kepuasan Layanan n.a 7
Infrastruktur kota transportasi dan infrastruktur wilayah Infrastruktur Dasar (IKLI)
yang fungsional infrastruktur kota yang  Indeks kinerja jaringan jalan 80% 90%
lebih fungsional. 2.2 Meningkatnya transportasi wilayah  Load factor angkutan perkotaan 50% 60%
yang optimal
3 Menciptakan kota Meningkatkan sarana dan 3.1 Meningkatnya sarana dan prasarana  Persentase kualitas sarana dan 70% 80%
layak huni yang prasarana kota layak huni perkotaan prasarana perkotaan
berwawasan berwawasan lingkungan. 3.2 Meningkatnya kualitas lingkungan  Indeks kualitas lingkungan 49% 61%
lingkungan hidup  Rasio ruang terbuka hijau terhadap 9% 12%
luas wilayah kota

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
HalamanV-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Awal Target Akhir


Misi Tujuan Sasaran Indikator sasaran
2015 2021
3.3 Meningkatnya keamanan dan  Angka kriminalitas 1657 1450
ketertiban lingkungan
4 Mengembangkan Menumbuhkan 4.1 Meningkatnya investasi  Jumlah Investasi PMA 3.230.423.144 3.650.000.000
ekonomi kerakyatan perekonomian daerah yang (USD) (USD)
berbasis inovasi dan berdaya saing berbasis  Jumlah Investasi PMDN 426.592.556.000 475.000.000.000
produk unggulan produk unggulan. (IDR) (IDR)
4.2 Meningkatnya perekonomian  PDRB 56,04 Triliun 79,50-86,49
perkotaan Triliun
 Laju Pertumbuhan Ekonomi 7,25% 6 % - 7,5%

 PDRB perkapita 36,32 juta 42.94-46,72 juta


rupiah/tahun rupiah/tahun
 Ketahanan Pangan (Pola Pangan 83,00% 93,00%
Harapan)
4.3 Meningkatnya produk unggulan  Jumlah inovasi produk unggulan 50 80
daerah
5 Meningkatnya tata Optimalisasi 5.1 Meningkatnya konsistensi  Tingkat konsistensi antar dokumen n.a 90%
kelola pemerintahan penyelenggaraan perencanaan penganggaran dan
yang baik berbasis pemerintahan dan pembangunan
teknologi informasi. reformasi birokrasi yang Meningkatnya pelayanan publik  Tingkat kepuasan pelayanan Mutu pelayanan B Mutu pelayanan
lebih efektif dan akuntabel. 5.2 publik A
Meningkatnya pengelolaan  Komposisi PAD terhadap APBD 47% 49%
5.3 keuangan daerah  Jumlah APBD 3,1 Triliun 3,5 Triliun
 Opini BPK WTP WTP
Meningkatnya akuntabilitas  Predikat Akip CC B
5.4 pemerintah daerah

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
HalamanV-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Visi
“Terwujudnya Tangsel Kota
Cerdas, Berkualitas dan Berdaya
Saing berbasis Teknologi dan
Inovasi”

Misi :
1. Mengembangkan sumber
daya manusia yang handal
dan berdaya saing;
2. Meningkatkan infrastruktur
kota yang fungsional;
3. Menciptakan kota layak 32 Indikator Target
5 Tujuan : 17 Sasaran
huni yang berwawasan Sasaran Kondisi Akhir
lingkungan;
4. Mengembangkan ekonomi
kerakyatan berbasis inovasi
dan produk unggulan;
5. Meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik
berbasis teknologi
informasi.

Gambar 5.4 Skema Pencapaian Visi Dan Misi RPJMD

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
HalamanV-17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab VI
Strategi dan Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah

Setelah visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator sasaran ditetapkan, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun bagaimana cara mencapainya. Cara bagaimana mencapai
sebuah tujuan dan apa saja yang harus ditetapkan untuk mengarah kepada tujuan dan
sasaran pembangunan daerah adalah sesuatu yang sering disebut sebagai strategi dan arah
kebijakan. Oleh karena itu strategi dan arah kebijakan RPJMD merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan
sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif,
strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan
perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya
memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan
teknologi informasi.

6.1 Strategi
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi

Halaman VI-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
6.1.1 Analisis Strategi
Metode yang dapat digunakan dalam perumusan strategi adalah metode analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Analisis SWOT digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang
dimiliki, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh Kota
Tangerang Selatan dalam penyelenggaraan pembangunan tahun 2016-2021.

Identifikasi Dan Analisis SWOT


Identifikasi SWOT merupakan upaya untuk memetakan kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) yang dimiliki, serta peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) yang dihadapi oleh Kota Tangerang Selatan dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Hasil identifikasi SWOT tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Kekuatan (Strengths)


Berdasarkan analisis kondisi daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah, analisis
permasalahan pembangunan daerah, dan analisis isu strategis pembangunan jangka
menengah yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa hal yang dapat menjadi
kekuatan (strengths) dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Kota Tangerang
Selatan selama lima tahun ke depan adalah:
A. Kota Tangerang Selatan memiliki potensi sumber air baku yang melimpah karena
wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai, yaitu sungai
Sungai Cisadane, Sungai Angke, dan Sungai Pesanggrahan.
B. Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk yang besar yaitu sebanyak
1.492.999 jiwa pada tahun 2014 dengan laju pertumbuhan penduduk 3,44% dan
persentase penduduk usia produktif sebesar 71,65%, yang dapat menjadi modal
dasar pembangunan daerah.
C. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 79,17 di Tahun 2014 tertinggi di Provinsi
Banten dan angkanya terus meningkat dalam kurun waktu 2011-2014;
D. Kondisi perekonomian Kota Tangerang Selatan sangat baik yang ditandai dengan
nilai PDRB ADHK 2010 selama tahun 2012-2014 yang cukup tinggi yaitu Rp
Rp.42.823,77 milyar pada tahun 2014 dan menunjukkan peningkatan dari tahun
ke tahun dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) mencapai 8,99% pada tahun
2014.

Halaman VI-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

E. Pendapatan per kapita penduduk Kota Tangerang Selatan relatif tinggi yang
ditandai dengan nilai PDRB per Kapita ADHK 2010 yang mencapai Rp 34,3 juta
dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun selama tahun 2011-2014
dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 5,61% per tahun.
F. Pembangunan pendidikan di Kota Tangerang Selatan semakin maju yang ditandai
dengan pencapaian indeks pendidikan selama tahun 2011-2014 yang relatif tinggi
dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu angka melek huruf
mencapai 98,62% dan angka rata-rata lama sekolah mencapai 11,56.
G. Pembangunan kesehatan di Kota Tangerang Selatan semakin maju yang ditandai
dengan pencapaian angka usia harapan hidup selama tahun 2011-2014 yang relatif
tinggi yaitu 72,11 tahun dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
H. Persentase penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan relatif rendah yaitu
sebesar 1,62%.
I. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Tangerang Selatan relatif rendah
yaitu sebesar 6,92%.
J. Pendapatan asli daerah Kota Tangerang Selatan selama tahun 2010-2014
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,0%.

2. Identifikasi Kelemahan (Weaknesses)


Berdasarkan analisis kondisi daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah, analisis
permasalahan pembangunan daerah, dan analisis isu strategis pembangunan jangka
menengah Kota Tangerang Selatan yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa hal
yang dapat menjadi kelemahan (weaknesses) dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah selama lima tahun ke depan adalah:
A. IPM Tangsel relatif tinggi dibanding kab/kota lain di Provinsi Banten, hanya saja
tingkat kemerataan akses pendidikan di 7 kecamatan harus ditingkatkan.
B. Ketersediaan fasilitas pendidikan dan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan
terjangkau masih belum memadai.
C. Ketersediaan fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau masih belum memadai.
D. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas masih belum
memadai.
E. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas, seperti
jaringan air minum, jaringan air lmbah, jaringan drainase, dan persampahan,
masih belum memadai.
F. Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian banjir masih belum memadai.
G. Masih terdapat kawasan kumuh di Kota Tangerang Selatan, yaitu sebanyak 30
lokasi kawasan kumuh pada tahun 2014.

Halaman VI-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

H. Ketersediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR (Masyarakat


Berpenghasilan Rendah) masih belum memadai.
I. Ketersediaan Perda tentang rencana tata ruang seperti RDTR Kecamatan dan
Peraturan Zonasi sebagai pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang dan
ijin mendirikan bangunan belum memadai.
J. Ketersediaan dan pelayanan data/informasi, kajian/penelitian, dokumen, dan
sistem informasi pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah belum
memadai.
K. Sistem perencanaan, penganggaran, pengendalian (pemantauan dan pengawasan),
serta evaluasi pembangunan daerah belum optimal.
L. Masih terjadinya titik rawan kemacetan di beberapa bagian wilayah kota.
M. Tingkat pencemaran lingkungan, yaitu pencemaran air sungai, danau, dan air
tanah, serta pencemaran udara dan kebisingan, masih tinggi.
N. Pelayanan administrasi kependudukan dan kearsipan yang berkualitas masih
belum memadai.
O. Perlindungan perempuan dan anak serta pemberdayaan perempuan dalam
pembangunan masih belum optimal.
P. Kualitas dan kompetensi tenaga kerja belum memadai dengan spesifikasi
kebutuhan pembangunan dan dunia kerja.
Q. Kemampuan SDM dan kelembagaan, kualitas produk, akses terhadap permodalan
dan pasar, serta pola kemitraan UMKMK di Kota Tangerang Selatan masih belum
memadai.
R. Regulasi dan pelayanan penanaman modal yang berkualitas masih belum
memadai.
S. Pelestarian dan pengelolaan cagar budaya dan kesenian masih belum optimal.
T. Ketersediaan sarana dan prasarana kepemudaan dan olahraga belum memadai.
U. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup sehat, serta
terhadap kesehatan lingkungan, keamanan, ketentraman, dan ketertiban
masyarakat.
V. Ketersediaan prasarana pendidikan dasar dan menengah belum optimal yaitu
dengan ratio ketersediaan ruang kelas terhadap murid SD dan SMP sebesar 1: 38
dan ratio ruang kelas terhadap murid SMA dan SMK sebesar 1: 34 dari kondisi
ideal 1:32

Halaman VI-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

3. Identifikasi Peluang (Opportunities)


Berdasarkan analisis kondisi daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah, analisis
permasalahan pembangunan daerah, dan analisis isu strategis pembangunan jangka
menengah Kota Tangerang Selatan yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa hal
yang dapat menjadi peluang (opportunities) dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah selama lima tahun ke depan adalah:
A. Kota Tangerang Selatan memiliki letak dan kondisi geografis yang strategis, yaitu
berdekatan dengan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia (± 27
km).
B. Tersedianya sistem jaringan transportasi terpadu dengan kawasan Jabodetabek.
C. Kota Tangerang Selatan memiliki aksesibilitas yang baik terhadap simpul
transportasi berskala nasional dan internasional, seperti Bandara Internasional
Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Internasional Tanjung Priok.
D. Penetapan Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Kawasan Strategis
Nasional (KSN) Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur termasuk Kepulauan
Seribu dalam RTRW Nasional yang diprioritaskan pengembangannya dalam skala
nasional.
E. Penetapan Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) Kawasan Perkotaan Tangerang dan Tangerang Selatan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi
dalam RTRW Provinsi Banten yang diprioritaskan pengembangannya dalam skala
Provinsi Banten.
F. Adanya beberapa pengembang besar terutama pengembang perumahan;
G. Adanya PUSPIPTEK sebagai asset nasional yang berada di Kota Tangerang
Selatan;
H. Adanya beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan sekolah-
sekolah unggulan;
I. Adanya rencana pengembangan sistem transportasi terpadu dengan daerah yang
berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat dalam RTRW Provinsi
DKI Jakarta dan Jawa Barat.
J. Adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat.

4. Identifikasi Ancaman (Threats)


Berdasarkan analisis kondisi daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah, analisis
permasalahan pembangunan daerah, dan analisis isu strategis pembangunan jangka
menengah Kota Tangerang Selatan yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa hal
yang dapat menjadi ancaman (threats) dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
selama lima tahun ke depan adalah:

Halaman VI-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

A. Kota Tangerang Selatan memiliki letak dan kondisi geografis yang berdekatan
dengan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia berpotensi
menjadi daerah tujuan migrasi penduduk akibat ledakan penduduk Kota Jakarta
sehingga akan menimbulkan terjadinya ekspansi pemanfaatan lahan untuk
permukiman, serta peningkatan kebutuhan sarana, prasarana, dan fasilitas
perkotaan di Kota Tangerang Selatan.
B. Kota Tangerang Selatan memiliki potensi bencana banjir yang tinggi karena
wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai, yaitu sungai
Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab, dengan panjang daerah yang dilalui
sepanjang 33 kilometer, terutama apabila terjadi curah hujan yang tinggi di daerah
Bogor dan Jakarta yang mengalir melalui ketiga aliran sungai tersebut.
C. Angka inflasi di Kota Tangerang Selatan sangat dipengaruhi oleh harga bahan
makanan pokok (volatile food prices) atau sangat dipengaruhi oleh kondisi daerah
pemasok pangan ke Kota Tangerang Selatan dengan tingkat pemulihan yang
relatif lebih lambat dibandingkan daerah-daerah lain yang merupakan daerah
penghasil bahan makanan;
D. Gangguan ketentraman dan ketertiban masih diwarnai beberapa kali penangkapan
teroris dan ancanam bahaya Narkoba sebagai dampak posisi wilayah yang
strategis dan berbatasan langsung dengan Jakarta sebagai pintu masuk dunia
internasional.
E. Tingkat ketimpangan antar daerah di Provinsi Banten selama tahun 2009-2012
yang semakin besar dari tahun ke tahun berpotensi menjadikan Kota Tangerang
Selatan yang relatif kuat perekonomiannya sebagai tujuan migrasi penduduk dari
daerah lain sehingga akan menimbulkan peningkatan kebutuhan permukiman,
sarana dan prasarana, serta fasilitas perkotaan di Kota Tangerang Selatan.

Halaman VI-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 6.1
Identifikasi SWOT
Internal Eksternal
(+) Kekuatan: (+) Peluang:
A. Kota Tangerang Selatan memiliki potensi sumber air baku yang melimpah A. Kota Tangerang Selatan memiliki letak dan kondisi geografis
karena wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai, yang strategis, yaitu berdekatan dengan Kota Jakarta sebagai
yaitu sungai Sungai Cisadane, Sungai Angke, dan Sungai Pesanggrahan. Ibukota Negara Republik Indonesia (± 27 km).
B. Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk yang besar yaitu B. Tersedianya sistem jaringan transportasi terpadu dengan kawasan
sebanyak 1.492.999 jiwa pada tahun 2014 dengan laju pertumbuhan penduduk Jabodetabek.
3,44% dan persentase penduduk usia produktif sebesar 71,65%, yang dapat C. Kota Tangerang Selatan memiliki aksesibilitas yang baik
menjadi modal dasar pembangunan daerah. terhadap simpul transportasi berskala nasional dan internasional,
C. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 79,17 tertinggi di Provinsi Banten dan seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Pelabuhan
angkanya terus meningkat dalam kurun waktu 2011-2014; Internasional Tanjung Priok.
D. Kondisi perekonomian Kota Tangerang Selatan sangat baik yang ditandai D. Penetapan Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Kawasan
dengan nilai PDRB ADHK 2000 selama tahun 2012-2014 yang cukup tinggi Strategis Nasional (KSN) Kawasan Perkotaan Jabodetabek-
yaitu Rp Rp.42.823,77 milyar dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke Punjur termasuk Kepulauan Seribu dalam RTRW Nasional yang
tahun dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) mencapai 8,99% pada tahun diprioritaskan pengembangannya dalam skala nasional.
2014. E. Penetapan Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Pusat
E. Pendapatan per kapita penduduk Kota Tangerang Selatan relatif tinggi yang Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Tangerang dan
ditandai dengan nilai PDRB per Kapita ADHK 2000 yang mencapai Rp 34,3 Tangerang Selatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
juta dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun selama tahun 2011- internasional, nasional, atau beberapa provinsi dalam RTRW
2014 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 5,61% per tahun. Provinsi Banten yang diprioritaskan pengembangannya dalam
F. Pembangunan pendidikan di Kota Tangerang Selatan semakin maju yang skala Provinsi Banten.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Internal Eksternal
ditandai dengan pencapaian indeks pendidikan selama tahun 2011-2014 yang F. Adanya beberapa pengembang besar terutama pengembang
relatif tinggi dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu angka perumahan;
melek huruf mencapai 98,62% dan angka rata-rata lama sekolah mencapai G. Adanya PUSPIPTEK sebagai asset nasional yang berada di Kota
11,56. Tangerang Selatan;
G. Pembangunan kesehatan di Kota Tangerang Selatan semakin maju yang H. Adanya beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
ditandai dengan pencapaian angka usia harapan hidup selama tahun 2011- dan sekolah-sekolah unggulan;
2014 yang relatif tinggi yaitu 72,11 tahun dan menunjukkan peningkatan dari I. Adanya rencana pengembangan sistem transportasi terpadu
tahun ke tahun. dengan daerah yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta
H. Persentase penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan relatif rendah yaitu dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta.
sebesar 1,62%. J. Adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang
I. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Tangerang Selatan relatif pesat.
rendah yaitu sebesar 6,92%.
J. Pendapatan asli daerah Kota Tangerang Selatan selama tahun 2010-2014
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,0%.
(-) Kelemahan: (-) Ancaman:
A. IPM Tangsel relatif tinggi dibanding kab/kota lain di Provinsi Banten, hanya A. Kota Tangerang Selatan memiliki letak dan kondisi geografis yang
saja tingkat kemerataan akses pendidikan di 7 kecamatan harus ditingkatkan. berdekatan dengan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik
B. Ketersediaan fasilitas pendidikan dan pelayanan pendidikan yang berkualitas Indonesia berpotensi menjadi daerah tujuan migrasi penduduk
dan terjangkau masih belum memadai. akibat ledakan penduduk Kota Jakarta sehingga akan
C. Ketersediaan fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan menimbulkan terjadinya ekspansi pemanfaatan lahan untuk
terjangkau masih belum memadai. permukiman, serta peningkatan kebutuhan sarana, prasarana, dan
D. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas masih belum fasilitas perkotaan di Kota Tangerang Selatan.
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Internal Eksternal
memadai. B. Kota Tangerang Selatan memiliki potensi bencana banjir yang
E. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas, seperti tinggi karena wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui oleh 3 (tiga)
jaringan air minum, jaringan air lmbah, jaringan drainase, dan persampahan, aliran sungai, yaitu sungai Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab,
masih belum memadai. dengan panjang daerah yang dilalui sepanjang 33 kilometer,
F. Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian banjir masih belum memadai. terutama apabila terjadi curah hujan yang tinggi di daerah Bogor
G. Masih terdapat kawasan kumuh di Kota Tangerang Selatan, yaitu sebanyak 30 dan Jakarta yang mengalir melalui ketiga aliran sungai tersebut.
lokasi kawasan kumuh pada tahun 2014. C. Angka inflasi di Kota Tangerang Selatan sangat dipengaruhi oleh
H. Ketersediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR (Masyarakat harga bahan makanan pokok (volatile food prices) atau sangat
Berpenghasilan Rendah) masih belum memadai. dipengaruhi oleh kondisi daerah pemasok pangan ke Kota
I. Ketersediaan Perda tentang rencana tata ruang seperti RDTR Kecamatan dan Tangerang Selatan dengan tingkat pemulihan yang relatif lebih
Peraturan Zonasi sebagai pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang lambat dibandingkan daerah-daerah lain yang merupakan daerah
dan ijin mendirikan bangunan belum memadai. penghasil bahan makanan;
J. Ketersediaan dan pelayanan data/informasi, kajian/penelitian, dokumen, dan D. Gangguan ketentraman dan ketertiban masih diwarnai beberapa
sistem informasi pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah kali penangkapan teroris dan ancanam bahaya Narkoba sebagai
belum memadai. dampak posisi wilayah yang strategis dan berbatasan langsung
K. Sistem perencanaan, penganggaran, pengendalian (pemantauan dan dengan Jakarta sebagai pintu masuk dunia internasional.
pengawasan), serta evaluasi pembangunan daerah belum optimal. E. Tingkat ketimpangan antar daerah di Provinsi Banten selama
L. Masih terjadinya titik rawan kemacetan di beberapa bagian wilayah kota. tahun 2009-2012 yang semakin besar dari tahun ke tahun
M. Tingkat pencemaran lingkungan, yaitu pencemaran air sungai, danau, dan air berpotensi menjadikan Kota Tangerang Selatan yang relatif kuat
tanah, serta pencemaran udara dan kebisingan, masih tinggi. perekonomiannya sebagai tujuan migrasi penduduk dari daerah
N. Pelayanan administrasi kependudukan dan kearsipan yang berkualitas masih lain sehingga akan menimbulkan peningkatan kebutuhan
belum memadai. permukiman, sarana dan prasarana, serta fasilitas perkotaan di

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Internal Eksternal
O. Perlindungan perempuan dan anak serta pemberdayaan perempuan dalam Kota Tangerang Selatan.
pembangunan masih belum optimal.
P. Kualitas dan kompetensi tenaga kerja belum memadai dengan spesifikasi
kebutuhan pembangunan dan dunia kerja.
Q. Kemampuan SDM dan kelembagaan, kualitas produk, akses terhadap
permodalan dan pasar, serta pola kemitraan UMKMK di Kota Tangerang
Selatan masih belum memadai.
R. Regulasi dan pelayanan penanaman modal yang berkualitas masih belum
memadai.
S. Pelestarian dan pengelolaan cagar budaya dan kesenian masih belum optimal.
T. Ketersediaan sarana dan prasarana kepemudaan dan olahraga belum memadai.
U. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup sehat, serta
terhadap kesehatan lingkungan, keamanan, ketentraman, dan ketertiban
masyarakat.
V. Ketersediaan prasarana pendidikan dasar dan menengah belum optimal yaitu
dengan ratio ketersediaan ruang kelas terhadap murid SD dan SMP sebesar 1:
38 dan ratio ruang kelas terhadap murid SMA dan SMK sebesar 1: 34 dari
kondisi ideal 1:32

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2015

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

6.1.2 Perumusan Strategi


Berdasarkan pertimbangan bahwa visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota
terpilih tidak bersifat merombak total apa yang sudah dicanangkan sebelumnya,
melainkan akan melanjutkan, menambahkan, dan memperkuat aspek-aspek yang belum
disentuh atau belum dilaksanakan secara paripurna, baik karena keterbatasan waktu
maupun keterbatasan anggaran, maka rumusan strategi hasil analisis SWOT tersebut
dapat dilihat pada tabel 6.2 berikut ini:

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 6.2
Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Arah kebijakan untuk mengarahkan Strategi Pencapaian Sasaran
Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi
2021
Tujuan 1 : Mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya
1 Meningkatnya partisipasi dan mutu  Angka Partisipasi Murni (APM)  99,00%  Meningkatkan akselerasi
pendidikan dasar SD/MI penyelenggaraan pendidikan di
 Indeks kelulusan SD/MI  100% kecamatan yang angka partisipasi
 Angka Partisipasi Murni (APM)  84,93% pendidikannya masih rendah
SMP  Meningkatkan kualitas
 Indeks kelulusan SMP  100% penyelenggaraan pendidikan
 RLS (Rata-rata Lama Sekolah)  11,60-11,63  Menyiapkan formasi dan kompetensi
tenaga pendidik dan kependidikan
 Menguatkan dan mengembangkan
pendidikan non formal dan informal
2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat  Angka Kematian Bayi (AKB)  1/ 1000  Meningkatkan pelayanan dan upaya
kelahiran hidup kesehatan berbasis pemberdayaan
 Angka Kematian Ibu (AKI)  32/ 100000 masyarakat
kelahiran hidup  Meningkatkan apresiasi terhadap
 Angka Harapan Hidup  72,129-72,135 pelaku/atlet olahraga disertai dengan
peningkatan sarana dan prasarana
olahraga yang memadai
3 Meningkatnya kualitas angkatan kerja  Rasio penyerapan tenaga kerja  65%  Memperluas lapangan pekerjaan
melalui penciptaan wirausaha baru
 Meningkatkan peran serta kepemudaan
4 Meningkatnya pengendalian jumlah  Laju Pertumbuhan Penduduk  2,87%  Mendorong keluarga mandiri dan
penduduk (Proyeksi penduduk BPS) sejahtera
5 Meningkatanya pengarusutamaan gender  Indeks pembangunan gender  93,46-93,69  Mendorong peran perempuan untuk
lebih aktif dalam pembangunan
 Indeks pemberdayaan gender  64,37-64,67

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi
2021
Tujuan 2 : Meningkatkan aksesibilitas transportasi dan infrastruktur kota yang lebih fungsional
6 Meningkatnya pelayanan infrastruktur  Indeks kepuasan layanan  7  Meningkatkan infrastruktur jalan dan
wilayah infrastruktur dasar (IKLI) jembatan dengan kapasitas dan kualitas
untuk aksesibilitas pergerakan kegiatan
antar wilayah dan energi guna
mendukung kegiatan perekonomian
dan layanan pemerintahan
 Meningkatkan pengelolaan
infrastruktur pemukiman, sumberdaya
 Indeks kinerja jaringan jalan  90% air dan lingkungan sehat
 Meningkatkan rasio saluran drainase
dan trotoar yang berkualitas
 Mengupayakan pencegahan dan
pengendalian banjir secara efektif
dengan mengintegrasikan kegiatan
konservasi, pendayagunaan,sistem
informasi, dan pemberdayaan
masyarakat
7 Meningkatnya transportasi wilayah yang  Load factor angkutan perkotaan  60%  Meningkatkan sarana prasarana
optimal perhubungan dan transportasi umum
yang aman dan memadai
 Meningkatkan sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat
Tujuan 3: Meningkatkan sarana dan prasarana kota layak huni berwawasan lingkungan
8 Meningkatnya sarana dan prasarana  Persentase kualitas sarana dan  80%  Meningkatkan pengelolaan
perkotaan prasarana perkotaan persampahan, dengan kebijakan yang
diarahkan pada intensifikasi dan
ekstensifikasi pengelolaan sampah
9 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup  Indeks kualitas lingkungan  61%  Mengembangkan kerangka regulasi

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi
2021
 Rasio ruang terbuka hijau  12% penataan ruang dan data spasial
terhadap luas wilayah kota  Mewujudkan ruang-ruang publik yang
mendorong aktivitas dan kreatifitas
10 Meningkatnya keamanan dan ketertiban  Angka kriminalitas  1450 masyarakat.
lingkungan
 Meningkatkan pemanfaatan SDA,
lingkungan dan energi yang seimbang
dan berkelanjutan
 Mendorong aparatur dan swadaya
masyarakat untuk terlibat aktif dalam
pemeliharaan keamanan, ketertiban
lingkungan dan penanggulangan
bencana
 Melakukan pembinaan keagamaan dan
kemasyarakatan dengan melibatkan
pemuka agama dan tokoh masyarakat
Tujuan 4 : Menumbuhkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis produk unggulan
11 Meningkatnya investasi  Jumlah Investasi PMA  3.650.000.000  Optimalisasi kinerja pelayanan
(USD) perijinan investasi, menjaga iklim
 Jumlah Investasi PMDN  475.000.000.000 investasi yang kondusif dan kolaborasi
(IDR) pendanaan pembangunan
12 Meningkatnya perekonominan perkotaan  PDRB  79,50-86,49  Mengembangkan dan mengaktifkan
Triliun UMKM, koperasi dan lembaga
 Laju Pertumbuhan Ekonomi  6 % - 7,5% keuangan lainnya
 Meningkatkan aktivitas usaha yang
 PDRB perkapita  42.94-46,72 juta berdaya saing di bidang perdagangan,
rupiah /tahun jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif
 Ketahanan Pangan (Pola Pangan  93,00% berbasis potensi local
Harapan)  Meningkatkan kerjasama dalam
penanggulanagan masalah sosial dan
penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat dan dunia
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi
2021
usaha

13 Meningkatnya produk unggulan daerah  Jumlah inovasi produk unggulan  80  Mengembangkan sarana prasarana
utama dan pendukung bagi
pengembangan MICE yang dapat
secara signifikan menjadi faktor
penarik wisatawan serta trigger
bangkitan ekonomi lainnya
Tujuan 5 : Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dan refromasi birokrasi yang lebih efektif dan akuntabel
14 Meningkatnya konsistensi perencanaan  Tingkat konsistensi antar  90%  Meningkatkan perencanaan
penganggaran dan pembangunan dokumen penganggaran dan pelaksanaan
pembangunan
15 Meningkatnya pelayanan publik  Tingkat kepuasan pelayanan  Mutu pelayanan  Meningkatnya kinerja dan efektifitas
publik A pelayanan publik pemerintah daerah
16 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah  Komposisi PAD terhadap  49%  Optimalisasi anggaran daerah yang
APBD akuntabel dan berbasis teknologi
 Jumlah APBD  3,5 Triliun informasi
 Opini BPK  WTP
17 Meningkatnya akuntabilitas pemerintah  Predikat Akip  B  Meningkatkan kapasitas sistem dan
daerah aparatur melalui pendidikan dan
pelatihan diimbangi dengan
optimalisasi sistem dan manajemen
tata kelola pemerintahan
 Membangun layanan yang ramah dan
menarik dengan pengembangan sistem
informasi disemua pelayanan publik
termasuk optimalisasi penggunaan
teknologi informasi yang terintegrasi
bagi seluruh pelayanan publik menuju
cyber city
 Memelihara Rutin/Berkala

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi
2021
sarana/prasarana Kearsipan dan
Pelayanan Kearsipan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

6.2 Arah Kebijakan


Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih
agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima)
tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan
sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan daerah Kota
Tangerang Selatan tahun 2016-2021disesuaikan dengan RPJPD dapat diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 6.3
Tahapan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016-2021

No Tahun Arah Kebijakan


1 Tahun dasar Kompilasi dan analisis baseline data dan hasil evaluasi capaian
indikator kinerja pembangunan daerah sampai dengan tahun
dasar
2 Tahun ke -1 (2016) Pemenuhan prasyarat dan syarat tata kelola pemerintahan yang
baik dengan pengembangan, dan pemeliharaan sistem
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah
beserta aplikasi sistem pendukungnya
3 Tahun ke-2 (2017) Penguatan sumberdaya manusia yang berdayasaing
4 Tahun ke-3 (2018) Pemenuhan infrastruktur kota yang memadai dan berwawasan
lingkungan
5 Tahun ke-4 (2019) Pemenuhan infrastruktur kota yang memadai dan berwawasan
lingkungan
6 Tahun ke-5 (2020) Penguatan ekonomi kota berbasis jasa dan perdagangan
7 Tahun ke-6 Transisi Penguatan ekonomi kota berbasis jasa dan perdagangan
(2021)

Dengan tahapan arah kebijakan, maka strategi dapat dijelaskan secara logis kapan
dijalankan mendahului atau menjadi prasyarat bagi strategi lainnya. Urutan strategi dari
tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun dipandu dan dijelaskan dengan arah kebijakan.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang komprehensif
mengenai bagaimana Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat mencapai tujuan dan
sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Selanjutnya strategi dan arah kebijakan,
dapat dilihat pada table 6.4.berikut ini.

