Visi
Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 4 Tahun Tahun 2016; Berita Daerah Nomor 1 Tahun 2016
Tanggal 7 September 2016, 6 hlmn; Lampiran Perbup 323 hlmn; Letter 285 mm x 200 mm.
BUPATI PONOROGO
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO
NOMOR 4 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PONOROGO,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021;
2
16. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009 Nomor I Seri E);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 3 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2010 Nomor 6);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun
2012-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012
Nomor 2).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PONOROGO
dan
BUPATI PONOROGO
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Ponorogo.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
3. Bupati adalah Bupati Ponorogo.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ponorogo.
5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah Perangkat
Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
6. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumberdaya yang ada.
7. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara
terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah
untuk mewujudkan visi daerah.
8. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya yang
berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumberdaya
yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan
misi.
9. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada PD sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumberdaya, baik berupa personal, barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumberdaya, sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output), dalam bentuk barang dan
jasa.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021.
11. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Renstra-PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk 5
(lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten
Ponorogo periode 1 (satu) tahun.
4
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
RPJMD merupakan :
a. Penjabaran visi, misi dan program Bupati ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Bupati,
dan arah kebijakan keuangan daerah, dengan berpedoman pada
RPJPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2025;
b. Dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus
acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.
Pasal 3
(1) RPJMD dimaksudkan sebagai acuan dan pedoman dalam
penyusunan dokumen :
a. Renstra-PD;
b. RKPD;
c. Rencana Kerja PD, dan
d. perencanaan penganggaran.
(2) RPJMD bertujuan untuk mewujudkan perencanaan pembangunan
daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan
pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten serta dengan
Kabupaten/Kota yang berbatasan.
BAB III
SISTEMATIKA, ISI DAN URAIAN
Pasal 4
Sistematika RPJMD terdiri atas :
a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Gambaran umum kondisi daerah;
c. BAB III : Gambaran pengelolaan keuangan
Daerah serta kerangka pendanaan;
d. BAB IV : Analisis Isu-isu strategis;
e. BAB V : Visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. BAB VI : Strategi dan arah kebijakan;
g. BAB VII : Kebijakan umum dan program
Pembangunan Daerah;
h. BAB VIII : Indikasi rencana program prioritas disertai
kebutuhan pendanaan;
i. BAB IX : Penetapan indikator kinerja daerah;
5
j. BAB X : Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
Pasal 5
(1) Isi dan uraian RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Perubahan terhadap ketentuan dalam BAB VII dan BAB VIII
dituangkan dalam Peraturan Bupati.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 6
Semua program dan kegiatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 dinyatakan tetap berlaku sampai
berakhirnya Tahun Anggaran 2016
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Ponorogo.
Ditetapkan di Ponorogo
pada tanggal : 07 September 2016
BUPATI PONOROGO,
H. IPONG MUCHLISSONI
Diundangkan di Ponorogo
Pada tanggal : 07 September 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PONOROGO
AGUS PRAMONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 NOMOR: 01
6
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . iii
DAFTAR GAMBAR . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . v
DAFTAR GRAFIK . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Hubungan Antar Dokumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 5
1.4 Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
1.5 Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2.1 Aspek Geografi dan Demografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
2.3 Aspek Pelayanan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
2.4 Aspek Daya Saing Daerah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
BAB III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
3.1 Kinerja Keuangan Masa lalu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu . . . . . . . . . . . . . . . 107
3.3 Kerangka Pendanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 109
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122
4.1 Permasalahan Pembangunan Kabupaten Ponorogo . . . . . . . . . 123
4.2 Isu-Isu Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 129
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143
5.1 Visi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143
5.2 Misi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 147
5.3 Tujuan dan Sasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 151
iii RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
Tabel 2.29 Pelayanan Dokumen Akte Kelahiran dan Cakupan Kepemilikan Akte
Kelahiran Usia <18 Tahun di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015. . . 66
Tabel 2.30 Perkembangan Angkatan Kerja Ponorogo Tahun 2011-2015. . . . . . . . . . 67
Tabel 2.31 Kinerja Urusan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Tahun 2011-2015. . . . . . 68
Tabel 2.32 Kinerja Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 . . . . 70
Tabel 2.33 Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Di Kabupaten Ponorogo Dalam 5
Tahun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71
Tabel 2.34 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten
Ponorogo Tahun 2011-2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
Tabel 2.35 Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Metode Penggunaannya
di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
Tabel 2.36 Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 . . . 84
Tabel 2.37 Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 84
Tabel 2.38 Produksi Peternakan Kabupaten Ponorogo tahun 2011-2015 . . . . . . . . . 85
Tabel 2.39 Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 86
Tabel 2.40 Rehabilitasi hutan dan lahan diluar kawasan Tahun 2011- 2015
Kabupaten Ponorogo . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87
Tabel 2.41 Perkembangan Jumlah Usaha Industri Kecil dan Menengah Tahun 2011-
2015. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
Tabel 2.42 Laju Pertumbuhan Kategori Konstruksi di Kabupaten Ponorogo dan
Jawa Timur Tahun 2011-2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89
Tabel 2.43 Perkembangan Jumlah Wisatawan Tahun 2011-2015. . . . . . . . . . . . . . . . 90
Tabel 2.44 Kawasan Lingkar Wilis dan Panjang Trase Jalan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
Tabel 2.45 Data Awal IKU (Indeks Kinerja Utama) Tahun 2011-2015. . . . . . . . . . . . . 95
Tabel 3.1 Rincian Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun
2011-2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 101
Tabel 3.2 Rincian Realisasi dana Perimbangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-
2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 102
Tabel 3.3 Rincian Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104
Tabel 3.4 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 . . 105
Tabel 3.5 Neraca Pemerintah Kabupaten Ponorogo per 31 Desember 2011-2015 106
Tabel 3.6 Analisa Rasio Keuangan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 107
Tabel 3.7 Jenis Belanja Terhadap Kelompok Belanja Dalam APBD Kabupaten
Ponorogo Tahun 2011-2015 (dalam %) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 109
Tabel 3.8 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Ponorogo
Tahun 2016-2021 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 115
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo . . . . . . 160
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo. . . . . . . . . . . . . . . . . . 176
Tabel 7.1 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 196
Tabel 8.1 Indikasi rencana program Prioritas Yang Disertai Pendanaan
Kabupaten Ponorogo. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260
Tabel 9.1 Indikator Kinerja Utama Kabupaten Ponorogo tahun 2016-2021 . . . . . . . 297
Tabel 9.2 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2016-2021 . . . . . . 298
iv RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Ponorogo . . . . . . . . . . . . . . . . 18
Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Ponorogo. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Gambar 6.1 Fokus/Tema Pembangunan KabupatenPonorogo tahun 2016-2021 . 174
vi RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB I
PENDAHULUAN
TABEL 1.1
MATRIK KETERKAITAN VISI DAN MISI RPJMN,
RPJMD PROPINSI JAWA TIMUR DAN RPJMD KABUPATEN PONOROGO
RPJMN RPJMD Propinsi Jawa Timur RPJMD Kabupaten Ponorogo
2015 - 2019 2014 - 2019 2016 - 2021
Ponorogo lebih memiliki potensi wisata yang variatif meliputi wisata alam
dan budaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Sumber: Bappeda Kabupaten Ponorogo, 2015
Batas wilayah administrasi Kabupaten Ponorogo adalah:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun
dan Kabupaten Nganjuk
18
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
19
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
1. Posisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Ponorogo memiliki letak yang sangat
strategis, karena berada pada perlintasan jalur arteri primer jalur lintas
selatan dan jalan provinsi Madiun-Ponorogo-Pacitan. Ibukota Kabupaten
Ponorogo berjarak 198 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Ponorogo terletak Terletak pada 111’7’ hingga 111’52’ Bujur
Timur dan 7’49 hingga 8’20’ Lintang Selatan.
2. Topografi
Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten Ponorogo dibagi
menjadi 2 sub area, yaitu area dataran tinggi yang meliputi Kecamatan
Ngrayun, Sooko, Pulung, dan Ngebel sisanya merupakan dataran rendah.
Berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut dapat dikelompokkan
245 desa/kelurahan berada pada ketinggian dibawah 500 m di atas
permukaan laut, 44 desa berada pada 500-700 m di atas permukaan laut;
dan 18 desa berada diketinggian lebih dari 700 m di atas permukaan laut.
3. Iklim
Curah hujan dihitung berdasarkan jumlah hari dalam satu bulan di
Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 paling tinggi terjadi pada bulan
20
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Januari. Wilayah yang paling tinggi curah hujannya adalah lokasi penakar
hujan Ngebel, Badegan dan Sewatu yang mencapai 24 hari dalam satu
bulan.
Jumlah hari hujan tiap bulan pada tahun 2015 di Kabupaten
Ponorogo tersaji dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Jumlah hari Hujan Tiap Bulan Menurut Stasiun Penakar Hujan Tahun 2015
Lokasi
B U L A N
Penakar Hujan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Ponorogo 18 16 23 13 7 0 0 1 0 0 10 20
2. Babadan 10 12 18 14 4 1 0 0 0 0 4 14
3. Kesugihan 15 16 16 11 2 4 0 0 0 0 11 21
4. Pulung 16 17 19 12 5 3 0 0 0 0 15 22
5. Pudak 16 18 19 16 6 6 0 0 0 0 12 15
6. Sooko 14 20 23 19 9 3 0 0 0 0 15 21
7. Sawoo 17 19 21 17 4 0 0 0 0 0 6 16
8. Slahung 15 15 22 18 7 1 0 0 0 0 9 15
9. Balong 14 15 19 15 4 1 0 0 0 0 10 14
10. Sungkur 13 19 23 13 3 0 0 0 0 0 2 17
11. Semorobangun 15 15 21 19 5 0 0 0 0 0 2 7
12. Ngebel 16 21 21 20 5 3 0 0 0 1 10 24
13. Talun 18 20 22 19 3 3 0 0 0 1 9 21
14. Bollu 14 14 17 15 3 1 0 0 0 0 8 16
15. Wilangan 16 15 21 15 5 1 0 0 0 0 5 16
16. Ngilo-ilo 14 15 21 15 6 1 0 0 0 0 10 14
17. Somoroto 12 14 16 5 1 0 0 0 0 0 2 13
18. Badegan 15 19 24 15 3 0 0 0 0 0 2 15
19. Pohijo 5 12 14 13 2 0 0 0 0 0 1 10
20. Ngrayun 12 14 19 21 5 1 0 0 0 0 7 12
21. Kori 16 13 21 14 5 1 0 0 0 0 5 15
22. Sewatu 18 15 24 16 6 1 0 0 0 0 10 17
Rata -rata 17 22 16 21 10 10 0 11 0 22 25 17
Sumber data: Dinas PU Kabupaten Ponorogo, 2016
21
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Sedangkan curah hujan di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015
dihitung berdasarkan bulan, paling tinggi terjadi pada bulan Maret yang
mencapai 149 mm. Untuk curah hujan yang paling rendah terjadi pada
bulan Agustus yang hanya mencapai 11 mm.
Data mengenai keadaan curah hujan di Kabupaten Ponorogo pada
tahun 2015 dihitung berdasarkan bulan tersaji dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.3
Keadaan Curah Hujan Kabupaten Ponorogo Tiap Bulan Tahun 2015
Rata-rata Rata-rata Curah Curah
hari hujan curah hujan Hujan Hujan
NO Bulan per bulan per bulan Terkecil Terbesar
(mm)
1 Januari 14 17 1 94
2 Pebruari 15 22 1 120
3 M a r e t 20 16 1 149
4 A p r i l 15 21 1 142
5 M e i 5 10 5 62
6 J u n i 1 10 - 35
7 J u l i - - - -
8 Agustus - 11 - 11
9 September - - - -
10 Oktober - 22 - 41
11 Nopember 7 25 37 115
12 Desember 16 17 22 89
22
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
23
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.5
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Berdasarkan Penggunaannya
Tahun 2015
Lahan Pertanian (km2) Lahan Bukan Pertanian (km2)
24
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
1. Demografi
25
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
26
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.7
Potensi Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo
Kecamatan Desa Potensi
Pudak Banjarejo Sektor Tanaman Pangan: Jagung dan Ubi
Sektor Perkebunan: Cengkeh dan tanaman non kebun
Sektor Tanaman Holtikultuta: Sayuran dan buah-
buahan (jeruk, manggis, klengkeng, duku)
Sektor Peternakan: sapi potong dan sapi perah
Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi
Pudak Wetan Sektor Tanaman Pangan: jagung dan ubi kayu
Sektor Perkebunan: cengkeh
Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan (jeruk,manggis,lengkeng, duku)
Sektor Peternakan: sapi potong dan sapi perah
Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi
Desa Sektor Tanaman Pangan: jagung dan ubi kayu
Tambang
Sektor Perkebunan: cengkeh dan kopi arabika
Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan (jeruk,manggis,lengkeng, duku)
Sektor Peternakan: sapi potong dan sapi perah
Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi
Desa Bareng Sektor Tanaman Pangan: jabung dan ubi kayu
Sektor Perkebunan: cengkeh, kelapa, kapuk randu
Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan (jeruk,manggis,lengkeng, duku)
Sektor Peternakan: sapi potong dan sapi perah
Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi
Desa Krisik Sektor Tanaman Pangan: jagung dan ubi kayu
Sektor Perkebunan: cengkeh
Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan (jeruk,manggis,lengkeng, duku)
Sektor Peternakan: sapi potong dan sapi perah
Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi
27
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
28
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
3) Kecamatan Babadan
Kecamatan yang berada di bagian timur kota Ponorogo ini cocok untuk
dikembangkan tanaman padi. Adapun desa yang dapat ditanami padi
meliputi: Desa Kertosari, Cekok, Patihan Wetan, Kadipaten, Japan,
Gupolo, Polorejo, Bareng, Ngunut, Sukosari, Lembah, Pondok,
Babadan, Purwosari dan Trisno.
c. Wilayah Rawan Bencana
29
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Gambar 2. 2
Peta Rawan Bencana Kabupaten Ponorogo
Tabel 2.8
Potensi Bencana Berdasarkan Wilayah Kabupaten Ponorogo
No Kecamatan Potensi Rawan Bencana
30
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
31
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
15,000,000.00
14,815,513.60
10,557,313.65
13,441,459.80
11,114,271.08
11,047,555.97
10,000,000.00
10,038,389.12
11,654,096.80
12,150,334.21
9,472,172.99
9,960,335.26
5,000,000.00
- Series1
ADHB
ADHB
ADHB
ADHB
ADHB
ADHK
ADHK
ADHK
ADHK
ADHK
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun Dasar 2010
32
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Ponorogo dan Jawa Timur
Tahun 2011-2015 (%)
7
6.44 6.64
6 5.98 6.08 5.86
5.7 5.44
5.17 5.28 5.24
5
Kab. Ponorogo
4
Prov. Jawa Timur
3
2
1
0
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber data: BPS Kabupaten Ponorogo, 2016
Selain faktor pertambahan produk riil yang dihasilkan, faktor
kenaikan harga di tingkat produsen atau yang biasa disebut laju implisit
PDRB juga sangat berpengaruh dalam kenaikan nilai nominal PDRB atas
dasar harga berlaku yang dihasilkan. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 tercatat sebesar 5,24%. Bila dilihat
menurut penciptaan sumber pertumbuhan ekonominya, dipicu oleh sektor
Informasi dan Komunikasi 8,09%, Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum sebesar 8,02%, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor sebesar 7,63%.
Sementara untuk Provinsi Jawa Timur laju pertumbuhan PDRB
sebesar 5,44%, dipicu oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum sebesar 7,91%, diikuti sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar
7,19%. Selanjutnya sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,56%.
Hal ini menandakan bahwa karakteristik perkembangan ekonomi Jawa
Timur dan Kabupaten Ponorogo berbeda.
Berbeda dengan kondisi Jawa Timur yang berbasis industri,
perekonomian Kabupaten Ponorogo saat ini masih berbasis pertanian.
Hampir di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Ponorogo merupakan
daerah penghasil produk pertanian, kecuali ibukota Kabupaten yang telah
33
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
34
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
35
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.12
Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015 (%)
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
A Pertanian, Kehutanan, dan 32,63 32,35 31,70 31,59 31,65
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 2,73 2,51 2,39 2,39 2,30
C Industri Pengolahan 6,76 6,74 6,73 6,77 6,69
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,08 0,07 0,07 0,07
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,11 0,10 0,10 0,09 0,09
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 9,12 9,17 9,19 9,45 9,20
G Perdagangan Besar dan Eceran; 15,48 15,63 16,05 15,92 16,18
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1,45 1,41 1,46 1,54 1,57
I Penyediaan Akomodasi dan 2,55 2,60 2,66 2,81 2,89
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 6,76 6,76 6,89 6,87 6,83
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,71 2,90 3,08 3,18 3,19
L Real Estate 2,42 2,37 2,43 2,34 2,44
M,N Jasa Perusahaan Administrasi 0,43 0,42 0,43 0,43 0,43
O Administrasi Pemerintahan, 6,17 6,10 5,75 5,32 5,22
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 7,68 8,08 8,34 8,47 8,45
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0,75 0,77 0,79 0,82 0,86
Sosial
R, S, T,U Jasa Lainnya 2,16 2,00 1,93 1,94 1,95
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber data: Bappeda Kabupaten Ponorogo, 2016
b. Fokus Kesejahteraan Sosial
1. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah variabel tak bebas yang
bersifat state, yaitu suatu variabel yang perubahannya berlangsung
36
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
37
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Dari grafik di atas diketahui bahwa Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Ponorogo selama tahun 2011-2015 terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 IPM Kabupaten
Ponorogo sebesar 65,28, tahun 2012 sebesar 66,16, tahun 2013 sebesar
67,03, tahun 2014 sebesar 67,4, tahun 2015 naik hingga mencapai
67,75 atau rata-rata tumbuh 0,49 persen per tahun. Secara umum
dapat dikatakan bahwa kenaikan angka IPM menandakan pembangunan
manusia di Kabupaten Ponorogo mengalami kemajuan ke arah yang
lebih baik.
Meskipun menunjukkan tren yang terus meningkat setiap tahunnya,
namun angka IPM Kabupaten Ponorogo masih rendah bila dibandingkan
dengan angka IPM Provinsi Jawa Timur. Bila dibandingkan dengan angka
IPM se-Karesidenan Madiun, angka IPM Kabupaten Ponorogo
menempati posisi ke lima setelah Kota Madiun, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi.
Indikator Pendukung Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
38
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2. 2
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
13.4 13.3
13.2 13.04
13 12.8
12.8
12.56
12.6
12.33
12.4
12.2
12
11.8
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber data: Dinas Pendidikan Kab.Ponorogo, 2016
Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Ponorogo mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 angka harapan
lama sekolah tercatat 12,33 tahun. Tahun 2012 mengalami kenaikan
menjadi 12,56 tahun. Pada tahun 2013 tercatat 12,8, tahun 2014
tercatat 13,04 dan tahun 2015 tercatat 13,3. Hal ini berarti bahwa
tahun 2015 penduduk memiliki harapan untuk melanjutkan
pendidikanya hingga mencapai tingkat perguruan tinggi. Akan tetapi
apabila dibandingkan dengan angka ideal untuk angka harapan lama
sekolah, angka untuk Kabupaten Ponorogo masih di bawah standart
internasional atau selisih 4,90 tahun. Standar angka harapan lama
sekolah yang ideal adalah 18 tahun (tamat Strata 1 pada perguruan
tinggi).
39
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
2. Rata-Rata Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah menggambarkan rata-rata jumlah tahun
yang dijalani oleh penduduk berumur 25 tahun ke atas dalam
menempuh semua jenis pendidikan formal. Pada usia 25 tahun
diasumsikan proses pendidikan sudah berakhir.
Grafik 2. 3
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
6.91 6.96
7
6.9
6.8 6.68
6.7 6.57
6.6 6.45
6.5
6.4
6.3
6.2
6.1
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber data: Dinas Pendidikan Kab.Ponorogo, 2016
Dari grafik diatas diketahui bahwa rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Ponorogo periode 2011-2015 mengalami peningkatan
walaupun dalam skala yang cukup kecil yaitu 6,45 tahun pada tahun
2011 hingga 6,96 tahun pada tahun 2015. Hal ini dapat dikatakan
bahwa secara rata-rata tingkat pendidikan penduduk yang berumur
25 tahun keatas di Kabupaten Ponorogo adalah selama 7 tahun atau
hampir setara dengan kelas satu sekolah menengah pertama. Kondisi
ini masih belum sejalan dengan program wajib belajar 9 tahun yang
telah dicanangkan oleh pemerintah. Bahkan angka ini masih sangat
jauh di bawah standar rata-rata lama sekolah internasional yaitu 15
tahun. Oleh sebab itu masih diperlukan kerja keras dan komitmen
dari semua pihak akan pentingnya meningkatkan rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Ponorogo guna pembentukan sumber daya
40
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
41
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2. 4
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
71.95
71.9
71.9 71.88
71.85
71.85
71.8 71.78
71.75
71.7
71.7
71.65
71.6
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber data: Bappeda Kabupaten Ponorogo, 2016
4. Indeks Daya Beli
Indeks daya beli disusun berdasarkan komponen pengeluaran
per kapita riil yang disesuaikan. Secara umum banyak indicator yang
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Salah satu indikator yang sering
digunakan untuk melihat daya beli masyarakat adalah pengeluaran
riil perkapita. Rata-rata pengeluaran riil merupakan komponen dalam
penyusunan Indeks Standar Hidup.
Daya beli merupakan kemampuan masyarakat dalam
membelanjakan uangnyauntuk
barangdanjasa.Kemampuaninisangatdipengaruhiolehharga-
hargariilantarwilayahkarena
nlaitukaryangdigunakandapatmenaikkanatau
menurunkannilaidayabeli.Dengandemikian,kemampuandayabelimasy
arakat satuwilayahakanberbedadenganwilayahlainnya.
Perkembangan daya beli masyarakat selama 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan sebesar Rp338,45, dari sebesar Rp7.849,45
pada tahun 2011 menjadi Rp8.187,90 pada tahun 2012 kemudian
42
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
8,600.00 8,508.00
8,382.80
8,400.00 8,354.33
8,187.90
8,200.00
8,000.00
7,849.45
7,800.00
7,600.00
7,400.00
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber data: Bappeda Kabupaten Ponorogo, 2016
c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1. Seni Budaya
Untuk menopang pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan
adanya upaya untuk menjaga eksistensi kelompok seni dan budaya yang
ada di masyarakat. Kelompok seni dan budaya yang berperan sebagai
penyelenggara kesenian memberikan dukungan dalam pelestarian seni
43
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
44
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
2. Olah Raga
45
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
1 SD/MI
1.1 APS SD/MI 97,31% 104,01% 106,65% 102,34% 102,57%
2 SMP/MTs
2.1 APS SMP/MTs 99,24% 99,69% 96,18% 102,86% 102,86%
3 SMA/MA/SMK
3.1 APS SMA/MA/SMK 69,82% 69,99% 72,19% 71,65% 71,65%
Sumber data: Dinas Pendidikan kabupaten Ponorogo, 2016
46
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
47
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
1 SD/MI
1.1 APK SD/MI 98,54% 100,26% 106,39% 107,02% 105,58%
2 SMP/MTs
2.1 APK SMP/MTs 97,31% 96,80% 99,80% 102,20% 103,68%
3 SMA/MA/SMK
3.1 APK SMA/MA/SMK 69,82% 69,99% 72,19% 80,63% 84,27%
Sumber data: Dinas Pendidikan Kab.Ponorogo, 2016
c. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan
penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah
pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah
penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.
Perkembangan angka partisipasi murni pada lima tahun
terakhir menunjukkan angka fluktuatif:
- Tingkat SD/MI pada tahun 2011 sebesar 95,21%, pada tahun
2012 turun menjadi 94,19 dan pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 mengalami peningkatan dari 95,60% di
tahun 2013 menjadi 94,44% pada tahun 2015.
- Tingkat SMP/MTs dari tahun 2011 sampai dengan 2013
mengalami penurunan dari 83,97% di tahun 2011 menjadi
81,29% di tahun 2013, sedang pada tahun 2014 dan 2015
meningkat menjadi 83,30% dan 83,35%.
