Anda di halaman 1dari 44

DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PENYUSUNAN MATERI TEKNIS


RENCANA TATA RUANG KSN KAWASAN PERKOTAAN
BITUNG-MINAHASA-MANADO

1
Konsideran Menimbang, Mengingat, Memutuskan & Menetapkan
Bab I Ketentuan Umum
DRAFT RANCANGAN
Bab II Peran dan Fungsi Rencana Tata Ruang serta Cakupan Kawasan
PERATURAN PRESIDEN Perkotaan Bimindo
Bab III Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
Bab IV Rencana Struktur Ruang:
tentang  Ren. Sistem Pusat Permukiman  Sis Jar. Telekomunikasi
 Sis Jar. Transportasi  Sis Jar. Sumber Daya Air
RENCANA TATA RUANG  Sis Jar. Energi  Sis Jar Prasarana Perkotaan
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
Bab V Rencana Pola Ruang  Kawasan Budidaya
KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO • Zona B1
 Kawasan Lindung
• Zona L1 • Zona B2
terdiri dari: • Zona L2 • Zona B3
• Zona L3 • Zona B4

12 BAB • Zona L4
• Zona L5


Zona B5
Zona B6

132 PASAL Bab VI Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Bimindo


 Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang
 Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang

Bab VII Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang


 Arahan Peraturan Zonasi
 Arahan Perizinan
 Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif
 Arahan Pengenaan Sanksi

Bab VIII Pengelolaan Kawasan Perkotaan Bimindo


Bab IX Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
Lampiran : Bab X Jangka Waktu dan Peninjauan Kembali
• Lampiran I Peta Rencana Struktur Ruang
• Lampiran II Peta Rencana Pola Ruang Bab XI Ketentuan Peralihan
2
• Lampiran III Indikasi Program Bab XII Ketentuan Penutup
BAB III
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
PENATAAN RUANG KAWASAN
PERKOTAAN BIMINDO

Pasal 7
TUJUAN PENATAAN RUANG

Pusat pertumbuhan Ekonomi berskala internasional


di Wilayah Timur Indonesia berbasis pariwisata,
perdagangan dan jasa, serta industri pengolahan
yang berdaya saing , adaptif terhadap bencana dan
berwawasan lingkungan.

3
FORMULASI TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Visi & Misi Nasional: Visi & Misi Sulawesi Utara: Kebijakan Kab/Kota:
Pusat Kegiatan Nasional yang Provinsi Sulawesi Utara sebagai pintu • Kota Bitung : industri pengolahan
berorintasi pada meningkatkan gerbang Indonesia ke kawasan Asia Timur dan pariwisata bahari.
spesialisasi fungsi pariwisata, dan Pasifik yang aman, nyaman, produktif • Kab. Minahasa : pertanian tanaman
industri pengolahan dengan dan berkelanjutan dengan berbasis pada pangan, pariwisata, dan
kelautan, perikanan, pariwisata, dan perlindungan ekosistem
tetap mempertahankan • Minahasa Utara : Pendukung
pertanian yang berdaya saing serta
budaya lokal mengutamakan pembangunan yang industri pengolahan berbasis
(RPJMN 2015-2019 Kawasan agrobisnis dan pariwisata
berwawasan lingkungan
Perkotaan Metropolitan Bimindo)
• Manado : Pariwisata bertaraf
internasional yang didukung
perdagangan dan jasa
• Tomohon : Pariwisata berbasis
lingkungan

POTENSI DAN MASALAH KONSEPSI PENGEMBANGAN


• Pusat pertumbuhan Tujuan Penataan Ruang • Pusat Pertumbuhan
• Rencana pengembangan kaw. Ekonomi Indonesia
Potensi ekonomi berbasis KSN Bimindo
industri, pariwisata,
Timur
pertanian, perjas • Pariwisata & Industri
• Mitigasi & Adaptasi
• Hub Internasional Wilayah Pusat pertumbuhan Ekonomi Bencana
Timur Indonesia berskala internasional di Wilayah
• Konektivitas Manado – Bitung
Timur Indonesia berbasis pariwisata,
• Kebencanaan perdagangan dan jasa, serta
• Degradasi Lingkungan industri pengolahan yang berdaya
• Ekosistem DAS Tondano
saing , adaptif terhadap bencana
• Jumlah Penduduk
dan berwawasan lingkungan.
4
• Tenaga kerja sektor tersier
BAB III
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
PENATAAN RUANG KAWASAN
PERKOTAAN BIMINDO

Pasal 8
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

1. Pengembangan dan pemantapan sistem kota secara hierarkis dan terintegrasi dalam bentuk
Perkotaan Inti dan Perkotaan di Sekitarnya sesuai dengan fungsi dan perannya didukung dengan

STRUKTUR
sistem jaringan infrastruktur yang handal.

RUANG
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air, serta sarana prasarana Kawasan Perkotaan Bimindo yang
handal, merata, dan terpadu.
3. Penetapan dan peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas Kawasan Lindung dan RTH dengan
memperhatikan upaya pencegahan bencana untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

RUANG
4. Penetapan dan pemantapan Kawasan Budi Daya sesuai dengan kapasitas daya dukung lingkungan

POLA
dan kesesuaian lahan dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
5. Pengembangan ekonomi berskala internasional dan nasional berbasis pariwisata, perdagangan
jasa, serta industri pengolahan pertanian dan perikanan di Kawasan Perkotaan Bimindo.
6. peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan pembangunan melalui kerjasama

KEOLA
TATA
antardaerah, kemitraan pemangku kepentingan, dan penguatan peran Masyarakat.

5
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI ARAHAN PROGRAM
Pengembangan dan a. Menetapkan kawasan Perkotaan Inti sebagai pusat kegiatan a. Pemantapan dan Percepatan Pengembangan Fungsi
Penataan Ruang utama kawasan dan Kawasan Perkotaan di Sekitarnya sebagai Kawasan Perkotaan Inti
pemantapan sistem
Kawasan Perkotaan kota secara hierarkis
pusat pendukung yang memiliki fungsi khusus, berhierarki, dan
interdependen;
b. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kawasan
Perkotaan disekitarnya
Bimindo bertujuan dan terintegrasi b. mengembangkan pusat Kawasan Perkotaan di Sekitarnya yang c. Pengembangan Pusat Kegiatan Baru Pendukung Fungsi
dalam bentuk dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana transportasi dan Kawasan Perkotaan Inti Bimindo
untuk mewujudkan Perkotaan Inti dan sistem angkutan massal; d. Penyelerasan Fungsi Pusat Kegiatan dalam Kawasan
c. meningkatkan keterkaitan antara Kawasan Perkotaan Inti dan Perkotaan Inti dan Sekitarnya
Kawasan Perkotaan Perkotaan di Kawasan Perkotaan di Sekitarnya dengan kawasan perdesaan e. Pengendalian Fungsi Kawasan Perkotaan Inti yang sudah
Bimindo sebagai pusat Sekitarnya sesuai untuk mendorong berkembangnya potensi sektor pariwisata, berkembang
dengan fungsi dan pertanian, perikanan dan industri agro; f. Pengembangan Potensi Ekonomi Kawasan Perkotaan Inti dan
pertumbuhan wilayah perannya didukung d. mempertahankan fungsi pusat kegiatan yang sudah ada secara Kawasan Perkotaan Sekitarnya
optimal; g. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kawasan
dan pusat dengan sistem e. mengendalikan pusat kegiatan yang berkembang tidak sesuai Perkotaan Inti dan Sekitarnya
jaringan dengan fungsi dan peran serta daya dukung dan daya tampung
perekonomian infrastruktur yang lingkungan; dan
berskala internasional handal f. mendorong berfungsinya pusat kegiatan baru di Kawasan
Perkotaan Bimindo
di Wilayah Timur a. Pengembangkan keterpaduan sistem jaringan transportasi darat, a. Pembangunan Sistem Transportasi Masal Kawasan Perkotaan
Peningkatan kualitas
Indonesia berbasis dan jangkauan perkeretaapian, transportasi laut dan transportasi udara untuk Bimindo
menjamin aksesibilitas yang tinggi baik ke dalam maupun ke luar b. Peningkatan Akses Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan
pariwisata, pelayanan jaringan Kawasan Perkotaan Bimindo; Bimindo
prasarana b. mengembangkan transportasi massal yang terintegrasi dengan c. Pemantapan Jaringan Jalan Arteri Primer dan Kolektor Primer
perdagangan dan jasa, transportasi, energi, moda transportasi lainnya; (JKP-1)
serta industri telekomunikasi,sum c. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi
listrik untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat di Kawasan
d. Pengembangan Jaringan Jalan Bebas Hambatan Manado –
Tomohon – Amurang – Isimu - Gorontalo
pengolahan yang ber daya air, serta Perkotaan Bimindo; e. Pengembangan Jaringan Kereta Api Perkotaan Bimindo
sarana prasarana d. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya air melalui f. Pengembangan Pelabuhan & Bandara
berdaya saing , adaptif Kawasan Perkotaan upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta g. Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan
pengendalian daya rusak air; h. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional
terhadap bencana dan Bimindo yang
e. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air Bimindo
handal, merata, dan
berwawasan terpadu
limbah, drainase, dan persampahan secara terpadu antarkawasan
di Kawasan Perkotaan Bimindo dilaksanakan melalui kemitraan
i. Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
Regional Bimindo
lingkungan. antara pemerintah dan Masyarakat serta kerja sama Antardaerah j. Penyediaan Tempat Pembuangan Akhir Regional Bimindo
k. Pengembangan Sistem Mitigasi Bencana & Evakuasi Bencana