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 6.4
Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi Pencapaian Sasaran
Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
Tujuan 1 : Mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya
1 Meningkatnya partisipasi dan  Angka Partisipasi Murni (APM)  99,00%  Meningkatkan akselerasi  Meningkatkan pendidikan non-formal
mutu pendidikan dasar SD/MI penyelenggaraan pendidikan di
 Indeks kelulusan SD/MI  100% kecamatan yang angka partisipasi
 Angka Partisipasi Murni (APM)  84,93% pendidikannya masih rendah
SMP  Meningkatkan kualitas  Meningkatkan Wajib Belajar
 Indeks kelulusan SMP  100% penyelenggaraan pendidikan Pendidikan Dasar dua belas Tahun
 RLS (Rata-rata Lama Sekolah)  11,60-11,63  Menyiapkan formasi dan kompetensi  Meningkatkan pengelolaan pelayanan
tenaga pendidik dan kependidikan dan mutu pendidikan

 Menguatkan dan mengembangkan  Meningkatkan kualitas informasi dan


pendidikan non formal dan informal budaya baca
2 Meningkatnya derajat kesehatan  Angka Kematian Bayi (AKB)  1/ 1000  Meningkatkan pelayanan dan upaya  Mengembangkan mutu pelayanan
masyarakat kelahiran kesehatan berbasis pemberdayaan kesehatan
hidup masyarakat  Mengembangkan, pemeliharaan
 Angka Kematian Ibu (AKI)  32/ 100000 sarana dan prasarana pelayanan
kelahiran puskesmas
hidup  Penyediaan dan pengawasan
 Angka Harapan Hidup  72,129-72,135 perbekalan kesehatan
 Meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil dan melahirkan, bayi,
balita, anak, remaja dan lansia.
 Meningkatkan kualitas gizi
masyarakat
 Memberdayakan masyarakat agar
hidup sehat
 Mengembangkan sumber daya
manusia kesehatan
 Meningkatkan pelayanan kesehatan
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
dasar, rujukan, komplementer dan
penanggulangan penyakit menular-
tidak menular
 Meningkatkan kualitas layanan
Rumah Sakit
 Meningkatkan pengelolaan
infrastruktur pemukiman,
sumberdaya air dan lingkungan sehat
 Meningkatkan apresiasi terhadap  Membina dan memasyarakatkan
pelaku/atlet olahraga disertai dengan olahraga
peningkatan sarana dan prasarana  Meningkatkan sarana dan prasarana
olahraga yang memadai olahraga
3 Meningkatnya kualitas angkatan  Rasio penyerapan tenaga kerja  65%  Memperluas lapangan pekerjaan  Pengembangan produkifitas,
kerja melalui penciptaan wirausaha baru kesempatan dan lembaga ketenaga
kerjaan
 Meningkatkan peran serta  Meningkatkan peran serta
kepemudaan kepemudaan
 Memperbaiki upaya-upaya
penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda
4 Meningkatnya pengendalian  Laju Pertumbuhan Penduduk  2,87%  Mendorong keluarga mandiri dan  Membina masyarakat dalam
jumlah penduduk (Proyeksi penduduk BPS) sejahtera menciptakan keluarga sejahtera dan
mandiri
5 Meningkatanya  Indeks pembangunan gender  93,46-93,69  Mendorong peran perempuan untuk  Meningkatkan Peran Serta dan
pengarusutamaan gender  Indeks pemberdayaan gender  64,37-64,67 lebih aktif dalam pembangunan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
 Meningkatkan kualitas hidup serta
perlindungan kepada perempuan dan
anak
 Menguatkan lembaga PUG dan Anak
Tujuan 2 : Meningkatkan aksesibilitas transportasi dan infrastruktur kota yang lebih fungsional
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
6 Meningkatnya pelayanan  Indeks kepuasan layanan  7  Meningkatkan infrastruktur jalan dan  Meningkatkan pembangunan dan
infrastruktur wilayah infrastruktur dasar (IKLI) jembatan dengan kapasitas dan pemeliharaan jalan dan jembatan
 Indeks kinerja jaringan jalan  90% kualitas untuk aksesibilitas  Menata penguasaan, pemilikan,
pergerakan kegiatan antar wilayah penggunaan dan pemanfaatan tanah
dan energi guna mendukung kegiatan
perekonomian dan layanan
pemerintahan
 Meningkatkan pengelolaan  Menata lingkungan terpadu
infrastruktur pemukiman, permukiman
sumberdaya air dan lingkungan sehat  Menciptakan lingkungan sehat
 Mengembangkan infrastruktur
pemukiman
 Mengelola air bersih dan air limbah
 Meningkatkan rasio saluran drainase  Meningkatkan pembangunan dan
dan trotoar yang berkualitas pemeliharaan Saluran Drainase/
Gorong-Gorong
 Mengupayakan pencegahan dan  Mencegah dan Menangani
pengendalian banjir secara efektif  Mengelola dan mengkonversi sungai,
dengan mengintegrasikan kegiatan danau dan sumber daya air lainnya
konservasi, pendayagunaan,sistem
informasi, dan pemberdayaan
masyarakat
7 Meningkatnya transportasi  Load factor angkutan perkotaan  60%  Meningkatkan sarana prasarana  Meningkatkan layanan angkutan
wilayah yang optimal perhubungan dan transportasi umum  Mengendalikan dan mengamankan
yang aman dan memadai lalu lintas
 Meningkatkan sarana dan prasarana  Membangun sarana prasarana
komunikasi dan informasi yang perhubungan
mudah diakses oleh masyarakat  Meningkatkan Transportasi Masal

Tujuan 3: Meningkatkan sarana dan prasarana kota layak huni berwawasan lingkungan
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
8 Meningkatnya sarana dan  Persentase kualitas sarana dan  80%  Meningkatkan pengelolaan  Mengembangkan teknologi
prasarana perkotaan prasarana perkotaan persampahan, dengan kebijakan yang pengolahan sampah
diarahkan pada intensifikasi dan  Penyediaan Fasilitas Pengangkut
ekstensifikasi pengelolaan sampah Sampah dan Sosialisasi pengurangan
volume dari sumber sampah
9 Meningkatnya kualitas  Indeks kualitas lingkungan  61%  Mengembangkan kerangka regulasi  Meningkatkan dan mengelola Ruang
lingkungan hidup  Rasio ruang terbuka hijau  12% penataan ruang dan data spasial Terbuka Hijau
terhadap luas wilayah kota  Mewujudkan ruang-ruang publik  Merencanakan Tata Ruang Kota
yang mendorong aktivitas dan  Kebiajakan, pengendalian dan
kreatifitas masyarakat. memanfaatkan Ruang sesuai Tata
Ruang
 Merencanakan Pengembangan
Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
 Meningkatkan pemanfaatan SDA,  Mengendalikan Pencemaran
lingkungan dan energi yang seimbang ,Perusakan Lingkungan Hidup dan
dan berkelanjutan pengelolaan mutu laboratorium LH
 Melindungi dan mengkonservasi
Sumber Daya Alam
 Meningkatkan Edukasi dan
Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan Hidup
10 Meningkatnya keamanan dan  Angka kriminalitas  1450  Mendorong aparatur dan swadaya  Memberdayakan masyarakat untuk
ketertiban lingkungan masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga ketertiban dan keamanan
pemeliharaan keamanan, ketertiban  Menegakkan peraturan daerah dan
lingkungan dan penanggulangan peraturan walikota
bencana  Pencegahan bahaya kebakaran
 Meningkatkan efektifitas tanggap
darurat dan mitigasi menghadapi
bencana

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
 Melakukan pembinaan keagamaan  Memberikan pendidikan politik
dan kemasyarakatan dengan masyarakat
melibatkan pemuka agama dan tokoh  Mengembangkan wawasan
masyarakat kebangsaan
Tujuan 4 : Menumbuhkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis produk unggulan
11 Meningkatnya investasi  Jumlah Investasi PMA  3.650.000.000  Optimalisasi kinerja pelayanan  Meningkatkan investasi melalui
 Jumlah Investasi PMDN (USD) perijinan investasi, menjaga iklim promosi dan kerjasama
 475.000.000.0 investasi yang kondusif dan  Meningkatkan pengendalian,
00 (IDR) kolaborasi pendanaan pembangunan pengawasan dan kualitas pelayanan
perijinan yang bermutu
12 Meningkatnya perekonomian  PDRB  79,50-86,49  Mengembangkan dan mengaktifkan  Pengembangan kelembagaan, iklim
perkotaan  Laju Pertumbuhan Ekonomi Triliun UMKM, koperasi dan lembaga usaha dan kewirausahaan koperasi
 PDRB perkapita  6 % - 7,5% keuangan lainnya  Mengembangkan IKM dan koperasi
 Ketahanan Pangan (Pola  42.94-46,72
 Meningkatkan aktivitas usaha yang  Melindungi konsumen dan
Harapan Pangan) juta rupiah
berdaya saing di bidang perdagangan, mengamankan perdagangan
/tahun
jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif  Membina pedagang kecil
 93,00% berbasis potensi lokal  Meningkatkan ekspor
 Meningkatkan ketahanan pangan
 Meningkatkan kualitas pengelolaan
Pasar

 Meningkatkan kerjasama dalam  Meningkatkan Jaminan Sosial
penanggulanagan masalah sosial dan  Meningkatkan Kesejahteraan Sosial
penanggulangan kemiskinan berbasis  Memberdayakan kelembaaan
pemberdayaan masyarakat dan dunia kesejahteraan sosial
usaha  Mendorong peran serta, lembaga
ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan
13 Meningkatnya produk unggulan  Jumlah inovasi produk unggulan  80  Mengembangkan sarana prasarana  Mengembangkan kemitraan untuk
daerah utama dan pendukung bagi mendukung pengembangan MICE
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
pengembangan MICE yang dapat  Pengembangan sumber daya
secara signifikan menjadi faktor pariwisata dan ekonomi kreatif
penarik wisatawan serta trigger  Mengembangkan dan mengelola
bangkitan ekonomi lainnya Kebudayaan

Tujuan 5 : Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dan reformasi birokrasi yang lebih efektif dan akuntabel
14 Meningkatnya konsistensi  Tingkat konsistensi antar  90%  Meningkatkan perencanaan  Menyusun dokumen Perencanaan
perencanaan penganggaran dan dokumen penganggaran dan pelaksanaan Pembangunan Daerah
pembangunan pembangunan

15 Meningkatnya pelayanan publik  Tingkat kepuasan pelayanan  Mutu  Meningkatnya kinerja dan efektifitas  Menata Kelembagaan dan Tata Kerja
publik pelayanan A pelayanan publik pemerintah daerah Pemerintahan
 Meningkatkan kerjasama
pembangunan
 Menata peraturan perundang-
undangan serta menerbitkan regulasi
dan menyelaraskan peraturan-
peraturan di daerah
 Melayani Bantuan Hukum dan HAM
 Meningkatkan Pelayanan Kedinasan
Kepala Daerah / Wakil Kepala
Daerah dan DPRD
 Meneliti dan mengembangkan daerah
serta melakukan koordinasi di Bidang
Penelitian, Pengembangan dan
Statistik
 Meningkatkan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala
Daerah (KDH)
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Target Akhir
No Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan
2021
 Meningkatkan kualitas Pelayanan
administrasi dan sarana prasarana
perkantoran

16 Meningkatnya pengelolaan  Komposisi PAD terhadap  49%  Optimalisasi anggaran daerah yang  Meningkatkan dan mengembangkan
keuangan daerah APBD akuntabel dan berbasis teknologi pengelolaan keuangan daerah
 Jumlah APBD  3,5 Triliun informasi  Meningkatkan Pengelolaan Aset
 Opini BPK  WTP Daerah
 Meningkatkan Pengelolaan Pajak dan
retribusi Daerah
17 Meningkatnya akuntabilitas  Predikat Akip  B  Meningkatkan kapasitas sistem dan  Membina dan mengembangkan
pemerintah daerah aparatur melalui pendidikan dan kapasitas sumber daya aparatur
pelatihan diimbangi dengan  Mengembangkan Manajemen
optimalisasi sistem dan manajemen Kepegawaian
tata kelola pemerintahan  Penguatan sistem tata kelola
pemerintahan
 Membangun layanan yang ramah dan  Menata Administrasi Kependudukan
menarik dengan pengembangan  Informasi wilayah yang terintegrasi
sistem informasi disemua pelayanan  Meningkatkan Peran Kecamatan dan
publik termasuk optimalisasi Kelurahan
penggunaan teknologi informasi yang  Meningkatkan Komunikasi dan
terintegrasi bagi seluruh pelayanan Mengembangkan Informasi dan
publik menuju cyber city Media Massa
 Mengoptimalkan pemanfaatan TI
 Memelihara Rutin/Berkala  Memelihara Rutin/Berkala
sarana/prasarana Kearsipan dan sarana/prasarana Kearsipan dan
Pelayanan Kearsipan Pelayanan Kearsipan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tujuan :
1. Mewujudkan pembangunan
manusia seutuhnya .
2. Meningkatkan aksesibilitas
transportasi dan
infrastruktur kota yang
lebih fungsional.
3. Meningkatkan sarana dan
17 Sasaran 32 91 Arah
prasarana kota layak huni
Indikator 33 Strategi Kebijakan
berwawasan lingkungan.
4. Menumbuhkan Sasaran
perekonomian daerah yang
berdaya saing berbasis
produk unggulan.
5. Optimalisasi
penyelenggaraan
pemerintahan dan reformasi
birokrasi yang lebih efektif
dan akuntabel.

Gambar 6.1 Skema Pencapaian Tujuan dan Sasaran


PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VI-25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab VII
Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan

Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010


perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah dalam bab tujuh bertujuan
untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan
rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan
jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui
rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan berbagai program yang
paling efektif dalam mencapai sasaran.
Sedangkan dari perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana
pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas yang secara khusus
berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Dalam mewujudkan capaian
keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menetapkan rangkaian
program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Penetapan program pembangunan dan
penanganan urusan pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah
adalah sebagai berikut.

Halaman VII-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

7.1 Kebijakan Umum


1. Misi : Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing;
Program yang mendukung misi ini adalah :
1) Urusan Pendidikan
a. PAUD dan Pendidikan Non Formal
b. Pendidikan Sekolah Dasar
c. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
d. Pengembangan dan pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan
2) Urusan Perpustakaan
a. Pengembangan budaya baca
3) Urusan Kesehatan
a. Pengembangan pelayanan kesehatan
b. Pengembangan, pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
c. Penyediaan dan pengawasan obat, makanan dan perbekalan kesehatan
d. Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga
e. Program perbaikan gizi masyarakat
f. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
g. Pengembangan SDM kesehatan
h. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
i. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan komplementer
j. Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD
k. Pengembangan dan pengendalian lingkungan sehat
l. Pelayanan jaminan kesehatan nasional
4) Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
a. Keluarga Berencana
b. Pengendalian penduduk
5) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
b. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan kekerasan terhadap perempuan
dan anak
c. Penguatan kelembagaan PUG dan anak
6) Urusan Ketenagakerjaan

Halaman VII-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

a. Pengembangan produktivitas tenaga kerja


b. Peningkatan kesempatan kerja daan berusaha
c. Kerjasama hubungan industrial dan perlindungan ketenagakerjaan
7) Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
a. Pengembangan peran serta kepemudaan
b. Pengembangan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
c. Pengembangan manajemen dan pemasyarakatan olahraga
d. Pengembangan sarana dan prasarana olahraga

2. Misi :Meningkatan Infrastruktur kota yang fungsional


Program yang mendukung Misi ini adalah :
1) Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. Pembangunan jalan dan jembatan
b. Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase dan gorong-gorong
c. Pengendalian banjir
d. Pengembangan pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air
lainnya
e. Pengelolaan sarana air minum dan air limbah
2) Urusan Pertanahan
a. Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
3) Urusan Perhubungan
a. Pengembangan pelayanan angkutan
b. Pengendalian dan pengamanan lalu lintas
c. Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan
d. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
e. Pengembangan transportasi masal
4) Urusan Komunikasi dan Informatika
a. Pengembangan teknologi dan informasi

3. Misi : Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingungan


Program yang mendukung Misi ini adalah :
1) Urusan Lingkungan Hidup
a. Pengembangan pengelolaan persampahan

Halaman VII-3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

b. Pengelolaan sampah terpadu


c. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
d. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
e. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
f. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan hidup
2) Urusan Pekerjaan umum dan penataan ruang
a. Perencanaan tata ruang
b. Pengendalian dan pemanfaatan ruang
c. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana bangunan dan gedung
3) Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
a. Penataan Lingkungan Terpadu
b. Pengembangan infrastruktur permukiman
c. Penyediaan dan pengelolaan areal pemakaman
d. Pengembangan penyediaan dan pengelolaan PJU
4) Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
a. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
b. Penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota
c. Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
d. Penanggulangan Bencana Daerah

4. Misi :Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk


unggulan
Program yang mendukung misi ini adalah :
1) Urusan Penanaman Modal
a. Pengembangan investasi
b. Pengembangan pelayanan perijinan
2) Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
a. Pengembangan koperasi
b. Pengembangan UMKM
c. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
3) Urusan Perdagangan
a. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Halaman VII-4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

b. Peningkatan dan pengembangan ekspor


c. Pengelolaan Pasar dan kawasan perdagangan tradisional
4) Urusan Perindustrian
a. Pengembangan Industri
5) Urusan Pangan
a. Peningkatan Ketahanan Pangan
6) Urusan Pertanian
a. Pengembangan pertanian
b. Pengembangan kawasan pertanian terpadu
7) Urusan Kelautan dan Perikanan
a. Pengembangan perikanan
8) Urusan Pariwisata
a. Pengembangan destinasi wisata
b. Pengembangan pemasaran wisata
c. Pengembangan ekonomi kreatif
9) Urusan Kebudayaan
a. Pengembangan dan Pengelolaan kebudayaan
10) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
11) Urusan Sosial
a. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
b. Pemberdayaan masyarakat rawan sosial dan lembaga kesejahteran sosial
c. Bantuan dan jaminan sosial

5. Misi : Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik berbasis teknologi


informasi.
Program yang mendukung Misi ini adalah :
1) Penunjang Urusan Keuangan
a. Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
b. Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah
c. Pengelolaan pajak dan retribusi daerah
2) Penunjang Urusan Sekretariat Daerah

Halaman VII-5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

a. Kerjasama pembangunan dan kewilayahan


b. Penataan peraturan perundang-undangan
c. Peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah
d. Penguatan kelembagaan dan tata kerja Organisasi Pemerintah Daerah
e. Pelayanan bantuan hukum dan HAM
f. Manajemen perubahan
3) Penunjang Urusan Sekretariat DPRD
a. Fasiitasi Tugas dan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang
Selatan
4) Urusan Statistik
a. Pengembangan data dan informasi
5) Urusan Penelitian dan Pengembangan
a. Penelitian dan Pengembangan
6) Penunjang Urusan Perencanaan
a. Perencanaan pembangunan daerah
b. Pengembangan pemetaan wilayah
7) Penunjang Urusan Inspektorat
a. Peningkatan pengawasan keuangan dan pembagunan
8) Penunjang urusan sekretariat Umum
a. Pelayanan administrasi perkantoran
9) Penunjang Urusan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
a. Pengembangan Sistem Manajemen sumber daya aparatur
b. Pengembangan manajemen kepegawaian
10) Urusan Pemerintahan Umum
a. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik
c. Penguatan tata laksanan
d. Pendidikan politik masyarakat
e. Pengembangan wawasan kebangsaan
11) Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
a. Penataan administrasi kependudukan
12) Penunjang Urusan Kecamatan

Halaman VII-6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

a. Peningkatan peran Kecamatan dan Kelurahan


13) Urusan Persandian
a. Optimalisasi Sistem Persandian
14) Urusan Komunikasi dan Informatika
a. Pengembangan komunikasi, sistem informasi dan media massa
15) Urusan Kearsipan
a. Pengembangan, pemeliharaan sarana prasarana kearsipan dan pelayanan
kearsipan

Halaman VII-7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Tabel 7.1
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Pada Misi 1 :Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang handal dan berdaya saing

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021

Tujuan 1 : Mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya


1 Meningkatnya  APM SD/MI  98,88%  99,00%  Meningkatkan akselerasi  Meningkatkan Urusan  PAUD dan Pendidikan Dinas
partisipasi dan mutu  Indeks kelulusan  100%  100% penyelenggaraan pendidikan non- Pendidikan Non Formal Pendidikan dan
SD/MI pendidikan di kecamatan formal Kebudayaan
pendidikan dasar
 APM SMP  84,81%  84,93% yang angka partisipasi
 Indeks kelulusan  100%  100% pendidikannya masih
SMP rendah
 RLS (Rata-rata  11,57  11,60-  Meningkatkan kualitas  Meningkatkan Urusan  Pendidikan Sekolah Dinas
Lama Sekolah) penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pendidikan dan
11,63 Kebudayaan
pendidikan Pendidikan Dasar
dua belas Tahun  Pendidikan Sekolah Dinas
Menengah Pertama Pendidikan dan
Kebudayaan
 Menyiapkan formasi dan  Meningkatkan Urusan  Pengembangan dan Dinas
kompetensi tenaga pengelolaan Pendidikan Pembinaan Tenaga Pendidikan dan
pendidik dan kependidikan pelayanan dan mutu Pendidik dan Kebudayaan
pendidikan Kependidikan
 Menguatkan dan  Meningkatkan Urusan  Pengembangan budaya Dinas
mengembangkan kualitas informasi Pendidikan baca Perpustakaan
pendidikan non formal dan dan budaya baca dan Arsip
informal Daerah
2 Meningkatnya derajat  Angka Kematian  1,2/ 1000  1/ 1000  Meningkatkan pelayanan  Mengembangkan Urusan  Pengembangan Dinas Kesehatan
kesehatan masyarakat Bayi (AKB) kelahiran kelahiran dan upaya kesehatan mutu pelayanan Kesehatan pelayanan kesehatan dan Rumah
hidup hidup berbasis pemberdayaan kesehatan Sakit Umum
 Angka Kematian  49/  32/ masyarakat  Mengembangkan, Urusan  Pengembangan, Dinas Kesehatan
Ibu (AKI) 100000 100000 pemeliharaan sarana Kesehatan pemeliharaan sarana dan Rumah
kelahiran kelahiran dan prasarana dan prasarana Sakit Umum
hidup hidup pelayanan pelayanan kesehatan
puskesmas

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Angka Harapan  72,12  72,129-  Penyediaan dan Urusan  Penyediaan dan Dinas Kesehatan
Hidup 72,135 pengawasan Kesehatan pengawasan obat ,
perbekalan makanan dan
kesehatan perbekalan kesehatan

 Meningkatkan Urusan  Peningkatan pelayanan Dinas Kesehatan


pelayanan kesehatan Kesehatan kesehatan keluarga
bagi ibu hamil dan
melahirkan, bayi,
balita, anak, remaja
dan lansia.
 Meningkatkan Urusan  Program perbaikan gizi Dinas Kesehatan
kualitas gizi Kesehatan masyarakat
masyarakat
 Memberdayakan Urusan  Promosi kesehatan dan Dinas Kesehatan
masyarakat agar Kesehatan pemberdayaan dan Rumah
hidup sehat masyarakat Sakit Umum
 Mengembangkan Urusan  Pengembangan SDM Dinas Kesehatan
sumber daya Kesehatan kesehatan dan Rumah
manusia kesehatan Sakit Umum
 Meningkatkan Urusan  Pencegahan dan Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan Kesehatan penanggulangan
dasar, rujukan, penyakit menular dan
komplementer dan tidak menular
penanggulangan  Penyelenggaraan
penyakit menular- pelayanan kesehatan
tidak menular dasar, rujukan dan
komplementer
 Meningkatkan Urusan  Pelayanan dan Dinas Kesehatan
kualitas layanan Kesehatan pendukung pelayanan dan Rumah
Rumah Sakit BLUD Sakit Umum

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Meningkatkan Urusan  Pengembangan dan Dinas Kesehatan
pengelolaan Kesehatan pengendalian dan Rumah
infrastruktur lingkungan sehat Sakit Umum
pemukiman,
sumberdaya air dan
lingkungan sehat
 Meningkatkan apresiasi  Membina dan Urusan  Pengembangan Dispora
terhadap pelaku/atlet memasyarakatkan Kepemudaan dan manajemen dan
olahraga disertai dengan olahraga Olah Raga pemasyarakatan
peningkatan sarana dan olahraga
prasarana olahraga yang
memadai  Meningkatkan Urusan  Pengembangan sarana Dispora
sarana dan prasarana Kepemudaan dan dan prasarana olahraga
olahraga Olah Raga

3 Meningkatnya kualitas  Rasio  63,04%  65%  Memperluas lapangan  Pengembangan Urusan  Pengembangan Dinas Tenaga
angkatan kerja penyerapan pekerjaan melalui produkyifitas, Ketenagakerjaan Produktivitas Tenaga Kerja dan
tenaga kerja penciptaan wirausaha baru kesempatan dan Kerja Transmigrasi
lembaga ketenaga  Peningkatan
kerjaan Kesempatan Kerja dan
Berusaha
 Kerjasama Hubungan
Industrial dan
Perlindungan
Ketenagakerjaan
 Meningkatkan peran serta  Meningkatkan peran Urusan  Pengembangan peran Dispora
kepemudaan serta kepemudaan Kepemudaan dan serta kepemudaan
Olah Raga
 Memperbaiki upaya- Urusan  Pengembangan Dispora
upaya penumbuhan Kepemudaan dan kewirausahaan dan
kewirausahaan dan Olah Raga kecakapan hidup
kecakapan hidup pemuda
pemuda
4 Meningkatnya  Laju  3,36%  2,87%  Mendorong keluarga  Membina Urusan  Keluarga Berencana DPMPPPAKB
pengendalian jumlah Pertumbuhan mandiri dan sejahtera masyarakat dalam Pengendalian  Pengendalian
Penduduk(Proye menciptakan Penduduk dan
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
penduduk ksi penduduk keluarga sejahtera Keluarga Penduduk
BPS) dan mandiri Berencana
5 Meningkatanya  Indeks  93,41 16) 93,46 -  Mendorong peran  Meningkatkan Peran Urusan  Peningkatan peran serta Disdukcapil
pengarusutamaan pembangunan  64,07 93,69 perempuan untuk lebih Serta dan Pemberdayaan dan Kesetaraan Gender
gender 17) 64,37 - aktif dalam pembangunan Kesetaraan Gender Perempuan dan dalam Pembangunan
gender  Indeks dalam Pembangunan Perlindungan
64,67
pemberdayaan Anak
gender  Meningkatkan Urusan  Peningkatan kualitas DPMPPPAKB
kualitas hidup serta Pemberdayaan hidup dan Perlindungan
perlindungan kepada Perempuan dan kekerasan terhadap
perempuan dan anak Perlindungan perempuan dan anak
Anak
 Menguatkan Urusan  Penguatan DPMPPPAKB
lembaga PUG dan Pemberdayaan Kelembagaan PUG dan
Anak Perempuan dan Anak
Perlindungan
Anak

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan


Pada Misi 2 :Meningkatan Infrastruktur kota yang fungsional
No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
Tujuan 2 : Meningkatkan aksesibilitas transportasi dan infrastruktur kota yang lebih fungsional
1 Meningkatnya pelayanan  Indeks kepuasan  n.a  7  Meningkatkan  Meningkatkan Urusan Pekerjaan  Pembangunan jalan Dinas Pekerjaan
infrastruktur wilayah layanan infrastruktur jalan dan pembangunan dan Umum dan dan jembatan Umum
infrastruktur jembatan dengan pemeliharaan jalan Penataan Ruang
dasar (IKLI) kapasitas dan kualitas dan jembatan
 Indeks kinerja  80%  90% untuk aksesibilitas  Menata Urusan  Penataan penguasaan, Dinas
jaringan jalan pergerakan kegiatan antar penguasaan, Pertanahan pemilikan, Perumahan,
wilayah dan energi guna pemilikan, penggunaan dan Permukiman dan
mendukung kegiatan penggunaan dan pemanfaatan tanah Pertanahan
perekonomian dan pemanfaatan tanah
layanan pemerintahan
 Meningkatkan  Menata lingkungan Urusan  Penataan Lingkungan Dinas
pengelolaan infrastruktur terpadu Perumahan dan Terpadu Perumahan,
pemukiman, sumberdaya permukiman Kawasan Permukiman dan
air dan lingkungan sehat Permukiman Pertanahan
 Menciptakan Urusan  Lingkungan Sehat Dinas
lingkungan sehat Perumahan dan Perumahan Perumahan,
perumahan Kawasan Permukiman dan
Permukiman Pertanahan
 Mengembangkan Urusan  Pengembangan Dinas
infrastruktur Perumahan dan infrastruktur Perumahan,
permukiman Kawasan permukiman Permukiman dan
Permukiman  Penyediaan dan Pertanahan
Pengelolaan Areal
Pemakaman
 Pengembangan
Penyediaan dan
Pengelolaan PJU
 Mengelola air Urusan Pekerjaan  Pengelolaan sarana Dinas Bangunan
bersih dan air Umum dan air bersih dan air dan Penataan
limbah Penataan Ruang limbah Ruang, Dinas
Pekerjaan Umum

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Meningkatkan rasio  Meningkatkan Urusan Pekerjaan  Pembangunan dan Dinas Pekerjaan
saluran drainase dan pembangunan dan Umum dan pemeliharaan saluran Umum
trotoar yang berkualitas pemeliharaan Penataan Ruang drainase dan gorong-
Saluran Drainase/ gorong
Gorong-Gorong
 Mengupayakan  Mencegah dan Urusan Pekerjaan  Pengendalian banjir Dinas Pekerjaan
pencegahan dan Menangani Umum dan Umum
pengendalian banjir Penataan Ruang
secara efektif dengan
mengintegrasikan
kegiatan konservasi,
pendayagunaan,sistem  Mengelola dan Urusan Pekerjaan  Pengembangan Dinas Pekerjaan
informasi, dan mengkonversi Umum dan pengelolaan dan Umum
pemberdayaan sungai, danau dan Penataan Ruang konversi sungai
masyarakat sumber daya air danau dan sumber
lainnya daya air lainnya
2 Meningkatnya  Load factor  50%  60%  Meningkatkan sarana  Meningkatkan Urusan  Pengembangan Dinas
transportasi wilayah yang angkutan prasarana perhubungan layanan angkutan Perhubungan pelayanan angkutan Perhubungan
optimal perkotaan dan transportasi umum
 Mengendalikan dan Urusan  Pengendalian dan Dinas
yang aman dan memadai
mengamankan lalu Perhubungan pengamanan lalu Perhubungan
 Meningkatkan sarana
lintas lintas
dan prasarana
 Rehabilitasi/pemeliha
komunikasi dan
raan prasarana dan
informasi yang mudah
fasilitas Perhubungan
diakses oleh masyarakat
 Membangun sarana Urusan  Pembangunan Dinas
prasarana Perhubungan prasarana dan Perhubungan
perhubungan fasilitas perhubungan
 Meningkatkan Urusan  Peningkatan Dinas
Transportasi Masal Perhubungan Transportasi Masal Perhubungan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan


Pada Misi 3 :Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingungan
No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
Tujuan 3: Meningkatkan sarana dan prasarana kota layak huni berwawasan lingkungan
8 Meningkatnya sarana  Persentase kualitas  70%  80%  Meningkatkan  Mengembangkan Urusan  Pengembangan Dinas LH
dan prasarana sarana dan pengelolaan teknologi pengolahan Lingkungan pengelolaan persampahan
perkotaan prasarana persampahan, dengan sampah Hidup
perkotaan kebijakan yang  Penyediaan Fasilitas Urusan  Pengelolaan Sampah Dinas LH
diarahkan pada Pengangkut Sampah Lingkungan terpadu
intensifikasi dan dan Sosialisasi Hidup
ekstensifikasi pengurangan volume
pengelolaan sampah dari sumber sampah

9  Meningkatnya  Indeks kualitas  49%  61%  Mengembangkan  Meningkatkan dan Urusan  Pengelolaan RTH Dinas LH
kualtas lingkungan lingkungan kerangka regulasi mengelola Ruang Lingkungan
hidup  Rasio ruang  9%  12% penataan ruang dan Terbuka Hijau Hidup
terbuka hijau data spasial  Merencanakan Tata Urusan Pekerjaan  Perencanaan Tata Ruang Bappeda, Dinas
terhadap luas  Mewujudkan ruang- Ruang Kota Umum dan Bangunan dan
wilayah kota ruang publik yang Penataan Ruang Penataan Ruang
mendorong aktivitas  Kebiajakan, Urusan Pekerjaan  Pengendalian dan Dinas Bangunan
dan kreatifitas pengendalian dan Umum dan pemanfaatan ruang dan Penataan
masyarakat. memanfaatkan Ruang Penataan Ruang Ruang
sesuai Tata Ruang
 Merencanakan Urusan Pekerjaan  Pembangunan dan Dinas Bangunan
Pengembangan Umum dan peningkatan sarana dan dan Penataan
Wilayah Strategis dan Penataan Ruang prasarana bangunan dan Ruang
Cepat Tumbuh gedung
 Meningkatkan  Mengendalikan Urusan  Pengendalian pencemaran Dinas LH
pemanfaatan SDA, Pencemaran Lingkungan dan perusakan lingkungan
lingkungan dan energi ,Perusakan Hidup hidup
yang seimbang dan Lingkungan Hidup
berkelanjutan dan pengelolaan mutu
laboratorium LH

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Melindungi dan Urusan  Perlindungan dan Dinas LH
mengkonservasi Lingkungan konservasi sumber daya
Sumber Daya Alam Hidup alam
 Meningkatkan Urusan  Peningkatan edukasi dan Dinas LH
Edukasi dan Lingkungan komunikasi masyarakat di
Komunikasi Hidup bidang lingkungan hidup
Masyarakat di Bidang
Lingkungan Hidup

10  Meningkatnya  Angka kriminalitas  1675  1450  Mendorong aparatur  Memberdayakan Urusan  Peningkatan keamanan, Kesbangpol,
keamanan dan dan swadaya masyarakat untuk Ketentraman, ketertiban dan Satpol PP,
ketertiban masyarakat untuk menjaga ketertiban Ketertiban Umum kenyamanan lingkungan Seluruh
lingkungan terlibat aktif dalam dan keamanan dan Perlindungan Kecamatan
pemeliharaan Masyarakat
keamanan, ketertiban  Menegakkan Urusan  Penegakan peraturan Satpol PP
lingkungan dan peraturan daerah dan Ketentraman, daerah dan peraturan
penanggulangan peraturan walikota Ketertiban Umum walikota
bencana dan Perlindungan
Masyarakat
 Pencegahan bahaya Urusan  Peningkatan Kesiagaan Dinas Pemadam
kebakaran Ketentraman, dan Pencegahan bahaya Kebakaran dan
Ketertiban Umum Kebakaran Penyelamatan
dan Perlindungan
Masyarakat
 Meningkatkan Urusan  Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam
efektifitas tanggap Ketentraman, Daerah Kebakaran dan
darurat dan mitigasi Ketertiban Umum Penyelamatan
menghadapi bencana dan Perlindungan
Masyarakat
 Melakukan pembinaan  Memberikan Urusan  Pendidikan politik Kesbangpol
keagamaan dan pendidikan politik Pemerintahan masyarakat
kemasyarakatan masyarakat Umum
dengan melibatkan
 Mengembangkan Urusan  Pengembangan wawasan Kesbangpol
pemuka agama dan Pemerintahan
wawasan kebangsaan kebangsaan
tokoh masyarakat Umum

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan


Pada Misi 4 :Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan
No Kondisi Awal Target Akhir
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
2015 2021
Tujuan 4 : Menumbuhkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis produk unggulan
10 Meningkatnya  Jumlah Investasi  3.230.423.  3.650.000.0  Optimalisasi kinerja  Meningkatkan Urusan  Pengembangan investasi Dinas
investasi PMA 144 (USD) 00 (USD) pelayanan perijinan investasi melalui Penanaman Penanaman
investasi, menjaga promosi dan Modal Daerah Modal dan
 Jumlah Investasi  426.592.55  475.000.00 iklim investasi yang kerjasama Pelayanan
PMDN 6.000 0.000 (IDR) kondusif dan Terpadu Satu
(IDR) kolaborasi pendanaan Pintu
pembangunan  Meningkatkan Urusan  Pengembangan Dinas
pengendalian, Penanaman Pelayanan Perijinan Penanaman
pengawasan dan Modal Daerah Modal dan
kualitas pelayanan Pelayanan
perijinan yang Terpadu Satu
bermutu Pintu
11 Meningkatnya  PDRB  56,04 T  79,50-86,49  Mengembangkan dan  Pengembangan Urusan Koperasi  Pengembangan Koperasi Dinkop UMKM
perekonominan T mengaktifkan kelembagaan, iklim dan UMKM  Pengembangan UMKM
perkotaan  Laju Pertumbuhan  7,25%  6 % - 7,5% UMKM, koperasi dan usaha dan
Ekonomi lembaga keuangan kewirausahaan
 PDRB perkapita  36,32 juta  42.94-46,72 lainnya koperasi
rupiah/tahu juta  Mengembangkan Urusan  Pengembangan Industri Disperindag
n rupiah/tahu IKM dan koperasi Perindustrian
 Ketahanan Pangan  83,00% n  Meningkatkan  Melindungi Urusan  Perlindungan Konsumen Disperindag ,
(Pola Harapan  93,00% aktivitas usaha yang konsumen dan Perdagangan dan Pengamanan Setda
Pangan) berdaya saing di mengamankan Perdagangan
bidang perdagangan, perdagangan
jasa, pariwisata dan  Membina Urusan Koperasi  Pembinaan pedagang Dinkop UMKM
ekonomi kreatif pedagang kecil dan UMKM kaki lima dan asongan
berbasis potensi lokal
 Meningkatkan Urusan  Peningkatan dan Disperindag
ekspor Perdagangan Pengembangan Ekspor
 Meningkatkan Urusan  Peningkatan Ketahanan Dinas Ketahanan
ketahanan pangan Ketahanan Pangan Pangan,

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Awal Target Akhir


Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
2015 2021
Pangan, Urusan  Pengembangan Pertanian dan
Pertanian dan Perikanan Perikanan,
Urusan Kelautan  Pengembangan pertanian Disperindag
dan Perikanan  Pengembangan Kawasan
Pertanian Terpadu
 Meningkatkan Urusan  Pengelolaan Pasar dan Disperindag
kualitas Perdagangan Kawasan Perdagangan
pengelolaan Pasar Tradisional
 Meningkatkan  Meningkatkan Urusan Sosial  Bantuan dan Jaminan Dinas Sosial
kerjasama dalam Jaminan Sosial Sosial
penanggulanagan
masalah sosial dan
 Meningkatkan Urusan Sosial  Pelayanan dan Dinas Sosial
penanggulangan
Kesejahteraan Rehabilitasi
kemiskinan berbasis
Sosial Kesejahteraan Sosial
pemberdayaan
masyarakat dan dunia  Memberdayakan Urusan Sosial  Pemberdayaan Dinas Sosial ,
usaha kelembaaan Masyarakat Rawan Sosial Setda Bagian
kesejahteraan sosial dan Lembaga Kesejahteraan
Kesejahteran Sosial Sosial
 Mendorong peran Urusan  Peningkatan peran serta DPMPPPAKB
serta, lembaga Pemberdayaan dan pemberdayaan dan Seluruh
ekonomi dan Masyarakat dan masyarakat dalam Kecamatan
pemberdayaan Desa pembangunan
masyarakat dalam
pembangunan
12 Meningkatnya  Jumlah inovasi  50  80  Mengembangkan  Mengembangkan Urusan  Pengembangan Ekonomi Dinas Pariwisata
produk unggulan produk unggulan sarana prasarana kemitraan untuk Pariwisata Kreatif
daerah utama dan pendukung mendukung
bagi pengembangan pengembangan
MICE yang dapat MICE
secara signifikan  Pengembangan Urusan  Program pengembangan Dinas Pariwisata
menjadi faktor sumber daya Pariwisata Pemasaran Pariwisata
penarik wisatawan pariwisata dan
serta trigger ekonomi kreatif

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Awal Target Akhir


Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
2015 2021
bangkitan ekonomi  Mengembangkan Urusan  Pengembangan dan Dinas Pendidikan
lainnya dan mengelola Kebudayaan Pengelolaan kebudayaan dan Kebudayaan
Kebudayaan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan


Pada Misi 5 :Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi.