- Tingkat SMA//MA/SMK pada tahun 2011 sebesar 54,15%,
pada tahun 2012 meningkat menjadi 68,43%, namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 56,51%. Sedang
48
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
49
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.17
Kecukupan Ruang Kelas dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
No. Jenjang Pendidikan 2015
1 SD/MI
1.1 Rasio 1 : 16,55
2 SMP/MTs
2.1 Rasio 1 : 27,64
3 SMA/MA/SMK
3.1 Rasio 1 : 28,60
Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, 2016
e. Rasio Guru/Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK per jumlah murid
pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Rasio ini
mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping juga
untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai
mutu pengajaran. Perkembangan rasio guru terhadap murid di
Kabupaten Ponorogo pada periode tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 tersaji pada tabel berikut:
50
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.18
Rasio Guru dan Murid Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2011-2015
No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI
1.1 Rasio 10,01 9,99 9,87 11,62 9,97
2 SMP/MTs
2.1 Rasio 10,68 10,46 10,50 10,32 10,32
3 SMA/MA/SMK
3.1 Rasio 9,81 9,76 9,12 9,31 9,31
Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, 2016
51
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
52
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
53
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
40
37.03
35
30
27.32 25.83 24.86
25
20
14.6
15
10
5
0
2011 2012 2013 2014 2015
54
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
140
127
120
105.2 102.03
98.82
100 91.6
80
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015
55
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
3. Fasilitas Kesehatan
Tabel 2.21
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1. Rumah Sakit 6 6 6 6 6
2. Puskesmas 31 31 31 31 31
3. Puskesmas Pembantu 56 57 57 57 57
4. Puskesmas Keliling 47 46 46 45 46
5. Balai Pengobatan 19 20 26 31 36
6. BKIA 7 9 1 1 1
7. Klinik KB - 1 - - -
Sumber data: Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo, 2016
56
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
57
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
58
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
59
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
60
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
61
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
62
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
2 Jumlah UKM non BPR / LKM 23.120 23.958 27.058 27.463 28.252
UKM
3 Jumlah BPR/LKM 2 2 2 2 2
63
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
64
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
65
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
66
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
67
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 31
Kinerja Urusan Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Tahun 2011-2015
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Perusahaan yang 56 142 142 110 110
Menerapkan Jamsostek
2 Jumlah TKI Bermasalah 9 67 74 50 14
3 Persentase Jumlah TKI 100% 100% 100% 100% 100%
Bermasalah yang
Tertangani
4 Jumlah Transmigrasi 20 KK 25 KK 25 KK 25 KK 10 KK
yang Diberangkatkan
Sumber data: Dinsosnakertrans Kab. Ponorogo, 2016
n. Ketahanan Pangan
1. Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Penyelenggaraan urusan pangan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012
pengganti Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996.
Dalam Undang-Undang Pangan ini ditekankan pemenuhan
kebutuhan pangan di tingkat perorangan, dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomi dan kearifan lokal secara bermanfaat.
Dewasa ini situasi kualitas konsumsi pangan masyarakat
masih dirasakan kurang beragam dan bergizi seimbang. Padahal
konsumsi pangan dengan gizi cukup dan seimbang merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan
dan intelegensia manusia. Volume dan kualitas komsumsi
pangan dan gizi di dalam rumah tangga juga dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, pengetahuan dan budaya masyarakat.
Indikator kualitas komsumsi pangan ditunjukan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH) yang dipengaruhi oleh keragaman dan
keseimbangan konsumsi antar kelompok makanan.
68
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
69
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
70
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
71
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 34
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
CAPAIAN
NO INDIKATOR
2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah kejadian 17 19 32 40 41
(kasus)
Sumber data: KPPPA Kab.Ponorogo, 2016
p. Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah angka yang
menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam
jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Ponorogo sepanjang tahun 2011-2015 mengalami penurunan yang
sangat signifikan, yaitu dari sebesar 0,47% pada tahun 2011
menjadi 0,29 di tahun 2012. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015
juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 0,25 pada
tahun 2013, 0,22 pada tahun 2014 dan sebesar 0,17% pada tahun
2015.
Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Ponorogo sebagaimana grafik berikut:
Grafik. 2.8
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
0.5% 0.47%
0.4%
0.29%
0.3% 0.25%
0.22%
0.2% 0.17%
0.1%
2011% 2012% 2013% 2014% 2015%
72
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
73
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2. 9
Angka Kelahiran Kasar Kabupaten PonorogoTahun 2011-2015
14.43 14.32
16
12.84 12.69
14 11.85
12
10
8 Angka
6 Kelahiran
Kasar
4
2
0
2011 2012 2013 2014 2015
74
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 35
Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Metode Penggunaannya
di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1) IUD 58.246 58.537 58.231 54.050 55,058
2) MO 8.627 8.971 9.295 9.464 9.578
3) Implant 9.349 10.468 11.512 11.326 12.508
4) PIL 11.415 11.973 11.775 11.325 12.078
5) Suntik 49.333 48.865 47.506 49.069 51.679
6) Kondom 4.210 4.982 4.886 4.250 4.514
Jumlah 141.180 143.746 143.205 139.484 145.415
Sumber data : Badan Keluarga Berencana Kabupaten Ponorogo, 2016.
q. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan
Persandian
Tata pemerintahan yang baik merupakan tindakan atau tingkah
laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk
mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian.
Indikator pemerintahan yang baik adalah jika produktif dan
memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya,
kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikator rasa
aman, tenang dan bahagia serta sense of nationality yang baik.
Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik adalah partisipasi,
penegakan hukum, transparasi, responsif, orientasi kesepakatan,
keadilan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, visi strategis.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Ponorogo, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kabupaten
Ponorogo pada tahun 2015 mencapai 12.138 pegawai dengan
75
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
komposisi 6.607 pegawai pria dan 5.531 pegawai wanita. Jumlah ASN
2015 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah ASN
tahun 2014 yang mencapai 12.550 pegawai.
Grafik 2. 10
Aparatur Sipil Negara Menurut Golongan Kepangkatan di
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
2458
2500 2258 2244
2167
2000 1659
1500 1112
1000 Pria
232 Wanita
500
8
0
Golongan I Golongan II Golongan III Golonan IV
Sumber: BKD Kabupaten Ponorogo, 2016
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa jumlah ASN
terbanyak adalah golongan IV dengan jumlah sebanyak 4.702
orang terdiri 2.458 pegawai pria dan 2.244 pegawai wanita,
sedangkan untuk golongan III mencapai 4.425 terdiri dari 2.258
pegawai pria dan 2.167 pegawai wanita, untuk golongan II
mencapai 2.771 terdiri dari 1.659 pegawai pria dan 1.112 pegawai
wanita dan yang terakhir adalah golongan I sebanyak 240 pegawai
terdiri dari 232 pegawai pria dan 8 pegawai wanita.
Pada periode pemerintahan sebelumnya tata pemerintahan
Kabupaten Ponorogo beberapa kali berhadapan dengan kasus
hukum terkait korupsi. Dengan adanya berbagai kasus tersebut
mencerminkan bahwa persoalan tata pemerintahan masih belum
76
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
77
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
r. Urusan Sosial
Jumlah PMKS di Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari 28 jenis
PMKS selama tahun 2011-2015 mengalami penurunan sebanyak
31.405 orang yaitu dari sebanyak 262.906 orang pada tahun 2011
menjadi sebanyak 231.501 orang pada tahun 2015. Untuk lebih
jelasnya berikut gambaran jumlah PMKS di Kabupaten Ponorogo
yang tergambar dalam grafik:
Grafik 2.11
Jumlah PMKS Kabupaten PonorogoTahun 2011-2015
350,000 326,652
290,630 290,631
300,000 262,906
231,501
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2011 2012 2013 2014 2015
78
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
79
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
80
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2.12
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
18000
16000 14.690
13569 15.472
14000 12.597
12000 11.601
10000
8000
6000
4000
2000
0
2011 2012 2013 2014 2015
81
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2.13
Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tahun 2011-2015
82
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Grafik 2.14
Tingkat Konsumsi Ikan Penduduk Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015
12.5
12.5
12.35 12.4
12.4
12.3 12.15 12.2
12.2
12.1
12
11.9
Konsumsi Ikan
83
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 36
Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015
No Komoditi Produksi ( Ton )
2011 2012 2013 2014 2015
1 Padi 326.668 427.652 426.800 441.919 468.594
2 Jagung 176.059 241.330 256.540 197.062 245.663
3 Kedelai 30.953 22.254 16.023 23.221 28.148
4 Kacang Tanah 3.499 4.879 4.808 2.440 3.098
5 Ubi Kayu 564.594 681.779 536.007 582.873 416.652
Sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 2016
Tabel 2. 37
Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015
No Komoditi Produktivitas ( Ku/Ha )
2011 2012 2013 2014 2015
1 Padi 50,83 64,19 60,88 63,58 64,60
2 Jagung 51,32 68,55 71,88 60,08 69,23
3 Kedelai 15,05 16,52 16,78 19,97 16,24
4 Kacang Tanah 15,13 24,12 31,34 15,35 18,49
5 Ubi Kayu 233,13 282,99 239,15 258,08 191,16
Sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 2016
Dari dua tabel tersebut, produksi tanaman pangan berupa
padi dan jagung mengalami peningkatan, sedangkan produksi
tanaman kedelai, kacang tanah dan ubi kayu relatif mengalami
penurunan.
Untuk produktivitas tanaman pangan per hektar, dari empat
komoditas berupa padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini karena
penerapan teknologi di dalam pelaksanaan budidaya tanaman
tersebut, sehingga meningkatkan produktifitasnya. Sementara itu
untuk ubi kayu mengalami penurunan produktifitas karena belum
berkembangnya teknologi budidaya tanaman tersebut.
Untuk data produksi tanaman padi organik belum ada di Dinas
Pertanian Kabupaten Ponorogo karena budadaya tanaman organik
ini belum memasyarakat dan masih dalam tahap demoplot.
Potensi tanaman hortikultura tahunan di Kabupaten Ponorogo
lebih dominan dari pada tanaman hortikultura semusim.
84
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
85
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2.39
Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015
Produksi (Ton)
No Komoditi
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tebu 9.133,22 13.939,40 9.610,40 10.288,25 5.017,38
2 Tembakau 73,41 85,40 68,30 5,92 796,87
Virginia
3 Tembakau 568,09 109,56 94,29 203,07 241,37
Jawa
4 Tembakau 200,04 514,84 513,85 341,95 0
Ram
5 Janggelan 111,90 124,64 208,64 217,87 0
6 Kelapa 2.999,33 6.484,94 4.463,43 6.170,09 5.373,11
7 Kopi Arabika 35,74 35,49 59,62 56,21 55,70
8 Kopi 123,09 103,30 122,87 131,60 137,16
Robusta
9 Cengkeh 236,04 317,24 206,79 200,99 186,34
10 Jambu Mete 173,88 170,87 190,28 229,77 276,07
11 Kapuk 283,15 187,65 141,00 174,84 171,84
Randu
12 Kakao 390,45 496,22 520,31 593,70 661,22
Sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 2016
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Ponorogo yang
utama produksinya adalah tebu, tembakau virginia, tembakau
jawa, kelapa, kopi robusta, cengkeh, jambu mete dan kakau.
Produksi per tahun bersifat fluktuatif, dimana produksinya naik
dan turun, sebagaimana terlihat dari data produksi lima tahun
yang lalu.
Untuk kinerja urusan kehutanan di Kabupaten Ponorogo
dalam periode lima tahun yang lalu, dapat diketahui dari
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diluar kawasan,
sebagaimana data berikut:
86
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 40
Rehabilitasi hutan dan lahan diluar kawasan Tahun 2011- 2015
Kabupaten Ponorogo
Vegetatif (Ha) Bangunan Konservasi Tanah (Unit)
Pengkayaan
Pengendali
Gulyy Plug
Tanaman
Penahan
Resapan
Embung
Rakyat
Sumur
Hutan
Rorak
Tahun
Dam
Dam
2011 175 450 - 14 30 4 - -
2012 1.950 150 - 18 20 - - -
2013 800 150 - 11 25 - - -
2014 50 170 - 8 35 - - -
2015 335 150 - - - - - -
Jumlah 3310 1070 0 51 110 4 0 0
Sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 2016
Dari kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tersebut yang
utama dilakukan adalah kegiatan hutan rakyat dengan total luas
penanganan 3310 Ha, pengkayaan tanaman seluas 1070 Ha, dan
pembuatan sumur resapan 110 unit dan Dam penahan 51 unit.
3. Urusan Perindustrian
87
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
88
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
c. Konstruksi
Kegiatan konstruksi di Kabupaten Ponorogo pada tahun
2015 memberikan kontribusi sebesar 9,10% pada PDRB Tahun
2015. Meningkat 0,53% disbanding tahun sebelumnya sebesar
9,47% pada tahun 2014. Perkembangan kategori konstruksi
tidak lepas dari pengaruh berkembangnya kategori lain seperti
perdagangan, akomodasi & makan minum, maupun kategori
jasa. Dengan bertumbuhnya kegiatan ekonomi suatu wilayah
maka kebutuhan akan infrastruktur juga akan bertambah.
Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat juga turut berpengaruh terhadap kategori
konstruksi. Dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan
rumah tinggal juga semakin meningkat. Begitu pula semakin
sejahtera masyarakat maka keinginan untuk memiliki rumah
tinggal yang lebih baik kualitasnya juga semakin meningkat.
Perkembangan konstruksi tercermin melalui pinjaman yang
diberikan bank umum dan BPR kepada pelaku usaha di bidang
konstruksi. Berdasarkan publikasi yang dikeluarkan oleh kantor
perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, tercatat
pinjaman yang diberikan untuk kegiatan konstruksi pada tahun
2015 di Kabupaten Ponorogo mencapai 118,7 miliar rupiah,
meningkat 21,8 persen dari tahun sebelumnya sebesar 97, 47
miliar rupiah.
Tabel 2. 42
Laju Pertumbuhan Kategori Konstruksi di Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur
Tahun 2011-2015
Laju Pertumbuhan Kategori Konstruksi
No Daerah
2011 2012 2013 2014 2015
1. Kabupaten Ponorogo (%) 9,12 9,17 9,19 9,42 9,10
2. Provinsi Jawa Timur (%) 9,04 9,18 9,22 9,47 9,50
Sumber data: BPS Kabupaten Ponorogo, 2016
89
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
4. Urusan Pariwisata
90
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
91
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
92
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
93
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
C. Data Awal Indikator Kinerja Utama
Berdasarkan data-data diatas, maka data awal IKU (Indikator Kinerja
Utama) dalam lima tahun yang lalu dapat disajikan sebagaimana tabel
berikut:
94
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
Tabel 2. 45
Data Awal IKU (Indeks Kinerja Utama) Tahun 2011-2015
7 Infrastruktur Publik Kondisi Baik (%) 66,50 67,71 69,01 70,51 71,53
95
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB II
BAB III
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
Grafik 3. 1
Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
Grafik 3. 2
Rincian Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
Tabel 3. 3
Rincian Realisasi Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
Uraian Tahun
Tabel 3. 4
Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011-2015
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
A PENERIMAAN PEMBIAYAAN 48.196.885.376 60.040.572.546 65.824.319.018 119.448.725.372 168.360.420.801
DAERAH
1 Sisa Lebih Perhitungan 45.355.931.197 59.740.572.546 65.494.424.718 119.148.725.372 158.343.500.801
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
2 Penerimaan Piutang Daerah 2.840.954.179 300.000.000 329.894.300 300.000.000 16.920.000
B PENGELUARAN PEMBIAYAAN 1.016.250.000 566.250.000 2.000.000.000 8.000.000.000 0
DAERAH
1 Penyertaan Modal (Investasi) 600.000.000 150.000.000 0 0 0
Pemerintah Daerah
C PEMBIAYAAN NETTO 47.180.635.376 59.474.322.546 63.824.319.018 111.448.725.372 168.360.420.801
Tabel 3. 5
Necara Pemerintah Kabupaten Ponorogo
per 31 Desember Tahun 2011-2015
URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
ASET LANCAR
Ka s di Ka s Da era h 54.842.127.522,83 56.694.144.600,31 110.350.116.646,03 156.861.081.895,09 74.352.998.281,45
Ka s di RSUD 4.870.388.587,21 8.792.578.118,06 8.786.943.226,91 31.185.613.880,79 25.083.544.712,15
Ka s di Benda ha ra Pengel ua ra n 28.056.436,00 7.702.000,00 11.665.500,00 38.718.651,00 1.382.794,00
Ka s di Benda ha ra Peneri ma a n - - 10.269.000,00 - -
Ka s di Benda ha ra Da na JKN Pus kes ma s - - - 1.443.700.255,00 4.002.690.271,24
Ka s La i nnya - - - - 1.758.828.082,00
Seta ra Ka s - - - - 68.000.000.000,00
Inves ta s i Ja ngka Pendek - - - - -
Pi uta ng Pa ja k 891.018.685,00 - 1.522.531.180,00 2.027.487.604,00 2.272.054.618,00
Pi uta ng Retri bus i - 314.646.628,00 157.268.344,00 32.736.399,00 72.849.000,00
Pi uta ng l a i n-l a i n 2.178.416.682,00 11.661.541.334,38 29.806.030.589,61 26.042.798.558,80
Pi uta ng l a i n-l a i n PAD ya ng s a h - - - - 7.601.696.529,00
Pi uta ng Tra ns fer - - - - 17.570.481.185,00
Pi uta ng Penda pa ta n l a i nnya - - - - 7.002.675.420,00
Pi uta ng l a i nnya - - - - 397.915.298,80
Penyisihan piutang tidak tertagih - (4.794.895,80) (57.733.255,08) (445.200.546,24) (1.253.955.438,65)
Pers edi a a n 8.524.243.907,13 12.422.050.800,90 14.424.571.349,79 110.360.044.255,42 17.711.406.538,72
Jumlah Aset Lancar 71.334.251.820,17 89.887.868.585,85 165.011.662.581,26 327.546.980.952,86 224.574.567.291,71
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Inves ta s i Nonperma nen 3.214.586.000,00 3.158.286.000,00 3.158.286.000,00 3.158.286.000,00 3.158.286.000,00
Inves ta s i Nonperma nen La i nnya 1.892.675.900,00 1.224.335.100,00 847.148.000,00 764.638.000,00 747.718.000,00
Penyisihan investasi tidak tertagih (1.047.439.600,00) (1.245.068.360,00) (1.510.192.040,00) (2.131.254.340,00)
Jumlah Investasi Nonpermanen 5.107.261.900,00 3.335.181.500,00 2.760.365.640,00 2.412.731.960,00 1.774.749.660,00
Investasi Permanen
Penyerta a n Moda l Pemeri nta h Da era h 9.023.207.728,79 9.038.931.812,47 8.928.609.241,25 12.095.599.194,74 12.067.093.087,74
Inves ta s i Perma nen La i nnya - - - - -
Jumlah Investasi Permanen 9.023.207.728,79 9.038.931.812,47 8.928.609.241,25 12.095.599.194,74 12.067.093.087,74
Jumlah Investasi Jangka Panjang 14.130.469.628,79 12.374.113.312,47 11.688.974.881,25 14.508.331.154,74 13.841.842.747,74
ASET TETAP
Ta na h 634.132.046.806,00 634.356.036.806,00 634.669.306.806,00 642.910.714.399,00 642.489.500.796,00
Pera l a ta n da n Mes i n 182.879.860.637,66 239.435.358.178,07 264.950.562.193,07 318.302.541.823,07 364.403.381.759,06
Gedung da n Ba nguna n 896.431.874.498,96 945.883.898.359,96 992.674.736.862,96 1.146.617.065.277,40 1.137.467.219.008,89
Ja l a n, Iri ga s i , da n Ja ri nga n 535.650.951.812,54 566.271.229.788,54 596.786.943.505,98 666.162.977.048,67 856.576.038.317,27
As et teta p l a i nnya 22.344.763.589,00 22.101.976.139,00 20.721.944.289,00 21.998.422.938,50 25.749.564.369,14
Kons truks i da l a m Pengerja a n 279.090.000,00 19.647.087.000,00 26.387.156.604,00 702.633.300,00 530.119.860,00
Akumul a s i Penyus uta n - - - - (1.168.525.411.184,67)
Jumlah Aset Tetap 2.271.718.587.344,16 2.427.695.586.271,57 2.536.190.650.261,01 2.796.694.354.786,64 1.858.690.412.925,69
DANA CADANGAN
Da na Ca da nga n - - 2.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -
Jumlah Dana Cadangan - - 2.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -
ASET LAINNYA
Ta gi ha n Penjua l a n a ngs ura n - - - - -
Tuntuta n Perbenda ha ra a n - - - - -
Tuntuta n Ga nti Rugi - - - - -
Kemi tra a n denga n Pi ha k Keti ga 936.000.000,00 936.000.000,00 936.000.000,00 36.000.000,00 36.000.000,00
As et Ti da k Berwujud - - - - -
As et La i n-l a i n 27.929.208.472,29 38.896.489.400,00 - 3.600.000,00 -
Jumlah Aset Lainnya 28.865.208.472,29 39.832.489.400,00 936.000.000,00 39.600.000,00 36.000.000,00
JUMLAH ASET 2.386.048.517.265,41 2.569.790.057.569,89 2.715.827.287.723,52 3.148.789.266.894,24 2.097.142.822.965,14
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uta ng perhi tunga n Pi ha k Keti ga (PPK) - - - - -
Uta ng bunga 36.499.921,88 - - - -
Ba gi a n La nca r Uta ng Ja ngka Pa nja ng 416.250.000,00 - - - -
Penda pa ta n di teri ma di muka - - - - 419.869.340,42
Uta ng beba n 1.288.435.106,00
Uta ng ja ngka pendek l a i nnya 14.506.048.982,00 14.629.121.810,00 12.986.779.673,50 11.859.666.199,06 10.776.672.604,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 14.958.798.903,88 14.629.121.810,00 12.986.779.673,50 11.859.666.199,06 12.484.977.050,42
Uta ng kepa da pemeri nta h pus a t - - - - -
Uta ng da l a m negeri / ovbl i ga s i - - - - -
Uta ng ja ngka pa nja ng l a i nnya - - - - -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - - - - -
Jumlah Kewajiban 14.958.798.903,88 14.629.121.810,00 12.986.779.673,50 11.859.666.199,06 12.484.977.050,42
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Si s a l ebi h Pembi a ya a n a ngga ra n (s i l pa ) 59.740.572.546,04 65.494.424.718,37 119.148.725.372,94 189.529.114.681,88 173.199.444.140,84
Penda pa ta n ya ng di ta ngguhka n - - 10.269.000,00 -
Ca da nga n Pi uta ng 3.069.435.367,00 11.971.393.066,58 31.428.096.858,53 27.657.822.015,56 33.663.716.612,15
Ca da nga n Pers edi a a n 8.524.243.907,13 12.422.050.800,90 14.424.571.349,79 110.360.044.255,42 17.711.406.538,72
Da na Ya ng ha rus di s edi a ka n untuk (14.958.798.903,88) (14.629.121.810,00) (12.986.779.673,50) (11.859.666.199,06) (12.484.977.050,42)
Jumlah ekuitas dana lancar 56.375.452.916,29 75.258.746.775,85 152.024.882.907,76 315.687.314.753,80 212.089.590.241,29
EKUITAS DANA INVESTASI
Di i nves ta s i ka n da l a m i nves ta s i ja ngka 14.130.469.628,79 12.374.113.312,47 11.688.974.881,25 14.508.331.154,74 13.841.842.747,74
Di i nves ta s i ka n da l a m a s et teta p 2.271.718.587.344,16 2.427.695.586.271,57 2.536.190.650.261,01 2.796.694.354.786,64 1.858.690.412.925,69
Di i nves ta s i ka n da l a m a s et l a i nnya 28.865.208.472,29 39.832.489.400,00 936.000.000,00 39.600.000,00 36.000.000,00
Da na ya ng ha rus di s edi a ka n untuk - - - - -
Jumlah Ekuitas dana investasi 2.314.714.265.445,24 2.479.902.188.984,04 2.548.815.625.142,26 2.811.242.285.941,38 1.872.568.255.673,43
EKUITAS DANA CADANGA
Di i nves ta s i ka n da l a m da na ca da nga n - - 2.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - - 2.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -
JUMLAH EKUITAS DANA 2.371.089.718.361,53 2.555.160.935.759,89 2.702.840.508.050,02 3.136.929.600.695,18 2.084.657.845.914,72
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 2.386.048.517.265,41 2.569.790.057.569,89 2.715.827.287.723,52 3.148.789.266.894,24 2.097.142.822.965,14
Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Ponorogo 2016
Rasio Lancar (current ratio) dan Rasio Quick (quick ratio). Di samping itu
Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga mempunyai kemampuan yang sangat baik
dalam memenuhi hutang jangka panjangnya yang dapat dilihat dari Rasio
Solvabilitas, hal ini dapat dilihat dari rasio total hutang terhadap total aset.
