PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Dalam Rangka:
Pelatihan KLHS oleh PSLH ITB
Senin, 25 November 2019
Disampaikan Oleh:
Dr. Ir. Fatma Djuwita, M. Si / NIP. 19640419 199203 2 002
HP. 085281579297 (fdjuwita@yahoo.com dan fdjuwira@gmail.com)
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Kebijakan Lingkungan Hidup Wilayah dan Sektor
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kebijakan Wilayah dan Sektor
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ginanjar
Umum Siagian Alexander
Kartasasmita
• 1. bencana banjir, • 1. kebocoran gas, • sekitar Kali Welang • Trenggalek, • 81 kali banjir,
• 2. banjir bandang, • 2. ledakan, Rejoso di Probolinggo, • Probolinggo, • 6 kali banjir bandang,
• 3. banjir rob, • 3. dan lainnya • Sungai Pekalen di • Bondowoso, • 105 kali angin
• 4. stunami, Situbondo. • Pacitan, kencang,
• 5. kekeringan, • Bojonegoro, • Ponorogo, • puting beliung 32 kali,
• 6. tanah longsor, • Lamongan, • Situbondo, dan
• 7. angin puting • Gresik, • Banyuwangi. • tanah longsor 42 kali.
beliung, • Sidoarjo,
• Pasuruan,
• Jombang, dan
• Mojokerto
• luapan Sungai
Bengawan Solo.
2016
2018
2017
PENCEGAHAN?
Bencana Alam?
Kerugian?
Mitigasi Bencana Dalam UU 24/2007
Pasal 1: Pasal 44 Pasal 47
Mitigasi
Mitigasi untuk
untuk mengurangi
mengurangi risiko
risiko bencana
bencana
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan penanggulangan
penanggulangan
Mitigasi adalah bencana,
bencana, meliputi:
meliputi:
bagi
bagi masyarakat
masyarakat yang
yang berada
berada pada
pada kawasan
kawasan
rawan bencana, dilakukan melalui:
rawan bencana, dilakukan melalui:
serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko
bencana, baik melalui a. kesiapsiagaan; a.
a. pelaksanaan
pelaksanaan penataan
penataan ruang;
ruang;
pembangunan fisik
b.
b. pengaturan
pengaturan pembangunan,
pembangunan,
maupun penyadaran dan b. peringatan dini; dan pembangunan
pembangunan infrastruktur,
infrastruktur, tata
tata
peningkatan kemampuan bangunan;
bangunan; dan
dan
menghadapi ancaman c.
c. penyelenggaraan
penyelenggaraan pendidikan,
pendidikan,
bencana c. mitigasi bencana. penyuluhan,
penyuluhan, dan
dan pelatihan
pelatihan baik
baik secara
secara
konvensional
konvensional maupun
maupun modern.
modern.
PERTANYAAN
Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada
PEMUKIMAN dan PEMUKIMAN dan INDUSTRI di
PERKANTORAN di PERDAGANGAN di KAWASAN
RAWAN BENCANA? PERTANIAN HUTAN? BOLEH?
Bagaimana jika ada rencana Bagaimana jika ada Bagaimana jika ada rencana
PEMBANGUNAN PIPA PEMBANGUNAN
rencana RTH berada di
KABEL LISTRIK melintasi RUMAH SAKIT berada di
KAWASAN TOPOGRAFI didalam KAWASAN AREAL
Pasal 26 UU No 26/2007:
(1) RTRW kabupaten memuat: (2) RTRW kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan RPJPD;
Setiap pejabat
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten; b. penyusunan RPJMD; pemerintah
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang c. pemanfaatan ruang dan pengendalian yang berwenang
meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan menerbitkan izin
jaringan prasarana wilayah kabupaten; keseimbangan antarsektor; pemanfaatan
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk
meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan investasi; dan ruang dilarang
budi daya kabupaten; f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten. menerbitkan izin
d. penetapan kawasan strategis kabupaten; (3) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi
dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
yang tidak
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
yang berisi indikasi program utama jangka pembangunan dan administrasi pertanahan. sesuai dengan
menengah lima tahunan; dan rencana tata
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum ruang.