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
Tujuan 5 : Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dan reformasi birokrasi yang lebih efektif dan akuntabel
13 Meningkatnya  Tingkat  n.a  90%  Meningkatkanperenc  Menyusun dokumen Urusan  Perencanaan Bappeda,
konsistensi konsistensi anaan penganggaran Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah Seluruh OPD
perencanaan antar dokumen dan pelaksanaan Pembangunan Daerah
penganggaran dan pembangunan
pembangunan

14 Meningkatnya  Tingkat  Mutu  Mutu  Meningkatnya  Menata Kelembagaan Urusan  Penguatan kelembagaan Setda
pelayanan publik kepuasan pelayana pelayanan kinerja dan dan Tata Kerja Sekretariat dan tata kerja organisasi
pelayanan nB A efektifitas pelayanan Pemerintahan Daerah pemerintah daerah
publik publik pemerintah
daerah  Meningkatkan Urusan  Kerjasama pembangunan Setda, Bappeda
kerjasama Sekretariat dan kewilayahan
pembangunan Daerah
 Menata peraturan Urusan  Penataan peraturan Setda
perundang-undangan Sekretariat perundang-undangan
serta menerbitkan Daerah
regulasi dan
menyelaraskan
peraturan-peraturan di
daerah
 Melayani Bantuan Urusan  Pelayanan Bantuan Setda
Hukum dan HAM Sekretariat Hukum dan HAM
Daerah
 Meningkatkan Urusan  Fasiitasi Tugas dan  Sekretariat
Pelayanan Kedinasan Sekretariat Fungsi Dewan Perwakilan DPRD
Kepala Daerah / DPRD, Urusan Rakyat Daerah Kota
Wakil Kepala Daerah Sekretariat Tangerang Selatan  Setda
dan DPRD Daerah  Peningkatan Pelayanan
Kedinasan Kepala Daerah
/ Wakil Kepala Daerah

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Meneliti dan Urusan Penelitian  Penelitian dan Bappeda
mengembangkan dan Pengembangan
daerah serta Pengembangan
melakukan koordinasi
di Bidang Penelitian,
Pengembangan dan
Statistik
 Meningkatkan Sistem Urusan  Peningkatan pengawasan Inspektorat
Pengawasan Internal Inspektorat keuangan dan
dan Pengendalian pembagunan
Pelaksanaan
Kebijakan Kepala
Daerah (KDH)
 Menguatkan Urusan  Penguatan akuntabilitas Seluruh OPD
akuntabulitas kinerja Pemerintahan kinerja instansi
instansi pemerintahan Umum pemerintahan

 Meningkatkan kualitas Urusan  Pelayanan administrasi Seluruh OPD


Pelayanan Sekretariat dan sarana prasarana
administrasi dan Umum perkantoran
sarana prasarana
perkantoran

15 Meningkatnya  Komposisi  47%  49%  Optimalisasi  Meningkatkan dan Urusan Keuangan  Pengembangan Badan
pengelolaan PAD terhadap anggaran daerah mengembangkan pengelolaan keuangan Pengelolaan
keuangan daerah APBD yang akuntabel dan pengelolaan keuangan daerah Keuangan dan
 Jumlah APBD  3,1 T  3,5T berbasis teknologi daerah Aset Daerah,
 Opini BPK  WTP  WTP informasi Seluruh OPD
 Meningkatkan Urusan Keuangan  Peningkatan Pengelolaan Badan
Pengelolaan Aset Aset Daerah Pengelolaan
Daerah Keuangan dan
Aset Daerah

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
 Meningkatkan Urusan Keuangan  Pengelolaan Pajak dan Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pendapatan
retribusi Daerah Daerah

16 Meningkatnya  Predikat Akip  CC  B  Meningkatkan  Membina dan Urusan  Pengembangan sistem Seluruh OPD
pemerintah daerah kapasitas sistem mengembangkan Kepegawaian, manajemen sumber daya
dan aparatur kapasitas sumber daya Pendidikan dan aparatur
melalui pendidikan aparatur Pelatihan
dan pelatihan  Mengembangkan Urusan  Pengembangan BKPP
diimbangi dengan Manajemen Kepegawaian, Manajemen Kepegawaian
optimalisasi sistem Kepegawaian Pendidikan dan
dan manajemen Pelatihan
tata kelola  Penguatan sistem tata Urusan  Manajemen Perubahan BKPP, Setda
pemerintahan kelola pemerintahan Sekretariat  Penguatan tata laksana
Daerah, Urusan
Pemerintahan
Umum
 Membangun  Menata Administrasi Urusan  Penataan Administrasi Disdukcapil,
layanan yang Kependudukan Administrasi Kependudukan Seluruh
ramah dan menarik Kependudukan  Peningkatan kualitas dan Kecamatan,
dengan dan Pencatatan kuantitas pelayanan Setda, Seluruh
pengembangan Sipil, Urusan publik OPD
sistem informasi Pemerintahan
disemua pelayanan Umum
publik termasuk  Informasi wilayah Urusan  Pengembangan pemetaan Setda, Seluruh
optimalisasi yang terintegrasi Perencanaan, Wilayah OPD
penggunaan Urusan Statistik  Pengembangan data dan
teknologi informasi informasi
yang terintegrasi  Meningkatkan Peran Urusan  Peningkatan Peran Seluruh
bagi seluruh Kecamatan dan Kecamatan Kecamatan dan Kelurahan Kecamatan,
pelayanan publik Kelurahan Setda
menuju cyber city
 Meningkatkan Urusan  Pengembangan Dinas
Komunikasi dan Komunikasi dan Komunikasi, sistem Komunikasi dan
Mengembangkan Informatika informasi dan Media Informatika,
Informasi dan Media Massa Setda, Seluruh
OPD

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Kondisi Kondisi
Sasaran Indikator sasaran Strategi Arah Kebijakan Urusan Program OPD
Awal 2015 Akhir 2021
Massa Urusan  Optimalisasi Sistem Dinas
Persandian Persandian Komunikasi dan
Informatika

 Mengoptimalkan Urusan  Pengembangan Teknologi Dinas


pemanfaatan TI Komunikasi dan dan Informasi Komunikasi dan
Informatika Informatika

 Memelihara  Memelihara Urusan Kearsipan  Pengembangan, Dinas


Rutin/Berkala Rutin/Berkala Pemeliharaan sarana Perpustakaan dan
sarana/prasarana sarana/prasarana prasarana Kearsipan dan Arsip Daerah
Kearsipan dan Kearsipan dan Pelayanan Kearsipan
Pelayanan Pelayanan Kearsipan  Pelayanan Kearsipan
Kearsipan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

7.2 Rencana Tindak Prioritas Program Pembangunan 2016-2021

Rencana tindak prioritas program pembangunan 2016-2021 dalam rangka


menunjang pencapaian sasaran, tujuan terhadap visi dan misi kepala daerah dalam RPJMD
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 yang terdiri dari rencana pembanguan,
pengembangan dan peningkatan yang sudah masuk ke dalam 108 program yang telah
disusun. Berikut merupakan matrik Prioritas Program Pembangunan 2016-2021.

Tabel 7.2
Matriks Prioritas Program Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021

Urusan Program Pioritas Jenis Volume


Urusan Pekerjaan 1. Pembangunan dan Jumlah Pembangunan 7 paket
Umum dan peningkatan sarana dan Comunity Center/komunitas
Penataan Ruang prasarana bangunan dan kreatif skala kecamatan
gedung Jumlah Gedung Perpustakaan 4 paket
Skala Kota dan Skala
Kecamatan
Bangunan Depo Arsip 3 paket

Urusan 2. Pendidikan Sekolah Penambahan Ruang Kelas 3 Sekolah


Pendidikan Menengah Atas/SMK Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) khusus teknologi
3. Pendidikan Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar 138 Sekolah
terbangun
4. Pendidikan Sekolah Jumlah Sekolah Menengah 3 Sekolah
Menengah Pertama Pertama terbangun
Urusan Kesehatan 5. Pengembangan, pemeliharaan Bangunan RSUD (Gedung 3) 3 paket
sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan Bangunan Gedung 2 RSU 100%
Tangsel
Urusan 6. Peningkatan Transportasi Peningkatan sarana prasarana 100%
Perhubungan Massal transportasi massal
Urusan 7. Pengembangan Ekonomi Jumlah usaha terkait ekonomi 150 pelaku ekonomi
Pariwisata, Kreatif kreatif dan icon tangsel kreatif
Urusan Koperasi
UKM, Urusan
Perindustrian
Urusan 8. Pengelolaan RTH Jumlah RTH Publik yang 7 Kecamatan
Lingkungan dibangun dan ditingkatkan
Hidup fungsinya
Persentase taman terpelihara 100%

Persentase penanaman 6,6 Km


terhadap Ruang Terbuka Hijau
yang harus ditanami
Urusan 9. Pengelolaan Pasar dan Jumlah kawasan perdagangan 5 pasar
Perdagangan Kawasan Perdagangan tradisional yang dikelola
Tradisional
Jumlah Revitalisasi Pasar 3 Pasar

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Urusan Program Pioritas Jenis Volume


Urusan Pangan 10. Peningkatan Ketahanan Manajemen Logistik 14 dokumen
Pangan
Urusan Kesehatan 11. Pelayanan jaminan Prosentase masyarakat 70%
kesehatan nasional Tangerang Selatan
menggunakan JKN
Urusan Pekerjaan 12. Pembangunan dan Kapasitas Debit Saluran 60%
Umum dan pemeliharaan saluran
Penataan Ruang drainase dan gorong-gorong
Urusan 13. Pengembangan Teknologi Peningkatan Sarana dan 100%
Komunikasi dan dan Informasi Prasarana Teknologi dan
Informatika Informasi
PeningkatanTata Kelola 100%
Teknologi dan Informasi
Peningkatan SDM Teknologi 100%
dan Informasi
Urusan Sosial 14. Bantuan dan Jaminan Sosial Persentase Rumah 90%
Tangga/Individu Sasaran
Yang Mendapatkan Bantuan
dan Jaminan Sosial
Urusan 15. Peningkatan kualitas dan Jumlah Pendelegasian 35 Urusan
Pemerintahan kuantitas pelayanan publik Kewenangan Pelayanan
Umum Publik

7.2.1 Pembangunan
A. Pembangunan Park and Ride

B. Pembangunan SMK khusus teknologi informasi

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

C. Pembangunan RSUD gedung 3

D. Pembangunan gedung perpustakaan skala kota dan skala kecamatan

E. Pembangunan Depo Arsip

F. Pembangunan GOR Pemuda dan Budaya tingkat kota dan kecamatan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

7.2.2 Pengembangan
A. Pengembangan Circle Tangsel

B. Pengembangan industri kreatif dan produk unggulan

C. Pengembangan tambah ruang kelas dan sarana prasarana sekolah

D. Pengembangan taman kota tingkat kecamatan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

E. Pengembangan ruang publik

F. Pengembangan ruang terbuka hijau

G. Pengembangan sistem penyediaan air bersih dan sanitasi

H. Pengembangan kawasan perdagangan tradisional

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

I. Pengembangan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat terutama bagi


keluarga miskin melalui pelayanan kesehatan gratis

7.2.3 Peningkatan
A. Peningkatan jalan perumahan

B. Peningkatansaluran drainase dan permukiman

C. Peningkatan bantuan beasiswa miskin

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

D. Peningkatan bantuan BOSDA

E. Peningkatan bantuan sosial Raskin

F. Peningkatan pelayanan publik melalui pendelegasian kewenangan

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

G. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pelayanan publik


di setiap SKPD sampai tingkat kelurahan

H. Peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan meliputi pemerintah,


DPRD, dunia usaha, perguruan tinggi, dan partisipasi aktif warga

7.3 Program Lintas SKPD

Terdapat beberapa program Lintas SKPD yang tercantu dalam RPJMD Tangerang
Selatan 2016-2021, program tersebut dapat dilihat pada tabel 7.3 berikut :

Tabel 7.3
Program Lintas SKPD
No Program SKPD
1 Perencanaan Tata Ruang Bappeda, Dinas Bangunan
dan Penataan Ruang

2 Pengelolaan sarana air minum dan air limbah Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang, Dinas
Pekerjaan Umum

3 Peningkatan keamanan, ketertiban dan Satpol PP, Kesbangpol,


kenyamanan lingkungan Seluruh Kecamatan

4 Pemberdayaan Masyarakat Rawan Sosial dan Dinas Sosial, Setda


Lembaga Kesejahteran Sosial

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-30
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

No Program SKPD
5 Peningkatan peran serta dan pemberdayaan DPMPPPAKB, Seluruh
masyarakat dalam pembangunan Kecamatan

6 Penataan Administrasi Kependudukan Disdukcapil, Seluruh


Kecamatan

7 Pengembangan Komunikasi, sistem informasi dan Dinas Komunikasi dan


Media Massa Informatika, Setda, Seluruh
OPD

8 Pengembangan data dan informasi Seluruh OPD

9 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Disperindag, Setda


Perdagangan

10 Pengembangan pemetaan Wilayah Setda, Seluruh OPD

11 Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda, Seluruh OPD

12 Pengembangan pengelolaan keuangan daerah Badan Pengelolaan


Keuangan dan Aset Daerah,
Seluruh OPD

13 Kerjasama pembangunan dan kewilayahan Setda, Bappeda

14 Reformasi Birokrasi BKPP, Setda

15 Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan Seluruh Kecamatan, Setda

16 Pelayanan administrasi dan sarana prasarana Seluruh OPD


perkantoran

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-31
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :

Halaman VII-32
RENCANA PEMABNGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab VIII
Indikasi Rencana Program
Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan

Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 mengamanahkan


bahwa penyelenggara urusan pemerintah oleh SKPD mempunyai korelasi dengan program
yang menjadi tanggung jawab SKPD. Selain itu, pencapaian target indikator kinerja
program pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator
kinerja pada awal periode perencanaan menjadi dasar ukuran kinerja di setiap urusan yang
dilakukan oleh SKPD. Setelah program prioritas diketahui, maka dapat disusun indikasi
kebutuhan alokasi untuk setiap program. Pagu indikatif program merupakan jumlah dana
yang tersedia untuk mendanai program prioritas tahunan yang penghitungannya
berdasarkan standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
lndikasi rencana program prioritas Pemerintah Kota Tangerang Selatan berisi
program-program baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah
maupun untuk pemenuhan layanan SKPD dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah
jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-
program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya
dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, termasuk
dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Halaman VIII-1
RENCANA PEMABNGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH(RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Pada pelaksanaannya, pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-


masing urusan sesungguhnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari
APBD Kota Tangerang Selatan, tetapi juga dari sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD
Provinsi, dan Sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman
kebutuhan pendanaan di dalam Tabel berikut hanya yang bersumber dari APBD Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:

Halaman VIII-2
Indikasi Rencana Program Prioritas dan Pendanaan
RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021

KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
A URUSAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 1,126,758,769,863 1,255,704,307,130 1,705,126,757,050 1,722,475,290,717 1,704,299,003,278 1,346,064,363,397
Urusan Pendidikan 1 PAUD dan Pendidikan Non Formal Harapan Lama Sekolah 13,58 tahun 13,83 tahun 4,738,943,300 14,04 tahun 12,500,000,000 14,21 tahun 5,175,356,830 14,36 tahun 5,175,356,830 14,50 tahun 5,175,356,830 14,62 tahun 5,175,356,830 14,62 tahun Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
APM PAUD 23.43% 23,75% 832,583,500 25.20% 200,000,000 27.10% 1,086,303,350 29.20% 1,086,303,350 30.30% 1,086,303,350 32.30% 1,086,303,350 32.30% Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Urusan Pendidikan 2 Pendidikan Sekolah Dasar APM ( Angka Partisipasi Murni ) SD/MI 99,99% 99,99% 95,232,285,500 99,99% 70,600,000,000 99,99% 121,016,725,359 99,99% 123,511,049,560 99,99% 126,081,849,849 99,99% 127,081,849,849 99,99% Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Urusan Pendidikan 3 Pendidikan Sekolah Menengah APM ( Angka Partisipasi Murni ) SMP/MTS 96,32% 96,60% 47,648,869,000 96,80% 58,250,000,000 97,10% 67,616,157,713 97,20% 68,619,714,449 97,35% 69,920,565,657 97,50% 69,701,987,853 97,50% Dinas Pendidikan dan
Pertama Kebudayaan
Urusan Pendidikan 4 Pengembangan dan Pembinaan Uji Kompetensi Guru 61,94 70,00 3,184,697,000 70,00 50,100,000,000 75,00 56,499,043,000 80,00 56,499,043,000 85,00 56,499,043,000 85,00 56,499,043,000 85,00 Dinas Pendidikan dan
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kebudayaan

Urusan Kesehatan 5 Pengembangan pelayanan kesehatan Akreditasi dan re-akreditasi Puskesmas 0 Puskesmas 7 puskesmas 1,261,084,000 11 puskesmas 1,500,000,000 10 puskesmas 2,415,717,000 9 puskesmas 1,496,406,000 11 puskesmas 1,257,100,000 10 puskesmas 1,193,200,000 58 puskesmas Dinas Kesehatan
Persentase akreditasi unit Labkesda 0 15% 250,000,000 30% 200,000,000 45% 200,000,000 50% 200,000,000 55% 200,000,000 60% 250,000,000 60% Dinas Kesehatan
Jenis pelayanan sesuai standar pelayanan minimal 8 Jenis pelayanan 14 Jenis pelayanan 32,036,581,543 14 Jenis pelayanan 23,700,000,000 16 Jenis Pelayanan 32,037,740,400 16 Jenis Pelayanan 33,628,750,870 21 Jenis Pelayanan 35,135,699,734 21 Jenis Pelayanan 35,482,275,907 21 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum
rumah sakit
Urusan Kesehatan 6 Pengembangan, pemeliharaan sarana Persentase alat kesehatan sesuai standar 60% 65% 16,202,178,733 70% 46,000,000,000 75% 31,127,211,900 80% 21,627,211,900 85% 21,627,211,900 85% 21,627,211,900 85% Dinas Kesehatan
dan prasarana pelayanan kesehatan Jumlah puskesmas yang terbangun 29 puskesmas 30 puskesmas 2,192,095,000 31 puskesmas 18,000,000,000 32 puskesmas 10,348,500,000 33 puskesmas 10,348,500,000 34 puskesmas 10,348,500,000 35 puskesmas 10,348,500,000 35 puskesmas Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah bangunan posyandu yang dibangun 50 Posyandu 75 Posyandu 5,885,690,000 - - 94 Posyandu 4,254,540,000 113 Posyandu 4,254,540,000 132 Posyandu 4,254,540,000 151 Posyandu 4,254,540,000 151 Posyandu Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah bangunan puskesmas yang dikembangkan 0 puskesmas 0 - - 0 1 puskesmas 12,399,030,000 1 puskesmas 16,000,000,000 1 puskesmas 7,128,348,000 3 puskesmas Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah puskesmas yang perlu adanya Tambah Ruang 2 puskesmas 3 puskesmas 2,461,770,000 3 puskesmas 9,000,000,000 1 puskesmas 800,000,000 1 puskesmas 800,000,000 10 puskesmas Dinas Bangunan dan
Sesuai Kebutuhan Pelayanan Penataan Ruang
Jumlah Bangunan PPKT 0% 39% 57,000,000,000 100% 30,696,831,600 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Persentase Gudang terbangun 0% 60% 2,827,520,000 100% 1,417,300,000 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah Rumah Sakit Tingkat Kecamatan dibangun 0 unit 1 unit 25,000,000,000 1 unit 25,000,000,000 2 unit Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah Puskesmas yang direhabilitasi 0% 7 pkm 9,000,000,000 7 pkm 3,047,870,000 14 pkm Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Tingkat instrumen akreditasi rumah sakit 0% Tingkat dasar (4 28,520,575,028 Tingkat dasar (4 35,000,000,000 Tingkat madya (8 33,422,945,050 Tingkat madya (8 41,789,237,963 Tingkat utama (12 43,875,549,861 Tingkat utama (12 44,746,743,668 Tingkat utama (12 Rumah Sakit Umum
bab) bab) bab) bab) bab) bab) bab)
Urusan Kesehatan 7 Penyediaan dan pengawasan obat , Persentase ketersediaan reagen dan bmhp 0.97 95% 5,000,000,000 95% 7,500,000,000 95% 12,000,000,000 95% 15,000,000,000 95% 17,000,000,000 95% 17,000,000,000 95% Dinas Kesehatan
makanan dan perbekalan kesehatan laboratorium di puskesmas dan labkesda
Persentase ketersediaan obat dan Perbekalan 60% 90% 11,910,825,000 90% 8,500,000,000 97% 14,328,098,250 97% 15,720,908,075 98% 17,252,998,882 99% 18,938,298,770 99% Dinas Kesehatan
Kesehatan Puskesmas dan Jaringannya
Persentase resep sesuai dengan formularium 50% 60% 26,073,766,779 70% 33,200,000,000 75% 35,804,641,400 80% 35,084,921,660 85% 36,839,167,743 90% 38,681,126,130 90% Rumah Sakit Umum
Urusan Kesehatan 8 Peningkatan pelayanan kesehatan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 49 40 921,285,000 38 1,000,000,000 37 2,430,063,000 36 2,673,068,000 34 2,940,373,800 32 3,234,409,000 32 Dinas Kesehatan
keluarga
Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup 1.2 1.2 70,414,000 1.2 100,000,000 1.1 118,458,000 1.1 130,304,000 1 143,334,000 1 157,668,000 1 Dinas Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan balita 97% 97% 142.455.000 97% 170,000,000 97% 271,700,000 97% 298,870,000 97% 328,757,000 97% 361,632,000 97% Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat 100% 100% 77,545,000 100% 80,000,000 100% 94,508,000 100% 103,959,000 100% 114,355,000 100% 125,791,000 100% Dinas Kesehatan

Cakupan pelayanan lansia - - 181,201,500 9 Puskesmas Santun 500,000,000 18 Puskesmas 706,631,250 24 Puskesmas 838,040,000 30 Puskesmas 574,043,000 32 Puskesmas 16,000,000 32 Puskesmas Dinas Kesehatan
Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 0.8 80% 195,441,000 80% 150,000,000 80% 96,043,000 80% 148,875,000 80% 81,043,000 80% 51,000,000 80% Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 9 Program perbaikan gizi masyarakat Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 281,766,500 100% 2,000,000,000 100% 1,867,345,300 100% 3,533,400,975 100% 2,000,131,620 100% 3,678,355,574 100% Dinas Kesehatan

Persentase Ibu hamil KEK mendapat makanan 38% 50% 245,250,000 65% 300,000,000 80% 480,344,700 95% 504,361,000 95% 529,576,000 95% 529,576,000 95% Dinas Kesehatan
tambahan
Persentase Remaja putri yang mendapat TTD 20% 20% 276,313,000 20% 400,000,000 25% 462,683,000 30% 484,653,000 35% 507,785,000 40% 507,785,000 40% Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 10 Promosi kesehatan dan pemberdayaan Cakupan Kelurahan Sehat/Kelurahan siaga aktif 50 Kelurahan 51 Kelurahan 6,798,794,000 52 Kelurahan 5,900,000,000 52 Kelurahan 9,498,100,000 53 Kelurahan 9,973,030,000 54 Kelurahan 10,471,700,000 54 Kelurahan 12,478,290,000 54 Kelurahan Dinas Kesehatan
masyarakat
Cakupan organisasi kemasyarakatan yang 47% 50% 760,230,000 53% 400,000,000 67% 498,700,000 80% 523,640,000 100% 549,830,000 100% 549,830,000 100% Dinas Kesehatan
memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung
kesehatan
Persentase pasien yang mengetahui produk pelayanan Belum ada data 50% 870,885,000 55% 700,000,000 60% 861,735,000 65% 904,821,750 70% 950,062,838 75% 997,565,979 75% Rumah Sakit Umum
rumah sakit
Urusan Kesehatan 11 Pengembangan SDM kesehatan Cakupan SDM Kesehatan yang terlatih 35% 50% 384,081,000 60% 1,250,000,000 70% 1,007,100,000 80% 800,500,000 90% 960,400,000 90% 1,986,556,000 90% Dinas Kesehatan
Persentase SDM Kesehatan yang mendapat pelatihan 5% 20% 1,993,222,800 20% 1,150,000,000 30% 1,694,920,500 30% 1,779,666,525 40% 1,868,649,851 50% 1,962,082,344 50% Rumah Sakit Umum
minimal 20 jam per tahun
Urusan Kesehatan 12 Pencegahan dan penanggulangan Cakupan penanganan penyakit menular dan tidak 77.7% 100% 5,322,623,500 100% 4,200,000,000 100% 16,387,421,775 100% 21,481,319,300 100% 25,803,196,300 100% 29,036,057,500 100% Dinas Kesehatan
penyakit menular dan tidak menular menular sesuai tahapan standar nasional
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang 90% 91,5% 1,032,399,200 92% 600,000,000 92,5% 850,000,000 93% 900,000,000 93,5% 1,000,000,000 94 1,000,000,000 94% Dinas Kesehatan
mendapat imunisasi dasar lengkap
Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 68% 70% 828,505,600 75% 700,000,000 80% 870,000,000 90% 950,000,000 92% 1,050,000,000 92% 1,100,000,000 92% Dinas Kesehatan

Urusan Kesehatan 13 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Cakupan Pelayanan kesehatan dasar di puskesmas 100% 100% 8,438,335,249 100% 8,900,000,000 100% 8,971,700,000 100% 9,558,300,000 100% 10,161,900,000 100% 10,285,760,000 100% Dinas Kesehatan
dasar, rujukan dan komplementer
Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan 75% 75% 567,185,000 80% 700,000,000 80% 639,800,000 80% 683,700,000 80% 729,900,000 80% 764,303,600 80% Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk 26.5% 30% 1,783,258,300 32.0% 1,000,000,000 34.0% 500,000,000 36.0% 400,000,000 38.0% 300,000,000 40% 150,000,000 40% Dinas Kesehatan
miskin dan kurang mampu serta masyarakat yang
beresiko berdampak sosial yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di faslititas kesehatan Tk.I dan
Rujukan
Cakupan warga kota Tangerang Selatan yang 0 0% - 50.0% 5,100,000,000 70.0% 7,500,000,000 75.0% 7,500,000,000 80.0% 8,000,000,000 85% 8,000,000,000 85% Dinas Kesehatan
mendapatkan Pelayanan pengelolaan Darah yang tidak
di tanggung BPJS
Cakupan masyarakat miskin dan kurang mampu serta 0 0 1584059300 62% 11,900,000,000 67% 12,467,940,000 73% 15,296,940,000 77% 18,125,940,000 77% 25,000,000,000 77% Dinas Kesehatan
masyarakat yang beresiko berdampak sosial , yang
memiliki Jaminan asuransi kesehatan

Cakupan penyelenggaraan pelayanan kesehatan 30.8% 38% 430,810,000 47% 700,000,000 57% 769,829,900 65% 869,733,730 72% 985,350,476 72% 494,480,000 72% Dinas Kesehatan
tradisional dan komplementer
Urusan Kesehatan 14 Pelayanan dan pendukung pelayanan Jumlah puskesmas BLUD 0 puskesmas 0 puskesmas 1 puskesmas 300,000,000 2 puskesmas 500,000,000 2 puskesmas 500,000,000 3 puskesmas 750,000,000 2 puskesmas 600,000,000 10 puskesmas Dinas Kesehatan
BLUD Persentase kepuasan pasien yang disurvei 70% 71% 25,000,000,000 72% 29,800,000,000 73% 31,060,000,000 74% 34,200,000,000 75% 46,500,000,000 76% 51,500,000,000 76% Rumah Sakit Umum
Urusan Kesehatan 15 Pengembangan dan pengendalian Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap 38.68% 35% 334,000,000 40% 500,000,000 45% 900,000,000 50% 1,100,000,000 55% 1,200,000,000 60% 4,134,000,000 60% Dinas Kesehatan
lingkungan sehat Air Minum Berkualitas
Persentase tempat umum yang memenuhi syarat 27.30% 52% 468,680,000 54% 200,000,000 56% 149,435,558 58% 152,807,537 60% 156,352,087 62% 157,273,741 62% Dinas Kesehatan
kesehatan
Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat 20.0% 60% 245,407,000 65% 300,000,000 70% 400,708,681 75% 409,750,581 80% 419,255,225 80% 421,726,624 80% Dinas Kesehatan
kesehatan
Persentase RS Yang Melakukan Pengelolaan Limbah 74% 80% 52,000,000 85% 200,000,000 90% 295,550,325 95% 302,219,351 100% 309,229,683 100% 311,052,510 100% Dinas Kesehatan
Medis Sesuai Standar
Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 0 10 kelurahan 141,187,500 10 kelurahan 100,000,000 20 kelurahan 157,184,068 30 kelurahan 160,730,891 40 kelurahan 164,459,232 54 kelurahan 165,428,676 54 kelurahan Dinas Kesehatan

Persentase pengelolaan limbah rumah sakit sesuai 100% 100% 511,107,360 100% 2,400,000,000 100% 3,198,382,150 100% 890,801,258 100% 900,000,000 100% 900,000,000 100% Rumah Sakit Umum
standar
Urusan Pekerjaan Umum 16 Pembangunan jalan dan jembatan Jalan dan jembatan dalam kondisi baik 80% 82% 114,760,716,127 84% 70,400,000,000 86% 261,500,000,000 88% 214,000,000,000 90% 250,000,000,000 90% 80,000,000,000 90% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Jalan lingkungan dalam kondisi baik 40% 45% 175,000,000,000 50% 48,100,000,000 55% 200,000,000,000 60% 200,000,000,000 65% 200,000,000,000 70% 200,000,000,000 70% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum 16 Pembangunan jalan dan jembatan KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
dan Penataan Ruang 2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Pedestrian jalan yang dibangun 0.5% 1% 8,000,000,000 2% 25,000,000,000 4% 50,000,000,000 5% 50,000,000,000 6% 50,000,000,000 7% 50,000,000,000 7% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum 17 Pengendalian banjir luas genangan yang tereduksi 30% 32% 26,334,179,180 34% 15,300,000,000 36% 25,410,000,000 38% 37,000,000,000 40% 41,000,000,000 42% 9,250,000,000 42% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang

Urusan Pekerjaan Umum 18 Pengembangan pengelolaan dan Pemanfaatan air sungai, danau, dan penampung air 0% 0% - 14% 38,000,000,000 15% 60,000,000,000 17% 60,000,000,000 18% 60,000,000,000 20% 50,000,000,000 20% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang konversi sungai danau dan sumber lainnya sebagai layanan air baku
daya air lainnya
Kapasitas debit sungai /tandon 30% 32% 33,048,194,284 34% 28,000,000,000 36% 28,000,000,000 38% 32,000,000,000 40% 35,000,000,000 42% 37,000,000,000 42% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum 19 Perencanaan Tata Ruang Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang 100% 100% 1,025,000,000 100% 1,200,000,000 100% 1,000,000,000 - - - - - - 100% Bappeda
dan Penataan Ruang (RTR) wilayah
Tersedianya informasi mengenai rencana rinci tata 75% 79% 1,260,000,000 83% 1,400,000,000 87% 1,390,000,000 91% 1,140,000,000 95% 990,000,000 100% 1,240,000,000 100% Dinas Bangunan dan
ruang beserta rencana teknisnya melalui peta analog Penataan Ruang
dan peta digital
Urusan Pekerjaan Umum 20 Pengelolaan sarana air minum dan air persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah 85.63% 85.63% 3,940,000,000 86.13% 8,866,110,000 86.60% 5,170,000,000 87.73% 74,290,000,000 88.8% 30,936,000,000 89.85% 49,236,000,000 89.85% Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang limbah yang memadai Penataan Ruang
Persentase pelayanan air minum 82,5% 83.00% 3,491,016,000 83.50% 4,261,110,000 84.00% 13,000,000,000 84.50% 13,000,000,000 85.0% 13,000,000,000 85,5% 13,000,000,000 85,5% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum 21 Pembangunan dan peningkatan sarana Tersedianya sarana dan prasarana gedung perkantoran 40 gedung 10 gedung 290,805,000,000 10 gedung 290,805,000,000 11 gedung 135,159,000,000 3 gedung 130,026,000,000 4 gedung 104,176,000,000 2 gedung 9,000,000,000 80 gedung Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang dan prasarana bangunan dan gedung Penataan Ruang
Tersedianya sarana dan prasarana gedung non 0 13 paket 19,935,000,000 2 paket 19,935,000,000 5 paket 92,525,000,000 3 paket 100,793,000,000 2 paket 61,355,000,000 1 paket 2,150,000,000 26 paket Dinas Bangunan dan
perkantoran Penataan Ruang
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan kajian dan 100% 100% 3,000,000,000 100% 6,377,708,500 100% 3,000,000,000 100% 3,000,000,000 100% 3,000,000,000 100% 3,000,000,000 100% Dinas Bangunan dan
rekomendasi teknis serta sertifikat laik fungsi Penataan Ruang

Urusan Pekerjaan Umum 22 Pengendalian dan pemanfaatan ruang Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 100% 100% 200,000,000 100% 270,000,000 100% 400,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang keterangan peruntukan lahan Penataan Ruang

Urusan Perumahan dan 23 Penataan Lingkungan Terpadu Pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan 1677 ha - - 335,4 ha 8,218,750,000 335,4 ha 4,500,000,000 335,4 ha 4,500,000,000 335,4 ha 5,000,000,000 335,4 ha 5,000,000,000 0 Ha Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman (Ha) Permukiman dan Pertanahan

Terbangunnya sarana penunjang permukiman 178 unit - - 30 unit 14,894,600,000 30 unit 9,000,000,000 30 unit 9,000,000,000 30 unit 9,000,000,000 30 unit 9,000,000,000 328 unit Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Penyediaan rumah susun sederhana sewa (unit) 1 twin blok 0 - 0 - 0 - 1 twin blok 40,000,000,000 1 twin blok 50,000,000,000 1 twin blok 60,000,000,000 4 twin blok Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Rumah tidak layak huni menjadi layak huni 700 unit - - 200 unit 14,726,680,000 150 unit 10,875,000,000 100 unit 7,250,000,000 75 unit 5,625,000,000 50 unit 3,750,000,000 1275 unit Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Urusan Perumahan dan 24 Pengembangan infrastruktur Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 0% 0 - 0 - 25% 500,000,000 50% 500,000,000 75% 500,000,000 100% 500,000,000 100% Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman permukiman sertifikat keahlian perencana dan perancang rumah dan Permukiman dan Pertanahan
PSU perumahan skala kecil

Tersedianya data rumah dan perumahan 6 dokumen - - - - - - 6 dokumen 350,000,000 - - - - 12 dokumen Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Tersedianya regulasi penyelenggaraan perumahan dan 1 perda 6 perwal - - 1 perwal 300,000,000 1 perwal 300,000,000 1 perwal 300,000,000 1 perwal 300,000,000 1 perwal 300,000,000 1 perda, 11 perwal Dinas Perumahan,
permukiman Permukiman dan Pertanahan

Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 1 dokumen - - 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% Dinas Perumahan,
pengesahan pertelaan rumah susun Permukiman dan Pertanahan

Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 0% - - 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% Dinas Perumahan,
rekomendasi teknis pembangunan dan pengembangan Permukiman dan Pertanahan
rumah susun
Persentase terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 20 dokumen - - 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% Dinas Perumahan,
rekomendasi teknis pembangunan dan pengembangan Permukiman dan Pertanahan
rumah tapak
tercatatnya PSU perumahan yang dikuasai sepihak ke 20 perum - - 10 perum 300,000,000 10 perum 350,000,000 10 perum 350,000,000 10 perum 400,000,000 10 perum 400,000,000 70 perum Dinas Perumahan,
dalam neraca aset Permukiman dan Pertanahan

Urusan Perumahan dan 25 Penyediaan dan Pengelolaan Areal Pengembangan dan Pembangunan TPU 7 TPU 1 TPK 7 TPU 1 TPK 7,674,280,000 7 TPU 1 TPK 6,128,820,000 8 TPU 1 TPK 34,158,300,000 9 TPU 1 TPK 24,868,300,000 10 TPU 1 TPK 13,468,300,000 10 TPU 1 TPK 1,500,000,000 10 TPU 1 TPK Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman Pemakaman Permukiman dan Pertanahan

Terpeliharanya sarana TPU 7 TPU 1 TPK 100% 1,157,411,276 100% 1,289,210,000 100% 3,870,000,000 100% 4,110,000,000 100% 4,160,000,000 100% 4,160,000,000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Pembinaan kelembagaan pengelolaan TPU 7 TPU 1 TPK 100% 97,200,000 100% 281,970,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Urusan Perumahan dan 26 Pengembangan Penyediaan Dan Penambahan jumlah PJU terbangun 28.383 titik 2000 19,611,383,860 2250 18,000,000,000 2250 22,000,000,000 2250 22,000,000,000 2250 22,000,000,000 2250 22,000,000,000 39383 titik Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman Pengelolaan PJU Permukiman dan Pertanahan

Terpeliharanya dan terbayarnya rekening PJU 100% 100% 43,378,433,605 100% 45,000,000,000 100% 48,560,000,000 100% 47,360,000,000 100% 47,960,000,000 100% 47,960,000,000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Urusan Ketentraman, 27 Peningkatan Kesiagaan dan Respon time kebakaran < 20 Menit < 20 Menit 823,560,000 < 15 Menit 7,510,006,000 < 15 Menit 25,200,000,000 < 10 Menit 11,800,000,000 < 10 Menit 9,900,000,000 < 10 Menit 1,600,000,000 < 10 Menit Dinas Pemadam Kebakaran
Ketertiban Umum dan Pencegahan bahaya Kebakaran dan Penyelamatan
Perlindungan Masyarakat
Cakupan pelayanan penanggulangan kebakaran dan 100% 100% 7,033,825,000 100% 8,550,000,000 100% 11,178,000,000 100% 12,536,000,000 100% 12,668,000,000 100% 13,423,000,000 100% Dinas Pemadam Kebakaran
penyelamatan korban serta harta benda dan Penyelamatan

Urusan Ketentraman, 28 Penanggulangan Bencana Daerah Persentase Mitigasi dan Penanggulangan Bencana 100% 100% 1,192,000,000 100% 1,363,149,000 100% 1,550,000,000 100% 1,550,000,000 100% 1,550,000,000 100% 1,550,000,000 100% Badan Penanggulangan
Ketertiban Umum dan Bencana Daerah
Perlindungan Masyarakat Tingkat waktu tanggap (response time rate) < 20 100% 100% 1,352,538,200 100% 1,336,851,000 100% 1,150,000,000 100% 1,150,000,000 100% 1,150,000,000 100% 1,150,000,000 100% Badan Penanggulangan
Menit terhadap Bencana Bencana Daerah
Urusan Ketentraman, 29 Penegakan peraturan daerah dan Cakupan Penegakan Perda dan /atau Perwal 93% 95% - 98% 1,341,000,000 100% 1,408,050,000 100% 1,478,452,500 100% 1,552,375,125 100% 1,629,993,881 100% Satpol PP
Ketertiban Umum dan peraturan walikota
Perlindungan Masyarakat

Urusan Ketentraman, 30 Peningkatan keamanan dan Jumlah Kegiatan Koordinasi Pemeliharaan Ketertiban 43 kali 25 kali 2,954,057,389 30 kali 2,873,342,630 26 kali 2,928,310,991 26 kali 2,994,387,662 26 kali 3,063,845,986 25 kali 3,081,906,549 201 kali Satpol PP
Ketertiban Umum dan kenyamanan lingkungan Masyarakat
Perlindungan Masyarakat Persentase Penindakan Pelanggaran pengamanan dan 100% 100% 3,347,001,250 100% 19,879,000,000 100% 20,872,950,000 100% 21,916,597,500 100% 23,012,427,375 100% 24,163,048,744 100% Satpol PP
penertiban
Jumlah penambahan SDM dan sarana prasarana 56.67% 60% 6,072,200,000 62% 9,757,000,000 66% 10,244,850,000 69% 10,757,092,500 72% 11,294,947,125 76% 11,859,694,481 76% Satpol PP
penunjang
Persentase Aparatur Satpol PP yang diiatih 100% 100% 600,000,000 100% 630,000,000 100% 661,500,000 100% 694,575,000 100% 729,303,750 100% 765,768,938 100% Satpol PP
Urusan Sosial 31 Pelayanan dan Rehabilitasi Persentase PMKS yang mendapatkan pelayanan dan 20% 20% 2,166,328,000 50% 1,729,000,000 52% 2,139,500,000 54% 2,353,450,000 56% 2,588,795,000 58% 2,847,675,000 58% Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial rehabsos sesuai standar dasar
Urusan Sosial 32 Pemberdayaan Masyarakat Rawan Persentase PMKS dan LKS yang diberdayakan 20% 0 685,000,000 25% 1,230,000,000 30% 1,265,000,000 35% 1,391,500,000 40% 1,530,650,000 45% 1,683,715,000 45% Dinas Sosial
Sosial dan Lembaga Kesejahteran Peningkatan pembinaan Lembaga Kesejahteraan - - 358,994,500 4 dok 2,500,000,000 4 dok 2,811,000,000 4 dok 3,020,500,000 4 dok 3,230,500,000 4 dok 3,440,500,000 24 dok Setda
Sosial Sosial dan keagamaan
Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial - - 1,400,000,000 7 dok 4,500,000,000 7 dok 4,500,000,000 7 dok 4,500,000,000 7 dok 4,500,000,000 7 dok 4,500,000,000 24 dok Setda
Masyarakat
Pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS - - - 2 dok 2,000,000,000 2 dok 500,000,000 2 dok 500,000,000 2 dok 500,000,000 2 dok 500,000,000 10 dok Setda

B URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 322,636,604,860 550,541,718,100 513,255,363,066 451,185,553,701 467,449,611,983 483,295,404,028
Urusan Ketenagakerjaan 33 Pengembangan Produktivitas Tenaga Persentase tenaga kerja siap pakai 5% 5% 775,000,000 10% 2,200,000,000 12% 2,365,000,000 15% 2,601,500,000 17% 2,861,650,000 20% 3,147,815,000 20% Dinas Ketenagakerjaan
Kerja
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Urusan Ketenagakerjaan 34 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63,04% 63,04% 1,479,000,000 65% 1,800,000,000 66% 2,013,000,000 67% 2,214,300,000 68% 2,435,730,000 69% 2,679,303,000 69% Dinas Ketenagakerjaan
Berusaha
Urusan Ketenagakerjaan 35 Kerjasama Hubungan Industrial dan Menurunnya Angka perselisihan Industrial 30 kasus 30 kasus 2,360,684,000 28 kasus 1,300,000,000 25 Kasus 1,563,650,000 23 Kasus 1,720,015,000 20 Kasus 1,892,017,000 17 Kasus 2,081,218,000 17 Kasus Dinas Ketenagakerjaan
Perlindungan Ketenagakerjaan

Urusan Pemberdayaan 36 Peningkatan peran serta dan Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan 500 orang 568 Orang 805,426,740 630 Orang 1,800,000,000 660 Orang 1,850,000,000 687 Orang 1,950,000,000 715 Orang 1,950,000,000 743 Orang 2,040,000,000 743 Orang DPMPPPAKB
Perempuan dan Kesetaraan Gender dalam
Perlindungan Anak Pembangunan

Urusan Pemberdayaan 37 Peningkatan kualitas hidup dan Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang 100% 100% 1,091,391,200 100% 610,000,000 100% 1,020,000,000 100% 1,094,000,000 100% 1,172,000,000 100% 1,172,000,000 100% DPMPPPAKB
Perempuan dan Perlindungan kekerasan terhadap mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas
Perlindungan Anak perempuan dan anak

Urusan Pemberdayaan 38 Penguatan Kelembagaan PUG dan IPG dan IDG IPG 93,41% ; IDG IPG 93,45-93,59% ; 1,134,895,986 IPG 93,50-93,78% ; 2,212,000,000 IPG 93,54-93,97% ; 1,627,000,000 IPG 93,59-94,16% ; 1,952,000,000 IPG 93,64-94,35% ; 2,110,000,000 IPG 93,68-94,53% ; 2,110,000,000 IPG 93,68-94,53% ; DPMPPPAKB
Perempuan dan Anak 64,07% IDG 64.16-64.27% IDG 64,26-64,47% IDG 64,36-64,67% IDG 64,46-64,87% IDG 64,56-65,70% IDG 64,66-65,27% IDG 64,66-65,27%
Perlindungan Anak
Jumlah Kelurahan Ramah Anak 2 Kelurahan 5 Kelurahan 531,595,000 8 Kelurahan 588,000,000 11 Kelurahan 2,050,000,000 14 Kelurahan 2,250,000,000 17 Kelurahan 2,550,000,000 19 Kelurahan 2,550,000,000 19 Kelurahan DPMPPPAKB
Urusan Pemberdayaan 39 Peningkatan peran serta dan Pemanfaatan Inovasi TTG Dalam Pemberdayaan 2 Inovasi 2 Inovasi 408,000,000 4 Inovasi 2,100,000,000 7 Inovasi 400,000,000 9 Inovasi 450,000,000 11 Inovasi 500,000,000 11 Inovasi 500,000,000 11 Inovasi DPMPPPAKB
Masyarakat dan Desa pemberdayaan masyarakat dalam Masyarakat
pembangunan Persentase Peran serta Lembaga/Kelompok 60% 60% 1,918,672,438 70% 4,100,000,000 75% 1,625,000,000 77% 1,650,000,000 80% 1,655,000,000 85% 1,655,000,000 85% DPMPPPAKB
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan

Urusan Pangan 40 Peningkatan Ketahanan Pangan Penguatan cadangan pangan - - - - - 60 Ton 870,000,000 20 ton 440,000,000 10 ton 320,000,000 10 ton 370,000,000 100 Ton Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses 75% 80% 107,620,000 85% 800,000,000 90% 611,250,000 95% 766,187,500 100% 813,465,625 100% 837,325,000 100% Dinas Ketahanan Pangan,
pangan Pertanian dan Perikanan

AKG dan AKP 80% 85% 514,579,250 87% 861,500,000 89% 771,400,000 91% 795,295,000 92% 828,209,750 93% 849,816,000 93% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Keamanan Pangan 79% 80% 224,156,750 81% 713,500,000 82% 728,600,000 83% 850,000,000 84% 914,000,000 85% 945,000,000 85% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Terlaksananya koordinasi ketahanan pangan 100% 100% 1,649,854,591 100% 1,675,000,000 100% 1,087,000,000 100% 1,270,250,000 100% 1,198,762,500 100% 1,788,302,000 100% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Urusan Pertanahan 41 Penataan penguasaan, pemilikan, Tersusunnya laporan kebutuhan lahan - 1 dokumen, 1 246,880,000 - - - - - - - - - - 1 dokumen, 1 Dinas Perumahan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah kegiatan kegiatan Permukiman dan Pertanahan

Terfasilitasinya dan pendampingan kegiatan - 15 paket pengadaan 1,620,048,000 - - - - - - - - - - 15 paket Dinas Perumahan,
pengadaan tanah untuk pembangunan pengadaan Permukiman dan Pertanahan

Terlaksananya pengadaan tanah untuk : kantor - 3 Paket 72,726,400,000 - - - - - - - - - - 3 Paket Dinas Perumahan,
kelurahan, kawasan pertanian terpadu, dan Kantor Permukiman dan Pertanahan
Pemerintahan Kota Tangerang Selatan
Terlaksananya pengadaan tanah untuk : Infrastruktur - 3 Paket 87,796,900,985 - - - - - - - - - - 3 Paket Dinas Perumahan,
Dasar, Kawasan Perdagangan dan Lapangan Olah Permukiman dan Pertanahan
Raga
Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan - - - 2 Paket 108,697,000,000 2 Paket 166,000,000,000 2 Paket 106,000,000,000 2 Paket 100,000,000,000 2 Paket 100,000,000,000 10 paket Dinas Perumahan,
Umum dalam rangka pembangunan infrastruktur dasar Permukiman dan Pertanahan
dan Non Gedung Perkantoran

Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan - - - 2 Paket 893,400,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 10 paket Dinas Perumahan,
Pengadaan Tanah Infrastruktur Dasar dan Non Permukiman dan Pertanahan
Gedung Perkantoran
Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan - - - 2 Paket 184,636,000,000 2 Paket 100,000,000,000 2 Paket 100,000,000,000 2 Paket 100,000,000,000 2 Paket 100,000,000,000 10 paket Dinas Perumahan,
Umum dalam rangka pembangunan Gedung Permukiman dan Pertanahan
Perkantoran / fasilitas pelayanan pemerintah bagi
masyarakat dan Non infrastruktur dasar

Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan - - - 2 Paket 893,400,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 2 Paket 350,000,000 10 paket Dinas Perumahan,
Pengadaan Tanah Gedung Perkantoran/ fasilitas Permukiman dan Pertanahan
pemerintah bagi masyarakat dan Non Infrastruktur
Dasar
Tersusunnya dokumen perencanaan pengadaan tanah - - - 1 Paket 297,800,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 5 paket Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan

Tersusunnya dokumen teknis rencana pengadaan - - - 1 Paket 595,600,000 1 Paket 300,000,000 1 Paket 300,000,000 1 Paket 300,000,000 1 Paket 300,000,000 5 paket Dinas Perumahan,
tanah Permukiman dan Pertanahan

Tersusunnya laporan kebutuhan lahan Pemerintah Kota - - - 1 Paket 297,800,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 5 paket Dinas Perumahan,
Tangerang Selatan Untuk Pembangunan Permukiman dan Pertanahan

Tersusunnya laporan Monitoring dan Evaluasi Tahapan - - - 1 Paket 297,800,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 1 Paket 150,000,000 5 paket Dinas Perumahan,
Pengadaan Tanah Permukiman dan Pertanahan

Terfasilitasinya Aparatur di Bidang Pertanahan lingkup - 3 kegiatan 496,200,000 3 Kegiatan / 180 1,191,200,000 3 Kegiatan / 180 500,000,000 3 Kegiatan / 180 500,000,000 3 Kegiatan / 180 500,000,000 3 Kegiatan / 180 500,000,000 15 kegiatan/900 Dinas Perumahan,
Pemerintah Kota tangerang Selatan dalam mengikuti orang orang orang orang orang orang Permukiman dan Pertanahan
Bimtek di Bidang Pertanahan
Urusan Lingkungan Hidup 42 Pengendalian pencemaran dan persentase penanganan terhadap pengaduan 180 lokasi titik 78 Titik pantau 850,613,000 78 Titik pantau 992,300,000 78 Titik pantau 992,300,000 78 Titik pantau 992,300,000 78 Titik pantau 992,300,000 78 Titik pantau 992,300,000 390 Titik pantau Dinas Lingkungan Hidup
perusakan lingkungan hidup pencemaran dan perusakan lingkungan pantau
Cakupan pembinaan dan pengawasan terhadap 50% 60% 300,370,000 70% 1,040,000,000 80% 1,040,000,000 90% 1,040,000,000 100% 1,040,000,000 100% 1,040,000,000 100% Dinas Lingkungan Hidup
pelaksanaan izin lingkungan dan pengelolaan
lingkungan
Pengendalian dan pengawasan terhadap B3 dan 252 perusahaan 30 perusahaan 260,000,000 50 perusahaan 469,135,000 50 perusahaan 469,135,000 50 perusahaan 469,135,000 50 perusahaan 469,135,000 50 perusahaan 469,135,000 280 perusahaan Dinas Lingkungan Hidup
limbah B3 penghasil limbah B3

Optimalisasi fungsi analisis laboratorium lingkungan 30 Alat terkalibrasi, 9 parameter 1,432,931,250 30 Alat terkalibrasi, 2,000,000,000 50 Alat 2,000,000,000 50 Alat terkalibrasi, 2,000,000,000 30 Alat terkalibrasi, 2,000,000,000 30 Alat terkalibrasi, 2,000,000,000 190 Alat Dinas Lingkungan Hidup
hidup Pemeliharaan 10 alat terakreditasi Pemeliharaan 10 alat terkalibrasi,pemelihar pemeliharaan 10 pemeliharaan 10 alat pemeliharaan 30 alat terkalibrasi,
laboratorium, 0 laboratorium, 5 aan 10 alat alat laboratorium, laboratorium, 5 laboratorium,pemelih pemeliharaan 70
Parameter Parameter laboratorium, pemeliharaan, 5 Parameter araan dan 5 alat
terakreditasi terakreditasi pemeliharaan, 5 Parameter terakreditasi Parameter laboratorium,pemeli
Parameter terakreditasi terakreditasi haraan dan 34
terakreditasi Parameter
terakreditasi
Urusan Lingkungan Hidup 43 Perlindungan dan konservasi sumber Luas lahan yang dikonservasi dan pelaksanaan Prokasih di 7 Program Kali bersih 2,320,000,000 Program kali bersih 519,283,000 Program Kali Bersih 519,283,000 Program Kali Bersih 519,283,000 Program kali bersih 519,283,000 Program Kali bersih 519,283,000 Prokasih di 7 Dinas Lingkungan Hidup
daya alam program kali bersih di tiap kecamatan Kecamatan, 777 m3 di Kecamatan di kecamatan di 2 kecamatan di 2 kecamatan di 1 kecamatan di Kecamatan Kecamatan
Serpong,500 m3 serpong utara,500 (Kecamatan Ciputat (setu) ,500 m3 Pamulang ,500 m3 Pondok aren, 500 m3 terlaksana
m3 dan Ciputat
Timur),500 m3

Pilot Project kampung iklim (kampung Hijau di 7 - - - Kampung hijau di 1 427,000,000 Kampung hijau di 2 427,000,000 Kampung hijau di 2 427,000,000 Kampung hijau di 1 427,000,000 Kampung hijau di 1 427,000,000 Kampung Hijau di 7 Dinas Lingkungan Hidup
kecamatan) kecamatan kecamatan kecamatan (Setu kecamatan ( serpong kecamatan ( Ciputat kecamatan
(Kecamatan Pondok (Kecamatan Serpong dan Pamulang) Utara) Timur)
Aren) dan Ciputat)
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Urusan Lingkungan Hidup 44 Peningkatan edukasi dan komunikasi Jumlah peningkatan partisipasi aktif masyarakat 20% 30% 1,800,000,000 40% 412,090,000 50% 412,090,000 60% 412,090,000 70% 412,090,000 80% 412,090,000 80% Dinas Lingkungan Hidup
masyarakat di bidang lingkungan hidup terkait pelestarian lingkungan hidup
Fasilitasi Peningkatan Nilai ADIPURA 71 72 160,000,000 73 504,000,000 74 504,000,000 75 504,000,000 76 504,000,000 76 504,000,000 76 Dinas Lingkungan Hidup
Jumlah penghargaan Nasional maupun lokal terkait 1 orang, 3 sekolah 1 orang, 3 sekolah 595,000,000 1 orang, 3 sekolah 905,192,000 1 orang, 3 sekolah 905,192,000 1 orang, 3 sekolah 905,192,000 1 orang, 3 sekolah 905,192,000 1 orang, 3 sekolah 905,192,000 7 orang, 21 sekolah Dinas Lingkungan Hidup
pelestarian lingkungan hidup
Urusan Lingkungan Hidup 45 Pengembangan pengelolaan Persentase pengangkutan sampah 40% 45% 28,173,609,955 50% 38,000,000,000 55% 42,552,836,200 60% 45,637,993,820 65% 59,715,682,202 70% 94,993,381,129 70% Dinas Lingkungan Hidup
persampahan
Urusan Lingkungan Hidup 46 Pengelolaan Sampah terpadu Persentase pengurangan sampah melalui 3R 5% 10% 14,487,725,000 10% 48,280,000,000 10% 70,047,807,500 10% 56,588,538,750 10% 58,467,780,800 10% 36,251,306,011 10% Dinas Lingkungan Hidup

Urusan Administrasi 47 Penataan Administrasi Kependudukan Cakupan Penerbitan KK 58.99% 65.30% 1,236,648,315 74.26% 1,300,000,000 82.67% 1,567,000,000 90.52% 1,577,000,000 97.78% 1,577,000,000 100.00% 1,457,000,000 100.00% Disdukcapil
Kependudukan dan Cakupan penerbitan KTP 60.81% 65.68% 1,313,500,000 73.15% 800,000,000 81.25% 910,000,000 89.08% 860,000,000 97.01% 870,000,000 99.62% 880,000,000 99.62% Disdukcapil
Pencatatan Sipil Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran 73.17% 76.75% 951,977,500 80.43% 700,000,000 84.23% 1,520,000,000 88.12% 1,600,000,000 92.15% 1,680,000,000 96.27% 1,530,000,000 96.27% Disdukcapil
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian 29.22% 34.89% 951,977,500 42.19% 700,000,000 52.34% 300,000,000 62.37% 300,000,000 72.63% 300,000,000 83.01% 300,000,000 83.01% Disdukcapil
Rasio Pasangan Berakta Perkawinan 42.41% 48.17% 232,830,000 53.93% 500,000,000 59.68% 200,000,000 65.44% 220,000,000 71.20% 230,000,000 76.96% 230,000,000 76.96% Disdukcapil
Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Akan 12.13% 20.27% 1,155,026,500 17.33% 1,000,000,000 22.53% 750,000,000 13.86% 700,000,000 13.86% 650,000,000 12.13% 350,000,000 100.00% Disdukcapil
Pentingnya Dokumen Kependudukan
Jumlah Data dan Informasi Pendudukan Yang 1.220.802 Penduduk 1220802 200,000,000 1220802 800,000,000 1256626 845,000,000 1292450 965,000,000 1328274 892,000,000 1364099 1,085,000,000 1.364.099 Pddk Disdukcapil
Tersedia
Urusan Pengendalian 48 Pengendalian Penduduk Pengendalian Urbanisasi Penduduk 567 Orang 550 Orang 630,000,000 500 Orang 456,000,000 450 Orang 520,000,000 430 Orang 520,000,000 400 Orang 520,000,000 350 Orang 520,000,000 3247 Orang Disdukcapil
Penduduk dan Keluarga
Berencana
Urusan Pengendalian 49 Keluarga Berencana Proporsi Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah 2,3% 2.3% 2,058,305,800 2.2% 1,119,000,000 2.1% 600,000,000 2.0% 659,000,000 1.8% 856,000,000 1,8% 856,000,000 1,8% DPMPPPAKB
Penduduk dan Keluarga 20 Tahun
Berencana Menurunnya Unmet Need 6.65% 6.65% 256,000,000 6.5% 510,000,000 6.4% 1,350,000,000 6.3% 1,400,000,000 6.2% 1,450,000,000 6.1% 1,450,000,000 6.1% DPMPPPAKB
Meningkatnya Kesertaan ber- KB 70% 70.0% 575,000,000 70.5% 570,000,000 71.0% 341,000,000 71.2% 443,000,000 71.5% 576,000,000 71.5% 576,000,000 71.5% DPMPPPAKB
Meningkatnya Anggota Tribina ( BKB, BKR, BKL) yang 85,98% 88% 750,000,000 89,50% 856,000,000 89,90% 1,000,000,000 90,33% 1,050,000,000 92,66% 1,100,000,000 92,66% 1,100,000,000 92,66% DPMPPPAKB
Ber-KB
Meningkatnya Produk Unggulan UPPKS 53% 53.0% 649,000,000 60.0% 945,000,000 62.0% 860,000,000 65.0% 900,000,000 67.0% 950,000,000 70.0% 950,000,000 70.0% DPMPPPAKB
Urusan Perhubungan 50 Pengembangan pelayanan angkutan Jumlah uji kir Jumlah Uji Kir 30.500 Unit 1,070,000,000 35.500 Unit 1,750,000,000 36.000 Unit 1,750,000,000 36.500 Unit 1,750,000,000 37.000 Unit 1,750,000,000 37.500 Unit 1,750,000,000 386.794 Unit Dinas Perhubungan
Sebanyak 173.794
Unit
Urusan Perhubungan 51 Pengendalian dan pengamanan lalu Jumlah titik pengendalian dan pengaturan lalu lintas 40 titik 40 titik 8,940,000,000 40 titik 8,500,000,000 40 titik 6,500,000,000 40 titik 6,500,000,000 40 titik 7,500,000,000 40 titik 7,500,000,000 40 titik Dinas Perhubungan
lintas
Urusan Perhubungan 52 Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana Persentase sarana prasarana lalu lintas yang dapat 60% 65% 311,000,000 70% 850,000,000 75% 650,000,000 80% 750,000,000 85% 1,000,000,000 90% 1,250,000,000 90% Dinas Perhubungan
dan fasilitas Perhubungan berfungsi

Urusan Perhubungan 53 Pembangunan prasarana dan fasilitas Peningkatan jumlah sarana prasarana lalu lintas 15% 25% 6,431,000,000 33% 43,600,000,000 48% 6,385,759,816 63% 6,674,021,553 85% 9,094,948,061 100% 9,019,402,468 100% Dinas Perhubungan
perhubungan
Urusan Komunikasi dan 54 Pengembangan Komunikasi, sistem Peningkatan Penerapan Keterbukaan Sistem Informasi 20% 20% 534,000,000 20% 613,900,000 20% 700,000,000 20% 750,000,000 20% 800,000,000 20% 900,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika informasi dan Media Massa Publik Informatika
Persentase Penyebaran Informasi 20% 20% 6,000,000,000 20% 7,670,000,000 20% 8,000,000,000 20% 10,000,000,000 30% 11,500,000,000 10% 13,000,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Cakupan pembangunan , operasional dan 100% 100% 13,062,472,000 100% 13,062,472,000 100% 13,062,472,000 100% 13,062,472,000 100% 13,062,472,000 100% 13,062,472,000 100% seluruh OPD
pemeliharaan sistem di SKPD
Urusan Koperasi dan 55 Pengembangan Koperasi Jumlah SDM Koperasi yang dibina 3.430 SDM Koperasi 1050 SDM 2,165,010,000 1695 SDM 1,950,000,000 1695 SDM Koperasi 2,047,500,000 1695 SDM 2,134,500,000 1715 SDM 2,243,745,000 1825 SDM Koperasi 2,465,870,000 9.675 SDM Dinas Koperasi dan UKM
UMKM Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi
Jumlah usaha koperasi simpan pinjam dan ijin 199 koperasi 90 Koperasi 97,793,000 210 koperasi 250,000,000 220 koperasi 257,500,000 230 koperasi 265,375,000 240 koperasi 273,644,000 250 koperasi 282,326,000 249 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
pembukaan kantor cabang / pembantu / kantor kas
KSP
Pengawasan dan pemeriksaan koperasi serta penilaian 320 koperasi 200 koperasi 236,523,000 420 koperasi 1,200,000,000 495 koperasi 1,260,000,000 570 koperasi 1,323,000,000 640 koperasi 1,389,151,000 640 koperasi 1,458,608,000 640 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
KSP atau USP
Jumlah koperasi yang terfasilitasi 200 koperasi 50 Koperasi 722,578,000 50 Koperasi 1,000,000,000 50 Koperasi 1,050,000,000 50 Koperasi 1,102,500,000 50 Koperasi 1,157,625,000 50 Koperasi 1,215,506,000 300 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM

Urusan Koperasi dan 56 Pengembangan UMKM Jumlah fasilitasi sertifikasi produk UMKM 25 produk UMKM 200 PRODUK 856,189,000 200 PRODUK 2,000,000,000 225 PRODUK 2,100,000,000 275 PRODUK 2,205,000,000 300 PRODUK 2,315,250,000 325 Produk UMKM 2,431,013,000 325 Produk UMKM Dinas Koperasi dan UKM
UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM
Pengembangan pemasaran produk dan inovasi 1701 Produk UMKM 250 Produk UKM 1,778,595,000 400 Produk UKM 2,800,000,000 500 Produk UMKM 2,940,000,000 600 Produk UMKM 3,087,000,000 700 Produk UMKM 3,241,350,000 800 Produk UMKM 3,403,418,000 3250 Produk UMKM Dinas Koperasi dan UKM
promosi UMKM
Pembinaan wirausaha UMKM dan Calon Wirausaha 3360 UMKM 3030 SDM UMKM 3,180,042,000 1390 SDM UMKM 2,225,000,000 1390 SDM UMKM 2,336,250,000 1390 SDM UMKM 2,453,063,000 1390 SDM UMKM 2,575,716,000 1390 SDM UMKM 2,704,501,000 9980 SDM UMKM Dinas Koperasi dan UKM
UMKM
Pembangunan dan Operasional sarana dan Prasarana 11 Galeri UMKM 5 Galeri UMKM 1,782,727,000 7 Galeri UMKM dan 100,000,000 7 Galeri UMKM dan 105,000,000 7 Galeri UMKM 110,250,000 7 Galeri UMKM 115,763,000 7 Galeri UMKM 121,551,150 40 Galeri UMKM Dinas Koperasi dan UKM
pengembangan UMKM 1 Gedung Inovation 1 Gedung Inovation dan 1 Gedung
Center Center Inovation Center
Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM 402 UMKM 535 UMKM 1,114,724,000 371 UMKM 1,450,000,000 301 UMKM 1,475,000,000 306 UMKM 1,501,250,000 311 UMKM 1,528,813,000 315 UMKM 1,557,753,000 2139 UMKM Dinas Koperasi dan UKM