Penetapan dan a. menetapkan dan memantapkan Kawasan Lindung a. Pemantapan dan Perlindungan Fungsi Kawasan Lindung
b. mengembalikan fungsi Kawasan Lindung bagi kawasan- kawasan b. Pemantapan dan Perlindungan Fungsi Kawasan Perlindungan
peningkatan fungsi,
lindung yang telah beralih fungsi menjadi Kawasan Budi Daya Setempat (Sempadan Pantai, Sungai,
kuantitas, dan dengan merehabilitasi dan merevitalisasi Kawasan Lindung dari Waduk/Danau/Embung, & RTH)
kualitas Kawasan kerusakan fungsi lindung; c. Pemantapan dan Perlindungan Fungsi Kawasan Konservasi
Lindung dan RTH c. mengendalikan secara ketat kegiatan pembangunan di Kawasan (Suaka Alam, Suaka Margasatwa, Cagar Alam, Taman
Budi Daya yang berbatasan dengan Kawasan Lindung; Nasional, Taman Wisata Alam, Cagar Budaya, Taman Hutan
dengan
d. mencegah terjadinya alih fungsi lahan Kawasan Lindung dengan Raya)
memperhatikan tetap mempertahankan fungsi lindungnya; d. Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Lindung
upaya pencegahan e. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi e. Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Perlindungan Setempat
bencana untuk lingkungan berbasis WS dan DAS; f. Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Konservasi Sumber
f. menerapkan persyaratan pembangunan sesuai dengan ketentuan Daya Air, Bendungan, Danau, dan Bangunan Penampung Air
mendukung
peraturan perundang-undangan dan mempertahankan daya Lainnya
pembangunan dukung dan daya tampung lingkungan untuk mencegah g. Penetapan Kawasan RTH Perkotaan Bimindo
berkelanjutan timbulnya kerusakan lingkungan hidup; 6
g. menetapkan dan memantapkan RTH paling sedikit 30%
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI ARAHAN PROGRAM
Penetapan dan pemantapan a. menetapkan dan memantapkan lokasi dan kegiatan budi daya di a. Penetapan Lahan Pertanian Pangan
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Bimindo yang meliputi permukiman, Berkelanjutan (LP2B)
Kawasan Budi Daya sesuai
Kawasan Perkotaan dengan kapasitas daya dukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, b. Pengembangan Kawasan Lumbung Pangan
pertanian, hutan produksi, serta pertahanan dan keamanan Nasional Kab. Minahasa & Minahasa Utara
Bimindo bertujuan lingkungan dan kesesuaian Negara dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial, c. Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
lahan dengan budaya dan lingkungan; & Peningkatan Fungsi Kawasan
untuk mewujudkan mempertimbangkan kearifan b. mengembangkan kegiatan perkotaan yang meliputi permukiman, Peruntukan Zona B1 (Kep. Sangat Tinggi -
Kawasan Perkotaan lokal perdagangan dan jasa, serta industri secara terpadu sesuai Tinggi)
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan d. Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
Bimindo sebagai c. Mengembangkan kegiatan pariwisata alam, budaya dan buatan & Peningkatan Fungsi Kawasan
pusat pertumbuhan yang berdaya saing dan berkelanjutan serta mengangkat kearifan
lokal. e.
Peruntukan Zona B2 (Kep. Tinggi - Sedang)
Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
wilayah dan pusat d. mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa skala & Peningkatan Fungsi Kawasan
internasional, nasional, regional, dan lokal sesuai fungsi dan peran Peruntukan Zona B3 (Kep. Sedang)
perekonomian masing-masing kawasan perkotaan di Bimindo f. Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
berskala e. mengembangkan kegiatan industri yang berbasis inovasi,
berteknologi tinggi, dan ramah lingkungan
& Peningkatan Fungsi Kawasan
Peruntukan Zona B4 (Kep. Sedang –
internasional di f. mempertahankan dan merehabilitasi lahan pertanian pangan Rendah)
berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan fungsi daya dukung g. Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
Wilayah Timur lingkungan. & Peningkatan Fungsi Kawasan
Indonesia berbasis g. mempertahankan Kawasan Budi Daya hutan produksi yang ada Peruntukan Zona B5 (Kep. Rendah)
untuk menjaga fungsi hidro-orologis dan hidrogeologis daerah h. Rehabilitasi, Revitalisasi, Pengembangan,
pariwisata, tangkapan air. & Peningkatan Fungsi Kawasan
Peruntukan Zona B6 (Kep. Sangat Rendah)
perdagangan dan
Pengembangan ekonomi a. mendorong pengembangan sentra-sentra kawasan ekonomi baru a. Pengembangan, Peningkatan, dan
jasa, serta industri dalam bidang pariwisata, perdagangan dan jasa, pengolahan hasil Pemantapan Fasilitas Pusat Perekonomian
berskala internasional dan
pengolahan yang nasional berbasis pariwisata, produksi pertanian dan perikanan, serta industri agro; Berskala Internasional
b. mengembangkan dan meningkatkan kerjasama peningkatan nilai b. Pengembangan Pusat Kegiatan
berdaya saing , perdagangan jasa, serta industri tambah produksi, pemasaran, dan pengemasan komoditas Perekonomian Baru Perkotaan Bimindo
pengolahan pertanian dan unggulan di Kawasan Perkotaan Bimindo; c. Pengembangan Kegiatan Pariwisata Alam
adaptif terhadap perikanan di Kawasan c. Mengembangkan kerja sama promosi peluang investasi di dan Bahari
bencana dan Perkotaan Bimindo Kawasan Perkotaan Bimindo;dan d. Pengembangan Kegiatan Budidaya
d. mengembangkan kegiatan budi daya darat dan laut yang berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan Darat &
berwawasan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim global. Laut
lingkungan. e. Pengembangan Sentra Industri Kecil
Menengah dan Kawasan Industri

peningkatan koordinasi, a. mengembangkan lembaga kerjasama antardaerah yang berfungsi a. Pembentukan Lembaga Pengelola
sinkronisasi dan keterpaduan untuk melakukan koordinasi, fasilitasi kerjasama, dan kemitraan Kawasan Perkotaan Bimindo
dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pembangunan b. Koordinasi dan Kerjasama Antar Level
pembangunan melalui
Kawasan Perkotaan Bimindo; Pemerintahan, Daerah, dan Sektor
kerjasama antardaerah, b. meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi pembangunan antara c. Pelibatan Masyarakat dalam
kemitraan pemangku Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah Pengembangan Kawasan Perkotaan
kepentingan, dan penguatan kabupaten/kota; dan Bimindo
peran Masyarakat c. mendorong penguatan peran Masyarakat dalam proses
perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang perkotaan.
7
BAB IV Pasal 16
RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN Rencana sistem pusat permukiman terdiri
PERKOTAAN BIMINDO atas pusat kegiatan di Kawasan
Perkotaan Inti dan pusat kegiatan di
Kawasan Perkotaan di Sekitarnya.

