Anda di halaman 1dari 166

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA


NOMOR 1 TAHUN 2012

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA SALATIGA TAHUN 2011–2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SALATIGA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjabarkan visi, misi dan program


Walikota Salatiga serta untuk menjamin keterpaduan dan
konsistensi perencanaan pembangunan daerah Kota
Salatiga mengacu pada perencanaan pembangunan
nasional dan Provinsi Jawa Tengah dengan
memperhatikan kondisi lingkungan strategis daerah dan
hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan
daerah periode sebelumnya, perlu adanya perencanaan
pembangunan daerah Kota Salatiga untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2016;
b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a sesuai
ketentuan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, perlu menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga
Tahun 2011–2016;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Salatiga Tahun 2011–2016;

Mengingat : 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 Pasal 18 ayat (6) yang berbunyi “Pemerintah
daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan’;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
Jawa Barat;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5237);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3500);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4807);
8. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 21);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 28);
12. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Salatiga Tahun 2007-2012 (Lembaran Daerah Kota
Salatiga Tahun 2007 Nomor 4);
13. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah
Kota Salatiga Tahun 2008 Nomor 8);
14. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2008
Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga
Tahun 2011 Nomor 7);
15. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2008
Nomor 10), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga
Tahun 2011 Nomor 8);
16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota
Salatiga Tahun 2008 Nomor 11), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga (Lembaran
Daerah Kota Salatiga Tahun 2011 Nomor 9);
17. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 12 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga
Tahun 2008 Nomor 12);
18. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Salatiga Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota
Salatiga Tahun 2010 Nomor 6);
19. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun
2010-2030 (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2011
Nomor 4);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA
dan
WALIKOTA SALATIGA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SALATIGA
TAHUN 2011–2016.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Salatiga.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
3. Walikota adalah Walikota Salatiga.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010-2014, yang selanjutnya disingkat RPJMN
Tahun 2010-2014, adalah dokumen perencanaan nasional
untuk periode 5 (lima) tahun.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, yang selanjutnya
disingkat RPJMD Provinsi Jawa Tengah, adalah dokumen
perencanaan daerah Provinsi Jawa Tengah untuk
periode 5 (lima) tahun.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Tahun 2005-2025, yang selanjutnya disingkat RPJPD
Tahun 2005-2025, adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
8. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya
disingkat RKPD, dokumen perencanaan daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKPD, adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah.
10. Rencana Strategis SKPD, yang selanjutnya disingkat
Renstra SKPD, adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahun.

BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 2
RPJMD Tahun 2011-2016 merupakan dokumen perencanaan
pembangunan Daerah sebagai landasan dan pedoman bagi
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5
(lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2016 dan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan
dalam RKPD.

Pasal 3
Sistematika RPJMD disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XI PENUTUP

Pasal 4
RPJMD Tahun 2011-2016 berikut matriknya sebagaimana
tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 5
(1) RPJMD Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran visi,
misi, dan program Walikota hasil pemilihan umum
Walikota tahun 2011.
(2) RPJMD Tahun 2011-2016 berpedoman pada RPJPD
Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RPJMN
Tahun 2010-2014 serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2013.

Pasal 6
RPJMD Tahun 2011-2016 merupakan dokumen perencanaan
pembangunan Daerah sebagai landasan dan pedoman bagi
Pemerintah Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis dan
sebagai acuan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 dan
pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.

Pasal 7
RPJMD Tahun 2011-2016 wajib dilaksanakan oleh Walikota
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di Daerah.

Pasal 8
RPJMD Tahun 2011-2016 menjadi pedoman bagi SKPD
dalam menyusun Renstra SKPD dan sebagai acuan bagi
seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan selama periode tahun 2011 sampai
dengan tahun 2016.

BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 9
(1) Walikota melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJMD Tahun 2011-2016.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
dilaksanakan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10
RKPD Tahun 2011 dan RKPD Tahun 2012 yang ditetapkan
sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini berpedoman pada
RPJMD Tahun 2007-2012.
Pasal 11
RPJMD Tahun 2011-2016 dapat diberlakukan sebagai
pedoman penyusunan RKPD Tahun 2017 sebelum
tersusunnya RPJMD Tahun 2016-2021 yang memuat visi dan
misi Walikota hasil pemilihan umum Walikota tahun 2016.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga.

Ditetapkan di Salatiga
pada tanggal

WALIKOTA SALATIGA,

Ttd

YULIYANTO

Diundangkan di Salatiga
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA,

Ttd

AGUS RUDIANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum ................................................................ 4
1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 7
1.4. Sistematika Penulisan ........................................................ 9
1.5. Maksud dan Tujuan ............................................................. 12

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ......................................... 14


2.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Salatiga ............................. 16
2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah ............................................ 16
2.1.2. Topografi ............................................................................. 18
2.1.3. Klimatologi .......................................................................... 19
2.1.4. Kondisi Tata Ruang ............................................................. 19
2.2. Demografi dan Kependudukan ............................................ 25
2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ........................................ 26
2.4. Aspek Perekonomian Daerah ............................................... 32
2.5. Aspek Daya Saing Daerah .................................................... 40
2.6. Gambaran Tentang Aspek Potensi Rawan Bencana ............. 41
2.7. Gambaran Tentang Aspek Pelayanan Umum ...................... 43

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN ............................................................... 56
3.1. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ............................ 57
3.1.1. Kebijakan Anggaran Pendapatan ......................................... 57
3.1.2. Kebijakan Anggaran Belanja ................................................ 59
3.1.3. Kebijakan Anggaran Pembiayaan ......................................... 60
3.2. Analisis Kinerja Keuangan Daerah ....................................... 61
3.2.1. Analisis Pendapatan Daerah ................................................ 62
3.2.2. Analisis Belanja Daerah ....................................................... 66
3.2.3. Analisis Pembiayaan Daerah ................................................ 72
3.2.3.1. Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) ...................................... 72
3.2.3.2. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ........................ 73
3.2.3.3. Dana Cadangan ................................................................ 74
3.2.4. Analisis Neraca Daerah ........................................................ 74
3.2.5. Analisis Rasio Kinerja Keuangan Daerah ............................. 79
3.2.6. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ................................. 79
3.2.6.1. Derajat Desentralisasi ....................................................... 80
3.2.6.2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah .......................... 80
3.2.6.3. Rasio Efektifitas PAD ......................................................... 81
3.2.6.4. Rasio Efektifitas Pajak Daerah .......................................... 82
3.2.6.5. Rasio Efektifitas Retribusi Daerah ..................................... 83
3.3. Analisis Kerangka Pendanaan .............................................. 84
3.4. Permasalahan Umum dan Opsi Kebijakan Keuangan
Daerah ................................................................................ 85

III - 56
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ...................................................... 88


4.1. Permasalahan Pembangunan .............................................. 88
4.2. Isu Strategis ........................................................................ 89

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH .... 90


5.1. Visi ...................................................................................... 90
5.2. Misi ..................................................................................... 92
5.3. Tujuan dan Sasaran ............................................................ 106

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ...... 115


6.1. Strategi Pembangunan Daerah ............................................ 115
6.1.1. Analisis Lingkungan Internal ............................................... 125
6.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal ............................................ 128
6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ................................ 130

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ... 150

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG


DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ......................................... 257

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ................................................ 339

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAN ......................... 385


9.1. Pedoman Transisi ................................................................ 385
9.2 Kaidah Pelaksanaan ............................................................ 385

BAB XI PENUTUP ....................................................................................... 388

III - 57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

DAFTAR
GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1.1. Keterkaitan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ......... 8


Gambar 2.1. Peta Kota Salatiga ................................................................ 17
Gambar 2.2. Peta Struktur Ruang Kota Salatiga ...................................... 22
Gambar 2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Salatiga Tahun 2007-2010
(Atas Dasar Harga Konstan 2000) ........................................ 33
Gambar 2.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga
Berlaku di Kota Salatiga Tahun 2007-2010 (%) ................... 33
Gambar 2.5. Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2007-2010 (Persen) .................................................. 35
Gambar 2.6. Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga
Tahun 2007-2010 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 ................................................. 36
Gambar 2.7. PDRB Perkapita Penduduk Kota Salatiga Tahun 2007-2010 . 37
Gambar 2.8. Grafik Perbandingan Laju Inflasi Nasional, Kota Semarang
Kota Salatiga dan Kota Surakarta 2007-20010 (%) .............. 38
Gambar 2.9. Peta Rawan Bencana Kota Salatiga ...................................... 42
Grafik 3.1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ................................. 79
Grafik 3.2. Derajat Desentralisasi ......................................................... 80
Grafik 3.3. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ............................. 81
Grafik 3.4. Rasio Efektifitas PAD ........................................................... 82
Grafik 3.5. Rasio Efektifitas Pajak Daerah ............................................. 83
Grafik 3.6. Rasio Efektifitas Retribusi Daerah ....................................... 84

III - 58
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Salatiga


Menurut Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2010 ................ 18
Tabel 2.2. Tabel Perkebunan, Perikanan dan Peternakan .................... 24
Tabel 2.3. Tabel Ketersediaan Energi dan Protein ................................ 25
Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan
Tahun 2010 ......................................................................... 25
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ........ 25
Tabel 2.6. Tabel Data UMK dan Data KHL ........................................... 27
Tabel 2.7. Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatiga .................. 31
Tabel 2.8. Indeks Pembangunan Manusia Kota Salatiga
Dibandingakan dengan Kabupaten/Kota di Sekitarnya dan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 ...................................... 32
Tabel 2.9. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Salatiga Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah) .................... 34
Tabel 2.10. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Kota Salatiga Tahun 2007-2010
(Juta Rupiah) ...................................................................... 35
Tabel 2.11. Laju Inflasi Menurut Kelompok Jenis Barang dan Jasa
Kota Salatiga Tahun 2007-2010 .......................................... 37
Tabel 2.12. Tabel Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang ........ 38
Tabel 2.13. Tabel Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi ............................ 39
Tabel 2.14. Jumlah Pencari Kerja (Pencari Kartu Kuning) Menurut
Pendidikan Kota Salatiga Tahun 2006-2010 ........................ 41
Tabel 2.15. Aspek dan Fokus Gambaran Umum Kondisi Daerah Menurut
Bidang Urusan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota
Salatiga ............................................................................... 44
Tabel 3.1. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2007 s/d 2011 Kota Salatiga .................................... 63
Tabel 3.2. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kota Salatiga ....................................................................... 66
Tabel 3.3. Pengeluaran Wajib dan Mengikat seta Prioritas Utama
Kota Salatiga ....................................................................... 69
Tabel 3.4. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Apartur
Kota Salatiga, 2009-2011 .................................................... 70

III - 59
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 3.5. Realisasi dan Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah


Kota Salatiga ....................................................................... 71
Tabel 3.6. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Kota Salatiga
Tahun 2007-2011 ............................................................... 73
Tabel 3.7. Ringkasan Neraca Pemerintah Kota Salatiga
Per 31 Desember 2008 dan 2009 ......................................... 76
Tabel 3.8. Permasalahan Umum dan Opsi Kebijakan Keuangan
Daerah ................................................................................ 85
Tabel 5.1. Penjelasan Visi .................................................................... 91
Tabel 5.2. Tujuan dan Sasaran Pada Setiap Misi Kota Salatiga ............ 108
Tabel 6.1. Identifikasi SWOT ................................................................ 116
Tabel 6.2. Penentuan Alternatif Srategi dan Indikator Sasaran ............ 117
Tabel 6.3. Strategi dan Arah Kebijakan Kota Salatiga .......................... 131
Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota Salatiga
Tahun 2011-2016 ............................................................... 158
Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan Kota Salatiga ..................................................... 262
Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah Kota Salatiga ............................... 340

III - 60
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional
merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam rangka perwujudan tujuan daerah
dan tujuan nasional. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, maka pengelolaannya harus dilakukan secara terarah
dan terpadu dengan pembangunan nasional. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Pasal 1 menyatakan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah
satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
pusat dan daerah. Sementara itu, Pasal 5 menyatakan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran visi,
misi dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN), memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum
dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Selanjutnya sistem perencanaan pembangunan daerah harus mengacu
pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan yang merupakan :

1) satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional;


2) dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;
3) mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
daerah;
4) dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
RPJMD adalah pedoman pokok pembangunan untuk kurun waktu
lima tahun yang merupakan penjabaran visi dan misi Walikota
terpilih.

III - 61
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 ini sesuai dengan masa


jabatan kepala daerah terpilih terhitung sejak dilantik, dan pada
peralihan periode kepemimpinan maka RPJMD lama yang akan berakhir
menjadi pedoman sementara bagi pemerintahan kepala daerah terpilih
sebelum ada RPJMD baru.
Penyusunan RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 berpedoman
pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan berbagai
turunan peraturan pelaksanaannya, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 disusun dengan tahapan
sebagai berikut :
1) Persiapan penyusunan RPJMD;
2) Penyusunan rancangan awal RPJMD;
3) Penyusunan rancangan RPJMD;
4) Pelaksanaan musrenbang RPJMD;
5) Perumusan rancangan akhir RPJMD;
6) Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.

Proses penyusunan RPJMD Kota Salatiga tahun 2011-2016 telah


diawali dengan proses teknokratik, yaitu menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah dan proses politik yaitu program-program
pembangunan daerah yang ditawarkan Walikota terpilih yang dituangkan
didalam visi dan misi. Melalui pengumpulan dan pengolahan data
sekunder dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi lain
terkait tersusunlah rancangan awal RPJMD yang kemudian disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk memperoleh
kesepakatan. Dari kesepakatan tersebut disusun Rancangan RPJMD
sebagai pedoman untuk menyusun Renstra SKPD dan bahan
pelaksanaan musrenbang RPJMD. Pelaksanaan perencanaan partisipatif
dan pendekatan top-down dan bottom-up melalui musrenbang RPJMD

III - 62
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

merupakan upaya penyerapan aspirasi masyarakat/stakeholder sehingga


tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana
pembangunan daerah.
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD
disusun mengacu kepada berbagai dokumen perencanaan terkait, baik
yang dihasilkan oleh komponen vertikal maupun horizontal. Dokumen
perencanaan komponen vertikal yang digunakan sebagai acuan adalah
RPJPN dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Provinsi/Kota, RPJMN dan RPJMD Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nasional/Provinsi/Kota, dan dokumen perencanaan lainnya yang
disusun secara sektoral. Maksud memperhatikan RPJMN adalah untuk
menyelaraskan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi
dan program pembangunan jangka menengah daerah dengan :
1) arah, kebijakan umum dan prioritas pembangunan nasional;
2) arah, kebijakan, dan prioritas bidang-bidang pembangunan;
3) pembangunan kewilayahan.

Memperhatikan RPJMD provinsi juga merupakan hal yang penting


untuk melakukan penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah
Kota dengan arah, kebijakan, prioritas pembangunan jangka menengah
Provinsi. Sedangkan dokumen horizontal yang dapat digunakan antara
lain RTRW, Rencana Aksi Daerah Millenium Development Goals (RAD
MDGs), dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Oleh
karena itu, sebagai bahan masukan dalam merumuskan kerangka
kebijakan dan strategi pembangunan Kota Salatiga, sebagai acuan jangka
pendek maupun jangka menengah dengan ketentuan perundang-
undangan, memandang perlu menyusun dokumen RPJMD, yang menjadi
landasan hukum bagi perencanaan pembangunan daerah dalam bidang
ekonomi, fisik, sosial dan budaya.

1.2. Landasan Hukum


RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 adalah dokumen resmi yang
menjadi payung hukum dalam perencanaan pembangunan daerah. Landasan
hukum penyusunan RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 adalah sebagai
berikut :

III - 63
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten
Daerah Tingkat II Semarang;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;

III - 64
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011;
25. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah;
27. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.33-503 Tahun 2011
tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan
Walikota Salatiga Provinsi Jawa Tengah;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-
2029;

III - 65
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

30. Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Percepatan


Pencapaian Target RAD MDG’s Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-
2015;
31. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
32. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga
Tahun 2007-2012;
33. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota
Salatiga;
34. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga;
35. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga;
36. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Salatiga;
37. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Salatiga;
38. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan;
39. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun
2005-2025;
40. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Air Tanah;
41. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.
42. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

III - 66
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

43. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah;
44. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum;
45. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Usaha;
46. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Retribusi Perizinan Tertentu.

1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya


Sistem perencanaan pembangunan adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di tingkat
pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan
dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan dan diupayakan
saling bersinergi. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,
mengenai ruang lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional maka dokumen
perencanaan terdiri atas RPJPN Tahun 2005-2025, RPJMN Tahun 2009-2014,
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga. Sejalan dengan payung hukum
perencanaan di tingkat pusat, maka dokumen perencanaan daerah meliputi
RPJPD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 5 ayat 2, RPJMD merupakan
rencana strategis daerah, yang terdiri dari strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, arah kebijakan keuangan daerah, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), lintas SPKD dan lintas kewilayahan yang memuat
kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

Rencana Strategis (Renstra) SKPD disusun berpedoman pada RPJMD


yang isinya antara lain visi, misi, tujuan, strategi dan pencapaian tujuan.
Renstra SKPD juga memuat program-program dan kegiatan indikatif. Renstra
SKPD dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD. Renstra SKPD berisi
Kebijakan SKPD dan program kegiatan pembangunan. Program Kegiatan
pembangunan disusun sebagai acuan untuk pelaksanaan pembangunan dan
mendorong partisipasi masyarakat. Kaitannya dengan sistem keuangan yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, maka RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 akan dijabarkan ke dalam
RKPD untuk setiap tahunnya, dan dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Salatiga.

III - 67
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Adapun keterkaitan hubungan antar dokumen perencanaan dapat dilihat dalam


gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1.

Keterkaitan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

RPJP Nasional RPJPD

RPJM Nasional
RPJMD Renstra SKPD

RKPD Renja SKPD


RKP

KUA+PPAS
RKA SKPD

RAPBD

Sumber : Permendagri No.54 Tahun 2010

Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kota Salatiga Tahun 2011-2016 dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu :

1) Proses Teknokratik : menggunakan metoda dan kerangka berpikir


ilmiah yang merupakan proses keilmuan dalam memperoleh
pengetahuan secara sistematis terkait perencanaan pembangunan
berdasarkan bukti fisik, data dan informasi yang akurat, serta dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah;
2) Proses Partisipatif : perencanaan yang melibatkan stakeholders yaitu
pemerintah, masyarakat dan swasta, dimana keterlibatan mereka
adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan konsensus
atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan
keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan,
perumusan tujuan, strategi, kebijakan dan prioritas program;
3) Proses Politik : pemilihan langsung Walikota dan Wakil Walikota
menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice
theory of planning) khususnya penjabaran visi dan misi dalam RPJMD.
Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari
agenda pembangunan yang ditawarkan Walikota pada saat kampanye

III - 68
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

kedalam rencana pembangunan jangka menengah dan merupakan


kontrak politik antara masyarakat dan Walikota terpilih;
4) Proses Bottom-Up dan Top-Down : pendekatan dari bawah ke atas dan
dari atas ke bawah dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang
pemerintahan serta rencana hasil proses dari bawah ke atas dan dari
atas ke bawah yang diselaraskan melalui Musrenbang yang
dilaksanakan baik di tingkat nasional, propinsi, kota, kecamatan dan
kelurahan, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian
sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan
daerah.

1.4. Sistematika Penulisan


Sebagai dokumen publik RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 memuat
visi, misi, dan program kepala daerah, arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD, program lintas SKPD,
program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat
indikatif dan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah maka sistematika penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah
untuk daerah dalam dokumen RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 adalah
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan secara ringkas latar belakang, landasan hukum, hubungan


RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan
dan maksud serta tujuan penyusunan RPJMD.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap
pengelolaan keuangan daerah, kinerja pelaksanaan APBD, neraca daerah,
proporsi penggunaan anggaran, analisis pembiayaan, analisis
pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan

III - 69
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

penghitungan kerangka pendanaan. Bab ini juga menguraikan


perkembangan pendapatan dan belanja tidak langsung, proporsi sumber
pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan gambaran realisasi
belanja daerah, serta menguraikan perkembangan neraca daerah.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting
dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama visi dan misi
pembangunan jangka menengah. Oleh karena itu, penyajian analisis ini
harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan
menentukan kinerja pembangunan dalam lima tahun mendatang.
Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah
dan isu strategis.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Menguraikan visi dan misi Kepala Daerah terpilih, menjelaskan
hubungan setiap tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan isu
strategis daerah serta menjelaskan hubungan setiap strategi dengan arah
dan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang
ditetapkan.
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Menjelaskan berbagai strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang
diambil dalam rangka mengimplementasikan visi dan misi Kepala Daerah.
Strategi disusun dalam konteks pengembangan spasial dan sektoral
sebagai landasan bagi perumusan program dan kegiatan pembangunan.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah
kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target
capaian indikator kinerja dan menjelaskan tentang hubungan antara
program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN

Menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta


program yang menjadi tanggung jawab SKPD dan disajikan pula
pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang
dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode
perencanaan.
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan

III - 70
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir periode masa
jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome
program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang
bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan
pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Menjelaskan program transisi untuk kurun waktu satu tahun, disiapkan
untuk melayani perencanaan pembangunan pasca masa kerja Kepala
Daerah terpilih. Program disusun untuk menjembatani kekosongan
RPJMD pada masa pemilihan Kepala Daerah. Program disiapkan untuk
dapat dilaksanakan oleh pejabat Kepala Daerah hingga terpilih dan
ditetapkannya Kepala Daerah yang akan menjabat untuk masa lima
tahun berikutnya. Selain itu, bab ini juga membahas kaidah-kaidah
pelaksanaan RPJMD, sebagai pedoman bagi tersusunnya dokumen
perencanaan di satuan-satuan kerja pemerintah daerah, seperti Renstra
SKPD dan RKPD.
BAB X PENUTUP

1.5. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan dokumen RPJMD Kota Salatiga Tahun
2011-2016 adalah :
1) Memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian
visi, misi dan program Walikota;
2) Memastikan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun
anggaran selama lima tahun yang akan datang serta keterkaitan dan
konsistensi dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan
pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal,
sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan pembangunan;
3) Merupakan acuan bagi SKPD dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Salatiga;
4) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan;
5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien,

III - 71
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

berkeadilan dan berkelanjutan;


6) Memberikan tolok ukur dan mempermudah untuk mengukur dan
melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap SKPD.

Tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-


2016 adalah sebagai berikut :
1) Menjabarkan visi dan misi Walikota Salatiga kedalam bentuk strategi,
kebijakan, program dan kegiatan;
2) Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan;
3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD dengan
dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal
maupun horizontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat
dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;
4) Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien,
berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser
ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui kepada pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui;
5) Mengidentifikasi isu-isu pembangunan dan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah, sehingga betul-betul bisa berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat, dalam rangka mengoptimalkan partisipasi
masyarakat;
6) Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah,
untuk dapat merumuskan arah kebijakan dan perencanaan
pembangunan daerah yang menjamin tercapai pemanfaatan sumber
daya secara optimal tersebut di atas;
7) Membagi pencapaian sasaran setiap SKPD dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Walikota, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas
pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang,
maupun lintas kegiatan;
8) Meletakkan landasan kokoh dan kuat untuk mencapai Kota Salatiga
untuk masa depan yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan
batin;
9) Menjadi tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

III - 72
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

III - 73
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Sejarah Kota Salatiga diawali dengan penetapan tanah perdikan terhadap


sebuah desa yang bernama Hampra pada tanggal 24 Juli 750 Masehi. Pemberitaan
tersebut tertulis dalam sebuah prasasti yang ditemukan di Dukuh Plumpungan,
Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, yang dikenal dengan Prasasti
Plumpungan atau Prasasti Hampran. Prasasti tersebut berukuran panjang 170 cm,
lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 m, terbuat dari batu andesit. Prasasti tersebut
berbahasa Sansekerta dan berhuruf Jawa Kuno terdapat tulisan yang berbunyi: //Srīr
= astu swasti prajābyah śakakālātīta, yang artinya kurang lebih sebagai berikut :
semoga bahagia dan selamatlah rakyat sekalian.

Dalam perkembangannya Kota Salatiga yang mempunyai posisi geografis sangat


strategis, yaitu menjadi salah satu phery-phery (kota pendukung) pada Kawasan
Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) memfungsikan sebagai Kota Pendidikan dan Olah
Raga, Kota Transit Pariwisata serta Kota Perdagangan dan Jasa yang selanjutnya
dikenal dengan Tri Fungsi Kota Salatiga.

Sehubungan dengan hal tersebut, secara implisit makna yang terkandung dalam
//Srīr = astu swasti prajābyah śakakālātīta pada Prasasti Plumpungan maupun
Trifungsi Kota Salatiga sebagai kota pendidikan dan olah raga, kota transit pariwisata,
maupun kota perdagangan dan jasa, dapat dirasakan sejalan dan senafas dengan visi
dan misi Walikota Salatiga terpilih yaitu mewujudkan Kota Salatiga SMART Sejahtera,
Mandiri, dan Bermartabat.

Gambaran umum kondisi daerah Kota Salatiga ini disusun dengan berpedoman
pada Lampiran I dan Lampiran III Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Namun karena faktor keterbatasan kapasitas fiskal dan untuk memberi fokus yang
lebih tajam kepada isi RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 ini, maka data dan
informasi yang disajikan di dalam Bab II ini dibatasi hanya pada data dan informasi
yang menyangkut isu-isu strategis yang akan ditampung pada rancangan APBD Kota
Salatiga selama lima tahun ke depan. Data dan informasi tentang bidang pemerintahan
yang tidak dianggap prioritas tidak dicantumkan di dalam Bab II ini.

Selain itu, penyajian data dan informasi pada Bab II ini juga dilakukan dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan sebagai berikut :

1) Klasifikasi Data dan Informasi. Mengumpulkan data dan informasi sebanyak


mungkin dan memilahnya menjadi data dan informasi yang relevan dengan Visi
dan Misi Walikota terpilih serta sesuai dengan batas kewenangan Pemerintah
Daerah Kota Salatiga, sebagaimana diatur di dalam Peraturan Daerah Kota
Salatiga Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Salatiga dan sesuai dengan tugas pokok

III - 74
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

dan fungsi setiap SKPD, sebagaimana telah diatur di dalam beberapa Peraturan
Daerah Kota Salatiga tentang organisasi dan tata kerja perangkat daerah.
2) Analisis dan Penyajian Data dan Informasi. Melakukan analisis data sesuai skala
prioritas dan mensinergikan kemampuan keuangan daerah sepanjang periode
2011-2016 dengan data dan informasi yang dianggap paling prioritas. Menyajikan
sebagian data ke dalam narasi dan sebagian lagi ke dalam matriks dalam rangka
memudahkan penerjemahan data dan informasi.
3) Penguraian Data dan Informasi. Menguraikan data dan informasi pada Bab II ini
dalam bentuk narasi negatif. Maksudnya adalah bahwa data dan informasi yang
tersaji di dalam Bab II ini hanya mencakup aspek-aspek yang perlu ditangani
selama lima tahun ke depan secara terfokus dan terencana. Data dan informasi
yang diuraikan mencakup kondisi infrastruktur yang ada, kondisi kesejahteraan
masyarakat, dan ketersediaan fasilitas pelayanan publik.
4) Penggunaan Tabel dan Matriks. Untuk memudahkan proses analisis data dan
informasi dan dalam rangka menuangkannya ke dalam bentuk pernyataan target
kinerja dan arah kebijakan umum pembangunan daerah, maka sebagian data dan
informasi yang disajikan di dalam bab ini dilakukan dengan menggunakan tabel
dan matriks sebagai alat bantunya. Data dan informasi yang disajikan di dalam
bab ini terdiri dari data dan informasi turunan kewenangan setiap SKPD, dengan
menggunakan Lampiran I Permendagri No. 54 tahun 2010 sebagai rujukan.

2.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Salatiga


2.1.1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah
Kota Salatiga terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara juridis
formal, Kota Salatiga terbentuk sejak diberlakukannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kota-Kota Kecil dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1992 tentang perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500).

Secara astronomi terletak antara 110.27’.56,81” - 110.32’.4,64” Bujur


Timur dan terletak di antara 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan, secara
morfologis berada di daerah cekungan, kaki gunung Merbabu diantara gunung-
gunung kecil antara lain Gajahmungkur, Telomoyo dan Payung Rong, secara
administrasi dikelilingi wilayah kabupaten Semarang antara lain :

1) Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan (Desa Pabelan dan Desa Pejaten) dan
Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo, Desa Watuagung);

III - 75
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2) Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan (Desa Sumogawe, Desa Samirono dan


Desa Jetak) dan Kecamatan Tengaran (Desa Patemon dan Desa
Karangduren);
3) Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang (Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa
Sraten dan Desa Gedangan) dan Kecamatan Getasan (Desa Polobogo);
4) Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan (Desa Ujung-Ujung, Desa Sukoharjo
dan Desa Glawan) dan Kecamatan Tengaran (Desa Bener, Desa Tegal Waton
dan Desa Nyamat).

Kota Salatiga dilalui oleh jalan arteri primer (jalan nasional) yang menjadi
perlintasan dua kota besar di Jawa Tengah, yakni Semarang dan Surakarta.
Kota Salatiga juga perlintasan dari Jawa Timur (jalur tengah) ke Semarang dan
Jawa Barat sehingga transportasi darat melalui Salatiga cukup ramai. Salatiga
berjarak 100 km dari Yogyakarta, 57 km dari Semarang, dan 53 km dari
Surakarta, serta secara administratif Kota Salatiga mempunyai 4 kecamatan
dan 22 kelurahan, dengan jumlah RT sebanyak 1.044 dan RW sebanyak 199
pada tahun 2010.

Gambaran Kota Salatiga secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 2.1.

Peta Kota Salatiga

III - 76
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Sumber: Bappeda Kota Salatiga, 2010

Tabel 2.1. menyajikan data tentang luas wilayah Kota Salatiga menurut
kecamatan dan kelurahan.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kota Salatiga

III - 77
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Menurut Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2010

LUAS JUMLAH
No. WILAYAH
(ha) % RW RT

1 KECAMATAN SIDOREJO 1.623,72 28,61 59 297

1 Kelurahan Blotongan 423,80 15 70


2 Kelurahan Sidorejo Lor
3 Kelurahan Salatiga 271,60 14 87
4 Kelurahan Bugel
5 Kelurahan Kauman Kidul 202,00 12 78
6 Kelurahan Pulutan
294,37 6 20

195,85 7 23

237,10 5 19

2 KECAMATAN TINGKIR 1.054,85 18,58 48 279

1 Kelurahan Kutowinangun 293,75 41 151


2 Kelurahan Gendongan
3 Kelurahan Kalibening 68,90 5 37
4 Kelurahan Sidorejo Kidul
5 Kelurahan Tingkir Lor 99,59 3 9
6 Kelurahan Tingkir Tengah
277,50 8 28

177,30 8 23

137,80 10 31

3 1.852,69 32,63 56 251

332,20 10 35
KECAMATAN ARGOMULYO
187,33 13 63
1 Kelurahan Noborejo
2 Kelurahan Ledok 188,43 9 55
3 Kelurahan Tegalrejo
4 Kelurahan Kumpulrejo 629,03 10 42
5 Kelurahan Randuacir
6 Kelurahan Cebongan 377,60 8 34

138,10 6 22

4 1.145,85 20,18 36 217

KECAMAN SIDOMUKTI 399,20 6 23

1 Kelurahan Kecandran 377,15 9 68


2 Kelurahan Dukuh
3 Kelurahan mangunsari 290,77 14 87
4 Kelurahan Kalicacing
78,73 7 39

JUMLAH 5,678,11 100,00 199 1,044

Sumber : Salatiga Dalam Angka 2010

III - 78
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2.1.2.Topografi
Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang berhawa cukup sejuk, hal
ini karena secara geomorfologi wilayah Kota Salatiga berada di daerah kaki
gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil antara lain Gajahmungkur,
Telomoyo dan Payung Rong, dengan ketinggian wilayah berada di kisaran 450-
825 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadi salah satu faktor yang
membuat Salatiga nyaman sebagai daerah tujuan wisata lokal dan memiliki
potensi yang sangat strategis untuk berperan sebagai kota transit, kota
pendidikan dan pusat pengumpulan serta pengolahan produksi pertanian dari
kabupaten di sekitarnya.

Berdasarkan aspek topografi, wilayah Kota Salatiga dibagi menjadi 3 (tiga)


kategori yaitu :

1) Daerah bergelombang, ± 65% dari luas wilayah yang meliputi wilayah


Kelurahan : Dukuh, Kutowinangun, Salatiga, dan Sidorejo Lor, Bugel,
Kumpulrejo, dan Kauman Kidul;
2) Daerah miring, ± 25% dari luas wilayah yang meliputi Kelurahan : Tegalrejo,
Mangunsari, Sidorejo Lor, Bugel, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan,
Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah, dan Cebongan;
3) Daerah yang relatif datar, 10% dari luas wilayah yang meliputi Kelurahan :
Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan Blotongan.