Pengawasan, Pengembangan Data, Inovasi, Informasi 2 Dokumen 3 Dokumen 1,318,842,000 3 Dokumen 2,000,000,000 3 Dokumen 2,340,000,000 3 Dokumen 2,382,000,000 3 Dokumen 1,926,641,000 3 Dokumen 1,972,405,000 3 Dokumen Dinas Koperasi dan UKM
dan Teknologi
Urusan Koperasi dan 57 Pembinaan pedagang kaki lima dan Jumlah Lokasi Penataan Pedagang Kaki Lima dan 2 Lokasi 1 Lokasi 435,629,000 1 Lokasi 3,075,000,000 1 Lokasi 3,228,750,000 1 Lokasi 3,390,188,000 1 Lokasi 3,559,697,000 1 Lokasi 3,737,682,000 8 lokasi Dinas Koperasi dan UKM
UMKM asongan Asongan
Jumlah Revitalisasi Pasar Rakyat yang dikelola - - - 1 Lokasi 200,000,000 1 Lokasi 500,000,000 1 Lokasi 525,000,000 1 Lokasi 551,250,000 1 Lokasi 578,813,000 5 lokasi Dinas Koperasi dan UKM
Koperasi
Urusan Penanaman 58 Pengembangan investasi Peningkatan Jumlah Investasi PMA & PMDN 71 PMA & 9 PMDN 32 PMA & 10 PMDN 4,445,600,000 37 PMA & 12 PMDN 3,371,500,000 42 PMA & 14 PMDN 3,622,645,000 47 PMA & 16 PMDN 3,746,824,350 52 PMA & 18 PMDN 3,864,129,081 57 PMA & 20 PMDN 4,068,335,535 210 PMA & 70 Dinas Penanaman Modal
Modal Daerah PMDN dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
Urusan Penanaman 59 Pengembangan Pelayanan Perijinan Penerapan Pelayanan dan Perijinan Satu Pintu dan 27 Jenis Ijin 28 Jenis Ijin 5,145,999,200 40 Jenis Ijin 5,920,000,000 45 Jenis Ijin 6,097,600,000 50 Jenis Ijin 6,280,528,000 55 Jenis Ijin 6,594,554,400 60 Jenis Ijin 6,924,282,120 60 Jenis Ijin Dinas Penanaman Modal
Modal Daerah Satu Atap dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
Jumlah layanan perizinan yang bersertifikasi ISO 21 jenis ijin 22 jenis ijin 32,700,000 22 jenis ijin 350,000,000 22 jenis ijin 360,500,000 22 jenis ijin 390,000,000 22 jenis ijin 401,700,000 22 jenis ijin 413,751,000 22 jenis ijin Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
Urusan Kepemudaan dan 60 Pengembangan peran serta Peningkatan Kualitas Organisasi Kepemudaan 80 OKP 20 OKP 2,813,515,900 20 OKP 2,800,000,000 20 OKP 2,800,000,000 15 OKP 2,800,000,000 15 OKP 2,850,000,000 10 OKP 2,850,000,000 100 OKP Dispora
Olah Raga kepemudaan
Urusan Kepemudaan dan 61 Pengembangan kewirausahaan dan Jumlah Calon Wirausaha Muda 7 Kelompok Calon 7 Kelompok Calon 225,000,000 7 Kelompok Calon 400,000,000 7 Kelompok Calon 400,000,000 7 Kelompok Calon 400,000,000 7 Kelompok Calon 400,000,000 7 Kelompok Calon 400,000,000 42 Kelompok Calon Dispora
Olah Raga kecakapan hidup pemuda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda

Urusan Kepemudaan dan 62 Pengembangan manajemen dan Pembinaan Manajemen dan Pengembangan Olahraga 22 Cabor 17 Cabor 7,462,217,200 10 Cabor 3,000,000,000 20 Cabor 3,235,240,000 15 Cabor 2,285,240,000 20 Cabor 3,572,410,000 15 Cabor 2,100,000,000 22 Cabor Dispora
Olah Raga pemasyarakatan olahraga di Masyarakat
Urusan Kepemudaan dan 63 Pengembangan sarana dan prasarana Pembangunan Sarana dan Prasarana olahraga 15 Sarana dan 3 Sarana dan 1,292,717,600 15 Sarana dan 1,289,000,000 15 Sarana dan 2,395,487,600 15 Sarana dan 2,641,985,000 15 Sarana dan 1,839,815,000 15 Sarana dan 1,640,000,000 93 Sarana dan Dispora
Olah Raga olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga

Pemeliharaan sarana dan prasarana Olahraga 8 Sarana dan 8 Sarana dan 1,336,332,000 10 Sarana dan 2,211,000,000 10 Sarana dan 2,106,497,400 10 Sarana dan 1,740,000,000 10 Sarana dan 1,840,000,000 10 Sarana dan 1,752,000,000 10 Sarana dan Dispora
prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga

Urusan Statistik 64 Pengembangan data dan informasi Cakupan data dan informasi SKPD 100% 100% 5,400,033,200 100% 9,249,558,900 100% 10,095,263,550 100% 10,452,276,728 100% 10,706,640,564 100% 10,522,248,615 100% seluruh OPD
Ketersediaan data pendukung perencanaan dan 4 dok 4 dok 400,000,000 4 dok 500,000,000 4 dok 550,000,000 4 dok 600,000,000 4 dok 650,000,000 4 dok 700,000,000 28 dok Bappeda
pengendalian pembangunan Kota Tangerang Selatan

Urusan Persandian 65 Optimalisasi Sistem Persandian Cakupan Pengelolaan dan Perlindungan Informasi - - - 20% 100,000,000 20% 300,000,000 20% 300,000,000 20% 400,000,000 20% 400,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
Berklasifikasi Informatika
Cakupan Penyiapan, Pemanfaatan dan Pengembangan - - - 20% 200,000,000 20% 600,000,000 20% 600,000,000 20% 800,000,000 20% 800,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
SDM Sandi, Materil Sandi dan Jaringan Komunikasi Informatika
Sandi
Urusan Kebudayaan 66 Pengembangan dan Pengelolaan Jenis Budaya Yang Dilestarikan 4 Jenis 4 Jenis 1,753,347,900 4 Jenis 782,310,000 4 Jenis 2,190,000,000 4 Jenis 5,190,000,000 4 Jenis 2,690,000,000 4 Jenis 2,690,000,000 4 Jenis Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Kebudayaan
Urusan Perpustakaan 67 Pengembangan budaya baca Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun 752rb orang 770rb orang 1,549,569,100 796rb orang 955,402,500 823rb orang 1,400,000,000 851rb orang 2,000,000,000 880rb orang 2,000,000,000 910rb orang 2,000,000,000 910rb orang Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka 7511 judul 8000 judul 1,522,836,800 12000 judul 1,235,619,200 20000 judul 1,349,354,000 30000 judul 1,250,000,000 37500 judul 1,100,000,000 40000 judul 1,250,000,000 40000 judul Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Urusan Kearsipan 68 Pengembangan, Pemeliharaan Sarana Tertatanya arsip seluruh perangkat daerah dan unit 10% 10% 1,991,792,200 25% 1,515,955,500 40% 1,900,000,000 50% 1,900,000,000 65% 1,900,000,000 75% 1,900,000,000 75% Dinas Perpustakaan dan
Prasarana Kearsipan dan Pelayanan kerja Arsip Daerah
Kearsipan
C URUSAN PILIHAN 22,720,780,173 19,520,000,000 34,538,250,000 24,021,812,500 24,961,103,750 23,974,006,000
Urusan Kelautan dan 69 Pengembangan Perikanan Nilai Tukar Pembudidaya/Pelaku Usaha Perikanan 100% 101% 1,801,014,000 101,5% 2,330,000,000 101,75% 2,396,500,000 102% 2,620,937,500 102,5% 2,749,353,750 103% 2,864,885,000 103% Dinas Ketahanan Pangan,
Perikanan Pertanian dan Perikanan

Urusan Pariwisata 70 Pengembangan destinasi pariwisata Jumlah PAD dari sektor pariwisata 207,053,341,252 242,600,512,809 1,857,891,950 278,147,684,366 1,600,000,000 313,694,855,923 4,860,000,000 349,242,027,480 4,060,000,000 384,789,199,037 4,610,000,000 420,336,370,594 3,680,000,000 420,336,370,594 Dinas Pariwisata

Urusan Pariwisata 71 Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisatawan 272.757 Wisatawan 300033 2,445,155,550 327309 3,020,000,000 354585 2,860,000,000 381861 2,960,000,000 409137 3,060,000,000 436413 3,060,000,000 436413 Dinas Pariwisata

Urusan Pertanian 72 Pengembangan pertanian Nilai Tukar Petani/Pelaku Usaha Pertanian 100% 101% 4,801,248,073 101,5% 2,020,000,000 101,75% 2,075,750,000 102% 2,246,200,000 103% 2,474,150,000 103% 2,515,000,000 103% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Presentase Kesehatan Hewan 78% 79% 324,300,600 80% 475,000,000 81% 480,000,000 82% 436,675,000 83% 464,600,000 84% 442,121,000 84% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan

Presentase Bahan Asal Hewan yang Memenuhi Kriteria 76% 77% 211,170,000 78.0% 475,000,000 79.00% 476,000,000 80% 583,000,000 81.0% 503,000,000 82% 507,000,000 82% Dinas Ketahanan Pangan,
ASUH Pertanian dan Perikanan

Urusan Pertanian 73 Pengembangan Kawasan Pertanian Penambahan Sarana Prasarana Kawasan Pertanian 0% 0% - 0% - 10% 230,000,000 20% 350,000,000 30% 630,000,000 40% 430,000,000 40% Dinas Ketahanan Pangan,
Terpadu Terpadu Pertanian dan Perikanan

Urusan Perdagangan 74 Perlindungan Konsumen dan Persentase Pengawasan Barang dan Jasa 100% 1 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% Dinas Perindustrian dan
Pengamanan Perdagangan Perdagangan
Stabilitas harga kebutuhan pokok 9 Komoditas 9 Komoditas 200,000,000 9 Komoditas 350,000,000 9 Komoditas 350,000,000 9 Komoditas 350,000,000 9 Komoditas 350,000,000 9 Komoditas 350,000,000 54 Komoditas Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Peningkatan Kesadaran Perijinan Perdagangan 91 pelaku usaha 50 200,000,000 40 300,000,000 40 600,000,000 40 600,000,000 40 600,000,000 40 600,000,000 301 pelaku usaha Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Jumlah UTTP yang diawasi UTTP 3500 1,900,000,000 8500 2,400,000,000 8500 12,900,000,000 8500 2,400,000,000 8500 2,100,000,000 8500 2,100,000,000 37.500 UTTP Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Jumlah Rapat Koordinasi TPID dan Jumlah 8 Dok 4 Dok 1,100,000,000 4 Dok 1,200,000,000 4 Dok 1,400,000,000 4 Dok 1,500,000,000 4 Dok 1,500,000,000 4 Dok 1,500,000,000 32 dokumen Setda
pendataan/pencacahan Indeks harga Konsumen

Urusan Perdagangan 75 Peningkatan dan Pengembangan Jumlah produk yang dipasarkan Jumlah produk yang 140 produk 5,000,000,000 2 2,800,000,000 2 2,800,000,000 2 2,800,000,000 2 2,800,000,000 2 2,800,000,000 300 produk Dinas Perindustrian dan
Ekspor dipasarkan Perdagangan

Urusan Perindustrian 76 Pengembangan Industri Cakupan binaan kelompok industri 7 Kelompok IKM 3 2,050,000,000 50 1,400,000,000 50 1,400,000,000 50 1,400,000,000 50 1,400,000,000 50 1,400,000,000 210 Kelompok Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Cakupan binaan kelompok industri kreatif 19 Kelompok 7 330,000,000 20 350,000,000 20 900,000,000 20 900,000,000 20 900,000,000 20 900,000,000 106 Kelompok Dinas Perindustrian dan
Industri Kreatif Industri kratif Perdagangan
Jumlah pelaporan informasi industri semester - - 2 300,000,000 2 310,000,000 2 315,000,000 2 320,000,000 2 325,000,000 12 semester Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
D URUSAN PENUNJANG 558,995,881,093 621,560,232,427 595,602,502,201 602,643,305,889 612,134,510,452 622,977,802,313
Urusan Perencanaan 77 Pengembangan pemetaan Wilayah Terwujudnya pengembangan peta wilayah 100% 100% 5,627,494,205 100% 5,473,732,183 100% 5,578,447,186 100% 5,704,323,578 100% 5,836,642,035 100% 5,871,047,499 100% Setda
Meningkatnya kompetensi aparatur dalam 100% 100% 4,328,841,696 100% 4,210,563,217 100% 4,291,113,220 100% 4,387,941,214 100% 4,489,724,642 100% 4,516,190,384 100% Setda
pengembangan pemetaan wilayah
Penegasan Batas Daerah/Kecamatan/Kelurahan - 7 Kec 5,194,610,035 7 Kec 5,052,675,861 7 Kec 5,149,335,864 7 Kec 5,265,529,456 7 Kec 5,387,669,571 7 Kec 5,419,428,461 7 Kec Setda

Pembakuan Nama Rupabumi - - 865,768,339 1 Kali 842,112,643 1 Kali 858,222,644 1 Kali 877,588,243 1 Kali 897,944,928 1 Kali 903,238,077 5 kali Setda
Cakupan pemetaan tematik wilayah sesuai kebutuhan 100% 100% 2,000,000,000 100% 2,000,000,000 100% 2,000,000,000 100% 2,000,000,000 100% 2,000,000,000 100% 2,000,000,000 100% seluruh OPD
SKPD
Urusan Perencanaan 78 Perencanaan Pembangunan Daerah Jumlah perencanaan pembangunan daerah sesuai 5 dokumen 6 dokumen 12,970,000,000 5 dokumen 11,000,000,000 5 dokumen 11,000,000,000 5 dokumen 11,000,000,000 5 dokumen 11,000,000,000 6 dokumen 13,000,000,000 32 dok Bappeda
ketentuan
Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian program - 1 dok 200,000,000 1 dok 200,000,000 1 dok 200,000,000 1 dok 200,000,000 1 dok 200,000,000 1 dok 200,000,000 6 dok Bappeda
RPJMD
Tersedianya dokumen evaluasi capaian SDG's - 1 dok 150,000,000 1 dok 150,000,000 1 dok 150,000,000 1 dok 150,000,000 1 dok 150,000,000 1 dok 150,000,000 6 dok Bappeda
Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian smart city - 1 dok 300,000,000 1 dok 300,000,000 1 dok 300,000,000 1 dok 300,000,000 1 dok 300,000,000 1 dok 300,000,000 6 dok Bappeda

Cakupan Perencanaan pembangunan di setiap SKPD 100% 100% 30,000,000,000 100% 30,000,000,000 100% 30,000,000,000 100% 30,000,000,000 100% 30,000,000,000 100% 30,000,000,000 100% seluruh OPD
sesuai ketentuan
Urusan Keuangan 79 Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah Tersusunnya laporan neraca aset sesuai ketentuan 100% 100% 2,425,000,000 100% 3,600,000,000 100% 3,125,000,000 100% 3,125,000,000 100% 3,125,000,000 100% 3,125,000,000 100% Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah

Urusan Keuangan 80 Pengelolaan Pajak dan Retribusi Terealisasinya target pajak daerah 100% 100% 12,225,000,000 100% 14,225,000,000 100% 14,225,000,000 100% 14,225,000,000 100% 14,225,000,000 100% 14,225,000,000 100% Badan Pendapatan Daerah
Daerah
Pengembangan dan pemeliharaan sistem 100% 100% 950,000,000 100% 1,500,000,000 100% 1,500,000,000 100% 1,500,000,000 100% 1,500,000,000 100% 1,500,000,000 100% Badan Pendapatan Daerah
pengendalian, pengelolaan keuangan dan pajak daerah

Urusan Keuangan 81 Pengembangan pengelolaan keuangan Tersusunnya dokumen Raperda APBD sesuai 100% 100% 6,660,000,000 100% 8,708,000,000 100% 7,585,000,000 100% 7,585,000,000 100% 7,585,000,000 100% 7,585,000,000 100% Badan Pengelolaan
daerah ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Daerah 100% 100% 2,470,000,000 100% 2,836,000,000 100% 2,470,000,000 100% 2,470,000,000 100% 2,470,000,000 100% 2,470,000,000 100% Badan Pengelolaan
sesuai ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Tersusunnya laporan pengendalian keuangan 100% 100% 1,420,000,000 100% 1,631,000,000 100% 1,420,000,000 100% 1,420,000,000 100% 1,420,000,000 100% 1,420,000,000 100% Badan Pengelolaan
Pemerintah Daerah sesuai ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Cakupan laporan keuangan di SKPD sesuai ketentuan 100% 100% 6,641,966,500 100% 7,625,000,000 100% 6,641,966,500 100% 6,641,966,500 100% 6,641,966,500 100% 6,641,966,500 100% seluruh OPD

Urusan Kepegawaian, 82 Pengembangan Manajemen Persentase ASN yang terlayani dalam data dan 0 100% 1,637,626,000 100% 1,847,891,900 100% 1,938,060,000 100% 2,050,460,000 100% 2,169,730,000 100% 2,281,805,000 100% BKPP
Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian informasi manajemen ASN

Urusan Kepegawaian, 83 Pengembangan Sistem Manajemen Cakupan pengembangan sumber daya aparatur di 100% 100% 14,793,068,500 100% 34,800,000,000 100% 14,793,068,500 100% 14,793,068,500 100% 14,793,068,500 100% 14,793,068,500 100% seluruh OPD
Pendidikan dan Pelatihan sumber daya aparatur SKPD
Tersedianya kebijakan tentang penataan SDM/ASN 3 dokumen 3 dok 913,130,000 1 dok 6,100,000,000 1 dok 800,000,000 1 dok 800,000,000 1 dok 800,000,000 1 dok 800,000,000 5 dokumen Setda

Urusan Penelitian dan 84 Penelitian dan Pengembangan Jumlah kajian penelitian dan pengembangan 10 kajian 2 kajian 400,000,000 5 kajian 1,000,000,000 7 kajian 1,500,000,000 7 kajian 1,600,000,000 7 kajian 1,750,000,000 7 kajian 1,900,000,000 35 kajian Bappeda
Pengembangan Jumlah koordinasi penelitian dan diseminasi hasil 0 4 kali 400,000,000 4 kali 450,000,000 4 kali 500,000,000 4 kali 550,000,000 4 kali 600,000,000 4 kali 650,000,000 24 kali Bappeda
penelitian dan pengembangan
Terwujudnya pengembangan inovasi daerah 0 0 - 2 dok 700,000,000 2 dok 700,000,000 2 dok 850,000,000 2 dok 1,000,000,000 2 dok 1,100,000,000 10 dok Bappeda

Urusan Sekretariat DPRD 85 Fasiitasi Tugas dan Fungsi Dewan Persentase Fasilitasi Pembahasan Anggaran 100% 100% 28,800,000,000 100% 28,800,000,000 100% 28,800,000,000 100% 28,800,000,000 100% 28,800,000,000 100% 28,800,000,000 100% Sekretariat DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Persentase Fasilitasi Pembahasan Perda / Non Perda 100% 100% 22,400,000,000 100% 22,400,000,000 100% 22,400,000,000 100% 22,400,000,000 100% 22,400,000,000 100% 22,400,000,000 100% Sekretariat DPRD
Tangerang Selatan
Persentase Fasilitasi Fungsi Pengawasan 100% 100% 12,800,000,000 100% 12,800,000,000 100% 12,800,000,000 100% 12,800,000,000 100% 12,800,000,000 100% 12,800,000,000 100% Sekretariat DPRD
Urusan Sekretariat 86 Penguatan Kelembagaan dan Tata Tertatanya Kelembagaan Perangkat Daerah dan Unit 37 dokumen 37 dok 773,063,500 1 dok 300,000,000 1 dok 350,000,000 1 dok 350,000,000 1 dok 350,000,000 1 dok 350,000,000 5 dokumen Setda
Daerah Kerja Organisasi Pemerintah Daerah Kerja pada Pemerintah Daerah

Urusan Sekretariat 87 Kerjasama pembangunan dan Jumlah Rapat Koordinasi Forum Ekonomi Daerah - 1 Dok 377,044,600 4 Dok 400,000,000 4 Dok 450,000,000 4 Dok 500,000,000 4 Dok 550,000,000 4 Dok 600,000,000 21 Dok Setda
Daerah kewilayahan
Jumlah Rapat Koordinasi Pembinaan BUMD dan BLUD - - - 4 Dok 400,000,000 4 Dok 450,000,000 4 Dok 500,000,000 4 Dok 550,000,000 4 Dok 600,000,000 20 Dok Setda

Jumlah Peningkatan Kolaborasi dan Kerjasama 11 kali 11 kali 1,200,000,000 11 kali 1,250,000,000 11 kali 1,300,000,000 11 kali 1,350,000,000 11 kali 1,400,000,000 11 kali 1,500,000,000 77 kali Bappeda dan Setda
Pembangunan dengan Dunia Usaha, Perguruan Tinggi
dan Masyarakat
Urusan Sekretariat 88 Penataan peraturan perundang- Program Pembentukan Peraturan Daerah 64 Raperda 12 Raperda 1,029,470,000 12 Raperda 1,029,470,000 12 Raperda 1,029,470,000 12 Raperda 1,029,470,000 12 Raperda 1,029,470,000 12 Raperda 1,029,470,000 136 raperda Setda
Daerah undangan
Terlaksananya Pembahasan RAPERWAL antara SKPD 0 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal 912,780,000 36 Raperwal Setda
pemrakarsa dengan Tim Asistensi Pembahasan
RAPERWAL
Urusan Sekretariat 88 Penataan peraturan perundang-
Daerah undangan
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Harmonisasi dan Sinkronisasi RAKEPWAL 0 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal 57,750,000 248 Rakepwal Setda
Terlaksananya Fasilitasi Sosialisasi Peraturan 42 kali Sosialisasi 7 kali sosialisasi 216,374,000 7 kali sosialisasi 216,374,000 10 kali sosialisasi 309,105,714 10 kali sosialisasi 309,105,714 10 kali sosialisasi 309,105,714 10 kali sosialisasi 309,105,714 99 kali sosialisai Setda
Perundang-undangan Daerah
Terlaksananya Fasilitasi Penyebarluasan Peraturan 64 Perda, 423 Perwal 12 Perda dan 36 174,564,000 1 Tahun Perda, 333,626,000 1 Tahun Perda, 1,500,000,000 1 Tahun Perda, 1,500,000,000 1 Tahun Perda, 1,500,000,000 1 Tahun Perda, 1,500,000,000 6 Tahun Perda, Setda
Perundang-undangan Daerah dan 2303 Kepwal Perwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal

Terlaksananya Pendokumentasian Peraturan 47 Perda, 106 Perwal 2 Tahun Perwal 66,920,000 1 Tahun Perda, 100,000,000 1 Tahun Perda, 500,000,000 1 Tahun Perda, 500,000,000 1 Tahun Perda, 500,000,000 1 Tahun Perda, 500,000,000 6 Tahun Perda, Setda
Perundang-undangan Daerah dan 2303 Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal

Terlaksananya program Pemerintah Pusat di Kota 2 kali Pertemuan Sisialisasi 1 Tahun 292,142,000 Sisialisasi 1 Tahun 150,000,000 Sisialisasi 1 Tahun 1,000,000,000 Sisialisasi 1 Tahun 1,000,000,000 Sisialisasi 1 Tahun 1,000,000,000 Sisialisasi 1 Tahun 1,000,000,000 Sisialisasi 6 Tahun Setda
Tangerang Selatan Berkala JDIHN dan 1 Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan
Website Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui
teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi

Urusan Sekretariat 89 Pelayanan Bantuan Hukum dan HAM Terlaksananya Bimbingan Teknis Hukum Formil 250 orang 50 orang 150,000,000 120 orang 140,000,000 120 orang 170,000,000 120 orang 170,000,000 120 orang 170,000,000 120 orang 170,000,000 900 orang Setda
Daerah Aparatur
Terselenggaranya Sosialisasi dan Desiminasi n/a - - 200 orang 120,000,000 200 orang 170,000,000 200 orang 170,000,000 200 orang 170,000,000 200 orang 170,000,000 1000 orang Setda
RANHAM SKPD Kota Tangerang Selatan
Terselenggaranya penyuluhan Hukum 43 kali penyuluhan 350 Orang 200,000,000 500 Orang 204,000,000 500 Orang 207,655,000 500 Orang 207,655,000 500 Orang 207,655,000 500 Orang 207,655,000 2850 orang Setda
hukum

Tertanganinya perkara hukum di lingkungan 75 Kali Pembahasan 15 Pembahasan 900,000,000 15 Pembahasan 576,000,000 15 Pembahasan 1,172,345,000 15 Pembahasan 1,172,345,000 15 Pembahasan 1,172,345,000 15 Pembahasan 1,172,345,000 165 kali Setda
pemerintahan Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus pembahasan

Terlaksananya Pelayanan Bantuan Hukum n/a - - 20 kali bantuan 160,000,000 40 kali bantuan 300,000,000 40 kali bantuan 300,000,000 40 kali bantuan 300,000,000 40 kali bantuan 300,000,000 180 kali bantuan Setda
Urusan Sekretariat 90 Peningkatan Pelayanan Kedinasan Terlaksananya Fasilitasi Pelayanan Kedinasan 100% 100% 5,870,000,000 100% 11,200,000,000 100% 11,432,740,000 100% 12,576,014,000 100% 13,833,615,400 100% 15,216,976,940 100% Setda
Daerah Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah KDH/WKDH
Terlaksananya Koordinasi Internal dan Eksternal Serta 100% 100% 46,573,907,000 100% 54,600,000,000 100% 59,271,850,000 100% 65,199,035,000 100% 71,718,938,500 100% 78,890,832,350 100% Setda
Audiensi Dengan Masyarakat
Urusan Sekretariat 91 Manajemen Perubahan Meningkatnya Profesionalisme SDM Aparatur (ASN) 0 0% 2,245,000,000 5% 3,562,900,000 10% 3,562,900,000 15% 2,000,000,000 20% 1,600,000,000 25% 1,400,000,000 25% BKPP dan Setda
Daerah
Meningkatnya penerapan/internalisasi kodeetik dan 0 0% - 20% 2,500,000,000 20% 2,500,000,000 20% 2,500,000,000 20% 2,500,000,000 20% 2,500,000,000 100% BKPP dan Setda
Kode Prilaku dalam Penguatan Budaya Kerja

Urusan Inspektorat 92 Peningkatan pengawasan keuangan Prosentase Penanganan Pengaduan Masyarakat 100% 100% 389,554,000 100% 780,000,000 100% 810,000,000 100% 810,000,000 100% 840,000,000 100% 840,000,000 100% Inspektorat
dan pembagunan
Prosentase Penyelesaian tindak lanjut hasil 80% 85% 2,697,539,000 90% 3,900,000,000 90% 4,050,000,000 95% 4,050,000,000 95% 4,200,000,000 100% 4,200,000,000 100% Inspektorat
pengawasan
Jumlah SKPD yang predikat sakip minimal B 5 15 1,140,535,000 20 1,560,000,000 25 1,620,000,000 30 1,620,000,000 35 1,680,000,000 38 1,680,000,000 38 Inspektorat
Level Implementasi SPIP Pemerintah Kota Tangerang 1 1 1,147,920,000 2 1,690,000,000 2 1,755,000,000 3 1,755,000,000 3 1,820,000,000 3 1,820,000,000 3 Inspektorat
Selatan
Level Implementasi SPIP SKPD Level 3 2,926,150,000 Level 3 4,680,000,000 Level 3 4,860,000,000 Level 3 4,860,000,000 Level 3 5,040,000,000 Level 3 5,040,000,000 Level 3 Inspektorat
10 SKPD 15 SKPD 20 SKPD 25 SKPD 30 SKPD 38 SKPD 38 SKPD Inspektorat
Level Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern 1 1 272,000,000 2 1,500,000,000 2 1,500,000,000 3 2,000,000,000 3 2,500,000,000 3 2,500,000,000 3 Inspektorat
Pemerintah (APIP)
Prosentase Pejabat Yang melaporkan LHKPN 80% 90% 100,000,000 100% 110,000,000 100% 115,000,000 100% 115,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% Inspektorat
Prosentase ASN yang melaporakan LHKASN 0% 0% 50% 110,000,000 60% 115,000,000 70% 115,000,000 80% 120,000,000 90% 120,000,000 90% Inspektorat
Indeks Persepsi Korupsi 0 2 170,000,000 2 175,000,000 2.5 175,000,000 3 180,000,000 2.7 180,000,000 2.7 Inspektorat
Jumlah Unit Kerja yang ditetapkan sebagai unit kerja 0 0 - 5 unit kerja 300,000,000 5 unit kerja 300,000,000 5 unit kerja 300,000,000 5 unit kerja 300,000,000 5 unit kerja 300,000,000 25 unit kerja Setda
bebas korupsi
Jumlah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan 5 Dok 5 Dok 500,000,000 5 Dok 500,000,000 5 Dok 500,000,000 5 Dok 500,000,000 5 Dok 500,000,000 5 Dok 500,000,000 5 Dok Setda
Daerah (LPPD)
Urusan Kecamatan 93 Peningkatan Peran Kecamatan dan Cakupan peran kecamatan dan kelurahan sesuai 100% 100% 1,000,000,000 100% 7,500,000,000 100% 1,000,000,000 100% 1,000,000,000 100% 1,000,000,000 100% 1,000,000,000 100% Seluruh Kecamatan
Kelurahan dengan tugas pokok dan fungsinya
Cakupan wilayah peningkatan kapasitas pemerintahan 50% 60% 90,000,000 70% 1,050,000,000 80% 100,000,000 90% 110,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% Setda
dan pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan

Urusan Pemerintahan 94 Penguatan Akuntabilitas Kinerja Capaian kualitas penerapan sistem akuntabilitas 38 SKPD 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD 1,900,000,000 38 SKPD seluruh OPD
Umum Instansi Pemerintah keuangan dan kinerja
Urusan Pemerintahan 95 Peningkatan kualitas dan kuantitas Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap B B 2,000,000,000 B 2,000,000,000 A 2,000,000,000 A 2,000,000,000 A 2,000,000,000 A 2,000,000,000 A Setda dan seluruh OPD
Umum pelayanan publik pelayanan publik di masing-masing SKPD

Urusan Pemerintahan 96 Penguatan tata laksana Tersedianya SOP Teknis dan administrasi pemerintah 0.2 0 - 1 dok 250,000,000 1 dok 250,000,000 1 dok 250,000,000 1 dok 250,000,000 0 - 4 dokumen Setda
Umum
Urusan Pemerintahan 97 Pendidikan politik masyarakat Jumlah Pembinaan Politik Masyarakat 9 kali 4 kali 754,474,382 10 kali 733,859,611 10 kali 747,898,681 10 kali 764,774,845 10 kali 782,514,692 10 kali 787,127,409 63 kali Kesbangpol
Umum
Urusan Pemerintahan 98 Pengembangan wawasan kebangsaan Jumlah Pembinaan Tingkat Pemahaman Masyarakat 22 kali 26 kali 3,831,569,132 40 kali 3,726,877,808 40 kali 3,798,174,688 40 kali 3,883,879,636 40 kali 3,973,970,766 40 kali 3,997,396,275 248 kali Kesbangpol
Umum Terhadap Toleransi Kerukunan dan Kerjasama antar
Umat Beragama, Nilai-nilai religius, sosial dan
solidaritas serta Pelestarian nilai-nilai luhur budaya
bangsa
Urusan Sekretariat Umum 99 Pelayanan administrasi dan sarana Cakupan pelayanan administrasi perkantoran 100% 100% 302,634,619,204 100% 302,634,619,204 100% 302,634,619,204 100% 302,634,619,204 100% 302,634,619,204 100% 302,634,619,204 100% seluruh OPD
prasarana perkantoran
E PROGRAM STRATEGIS KEWILAYAHAN 276,415,714,529 337,959,749,078 729,543,301,556 819,076,603,768 757,521,779,177 623,179,552,243
Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana Jumlah Pembangunan Comunity Center/komunitas - - - - - 2 paket 61,355,000,000 3 paket 100,793,000,000 2 paket 61,355,000,000 - - 7 paket Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang dan prasarana bangunan dan gedung kreatif skala kecamatan Penataan Ruang

Urusan Pendidikan 100 Pendidikan Sekolah Menengah Penambahan Ruang Kelas Sekolah Menengah 0 3 Sekolah 16,424,000,000 - - 0 - - - - - - - 3 Sekolah Dinas Bangunan dan
Atas/SMK Kejuruan (SMK) khusus teknologi Penataan Ruang
Pendidikan Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar terbangun - 25 sekolah 30,000,000,000 17 Sekolah 136,495,000,000 25 Sekolah 200,000,000,000 25 Sekolah 210,000,000,000 25 Sekolah 220,000,000,000 24 Sekolah 231,000,000,000 138 Sekolah Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Pendidikan Sekolah Menengah Jumlah Sekolah Menengah Pertama terbangun - 3 Sekolah 4,000,000,000 - - - - - - - - - - 3 Sekolah Dinas Bangunan dan
Pertama Penataan Ruang
Urusan Kesehatan Pengembangan, pemeliharaan sarana Bangunan RSUD (Gedung 3) - - - - - 1 paket 75,000,000,000 1 paket 80,000,000,000 1 paket 80,000,000,000 - - 3 paket Dinas Bangunan dan
dan prasarana pelayanan kesehatan Penataan Ruang
Bangunan Gedung 2 RSU Tangsel 70% 100% 25,719,190,000 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana Jumlah Gedung Perpustakaan Skala Kota dan Skala - - - 1 paket 19,749,580,241 1 paket 50,000,000,000 2 paket 10,000,000,000 - - - - 4 paket Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang dan prasarana bangunan dan gedung Kecamatan Penataan Ruang

Urusan Pekerjaan Umum Pembangunan dan peningkatan sarana Bangunan Depo Arsip - - - 1 Paket 11,000,000,000 1 paket 2,500,000,000 1 paket 12,500,000,000 - - - - 3 paket Dinas Bangunan dan
dan Penataan Ruang dan prasarana bangunan dan gedung Penataan Ruang

Urusan Perhubungan 101 Peningkatan Transportasi Massal Peningkatan sarana prasarana transportasi massal 15% 20% 60,000,000 45% 2,000,000,000 60% 5,500,000,000 80% 5,500,000,000 90% 2,500,000,000 100% 2,500,000,000 100% Dinas Perhubungan