Pasal 17
PERKOTAAN INTI
a. KOTA MANADO, dengan fungsi:
1. Pusat pemerintahan provinsi;
2. pusat pemerintahan kota;
3. pusat perdagangan dan jasa skala internasional,
nasional, dan regional;
4. pusat pelayanan pendidikan tinggi;
5. pusat pelayanan olahraga skala internasional, nasional,
dan regional;
6. pusat pelayanan kesehatan skala internasional,
nasional, dan regional;
7. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang
regional;
8. pusat pelayanan transportasi laut nasional;
9. pusat pelayanan transportasi udara internasional dan
nasional;
10. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
11. pusat kegiatan pariwisata; dan
12. pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.

b. KOTA BITUNG, dengan fungsi :


1. pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
2. pusat kegiatan industri;
3. pusat perdagangan dan jasa skala regional;
4. pusat pelayanan sistem angkutan umum barang
internasional dan regional;
5. pusat kegiatan pariwisata; dan
6. pusat kegiatan perikanan. 8
BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERKOTAAN BIMINDO
Pasal 18
PERKOTAAN SEKITARNYA
a. Kawasan Perkotaan Airmadidi di Kabupaten f. Kawasan Perkotaan Tomohon di Kota Tomohon, dengan fungsi:
Minahasa Utara, dengan fungsi: 1. pusat pemerintahan;
1. pusat pemerintahan; 2. pusat kegiatan pariwisata; dan
2. pusat perdagangan dan jasa skala regional; 3. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan barang
3. pusat kegiatan pariwisata; regional
4. pusat kegiatan pertanian; dan
g. Kawasan Perkotaan Tondano di Kabupaten Minahasa, dengan
5. pusat pelayanan sistem angkuan umum
fungsi:
penumpang dan barang regional.
1. pusat pemerintahan;
b. Kawasan Perkotaan Likupang di Kabupaten 2. pusat kegiatan pariwisata; dan
Minahasa Utara, dengan fungsi : 3. pusat pelayanan pendidikan tinggi;
1. pusat kegiatan pariwisata; 4. pusat kegiatan pertanian; dan
2. pusat kegiatan pertanian; 5. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan
3. pusat kegiatan perikanan; dan regional.
4. pusat pelayanan sistem angkutan umum
penumpang. h. Kawasan Perkotaan Tanawangko di Kabupaten Minahasa, dengan
fungsi:
c. Kawasan Perkotaan Tetelu di Kabupaten 1. pusat kegiatan perikanan;
Minahasa Utara sebagai pusat kegiatan 2. pusat kegiatan pertanian; dan
pertanian. 3. pusat kegiatan pariwisata.
d. Kawasan Perkotaan Munte di Kabupaten
i. Kawasan Perkotaan Koka di Kabupaten Minahasa, dengan fungsi :
Minahasa Utara, dengan fungsi:
1. pusat kegiatan perdagangan dan jasa; dan
1. pusat kegiatan perikanan; dan
2. pusat kegiatan peternakan.
2. pusat kegiatan pertanian.

e. Kawasan Perkotaan Wori di Kabupaten Minahasa j. Kawasan Perkotaan Pineleng di Kabupaten Minahasa, dengan
Utara, dengan fungsi: fungsi:
1. pusat kegiatan pertanian; dan 1. pusat pelayanan pendidikan tinggi;
2. pusat kegiatan perikanan. 2. pusat pertanian; dan 9
3. pusat perdagangan dan jasa.
BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN
PERKOTAAN BIMINDO
Pasal 22
Jaringan jalan arteri Primer
Jaringan jalan arteri primer:
• Bts. Kota Manado – Tomohon;
• Jln. Samratulangi (Manado);
• Jln. Suprapto (Lembong) (Manado);
• Kairagi - Bts. Kota Manado;
• Jln. Yos Sudarso (Manado);
• Jln. R. Martadinata (Manado);
• Jln. Jenderal Sudirman (Manado);
• Jln. Maesa (akses Terminal Liwas) (Manado);
• Kairagi – Mapanget;
• Airmadidi – Kairagi;
• Wori - Bts. Kota Manado;
• Jln. Hasanudin (Manado);
• Jln. KS. Tubun (Manado);
• Jln. Panjaitan (Manado);
• Jln. Pogidon (Manado);
• Bts. Kota Bitung – Kauditan;
• Jln. Sam Ratulangi (Bitung)
• Jln. Ir. Soekarno (Bitung)
• Jln. Sompotan (Bitung);
• Jln. Moh Hatta (Bitung);
• Jln. Yos Sudarso (Bitung);
• Jln. W. Maramis (Bitung);
• Jln. Wolter Monginsidi (Bitung);
• Kauditan (by pass) - Air Madidi;
• Tomohon – Kawangkoan; dan
• Tondano - Wasian - Kokas - Langowan –
10
Kawangkoan.
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DARAT

Rencana Jaringan Jalan Pasal 27


Pasal 23 Terminal Penumpang
Jaringan jalan Kolektor primer:
Terminal Tipe A:
a. Jln Manado Outer Ring Road (MORR);
a. Terminal Malalayang di Kec. Malalayang (Kota
b. Tumpaan - Bts. Kota Manado;
Manado);
c. Jln. Monginsidi (Manado);
b. Terminal Liwas di Kec. Paal Dua (Kota Manado);
d. Jln. Bethesda (Manado);
c. Terminal Tangkoko di Kec. Matuari (Kota Bitung); dan
e. Zero point - Jln. Pierre Tendean (Manado);
d. Terimnal Kakas di Kecamatan Kakas
f. Jln. Pierre Tendean (Boulevard) (Manado);
g. Girian (Bitung) – Likupang;
h. Likupang – Wori; Terminal Tipe B:
i. Wori - Bts. Kota Manado; a. Terminal Paal Dua di Kec. Paal Dua (Kota Manado);
j. Kema – Rumbia; b. Terminal Kerombasan di Kec. Wanea (Kota
k. Girian - Kema (Makalisung); Manado);
l. Airmadidi - Bts. Kota Tondano; c. Terminal Airmadidi di Kec. Airmadidi (Kab. Minahasa
m. Jln. W. Maramis (Tondano); Utara);
n. Jln. Imam Bonjol (Tondano); d. Terminal Likupang di Kec. Likupang (Kab.Minahasa
o. Jln. Samratulangi (Tondano); dan Utara);
p. Jln. Boulovard (Tondano). e. Terminal Beriman di Kec. Tomohon Timur (Kota
Pasal 24 Tomohon);
Jaringan jalan bebas hambatan: f. Terminal Tondano di Kec. Tondano Barat (Kab.
a. Manado - Bitung; Minahasa);
b. Manado - Tomohon; g. Terminal Tanawangko di Kec. Tombariri (Kab.
c. Kairagi – Mapanget; dan Minahasa)
d. Tomohon – Amurang.
11
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DARAT
Ternate, Sangihe, China,
Kereta Api Antarkota Talaud, Sitaro Amerika,
Kereta Api Perkotaan Eropa
Pasal 31
Jalur Kereta Api
Jaringan jalur kereta api umum
MUNTE KEK
Likupang
1. Jaringan jalur kereta api antarkota terdiri atas: LIKUPANG
a. jaringan jalur kereta api lintas barat Pulau
Sulawesi Bagian Utara yang
WORI
menghubungkan Makassar – Manado; dan
b. jaringan jalur kereta api yang
menghubungkan Manado – Bitung.
`
MAPANGET TETELU