Sedangkan struktur tanah yang ada di wilayah Kota Salatiga dapat


diuraikan sebagai berikut :
1) Tanah Latosol Coklat
Bahan induknya terdiri dari tufa vulkanis intermedier, teksture remah
dan konsegtasinya gembur, produktivitas tanah sedang sampai tinggi.
Jenis tanah ini terdapat di sebagian wilayah Kota Salatiga dan ini
sangat baik ditanami padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan,
cengkih dan lain-lain.
2) Tanah Latosol Coklat Tua
Bahan dasarnya terdiri dari tufa vulkanis intermedier, tekstur
tanahnya remah dan konsegtasinya gembur sekali. Tanah ini terdapat
di bagian ujung utara kota, sekitar Pegunungan Payung Rong. Tanah
ini cocok sekali ditanami kopi, teh, coklat, padi, pisang, cengkih, dan
tanaman campuran.

2.1.3.Klimatologi

III - 79
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Berdasarkan letak geografis wilayah, maka Kota Salatiga beriklim tropis.


Musim penghujan antara bulan Nopember-April dipengaruhi oleh angin musim
Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei-Oktober yang dipengaruhi oleh
angin musim Timur. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2009 ± 1.935
mm, dengan jumlah hari hujan 104 hari dan rata-rata curah hujan 19 mm/hari.
Suhu udara Kota Salatiga terendah pada bulan Juli sekitar 23.89°C dan
tertinggi pada bulan Oktober 31.80°C. Sedangkan suhu udara tahunan rata-rata
26,25ºC.

2.1.4.Kondisi Tata Ruang


Tujuan penataan ruang Kota Salatiga adalah mewujudkan Kota Salatiga
sebagai pusat pendidikan dan olahraga di kawasan Kendal-Ungaran-Semarang-
Salatiga-Purwodadi (Kedungsapur) yang berkelanjutan didukung sektor
perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Salatiga Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan Kota Salatiga terdiri dari


:

1) Pusat pelayanan kota meliputi : Kelurahan Salatiga, Kelurahan


Kutowinangun, Kelurahan Gendongan dan Kelurahan Kalicacing. Memiliki
fungsi sebagai pusat perdagangan jasa dan perkantoran;
2) Sub pusat pelayanan kota meliputi : Kelurahan Sidorejo Lor di Kecamatan
Sidorejo, Kelurahan Mangunsari di Kecamatan Sidomukti, Kelurahan
Randuacir di Kecamatan Argomulyo dan Kelurahan Sidorejo Kidul di
Kecamatan Tingkir. Sub Pusat pelayanan kota dapat dirinci sebagai berikut :
a) Kelurahan Sidorejo Lor di Kecamatan Sidorejo dijadikan sebagai pusat
pengembangan pendidikan tinggi dan pariwisata;
b) Kelurahan Mangunsari di Kecamatan Sidomukti dijadikan sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan dan pemukiman;
c) Kelurahan Randuacir di Kecamatan Argomulyo dijadikan sebagai
pengembangan kegiatan industri dan kegiatan berbasis pertanian meliputi
Agrowisata dan Agroindustri;
d) Kelurahan Sidorejo Kidul di Kecamatan Tingkir dijadikan sebagai
pengembangan kegiatan industri dan kegiatan berbasis pertanian lahan
basah.
3) Pusat lingkungan meliputi : Kelurahan Blotongan, Kelurahan Bugel,
Kelurahan Kauman Kidul, Kelurahan Pulutan, Kelurahan Kalibening,
Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Noborejo,

III - 80
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Kelurahan Ledok, Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan


Cebongan, Kelurahan Kecandran dan Kelurahan Dukuh. Memiliki fungsi
sebagai pusat pelayanan lokal meliputi pelayanan ekonomi, sosial dan/atau
administrasi.

Adapun rencana pola ruang untuk kawasan peruntukan industri meliputi


:

1) Industri kecil
a) Kelurahan Kutowinangun
b) Kelurahan Gendongan
c) Kelurahan Tingkir Lor
d) Kelurahan Tingkir Tengah
2) Industri menengah
a) Kelurahan Sidorejo Kidul
b) Kelurahan Noborejo
3) Industri besar non polutan
a) Kelurahan Kutowinangun
b) Kelurahan Ledok
c) Kelurahan Mangunsari
d) Kelurahan Cebongan
e) Kelurahan Randuacir
f) Kelurahan Noborejo

Sedangkan rencana pengembangan kawasan peruntukan industri


meliputi :

1) Peningkatan kualitas sarana prasarana kawasan peruntukan industri


menengah dan industri besar non polutan di Kelurahan Noborejo dan
Kelurahan Randuacir dengan luas kurang lebih 157 (seratus lima puluh
tujuh) hektar;
2) Industri kecil diarahkan berbentuk klaster;
3) Mengarahkan pembangunan IPAL komunal bagi industri kecil yang
menimbulkan polusi.

III - 81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Gambar 2.2.

Peta Struktur Ruang Kota Salatiga

Sumber : Bappeda Kota Salatiga, 2011

Berdasarkan karakteristik sumber daya alam, Kota Salatiga terdiri dari :

1) Hutan Rakyat : Salatiga memiliki hutan rakyat yang diberdayakan untuk


menanam beberapa jenis pohon seperti sengon, suren, jati, mahoni dan lain
sebagainya. Hutan rakyat ini selain sebagai area produksi kayu juga
dimanfaatkan sebagai Ruang Terbuka Hijau Kota Salatiga;
2) Tanaman Pangan dan Perkebunan : Pada tahun 2010 jumlah area yang
dimanfaatkan untuk produksi pertanian adalah 1.939 hektar yang
dimanfaatkan untuk produksi padi sawah seluas 1.428 hektar dan 511

III - 82
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

hektar untuk produksi jagung. Dari lahan tersebut, hingga okober 2010
telah menghasilkan 7.753 ton padi sawah dan 1.892 ton jagung. Namun
angka hasil produksi ini belum memenuhi jumlah konsumsi masyarakat
Salatiga, yaitu 16.155,40 ton beras dan 2.360,36 ton jagung. Pada tahun
2010 dan 2011 Kota Salatiga mendapat penghargaan Peningkatan Produksi
Beras Nasional dari Presiden Republik Indonesia. Perkebunan yang ada di
Kota Salatiga adalah perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Perkebunan
besar di Salatiga yaitu perkebunan karet, yang dikelola oleh PT. Perkebunan
XVIII. Perkebunan rakyat tersebar di kelurahan-kelurahan baik dalam tanah
pertanian maupun pekarangan penduduk, seperti kelapa, cengkeh, kopi
yang jumlahnya relatif kecil-kecil dan lokasinya tersebar (sporadis). Populasi
kebun kopi di Salatiga seluas 27,55 hektar banyak terdapat di daerah
Ngawen, Bendosari dan Kumpulrejo. Untuk perkebunan kelapa rakyat
seluas 188,59 hektar banyak terdapat di daerah Bugel dan Kauman Kidul;
3) Perikanan dan Peternakan
Perikanan : Kapasitas produksi perikanan Kota Salatiga cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni 2008 sebesar 205.905
ton, tahun 2009 sebesar 232.645 ton, dan tahun 2010 sebesar 327.444 ton.
Upaya memajukan sektor perikanan terus dilakukan, antara lain melalui
pengembangan :

a) Peningkatan prasarana pembibitan ikan di Kelurahan Kauman


Kidul dan Kelurahan Tingkir Tengah;
b) Peningkatan prasarana klaster minapolitan di Kelurahan
Pulutan;
c) Peningkatan prasarana pasar ikan di Kelurahan Pulutan.
Salah satu pembenihan ikan yang cukup besar adalah pembenihan
lele dengan jumlah produksi sampai tahun 2010 mencapai 5.207.820
ekor.
Peternakan : Pada tahun 2010, peternakan di Salatiga terdiri dari
ternak sapi potong dengan jumlah ternak 1.786 ekor, sapi perah
8.668 ekor dengan hasil produksi susu sebanyak kurang lebih
7.226.757 liter per tahun, kambing 5.076 ekor, domba 1.121 ekor,
ayam buras 95.826 ekor, ayam petelur 177.000 ekor, ayam pedaging
25.000, dan itik 6.226 ekor. Jumlah ini cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.

III - 83
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 2.2.
Tabel Perkebunan, Perikanan dan Peternakan
Tahun
No. Jenis Data
2006 2007 2008 2009 2010

1. Produksi Beras (ton) 4.207 3.480 2.746 2.754 4.651

2. Produksi Jagung (ton) 2.594 2.708 2.333 2.424 1.892

3. Produksi Singkong dan


7.505 7.447 8.674 8.604 6.523
Umbi-umbian (ton)

4. Produksi perikanan darat 115.38 205.90 232.64 327.4


54.205
(kolam) (ton) 3 5 5 44

5. Populasi Sapi Potong


1.625 1.643 1.712 1.766 1.786
(ekor)

6. Populasi Sapi Perah


7.961 8.100 8.379 8.523 8.669
(ekor)

7. Populasi Kambing (ekor) 5.315 5.162 5.276 5.006 5.076

8. Populasi Domba (ekor) 1.697 1.626 3.453 1.108 1.121

9. Kacang Panjang 83 44 65 60 119

10. Cabe Merah 22 47 11,70 97 66

11. Cabe Rawit 3.460 4.211 3.950 2.073 4.085

12. Buah Alpukat 2.224 2.585 3.109 5.952 9.319

13. Buah Rambutan 4.437 5.144 6.319 6.425 3.084

14. Buah Salak 13.718 14.583 10.950 15.221 8.683

15. Buah Pisang 6.326 6.585 7.124 7.444 6.896

16. Buah Duku 2.908 7.006 823 1.620 3.403

Sumber : Salatiga Dalam Angka

Penggunaan lahan tahun 2010 untuk daerah terbangun seluas 2.629,09


hektar atau 46,25% dari total luas lahan (perumahan 41,11%, jasa 3,36%,
perdagangan 0,61% dan perindustrian 1,06%) daerah non urban 2.984,05
hektar atau 52,55% dari total luas lahan (sawah 15,29%, tegalan 21,64%, kebun
campur 12,43% dan perkebunan 3,20%) dan 67,97 hektar untuk lainnya. Pada
tahun 2009, menurut jenis pengairannya, lahan sawah sebesar 869,51 hektar
atau 15,13% terdiri dari lahan sawah berpengairan teknis 7,15%, sedangkan
lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana dan tadah hujan. Lahan kering
yang dipakai untuk tegal/kebun sebesar 33,79% dari total bukan lahan sawah.
Berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2011 bahwa lahan pertanian berkelanjutan

III - 84
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

seluas 478 hektar terdiri dari sawah lestari seluas 274 hektar dan lahan kering
berkelanjutan 204 hektar.

Seluruh kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Salatiga mampu


memenuhi konsumsi pangan, sehingga dapat dikatakan bahwa di Kota Salatiga
tidak terdapat wilayah yang rawan pangan.

Tabel 2.3.
Tabel Ketersediaan Energi dan Protein
Ketersediaan Ketersediaa Konsumsi Konsumsi
Skor
Tahun Energi n Protein Energi Protein
PPH
(Kkal/kap/hr) (gr/kap/hr) (Kkal/kap/hr) (gr/kap/hr)
2009 81,7 2.036,6 52,7 1.633,0 49,4
2010 85,6 1.981,1 51,3 1.550,5 45,2
2011 85,9 2.000,0 52 1.596,4 48,2

2.2. Demografi dan Kependudukan


Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Salatiga sebesar 170,332
jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah
penduduk laki-laki, ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah
penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan), sebesar
96,12. Tabel 2.4. menyajikan jumlah dan kepadatan penduduk per
kelurahan pada tahun 2010.
Tabel 2.4.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan Tahun 2010

Kepadatan
Luas Kel. Jumlah
Kelurahan
(km2) Penduduk per km2

Kec. Argomulyo 18,536 40.101 2,163

1,381 4.240 3,070


1. Cebongan
6,290 6.563 1,043
2. Kumpulrejo
1,873 9.459 5,050
3. Ledok
3,332 5.060 1,519
4. Noborejo
3,776 4.891 1,295
5. Randuacir
1,884 9.888 5,248
6. Tegalrejo
Kec. Sidomukti 11,460 38.756 3,382

3,772 11.430 3,030


1. Dukuh
0,787 6.641 8,438
2. Kalicacing
3,993 5.060 1,267
3. Kecandran

III - 85
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Kelurahan Luas Kel. Jumlah Kepadatan


(km2) Penduduk
2,908 15.625 5,373
4. Mangunsari
Kec. Sidorejo 16,247 51.604 3,176

4,238 11.046 2,606


1. Blotongan
2,944 2.736 929
2. Bugel
1,958 3.437 1,755
3. Kauman Kidul
2,371 3.724 1,571
4. Pulutan
2,020 16.380 8,109
5. Salatiga
2,716 14.281 5,258
6. Sidorjo Lor
Kec. Tingkir 10,547 39.871 3,780

0,689 4.948 7,181


1. Gendongan
0,995 1.757 1,766
2. Kalibening
2,937 19.137 6,516
3. Kutowinangun
2,775 5.111 1,842
4. Sidorejo Kidul
1,773 4.197 2,367
5. Tingkir Lor
1,378 4.721 3,426
6. Tingkir Tengah
Jumlah 170,332 56.790 2,999

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Tabel 2.5.

Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0–4 7.082 6.652 13.734

5–9 6.748 6.395 13.143

10 – 14 6.613 6.363 12.976

15 – 19 7.585 7.947 15.532

20 – 24 7.708 8.328 16.036

25 – 29 7.635 7.925 15.560

30 – 34 7.238 7.129 14.367

35 – 39 6.256 6.412 12.668

40 – 44 6.095 6.548 12.643

45 – 49 5.134 5.819 10.953

III - 86
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

50 – 54 4.878 5.056 9.934

55 – 59 3.867 3.687 7.554

60 – 64 2.053 2.351 4.404

65 – 69 1.594 1.975 3.569

70 – 74 1.261 1.761 3.022

75+ 1.732 2.505 4.237

Jumlah 83.479 86.853 170.332

Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Salatiga

Penduduk Kota Salatiga belum menyebar secara merata di seluruh


wilayah. Umumnya, penduduk banyak di daerah perkotaan. Secara rata-
rata, kepadatan Kelurahan Kalicacing merupakan kelurahan yang paling
padat penduduknya dengan kepadatan penduduk tercatat sebesar
8,438 jiwa per km2, sedangkan Kelurahan Bugel merupakan kelurahan
yang paling jarang penduduknya tersebar dengan kepadatan
penduduk 929 jiwa per km2.

2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Menjelaskan kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai
bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan,
khususnya indikator yang paling dapat menjelaskan kondisi dan
perkembangan kesejahteraan masyarakat di Kota Salatiga. Berdasarkan
data BPS yang digunakan sebagai acuan secara nasional, jumlah Rumah
Tangga Sasaran (RTS) di Kota Salatiga pada tahun 2010 sebanyak 7.653
RTS. Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kota Salatiga berdasarkan
hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Sussenas) yang dilakukan BPS
sebanyak 14.200 jiwa, sedangkan prosentase penduduk miskin Kota
Salatiga pada tahun 2010 sebesar 8,28%.
Pembangunan ekonomi Kota Salatiga saat ini diarahkan pada
upaya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, yang diiringi
oleh perubahan institusional dan modernisasi serta pertumbuhan
ekonomi dengan memperhatikan aspek pemerataan pendapatan,
kesempatan kerja, laju pertumbuhan penduduk, dan perubahan sektor
ekonomi daerah. Perkembangan ekonomi daerah Kota Salatiga

III - 87
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

merupakan dampak kebijakan fiskal pemerintah daerah, terutama dalam


proses pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah khususnya
dalam pelayanan publik. Hal ini dapat dilihat dari indikator berupa
pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Pertumbuhan
ekonomi Salatiga tahun 2010 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,01%. Pertumbuhan ini
menggambarkan semakin bergairahnya sektor riil di Kota Salatiga,
dengan sektor penyumbang terbesar adalah sektor jasa sebesar 25,48%,
perdagangan, hotel dan restoran (18,49%), industri pengolahan sebesar
16,68%, dan angkutan dan komunikasi sebesar 11,37%.
Selama tahun kalender 2009 (Januari-Desember), inflasi Kota
Salatiga sebesar 3,28%. Kondisi ini jauh lebih rendah bila dibandingkan
dengan laju inflasi periode yang sama untuk tahun 2007 dan 2008
dimana angkanya tercatat sebesar 7,22 persen dan 10,20 persen.
Perkembangan laju inflasi tahun 2010 sebesar 3,37 persen dibandingkan
tahun 2008 dan 2009. Perkembangan laju inflasi menurut kelompok
pengeluaran yang paling dominan adalah kelompok sandang (8,69 persen)
sedangkan laju inflasi untuk kelompok kesehatan mengalami kelambatan
(1,58 persen). Upah minimum kabupaten/kota (UMK) ditetapkan
berdasarkan perbedaan tingkat upah di berbagai kabupaten/kota di
setiap provinsi tergantung pada jumlah penduduk, tingkat inflasi,
infrastruktur daerah masing-masing, dan sebagainya. UMK diperbaharui
setiap satu tahun sekali dan untuk tahun 2010 dan 2011 UMK di
Kota Salatiga masing Rp 803.185 dan Rp 843.469.
Tabel 2.6.

Tabel Data UMK dan Data KHL


UMK KHL (UMK/KHL x 100)
Tahun
(Rp) (Rp) %
2006 500.000 631.961,23 79,12
2007 582.000 692.011,13 84,10
2008 662.500 711.134,79 93,16
2009 750.000 780.766,67 96,06
2010 803.185 803.185,00 100
2011 901.396 843.469,00 106,86
Sumber : BAPPEDA Kota Salatiga

Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, penduduk yang


bersekolah, pada tahun ajaran 2009/2010 secara umum mengalami
peningkatan, berdasarkan Angka Partisipasi Murni (APM). Rasio murid

III - 88
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

dan guru pada SD/MI sebesar 14, SMP/MTs sebesar 13 dan SMA/MA
sebesar 12. Hal ini dapat dilihat dari APM SD/MI/Paket A 86,48 dan APM
SMP/MTs/Paket B 78,86. Penyediaan sarana fisik dan fasilitas penunjang
serta peningkatan kualitas tenaga guru diperlukan dalam peningkatan
kualitas pendidikan di Kota Salatiga untuk mendukung visi menjadikan
Kota Salatiga sebagai Kota Pendidikan di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Untuk sektor kesehatan, peningkatan status kesehatan dan gizi
dalam suatu masyarakat sangat penting dalam upaya peningkatan
kualitas manusia. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi yang baik
tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi generasi
berikutnya. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai meliputi
Puskesmas 6 buah dengan puskemas pembantu sebanyak 22, balai
pengobatan pemerintah 2 buah, balai pengobatan swasta 10 buah, RSUD
1 buah, RS Swasta 3 buah, RS Khusus 2 buah (RS. Dr. Ario Wiryawan
dan RS. Dr. Asmir) sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status
kesehatan. Hal ini akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan
swasta. Fasilitas kesehatan lainnya adalah apotik dan toko obat
merupakan sarana penyedia obat yang mudah dijangkau oleh
masyarakat. Pada tahun 2010 di Kota Salatiga terdapat 26 apotik. Angka
kematian bayi di Kota Salatiga tahun 2006 sebesar 11,58/ 1000 KH,
tahun 2007 sebesar 9,80/1000 KH, tahun 2008 sebesar 5,8/1000 KH,
tahun 2009 sebesar 6,89/1000 KH dan pada tahun 2010 sebesar
9,6/1000 KH. Meningkatnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberikan gambaran adanya penurunan dalam kualitas hidup dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan
dari tahun 2006 sebesar 74,73/100.000 KH, tahun 2007 tidak ada
kematian ibu baik ibu hamil, bersalin maupun nifas sedang tahun 2008
AKI naik sebesar 64,7/100.000 KH, tahun 2009 turun menjadi
55,14/100.000 KH dan pada tahun 2010 meningkat menjadi
99,4/100.000 KH.
Kasus penyakit menular yang masih banyak ditemukan antara lain
HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD), TB-Paru. Kasus HIV/AIDS
tahun 2008 sebanyak 14 kasus, tahun 2009 menjadi 19 kasus
dan pada tahun 2010 menjadi 10 kasus, walaupun menurun namun
angka tersebut masih diatas standart nasional. Sedangkan kasus DBD
Tahun 2008 sebanyak 72 kasus, Tahun 2009 sebanyak 109 kasus dan
Tahun 2010 meningkat menjadi 155 kasus. Sedangkan penemuan kasus

III - 89
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TB Paru 2010 masih rendah yaitu 48 kasus dari yang ditargetkan


sebanyak 231 kasus.
Prevalensi gizi kurang pada balita Tahun 2010 sebesar 4,47% dan
gizi buruk sebesar 0,03% (3 kasus). Capaian balita dari keluarga kurang
mampu yang mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
masih rendah yaitu Tahun 2008 sebanyak 21,47% Tahun 2009 sebesar
4,13% dan Tahun 2010 sebesar 29,11% yang seharusnya 100% balita
dari keluarga kurang mampu mendapatkan MP-ASI.
Kehidupan agamis di Kota Salatiga sangat didambakan masyarakat.
Hal ini terlihat dari tempat-tempat peribadatan, seperti mesjid, gereja,
dan pesantren-pesantren. Banyaknya tempat peribadatan di Kota Salatiga
pada tahun 2010 mencapai 569 buah, terdiri dari 85,67 persen masjid
(193 buah) dan mushola (293 buah), 13,07 persen (74 buah) gereja
Kristen dan Katholik, dan sisanya berupa pura 1 buah, vihara 6 buah,
dan kelenteng1 buah.
Bidang olahraga sebagai salah satu Tri Fungsi Kota Salatiga,
memiliki beberapa fasilitas olahraga seperti 2 buah gedung olahraga, 23
buah klub olahraga, 1 buah kolam renang (kolam renang olah raga) dan
45 buah lapangan olahraga dan jumlah sarana olahraga yang ada
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perolehan medali baik emas,
perak maupun perunggu dari tahun ke tahun cenderung stabil, antara
lain dari cabang olahraga atletik, sepak takraw, panahan, tae kwondo,
pencak silat, catur dan tenis lapangan. Pada tahun 2005 atlit Salatiga
berhasil memperoleh medali emas pada cabang olahraga lari dan 1 medali
perak untuk cabang olahraga karate pada Sea Games 2005 serta 2 medali
emas pada cabang olahraga lempar cakram pada Sea Games 2008. Pada
tahun 2010 salatiga mendapatkan 1 medali perak pada cabang olahraga
catur SD/MI sederajat tingkat Provinsi, 3 emas dan 2 perak pada cabang
olahraga atletik, 1 perak pada cabang olahraga taekwondo, 1 perunggu
pada cabang olahraga Tenis Lapangan SMP/MTs sederajat pada tingkat
provinsi serta 2 emas pada cabang olahraga atletik, 1 emas pada cabang
olahraga sepak takraw, 4 perak dan 2 perunggu pada cabang olahraga
panahan SMA/SMK sederajat Tingkat Provinsi. Sedangkan kehidupan
berkesenian di Kota Salatiga sampai saat ini berjalan cukup baik. Pada
tahun 2010, kelompok kesenian yang ada meliputi keroncong,
pedalangan, nasidaria, ketoprak, wayang, karawitan, dangdut, wayang
orang, seni tari, kuda lumping, dan campursari dan grup keseniannya

III - 90
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

berjumlah 72 buah.
Terkait dengan aspek kesejahteraan masyarakat, penyandang
permasalahan sosial menjadi aspek yang terkait dengan kesejahteraan
masyarakat. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di kelompokkan
dalam 27 jenis. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh
sebanyak 22 kantor kelurahan dari 4 kecamatan di Kota Salatiga,
terdapat sebanyak 22 jenis PMKS yang menjadi permasalahan sosial di
Kota Salatiga. PMKS yang jumlahnya paling banyak dijumpai di Kota
Salatiga ada 6 jenis, yaitu Anak cacat, Wanita Rawan Sosial Ekonomi
(WRSE), Lanjut Usia Terlantar, Penyandang Cacat, Keluarga Fakir Miskin
dan Keluarga berumah tidak layak huni.
1) Anak cacat adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang mempunyai kelainan
fisik dan atau mental, yang dapat menggangu atau merupakan rintangan
dan hambatan baginya untuk melakukan aktivitas secara layak, yang terdiri
dari: penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat
fisik dan mental. Anak cacat di Kota Salatiga terdapat di 16 kelurahan dari
22 kelurahan yang ada di Kota Salatiga sebanyak 152 anak;
2) Wanita Rawan Sosial Ekonomi adalah seseorang wanita dewasa yang
berusia 15-59 tahun, belum menikah atau janda yang tidak mempunyai
penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Wanita Rawan Sosial Ekonomi terdapat di 16 kelurahan dari 22 kelurahan
yang ada di Kota Salatiga. Secara keseluruhan jumlah WRSE di Kota
Salatiga berjumlah 525 wanita;
3) Lanjut usia terlantar seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,
karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara jasmani, rohani, maupun sosialnya. Lanjut usia terlantar di Kota
Salatiga sejumlah 694 orang terdapat di 17 kelurahan dari 22 kelurahan
yang ada di Kota Salatiga;
4) Penyandang cacat adalah seseorang yang mengalami kelainan fisik atau
mental sebagai akibat bawaan sejak lahir maupun lingkungan (kecelakaan)
sehingga menjadi hambatan untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara
layak. Penyandang cacat terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang
cacat mental, penyandang fisik dan mental (UU No. 4 Tahun 1997)
terdekatnya, dan terancam baik secara fisik maupun non fisik. Di Kota
Salatiga penyandang cacat sebanyak 454 orang, yang tersebar di 18
kelurahan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu gambaran


tentang capaian tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disebabkan

III - 91
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

karena besarnya nilai IPM dapat menjadi gambaran tentang capaian tingkat
kesejahteraan masyarakat ditinjau dari tingkat pendidikan, kesehatan dan daya
beli masyarakat. Unsur-unsur pembentuk IPM Kota Salatiga dari tahun 2007-
2009 cenderung mengalami peningkatan. IPM Kota Salatiga dari tahun 2007-
2009 memiliki nilai lebih tinggi daripada IPM Jawa Tengah tahun 2007-2009.
Tahun 2007 IPM Kota Salatiga mencapai 75,37 lebih tinggi dari IPM Jawa
Tengah yang hanya 70,92. Sedangkan tahun 2008 IPM Kota Salatiga mencapai
75,80 dan IPM Jawa Tengah hanya mencapai 71,60. Sementara itu tahun 2009
IPM Kota Salatiga mencapai 76,11 dan IPM Jawa Tengah mencapai 72,11.

Tabel 2.7.

Indeks Pembangunan Manusia di Kota Salatiga

No. Kategori 2007 2008 2009

1 UHH (th) 70,66 70,80 70,92

2 Lama Sekolah (th) 9,50 9,50 9,75

3 Angka melek huruf (%) 96,49 96,50 96,50

4 Daya beli (ribu Rp) 639,50 644,00 644,65

IPM Salatiga 75,37 75,80 76,11

IPM Jawa Tengah 70,92 71,60 72,10

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Series, 2010

Nilai tersebut jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya, seperti


Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali maka IPM Kota Salatiga
merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 76,11. Namun demikian jika
dibandingkan dengan IPM Kota Semarang (76,90) dan IPM Kota Surakarta
(77,49) maka IPM Kota Salatiga masih lebih rendah. Nilai IPM Kota Salatiga
sebesar 76,11 pada tahun 2009 termasuk dalam kategori tinggi. Perbandingan
IPM Kota Salatiga dan kabupaten sekitarnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.8.

Indeks Pembangunan Manusia Kota Salatiga Dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota di Sekitarnya dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009

Rata-
Angka Angka Pengeluaran
rata
Kabupaten/ Harapan Melek riil perkapita Nilai
No lama
Kota Hidup Huruf disesuaikan IPM
sekolah
(tahun) (%) (Ribu Rp)
(tahun)

1 Kota Salatiga 70,92 96,50 9,75 644,65 76,11

III - 92
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2 Kota 72,07 96,44 9,98 644,63 76,90


Semarang

3 Kota 72,07 96,67 10,32 648,23 77,49


Surakarta

4 Kab. 72,40 93,62 7,40 633,14 73,66


Semarang

5 Kab. Boyolali 70,30 85,97 7,29 629,49 70,44

6 Jawa Tengah 71,25 89,46 7,07 636,39 72,10

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam pembangunan


pendidikan bidang pendidikan yang diukur dari angka melek huruf dan rata-
rata lama sekolah relatif lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Semarang
dan Boyolali, namun jika dibandingkan dengan kota disekitarnya (Kota
Semarang dan Kota Surakarta masih lebih rendah). Capaian yang perlu terus
didorong adalah rata-rata lama sekolah penduduk yang baru mencapai 9,75
tahun (tingkat SMP) agar mampu memberikan sumbangsih terhadap
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan dalam bidang kesehatan
yang dilihat dari angka harapan hidup pada tahun 2009 cukup tinggi, yaitu
sebesar 70,92 tahun. Namun demikian, jika dibandingkan dengan Kota
Surakarta, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang masih lebih rendah. Jika
dilihat dari pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan, dapat dilihat bahwa
pengeluaran riil per kapita penduduk Kota Salatiga baru mencapai Rp
644.650,00 masih lebih rendah dibandingkan Kota Semarang dan Kota
Surakarta.

2.4. Aspek Perekonomian Daerah


Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga merupakan yang
tertinggi dari tahun 2007-2010 yaitu sebesar 5,39%. Namun pada tahun 2008
dan 2009 pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga mengalami perlambatan dimana
tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga hanya sebesar 4,98% dan pada
tahun 2009 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,48%. Tahun 2010 pertumbuhan
ekonomi Kota Salatiga mengalami percepatan yaitu 5,01%. Perkembangan laju
pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan 2010
dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.3.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Salatiga Tahun 2007-2010

III - 93
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

(Atas Dasar Harga Konstan 2000)

5,5

Persentase
4,5

4
2007 2008 2009 2010
Laju
Pertumbuhan 5,39 4,98 4,48 5,01
Ekonomi

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 Kota Salatiga
dalam kurun waktu empat tahun berapa pada kisaran 4,48% - 5,39%.
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kecenderungan
meningkat pada kisaran 7,76% - 12,48%. Perkembangan laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
di Kota Salatiga selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4.

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku di
Kota Salatiga Tahun 2007-2010 (%)

14
12,48
11,35
12 10,68
10 7,76
Persentase

8 PDRB ADHB
5,39 5,01
6 4,98 4,48 PDRB ADHK
4 tahun 2000
2
0
2007 2008 2009 2010

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku di Kota


Salatiga dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan peningkatan, dari
sebesar Rp 1.370.166,64 juta pada tahun 2007, sebesar Rp 1.541.171,20 juta
pada tahun 2008, sebesar Rp 1.660.786,91 juta pada tahun 2009 dan Rp

III - 94
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

1.849.275,63 juta pada tahun 2010. Sektor jasa-jasa merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
Perkembangan PDRB Kota Salatiga atas dasar harga berlaku selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.9.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

Kota Salatiga Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010

1. Pertanian 76.343,79 85.074,71 89.024,35 97.207,71

Pertambangan
2. 863,62 948,29 988,53 1.061,28
dan Penggalian

Industri
3. 251.617,36 273.701,34 284.382,66 308.543,65
Pengolahan

Listrik, Gas & Air


4. 83.037,30 96.485,05 100.437,81 114.639,14
Minum

5. Konstruksi 74.677,07 86.218,07 98.218,07 111.683,76

Perdagangan,
6. 242.100,15 279.806,09 306.226,25 342.005,38
Hotel & Restoran

Angkutan &
7. 157.078,58 177.287,37 195.069,19 210.339,85
Komunikasi

Lembaga
Keuangan,
8. 137.250,66 158.613,36 174.433,45 192.672,37
Persewaan, dan
Jasa Persewaan

9. Jasa-jasa 347.198,11 383.036,92 412.006,60 471.122,48

Jumlah 1.370.166,64 1.541.171,20 1.660.786,91 1.849.275,63

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga


berlaku di Kota Salatiga, dalam kurun waktu empat tahun (2007-2010)
perekonomian Kota Salatiga didominasi oleh sektor jasa-jasa (kisaran
24,81% - 25,48%) Pada tahun 2007 sektor industri pengolahan
memberikan kontribusi terbesar kedua, namun pada tahun 2008 sampai
tahun 2010 sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan
kontribusi terbesar kedua. Secara rinci perkembangan kontribusi tiga
besar sektor PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebagai berikut :
Gambar 2.5.

