Anda di halaman 1dari 48

PERAN KLHS DALAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dalam Rangka:
Pelatihan KLHS oleh PSLH ITB
Senin, 25 November 2019
Disampaikan Oleh:
Dr. Ir. Fatma Djuwita, M. Si / NIP. 19640419 199203 2 002
HP. 085281579297 (fdjuwita@yahoo.com dan fdjuwira@gmail.com)
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Kebijakan Lingkungan Hidup Wilayah dan Sektor
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kebijakan Wilayah dan Sektor
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan


aspek Lingkungan Hidup, Sosial, dan Ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
Lingkungan Hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
(Pasal 1 Ayat 3 UU 32 Tahun 2009 PPLH dan Pasal 1 Ayat 3 PP 46 Tahun 2016 KLHS)
PEMBANGUNAN

Ginanjar
Umum Siagian Alexander
Kartasasmita

usaha atau rangkaian


proses perubahan
usaha pertumbuhan
yang mencakup
dan perubahan yang
seluruh system sosial,
proses perubahan “suatu proses berencana dan
seperti politik,
yang terus menerus perubahan ke arah dilakukan secara
ekonomi,
untuk menuju yang lebih baik sadar oleh suatu
infrastruktur,
keadaan yang lebih melalui upaya yang bangsa, negara dan
pertahanan,
baik berdasarkan dilakukan secara pemerintah, menuju
pendidikan dan
norma-norma tertentu terencana” modernitas dalam
teknologi,
rangka pembinaan
kelembagaan, dan
bangsa (nation
budaya
building)”
Pembang- Ruang Aturannya Tata RTRW RPJP RPJM
unan • Perlu • Tata Ruang • 20 • 20 • Tiap 5
• Perlu Aturan Ruang • Lindung Tahun Tahun Tahun
Ruang • Budiday
a
Apa kaitan RTRW dengan RPJP/M?
Keterkaitan RPJMD dengan RTRW:
KRP
Ps 19 KRP
SDA & DDDT BERDAMPAK
BERDAMPAK
SUDAH KLHS
Ps 8
DRAFT RTRW
INVENTARISASI RTRW
Ps 15 SUDAH KLHS
EKOREGION
RTRW
RTRWRTRW
Matra Spasial Prov/K
Prov/K
Prov/K
PENETAPAN KLHS (UU 26/2007) ab/
ab/
KLHS ab/
EKOREGION (Ps 14) Kota
KotaKota
Ps 5
INVENT RPPLH RPJP SUDAH
INVENT LH Nas/Prov/ DRAFT RPJP SUDAH RPJP/M
LH Nas & RPJP/M KLHS KLHS
Nas dan
ProvProv
Kab/Kota Prov/Kab/Kot
Ps 9 Ps 10
PERDA TENTANG
RTRW
Sumut Bengkulu Bali SulSel Jawa Barat
• No. 7 Tahun 2003 • No. 5 Tahun 2005 • No. 16 Tahun 2009 • No. 9 Tahun 2009 • No. 22 Tahun 2010

DIY NTB Lampung Banten NTT


• No. 2 Tahun 2010 • No. 3 Tahun 2010 • No. 1 Tahun 2010 • No. 2 Tahun 2011 • No. 1 Tahun 2011

DKI JAKARTA Sumbar Aceh Jambi Sulteng


• No. 1 Tahun 2012 • No. 13 Tahun 2012 • No. 19 Tahun 2013 • No. 10 Tahun 2013 • No. 8 Tahun 2013

Malut Maluku Papua Papua Barat Kep Babel


• No. 2 Tahun 2013 • No. 16 Tahun 2013 • No. 23 Tahun 2013 • No. 23 Tahun 2013 • No. 2 Tahun 2014

Kalbar Sultra Sulbar Sulut Kalsel


• No. 10 Tahun 2014 • No. 2 Tahun 2014 • No. 1 Tahun 2014 • No. 1 Tahun 2014 • No. 9 Tahun 2015

Kalteng Jawa Tengah Sumsel Kaltim Jawa Timur


• No. 5 Tahun 2015 • No. 2 Tahun 2016 • No. 11 Tahun 2016 • No. 1 Tahun 2016 • No. 1 Tahun 2017

Kepri Kaltara Gorontalo Riau


• No. 1 Tahun 2017 • No. 1 Tahun 2017 • No. 9 Tahun 2017 • No. 10 Tahun 2018
22 dari 38 23 kabupaten
Mulai
Bencana Bencana Kabupaten/Kot berpotensi 156 desa di 8
13 kabupaten Desember
a di Jatim mengalami kabupaten
Alam: Non Alam: rawan bencana
rawan longor,
kekeringan, rawan tsunami.
2018,  telah
terjadi
banjir. dan