2. Jaringan jalur kereta api perkotaan terdiri dari


jalur Minahasa (Kalasey) – Manado (Bandara) – Surabaya,
MANADO
Minahasa Utara (Likupang). Makassar, BITUNG
Denpasar
AIR MADIDI
KEK Jembatan
KOKA Bitung
PINELENG Lembeh
KEMA
TANAWANGKO
Merauke,
Morotai, Ternate,
Jayapura
TOMOHON

TONDANO

Surabaya,
Makassar,
Denpasar
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI LAUT
Ternate, Sangihe, China, Jaringan trayek pelayaran internasional/luar negeri
Talaud, Sitaro Amerika,
Eropa Jaringan trayek pelayaran domestic/dalam negeri
Pasal 34
Tatanan kepelabuhan :
a. International Hub Port/Pelabuhan Utama yaitu
MUNTE KEK Pelabuhan Bitung di Kota Bitung.
Likupang
LIKUPANG b. Rencana pelabuhan pengumpul :Pelabuhan
Manado di Kec. Wenang pada Kota Manado.
WORI c. Rencana pengembangan pelabuhan regional /
pengumpan primer yaitu Pelabuhan Likupang
` dan Pelabuhan Munte Kab. Minahasa Utara
MAPANGET TETELU

d. Pelabuhan Pengumpan Lokal meliputi:


(1) Pel. Tanahwangko, Pel. Kora kora,
Surabaya,
MANADO
Makassar, BITUNG
Pel.Ratatotok, Pel. Bentenan di Kab.
Denpasar Minahasa;
AIR MADIDI
KEK Jembatan (2) Pel. Mantehage, Pel. Nain, Pel. Gangga, Pel.
KOKA Bitung
PINELENG Lembeh Bangka, Pel.Talise, Pel. Kema di Kab.
KEMA
TANAWANGKO
Merauke, Minahasa Utara,
Morotai, Ternate,
Jayapura (3) Pel. Bunaken, Pel. Siladen, Pel. Tumumpa,
TOMOHON
Pel. Manado Tua di Kota Manado,
TONDANO

(4) Pel. Lembeh dan Pel. Bitung di Kota Bitung


Pasal 35
Jaringan trayek pelayaran laut terdiri atas:
a. Jaringan trayek dalam negeri, yaitu jaringan
yang menghubungkan Pelabuhan Utama Bitung
dengan pelabuhan nasional lainnya; dan
b. Jaringan trayek internasional, yaitu jaringan
yang menghubungkan Pelabuhan Utama Bitung
Surabaya, dan pelayaran internasional melalui Alur Laut
Makassar, Kepulauan Indonesia.
Denpasar 13
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI UDARA
Ternate, Sangihe,
Talaud, Sitaro Alur penerbangan domestik
Alur penerbangan internasional
China, Asia
Bandara Internasional

MUNTE KEK
Bandara pengumpan
Likupang
LIKUPANG

Pasal 36
Tatanan kebandarudaraan terdiri atas:
WORI
a. bandar udara umum yaitu Bandar
` Udara Internasional Sam Ratulangi
MAPANGET TETELU di Kecamatan Mapanget pada Kota
Manado yang berfungsi sebagai
bandar udara pengumpul dengan
Surabaya,
Makassar,
MANADO
BITUNG
skala pelayanan primer untuk
Denpasar pelayanan pesawat udara dengan
AIR MADIDI
Jembatan
rute penerbangan dalam negeri dan
KEK
PINELENG
KOKA Bitung
Lembeh luar negeri, serta berfungsi sebagai
KEMA
TANAWANGKO
pangkalan udara militer;
Penerbangan dari b. pengembangan bandar udara Pulau
Pulau Lembeh
Lembeh sebagai bandar udara
TOMOHON
pengumpan di Kecamatan Lembeh
TONDANO
Utara pada Kota Bitung; dan
c. bandar udara khusus diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

14
BAB IV RENCANA JARINGAN ENERGI

Pembangkit Listrik

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

Saluran Udara Tegangan Tinggi


MUNTE KEK
Likupang
LIKUPANG Pasal 38
Pembangkit tenaga listrik:
WORI
a. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama di
Kecamatan Kembuan pada Kabupaten Minahasa;
b. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tanggari I di Kecamatan
Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
MAPANGET TETELU
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tanggari II di Kecamatan
Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
d. Pembangkit Listrik Tenaga Air Sawangan di Kecamatan
MANADO Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
BITUNG
e. Pembangkit Listrik Tenaga Air Minahasa Utara I, II dan
AIR MADIDI III di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa
KEK Utara;
KOKA Bitung
PINELENG
KEMA
f. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung di Kecamatan
TANAWANGKO Maesa pada Kota Bitung;
g. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Bunaken di Kecamatan
TOMOHON
Bunaken Kepulauan pada Kota Manado;
h. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kecamatan
TONDANO Likupang pada Kabupaten Minahasa Utara;
i. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong I, II,
III, IV, V, dan VI di Kecamatan Tomohon Selatan pada
Kota Tomohon;
j. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Airmadidi di
Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
k. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Dua
Saudara di Kecamatan Madidir pada Kota Bitung;
l. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Minahasa di Kecamatan
Likupang pada Kabupaten Minahasa Utara; dan
m. Pembangkit Listrik Tenaga Samudra Pulau Lembeh di
Kecamatan Lembeh Selatan pada Kota Bitung

15
BAB IV RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Sentral Telekomunikasi

STO

Jaringan Kabel Primer

MUNTE
Pasal 38
KEK
Likupang
LIKUPANG Sentral Telepon Otomat, meliputi:
a. Sentral Telepon Otomat di Kota
WORI Manado;
b. Sentral Telepon Otomat di Kota Bitung;
MAPANGET TETELU
c. Sentral Telepon Otomat di Kota
Tomohono;
d. Sentral Telepon Otomat di Kabupaten
MANADO
Minahasa; dan
AIR MADIDI
e. Sentral Telepon Otomat di Kabupaten
KEK Minahasa Utara.
KOKA Bitung
PINELENG
KEMA
TANAWANGKO