III - 95
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga


Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2010
(Persen)
26
25
25,34 25,48
24 24,85 24,81 Industri
23 Pengolahan
22
21 Perdagangan,
Hotel dan
20
18,49 Restoran
19 18,16 18,44
18,36
18 Jasa-jasa
17 17,67 17,76
17,12 16,68
16
2007 2008 2009 2010

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Sama seperti PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB Kota Salatiga Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 juga menunjukkan peningkatan
dalam kurun waktu tahun 2006-2009. Pada tahun 2006 PDRB Kota Salatiga
hanya sebesar Rp 752.149,22 juta, selanjutnya meningkat menjadi Rp
792.680,44 juta pada tahun 2007, sebesar Rp 832.154,86 juta pada tahun
2008 dan Rp 869.452,99 juta pada tahun 2009. Sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2009. Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan
tahun 2000 Kota Salatiga secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.10.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 Kota Salatiga Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah)

Lapangan
No 2007 2008 2009 2010
Usaha

1. Pertanian 47.952,75 51.150,86 51.498,01 52.168,10

2. Pertambangan
524,05 525,83 526,59 526,92
dan Penggalian

3. Industri
168.536,20 171.322,03 175.969,61 180.162,84
Pengolahan

4. Listrik, Gas &


39.898,17 43.952,08 44.461,63 49.084,80
Air Minum

5. Konstruksi 44.114,92 47.746,46 52.400,67 57.687,89

6. 150.996,88 159.005,89 168.304,09 179.167,66


Perdagangan,

III - 96
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Lapangan
No 2007 2008 2009 2010
Usaha

Hotel &
Restoran

7. Angkutan &
118.950,30 127.110,14 133.785,22 139.783,67
Komunikasi

8. Lembaga
Keuangan,
Persewaan, 74.450,47 80.439,11 85.945,59 90.590,18
dan Jasa
Persewaan

9. Jasa-jasa 147.256,70 150.902,46 156.561,58 163.847,99

Jumlah 792.680,44 832.154,86 869.452,99 913.020,05

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Dalam kurun waktu empat tahun (2007-2010) perekonomian Kota


Salatiga didominasi oleh sektor industri pengolahan (kisaran 21,26%-
19,73%). Kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB tahun 2007 sampai
tahun 2010 diduduki oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Perkembangan kontribusi PDRB atas dasar harga konstan selengkapnya
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.6.

Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga


Tahun 2007-2010 Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
22
21,26

21 20,59
20,24

20 19,73 Industri Pengolahan


Persentase

19,36
19,05 19,11
19,62
19 Perdagangan, Hotel
dan Restoran
18 18,58
18,13 18,01 17,95 Jasa-jasa
17

16
2007 2008 2009 2010

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Sejak tahun 2007-2010 PDRB Perkapita ADHB Kota Salatiga selalu


mengalami peningkatan yaitu sebesar 11,32% pada tahun 2008, 6,66%
pada tahun 2009 dan 10,32% pada tahun 2010. PDRB Perkapita ADH

III - 97
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2000 Kota Salatiga juga selalu mengalami peningkatan dari tahun 2007-
2010, yaitu tahun 2008 sebesar 3,90%, tahun 2009 sebesar 3,41% dan
tahun 2010 sebesar 4,04%. Peningkatan PDRB Perkapita ADHB dan
PDRB ADH 2000 selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.7.

PDRB Perkapita Penduduk Kota Salatiga

Tahun 2007-2010

11.000.000
10.000.000
9.000.000
8.000.000
Rupiah

7.000.000
6.000.000
5.000.000
4.000.000
2007 2008 2009 2010
PDRB perkapita ADHB 8.288.969,259.227.188,659.841.641,8710.856.889,06
PDRB perkapita ADH
4.795.405,104.982.217,505.152.283,485.360.237,92
2000

Sumber : PDRB Kota Salatiga Tahun 2010

Perkembangan laju inflasi barang dan jasa di Kota Salatiga pada tahun
2009 cukup rendah, yaitu mencapai 6,65%. Kelompok jenis barang dan jasa
yang berkontribusi paling tinggi terhadap laju inflasi umum adalah bahan
makanan (15,73%). Inflasi pada kelompok sandang tergolong tinggi, mencapai
8,69%. Sedangkan kelompo kesehatan memiliki nilai inflasi terkecil yaitu 1,58%.
Secara rinci nilai inflasi per kelompok barang dan jasa dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 2.11.

III - 98
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Laju Inflasi menurut Kelompok Jenis Barang dan Jasa

Kota Salatiga Tahun 2007-2010

Inflasi (%)
No Kelompok Jenis Barang dan Jasa
2007 2008 2009 2010

Bahan makanan 1,54 9,04 7,52 15,73


1.
Makanan jadi, minuman, rokok 2,79 7,69 8,43 4,14
2.
Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 4,41 14,02 0,73 3,50
3.
Sandang 4,45 6,29 10,68 8,69
4.
Kesehatan 2,46 5,32 2,42 1,58
5.
Pendidikan, rekreasi, dan olah raga 5,31 7,54 1,94 2,33
6.
Transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,32 9,81 -5,08 3,61
7.
Laju inflasi 7,22 10,20 3,28 6,65

Sumber: BPS Kota Salatiga (2010)

Laju inflasi di Kota Salatiga dalam kurun waktu 2007-2010 menunjukkan


kecenderungan menurun. Nilai inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu
mencapai 10,20%, dan terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 3,28%. Jika
dibandingkan dengan laju inflasi nasional dan laju inflasi Kota Semarang, laju
inflasi Kota Salatiga lebih tinggi, kecuali tahun 2008 dan 2010. Jika
dibandingkan dengan Kota Surakarta, laju inflasi di Kota Salatiga juga lebih
tinggi, hanya tahun 2010 laju inflasi Kota Surakarta sama dengan Kota Slatiga
yaitu sebesar 6,65%. Kondisi ini menunjukkan bahwa dibandingkan kota-kota
besar di Jawa Tengah dan Nasional, tingkat perubahan harga barang dan jasa di
Kota Salatiga sangat tinggi. Perbandingan laju inflasi antara Kota Salatiga
dengan Kota Semarang, Kota Surakarta dan Nasional secara rinci dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 2.8.

Grafik Perbandingan Laju Inflasi Nasional, Kota Semarang,

Kota Salatiga Dan Kota Surakarta 2007-2010 (%)

III - 99
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

12
10
8
6
4
2
0
2007 2008 2009 2010
Nasional 6,59 11,06 4,28 6,96
Semarang 6,75 10,34 3,19 7,11
Salatiga 7,22 10,2 3,28 6,65
Surakarta 3,28 6,96 2,63 6,65

Sumber: BPS Kota Salatiga (2010)

Jumlah perusahaan industri besar, sedang Kota Salatiga Tahun


2010 berjumlah 37 dengan nilai investasi Rp. 1.523.123.000.000,-
dengan menyerap tenaga kerja sejumlah 9.021 tenagakerja, yang tersebar
di 4 kecamatan.
Secara rinci banyaknya perusahaan industri besar/sedang sebagai
berikut :
Tabel 2.12.

Tabel Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang

Investasi
Jumlah
Kelurahan Tenaga Kerja
Usaha (Juta)

Kec. Sidorejo 6 947 7.092

1. Blotongan 3 562 2.830

2. Sidorejo Lor 1 345 3.372

3. Salatiga 0 0 -

4. Bugel 0 0 -

5. Kauman Kidul 2 40 890

6. Pulutan 0 0 -

Kec. Tingkir 8 538 15.942

1. Kutowinangun 3 386 8.410

2. Gendongan 1 37 2.100

3. Sidorejo Kidul 2 60 1.157

III - 100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Investasi
Jumlah
Kelurahan Tenaga Kerja
Usaha (Juta)

4. Kalibening 0 0 -

5. Tingkir Lor 0 0 -

6. Tingkir tengah 2 55 4.275

Kec. Argomulyo 12 5.113 395.805

1. Noborejo 6 721 51.315

2. Ledok 5 4.240 342.940

3. Tegalrejo 0 0 -

4. Kumpulrejo 0 0 -

5. Randuacir 0 0 -

6. Cebongan 1 152 1.550

Kec. Sidomukti 11 2.423 1.104.284

1. Kecandran 3 241 2.589

2. Dukuh 2 270 510

3. Mangunsari 4 1.884 1.100.735

4. Kalicacing 2 28 450

2010 37 9021 1.523.123

2009 34 8,940 1,121,049

2008 34 5,988 941,328

2007 23 5,024 748,381

Sumber : Salatiga Dalam Angka 2010

Selanjutnya berdasarkan jumlah perusahaan industri kecil,


menengah dan sedang di Kota Salatiga Tahun 2010 sejumlah 1.904,
dengan nilai investasi sebesar Rp 1.005.543.000.000,- dengan menyerap
tenaga kerja sebanyak 14.045. Secara rinci dapat dilihat dalam berikut :
Tabel 2.13.

Tabel Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi

Jumlah Tenaga Investasi (Juta


Kelurahan Prosentase
Usaha Kerja Rupiah)

Kec. Sidorejo 566 29,73 1.542 4.432,00

1. Blotongan 141 7,41 501 1.483,00

III - 101
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Jumlah Tenaga Investasi (Juta


Kelurahan Prosentase
Usaha Kerja Rupiah)

2. Sidorejo Lor 117 6,14 304 1.097,00

3. Salatiga 110 5,78 274 686,00

4. Bugel 95 4,99 229 475,00

5. Kauman Kidul 50 2,63 130 426,00

6. Pulutan 53 2,78 104 265,00

Kec. Tingkir 589 30,93 2.695 9.311,00

1. Kutowinangun 189 9,93 506 1.183,00

2. Gendongan 57 2,99 378 1.035,00

3. Sidorejo Kidul 89 4,67 210 465,00

4. Kalibening 54 2,84 98 870,00

5. Tingkir Lor 136 7,14 1.103 682,00

6. Tingkir tengah 64 3,36 391 5.076,00

Kec. Argomulyo 285 14,97 6.562 851.794,00

1. Noborejo 54 2,84 892 179.995,00

2. Ledok 30 1,58 5.010 668.306,00

3. Tegalrejo 47 2,47 118 165,00

4. Kumpulrejo 65 3,41 152 438,00

5. Randuacir 36 1,89 48 160,00

6. Cebongan 53 2,78 342 2.730,00

Kec. Sidomukti 464 24,37 3.246 140.006,00

1. Kecandran 112 5,88 348 1.650,00

2. Dukuh 101 5,30 485 871,00

3. Mangunsari 113 5,93 2.002 135.775,00

4. Kalicacing 138 7,25 411 1.710,00

2010 1.904 100,00 14.045 1.005.543,00

2009 1.893 100,00 12.857 970.613,00

2008 1.870 100,00 12.360 960.889,00

2007 1.871 100,00 12.850 1.226.092,34

Sumber : Salatiga Dalam Angka 2010

2.5. Aspek Daya Saing Daerah

III - 102
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Kota Salatiga memiliki kekuatan alami dalam pembentukan daya


saing daerah, yakni : berada pada posisi perlintasan transportasi barang
di wilayah Jawa Tengah yang sesuai dengan fungsi Kota Salatiga sebagai
kota perdagangan dan jasa yang di dukung oleh produksi pertanian dan
industri daerah sekitar. Sedangkan sektor jasa industri pendidikan yang
berkembang pesat sebagai akibat banyaknya jumlah sekolah dan
perguruan tinggi seperti berkembangnya jasa kost, warung makan,
fotocopi dan warnet. Jasa perbankan berkembang seiring dengan adanya
bank sejumlah 5 Bank Pemerintah, 16 Bank Swasta/Nasional dan 2 Bank
Pemerintah Daerah. Iklim sejuk mendukung sebagai kota transit wisata
yang menjadi tempat peristirahatan, pendidikan, dan wisata kuliner. Hal
ini didukung oleh tersedianya 14 hotel dan fasilitas penginapan lainnya.
Ketersediaan infrastruktur pendukung dan besaran jumlah
penduduk menjadi faktor penting untuk menarik investor dari luar
daerah berinvestasi di Kota Salatiga. Semua wilayah Kota Salatiga sudah
terjangkau ruas jalan yang cukup baik, jaringan listrik sudah mengaliri
seluruh wilayah Kota Salatiga, dan berdasarkan data dari BPS tahun
2011 dalam Statistik Daerah Kota Salatiga 2011, rumah tangga yang
telah memiliki akses air minum bersih, air minum kemasan, air minum
isi ulang dan air ledeng sebanyak lebih dari 75 persen. Selain itu, seluruh
wilayah Kota Salatiga sudah dilayani oleh jaringan angkutan umum kota
sejumlah 17 jalur. Pemerintah Kota Salatiga juga telah menerapkan
konsep kawasan peruntukan industri menengah dan besar nonpolutan di
Kelurahan Noborejo dan Kelurahan Randuacir dengan luas ± 157 hektar.
Adapun sektor industri yang berkembang di Kota Salatiga antara lain
tekstil, penggilingan dan pengolahan daging, percetakan, tahu/tempe,
kosmestik, konveksi, batu pahat dan makanan ringan.
Dari aspek sumber daya manusia, jumlah penduduk yang cukup
besar dan didukung dengan ketersediaan angkatan kerja di wilayah
sekitar Kota Salatiga, terutama Kabupaten Semarang dan Boyolali, dapat
menjadi keunggulan sendiri dalam hal ketersediaan tenaga kerja.
Berdasarkan tingkat pendidikan, dari jumlah penduduk Kota Salatiga
pada tahun 2010 sebanyak 174.621 jiwa, yang berpendidikan SMA
berjumlah 16.097 orang, diploma sebanyak 5.557 orang, S1 sebanyak
13.648 orang, S2 sebanyak 677 orang, dan S3 sebanyak 75 orang.
Sementara jumlah pencari kerja menurut jenjang pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 2.14. berikut :

III - 103
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 2.14.

Jumlah Pencari Kerja (Pencari Kartu Kuning)

Menurut Pendidikan Kota Salatiga

Tahun 2006-2010

Pencari Kerja Menurut Tahun


No
Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010
1 SD 93 99 56 23 28
2 SMP 408 495 495 208 228
3 SMA 2.187 1.916 1.916 1.239 1.311
4 Diploma 1 2 - - 3 -
5 Diploma 2 44 76 76 14 208
6 Diploma 3 478 291 291 121 -
7 S1 877 637 637 318 213
8 S2 - - - - -
9 S3 - - - - -
Sumber : Salatiga Dalam Angka Tahun 2010

2.6. Gambaran tentang Aspek Potensi Rawan Bencana


Di wilayah Kota Salatiga, rawan bencana yang dimaksud adalah rawan
longsor, rawan erosi permukaan tanah dan rawan genangan. Beberapa lokasi
rumah atau perumahan dan permukiman di Kota Salatiga masih berada di
daerah yang merupakan daerah rawan longsor. Pada kawasan-kawasan seperti
ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman yang
ada tersebut.

Banyak kawasan-kawasan rawan longsor yang ditempati penduduk


sebagai tempat hunian. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kawasan lindung yang terlarang untuk permukiman. Selain
itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dan aparat
pemerintah Kota Salatiga. Seperti permukiman yang ada di Kelurahan Blotongan
dan Bugel yang memiliki kelerengan > 40 %, dan untuk Kelurahan Sidorejo Lor
tidak memiliki kelerengan yang tinggi, namun kelurahan ini memiliki kawasan
rawan bencana berupa banjir. Kondisi ini dikarenakan kelurahan yang memiliki
kelerengan tinggi dan semakin sedikit kawasan lindungan resapan air akibat
dari kawasan ini dibangun untuk permukiman baru.

Kebijakan yang akan dilakukan antara lain: pengawasan dan


pengendalian pembangunan perumahan baru di kawasan rawan longsor,
kepadatan bangunan diarahkan dengan kepadatan rendah, harus ada
pembatasan kepadatan dan pertumbuhan fisik – aktivitas kawasan, kepadatan
diarahkan < 30 unit/Ha dengan luas lantai bangunan < 100 m2, kawasan rawan
bencana banjir sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk permukiman,
demikian pula kegiatan lain yang dapat merusak atau mempengaruhi
kelancaran sistem drainase, pada daerah rawan banjir ini perlu adanya

III - 104
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

pemantapan kawasan lindung diantaranya dengan langkah reboisasi jenis


tanaman khusus (tanaman tahunan).

Beberapa lokasi permukiman yang berada di daerah rawan longsor antara


lain terdapat di Kelurahan Blotongan, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan
Kutowinangun, Kelurahan Bugel, Kelurahan Randuacir, dan Kelurahan
Kumpulrejo. Walaupun jumlah tidak terlalu banyak dan belum pernah terjadi
longsor namun lokasi tersebut membutuhkan pengendalian untuk pencegahan
keberlanjutan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat atau
pengembang.

Gambar 2.9.

Peta Rawan Bencana Kota Salatiga

Sumber : Bappeda Kota Salatiga, 2011

2.7. Gambaran tentang Aspek Pelayanan Umum


Selanjutnya, untuk memudahkan pemahaman tentang penjelasan
mengenai perkembangan aspek pelayanan umum, maka data dan
informasi yang terkait dengan hal ini disajikan dalam bentuk matriks,
sebagaimana dituangkan dalam Tabel 2.15. berikut ini :

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

III - 105
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

SERTA KERANGKA PENDANAAN

Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ini


disusun dengan maksud mendapatkan informasi terkini dan terukur tentang
kemajuan pengelolaan keuangan, berikut kendala yang dihadapi, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kerangka kebijakan strategis selama
periode lima tahun ke depan. Fokus pembahasan bab ini diberikan pada empat aspek
utama pengelolaan keuangan, yakni pendapatan, belanja, pembiayaan, dan asset,
dengan terlebih dahulu menjelaskan kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam
pengelolaan keuangan daerah.

Ditinjau dari aspek administrasi atau manajemen yang dimaksud dengan


pengelolaan keuangan adalah proses pengurusan, penyelenggaraan, penyediaan dan
penggunaan uang dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk tercapainya
suatu tujuan. Proses ini tersusun dari pelaksanaan fungsi-fungsi penganggaran
pembukuan dan pemeriksaan atau secara operasional apabila dirangkaikan dengan
daerah maka pengelolaan keuangan daerah adalah yang pelaksanaannya meliputi
penyusunan, penetapan, pelaksanaan pengawasan dan perhitungan anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
Tujuan utama dari pengelolaan keuangan daerah adalah :

1) Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah harus mempertanggungjawabkan


tugas keuangannya pada lembaga yang sah;
2) Mampu memenuhi kewajiban keuangan daerah harus ditata sedemikian
rupa sehingga mampu melunasi semua ikatan keuangan jangka pendek dan
jangka panjang;
3) Hasil guna dan daya guna kegiatan daerah tata cara mengurus keuangan daerah
harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk mencapai tujuan
pemerintah daerah dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dalam waktu
secepat-cepatnya;
4) Pengendalian petugas keuangan pemerintahan daerah, dewan perwakilan rakyat
daerah dan petugas pengawas harus melakukan pengendalian agar semua tujuan
tersebut di atas tercapai, mereka harus mengusahakan agar selalu mendapat
informasi yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan

III - 106
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

pengeluaran, untuk membandingkan penerimaan dan pengeluaran dengan


rencana dan sasaran.

Secara umum kebijakan keuangan daerah dapat dirumuskan sebagai


berikut yaitu mengutamakan pembiayaan pembangunan yang bersifat investasi
dan strategis serta pembiayaan pembangunan dalam rangka penyediaan sarana
dan prasarana untuk menunjang program-program mendasar serta didasarkan
pada kebutuhan riil dalam rangka menunjang kelancaran penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Guna memenuhi
kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah Kota Salatiga maka kebijakan
tersebut dijabarkan dalam kebijakan anggaran pendapatan, kebijakan anggaran
belanja dan kebijakan anggaran pembiayaan seperti uraian berikut ini.

3.1. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah


3.1.1.Kebijakan Anggaran Pendapatan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Secara tersirat, undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah yang
baru ini menambah penerimaan sebagai bagian dari PAD, namun mengurangi
penerimaan dari dana bagi hasil pajak. Perubahan penerimaan ini memiliki
implikasi terhadap penganggaran untuk belanja program/kegiatan yang akan
didanai dari penerimaan ini.

Beberapa regulasi pendapatan daerah telah diterbitkan untuk


pelaksanaan UU tersebut, yang pada akhirnya berimplikasi pada perubahan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di daerah, beberapa peraturan
dimaksud di antaranya adalah :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak


Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau
Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
3. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 186/PMK.07/2010 - Nomor 53 Tahun 2010 tentang Tahapan

III - 107
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Persiapan Pengalihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan


Sebagai Pajak Daerah;
4. Peraturan Bersama Menteri Keuangandan Menteri Dalam Negeri
Nomor 213/Pmk.07/2010 - Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan
Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Sebagai Pajak Daerah;
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 188.34/17/SJ Perihal
Penataan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.

Pendapatan adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai


penambahan nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah
ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Kebijakan anggaran pendapatan
merupakan rencana tahunan sebagai upaya pencapaian visi, misi, tujuan
dan sasaran yang diinginkan di bidang pendapatan daerah dalam rangka
memperkuat pelaksanaan otonomi daerah, sehingga kebijakan anggaran
pendapatan diarahkan untuk memberdayakan potensi pendapatan
daerah melalui:
1) Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang dilakukan melalui
penajaman potensi riil sumber-sumber pendapatan daerah;
2) Peningkatan manajemen pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) agar lebih efisien dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, mempunyai daya saing yang tinggi sehingga mampu
memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah Sendiri
(PADS) tanpa mengabaikan fungsi sosial;
3) Pengembangan BUMD yang telah ada dan merintis usaha-usaha baru
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat investasi sehingga dapat
menghasilkan sumber-sumber penerimaan daerah baru;
4) Peningkatan efisiensi dan efektifitas unit pelayanan teknis daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
5) Peningkatan pengendalian dan pengawasan pengelolaan dan
pendayagunaan aset daerah yang berdaya guna dan berhasil guna
untuk meningkatkan pendapatan daerah;
6) Peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pengelolaan pendapatan daerah;

III - 108
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

7) Peningkatan koordinasi dengan SKPD penghasil untuk optimalisasi


pendapatan;
8) Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana sumber pendapatan
daerah;
9) Pengembangan instrumen regulasi untuk menunjang optimalisasi
pendapatan potensi riil;
10) Pengembangan keuangan daerah untuk meningkatkan kemampuan
daerah.

3.1.2.Kebijakan Anggaran Belanja


Belanja daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode
tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja daerah
merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil
dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat
tanpa diskriminasi, khususnya dalam memberikan pelayanan umum.

Belanja daerah diarahkan pada upaya peningkatan proporsi belanja


untuk memihak kepentingan publik, disamping untuk tetap menjaga eksistensi
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, sehingga kebijakan anggaran belanja
disusun dengan lebih mengutamakan pembiayaan pembangunan yang bersifat
investasi dan strategis serta pembiayaan pembangunan dalam rangka
penyediaan sarana prasarana untuk menunjang program-program mendasar
yang didasarkan pada kebutuhan riil dalam rangka menunjang kelancaran
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi dari satuan kerja yang ada di Pemerintah Kota
Salatiga, dengan berpegang pada prinsip-prinsip penganggaran yaitu partisipasi
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas anggaran, disiplin anggaran,
keadilan anggaran, efisiensi dan efektifitas anggaran serta taat azas.

3.1.3.Kebijakan Anggaran Pembiayaan


Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih
antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Dalam menyusun
APBD setiap tahunnyadiupayakan agar belanja daerah tidak melampaui
pendapatan dalam tahun anggaran bersangkutan, apabila terjadi surplus maka
penggunaan surplus anggaran perlu mempertimbangkan prinsip
pertanggungjawaban antar generasi sehingga penggunaannya diutamakan
untuk membentuk dana cadangan, namun apabila terjadi defisit maka jumlah
kumulatif defisit APBD tidak diperkenankan melebihi 3 % dari PDRB tahun

III - 109
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

bersangkutan. Adapun upaya-upaya Pemerintah Kota Salatiga dalam


pengelolaan pembiayaan daerah :

1) Dalam pengelolaan penerimaan pembiayaan, Pemerintah Kota Salatiga


berusaha untuk dapat mengoptimalkan alternatif penerimaan yang
paling cepat dan memungkinkan dalam mengantisipasi munculnya
defisit anggaran yang mungkin terjadi;
2) Mempertimbangkan untuk mencari alternatif sumber-sumber
pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
3) Alternatif penerimaan pembiayaan yang bisa dikembangkan dengan
pinjaman daerah, penjualan aset daerah, pembayaran angsuran utang
pokok;
4) Pengeluaran pembiayaan diprioritaskan untuk investasi permanen
bidang infrastruktur (saham Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo)
dan investasi non permanen (pinjaman lunak kepada Kelompok
Masyarakat), penyertaan modal ke Bank Jateng, BPR, BKK maupun
ke PDAU.

3.2. Analisis Kinerja Keuangan Daerah


Analisis atas Kinerja Keuangan daerah menjadi sangat penting karena
penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal
apabila tersedia pendanaan yang cukup. Pemerintah daerah harus dapat
memperkirakan seakurat mungkin potensi penerimaan daerah sehingga
pelaksanaan atas rencana pembangunan sesuai dengan kewenangan daerah
dapat terlaksana dengan baik (money follow function).

Analisis Kinerja Keuangan Daerah adalah rasio yang menunjukan tingkat


kinerja keuangan Pemerintah Daerah. Analisis ini terdiri dari Analisis
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan serta analisis rasio yang
terdiri dari Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Derajat Desentralisasi,
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas PAD, Rasio Efektifitas
Pajak Daerah dan Rasio Efektifitas Retribusi Daerah. Dengan mengetahui rasio
ini maka dapat diketahui kinerja Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
keuangan daerah.

Maksud dari analisis keuangan daerah Kota Salatiga ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan Kota
Salatiga dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah selama lima

III - 110
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

tahun ke depan. Analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap


realisasi dan prediksi atas komponen APBD dan laporan keuangan daerah.
Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap realisasi kinerja keuangan Kota
Salatiga 5 (lima) tahun sebelumnya yaitu Tahun anggaran 2007 sampai dengan
2011.

Analisis pendanaan Kota Salatiga dilakukan terhadap komponen-


komponen laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis dilakukan terhadap
jenis pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan susunan/struktur
APBD Kota Salatiga, yang meliputi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Analisis juga dilakukan terhadap unsur-unsur neraca daerah, yakni aset,
hutang daerah, dan ekuitas dana, serta terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah.

Pada prinsipnya, analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran


secara umum tentang kapasitas keuangan daerah Kota Salatiga. Kapasitas
keuangan daerah memperlihatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan
penerimaan dari pendapatan daerah dan sumber penerimaan lainnya, sehingga
dapat dipahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini. Dalam
konsep penganggaran yang membolehkan terjadinya defisit pada batas-batas
tertentu, kebijakan pendanaan menjadi sangat penting untuk menjamin
keberlanjutan pembangunan daerah dan pelayanan publik yang adil, akuntabel,
dan partisipatif.

3.2.1.Analisis Pendapatan Daerah


Analisis pendapatan daerah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan, sebagai
bentuk kemampuan pendanaan pembangunan daerah. Analisis dilakukan
berdasarkan pada data dan informasi yang berkaitan dengan pertumbuhan
pendapatan daerah, diantaranya angka rata-rata pertumbuhan pendapatan
daerah masa lalu, asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan lain-lain), kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan daerah, dan kebijakan di bidang keuangan negara dan karakteristik
dari masing-masing jenis penerimaan.

III - 111
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

III - 112
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 3.1.

Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2007 s/d 2011 Kota Salatiga

PERTUMBUHAN
2007 2008 2009 2010 2011 REALISASI
URAIAN
PENDAPATAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(%)

PENDAPATAN 302.688.638.675 395.406.377.611 387.739.106.003 411.504.439.506 484.057.638.700 59,92

Pendapatan Asli Daerah 36.192.748.028 45.149.901.979 53.055.833.309 51.549.747.508 66.503.746.959 83,75

Pajak Daerah 7.065.860.976 7.995.573.127 9.201.402.994 9.206.459.923 15.900.467.916 125,03

Retribusi Daerah 19.427.777.942 22.321.901.734 6.843.378.023 7.283.075.519 7.558.789.810 (61,09)

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 684.131.589 1.451.640.514 1.637.844.177 2.469.461.328 2.964.213.854 333,28

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9.014.977.521 13.380.786.604 35.373.208.115 32.590.750.738 40.080.275.379 344,60

Dana Perimbangan 253.276.996.203 277.098.276.684 293.570.138.587 285.798.621.729 308.552.525.942 21,82

Dana Bagi Hasil Pajak 17.747.472.575 20.685.561.684 24.834.796.587 26.547.312.729 20.582.494.864 15,97

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 719.013.628 20.685.561.684 24.834.796.587 26.547.312.729 1.776.381.078 147,06

Dana Alokasi Umum 212.614.000.000 225.384.715.000 236.691.342.000 238.069.009.000 262.653.050.000 23,54

Dana Alokasi Khusus 22.196.510.000 31.028.000.000 32.044.000.000 21.182.300.000 23.540.600.000 6,06

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 13.218.894.444 73.158.198.948 41.113.134.107 74.156.070.269 109.001.365.799 824,587

Hibah - - - 24.655.685.094 - -

III - 63
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

PERTUMBUHAN
2007 2008 2009 2010 2011 REALISASI
URAIAN
PENDAPATAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(%)

Dana Darurat - - - - - -

Pendapatan Lainnya - 4.480.275.000 4.685.093.750 - - -

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah 10.493.436.444 12.190.578.848 25.089.209.107 13.279.856.775 24.134.157.839 129,99

Dana penyesuaian dan otonomi khusus - 51.597.432.600 - 23.319.876.400 63.852.958.960 -

Bantuan keuangan dari provinsi 2.725.458.000 4.685.093.750 11.543.650.000 12.900.652.000 21.014.249.000 671,04

JUMLAH PENDAPATAN 302.688.638.675 395.406.377.611 387.739.106.003 411.504.439.506 484.057.638.700 59,92

Sumber : DPPKAD Kota Salatiga

III - 64
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Pendapatan Kota Salatiga mengalami pertumbuhan cukup signifikan selama kurun waktu 2007-2011. Pendapatan asli daerah (PAD)
dan penerimaan dana perimbangan bertumbuh cukup besar, sehingga sangat mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan
pelayanan publik kepada masyarakat. Pendapatan daerah pada tahun 2007 berjumlah Rp 302.688.638.675,- meningkat menjadi
Rp.411.504.439.506,- pada tahun 2010, dan realisasi tahun 2011 adalah Rp 484.057.638.700,- atau naik sebesar 59,92% dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 atau rata-rata pertumbuhan pendapatan selama kurun waktu tersebut adalah 11,98%.

PAD naik dari Rp. 36.192.748.028,- pada tahun 2007 menjadi Rp.66.503.746.959,- pada tahun 2011. Kenaikan sebesar 83,75%
atau rata-rata sebesar 16.75%, ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat besar, terutama dari pajak daerah dan lain-lain PAD
yang sah. Pajak daerah sendiri rata-rata tumbuh sebesar 25,01% dan retribusi bertumbuh negatif sebesar 12,22%. Hal ini menunjukkan
bahwa potensi sumber penerimaan dari pajak daerah yang cukup besar, salah satunya diakibatkan oleh penyerahan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kepada daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Penerimaan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan mengalami peningkatan secara rata-rata yang sangat
signifikan, yakni sebesar 66,66%, dari Rp 684.131.589,- pada tahun 2007 menjadi Rp 2.469.461.328,- pada tahun 2010 dan
Rp.2.964.213.854,- pada tahun 2011. Hal yang sama juga terjadi untuk Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yang secara rata-rata
tumbuh sebesar 68,92%.

Berdasarkan data historis bahwa capaian realisasi atasa nggaran dari PAD pada lima tahun terakhir hampir seluruhnya di atas
100% dengan rata-rata peningkatan per tahun 12,68% dan menyokong 12,78% dari total pendapatan. Untuk penerimaan dari dana
transfer pada lima tahun terakhir peningkatan rata-rata per tahun12,79% dan menyokong 85,55% dari total pendapatan.

Komponen Dana Perimbangan yang paling besar bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), yakni mencapai sebesar 80% dari total
pendapatan daerah Kota Salatiga. Jumlah DAU yang diperoleh Kota Salatiga mengalami kenaikan cukup besar dalam kurun waktu 2007-
2012, yakni sebesar Rp. 212.614.000.000,- pada tahun 2007 menjadi Rp.325.710.016.000,- pada tahun 2012, atau meningkat sebesar

III - 65
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

34,72%. Dana Alokasi Khusus (DAK) juga mengalami peningkatan, namun tidak terlalu besar. Alokasi DAK tidak dapat diprediksi secara
matematis dikarenakan kucuran dana dari pusat tersebut tergantung dari kebijakan pemerintah.