• 1. bencana banjir, • 1. kebocoran gas, • sekitar Kali Welang • Trenggalek, • 81 kali banjir,
• 2. banjir bandang, • 2. ledakan, Rejoso di Probolinggo, • Probolinggo, • 6 kali banjir bandang,
• 3. banjir rob, • 3. dan lainnya • Sungai Pekalen di • Bondowoso, • 105 kali angin
• 4. stunami, Situbondo. • Pacitan, kencang,
• 5. kekeringan, • Bojonegoro, • Ponorogo, • puting beliung 32 kali,
• 6. tanah longsor, • Lamongan, • Situbondo, dan
• 7. angin puting • Gresik, • Banyuwangi. • tanah longsor 42 kali.
beliung, • Sidoarjo,
• Pasuruan,
• Jombang, dan
• Mojokerto
• luapan Sungai
Bengawan Solo.
2016

2018

2017
PENCEGAHAN?
Bencana Alam?
Kerugian?
Mitigasi Bencana Dalam UU 24/2007
Pasal 1: Pasal 44 Pasal 47

Mitigasi
Mitigasi untuk
untuk mengurangi
mengurangi risiko
risiko bencana
bencana
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan penanggulangan
penanggulangan
Mitigasi adalah bencana,
bencana, meliputi:
meliputi:
bagi
bagi masyarakat
masyarakat yang
yang berada
berada pada
pada kawasan
kawasan
rawan bencana, dilakukan melalui:
rawan bencana, dilakukan melalui:
serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko
bencana, baik melalui a. kesiapsiagaan; a.
a. pelaksanaan
pelaksanaan penataan
penataan ruang;
ruang;
pembangunan fisik
b.
b. pengaturan
pengaturan pembangunan,
pembangunan,
maupun penyadaran dan b. peringatan dini; dan pembangunan
pembangunan infrastruktur,
infrastruktur, tata
tata
peningkatan kemampuan bangunan;
bangunan; dan
dan
menghadapi ancaman c.
c. penyelenggaraan
penyelenggaraan pendidikan,
pendidikan,
bencana c. mitigasi bencana. penyuluhan,
penyuluhan, dan
dan pelatihan
pelatihan baik
baik secara
secara
konvensional
konvensional maupun
maupun modern.
modern.
PERTANYAAN
Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada
PEMUKIMAN dan PEMUKIMAN dan INDUSTRI di
PERKANTORAN di PERDAGANGAN di KAWASAN
RAWAN BENCANA? PERTANIAN HUTAN? BOLEH?

Bagaimana jika ada


Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada JARINGAN
INDUSTRI di KEBUN SAWIT di TRANSPORTASi yang
melintasi SEMPADAN TIDAK
PEMUKIMAN GAMBUT? SUNGAI?
BOLEH?

Bagaimana jika ada rencana Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada rencana
PEMBANGUNAN PIPA PEMBANGUNAN
rencana RTH berada di
KABEL LISTRIK melintasi RUMAH SAKIT berada di
KAWASAN TOPOGRAFI didalam KAWASAN AREAL
Pasal 26 UU No 26/2007:
(1) RTRW kabupaten memuat: (2) RTRW kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan RPJPD;
Setiap pejabat
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten; b. penyusunan RPJMD; pemerintah
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang c. pemanfaatan ruang dan pengendalian yang berwenang
meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan menerbitkan izin
jaringan prasarana wilayah kabupaten; keseimbangan antarsektor; pemanfaatan
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk
meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan investasi; dan ruang dilarang
budi daya kabupaten; f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten. menerbitkan izin
d. penetapan kawasan strategis kabupaten; (3) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi
dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
yang tidak
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
yang berisi indikasi program utama jangka pembangunan dan administrasi pertanahan. sesuai dengan
menengah lima tahunan; dan rencana tata
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum ruang.
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
KLHS?
DEFINISI KLHS : Rangkaian Analisis Yang Sistematis, Menyeluruh Dan Partisipatif, Untuk
Memastikan Bahwa Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Telah Menjadi Dasar Dan Terintegrasi Dalam
Pembangunan Suatu Wilayah dan/atau KRP

INPUT PROSES OUPUT


Ps 16 UU
32/2009

DDDT Dampak Jasa Pemanfaata Perubahan Bio


Pembangunan Resiko LH Ekosistem n SDA Iklim diversity

KLH
KLHS
S Proses Partisipatif Rangkaian Analisis Menyeluruh
Iteratif
Sistematis
DRAFT
KRP Masa Lalu Sekarang
Prediksi Masa
Mendatang

ISU
Ekologi Ekonomi Sosial
PEMBANGUNAN
Pembangunan
Berkelanjutan
DASAR KLHS DALAM
HUKUM ATURAN
KLHS
LAINNYA UU No.
Rapermen
23/2014 :
ATR : KLHS
Pemerintah
RTRW Daerah;

Permendagri
Permen PP No. 15/2010 :
No. 7/2018 :
LHK No. UU No. KLHS
Penyelenggaraan
P. Penataan Ruang;
32/2009 RPJMD
69/2017