TOMOHON

TONDANO

16
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN PERKOTAAN – SPAM

Intake/ Sumber Air Baku

Instalasi Pengolahan Air

Jaringan Pipa Transmisi

MUNTE KEK
Jaringan Pipa Distribusi Utama
Likupang
LIKUPANG
Pasal 42
WORI
SPAM jaringan perpipaan
a. unit produksi air minum meliputi:
1. SPAM Regional Bimatara meliputi Instalasi
MAPANGET TETELU Pengolahan Air Bimatara di Kecamatan
Kalawat pada Kabupaten Minahasa Utara;
2. SPAM Mapanget di Kecamatan Mapanget
MANADO
pada Kota Manado;
3. SPAM Girian, SPAM Maesa, SPAM Madidir,
AIR MADIDI
KEK
SPAM Ronowulu pada Kota Bitung;
PINELENG
KOKA
KEMA
Bitung
4. SPAM Tomohon pada Kota Tomohon;
TANAWANGKO 5. SPAM Likupang Timur dan SPAM Airmadidi
TOMOHON
pada Kabupaten Minahasa Utara;
6. SPAM Kawasan Rawan Air di Kecamatan
TONDANO
Kema, Kecamatan Likupang Barat, dan
Kecamatan Kalawat pada Kabupaten
Bendungan Minahasa Utara; dan
Kuwil Kawangkoan 7. SPAM Kali Peneleng, SPAM Sonder, SPAM
(SPAM Regional
Kawangkoan, SPAM Tondano Barat dan
Bimatara)
Tondano Selatan, SPAM Tondano Timur dan
Tondano Utara pada Kabupaten Minahasa.
b. unit distribusi air minum ditetapkan di Kota
Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon,
Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa
Utara.
17
BAB IV RENCANA SISTEM JARINGAN PERKOTAAN – PERSAMPAHAN

TPA Regional

TPA

Jaringan Pelayanan

MUNTE KEK
Pasal 45
LIKUPANG
Likupang
Lokasi TPA di Kawasan Perkotaan Bimindo:
a. TPA Regional Mamitarang di Kecamatan
WORI
Wori pada Kabupaten Minahasa Utara dan
Kecamatan Mapanget pada Kota Manado;
TPA REGIONAL
MAMITARANG
b. TPA Sumompo di Kecamatan Tuminting pada
MAPANGET TETELU
Kota Manado;
c. TPA Aertembaga di Kecamatan Aertembaga
MANADO pada Kota Bitung;
d. TPA Tara tara di Kecamatan Tomohon Barat
AIR MADIDI
KEK pada Kota Tomohon; dan
KOKA Bitung
PINELENG
KEMA e. TPA Kulo dan TPA Kawangkoan pada
TANAWANGKO
Kabupaten Minahasa.
TOMOHON

TPA Regional melayani Kota Manado, sebagian


TONDANO wilayah Kota Bitung, sebagian wilayah Kabupaten
Minahasa, dan sebagian wilayah Kabupaten
Minahasa Utara

18
BAB IV PETA RENCANA STRUKTUR RUANG
Pasal 46

19
BAB V
RENCANA POLA RUANG
KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
Pasal 47
Rencana Pola Ruang ditetapkan dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan
peruntukannya sebagai Kawasan Lindung dan
Kawasan Budi Daya berdasarkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan.

20
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 49 - 51
• Mencegah terjadinya erosi

L1
KAWASAN YANG MEMBERIKAN
• Menjaga fungsi hidrologis tanah
PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN • Memberikan ruang bagi resapan air
BAWAHNYA • Menjaga ekosistem makro kawasan

LUAS : 35.922,60 Ha
Lingkup :
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Resapan Air
• Kawasan dengan kemiringan • Kawasan yang berfungsi
lereng lebih dari 40 persen sebagai daerah resapan air
• Kawasan hutan yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan
perundang - undangan

Ditetapkan :
• Kota Manado : Kec Bunaken, Kec. Kep. Bunaken, dan Kec. Mapanget
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Girian, Kec. Lembeh Selatan, Kec. Lembeh
Utara, Kec. Madidir, Kec. Maesa, Kec. Matuari, dan Kec. Ranowulu.
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat, Kec. Tomohon Selatan, Kec. Tomohon
Tengah, Kec. Tomohon Timur, dan Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa : Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec. Kawangkoan,
Kec. Kawangkoan Barat, Kec. Kombi, Kec. Langowan Barat, Kec. Langowan Selatan,
Kec. Pineleng, Kec. Remboken, Kec. Sonder, Kec. Tombariri, Kec. Tombulu, Kec.
Tompaso Barat, Kec. Tondano Barat, Kec. Tondano Timur, dan Kec. Tondano Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Airmadidi, Kec. Dimembe, Kec.
Kauditan, Kec. Kema, Kec. Likupang Barat, Kec. Likupang Selatan, Kec. Likupang
Timur, Kec. Talawaan dan Kec. Wori.

21
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 52 - 56

L2 KAWASAN PERLINDUNGAN Melindungi pantai, sungai, danau/waduk


dan RTH Kota dari kegiatan budidaya yang
SETEMPAT dapat mengganggu kelestarian fungsinya

LUAS : 14.969.14 Ha
Lingkup :
Sempadan Pantai Sempadan Sungai
• Daratan sepanjang tepian laut dengan • Sungai tidak bertanggul di dalam
jarak paling sedikit 100 m, dari titik kawasan perkotaan
pasang tertinggi • Sungai tidak bertanggul di luar
• jarak proporsional terhadap bentuk kawasan perkotaan
fisik pantai • Sungai bertanggul di dalam kawasan
Sempadan Danau perkotaan
• Sungai bertanggul di luar kawasan
• Daratan dengan jarak 50 m perkotaan
• jarak proporsional terhadap bentuk
fisik pantai
RTH Kota
• RTH Publik
Ditetapkan : • RTH Privat

• Kota Manado : Kec. Bunaken, Kec. Malalayang, Kec. Mapanget, Kec. Pall Dua,
Kec. Sario, Kec. Singkil, Kec. Tikala, Kec. Tuminting, Kec. Wanea, dan Kec. Wenang.
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Girian, Kec. Lembeh Selatan, Kec.
Lembeh Utara, Kec. Madidir, Kec. Maesa, Kec. Matuari, dan Kec. Ranowulu
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat, Kec. Tomohon Selatan, Kec. Tomohon
Tengah, Kec. Tomohon Timur, dan Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa : Kec. Eris, Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Kawangkoan, Kec. Kawangkoan Barat Kec. Kawangkoan Utara, Kec. Kombi, Kec.
Langowan Barat, Kec. Langowan Selatan, Kec. Langowan Timur, Kec. Langowan Utara,
Kec. Lembean Timur, Kec. Mandolang, Kec. Pineleng, Kec. Remboken, Kec. Sonder, Kec.
Tombariri, Kec. Tombariri Timur, Kec. Tombulu, Kec. Tompaso, Kec. Tompaso Barat,
Kec. Tondano Barat, Kec. Tondano Selatan, Kec. Tondano Timur, dan Kec. Tondano
Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Airmadidi, Kec. Dimembe, Kec.
22Selatan, Kec.
Kalawat, Kec. Kauditan, Kec. Kema, Kec. Likupang Barat, Kec. Likupang
Likupang Timur, Kec. Talawaan, dan Kec. Wori
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 57 - 63

L3
Mengawetkan keanekaragaman tumbuhan
KAWASAN KONSERVASI dan satwa dalam rangka mencegah
kepunahan spesies dan kelestarian hayati.

LUAS : 16.207,59 Ha
Lingkup :
Cagar Alam Taman Wisata Alam
• Memiliki keanekaragaman flora • Mempunyai daya tarik alam berupa
dan/atau fauna tumbuhan, satwa atau bentang alam
• Mempunyai kondisi alam masih • Mempunyai luas yang cukup untuk
asli dan belum terganggu menjamin kelestarian potensi dan
• Memiliki formasi biota tertentu daya tarik alam

Suaka Margasatwa Taman Nasional


• Merupakan tempat hidup dan • Memiliki sumber daya alam hayati
perkembangbiakan suatu jenis dan ekosistem yang khas dan unik
langka/dan hamper punah • Mempunyai luas yang cukup untuk
• Memiliki keanekaragaman satwa menjamin kelangsungan proses
tinggi ekologis secara alami

Ditetapkan :
• Cagar Alam Dua Saudara, Cagar Alam Tangkoko – Batu Angus, Cagar
Alam Gunung Lokon.
• Suaka Alam Laut Selat Lembeh, Suaka Alam Laut Sidat,
• Suaka Margasatwa Gunung Manembo Nembo
• Taman Nasional Laut Bunaken
• Taman Wisata Alam Batu Putih
• Taman Wisata Alam Batu Angus
• Taman Hutan Raya Gunung Tumpa.