Berdasarkan uraian di atas, kemampuan keuangan daerah relatif cukup baik dalam hal pertumbuhan dan potensi yang ada.
Namun, melihat kecenderungan terjadinya defisit mulai tahun 2009, kemampuan pemerintah Kota Salatiga dalam mendanai semua
program prioritas perlu mendapat perhatian yang serius. Mengingat sebagian besar penerimaan daerah berasal dari DAU, yang
menunjukkan ketergantungan yang sangat besar kepada Pemerintah diatasnya, maka upaya untuk meningkatkan kemandirian daerah
melalui peningkatan PAD mutlak dibutuhkan. Pada masa lima tahun ke depan diharapkan dapat dilakukan perencanaan dan
pengendalian yang baik untuk meningkatkan kapasitas fiskal Kota Salatiga sehingga pemanfaatan semua pendapatan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien untuk peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah merupakan strategi untuk meningkatkan penerimaan daerah. Selain
upaya menambah jenis pajak dan retribusi (ekstensifikasi) hal lain yang dapat dilakukan adalah intensifikasi dengan cara mengefisienkan
administrasi dan cara kerja pemungutan dan penyetoran pajak dan retribusi, serta melakukan perencanaan yang baik untuk pemanfaatan
dana yang berasal dari pajak dan retribusi.

Upaya untuk peningkatan jumlah pendapatan daerah ini pada masa yang akan datang merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota
Salatiga. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah meliputi :

1) Keterbatasan potensi sumber daya alam yang ada di Kota Salatiga;


2) Minimnya PAD sehingga ketergantungan kepada anggaran dari Pemerintah Pusat sangat besar;
3) Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak dan retribusi;
4) Keterbatasan SDM pemeriksa pajak untuk memperoleh informasi keuangan Wajib Pajak yang riil;
5) Masih adanya mutasi obyek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tidak dilaporkan untuk perubahan pajaknya;

III - 66
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

6) Adanya tanah kosong yang tidak jelas kepemilikannya dan banyaknya obyek pajak yang masih dalam sengketa menjadi
kendala dalam pemungutan PBB.

3.2.2.Analisis Belanja Daerah


Realisasi belanja daerah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir berdasarkan kelompok belanja, yakni belanja langsung dan tidak
langsung, dapat dilihat pada Tabel 3.2. dan beberapa hal yang bisa disimpulkan dari tabel tersebut adalah :

1) Alokasi belanja tidak langsung cenderung lebih besar dari belanja langsung, sehingga belanja untuk pelayanan public
relative kecil.
2) Belanja hibah dan bantuan social perlu mendapat perhatian karena walaupun masuk ke belanja tidak langsung tetapi
sasarannya langsung kemasyarakat.
3) Bantuan sosial relative menurun, menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam hal pemberdayaan masyarakat.
4) Belanja hibah mengalami peningkatan, namundi masa-masa mendatang akuntabilitas pelaksanaan kegiatan-kegiatan
dalam belanja hibah dan belanja bantuan sosial ini perlu ditingkatkan.
Tabel 3.2.

Proporsi Realisasi Belanja

Terhadap Anggaran Belanja Kota Salatiga

Uraian 2009 2010 2011(*)

Belanja Daerah 432.656.545.412 418.615.915.631 458.556.083.063

BelanjaTidakLangsung 204.203.363.965 241.302.105.462 381.192.728.254

III - 67
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Uraian 2009 2010 2011(*)

BelanjaPegawai 184.174.594.519 23.048.017.232 278.029.858.532

BelanjaBarangdanJasa - - 83.537.355.548

BelanjaBunga - - -

BelanjaSubsidi - - -

BelanjaHibah 7.890.030.000 8.954.166.355 10.292.912.725

BelanjaBantuanSosial 11.182.034.047 8.181.675.964 6.825.816.368

BelanjaBantuanKeuangan 823.235.399 1.118.245.911 1.390.092.781

BelanjaTidakTerduga 133.470.000 - 1.122.692.300

BelanjaLangsung 228.453.181.447 177.313.810.169 77.357.354.809

BelanjaPegawai 17.381.655.023 18.157.350.791 -

BelanjaBarangdanJasa 60.576.118.998 69.513.635.702 75.550.315.089

Belanja Modal 150.495.407.426 89.642.823.676 1.807.039.720

(*) Belum diaudit BPK

Pada lima tahun ke depan, proporsi alokasi ini akan dicermati dengan lebih baik sejalan dengan dinamika perekonomian dan kondisi
sosial di Kota Salatiga. Kebijakan pengalokasian anggaran setiap tahun akan disepakati oleh Walikota dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Salatiga dalam Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sesuai dengan substansi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dihasilkan melalui
proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) dan pendekatan perencanaan lainnya (seperti top-down dan
teknokratik).

III - 68
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 3.3. menyajikan informasi tentang pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Salatiga selama tahun 2009-
2011. Penyajian informasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana porsi anggaran untuk belanja yang sifatnya wajib, mengikat,
serta menjadi prioritas dalam anggaran Kota Salatiga.

Secara umum alokasi untuk pengeluaran wajib, mengikat atau prioritas utama di Kota Salatiga mengalami pertumbuhan cukup
besar. Untuk belanja tidak langsung, pertumbuhan rata-rata mencapai 18%, sementara untuk belanja langsung tumbuh sebesar 12,74%.
Besarnya pertumbuhan belanja tidak langsung ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Salatiga mengingat perbandingan
dengan alokasi anggaran untuk belanja langsung cukup jauh.

Tabel 3.4. menyajikan data tentang realisasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur daerah. Belanja untuk aparatur ini
menggambarkan alokasi untuk belanja gaji dan tunjangan, insentif, alokasi untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur, dan penyediaan
perlengkapan dan fasilitas fisik perkantoran. Secara konsisten terjadi peningkatan untuk belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung
ini meskipun sasarannya adalah aparatur, namun demikian merupakan manifestasi dari kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM aparatur dan peningkatan sarana dan prasarana fasilitas aparatur untuk pelayanan publik.

Sedangkan Tabel 3.5. menyajikan data mengenai realisasi dan proyeksi pendapatan dan belanja daerah Kota Salatiga. Data-data
tersebut menggambarkan kemampuan daerah dalam memperoleh pendapatan dan kebutuhan belanja yang diperlukan, terlihat bahwa
Kota Salatiga masih mengalami kondisi deficit sehingga diperlukan kebijakan-kebijakan yang mendorong pada kemandirian daerah.
Khusus untuk pembiayaan daerah tidak dapat diproyeksikan mengingat keterkaitannya yang erat dengan kebijakan yang merespon kondisi
daerah pada tahun berkenaan.

Tabel 3.3.

Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Salatiga

No URAIAN 2009 2010 PERTUMBUHAN

III - 69
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

(Rp) (Rp) 2009-2010

(%)

A Belanja Tidak Langsung 204.203.363.965,00 241.302.105.462,00 18

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 160.490.342.189,00 176.381.713.761,00 10

2 Tambahan Penghasilan PNS 21.783.204.450,00 44.935.154.820,00 106

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH 1.030.000.000,00 1.030.000.000,00 0

4 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 871.047.880,00 701.148.651,00 -20

5 Belanja Hibah 7.890.030.000,00 8.954.166.355,00 13

6 Belanja Bantuan Sosial 11.182.034.047,00 8.181.675.964,00 -27

7 Belanja Bantuan Keuangan 823.235.399,00 1.118.245.911,00 36

8 Belanja Tak Terduga 133.470.000,00 0,00

B Belanja Langsung 228.453.181.447,00 177.313.810.169,00 -22

1 Belanja Honorarium PNS 7.138.323.223,00 7.408.032.691,00 4

2 Belanja Honorarium Non PNS 9.926.136.300,00 10.243.877.600,00 3

3 Belanja Uang Lembur 267.195.500,00 279.235.500,00 5

4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi Bintek PNS 50.000.000,00 226.205.000,00 352

5 Belanja Barang dan Jasa 60.576.118.998,00 69.513.635.702,00 15

III - 70
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

6 Belanja Modal 150.495.407.426,00 89.642.823.676,00 -40

C Pengeluaran Pembiayaan 10.500.000.000,00 4.127.249.333,00 -61

1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00

2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 10.500.000.000,00 3.127.249.333,00 -70

3 Pembayaran Pokok Utang 0,00 0,00

4 Pemberian Pinjaman Daerah Dana Bergulir 0,00 1.000.000.000,00

Sumber: DPPKAD Kota Salatiga, diolah.

Tabel 3.4.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Salatiga, 2009-2011
NO URAIAN 2009 (Rp) 2010 (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 184.174.594.519 223.048.017.232

1 Belanja Gaji & Tunjangan 160.408.862.189 176.270.833.761

2 Belanja Tambahan Penghasilan 21.783.204.450 44.935.154.820

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD (TKI) 630.000.000 630.000.000

4 Penunjang Operasional Pimpinan DPRD 81.480.000 110.880.000

6 Operasional KDH/WKDH 400.000.000 400.000.000

III - 71
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

NO URAIAN 2009 (Rp) 2010 (Rp)

7 Pemungutan Pajak Daerah 871.047.880 701.148.651

B Belanja Langsung 83.174.356.864 61.233.408.628

1 Belanja Honorarium PNS 17.381.655.023 18.157.350.791

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS (Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas) 222.424.000 159.480.000

3 Belanja Kursus , Pelatihan, Sosialisasi, Bimbingan Teknis :

Pendidikan dan Pelatihan Formal 910.036.600 1.724.295.900

Bimbingan Teknis 137.925.900 99.205.000

Pendidikan Penjenjangan Struktural 512.850.000 259.578.650

Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme 50.185.650 8.022.700

Diklat Prajabatan bagi CPNS 422.116.900 581.626.800

Peningkatan dan Ketrampilan Fungsional bagi PNSD 8.600.000 9.156.900

Diklat Tehnis Tugas dan Fungsi bagi PNSD 53.363.000 151.876.375

4 Belanja Premi Asuransi Kesehatan (DPRD) - 305.000.000

5 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 1.313.508.650 -

6 Belanja pakaian Khusus Hari-hari Tertentu 198.891.700 208.990.000

7 Belanja Perjalanan Dinas 1.032.078.960 1.269.431.010

8 Belanja Pemulangan Pegawai 841.228.400 962.309.700

III - 72
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

NO URAIAN 2009 (Rp) 2010 (Rp)

9 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Mebeleur, Peralatan dan Perlengkapan kantor) 60.089.492.081 37.337.084.802

Total 267.348.951.383 284.281.425.860

Sumber: DPPKAD Kota Salatiga, diolah.

III - 73
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

III - 74
Rencan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

III - 75
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3.2.3.Analisis Pembiayaan Daerah


3.2.3.1. Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)
Arus Kas bebas menunjukan jumlah uang yang masih tersisa setelah
pemerintah daerah menjalankan operasional pokoknya dan melakukan
belanja modal dalam rangka menjaga kesinambungan pelayanan dan
peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintah. Analisis arus kas bebas
dimaksudkan untuk mengukur ketersediaan kas pemerintah daerah yang
bebas penggunaannya sesuai dengan kebijakan (diskresi) daerah untuk
pemenuhan kewenangan pilihannya setelah dilakukan pengeluaran kas
dalam rangka pelaksanaan kewenangan wajibnya. Pemerintah Daerah yang
kinerja keuangannya baik akan memiliki arus kas bebas yang positip berarti
bahwa pemerintah daerah memiliki kelebihan kas (surplus) yang dapat
digunakan untuk menambah dana cadangan, melunasi utang daerah atau
melakukan investasi daerah dalam bentuk penyertaan modal. Semakin
besar nilai arus kas bebas maka semakin baik kinerja keuangan pemerintah
daerah. Rasio ini dihitung dengan mengurangi jumlah arus kas bersih
aktifitas operasi dengan arus keluar kas aktifitas investasi aset non
keuangan.

Rasio ‘Free Cash Flow” Pemerintah Kota Salatiga selama 5 (lima)


tahun sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan tingkat yang
fluktiatitif. Pada tahun 2007 sebesar Rp 48.914.890.861,- dan pada tahun
2008 turun menjadi sebesar Rp 22.192.832.294,- serta pada tahun 2009
menjadi sebesar Rp (57.423.805.358,-). Tahun 2010 sebesar Rp
(7.830.795.582,-). Sedangkan tahun 2011 sebesar Rp.24.960.868.311.
Berdasarkan data diatas, arus kas bebas menurun secara signifikan selama
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Penurunan arus kas bebas
memberikan sinyal negatip yang direfleksikan dari adanya penurunan arus
kas operasi selama 4 (empat) tahun berturut-turut yang dibarengi dengan
kenaikan belanja modal. Jika dilihat dari kinerja arus kas bebas, maka
tahun 2007 merupakan kinerja yang paling baik dibanding tahun
sebelumnya. Sedangkan tahun 2009 merupakan tahun yang paling jelek
kinerjanya. Hal ini karena pada tahun tersebut terjadi minus arus kas bebas
Rp 57.423.805.358,- yang menandakan bahwa pemerintah tidak
mempunyai surplus arus kas bebas sehingga harus dibiayai dari sisa lebih
perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SilPA).

3.2.3.2. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran


Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa
lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan
kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Komponen terbesar dari sisa

III - 76
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

lebih pembiayaan anggaran untuk tahun 2010 bersumber dari penghematan


belanja atau pelampauan pendapatan. Hal ini menunjukkan adanya
perencanaan anggaran yang kurang tepatdan atau SKPD telah berupaya
menekan pengeluaran yang tidak efisien atau tidak berhubungan langsung
dengan upaya pencapaian target kinerja (output dan outcome). Adapun
Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Kota Salatiga Tahun 2007 s/d
2011 dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut :

Tabel 3.6.
Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Kota Salatiga Tahun 2007-2011
PEMBIAYAAN 2007 2008 2009 2010 2011

PENERIMAAN
75.202.710.897 113.355.743.562 130.354.572.756 63.759.644.347 54.339.017.754
DAERAH

Penggunaan Sisa
Lebih Perhitungan 74.926.324.197 112.742.565.630 130.283.054.756 63.393.483.347 52.500.338.889
Anggaran

(SILPA) -

Pencairan Dana
- - - - -
Cadangan

Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah - 5.617.600 - - -
Yang Dipisahkan

Penerimaan
- - - - -
Pinjaman Daerah

Penerimaan
Kembali
276.386.700 116.830.092 71.518.000 366.161.000 -
Pemberian
Pinjaman

Daerah 1.660.160.300

Penerimaan
- 490.730.240 - - 178.518.565
Piutang Daerah

PENGELUARAN
11.375.036.128 5.400.000.000 10.500.000.000 4.127.249.333 2.827.000.000
DAERAH

Pembentukan
10.000.000.000 2.000.000.000 - - -
Dana Cadangan

Penyertaan Modal
( investasi )
406.000.000 2.000.000.000 10.500.000.000 3.127.249.333
Pemerintah 2.200.000.000
Daerah

Pembayaran
419.036.128 - - - -
Pokok Hutang

Pemberian
550.000.000 1.400.000.000 - 1.000.000.000 627.000.000
Pinjaman Daerah

63.827.674.769 107.955.743.562 119.854.572.756 59.632.395.014 51.512.017.754


PEMBIAYAAN

III - 77
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

NETTO

Sisa Lebih
Perhitungan 112.742.565.630 130.283.054.756 63.393.301.347 52.520.918.889 77.013.573.391
Anggaran (SILPA)

Sumber : DPPKAD Kota Salatiga, diolah

3.2.3.3. Dana Cadangan


Pembentukan Dana Cadangan dilaksanakan mulai tahun anggaran
2003 yang bertujuan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus atau
sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran dan sampai dengan
tahun anggaran 2011 dana yang terhimpun sebesar Rp 60.000.000.000,-.
Untuk optimalisasi pembangunan daerah, Pemerintah Kota Salatiga telah
menerbitkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Dana Cadangan yang mengamanatkan pengalokasian dana
cadangan untuk pembangunan yang bersifat strategis dan kegiatannya
memerlukan biaya yang cukup besar. Selanjutnya penggunaan Dana
Cadangan tersebut akan dipergunakan untuk mendukung visi dan misi
Pemerintah Kota Salatiga tahun 2011-2016, yang pelaksanaannya
didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pembentukan Dana Cadangan yang
peruntukkannyadiarahkan pada kegiatan strategis yang menyentuh pada
kebutuhan masyarakat kecil.

3.2.4. Analisis Neraca Daerah


Neraca pemerintah daerah Kota Salatiga merupakan laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan daerah pada
akhir tahun tertentu, yakni per 31 Desember. Tabel 3.7. menyajikan
ringkasan rekening-rekening Neraca Kota Salatiga 31 Desember 2008 dan
2009. Berdasarkan ringkasan ini dapat dipahami beberapa hal, yakni :

1) Aset lancar mengalami penurunan sebesar 46,97%. Penurunan


aset lancar ini terutama disebabkan oleh adanya
pencairan/divestasi rekening deposito sebesar
Rp.102.000.000.000,- pada tahun 2009. Jumlah uang daerah

III - 78
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

pada rekening Kas di Kas Daerah mengalami kenaikan sebesar


123,48% dengan konsekuensi berkurangnya kas yang ada di
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran. Hal ini
menunjukkan lebih tertibnya penyetoran sisa kas di bendahara ke
Kas Daerah;
2) Jumlah investasi jangka panjang mengalami kenaikan cukup
signifikan, yakni sebesar 32,23%. Investasi jangka panjang ini
memiliki dua tujuan, yakni meningkatkan pendapatan daerah
berupa pendapatan asli daerah (PAD) dan peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat, terutama melalui Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD);
3) Secara total nilai aset tetap daerah mengalami peningkatan
sebesar 11,83%. Jumlah aset tetap Pemerintah Kota Salatiga
adalah Rp 1.156.921.797.543 dengan komponen terbesar berupa
Tanah, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, dan Gedung dan Bangunan.
Jumlah aset tetap yang besar ini memiliki implikasi terhadap
biaya pemeliharaan yang juga relatif besar, terutama untuk Jalan,
Irigasi, dan Jaringan, dan Gedung dan Bangunan. Di sisi lain, aset
tetap yang besar ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah, misalnya melalui kerja sama dengan
pihak ketiga;
4) Kewajiban yang dimiliki Pemerintah Kota Salatiga hanya bersifat
jangka pendek, yakni Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan
Kewajiban jangka Pendek Lainnya. Pemerintah Kota Salatiga tidak
memiliki kewajiban jangka panjang, sehingga tidak memiliki beban
bunga dan angsuran atas pokok pinjaman yang harus dibayar
setiap tahun.

Secara umum tidak ada permasalahan yang krusial dalam neraca


daerah. Permasalahan yang muncul hanya tentang pencatatan dan
pengolahan asset daerah, antara lain :

1) Belum tersedia peraturan daerah tentang pengelolaan barang milik


daerah;
2) Belum tersedia peraturan Walikota tentang pedoman teknis
pengelolaan barang milik daerah;

III - 79
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3) Belum tersedia peraturan Walikota tentang Kebijakan Akuntansi


Pemerintah yang mengatur kenijakan aset daerah dengan cukup
memadai;
4) Belum tersedianya database barang/aset daerah;
5) Rendahnya kualitas aparatur yang mengelola/menyimpan aset
daerah.

III - 80
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 3.7.
Ringkasan Neraca Pemerintah Kota Salatiga
Per 31 Desember 2008 dan 2009
Jumlah Kenaikan/Penurununan
URAIAN
Tahun 2008 Tahun 2009 Jumlah %

Aset Lancar 137.344.565.866,34 72.840.085.887,08 (64.504.479.979,26) (46,97)

1 Kas di Kas Daerah 28.032.849.174,00 62.648.379.855,00 34.615.530.681,00 123,48

2 Kas di Bendahara Pengeluaran 318.285.937,00 39.760.147,00 (278.525.790,00) (87,51)

3 Kas di Bendahara Pengeluaran BLU RSUD 724.349.149,00 724.349.149,00

4 Kas di Bendahara Penerimaan 70.222.879,00 11.616.252,00 (58.606.627,00) (83,46)

5 Kas di Bendahara Penerimaan BLU RSUD - 25.442.348,00 5.442.348,00

6 Investasi Jangka Pendek – Deposito 102.000.000.000,00 - (102.000.000.000,00) (100,00)

7 Belanja Dibayar Dimuka 402.836.078,34 631.432.810,11 28.596.731,77 56,75

8 Piutang Pajak 926.088.825,00 838.810.150,00 (87.278.675,00) (9,42)

9 Piutang Retribusi 328.585.241,00 2.609.880.531,97 2.281.295.290,97 694,28

10 Bagian Lancar Tagihan kepada Satuan Kerja 65.000.000,00 (65.000.000,00) (100,00)

11 Piutang Lainnya 128.872.250,00 117.638.250,00 (11.234.000,00) (8,72)

12 Persediaan 5.071.825.482,00 5.192.776.394,00 120.950.912,00 2,38

III - 81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Investasi Jangka Panjang 30.448.173.151,82 40.261.575.817,00 9.813.402.665,18 32,23

1 Jumlah Investasi Non Permanen 6.550.826.484,82 5.864.229.150,00 (686.597.334,82) (10,48)

2 Jumlah Investasi Permanen 23.897.346.667,00 34.397.346.667,00 10.500.000.000,00 43,94

Aset Tetap 1.034.508.161.981,00 1.156.921.797.543,00 122.413.635.562,00 11,83

1 Tanah 376.499.266.388,00 375.939.901.040,00 (559.365.348,00) (0,15)

2 Peralatan dan Mesin 119.995.331.496,00 150.242.328.200,00 30.246.996.704,00 25,21

3 Gedung dan Bangunan 250.666.589.780,00 294.892.070.120,00 44.225.480.340,00 17,64

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 221.630.118.619,00 316.768.431.070,00 95.138.312.451,00 42,93

5 Aset Tetap Lainnya 15.296.297.158,00 17.458.209.463,00 2.161.912.305,00 14,13

6 Konstruksi dalam Pengerjaan 50.420.558.540,00 1.620.857.650,00 52.041.416.190,00 103,21

Dana Cadangan 50.645.865.750,00 55.618.894.680,00 4.973.028.930,00 9,82

Aset Lainya 22.006.132.377,98 22.538.363.722,98 532.231.345,00 2,42

1 Aset Tak Berwujud 1.438.023.414,00 1.338.323.414,00 (99.700.000,00) (6,93)

2 Kemitraan dengan Pihak ke Tiga 19.230.322.811,98 19.330.322.811,98 100.000.000,00 0,52

III - 82
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3 Aset Lain-lain 1.337.786.152,00 1.869.717.497,00 531.931.345,00 39,76

JUMLAH ASET 1.274.952.899.127,14 1.348.180.717.650,06 73.227.818.522,92 5,74

Kewajiban Jangka Pendek 2.369.529.925,00 3.058.191.306,00 688.661.381,00 29,06

1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 111.976.330,00 18.369.802,00 (93.606.528,00) (83,59)

2 Kewajiban jangka Pendek Lainnya 2.257.553.595,00 3.039.821.504,00 782.267.909,00 34,65

Ekuitas Dana 1.272.583.369.202,14 1.345.122.526.344,06 72.539.157.141,92 5,70

Ekuitas Dana Lancar 134.975.035.941,34 69.781.894.581,08 (65.193.141.360,26) (48,30)

1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 130.283.054.756,00 62.669.134.198,00 (67.613.920.558,00) (51,90)

2 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) di BLU RSUD - 724.349.149,00 724.349.149,00

3 Pendapatan yang ditangguhkan 25.509.404,00 12.252.254,00 (13.257.150,00) (51,97)

4 Pendapatan yang ditangguhkan di BLU RSUD - 25.442.348,00 25.442.348,00

5 Penerimaan pembiayaan yang ditangguhkan 817.500,00 - (817.500,00) (100,00)

6 Cadangan Belanja Dibayar Dimuka 402.836.078,34 631.432.810,11 228.596.731,77 56,75

7 Cadangan Piutang 1.383.546.316,00 3.566.328.931,97 2.182.782.615,97 157,77

8 Cadangan Persediaan 5.071.825.482,00 5.192.776.394,00 120.950.912,00 2,38

III - 83
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

9 Cadadangan Bagian Lancar Tagihan Kepada Dinas/Satuan Kerja 65.000.000,00 (65.000.000,00) (100,00)

10 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek (2.257.553.595,00) (3.039.821.504,00) (782.267.909,00) 34,65

Ekuitas Dana yang Diinvestasikan 1.086.962.467.510,80 1.219.721.737.082,98 132.759.269.572,18 12,21

1 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 30.448.173.151,82 40.261.575.817,00 9.813.402.665,18 32,23

2 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 1.034.508.161.981,00 1.156.921.797.543,00 122.413.635.562,00 11,83

3 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 22.006.132.377,98 22.538.363.722,98 532.231.345,00 2,42

Ekuitas Dana yang Dicadangkan 50.645.865.750,00 55.618.894.680,00 4.973.028.930,00 9,82

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.274.952.899.127,14 1.348.180.717.650,06 73.227.818.522,92 5,74

Sumber : DPPKAD Kota Salatiga, diolah

III - 84
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3.2.5.Analisis Rasio Kinerja Keuangan Daerah


Rasio Keuangan Daerah adalah rasio yang menunjukan tingkat kinerja
keuangan Pemerintah Daerah. Analisis ini terdiri dari Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah, Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan
Daerah, Rasio Efektifitas PAD, Rasio Efektifitas Pajak Daerah, Rasio Efektifitas
Retribusi Daerah. Dengan mengetahui rasio ini maka dapat diketahui kinerja
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan keuangan daerah.

3.2.6. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah


Rasio kemandirian keuangan daerah adalah rasio yang menunjukan
kemandirian keuangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah PAD
dengan Transfer Pemerintah Pusat dan Propinsi serta pinjaman daerah.
Semakin tinggi angka rasio ini menunjukan semakin tinggi kemandirian
keuangan pemerintah daerah.

Rasio kemandirian keuangan Pemerintah Kota Salatiga selama 5 (lima)


tahun terakhir sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menunjukan
tingkat yang fluktuatif. Pada tahun 2007 rasio ini 13,58 %, pada tahun 2008
turun kembali menjadi 13,24 % dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
sebesar 16,65 % dan tahun 2010 turun menjadi 15.37 %. Sedangkan pada
tahun 2011 sebesar 15.93 %.

Secara keseluruhan rata-rata rasio kemandirian keuangan daerah


sebesar 14.96 %. Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Kota Salatiga baru
dapat menyelenggaraan pemerintahan secara mandiri sebesar 14.96 %.

Grafik 3.1.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

20

15

Rasio 10

0
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.2.6.1. Derajat Desentralisasi

i
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total


pendapatan daerah. Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan
antara jumlah PAD dengan total Pendapatan daerah. Semakin tinggi kontribusi
PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan desentralisasi.

Derajat desentralisasi pemerintah Kota Salatiga selama 5 (lima) tahun


sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan tingkat yang fluktuatif.
Pada tahun 2007 derajat desentralisasi sebesar 11,96 %, pada tahun 2008
turun kembali menjadi 11,56 % dan pada tahun 2009 meningkat kembali
menjadi sebesar 14,10 % serta tahun 2010 sebesar 12.53%. Sedangkan pada
tahun 2011 sebesar 13.74 %. Derajat desentralisasi tahun 2011 menunjukaan
bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Salatiga hanya dapat “mengcover”
total pendapatan daerah sebesar 13.74 % sehingga belum dapat secara
maksimal menyelenggarakan desentralisasi. Secara keseluruhan rata-rata rasio
Derajat Desentralisasi Pemerintah Daerah sebesar 12,78 %. Hal ini
menunjukan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir Pemerintah Kota Salatiga
baru dapat menyelenggarakan asas Desentralisasi sebesar 12,78 %.

Grafik 3.2.

Derajat Desentralisasi

16

14

12

10

Rasio 8

0
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.2.6.2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah


Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima dengan total

ii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

pendapatan daerah. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.

Rasio ketergantungan keuangan daerah pemerintah Kota Salatiga selama


5 (lima) tahun sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan tingkat yang
fluktuatif. Pada tahun 2007 Rasio ini 88,04 %, pada tahun 2008 turun kembali
menjadi 87,25 % dan pada tahun 2009 turun menjadi sebesar 84,71 % dan
pada tahun 2010 sebesar 81.48 %. Sedangkan tahun 2011 sebesar 86.26%
Secara keseluruhan rata-rata rasio ini selama 5 (lima) tahun terakhir berada
pada tingkat 85,55 % yang berarti bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan
Pemerintah Kota Salatiga sangat tergantung pada Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat dengan tingkat ketergantungan sebesar 85,55 %.

Grafik 3.3.

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

90

88

86

Rasio 84

82

80

78
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.2.6.3. Rasio Efektifitas PAD


Rasio efektifitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi
penerimaan PAD dengan target (anggaran) PAD. Rasio efektifitas PAD
menunjukan kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi penerimaan
PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Kemampuan memperoleh PAD
dikategorikan efektif apabila rasio ini mencapai minimal 1% atau 100%.

Rasio efektifitas PAD Pemerintah Kota Salatiga selama 5 (lima) tahun


sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan peningkatan. Namun pada
tahun 2010 rasio ini tidak tercapai 100%. Pada tahun 2007 rasio ini 112,69 %,
pada tahun 2008 meningkat menjadi 123,37 % dan pada tahun 2009 turun
menjadi sebesar 105,84 % dan tahun 2010 turun kembali menjadi 98.60 %.
Sedangkan tahun 2011 sebesar 107.70%. Secara keseluruhan selama 5 (lima)
tahun terakhir rasio efektifitas PAD masih berkisar 109.64 %. Artinya bahwa

iii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

selama 5 (lima) tahun tersebut Pemerintah Kota Salatiga dapat secara efektif
menggunakan dan memobilisasi semua sumber daya yang dimiliki sehingga
efektifitas pencapaian PAD tercapai bahkan melebihi dari target yang
ditetapkan.

Grafik 3.4.

Rasio Efektifitas PAD

140
120
100
80
Rasio
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.2.6.4. Rasio Efektifitas Pajak Daerah


Rasio efektifitas Pajak Daerah dihitung dengan cara membandingkan
realisasi penerimaan Pajak Daerah dengan target (anggaran) Pajak Daerah.
Rasio efektifitas Pajak Daerah menunjukan kemampuan pemerintah daerah
dalam memobilisasi penerimaan Pajak Daerah sesuai dengan yang ditargetkan.
Kemampuan memperoleh Penerimaan Pajak Daerah dikategorikan efektif
apabila rasio ini mencapai minimal 1% atau 100 %.

Rasio efektifitas Pajak Daerah Pemerintah Kota Salatiga selama 5 (lima)


tahun sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan peningkatan kecuali
pada tahun 2007. Pada tahun 2007 rasio ini 106,96 %, pada tahun 2008
meningkat menjadi 114,64 % dan pada tahun 2009 turun sedikit sebesar
114,12 %. Tahun 2010 turun sedikit menjadi 113.58 %. Tahun 2011 sebesar
118.52%. Secara keseluruhan selama 5 (lima) tahun terakhir sejak tahun 2007
sampai dengan 2011 Rasio efektifitas Pajak Daerah sebesar 113.56 %, ini
menunjukan bahwa Pemerintah Kota Salatiga dapat memobilisasi semua
sumber daya yang dimiliki sehingga efektifitas pencapaian Pajak Daerah
tercapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan.

Grafik 3.5.

Rasio Efektifitas Pajak Daerah

iv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

120
118
116
114
112
Rasio 110
108
106
104
102
100
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.2.6.5. Rasio Efektifitas Retribusi Daerah


Rasio efektifitas Retribusi Daerah dihitung dengan cara membandingkan
realisasi penerimaan retribusi Daerah dengan target (anggaran) Retribusi
Daerah. Rasio efektifitas Retribusi Daerah menunjukan kemampuan
pemerintah daerah dalam memobilisasi semua seumber daya guna mencapai
penerimaan Retribusi Daerah sesuai dengan yang ditargetkan. Kemampuan
memperoleh Penerimaan Retribusi Daerah dikategorikan efektif apabila rasio ini
mencapai minimal 1% atau 100 %.

Rasio efektifitas Retribusi Daerah Pemerintah Kota Salatiga selama 5


(lima) tahun sejak tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukan peningkatan
kecuali pada tahun 2007. Pada tahun 2007 rasio ini 105,15 %, pada tahun
2008 meningkat menjadi 113,29 % dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
sebesar 117,87%. Tahun 2010 turun menjadi 113.63 %. Sedangkan tahun 2011
sebesar 116.02%. Secara keseluruhan sejak tahun 2007 sampai dengan 2011
rasio efektifitas sebesar 113.19 %. Ini menunjukan bahwa Pemerintah Kota
Salatiga dapat memobilisasi semua sumber daya yang dimiliki sehingga
efektifitas pencapaian Retribusi Daerah tercapai bahkan melebihi dari target
yang ditetapkan.

Grafik 3.6.

v
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Rasio Efektifitas Retribusi Daerah

120

115

110
Rasio
105

100

95
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

3.3. Analisis Kerangka Pendanaan


Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.
Pengidentifikasi seluruh penerimaan daerah dan ke pos-pos mana sumber
penerimaan tersebut akan dialokasikan senantiasa dilakukan secara cermat
secara tahunan melalui penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah


dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan
yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Sebelum dialokasikan ke
berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran masing-masing sumber
penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan, antara
lain :

1) Penerimaan pajak dan retribusi daerah diupayakan alokasi


belanjanya pada program atau kegiatan yang berhubungan langsung
dengan peningkatan layanan dimana retribusi pajak tersebut
dipungut;
2) Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan
kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga
menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;

vi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum


pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah;
4) Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan
tujuan dimana dana tersebut dialokasikan;
5) Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk
perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi
hasil didapat.