Analisis rasio kemampuan keuangan pemeritah Kabupaten Ponorogo dapat
dilihat dalam tabel 3.6 berikut :
Tabel 3. 6
Analisa Rasio Keuangan APBD Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011 - 2015
No Uraian 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%)
1 Rasio Lancar (current 476,87 614,44 1.270,61 2.761,86 1.798,76
ratio)
2 Rasio Quick 419,89 529,53 1.159,54 1.831,31 1,656,90
(quick ratio)
3 Rasio total hutang 0,63 0,57 0,48 0,38 0,60
terhadap total aset
Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Ponorogo 2016
Ditinjau dari sisi belanja, dapat dipetakan menjadi belanja langsung dan
belanja tidak langsung. Belanja langsung adalah belanja yang bersentuhan
langsung dengan program/kegiatan, sedangkan belanja tidak langsung adalah
belanja yang tidak bersentuhan secara langsung dengan program/kegiatan.
Dari aspek pemanfaatan belanja tidak langsung, titik berat kebijakan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo lebih ditekankan pada pengalokasian belanja
pegawai, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan bagi
Pemerintah Desa serta belanja tidak terduga. Sedangkan pemanfaatan Belanja
Langsung, titik berat kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo ditekankan
pada Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
Melalui kebijakan dimaksud diharapkan mampu menempatkan
keberadaan Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung dalam satu
hubungan yang harmonis dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak
swasta.
Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Ponorogo 2016
Laporan realisasi anggaran selama periode tahun 2011-2015 menunjukan
penggunaan anggaran belanja tidak langsung terhadap jumlah anggaran belanja
sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai dengan besaran proporsi
87,53%, sedangkan penggunaan belanja langsung tersebar digunakan untuk
belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Proporsional jenis
belanja pada Kelompok Belanja Tidak Langsung pada tahun 2011-2015 yang
terbesar realisasinya pada jenis Belanja Barang dan Jasa dengan persentase
sebesar 48,84%.
Rasio belanja tidak langsungterhadap anggaran belanja daerah selama 5
tahun (2011–2015) Sebagaimana dalam Tabel 3.7.
Tabel 3. 7
Jenis Belanja terhadap kelompok Belanja Dalam APBD
Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015 (%)
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 ProporsiRata-
rata
A. Belanja Tidak Langsung 72,69 67,92 69,73 65,64 67,19 68,63
2.000,00
1.993,24
1.889,70 1.940,45 Pendapatan
1.806,12 1.840,89
1.500,00 Asli Daerah
Dalam Milyar
Dana
1.000,00
Perimbangan
699,94
603,92 649,44
525,91 562,90
500,00 Lain-Lain
279,31 Pendapatan
229,53 240,51 252,37 265,27
yang Sah
-
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Ponorogo 2016
Tabel diatas menginformasikan bahwa pada Tahun 2017
PendapatanDaerah diestimasi sebesar Rp. 2.561.564.641.549,00 yang
bersumber dari PAD sebesar Rp. 229.529.218.025,00 atau 8,96%, Dana
Perimbangan sebesar Rp 1.806.121.693.324,00 atau 70,51%dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 525.913.730.200,00 atau
20,53%.Sedangkan pada Tahun 2021 Pendapatan Daerah diestimasi
sebesar Rp. 2.972.486.293.620,66 yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sebesar Rp. 279.306.961.222,50 atau 9,40%, Dana
Perimbangan sebesar Rp. 1.993.235.086.348,61 atau 67,06%dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 699.944.246.049,55 atau
23,55%. Dalam penerimaan pendapatan, Kabupaten Ponorogo masih
sangat mengandalkan Penerimaan dari Dana Perimbangan meskipun
dari tahun ke tahun diproyeksikan turun dari tahun sebelumnya.
Gambaran proporsi proyeksi pendapatan di grafik 3.6.
Grafik 3. 6
Proporsi Proyeksi Pendapatan Kabupaten PonorogoTahun 2017-2021
Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Ponorogo 2016
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pembiayaan
belanja langsung antara lain :
a. Pemenuhan standar pelayanan publik minimal di Ponorogo;
b. Peningkatan efisiensi pelayanan publik di Ponorogo;
BAB IV
122
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
123
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
124
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
125
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
jiwa kewirausahaan angkatan kerja, (5) Tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja
dengan ketersediaan lapangan kerja setiap tahunnya.
4.1.3. Kerusakan Infrastruktur
Infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendukung pembangunan
Kabupaten Ponorogo yang berperan vital, tidak hanya sebagai penggerak roda
ekonomi di daerah, namun turut membentuk perkembangan wilayah serta
melayani masyarakat dalam mengartikulasikan kehidupan sosial masyarakat.
Namun masih terdapat banyak keluhan masyarakat berkaitan dengan
infrastruktur mulai dari infrastruktur jalan, jembatan hingga saluran irigasi yang
rusak.
Kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan berdampak pada
terhambatnya arus orang, barang dan jasa dari dan ke pusat-pusat ekonomi dan
sosial warga. Akar permasalahan dari rusaknya infrastruktur penunjang
pertumbuhan ekonomi antara lain minimnya anggaran yang tersedia untuk
pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta saluran irigasi.
4.1.4. Belum Meratanya Akses dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam memberikan sumbangan
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Manakala kualitas pendidikan
dan kesehatan sudah bagus, maka kualitas SDM akan sekaligus bagus.
Pendidikan dan kesehatan juga menjadi bagian penting dari sasaran
pembangunan dalam MDG’s dan SDG’s sehingga negara dan pemerintah daerah
menaruh perhatian yang serius terhadap permasalahan pendidikan.
Secara umum, permasalahan dalam pembangunan pendidikan dan
kesehatan adalah belum meratanya akses dan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Pemerataan akses dan kualitas pendidikan belum maksimal karena
ketersediaan sarana dan prasana pendidikan serta kualitas mutu pendidikan
yang belum seimbang antar kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Berbicara
tentang pendidikan yang berkualitas semua mengarah pada pendidikan di
126
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
127
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
128
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
129
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
130
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
kuliner yang ada di Indonesia. Beberapa kuliner khas Ponorogo yang sudah
cukup terkenal adalah sate ayam dan dawet Jabung.
Kondisi Perekonomian. Kabupaten Ponorogo memiliki potensi
perekonomian yang ditopang oleh beberapa sektor yang tergambar pada
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari tahun ke tahun PDRB
Kabupaten Ponorogo mengalami tren kenaikan dengan komposisi yang tidak
jauh berbeda dari beberapa sektor dan sub sektor yang ada. Laju implisit
PDRB Kabupaten Ponorogo angka sementara pada tahun 2014 tercatat
sebesar 5,28 persen, dan tahun 2015 angka sangat sementara pada angka
5,29 persen, dimana kontribusi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
mencapai 31,80 persen. Hampir di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten
Ponorogo merupakan daerah penghasil produk pertanian, kecuali ibukota
Kabupaten yang telah menjelma menjadi pusat perdagangan dan jasa.
Produk dominan pertanian yang menjadi unggulan Kabupaten Ponorogo
adalah komoditas tanaman pangan seperti padi dan palawija. Kondisi
geografis wilayah yang subur dan iklim yang sesuai untuk kegiatan pertanian
membuat sektor pertanian masih menjadi andalan dalam perekonomian
Kabupaten Ponorogo. Data ini menunjukkan bahwa pertanian masih menjadi
faktor penggerak utama perekonomian di Ponorogo. Dengan struktur
masyarakat yang mayoritas adalah petani, sektor ini masih tetap menjadi
kekuatan Ponorogo dalam beberapa tahun ke depan.
Sektor yang juga mengalami kenaikan tren cukup tinggi dari tahun ke
tahun adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor, dari 14,97 persen pada tahun 2010 menjadi 15,85 persen pada tahun
2014. Dengan tren kenaikan yang cukup tinggi, sektor perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga dapat menjadi sektor
potensial dalam memperkuat perekonomian Kabupaten Ponorogo. Terlebih
jika terdapat upaya yang sistematis dalam mengembangkan potensi-potensi
ekonomi di tingkat lokal berkaitan dengan pengembangan wisata alam,
budaya dan sejarah yang juga menjadi kekuatan Ponorogo.
131
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
132
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
133
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
134
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
135
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
136
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
137
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
138
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
139
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
140
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
lebih kuat, kerap memangsa wilayah atau daerah yang lemah secara
ekonomi. Oleh karenanya, dalam konteks Ponorogo, tuntutan untuk
mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
berdaya saing menjadi sesuatu yang tidak dapat ditolak.
b. Persaingan dengan daerah sekitar dalam mengembangkan pertanian dan
industri pertanian
Dalam perencanaan pembangunan kewilayahan Provinsi Jawa Timur,
Kabupaten Ponorogo masuk dalam kawasan agropolitan regional yang
terdiri atas Sistem Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Ponorogo, dan Kota Madiun). Kabupaten/kota sekitar Ponorogo juga
memiliki perencanaan pengembangan pertanian dan industri pertanian
(agrobisnis) yang sama dengan Kabupaten Ponorogo. Oleh karenanya
kedepan perlu ada diferensiasi yang dikembangkan oleh Kabupaten
Ponorogo dalam hal pertanian.
Berdasarkan analisis SWOT di atas, maka dirumuskan isu-isu strategis
Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:
a. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan, jembatan, irigasi
dan infrastruktur pertanian.
b. Peningkatan produktifitas pertanian yang kompetitif dan berdaya saing
dengan mengembangkan industri pertanian berbasis organic, serta
industri kecil kreatif yang berdaya saing.
c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan meningkatkan
pelayanan bidang kesehatan dan pendidikan.
d. Penurunan angka kemiskinan dengan mengembangan ekonomi
kerakyatan melalui pengembangan koperasi dan
pembentukan/pengembangan BUMDes
e. Penurunan angka pengangguran dengan memperbaiki iklim usaha dalam
rangka penciptaan wirausaha baru dan pemberdayaan masyarakat pada
wilayah sesuai potensi wilayah;
141
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
142
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB IV
BAB V
5.1. Visi
Berdasarkan undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan
oleh segenap pemangku kepentingan (desirable), memungkinkan untuk dicapai
(reachable), focus pada masalah utama yang bersifat jangka panjang dan dapat
dikomunikasikan (communicable) serta dapat dimengerti oleh seluruh pemangku
kepentingan (understandable). Disamping itu, Visi harus dapat memberdayakan
dan memberikan motivasi dalam mengaktualisasikan tugas kepemerintahan,
pembangunan dan peningkatan pelayanan masyarakat.
Visi menjadi arahan pembangunan melalui penetapan program kerja
selama lima tahun pelaksanaan kepemimpinan kepala daerah terpilih. Visi
menjadi penting karena akan menyatukan dan mengintegrasikan setiap aspek
pendukung pembangunan daerah yang akan dilaksanakan oleh seluruh elemen
masyarakat Kabupaten Ponorogo baik aparatur pemerintahan, masyarakat,
maupun swasta
Visi RPJMD yang merupakan Visi Kepala Daerah Terpilih seperti yang telah
disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye harus sejalan
dengan Visi jangka panjang Kabupaten Ponorogo, sebagaimana terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2005–2025.Yaitu :
“KABUPATEN YANG MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA”.
Berdasarkan aturan dalam penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan yang berpedoman pada RPJPD dan memerhatikan permasalahan
pembangunan di Kabupaten Ponorogo, serta Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang
telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanyedengan
memperhatikan Visi RPJPD, maka visi dan misi pembangunan yang ditetapkan
untuk tahun 2016-2021 adalah :
“PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS”
Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu pintu masuk menuju Provinsi
Jawa Timur yang terletak disebelah Timur dan berbatasan langsung dengan
Provinsi Jawa Tengahyaitu Kabupaten Wonogiri. Sebagai daerah yang memiliki
potensi sumber dayaalam serta budaya yang beraneka ragammenjadi cermin
bahwa visi tersebutsudah tepat,dimana peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Ponorogo kedepan harus didasarkan pada potensi dan sumber daya
yangdilandaskan pada nilai-nilai budaya dan religiusitas.
Pengembangan agrobisnis merupakan salah satu opsi yang perlu
dikembangkan sebagai industri berbasis sumberdaya alam berupa sektor
pertanian dalam arti luas. Agrobisnis memiliki potensi untuk meningkatkan
penyediaan lapangan kerja yang mampumenyatukankegiatan berbasis sentra
pertaniandengan bisnis.
Selanjutnya, pengembangan agrobisnis akan sangat strategis jika
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan berprinsip pada keunggulan
dan daya saing produk. Pengertian terpadu adalah keterkaitan usaha sektor hulu
dan hilir (backward and forwardlinkages), serta pengintegrasian kedua sektor
tersebut secara sinergis dan produktif. Sedangkan dengan konsep berkelanjutan,
144 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
diartikan sebagai pemanfaatan teknologi konservasi sumber daya dengan
melibatkan kelompok/lembaga masyarakat, serta pemerintah pada semua aspek
secara terus-menerus. Sedangkan berprinsip pada keunggulan dan daya saing
produk mengandung makna bahwa produk yang dihasilkan harus mampu
memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan produk agrobisnis dari
daerah lain.
Dengan dilakukannya pengembangan agrobisnis, makasecara otomatis
akan meningkatkan kontribusi sektor pertanian melalui percepatan ketersediaan
lahan dan infrastruktur pertanian unggulan. Agrobisnis dinilai mampu untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dimana saat ini petani selalu dikonotasikan
kurang sejahtera.
Agrobisnis dapat terlaksana dengan tepat dan cepat melalui upaya
percepatan penyiapan industri-industri pengolah hasil pertanian, dalam
menunjang pergerakan agribisnis diperlukan jaringan kerja dan peran aktif
semua pihak yang terkait. Keterpaduan dan berkelanjutan kinerja akan
menempatkan UMKM dan kelompok masyarakat pengembang industry kreatif
yang tergabung dalam sentra-sentra industri menjadi variabel penting.
Selain agrobisnis, pengembangan sektor pariwisata juga mempunyai nilai
dan pengaruh yang sangat vital terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten
Ponorogo.Sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam dan budaya, Kabupaten
Ponorogo memiliki tempat, objek dan evensejarah, budaya dan keagamaan yang
berpotensi untuk menjadi obyek wisata jika dapat dikelola secara optimal. Tidak
hanya itu, dan diharapkan kedepan Kabupaten Ponorogo juga dikembangkan
untuk menjadi salah satu pusat pariwisata nasional berbasis agribisnis organik.
Oleh karena itu untuk pengembangan wisata perlu adanya keberanian untuk
melakukan terobosan-terobosan yang baru dan efektif terkait pemasaran,
pengelolaan tempat menginap wisatawan, hingga peningkatan aksesibilitas
menuju tempat/obyek wisata.
Dalam pelaksanaan pengembangan agrobisnis dan pariwisata, yang harus
menjadi pedoman ialah bagaimana seluruh lapisan masyarakat terutama kaum
marginal, masyarakat lokal, dan dunia usaha baik didalam maupun diluar
145 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
ponorogo untuk diberdayakandan diajak untuk ikut berpartisipasi dalam
pengembangan agrobisnis berbasis pada pengembangan pertanian organik,
Melalui pengembangan agrobisnis dan pariwisata diharapakan tidak hanya
mampu meningkatkan perekonomian wilayah, namun juga mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga dapat tercipta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.Selain itu, dimensi kebudayaan dan
keagamaan masyarakat juga perlu ditingkatkan. Dengan dikedepankannya nilai-
nilai kearifan lokal dan naiknya kadar religiusitas masyarakat diharapkan dapat
menghidupkan demokrasi yang kondusif ditingkat lokal.
Disamping itu juga pengembangan wilayah secara menyeluruh dapat
berkelanjutan jika dalam pelaksanaan pembangunannya selalu memerhatikan
keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu maka aspek kualitas dan kelestarian
lingkungan harus dijadikan landasan utama pengembangan tersebut.
Penjelasan dari masing-masing elemen visi di atas adalah sebagai berikut:
Lebih Maju: Suatu tata kehidupan dan penghidupan masyarakatPonorogo
yang lebih maju, lebih unggul dan lebih memiliki daya saing
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya dimana
masyarakat memiliki rasa aman, damai dan tenteram lahir dan
batin terpenuhi memenuhi kebutuhan pokok dasar secara
jasmani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri
danlingkunganya dengan menjunjung tinggi hak asasi serta
kewajiban manusia. Kondisi lebih maju yang akan diwujudkan
adalah suatu kondisi kehidupan masyarakat Ponorogo modern
yang lebih sejahtera.
Berbudaya Suatu tatanan kehidupan yang dicirikan dengan semakin
menguatnya budaya lokal sehingga berdampak terhadap
mantapnya kepribadian dan daya saing daerah dalam rangka
menghadapi persaingan global. Penguatan budaya lokal akan
mendorong penguatan karakter dan jatidiri bangsa secara
keseluruhan.
Religius Suatu kondisi kehidupan yang dicirikan dengan meningkatnya
akhlak mulia, baik secara individual maupun sosial, dalam
konteks spiritual. Kesejahteraan yang sesungguhnya wajib
ditopang dengan akhlak dan moral yang mantap. Akhlak
merupakan budi pekerti, perangai, tabiat, atau moralitas luhur
yang terutama bersumber dari kesalehan individual sesuai
ajaran agama yang diyakini, yang pada gilirannya akan
melahirkan kesalehan sosial, yang ditandai oleh semakin
meningkatnya empati sosial, toleransi sosial, solidaritas sosial,
dan sikap demokratis dalam menghadapi perbedaan, serta
menjunjung tinggi supremasi hukum, dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia, yang akan bermuara pada
terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari
Jika dikaitkan antara visi RPJMD Kabupaten Ponorogo dengan visi RPJMD
Provinsi Jawa Timur serta visi RPJM Nasional, tampak adanya keterkaitan yang
saling melengkapi.Sebagimana diketahui bahwa Visi RPJMNadalah :“Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur” dan Visi RPJMD Provinsi Jawa Timur
adalah :“Terwujudnya Jawa Timur yang makmur dan berakhlak dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”maka Visi RPJM Nasional,
RPJMD Provinsi Jawa Rimur dan RPJMD Kabupaten Ponorogo, mengarah pada
tujuan yang sama yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur (dibaca
“sebagai masyarakat sejahtera”) sebagaimana diamanatkan dalam Undang–
Undang Dasar 1945
5.2. Misi
Misi adalah rumusan umum yang merupakan perwujudan visi
pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 dijabarkan ke dalam 7
(tujuh) misi, dijalankan secara berkesinambungan dan sinergis, serta
memfokuskan pada pengembangan sektor agribisnis berbasis pertanian organik,
pariwisata dan pengembangan sumber daya manusia sebagai basis
pembangunan kemakmuran masyarakat Ponorogo yang lebih maju. Adapun misi
Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut:
1. Misi satu : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna
mengembangkan manajemen pemerintahan daerah yang amanah, tanggap,
dan berkemampuan andal dalam memecahkan masalah.
Misi ini akan memprioritaskan membangun tata pemerintahan yang
baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas pelayanan pemerintah
daerahkepada masyarakat melalui reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan yang ditopang oleh keteladanan kepemimpinandaerah dalam
setiap level pemerintahan.
Dengan adanya tata pemerintahan yang baik yang ditopang oleh
keteladanan dari pemimpin daerah diharapkan akan meningkatkan
efektifitas kinerja birokrasi pemerintahan dalam mengemban amanah
rakyat. Tidak hanya itu, melalui misi ini juga diharapkan mampu
mewujudkan pelayanan pubik yang prima yang dilandaskan pada prinsip
transparansi dan akuntabilitas.
Untuk mencapai Visi dan Misi RPJMD, melalui Misi satu ini, apabila
perlu dilakukan reorganisasi Perangkat Daerah, dan menempatkan pimpinan
maupun staf sesuai dengan kompetensinya, sehingga efektifitas tujuan dan
sasaran organisasi dapat dicapai tetap waktu sesuai yang telah direncanakan
dan ditetapkan dalam RPJMD.
2. Misi kedua : Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna,
unggul, produktif dan berkelanjutan serta bermanfaat luas secara ekonomi
dan sosial melalui investasi, industri, perdagangan, dan pengembangan
pariwisata menjadi lokomotif penggerak perekonomian daerah.
Misi ini memprioritaskan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan mengoptimalkan potensi daerah disektor non pertanian yang selama
ini belum terkelola secara maksimal.
Melalui misi ini akan ada upaya untuk mengindentifikasi, memetakan,
memberdayakan dan mengembangkan berbagai potensi daerah yang ada
diberbagai sektor non pertanian mulai dari sektor industri, perdagangan,
jasa, pariwisata dan lain sebagainya dengan melibatkan investasi lokal,
dalam negeri maupun asing untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
3. Misi ketiga : Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara
profesional, agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong
produktivitas masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan tersedianya infrastruktur
strategis daerah yang mantap sehingga mampu menopang kebutuhan
masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas utamanya aktivitas
ekonomi.
Mantapnya infrastruktur perhubungan akan meningkatkan
keterhubungan antara satu kawasan dengan kawasan yang lain
memudahkan mobilisasi orang, barang dan jasa sehingga mampu
mendorong percepatan kemajuan kawasan.
Mantapnya infrastruktur pertanian utamanya saluran irigasi juga
menjadi prioritas dalam misi ini. Tersedianya infrastruktur pertanian yang
mantap akan memudahkan petani untuk memenuhi kebutuhan air pada
lahan pertanian yang dikelolanya. Dengan begitu akan mendorong
peningkatan produktifitas pertanian dan pendapatan petani.
4. Misi keempat : Membangun pertanian sebagai pengembangan model
berbasis ekonomi kerakyatan yang berdayasaing tangguh.
Misi ini akan memberikan arah pembangunan dan pengembangan
sektor pertanian Kabupaten Ponorogo yang berdaya saing sehingga mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Melalui misi ini, sektor pertanian yang selama ini dianggap tidak
prospektif bagi ekonomi masyarakat akan dikelola sedemikian rupa sehingga
menjadi sektor ekonomi yang justru paling prospektif dibandingkan sektor
lainnya. Langkah yang akan dilakukan adalah membangun, mengembangkan
149 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
dan memantapkan pertanian berbasis organik yang akan menghasilkan
produk-produk sehat yang saat ini mulai menjadi trend masyarakat.
5. Misi Kelima : Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan
ketersediaan ruang publik yang memadai dan berwawasan lingkungan.
Misi ini memprioritaskan pada penyediaan kawasan pemukiman yang
nyaman bagi masyarakat yang tinggal dikawasan tersebut. Kawasan
pemukiman yang nyaman yang dimaksud dalam misi ini mengandung makna
bahwa kawasan tersebut mampu memenuhi kebutuhan dasar warga
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, mulai dari tersedianya air bersih
yang memadai, sanitasi yang sehat hingga tersedianya ruang bagi warga
masyarkat untuk berinteraksi dengan sesama dalam berbagai aktifitas.
Misi ini juga mencakup upaya dari pemerintah daerah bersama
masyarakat untuk menjaga kelestarian nilai-nilai budaya dan agama yang
selama ini hidup, tumbuh dan berkembang ditengah-tengah warga
masyarakat.
6. Misi Keenam : Membangun prinsip kemandirian dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dan desa miskin, pengangguran serta perluasan
kesempatan kerja, dan melindungi hak-hak masyarakat yang berlandaskan
pada penegakan hukum yang berkeadilan.
Misi ini memprioritaskan pada pengentasan kemiskinan dan
pengangguran melalui pemberdayaan masyarakat dan perluasan
kesempatan kerja. Melalui misi ini akan ada upaya dari pemerintah daerah
untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui berbagai program
pengentasan kemiskinan yang melibatkan berbagai pihak termasuk dunia
usaha antara lain melalui program “public private partnership” dan
kerjasama pemenuhan tenaga kerja.
Melalui misi ini, pemerintah juga akan berupaya memberikan
kesempatan dan perlindungan kepada tenaga kerja lokal dalam pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja bagi dunia usaha yang berinvestasi di Kabupaten
Ponorogo.