Permen ATR No. PP No. 104/2015


18/2017 : : Perubahan
Persetujuan Peruntukan
Substansi RTRW Kawasan Hutan;

PP No.
46/2016 PerPres No. PerPres No.
122/2012 :
2/2015 : RPJM
Reklamasi Wilayah
Nasional 2015 – Pesisir dan Pulau-
2019; pulau kecil;
KLHS DALAM UU NO. 32/2009

Pasal 15 : pemerintah dan pemerintah


daerah wajib menyusun KLHS:
• RTRW beserta rencana rincinya,
• RPJPN, RPJPD, RPJMN, dan RPJMD Pasal 17:
• RZWP3K beserta rencana rincinya, RZ (1) Hasil KLHS menjadi dasar bagi KRP
KSN, RPKKP, RZKKP pembangunan dalam suatu wilayah.
• KRP yang berpotensi menimbulkan (2) Apabila hasil KLHS menyatakan
dampak dan/atau risiko LH bahwa DDDT sudah terlampaui, Pasal 18: Keterlibatan masyarakat
a. KRP wajib diperbaiki sesuai
rekomendasi KLHS; dan Pasal 19:
b. segala usaha dan/atau kegiatan (1) Untuk menjaga kelestarian fungsi
yang telah melampaui daya lingkungan hidup dan keselamatan
dukung dan daya tampung masyarakat, setiap perencanaan tata
lingkungan hidup tidak ruang wilayah wajib didasarkan pada
diperbolehkan lagi. KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang wilayah
ditetapkan dengan memperhatikan
DDDT LH.
MEKANISME KLHS MENURUT UU
DAN PP
Ps 6 PP
Ps 15 UU
46/16
32/09

a. pengkajian
c. rekomendasi pengaruh
perbaikan untuk pengambilan
b. perumusan alternatif penyempurnaan KRP;
KRP
keputusan terhadap
KRP kondisi LH
yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan
dan
berkelanjutan
di suatu wilayah;
c. penyusunan
a.
b. pengkajian
perumusan
rekomendasi
pengaruh
alternatif
perbaikan
KRP
penyempurnaan
untuk
terhadap
pengambilan
kondisi
KRP; keputusan
LH;
dan KRP

Pembuatan dan pelaksanaan KLHS dilakukan


KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
melalui mekanisme:
MEKANISME KLHS MENURUT PP NO.
46/2016 DAN PERMENDAGRI NO. 7/2018
Pembuatan dan pelaksanaan KLHS
dilakukan melalui mekanisme (Ps 6 PP
46/16):

a. b. c.
Per e.
sia pe per
umu Pe
pan ng san
nja
alte
(Pe ka rnat mi
mb
ji if nan
ent pen
Ku
uka an yem
purn alit
n pe aan as,
Pok ng KRP;
Pe
ja, dan
KA
ar pen nd
uh yusu oku
K nan
me
dan KR rek
nta
Ide ome
P nda sia
ntif si
ika te perb
n
si rh aika da
n n
Pe ad untu Val
ma
ngk
ap pen
k
ida
u ko gam si
bila KL
Ke nd n
pen HS
isi kep
utus RPJ
tin
gan LH an MD
KRP
) ;
PENYELENGGARAAN KLHS

Identifikasi dan Perumusan Isu ●
Isu PB Yang Paling Strategis
PB ●
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau

Didapat dari Konsultasi Publik
dg Para Pemangku Kepentingan analisis Ps 9 ayat (1)

(Ps 8) (Ps 8)


Isu PB Prioritas Identifikasi materi muatan KRP yang

berpotensi menimbulkan pengaruh pada LH



Hasil No. 2, ditelaah dg Identifikasi semua materi KRP, ditelaah dg

pisau analisis Ps 9 1
ayat (2) 2 3 4
pisau analisis Penjelasan Ps 15 UU 32/09
5 6
(Ps 9) (Ps 10)


Analisis pengaruh hasil Isu PB ●
Kajian muatan KLHS :
Prioritas dengan muatan KRP;

Analisis pengaruh hasil No 3 dg

Kajian DDDT, JE, SDA, PI,
hasil No 4 Kehati, Resiko Dampak LH

(Ps 11) (Ps 13)

7 8 9 10 11

Rumusan Alternatif’ ●
Penyusunan Rekomendasi;

Perubahan :Tujuan, Strategi ●
Perbaikan KRP, Keg/usaha
pencapaian, ukuran/skala, lokasi,
proses/metode, penundaan, rambu yang telah melampaui DDDT
mempertahankan ekosistem, mitigasi tidak boleh lagi
KLHS, DALAM:
PP NO. 46/2016 DAN
PERMEN LHK NO. P.
69/2017
PROSES KLHS

1 2 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERANGKA PIKIR
RTRW RZWP3K KRP lainnya KRP Masy RPJP/M