Kebijakan untuk kerangka pendanaan ini diatur lebih jauh dalam


Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
dan mekanisme dan pedoman teknis pelaksanaannya akan diatur dalam
beberapa Peraturan Walikota.

3.4. Permasalahan Umum dan Opsi Kebijakan Keuangan Daerah


Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah Kota Salatiga dirangkum dalam Tabel 3.8. berikut ini.

Tabel 3.8.
Permasalahan Umum dan Opsi Kebijakan Keuangan Daerah

Permasalahan
Masalah Umum
No Kondisi yang Diharapkan
Keuangan Daerah Kondisi Masa Kini
(Target Kinerja)

1. Pendapatan Daerah  Peraturan Daerah tentang  Peraturan daerah tentang


pokok-pokok pengelolaan pokok-pokok pengelolaan
1.1. Pendapatan Asli keuangan daerah belum keuangan daerah
Daerah. mengakomodasi beberapa mengakomodasi semua
1.2. Dana peraturan perundang- peraturan perundang-
Perimbangan. undangan yang baru, undangan di atasnya (UU
1.3. Lain-Lain khususnya untuk dan PP).
Pendapatan mengakomodasi  Tersedianya peraturan
Yang Sah. komponen PAD sesuai Walikota tentang sistem
dengan UU No.28/2009 dan prosedur pengelolaan
tentang Pajak Daerah dan keuangan daerah yang
Retribusi Daerah dan PP telah disesuaikan dengan
No. 91/2010 Tentang peraturan perundang-
Jenis Pajak Daerah yang undangan yang baru (UU,
Dipungut Berdasarkan PP, Permendagri).
Penetapan Kepala Daerah  Tersedianya sistem dan
atau Dibayar Sendiri Oleh mekanisme pemungutan
Wajib Pajak dan PP No. pajak dan retribusi yang
69/2010 tentang Tata lebih efisien dan efektif.
Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi
Daerah.
 Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah dan

vii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Permasalahan
Masalah Umum
No Kondisi yang Diharapkan
Keuangan Daerah Kondisi Masa Kini
(Target Kinerja)

Retribusi Daerah belum


disesuaikan dengan UU
No. 28/2009, sehingga
perlu segera disesuaikan.
 Petunjuk Pelaksanaan
terhadap peraturan-
peraturan daerah hasil
revisi juga belum dibuat,
sehingga perlu segera
dibuat agar
pelaksanaannya lebih
lancar.
 Peraturan Walikota
tentang sistem dan
prosedur pengelolaan
keuangan daerah belum
disesuaikan dengan
peraturan perundang-
undangan yang baru.
 Kurangnya kesadaran
wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban
pembayaran pajak dan
retribusi.
2. Belanja Daerah  Belum tersedianya  Tersedianya peraturan
Peraturan Daerah dan daerah dan peraturan
2.1. Belanja Tidak Peraturan walikota walikota yang sesuai
Langsung tentang Penganggaran dengan peraturan
2.2. Belanja Daerah yang perundang-undangan
Langsung komprehensif dan relevan terbaru dan relevan
dengan kebutuhan dengan kebutuhan
daerah. daerah tentang
 Belum tersedianya penganggaran daerah
database keuangan  Tersedianya database
daerah yang menyimpan keuangan daerah yang
data dan statistik menyimpan data dan
keuangan daerah secara statistik keuangan daerah
lengkap, setidaknya secara lengkap.
untuk kurun waktu 15  Tersedianya Peraturan
tahun terakhir. Walikota tentang :
 Dibutuhkan penyusunan 1. Penganggaran daerah.
kembali dokumen analisis 2. Analisis standar
standar belanja yang belanja (ASB) yang
komprehensif. komprehensif
 Belum tersedianya 3. Pedoman pengadaan
peraturan daerah dan barang/jasa yang
peraturan walikota dananya bersumber
tentang perencanaan dari APBD Kota
pembangunan daerah Salatiga.
dan pedoman
pelaksanaannya berupa
peraturan walikota.
3. Pembiayaan Daerah  Kebijakan tentang  Tersedia perangkat
pembiayaan daerah peraturan perundang-
belum diatur secara undangan yang berlaku
lengkap dalam Peraturan di Kota Salatiga, yakni
daerah tentang pokok- peraturan daerah dan
pokok pengelolaan peraturan kepala daerah,
keuangan daerah. yang secara jelas dan

viii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Permasalahan
Masalah Umum
No Kondisi yang Diharapkan
Keuangan Daerah Kondisi Masa Kini
(Target Kinerja)

 Belum tersedia peraturan tegas mengatur tentang


walikota tentang pembiayaan daerah.
pedoman teknis  Tersedianya Perda
penganggaran tahun No.1/2010 tentang
jamak. Pembentukan Dana
 Belum tersedia peraturan Cadangan yang telah
walikota tentang direvisi.
pedoman teknis  Terlaksananya proyek
pembiayaan daerah. pembangunan strategis
 Belum dilakukan revisi dan monumental yang
terhadap Perda didanai dari dana
No.1/2010 tentang cadangan.
Pembentukan Dana
Cadangan.
4. Aset Daerah  Belum tersedia peraturan  Tersedia perangkat
daerah tentang peraturan perundang-
pengelolaan barang milik undangan yang berlaku
daerah. di Kota Salatiga, yakni
 Belum tersedia Peraturan peraturan daerah dan
Walikota tentang peraturan kepala daerah,
pedoman teknis yang secara jelas dan
pengelolaan barang milik tegas mengatur tentang
daerah. pengelolaan barang milik
 Belum tersedia Peraturan daerah.
Walikota tentang  Tersedia Peraturan
Kebijakan Akuntansi Walikota tentang
Pemerintah yang Kebijakan Akuntansi
mengatur kenijakan aset Pemerintah yang
daerah dengan cukup mengatur kenijakan aset
memadai. daerah dengan cukup
 Belum tersedianya memadai.
database barang/aset  Tersedianya database
daerah. barang/aset daerah.
 Rendahnya kualitas  Tersedianya aparatur
aparatur yang daerah penyimpan
mengelola/menyimpan barang/aset daerah yang
aset daerah. berkualitas dan
berkapasitas baik.

ix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan


Permasalahan pembangunan daerah merupakan ”gap expectation”
antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan
serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat
perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan Kota Salatiga pada
umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal,
kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman
yang tidak diantisipasi.
Perumusan permasalahan pembangunan akan mengidentifikasi berbagai
faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan
daerah di masa lalu, dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal
maupun eksternal dan dengan mempertimbangkan masukan dari SKPD.
Permasalahan pembangunan yang teridentifikasi menjadi input bagi perumusan
tujuan dan sasaran yang bersifat prioritas sesuai platform Walikota.
Permasalahan pembangunan Kota Salatiga diuraikan menurut urusan
pemerintahan daerah yang dianggap memiliki pengaruh kuat terhadap
munculnya permasalahan pada urusan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar
permasalahan yang ada dapat dipetakan dalam berbagai permasalahan yang
terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab
pemerintah daerah Kota Salatiga, sehingga dapat ditentukan isu-isu strategis
pembangunan jangka menengah daerah Kota Salatiga untuk periode tahun
2011-2016.
Adapun permasalahan-permasalahan pembangunan di Kota Salatiga
diantaranya :

1) Belum terpenuhinya kualitas SDM pendidik dan tenaga


kependidikan;
2) Belum terpenuhinya kualitas SDM dan pelayanan kesehatan yang
terjangkau;
3) Belum tuntasnya penanganan penanggulangan kemiskinan;
4) Belum terpenuhinya infrastruktur jalan;
5) Belum tertatanya system perparkiran;
6) Tingginya angka kematian ibu dan balita;
7) Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS dan penyakit menular
lainnya;
8) Kurangnya ruang terbuka hijau public;

x
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

9) Terbatasnya akses permodalan dan pemasaran pelaku usaha mikro,


kecil dan menengah (UMKM);
10) Belum semua rumah tangga mendapatkan akses pelayanan sanitasi

dasar;
11) Belum terwujudnya Kota Salatiga sebagai Kota Pendidikan dan
Olahraga, Perdagangan dan Jasa serta transit Pariwisata;
12) Belum optimalnya penyelenggaraan good governance;

13) Belum optimalnya kemampuan dan profesionalisme aparatur


pemerintah daerah;
14) Belum maksimalnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS);
15) Masih kurangnya kompetensi pencari kerja dibandingkan dengan
tuntutan pasar kerja yang ada;
16) Belum tertatanya pasartradisional dan PKL.

4.2. Isu Strategis


Berdasarkan pada perkembangan situasi, kondisi dan permasalahan
pembangunan di atas, dan sesuai dengan visi dan misi dalam RPJMD Tahun
2011-2016 yang diselaraskan dengan Prioritas Pembangunan Kota Salatiga,
maka dirumuskan beberapa isu strategis yang perlu mendapat perhatian
khusus yaitu :

1) Belum terpenuhinya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan


sesuai standar;
2) Belum optimalnya akses, pemerataan, mutu, relevansi dan daya
saing pendidikan;
3) Menurunnya kesehatan ibu dan anak serta status gizi buruk
masyarakat;
4) Meningkatnya penderita HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya;
5) Rencana Pembangunan JalanTol Semarang – Solo;
6) Semakin maraknya pembangunan toko modern.

xi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMBANGUNAN DAERAH

Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005, pasangan calon Walikota dan
Wakil Walikota terpilih wajib menjabarkan Visi dan Misinya ke dalam RPJM Daerah
dan menyesuaikannya dengan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi. Visi dan misi
merupakan keadaan masa depan yang diharapkan dan berbagai upaya yang
dilakukan melalui program-program pembangunan yang ditawarkan oleh Walikota
terpilih. Oleh karena itu Visi dan Misi Walikota Salatiga merupakan orientasi
pembangunan Kota Salatiga 5 tahun mendatang. Berdasarkan pada kondisi saat ini,
isu-isu strategis 5 tahun mendatang, penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat
yang telah dilakukan serta merujuk tri fungsi Kota Salatiga yaitu, sebagai Kota
Pendidikan & Olahraga, Kota Perdagangan dan Jasa, Kota Transit Pariwisata dengan
Semboyan “Salatiga Hati Beriman“ serta pesan mulia dalam Prasasti Plumpungan
yang berbunyi “//Srīr = astu swasti prajābyah śakakālātīta” mempunyai makna
“Semoga Bahagia Selamatlah Rakyat Sekalian” maka dirumuskan Visi dan Misi Kota
Salatiga pada periode tahun 2011-2016 sebagai berikut:

5.1. Visi
Adapun Visi Kota Salatiga adalah :

“Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat“

Visi diatas menempatkan masyarakat Kota Salatiga sebagai subyek


dan sekaligus obyek pembangunan. Dalam hal ini Pemerintah Daerah
berperan sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan. Visi yang
ditetapkan merupakan keinginan masyarakat Kota Salatiga, yang
difokuskan pada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga
pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terlaksana secara efektif,
efesien dan berkelanjutan serta dapat menjamin eksistensi daerah di
masa depan. Penjelasan terhadap visi tersebut diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Sejahtera mempunyai arti meningkatkan pemenuhan kebutuhan
layanan dasar, fasilitas umum, pelayanan publik dan pembangunan
berwawasan lingkungan;

xii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Mandiri mengandung arti mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat


kegiatan masyarakat yang berkemampuan serta berperan aktif dalam
pembangunan, yang dilandasi oleh jiwa dan semangat kewirausahaan
untuk meningkatkan potensi dan daya saing daerah. Sehingga dapat
diharapkan akan tercipta kehidupan masyarakat yang mandiri atau
berdikari di bidang ekonomi, yang didasarkan pada tujuan akhirnya
yaitu untuk mensejahterakan rakyat. Kemandirian inilah yang
mendasari segala kebijakan Pemerintah Daerah yang akan selalu
berorientasi pada kesejahteraan rakyat tanpa membedakan suku,
agama, golongan maupun konstituen/basis politik;
Bermartabat bermakna untuk mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat
penyelenggaraan pemerintahan yang tunduk pada prinsip prinsip tata
pemerintahan yang bersih, profesional, berwibawa, demokratis,
menjunjung tinggi supremasi hukum dan penghormatan yang tinggi
terhadap hak asasi manusia.

Penjabaran Visi tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:


Tabel 5.1.

Penjelasan Visi

VISI PENJELASAN VISI POKOK-POKOK VISI

“Salatiga Sejahtera 1. Tersedianya fasilitas


yang dan layanan
Sejahtera, mempunyai arti kesehatan yang
Mandiri dan meningkatkan pemenuhan memadai utamanya
Bermartabat”. kebutuhan layanan dasar, bagi warga kurang
fasilitas umum, pelayanan mampu.
publik dan pembangunan 2. Tersedianya
berwawasan lingkungan. pelayanan
pendidikan yang
berkualitas dan
pemerataan akses
pendidikan.
3. Tersedianya fasilitas
publik seperti
sarana-prasarana
jalan, jembatan dan
lingkungan yang
nyaman untuk setiap
aktivitas masyarakat.

xiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Mandiri 1. Meningkatnya
pemberdayaan
mengandung arti perekonomian daerah
mewujudkan Kota Salatiga yang berbasis
sebagai pusat kegiatan kerakyatan.
masyarakat yang 2. Meningkatnya peran
serta seluruh anggota
berkemampuan serta
masyarakat dalam
berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan, yang pembangunan.
dilandasi oleh jiwa dan 3. Meningkatnya
semangat kewirausahaan kreativitas dan
untuk meningkatkan kemampuan inovasi
potensi dan daya saing dalam menghadapi
persaingan global
daerah. Di dalam
berbasis nilai-nilai
keseluruhan makna kearifan lokal.
dimaksud, mandiri juga
mengandung arti
melestarikan nilai-nilai
kearifan lokal dan
mengutamakan
keselarasan pembangunan,
toleransi, dan hubungan
antar pemangku
kepentingan.

Bermartabat 1. Penyelenggaraan
pemerintahan yang
bermakna untuk bersih dan
mewujudkan Kota Salatiga berwibawa.
sebagai pusat 2. Pelayanan publik
penyelenggaraan yang profesional.
pemerintahan yang tunduk 3. Menjunjung tinggi
pada prinsip prinsip tata supermasi hukum.
pemerintahan yang bersih,
profesional, berwibawa,
demokratis, menjunjung
tinggi supremasi hukum
dan penghormatan yang
tinggi terhadap hak asasi
manusia.

5.2. Misi
Misi adalah pernyataan tentang tujuan operasional pemerintah,
yang diwujudkan dalam bentuk produk dan pelayanan, sehingga dapat
dinikmati oleh masyarakat luas. Berdasarkan penjabaran Visi yang
disajikan di atas, pernyataan Misi mencerminkan segala sesuatu yang
akan dilaksanakan untuk pencapaian Visi tersebut. Dalam rangka
mewujudkan Visi, maka perlu disusun rumusan Misi yang merupakan
uraian umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

xiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

mewujudkan kondisi masa depan. Misi Kota Salatiga untuk periode


tahun 2011-2016 dirumuskan sebagai berikut:

Misi 1 : Menyediakan Pemenuhan Kebutuhan Layanan Dasar


Misi Pertama Kota Salatiga tahun 2011-2016 adalah menyediakan
pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Hal tersebut disebabkan karena
terpenuhinya kebutuhan layanan dasar merupakan tolok ukur utama bagi
penentuan tingkat kesejahteraan masyarakat, dan dapat dijadikan pijakan bagi
implementasi misi selanjutnya. Dalam misi pertama ini ada 5 (lima) tujuan
yang ingin dicapai, yakni :

1) Meningkatkan cakupan, jenis, dan kualitas layanan kesehatan masyarakat


dan keluarga berencana;
2) Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan pada jenjang
pendidikan;
3) Meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan administrasi
kependudukan;
4) Menciptakan kemandirian dalam bidang ketahanan pangan;
5) Meningkatkan layanan dan fasilitas serta akses masyarakat terhadap
kesediaan sanitasi dan air bersih.

Tujuan pertama yakni meningkatkan cakupan, jenis, dan kualitas


layanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana, dilakukan melalui
peningkatan pelayanan kesehatan meliputi sarana prasarana pelayanan
kesehatan dasar (puskesmas dan pembantu puskesmas) dan pelayanan
kesehatan rujukan (rumah sakit) serta peningkatan kelas puskesmas menjadi
rumah sakit tipe C. Cara tersebut telah tertuang dalam Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Salatiga Tahun 2010–2030. Dengan
cara ini diharapkan beberapa Tujuan Millenium Development Goals (MDGs)
seperti Tujuan 1-Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan; Tujuan 4-
Menurunkan Angka Kematian Anak; Tujuan 5-Meningkatkan Kesehatan Ibu;
Tujuan 6-Memerangi HIV/AIDs, Malaria Dan Penyakit Menular Lainnya dapat
tercapai.

Selain kesehatan, pengembangan pemerataan akses dan mutu


pendidikan juga perlu ditingkatkan dalam rangka mencapai Tujuan 2-Mencapai
Pendidikan Dasar Untuk Semua serta pencapaian salah satu tujuan penataan
ruang mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan olahraga.
Tujuan ini dicapai dengan cara mengembangkan kegiatan pendidikan
menengah kejuruan serta meningkatkan prasarana dan sarana pusat

xv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

pendidikan dasar dan pusat pendidikan menengah di kawasan strategis yang


telah di tetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011. Pencapaian
kemandirian dalam bidang ketahanan pangan, dalam Peraturan Daerah Nomor
4 Tahun 2011 telah menetapkan kawasan lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) yang terdiri dari sawah beririgasi teknis seluas kurang
lebih 274 ha dan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 205 ha. Penetapan
tersebut didukung dengan peningkatan irigasi teknis dan peningkatan status
sawah beririgasi sederhana dan setengah teknis secara bertahap menjadi sawah
beririgasi teknis.

Untuk meningkatkan layanan dan fasilitas serta akses masyarakat


terhadap kesediaan sanitasi dan air bersih serta meningkatkan layanan
kebersihan lingkungan. Dengan cara meningkatan jaringan perpipaan yang
dikelola oleh kelompok dan PDAM, serta peningkatan kesehatan lingkungan
dan rumah sehat.

Misi Pertama RPJMD ini melaksanakan Misi Pertama dan Misi Keenam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-
2025 yaitu Misi Pertama : Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), Misi Keenam : Mewujudkan Fasilitas dan Utilitas Kota yang
Berkualitas dan Memadai.

Misi 2 : Mengelola Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan


Berwawasan Lingkungan
Pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan merupakan prasarana bagi pelaksanaan pembangunan
secara keseluruhan yang berkelanjutan. Munculnya isu kerusakan
lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsi-prinsip
penataan ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan
pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua Pembangunan Pemerintahan
Daerah untuk periode tahun 2011-2016.

Dalam misi kedua ini ada 3 (tiga) tujuan yang ingin dicapai, yakni :
1) Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang memiliki daya
dukung dan daya ungkit terhadap pembangunan ekonomi dan sosial
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat luas;
2) Meningkatnya konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi;

xvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan limbah padat dan


cair serta pelayanan penanganan sampah.

Dalam misi ini orientasi yang dikedepankan adalah pemenuhan


infrastruktur perkotaan yang memiliki daya dukung dan daya ungkit
terhadap pembangunan ekonomi dan sosial, meningkatkan kualitas dan
kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air serta
pemanfaatan lingkungan hidup untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi juga pengelolaan dan penanganan limbah dan sampah. Selain
itu, Misi Kedua ini juga sejalan dengan salah satu Tujuan dari MDGs,
yaitu Tujuan 7-Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Orientasi tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2011, dalam pemanfaatan lingkungan hidup dilakukan kebijakan
penanaman kembali hutan rakyat dan pembatasan alih fungsi hutan
rakyat. Selanjutnya dalam mempertahankan ketersediaan air dilakukan
penghijauan di kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air dan
kawasan sekitar embung. Untuk pengelolaan sampah, dilakukan
pengembangan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menjadi Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) serta peningkatan kinerja Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo.
Misi Kedua RPJMD ini melaksanakan Misi Kelima dan Keenam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun
2005-2025 yaitu Misi Kelima : Mewujudkan Pembangunan Kota yang
Berwawasan Lingkungan, Misi Keenam : Mewujudkan Fasilitas dan
Utilitas Kota yang Berkualitas dan Memadai.

Misi 3 : Mengembangkan penanganan atas penyandang masalah


kesejahteraan sosial
Misi Ketiga yang memfokuskan pada pengembangan penanganan
atas penyandang masalah sosial merupakan jawaban terhadap isu-isu
terkait masalah penyandang masalah kesejahteraan sosial, termasuk
didalamnya adalah kemiskinan, selain isu–isu tersebut juga perlu
adanya mitigasi bencana. Permasalahan sosial yang semakin kompleks
dewasa ini ditandai dengan munculnya kantong-kantong kemiskinan,
kesenjangan pemerataan pendapatan, meningkatnya angka kejahatan,
tingginya angka pengangguran, perilaku kekerasan, pelanggaran hukum,
penyalahgunaan narkotika dan lain-lain.

xvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Dalam Misi Kedua ini ada 2 (dua) tujuan yang ingin dicapai, yakni :
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas rehabilitasi dan penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial;
2) Meningkatkan upaya penanganan mitigasi bencana dan penanganan
keluarga korban paska bencana.

Masalah sosial yang tidak segera ditangani secara dini dapat


menimbulkan masalah sosial yang besar seperti terbentuknya generasi
muda yang tidak berkualitas, menajamnya kesenjangan sosial baik
vertikal maupun horizontal, disintegrasi sosial dan sebagainya.
Penangananan masalah sosial yang tidak tuntas bisa mengakibatkan
meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Dalam misi ini difokuskan pada upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial
termasuk menurunkan angka kemiskinan dan upaya mitigasi bencana.
Untuk mendukung komitmen terhadap misi ini maka upaya penanganan
masalah kemiskinan dilakukan dengan mengalokasikan 2,5% anggaran
dari belanja setiap tahunnya sehingga akan terjadi penurunan angka
kemiskinan. Selain itu untuk mitigasi bencana, dalam Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2011, telah ditetapkan lokasi-lokasi rawan
bencana sebagai peringatan dini bagi masyarakat serta jalur evakuasi
bencana berupa escape way dan melting point.
Misi Ketiga merupakan perwujudan nyata dari komitmen
Pemerintah Daerah dalam upaya penangananan masalah kesejahteraan
sosial, sekaligus juga mengimpelmentasikan upaya pencapaian target
MDGs, terutama Tujuan 1-Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan;
Tujuan 2-Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua.
Misi Ketiga RPJMD ini melaksanakan Misi Pertama dan Kedua
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun
2005-2025 yaitu Misi Pertama : Mewujudkan Peningkatan Kualitas SDM;
Misi Kedua : Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah pada
Potensi Lokal yang Berorientasi pada Ekonomi Kerakyatan.

Misi 4 : Meningkatkan perekonomian daerah berbasis ekonomi


kerakyatan dan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan

xviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Perekonomian Daerah berbasis ekonomi kerakyatan merupakan


salah satu pilar pembangunan ekonomi yang memperhatikan potensi
ekonomi lokal, selain itu salah satu unsur yang menunjang dalam
pelaksanaan pembangunan daerah adalah diperlukannya partisipasi
publik dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Dalam Misi Keempat ini ada 7 (tujuh) tujuan yang ingin dicapai,
yakni :
1) Meningkatkan jumlah UKM, koperasi, dan sentra-sentra
perekonomian rakyat yang produktif;
2) Meningkatkan daya dukung pemangku kepentingan bagi
pengembangan UKM dan koperasi;
3) Meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah untuk
mendukung kemandirian keuangan daerah;
4) Meningkatkan kualitas, penyerapan dan perlindungan tenaga kerja;
5) Meningkatkan pengelolaan pasar tradisional yang representatif;
6) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah;
7) Meningkatkan potensi dan daya saing daerah melalui peningkatan
investasi.

Terkait dengan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah melalui Misi


Keempat ini memfokuskan pada upaya pemberdayaan ekonomi lokal,
baik melalui UKM dan Koperasi maupun pemberdayaan rumah tangga
kurang mampu/kelompok kurang mampu, produksi dan produktifitas
hasil pertanian dan perikanan dalam arti luas, meningkatkan potensi
dan daya saing daerah melalui peningkatan investasi, meningkatkan
kualitas dan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan sumber-sumber
penerimaan daerah untuk mendukung kemandirian keuangan daerah,
meningkatkan pengelolaan pasar tradisional yang representative, serta
peningkatan partisipasi publik dalam pembangunan baik melalui forum
Musrenbang maupun dalam forum dan kelembagaan lain. Sesuai
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, peningkatan pengelolaan pasar
tradisional dilakukan dengan pengembangan kegiatan pasar tradisional
modern, pengembangan kegiatan pasar tradisional argo dan peningkatan
kualitas pasar tradisional dalam upaya peningkatan kenyamanan
pengunjung pasar.

xix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Misi Keempat RPJMD ini juga merupakan upaya pencapaian target


MDGs, yaitu Tujuan 1-Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, yang
diprioritaskan pada perluasan kredit untuk usaha kecil dan menengah
(UKM).
Misi Keempat RPJMD ini melaksanakan Misi Kedua dan Misi
Ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga
Tahun 2005-2025. Misi Kedua : Mewujudkan Peningkatan Perekonomian
Daerah pada Potensi Lokal yang Berorientasi Pada Ekonomi Kerakyatan;
Misi Ketiga : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

Misi 5 : Melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dalam rangka


memperkuat identitas dan jati diri daerah
Nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) merupakan salah satu unsur yang
harus diperhatikan dalam setiap perumusan kebijakan dan implementasinya.
Pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal akan membawa dampak positif
bagi keberhasilan pembangunan. Pembangunan yang diselaraskan dengan
budaya serta nilai kearifan lokal masyarakat akan menjadi sebuah konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kemanusiaan. Fokus dalam
misi ini dengan mengembangkan dan melestarikan budaya lokal dan cagar
budaya serta produk ciri khas kota.

Dalam Misi Kelima ini ada 4 (empat) tujuan yang ingin dicapai, yakni :

1) Mengembangkan budaya lokal di masyarakat;


2) Melestarikan nilai-nilai kepahlawanan;
3) Melestarikan benda cagar budaya;
4) Mengembangkan produk ciri khas kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, Pemerintah


Daerah mempunyai komitmen akan melestarikan kawasan lindung cagar
budaya. Upaya pelestarian tersebut mengarah pada pengembangan kegiatan
pariwisata.

Misi 6 : Mengembangkan Hubungan yang Sinergis Antara Pemangku


Kepentingan Pembangunan
Dalam prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, keterpaduan
antara tiga pilar yaitu pemerintah-masyarakat-swasta, merupakan kunci
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Terkait

xx
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

dengan hal tersebut, maka dalam proses pembangunan, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi, keterlibatan
masyarakat dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam
pembangunan sangat diperlukan. Kesepahaman dan hubungan yang
harmonis antara pemerintah dan para pemangku kepentingan tersebut
akan tercipta apabila semua pihak saling memahami peran dan fungsi
masing-masing dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan.
Konsep tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) telah
menjadi trend global yang akan menggeser konsep tradisional menuju
konsep penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan sektor swasta
dalam pengelolaan sektor publik atau dengan kata lain dari konsep
unilateral menjadi konsep multilateral yang melibatkan berbagai
stakeholder.
Karakteristik masyarakat Kota Salatiga bercirikan masyarakat
yang pluralis dimana kehidupan masyarakatnya sangat diwarnai oleh
kemajemukan suku, budaya, dan agama. Selama ini heterogenitas
masyarakat tersebut dapat dijadikan potensi utnuk upaya pembangunan
dalam rangka menuju kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya upaya
untuk mengembangkan sikap toleran dan saling menghormati
senantiasa dikembangkan sehingga tercipta harmonisasi di masyarakat.
Adapun fokus dari misi ini adalah upaya meningkatkan koordinasi
antara lembaga eksekutif dan legislatif, koordinasi dengan instansi
vertikal serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama dan
menjaga stabilitas hubungan partai politik dan organisasi masyarakat.
Melalui Misi Keenam inilah, Pemerintah Daerah akan lebih
mengembangkan hubungan yang sinergis antara pemangku kepentingan
menuju terciptanya pembangunan yang berbasis pada upaya
peningkatan kesejahteraan, kemandirian dan martabat masyarakat
maupun Kota Salatiga.
Dalam Misi Keenam ini ada 4 (empat) tujuan yang ingin dicapai,
yakni :
1) Meningkatkan koordinasi antara lembaga eksekutif dan legislatif;
2) Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan instansi
vertikal;
3) Meningkatkan kerukunan antara pemeluk agama, penganut
kepercayaan, suku dan etnis;

xxi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

4) Meningkatkan stabilitas hubungan antar partai politik dan organisasi


masyarakat.

Misi Keenam RPJMD ini melaksanakan Misi Ketiga dan Misi


Keempat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga
Tahun 2005-2025. Misi Ketiga : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik; Misi Keempat : Mewujudkan Demokrasi Berdasarkan Hukum.

Misi 7 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan dengan prinsip-


prinsip good governance
Konsep good governance, yang menitikberatkan pada bagaimana
membangun hubungan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta
sebagai stakeholder yang berperan penting dalam proses pembangunan daerah
dan pengelolan sektor publik. Melalui konsep good governance ini
pembangunan daerah dan pengelolaan sektor publik dilakukan dengan
berbasis pada partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.

Untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan


SDM/Aparatur Pemerintah Daerah sebagai motor/penggerak roda
pembangunan yang professional dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya
Aparatur yang memadai agar mendukung tata kelola pemerintahaan berjalan
dengan baik.

Upaya yang dilakukan antara lain dengan penataan birokrasi dalam


rangka meningkatkan kualitas dan kinerja SDM aparatur dalam memberikan
pelayanan publik sehingga dapat menyelenggarakan pemerintahan yang
akuntabel, dan meningkatkan kapasitas dan keberpihakan kelembagaan
pemerintahan kepada masyarakat.

Dalam Misi Ketujuh ini ada 4 (empat) tujuan yang ingin dicapai, yakni :

1) Meningkatkan kualitas SDM Aparatur Pemerintah;


2) Meningkatkan kinerja Aparatur Pemerintah dalam memberikan pelayanan
publik;
3) Meningkatkan kapasitas dan keberpihakan kelembagaan pemerintahan
kepada masyarakat;
4) Menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabel.

Misi Ketujuh RPJMD ini melaksanakan Misi Ketiga dan Misi Keempat
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-

xxii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2025. Misi Ketiga : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik; Misi
Keempat : Mewujudkan Demokrasi Berdasarkan Hukum.

Misi 8 : Mengembangkan pemahaman politik melalui budaya politik


demokratis yang santun dan mengedepankan supremasi
hukum
Peningkatan kualitas masyarakat menuju masyarakat demokratis
membutuhkan adanya pendidikan politik terhadap masyarakat secara
tepat. Proses pendidikan politik atau disebut pula pembangunan politik
tidak cukup hanya mengandalkan proses pendidikan politik yang
dilaksanakan pemerintah, atau mengandalkan agenda politik dari
kalangan elit, namun juga melibatkan berbagai pihak dan unsur yang
ada dalam masyarakat.
Pemerintahan yang demokratis memiliki karakteristik setiap
kebijakan diputuskan dengan melibatkan keikutsertaan anggota
masyarakat dalam pemerintahan (partisipation); tanggap terhadap
aspirasi yang berkembang di bawah (responsiveness); bertumpu pada
aspek penegakan hukum (law enforcement) dan aturan hukum (rule of
law); terbuka terhadap keanekaragaman anggotanya (inclusiveness);
bertumpu pada konsensus, dapat dipertanggungjawabkan kepada
anggotanya (accountability); dan efesien, efektif, stabil, bersih (check and
balance ) dan adanya proses yang transparan.
Dengan demikian, pemerintahan demokratis yang bergantung pada
beberapa besar keterlibatan politik warganya. Selain itu, ada pula proses
keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kinerja pemerintahan (kontrol
sosial).
Pembangunan politik memang bukan hanya jerih payah elite politik
semata, tetapi hasil dari patisipasi masyarakat sipil sebagai agen perubah.
Namun demikian, dalam proses pembangunan politik melalui budaya politik
yang demokratis tetap harus mengedapankan etika politik dan supremasi
hukum.

Dalam misi ini upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan


mengembangkan nilai-nilai demokratis, meningkatkan penegakan hukum dan
pemahaman serta kesadaran terhadap produk hukum, sehingga juga akan
meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

xxiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Dalam Misi Kedelapan ini ada 4 (empat) tujuan yang ingin dicapai, yakni
:

1) Meningkatkan nilai-nilai demokratis di masyarakat;


2) Meningkatkan ketentraman dan ketertiban di masyarakat;
3) Meningkatkan penegakkan produk hukum;
4) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap produk
hukum.