7. Misi Ketujuh : Meningkatkan peran aktif Pemerintah Daerah daam
memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat guna
mendorong kualitas SDM yang handal, mempunyai kompetensi yang cukup.
Membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga yang
bertaqwa, berbudaya dan berkepribadian.
Misi ini memprioritaskan pada peningkatan kuantitas dan kuantitas
sarana dan prasana pendidikan dan kesehatan bagi warga masyarakat.
Peningkatan kuantitas pendidikan dan kesehatan mengarah pada upaya
pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
pendidikan dan kesehatan. Sementara peningkatan kualitas pendidikan dan
kesehatan mengarah pada upaya pemerintah untuk memenuhi dan
mencapai standar pelayan yang maksimal.
Misi ini juga mengarahkan pada upaya pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan peningkatan peran pemuda dan olahraga dalam
pembangunan daerah.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan dan
sasaran pembangunan Kabupaten Ponorogo ditetapkan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi sebagai gambaran tentang kondisi yang ingin dicapai di
masa datang. Untuk itu, tujuan dan sasaran hendaknya merupakan arsitektur
kinerja tertinggi atau impact dari segenap operasionalisasi kebijakan melalui
program dan kegiatan sepanjang lima tahun ke depan. Untuk itu impact tersebut
harus memberi pengertian sebagai ultimate goal dari keseluruhan kinerja utama
setiap elemen pelaksana pembangunan Kabupaten Ponorogo.
Selain adanya penggambaran terhadap Visi dan Misi, dalam dokumen Visi
Misi juga terdapat program kebijakan dan program pendukung yang dapat
menjadi arahan bagi pemerintahan kabupaten Ponorogo dalam pencapaian Visi
dan Misi kepala daerah. Adapun arah tujuan dari sasaran pembangunan kedepan
adalah :
Misi satu : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna
mengembangkan manajemen pemerintahan daerah yang amanah,
tanggap, dan berkemampuan andal dalam memecahkan masalah.
Memiliki tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik
dengan indikator : Pencapaian SPM, dan IKM. Untuk mencapai tujuan
tersebut sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Tersedianya aparatur pemerintahan daerah yang profesional,
dengan indikator sasaran :
1) rasio jumlah aparatur yang sesuai dengan kebutuhan dalam
struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) pemerintah
Kabupaten Ponorogo;
2) Persentase aparatur sipil negara (ASN) yang sesuai dengan
kompetensi
b. Terwujudnya kelembagaan dan tata laksana pemerintahan daerah
yang efektif dan efisien, dengan indikator sasaran :
1) persentase Perangkat Daerah yang memiliki struktur organisasi
sesuai dengan beban kerjanya;
2) persentase Perangkat Daerah yang melaksanakan Sistem
pengendalian internal pemerintah (SPIP);
3) persentase Perangkat Daerah yang menerapkan pemanfaatan
E-Goverment untuk mendukung inovasi pelayanan publik;
4) persentase instansi yang mengelola arsip secara baku;
5) penyelesaian LKPJ, LAKIP, dan LPPD tepat waktu;
6) Skor SAKIP Kabupaten; dan
7) Status Kinerja LPPD Kabupaten.
c. Meningkatnya kemandirian keuangan daerah yang didasari oleh
transparansi dan akuntabilitas, dengan indikator sasaran :
1) Rasio PAD terhadap total pendapatan;
2) Rasio PAD terhadap total belanja daerah;
3) Rasio belanja langsung terhadap belanja tidak langsung;
4) Rasio belanja modal terhadap total belanja; T
152 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
5) indak lanjut terhadap temuan BPK;
6) Tindak Lanjut terhadap temuan inspektorat dan APIP Lainnya.
d. Terwujudnya tata kelola pemerintahan desa yang baik, dengan
indikator sasaran :
1) persentase desa yang memiliki RPJMDes;
2) persentase desa yang memiliki RPJMDes yang sinkron dengan
RPJMD Kabupaten;
3) persentase desa yang memiliki RKPDes sinkron dengan RKPD
Kabupaten; persentase desa yang memiliki RAPBDes sinkron
dengan RAPBD Kabupaten;
4) rata-rata persentase penyerapan dana desa; dan
5) persentase desa yang melaksanakan laporan sesuai dengan tata
peraturan perundangan yang berlaku.
e. Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan
sipil yang prima, dengan indikator :
1) persentase penduduk yang memiliki KTP elektronik;
2) persentase keluarga yang memiliki KK; persentase penduduk
diatas 15 tahun yang memiliki akta lahir; dan
3) persentase pelayanan administrasi kependudukan dan catatan
sipil yang sudah menerapkan E-Goverment.
Misi kedua : Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna,
unggul, produktif dan berkelanjutan serta bermanfaat luas secara
ekonomi dan sosial melalui investasi, industri, perdagangan, dan
pengembangan pariwisata menjadi lokomotif penggerak perekonomian
daerah. Memiliki tujuan mewujudkan perekonomian daerah yang
tanggung berbasis potensi daerah dengan indikator : persentase
pertumbuhan sektor perdagangan, industri, dan UMKM. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatnya jumlah dan daya saing sektor UMKM dan Koperasi
berbasis potensi daerah dengan indikator :
1) persentase pertumbuhan UMK;
153 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
2) persentase pertumbuhan Usaha Menengah;
3) Persentase pertumbuhan produk unggulan daerah; persen
peningkatan jumlah koperasi aktif;
4) persentase peningkatan jumlah KSP/USP sehat;
5) jumlah modal kopetasi dan UMKM; dan
6) jumlah desa yang memiliki BUMDes
b. Meningkatnya volume industri dan perdagangan dengan indikator :
1) cakupan bina kelompok pengrajin industri kecil, menengah dan
kreatif;
2) jumlah industri kecil, menengah, besar dan kreatif
c. Optimalisasi sektor pariwisata daerah dengan indikator : jumlah
destinasi wisata dan jumlah kunjungan wisata.
d. Peningkatan iklim investasi sebagai pendorong pengembangan
ekonomi daerah dengan indikator :
1) persentase pertumbuhan investasi lokal, dalam negeri dan asing;
persentase pengurusan pelayanan perijinan tepat waktu dan
2) jumlah layanan perizinan yang sudah on-line.
Misi ketiga : Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara
profesional, agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong
produktivitas masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Misi ini bertujuan mewujudkan infrastruktur
daerah yang mantap dengan indikator : persentase kondisi mantap jalan;
ketersediaan sumber air baku pertanian; dan jumlah sarana perhubungan
khususnya untuk bidang pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana jalan,
jembatan dan irigasi dengan indikator :
1) persentase jalan kabupaten dan poros strategis, dan lingkungan
dalam kondisi baik;
2) persentase jembatan dalam kondisi baik;
3) persentase cakupan irigasi teknis.
154 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana perhubungan dengan
indikator :
1) kecukupan terminal dan halte;
2) menurunnya angka kecelakaan;
3) tersedianya layanan angkutan umum dan halte khusus pertanian.
Misi keempat : Membangun pertanian sebagai pengembangan model
berbasis ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tangguh. Misi ini
bertujuan mewujudkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan yang mantap dan berdaya saing dengan indikator : persentase
pertumbuhan sektor pertanian, Nilai Tukar Petani (NTP) dan persentase
peningkatan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan organik. Untuk mencapai tujuan tersebut sasaran yang akan
dicapai adalah :
a. Meningkatnya ketahanan pangan daerah, dengan indikator :
peningkatan volume PDRB sektor pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan;
1) Score pola pangan harapan;
2) persentase lahan pertanian pangan berkelanjutan;
3) kualitas gizi pangan daerah; ketersediaan bahan pangan pokok
daerah.
b. Terwujudnya sentra pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan organik dengan indikator :
1) persentase penggunaan pupuk organik, persentase luas lahan
pertanian dan perkebunan organik,
2) persentase produktifitas peternakan dan perikanan organik.
Misi Kelima : Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan
ketersediaan ruang publik yang memadai dan berwawasan lingkungan.
Misi ini bertujuan :
1. Mewujudkan kawasan yang nyaman bagi warga masyarakat dengan
ruang; dan persentase rumah layak huni sehat. Untuk mencapai tujuan
ini sasaran yang yang akan dicapai adalah :
a. Ketersediaan dokumen tata ruang yang diterbitkan;
1) Persentase rumah tangga pengguna air bersih;
2) Jumlah MCK komunal dan jumlah septictank komunal.
b. Meningkatnya daya dukung lingkungan hidup dengan indikator :
1) Persentase konservasi daerah tangkapan air;
2) Persentase konservasi lahan kritis dan persentase ruang terbuka
hijau
c. Pengembangan sistem mitigasi SDA dan lingkungan dengan
indikator:
1) Kecukupan sarana dan prasarana penanggulangan bencana;
2) Adanya sosialisasi kepada masyarakat terhadap perubahan iklim
dan pemahaman bencana; serta
3) Kecukupan SDM penanggulangan bencana yang bersertifikat.
2. Mewujudkan ketahanan budaya dan religi warga masyarakat dengan
kemiskinan; persentase tingkat pengangguran terbuka dan Gini Rasio.
untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat miskin melalui
perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesempatan berusaha
dengan indikator :
1) persentase angka pengangguran;
2) rasio angkatan kerja lokal yang terserap;
3) jumlah nilai swadaya masyrakat;
4) persentase pencari kerja yang ditempatkan.
2. Mewujudkan ketahanan sosial masyarakat dalam pencegahan dan
penanganan masalah kesejahteraan sosial dengan sasaran yang ingin
dicapai meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sosial
utamanya PMKS dengan indikator :
1) persentase penurunan PMKS; dan
2) PMKS yang ditangani.
Misi Ketujuh : Meningkatkan peran aktif Pemerintah Daerah dalam
memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat
guna mendorong kualitas SDM yang handal, mempunyai kompetensi
yang cukup, membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda
dan olahraga yang bertaqwa, berbudaya dan berkepribadian. Tujuan yang
akan dicapai dari misi ini adalah :
1. Mewujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas dengan
indikator : rata-rata lama sekolah; angka melek huruf usia 15-55 tahun;
persentase SD/MI; SMP/MTs; dan SMA/MA yang terakreditasi minimal
B. Untuk mencapai tujuan tersebut sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Terwujudnya akses pendidikan yang berkualitas bagi seluruh
warga, dengan indikator :
1) APK dan APM PAUD, SD/Mi, SMP/MTs, dan SMA/MA;
2) persentase angka putus sekolah SMP/MTs dan SMA/MA.
b. Tersedianya SDM tenaga pendidik dan kependidikan yang merata
dan berkualitas dengan Indikator :
157 RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016-2021
BAB V
1) Rasio Guru terhadap murid untuk jenjang SD/MI;
2) Rasio guru terhadap murid untuk jenjang SMP/MTs;
3) Rasio Guru terhadap murid untuk jenjang SMA/MA;
4) persentase tenaga kependidikan yang memenuhi standar
kualifikasi;
5) persen guru yang telah tersertifikasi;
c. Tersedianya sarana pendidikan yang berkualitas dengan indikator :
1) Rasio kecukupan ruang kelas terhadap rombongan belajar
untuk jenjang SD/MI; SMP/MTs; dan SMA/MA;
2) jumlah ruang kelas dalam kondisi baik untuk jenjang SD/MI;
SMP/MTs; dan SMA/MA.;
3) jumlah perpustakaan sekolah;
4) jumlah perpustakaan kecamatan;
5) jumlah kunjungan perpustakaan; dan
6) rata-rata jumlah judul buku yang dimiliki
2. Mewujudkan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas dengan
indikator : Angka Harapan Hidup dan IKM RSUD. Untuk mencapai
tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Terwujudnya pemerataan dan mutu dan pelayanan kesehatan,
dengan indikator :
1) jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu PUSKESMAS
terakreditasi;
2) dan persentase KK Miskin yang telah memiliki asuransi
kesehatan.
b. Meningkatnya ketersediaan tenaga medis, para medis dan tenaga
kesehatan yang berkualitas dengan indikator :
1) Rasio dokter umum, Dokter gigi, Bidan, Mantri kesehatan
2) Rasio Apoteker terhadap jumlah penduduk;
c. Meningkatnya kesadaran kesehatan masyarakat dan pengendalian
penyakit menular dengan Indikator :
1) Angka kematian ibu, angka kematian bayi per 100.000
kelahiran;
2) prevalesi kekurangan gizi pada anak, prevalensi TB, HIV dan
penyakit menular lainnya.
d. Peningkatan kualitas layanan RSUD dengan indikator :
1) persentase kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap;
2) rasio kecukupan tenaga medis;
3) BOR, TOI, ALOS, NDR dan CRR.
3. Mewujudkan pemberdayaan perempuan, pemuda dan pelindungan
akan dan Manula serta pemantapan KB dengan indikator : Indeks
Gender; jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak;
jumlah organisasi kepemudaan dan jumlah prestasi cabang olahraga.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Terwujudnya pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
Manula dengan indikator : persentase Posyandu Balita, Manula
aktif; persentase KB aktif; dan jumlah organisasi perempuan (PKK).
b. Meningkatnya pembinaan pemuda dan olahraga dengan indikator
: persentase karang taruna aktif, jumlah cabang olahraga yang
dibina, jumlah kelompok seni budaya yang dibinda, jumlah even
pemuda yang diselenggarakanl dan jumlah sarana olahraga.
Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
menjadi Perda;
2,5 3 Maturitas SPIP 2,5 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3
Pemerintah Daerah
116 130 PAKET Cakupan 116 Paket 116 Paket 130 Paket 130 Paket 130 Paket 130 Paket 130 Paket
PAKET pengadaan barang
dan jasa melalui
LPSE;
cc b Nilai/Skor SAKIP cc cc cc cc b b b
Kabupaten;
T ST Status Kinerja LPPD T T T T ST ST ST
Kabupaten
11,28% 10,86% Meningkatnya Penerimaan 11,28% 11,28% 11,16% 11,04% 10,92% 10,80% 10,68%
kemandirian Pendapatan Asli
keuangan Daerah terhadap
daerah yang total pendapatan
didasari oleh
transparansi dan
akuntabilitas,
6,02% 6,40% Peningkatan 6,02% 6,02% 6,10% 6,17% 6,25% 6,32% 6,40%
Pendapat Asli
Daerah
WTP WTP Opini atas Audit WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
BPK
95% 95% Terwujudnya Rata-rata 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
tata kelola penyerapan dana
pemerintahan desa
desa yang baik
90% 90% Desa yang 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
melaksanakan
laporan sesuai
dengan tata
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
peraturan
perundangan yang
berlaku
25% 505 Usulan 25% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
MUSRENBANG
Desa dan
Kecamatan yang
terakomodir dalam
KUA PPAS
60% 75% Desa yang memiliki 60% 60% 63% 66% 69% 72% 75%
RPJMDes yang
sinkron dengan
RPJMD Kabupaten.
91% 100% Terwujudnya Penduduk yang 91% 91% 95% 100% 100% 100% 100%
pelayanan memiliki KTP
administrasi elektronik;
kependudukan
dan catatan sipil
yang prima
100% 100% Keluarga yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
memiliki Kartu
Keluarga;
68% 100% Penduduk diatas 15 68% 68% 73% 83% 93% 100% 100%
tahun yang
memiliki akta lahir.
Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna, unggul, produktif, berkelanjutan serta bermanfaat luas secara ekonomi dan sosial melalui investasi, industri, perdagangan, dan pengembangan
pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian daerah
Mewujudkan Persentase 2,00% 4,00% Meningkatnya Pertumbuhan 2,0% 2,0% 2,4% 3,0% 3,4% 3,8% 4,0%
perekonomian pertumbuhan jumlah dan daya usaha mikro dan
daerah yang UMK saing sektor kecil;
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
tanggung UMKM dan
berbasis Koperasi
potensi berbasis potensi
daerah daerah
1% 4% Peningkatan 1% 1,5% 2% 2,5% 3% 3,5% 4,00%
koperasi aktif
Desa yang memiliki 35% 35% 40,0% 65,0% 85,0% 95,0% 100%
BUMDes;
Nilai investasi 1.463.90 1.563.90 Meningkatnya Peningkatan 1.463.909 1.563.909. 1.663.909. 1.763..909. 1.863.909. 1.965.909. 2.063.909.
PMDN 9.736.54 9.736.54 volume industri jumlah Industri .736.548 736.548 736.548 736.548 736.548 736.548 736.548
8 8 dan Kecil dan
perdagangan Menengah;
13,35% 14,60% Kontribusi sektor 13,35% 13,35% 13,60% 13,85% 14,10% 14,35% 14,60%
perdagangan
terhadap PDRB;
6,75% 7,50% Kontribusi sektor 6,75% 6,75% 6,90% 7,05% 7,20% 7,35% 7,50%
industri terhadap
PDRB
8 15 Optimalisasi Destinasi wisata; 8 8 8 10 10 15 15
sektor
pariwisata
daerah
1.963.90 4.463.90 Peningkatan Nilai investasi 1.963.909 1.963.909. 2.463.909. 2.963.909. 3.463.909. 3.963.909. 4.463.909.
9.736.54 9.736.54 iklim investasi PMDN; .736.548 736.548 736.548 736.548 736.548 736.548 736.548
8 8 sebagai
pendorong
pengembangan
ekonomi daerah
90% 100% Pengurusan ijin 90% 90% 95% 100% 100% 100% 100%
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
tepat waktu
Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara profesional, agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong produktivitas masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat
Mewujudkan Persentase 59,64% 89,64% Meningkatnya Peningkatan 59,64% 59,64% 65,64% 71,64% 77,64% 83,64% 89,64%
infrastruktur peningkatan kuantitas dan panjang jalan desa
daerah yang panjang jalan kualitas sarana dan poros strategis
mantap desa dan dan prasarana dalam kondisi baik;
poros jalan, jembatan
strategis dan irigasi
dalam kondisi
baik
51,31% 91,31% Jalan kabupaten 51,31% 51,31% 59,31% 67,31% 75,31% 83,31% 91,31%
dalam kondisi baik;
91,64% 96,34% Jembatan 91,64% 91,64% 92,58% 93,52% 94,46% 95,40% 96,34%
kabupaten dalam
kondisi baik;
83,38% 83,65% Saluran irigasi 83,38% 83,38% 83,43% 83,49% 83,54% 83,60% 83,65%
dalam kondisi baik
48,67% 51,03% Meningkatnya Kecukupan 48,67% 48,67% 49,16% 49,65% 50,12% 50,58% 51,03%
kuantitas dan angkutan umum
kualitas sarana yang layak;
perhubungan
0 30,00% Angkutan umum 0 0 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00%
khusus pertanian
0 30,00% Halte pertanian. 0 0 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00%
Membangun Pertanian, sebagai pengembangan model berbasis ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tangguh.
Mewujudkan Persentase 0,5% 2,5% Meningkatnya Peningkatan PDRB 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 2,5%
sektor peningkatan ketahanan sektor pertanian;
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
pertanian, PDRB sektor pangan daerah
perkebunan, pertanian
peternakan
perikanan
yang mantap
dan berdaya
saing
Nilai Tukar 105,11 107,85 Score pola pangan 79,5 79,5 80 81,5 82 83 84
Petani (NTP) harapan;
25.000 25.000 Luas lahan 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
pertanian pangan
berkelanjutan
105,11 107,85 Nilai Tukar Petani 105,11 105,11 105,6 106,21 106,84 107,25 107,85
50,00 100 Terwujudnya Luas lahan 50,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 100
sentra pertanian organik
pertanian, (Ha)
perkebunan,
peternakan dan
perikanan
organik
Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan ketersediaan ruang publik yang memadai dan berwawasan lingkungan
Mewujudkan Indeks 20% 100% Meningkatkan Jumlah PKLp yang 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
kawasan yang Kualitas akses memiliki RDTRK
nyaman bagi Lingkungan masyarakat
warga Hidup terhadap
masyarakat pemukiman
sehat
78,85% 79,27% Rumah layak huni 78,85% 78,85% 78,93% 79,02% 79,10% 79,19% 79,27%
67,28 70 Meningkatnya Indeks Kualitas 67,28 67,28 67,824 68,368 68,912 69,456 70
daya dukung Lingkungan Hidup;
lingkungan
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
hidup
70 95 Industri/perusahaa 70 70 75 80 85 90 95
n/ Badan/ yang
menyusun AMDAL
0 100% Terjaganya Pendidikan dasar 0 20% 40% 60% 80% 100% 100%
kelestarian nilai- yang menerapkan
nilai sosial dan local wisdom;
budaya lokal
49 54 Even seni, budaya 49 49 50 51 52 53 54
dan religi daerah
yang
diselenggarakan
0 1 Berdirinya sarana 0 0 0 0 1 1 1
seni budaya
(museum reog).
Membangun prinsip kemandirian dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan desa miskin, pengangguran serta perluasan kesempatan kerja dan melindungi hak - hak masyarakat yang berlandaskan penegakan
hukum yang berkeadilan
Mengentaska Penurunan 11,46% 10,70% Meningkatkan Penurunan 11,46% 11,25% 11,05% 11,00% 10,95% 10,86% 10,70%
n kemiskinan kemiskinan pemberdayaan kemiskinan;
dan masyarakat
pengangguran miskin melalui
melalui perluasan
pemberdayaa lapangan kerja
n dan dan peningkatan
perluasan kesempatan
kesempatan berusaha
kerja
Tingkat 3,22 3,82 Angka 3,22% 3,83% 3,78% 3,85% 3,71% 3,84% 3,82%
pengangguran pengangguran
terbuka terbuka
Indeks Gini 0,30 0,25 Indeks Gini 0,30 0,29 0,28 0,28 0,27 0,26 0,25
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
Mewujudkan Jumlah PMKS 231.501 203.720 Meningkatkan Jumlah PMKS 231.501 231.501 225.944 220.388 214.832 209.276 203.720
ketahanan kualitas dan
sosial jangkauan
masyarakat pelayanan sosial
dalam utamanya PMKS
pencegahan
dan
penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya 0 0 Meningkatnya Konflik sosial yang 0 0 0 0 0 0 0
rasa aman dan harmoni sosial ditangani.
toleransi
dalam
masyarakat
Meningkatkan peran aktif Pemda dalam memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat, guna mendorong kualitas SDM yang handal, mempunyai kompentensi yang cukup, membangun jiwa
bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olah raga yang bertaqwa, berbudaya dan berkepribadian
Mewujudkan Rata-rata 7,15 9,00 Terwujudnya Rata-rata lama 7,15 7,15 7,50 7,85 8,25 8,60 9,00
pendidikan lama sekolah akses sekolah;
yang merata pendidikan yang
dan berkualitas bagi
berkualitas seluruh warga
Angka melek 92.86% 95.36% Angka Melek 92.86% 92.86% 93.36% 93.86% 94.36% 94.86% 95.36%
huruf Huruf;
25.000 33.000 Angka partisipasi 25.000 25.000 26.600 28.200 29.800 31.400 33.000
PAUD
105,31 106,64 APK SD/Mi 105,31 105,31 105,58% 105,84% 106,10% 106,37% 106,64
94,39 95,24 APM SD/Mi 94,39 94,39 94,56 94,73 94,90 95,07 95,24
103,94 105,24 APK SMP 103,94 103,94 104,20 104,46 104,72 104,98 105,24
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
83,98 86,17 APM SMP 83,98 83,98 84,42 84,86 85,29 85,73 86,17
1:10 1:10 Tersedianya Rasio guru 1:10 1:10 1:10 1:10 1:10 1:10 1:10
tenaga pendidik terhadap murid
dan untuk jenjang
kependidikan SD/MI;
yang merata dan
berkualitas
01:28,6 1:25 Rasio guru 01:28,6 01:28,6 1 :27,66 1 :27,16 1 : 26,66 1 :26,16 1:25
terhadap murid
untuk jenjang
SMP/MTs;
59,85% 68,85% Guru SD/MI yang 59,85% 59,85% 60,85% 61,85% 63,85% 65,85% 68,85%
telah tersertifikasi;
53,47% 62,37% Guru SMP/MTs 53,47% 53,47% 54,57% 55,67% 57,67% 59,67% 62,37%
yang telah
tersertifikasi
88,50% 90% SD terakreditasi B 88,50% 88,50% 88,75% 89,00% 89,25% 89,50% 90%
82% 85% SMP terakreditasi 82% 82% 82,50% 83,00% 83,50% 84,00% 85%
B;
15.500 15.625 Tersedianya Kunjungan 15.500 15.500 15.525 15.550 15.575 15.600 15.625
sarana dan perpustakaan
prasarana
pendidikan yang
berkualitas
Mewujudkan Angka 1:28.000 1:28.000 Terwujudnya Rasio kecukupan 1:28.000 1:28.000 1:28.000 1:28.000 1:28.000 1:28.000 1:28.000
layanan Harapan pemerataan dan Puskesmas
kesehatan Hidup mutu dan terhadap jumlah
yang merata pelayanan penduduk;
dan kesehatan
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
berkualitas
30% 100% Puskesmas 30% 30% 44,00% 58,00% 72,00% 86,00% 100%
terakreditasi;
100% 100% KK miskin yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dilindungi asuransi
kesehatan
41 41 Meningkatnya Rasio Dokter 41 41 41 41 41 41 41
ketersediaan umum terhadap
tenaga medis, jumlah penduduk
para medis dan (/100.000)
tenaga
kesehatan yang
berkualitas
10 10 Rasio Dokter gigi 10 10 10 10 10 10 10
terhadap jumlah
penduduk
(/100.000)
1: 2.247 1: 2.247 Rasio Bidan 1: 2.247 1: 2.247 1: 2.247 1: 2.247 1: 2.247 1: 2.247 1: 2.247
terhadap jumlah
penduduk
97,19 96,89 Meningkatnya Angka kematian 97,19 97,19 97.09 96.99 96.89 96.89 96,89
derajat status ibu
kesehatan
masyarakat
25,61 23 Angka kematian 25,61 25,61 24.74 23.87 23 23 23
bayi
91,50% 94% Imunisasi dasar 91,50% 91,50% 92,00% 92,50% 93,00% 93,50% 94%
lengkap pada
BALITA.