1 1
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
Identifikasi Materi Muatan
4 Muatan KRP
KRP dari SDGs
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
3 Isu PB Prioritas yang berdampak 1. Indikator Tercapai
Konsultasi 2. Indikator tidak Tercapai
3. Indikator tidak ada Data
Publik 4. Indikator tidak ada data di
5 Analisis Pengaruh wilayah kajian

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI

Rumusan Rekomendasi Penjaminan Pendoku-


VALIDASI
7 Perbaikan KRP Kualitas mentasian
Alternatif
9 11
8 10
KLHS
dalam Peraturan Lainnya
Permen ATR Permendagri
UU No. PP No. PP No. PerPres No. PerPres No. Rapermen
No. 18/ No. 7/
23/2014 : 15/2010 : 104/2015 : 122/ 2012 : 2/ 2015 : ATR :
2017 : 2018 :

Rek
Peru
lamasi
Penye bahan
Wila RPJM
leng- Per Persetu
Pemerin yah Nasio
garaan untuk juan KLHS KLHS
tah Pesisir nal
Daerah; Pena an Substan RPJMD RTRW
dan 2015 –
taan Kawas si RTRW
Pulau- 2019;
Ruang; an
pulau
Hutan;
kecil;
KLHS DALAM UU NO. 23 TAHUN 2014,
2 OKT 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH,

Pasal 12 : Bidang Lingkungan Hidup masuk dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
dengan Pelayanan Dasar, yang menjadi kewenangan Daerah dalam Urusan Pemerintahan Konkuren.
• Lampiran UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
• MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
• K. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Halaman 44 Lampiran)

Sub Bidang Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

KLHS untuk KRP KLHS untuk KRP KLHS untuk KRP


KLHS
Nasional Provinsi Kab/Kota
KLHS DALAM PP NO. 15 TAHUN 2010
TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

1 2 3
Pasal 25 ayat (2) huruf Pasal 27 ayat (2) huruf Pasal 32 ayat (2) huruf
c: Proses penyusunan c: Proses penyusunan c: Proses penyusunan
RTR Wilayah RTR Wilayah RTR Wilayah
4 Nasional; 5 Provinsi; 6 Kabupaten;

7 Pasal 35 ayat (2) huruf 8 Pasal 43 ayat (2) huruf 9 Penjelasan Pasal 53
c: Proses penyusunan ayat (2) huruf c :
c: Proses penyusunan
RTR Proses penyusunan
RTR Wilayah Kota;
Pulau/Kepulauan; RTR KSN;
10

Penjelasan Pasal 55 Penjelasan Pasal 57


Pasal 61 ayat (2) huruf
ayat (2) huruf d : ayat (2) huruf d :
KLHS DALAM PP NO. 104/2015
PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN

Pasal 31 : Tata Cara Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Untuk Wilayah Provinsi:

Ayat (6) : Dalam hal


hasil penelitian tim
terpadu menunjukkan
bahwa usulan
Perubahan
Peruntukan Kawasan
Hutan berpotensi
menimbulkan
dampak dan/atau
risiko lingkungan,
gubernur wajib
menyampaikan
KLHS kepada
Menteri melalui tim
terpadu.
KLHS DALAM PERPRES NO. 122 TAHUN 2012
TENTANG REKLAMASI WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL

Pasal 11 huruf a: Pasal 31 ayat (1) : Pasal 31 ayat (2) :

Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan


reklamasi dilakukan oleh Evaluasi dilakukan
penyusunan rencana Menteri yang
pada tahap
induk reklamasi menyelenggarakan
urusan pemerintahan di
pelaksanaan
harus memperhatikan
bidang perlindungan dan reklamasi agar sesuai
KLHS.
pengelolaan lingkungan dengan perencanaan
hidup. dan izin lingkungan.
KLHS DALAM PER PRES. NO. 2 TAHUN 2015
TENTANG RPJM NASIONAL 2015 – 2019,

Angka 5, dinyatakan bahwa


Dalam
: Upaya peningkatan pembangunan ekonomi di semua pusat pertumbuhan tersebut,
harus tetap mengacu Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) sebagai pedoman untuk menjaga keseimbangan alam dan kelangsungan keserasian
ekosistem dan lingkungan sekitarnya.
Buku III, Bab I : Arah Pengembangan
Sub Bab I. I. Kerangka
Wilayah Nasional
Pengembangan
2015 – Wilayah
2019
JENIS KRP

1 1 1

2 2 Nasional: 2

3 3 3

4 4 4

5 5
5
6 6
RZ KSN 6 Rencana KRP
7 RenStra Tertentu Pembangu berdampa
RTR RTR 7 RPZ
WP3K Untuk 7 nan Pusat RPJM lainnya
RTRW Pulau/ Kawasan RTR Laut Kawasan RPJP
beserta Pulau- Pertumbuh Nasional; tingkat
8 Nasional; Kepulauan Strategis Nasional; Konservasi Nasional;
rencana Pulau an dan nasiona
; Nasional; 8 Perairan;
rincinya; Kecil Ekonomi atau linta
9 Terluar; Nasional; provinsi
9
10