Misi Kedelapan RPJMD ini melaksanakan Misi Keempat Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025 yaitu
Mewujudkan Demokrasi Berdasarkan Hukum.

Misi 9 : Mengembangkan pengarusutamaan Gender dalam berbagai


bidang kehidupan dan perlindungan anak, remaja, serta
perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan
eksploitasi
Pengarusutamaan gender ditujukan agar semua program pembangunan
dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesempatan dan akses
perempuan terhadap program pembangunan, dengan adanya kendali dan
manfaat untuk perempuan. Hal ini menjadi lebih penting karena
dilaksanakannya otonomi daerah, maka tantangan dan peluangnya juga makin
besar. Pembangunan daerah pada umumnya belum menempatkan
pemberdayaan perempuan, kesetaraan dan keadilan gender, serta
kesejahteraan dan perlindungan anak sebagai prioritas.

Dalam Misi Kesembilan ini ada 3 (tiga) tujuan yang ingin dicapai, yakni :

1) Meningkatkan jaminan dan kepastian hukum terhadap perlindungan hak


anak dan perempuan;
2) Menurunkan prosentase kekerasan dalam rumah tangga;
3) Mewujudkan Kota Layak Anak.

Hal ini juga merupakan komitmen dalam upaya pencapaian Tujuan 3


MDGs, yaitu Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

Misi Kesembilan RPJMD ini melaksanakan Misi Keempat Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025 yaitu
Mewujudkan Demokrasi Berdasarkan Hukum.

xxiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

=== * * * ===
Berdasarkan isu strategis, isu prioritas, Visi dan Misi tersebut
terdapat 3 (tiga) fokus program pembangunan lima tahun ke depan yang
terdiri dari :
1) Bidang Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas di setiap jenjang pendidikan, pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan, tersedianya pelayanan pendidikan yang
berkualitas dan pemerataan akses pendidikan, serta tersedianya
beasiswa bagi siswa kurang mampu. Bidang pendidikan menjadi
fokus program pembangunan dengan alasan bahwa pendidikan
merupakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui SDM yang
berkualitas dapat dijadikan modal bagi Kota Salatiga untuk
melaksanakan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.
2) Bidang Kesehatan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas layanan kesehatan, penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan, jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu melalui
jamkesda bagi warga yang tidak terlayani oleh jamkesmas, biaya
pengobatan gratis di puskesmas, dan peningkatan kesehatan ibu dan
balita. Bidang kesehatan juga merupakan fokus program
pembangunan karena merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat.
Terlebih biaya kesehatan di Indonesia semakin tidak terjangkau oleh
warga miskin sehingga dengan memberikan prioritas perhatian di
bidang kesehatan maka masyarakat miskin Kota Salatiga dapat
mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
3) Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu melalui pemberian akses
permodalan bagi UKM sehingga akan tercapai target
diberdayakannya 1000 UKM di Kota Salatiga. Pemberdayaan UKM
merupakan salah satu solusi untuk menangani masalah
penggangguran dan sebagai upaya menggerakkan perekonomian
daerah. Disamping itu, bidang UKM memberikan kontribusi yang
cukup signifikan pada PDRB Kota Salatiga yang tersebar dalam
sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor jasa sehingga dengan mengembangkan UKM maka akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian fokus terhadap ketiga bidang tersebut sudah

xxv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

barang tentu tidak akan menafikan atau mengabaikan isu dan


permasalahan bidang-bidang lain yang krusial, seperti penataan ruang,
kualitas lingkungan dan kelestarian lingkungan hidup, pelayanan air
bersih dan sanitasi, olahraga, perluasan kesempatan kerja dan
berusaha, pengarusutamaan gender, jaminan serta perlindungan hak-
hak perempuan dan anak, serta peningkatan kualitas pelayanan publik,
yang kesemuanya itu merupakan implementasi dari prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik dan terintegrasikan dalam pembangunan lima
tahun kedepan yang berjargon “MENUJU SMART“ sesuai visi dan misi.
Upaya kemandirian masyarakat diwujudkan melalui Program
Pemberdayaan Masyarakat menuju Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat
(P2M SMART) sebagai upaya meningkatkan swadaya masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan. Adapun maksud dan tujuan P2M SMART
adalah :
1) Meningkatkan peran masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan;
2) Memberdayakan lembaga masyarakat di tingkat Kelurahan;
3) Meningkatkan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan;
4) Memberikan dana stimulan kepada masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.

Pemberian dana P2M SMART kepada Kelurahan didasarkan pada


indikator tertentu sehingga akan tercapai asas keadilan. Orientasi P2M
SMART pada prinsipnya adalah mekanisme untuk meningkatkan
kualitas sarana, prasarana dan penataan lingkungan yang harus
didukung partisipasi masyarakat.
Sejalan dengan nilai-nilai good governance dan clean government,
nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan Visi dan Misi
Pembangunan Kota Salatiga secara berkelanjutan adalah mencakup
beberapa prinsip sebagai berikut :
1) Efektivitas dan Efisiensi, dimana proses penyelenggaraan pemerintahan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tepat guna dan berdaya guna;
2) Fasilitasi Kepentingan Publik, untuk berpartisipasi dalam pembangunan,
dimana setiap warga masyarakat dan pemangku kepentingan
pembangunan mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik

xxvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

langsung maupun melalui intermediasi institusi yang mewakili


kepentingannya;
3) Transparansi, dimana ada kebebasan yang bertanggung jawab dalam
menerima dan mengirim informasi secara langsung, terutama informasi
yang menjadi kepentingan publik;
4) Akuntabilitas, dimana para pembuat keputusan, baik di lembaga
pemerintahan maupun di masyarakat, bertanggung jawab kepada publik
dan lembaganya secara legitimate;
5) Supermasi Hukum, dimana hukum diterapkan secara adil dan
dilaksanakan tanpa perbedaan, berkenaan dengan pemenuhan hak-hak
dasar dan hak asasi manusia;
6) Sikap yang Responsif, dimana semua warga masyarakat bertanggung
jawab terhadap proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga ke
evaluasi;
7) Visi Strategis, dimana para pemimpin dan warga masyarakat mempunyai
pandangan yang luas dan jauh ke depan dalam pengembangan dan
pemanfaatan sumberdaya yang ada sesuai dengan kebutuhan
pembangunan daerah;
8) Pemberdayaan Masyarakat, pembangunan fokus pada kegiatan untuk
menghasilkan pemberdayaan masyarakat.

Melalui penerapan nilai-nilai tersebut melaui pengembangan


seluruh sumber daya yang ada di Kota Salatiga dalam pelaksanaan visi
dan misi di atas akan menjadi langkah yang strategis. Hal ini hanya
mungkin dicapai bila nilai-nilai dimaksud terserap sebagai pola budaya
lokal (local culture), sehingga dapat menjadi kekuatan moral bagi
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kota
Salatiga. Kekuatan ini selanjutnya menjadi modal dasar bagi pemerintah
daerah dalam menghadapi dinamika perkembangan masyarakat secara
arif dan berkelanjutan.

5.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis
yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara
keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu
tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki nilai krusial

xxvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

dalam penyusunan RPJMD. Rumusan tujuan merupakan penjabaran


Visi dan Misi Kota Salatiga. Karena itu, Visi dan Misi harus dijabarkan
secara teknokratis dan partisipatif kedalam tujuan dan sasaran,
sehingga program dan kebijakan Walikota Salatiga dapat
dioperasionalkan ke dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam hal ini, tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact)
keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian
berbagai program prioritas terkait. Maksud dari tujuan adalah
pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai Visi, melaksanakan Misi dengan menjawab permasalahan dan
isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan, yang diformulasikan
secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Rumusan
tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan
strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.
Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan Kota Salatiga
disajikan dalam Tabel 5.2. sebagai berikut :
Tabel 5.2.

Tujuan dan Sasaran Pada Setiap Misi Kota Salatiga

MISI 1 : Menyediakan Pemenuhan Kebutuhan Layanan Dasar


TUJUAN
1. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan a. Meningkatnya ke
pada jenjang pendidikan PAUD, SD-MI, SMP-MTS, semua jenjang p
SMU/SMK/MA pelayanan pendidik
b. Meningkatnya ket
semua jenjang pen
c. Meningkatnya kela
kependidikan
d. Meningkatnya kua
pada semua jenja
dan tenaga kepend
e. Meningkatnya kes
kerja
f. Meningkatnya pem
2. Meningkatkan cakupan, jenis, dan kualitas layanan a. Meningkatnya kua
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana masyarakat baik pe
b. Tersedianya fasilita
terjangkau
c. Terlaksanya Pemb
berencana
d. Tersedianya pelay
bagi warga miskin/

xxviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN
e. Peningkatan kuali
berencana
f. Pengendalian peny
lainnya
g. Peningkatan keseh
angka kematian ibu
h. Peningkatan status
i. Menurunnya angka
j. Melindungi kese
tersedianya upay
bermutu dan berke
k. Meningkatnya sara
kepada masyaraka
3. Meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan akte Peningkatan mutu
catatan sipil (Akte Kelahiran, KTP) dan dokumen dokumen administrasi
administrasi kependudukan lainnya (Surat Keterangan
Domisili, Surat Keterangan Pindah, Kartu Keluarga)
4. Menciptakan kemandirian dalam bidang ketahanan pangan a. Meningkatnya pen
b. Tercapainya analis
5. Meningkatkan layanan dan fasilitas serta akses masyarakat a. Tersedianya sanita
terhadap kesediaan sanitasi dan air bersih b. Terciptanya penin
bersih dan sanitas

MISI 2 : Mengelola Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Berwawasan


Lingkungan
TUJUAN SASARAN
katkan pembangunan infrastruktur yang memiliki Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas in
ukung dan daya ungkit terhadap pembangunan memiliki daya dukung dan daya gerak ekonomi so
i dan sosial dengan mengutamakan kepentingan komunikasi dan informatika, tata kota perumahan dan
akat luas
katnya konservasi dan pemanfaatan lingkungan a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jarin
ntuk mendukung pertumbuhan ekonomi konservasi sumber daya air dan pemanfaa
hidup
b. Menurunnya pencemaran lingkungan
katkan kualitas dan kuantitas pengelolaan limbah Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan limb
an cair serta pelayanan penanganan sampah cair dan sampah

MISI 3 : Mengembangkan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan kualitas dan a. Menurunnya jumlah penyandang
kuantitas rehabilitasi dan masalah kesejahteraan sosial
penanganan penyandang masalah b. Terciptanya peningkatan
kesejahteraan sosia pembinaan dan pemberdayaan
terhadap para penyandang
masalah kesejahteraan sosial
c. Terwujudnya jaminan dan
perlindungan sosial bagi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
d. Terlaksananya pelayanan
rehabilitasi dan sarana prasarana
kesejahteraan sosial
e. Menurunnya prosentase rumah

xxix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN
tangga miskin
2. Meningkatkan upaya penanganan a. Meningkatnya kesadaran
mitigasi bencana dan penanganan masyarakat dalam meminimalkan
keluarga korban paska bencana potensi terjadinya bencana
b. Meningkatnya keahlian dan
keterampilan anggota masyarakat
dalam menanggulangi bencana
untuk meminimalkan dampak
bencana

MISI 4 : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Ekonomi


Kerakyatan dan Partisipasi Masyarakat dalam Proses
Pembangunan
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkanjumlah UKM, a. Meningkatnya jumlah UKM yang
koperasi, dan sentra-sentra produktif
perekonomian rakyat yang b. Meningkatnya jumlah koperasi yang
produktif produktif
c. Meningkatnya jumlah sentra
perekonomian rakyat yang produktif
d. Meningkatnya produksi dan
produktifitas hasil
perikanandanpertanian dalam arti
luas
e. Meningkatnya keberdayaan kelompok
masyarakat kurang mampu
f. Meningkatnya produksi dan
produktivitas UKM,
Koperasidansentraperekonomian
2. Meningkatkan daya dukung a. Meningkatnya daya dukung
pemangku kepentingan bagi pemangku kepentingan terhadap
pengembangan UKM dan pembangunan UKM dan Koperasi
koperasi b. Meningkatnya kerjasama antara
pelaku usaha kecil dan mikro dengan
para pemangku kepentingan
c. Meningkat pembinaan dan
pendampingan terhadap para pelaku
UKM dan koperasi
d. Meningkatnya akses permodalan
usaha bagi koperasi, dan UKM
e. Meningkatnya kelembagan
kewirausahaan dan koperasi
3. Meningkatkan potensi dan daya a. Meningkatnya daya saing daerah
saing daerah melalui b. Meningkatnya pelayanan dan
peningkatan investasi perijinan investasi
c. Meningkatnya promosi peluang
investasi
d. Terjaminnya keamanan berusaha
4. Meningkatkan kualitas, a. Meningkatkan ketersediaan lapangan
penyerapan dan perlindungan kerja bagi masyarakat
tenaga kerja b. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
c. Meningkatnya penyerapan tenaga
kerja
d. Terwujudnya perlindungan

xxx
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN
ketenagakerjaan
e. Terwujudnya fasilitasi
ketransmigrasian
5. Meningkatkan sumber-sumber a. Meningkatnya sumber-sumber
penerimaan daerah untuk penerimaan daerah
mendukung kemandirian b. Meningkatnya kemandirian keuangan
keuangan daerah daerah
6. Meningkatkan pengelolaan a. Terwujudnya pengelolaan pasar
pasar tradisional yang tradisional yang representatif
representatif b. Terwujudnya jaminan dan
perlindungan keberadaan pasar
tradisional
7. Meningkatkan peran serta Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
masyarakat dalam proses pembangunan daerah melalui
perencanaan, pelaksanaan, dan berbagai forum
pengawasan pembangunan
daerah

MISI 5 : Melestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Rangka


Memperkuat Identitas dan Jati Diri Daerah
TUJUAN SASARAN
1. Mengembangkan budaya lokal di Terwujudnya pelestarian dan
masyarakat pengembangan budaya lokal dalam
kegiatan masyarakat

2. Melestarikan a. Meningkatnya nilai-nilai


pemahaman
kepahlawanan tentang nilai-nilai nasionalisme
dan kepahlawanan
b. Terwujudnya aktualisasi
kesetiakawanan sosial
3. Melestarikan benda cagar budaya Terjaganya benda cagar budaya
4. Mengembangkan produk ciri khas Terwujudnya produk ciri khas Kota
kota Salatiga

MISI 6 : Mengembangkan Hubungan yang Sinergis antara Pemangku


Kepentingan Pembangunan
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan koordinasi antara Terwujudnya peningkatan koordinasi
lembaga eksekutif dan legislative antara eksekutif dan legislatif

2. Meningkatkan koordinasi antara Meningkatnya koordinasi pemerintah


pemerintah daerah dengan kota Salatiga dengan instansi vertikal
instansi vertikal
3. Meningkatkan kerukunan antara a. Meningkatnya kualitas hubungan
pemeluk agama, penganut antar umat beragama, suku dan
kepercayaan, suku dan etnis etnis
b. Meningkatnya kualitas
kehidupan beragama secara
harmonis dalam rangka saling
menghormati dengan semangat
kekeluargaan

xxxi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

4. Meningkatkan stabilitas Terciptanya stabilitas hubungan antar


hubungan antar partai politik partai politik dan organisasi masyarakat
dan organisasi masyarakat

MISI 7 : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan dengan Prinsip-Prinsip


Good Governance
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan kualitas SDM Terwujudnya aparatur yang kompeten
Aparatur Pemerintah dan profesional

2. Meningkatkan kinerja Aparatur a. Terwujudnya transparansi dalam


Pemerintah dalam memberikan penyelenggaraan pemerintah
pelayanan publik daerah
b. Meningkatnya kinerja pelayanan
publik yang responsif, efektif dan
efisien
c. Meningkatnya profesionalisme
aparatur pemerintah
d. Terwujudnya keterbukaan
informasi publik
e. Tersedianya sarana dan
prasarana informasi dan
komunikasi
f. Meningkatnya kualitas dan
kuantitas dalam penyebar luasan
informasi publik
g. Meningkatnya peran dan fungsi
kearsipan
h. Meningkatnya pengguna
perpustakaan
3. Meningkatkan kapasitas dan a. Meningkatnya keberpihakan
keberpihakan kelembagaan pemerintah kepada masyarakat
pemerintahan kepada masyarakat b. Menguatnya kapasitas
kelembagaan masyarakat
4. Menyelenggarakan pemerintahan a. Terwujudnya akuntabilitas dalam
yang akuntabel penyelenggaraan pemerintah
daerah
b. Terwujudnya Perencanaan
Pembangunan Daerah yang
visioner, ramah lingkungan dan
sustainable
c. Meningkatnya kualitas dokumen
perencanaan pembangunan
daerah

MISI 8 : Mengembangkan Pemahaman Politik melalui Budaya Politik


Demokratis yang Santun dan Mengedepankan Supremasi Hukum
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan nilai-nilai a. Terwujudnya nilai-nilai
demokratis di masyarakat demokratisasi dalam masyarakat
b. Meningkatnya partisipasi dan
keterwakilan masyarakat dalam
politik

xxxii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

2. Meningkatkan ketentraman dan Meningkatnya ketentraman dan ketertiban


ketertiban di masyarakat dalam masyarakat

3. Meningkatkan penegakkan Meningkatnya ketaatan terhadap produk


produk hukum hokum

4. Meningkatkan pemahaman dan Meningkatnya pemahaman masyarakat


kesadaran masyarakat terhadap terhadap produk hukum
produk hukum

MISI 9 : Mengembangkan Pengarusutamaan Gender dalam Berbagai


Bidang Kehidupan dan Perlindungan Anak, Remaja, serta
Perempuan dalam Segala Bentuk Diskriminasi dan Eksploitasi
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan jaminan dan a. Meningkatnya jaminan dan
kepastian hukum terhadap kepastian hukum terhadap
perlindungan hak anak dan perlindungan hak anak
perempuan b. Meningkatnya jaminan dan
kepastian hukum terhadap
perlindungan hak perempuan
c. Meningkatnya pemahaman
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
oleh aparat
Terjaminnya hak sipil dan hak politik
warga negara

2. Menurunkan prosentase Turunnya prosentase kekerasan dalam


Kekerasan Dalam Rumah Tangga rumah tangga

3. Mewujudkan Kota Layak Anak Terwujudnya kota layak anak

xxxiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif


tentang upaya Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan
kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya
memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan
teknologi informasi.

6.1. Strategi Pembangunan Daerah


Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-
management). Strategi berupa pernyataan yang menjelaskan langkah-langkah
pencapaian tujuan dan sasaran yang selanjutnya diperjelas dengan
serangkaian arah kebijakan dan harus menunjukkan keinginan yang kuat
Pemerintah Daerah dalam menciptakan nilai tambah (value added) bagi
stakeholder pembangunan daerah. Disini penting untuk mendapatkan
parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut menciptakan
nilai strategic objective. Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi
keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan
budaya “berpikir strategik” dalam menjamin bahwa transformasi menuju
pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan,
akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja. Strategi juga harus
direncanakan, dikendalikan dan dievaluasi (learning process). RPJMD
merupakan salah satu bentuk perencanaan strategi yang dimaksudkan untuk
menerjemahkan visi dan misi ke dalam rencana kerja yang actionable. Segala
sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran RPJMD maka dianggap strategis. Pemilihan strategi dapat dilakukan
dengan menggunakan Analisis Strength Weakness Opportunity and Threatment
(SWOT), dengan membagi kondisi riil di Kota Salatiga dalam empat kuadran.
Berikut tabel indikasi SWOT Kota Salatiga :

xxxiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Tabel 6.1.

Identifikasi SWOT

Internal Eksternal

(+) Kekuatan (+) Peluang

1. Letak yang strategis untuk 1. Banyaknya transaksi perdagangan.


pengembangan perdagangan dan 2. Terbukanya peluang berinvestasi.
jasa. 3. Meningkatnya pendatang untuk
2. Iklim yang sejuk dan lingkungan melanjutkan sekolah.
yang nyaman. 4. Rencana pembangunan jalan tol
3. Telah ditetapkannya Peraturan Semarang-Solo mempengaruhi
Daerah Kota Salatiga Nomor 4 pengembangan kawasan
Tahun 2011 Tentang Rencana permukiman.
Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga 5. Meningkatnya kegiatan seminar,
Tahun 2010-2030. pelatihan, workshop dari luar
4. Terdapatnya institusi strategis daerah yang dilaksanakan di Kota
(Balai Vektor, Korem 073, Yonif Salatiga.
411).
5. Tersedianya lembaga pendidikan
baik dari jenjang pendidikan dasar
sampai dengan perguruan tinggi
yang berskala internasional.
6. Keragaman suku bangsa maupun
etnis.
7. Fasilitas perdagangan dan jasa
berskala regional.
8. Kemampuan masyarakat untuk
memproduksi produk khas kota.
9. Tingginya keterlibatan perempuan
dalam berbagai program
pembangunan.
10. Tingginya respon pemangku
kepentingan terhadap kebijakan
program pemerintah.
11. Hubungan eksekutif dan legislatif
yang harmonis.
12. Banyaknya stakeholder yang
mendukung program pemerintah.
13. Tingginya pemahaman politik dan
demokrasi masyarakat.
14. Banyaknya fasilitas perhotelan
yang representatif.
15. Tersedianya fasilitas kesehatan
yang memadai.
(-) Kelemahan (-) Ancaman

17) Belum terpenuhinya kualitas SDM 1. Ketergantungan sumber air baku


pendidikan dan tenaga dari wilayah Kabupaten
kependidikan. Semarang.
18) Belum terpenuhinya kualitas SDM 2. Pencemaran lingkungan hidup.
dan pelayanan kesehatan yang 3. Tingginya alih fungsi lahan.
terjangkau. 4. Meningkatnya penyebaran
19) Belum terpenuhinya infrastruktur penyakit menular dan HIV.
jalan. 5. Meningkatnya kriminalitas dan
20) Belum tertatanya sistem parkir. penyakit masyarakat.
21) Meningkatnya angka kematian ibu 6. Berkembangnya toko modern.
dan balita. 7. Semakin pesatnya perkembangan
22) Meningkatnya jumlah penderita teknologi informasi.
HIV /AIDS dan penyakit menular
lainnya.
23) Kurangnya ruang terbuka hijau
publik.

xxxv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

24) Terbatasnya akses permodalan


dan pemasaran pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah
(UMKM).
25) Belum semua rumah tangga
mendapatkan akses pelayanan
sanitasi dasar.
26) Belum terwujudnyaKota Salatiga
sebagai Kota Pendidikan dan
Olahraga, Perdagangan dan Jasa
serta transit Pariwisata.
27) Belum optimalnya
penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance).
28) Belum optimalnya kemampuan
dan profesionalisme aparatur
pemerintah daerah.
29) Belum maksimalnyapenanganan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS).
30) Belum tertatanyapasar tradisional.
31) Terbatasnya kesempatan kerja
dan kompetensi pencari kerja.
32) Belum optimalnya pengelolaan
manajemen transportasi.
33) Keterbatasan luas wilayah.
34) Keterbatasan kemampuan
keuangan daerah.
35) Belum tersedianya sarana
prasarana perkotaan yang layak
untuk anak.
36) Masih rendahnya kualitas dan
kuantitas Ruang Terbuka Hijau
publik.

Pemetaan SWOT di atas sangat penting untuk memahami kondisi riil di


Kota Salatiga. Atas dasar informasi yang telah terbagi dalam 4 (empat) kuadran
di atas dirumuskan alternatif strategi sebagai berikut :

Tabel 6.2.

Penentuan Alternatif Strategi dan Indikator Sasaran

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

1. Banyaknya transaksi 1. Ketergantungan sumber


perdagangan air baku dari wilayah
2. Terbukanya peluang Kabupaten Semarang.
berinvestasi 2. Pencemaran lingkungan
3. Meningkatnya pendatang hidup.
untuk studi 3. Tingginya alih fungsi
4. Rencana pembangunan lahan.
jalan tol Semarang-Solo 4. Meningkatnya
mempengaruhi penyebaran penyakit
pengembangan kawasan menular dan HIV.
permukiman 5. Meningkatnya
5. Meningkatnya kegiatan kriminalitas dan penyakit
seminar, pelatihan, masyarakat.
workshop dari luar daerah 6. Berkembangnya toko
yang dilaksanakan di Kota modern
Salatiga. 7. Semakin pesatnya
perkembangan teknologi

xxxvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

informasi

Alternatif Strategi

1. Meningkatkan
Kekuatan pembangunan
infrastruktur dasar
1. Letak yang strategis masyarakat.
untuk pengembangan 2. Meningkatkan produksi
perdagangan dan jasa. pertanian melalui
2. Iklim yang sejuk dan pengembangan pola
lingkungan yang tanam yang
nyaman. menyesuaikan kondisi
3. Telah ditetapkannya alam dan lahan.
Peraturan Daerah Kota 3. Memperkuat sistem
Salatiga Nomor 4 Tahun pemasaran dan
2011 Tentang Rencana manajemen usaha
Tata Ruang Wilayah Kota pertanian serta untuk
Salatiga Tahun 2010- mendukung
Faktor Internal 2030. pengembangan
4. Terdapatnya institusi agroindustri.
strategis (Balai Vektor, 4. Meningkatkan SDM
Korem 073, Yonif 411). petani dan kelembagaan
5. Tersedianya lembaga pendukung pertanian
pendidikan baik dari melalui kerjasama
jenjang pendidikan dasar dengan lembaga
sampai dengan perguruan tinggi.
perguruan tinggi yang 5. Meningkatkan
berskala internasional. penyediaan sarana dan
6. Keragaman suku bangsa prasarana produksi
maupun etnis. pertanian.
7. Fasilitas perdagangan 6. Meningkatkan produksi
dan jasa berskala perikanan budidaya air
regional. tawar melalui
8. Kemampuan masyarakat pemanfaatan potensi
untuk memproduksi lahan non produktif
produk khas kota. untuk pengembangan
9. Tingginya keterlibatan budidaya perikanan.
perempuan dalam 7. Meningkatkan
berbagai program pengolahan produk
pembangunan. perikanan melalui
10. Tingginya respon pengembangan usaha
pemangku kepentingan pengolahan produk
terhadap kebijakan perikanan tradisional
program pemerintah. menjadi usaha
11. Hubungan eksekutif dan pengolahan produk
legislatif yang harmonis. perikanan modern.
12. Banyaknya stakeholder 8. Meningkatkan
yang mendukung pendapatan
program pemerintah. pembudidaya ikan
13. Tingginya pemahaman dengan meningkatkan
politik dan demokrasi keterampilan usaha.
masyarakat. 9. Optimalisasi peran
14. Banyaknya fasilitas pemerintah daerah pada
perhotelan yang UKM dan Koperasi.
representatif. 10. Meningkatkan jumlah
15. Tersedianya fasilitas koperasi dan UKM yang
kesehatan yang berbadan hukum
memadai. melalui pengembangan
kebijakan yang berpihak
pada tumbuh
kembangnya Koperasi
dan UKM.
11. Meningkatkan akses
permodalan bagi

xxxvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Koperasi dan UKM yang


sesuai dengan
kebutuhan.
12. Meningkatkan
wirausahawan baru
melalui pengembangan
lembaga diklat untuk
melakukan pendidikan,
pelatihan, penyuluhan,
motivasi dan kreatifitas
bisnis, keahlian teknis
dan keterampilan dasar
(live skill).
13. Meningkatkan kapasitas
SDM Koperasi dan UKM
melalui pengembangan
keahlian dan
keterampilan teknis
(alih teknologi dan
inovasi produk) dan
penerapan manajemen
modern.
14. Meningkatkan kualitas
kelembagaan koperasi
melalui penataan
kelembagaan koperasi,
baik dalam arti legal
formal maupun
peningkatan
akuntabilitas
pengelolaan
kelembagaan Koperasi.
15. Meningkatkan
infrastruktur sumber
daya air.
16. Meningkatkan
pelayanan sanitasi dan
air bersih.
17. Optimalisasi akses
masyarakat terhadap
sanitasi dan air bersih.
18. Optimalisasi
pengelolaan
persampahan.
19. Meningkatkan kuantitas
RTH.
20. Meningkatkan
pengawasan dan
pengendalian
pencemaran/perusakan
LH serta koordinasi
pengelolaan LH dengan
seluruh stakeholder.
21. Peningkatan fasilitasi
sarana prasarana
pariwisata.
22. Penyederhanaan
perijinan dan
peningkatan pelayanan
publik.
23. Revitalisasi cagar
budaya.
24. Revitalisasi potensi
budaya lokal.
25. Optimalisasi fungsi
lembaga religi dalam

xxxviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

mengembangkan
kerukunan hidup antar
umat beragama.
26. Stabilisasi antar partai
politik dan ormas.
27. Advokasi tentang
Instrument
Internasional maupun
Nasional, Hak-hak Anak
dan perempuan.
28. Penguatan kelembagaan
pengarusutamaan
gender dan anak .
29. Advokasi dan
Diseminasi Instrumen
HAM pada aparatur.
30. Advokasi dan
Diseminasi Kota Layak
Anak.
31. Meningkatkan
koordinasi antar
pemangku kepentingan.
32. Meningkatkan
peranserta masyarakat
dalam pembangunan.
33. Optimalisasi koordinasi
kegiatan legislatif dan
eksekutif.
34. Optimalisasi kinerja
aparatur pemerintah.
35. Optimalisasi peran
lembaga dalam
memihak kepentingan
masyarakat.
36. Optimalisasi sistem
keamanan lingkungan.
37. Peningkatan
pemahaman dan
kesadaran masyarakat
terhadap produk
hukum.
38. Optimalisasi kualitas
SDM Aparatur
Pemerintah.
39. Optimalisasi
akuntabilitas
Pemerintah Daerah.
40. Meningkatnya
pemahaman warga
Negara terhadap hak
politik.
41. Melakukan evaluasi
prosedur dan perijinan
investasi untuk
meningkatkan
pelayanan perijinan.
42. Meningkatkan upaya
kegiatan promosi bagi
peningkatan
penanaman modal.
43. Meningkatkan jumlah
MoU kerjasama antar
daerah dalam rangka
promosi investasi, baik
dengan pemerintah dan
kalangan dunia usaha.

xxxix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

44. Peningkatan dan


perluasan lapangan
pekerjaan di berbagai
sektor.

45. Peningkatan
ketrampilan, kompetensi
dan produktivitas
tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan
pasar kerja.
46. Penegakan hukum dan
perlindungan tenaga
kerja.