Urusan Pariwisata, 102 Pengembangan Ekonomi Kreatif Jumlah usaha terkait ekonomi kreatif dan icon tangsel 0 807,000,000 30 pelaku ekonomi 2,900,000,000 30 pelaku ekonomi 2,900,000,000 30 pelaku ekonomi 2,900,000,000 30 pelaku ekonomi 2,900,000,000 30 pelaku ekonomi 2,900,000,000 150 pelaku ekonomi Dinas Pariwisata, Dinkop
Urusan Koperasi UKM, kreatif kreatif kreatif kreatif kreatif kreatif UKM, Disperindag
Urusan Perindustrian
Urusan Lingkungan Hidup 103 Pengelolaan RTH Jumlah RTH Publik yang dibangun dan ditingkatkan 7 Kecamatan 7 Kecamatan 4,283,914,000 7 Kecamatan 7,054,680,000 7 Kecamatan 3,000,000,000 7 Kecamatan 3,000,000,000 7 Kecamatan 3,000,000,000 7 Kecamatan 3,000,000,000 7 Kecamatan Dinas Lingkungan Hidup
fungsinya
Persentase taman terpelihara 100% 100% 5,788,786,000 100% 5,395,320,000 100% 5,728,467,300 100% 6,094,929,330 100% 6,498,037,563 100% 7,680,383,619 100% Dinas Lingkungan Hidup
Persentase penanaman terhadap Ruang Terbuka Hijau 22 km 1,3 Km 2,094,169,750 1,3 Km 1,135,000,000 1,3 km 1,135,000,000 1,3 Km 1,135,000,000 1,3 Km 1,135,000,000 1,3 Km 1,135,000,000 6,6 Km Dinas Lingkungan Hidup
yang harus ditanami
Urusan Perdagangan 104 Pengelolaan Pasar dan Kawasan Jumlah kawasan perdagangan tradisional yang dikelola Pasar 5 pasar 1,800,000,000 5 pasar 2,650,000,000 5 pasar 2,650,000,000 5 pasar 2,650,000,000 5 pasar 2,650,000,000 5 pasar 2,650,000,000 5 pasar Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Tradisional Perdagangan
Jumlah Revitalisasi Pasar Pasar - - - - 1 pasar 30,000,000,000 1 pasar 30,000,000,000 1 pasar 30,000,000,000 - - 3 Pasar Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
Urusan Pangan Peningkatan Ketahanan Pangan Manajemen Logistik 0 3 dokumen 209,207,000 2 dokumen 250,000,000 3 dok 407,500,000 2 dok 265,375,000 2 dok 275,881,250 2 dok 280,000,000 14 dokumen Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, Perikanan dan
Disperindag

Urusan Kesehatan 105 Pelayanan jaminan kesehatan nasional Prosentase masyarakat Tangerang Selatan 47% 50% 29,212,650,000 52% 31,433,040,000 55% Rp37,762,356,000 60% 42,147,012,000 65% 46,585,596,000 70% 48,914,856,000 70% Dinas Kesehatan
menggunakan JKN
Urusan Pekerjaan Umum 106 Pembangunan dan pemeliharaan Kapasitas Debit Saluran 30% 35% 140,134,689,289 40% 43,320,015,833 45% 200,000,000,000 50% 250,000,000,000 55% 250,000,000,000 60% 280,000,000,000 60% Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang saluran drainase dan gorong-gorong

Urusan Komunikasi dan 107 Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi dan 20% 20% 8,815,735,500 20% 12,417,400,000 20% 15,000,000,000 30% 25,000,000,000 20% 15,000,000,000 10% 8,000,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika Informasi Informasi Informatika
PeningkatanTata Kelola Teknologi dan Informasi 20% 20% 1,546,083,850 20% 2,936,350,000 25% 3,004,500,000 25% 3,100,000,000 20% 3,100,000,000 10% 3,188,500,000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Peningkatan SDM Teknologi dan Informasi 20% 20% 1,454,540,650 20% 4,978,250,000 20% 4,978,250,000 35% 6,444,000,000 15% 2,444,000,000 10% 1,544,000,000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Urusan Sosial 108 Bantuan dan Jaminan Sosial Persentase Rumah Tangga/Individu Sasaran Yang 75% 75% 2,129,173,500 80% 1,625,806,300 80% 1,207,500,000 85% 1,328,250,000 85% 1,394,663,000 90% 1,534,129,000 90% Dinas Sosial
Mendapatkan Bantuan dan Jaminan Sosial

Urusan Pemerintahan Peningkatan kualitas dan kuantitas Jumlah Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Publik 35 Urusan 35 Urusan 27,655,764,990 35 Urusan 26,900,116,704 35 Urusan 27,414,728,256 35 Urusan 26,219,037,438 35 Urusan 28,683,601,364 35 Urusan 28,852,683,623 35 Urusan Seluruh Kecamatan
Umum pelayanan publik
F NON URUSAN 729,015,399,464 662,903,692,366 696,048,876,985 730,851,320,834 767,393,886,876 805,763,581,219
Belanja Non Urusan Belanja Pegawai 729,015,399,464 662,903,692,366 696,048,876,985 730,851,320,834 767,393,886,876 805,763,581,219 PNS, KDH dan Seluruh OPD
DPRD
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Bab IX
Indikator Kinerja Daerah

Ukuran hasil kinerja atau keberhasilan suatu organisasi pemerintahan sesungguhnya


tidak mudah diukur karena organisasi pemerintahan sangat besar dan kompleks. Oleh karena
itu, pengukuran kinerja akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat,tepat, dan akurat jika
terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja berdasarkan kesepakatan bersama namun tetap
berlandaskan visi dan misi kepala daerah. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat
mutlak untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerahkarena rencana kinerja merupakan gambaran organisasi di masa
kini maupun yang akan datang. Indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi RPJMD pada akhir periode
perencanaan.

Asumsi perencanaan pembangunan daerah tahun 2016-2021 berpedoman kepada


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang SelatanTahun 2005-2025,
hasil evaluasi capaian kinerja pemerintah daerah sampai dengan saat ini, dan memperhatikan
peluang dan tantangan selama kurun waktu lima tahun mendatang sampai dengan tahun
2021.

Halaman IX-1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Dalam hal perubahan indikator kinerja daerah, dilakukan penyesuaian dengan mengacu
kepada:

1. Sasaran Pembangunan Kota Tangerang Selatan berdasarkan RPJMN 2014-2019;


meliputi indikator pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka
kematian bayi, rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup dan angka pendapatan per
kapita;
2. Tujuan pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs)
3. Penyelarasan IPM berdasarkan capaian kurun waktu tahun 2011 s.d. 2016, untuk
proyeksi 2016-2021.

Pertimbangan aspek-aspek regional dan permasalahan otonomi daerah layak


dikemukakan sebagai materi bahasan dalam upaya pencapaian optimum IPM. Meskipun
demikian, mengingat kemampuan realisasi pencapaian target indikator turunan IPM sangat
dipengaruhi kemampuan fiskal daerah dan program pembangunan yang berorientasi IPM,
serta ketersediaan ruang fiskal daerah, dengan demikian indikator turunan IPM ditetapkan
dengan kisaran skala antara target RPJMN dan target berdasarkan rekomendasi.
Penguatan peran pemerintah daerah dalam menyusun tata kelola pemerintahan di
daerahnya adalah salah satu pemetaan potensi dan pendalaman peran (role position)
pemerintahan daerah sebagai pihak yang memiliki nilai strategis dalam menjalankan
pembangunan manusia. Otonomi Daerah adalah sebuah konsep besar yang memberikan
ruang inovasi bagi daerah otonom (Kabupaten/Kota) untuk mengenali, menggali dan
memberikan ciri unik pada potensi daerah nya masing-masing. Bertitik tolak dari peran dasar
pemerintah daerah tersebut, maka perlu dirumuskan langkah-langkah strategis yang mampu
mengusung isu-isu sentral daerah kedalam sebuah langkah kebijakan daerah. Isu sentral
sektoral yang diusung instansi pusat harus mampu diterjemahkan secara menyeluruh dengan
tidak meninggalkan isu-isu lokal.
Sebagai sebuah daerah otonom, Kota Tangerang Selatan diwajibkan menetapkan
target-target capaian dari indikator-indikator yang disepakati bersama antara pemerintah kota
dengan para pemangku kepentingan di Kota Tangerang Selatan. Target pencapaian ini adalah
sebuah kunci kinerja yang pada akhirnya menjadi ukuran efektivitas dan efisiensi sebuah tata
kelola pemerintahan secara umum yang sasaran utamanya adalah pemenuhan kebutuhan
masyarakat melalui ketersediaan pelayanan publik.

Halaman IX-2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021

Indikator kinerja daerah diproyeksikan akan menggambarkan kinerja pemerintah


daerah secara umum dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah selanjutnya
proyeksi indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9.1 Proyeksi Jenis Indikator Makro Pembangunan

Indikator Kinerja Kondisi Target Capaian Setiap Tahun Kondisi


No
Pembangunan Daerah Awal Akhir
2016* 2017* 2018 2019 2020
1 Jumlah Penduduk 1.543.209 1,593,812 1,644,889 1,696,308 1,747,906 1,799,605 1,851,254
2 Laju Pertumbuhan Penduduk 3,36% 3.28% 3.20% 3.13% 3.04% 2.96% 2.87%
Indeks Pembangunan Manusia /
3 79,38 79,40-79,45 79,42-79,52 79,44-79,60 79,46-79,67 79,49-79,74 79,51-79,81
IPM

Rata-rata Lamanya Sekolah / RLS


4 11,57 11,575-11,580 11,580-11,590 11,585-11,600 11,590-11,610 11,595-11,620 11,600-11,630
(tahun)
Angka Harapan Lama Sekolah
5 13,61 13,615-13,620 13,620-13,630 13,625-13,640 13,630-13,650 13,635-13,660 13,640-13,670
(Tahun)

Angka Harapan Hidup / AHH


6 72,12 72,124-72,125 72,125-72,127 72,126-72,129 72,127-72,131 72,128-72,133 72,129-72,135
(Tahun)

Kemampuan Daya Beli (Juta Rp.)


7 14,59 14,60-14,66 14,62-14,73 14,63-14,81 14,65-14,88 14,66-14,96 14,68-15,03
(PPP)
Laju Pertumbuhan Ekonomi /
8 7,25% 6% - 7,5% 6% - 7,5% 6% - 7,5% 6% - 7,5% 6% - 7,5% 6% - 7,5%
LPE

PDRB Atas Dasar Harga berlaku


9 56,04 59,41-60,25 62,97-64,77 66,75-69,62 70,75-74,85 75,00-80,46 79,50-86,49
(Trilyun Rp.)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan


10 45,68 48,42-49,10 51,32-52,78 54,40-56,74 57,66-61,00 61,12-65,57 64,79-70,49
(Trilyun Rp.)

11 PDRB Per Kapita (Juta Rp.) 36,32 37,27-37,80 38,28-39,37 39,35-41,04 40,48-42,82 41,68-44,71 42,94-46,72

12 Tingkat Inflasi 3,24% 3% - 6% 3% - 6% 3% - 6% 3% - 6% 3% - 6% 3% - 6%

13 Tingkat Kemiskinan 1,69% 1,68% - 1,95% 1,67% - 1,94% 1,66% - 1,93% 1,65% - 1,92% 1,64% - 1,91% 1,63% - 1,90%
Persentase penduduk diatas garis
14 98,31% 98,05%-98,32% 98,06%-98,33% 98,07%-98,34% 98,08%-98,35% 98,09%-98,36% 98,10%-98,37%
kemiskinan

15 Tingkat Pengangguran 6,23% 6,22% - 12% 6,21% - 11,99% 6,20% - 11,98% 6,19% - 11,97% 6,18% - 11,96% 6,17% - 11,95%

16 Angkatan Kerja (Ribu Orang) 729 717-765 740-790 763-814 787-839 810-864 833-889

17 Indeks Pembangunan Gender 93,41 93,417-93,454 93,426-93,501 93,436-93,548 93,445-93,595 93.454-93,641 93.464-93,688

18 Indeks Pemberdayaan Gender 64,07 64,116-64,166 64,166-64,266 64,216-64,366 64,266-64,466 64,316-64,566 64,366-64,666

Halaman IX-3
Indikasi Rencana Program Prioritas dan Pendanaan
RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021

KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

A URUSAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 1.126.758.769.863 1.255.704.307.130 1.705.126.757.050 1.722.475.290.717 1.704.299.003.278 1.346.064.363.397
Urusan Pendidikan 1 PAUD dan Pendidikan Non Formal Harapan Lama Sekolah 13,58 tahun 13,83 tahun 4.738.943.300 14,04 tahun 12.500.000.000 14,21 tahun 5.175.356.830 14,36 tahun 5.175.356.830 14,50 tahun 5.175.356.830 14,62 tahun 5.175.356.830 14,62 tahun Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
APM PAUD 23,43% 23,75% 832.583.500 25,20% 200.000.000 27,10% 1.086.303.350 29,20% 1.086.303.350 30,30% 1.086.303.350 32,30% 1.086.303.350 32,30% Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Urusan Pendidikan 2 Pendidikan Sekolah Dasar APM ( Angka Partisipasi Murni ) SD/MI 99,99% 99,99% 95.232.285.500 99,99% 70.600.000.000 99,99% 121.016.725.359 99,99% 123.511.049.560 99,99% 126.081.849.849 99,99% 127.081.849.849 99,99% Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Urusan Pendidikan 3 Pendidikan Sekolah Menengah APM ( Angka Partisipasi Murni ) SMP/MTS 96,32% 96,60% 47.648.869.000 96,80% 58.250.000.000 97,10% 67.616.157.713 97,20% 68.619.714.449 97,35% 69.920.565.657 97,50% 69.701.987.853 97,50% Dinas Pendidikan dan
Pertama Kebudayaan
Urusan Pendidikan 4 Pengembangan dan Pembinaan Uji Kompetensi Guru 61,94 70,00 3.184.697.000 70,00 50.100.000.000 75,00 56.499.043.000 80,00 56.499.043.000 85,00 56.499.043.000 85,00 56.499.043.000 85,00 Dinas Pendidikan dan
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kebudayaan
Urusan Kesehatan 5 Pengembangan pelayanan kesehatan Akreditasi dan re-akreditasi Puskesmas 0 Puskesmas 7 puskesmas 1.261.084.000 11 puskesmas 1.500.000.000 10 puskesmas 2.415.717.000 9 puskesmas 1.496.406.000 11 puskesmas 1.257.100.000 10 puskesmas 1.193.200.000 58 puskesmas Dinas Kesehatan
Persentase akreditasi unit Labkesda 0 15% 250.000.000 30% 200.000.000 45% 200.000.000 50% 200.000.000 55% 200.000.000 60% 250.000.000 60% Dinas Kesehatan
Jenis pelayanan sesuai standar pelayanan minimal 8 Jenis pelayanan 14 Jenis pelayanan 32.036.581.543 14 Jenis pelayanan 23.700.000.000 16 Jenis Pelayanan 32.037.740.400 16 Jenis Pelayanan 33.628.750.870 21 Jenis Pelayanan 35.135.699.734 21 Jenis Pelayanan 35.482.275.907 21 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum
rumah sakit
Urusan Kesehatan 6 Pengembangan, pemeliharaan sarana Persentase alat kesehatan sesuai standar 60% 65% 16.202.178.733 70% 46.000.000.000 75% 31.127.211.900 80% 21.627.211.900 85% 21.627.211.900 85% 21.627.211.900 85% Dinas Kesehatan
dan prasarana pelayanan kesehatan Jumlah puskesmas yang terbangun 29 puskesmas 30 puskesmas 2.192.095.000 31 puskesmas 18.000.000.000 32 puskesmas 10.348.500.000 33 puskesmas 10.348.500.000 34 puskesmas 10.348.500.000 35 puskesmas 10.348.500.000 35 puskesmas Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah bangunan posyandu yang dibangun 50 Posyandu 75 Posyandu 5.885.690.000 - - 94 Posyandu 4.254.540.000 113 Posyandu 4.254.540.000 132 Posyandu 4.254.540.000 151 Posyandu 4.254.540.000 151 Posyandu Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah bangunan puskesmas yang dikembangkan 0 puskesmas 0 - - 0 1 puskesmas 12.399.030.000 1 puskesmas 16.000.000.000 1 puskesmas 7.128.348.000 3 puskesmas Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah puskesmas yang perlu adanya Tambah Ruang 2 puskesmas 3 puskesmas 2.461.770.000 3 puskesmas 9.000.000.000 1 puskesmas 800.000.000 1 puskesmas 800.000.000 10 puskesmas Dinas Bangunan dan
Sesuai Kebutuhan Pelayanan Penataan Ruang
Jumlah Bangunan PPKT 0% 39% 57.000.000.000 100% 30.696.831.600 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Persentase Gudang terbangun 0% 60% 2.827.520.000 100% 1.417.300.000 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah Rumah Sakit Tingkat Kecamatan dibangun 0 unit 1 unit 25.000.000.000 1 unit 25.000.000.000 2 unit Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Jumlah Puskesmas yang direhabilitasi 0% 7 pkm 9.000.000.000 7 pkm 3.047.870.000 14 pkm Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Tingkat instrumen akreditasi rumah sakit 0% Tingkat dasar (4 28.520.575.028 Tingkat dasar (4 35.000.000.000 Tingkat madya (8 33.422.945.050 Tingkat madya (8 41.789.237.963 Tingkat utama (12 43.875.549.861 Tingkat utama (12 44.746.743.668 Tingkat utama (12 Rumah Sakit Umum
bab) bab) bab) bab) bab) bab) bab)
Urusan Kesehatan 7 Penyediaan dan pengawasan obat , Persentase ketersediaan reagen dan bmhp 0,97 95% 5.000.000.000 95% 7.500.000.000 95% 12.000.000.000 95% 15.000.000.000 95% 17.000.000.000 95% 17.000.000.000 95% Dinas Kesehatan
makanan dan perbekalan kesehatan laboratorium di puskesmas dan labkesda
Persentase ketersediaan obat dan Perbekalan 60% 90% 11.910.825.000 90% 8.500.000.000 97% 14.328.098.250 97% 15.720.908.075 98% 17.252.998.882 99% 18.938.298.770 99% Dinas Kesehatan
Kesehatan Puskesmas dan Jaringannya
Persentase resep sesuai dengan formularium 50% 60% 26.073.766.779 70% 33.200.000.000 75% 35.804.641.400 80% 35.084.921.660 85% 36.839.167.743 90% 38.681.126.130 90% Rumah Sakit Umum
Urusan Kesehatan 8 Peningkatan pelayanan kesehatan Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 49 40 921.285.000 38 1.000.000.000 37 2.430.063.000 36 2.673.068.000 34 2.940.373.800 32 3.234.409.000 32 Dinas Kesehatan
keluarga Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup 1.2 1.2 70.414.000 1.2 100.000.000 1.1 118.458.000 1.1 130.304.000 1 143.334.000 1 157.668.000 1 Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan balita 97% 97% 142.455.000 97% 170.000.000 97% 271.700.000 97% 298.870.000 97% 328.757.000 97% 361.632.000 97% Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat 100% 100% 77.545.000 100% 80.000.000 100% 94.508.000 100% 103.959.000 100% 114.355.000 100% 125.791.000 100% Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan lansia - - 181.201.500 9 Puskesmas 500.000.000 18 Puskesmas 706.631.250 24 Puskesmas 838.040.000 30 Puskesmas 574.043.000 32 Puskesmas 16.000.000 32 Puskesmas Dinas Kesehatan
Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia Santun Lansia
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 0,8 80% 195.441.000 80% 150.000.000 80% 96.043.000 80% 148.875.000 80% 81.043.000 80% 51.000.000 80% Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 9 Program perbaikan gizi masyarakat Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 281.766.500 100% 2.000.000.000 100% 1.867.345.300 100% 3.533.400.975 100% 2.000.131.620 100% 3.678.355.574 100% Dinas Kesehatan
Persentase Ibu hamil KEK mendapat makanan 38% 50% 245.250.000 65% 300.000.000 80% 480.344.700 95% 504.361.000 95% 529.576.000 95% 529.576.000 95% Dinas Kesehatan
tambahan
Persentase Remaja putri yang mendapat TTD 20% 20% 276.313.000 20% 400.000.000 25% 462.683.000 30% 484.653.000 35% 507.785.000 40% 507.785.000 40% Dinas Kesehatan
Urusan Kesehatan 10 Promosi kesehatan dan Cakupan Kelurahan Sehat/Kelurahan siaga aktif 50 Kelurahan 51 Kelurahan 6.798.794.000 52 Kelurahan 5.900.000.000 52 Kelurahan 9.498.100.000 53 Kelurahan 9.973.030.000 54 Kelurahan 10.471.700.000 54 Kelurahan 12.478.290.000 54 Kelurahan Dinas Kesehatan
pemberdayaan masyarakat Cakupan organisasi kemasyarakatan yang 47% 50% 760.230.000 53% 400.000.000 67% 498.700.000 80% 523.640.000 100% 549.830.000 100% 549.830.000 100% Dinas Kesehatan
memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung
kesehatan
Persentase pasien yang mengetahui produk Belum ada data 50% 870.885.000 55% 700.000.000 60% 861.735.000 65% 904.821.750 70% 950.062.838 75% 997.565.979 75% Rumah Sakit Umum
pelayanan rumah sakit
Urusan Kesehatan 11 Pengembangan SDM kesehatan Cakupan SDM Kesehatan yang terlatih 35% 50% 384.081.000 60% 1.250.000.000 70% 1.007.100.000 80% 800.500.000 90% 960.400.000 90% 1.986.556.000 90% Dinas Kesehatan
Persentase SDM Kesehatan yang mendapat 5% 20% 1.993.222.800 20% 1.150.000.000 30% 1.694.920.500 30% 1.779.666.525 40% 1.868.649.851 50% 1.962.082.344 50% Rumah Sakit Umum
pelatihan minimal 20 jam per tahun
Urusan Kesehatan 12 Pencegahan dan penanggulangan Cakupan penanganan penyakit menular dan tidak 77.7% 100% 5.322.623.500 100% 4.200.000.000 100% 16.387.421.775 100% 21.481.319.300 100% 25.803.196.300 100% 29.036.057.500 100% Dinas Kesehatan
penyakit menular dan tidak menular menular sesuai tahapan standar nasional
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang 90% 91,5% 1.032.399.200 92% 600.000.000 92,5% 850.000.000 93% 900.000.000 93,5% 1.000.000.000 94 1.000.000.000 94% Dinas Kesehatan
mendapat imunisasi dasar lengkap
Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 68% 70% 828.505.600 75% 700.000.000 80% 870.000.000 90% 950.000.000 92% 1.050.000.000 92% 1.100.000.000 92% Dinas Kesehatan

Urusan Kesehatan 13 Penyelenggaraan pelayanan Cakupan Pelayanan kesehatan dasar di puskesmas 100% 100% 8.438.335.249 100% 8.900.000.000 100% 8.971.700.000 100% 9.558.300.000 100% 10.161.900.000 100% 10.285.760.000 100% Dinas Kesehatan
kesehatan dasar, rujukan dan
komplementer Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan 75% 75% 567.185.000 80% 700.000.000 80% 639.800.000 80% 683.700.000 80% 729.900.000 80% 764.303.600 80% Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk 26.5% 30% 1.783.258.300 32,0% 1.000.000.000 34,0% 500.000.000 36,0% 400.000.000 38,0% 300.000.000 40% 150.000.000 40% Dinas Kesehatan
miskin dan kurang mampu serta masyarakat yang
beresiko berdampak sosial yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di faslititas kesehatan Tk.I dan
Rujukan
Cakupan warga kota Tangerang Selatan yang 0 0% - 50,0% 5.100.000.000 70,0% 7.500.000.000 75,0% 7.500.000.000 80,0% 8.000.000.000 85% 8.000.000.000 85% Dinas Kesehatan
mendapatkan Pelayanan pengelolaan Darah yang
tidak di tanggung BPJS
Cakupan masyarakat miskin dan kurang mampu serta 0 0 1584059300 62% 11.900.000.000 67% 12.467.940.000 73% 15.296.940.000 77% 18.125.940.000 77% 25.000.000.000 77% Dinas Kesehatan
masyarakat yang beresiko berdampak sosial , yang
memiliki Jaminan asuransi kesehatan
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

Cakupan penyelenggaraan pelayanan kesehatan 30,8% 38% 430.810.000 47% 700.000.000 57% 769.829.900 65% 869.733.730 72% 985.350.476 72% 494.480.000 72% Dinas Kesehatan
tradisional dan komplementer
Urusan Kesehatan 14 Pelayanan dan pendukung pelayanan Jumlah puskesmas BLUD 0 puskesmas 0 puskesmas 1 puskesmas 300.000.000 2 puskesmas 500.000.000 2 puskesmas 500.000.000 3 puskesmas 750.000.000 2 puskesmas 600.000.000 10 puskesmas Dinas Kesehatan
BLUD Persentase kepuasan pasien yang disurvei 70% 71% 25.000.000.000 72% 29.800.000.000 73% 31.060.000.000 74% 34.200.000.000 75% 46.500.000.000 76% 51.500.000.000 76% Rumah Sakit Umum
Urusan Kesehatan 15 Pengembangan dan pengendalian Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap 38,68% 35% 334.000.000 40% 500.000.000 45% 900.000.000 50% 1.100.000.000 55% 1.200.000.000 60% 4.134.000.000 60% Dinas Kesehatan
lingkungan sehat Air Minum Berkualitas
Persentase tempat umum yang memenuhi syarat 27,30% 52% 468.680.000 54% 200.000.000 56% 149.435.558 58% 152.807.537 60% 156.352.087 62% 157.273.741 62% Dinas Kesehatan
kesehatan
Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat 20,0% 60% 245.407.000 65% 300.000.000 70% 400.708.681 75% 409.750.581 80% 419.255.225 80% 421.726.624 80% Dinas Kesehatan
kesehatan
Persentase RS Yang Melakukan Pengelolaan Limbah 74% 80% 52.000.000 85% 200.000.000 90% 295.550.325 95% 302.219.351 100% 309.229.683 100% 311.052.510 100% Dinas Kesehatan
Medis Sesuai Standar
Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 0 10 kelurahan 141.187.500 10 kelurahan 100.000.000 20 kelurahan 157.184.068 30 kelurahan 160.730.891 40 kelurahan 164.459.232 54 kelurahan 165.428.676 54 kelurahan Dinas Kesehatan

Persentase pengelolaan limbah rumah sakit sesuai 100% 100% 511.107.360 100% 2.400.000.000 100% 3.198.382.150 100% 890.801.258 100% 900.000.000 100% 900.000.000 100% Rumah Sakit Umum
standar
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 16 Pembangunan jalan dan jembatan Jalan dan jembatan dalam kondisi baik 80% 82% 114.760.716.127 84% 70.400.000.000 86% 261.500.000.000 88% 214.000.000.000 90% 250.000.000.000 90% 80.000.000.000 90% Dinas Pekerjaan Umum
Jalan lingkungan dalam kondisi baik 40% 45% 175.000.000.000 50% 48.100.000.000 55% 200.000.000.000 60% 200.000.000.000 65% 200.000.000.000 70% 200.000.000.000 70% Dinas Pekerjaan Umum
Pedestrian jalan yang dibangun 0.5% 1% 8.000.000.000 2% 25.000.000.000 4% 50.000.000.000 5% 50.000.000.000 6% 50.000.000.000 7% 50.000.000.000 7% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 17 Pengendalian banjir luas genangan yang tereduksi 30% 32% 26.334.179.180 34% 15.300.000.000 36% 25.410.000.000 38% 37.000.000.000 40% 41.000.000.000 42% 9.250.000.000 42% Dinas Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 18 Pengembangan pengelolaan dan Pemanfaatan air sungai, danau, dan penampung air 0% 0% - 14% 38.000.000.000 15% 60.000.000.000 17% 60.000.000.000 18% 60.000.000.000 20% 50.000.000.000 20% Dinas Pekerjaan Umum
konversi sungai danau dan sumber lainnya sebagai layanan air baku
daya air lainnya Kapasitas debit sungai /tandon 30% 32% 33.048.194.284 34% 28.000.000.000 36% 28.000.000.000 38% 32.000.000.000 40% 35.000.000.000 42% 37.000.000.000 42% Dinas Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 19 Perencanaan Tata Ruang Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang 100% 100% 1.025.000.000 100% 1.200.000.000 100% 1.000.000.000 - - - - - - 100% Bappeda
(RTR) wilayah
Tersedianya informasi mengenai rencana rinci tata 75% 79% 1.260.000.000 83% 1.400.000.000 87% 1.390.000.000 91% 1.140.000.000 95% 990.000.000 100% 1.240.000.000 100% Dinas Bangunan dan
ruang beserta rencana teknisnya melalui peta analog Penataan Ruang
dan peta digital
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 20 Pengelolaan sarana air minum dan air persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah 85,63% 85,63% 3.940.000.000 86,13% 8.866.110.000 86,60% 5.170.000.000 87,73% 74.290.000.000 88,8% 30.936.000.000 89,85% 49.236.000.000 89,85% Dinas Bangunan dan
limbah yang memadai Penataan Ruang
Persentase pelayanan air minum 82,5% 83,00% 3.491.016.000 83,50% 4.261.110.000 84,00% 13.000.000.000 84,50% 13.000.000.000 85,0% 13.000.000.000 85,5% 13.000.000.000 85,5% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 21 Pembangunan dan peningkatan Tersedianya sarana dan prasarana gedung 40 gedung 10 gedung 290.805.000.000 10 gedung 290.805.000.000 11 gedung 135.159.000.000 3 gedung 130.026.000.000 4 gedung 104.176.000.000 2 gedung 9.000.000.000 80 gedung Dinas Bangunan dan
sarana dan prasarana bangunan dan perkantoran Penataan Ruang
gedung Tersedianya sarana dan prasarana gedung non 0 13 paket 19.935.000.000 2 paket 19.935.000.000 5 paket 92.525.000.000 3 paket 100.793.000.000 2 paket 61.355.000.000 1 paket 2.150.000.000 26 paket Dinas Bangunan dan
perkantoran Penataan Ruang
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan kajian dan 100% 100% 3.000.000.000 100% 6.377.708.500 100% 3.000.000.000 100% 3.000.000.000 100% 3.000.000.000 100% 3.000.000.000 100% Dinas Bangunan dan
rekomendasi teknis serta sertifikat laik fungsi Penataan Ruang

Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 22 Pengendalian dan pemanfaatan ruang Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 100% 100% 200.000.000 100% 270.000.000 100% 400.000.000 100% 250.000.000 100% 250.000.000 100% 250.000.000 100% Dinas Bangunan dan
keterangan peruntukan lahan Penataan Ruang
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman 23 Penataan Lingkungan Terpadu Pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan 1677 ha - - 335,4 ha 8.218.750.000 335,4 ha 4.500.000.000 335,4 ha 4.500.000.000 335,4 ha 5.000.000.000 335,4 ha 5.000.000.000 0 Ha Dinas Perumahan,
(Ha) Permukiman dan
Pertanahan
Terbangunnya sarana penunjang permukiman 178 unit - - 30 unit 14.894.600.000 30 unit 9.000.000.000 30 unit 9.000.000.000 30 unit 9.000.000.000 30 unit 9.000.000.000 328 unit Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Penyediaan rumah susun sederhana sewa (unit) 1 twin blok 0 - 0 - 0 - 1 twin blok 40.000.000.000 1 twin blok 50.000.000.000 1 twin blok 60.000.000.000 4 twin blok Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Rumah tidak layak huni menjadi layak huni 700 unit - - 200 unit 14.726.680.000 150 unit 10.875.000.000 100 unit 7.250.000.000 75 unit 5.625.000.000 50 unit 3.750.000.000 1275 unit Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman 24 Pengembangan infrastruktur Persentase terlayaninya masyarakat dalam 0% 0 - 0 - 25% 500.000.000 50% 500.000.000 75% 500.000.000 100% 500.000.000 100% Dinas Perumahan,
permukiman pengurusan sertifikat keahlian perencana dan Permukiman dan
perancang rumah dan PSU perumahan skala kecil Pertanahan

Tersedianya data rumah dan perumahan 6 dokumen - - - - - - 6 dokumen 350.000.000 - - - - 12 dokumen Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Tersedianya regulasi penyelenggaraan perumahan dan 1 perda 6 perwal - - 1 perwal 300.000.000 1 perwal 300.000.000 1 perwal 300.000.000 1 perwal 300.000.000 1 perwal 300.000.000 1 perda, 11 perwal Dinas Perumahan,
permukiman Permukiman dan
Pertanahan
Persentase terlayaninya masyarakat dalam 1 dokumen - - 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% Dinas Perumahan,
pengurusan pengesahan pertelaan rumah susun Permukiman dan
Pertanahan
Persentase terlayaninya masyarakat dalam 0% - - 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% Dinas Perumahan,
pengurusan rekomendasi teknis pembangunan dan Permukiman dan
pengembangan rumah susun Pertanahan
Persentase terlayaninya masyarakat dalam 20 dokumen - - 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% Dinas Perumahan,
pengurusan rekomendasi teknis pembangunan dan Permukiman dan
pengembangan rumah tapak Pertanahan
tercatatnya PSU perumahan yang dikuasai sepihak ke 20 perum - - 10 perum 300.000.000 10 perum 350.000.000 10 perum 350.000.000 10 perum 400.000.000 10 perum 400.000.000 70 perum Dinas Perumahan,
dalam neraca aset Permukiman dan
Pertanahan
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman 25 Penyediaan dan Pengelolaan Areal Pengembangan dan Pembangunan TPU 7 TPU 1 TPK 7 TPU 1 TPK 7.674.280.000 7 TPU 1 TPK 6.128.820.000 8 TPU 1 TPK 34.158.300.000 9 TPU 1 TPK 24.868.300.000 10 TPU 1 TPK 13.468.300.000 10 TPU 1 TPK 1.500.000.000 10 TPU 1 TPK Dinas Perumahan,
Pemakaman Permukiman dan
Pertanahan
Terpeliharanya sarana TPU 7 TPU 1 TPK 100% 1.157.411.276 100% 1.289.210.000 100% 3.870.000.000 100% 4.110.000.000 100% 4.160.000.000 100% 4.160.000.000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman 25 Penyediaan dan Pengelolaan Areal
Pemakaman

KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

Pembinaan kelembagaan pengelolaan TPU 7 TPU 1 TPK 100% 97.200.000 100% 281.970.000 100% 150.000.000 100% 150.000.000 100% 150.000.000 100% 150.000.000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman 26 Pengembangan Penyediaan Dan Penambahan jumlah PJU terbangun 28.383 titik 2000 19.611.383.860 2250 18.000.000.000 2250 22.000.000.000 2250 22.000.000.000 2250 22.000.000.000 2250 22.000.000.000 39383 titik Dinas Perumahan,
Pengelolaan PJU Permukiman dan
Pertanahan
Terpeliharanya dan terbayarnya rekening PJU 100% 100% 43.378.433.605 100% 45.000.000.000 100% 48.560.000.000 100% 47.360.000.000 100% 47.960.000.000 100% 47.960.000.000 100% Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan 27 Peningkatan Kesiagaan dan Respon time kebakaran < 20 Menit < 20 Menit 823.560.000 < 15 Menit 7.510.006.000 < 15 Menit 25.200.000.000 < 10 Menit 11.800.000.000 < 10 Menit 9.900.000.000 < 10 Menit 1.600.000.000 < 10 Menit Dinas Pemadam Kebakaran
Perlindungan Masyarakat Pencegahan bahaya Kebakaran dan Penyelamatan

Cakupan pelayanan penanggulangan kebakaran dan 100% 100% 7.033.825.000 100% 8.550.000.000 100% 11.178.000.000 100% 12.536.000.000 100% 12.668.000.000 100% 13.423.000.000 100% Dinas Pemadam Kebakaran
penyelamatan korban serta harta benda dan Penyelamatan

Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan 28 Penanggulangan Bencana Daerah Persentase Mitigasi dan Penanggulangan Bencana 100% 100% 1.192.000.000 100% 1.363.149.000 100% 1.550.000.000 100% 1.550.000.000 100% 1.550.000.000 100% 1.550.000.000 100% Badan Penanggulangan
Perlindungan Masyarakat Bencana Daerah
Tingkat waktu tanggap (response time rate) < 20 100% 100% 1.352.538.200 100% 1.336.851.000 100% 1.150.000.000 100% 1.150.000.000 100% 1.150.000.000 100% 1.150.000.000 100% Badan Penanggulangan
Menit terhadap Bencana Bencana Daerah
Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan 29 Penegakan peraturan daerah dan Cakupan Penegakan Perda dan /atau Perwal 93% 95% - 98% 1.341.000.000 100% 1.408.050.000 100% 1.478.452.500 100% 1.552.375.125 100% 1.629.993.881 100% Satpol PP
Perlindungan Masyarakat peraturan walikota
Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan 30 Peningkatan keamanan dan Jumlah Kegiatan Koordinasi Pemeliharaan Ketertiban 43 kali 25 kali 2.954.057.389 30 kali 2.873.342.630 26 kali 2.928.310.991 26 kali 2.994.387.662 26 kali 3.063.845.986 25 kali 3.081.906.549 201 kali Satpol PP
Perlindungan Masyarakat kenyamanan lingkungan Masyarakat
Persentase Penindakan Pelanggaran pengamanan 100% 100% 3.347.001.250 100% 19.879.000.000 100% 20.872.950.000 100% 21.916.597.500 100% 23.012.427.375 100% 24.163.048.744 100% Satpol PP
dan penertiban
Jumlah penambahan SDM dan sarana prasarana 56,67% 60% 6.072.200.000 62% 9.757.000.000 66% 10.244.850.000 69% 10.757.092.500 72% 11.294.947.125 76% 11.859.694.481 76% Satpol PP
penunjang
Persentase Aparatur Satpol PP yang diiatih 100% 100% 600.000.000 100% 630.000.000 100% 661.500.000 100% 694.575.000 100% 729.303.750 100% 765.768.938 100% Satpol PP
Urusan Sosial 31 Pelayanan dan Rehabilitasi Persentase PMKS yang mendapatkan pelayanan dan 20% 20% 2.166.328.000 50% 1.729.000.000 52% 2.139.500.000 54% 2.353.450.000 56% 2.588.795.000 58% 2.847.675.000 58% Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial rehabsos sesuai standar dasar
Urusan Sosial 32 Pemberdayaan Masyarakat Rawan Persentase PMKS dan LKS yang diberdayakan 20% 0 685.000.000 25% 1.230.000.000 30% 1.265.000.000 35% 1.391.500.000 40% 1.530.650.000 45% 1.683.715.000 45% Dinas Sosial
Sosial dan Lembaga Kesejahteran Peningkatan pembinaan Lembaga Kesejahteraan - - 358.994.500 4 dok 2.500.000.000 4 dok 2.811.000.000 4 dok 3.020.500.000 4 dok 3.230.500.000 4 dok 3.440.500.000 24 dok Setda
Sosial Sosial dan keagamaan
Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial - - 1.400.000.000 7 dok 4.500.000.000 7 dok 4.500.000.000 7 dok 4.500.000.000 7 dok 4.500.000.000 7 dok 4.500.000.000 24 dok Setda
Masyarakat
Pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS - - - 2 dok 2.000.000.000 2 dok 500.000.000 2 dok 500.000.000 2 dok 500.000.000 2 dok 500.000.000 10 dok Setda
B URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR 322.636.604.860 550.541.718.100 513.255.363.066 451.185.553.701 467.449.611.983 483.295.404.028
Urusan Ketenagakerjaan 33 Pengembangan Produktivitas Tenaga Persentase tenaga kerja siap pakai 5% 5% 775.000.000 10% 2.200.000.000 12% 2.365.000.000 15% 2.601.500.000 17% 2.861.650.000 20% 3.147.815.000 20% Dinas Ketenagakerjaan
Kerja
Urusan Ketenagakerjaan 34 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63,04% 63,04% 1.479.000.000 65% 1.800.000.000 66% 2.013.000.000 67% 2.214.300.000 68% 2.435.730.000 69% 2.679.303.000 69% Dinas Ketenagakerjaan
Berusaha
Urusan Ketenagakerjaan 35 Kerjasama Hubungan Industrial dan Menurunnya Angka perselisihan Industrial 30 kasus 30 kasus 2.360.684.000 28 kasus 1.300.000.000 25 Kasus 1.563.650.000 23 Kasus 1.720.015.000 20 Kasus 1.892.017.000 17 Kasus 2.081.218.000 17 Kasus Dinas Ketenagakerjaan
Perlindungan Ketenagakerjaan
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan 36 Peningkatan peran serta dan Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan 500 orang 568 Orang 805.426.740 630 Orang 1.800.000.000 660 Orang 1.850.000.000 687 Orang 1.950.000.000 715 Orang 1.950.000.000 743 Orang 2.040.000.000 743 Orang DPMPPPAKB
Perlindungan Anak Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan 37 Peningkatan kualitas hidup dan Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang 100% 100% 1.091.391.200 100% 610.000.000 100% 1.020.000.000 100% 1.094.000.000 100% 1.172.000.000 100% 1.172.000.000 100% DPMPPPAKB
Perlindungan Anak Perlindungan kekerasan terhadap mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas
perempuan dan anak
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan 38 Penguatan Kelembagaan PUG dan IPG dan IDG IPG 93,41% ; IDG IPG 93,45-93,59% ; 1.134.895.986 IPG 93,50-93,78% ; 2.212.000.000 IPG 93,54-93,97% ; 1.627.000.000 IPG 93,59-94,16% 1.952.000.000 IPG 93,64-94,35% ; 2.110.000.000 IPG 93,68-94,53% ; 2.110.000.000 IPG 93,68-94,53% ; DPMPPPAKB
Perlindungan Anak Anak 64,07% IDG 64.16-64.27% IDG 64,26-64,47% IDG 64,36-64,67% ; IDG 64,46- IDG 64,56-65,70% IDG 64,66-65,27% IDG 64,66-65,27%
64,87%
Jumlah Kelurahan Ramah Anak 2 Kelurahan 5 Kelurahan 531.595.000 8 Kelurahan 588.000.000 11 Kelurahan 2.050.000.000 14 Kelurahan 2.250.000.000 17 Kelurahan 2.550.000.000 19 Kelurahan 2.550.000.000 19 Kelurahan DPMPPPAKB
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 39 Peningkatan peran serta dan Pemanfaatan Inovasi TTG Dalam Pemberdayaan 2 Inovasi 2 Inovasi 408.000.000 4 Inovasi 2.100.000.000 7 Inovasi 400.000.000 9 Inovasi 450.000.000 11 Inovasi 500.000.000 11 Inovasi 500.000.000 11 Inovasi DPMPPPAKB
pemberdayaan masyarakat dalam Masyarakat
pembangunan Persentase Peran serta Lembaga/Kelompok 60% 60% 1.918.672.438 70% 4.100.000.000 75% 1.625.000.000 77% 1.650.000.000 80% 1.655.000.000 85% 1.655.000.000 85% DPMPPPAKB
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan
Urusan Pangan 40 Peningkatan Ketahanan Pangan Penguatan cadangan pangan - - - - - 60 Ton 870.000.000 20 ton 440.000.000 10 ton 320.000.000 10 ton 370.000.000 100 Ton Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses 75% 80% 107.620.000 85% 800.000.000 90% 611.250.000 95% 766.187.500 100% 813.465.625 100% 837.325.000 100% Dinas Ketahanan Pangan,
pangan Pertanian dan Perikanan
AKG dan AKP 80% 85% 514.579.250 87% 861.500.000 89% 771.400.000 91% 795.295.000 92% 828.209.750 93% 849.816.000 93% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Keamanan Pangan 79% 80% 224.156.750 81% 713.500.000 82% 728.600.000 83% 850.000.000 84% 914.000.000 85% 945.000.000 85% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Terlaksananya koordinasi ketahanan pangan 100% 100% 1.649.854.591 100% 1.675.000.000 100% 1.087.000.000 100% 1.270.250.000 100% 1.198.762.500 100% 1.788.302.000 100% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Urusan Pertanahan 41 Penataan penguasaan, pemilikan, Tersusunnya laporan kebutuhan lahan - 1 dokumen, 1 246.880.000 - - - - - - - - - - 1 dokumen, 1 Dinas Perumahan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah kegiatan kegiatan Permukiman dan
Pertanahan
Terfasilitasinya dan pendampingan kegiatan - 15 paket 1.620.048.000 - - - - - - - - - - 15 paket Dinas Perumahan,
pengadaan tanah untuk pembangunan pengadaan pengadaan Permukiman dan
Pertanahan
Terlaksananya pengadaan tanah untuk : kantor - 3 Paket 72.726.400.000 - - - - - - - - - - 3 Paket Dinas Perumahan,
kelurahan, kawasan pertanian terpadu, dan Kantor Permukiman dan
Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Pertanahan
Terlaksananya pengadaan tanah untuk : Infrastruktur - 3 Paket 87.796.900.985 - - - - - - - - - - 3 Paket Dinas Perumahan,
Dasar, Kawasan Perdagangan dan Lapangan Olah Permukiman dan
Raga Pertanahan
Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan - - - 2 Paket 108.697.000.000 2 Paket 166.000.000.000 2 Paket 106.000.000.000 2 Paket 100.000.000.000 2 Paket 100.000.000.000 10 paket Dinas Perumahan,
Umum dalam rangka pembangunan infrastruktur dasar Permukiman dan
dan Non Gedung Perkantoran Pertanahan
Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan - - - 2 Paket 893.400.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 10 paket Dinas Perumahan,
Pengadaan Tanah Infrastruktur Dasar dan Non Permukiman dan
Gedung Perkantoran Pertanahan
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan - - - 2 Paket 184.636.000.000 2 Paket 100.000.000.000 2 Paket 100.000.000.000 2 Paket 100.000.000.000 2 Paket 100.000.000.000 10 paket Dinas Perumahan,
Umum dalam rangka pembangunan Gedung Permukiman dan
Perkantoran / fasilitas pelayanan pemerintah bagi Pertanahan
masyarakat dan Non infrastruktur dasar

Terlaksananya Fasilitasi dan Pendampingan - - - 2 Paket 893.400.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 2 Paket 350.000.000 10 paket Dinas Perumahan,
Pengadaan Tanah Gedung Perkantoran/ fasilitas Permukiman dan
pemerintah bagi masyarakat dan Non Infrastruktur Pertanahan
Dasar
Tersusunnya dokumen perencanaan pengadaan tanah - - - 1 Paket 297.800.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 5 paket Dinas Perumahan,
Permukiman dan
Pertanahan
Tersusunnya dokumen teknis rencana pengadaan - - - 1 Paket 595.600.000 1 Paket 300.000.000 1 Paket 300.000.000 1 Paket 300.000.000 1 Paket 300.000.000 5 paket Dinas Perumahan,
tanah Permukiman dan
Pertanahan
Tersusunnya laporan kebutuhan lahan Pemerintah - - - 1 Paket 297.800.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 5 paket Dinas Perumahan,
Kota Tangerang Selatan Untuk Pembangunan Permukiman dan
Pertanahan
Tersusunnya laporan Monitoring dan Evaluasi - - - 1 Paket 297.800.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 1 Paket 150.000.000 5 paket Dinas Perumahan,
Tahapan Pengadaan Tanah Permukiman dan
Pertanahan
Terfasilitasinya Aparatur di Bidang Pertanahan lingkup - 3 kegiatan 496.200.000 3 Kegiatan / 180 1.191.200.000 3 Kegiatan / 180 500.000.000 3 Kegiatan / 180 500.000.000 3 Kegiatan / 180 500.000.000 3 Kegiatan / 180 500.000.000 15 kegiatan/900 Dinas Perumahan,
Pemerintah Kota tangerang Selatan dalam mengikuti orang orang orang orang orang orang Permukiman dan
Bimtek di Bidang Pertanahan Pertanahan
Urusan Lingkungan Hidup 42 Pengendalian pencemaran dan persentase penanganan terhadap pengaduan 180 lokasi titik 78 Titik pantau 850.613.000 78 Titik pantau 992.300.000 78 Titik pantau 992.300.000 78 Titik pantau 992.300.000 78 Titik pantau 992.300.000 78 Titik pantau 992.300.000 390 Titik pantau Dinas Lingkungan Hidup
perusakan lingkungan hidup pencemaran dan perusakan lingkungan pantau
Cakupan pembinaan dan pengawasan terhadap 50% 60% 300.370.000 70% 1.040.000.000 80% 1.040.000.000 90% 1.040.000.000 100% 1.040.000.000 100% 1.040.000.000 100% Dinas Lingkungan Hidup
pelaksanaan izin lingkungan dan pengelolaan
lingkungan
Pengendalian dan pengawasan terhadap B3 dan 252 perusahaan 30 perusahaan 260.000.000 50 perusahaan 469.135.000 50 perusahaan 469.135.000 50 perusahaan 469.135.000 50 perusahaan 469.135.000 50 perusahaan 469.135.000 280 perusahaan Dinas Lingkungan Hidup
limbah B3 penghasil limbah B3

Optimalisasi fungsi analisis laboratorium lingkungan 30 Alat terkalibrasi, 9 parameter 1.432.931.250 30 Alat terkalibrasi, 2.000.000.000 50 Alat 2.000.000.000 50 Alat terkalibrasi, 2.000.000.000 30 Alat terkalibrasi, 2.000.000.000 30 Alat terkalibrasi, 2.000.000.000 190 Alat Dinas Lingkungan Hidup
hidup Pemeliharaan 10 alat terakreditasi Pemeliharaan 10 terkalibrasi,pemeliha pemeliharaan 10 pemeliharaan 10 alat pemeliharaan 30 alat terkalibrasi,
laboratorium, 0 alat laboratorium, 5 raan 10 alat alat laboratorium, laboratorium, 5 laboratorium,pemelih pemeliharaan 70
Parameter Parameter laboratorium, pemeliharaan, 5 Parameter araan dan 5 alat
terakreditasi terakreditasi pemeliharaan, 5 Parameter terakreditasi Parameter laboratorium,pemeli
Parameter terakreditasi terakreditasi haraan dan 34
terakreditasi Parameter
terakreditasi

Urusan Lingkungan Hidup 43 Perlindungan dan konservasi sumber Luas lahan yang dikonservasi dan pelaksanaan Prokasih di 7 Program Kali bersih 2.320.000.000 Program kali bersih 519.283.000 Program Kali Bersih 519.283.000 Program Kali 519.283.000 Program kali bersih 519.283.000 Program Kali bersih 519.283.000 Prokasih di 7 Dinas Lingkungan Hidup
daya alam program kali bersih di tiap kecamatan Kecamatan, 777 m3 di Kecamatan di kecamatan di 2 kecamatan Bersih di 2 di 1 kecamatan di Kecamatan Kecamatan
Serpong,500 m3 serpong utara,500 (Kecamatan Ciputat kecamatan (setu) Pamulang ,500 m3 Pondok aren, 500 terlaksana
m3 dan Ciputat ,500 m3 m3
Timur),500 m3

Pilot Project kampung iklim (kampung Hijau di 7 - - - Kampung hijau di 1 427.000.000 Kampung hijau di 2 427.000.000 Kampung hijau di 2 427.000.000 Kampung hijau di 1 427.000.000 Kampung hijau di 1 427.000.000 Kampung Hijau di Dinas Lingkungan Hidup
kecamatan) kecamatan kecamatan kecamatan (Setu kecamatan ( kecamatan ( Ciputat 7 kecamatan
(Kecamatan Pondok (Kecamatan dan Pamulang) serpong Utara) Timur)
Aren) Serpong dan
Ciputat)
Urusan Lingkungan Hidup 44 Peningkatan edukasi dan komunikasi Jumlah peningkatan partisipasi aktif masyarakat 20% 30% 1.800.000.000 40% 412.090.000 50% 412.090.000 60% 412.090.000 70% 412.090.000 80% 412.090.000 80% Dinas Lingkungan Hidup
masyarakat di bidang lingkungan hidup terkait pelestarian lingkungan hidup
Fasilitasi Peningkatan Nilai ADIPURA 71 72 160.000.000 73 504.000.000 74 504.000.000 75 504.000.000 76 504.000.000 76 504.000.000 76 Dinas Lingkungan Hidup
Jumlah penghargaan Nasional maupun lokal terkait 1 orang, 3 sekolah 1 orang, 3 sekolah 595.000.000 1 orang, 3 sekolah 905.192.000 1 orang, 3 sekolah 905.192.000 1 orang, 3 sekolah 905.192.000 1 orang, 3 sekolah 905.192.000 1 orang, 3 sekolah 905.192.000 7 orang, 21 Dinas Lingkungan Hidup
pelestarian lingkungan hidup sekolah
Urusan Lingkungan Hidup 45 Pengembangan pengelolaan Persentase pengangkutan sampah 40% 45% 28.173.609.955 50% 38.000.000.000 55% 42.552.836.200 60% 45.637.993.820 65% 59.715.682.202 70% 94.993.381.129 70% Dinas Lingkungan Hidup
persampahan
Urusan Lingkungan Hidup 46 Pengelolaan Sampah terpadu Persentase pengurangan sampah melalui 3R 5% 10% 14.487.725.000 10% 48.280.000.000 10% 70.047.807.500 10% 56.588.538.750 10% 58.467.780.800 10% 36.251.306.011 10% Dinas Lingkungan Hidup
Urusan Administrasi Kependudukan dan 47 Penataan Administrasi Kependudukan Cakupan Penerbitan KK 58,99% 65,30% 1.236.648.315 74,26% 1.300.000.000 82,67% 1.567.000.000 90,52% 1.577.000.000 97,78% 1.577.000.000 100,00% 1.457.000.000 100,00% Disdukcapil
Pencatatan Sipil Cakupan penerbitan KTP 60,81% 65,68% 1.313.500.000 73,15% 800.000.000 81,25% 910.000.000 89,08% 860.000.000 97,01% 870.000.000 99,62% 880.000.000 99,62% Disdukcapil
Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran 73,17% 76,75% 951.977.500 80,43% 700.000.000 84,23% 1.520.000.000 88,12% 1.600.000.000 92,15% 1.680.000.000 96,27% 1.530.000.000 96,27% Disdukcapil
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian 29,22% 34,89% 951.977.500 42,19% 700.000.000 52,34% 300.000.000 62,37% 300.000.000 72,63% 300.000.000 83,01% 300.000.000 83,01% Disdukcapil
Rasio Pasangan Berakta Perkawinan 42,41% 48,17% 232.830.000 53,93% 500.000.000 59,68% 200.000.000 65,44% 220.000.000 71,20% 230.000.000 76,96% 230.000.000 76,96% Disdukcapil
Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Akan 12,13% 20,27% 1.155.026.500 17,33% 1.000.000.000 22,53% 750.000.000 13,86% 700.000.000 13,86% 650.000.000 12,13% 350.000.000 100,00% Disdukcapil
Pentingnya Dokumen Kependudukan
Jumlah Data dan Informasi Pendudukan Yang 1.220.802 1220802 200.000.000 1220802 800.000.000 1256626 845.000.000 1292450 965.000.000 1328274 892.000.000 1364099 1.085.000.000 1.364.099 Pddk Disdukcapil
Tersedia Penduduk
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga 48 Pengendalian Penduduk Pengendalian Urbanisasi Penduduk 567 Orang 550 Orang 630.000.000 500 Orang 456.000.000 450 Orang 520.000.000 430 Orang 520.000.000 400 Orang 520.000.000 350 Orang 520.000.000 3247 Orang Disdukcapil
Berencana
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga 49 Keluarga Berencana Proporsi Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah 2,3% 2,3% 2.058.305.800 2,2% 1.119.000.000 2,1% 600.000.000 2,0% 659.000.000 1,8% 856.000.000 1,8% 856.000.000 1,8% DPMPPPAKB
Berencana 20 Tahun
Menurunnya Unmet Need 6,65% 6,65% 256.000.000 6,5% 510.000.000 6,4% 1.350.000.000 6,3% 1.400.000.000 6,2% 1.450.000.000 6,1% 1.450.000.000 6,1% DPMPPPAKB
Meningkatnya Kesertaan ber- KB 70% 70,0% 575.000.000 70,5% 570.000.000 71,0% 341.000.000 71,2% 443.000.000 71,5% 576.000.000 71,5% 576.000.000 71,5% DPMPPPAKB
Meningkatnya Anggota Tribina ( BKB, BKR, BKL) 85,98% 88% 750.000.000 89,50% 856.000.000 89,90% 1.000.000.000 90,33% 1.050.000.000 92,66% 1.100.000.000 92,66% 1.100.000.000 92,66% DPMPPPAKB
yang Ber-KB
Meningkatnya Produk Unggulan UPPKS 53% 53,0% 649.000.000 60,0% 945.000.000 62,0% 860.000.000 65,0% 900.000.000 67,0% 950.000.000 70,0% 950.000.000 70,0% DPMPPPAKB
Urusan Perhubungan 50 Pengembangan pelayanan angkutan Jumlah uji kir Jumlah Uji Kir 30.500 Unit 1.070.000.000 35.500 Unit 1.750.000.000 36.000 Unit 1.750.000.000 36.500 Unit 1.750.000.000 37.000 Unit 1.750.000.000 37.500 Unit 1.750.000.000 386.794 Unit Dinas Perhubungan
Sebanyak 173.794
Unit
Urusan Perhubungan 51 Pengendalian dan pengamanan lalu Jumlah titik pengendalian dan pengaturan lalu lintas 40 titik 40 titik 8.940.000.000 40 titik 8.500.000.000 40 titik 6.500.000.000 40 titik 6.500.000.000 40 titik 7.500.000.000 40 titik 7.500.000.000 40 titik Dinas Perhubungan
lintas
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

Urusan Perhubungan 52 Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana Persentase sarana prasarana lalu lintas yang dapat 60% 65% 311.000.000 70% 850.000.000 75% 650.000.000 80% 750.000.000 85% 1.000.000.000 90% 1.250.000.000 90% Dinas Perhubungan
dan fasilitas Perhubungan berfungsi

Urusan Perhubungan 53 Pembangunan prasarana dan fasilitas Peningkatan jumlah sarana prasarana lalu lintas 15% 25% 6.431.000.000 33% 43.600.000.000 48% 6.385.759.816 63% 6.674.021.553 85% 9.094.948.061 100% 9.019.402.468 100% Dinas Perhubungan
perhubungan
Urusan Komunikasi dan Informatika 54 Pengembangan Komunikasi, sistem Peningkatan Penerapan Keterbukaan Sistem 20% 20% 534.000.000 20% 613.900.000 20% 700.000.000 20% 750.000.000 20% 800.000.000 20% 900.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
informasi dan Media Massa Informasi Publik Informatika
Persentase Penyebaran Informasi 20% 20% 6.000.000.000 20% 7.670.000.000 20% 8.000.000.000 20% 10.000.000.000 30% 11.500.000.000 10% 13.000.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Cakupan pembangunan , operasional dan 100% 100% 13.062.472.000 100% 13.062.472.000 100% 13.062.472.000 100% 13.062.472.000 100% 13.062.472.000 100% 13.062.472.000 100% seluruh OPD
pemeliharaan sistem di SKPD
Urusan Koperasi dan UMKM 55 Pengembangan Koperasi Jumlah SDM Koperasi yang dibina 3.430 SDM Koperasi 1050 SDM 2.165.010.000 1695 SDM 1.950.000.000 1695 SDM 2.047.500.000 1695 SDM 2.134.500.000 1715 SDM 2.243.745.000 1825 SDM 2.465.870.000 9.675 SDM Dinas Koperasi dan UKM
Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi
Jumlah usaha koperasi simpan pinjam dan ijin 199 koperasi 90 Koperasi 97.793.000 210 koperasi 250.000.000 220 koperasi 257.500.000 230 koperasi 265.375.000 240 koperasi 273.644.000 250 koperasi 282.326.000 249 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
pembukaan kantor cabang / pembantu / kantor kas
KSP
Pengawasan dan pemeriksaan koperasi serta 320 koperasi 200 koperasi 236.523.000 420 koperasi 1.200.000.000 495 koperasi 1.260.000.000 570 koperasi 1.323.000.000 640 koperasi 1.389.151.000 640 koperasi 1.458.608.000 640 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
penilaian KSP atau USP
Jumlah koperasi yang terfasilitasi 200 koperasi 50 Koperasi 722.578.000 50 Koperasi 1.000.000.000 50 Koperasi 1.050.000.000 50 Koperasi 1.102.500.000 50 Koperasi 1.157.625.000 50 Koperasi 1.215.506.000 300 Koperasi Dinas Koperasi dan UKM
Urusan Koperasi dan UMKM 56 Pengembangan UMKM Jumlah fasilitasi sertifikasi produk UMKM 25 produk UMKM 200 PRODUK 856.189.000 200 PRODUK 2.000.000.000 225 PRODUK 2.100.000.000 275 PRODUK 2.205.000.000 300 PRODUK 2.315.250.000 325 Produk UMKM 2.431.013.000 325 Produk UMKM Dinas Koperasi dan UKM
UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM
Pengembangan pemasaran produk dan inovasi 1701 Produk UMKM 250 Produk UKM 1.778.595.000 400 Produk UKM 2.800.000.000 500 Produk UMKM 2.940.000.000 600 Produk UMKM 3.087.000.000 700 Produk UMKM 3.241.350.000 800 Produk UMKM 3.403.418.000 3250 Produk Dinas Koperasi dan UKM
promosi UMKM UMKM
Pembinaan wirausaha UMKM dan Calon Wirausaha 3360 UMKM 3030 SDM UMKM 3.180.042.000 1390 SDM UMKM 2.225.000.000 1390 SDM UMKM 2.336.250.000 1390 SDM UMKM 2.453.063.000 1390 SDM UMKM 2.575.716.000 1390 SDM UMKM 2.704.501.000 9980 SDM UMKM Dinas Koperasi dan UKM
UMKM
Pembangunan dan Operasional sarana dan Prasarana 11 Galeri UMKM 5 Galeri UMKM 1.782.727.000 7 Galeri UMKM dan 100.000.000 7 Galeri UMKM dan 105.000.000 7 Galeri UMKM 110.250.000 7 Galeri UMKM 115.763.000 7 Galeri UMKM 121.551.150 40 Galeri UMKM Dinas Koperasi dan UKM
pengembangan UMKM 1 Gedung Inovation 1 Gedung Inovation dan 1 Gedung
Center Center Inovation Center
Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM 402 UMKM 535 UMKM 1.114.724.000 371 UMKM 1.450.000.000 301 UMKM 1.475.000.000 306 UMKM 1.501.250.000 311 UMKM 1.528.813.000 315 UMKM 1.557.753.000 2139 UMKM Dinas Koperasi dan UKM
Pengawasan, Pengembangan Data, Inovasi, Informasi 2 Dokumen 3 Dokumen 1.318.842.000 3 Dokumen 2.000.000.000 3 Dokumen 2.340.000.000 3 Dokumen 2.382.000.000 3 Dokumen 1.926.641.000 3 Dokumen 1.972.405.000 3 Dokumen Dinas Koperasi dan UKM
dan Teknologi
Urusan Koperasi dan UMKM 57 Pembinaan pedagang kaki lima dan Jumlah Lokasi Penataan Pedagang Kaki Lima dan 2 Lokasi 1 Lokasi 435.629.000 1 Lokasi 3.075.000.000 1 Lokasi 3.228.750.000 1 Lokasi 3.390.188.000 1 Lokasi 3.559.697.000 1 Lokasi 3.737.682.000 8 lokasi Dinas Koperasi dan UKM
asongan Asongan
Jumlah Revitalisasi Pasar Rakyat yang dikelola - - - 1 Lokasi 200.000.000 1 Lokasi 500.000.000 1 Lokasi 525.000.000 1 Lokasi 551.250.000 1 Lokasi 578.813.000 5 lokasi Dinas Koperasi dan UKM
Koperasi
Urusan Penanaman Modal Daerah 58 Pengembangan investasi Peningkatan Jumlah Investasi PMA & PMDN 71 PMA & 9 PMDN 32 PMA & 10 4.445.600.000 37 PMA & 12 3.371.500.000 42 PMA & 14 PMDN 3.622.645.000 47 PMA & 16 3.746.824.350 52 PMA & 18 3.864.129.081 57 PMA & 20 4.068.335.535 210 PMA & 70 Dinas Penanaman Modal
PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
Urusan Penanaman Modal Daerah 59 Pengembangan Pelayanan Perijinan Penerapan Pelayanan dan Perijinan Satu Pintu dan 27 Jenis Ijin 28 Jenis Ijin 5.145.999.200 40 Jenis Ijin 5.920.000.000 45 Jenis Ijin 6.097.600.000 50 Jenis Ijin 6.280.528.000 55 Jenis Ijin 6.594.554.400 60 Jenis Ijin 6.924.282.120 60 Jenis Ijin Dinas Penanaman Modal
Satu Atap dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
Jumlah layanan perizinan yang bersertifikasi ISO 21 jenis ijin 22 jenis ijin 32.700.000 22 jenis ijin 350.000.000 22 jenis ijin 360.500.000 22 jenis ijin 390.000.000 22 jenis ijin 401.700.000 22 jenis ijin 413.751.000 22 jenis ijin Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 60 Pengembangan peran serta Peningkatan Kualitas Organisasi Kepemudaan 80 OKP 20 OKP 2.813.515.900 20 OKP 2.800.000.000 20 OKP 2.800.000.000 15 OKP 2.800.000.000 15 OKP 2.850.000.000 10 OKP 2.850.000.000 100 OKP Dispora
kepemudaan
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 61 Pengembangan kewirausahaan dan Jumlah Calon Wirausaha Muda 7 Kelompok Calon 7 Kelompok Calon 225.000.000 7 Kelompok Calon 400.000.000 7 Kelompok Calon 400.000.000 7 Kelompok Calon 400.000.000 7 Kelompok Calon 400.000.000 7 Kelompok Calon 400.000.000 42 Kelompok Calon Dispora
kecakapan hidup pemuda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda Wirausaha Muda

Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 62 Pengembangan manajemen dan Pembinaan Manajemen dan Pengembangan Olahraga 22 Cabor 17 Cabor 7.462.217.200 10 Cabor 3.000.000.000 20 Cabor 3.235.240.000 15 Cabor 2.285.240.000 20 Cabor 3.572.410.000 15 Cabor 2.100.000.000 22 Cabor Dispora
pemasyarakatan olahraga di Masyarakat
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 63 Pengembangan sarana dan prasarana Pembangunan Sarana dan Prasarana olahraga 15 Sarana dan 3 Sarana dan 1.292.717.600 15 Sarana dan 1.289.000.000 15 Sarana dan 2.395.487.600 15 Sarana dan 2.641.985.000 15 Sarana dan 1.839.815.000 15 Sarana dan 1.640.000.000 93 Sarana dan Dispora
olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga

Pemeliharaan sarana dan prasarana Olahraga 8 Sarana dan 8 Sarana dan 1.336.332.000 10 Sarana dan 2.211.000.000 10 Sarana dan 2.106.497.400 10 Sarana dan 1.740.000.000 10 Sarana dan 1.840.000.000 10 Sarana dan 1.752.000.000 10 Sarana dan Dispora
prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga prasarana Olahraga

Urusan Statistik 64 Pengembangan data dan informasi Cakupan data dan informasi SKPD 100% 100% 5.400.033.200 100% 9.249.558.900 100% 10.095.263.550 100% 10.452.276.728 100% 10.706.640.564 100% 10.522.248.615 100% seluruh OPD
Ketersediaan data pendukung perencanaan dan 4 dok 4 dok 400.000.000 4 dok 500.000.000 4 dok 550.000.000 4 dok 600.000.000 4 dok 650.000.000 4 dok 700.000.000 28 dok Bappeda
pengendalian pembangunan Kota Tangerang Selatan