11
STATUS RTR DAERAH, MASA PK DAN
PILKADA SERENTAK 35

Perda RTR Kawasan


STATUS RTRW MASA PK PILKADA Strategis dan RDTR

34
Sudah 2
21 17
RTR Kawasan
Perda PROVINSI Strategis Provinsi
dan
PROVINSI
476 PROVINSI
1 RTR Kawasan

KAB/KOTA Strategis Kab

Belum 115
Perda
32 378 Kab 48
Kab/Kota Kab/Kota
39 RDTR
Kab/Kota
Kota

Terdapat kurang lebih sebanyak 1.838 RDTR yang harus disusun di seluruh Indonesia dan saat ini baru
sebanyak 51 RDTR. Artinya masih terdapat 1.793 RDTR yang perlu disusun RDTRnya.
Terima Kasih
Semoga bermanfaat
Maaf lahir bathin
Wassalamu’alaikum Warakhmatullahi
Wabarakatuh
Aamiin Allahumma Aamiin

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan
Wilayah dan Sektor,
Gedung Manggala Wanabakti, Blok 4 Lantai 6, Wing C,
Jakarta.
36
MUATAN RTRW:
(PP 26/2008) Muatan KLHS RPJM: Muatan KLHS
(Permendagri 7/2018) RZWP3K
Rencana Struktur Rencana Pola
Ruang: Ruang:
Visi, Misi dan KRP Kawasan
(Permendagri Konservasi
Sistem Perkotaan Rencana 86/2017)
Kawasan
Kawasan
Sistem Jaringan Lindung
Transportasi Pemanfaatan Umum
Target sesuai SDG’s
Rencana (PerPres 59/2017)
Sistem Jaringan
Pengembangan
Energi Alur Laut
Kawasan Budi Daya
Sistem Jaringan
Telekomunikasi Penetapan Waktu dan Volume
Sistem Jaringan Kawasan Pelaksanaan RTRW Kawasan Strategis
Sumber Daya Air Strategis
RTRW

Muatan RTRW?
KAWASAN LINDUNG
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap 4. Kawasan rawan bencana alam:
kawasan bawahannya a. Kawasan Rawan Tanah Longsor
a. Kawasan Hutan Lindung b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
b. Kawasan Bergambut c. Kawasan Rawan Banjir
c. Kawasan Resapan Air
5. Kawasan lindung geologi:
2. Kawasan perlindungan setempat: a. Kawasan Cagar Alam Geologi (keunikan batuan fosil, keunikan
a. Sempadan Pantai bentang alam, keunikan proses geologi)  luas min 1.000 Ha
b. Sempadan Sungai b. Kawasan Bencana Alam Geologi (rawan letusan gunung berapi,
c. Kawasan sekitar danau, atau waduk, dan rawan gempa bumi, rawan gerakan tanah, terletak di zona
d. Ruang terbuka hijau kota patahan aktif, rawan tsunami, rawan abrasi, rawan bahaya gas
beracun).
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya: c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kaw
 luas min 1.000 Ha imbuhan air tanah, sempadan mata air)
a. Kawasan Suaka Alam,
6. Kawasan lindung lainnya:  luas min 1.000 Ha
b. Kawasan Suaka Alam Laut, dan perairan lainnya
a. Cagar Biosfir
c. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut
b. Ramsar
d. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut,
c. Taman Buru
e. Kawasan pantai berhutan bakau
f. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut d. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah

g. Taman Hutan Raya e. Kawasan Pengungsian Satwa


h. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut f. Terumbu Karang
i. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan g. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
HUTAN LINDUNG: KAWASAN BERGAMBUT: KAWASAN RESAPAN AIR:
a. Kaw hutan dengan faktor kemiringan Kawasan yang mempunyai kemampuan
lereng, jenis tanah, intensitas hujan Ketebalan gambut > 3 meter
yang terdapat di hulu sungai tinggi untuk meresapkan air hujan dan
yang jumlah hasil perkalian
bobotnya sama dengan 175 atau rawa sebagai pengontrol tata air permukaan
b. KH dg kemiringan lereng > 40% KAWASAN SEKITAR DANAU & WADUK:
SEMPADAN SUNGAI:
c. KH dg ketinggian > 2000 m dpl a. Daratan dengan jarak 50 – 100 meter dari titik
a. Daratan sepanjang tepian sungai air pasang air danau atau waduk tertinggi
bertanggul dengan lebar
SEMPADAN PANTAI: minimal 5 mtr dr kaki tanggul b. Daratan sepanjang tepian danau / waduk
sebelah luar yang lebarnya proporsional terhadap bentuk
a. Deretan sepanjang tepian laut dan kondisi fisik danau/waduk
dengan jarak paling sedikit 100 mtr b. Daratan sepanjang tepian sungai
dari titik pasang air laut tertinggi ke besar tidak bertanggul di luar RUANG TERBUKA HIJAU:
arah darat kawasan pemukiman dg lebar
min 100 mtr dr tepian sungai a. Lahan dengan luas min 2.500 m2
b. Deretan sepanjang tepian laut yang
bentuk dan kondisi fisik pantainya c. Daratan sepanjang tepian anak b. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur
curam atau terjal dengan jarak sungai tidak bertanggul di luar atau kombinasi dari bentuk hamparan dan
proporsional terhadap bentuk dan bentuk jalur
kondisi fisik pantai kawasan pemukiman dg lebar
min 50 mtr dari tepian sungai c. Didonimasi komunitas tumbuhan.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN SUAKA ALAM: KAWASAN SUAKA ALAM SUAKA MARGASATWA DAN SUAKA TAMAN HUTAN RAYA :
1. Memiliki keanekaragaman biota, LAUT DAN PERAIRANNYA: MARGASATWA LAUT: 1. Berhutan atau
ekosistem serta gejala dan keunikan 1. Merupakan tempat hidup dan bervegetasi tetap yang
alam yang khas, baik di darat maupun di 1. ekosistem khas, di perkembangbiakan dari suatu jenis satwa
memiliki tumbuhan
perairan. lautan /di perairan lainnya. yang perlu dilakukan upaya konservasinya.
2. Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi
dan/atau satwa
2. Mempunyai fungsi utama sebagai 2. habitat alami yang
kawasan pengawetan keanekaragaman 3. Merupakan tempat dan kehidupan bagi
beragam
jenis biota, ekosistem, serta gejala dan
memberikan tempat jenis satwa migran tertentu, 2. Arsitektur bentang alam
keunikan alam yang terdapat di perlindungan bagi 4. Memiliki luas yang cukup sebagai habitat yang baik,
dalamnya. perkembangan jenis satwa ybs. 3. Akses untuk pariwisata,
keanekaragaman 4. Ada ciri khas
CAGAR ALAM DAN CAGAR ALAM LAUT :
tumbuhan dan satwa. (asli/buatan) di kawasan
1.Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, TAMAN NASIONAL DAN TAMAN NASIONAL LAUT
ekosistemnya yang asli
satwa dan tipe ekosistemnya, 1.Berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki
tumbuhan dan satwa yang beragam, atau sudah berubah,
2.Memiliki formasi biota tertentu,
3.Memiliki kondisi alam, (biota / fisiknya)
KAWASAN PANTAI BERHUTAN 2.Memiliki luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan 5. Keindahan alam/ gejala
BAKAU: proses ekologi secara alami, , alam,
masih asli atau belum diganggu manusia, 3.Memiliki SDA yang khas dan unit, baik berupa jenis
6. Luas memungkinkan
4.Memiliki luas dan bentuk tertentu, Koridor disepanjang pantai tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta
dengan lebar min 130 kali gejala alam yang masih utuh, untuk mengembangkan
5.Memiliki ciri khas yang merupakan satu2x
nilai rata2x perbedaan air 4.Memiliki paling sedikit satu ekosistem dan secara materi koleksi tumbuhan
nya contoh di suatu daerah serta
pasang tertinggi dan terendah atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi dan/atau jenis satwa
keberadaannya memerlukan konservas .
maupun pendudukan manusia, asli/bukan asli.
tahunan, diukur dari garis air 5.Memiliki keadaan alam yang asli untuk dikembangkan
surut terendah ke arah darat sebagai pariwisata alam.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
TWA DAN TWAL: KAWASAN RAWAN TANAH CAGAR BIOSFER: TAMAN BURU :
1. Memiliki daya tarik alam berupa LONGSOR: 1. Memiliki keterwakilan ekosistem yang masih 1. Memiliki luas yang cukup dan
alami, kaw yang sudah mengalami degradasi,
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya Kawasan berbentuk lereng yang mengalami modifikasi, atau kawasan binaan. tidak membahayakan untuk
yang masih asli serta formasi rawan terhadap perpindahan kegiatan berburu,
2. Memiliki komunitas alam yang unik, langka
geologi yang indah, unik, & langka. material pembentuk lereng dan indah, 2. Terdapat satwa buru yang
2. Mempunyai akses yang baik untuk berupa batuan, bahan 3. Merupakan bentang alam yang cukup luas, dikembangbiakan yang
pariwisata, rombakan, tanah, atau bahan yang mencerminkan interaksi antara
material campuran. komunitas alam dengan manusia beserta memungkinan perburuan secara
3. Memiliki luas yang cukup unt
kegiatannya secara harmonis, teratur dan
menjamin pelestarian sumber daya
4. Berupa tempat bagi pemantauan perubahan berkesinambungandengan
alam hayati dan ekosistemnya unt KAWASAN RAWAN GELOMBANG ekologi melalui penelitian dan pendidikan.
dimanfaatkan bagi kegiatan wisata PASANG: mengutamanakan segi aspek
alam. rekreasi, olah raga dan kelestarian
Kawasan sekitar pantai yang
4. Kondisi lingkungan disekitarnya rawan terhadap gelombang RAMSAR: satwa.
mendukung upaya pengembangan pasang dengan kecepatan 10 sd 1.Berupa lahan basah, baik yang bersifat
kegiatan wisata. 100 km/jam yang timbul akibat alami atau mendekati alami yang mewakili KAWASAN PERLINDUNGAN
angin kencang atau gravitasi
langka atau unit yang sesuai dengan PLASMA NUTFAH :
bulan atau matahari.
biogeografisnya. 1. Memiliki jenis plasma nutfah
KAWASAN CAGAR BUDAYA DAN
2. Mendukung spesies rentan, langka, hampir tertentu yang memungkinkan
ILMU PENGETAHUAN : KAWASAN RAWAN BANJIR:
langka, atau ekologi komunitas yang terancam, kelangsungan proses
Sebagai hasil budaya manusia yang Kawasan yang diidentifikan 3. Mendukung keanekaragaman populasi satwa pertumbuhannya,
bernilai tinggi yang dimanfaatkan sering dan/atau berpotensi dan/atau flora di wilayah biogeografisnya, 2. Memiliki luas tertentu yang