Alternatif Strategi

1. Strategi Peningkatkan
Kualitas Aparatur
Pendidikan;
Meningkatkan kualitas
aparatur pendidikan
untuk mewujudkan tata
kelola penyelenggaraan
pemerintahan yang
baik (good governance)
di bidang pendidikan.
2. Strategi Memantapkan
Komitmen;
Memantapkan
komitmen dan
sinergitas peningkatan
mutu pendidikan
melalui koordinasi,
integrasi, dan
sinkronisasi
pembangunan
pendidikan antara
Pemerintah Kota dan
pemangku kepentingan
pendidikan Kota
Salatiga.
3. Strategi Kemitraan dan
Kerjasama; Membangun
kemitraan dan
kerjasama dengan
stakeholder guna
menjamin relevansi dan
daya saing pendidikan.
4. Strategi Pemberdayaan
Partisipasi Masyarakat;
Meningkatkan
partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
pendidikan.
5. Strategi Pemberdayaan
Satuan Pendidikan;
Sekolah sebagai pelaku
utama proses
pembelajaran diberi
kewenangan dan
otoritas lebih luas dalam
menentukan cara-cara
pencapaian target dan
output yang ingin

xl
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

dicapai berkaitan
dengan manajemen
yang akan
dikembangkan,
penggalian potensi
sumber daya, jalinan
hubungan dengan
instansi vertikal serta
kerjasama dengan
pihak-pihak terkait yang
berda dalam koridor dan
kerangka regulasi yang
berlaku. Hal ini
merupakan
implementasi dari Misi
Pertama, yaitu
mewujudkan sistem
pendidikan yang
demokratis dan
bermutu.
6. Strategi Kemandirian
dan Kualitas Hasil
Pendidikan;
Peningkatan kualitas
hasil pendidikan
merupakan tuntutan
mendesak dalam
mempersiapkan output
seiring dengan
marakkan persaingan
keunggulan sumber
daya manusia baik pada
tataran lokal, regional
maupun global. Kondisi
ini berkaitan dengan
kualitas lulusan
pendidikan yang tidak
dapat ditawar lagi.
Persoalan pembangunan
mentalitas kemandirian
sangat penting untuk
dapat diwujudkan
karena akan sangat
berpengaruh terhadap
keberhasilan individu
yang bersangkutan di
masyarakat.
7. Peningkatan akses
penduduk terhadap
lapangan pekerjaan dan
kesempatan berusaha
bagi penduduk.
8. Jaminan dan
perlindungan sosial pagi
penyandang masalah
kesejahteraan social.
9. Pembinaan dan
Pelatihan Bagi para
penyandang masalah
kesejahteraan social.
10. Sosialisasi dan
pendampingan terhadap
perempuan korban
kekerasan dalam rumah
tangga.
11. Meningkatkan

xli
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

kemampuan dan
pendapatan masyarakat
miskin.
12. Mengembangkan dan
menjamin keberlanjutan
usaha mikro dan kecil.
13. Mensinergikan
kebijakan dan program
penanggulangan
kemiskinan.
14. Meningkatnya
pelayanan kesehatan
masyarakat dengan
mengoptimalkan peran
masyarakat dan
pelaksana pelayanan
kesehatan dasar dan
rujukan ditingkat
pukesmas maupun
Rumah Sakit.
15. Mendorong pemerataan,
jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
(promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif)
terpadu,
berkesinambungan
sesuai standar
pelayanan minimal.
16. Mengembangkan model
pelayanan strategis dan
unggulan untuk upaya
kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan
perorangan.
17. Mendorong dan
mendukung
ketersediaan,
pemerataan, mutu dan
pelayanan keluarga
berencana.
Kelemahan 18. Peningkatan pembinaan
kesehatan dan keluarga
1. Belum terpenuhinya berencana kepada
kualitas SDM pendidikan masyarakat termasuk
dan tenaga kependidikan. keluarga miskin dan
2. Belum terpenuhinya rentan.
kualitas SDM dan 19. Meningkatkan perilaku
pelayanan kesehatan sehat dan
yang terjangkau. pemberdayaan
3. Belum terpenuhinya masyarakat melalui
infrastruktur jalan. pendekatan keluarga
4. Belum tertatanya sistem dan kemitraan menuju
parkir. kemandirian
5. Meningkatnya angka masyarakat.
kematian ibu dan balita. 20. Mendorong peningkatan
6. Meningkatnya jumlah kondisi kesehatan
penderita HIV /AIDS dan lingkungan melalui
penyakit menular pengendalian kualitas
lainnya. lingkungan.
7. Kurangnya ruang 21. Pengembangan sistem
terbuka hijau publik. jaminan kesehatan
8. Terbatasnya akses terutama bagi penduduk
permodalan dan miskin dan rentan.
pemasaran pelaku usaha 22. Pengembangan dan

xlii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

mikro, kecil dan pemantapan manajemen


menengah (UMKM). SDM kesehatan.
9. Belum semua rumah 23. Peningkatan kompetensi
tangga mendapatkan dan profesionalisme
akses pelayanan sanitasi SDM kesehatan melalui
dasar. kemitraan dengan
10. Belum terwujudnya Kota organisasi profesi dan
Salatiga sebagai Kota lembaga terkait untuk
Pendidikan dan memenuhi kebutuhan
Olahraga, Perdagangan DN dan peluang pasar
dan Jasa serta transit LN.
Pariwisata. 24. Peningkatan Upaya
11. Belum optimalnya Pencegahan HIV.
penyelenggaraan 25. Meningkatkan dan
pemerintahan yang baik memperluas cakupan
(good governance). perawatan, dukungan
12. Belum optimalnya dan pengobatan.
kemampuan dan 26. Penguatan Kemitraan,
profesionalisme aparatur Sistem Kesehatan dan
pemerintah daerah. Sistem Masyarakat.
13. Belum maksimalnya 27. Penurunan angka
penanganan penyandang kematian ibu, bayi dan
masalah kesejahteraan balita.
sosial (PMKS). 28. Meningkatkan
14. Belum tertatanya pasar surveillance penyakit
tradisional. dan kualitas kesehatan
15. Terbatasnya kesempatan lingkungan.
kerja dan kompetensi 29. Pemberdayaan
pencari kerja. masyarakat, LSM,
16. Belum optimalnya swasta dan sector
pengelolaan manajemen terkait dalam upaya
transportasi. penanggulangan
17. Keterbatasan luas masalah gizi dan
wilayah. pencapaian keluarga
18. Keterbatasan sadar gizi.
kemampuan keuangan 30. Optimalisasi
daerah. pembangunan
infrastruktur potensial
19. Belum tersedianya
berdaya dukung
sarana prasarana
transportasi.
perkotaan yang layak
31. Optimalisasi konservasi
untuk anak.
sumber daya alam.
20. Masih rendahnya
32. Optimalisasi lembaga
kualitas dan kuantitas
kesejahteraan
Ruang Terbuka Hijau
masyarakat.
publik.
33. Optimalisasi akses
penduduk miskin
terhadap sumber
produksi dan
pemukiman sehat dan
layak.
34. Memasyarakatkan
bahaya bencana.
35. Merubah pola pikir
masyarakat kurang
mampu.
36. Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan
dengan biaya yang
terjangkau dan mudah
diakses oleh semua
lapisan masyarakat.
37. Mengembangkan
kemitraan dan
meningkatkan mutu
perbaikan gizi

xliii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

masyarakat dan
institusi.
38. Meningkatkan
pemahaman terhadap
KIE.
39. Meningkatkan
pelayanan administrasi
kependudukan dan
catatan sipil melalui
pengembangan database
kependudukan dan
catatan sipil dengan
mengoptimalkan peran
pelaksana pelayanan di
tingkat kelurahan dan
kecamatan.
40. Meningkatkan
kepemilikan dokumen
kependudukan dan
catatan sipil melalui
pemanfaatan peran
aparat pemerintah
dalam peningkatan
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
dokumen
kependudukan dan
catatan sipil.
41. Mendorong penyediaan
sumber pangan
alternative.
42. Mendorong pola pangan
harapan masyarakat.
43. Pembangunan sarana
prasarana pasar
tradisional.

6.1.1. Analisis Lingkungan Internal


Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk menghasilkan
langkah-langkah konkret dalam implementasi pembangunan. Strategi yang
baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan visi dan misi seperti yang tertuang pada Bab V. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, pada lingkungan internal, terdapat faktor kekuatan
dan faktor kelemahan. Karena bersifat internal, semua faktor kekuatan dan
faktor kelemahan ini berada dalam jangkauan kapasitas pemerintah daerah
untuk mengubah atau mempengaruhinya.

1) Unsur Kekuatan, yang antara lain terdiri dari :


a) Letak yang strategis untuk pengembangan perdagangan dan jasa,
karena merupakan lokasi yang berfungsi sebagai mata rantai
yang menghubungan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY
berpotensi sebagai pusat pengembangan perdagangan;
b) Iklim yang sejuk dan lingkungan yang nyaman karena berada di
kaki gunung Merbabu;

xliv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

c) Ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun


2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun
2010-2030 menjadi pedoman untuk arah pembangunan Kota
Salatiga dengan memanfaatkan ruang wilayah yang berwawasan
lingkungan;
d) Keberadaan institusi strategis (Korem 073 dan Yonif 411)
mendukung terwujudnya stabilitas keamanan dalam kehidupan
berpolitik dan pengembangan ekonomi;
e) Adanya lembaga pendidikan yang berskala internasional
merupakan daya tarik untuk menuntut ilmu dan bertukar
budaya di Kota Salatiga;
f) Keragaman suku bangsa dan etnis yang ada di Kota Salatiga
merupakan potensi yang unik sebagaisebagai salah satu lokasi
pengembangan ekonomi, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta daerah tujuan wisata nasional;
g) Fasilitas pemerintah dalam memasarkan produk unggulan Kota
Salatiga melalui promosi produk unggulan, kemudahan dalam
akses permodalan, pelatihan pengembangan teknologi dan
penyediaan sarana prasarana UKM perdagangan dan jasa;
h) Kemampuan masyarakat untuk memproduksi produk khas kota
baik berupa makanan olahan, industri tekstil maupun hasil-hasil
pertanian merupakan nilai lebih untuk menjadi tujuan wisata;
i) Perhatian pemerintah terhadap pengarustamaan gender dan
perlindungan anak melalui Program Perlindungan Perempuan
dan Kesetaraan Gender serta program Kota Layak Anak dan
Forum Anak;
j) Harnomis dan kondusifnya suasana hubungan kerja kemitraan
antara Pemerintah Daerah dengan DPRD dalam proses dan
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah mendukung
terwujudnya Kota Salatiga sebagai daerah yang lebih sejahtera;
k) Tingginya respon pemangku kepentingan terhadap kebijakan
program pemerintah;
l) Banyaknya stakeholder yang mendukung program pemerintah
Tingginya pemahaman politik dan demokrasi masyarakatyang
ditunjukkan dengan partisipasi yang baik dalam pemilukada;
m) Banyaknya fasilitas perhotelan yang representatif untuk
penyelenggaraan kegiatan seminar, pertemuan-pertemuan

xlv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

maupun rapat-rapat tingkat nasional;


n) Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai, berupa rumah
sakit dan puskesmas yang jumlahnya sudah mencukupi untuk
melayani masyarakat.
2) Unsur Kelemahan, yang antara lain terdiri dari :
a) Belum terpenuhinya kualitas SDM pendidikan dan tenaga
kependidikan sesuai dengan yang dibutuhkan karena pendidikan
memegang peranan yang penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia;
b) Belum terpenuhinya kualitas SDM di bidang kesehatan yang
meliputi pengembangan tenaga kesehatan belum memenuhi
kebutuhan untuk mendukung pembangunan kesehatan,
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan masih belum memadai
dan belum didukung dengan sistem informasi tenaga kesehatan
yang kuat, pengadaan pendidikan tenaga kesehatan masih belum
sesuai dengan jumlah dan jenis yang diperlukan, pembinaan dan
pengawasan mutu tenaga kesehatan belum sesuai dengan yang
diharapkan;
c) Belum optimalnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat;
d) Belum terpenuhinya infrastruktur jalan;
e) Meningkatnya angka kematian ibu dan balita;
f) Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS dan penyakit menular
lainnya;
g) Rendahnya investasi PMA dan PMDN dan belum optimalnya
perkembangan UMKM pemerintah perlu membuat peraturan
ramah investasi dan kemudahan akses pemodalan;
h) Belum terwujudnyaikon Kota Salatiga sebagai Kota Pendidikan
dan Olahraga, Perdagangan dan Jasa serta transit Pariwisata
yang merupakan tri fungsi Kota Salatiga;
i) Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan
bertanggungjawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga,
mensinergikan interaksi yang konstruktif antara daerah, sektor
swasta, dan masyarakat yang menjunjung tinggi keinginan
(kehendak rakyat) dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan, kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan berkeadilan sosial;
j) Belum optimalnya penanganan penyandang masalah

xlvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

kesejahteraan sosial (PMKS) yang semakin kompleks dewasa ini


ditandai munculnyakantong-kantong kemiskinan, konflik-konflik
sosial, kesenjangan pemerataan pendapatan, meningkatnya
angka kejahatan, tingginya angka pengangguran,
perilakukekerasan, pelanggaran hukum, penyalahgunaan
narkotika dan lain-lain dengan skalayang lebih kompleks dan
saling terkait;
k) Dengan adanya beberapa pasar yang belum optimal dan
mangkrak sehingga harus dilakukan penataan dan penyelesaian
pembangunan pasar tradisional yang tertunda;
l) Masih banyaknya penggangguran menyebabkan timbulnya
masalah kesejahteraan sosial sehingga perlu dilakukan program
peningkatan kesempatan kerja, rehabilitasi, pendidikan dan
pelatihan ketrampilan usaha bagi eks penyandang penyakit
social;
m) Penanganan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas dengan
meningkatkan pengelolaan manajemen transportasi dan
penambahan terminal;
n) Keterbatasan luas wilayahyang hanya meliputi empat kecamatan
seluas 5.678,11 ha;
o) Banyaknya program dan kegiatan pembangunan yang tidak
seimbang dengan kemampuan anggaran sehingga diperlukan
skala prioritas dan pentahapan dalam pelaksanaannya;
p) Belum tersedianya sarana prasarana perkotaan yang layak untuk
anakseperti fasilitas pendukung anak untuk bermain-main yang
positif sehingga tercipta suasana lingkungan yang bisa dinikmati
anak-anak, layak secara fisik dan psikis;
q) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau
publikyang belum sesuai dengan ketentuan peraturan Undang-
undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

6.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal


Sama dengan analisis atas lingkungan internal, maka pada analisis
lingkungan eksternal juga terdapat dua faktor utama, yakni faktor peluang dan
faktor ancaman. Karena bersifat eksternal, sebagian besar dari faktor peluang
dan ancaman berada di luar jangkauan pemerintah daerah untuk
mempengaruhinya. Atau paling tidak, kemampuan Pemerintah Daerah untuk

xlvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

mempengaruhi faktor peluang dan ancaman adalah lebih terbatas, kalau


dihadapi secara terfokus dan bertahap.

1) Faktor Peluang, antara lain terdiri dari :


a) Terbukanya peluang pemasaran merupakan keuntungan tersendiri bagi
Kota Salatiga dengan letaknya yang strategis pada lintas perdagangan.
Oleh karenanya produk-produk lokal lebih mudah untuk dipasarkan;
b) Terbukanya peluang berinvestasi didukung oleh upaya Pemerintah Kota
Salatiga dengan menyederhanakan proses pelayanan perijinan yang
terpadu satu atap dan, penyediaan kawasan industry;
c) Banyaknya perguruan tinggi yang bermutu merupakan magnet yang
mendatangkan pelajar untuk menempuh studi di Kota Salatiga.
Meningkatnya pendatang untuk studi di Kota Salatiga membawa
dampak pada berkembangnya perekonomian daerah. Hal tersebut
sangat menguntungkan bagi Kota Salatiga karena membawa dampak
berkembangnya sektor formal dan informal;
d) Rencana pembangunan jalan tol Semarang-Solo mempengaruhi
pengembangan kawasan permukiman, perindustrian dan pusat-pusat
pelayanan;
e) Meningkatnya kegiatan seminar, pelatihan, workshop dari luar daerah
yang dilaksanakan di Kota Salatiga yang didukung dengan sarana dan
prasarana perhotelan.
2) Faktor Ancaman, antara lain terdiri dari :
a) Kebutuhan pemenuhan air bersih di Kota Salatiga saat ini sebagian
besar tergantung mata air senjoyo, dimana sumber mata air tersebut
berada di luar wilayah Kota Salatiga. Hal tersebut akan menimbulkan
persoalan apabila dengan euphoria otonomi daerah Pemerintah Kota
Salatiga tidak di perbolehkan lagi mengambil air dari wilayah
Kabupaten Semarang. Selanjutnya kondisi tersebut diatas semakin
diperparah dengan semakin berkurangnya daerah tangkapan air yang
mengakibatkan debit mata air di wilayah Kota Salatiga menurun;
b) Konsekuensi dari proses pembangunan adalah pencemaran lingkungan
hidup.Perkembangan dunia industri dan pola hidup masyarakat
modern cenderung tidak ramah lingkungan sehingga menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan;
c) Kebutuhan perumahan dan lokasi industri membawa konsekuensi
terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian danbergesernya
kawasan hijau kota;

xlviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

d) Perkembangan jenis penyakit menular menuntut masyarakat dan


Pemerintah Kota Salatiga untuk mengantisipasi terjadinya endemik.
Berdasarkan data yang ada kasus penyakit menular dan HIV cenderung
mengalami kenaikan sehingga harus diupayakan penanganan preventif;
e) Gejala global memperlihatkan bahwa dinamika masyarakat dan
sempitnya lapangan kerja menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan
hidup. Hal tersebut selanjutnya cenderung mengakibatkan
meningkatnya kriminalitas dan penyakit masyarakat;
f) Pola hidup modern dan tidak nyamannya belanja di pasar tradisional
menyebabkan masyarakat berpindah ke pasar retail yang semakin
menjamur. Perkembangan selanjutnya menyebabkan pasar tradisional
ditinggalkan masyarakat;
g) Globalisasi yang tidak dapat dibendung dan mudahnya akses teknologi
komunikasi menyebabkan masuknya budaya asing menggeser budaya
lokal.

6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah


Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan strategi yang
dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke
waktu selama lima tahun. Arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar
memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Adapun arah
kebijakan pembangunan daerah dapat dicermati dalam tabel berikut :

Tabel 6.3.
Strategi dan Arah Kebijakan Kota Salatiga

MISI 1 : Menyediakan Pemenuhan Kebutuhan Layanan Dasar


TUJUAN SASARAN STRATEGI
1) Mengembangkan pemerataan 1) Meningkatnya ketersediaan 1) Meningkatkan
akses dan mutu pendidikan sarana dan prasarana pada aparatur pendidik
pada jenjang pendidikan semua jenjang pendidikan mewujudkan tat
PAUD,SD-MI,SMP-MTS, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan
SMU/SMK/MA pelayanan pendidikan pemerintahan y
kepada masyarakat (good governance)
2) Meningkatnya pendidikan
keterjangkauan pelayanan 2) Memantapkan
pendidikan pada semua dan sinergitas pe
jenjang pendidikan bagi mutu pendidikan
segenap lapisan masyarakat koordinasi, integ
3) Meningkatnya kelayakan sinkronisasi pem
dan sertifikasi tenaga pendidikan
pendidik dan kependidikan Pemerintah Ko
4) Meningkatnya kualitas dan pemangku ke
relevansi pendidikan pada pendidikan Kota S
semua jenjang pendidikan 3) Kemitraan dan
termasuk kualitas pendidik Membangun kemi

xlix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI


dan tenaga kependidikan kerjasama
5) Meningkatnya kesesuaian stakeholder guna
kurikulum dan kebutuhan relevansi dan da
dunia kerja pendidikan
6) Meningkatnya pembinaan 4) Pemberdayaan
dan pemasyarakatan Masyarakat Men
olahraga dan kepemudaan partisipasi m
dalam penyel
pendidikan
5) Pemberdayaan
Pendidikan Sekola
pelaku utama
pembelajaran
kewenangan dan
lebih luas
menentukan
pencapaian tar
output yang ingi
berkaitan
manajemen yan
dikembangkan, p
potensi sumbe
jalinan hubungan
instansi vertika
kerjasama denga
pihak terkait ya
dalam koridor dan
regulasi yang ber
ini merupakan imp
dari Misi Pertam
mewujudkan
pendidikan yang d
dan bermutu
6) Kemandirian dan
Hasil P
Peningkatan kual
pendidikan m
tuntutan mendes
mempersiapkan
seiring dengan
persaingan k
sumber daya man
pada tataran loka
maupun global. K
berkaitan dengan
lulusan pendidik
tidak dapat dita
Persoalan pem
mentalitas ke
sangat penting un
diwujudkan kare
sangat be
terhadap ke
individu yang ber

l
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI


di masyarakat
2) Meningkatkan cakupan, 1) Meningkatnya kualitas dan 1) Meningkatkan
jenis dan kualitas kapasitas pelayanan kesehatan m
layanan kesehatan kesehatan masyarakat baik dengan mengo
masyarakat dan kelurga pelayanan kesehatan dasar peran pelaksana
berencana maupun rujukan kesehatan das
rujukan di
puskesmas, p
pembantu maupun
2) Mendorong pe
jangkauan dan
pelayanan keseha
menyeluruh
preventif, kura
rehabilitatif)
berkesinambungan
standar pelayanan
2) Tersedianya fasilitas Mengembangkan
pelayanan kesehatan pelayanan strateg
dengan biaya yang unggulan untuk
terjangkau kesehatan masyara
upaya kesehatan pero
3) Terlaksananya Pembinaan di 1) Peningkatan p
bidang kesehatan dan kesehatan dan
keluarga berencana berencana
masyarakat
keluarga miskin da
2) Meningkatkan
sehat dan pem
masyarakat
pendekatan kelu
kemitraan
kemandirian masy
3) Mendorong pe
kondisi
lingkungan
pengendalian
lingkungan
4) Tersedianya pelayanan 1) Pengembangan
kesehatan dan keluarga jaminan kesehatan
berencana bagi warga bagi penduduk m
miskin/kurang mampu rentan
2) Mendorong dan m
ketersediaan,peme
utu dan pelayanan
berencana

5) Peningkatan kualitas SDM 1) Pengembangan


tenaga kesehatan dan pemantapan m
keluarga berencana SDM kesehatan
2) Peningkatan komp
profesionalisme
kesehatan

li
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI


kemitraan dengan
profesi dan lemba
untuk memenuhi k
DN dan peluang pa
6) Pengendalian penyebaran 1) Peningkatan
HIV AIDS dan penyakit Pencegahan HIV
menular lain Penyakit Menular L

2) Meningkatkan
memperluas
perawatan, dukun
pengobatan
3) Penguatan K
Sistem Kesehat
Sistem Masyarakat
4) Meningkatkan
antar
kepentingan
7) Peningkatan kesehatan ibu 1) Penurunan angka
dan anak melalui ibu, bayi dan balita
penurunan angka kematian 2) Mengembangkan
ibu, bayi dan balita dan meningkatka
perbaikan gizi m
dan institusi
8) Menurunnya angka Meningkatkan S
kesakitan penyakit dan
kesehatan lingkungan

9) Peningkatan status gizi Pemberdayaan m


masyarakat LSM, swasta dan sek
dalam upaya penan
masalah gizi dan p
keluarga sadar gizi

10) Melindungi kesehatan Peningkatan


masyarakat dengan pelayanan kesehata
menjamin tersedianya upaya biaya yang terjang
kesehatan yang paripurna, mudah diakses ole
merata, bermutu dan lapisan masyarakat
berkeadilan
11) Meningkatnya sarana dan Meningkatkan pe
jangkauan KIE bidang terhadap KIE
kesehatan kepada
masyarakat

3) Meningkatkan kualitas dan Peningkatan mutu pelayanan 1) Meningkatkan


kecepatan pelayanan akte dokumen catatan sipil dan administrasi kepe
catatan sipil(Akte Kelahiran, dokumen administrasi dan catatan sipi
KTP) dan dokumen kependudukan lainnya pengembangan
administrasi kependudukan kependudukan da
lainnya (Surat Keterangan sipil

lii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI


Domisili, Surat Keterangan mengoptimalkan
Pindah, Kartu Keluarga) pelaksana pelay
tingkat kelurah
kecamatan
2) Meningkatkan ke
dokumen kepe
dan catatan sipi
pemanfaatan pera
pemerintah desa
peningkatan
masyarakat akan p
dokumen kepe
dan catatan sipil
4) Menciptakan kemandirian 1) Meningkatkan penyediaan Mendorong penyediaa
dalam bidang ketahanan sumber pangan alternative pangan alternatif
pangan
2) Tercapainya analisis pola Mendorong Pola
pangan harapan masyarakat Harapan masyarakat
5) Meningkatkan layanan dan Tersedianya sanitasi dan air Optimalisasi akses m
fasilitas serta akses bersih terhadap sanitasi
masyarakat terhadap bersih
kesediaan sanitasi dan air
bersih

MISI 2 : Mengelola Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Berwawasan


Lingkungan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1) Meningkatk Terwujudnya 1) Optimalisasi Peningkatan peningkatan
an peningkatan pembangun sarana dan prasarana
pembangun kualitas dan an transportasi
an kuantitas infrastruktu
infrastruktu infrastruktur r potensial
r yang yang memiliki berdaya
memiliki daya dukung dukung
daya dan daya gerak transportasi
dukung dan ekonomi sosial,
daya ungkit transportasi,
terhadap komunikasi
pembangun dan
an ekonomi informatika,
dan sosial tata kota,
dengan perumahan
mengutama dan
kan pemukiman
kepentingan
masyarakat
luas
2) Meningkatk 1) Peningkatan kualitas dan
an kuantitas infrastruktur
pembangun dasar masyarakat
an 2) Pembangunan sarana
infrastruktu prasarana/infrasturktur

liii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI


ARAH KEBIJAKAN
r
yang dasarfundamental,
masyarakat
memiliki asas manfaat
yang luas dengan
perancanaan yang
matang
2) Meningkatk 1) Menurunny Meningkatkan 1) Meningkatkan upaya
an a pengawasan konservasi dan
konservasi pencemaran dan rehabilitasi SDA serta
dan lingkungan pengendalian pengendalian kerusakan
pemanfaata pencemaran/ LH
n perusakan LH 2) Meningkatkanpemberday
lingkungan serta aan /partisipasi
hidup untuk koordinasi masyarakat dalam
mendukung pengelolaan pelestarian LH
pertumbuha LH dengan
n ekonomi seluruh
Stakeholders
2) Meningkatn Optimalisasi Revitalisasi
ya kualitas Konservasi
dan sumber daya
kuantitas alam
jaringan
irigasi dan
konservasi
sumber
daya air
dan
pemanfaata
n
lingkungan
hidup
3) Meningkatk Meningkatnya Optimalisasi Peningkatan kinerja TPA
an kualitas kuantitas dan pengelolaan Ngronggo, peningkatan TPS
dan kualitas sampah dan pengembangan TPST
kuantitas pengelolaan
pengelolaan limbah padat,
limbah limbah cair
padat dan dan sampah
cair serta
pelayanan
penanganan
sampah

MISI 3 : Mengembangkan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
1) Meningkatkan 1) Menurunnya 1) Peningkatan 1) Memperbaiki
kualitas dan jumlah akses penduduk program
kuantitas penyandang terhadap perlindungan
rehabilitasi masalah lapangan sosial dan
dan kesejahteraan pekerjaan dan meningkatkan
penanganan sosial kesempatan akses

liv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
penyandang 2) Terciptanya berusaha bagi pelayanan
masalah peningkatan penduduk dasar
kesejahteraan pembinaan 2) Jaminan dan 2) Peningkatan
sosial terhadap para perlindungan kesejahteraan
penyandang sosial pagi sosial melalui
masalah penyandang penanganan,
kesejahteraan masalah perlindungan
sosial kesejahteraan jaminan sosial
3) Terwujudnya sosial dan
jaminan dan 3) Pembinaan dan rehabilitasi
perlindungan Pelatihan Bagi bagi PMKS
Sosial bagi para penyandang
penyandang masalah
masalah kesejahteraan
kesejahteraan social
sosial
4) Terlaksananya
pelayanan
rehabilitasi
dan sarana
prasarana
kesejahteraan
sosial
5) Menurunnya 1) Mengurangi 1) Memperbaiki
Prosentase beban program
Rumah tangga pengeluaran perlindungan
Miskin masyarakat social
miskin 2) Meningkatkan
2) Meningkatkan akses
kemampuan dan pelayanan
pendapatan dasar
masyarakat 3) Pemberdayaan
miskin kelompok
3) Mengembangkan masyarakat
dan menjamin miskin
keberlanjutan 4) Menciptakan
usaha mikro dan pembangunan
kecil yang inklusif
4) Mensinergikan
kebijakan dan
program
penanggulangan
kemiskinan
2) Meningkatkan 1) Meningkatnya Memasyarakatkan Peningkatan
upaya kesadaran bahaya bencana fasilitas
penanganan masyarakat penanganan
mitigasi dalam bencana
bencana dan meminimalkan
penanganan potensi
keluarga terjadinya
korban paska bencana
bencana 2) Meningkatnya
keahlian dan

lv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
keterampilan
anggota
masyarakat
dalam
menanggulang
i bencana
untuk
meminimalkan
dampak
bencana

MISI 4 : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Ekonomi


Kerakyatan dan Partisipasi Masyarakat dalam Proses
Pembangunan
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
1) Meningkatkanjumla 1) Meningkatnya Meningkatkan Pengembangan
h UMKM, koperasi, jumlah UKM jml UKM, IKM produk UKM
dan sentra-sentra yang produktif dan pengusaha menjadi produk
perekonomian melalui yang berkualitas,
rakyat yang pendidikan, inovatif dan
produktif pelatihan, kreatif untuk
pendampingan, meningkatkan
motivasi, pemasaran
bantuan dan produk
keterampilan
dasar dengan
didukung
database yang
kuat
2) Meningkatnya 1) Meningkatka Peningkatan
jumlah n kualitas kualitas dan
koperasi yang kelembagaan kuantitas
produktif koperasi koperasi
melalui
penataan
kelembagaan
koperasi,
baik dalam
arti legal
formal
maupun
peningkatan
akuntabilitas
pengelolaan
kelembagaan
Koperasi
2) Meningkatka Peningkatan
n kapasitas pelatihn SDM
SDM koperasi dan pra
Koperasi koperasi
melalui

lvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
pengembanga
n keahlian
dan
keterampilan
teknis (alih
teknologi dan
inovasi
produk) dan
penerapan
manajemen
modern
3) Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
jumlah sentra jumlah sentral jumlah demplot
perekonomian perekonomian buah-buahan
rakyat yang rakyat melalui dan kegiatan
produktif pelatihan dan bimbingan
pendampingan kampung buah
unggulan
4) Meningkatnya Meningkatnya Peningkatan dan
produksi dan produksi dan pengembangan
produktifitas produktifitas komoditas buah
hasil hasil perikanan unggulan, unit
perikanan dan dan pertanian pembenihan
pertanian dalam arti luas rakyat, unit
dalam arti luas pengolah ikan
(UPI), konfeksi,
one produk one
village (OPOV)
5) Meningkatnya 1) Meningkatka Pemberdayaan
keberdayaan n peran serta masyarakat baik
kelompok masyarakat langsung
masyarakat dalam ataupun melalui
kurang pembanguna kelembagaan
mampu n masyarakat
2) Merubah pola Pembinaan
pikir terhadap
masyarakat pedagang
kurang asongan dan PKL
mampu
6) Meningkatnya Menguatkan Pengembangan
produksi dan peran produk UKM
produktivitas masyarakat menjadi produk
UKM, Koperasi dalam dan yang berkualitas,
dan Sentra ketrampilan inovatif dan
Perekonomian Teknis (alih kreatif untuk
teknologi dan meningkatkan
inovasi produk) pemasaran
dan penerapan produk
manajerial
modern
2) Meningkatkan daya 1) Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
dukung pemangku daya dukung jumlah koperasi iklim usaha yang
kepentingan bagi dan kerjasama dan UKM yang kondusif bagi

lvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
pengembangan antara pelaku
berbadan Koperasi dan
UKM dan koperasi usaha kecil
hukum melalui UKM untuk
dan mikro
pengembangan mewujudkan
dengan para
kebijakan yang pemberdayaan
pemangku berpihak pada Koperasi dan
kepentingan tumbuh UKM yang lebih
kembangnya koordinatif dan
Koperasi dan partisipatif
UKM
2) Meningkatkan 1) Meningkatka Peningkatan
pembinaan n kapasitas dan
dan wirausahawa produktivitas
pendampingan n baru Koperasi dan
terhadap para melalui UKM untuk
pelaku UKM pengembanga meningkatkan
dan koperasi n lembaga daya saing SDM
diklat untuk Koperasi dan
melakukan UKM
pendidikan,
pelatihan,
penyuluhan,
motivasi dan
kreatifitas
bisnis,
keahlian
teknis dan
keterampilan
dasar
2) Meningkatka Pengembangan
n kapasitas produk Koperasi
SDM dan UKM
Koperasi dan menjadi produk
UKM melalui yang berkualitas,
pengembanga inovatif dan
n keahlian kreatif untuk
dan meningkatkan
keterampilan pemasaran
teknis (alih produk
teknologi dan
inovasi
produk) dan
penerapan
manajemen
modern
3) Meningkatka 1) Penguatan
n kualitas kelembagaan
kelembagaan Koperasi untuk
koperasi mengembangk
melalui an koperasi
penataan sesuai nilai,
kelembagaan jati diri, prinsip
koperasi, dan asas
baik dalam Koperasi dan

lviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
arti legal meningkatkan
formal peran koperasi
maupun dalam
peningkatan peningkatan
akuntabilitas kesejahteraan
pengelolaan anggota
kelembagaan 2) Peningkatan
Koperasi dan
pengembangan
sarana dan
prasarana
usaha bagi
UKM/PKL
3) Meningkatnya Meningkatkan 1) Peningkatan
akses akses akses Koperasi
permodalan permodalan bagi dan UKM
usaha bagi Koperasi dan terhadap
koperasi, dan UKM yang sumber
UKM sesuai dengan pembiayaan,
kebutuhan teknologi, dan
pemasaran
2) Operasionalisa
si Bantuan
Langsung
Usaha Dana
Bergulir
(BLUDB)
4) Operasionalisa Meningkatkan Pembinaan
si Bantuan jumlah KSP / terhadap
Langsung USP, koperasi KSP/USP,
Usaha Dana dan UKM Koperasi dan
Bergulir UKM
(BLUDB)
3) Meningkatkan 1) Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
potensi dan daya daya saing fasilitasi fasilitasi
saing daerah daerah saranan pengelolaan
melalui prasarana sumber daya
peningkatan pariwisata pariwisata
investasi
2) Meningkatnya Melakukan Penyederhanaan
pelayanan dan evaluasi perijinan dan
perijinan prosedur dan peningkatan
investasi persyaratan pelayanan publik
perijinan
investasi untuk
meningkatkan
pelayanan
perijinan
3) Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
promosi upaya kegiatan kegiatan promosi
peluang promosi bagi penanaman
investasi peningkatan modal
penanaman

lix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
modal
4) Terjaminnya
Meningkatkan Peningkatan
jumlah keamanan
MOU kerjasama antar
berusaha
kerjasama antar daerah, baik
daerah dalam dengan
rangka promosi pemerintah
investasi, baik daerah dan dunia
dengan usaha dalam
pemerintah dan rangka promosi
kalangan dunia investasi
usaha
4) Meningkatkan 1) Meningkatkan Meningkatkan Pembangunan
kualitas dan ketersediaan dan perluasan infrastruktur
penyerapan tenaga lapangan kerja lapangan pendidikan
kerja bagi pekerjaan di untuk
masyarakat berbagai sektor penyediaan
fasilitas
pendidikan dan
biaya pendidikan
yang terjangkau
2) Meningkatnya Meningkatkan 1) Penyediaan
kualitas ketrampilan, lembaga-
tenaga kerja kompetensi dan lembaga
produktivitas pelatihan yang
tenaga kerja kurikulum
sesuai dengan pelatihannya
kebutuhan berorientasi
pasar kerja pada dunia
kerja
2) Menumbuhkan
profesionalism
e tenaga kerja
sebagai upaya
meningkatkan
kompetisi
tenaga kerja,
memberikan
pelatihan dan
keterampilan
tenaga kerja
untuk
mewujudkan
tenaga kerja
yang
berkualitas,
maju,
produktif dan
profesional
3) Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
penyerapan akses informasi akses informasi
tenaga kerja tenaga kerja pasar kerja
bagi pencari
kerja

lx
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN

4) Terwujudnya 1) Melaksanaka Mendorong


perlindungan n penegakan terwujudnya
ketenagakerjaa Hukum dan perlindungan
n Perlindungan bagi tenaga kerja
Tenaga Kerja yang
komprehensif
2) Meningkatka Mendorong
n kerjasama terwujudnya
antara kerjasama antara
lembaga lembaga-lembaga
pendidikan pendidikan
tenaga kerja tenaga kerja baik
dengan formal maupun
perusahaan informal dengan
di wilayah perusahaan-
Salatiga perusahaan di
lingkungan
wilayah Salatiga
maupun di luar
wilayah Salatiga
yang
membutuhkan
tenaga kerja
sesuai dengan
kualifikasi
(kebijakan link
and match)
5) Terwujudnya 1) Melaksanaka Penyuluhan dan
fasilitasi n Peyuluhan, bimbingan serta
ketransmigrasi bimbingan pelatihan
an dan pelatihan kewirausahaan
kewirausahaa bagi calon
n bagi calon transmigran
transmigran
2) Melaksanaka Mendorong
n koordinasi terwujudnya
dan koordinasi dan
kerjasama kerjasama serta
dengan pihak penempatan bagi
terkait pelaku
dalam transmigrasi
penempatan
transmigran
5) Meningkatkan 1) Meningkatnya Meningkatkan Melaksanakan
sumber-sumber sumber- kualitas dan pembangunan
penerimaan daerah sumber kuantitas dan peningkatan
untuk mendukung penerimaan sumber-sumber kualitasa dan
kemandirian daerah penerimaan kuantitas sarana
keuangan daerah daerah prasarana
sumber-sumber
penerimaan
daerah

lxi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
2) Meningkatnya Meningkatkan Meningkatkan
kemandirian intensifikasi dan penerimaan PAD
keuangan ekstensifikasi dan pengelolaan
daerah PAD dan PBB PPB secara
mandiri
6) Meningkatkan 1) Terwujudnya Meningkatkan Meningkatkan
pengelolaan pasar pengelolaan sarana prasaran sarana prasarana
tradisional yang pasar pasar pasar tradisional
representatif tradisional tradisional
yang
representatif
2) Terwujudnya Melaksanakan Melaksanakan
jaminan dan pembangunan pembangunan
perlindungan pasar pasar tradisional
keberadaan tradisional
pasar
tradisional
7) Meningkatkan Peningkatan Meningkatkan Peningkatan
peran serta partisipasi peran masyakat peran
masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat
perencanaan, dalam proses pembangunan secara efektif dan
pelaksanaan, dan pembangunan efisien dalam
pengawasan daerah melalui pembangunan
pembangunan berbagai forum
daerah