Urusan Persandian 65 Optimalisasi Sistem Persandian Cakupan Pengelolaan dan Perlindungan Informasi - - - 20% 100.000.000 20% 300.000.000 20% 300.000.000 20% 400.000.000 20% 400.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
Berklasifikasi Informatika
Cakupan Penyiapan, Pemanfaatan dan - - - 20% 200.000.000 20% 600.000.000 20% 600.000.000 20% 800.000.000 20% 800.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
Pengembangan SDM Sandi, Materil Sandi dan Informatika
Jaringan Komunikasi Sandi
Urusan Kebudayaan 66 Pengembangan dan Pengelolaan Jenis Budaya Yang Dilestarikan 4 Jenis 4 Jenis 1.753.347.900 4 Jenis 782.310.000 4 Jenis 2.190.000.000 4 Jenis 5.190.000.000 4 Jenis 2.690.000.000 4 Jenis 2.690.000.000 4 Jenis Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Kebudayaan
Urusan Perpustakaan 67 Pengembangan budaya baca Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun 752rb orang 770rb orang 1.549.569.100 796rb orang 955.402.500 823rb orang 1.400.000.000 851rb orang 2.000.000.000 880rb orang 2.000.000.000 910rb orang 2.000.000.000 910rb orang Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka 7511 judul 8000 judul 1.522.836.800 12000 judul 1.235.619.200 20000 judul 1.349.354.000 30000 judul 1.250.000.000 37500 judul 1.100.000.000 40000 judul 1.250.000.000 40000 judul Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Urusan Kearsipan 68 Pengembangan, Pemeliharaan Sarana Tertatanya arsip seluruh perangkat daerah dan unit 10% 10% 1.991.792.200 25% 1.515.955.500 40% 1.900.000.000 50% 1.900.000.000 65% 1.900.000.000 75% 1.900.000.000 75% Dinas Perpustakaan dan
Prasarana Kearsipan dan Pelayanan kerja Arsip Daerah
Kearsipan
C URUSAN PILIHAN 22.720.780.173 19.520.000.000 34.538.250.000 24.021.812.500 24.961.103.750 23.974.006.000
Urusan Kelautan dan Perikanan 69 Pengembangan Perikanan Nilai Tukar Pembudidaya/Pelaku Usaha Perikanan 100% 101% 1.801.014.000 101,5% 2.330.000.000 101,75% 2.396.500.000 102% 2.620.937.500 102,5% 2.749.353.750 103% 2.864.885.000 103% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Urusan Pariwisata 70 Pengembangan destinasi pariwisata Jumlah PAD dari sektor pariwisata 207.053.341.252 242.600.512.809 1.857.891.950 278.147.684.366 1.600.000.000 313.694.855.923 4.860.000.000 349.242.027.480 4.060.000.000 384.789.199.037 4.610.000.000 420.336.370.594 3.680.000.000 420.336.370.594 Dinas Pariwisata

Urusan Pariwisata 71 Pengembangan Pemasaran Jumlah Kunjungan Wisatawan 272.757 Wisatawan 300033 2.445.155.550 327309 3.020.000.000 354585 2.860.000.000 381861 2.960.000.000 409137 3.060.000.000 436413 3.060.000.000 436413 Dinas Pariwisata
Pariwisata
Urusan Pertanian 72 Pengembangan pertanian Nilai Tukar Petani/Pelaku Usaha Pertanian 100% 101% 4.801.248.073 101,5% 2.020.000.000 101,75% 2.075.750.000 102% 2.246.200.000 103% 2.474.150.000 103% 2.515.000.000 103% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Presentase Kesehatan Hewan 78% 79% 324.300.600 80% 475.000.000 81% 480.000.000 82% 436.675.000 83% 464.600.000 84% 442.121.000 84% Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan
Urusan Pertanian 72 Pengembangan pertanian
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB

Presentase Bahan Asal Hewan yang Memenuhi 76% 77% 211.170.000 78,0% 475.000.000 79,00% 476.000.000 80% 583.000.000 81,0% 503.000.000 82% 507.000.000 82% Dinas Ketahanan Pangan,
Kriteria ASUH Pertanian dan Perikanan
Urusan Pertanian 73 Pengembangan Kawasan Pertanian Penambahan Sarana Prasarana Kawasan Pertanian 0% 0% - 0% - 10% 230.000.000 20% 350.000.000 30% 630.000.000 40% 430.000.000 40% Dinas Ketahanan Pangan,
Terpadu Terpadu Pertanian dan Perikanan
Urusan Perdagangan 74 Perlindungan Konsumen dan Persentase Pengawasan Barang dan Jasa 100% 1 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% Dinas Perindustrian dan
Pengamanan Perdagangan Perdagangan
Stabilitas harga kebutuhan pokok 9 Komoditas 9 Komoditas 200.000.000 9 Komoditas 350.000.000 9 Komoditas 350.000.000 9 Komoditas 350.000.000 9 Komoditas 350.000.000 9 Komoditas 350.000.000 54 Komoditas Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Peningkatan Kesadaran Perijinan Perdagangan 91 pelaku usaha 50 200.000.000 40 300.000.000 40 600.000.000 40 600.000.000 40 600.000.000 40 600.000.000 301 pelaku usaha Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Jumlah UTTP yang diawasi UTTP 3500 1.900.000.000 8500 2.400.000.000 8500 12.900.000.000 8500 2.400.000.000 8500 2.100.000.000 8500 2.100.000.000 37.500 UTTP Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Jumlah Rapat Koordinasi TPID dan Jumlah 8 Dok 4 Dok 1.100.000.000 4 Dok 1.200.000.000 4 Dok 1.400.000.000 4 Dok 1.500.000.000 4 Dok 1.500.000.000 4 Dok 1.500.000.000 32 dokumen Setda
pendataan/pencacahan Indeks harga Konsumen
Urusan Perdagangan 75 Peningkatan dan Pengembangan Jumlah produk yang dipasarkan Jumlah produk yang 140 produk 5.000.000.000 2 2.800.000.000 2 2.800.000.000 2 2.800.000.000 2 2.800.000.000 2 2.800.000.000 300 produk Dinas Perindustrian dan
Ekspor dipasarkan Perdagangan

Urusan Perindustrian 76 Pengembangan Industri Cakupan binaan kelompok industri 7 Kelompok IKM 3 2.050.000.000 50 1.400.000.000 50 1.400.000.000 50 1.400.000.000 50 1.400.000.000 50 1.400.000.000 210 Kelompok Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Cakupan binaan kelompok industri kreatif 19 Kelompok 7 330.000.000 20 350.000.000 20 900.000.000 20 900.000.000 20 900.000.000 20 900.000.000 106 Kelompok Dinas Perindustrian dan
Industri Kreatif Industri kratif Perdagangan
Jumlah pelaporan informasi industri semester - - 2 300.000.000 2 310.000.000 2 315.000.000 2 320.000.000 2 325.000.000 12 semester Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
D URUSAN PENUNJANG 558.995.881.093 621.560.232.427 595.602.502.201 602.643.305.889 612.134.510.452 622.977.802.313
Urusan Perencanaan 77 Pengembangan pemetaan Wilayah Terwujudnya pengembangan peta wilayah 100% 100% 5.627.494.205 100% 5.473.732.183 100% 5.578.447.186 100% 5.704.323.578 100% 5.836.642.035 100% 5.871.047.499 100% Setda
Meningkatnya kompetensi aparatur dalam 100% 100% 4.328.841.696 100% 4.210.563.217 100% 4.291.113.220 100% 4.387.941.214 100% 4.489.724.642 100% 4.516.190.384 100% Setda
pengembangan pemetaan wilayah
Penegasan Batas Daerah/Kecamatan/Kelurahan - 7 Kec 5.194.610.035 7 Kec 5.052.675.861 7 Kec 5.149.335.864 7 Kec 5.265.529.456 7 Kec 5.387.669.571 7 Kec 5.419.428.461 7 Kec Setda
Pembakuan Nama Rupabumi - - 865.768.339 1 Kali 842.112.643 1 Kali 858.222.644 1 Kali 877.588.243 1 Kali 897.944.928 1 Kali 903.238.077 5 kali Setda
Cakupan pemetaan tematik wilayah sesuai kebutuhan 100% 100% 2.000.000.000 100% 2.000.000.000 100% 2.000.000.000 100% 2.000.000.000 100% 2.000.000.000 100% 2.000.000.000 100% seluruh OPD
SKPD
Urusan Perencanaan 78 Perencanaan Pembangunan Daerah Jumlah perencanaan pembangunan daerah sesuai 5 dokumen 6 dokumen 12.970.000.000 5 dokumen 11.000.000.000 5 dokumen 11.000.000.000 5 dokumen 11.000.000.000 5 dokumen 11.000.000.000 6 dokumen 13.000.000.000 32 dok Bappeda
ketentuan
Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian program - 1 dok 200.000.000 1 dok 200.000.000 1 dok 200.000.000 1 dok 200.000.000 1 dok 200.000.000 1 dok 200.000.000 6 dok Bappeda
RPJMD
Tersedianya dokumen evaluasi capaian SDG's - 1 dok 150.000.000 1 dok 150.000.000 1 dok 150.000.000 1 dok 150.000.000 1 dok 150.000.000 1 dok 150.000.000 6 dok Bappeda
Tersedianya dokumen evaluasi pencapaian smart city - 1 dok 300.000.000 1 dok 300.000.000 1 dok 300.000.000 1 dok 300.000.000 1 dok 300.000.000 1 dok 300.000.000 6 dok Bappeda

Cakupan Perencanaan pembangunan di setiap SKPD 100% 100% 30.000.000.000 100% 30.000.000.000 100% 30.000.000.000 100% 30.000.000.000 100% 30.000.000.000 100% 30.000.000.000 100% seluruh OPD
sesuai ketentuan
Urusan Keuangan 79 Peningkatan Pengelolaan Aset Tersusunnya laporan neraca aset sesuai ketentuan 100% 100% 2.425.000.000 100% 3.600.000.000 100% 3.125.000.000 100% 3.125.000.000 100% 3.125.000.000 100% 3.125.000.000 100% Badan Pengelolaan
Daerah Keuangan dan Aset Daerah

Urusan Keuangan 80 Pengelolaan Pajak dan Retribusi Terealisasinya target pajak daerah 100% 100% 12.225.000.000 100% 14.225.000.000 100% 14.225.000.000 100% 14.225.000.000 100% 14.225.000.000 100% 14.225.000.000 100% Badan Pendapatan Daerah
Daerah
Pengembangan dan pemeliharaan sistem 100% 100% 950.000.000 100% 1.500.000.000 100% 1.500.000.000 100% 1.500.000.000 100% 1.500.000.000 100% 1.500.000.000 100% Badan Pendapatan Daerah
pengendalian, pengelolaan keuangan dan pajak
daerah
Urusan Keuangan 81 Pengembangan pengelolaan Tersusunnya dokumen Raperda APBD sesuai 100% 100% 6.660.000.000 100% 8.708.000.000 100% 7.585.000.000 100% 7.585.000.000 100% 7.585.000.000 100% 7.585.000.000 100% Badan Pengelolaan
keuangan daerah ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Daerah 100% 100% 2.470.000.000 100% 2.836.000.000 100% 2.470.000.000 100% 2.470.000.000 100% 2.470.000.000 100% 2.470.000.000 100% Badan Pengelolaan
sesuai ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Tersusunnya laporan pengendalian keuangan 100% 100% 1.420.000.000 100% 1.631.000.000 100% 1.420.000.000 100% 1.420.000.000 100% 1.420.000.000 100% 1.420.000.000 100% Badan Pengelolaan
Pemerintah Daerah sesuai ketentuan Keuangan dan Aset Daerah

Cakupan laporan keuangan di SKPD sesuai ketentuan 100% 100% 6.641.966.500 100% 7.625.000.000 100% 6.641.966.500 100% 6.641.966.500 100% 6.641.966.500 100% 6.641.966.500 100% seluruh OPD

Urusan Kepegawaian, Pendidikan dan 82 Pengembangan Manajemen Persentase ASN yang terlayani dalam data dan 0 100% 1.637.626.000 100% 1.847.891.900 100% 1.938.060.000 100% 2.050.460.000 100% 2.169.730.000 100% 2.281.805.000 100% BKPP
Pelatihan Kepegawaian informasi manajemen ASN
Urusan Kepegawaian, Pendidikan dan 83 Pengembangan Sistem Manajemen Cakupan pengembangan sumber daya aparatur di 100% 100% 14.793.068.500 100% 34.800.000.000 100% 14.793.068.500 100% 14.793.068.500 100% 14.793.068.500 100% 14.793.068.500 100% seluruh OPD
Pelatihan sumber daya aparatur SKPD
Tersedianya kebijakan tentang penataan SDM/ASN 3 dokumen 3 dok 913.130.000 1 dok 6.100.000.000 1 dok 800.000.000 1 dok 800.000.000 1 dok 800.000.000 1 dok 800.000.000 5 dokumen Setda

Urusan Penelitian dan Pengembangan 84 Penelitian dan Pengembangan Jumlah kajian penelitian dan pengembangan 10 kajian 2 kajian 400.000.000 5 kajian 1.000.000.000 7 kajian 1.500.000.000 7 kajian 1.600.000.000 7 kajian 1.750.000.000 7 kajian 1.900.000.000 35 kajian Bappeda
Jumlah koordinasi penelitian dan diseminasi hasil 0 4 kali 400.000.000 4 kali 450.000.000 4 kali 500.000.000 4 kali 550.000.000 4 kali 600.000.000 4 kali 650.000.000 24 kali Bappeda
penelitian dan pengembangan
Terwujudnya pengembangan inovasi daerah 0 0 - 2 dok 700.000.000 2 dok 700.000.000 2 dok 850.000.000 2 dok 1.000.000.000 2 dok 1.100.000.000 10 dok Bappeda

Urusan Sekretariat DPRD 85 Fasiitasi Tugas dan Fungsi Dewan Persentase Fasilitasi Pembahasan Anggaran 100% 100% 28.800.000.000 100% 28.800.000.000 100% 28.800.000.000 100% 28.800.000.000 100% 28.800.000.000 100% 28.800.000.000 100% Sekretariat DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Persentase Fasilitasi Pembahasan Perda / Non Perda 100% 100% 22.400.000.000 100% 22.400.000.000 100% 22.400.000.000 100% 22.400.000.000 100% 22.400.000.000 100% 22.400.000.000 100% Sekretariat DPRD
Tangerang Selatan
Persentase Fasilitasi Fungsi Pengawasan 100% 100% 12.800.000.000 100% 12.800.000.000 100% 12.800.000.000 100% 12.800.000.000 100% 12.800.000.000 100% 12.800.000.000 100% Sekretariat DPRD
Urusan Sekretariat Daerah 86 Penguatan Kelembagaan dan Tata Tertatanya Kelembagaan Perangkat Daerah dan Unit 37 dokumen 37 dok 773.063.500 1 dok 300.000.000 1 dok 350.000.000 1 dok 350.000.000 1 dok 350.000.000 1 dok 350.000.000 5 dokumen Setda
Kerja Organisasi Pemerintah Daerah Kerja pada Pemerintah Daerah

Urusan Sekretariat Daerah 87 Kerjasama pembangunan dan Jumlah Rapat Koordinasi Forum Ekonomi Daerah - 1 Dok 377.044.600 4 Dok 400.000.000 4 Dok 450.000.000 4 Dok 500.000.000 4 Dok 550.000.000 4 Dok 600.000.000 21 Dok Setda
kewilayahan Jumlah Rapat Koordinasi Pembinaan BUMD dan - - - 4 Dok 400.000.000 4 Dok 450.000.000 4 Dok 500.000.000 4 Dok 550.000.000 4 Dok 600.000.000 20 Dok Setda
BLUD
Jumlah Peningkatan Kolaborasi dan Kerjasama 11 kali 11 kali 1.200.000.000 11 kali 1.250.000.000 11 kali 1.300.000.000 11 kali 1.350.000.000 11 kali 1.400.000.000 11 kali 1.500.000.000 77 kali Bappeda dan Setda
Pembangunan dengan Dunia Usaha, Perguruan
Tinggi dan Masyarakat
Urusan Sekretariat Daerah 88 Penataan peraturan perundang- Program Pembentukan Peraturan Daerah 64 Raperda 12 Raperda 1.029.470.000 12 Raperda 1.029.470.000 12 Raperda 1.029.470.000 12 Raperda 1.029.470.000 12 Raperda 1.029.470.000 12 Raperda 1.029.470.000 136 raperda Setda
undangan
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
URUSAN NO PROGRAM INDIKATOR PROGRAM
Urusan Sekretariat Daerah 88 Penataan peraturan perundang- 2015 TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp 2021 JAWAB
undangan
Terlaksananya Pembahasan RAPERWAL antara 0 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal 912.780.000 36 Raperwal Setda
SKPD pemrakarsa dengan Tim Asistensi Pembahasan
RAPERWAL
Harmonisasi dan Sinkronisasi RAKEPWAL 0 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal 57.750.000 248 Rakepwal Setda
Terlaksananya Fasilitasi Sosialisasi Peraturan 42 kali Sosialisasi 7 kali sosialisasi 216.374.000 7 kali sosialisasi 216.374.000 10 kali sosialisasi 309.105.714 10 kali sosialisasi 309.105.714 10 kali sosialisasi 309.105.714 10 kali sosialisasi 309.105.714 99 kali sosialisai Setda
Perundang-undangan Daerah
Terlaksananya Fasilitasi Penyebarluasan Peraturan 64 Perda, 423 12 Perda dan 36 174.564.000 1 Tahun Perda, 333.626.000 1 Tahun Perda, 1.500.000.000 1 Tahun Perda, 1.500.000.000 1 Tahun Perda, 1.500.000.000 1 Tahun Perda, 1.500.000.000 6 Tahun Perda, Setda
Perundang-undangan Daerah Perwal dan 2303 Perwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal
Kepwal
Terlaksananya Pendokumentasian Peraturan 47 Perda, 106 2 Tahun Perwal 66.920.000 1 Tahun Perda, 100.000.000 1 Tahun Perda, 500.000.000 1 Tahun Perda, 500.000.000 1 Tahun Perda, 500.000.000 1 Tahun Perda, 500.000.000 6 Tahun Perda, Setda
Perundang-undangan Daerah Perwal dan 2303 Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal Perwal dan Kepwal
Kepwal
Terlaksananya program Pemerintah Pusat di Kota 2 kali Pertemuan Sisialisasi 1 Tahun 292.142.000 Sisialisasi 1 Tahun 150.000.000 Sisialisasi 1 Tahun 1.000.000.000 Sisialisasi 1 Tahun 1.000.000.000 Sisialisasi 1 Tahun 1.000.000.000 Sisialisasi 1 Tahun 1.000.000.000 Sisialisasi 6 Tahun Setda
Tangerang Selatan Berkala JDIHN dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan Perda, Perwal dan
1 Website Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui Kepwal melalui
teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi teknologi informasi

Urusan Sekretariat Daerah 89 Pelayanan Bantuan Hukum dan HAM Terlaksananya Bimbingan Teknis Hukum Formil 250 orang 50 orang 150.000.000 120 orang 140.000.000 120 orang 170.000.000 120 orang 170.000.000 120 orang 170.000.000 120 orang 170.000.000 900 orang Setda
Aparatur
Terselenggaranya Sosialisasi dan Desiminasi n/a - - 200 orang 120.000.000 200 orang 170.000.000 200 orang 170.000.000 200 orang 170.000.000 200 orang 170.000.000 1000 orang Setda
RANHAM SKPD Kota Tangerang Selatan
Terselenggaranya penyuluhan Hukum 43 kali penyuluhan 350 Orang 200.000.000 500 Orang 204.000.000 500 Orang 207.655.000 500 Orang 207.655.000 500 Orang 207.655.000 500 Orang 207.655.000 2850 orang Setda
hukum
Tertanganinya perkara hukum di lingkungan 75 Kali Pembahasan 15 Pembahasan 900.000.000 15 Pembahasan 576.000.000 15 Pembahasan 1.172.345.000 15 Pembahasan 1.172.345.00015 Pembahasan 1.172.345.000 15 Pembahasan 1.172.345.000 165 kali Setda
pemerintahan Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus Perkara & 8 Kasus pembahasan
Terlaksananya Pelayanan Bantuan Hukum n/a - - 20 kali bantuan 160.000.000 40 kali bantuan 300.000.000 40 kali bantuan 300.000.000 40 kali bantuan 300.000.000 40 kali bantuan 300.000.000 180 kali bantuan Setda
Urusan Sekretariat Daerah 90 Peningkatan Pelayanan Kedinasan Terlaksananya Fasilitasi Pelayanan Kedinasan 100% 100% 5.870.000.000 100% 11.200.000.000 100% 11.432.740.000 100% 12.576.014.000 100% 13.833.615.400 100% 15.216.976.940 100% Setda
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah KDH/WKDH
Terlaksananya Koordinasi Internal dan Eksternal Serta 100% 100% 46.573.907.000 100% 54.600.000.000 100% 59.271.850.000 100% 65.199.035.000 100% 71.718.938.500 100% 78.890.832.350 100% Setda
Audiensi Dengan Masyarakat
Urusan Sekretariat Daerah 91 Manajemen Perubahan Meningkatnya Profesionalisme SDM Aparatur (ASN) 0 0% 2.245.000.000 5% 3.562.900.000 10% 3.562.900.000 15% 2.000.000.000 20% 1.600.000.000 25% 1.400.000.000 25% BKPP dan Setda

Meningkatnya penerapan/internalisasi kodeetik dan 0 0% - 20% 2.500.000.000 20% 2.500.000.000 20% 2.500.000.000 20% 2.500.000.000 20% 2.500.000.000 100% BKPP dan Setda
Kode Prilaku dalam Penguatan Budaya Kerja
Urusan Inspektorat 92 Peningkatan pengawasan keuangan Prosentase Penanganan Pengaduan Masyarakat 100% 100% 389.554.000 100% 780.000.000 100% 810.000.000 100% 810.000.000 100% 840.000.000 100% 840.000.000 100% Inspektorat
dan pembagunan Prosentase Penyelesaian tindak lanjut hasil 80% 85% 2.697.539.000 90% 3.900.000.000 90% 4.050.000.000 95% 4.050.000.000 95% 4.200.000.000 100% 4.200.000.000 100% Inspektorat
pengawasan
Jumlah SKPD yang predikat sakip minimal B 5 15 1.140.535.000 20 1.560.000.000 25 1.620.000.000 30 1.620.000.000 35 1.680.000.000 38 1.680.000.000 38 Inspektorat
Level Implementasi SPIP Pemerintah Kota Tangerang 1 1 1.147.920.000 2 1.690.000.000 2 1.755.000.000 3 1.755.000.000 3 1.820.000.000 3 1.820.000.000 3 Inspektorat
Selatan
Level Implementasi SPIP SKPD Level 3 2.926.150.000 Level 3 4.680.000.000 Level 3 4.860.000.000 Level 3 4.860.000.000 Level 3 5.040.000.000 Level 3 5.040.000.000 Level 3 Inspektorat
10 SKPD 15 SKPD 20 SKPD 25 SKPD 30 SKPD 38 SKPD 38 SKPD Inspektorat
Level Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern 1 1 272.000.000 2 1.500.000.000 2 1.500.000.000 3 2.000.000.000 3 2.500.000.000 3 2.500.000.000 3 Inspektorat
Pemerintah (APIP)
Prosentase Pejabat Yang melaporkan LHKPN 80% 90% 100.000.000 100% 110.000.000 100% 115.000.000 100% 115.000.000 100% 120.000.000 100% 120.000.000 100% Inspektorat
Prosentase ASN yang melaporakan LHKASN 0% 0% 50% 110.000.000 60% 115.000.000 70% 115.000.000 80% 120.000.000 90% 120.000.000 90% Inspektorat
Indeks Persepsi Korupsi 0 2 170.000.000 2 175.000.000 2.5 175.000.000 3 180.000.000 2,7 180.000.000 2,7 Inspektorat
Jumlah Unit Kerja yang ditetapkan sebagai unit kerja 0 0 - 5 unit kerja 300.000.000 5 unit kerja 300.000.000 5 unit kerja 300.000.000 5 unit kerja 300.000.000 5 unit kerja 300.000.000 25 unit kerja Setda
bebas korupsi
Jumlah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan 5 Dok 5 Dok 500.000.000 5 Dok 500.000.000 5 Dok 500.000.000 5 Dok 500.000.000 5 Dok 500.000.000 5 Dok 500.000.000 5 Dok Setda
Daerah (LPPD)
Urusan Kecamatan 93 Peningkatan Peran Kecamatan dan Cakupan peran kecamatan dan kelurahan sesuai 100% 100% 1.000.000.000 100% 7.500.000.000 100% 1.000.000.000 100% 1.000.000.000 100% 1.000.000.000 100% 1.000.000.000 100% Seluruh Kecamatan
Kelurahan dengan tugas pokok dan fungsinya
Cakupan wilayah peningkatan kapasitas pemerintahan 50% 60% 90.000.000 70% 1.050.000.000 80% 100.000.000 90% 110.000.000 100% 120.000.000 100% 120.000.000 100% Setda
dan pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan

Urusan Pemerintahan Umum 94 Penguatan Akuntabilitas Kinerja Capaian kualitas penerapan sistem akuntabilitas 38 SKPD 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD 1.900.000.000 38 SKPD seluruh OPD
Instansi Pemerintah keuangan dan kinerja
Urusan Pemerintahan Umum 95 Peningkatan kualitas dan kuantitas Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap B B 2.000.000.000 B 2.000.000.000 A 2.000.000.000 A 2.000.000.000 A 2.000.000.000 A 2.000.000.000 A Setda dan seluruh OPD
pelayanan publik pelayanan publik di masing-masing SKPD

Urusan Pemerintahan Umum 96 Penguatan tata laksana Tersedianya SOP Teknis dan administrasi pemerintah 0,2 0 - 1 dok 250.000.000 1 dok 250.000.000 1 dok 250.000.000 1 dok 250.000.000 0 - 4 dokumen Setda

Urusan Pemerintahan Umum 97 Pendidikan politik masyarakat Jumlah Pembinaan Politik Masyarakat 9 kali 4 kali 754.474.382 10 kali 733.859.611 10 kali 747.898.681 10 kali 764.774.845 10 kali 782.514.692 10 kali 787.127.409 63 kali Kesbangpol
Urusan Pemerintahan Umum 98 Pengembangan wawasan kebangsaan Jumlah Pembinaan Tingkat Pemahaman Masyarakat 22 kali 26 kali 3.831.569.132 40 kali 3.726.877.808 40 kali 3.798.174.688 40 kali 3.883.879.636 40 kali 3.973.970.766 40 kali 3.997.396.275 248 kali Kesbangpol
Terhadap Toleransi Kerukunan dan Kerjasama antar
Umat Beragama, Nilai-nilai religius, sosial dan
solidaritas serta Pelestarian nilai-nilai luhur budaya
bangsa
Urusan Sekretariat Umum 99 Pelayanan administrasi dan sarana Cakupan pelayanan administrasi perkantoran 100% 100% 302.634.619.204 100% 302.634.619.204 100% 302.634.619.204 100% 302.634.619.204 100% 302.634.619.204 100% 302.634.619.204 100% seluruh OPD
prasarana perkantoran
E PROGRAM STRATEGIS KEWILAYAHAN 276.415.714.529 337.959.749.078 729.543.301.556 819.076.603.768 757.521.779.177 623.179.552.243
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pembangunan dan peningkatan Jumlah Pembangunan Comunity Center/komunitas - - - - - 2 paket 61.355.000.000 3 paket 100.793.000.000 2 paket 61.355.000.000 - - 7 paket Dinas Bangunan dan
sarana dan prasarana bangunan dan kreatif skala kecamatan Penataan Ruang
gedung
Urusan Pendidikan 100 Pendidikan Sekolah Menengah Penambahan Ruang Kelas Sekolah Menengah 0 3 Sekolah 16.424.000.000 - - 0 - - - - - - - 3 Sekolah Dinas Bangunan dan
Atas/SMK Kejuruan (SMK) khusus teknologi Penataan Ruang
Pendidikan Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar terbangun - 25 sekolah 30.000.000.000 17 Sekolah 136.495.000.000 25 Sekolah 200.000.000.000 25 Sekolah 210.000.000.000 25 Sekolah 220.000.000.000 24 Sekolah 231.000.000.000 138 Sekolah Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Pendidikan Sekolah Menengah Jumlah Sekolah Menengah Pertama terbangun - 3 Sekolah 4.000.000.000 - - - - - - - - - - 3 Sekolah Dinas Bangunan dan
Pertama Penataan Ruang
Urusan Kesehatan Pengembangan, pemeliharaan sarana Bangunan RSUD (Gedung 3) - - - - - 1 paket 75.000.000.000 1 paket 80.000.000.000 1 paket 80.000.000.000 - - 3 paket Dinas Bangunan dan
dan prasarana pelayanan kesehatan Penataan Ruang
KONDISI AWAL TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 KONDISI AKHIR OPD PENANGGUNG
Urusan Kesehatan URUSAN NO Pengembangan,
PROGRAM
pemeliharaan sarana INDIKATOR PROGRAM
2015 2021 JAWAB
TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp
dan prasarana pelayanan kesehatan
Bangunan Gedung 2 RSU Tangsel 70% 100% 25.719.190.000 100% Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pembangunan dan peningkatan Jumlah Gedung Perpustakaan Skala Kota dan Skala - - - 1 paket 19.749.580.241 1 paket 50.000.000.000 2 paket 10.000.000.000 - - - - 4 paket Dinas Bangunan dan
sarana dan prasarana bangunan dan Kecamatan Penataan Ruang
gedung
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pembangunan dan peningkatan Bangunan Depo Arsip - - - 1 Paket 11.000.000.000 1 paket 2.500.000.000 1 paket 12.500.000.000 - - - - 3 paket Dinas Bangunan dan
sarana dan prasarana bangunan dan Penataan Ruang
gedung
Urusan Perhubungan 101 Peningkatan Transportasi Massal Peningkatan sarana prasarana transportasi massal 15% 20% 60.000.000 45% 2.000.000.000 60% 5.500.000.000 80% 5.500.000.000 90% 2.500.000.000 100% 2.500.000.000 100% Dinas Perhubungan

Urusan Pariwisata, Urusan Koperasi UKM, 102 Pengembangan Ekonomi Kreatif Jumlah usaha terkait ekonomi kreatif dan icon tangsel 0 807.000.000 30 pelaku ekonomi 2.900.000.000 30 pelaku ekonomi 2.900.000.000 30 pelaku ekonomi 2.900.000.000 30 pelaku ekonomi 2.900.000.000 30 pelaku ekonomi 2.900.000.000 150 pelaku ekonomi Dinas Pariwisata, Dinkop
Urusan Perindustrian kreatif kreatif kreatif kreatif kreatif kreatif UKM, Disperindag
Urusan Lingkungan Hidup 103 Pengelolaan RTH Jumlah RTH Publik yang dibangun dan ditingkatkan 7 Kecamatan 7 Kecamatan 4.283.914.000 7 Kecamatan 7.054.680.000 7 Kecamatan 3.000.000.000 7 Kecamatan 3.000.000.000 7 Kecamatan 3.000.000.000 7 Kecamatan 3.000.000.000 7 Kecamatan Dinas Lingkungan Hidup
fungsinya
Persentase taman terpelihara 100% 100% 5.788.786.000 100% 5.395.320.000 100% 5.728.467.300 100% 6.094.929.330 100% 6.498.037.563 100% 7.680.383.619 100% Dinas Lingkungan Hidup
Persentase penanaman terhadap Ruang Terbuka 22 km 1,3 Km 2.094.169.750 1,3 Km 1.135.000.000 1,3 km 1.135.000.000 1,3 Km 1.135.000.000 1,3 Km 1.135.000.000 1,3 Km 1.135.000.000 6,6 Km Dinas Lingkungan Hidup
Hijau yang harus ditanami
Urusan Perdagangan 104 Pengelolaan Pasar dan Kawasan Jumlah kawasan perdagangan tradisional yang dikelola Pasar 5 pasar 1.800.000.000 5 pasar 2.650.000.000 5 pasar 2.650.000.000 5 pasar 2.650.000.000 5 pasar 2.650.000.000 5 pasar 2.650.000.000 5 pasar Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Tradisional Perdagangan
Jumlah Revitalisasi Pasar Pasar - - - - 1 pasar 30.000.000.000 1 pasar 30.000.000.000 1 pasar 30.000.000.000 - - 3 Pasar Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang
Urusan Pangan Peningkatan Ketahanan Pangan Manajemen Logistik 0 3 dokumen 209.207.000 2 dokumen 250.000.000 3 dok 407.500.000 2 dok 265.375.000 2 dok 275.881.250 2 dok 280.000.000 14 dokumen Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian, Perikanan dan
Disperindag
Urusan Kesehatan 105 Pelayanan jaminan kesehatan Prosentase masyarakat Tangerang Selatan 47% 50% 29.212.650.000 52% 31.433.040.000 55% Rp37.762.356.000 60% 42.147.012.000 65% 46.585.596.000 70% 48.914.856.000 70% Dinas Kesehatan
nasional menggunakan JKN
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 106 Pembangunan dan pemeliharaan Kapasitas Debit Saluran 30% 35% 140.134.689.289 40% 43.320.015.833 45% 200.000.000.000 50% 250.000.000.000 55% 250.000.000.000 60% 280.000.000.000 60% Dinas Pekerjaan Umum
saluran drainase dan gorong-gorong

Urusan Komunikasi dan Informatika 107 Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi dan 20% 20% 8.815.735.500 20% 12.417.400.000 20% 15.000.000.000 30% 25.000.000.000 20% 15.000.000.000 10% 8.000.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
Informasi Informasi Informatika
PeningkatanTata Kelola Teknologi dan Informasi 20% 20% 1.546.083.850 20% 2.936.350.000 25% 3.004.500.000 25% 3.100.000.000 20% 3.100.000.000 10% 3.188.500.000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Peningkatan SDM Teknologi dan Informasi 20% 20% 1.454.540.650 20% 4.978.250.000 20% 4.978.250.000 35% 6.444.000.000 15% 2.444.000.000 10% 1.544.000.000 100% Dinas Komunikasi dan
Informatika
Urusan Sosial 108 Bantuan dan Jaminan Sosial Persentase Rumah Tangga/Individu Sasaran Yang 75% 75% 2.129.173.500 80% 1.625.806.300 80% 1.207.500.000 85% 1.328.250.000 85% 1.394.663.000 90% 1.534.129.000 90% Dinas Sosial
Mendapatkan Bantuan dan Jaminan Sosial
Urusan Pemerintahan Umum Peningkatan kualitas dan kuantitas Jumlah Pendelegasian Kewenangan Pelayanan 35 Urusan 35 Urusan 27.655.764.990 35 Urusan 26.900.116.704 35 Urusan 27.414.728.256 35 Urusan 26.219.037.438 35 Urusan 28.683.601.364 35 Urusan 28.852.683.623 35 Urusan Seluruh Kecamatan
pelayanan publik Publik
F NON URUSAN 729.015.399.464 662.903.692.366 696.048.876.985 730.851.320.834 767.393.886.876 805.763.581.219
Belanja Non Urusan Belanja Pegawai 729.015.399.464 662.903.692.366 696.048.876.985 730.851.320.834 767.393.886.876 805.763.581.219 PNS, KDH dan Seluruh OPD
DPRD

Anda mungkin juga menyukai