153.494 195.092 Peningkatan Kunjungan pasien 153.494 153.494 161.169 169.227 177.689 186.573 195.092
kualitas layanan rawat jalan;
Tujuan Indikator Taget Sasaran Indikator Sasaran Target KET.
Tujuan Kondisi Kondisi Kondisi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi
Awal Akhir Awal Akhir
RSUD
62 70 Bed Room 62 62 64 66 68 70 70
Ocupancy Rate
(BOR).
Mewujudkan Partisipasi 3% 6% Meningkatkan Partisipasi 3% 3% 3,60% 4,20% 4,80% 5,40% 6%
pemberdayaa perempuan pelaksanaan perempuan
n perempuan, dilembaga pengarustamaan dilembaga
pemuda dan pemerintahan gender dan pemerintahan;
pelindungan pemberdayaan
akan dan perempuan
Manula serta diberbagai
pemantapan bidang
KB pembangunan
Kasus 100% 100% Persentase 67% 67% 73,60% 80,20% 86,80% 93,40% 100%
tindakan organisasi/lembaga
kekerasan wanita dibina.
terhadap
perempuan
dan anak
yang
ditangani.
100% 100% Meningkatnya Kasus kekerasan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perlindungan terhadap
perempuan dan perempuan dan
anak dari anak yang
berbagai tindak ditangani.
kekerasan,
2% 3% Meningkatnya Pemuda 2% 2% 2,2% 2,4% 2,6% 2,8% 3%
pembinaan berprestasi tingkat
pemuda dan Provinsi/Nasional.
olahraga dengan
indikator
BAB VI
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang
komprehensif untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Ponorogo
Tahun 2016 – 2021 dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang
komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi sehingga pembangunan
daerah sebagaimana yang telah direncanakan dapat terwujud.
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi menjadi salah satu rujukan
penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-
management). Sedangkan arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan
rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan
sasaran dari waktu kewaktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya.
Berikut strategi dan arah kebijakan Kabupaten Ponorogo dalam upaya
mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja RPJMD dengan
efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan.
6.1. Strategi
Strategi yang dirumuskan dalam perencanaan pembangunan
menunjukkan keinginan yang kuat dari pemerintah daerah dalam menciptakan
nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan pembangunan
daerah. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab bagaimana tahap-tahap
pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dengan batas waktu tertentu. Sebuah
strategi dapat dilakukan untuk menjawab lebih dari 1 (satu) sasaran
pembangunan dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi
pencapaian target sasaran.
unggulan Kabupaten Ponorogo, sehingga diharapkan memberikan nilai tambah
dan peningkatan daya saing bagi petani Kabupaten Ponorogo terhadap petani
pada wilayah Kabupaten sekitar. Juga tidak kalah pentingnya didalam usaha
peningkatan produksi pertanian yaitu upaya menciptakan pengelolaan sumber
daya air yang efiien dan merata. Untuk itu diperlukan penyesuaian kelembagaan
baik untuk kelembagaan pemerintah, swasta maupun petani dalam pengelolaan
air.
Pada tingkat petani , dipandang penting untuk mengembangkan kapasitas
asosiasi pemakai air menjadi suatu organisasi yang mampu berperan ganda,
bukan hanya sebagai pengelola jaringan irigasi tetapi juga kegiatan usaha
ekonomi. Pengalokasian sumberdaya air efisien dan merata juga ditentukan oleh
keberhasilan kinerja lembaga pengelola air ditingkat jaringan (distribusi) dan
tingkat sungai (alokasi), Dengan demikian , kelembagaan yang perlu mendapat
perhatian adalah kelembagaan Panitia Irigasi, Panitia Tata Pengaturan Air dan
Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA).
Strategi umum tersebut diturunkan dalam beberapa strategi yang secara
spesifik dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran berdasarkan misi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Ponorogo.
6.2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan merupakan instrumen perencanaan yang memberikan
panduan kepada pemerintah daerah agar lebih terarah dalam menentukan
pencapaian tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah
merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan
lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan
prioritas yang ditetapkan harus mencerminkan urgensi permasalahan dan isu
strategis yang hendak diselesaikan dengan memerhatikan pengaturan waktu.
Meski penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai
sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD.
Disamping itu, arah kebijakan juga dimaksudkan untuk memberikan
jawaban atas permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan kewilayahan.
Analisis permasalahan dan isu-isu strategis kewilayahan akan menjadi basis
utama rumusan arah kebijakan pembangunan kewilayahan untuk memberikan
prioritas terkait pemerataan pembangunan dan penciptaan daerah-daerah
unggulan. Untuk selanjutnya, fokus kebijakan kewilayahan harus dipedomani
bersama seluruh PD yang terlibat di dalamnya.
Rumusan arah kebijakan ini berfungsi untuk merasionalkan pilihan
strategi agar memiliki fokus dan tujuan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya. Penekanan fokus atau tema dalam setiap tahun selama 5 (lima)
tahun memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, dan
sasaran yang telah ditetapkan. Fokus atau tema pembangunan Kabupaten
Ponorogo dapat dilihat pada Gambar 6.1. sebagai berikut:
Gambar 6.1.
Fokus/Tema Pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021
6.2.1 Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tabel 6.1
Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo
VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS
MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan daerah yang amanah,
tanggap dan berkemampuan andal dalam memecahkan masalah
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan 1 : Mewujudkan tata kelola 1.1 Terwujudnya aparatur 1.1.1 Peningkatan 1.1.1.1 Meningkatkan
pemerintah daerah yang . pemerintahan yang profesionalisme kapasitas aparatur
baik profesional dan didukung aparatur dan pemerintahan
organisasi SKPD sesuai pemantapan melalui pendidikan
kebutuhan pengelolaan manajemen dan pelatihan yang
kepegawaian yang disesuaikan dengan
mengacu pada kebutuhan unit
kebutuhan pelayanan kerja
prima
1.1.1.2. Meningkatkan
layanan administrasi
kepegawaian yang
transparan, cepat,
tepat dan akuntabel
1.1.2 Pemantapan 1.1.2.1 Mengembangkan
. pengelolaan manajemen sistem
kepegawaian yang pengangkatan,
mengacu pada penempatan dan
kebutuhan pelayanan mutasi berdasarkan
prima merit sistem
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.2 Terwujudnya kelembagaan 1.2.1 Pemantapan struktur 1.2.1.1 Pemantapan
. dan tata laksana organisasi dan tata kelembagaan sesuai
pemerintahan daerah yang kelola pemerintahan dengan kebutuhan
efektif dan efisien daerah dan peningkatan yang didasarkan
sistem pengawasan dan peraturan
pengendalian internal perundangan yang
berlaku
1.2.2 Peningkatan sistem 1.2.2.1 Meningkatkan
pengawasan dan pembinaan dalam
pengendalian internal rangka
pengendalian
internal
1.3 Meningkatnya kemandirian 1.3.1 Peningkatan 1.3.1.1 Meningkatkan
. keuangan daerah yang pendapatan daerah dan kualitas kebijakan
didasari oleh transparansi peningkatan efektifitas pengembangan
dan akuntabilitas dan efisiensi belanja pendapatan daerah
daerah
1.3.1.2 Meningkatkan
koordinasi dengan
pemerintah pusat dan
provinsi dalam rangka
meningkatkan
pendapatan daerah
1.3.2 Peningkatan efektifitas 1.3.2.1 Melaksanakan
dan efisiensi belanja perencanaan
daerah penganggaran
berbasis kinerja
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.3.2.2 Melaksanakan
pengendalian belanja
sesuai dengan
perencanaan
1.4 Terwujudnya tata kelola 1.4.1 Peningkatan kualitas 1.4.1.1 Meningkatkan
. pemerintahan desa yang baik penyelenggaraan kapasitas aparatur
pemerintahan desa pemerintahan desa
1.4.1.2 Meningkatkan
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
desa
1.4.1.3 Meningkatkan
sinkronisasi
perencanaan dan
penganggaran
pembangunan desa
dengan kabupaten
1.5 Terwujudnya pelayanan 1.5.1 Peningkatan kualitas 1.5.1.1 Meningkatkan
. administrasi kependudukan pelayanan administrasi pelayanan
dan catatan sipil yang prima publik yang prima administrasi
kependudukan dan
catatan sipil yang
sesuai dengan
pelayanan prima
MISI II : Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna, unggul, Produktif dan berkelanjutan serta bermanfaat luas secara
ekonomi dan sosial melalui investasi, industri, perdagangan dan pengembangan pariwisata sebagai lokomotif penggerak
perekonomian daerah
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mewujudkan 1.1 Meningkatkan jumlah dan 1.1.1 Peningkatan potensi 1.1.1.1 Menumbuhkemban
perekonomian daerah daya saing sektor UMKM dan kerakyatan berbasis gkan jiwa
yang tangguh berbasis Koperasi berbasis potensi potensi lokal kewirausahaan
potensi daerah daerah dikalangan
masyarakat
1.1.1.2 Meningkatkan
pembinaan koperasi
dan lembaga
keuangan mikro
1.2 Meningkatkan volume 1.2.1 Mengoptimalkan kapasitas 1.2.1.1 Meningkatkan
industri dan perdagangan industri yang ada dan pembinaan dan
mengembangkan potensi produk-produk
baru melalui industry kecil yang
pengembangan produk
ada
unggulan daerah
1.2.2 Peningkatan sarana dan 1.2.2.1 Optimalisasi dan
prasarana perdagangan pengadaan sarana
prasarana
perdagangan
1.3 Optimalisasi sektor 1.3.1 Mengoptimalkan 1.3.1.1 Mengembangkan dan
pariwisata daerah potensi pariwisata membangun pusat-
daerah pusat wisata unggulan
dengan membuka
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
peluang kerjasama
dengan swasta
1.3.1.2 Meningkatkan
pemasaran dan
jaringan pariwisata
serta kerjasama
antar daerah dan
asosiasi terkait
1.4 Peningkatan iklim investasi 1.4.1 Peningkatan kualitas 1.4.1.1 Peningkatan
sebagai pendorong layanan perijinan dan pelayanan bidang
pengembangan ekonomi modal/investasi penanaman modal
daerah yang handal
1.4.1.2 Peningkatan
kuantitas dan
kualitas promosi
potensi penanaman
modal daerah
MISI III : Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara profesional agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong
produktifitas masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mewujudkan 1.1 Meningkatnya kualitas dan 1.1.1 Meningkatkan 1.1.1.1 Pemerataan
infrastruktur daerah yang kuantitas sarana dan infrastruktur jalan dan pembangunan
mantap prasarana jalan ,jembatan jembatan infrastruktur jalan
dan irigasi dan jembatan yang
berkualitas
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.1.1.2 Percepatan
penanggulangan
kerusakan infrastruktur
jalan dan jembatan
1.1.2 Meningkatkan kualitas 1.1.2.1 Peningkatan dan
dan kuantitas saluran pengembangan
irigasi saluran irigasi teknis
1.2 Meningkatnya kualitas dan 1.2.1 Memantapkan sarana 1.2.1.1 Pemenuhan fasilitas
kuantitas sarana dan prasarana kelengkapan jalan
perhubungan perhubungan
1.2.1.2 Meningkatkan
sarana dan
prasarana
pelayanan angkutan
umum
MISI IV : Membangun pertanian sebagai pengembangan model berbasis ekonomi kerakyatan yang berdayasaing tangguh
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mewujudkan sektor 1.1 Meningkatkan ketahanan 1.1.1 Meningkatkan ekonomi 1.1.1.1 Peningkatan
pertanian , perkebunan, pangan daerah berbasis pertanian ketersediaan
peternakan perikanan unggulan, perkebunan, pangan daerah
yang mantap dan kehutanan serta
berdaya saing perikanan
1.1.1.2 Peningkatan kualitas
konsumsi pangan
dan gizi masyarakat
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.1.1.3 Peningkatan
produksi pertanian,
peternakan,
perkebunan,
kehutanan dan
perikanan
1.2 Terwujudnya sentra 1.2.1 Meningkatkan produk- 1.2.1.1 Peningkatan lahan
pertanian dan perkebunan produk pertanian, pertanian,
organik perkebunan dan perkebunan dan
perikanan organik perikanan organik
1.2.1.2 Peningkatan
pemanfaatan pupuk
organik
MISI V : Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan persediaan ruang publik yang memadai dan berwawasan lingkungan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mewujudkan kawasan 1.1 Meningkatkan akses 1.1.1 Peningkatan kualitas dan 1.1.1.1 Optimalisasi
yang nyaman bagi warga masyarakat terhadap kuantitas sarana dan perencanaan,
masyarakat pemukiman sehat prasarana wilayah pemanfaatan dan
pengendalian tata
ruang
1.1.1.2 Meningkatkan akses
masyarakat
terhadap air bersih
1.1.1.3 Meningkatkan akses
masyarakat
terhadap sanitasi
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.1.1.4 Meningkatkan
kesadaran
masyarakat tentang
rumah sehat
1.2 Meningkatkan daya dukung 1.2.1 Peningkatan kelestarian 1.2.1.1 Meningkatnya
lingkungan hidup lingkungan hidup daerah resapan
1.2.1.2 Berkurangnya lahan
kritis
1.2.1.3 Meningkatnya
pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup
Tujuan : Mewujudkan ketahanan 1.3 Terjaganya kelestarian nilai- 1.3.1 Memberdayakan 1.3.1.1 Peningkatan
II budaya dan religi warga nilai sosial dan budaya lokal potensi seni dan budaya pengembangan seni
masyarakat daerah dan pelestarian
budaya daerah
MISI VI : Membangun prinsip kemandirian dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan desa miskin, pengangguran serta perluasan
kesempatan kerja dan melindungi hak-hak masyarakat yang berlandaskan pada penegakan okum yang berkeadilan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mengentaskan 1.1 Meningkatnya 1.1.1 Mendorong terciptanya 1.1.1.1 Pemberdayaan
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat kesempatan berusaha masyarakat miskin
pengangguran melalui miskin melalui perluasan untuk menumbuhkan
pemberdayaan dan lapangan kerja dan usaha ekonomi
produktif
perluasan kesempatan kesempatan berusaha
kerja
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
: 1.1.2 Mendorong terciptanya 1.1.2.1 Meningkatkan
lapangan kerja kesempatan kerja
serta mendorong
mobilitas tenaga kerja
pada sektor ekonomi
berbasis lokal
1.1.2.2 Meningkatkan upaya
perlindungan
ketenagakerjaan
Tujuan II : Mewujudkan ketahanan 2.1 Meningkatnya hormoni sosial 2.1.1 Meningkatkan peran 2.1.1.1 Meningkatkan
sosial masyarakat dalam masyarakat dalam toleransi dan
pencegahan dan mewujudkan suasana kerukunan antar umat
penanganan masalah yang kondusif beragama
kesejahteraan sosial
2.2 Meningkatnya peran serta 2.2.1 Meningkatkan peran 2.2.1.1 Meningkatkan
masyarakat dalam pemilu serta masyarakat dalam kesadaran masyarakat
kegiatan terhadap politik dan
politik/demokrasi hukum
MISI VII : Meningkatkan peran aktif pemerintah daerah dalam memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat guna
mendorong kualitas SDM yang handal, mempunyai kompetensi yang cukup membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan
pemuda dan olah raga yang bertagwa , berbudaya dan berkepribadian
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tujuan I : Mewujudkan pendidikan 1.1 Terwujudnya akses 1.1.1 Peningkatan akses 1.1.1.1 Meningkatkan
yang merata dan pendidikan yang berkualitas layanan pendidikan anak pendidikan anak
berkualitas bagi seluruh warga usia dini dan pendidikan usia dini (PAUD)
dasar
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1.1.1.2 Pemenuhan hak
pendidikan WAJAR
Dikdas (9 tahun) dan
rintisan Wajar 12 tahun
1.1.1.3 Meningkatkan
ketersediaan sarana
dan prasaran
pendidikan dasar dan
menengah dalam
jumlah dan kualitas
yang memadai
1.2 Tersedianya SDM tenaga 1.2.1 Peningkatan kualitas 1.2.1.1 Pemerataan dan
pendidik dan kependidikan yang tenaga pendidik dan peningkatan mutu
berkualitas dan merata kependidikan tenaga pendidik
1.3 Tersedianya sarana dan 1.3.1 Peningkatan jumlah 1.3.1.1 Optimalisasi fungsi
prasarana pendidikan yang perpustakaan/ruang baca perpustakaan
berkualitas
1.3.2 Peningkatan jumlah 1.3.2.1 Meningkatkan fungsi
laboratorium sekolah laboratorium
Tujuan II : Mewujudkan layanan 2.1 Terwujudnya pemerataan dan 2.1.1 Pemerataan dan 2.1.1.1 Meningkatkan sarana
kesehatan yang merata mutu pelayanan kesehatan peningkatan akses dan prasarana fasilitas
dan berkualitas pelayanan kesehatan dasar kesehatan dasar
2.1.1.2 Perluasan jaminan
kesehatan bagi
keluarga miskin
2.2 Meningkatnya ketersediaan 2.2.1 Peningkatan kualitas 2.2.1.1 Meningkatkan
tenaga medis paramedis, dan pelayanan kesehatan ketersediaan,
tenaga kesehatan yang penyebaran dan mutu
berkualitas dan merata sumber Daya Manusia
kesehatan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
2.3 Meningkatnya derajat / 2.3.1 Peningkatan upaya 2.3.1.1 Meningkatkan akses
status Kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat kesehatan ibu, bayi
preventif dan promotif dan manula
melalui peningkatan
layanan kesehatan yang
berkualitas
2.3.1.2 Meniingkatkan
kewaspadaan
terhadap pencegahan
dan penanggulangan
penyakit menular
2.4 Peningkatan kualitas layanan 2.4.1 Peningkatan layanan 2.4.1.1 Meningkatkan
RSUD pada RSUD yang kualitas pelayanan
berkualitas kesehatan RSUD
Tujuan III : Mewujudkan 3.1 Terwujudnya pemberdayaan 3.1.1 Meningkatkan kapasitas 3.1.1.1 Menguatkan
pemberdayaan perempuan, perempuan, perlindungan pelayanan KB, dan kelembagaan
pemuda dan pelindungan anak, manula dan KB kesehatan reproduksi organisasi
akan dan manula serta serta manula perempuan, anak dan
pemantapan KB manula
3.2 Meningkatnya pembinaan 3.2.1 Peningkatan kapasitas 3.2.1.1 Peningkatan
pemuda dan olah raga pemuda, prestasi dan pembinaan pemuda
sarana olah raga dan olahraga melalui
organisasi pemuda
dan karang taruna
BAB VII
187
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
7.1. Kebijakan Umum
Dalam kerangka mewujudkan harmonisasi pembangunan wilayah maka
dilakukan dengan mengintegrasikan arah kebijakan spasial dengan kebijakan
sektoral. Arah kebijakan spasial Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo
mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo nomor 2 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032.
Fokus pembangunan Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu lima tahun
(2016-2021) adalah dengan diawali melakukan pembenahan Infrastruktur secara
umum khususnya pada infrastruktur jalan jalan melalui program percepatan
pembangunan jalan-jalan poros desa yang menghubungkan pusat –pusat
ekonomi dan pariwisata dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi
pada daerah-daerah yang cepat tumbuh. Peningkatan pendapatan masyarakat
melalui pertanian organic yang memberikan peluang bagi daerah untuk
memberikan dorongan bagi peningkatan kemandirian dan daya saing daerah
dengan mengupayakan peningkatan sumber daya manusia yang berlandaskan
nilai-nilai agama dan budaya.
7.2. Kebijakan Kewilayahan
Kebijakan pembangunan kewilayahan Kabupaten Ponorogo selama kurun
waktu lima tahun yaitu tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan dilaksanakan secara merata antar wilayah dengan
memperkecil dikotomi antara kawasan perdesaan dengan perkotaan,
keseimbangan pengembangan wilayah dengan memperhatikan potensi, luas
wilayah dan kearifan lokal masing masing desa dan kelurahan.
2. Peningkatan pembangunan kewilayahan dilaksanakan dengan pembangunan
infrastruktur secara terpadu dan berkesinambungan terutama peningkatan
akses pada daerah/ desa/dusun yang berada di pinggiran dan pegunungan
yang termarjinalkan akibat minim dan buruknya infrastruktur dalam upaya
memacu pertumbuhan wilayah dan menyeimbangkan pertumbuhan
ekonomi wilayah dan mengunrangi disparitas.
188
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
3. Peningkatan ketahanan pangan dengan mempertahankan lahan pertanian
berkelanjutan serta penetapan zona-zona kawasan pertanian organic murni
dan kawasan pertanian sehat sesuai kondisi dan potensi daerah.
4. Kebijakan penanggulangan kemiskinan wilayah dengan cara pengemabngan
kegiatan perekonomian berbasis pertanian di wilayah perdesaan dan
pengembangan seKtor sekunder dan tersier pada daerah-daerah yang
berkembang.
5. Pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penanggulangan kemiskinan,
mengurangi tingkat pengangguran serta mempercepat perkembangan
wilayah.
6. Peningkatan kerja sama antar daerah dalam pengembangan wilayah agar
terjadi keselarasan dalam pembangunan kawasan perbatasan antar
kabupaten sekitar sesuai kemampuan dan potensi masing –masing daerah.
7.3. Program Pembangunan Daerah
Program prioritas Bupati dan Wakil Bupati ditetapkan sesuai dengan janji
Bupati dan Wakil Bupati selama kampanye Pemilihan Kepala Daerah. Program ini
akan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan daerah selama lima tahun
kedepan yang didikung oleh program nomenklatur sebagai bentuk pelayanan
pemerintah kepada masyarakat. Adapun program pembangunan daerah selama
periode lima tahun, tahun 2016-2021 disesuaikan dengan visi dan misi serta
tujuan pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo adalah:
189
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
3. Transparansi penataan personil sesuai dengan kompetensinya secara
transparan.
4. Penegakan disiplin pegawai dengan pola pemberian reward bagi personil
yang berprestasi dan memberikan punishment bagi para pegawai yang
melakukan kesalahan sesuai dengan tingkatannya.
5. Pengembangan dan perluasan zona-zona integritas seperti pencanangan
wilayah bebas korupsi.
6. Penghargaan pembangunan yang berbasis kearifan local di berikan kepada
masyarakat yang berprstasi.
7. Penegakan hukum (Law Enforcement) dengan melakukan penertiban tempat
tempat hiburan dan juga penertiban pemanfaatan penggunaan ruang
terbuka.
8. Peningkatan Sumber Daya Aparatur melalui pendidikan dan pelatihan bagi
aparat pemerintahan, peningkatan kapasitas DPRD dan juga pendidikan dan
pelatihan bagi masyarakat.