23
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 64 - 66

L4 KAWASAN LINDUNG GEOLOGI Melindungi keunikan bentang alam

LUAS : 8.070,51 Ha
Lingkup :
Cagar Alam Geologi
• Kawasan yang memiliki keunikan batuan dan fosil,
keunikan bentang alam, dan keunikan proses geologi atau
keunikan lainnya.
Kawasan Perlindungan Air Tanah
• kawasan sempadan mata air merupakan daratan di
sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk
mempertahankan fungsi mata air

Ditetapkan :
• Kota Manado : Kec. Pall Dua, Kec. Tikala, dan Kec. Wanea
• Kabupaten Minahasa : Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Kawangkoan Barat, Kec. Kombi, Kec. Langowan Selatan,
Kec. Lembean Timur, Kec. Mandolang, Kec. Pineleng, Kec.
Sonder, Kec. Tombariri, dan Kec. Tombulu

24
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 67 - 69

L5 KAWASAN LINDUNG LAINNYA

LUAS : 3.795,44 Ha
Lingkup :
Cagar Budaya
Melindungi kekayaan budaya berupa peninggalan sejarah,
bangunan arkeologi, dan monumen yang berguna bagi
pengembangan limu pengetahuan

Kawasan Pantai Berhutan Bakau

kawasan pantai berhutan bakau koridor di sepanjang pantai


dengan lebar paling sedikit 130 kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut
terendah ke arah darat

Cagar Budaya ditetapkan :


• Kota Manado : Kec. Tuminting dan Kec. Wenang
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Tengah dan Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Kawangkoan Barat, Kec.
Mandolang, Kec. Pineleng, dan Kec. Tombariri

Pantai Berhutan Bakau ditetapkan :


• Kota Manado : Kec. Bunaken
• Kota Bitung : Kec. Lembeh Selatan, Lembeh Utara, Matuari
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Kauditan, Wori, Likupang
Timur, Likupang Barat, Likupang Selatan
25
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 71

B1
Daya Dukung Lingkungan Tinggi, Pelayanan
KAWASAN DAYA DUKUNG TINGGI- Prasarana dan Sarana Tinggi, Intensitas Tinggi,
SARPRAS TINGGI Skala Internasional/Nasional-Regional

LUAS : 10.699,99 Ha
Lingkup :
B1
• Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Tinggi
• Kawasan Peruntukan Pemerintahan Provinsi/Kota/Kecamatan
• Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Skala Internasional, Nasional
dan Regional
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Pendidikan Tinggi
• Kawasan Peruntukan Pelayanan olahraga skala nasional, regional, dan lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Kesehatan Skala Internasional, Nasional,
dan Regional
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Transportasi Udara dan Laut Skala
Internasional, Nasional dan Regional
• Kawasan Peruntukan Industri
• Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
• Kawasan Peruntukan Pariwisata
• Kawasan Peruntukan pertemuan, pameran dan sosial budaya

Ditetapkan :
• Kota Manado : Kec. Bunaken, Kec. Kep. Bunaken, Kec. Malalayang, Kec.
Mapanget, Kec. Pall Dua, Kec. Sario, Kec. Singkil, Kec. Tikala, Kec. Tuminting, Kec.
Wanea, Kec. Wenang
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Girian, Kec. Lembeh Selatan, Kec.
Lembeh Utara, Kec. Madidir, Kec. Maesa, Kec. Matuari, dan Kec. Ranowulu.
• Kabupaten Minahasa : Kec. Mandolang Kec. Pineleng, dan Kec.
Tombulu
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Dimembe, Kec. Kalawat, Kec.
Kauditan, Kec. Talawaan, dan Kec. Wori 26
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 72

B2 KAWASAN DAYA DUKUNG Daya Dukung Lingkungan Sedang dan


Pelayanan Prasarana dan Sarana Sedang,
SEDANG – SARPRAS SEDANG Skala Regional

LUAS : 14.093,30 Ha
Lingkup :
B2
• Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Sedang
• Kawasan Peruntukan Pemerintahan Kabupaten/Kota/Kecamatan
• Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Skala Regional dan Lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Pendidikan Tinggi
• Kawasan Peruntukan Pelayanan olahraga skala Regional dan lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Kesehatan Skala Regional dan Lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Transportasi Skala Regional dan Lokal
• Kawasan Peruntukan Industri
• Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
• Kawasan Peruntukan Pariwisata
• Kawasan Peruntukan pertemuan, pameran dan sosial budaya
Ditetapkan :
• Kota Manado : Kec. Bunaken, Kec. Malalayang, Kec. Mapanget, Kec. Pall Dua,
Kec. Singkil, Kec. Tikala, dan Kec. Tuminting
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Girian, Kec. Lembeh Selatan, Kec. Madidir,
Kec. Maesa, dan Kec. Matuari.
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat, Kec. Tomohon Selatan, Kec. Tomohon
Tengah, Kec. Tomohon Timur, dan Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa : Kec. Eris, Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Kawangkoan, Kec. Kawangkoan Barat, Kec. Kawangkoan Utara, Kec. Kombi, Kec.
Langowan Barat, Kec. Langowan Timur, Kec. Langowan Utara, Kec. Lembean Timur,
Kec. Mandolang, Kec. Pineleng, Kec. Remboken, Kec. Sonder, Kec. Tombariri, Kec.
Tombariri Timur, Kec. Tombulu, Kec. Tompaso, Kec. Tompaso Barat, Kec. Tondano
Barat, Kec. Tondano Selatan, Kec. Tondano Timur, Kec. Tondano Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Airmadidi, Kec. Dimembe, Kec.
Kalawat, Kec. Kauditan, Kec. Kema, Kec. Likupang Barat, Kec. Likupang27
Selatan, Kec.
Likupang Timur, Kec. Talawaan, dan Kec. Wori.
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 73

B3 KAWASAN DAYA DUKUNG


SEDANG - SARPRAS RENDAH
Daya Dukung Lingkungan Sedang, Pelayanan
Prasarana dan Sarana Rendah, Skala Lokal

LUAS : 1.375,31 Ha
Lingkup :
B3
• Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Rendah
• Kawasan Peruntukan Pemerintahan Kecamatan
• Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Skala Regional dan Lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan olahraga skala lokal
• Kawasan Peruntukan Pelayanan Kesehatan Skala Lokal
• Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
• Kawasan Peruntukan Pariwisata
• Kawasan Peruntukan pertemuan, pameran dan sosial budaya

Ditetapkan :
• Kota Manado : Kec. Malalayang, Kec. Pall Dua, dan Kec. Tikala
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat
• Kabupaten Minahasa : Kec. Eris, Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Kawangkoan, Kec. Kawangkoan Barat, Kec. Kombi, Kec. Langowan
Barat, Kec. Langowan Selatan, Kec. Langowan Timur, Kec. Langowan
Utara, Kec. Lembean Timur, Kec. Mandolang, Kec. Pineleng, Kec.
Remboken, Kec. Sonder, Kec. Tombariri, Kec. Tombulu, Kec. Tompaso,
Kec. Tompaso Barat, Kec. Tondano Barat, dan Kec. Tondano Selatan
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Kema dan Kec. Talawaan

28
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 74

B4
Daya Dukung Lingkungan Sedang dan
KAWASAN DAYA DUKUNG mempunyai kesesuaian lingkungan untuk
RENDAH- SARPRAS RENDAH budi daya PERTANIAN

LUAS : 148.104,98 Ha
Lingkup :
B4
• kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah;
• kawasan peruntukan pariwisata berbasis alam;
• kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan;
• kawasan peruntukan hortikultura;
• kawasan peruntukan perkebunan;
• kawasan peruntukan peternakan;
• kawasan peruntukan industri agro; dan
Ditetapkan
• :
kawasan peruntukan pendidikan tinggi berbasis riset.