MISI 5 : Melestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Rangka Memperkuat


Identitas dan Jati Diri Daerah
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
1) Mengembangkan Terwujudnya Menginventarisasi Membina
budaya lokal di pelestarian dan dan melestarikan padepokan seni
masyarakat pengembangan seni budaya local dan
budaya lokal mengembangkan
dalam kegiatan budaya lokal
masyarakat
2) Melestarikan Meningkatnya 1) Menyelenggarakan Melaksanakan
nilai-nilai pemahaman Sarasehan nilai sarasehan nilai
kepahlawanan tentang nilai- kepahlawanan dan kepahlawanan
nilai peringatan hari dan ziarah
nasionalisme, pahlawan wisata
kepahlawanan
dan
terwujudnya
aktualisasi
kesetiakawanan
sosial
2) Meningkatkan Menciptakan
sarana dan kenyamanan
prasarana TMP untuk
masyarakat dan
peziarah di TMP

lxii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
3) Melestarikan Terjaganya Melakukan Pelestarian dan
benda cagar benda cagar inventarisasi cagar pemeliharaan
budaya budaya budaya cagar budaya
4) Mengembangkan Terwujudnya Mengindentifikasi Menciptakan
produk ciri khas produk ciri produk unggulan produk
kota khas Kota untuk menjadi ciri unggulan Kota
Salatiga khas Kota Salatiga Salatiga

MISI 6 : Mengembangkan Hubungan yang Sinergis antara Pemangku


Kepentingan Pembangunan
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
1) Meningkatkan Terwujudnya Optimalisasi Peningkatan
koordinasi peningkatan koordinasi kegiatan komunikasi dan
antara lembaga koordinasi antara legislatif dan pelayanan
eksekutif dan eksekutif dan eksekutif
legislatif legislatif
2) Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan
koordinasi antar koordinasi koordinasi untuk peran
pemerintah pemerintah Kota optimalisasi pemerintah
daerah dengan Salatiga dengan kelancaran proses dalam proses
instansi vertikal instansi vertikal pembangunan koordinasi
dengan instansi
vertikal
3) Meningkatkan 1) Meningkatnya Optimalisasi fungsi Peningkatan
kerukunan kualitas lembaga religi peran lembaga
antara pemeluk kehidupan dalam religi bagi
agama, beragama mengembangkan kerukunan
penganut secara kerukunan hidup masyarakat
kepercayaan, harmonis, saling antar umat
suku dan etnis menghormati beragama
dengan
semangat
kekeluargaaan
2) Meningkatnya
kualitas
hubungan antar
umat beragama,
suku dan etnis
4) Meningkatkan Terciptanya Stabilisasi antar Fasilitasi dan
stabilitas stabilitas partai politik dan pembinaan
hubungan antar hubungan antar ormas kepada ormas
partai politik politik dan
dan organisasi organisasi
masyarakat masyarakat

MISI 7 : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan dengan Prinsip-Prinsip


Good Governance
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGI
KEBIJAKAN
1) Meningkatkan Terwujudnya Optimalisasi Fasilitasi SDM

lxiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

kualitas SDM aparatur yang kualitas SDM Aparatur


Aparatur kompeten Aparatur Pemerintah
Pemerintah profesional Pemerintah berkualitas
2) Meningkatkan 1) Meningkatkan Optimalisasi 1) Peningkatan
kinerja Aparatur Pengguna kinerja kinerja
Pemerintah dalam Perpustakaan aparatur aparatur
memberikan 2) Meningkatnya pemerintah pemerintah
pelayanan publik profesionalism dalam
e aparatur pelayanan
pemerintah publik
3) Terwujudnya 2) Fasilitasi SDM
transparansi Aparatur
dalam Pemerinrahunt
penyelenggaraa uk
n pemerintah meningkatkan
daerah kualitas
4) Meningkatnya
kinerja
pelayanan
publik yang
responsif,
efektif dan
efisien
3) Meningkatnya 1) Menguatnya Optimalisasi Peningkatan
kapasitas dan kapasitas Peran Keberpihakkan
keberpihakan kelembagaan Lembaga Lebaga
kelembagaan masyarakat dalam Pemerintah pada
pemerintahan 2) Meningkatnya memihak Masyarakat
kepada keberpihakan kepentingan
masyarakat pemerintah masyarakat
kepada
masyarakat
4) Menyelenggarakan 1) Terwujudnya Optimalisasi Melaksanakan
pemerintahan yang perencanaan akuntabilitas perencanaan,
akuntabel pembangunan pemeritahan pelaksanaan dan
daerah yang pengawasan yang
visioner, transparan
ramah
lingkungan
dan
sustainable
2) Meningkatnya
kualitas
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah
3) Terwujudnya
akuntabilitas
dalam
penyelenggaraa
n Pemerintah
Daerah

lxiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

MISI 8 : Mengembangkan Pemahaman Politik Melalui Budaya Politik


Demokratis yang Santun dan Mengedepankan Supremasi Hukum
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1) Meningkatkan 1) Meningkatnya 1) Pembinaan 1) Peningkatan
nilai-nilai partisipasi masyarakat pemahaman
demokratis di dan dalam masyarakat dalam
masyarakat keterwakilan pendidikan pendidikan politik
2) Meningkatkan masyarakat politik 2) Peningkatan
ketentraman dalam politik 2) Optimalisasi fungsi
dan ketertiban 2) Meningkatnya sistem pengamanan dan
di masyarakat ketentraman keamanan penertiban
3) Meningkatkan dan ketertiban lingkungan lingkungan
pemahaman masyarakat 3) Pemahaman 3) Memasyarakatkan
dan kesadaran 3) Meningkatnya dan lembaga penegak
masyarakat pemahamam kesadaran hukum
terhadap masyarakat masyarakat 4) Sosialisasi dan
produk terhadap terhadap peningkatan
hukum produk produk kelengkapan
4) Meningkatkan hukum hukum produk hukum
penegakan 4) Meningkatnya 4) Pelaksanaan
produk ketaatan sosialisasi
hukum terhadap produk
produk hukum dan
hukum melengkapi
peraturan
perundangan

MISI 9 : Mengembangkan Pengarusutamaan Gender dalam Berbagai


Bidang Kehidupan dan Perlindungan Anak, Remaja, serta
Perempuan dalam Segala Bentuk Diskriminasi dan Eksploitasi
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1) Meningkatkan 1) Meningkatnya 1) Advokasi tentang Penyusunan regulasi
jaminan dan jaminan dan Instrument yang mengatur
kepastian hukum kepastian hukum Internasional perlindungan anak dan
terhadap terhadap maupun nasional perempuan
perlindungan hak perlindungan hak Hak-hak Anak
anak dan anak 2) Penguatan
perempuan kelembagaan
pengarusutamaan
gender dan anak
2) Meningkatnya 1) Advokasi tentang Penyusunan regulasi
jaminan dan Instrument yang mengatur
kepastian hukum Internasional perlindungan anak dan
terhadap maupun nasional perempuan
perlindungan hak Hak-hak
perempuan Perempuan
2) Penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan
gender dan anak
3) Meningkatnya Advokasi dan Penyusunan RAD HAM
Pemahaman Diseminasi Instrumen
Aparat terhadap HAM pada aparatur
Instrument-
instrumen HAM
4) Terjaminnya Hak Meningkatnya Peran serta dalam
Sipil dan Hak pemahaman warga proses demokrasi
Politik Warga negara terhadap hak

lxv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


Negara politik
2) Menurunkan Turunnya prosentase Sosialisasi dan 1) Pelaksanaan
prosentase kekerasan dalam Pendampingan perlindungan
Kekerasan Dalam rumah tangga terhadap Perempuan perempuan
Rumah Tangga Korban Kekerasan 2) Fasilitasi upaya
dalamrumah tangga perlindungan
perempuan
terhadap tindak
kekerasan
3) Mewujudkan Kota Terwujudnya Kota 1) Advokasi dan 1) Pembentukan
Layak Anak Layak Anak Diseminasi Kota Gugus Tugas Kota
Layak Anak Layak Anak, dan
2) Koordinasi dengan Forum Anak
pemangku 2) Pelibatan/Peran
kepentingan serta Anak dalam
Proses
Pengambilan
Kebijakan

lxvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

B A B V II

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk


menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan
rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program
pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan
yang ditetapkan. Melalui kebijakan umum diperoleh strategi melalui program-program
yang saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target
sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan capaian satu program mendukung atau
memicu keberhasilan program lainnya.

Kebijakan Umum merupakan kebijakan pemerintah daerah secara umum.


Pernyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah
dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang
efisien, efektif dan berhasil guna. Kebijakan umum disusun sebagai bagian dari
strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi daerah
guna meningkatan kesejahteraan masyarakat, layanan publik dan daya saing
sebagaimana amanat otonomi daerah, serta meningkatkan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa dalam mewujudkan harmonisasi kehidupan serta mewujudkan
supremasi hukum dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan atau


diperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran. Agar kebijakan
umum dapat dijadikan pedoman dalam menentukan program prioritas yang tepat
dibutuhkan kebijakan umum agar dapat merangkai program-program prioritas yang
inherent. Setelah kebijakan umum dibuat, langkah selanjutnya adalah merumuskan
program pembangunan daerah. Tahap ini sangat penting dalam perumusan RPJMD
karena hasil dari perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana
pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas. Urgensi lain adalah
karena perumusan program pembangunan daerah adalah inti dari perencanaan
strategis itu sendiri yang mendefinisikan tujuan strategis dalam 5 (lima) tahun.

Adapun Program-program Pembangunan Daerah yang akan dilaksanakan pada


tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :

1) Urusan Pendidikan :
a) Program Pendidikan Anak Usia Dini;
b) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;

lxvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

c) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;


d) Program Pendidikan Menengah;
e) Program Pendidikan Non Formal;
f) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
g) Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga.
2) Urusan Kepemuda dan Olah Raga :
a) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan;
b) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga.
3) Urusan Kesehatan :
a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
c) Program Pengawasan Obat dan Makanan;
d) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
e) Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
f) Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
g) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
h) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
i) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;
j) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana
Puskesmas;
k) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
l) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita;
m) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;
n) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;
o) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit
Mata;
p) Program Peningkatan Mutu Layanan Kepada Masyarakat.
4) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah :
a) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;
b) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM;
c) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
5) Urusan Perdagangan :
a) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;
b) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;
c) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri;
d) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan;
e) Program Pembangunan Pasar Tradisional/Penataan Tempat Usaha
Bagi Pedagang.
6) Urusan Industri :

lxviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

a) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;


b) Program Penataan Struktur Industri;
c) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.
7) Urusan Perpustakaan :
a) Program Pengembangan Koleksi Perpustakaan;
b) Program Pengembangan Sarana Prasarana Perpustakaan;
c) Program Koleksi Perpustakaan.
8) Urusan Kearsipan :
a) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan;
b) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip Daerah;
c) Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Prasarana Kearsipan;
d) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.
9) Urusan Pekerjaan Umum :
a) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
b) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;
c) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya;
d) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong;
e) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong;
f) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku.
10) Urusan Penataan Ruang :
a) Program Perencanaan Tata Ruang;
b) Program Pemanfaatan Ruang;
c) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
11) Urusan Lingkungan Hidup :
a) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;
b) Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan;
c) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
d) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup;
e) Program Kerjasama Pembangunan;
f) Program Peningkatan Pengendalian Polusi;
g) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup;
h) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
i) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alat;
j) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan
Lingkungan.
12) Urusan Perumahan Rakyat :
a) Program Pengembangan Perumahan;

lxix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

b) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan;


c) Program Lingkungan Sehat Perumahan.
13) Urusan Perencanaan Pembangunan :
a) Program Pengembangan Data/Informasi;
b) Program Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan Besar;
c) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan;
d) Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
e) Program Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;
f) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
g) Program Perencanaan Sosial Budaya.
14) Urusan Perhubungan :
a) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
b) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
c) Program Pengendalian Lalu Lintas;
d) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan.
15) Urusan Kebudayaan :
a) Program Pengembangan Nilai Budaya;
b) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;
c) Program Pengelolaan Keragaman Budaya;
d) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.
16) Urusan Pariwisata :
a) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
b) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
c) Program Pengembangan Kemitraan.
17) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil :
Program Penataan Administrasi Kependudukan.
18) Urusan Ketenagakerjaan :
a) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;
b) Program Pendataan Lowongan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja;
c) Program Monitoring dan Evaluasi ;
d) Program Peningkatan Kesempatan Kerja;
e) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan.
19) Urusan Ketransmigrasian :
a) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi;
b) Program Transmigrasi Regional.
20) Urusan Sosial :
a) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;
b) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;

lxx
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

c) Pembinaan Panti Asuhan dan Panti Jompo;


d) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/Jompo;
e) Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;
f) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks
Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya);
g) Program Pembinaan Anak Terlantar;
h) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
i) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
21) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa :
a) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan;
b) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa;
c) Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa.
22) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak :
a) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan;
b) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan;
c) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan
Anak.
23) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera :
a) Program Keluarga Berencana;
b) Program Pelayanan Kontrasepsi;
c) Program Kesehatan Reproduksi Remaja;
d) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan
KB/KR Mandiri.
24) Urusan Ketahan Pangan :
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
25) Urusan Penanaman Modal :
a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi;
b) Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana
Daerah;
c) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.
26) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri :
a) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan;
b) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan;
c) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT);
d) Program Pendidikan Politik Masyarakat;
e) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam;

lxxi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

f) Program Pemberdayaan Masyarakat Menjaga Ketertiban dan


Keamanan.
27) Urusan Pertanahan :
a) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah;
b) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.
28) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian :
a) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH;
b) Program Penataan Daerah Otonomi Baru;
c) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah;
d) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi;
e) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah;
f) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan;
g) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;
h) Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan;
i) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah;
j) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawasan;
k) Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS;
l) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan;
m) Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
n) Program Pendidikan Kedinasan;
o) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
29) Urusan Komunikasi dan Informatika :
a) Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan
Informasi;
b) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi;
c) Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa;
d) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa.
30) Urusan Pertanian :
a) Program Peningkatan Kesejahteraan Lembaga Petani;
b) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/ Perkebunan;
c) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan;
d) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;

lxxii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

e) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan;


f) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian;
g) Program Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Ternak;
h) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
i) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan;
j) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
31) Urusan Kelautan dan Perikanan :
a) Program Pengembangan Budidaya Perikanan;
b) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan.

Tabel 7.1. berikut tentang Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota
Salatiga :

lxxiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Bab ini merupakan langkah dalam penyusunan program prioritas dan program
pendukung. Pola perencanaan memisahkan antara aspek strategis dan operasional
program prioritas yang dipisahkan pula menjadi 2 (dua) yaitu program prioritas untuk
perencanaan strategis dan program prioritas untuk perencanaan operasional. Suatu
program prioritas yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah pada dasarnya adalah perencanaan operasional. Suatu urusan menjadi
strategis tergantung tujuan dan sasaran pembangunan dan bagaimana strategi
pencapaiannya. Suatu urusan pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu
tahun atau periode dan sebaliknya, menjadi operasional diperiode berikutnya.
Dalam hal suatu urusan atau program/kegiatan didalamnya menjadi strategis.
Maka perencanaan, pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi
intensitasnya dibanding yang operasional. Begitu pula dalam penganggarannya, harus
diprioritaskan terlebih dahulu. Yang demikian karena suatu urusan yang bersifat
strategis ditetapkan temanya karena pengaruhnya yang sangat luas dan urgent untuk
diselenggarakannya sangat tinggi. Suatu program prioritas, baik strategis maupun
operasional, kinerjanya merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi
program prioritas yang dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama
Kepala SKPD dengan Walikota pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan
penyelenggaraan aspek strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan
pemerintahan dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap
tahun, tidak langsung dipengaruhi oleh visi dan misi Walikota terpilih. Artinya, suatu
prioritas pada beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program
Walikota terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan.
Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak
tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada
identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan (wajib dan pilihan).
Berdasarkan rumusan permasalahan pembangunan daerah di tiap urusan maka
dibuatlah program prioritas dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu
keberhasilan.
Sesuai dengan potensi, sumberdaya dan masalah-masalah mendesak yang
harus ditangani, peluang dan kesempatan yang bisa diraih dan dimanfaatkan, maka
Pemerintah Kota Salatiga memprioritaskan pembangunan pada prioritas utama
(Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi) dan prioritas pendukung yang diharapkan mampu
membawa dampak sebagai multiplier effect terhadap pembangunan di segala bidang.
Penentapan prioritas pembangunan ini akan memberikan arah dalam menetapkan
program-program utama dalam berbagai sektor sebagai implementasi pelaksanaan

lxxiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

strategi pembangunan. Penetapan prioritas pembangunan ini juga bisa dijadikan


dasar dan arah kebijakan-kebijakan dalam penetapan dan penempatan sumberdaya
yang tersedia baik dana maupun lembaga/Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
yang sering juga menjadi kendala.
Prioritas-priorotas pembangunan Kota Salatiga adalah:
1) Pendidikan
Strategi prioritas pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi saja tidak dapat menjamin proses pembangunan yang
berkelanjutan (sustainibility development). Pertumbuhan ekonomi harus
disertai dengan berbagai kebijakan pembangunan yang inklusif dan
berkeadilan, salah satunya dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Tingkat
pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima
informasi serta kemampuan dalam berperan aktif dalam pembangunan.
Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi, pada umumnya
mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga lebih mudah
menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta dalam
mengatasi masalah dirinya, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan mutu pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, peningkatan kualitas sumber daya manusia akan berdampak
pada kualitas tenaga kerja yang secara linier akan mampu meningkatkan
produktifitas, efektifitas dan efisiensi di segala sektor sehingga akan
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth).
Ditunjang dengan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang
representative. Sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan layanan dasar, maka Pemerintah Kota
Salatiga berusaha meningkatkan keterjangkauan biaya pendidikan bagi
siswa kurang mampu dan tersedianya beasiswa bagi yang kurang mampu.
2) Kesehatan
Pembangunan Kesehatan Kota Salatiga dalam rangka mencapai “Salatiga
Sehat” tidak bisa dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan, tetapi harus
dilakukan secara holistik bersama stakeholders dan masyarakat. Kegiatan-
kegiatan program pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh sektor
kesehatan maupun non kesehatan yang berhubungan dengan masalah
kesehatan merupakan data atau fakta yang perlu dicatat dan dikelola
dengan baik dalam suatu sistem informasi yang terpadu. Peran data dan
informasi program pembangunan kesehatan terasa makin diperlukan guna
pengambilan keputusan disetiap program, tahapan dan jenjang
administrasi.

lxxv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Peningkatan kualitas layanan kesehatan, status kesehatan dan gizi dalam


suatu masyarakat sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas
manusia. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi yang baik tidak hanya
penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi generasi berikutnya.
Peningkatan layanan kesehatan yang berkualitas dilaksanakan melalui :
a) Program advokasi dan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja;
b) Program Pembinaan KB;
c) Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular;
d) Pengembangan lingkungan sehat;
e) Penurunan angka kematian anak.
Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan yang memadai
sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status kesehatan. Hal ini akan
terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan semua elemen
masyarakat.
Status kesehatan dan gizi yang baik merupakan hak bagi seluruh lapisan
masyarakat. Perhatian Pemerintah Kota Salatiga kepada warga kurang
mampu tercermin dalam indikasi program prioritas jaminan kesehatan bagi
warga kurang mampu melalui jamkesda bagi warga yang tidak terlayani
oleh jamkesmas, yaitu 40% dari jumlah warga kurang mampu di Salatiga
dan peningkatan kesehatan ibu dan balita.
3) Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha sadar untuk
meningkatkan taraf kehidupan suatu wilayah dengan didasarkan pada
teori-teori ekonomi pembangunan dengan azas efisiensi dan pemerataan.
Proses pembangunan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
saja, akan tetapi sudah menjadi tanggung jawab bersama yang melibatkan
semua elemen masyarakat dan pemerintah demi mencapai tujuan bersama.
Pelibatan aktif seluruh elemen masyarakat dan pemerintah Kota Salatiga ini
diharapkan mampu menciptakan hubungan yang sinergis dalam mencapai
pembangunan ekonomi yang dinamis dan fleksibel. Bukan hanya sinergitas
pelaku pembangunan dalam menanggulangi kemiskinan yang diperlukan,
akan tetapi dibutuhkan pula sinkronisasi program kegiatannya. Warga Kota
Salatiga yang hidup di bawah kemiskinan hasil survey Susenas tahun 2010
oleh BPS sebesar 7,58%. Dalam lima tahun ke depan, sesuai dengan target
MDGs, warga kurang mampu diupayakan penurunannya sehingga pada
tahun 2017 nanti hanya tinggal 2%.
Hal ini mencerminkan bahwa kebijakan dan strategi pembangunan
ekonomi selalu memperhatikan sumber daya lokal yang tersedia bukan
hanya sebagai objek pembangunan, melainkan secara aktif juga berperan
sebagai subjek pembangunan Kota Salatiga. Arah dan skema dari langkah

lxxvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

ini adalah mengenai upaya optimalisasi pengelolaan dan pendayagunaan


potensi sumber daya lokal melalui :
a) Pemanfaatan sumber daya alam yang mampu menghasilkan nilai
ekonomi sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah dan
masyarakat;
b) Pelibatan dan peningkatan daya saing Usaha Kecil Menengah dan
Koperasi (UKMK) dengan menekankan produk unggulan daerah
serta produk industri kreatif Kota Salatiga;
c) Pengembangan sistem pemasaran hasil produk unggulan daerah
serta produk industri kreatif Kota Salatiga;
d) Peningkatan program kemitraan, sarana dan prasarana pendukung
dalam rangka pembentukan wirausaha baru;
e) Peningkatan peran dan layanan koperasi, lembaga jasa keuangan;
f) Pemberian akses permodalan bagi UMKM sehingga akan tercapai
target di berdayakannya 1.000 UMKM di Kota Salatiga.
4) Kegiatan Prioritas Pendukung
Kegiatan ini difokuskan pada upaya menjamin ketersediaan aksesibilitas
dalam rangka mendukung kelancaran pencapaian prioritas utama
(pendidikan, kesehatan, dan ekonomi) di atas. Kegiatan ini juga diupayakan
mampu menjamin ketersediaan infrastuktur dengan mengoptimalkan
sumber-sumber pembiayaan pembangunan baik dari pendapatan asli
daerah, dana dari propinsi Jawa Tengah, transfer dari pusat, serta sumber-
sumber pembiayaan lain yang sah. Aksesibilitas dimaksudkan dengan
sistem pemerintahan yang good governance, pelayanan prima dan bersifat
kerjasama yang saling menguntungkan. Ketersediaan infrastruktur di sini
meliputi jalan, jembatan, prasarana pendukung sistem pelayanan minimal
serta sarana prasarana yang mendukung tercapainya peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan dan ekonomi Kota Salatiga.
Secara terperinci dalam Bab ini disajikan indikasi rencana program yang
menggambarkan tentang distribusi urusan pemerintah dengan SKPD
terkait program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab SKPD. Bagian
ini juga menyajikan pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode
perencanaan dengan rincian per tahunnya untuk dibandingkan dengan
kondisi pada saat perencanaan di buat. Indikasi rencana program prioritas
yang disertai kebutuhan pendanaan dapat dilihat pada Tabel 8.1. berikut :

lxxvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Indikator kinerja daerah merupakan tolok ukur tingkat pencapaian kinerja


pembangunan yang hendak dicapai pada 5 (lima) tahun mendatang. Indikator kinerja
daerah tersebut disusun berdasarkan program-program pembangunan yang
direncanakan yang dilengkapi dengan target pencapaian pada tiap tahunnya selama 5
tahun mendatang.
Indikator kinerja daerah perlu ditetapkan untuk menjadi kesepakatan bersama
seluruh stakeholder pembangunan di Kota Salatiga, melalui penetapan indikator
kinerja daerah maka diperoleh gambaran umum tingkat keberhasilan pembangunan
daerah di masa mendatang sekaligus menjadi pedoman SKPD untuk melaksanakan
pembangunan.
Penetapan indikator kinerja daerah meliputi bidang-bidang urusan
pembangunan baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang akan diselenggarakan
di Kota Salatiga dan dijalankan oleh masing-masing SKPD pengampu. Untuk
penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 9.1. berikut ini :

lxxviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. Pedoman Transisi


Dalam rangka menjembatani kekosongan dokumen RPJMD untuk masa
jabatan Walikota berikutnya, maka RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016
yang berakhir pada tahun 2016 dapat menjadi pedoman penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rancangan APBD pada tahun berkenaan.
Hal ini ditujukan untuk menjaga kontinuitas pelaksanaan RPJPD Kota Salatiga
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga
Tahun 2005-2025.

Pedoman transisi ini menjadi acuan dalam menyelesaikan permasalahan-


permasalahan yang belum tertangani sepenuhnya sampai akhir periode RPJMD
Kota Salatiga Tahun 2011-2016, sehingga harus dilanjutkan pada periode
jabatan Walikota berikutnya. Dengan demikian, RKPD tahun pertama Walikota
berikutnya memuat sebagian rencana program dalam masa transisi, namun
menjadi bagian tak terpisahkan dari RPJMD untuk periode berikutnya.

10.2. Kaidah Pelaksanaan


Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan
yang dijabarkan dalam RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016, maka
kesinambungan program pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan
pada akhir periode perencanaan dengan RPJMD berikutnya harus difasilitasi
melalui penyiapan kaidah-kaidah pelaksanaannya. Oleh karena RPJMD Kota
Salatiga Tahun 2011-2016 merupakan pedoman bagi semua SKPD dalam
penyusunan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD, maka beberapa kaidah
yang harus diikuti adalah :

1) Seluruh program dan kegiatan yang tercantum dalam RKPD Kota


Salatiga haruslah merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Salatiga
Tahun 2011-2016;
2) Seluruh SKPD berkewajiban menyusun Renstra SKPD yang sejalan
dengan RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016;
3) Seluruh SKPD berkewajiban melaksanakan semua program yang
tercantum dalam RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 sesuai
dengan tugas dan fungsinya;

lxxix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

4) Penyusunan RKPD Kota Salatiga dilakukan melalui proses


Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang
dilaksanakan berjenjang, yakni dari tingkat kelurahan, kecamatan,
forum SKPD dan kota;
5) RKPD Kota Salatiga merupakan pedoman dalam penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS);
6) Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Kota
Salatiga Tahun 2011-2016, maka dilakukan pengendalian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD dengan tahapan :
a) Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan
oleh masing-masing kepala SKPD;
b) Kepala Bappeda Kota Salatiga menghimpun dan menganalisis
hasil pemantauan pelaksanaan pembangunan dari masing-
masing kepala SKPD sesuai dengan tugas dan
kewenangannya;
c) Kepala SKPD melakukan evaluasi atas kinerja pelaksanaan
pembangunan di SKPD yang dipimpinnya;
d) Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kepala SKPD atas kinerja,
menjadi bahan bagi Kepala Bappeda Kota Salatiga dalam
menyusun evaluasi pembangunan daerah;
e) Hasil evaluasi Kepala Bappeda Kota Salatiga terhadap kinerja
pelaksanaan pembangunan di semua SKPD menjadi
masukan dalam penyusunan RPJMD periode berikutnya.
7) Dalam hal terjadi perkembangan yang berpengaruh terhadap
pencapaian target sasaran dan kebutuhan pembiayaan (alokasi
dalam anggaran) seperti tercantum dalam RPJMD Kota Salatiga
Tahun 2011-2016, maka dilakukan penyesuaian dalam proses
penyusunan anggaran dengan mencantumkan dalam KUA, PPAS,
dan APBD setiap tahunnya;
8) Dengan pertimbangan bahwa banyak hal yang berada di luar
kendali pemerintah Kota Salatiga dan diperkirakan dapat
menghambat pelaksanaan RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-
2016, maka berbagai strategi, arah kebijakan dan program yang telah
dikembangkan dapat ditinjau kembali dan hasilnya dikonsultasikan
kepada DPRD Kota Salatiga untuk mendapatkan pertimbangan lebih
lanjut dalam proses pelaksanaannya.

lxxx
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Salatiga Tahun 2011-2016

BAB XI
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga Tahun 2011-2016


disusun sebagai bagian dari upaya untuk mencapai tujuan pembangunan Kota
Salatiga periode 5 (lima) tahun mendatang. Dokumen RPJMD Kota Salatiga Tahun
2011-2016 ini akan menjadi panduan dan arah bersama bagi semua pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota
Salatiga. RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016 disusun sejalan dengan rencana
pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional.

Oleh karena pencapaian tujuan pembangunan Kota Salatiga merupakan tanggung


jawab bersama semua pemangku kepentingan, maka sangat dibutuhkan peran aktif
seluruh pihak dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaannya. Untuk
itu, kerja sama antar pemerintahan yang dilandasi dengan semangat, niat baik, dan
komitmen senantiasa selalu diupayakan untuk terjaga, khususnya antara Pemerintah
Kota Salatiga dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat.

WALIKOTA SALATIGA

Cap ttd

YULIYANTO

lxxxi

Anda mungkin juga menyukai