Misi 2 : Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna, unggul,
Produktif dan berkelanjutan serta bermanfaat luas secara ekonomi dan sosial
melalui investasi, industri, perdagangan dan pengembangan pariwisata sebagai
lokomotif penggerak perekonomian daerah. Misi tersebut mempunyai program
unggulan sebagai berikut:
1. Pengembangan dan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan
membentuk gugus tugas BUMDes untuk membentuk dan memetakan serta
melakukan pendampingan management berbasis potensi desa yang dikelola
dari oleh dan untuk masyarakat.
2. Pengembangan potensi kearifan local melalui pendirian dan pengembangan
UMKM berbasis potensi local dengan konsep “One Village One Product”
untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Fasilitasi pengelolaan pemasaran produk berbasis pertanian organic dalam
upaya meningkatkan nilai tambah prouk pertanian guna meningkatkan daya
saing daerah.
190
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
4. Pengembangan dan pemasaran distinasi pariwisata yang potensinya cukup
besar dan beragam serta memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
5. Pembangunan museum reog sebagai salah satu upaya pelestarian seni
budaya reog
6. Sertifikasi Keahlian Reog dengan melakukan Standarisasi keahlian dan
kompetensi keahlian olah seni reog.
7. Pemberdayaan dan pelestarian keragaman seni dan budaya yang ada di
ponorogo.
8. Revitalisasi tempat-tempat bersejarah untuk melestarikan budaya yang ada
Misi 3 : Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara profesional
agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong produktifitas
masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Program unggulan untuk misi 3 ini adalah :
1. Pemerataan pembangunan infrastruktur jalan yang akan mengurangi
kesenjangan pembangunan antar wilayah (menurunkan disparitas wilayah)
yang akan memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara
ekslusif, meningkatkan keterhubungan antar wilayah, membantu kelancaran
distribusi barang yang akan berdampak pada stabilnya tingkat inflasi barang.
Untuk mendukung program percepatan pembangunan jalan khususnya
jalan-jalan poros desa maka pemerintah daerah mengalokasikan anggaran
setiap tahunnya sebesar Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta ) perdesa
pertahun.
2. Pembangunan infrastruktur pendukung ketahanan pangan dengan
pengembangan saluran irigasi yang meliputi jaringan irigasi tingkat usaha
tani dan juga jaringan irigasi tingkat desa dalam kerangka mendukung
program pertanian organic.
3. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan dengan meningkatkan
kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan baik pengawasan
internal maupun pelibatan seluruh stake holder dalam pengawasan
pelaksanaan pembangunan.
191
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
4. Penangan cepat jalan terhadap jalan - jalan yang mengalami kerusakan
sebagai bentuk respon terhadap pengaduan masyarakat dengan membentuk
gugus mandor jalan sebagai unsur subyek pelaksana reaksi cepat penangan
jalan.
5. Pembangunan Lingkungan Industri Kecil Terpadu sebagai tempat promosi
hasil Industri kecil, pariwisata dan juga pelestarian budaya
Misi 4 : Membangun pertanian sebagai pengembangan model berbasis
ekonomi kerakyatan yang berdayasaing tangguh. Program unggulan pada misi
ke-4 ini adalah:
1. Peningkatan produksi pertanian dengan model pengembangan Pertanian
Organik yang diyakini akan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat
petani sehingga pendapatan petani akan meningkat.
2. Modernisasi alat pertanian menjadi solusi yang tepat sebagai jalan
mengurangi biaya produksi yang saat ini menjadi penyebab rendahnya
tingkat pendapatan petani. Dengan mekanisasi pertanian akan mampu
mengurangi biaya produksi dalam usaha tani di kabupaten Ponorogo.
3. Pemberian stimulant bagi petani berupa bantuan sarana produksi pertanian
yang meliputi pupuk organic dan benih/bibit tanaman organic varietas
unggul yang akan menurunkan biaya langsung yang dikeluarkan oleh petani
dalam menjalankan usaha taninya.
4. Melakukan penelitian dan kajian akademis untuk dasar pijakan dalam
mengambil atau menetapkan kebijakan strategis dalam mensukseskan
pelaksanaan pencapaian visi dan misi pemerintah daerah.
Misi 5 : Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan ketersediaan
ruang publik yang memadai, berwawasan lingkungan. Program unggulan misi
ke-5 ini sebagai berikut:
1. Peningkatan dan penuntasan Rumah Tidak Layak Huni secara bertahap yang
diperuntukkan bagi warga miskin atau kurang mampu
192
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
2. Penguatan ketahanan pangan masyarakat desa dengan penguatan
karangkitri dengan menfasiltasi pengembangan kemitraan usaha tani serta
pengolahan hasil pertanian khususnya bagi petani yang mempunyai luasan
lahan yang terbatas.
3. Pengembangan rumah sehat dengan memberikan stimulant dan edukasi
bagi warga masyarakat untuk hidup sehat dengan program Jambanisasi
keluarga. Program ini sangat berperan dalaam meningkatkan kesehatan
keluarga dan lingkungan sekitar.
4. Pembentukan dan meningkatkan efektifitas tim reaksi cepat penanganan
bencana alam yang sering terjadi di beberapa daerah yang rawan terjadi
bencana alam.
5. Penanganan kekeringan dengan membangun Geomembran dan sumur
dalam sebagai upaya penyediaan air bersih bagi warga untuk menangani
kekeringan permanen yang setiap tahunnya terjadi.
6. Penataan ruang public dengan pengembangan dan pemanfatan secara benar
terhadap ruang terbuka hijau sebagai paru-paru dan jantung kota.
7. Menjaga kerukunan umat beragama dengan meningkatkan forum kerjasama
lintas agama dalam menjaga silaturahmi antar umat agar dapat hidup
berdampingan, menjaga kondusifitas social dan mampu mendorong
keamanan, kenyamanan dan ketertiban di masyarakat.
8. Meningkatkan perilaku masyarakat sesuai norma-norma agama dengan
menyiapkan regulasi tentang ketaatan menjalankan perintah agama
9. Melaksanakan peningatan hari santri dengan melaksanakan kegiatan festival
agama, MTQ, pengajian akbar dan didukung pameran produk unggulan
daerah.
10. Pemberian stimulant sarana dan prasarana peribadatan termasuk
didalamnya pengelola kegiatan TPQ dengan pemberian honor bagi guru
ngaji disesuaikan kemampuan keuangan daerah.
193
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
Misi 6 : Membangun prinsip kemandirian dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan desa miskin, pengangguran serta perluasan kesempatan kerja
dan melindungi hak-hak masyarakat yang berlandaskan pada penegakan
hukum yang berkeadilan. Adapun program unggulan misi-6 adalah:
1. Feminisme kemiskinan, merupakan program pengentasan kemiskinan
berbasis rumah tangga perempuan, dengan memberikan bantuan tunai
kepada kepala rumah tangga miskin.
2. Perluasan cakupan bantuan khusus siswa miskin (BKSM)
3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
4. Perluasan kesempatan kerja dengan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat petani (Agroindustri) dengan memanfaatkan hasil pertanian dan
tenaga kerja lokal.
5. Pemberian edukasi kepada masyarakat dalam melaksanakan budidaya
pertanian secara umum dan khususnya pertanian organik, serta pelatihan
dalam pengelolaan hasil pertanian, penanganan pasca panen dalam
meningkatkan kemandirian dan daya saingnya.
Misi 7 : Meningkatkan peran aktif Pemda dalam memajukan sistem pelayanan
pendidikan dan kesehatan masyarakat, guna mendorong kualitas SDM yang
handal, mempunyai kompentensi cukup, membangun jiwa bangsa melalui
pemberdayaan pemuda dan olah raga yang bertaqwa, berbudaya dan
berkepribadian. Adapun program unggulan pada misi ke 7 ini adalah:
1. Peningkatan Wajib belajar sembilan tahun dan melaksanakan rintisan wajib
belajar dua belas tahun.
2. Peningkatan dan perluasan cakupan bantuan operasional sekolah dasar,
madrasah diniyah dan pemberian insentif bagi guru ngaji.
3. Pengaturan jam belajar siswa dalam meningkatkan prestasi akademis
maupun non akademis siswa agar siswa dapat belajar secara maksimal.
4. Pengembangan model muatan local sekolah seperti budi pekerti, seni reog
dan juga bahasa jawa.
194
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
5. Percepatan dan perluasan pelayanan kesehatan dengan mengefektifkan pos
pelayanan terpadu (POSYANDU) bagi lansia maupun bagi balita di masing
masing desa dengan memberikan bantuan operasional kegiatan posyandu.
6. Peningkatan penanganan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dalam
mendukung pencanangan Ponorogo Bebas Pasung.
7. Penguatan lembaga keagamaan meliputi pondok pesantren, Dinyah dan
organisasi masyarakat keagamaan.
8. Pencegahan penanggulangan Narkoba dengan melakukan penguatan
lembaga yang menangani narkoba dengan mencanangkan gerakan terpadu
penangan dan pemberantasan Narkoba.
9. Pembentukan Forum ajang kreatifitas pemuda agar mempunyai prestasi
dengan meningkatkan daya saing pemuda di kancah regional maupun
nasional.
Berdasarkan janji politik tersebut dan dalam rangka pemenuhnan tugas
pokok dan fungsi pemerintahan, mencapai Visi , Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD
dengan prioritas pembangunan seperti tersebut diatas, ditetapkanlah Program -
program indikatif yang didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2016
adalah sebagai berikut :
195
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
BAB VII
Tabel 7.1
Misi 1 : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan daerah yang amanah,
tanggap dan berkemampuan andal memecahkan masalah
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
197 BAB VII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
198 BAB VII
Penduduk yang
memiliki akte DISPENDUKC
61,84% 77,60
kelahiran kurang APIL
dari 18 tahun
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
201 BAB VII
Misi 2 : Mengelola sumber daya daerah menjadi lebih berdayaguna, unggul, produktif, berkelanjutan serta bermanfaat luas secara
ekonomi dan sosial melalui investasi,industri, perdagangan, dan pengembangan pariwisata menjadi lokomotif penggerak perekonomian
daerah
1 Meningkatnya Peningkatan ekonomi Menumbuhkembang Program penciptaan Pertumbuhan 1.7% 4.00% Dinas INDAKOP
jumlah dan daya kerakyatan berbasis kan jiwa iklim usaha kecil dan Usaha mikro dan dan UKM
saing sektor UMKM potensi lokal kewirausahaan menengah yang kecil
dan Koperasi dikalangan kondusif
berbasis potensi masyarakat
daerah
Pertumbuhan 5.00% 38.30% Dinas INDAKOP
usaha menengah dan UKM
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
202 BAB VII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
203 BAB VII
Peningkatan sarana Pengembangan dan Program Pasar kategori 5,8% 11,6% Dinas INDAKOP
dan prasarana penataan sarana dan pengembangan sehat dan UKM
perdagangan. prasarana infrastruktur pasar dan
perdagangan distribusi
Kecukupan 84.00% 94.00% Dinas INDAKOP
kios/stand/los dan UKM
pasar
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
204 BAB VII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
205 BAB VII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
206 BAB VII
Misi 3 : Mewujudkan pengelolaan infrastruktur strategis secara profesional, agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyokong
produktivitas masyarakat, kemajuan wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
207 BAB VII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
208 BAB VII
Optimalisasi Perangkat 45 55
pemanfaatan Daerah yang Dinas
teknologi informasi terhubung Perhubungan
dan komunikasi jaringan E-GOV
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
209 BAB VII
Misi 4 : Membangun Pertanian, sebagai pengembangan model berbasis ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tangguh.
2015 2021
Tujuan 1 : Mewujudkan Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan yang Mantap dan Berdaya Saing
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
210 BAB VII
2015 2021
Ketersediaan 1,888.70 2,119.00 Kantor
bahan pangan Ketahanan
pokok daerah Pangan
(Telur)
Ketersediaan 1,024.90 1,144.90 Kantor
bahan pangan Ketahanan
pokok daerah Pangan
(Ikan)
Meningkatnya 46 80 Kantor
jumlah lumbung ketahanan
desa pangan
Penurunan 82% 62% Kantor
daerah rawan ketahanan
gizi (kecamatan pangan
bebas rawan
gizi)
NTP 105.11 107.85 BAPPEDA
Peningkatan Program hasil olahan Score Pola 79.5 84 Kantor
kualitas konsumsi bahan pangan Pangan harapan ketahanan
pangan dan gizi pangan
masyarakat
Kualitas gizi 50.00% 57.50% Kantor
pangan daerah Ketahanan
Pangan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
211 BAB VII
2015 2021
Peningkatan Program Produktivitas 63,4 65.7 Dinas
produksi pertanian, peningkatan padi (Ku/Ha) Pertanian
peternakan ketahanan pangan
perkebunan, dan perkebunan
kehutanan dan
perikanan
Produktivitas 69.72 71.7 Dinas
jagung (Ku/Ha) Pertanian
Produktivtas 16.44 18.30 Dinas
Kedelai (Ku/Ha) Pertanian
Produksi padi 434,850 470,248 Dinas
(ton) Pertanian
Produksi jagung 252,559 252,456 Dinas
(ton) Pertanian
Produksi kedelai 16,363 27,935 Dinas
(ton) Pertanian
Luas lahan 70 100 Dinas
pertanian Pertanian
organik (ha)
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
212 BAB VII
2015 2021
Peningkatan 20 45 Dinas
penggunaan Pertanian
pupuk organik
Luas lahan
Dinas
Pertanian 25,000 25,000 Pertanian
Pangan
Berkelanjutan
(LP2B)- (Ha)
2. Terwujudnya Meningkatkan Peningkatan lahan Program Produktivitas 5.01 5.08 Dinas
Sentra Pertanian Produk – produk Pertanian, peningkatan tebu (ton/ha) Pertanian
dan Perkebunan Pertanian, Perkebunan dan produksi
Organik Perkebunan dan Perikanan Organik pertanian/perkebun
Perikanan Organik an
Produktivitas 1.06 1.12 Dinas
tembakau Pertanian
(ton/ha)
Produktivitas 0.49 0.54 Dinas
kelapa (ton/ha) Pertanian
Produksi tebu 7015 8375 Dinas
(ton) Pertanian
Produksi 980 1207 Dinas
tembakau (ton) Pertanian
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
213 BAB VII
2015 2021
Produksi 5082 9474 Dinas
kelapa(ton) Pertanian
Prorgam Dinas
peningkatan Produksi Daging pertanian
produksi hasil (Kg) 1.528.250 1.757.486
peternakan
Produksi Susu Dinas
(Kg) 2.178.564 2.505.348 pertanian
Dinas
Produksi Telur pertanian
(Kg) 1.663.797 1.913.361
Program produksi 1.700,00 2.244,53 Dinas
pengembangan perikanan pertanian
budidaya perikanan budidaya (Kg)
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
214 BAB VII
Misi 5 : Menata kawasan yang nyaman untuk semua, dengan ketersediaan ruang publik yang memadai, berwawasan lingkungan
2015 2021
Tujuan 1 : Mewujudkan Kawasan yang Nyaman Bagi Warga Masyarakat
1. Meningkatkan peningkatan kualitas Optimalisasi Program Kecamatan yang
akses masyarakat dan kuantitas sarana perencanaan, pengendalian dan memiiki RDTRK
terhadap dan prasarana pemanfaatan dan pemanfataan ruang per PKLP 20% 100% Bappeda
pemukiman sehat. wilayah pengendalian tata
ruang
Meningkatkan Program lingkungan Rumah tangga
akses masyarakat sehat perumahan pengguna air
terhadap air bersih bersih 90.47% 91.22% Dinas PU
dan kecukupan
Sanitasi.
Rumah tinggal
dengan sanitasi 65.91% 66.49% Dinas PU
layak
Meningkatkan Rasio rumah
kesadaran layak huni
masyarakat 78.92% 79.27% Dinas PU
tentang rumah
sehat
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
215 BAB VII
2015 2021
2. Meningkatnya daya Peningkatan Meningkatnya Program Industri/perusa
dukung lingkungan kelestarian pengendalian pengendalian haan/badan Kantor
hidup lingkungan hidup pencemaran dan pencemaran dan yang menyusun 70 95 Lingkungan
perusakan LH perusakan AMDAL Hidup
lingkungan hidup
Meningkatnya Program Indeks kualitas
pengendalian pengendalian lingkungan Kantor
pencemaran dan pencemaran dan hidup (IKLH) 67.50% 70.50% Lingkungan
perusakan perusakan Hidup
lingkungan hidup lingkungan hidup
Program pencegahan Sosialisasi
dini dan kepada
penanggulangan masyarakat
korban bencana terhadap 3 kali 3 kali BPBD
alam pemahaman
bencana dan
perubahan iklim
Kecukupan
sarana dan
prasarana 100% 100% BPBD
penanggulangan
bencana
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
216 BAB VII
2015 2021
3. Terjaganya Memberdayakan Peningkatan Program Jumlah sarana
kelestarian nilai- potensi seni dan pengembangan pengelolaan seni budaya DISBUDPAR,
nilai sosial dan budaya daerah seni dan kekayaan daerah (Terbangunnya 0 1 Pemuda dan
budaya lokal pelestarian budaya Museum Reog) Olahraga
daerah
Jumlah even DISBUDPAR,
seni budaya dan 49 54 Pemuda dan
religi daerah Olahraga
Program jumlah
DISBUDPAR,
pengelolaan kelompok seni
160 280 Pemuda dan
keragaman budaya budaya daerah
Olahraga
aktif
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
217 BAB VII
Misi 6 : Membangun prinsip kemandirian dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan desa miskin, pengangguran serta perluasan
kesempatan kerja, melindungi hak - hak masyarakat
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Tujuan 1 : Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran Melalui Pemberdayaan dan Perluasan Kesempatan Kerja
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
218 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Tujuan 2 : Mewujudkan Ketahanan Sosial Masyarakat Dalam Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
219 BAB VII
Misi 7 : Meningkatkan peran aktif Pemda dalam memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat, guna mendorong
kualitas SDM yang handal, mempunyai kompentensi cukup, membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olah raga
yang bertaqwa, berbudaya dan berkepribadian
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Tujuan 1 : Mewujudkan Pedidikan Yang Merata dan Berkualitas
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
220 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Nilai Rata-rata
ujian nasional DINAS
7.71 7.81
jenjang pendidikan PENDIDIKAN
SD/MI.
Nilai Rata-rata
ujian nasional DINAS
7.14 7.50
jenjang pendidikan PENDIDIKAN
SMP/MTs.
Angka putus
DINAS
Sekolah Jenjang 0.02% 0.01%
PENDIDIKAN
Pendidikan SD/MI
Angka putus
Sekolah Jenjang DINAS
0.28% 0.16%
Pendidikan PENDIDIKAN
SMP/MTs
Siswa miskin yang DiNAS
100% 100%
dibantu (BKSM) PENDIDIKAN
Meningkatkan Ratio kecukupan
ketersediaan sarana ruang kelas terhadap
dan prasarana rombongan belajar
DINAS
pendidikan dasar dan untuk jenjang SD/Mi 1 : 16,5 1 : 15,6
PENDIDIKAN
menengah dalam
jumlah dan kualitas
yang memadai
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
221 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Ratio kecukupan
ruang kelas
terhadap DINAS
1 : 27,24 1 : 26,20
rombongan belajar PENDIDIKAN
untuk jenjang
SMP/MTs
Ruang kelas dalam
DINAS
kondisi baik untuk 72% 90%
PENDIDIKAN
jenjang SD/Mi
Ruang kelas dalam
DINAS
kondisi baik untuk 84% 95%
PENDIDIKAN
jenjang SMP/MTs
2. Tersedianya Peningkatan Pemerataan dan Program Rasio Guru
SDM tenaga kualitas tenaga peneningkatkan peningkatan mutu terhadap murid
pendidik dan pendidik dan mutu Tenaga pendidik dan perkelas di SD/Mi
DINAS
kependidikan kependidikan pendidik. tenaga 1 : 10 1 : 10
PENDIDIKAN
yang berkuailtas kependidikan serta
dan merata mutu lembaga
pendidikan
Rasio Guru
terhadap murid DINAS
1 : 10,20 1 : 10
perkelas di PENDIDIKAN
SMP/MTs
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
222 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Tenaga
kependidikan yang
memenuhi standar DINAS
91.45% 95.00%
kualifikasi PENDIDIKAN
pendidikan SD/MI
Tenaga
kependidikan yang
memenuhi standar DINAS
92.50% 96.00%
kualifikasi PENDIDIKAN
pendidikan
SMP/MTs
Guru SD/MI yang
DINAS
telah tersertifikasi 59.85% 68.85%
PENDIDIKAN
profesi
Guru SMP/MTs
yang telah DINAS
53.47% 62.37%
tersertifikasi PENDIDIKAN
profesi
SD/Mi terakreditasi
DINAS
minimal B 88.50% 90%
PENDIDIKAN
SMP/MTs
DINAS
terakreditasi 82% 85%
PENDIDIKAN
minimal B
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
223 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Guru ngaji yang DINAS
0% 100%
dibantu PENDIDIKAN
Program APK Pendidikan
DINAS
Pendidikan Menengah 85.03% 88.92%
PENDIDIKAN
Menengah
APM Pendidikan DINAS
Menengah 66.56% 69.09%
PENDIDIKAN
Angka Putus
DINAS
Sekolah Pendidikan 0.41% 0.32%
PENDIDIKAN
Menengah
3. Tersedianya Peningkatan Optimalisasi fungsi Program Meningkatnya
Sarana dan Jumlah perpustakaan pengembangan Jumlah kunjungan
Prasarana Perpustakaan/Ruan budaya baca dan perpustakaan
KANTOR
Pendidikan Yang g Baca pembinaan 15.500 15.625
PERPUSDA
Berkualitas perpustakaan
Meningkatnya
Jumlah judul buku KANTOR
yang dimiliki 12.535 13.035
PERPUSDA
perpustakaan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
224 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Jumlah ruang baca
(perpustakaan kecil KANTOR
510 585
pada wilayah PERPUSDA
kecamatan
Tujuan 2 : Mewujudkan Layanan Kesehatan Yang Merata dan Berkualitas
1. Terwujudnya Pemerataan dan Meningkatkan Program Rasio cakupan
pemerataan dan Peningkatan akses sarana dan pengadaan, PUSKESMAS
Mutu Pelayanan pelayanan prasarana fasilitas peningkatan dan terhadap
DINAS
Kesehatan kesehatan dasar kesehatan dasar perbaikan sarana penduduk 1:28.000 1:28.000
KESEHATAN
dan prasarana
Puskesmas/PUSTU
dan jaringannya
Puskesmas dalam
DINAS
kondisi baik 30% 95%
KESEHATAN
2. Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan Program Puskesmas
ketersediaan kualitas pelayan Ketersediaan, Standarisasi terakreditasi
tenaga medis, kesehatan Penyebaran, dan pelayanan
paramedis dan Mutu Sumber Daya kesehatan DINAS
30% 100%
tenaga Manusia Kesehatan KESEHATAN
kesehatan yang
berkualitas dan
merata
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
225 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Jumlah Puskesmas
yang memiliki DINAS
minimal sembilan 2 31
KESEHATAN
tenaga kesehatan
Rasio kecukupan
dokter umum DINAS
terhadap jumlah 1:5.000 1:5.000
KESEHATAN
penduduk
Rasio kecukupan
dokter gigi DINAS
terhadap jumlah 1:12.000 1:12.000
KESEHATAN
penduduk
Rasio kecukupan
bidan terhadap DINAS
jumlah penduduk 1: 2.247 1: 2.247
KESEHATAN
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
226 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Penduduk miskin
yang asuransi
kesehatannya DINSOS
100% 100%
(BPJS) yang dibantu NAKERTRANS
oleh pemerintah
3. Meningkatnya Peningkatan upaya Meningkatkan Program upaya Angka kematian
derajat/status kesehatan akses kesehatan kesehatan ibu/100.000
kesehatan masyarakat ibu, bayi dan masyarakat kelahiran
masyarakat preventif dan Manula DINAS
91.6 91.6
promotif melalui KESEHATAN
peningkatanan
layanan kesehatan
yang berkualitas
Angka kematian
DINAS
bayi/1.000 14.6 14.6
KESEHATAN
kelahiran
Cakupan KB Aktif
70,38% 71.87% BKB
Program perbaikan Penanganan gizi
gizi masyarakat buruk pada BALITA DINAS
100% 100%
KESEHATAN
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
227 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Meningkatnya Program Prevalensi
kewaspadaan pencegahan dan TB/100.000
terhadap penanggulangan penduduk 647/100. 647/100. DINAS
pencegahan dan penyakit menular 000 000 KESEHATAN
penanggulangan
penyakit menular
Imunisasi dasar
lengkap pada DINAS
91.50% 94%
BATITA KESEHATAN
Prevalensi HIV
< 0,5% < 0,5%
4. Peningkatan Peningkatan Meningkatkan Program Jumlah kunjungan
kualitas layanan layanan pada RSUD kualitas pelayan pengadaan pasien rawat jalan
RSUD yang berkualitas kesehatan di RSUD peningkatan sarana 153,494 195,092 RSUD
dan prasarana
rumah sakit
Jumlah kunjungan
pasien rawat inap 20,377 26,007 RSUD
BOR
62 70 RSUD
TOI
2 2 RSUD
ALOS
4.68 4.68 RSUD
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
228 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
NDR
30 24 RSUD
CRR
70% 85% RSUD
Rasio kecukupan
tenaga medis RSUD 70% 90% RSUD
IKM RSUD
76 86 RSUD
Tujuan 3 : Mewujudkan Perberdayaan Perempuan, Pemuda dan Perlindungan Akan dan Manula serta Pemantapan KB
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
229 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Prosentase Kantor
penyelesaian Pemberdayaan
pengaduan kasus Perempuan dan
100% 100%
perempuan dan Perlindungan
anak dari tindak anak
kekerasan
Meningkatkan Program Partisipasi 97% 98% Kantor
koordinasi integrasi peningkatan peran angkatan kerja Pemberdayaan
sinkronisasi dan serta dan perempuan Perempuan dan
sinergi antara kesetaraan gender Perlindungan
pemerintah dan
dalam anak
organisasi dalam
pelaksanaan
pembangunan
pengarusutamaa n Cakupan Kantor
gender, pemenuhan organisasi/ Pemberdayaan
hak anak, serta lembaga wanita 100% 100% Perempuan dan
perlindungan yang dibina Perlindungan
perempuan dan anak anak
Meningkatnya Perlindungan Program Rasio KDRT Kantor
perlindungan perempuan dan peningkatan Pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak kualitas hidup dan Perempuan dan
0.00469% 0.00460 %
anak dari perlindungan Perlindungan
berbagai tindak perempuan di anak
kekerasan daerah
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
230 BAB VII
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kondisi Target Perangkat
Awal Akhir Daerah
2015 2021
Program keserasian Tenaga kerja Kantor
kebijakan kualitas dibawah umur Pemberdayaan
0.0084
anak dan perempuan 0.0079% Perempuan dan
%
Perlindungan
anak
2. Meningkatnya Peningkatan Peningkatan Program Pemuda
pembinaan kapasitas pemuda, pembinaan peningkatan peran berprestasi tingkat
DISBUDPAR,
pemuda dan prestasi dan sarana Pemuda dan serta kepemudaan provinsi/nasional
2 2 PEMUDA dan
olahraga olahraga Olahraga melalui
OLAHRAGA
organisasi Pemuda
dan karang taruna
Program Organisasi olahraga DISBUDPAR,
pengembangan yang aktif 24 26 PEMUDA dan
kebijakan dan
manajemen olahraga OLAHRAGA
Klub olahraga yang DISBUDPAR,
aktif 520 520 PEMUDA dan
OLAHRAGA
Organisasi olahraga DISBUDPAR,
yang aktif 35 35 PEMUDA dan
OLAHRAGA
Pemuda DISBUDPAR,
Berprestasi yang 120 700 PEMUDA dan
dibina OLAHRAGA
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
231 BAB VII
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
16. Kebudayaan
Program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Nilai Budaya
Indikator yang akan dicapai adalah Jumlah pelaku budaya, dan
lembaga peduli seni budaya, yang mendapatkan penghargaan
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Indikator yang akan dicapai adalah Jumlah benda cagar budaya/situs
yang dipelihara dan jumlah koleksi museum yang dikelola
c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Indikator yang akan dicapai jumlah fasilitas pagelaran, festifal, lomba
karya seni budaya dan pameran
17. Perpustakaan
Program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Indikator yang akan dicapai yaitu Indeks Minat dan Budaya Baca, dan
Indeks kepuasan masyarakat
b. Program Pengelolaan Perpustakaan
c. Program Pelestarian Naskah Kuno dan Pengembangan Koleksi Budaya
18. Kearsipan
Program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Indikator yamg akan dicapai yaitu Jumlah SDM Pengelola Kearsipan
b. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah
Indikator yang akan dicapai yaitu Jumlah arsip yang diakuisi, Jumlah
Perangkat Daerah yang telah menerapkan arsip secara baku.
c. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Kearsipan
Indikator yang akan dicapai yaitu Jumlah Pengguna Informasi
Kearsipan
8. Transmigrasi
Program yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
b. Program Penataan Pesebaran Penduduk
c. Program Pengembangan Satuan Permukiman
8.3. Urusan Penunjang
Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
meliputi :
1. Perencanaan
Program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Program Penyusunan Kajian Kebijakan Perencanaan Pembangunan
c. Program Dukungan Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah
d. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
e. Program Pengembangan Data/Informasi
f. Program Kerjasama Pembangunan
g. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
h. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
i. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
j. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
k. Program Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi
l. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
m. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
n. Program Perencanaan Pengembangan Kota kota Menengah dan Besar
o. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
p. Program Monitoring dan Evaluasi Bidang Perekonomian
q. Program Monitoring dan Evaluasi Bidang Sosial Budaya
Tabel 8.1
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
260 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
261 BAB VIII
1.26 APS 0.43% 0.41% 0.39% 0.37% 0.35% 0.33% 0.32% Dinas
SMA/MA/SMK/Pak Pendidika
et C n
1.27 Rasio kecukupan 1 : 46,96 1 : 44,96 1 : 42,96 1 : 40,96 1 : 38,96 1 : 36,96 1 : 35,00 Dinas
ruang kelas belajar Pendidika
terhadap penduduk n
usia sekolah
jenjang SMA/K/MA
1.28 Rasio guru/murid 1 : 9,31 1 : 11,31 1 : 13,31 1 : 15,31 1 : 17,31 1 : 19,31 1 : 20 Dinas
SMA/K/MA Pendidika
n
1.29 Rasio murid per 1 :28,60 1 :28,10 1 :27,60 1 :27,10 1 :26,40 1 :25,70 1 :25 Dinas
kelas rata-rata Pendidika
SMA/K/MA n
1.30 Ruang Kelas 92.18% 93.00% 94.00% 95.00% 96.00% 97.00% 98.00% Dinas
SMA/SMK/MA Pendidika
kondisi bangunan n
baik
1.31 Lembaga 73.17% 74.00% 75.00% 76.00% 77.00% 78.00% 80.00% Dinas
SMA/SMK/MA Pendidika
Pendidikan yang n
berakriditasi
minimal B
1.32 Angka Kelulusan 99.81% 99.82% 99.83% 99.84% 99.85% 99.86% 99.88% Dinas
(AL) SMA/SMK/MA Pendidika
n
1.33 Angka melanjutkan 102.67% 102.87% 103.00% 103.30% 103.50% 103.75% 104.00% Dinas
(AM) dari SMP/MTs Pendidika
ke SMA/SMK/MA n
1.1.20 Program 737.20 810.92 892.01 981.21 1.079. 1.187.2
Peningkatan Mutu 0 0 2 3,200 334,5 67,972
Pendidik dan 20
Tenaga
Kependidikan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
262 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
263 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
264 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
265 BAB VIII
2.25
Jumlah puskesmas 2 0 6 10 5 5 3 Dinas
yang minimal Kesehatan
memiliki sembilan
tenaga kesehatan
2.26 Faskes tingkat 0% 0.00% 14.00% 22.00% 28% 31% 6.00% Dinas
pertama yang Kesehatan
terakreditasi
2.27 Cakupan Pelayanan 23 24 26 28 30 31 31 Dinas
Gawat Darurat Kesehatan
Tingkat Pertama
1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1.3.18 Program
rehabilitasi
pemeliharaan
jalan dan
jembatan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
266 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
267 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
268 BAB VIII
5.9 Frekuensi 6 1 6 6 6 6 6
Kesbangp
penyelenggaraan 50,000 200,00 250,00 300,00 350,0 400,00 ol Linmas
forum antar umat 0 0 0 00 0
beragama
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
269 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
270 BAB VIII
7.2 Pencari kerja yang 48.26% 48.26% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 100.0% Dinas
ditempatkan Sosial,
Tenaga
Kerja dan
Transmigr
asi
1.14.17 Program
Perlindungan dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
7.3 Penurunan perkara 33% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dinas
perselisihan 120,00 120,00 120,00 120,00 120,0 120,00 Sosial,
hubungan industrial 0 0 0 0 00 0 Tenaga
yg masuk Kerja dan
kepengadilan Transmigr
hubungan asi
industrial.
7.4 Jumlah perusahaan 431 457 484 513 544 577 611
Dinas
yang menerapkan 120,00 120,00 120,00 120,00 120,0 120,00 Sosial,
Jamsostek 0 0 0 0 00 0 Tenaga
Kerja dan
Transmigr
asi
7.5 Jumlah Calon 10KK 10KK 20KK 25KK 25KK 25KK 25KK
Dinas
Transmigrasi yang 300,00 300,00 300,00 300,00 300,0 300,00 Sosial,
terdata 0 0 0 0 00 0 Tenaga
Kerja dan
Transmigr
asi
1.8 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
271 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
272 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
273 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
274 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
275 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
276 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
277 BAB VIII
14.2 Menurunnya TFR 2.04% 2.04% 2.03% 2.03% 2.02% 2.02% 2.01% Badan
(Total Fertility Rate) Keluarga
bagi wanita usia 15 Berencan
- 49 Tahun a
14.3 Mempertahankan 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% 0.30% Badan
Laju Pertumbuhan Keluarga
Penduduk Berencan
a
14.4 Keluarga Pra 42.28% 41.15% 40.02% 38.89% 37.76% 36.63% 35.50% Badan
Sejahtera dan Keluarga
Keluarga Sejahtera I Berencan
a
1.15 Perhubungan
1.7.18 Program
pembangunan
sarana dan
prasarana
perhubungan
15.1 Ketersediaan 0 unit 0 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit Dinas
Fasilitas Sarana dan Perhubun
150,00 100,00 100,00 100,0 100,00
Prasarana 0.00 gan
0.00 0.00 0.00 00.00 0.00
Perhubungan
(Halte)
15.2 Cakupan layanan 380 398 398 398 398 398 398 Dinas
1,306,0 150,00 100,00 100,00 100,0 100,00
terminal angkutan Perhubun
00.00 0.00 0.00 0.00 00.00 0.00
darat gan
Program
peningkatan dan
pengamanan lalu
lintas
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
278 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
279 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
280 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
281 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
282 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
283 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
284 BAB VIII
Program
perbaikan sistem
administrasi
kearsipan
0.15 Persentase 0 10 20 40 60 80 100 Kantor
PERANGKAT Arsip dan
DAERAH yang Dokument
mengelola arsip asi
secara baku
2. URUSAN PILIHAN
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
285 BAB VIII
2.2 Pariwisata
2.4.16 Program
pengembangan
destinasi wisata
pariwisata
2.2.1 Jumlah objek wisata 8 8 10 10 15 15 15 Dinas
Kebudaya
an,
Pariwisata
, Pemuda
dan Olah
Raga
2.4.15 Program 666.20 732.82 806.10 886.71 975.3 1.072.9
pengembangan 0 0 2 2 83 22
pemasaran
pariwisata
2.2.2 Kunjungan wisata 396,926 416,772 437,610 459,490 482,464 506,587 531,916 Dinas
(orang) Kebudaya
an,
Pariwisata
, Pemuda
dan Olah
Raga
2.3 Pertanian
Program
peningkatan
ketahanan pangan
dan perkebunan
2.3.1 Produktivitas padi
atau bahan pangan 7,122,9 34,927, 36,673, 38,507, 40,43 42,454,
utama lokal lainnya 76 460 833 525 2,901 546
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
286 BAB VIII
Jagung (ton) 245,663 252,559 247,790 220,400 247,776 249,900 252,456 Dinas
Pertanian
Kedelai (ton) 281,488 16,363 21,509 23,875 26,354 266,250 279,350 Dinas
Pertanian
2.3.3 Luas Lahan 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 Dinas
Pertanian Pangan Pertanian
Berkelanjutan
(LP2B) (Ha)
2.3.4 Luas lahan 50 70 75 80 85 90 100 Dinas
pertanian organik Pertanian
(ha)
2.3.5 Peningkatan 20 20 25 30 35 40 45 Dinas
penggunaan pupuk Pertanian
organik (%)
2.1.19 Program 3.685.0 5.093.2 5.602.6 6.162.8 6.779. 7.457.0
peningkatan 00 82 10 71 158 74
produksi
pertanian/perkebu
nan
2.3.6 Produktifitas hasil Dinas
perkebunan Pertanian
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
287 BAB VIII
- Kelapa (ton/ha) 0.49 0.49 0.51 0.52 0.53 0.53 0.54 Dinas
Pertanian
Produksi Daging 2,926,365 2,943,923 3,120,559 3,307,792 3,506,260 3,716,635 3,939,633 Dinas
(kg) Pertanian
Produksi Susu (liter) 2,178,564 2,309,278 2,447,835 2,594,705 2,750,387 2,915,410 3,090,335 Dinas
Pertanian
Produksi Telur (kg) 1,663,797 1,763,625 1,869,442 1,981,609 2,100,505 2,226,536 2,360,128 Dinas
Pertanian
2.3.9 Jumlah populasi
ternak :
Sapi Perah (ekor) 1,898 1,909 1,921 1,932 1,944 1,956 1,967 Dinas
Pertanian
Sapi Potong (ekor) 81,807 82,298 82,792 87,759 93,025 98,606 104,523 Dinas
Pertanian
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
288 BAB VIII
2.6 Perdagangan
2.7.18 Program penataan 75.000 82.500 90.750 99.825 109.8 120.78
struktur industri 08 8
dan perdagangan
2.6.1 Kontribusi sektor 13.10% 13.35% 13.60% 13.85% 14.10% 14.35% 14.60% Dinas
perdagangan Industri
terhadap PDRB Perdagan
gan
Koperasi
dan UKM
Program
pengembangan
infrastruktur pasar
dan distribusi
2.6.2 Pasar katagori 5.80% 5.80% 5.80% 5.80% 11.60% 11.60% 11.60% Dinas
sehat Industri
Perdagan
gan
Koperasi
dan UKM
2.6.3 Rasio Kecukupan 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94% Dinas
Kios/Stan/Los Pasar Industri
Perdagan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
289 BAB VIII
2.7.1 Kontribusi sektor 29.48% 29.73% 29.98% 30.23% 30.48% 30.73% 30.98% Dinas
Industri terhadap Industri
PDRB Industri Perdagan
gan
Koperasi
dan UKM
2.7.2 Pertumbuhan 6,562 6,662 6,762 6,862 6.962 7,062 7,162 Dinas
Industri Industri
Perdagan
gan
Koperasi
dan UKM
Program 1.068.8 1.175.7 1.293.2 1.422.6 1.564. 1.721.3
pengembangan 27 10 81 09 870 57
industri kecil dan
menengah
2.7.3 Cakupan bina 3% 3% 6% 9% 12% 15% 18% Dinas
kelompok pengrajin Industri
industri kecil, Perdagan
menengah dan gan
kreatif Koperasi
dan UKM
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
290 BAB VIII
0.17 Usulan Musrenbang 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% Bappeda
Desa dan
Kecamatan
terakomodir dalam
RKPD/KUA PPAS
3.2 Keuangan
Program
peningkatan dan
pengembangan
PAD
0.4 Realisasi PAD 210,695,348, 212,719,7 220,868,3 231,521,8 243,083,0 255,654,9 269,353,0 Dinas
134.82 97,000.00 98,803.95 35,611.94 74,194.87 92,828.96 64,651.29 Pendapat
an,
Pengelola
an
Keuangan
dan Asset
Daerah -
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
291 BAB VIII
0.5 Rasio PAD terhadap 11.12% 10.28% 9.78% 9.39% 9.02% 8.69% 8.39% Dinas
APBD Pendapat
an,
Pengelola
an
Keuangan
Dan Asset
Daerah -
Perangkat
Daerah
0.6 Rasio PAD terhadap 11.29% 10.19% 10.19% 10.19% 10.19% 10.19% 10.19% Dinas
pendapatan Pendapat
an,
Pengelola
an
Keuangan
Dan Asset
Daerah -
Perangkat
Daerah
Program 1.011.552 1.112.707 1.223.978 1.346.376 1.481.0 1.629.1
13
peningkatan dan 15
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
0.7 Realisasi Belanja 189,497,486, 2.069.123 2.259.275 2.466.902 2.693.611 2.941.154 3.211.446 Dinas
571,086.00 .055.869, .464.704, .879.910, .254.574, .128.869, .193.312, Pendapat
69 11 42 19 56 67 an,
Pengelola
an
Keuangan
Dan Asset
Daerah -
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
292 BAB VIII
Program
peningkatan,
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
0.13 Nilai Akuntabilitas CC B B B B B B Bagian
Kinerja Instansi Organisasi
Pemerintah
Kabupaten
Ponorogo
0.14 Peningkatan Skor 3.1158 3.1528 3.1897 3.2267 3.2636 3.3006 3.3375 Bagian
Kinerja LPPD Pemerinta
han
3.3 Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Program 1.936.4 2.130.1 2.343.1 2.577.4 2.835. 3.118.7
pembinaan dan 72 19 31 44 189 08
pengembangan
aparatur
0.2 Rasio jumlah 20% 20% 20% 20% 20% 100% Bagian
aparatur sesuai Organisasi
dengan kebutuhan
dalam Struktur
Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK)
0.3 Peningkatan 1 1 2 2 2 3 3 Inspektor
Kapabilitas APIP at
Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
293 BAB VIII
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
294 BAB VIII
0.12 Tindak lanjut 93% 93% 50,000. 93% 50,000. 93% 50,000. 94% 50,00 95% 50,000. Inspektor
terhadap temuan 00 00 00 0.00 00 at
Inspetorat dan APIP
lainnya per tahun
0.13 Jumlah risalah 10 15 20 25 30 35 40 Sekretaria
rapat/sidang yang t Dewan
diterbitkan/
ditetapkan
0.14 Jumlah risalah 16 18 20 22 24 26 28 Sekretaria
PERDA yang t Dewan
diterbitkan/
ditetapkan
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
295 BAB VIII
BAB IX
INDIKATOR KINERJA DAERAH
9.1. Indikator Kinerja Utama
Penyusunan RPJMD 2016-2021 dengan Visi, Misi dan Agenda Pembangunan
dalam bentuk program prioritas yang sudah dirumuskan merupakan dasar penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan publik yang akan berdampak kepada kinerja sosial dan
ekonomi masyarakatnya. Program Prioritas yang telah dirumuskan pada umunya tidak
dapat diukur secara langsung, namun lebih bersifat komposit dan komulatif dari
keluaran kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya bahkan output program
yang satu dengan program lainnya. Oleh karena itu dalam melakukan mengevaluasi
dampak pelaksanaan program prioritas dan kebijakan publik berupa kinerja,
diperlukan indikator yang secara kuantitatif maupun kualitatif terukur.
Indikator kinerja daerah merupakan alat untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah melalui program-program
prioritas yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan capaian indicator outcome
program pembangunan daerah setiap tahun sesuai dengan kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD. Indikator yang dipilih dan ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Daerah diambil dari indikator-indikator yang telah ada dalam
beberapa aturan terkait dengan indikator dan indikator baru dengan
memperhatikakan kaidah perumusan indikator yang baik. Indikator Kinerja Daerah
yang disajikan dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo 2016-2021 merupakan indikator
kinerja utama daerah, sehingga tidak menampung seluruh indikator. Pemilihan
Indikator yang akan disajikan dalam RPJMD dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Indikator Makro, indikator yang merupakan pengukuran outcame suatu
program prioritas. Indikator makro tersebut didukung dengan indikator –
indikator pendukung yang terdapat di masing-masing PD.
2. Indikator yang menggambarkan kinerja dan keberhasilan Pemerintah Daerah.
3. Indikator yang mempunyai nilai strategis dalam pencapaian visi dan misi.
Adapun Indikator Kinerja Utama Daerah kabuaten Ponorogo selama lima
tahun disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 9.1
Indikator Kinerja Utama Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 – 2021
NO INDIKATOR Target
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pertumbuhan 4,80% 5,75% 5,83% 5,92% 6,00% 6,09% 6,17%
ekonomi
2 Tingkat kemiskinan 11,46% 11,25% 11,05% 11,00% 10,95% 10,86% 10,70%
9.2. Indikator Kinerja Daerah
Pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah selama periode penyelenggaraan pmerintahan dapat
digambarkan dari pencapaian Indikator kinerja daerah pada aspek Kesejahteraan
Masyarakat, aspek Pelayanan Umum dan aspek Daya Saing Daerah. Aspek
kesejahteraan masyarakat diukur dengan indikator ekonomi makro dari berbagai
kegiatan ekonomi dan sosial, aspek pelayanan umum diukur dengan melihat segala
bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya seperti memberikan pelayanan dasar infrastruktur, pendidkan dan
kesehatan, serta aspek daya saing daerah merupakan indikator untuk melihat
kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi.