untuk pengembangan ilmu tinggi mengalami bencana 4. Merupakan tempat perlindungan bagi satwa memungkinkan kelangsungan proses
alam banjir. dan/atau flora saat melewati masa krisis pertumbuhan jenis plasma nutfah.
pengetahuan.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN PENGUNGSIAN TERUMBU KARANG: KAWASAN KEUNIKAN BENTANG ALAM: KAWASAN RAWAN LETUSAN
SATWA: 1. Berupa kawasan yang terbentuk 1.Memiliki bentang alam gumuk pasir GUNUNG BERAPI
dari koloni masif dari hewan pantai,
1. Merupakan tempat kecil yang secara bertahap 1. Wilayah disekitar kawah atau
2.Bentang alam berupa kawah, kaldera,
kehidupan satwa yang sejak membentuk terumbu karang, kaldera,
maar, leher vulkanik, dan gumuk
semula menghuni areal 2. Terdapat disepanjang pantai
vulkanik, 2. Wilayah yang sering terlanda awan
tersebut, dengan kedalaman paling
dalam 40 meter, 3.Bentang alam goa, panas, aliran lava, aliran lahar
2. Merupakan tempat 4.Bentang alam ngarai/lembah,
3. Dipisahkan oleh laguna dengan lontaran atau guguran batu pijar
kehidupan baru bagi satwa, kedalaman antara 40 sd 75 mtr. 5.Bentang alam kubah,
dan/atau aliran gas beracun.
6.Bentang alam karst.
3. Memiliki luas tertentu yang
memungkinkan KAWASAN RAWAN GEMPA
berlangsungnya proses hidup KAWASAN KEUNIKAN BATUAN DAN KEUNIKAN PROSES BUMI:
dan kehidupan serta FOSIL: GEOLOGI : Kawasan yang berpotensi dan/atau
1. Memiliki keragaman batuan dan
berkembangbiaknya satwa. dapat berfungsi sebagai laboratorium 1. Kawasan poton atau lumpur pernah mengalami gempa bumi
alam
2. Memiliki batuan yang mengandung
vulkanik, dengan skala VII sd XII Modified
KAWASAN KORIDOR BAGI JENIS
SATWA ATAU BIOTA LAUT YANG jejak atau sisa kehidupan di masa 2. Kawasan dengan kemunculan Mercally Intensity (MMI).
lampau (fosil),
DILINDUNGI: sumber api alami,
3. Memiliki nilai paleo-antropologi dan
1. Kawasan yang memiliki ekosistem arkeologi, KAWASAN RAWAN GERAKAN
unit, biota endemik, atau proses 2x 3. Kawasan dengan kemunculan
4. Memiliki tipe geologi unik, TANAH:
penunjang kehidupan, 5. Memiliki satu2x nya batuan dan/atau solfatara, fumaroia, dan/atau
Kawasan yang memiliki tingkat
2. Mendukung alur migrasi biota laut. jejak struktur geologi masa lalu.
geyser. kerentanan gerakan tanah tinggi.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN YANG TERLETAK KAWASAN IMBUHAN AIR KAWASAN SEMPADAN MATA
DI ZONA PATAHAN AKTIF : TANAH: AIR:
1. Memiliki jenis fisik 1.Daratan disekeliling mata air
Sempadan dengan lebar
minimal 250 meter dari batuan dengan yang mempunyai manfaat
tepi jalur patahan aktif. kemampuan untuk mempertahankan
meluluskan air dengan fungsi mata air,
jumlah yang berarti,
KAWASAN RAWAN 2.Wilayah dengan jarak paling
2. Memiliki lapisan
TSUNAMI : penutup tanah berupa sedikit 200 meter dari mata
Pantai dengan elevasi rendah pasir sampai lanau, air.
dan/atau berpotensi atau 3. Memiliki hubungan
pernah mengalami tsunami. hidrogeologis yang
menerus dengan
KAWASAN RAWAN BAHAYA daerah lepasan,
GAS BERACUN: 4. Memiliki muka air
Wilayah yang berpotensi tanah tidak tertekan
dan/atau pernah yang letaknya lebih
mengalami bahaya gas tinggi daripada muka
beracun. air tanah yang tertekan.