• Kota Manado : Kec. Bunaken, Kec. Kep. Bunaken, Kec. Malalayang, Kec.
Mapanget, Kec. Pall Dua, Kec. Sario, Kec. Singkil, Kec. Tikala, Kec. Tuminting, Kec.
Wanea, dan Kec. Wenang
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Girian, Kec. Lembeh Selatan, Kec.
Lembeh Utara, Kec. Madidir, Kec. Maesa, Kec. Matuari, dan Kec. Ranowulu
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat, Kec. Tomohon Selatan, Kec. Tomohon
Tengah, Kec. Tomohon Timur, dan Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa : Kec. Eris, Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Kawangkoan, Kec. Kawangkoan Barat, Kec. Kawangkoan Utara, Kec. Kombi, Kec.
Langowan Barat, Kec. Langowan Selatan, Kec. Langowan Timur, Kec. Langowan
Utara, Kec. Lembean Timur, Kec. Mandolang, Kec. Pineleng, Kec. Remboken, Kec.
Sonder, Kec. Tombariri, Kec. Tombariri Timur, Kec. Tombulu, Kec. Tompaso, Kec.
Tompaso Barat, Kec. Tondano Barat, Kec. Tondano Selatan, Kec. Tondano Timur,
dan Kec. Tondano Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Airmadidi, Kec. Dimembe, Kec.
Kalawat, Kec. Kauditan, Kec. Kema, Kec. Likupang Barat, Kec. Likupang29
Selatan, Kec.
Likupang Timur, Kec. Talawaan, dan Kec. Wori
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 75

B5
Daya Dukung Lingkungan Rendah dan
KAWASAN DAYA DUKUNG RENDAH mempunyai kesesuaian lingkungan untuk
– KESESUAIAN HUTAN PRODUKSI Hutan Produksi (penyangga zona L1)

LUAS : 18.540,79 Ha
Lingkup :
B6
• Hutan Produksi Terbatas
• Hutan Rakyat

Ditetapkan :
• Kota Bitung : Kec. Aertembaga, Kec. Lembeh Selatan, Kec. Lembeh
Utara, Kec. Madidir, Kec. Maesa, Kec. Matuari, dan Kec. Ranowulu
• Kota Tomohon : Kec. Tomohon Barat, Kec. Tomohon Selatan, dan
Kec. Tomohon Utara
• Kabupaten Minahasa : Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Mandolang, Kec. Pineleng, Kec. Sonder, Kec. Tombariri, Kec. Tombariri
Timur, Kec. Tondano Timur, dan Kec. Tondano Utara
• Kabupaten Minahasa Utara : Kec. Kakas, Kec. Kakas Barat, Kec.
Mandolang, Kec. Pineleng, Kec. Pineleng, Kec. Sonder, Kec. Tombariri,
Kec. Tombariri Timur, Kec. Tombariri Timur, Kec. Tondano Timur dan
Kec. Tondano Utara

30
R E N C A NA P O L A RUA N G
Pasal 76

B6
Memiliki karakteristik sebagai kawasan yang
ZONA PERAIRAN LAUT potensial untuk kegiatan kelautan serta
kegiatan pariwisata kelautan

Lingkup :

B6
• Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan
• Kawasan Peruntukan transportasi laut
• Kawasan peruntukan pariwisata kelautan

Ketentuan lebih lanjut mengenai zona perairan laut dengan karakteristik sebagai kawasan yang potensial
untuk kegiatan kelautan serta kegiatan pariwisata kelautan diatur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

31
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
Pasal 80
1. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

32
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
Pasal 81
2. PERWUJUDAN POLA RUANG

33
BAB VII A rARAHAN
a h a n PENGENDALIAN
P e m a n f a aPEMANFAATAN
t a n R u a n gRUANG
Pasal 111
IZIN SYARAT DILARANG
APZ
Arahan Peraturan Zonasi
kegiatan yang diperbolehkan

Kegiatan perumahan kepadatan tinggi,


kegiatan yang diperbolehkan
dengan syarat

kegiatan pemanfaatan ruang untuk


kegiatan yang tidak diperbolehkan

Kegiatan yang menghalangi dan/


kegiatan pemerintahan provinsi / fasilitas penunjang untuk kegiatan atau menutup lokasi dan jalur
kabupaten / kota/ kecamatan, kegiatan

B1
perdagangan dan jasa skala internasional,
yang diperbolehkan pada B1 evakuasi bencana, serta kegiatan
nasional, dan regional, kegiatan yang mengganggu
pelayanan pendidikan tinggi, kegiatan fungsi kawasan pada Zona B1
pelayanan olahraga skala internasional,
nasional, regional, dan lokal, kegiatan
pelayanan kesehatan skala internasional,
KAWASAN nasional, regional, dan lokal, kegiatan
industri kreatif, kegiatan industri
DAYA DUKUNG manufaktur, kegiatan industri agro,
TINGGI kegiatan pelayanan sistem angkutan
umum penumpang dan angkutan barang
regional, kegiatan pelayanan transportasi
udara internasional dan nasional,
kegiatan pertahanan dan keamanan
negara, kegiatan pariwisata, dan kegiatan
pertemuan, pameran, dan sosial budaya

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


Penerapan ketentuan : KDB, KLB, KDH,
Penerapan rekayasa teknik KWT maksimal 70%
KTB, Tinggi Bangunan dan GSB
Penerapan ketentuan khusus pada kawasan operasional
Penerapan ketentuan tata bangunan
penerbangan, rawan bencana, dan kawasan evakuasi
berbasis mitigasi bencana
PRASARANA & SARANA MINIMUM
Fasilitas & Penyediaan lokasi,
Infrastruktur Penyediaan sumur
jalur evakuasi
perkotaan resapan air hujan
bencana, dan EWS
KETENTUAN LAINNYA
kegiatan industry, termasuk industry pengolahan pertanian dan perkebunan diarahkan pada kawasan industri
34
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
BAB VII A rARAHAN
a h a n PENGENDALIAN
P e m a n f a aPEMANFAATAN
t a n R u a n gRUANG
Pasal 112
IZIN SYARAT DILARANG
APZ kegiatan yang diperbolehkan kegiatan yang diperbolehkan kegiatan yang tidak diperbolehkan
dengan syarat

Arahan Peraturan Zonasi Kegiatan perumahan kepadatan kegiatan selain yang diizinkan yang meliputi kegiatan yang
rendah, kegiatan pariwisata tidak mengubah fungsi lahan mengganggu fungsi kawasan pada
berbasis alam, kegiatan pendidikan pertanian dan tidak mengganggu Zona B4

B4
tinggi berbasis riset, Industri agro, fungsi kawasan pada Zona B4
industri berbasis teknologi tinggi
ramah lingkungan, dan kegiatan
pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan
KAWASAN peternakan
DAYA DUKUNG
SEDANG

KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


Penerapan ketentuan : KDB, KLB, KDH,
Penerapan rekayasa teknik KWT maksimal 40%
KTB, Tinggi Bangunan dan GSB

PRASARANA & SARANA MINIMUM


Fasilitas & Penyediaan lokasi,
Infrastruktur Prasarana dan Sarana jalur evakuasi
pendukung Pelayanan Umum bencana
kegiatan pertanian