Indikator kinerja daerah Kabupaten Ponorogo 2016-2021 per aspek dan fokus, serta
kondisi baseline dan target kinerja akhir yang direncanakan pada akhir periode
disajikan dalam table 9.2 berikut ini :
RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016 – 2021
297 BAB IX
Tabel 9.2
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pemerintahan Umum
1.1 Pertumbuhan PDRB 10,84 10,82 10,86 10,89 10,93 10,96 11,00 BAPPEDA
1.2 Pertumbuhan ekonomi 5,27 5,75 5,83 5,92 6,00 6,09 6,17 BAPPEDA
1.3 Laju inflasi Kabupaten 5,40 5,36 5,31 5,27 5,22 5,18 5,10 BAPPEDA
1.4 Jumlah Penduduk Miskin 105.600 97.582 96.004 95.689 95.415 94.680 93.331 BAPPEDA
1.5 Indeks Gini 0,30 0,29 0,28 0,28 0,27 0,26 0,25 BAPPEDA
2 Pertanian
2.1 Nilai Tukar Petani 104,75 105,11 105,6 106,21 106,84 107,25 107,85 Dinas Pertanian
2.2 Score Pola Pangan harapan 78,90 79,50 80,00 81,50 82,00 83,00 84,00 Bappeda
Badan Pemberdayaan
Desa yang membentuk BUMDes sesuai
3.2 35% 35% 50% 70% 80% 90% 95% Masyarakat dan
dengan peraturan perundang-undangan Pemerintahan Desa
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Badan Pemberdayaan
Desa yang menindaklanjuti pelatihan UED-
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Masyarakat dan
3.3 SP Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
Jumlah Badan Kredit Desa (BKD) yang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Masyarakat dan
3.4 beralih ke BUM Desa Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
Penyerapan dana desa yang tertib
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Masyarakat dan
3.5 administrasi secara akuntabel Pemerintahan Desa
1 Pemerintahan Umum
1.1 Indeks Kepuasan Masyarakat 77,51 76,03 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 Bagian Organisasi
2 Pendidikan
2.1 Angka melek huruf 92,36% 92,86% 93,36% 93,86% 94,36% 94,86% 95,36% DINAS PENDIDIKAN
2.2 Rata-rata lama sekolah 6,90 7,15 7,50 7,85 8,25 8,60 9,00 DINAS PENDIDIKAN
SD/MI/ Paket A 105,05% 105,31% 105,58% 105,84% 106,10% 106,37% 106,64% DINAS PENDIDIKAN
SMP/MTs/ Paket B 103,68% 103,94% 104,20% 104,46% 104,72% 104,98% 105,24% DINAS PENDIDIKAN
SMA/MA/SMK/ Paket C 84,27% 85,03% 85,79% 86,57% 87,34% 88,13% 88,92% DINAS PENDIDIKAN
SD/MI/Paket A 94,39% 94,50% 94,60% 94,75% 94,90% 95,05% 95,24% DINAS PENDIDIKAN
SMP/MTs/Paket B 83,35% 83,98% 84,60% 85,24% 85,88% 86,52% 86,17% DINAS PENDIDIKAN
SMA/MA/SMK/Paket C 66,06% 68,00% 70,00% 72,00% 74,00% 76,00% 78,00% DINAS PENDIDIKAN
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
SMP/MTs/Paket B 0,31% 0,28% 0,25% 0,23% 0,20% 0,18% 0,16% DINAS PENDIDIKAN
SMA/MA/SMK/Paket C 0,43% 0,41% 0,39% 0,37% 0,35% 0,33% 0,32% DINAS PENDIDIKAN
SMP/MTs/Paket B 7,07 7,14 7,20 7,27 7,34 7,41 7,50 DINAS PENDIDIKAN
SMA/MA/SMK/Paket C 7,13 7,15 7,17 7,20 7,25 7,30 7,40 DINAS PENDIDIKAN
3 Kesehatan
3.1 Angka usia harapan hidup (tahun) 71,00 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00 74,50 Dinas Kesehatan
3.6 Prevalensi HIV (persen) < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% Dinas Kesehatan
Prevalensi Penemuan dan Penanganan AFP
3.7 1.69 > 2/100.000 > 2/100.000 > 2/100.000 > 2/100.000 > 2/100.000 > 2/100.000 Dinas Kesehatan
Rate
3.8 Prevalensi Penemuan dan Penanganan DBD 90.24/100.000 49/100.000 48/100.000 47/100.000 46/100.000 45/100.000 44/100.000 Dinas Kesehatan
3.9 Prevalensi stunting 18.5% 28,00% 28,00% 28,00% 28,00% 28,00% 28,00% Dinas Kesehatan
3.10 IKM Bidang kesehatan 81,69 79,40 78,00 80,00 82,00 84,00 86,00 Dinas Kesehatan
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
4.2 Angkatan kerja perempuan 97% 97,1% 97,2% 97,4% 97,6% 97,8% 98% Kantor PPPA
4.5 Rasio KDRT 0,00470 0,00469 0,00468 0,00466 0,00464 0,00462 0,00460 Kantor PPPA
4.6 Jumlah tenaga kerja dibawah umur 0,0085% 0,0084% 0,0083% 0,0082% 0,0081% 0,0080% 0,0079% Kantor PPPA
5 Pangan
Kantor Ketahanan
5.1 Skor Pola Pangan Harapan 78,90 79,50 80,00 81,50 82,00 83,00 84,00
Pangan
Kantor Ketahanan
5.3 Kualitas gizi pangan daerah 50,00% 50,00% 51,50% 53,00% 54,50% 56,00% 57,50%
Pangan
Badan Pemberdayaan
BUM Desa yang melaksanakan pengelolaan
12% 15% 40% 50% 60% 70% 75% Masyarakat dan
6.1 dengan baik Pemerintahan Desa
Kelompok masyarakat yang mampu Badan Pemberdayaan
6.2
meningkatkan keberdayaan masyarakat 45% 60% 70% 75% 80% 85% 90% Masyarakat dan
dalam membangun desa Pemerintahan Desa
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Desa yang melaksanakan laporan sesuai Badan Pemberdayaan
6.3
dengan peraturan perundang-undangan 80% 90% 90% 90% 90% 90% 90% Masyarakat dan
yang berlaku Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
Desa yang memiliki RPJMDes sinkron
55% 60% 63% 66% 69% 72% 75% Masyarakat dan
6.4 dengan RPJMD Kabupaten Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
Desa yang memiliki RKPDes sinkron dengan
45% 50% 55% 60% 65% 70% 75% Masyarakat dan
6.5 RKPD Kabupaten Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
Desa yang memiliki RAPBD sinkron dengan
45% 50% 55% 60% 65% 70% 75% Masyarakat dan
6.6 RAPBD Kabupaten Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan
6.7 Desa yang memiliki produk unggulan 5% 5% 12% 19% 26% 33% 40% Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
Aspek Pelayanan Umum
1 Pemerintahan Umum
1.1 Laporan Hasil Analisa Jabatan dan ABK 20% 35% 50% 60% 70% 85% 100% Bagian Organisasi
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.5 Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah
ditetapkan dgn PERDA 1 1 1 1 1 1 1 Bappeda
Dinas Pendapatan,
1.10 Realisasi PAD 210.695.348.134,82 212.719.797.000,00 220.868.398.803,95 231.521.835.611,94 243.083.074.194,87 255.654.992.828,96 269.353.064.651,29
Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
11,12% 10,28% 9,78% 9,39% 9,02% 8,69% 8,39% Pengelolaan Keuangan
1.11 Rasio PAD terhadap APBD dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
10,28% 10,28% 10,28% 10,28% 10,28% 10,28% 10,28% Pengelolaan Keuangan
1.12 Rasio PAD terhadap total belanja daerah. dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
11,29% 10,19% 10,19% 10,19% 10,19% 10,19% 10,19% Pengelolaan Keuangan
1.13 Rasio PAD terhadap pendapatan dan Asset Daerah - PD
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Dinas Pendapatan,
189.497.486.571.08 2.069.123.055.869, 2.259.275.464.70 2.466.902.879.91 2.693.611.254.57 2.941.154.128.86 3.211.446.193.31
Pengelolaan Keuangan
1.14 Realisasi Belanja 6,00 69 4,11 0,42 4,19 9,56 2,67
dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
1.15 6,00% 6,02% 6,05% 6,10% 6,20% 6,30% 6,40% Pengelolaan Keuangan
Peningkatan PAD dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
Penerimaan PAD terhadap total belanja
1.16 12,00% 11,28% 11,00% 10,98% 10,85% 10,72% 10,68% Pengelolaan Keuangan
daerah dan Asset Daerah - PD
Dinas Pendapatan,
Berkurangnya luas aset tanah pemda yang
1.17 0,87 0,85 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 Pengelolaan Keuangan
belum bersertifikat dan Asset Daerah - PD
1.18 Tindak Lanjut atas Temuan BPK per tahun 77,40% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% Inspektorat
1.19 Tindak lanjut terhadap temuan Inspektorat
dan APIP lainnya per tahun APIP 92,87% 93,00% 93,25% 93,50% 94,00% 94,50% 95,00% Inspektorat
1.22 Peningkatan Kapabilitas APIP (Level) 1 1 2 2,00 2,50 3,00 3,00 Inspektorat
1.26 Penyelesaian LPPD tepat waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Bagian Organisasi
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.28 Peningkatan Skor Kinerja LPPD 3.1158 3.1528 3.1897 3.2267 3.2636 3.3006 3.3375 Bagian Pemerintahan
1.29 Nilai Survei IKM 77,51 76,03 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00
1.30 Cakupan pengadaan barang/jasa melalui Bagian Administrasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
LPSE Pembangunan
1.31 Cakupan pengadaan barang/jasa secara Bagian Administrasi
elektronik (e-procurement) melalui LPSE 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pembangunan
1,32 SKPD yang mengelola arsip secara baku Kantor Arsip dan
5% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Dokumentasi
1 Pendidikan
1.1 Pendidikan Dasar
1.1.1 Rasio kecukupan ruang kelas belajar
terhadap penduduk usia sekolah jenjang 1 : 16,55 1 : 16,50 1 : 16,30 1 : 16, 10 1 : 16,00 1 : 15,80 1 : 15, 60 Dinas Pendidikan
SD/MI (r.k/p.7-12)
1.1.2
Rasio kecukupan ruang kelas belajar
terhadap penduduk usia sekolah jenjang 1 : 27,64 1 : 27,24 1 : 27,04 1 :26,84 1 : 26,64 1 : 26,44 1 :26,24 Dinas Pendidikan
SMP/MTs (r.k/p.13-15)
SMP/MTs 1 : 10,32 1 : 10,20 1 : 10,10 1 : 10,05 1 : 10,00 1 : 10,00 1 : 10,00 Dinas Pendidikan
SMP/MTs 1 : 28,66 1 : 28,16 1 :27,66 1 :27,16 1 : 26,66 1 :26,16 1 :25 Dinas Pendidikan
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
SMA/K/MA 1 :28,60 1 :28,10 1 :27,60 1 :27,10 1 :26,40 1 :25,70 1 :25 Dinas Pendidikan
1.3.1 Ruang Kelas SD/MI kondisi bangunan baik 69,86% 72,00% 75,00% 78,00% 82,00% 85,00% 90,00% Dinas Pendidikan
Ruang Kelas SMP/MTs kondisi bangunan
1.3.2 82,01% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 95,00% Dinas Pendidikan
baik
Ruang Kelas SMA/SMK/MA kondisi
1.3.3 92,18% 93,00% 94,00% 95,00% 96,00% 97,00% 98,00% Dinas Pendidikan
bangunan baik
Lembaga Pendidikan yang berakriditasi
1.3.4
minimal B
SD/MI 88,26% 88,50% 88,75% 89,00% 89,25% 89,50% 90,00% Dinas Pendidikan
SMP/MTs 81,21% 82,00% 82,50% 83,00% 83,50% 84,00% 85,00% Dinas Pendidikan
SMA/K/MA 73,17% 74,00% 75,00% 76,00% 77,00% 78,00% 80,00% Dinas Pendidikan
SD/Mi yang memiliki perpustakaan 40,00% 45,00% 50,00% 55,00% 60,00% 65,00% 70,00%
1.4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan
1.4.1 Jumlah peserta didik Anak Usia Dini (PAUD) 23.920 25.000 27.000 29.000 31.000 32.000 33.000 Dinas Pendidikan
1.5.1 Angka putus sekolah (APS) SD/MI 0,03% 0,03% 0,02% 0,02% 0,02% 0,01% 0,01% Dinas Pendidikan
1.5.2 Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs 0,31% 0,30% 0,28% 0,26% 0,24% 0,22% 0,20% Dinas Pendidikan
1.5.3 Angka putus sekolah (APS) SMA SMK/MA 0,43% 0,42% 0,40% 0,38% 0,36% 0,34% 0,30% Dinas Pendidikan
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 98,77% 98,79% 98,81% 98,83% 98,85% 98,98% 99,00% Dinas Pendidikan
1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99,71% 99,73% 99,75% 99,77% 99,79% 99,80% 99,82% Dinas Pendidikan
1.6.3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 99,81% 99,82% 99,83% 99,84% 99,85% 99,86% 99,88% Dinas Pendidikan
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
1.6.4 111,98% 111,99% 112,00% 112,30% 112,50% 112,70% 113,00% Dinas Pendidikan
SMP/Mts
Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke
1.6.5 102,67% 102,87% 103,00% 103,30% 103,50% 103,75% 104,00% Dinas Pendidikan
SMA/SMK/MA
SD/MI 90,45% 91,45% 92,45% 93,45% 94,45% 94,75% 95,00% Dinas Pendidikan
SMP/MTs 91,03% 92,00% 92,50% 93,00% 94,00% 95,00% 96,00% Dinas Pendidikan
SMA/K/MA 91,89% 92,50% 93,50% 94,50% 95,00% 96,00% 97,00% Dinas Pendidikan
SMP/MTs 52,37% 53,47% 54,57% 55,67% 57,67% 59,67% 62,37% Dinas Pendidikan
SMA/K/MA 42,11% 43,61% 45,11% 46,61% 48,61% 50,61% 52,11% Dinas Pendidikan
2 Kesehatan
Penduduk Miskin yang dilindungi
2.1 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
JKN/Asuransi Kesehatan
Rasio kecukupan PUSKESMAS persatuan
1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 Dinas Kesehatan
penduduk
2.2 Ratio Kecukupan tenaga Medis
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
a. Ratio Kecukupan Dokter 10/100.000 1/5.000 1/5.000 1/5.000 1/5.000 1/5.000 1/5.000 Dinas Kesehatan
b. Ratio Kecukupan Dokter gigi 3/100.000 1/12.000 1/12.000 1/12.000 1/12.000 1/12.000 1/12.000 Dinas Kesehatan
c. Ratio Kecukupan Bidan 1:2.247 1:2.247 1:2.247 1:2.247 1:2.247 1:2.247 1:2.247 Dinas Kesehatan
Ratio Cakupan Puskesmas terhadap
2.3 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 1/28.000 Dinas Kesehatan
Penduduk
2.4 Jumlah Puskesmas yang terakreditasi 0 10 20 31,00% 31,00% 31,00% 31,00% Dinas Kesehatan
Jumlah puskesmas yang minimal memiliki
2.5 2 0,00 6 10 5 5 3 Dinas Kesehatan
sembilan tenaga kesehatan
2.6 Imunisasi dasar lengkap pada bayi (Batita) 92,51% 91,50% 92,00% 92,50% 93,00% 93,50% 94,00%
Dinas Kesehatan
2.7 POSYANDU Balita aktif 58% 68% 78% 88% 98% 100% 100% Dinas Kesehatan
2.8 Jenis alat kesehatan dibandingkan standar 44,60% 81% 85% 89% 93% 97% 100% RSUD
3.2 Jumlah jembatan dalam kondisi Baik 91,64% 92,43% 93,21% 93,99% 94,78% 95,56% 96,34% Dinas Pekerjaan
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Umum
Dinas Pekerjaan
3.3 Saluran Irigasi dalam Kondisi baik 83,38% 83,40% 83,45% 83,51% 83,55% 83,60% 83,65%
Umum
3.4 Tersusunnya Dokumen RTRW 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Bappeda
3.5 Cakupan Luas Lahan beririgasi teknis (Ha) 29,929 29,929 29,929 29,929 29,929 29,929 29,929 Dinas Pertanian
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Dinas Pekerjaan
4.1 Rumah tinggal ber-Sanitasi layak 65,80% 65,91% 66,03% 66,14% 66,26% 66,37% 66,49%
Umum
Dinas Pekerjaan
4.2 Jalan Poros Desa dalam Kondisi baik 59,64% 60,29% 60,94% 61,59% 62,24% 62,89% 63,54%
Umum
Dinas Pekerjaan
4.3 Rasio Rumah Layak Huni 78,85% 78,92% 78,99% 79,06% 79,13% 79,20% 79,27%
Umum
Dinas Pekerjaan
4.4 Rumah tangga pengguna air bersih 90,32% 90,47% 90,62% 90,77% 90,92% 91,07% 91,22%
Umum
4.5 Jumlah kecamatan yang memiliki RDTRK 5 8 15 21 21 21 21 BAPPEDA
5 Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Satuan Polisi Pamong
5,1 Jumlah pelanggar PERDA 50% 50% 42% 33% 25% 17% 8%
Praja
5,2
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 Satuan Polisi Pamong
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
(ketertiban, ketentraman, keindahan) Praja
5,3
Memberdayakan dan meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam pemulihan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPBD
fasilitas dan utilitas pelayanan umum
5,4
Frekuensi penyelenggaraan forum antar
6 1 6 6 6 6 6 Kesbangpol Linmas
umat beragama
5,5 Konflik sosial yang sudah ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Kesbangpol Linmas
5,6 Parisipasi Masyarakat dalam mengikuti:
Pemilihan Presiden dan Pemilihan
5,6.1 74,72% 0,00% 0,00% 0,00% 77,72% 0,00% 0,00% Kesbangpol Linmas
DPD/DPR/DPRD
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
5,6.2 Pemilihan Gubernur 71,38% 0,00% 0,00% 0,00% 77,72% 0,00% 0,00% Kesbangpol Linmas
5,6.3 Pemilihan Bupati 74,26% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 90,72% Kesbangpol Linmas
6 Sosial
Dinas Sosial, Tenaga
6.1 Penurunan PMKS 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Kerja dan Transmigrasi
Badan Pemberdayaan
POSYANDU yang melaksanakan tertib
7,1 20% 25% 30% 35% 40% 45% 55% Masyarakat dan
Administrasi Pemerintahan Desa
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kantor Pemberdayaan
Partisipasi perempuan di lembaga
2.1 3% 8% 13% 18% 22% 27% 30% Perempuan dan
pemerintah Perlindungan Anak
Kantor Pemberdayaan
2.2 Rasio KDRT 0.00470% 0.00469% 0.00468% 0.00466% 0.00465% 0.00462% 0.00460% Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kantor Pemberdayaan
2.3 Jumlah tenaga kerja dibawah umur 0,0085% 0,0084% 0,0083% 0,0082% 0,0081% 0,0080% 0,0079% Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kantor Pemberdayaan
2.4 Partisipasi angkatan kerja perempuan 97% 97,1% 97,2% 97,4% 97,6% 97,8% 98,0% Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kantor Pemberdayaan
Cakupan organisasi/lembaga wanita yang
2.5 67,57% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Perempuan dan
dibina Perlindungan Anak
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
5 Lingkungan Hidup
Dinas Pekerjaan
5.1 Penanganan sampah 73,80% 75,31% 76,07% 76,83% 77,58% 78,34% 79,10%
Umum
119 kegiatan
usaha (UKL UPL 3
kegiatan usaha;
DPPLH 14
Jumlah Industri/perusahan/badan usaha Kantor Lingkungan
5.2 kegiatan usaha; 70 75 80 85 90 95
yang menyusun AMDAL Hidup
DPLH 3 kegiatan
usaha dan SPPL
99 kegiatan
usaha)
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Badan Pemberdayaan
Desa yang memiliki RKPDes sinkron dengan
7.2 45% 50% 55% 60% 65% 70% 75% Masyarakat dan
RKPD Kabupaten Pemerintahan Desa
Desa yang memiliki dokumen perencanaan ( Badan Pemberdayaan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
7.4 RPJMDes dan RKP Desa ) dan Penganggaran 100% Masyarakat dan
( APBDesa ) Pemerintahan Desa
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
8,4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Badan Keluarga
42,280% 41,15% 40,02% 38,89% 37,76% 36,63% 35,50%
Sejahtera I Berencana
9 Perhubungan
Halte khusus produk pertanian 0 0 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% Dinas Perhubungan
Angkutan khusus produk pertanian 0 0 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% Dinas Perhubungan
9.2 Muturitas SPIP Pemkab Ponorogo 2,5 2,5 2,5 2,5 3,0 3,0 3,0 Inspektorat
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
12 Penanaman Modal
Dinas Industri
12,12 Nilai Investasi PMDN 1.463.909.736.548 1.563.909.736.548 1.663.909.736.548 1.763.909.736.548 1.863.909.736.548 1.965.909.736.548 2.063.909.736.548 Perdagangan Koperasi
dan UKM
13 Kepemudaan dan Olahraga
Dinas Kebudayaan,
13.1 Jumlah organisasi pemuda yang dibina 3 3 3 3 3 3 3 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
13.2 Jumlah organisasi olahraga 24 24 24 24 24 26 26 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
13.3 Jumlah klub olahraga 520 520 520 520 520 520 520 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
13.4 Jumlah pemuda berprestasi yang dibina 120 120 236 352 460 584 700 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
Jumlah event pemuda dan olah raga skala
13.5 1 1 1 1 1 1 1 Pariwisata, Pemuda
kabupaten tiap tahun. dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda
13.6 Jumlah lapangan desa 309 309 309 309 309 309 309
dan Olah Raga
14 Statistik
Ketepatan waktu dalam penyusunan
14.1 dokumen (Dalam Angka, PDRB, IPM, Profil 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bappeda
Kecamatan)
Ketepatan waktu dalam penyusunan
dokumen (LAKIP Kabupaten, LKPJ, Belum Tepat Belum Tepat
14.2 Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Bagian Organisasi
Penyebarluasan Informasi Kepada Waktu Waktu
Masyarakat)
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
15 Kebudayaan
Dinas Kebudayaan,
15.1 Jumlah kelompok kesenian 150 160 184 208 232 256 280 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
15.2 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2 2 2 2 2 2 2 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
15.3 36 36 36 41 50 57 65 Pariwisata, Pemuda
yang dilestarikan dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
15.4 Jumlah sarana seni budaya (Museum Reog) 0 0 0 0 0 0 1 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
Jumlah pendidikan dasar yang menerapkan
15.5 10% 10% 20% 40% 60% 80% 100% Pariwisata, Pemuda
lokal wisatawan domestik (wisdom) dan Olah Raga
Dinas Kebudayaan,
15.6 Jumlah even seni budaya dan religi daerah 49 49 50 51 52 53 54 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
16 Perpustakaan
Kantor Perpustakaan
16.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 15.472 15.500 15.525 15.550 15.575 15.600 15.625
Daerah
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kantor Perpustakaan
16.2 Indeks Kepuasan Masyarakat 150 150 160 170 180 190 200
Daerah
Dinas Kebudayaan,
2.2 Jumlah objek wisata 8 8 10 10 15 15 15 Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga
3 Pertanian
3.1 Pertumbuhan Nilai PDRB sektor pertanian 2,5 3,5 4,5 5,0 5,5 5,7 5,8 Dinas Pertanian
3,5 Peningkatan penggunaan pupuk organik 20 % 20 % 25 % 20 % 35 % 40 % 45 %
Dinas Pertanian
4 Kehutanan
5 Energi dan Sumber Daya Mineral
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Bagian Administrasi
5.1 Monitoring dan evaluasi BBM Non Subsidi 22 SPBU 22 SPBU 22 SPBU 22 SPBU 22 SPBU 22 SPBU 22 SPBU
Sumber Daya Alam
6 Perdagangan
Dinas Industri
Kontribusi sektor perdagangan terhadap
6.1 13,10% 13,35% 13,60% 13,85% 14,10% 14,35% 14,60% Perdagangan Koperasi
PDRB dan UKM
Dinas Industri
6.2 Pasar katagori sehat 5,80% 5,80% 5,80% 5,80% 11,60% 11,60% 11,60% Perdagangan Koperasi
dan UKM
7 Perindustrian
Dinas Industri
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
7.1 29,48% 29,73% 29,98% 30,23% 30,48% 30,73% 30,98% Perdagangan Koperasi
Industri dan UKM
Dinas Industri
7.2 Pertumbuhan Industri 6.562 6.662 6.762 6.862 6,962 7.062 7.162 Perdagangan Koperasi
dan UKM
Dinas Industri
Peningkatan/pertumbuhan jumlah industri
7.4 0,06% 0,07% 0,15% 0,23% 0,31% 0,39% 0,47% Perdagangan Koperasi
kecil, menengah dan kreatif dan UKM
Dinas Industri
Jumlah tenaga kerja yang terserap industri
7.5 10.710 10.817 10.924 11.031 11.138 11.246 11.353 Perdagangan Koperasi
kecil, menengah dan kreatif dan UKM
Dinas Industri
Kontribusi sektor perdagangan terhadap
7.6 13,35% 13,35% 13,60% 13,85% 14,10% 14,35% 14,60% Perdagangan Koperasi
PDRB dan UKM
Kondisi Kinerja
Pada Awal Target Kinerja
Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja PD
No RPJMD
Pembangunan Daerah Penanggungjawab
(Baseline)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
10.1. Pedoman Transisi
Pedoman transisi dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan
perencanaan pembangunan daerah pada akhir periode RPJMD hingga
terpilihnya kepala daerah baru dan tersedianya dokumen RPJMD sebagai
hasil penjabaran visi dan misi kepala daerah terpilih. Pedoman transisi ini
juga dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada Pemerintah
Daerah agar lebih siap dalam menyusun dokumen rencana pembangunan
pada periode lima tahun berikutnya. Pada masa transisi tersebut
diperlukan sebuah acuan bagi penyusunan perencanaan tahun 2021 yaitu
didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2025, amanat Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur tahun 2020-2025,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-
2025 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
Suatu keberhasilan pembangunan yang tercantum dalam RPJMD
diindikasikan oleh sejauh mana berbagai outcome dapat tercapai dan
secara tepat memicu pencapaian sasaran (impact) RPJMD. Oleh karena
itu konsistensi, kerjasama, transparansi, inovasi dan tanggung jawab
semua pihak diperlukan agar target-target pembangunan yang telah
320
BAB X
ditetapkan dalam RPJMD tersebut dapat tercapai, dengan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 merupakan pedoman
bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun perencanaan tahunan
yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 sampai
dengan tahun 2021;
321
BAB X
7. DPRD berkewajiban membahas KUA-PPAS yang diajukan oleh Bupati
dalam rangka menyusun RAPBD untuk menjamin, menjaga
konsistensi dan kesinambungan sesuai dengan RPJMD Kabupaten
Ponorogo Tahun 2016-2021. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 tahun 2010 pasal 3 huruf c tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang
Tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan
bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD.
322
BAB X
Sosial Responsibility (CSR) dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) dari pelaku usaha, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
serta Lembaga Internasional.
BUPATI PONOROGO
323
BAB X