KAWASAN BUDIDAYA
1. Kawasan peruntukan Hutan Produksi, 5. Kawasan peruntukan Pertambangan,
terdiri dari: terdiri dari:
a. Hutan Produksi Terbatas a. Pertambangan mineral dan batubara
b. Hutan Produksi Tetap b. Pertambangan minyak dan gas bumi
c. Hutan Produksi yang dapat dikonversi c. Pertambangan panas bumi
2. Kawasan peruntukan Hutan Rakyat, d. Air tanah
3. Kawasan peruntukan Pertanian, 6. Kawasan peruntukan Industri,
4. Kawasan peruntukan Perikanan, 7. Kawasan peruntukan Pariwisata,
8. Kawasan peruntukan Pemukiman,
9. Kawasan peruntukan Lainnya.
KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA
KAWASAN HUTAN KAWASAN HUTAN KAWASAN KAWASAN PERUNTUKAN
PRODUKSI TERBATAS: PRODUKSI YANG DAPAT PERUNTUKAN HUTAN PERTANIAN:
DIKONVERSI:
1. Memiliki faktor RAKYAT: 1.Memiliki kesesuaian
1. Memiliki faktor
kemiringan lereng, jenis kemiringan lereng, jenis 1. Kawasan yang dapat lahan untuk
tanah dan intensitas tanah dan intensitas diusahakan sebagai dikembangkan sebagai
hujan dengan jumlah hujan dengan jumlah hutan oleh orang kawasan pertanian,
skor 125 sd 174. skor paling besar 124, pada tanah yang
2.Ditetapkan sebagai lahan
2. Ditetapkan oleh 2. Merupakan kawasan dibebani hak milik,
Menteri Kehutanan. yang apabila dikonversi 2. Ditetapkan oleh
pertanian pangan abadi,
mampu Menteri Kehutanan. 3.Mendukung ketahanan
mempertahankan daya
KAWASAN HUTAN PRODUKSI dukung dan daya pangan nasional,
TETAP: tampung lingkungan. 4.Dapat dikembangkan
1. Memiliki faktor kemiringan
3. Ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan tingkat
lereng, jenis tanah dan
intensitas hujan dengan jumlah
Kehutanan.
ketersediaan air,
skor paling besar 124.
5.Ditetapkan oleh Menteri
2. Ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan. Pertanian
KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA
KAWASAN KAWASAN PERUNTUKAN KAWASAN PERUNTUKAN KAWASAN
PERTAMBANGAN INDUSTRI:
PERUNTUKAN PERUNTUKAN
1. Berupa wilayah yang dapat
PERIKANAN: 1. Memiliki sumber daya bahan PEMUKIMAN:
dimanfaatkan untuk kegiatan industri,
tambang yang berwujud padat,
1. Wilayah yang dapat 2. Tidak mengganggu kelestarian fungsi 1. Berada di luar kawasan
cair atau gas berdasarkan peta
dimanfaatkan untuk lingkungan hidup, yang ditetapkan
dan/atau data geologi,
kegiatan 3. Tidak mengubah lahan produktif sebagai kawasan
2. Merupakan wilayah yang dapat 4. Ditetapkan oleh Menteri
penangkapan,
rawan bencana alam,
dimanfaatkan untuk pemusatan Perindustrian.
2. Memiliki akses menuju
budidaya, dan kegiatan pertambangan secara
berkelanjutan, pusat kegiatan
industri pengolahan KAWASAN PERUNTUKAN
3. Merupakan bagian proses upaya
masyarakat,
hasil perikanan, PARIWISATA:
merubah kekuatan ekonomi 1. Memiliki objek dan daya tarik 3. Memiliki kelengkapan
2. Tidak mengganggu prasarana, sarana dan
potensial menjadi kekuatan wisata,
kelestarian ekonomi riil, 2. Mendukung upaya pelestarian utilitas pendukung,
lingkungan hidup, budaya, keindahan alam dan
4. Ditetapkan oleh Menteri
lingkungan, 4. Ditetapkan oleh
3. Ditetapkan oleh Pertambangan
3. Ditetapkan oleh Menteri
Menteri Pemukiman
Menteri Perikanan Pariwisata. dan Perumahan.

Anda mungkin juga menyukai