KETENTUAN LAINNYA
Kegiatan perkebunan yang berada pada kawasan hulu DAS Tondano diarahkan untuk 35
tanaman tahunan dan penyediaan sumur resapan
Mitigasi Bencana Pada
Kawasan Budidaya
Pasal 117

MITIGASI BENCANA
GEMPA BUMI

Rawan Bencana Bumi :


• Tinggi : 2.416,22 Ha
• Sedang : 108.831 Ha

Gempa Bumi Tinggi Luas (Ha) Gempa Bumi Sedang Luas (Ha)
B1 156,49 B1 9.793,59
B2 303,52 B2 12.860,60
B3 31,91 B3 955,52
B4 1.773,31 B4 80.167,61
B5 146,07 B5 4.992,28
B6 4,91 B6 62,36
Total Luas 2.416,22 Total Luas 108.831,96

Total Rawan Bencana Terhadap Pola Ruang


Budidaya Bimindo : 57,65%
(Bencana Tinggi : 1,25%)
(Bencana Sedang : 56,40%)

PETA INDEKS
Pasal 117 Mitigasi Bencana Pada
MITIGASI BENCANA
Kawasan Budidaya
GEMPA BUMI
Pasal 117

Arahan Peraturan Zonasi untuk mitigasi bencana


kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi – sedang,
meliputi:
Ruang terbuka hijau, jalur evakuasi, pertanian,
I perkebunan, hutan lindung, tempat evakuasi
sementara dan tempat evakuasi sementara akhir.

B Kegiatan budidya dengan tingkat intensitas


tinggi, sedang, dan rendah

X Kegiatan yang menghalangi atau menutup lokasi


dan jalur evakuasi bencana

• Tata Bangunan
✓ Struktur bangunan tahan gempa
• Prasarana Minimal mitigasi
✓ Penyediaan jalur mitigasi
✓ Tempat evakuasi sementara dan akhir

PETA INDEKS
Mitigasi Bencana Pada
Kawasan Budidaya

MITIGASI BENCANA
RAWAN LONGSOR
Pasal 117
Rawan Bencana Bumi :
• Tinggi : 39.175,24 Ha
• Sedang : 14.234 Ha
Rawan Bencana Rawan Bencana
Luas (Ha) Luas (Ha)
Longsor Tinggi Longsor Sedang
B1 94,33 B1 399,52
B2 311,90 B2 207,37
B3 98,87 B3 26,27
B4 31.318,45 B4 11.155,02
B5 7.350,72 B5 2.447,18
B6 0,96 Total 14.235,36
Total 39.175,24

Total Rawan Bencana Terhadap Pola Ruang


Budidaya Bimindo : 27,68%
(Bencana Tinggi : 7,37%%)
(Bencana Sedang : 20,30%)

PETA INDEKS
Mitigasi Bencana Pada
MITIGASI BENCANA
Kawasan Budidaya
RAWAN LONGSOR
Pasal 117

Arahan Peraturan Zonasi untuk mitigasi bencana


kawasan rawan bencana longsor tinggi – sedang,
meliputi:

I
Kegiatan perlindungan lereng antara lain
terasering, talud, turap, rehabilitasi dan reboisasi
Kegiatan budidaya pertanian tanaman tahunan
B dan tidak berpotensi menyebabkan terjadinya
longsor

X
Kegiatan yang dapat meningkatkan potensi
longsor

• Prasarana Minimal mitigasi


✓ Penyediaan terasering, turap dan
talud
✓ Penyediaan lokasi dan jalur evakuasi
tanah longsor

PETA INDEKS
BAB VII A r a h a n P e ARAHAN
m a n f aPERIZINAN
at an Ru a n g
Izin Pemanfaatan Ruang
Pasal 119

IZIN PRINSIP • Diberikan berdasarkan RTRW Kab/Kota


• Izin Prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan kegiatan
Kewenangan
• Pemerintah Pusat
• Izin lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1 Ha untuk non
IZIN LOKASI pertanian dan > 25 Ha untuk pertanian
• Pemerintah Provinsi
• Pemerintah Daerah
Kota/Kabupaten
IZIN
PENGGUNAAN • Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan dasar untuk
PEMANFAATAN permohonan mendirikan bangunan

TANAH

IZIN • Dasar mendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang


• Diberikan berdasarkan peraturan zonasi
MENDIRIKAN • Sebagai surat bukti dari pemerintah daerah untuk mendirikan
BANGUNAN bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan

IZIN LAIN
• Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing sektor
BERDASARKAN dan/instansi yang berwenang
PERATURAN

40
BAB VII A r a h aARAHAN
n P e mINSENTIF
a n f a aDAN
t a nDISINSENTIF
Ruang
Pasal 120
Acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang
dalam rangka mewujudkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bimindo.
PEMBERIAN INSENTIF
Pemerintah
Pusat
Masyarakat

kepada kepada

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah kepada


Pusat Daerah Daerah Daerah
Pemerintah
Daerah

• Subsidi silang • Pemberian kompensasi atas • Pemberian keringanan


• Kemudahan perizinan bagi manfaat yang diterima dari pajak
kegiatan pemanfaatan ruang pemberi manfaat • Pemberian kompensasi
yang diberikan oleh • Kompensasi penyediaan • Pengurangan retribusi
Pemerintah Pusat prasarana dan sarana • Imbalan
• Pemberian kompensasi • Kemudahan perizinan • Sewa ruang
• Penghargaan dan fasilitasi • Publikasi atau promosi daerah • Urun saham
• Publikasi atau promosi daerah • Penyediaan prasarana
dan sarana
• Kemudahan perizinan
41
BAB VII A r a h aARAHAN
n P e mINSENTIF
a n f a aDAN
t a nDISINSENTIF
Ruang
Acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang
dalam rangka mewujudkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bimindo.

PEMBERIAN DISINSENTIF
Pemerintah
Pusat
Masyarakat

kepada kepada

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah kepada


Pusat Daerah Daerah Daerah
Pemerintah
Daerah

• Persyaratan khusus perizinan • Pengajuan pemberian • Pengenaan kompensasi


• Pembatasan penyediaan kompensasi • Persyaratan khusus
prasarana dan sarana • Pembatasan penyediaan • Kewajiban memberi
• Pemberian status tertentu dari prasarana dan sarana imbalan
Pemerintah Pusat • Persyaratan khusus perizinan • Pembatasan penyediaan
prasarana dan sarana
• Persyaratan khusus
dalam perizinan

42
BAB VII A r a h a n P ePENGENAAN
m a n f a a t SANKSI
an Ruang
Pengenaan sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang dan peraturan zonasi.

Pengenaan Sanksi

Sanksi Administrasif Sanksi Pidana Sanksi Perdata


(ps. 63 UU 26/2007) (ps. 69 UU 26/2007) (ps. 75 UU 26/2007)

Bentuk : Pidana Pokok : Tindak Pidana yang


• Peringatan tertulis • Penjara menimbulkan kerugian secara
• Penghentian sementara kegiatan • Denda perdata
• Penghentian sementara
pelayanan umum Pidana Tambahan
• Penutupan lokasi • Pemberhentian secara tidak
• Pencabutan izin hormat dari jabatannya (ps. 73
• Pembongkaran bangunan ayat 2 UU 26/2007)
• Pemulihan fungsi ruang • Pencabutan izin usaha (ps 74
• Denda adminitratif ayat 2 UU 26/2007)
• Pencabutan status badan
humum
Kriteria :
• Besar kecilnya dampak akibat
pelanggaran penataan ruang
• Nilai manfaat pemberian sanksi
untuk pelanggaran penataan ruang
• Kerugian publik akibat pelanggaran
penataan ruang. 43
TERIMA KASIH

ksnbimindo@gmail.com
44

Anda mungkin juga menyukai