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
KLHS?
DEFINISI KLHS : Rangkaian Analisis Yang Sistematis, Menyeluruh Dan Partisipatif, Untuk
Memastikan Bahwa Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Telah Menjadi Dasar Dan Terintegrasi Dalam
Pembangunan Suatu Wilayah dan/atau KRP
KLH
KLHS
S Proses Partisipatif Rangkaian Analisis Menyeluruh
Iteratif
Sistematis
DRAFT
KRP Masa Lalu Sekarang
Prediksi Masa
Mendatang
ISU
Ekologi Ekonomi Sosial
PEMBANGUNAN
Pembangunan
Berkelanjutan
DASAR KLHS DALAM
HUKUM ATURAN
KLHS
LAINNYA UU No.
Rapermen
23/2014 :
ATR : KLHS
Pemerintah
RTRW Daerah;
Permendagri
Permen PP No. 15/2010 :
No. 7/2018 :
LHK No. UU No. KLHS
Penyelenggaraan
P. Penataan Ruang;
32/2009 RPJMD
69/2017
PP No.
46/2016 PerPres No. PerPres No.
122/2012 :
2/2015 : RPJM
Reklamasi Wilayah
Nasional 2015 – Pesisir dan Pulau-
2019; pulau kecil;
KLHS DALAM UU NO. 32/2009
a. pengkajian
c. rekomendasi pengaruh
perbaikan untuk pengambilan
b. perumusan alternatif penyempurnaan KRP;
KRP
keputusan terhadap
KRP kondisi LH
yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan
dan
berkelanjutan
di suatu wilayah;
c. penyusunan
a.
b. pengkajian
perumusan
rekomendasi
pengaruh
alternatif
perbaikan
KRP
penyempurnaan
untuk
terhadap
pengambilan
kondisi
KRP; keputusan
LH;
dan KRP
a. b. c.
Per e.
sia pe per
umu Pe
pan ng san
nja
alte
(Pe ka rnat mi
mb
ji if nan
ent pen
Ku
uka an yem
purn alit
n pe aan as,
Pok ng KRP;
Pe
ja, dan
KA
ar pen nd
uh yusu oku
K nan
me
dan KR rek
nta
Ide ome
P nda sia
ntif si
ika te perb
n
si rh aika da
n n
Pe ad untu Val
ma
ngk
ap pen
k
ida
u ko gam si
bila KL
Ke nd n
pen HS
isi kep
utus RPJ
tin
gan LH an MD
KRP
) ;
PENYELENGGARAAN KLHS
●
Identifikasi dan Perumusan Isu ●
Isu PB Yang Paling Strategis
PB ●
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau
●
Didapat dari Konsultasi Publik
dg Para Pemangku Kepentingan analisis Ps 9 ayat (1)
(Ps 8) (Ps 8)
●
Isu PB Prioritas Identifikasi materi muatan KRP yang
●
pisau analisis Ps 9 1
ayat (2) 2 3 4
pisau analisis Penjelasan Ps 15 UU 32/09
5 6
(Ps 9) (Ps 10)
●
Analisis pengaruh hasil Isu PB ●
Kajian muatan KLHS :
Prioritas dengan muatan KRP;
●
Analisis pengaruh hasil No 3 dg
●
Kajian DDDT, JE, SDA, PI,
hasil No 4 Kehati, Resiko Dampak LH
7 8 9 10 11
●
Rumusan Alternatif’ ●
Penyusunan Rekomendasi;
●
Perubahan :Tujuan, Strategi ●
Perbaikan KRP, Keg/usaha
pencapaian, ukuran/skala, lokasi,
proses/metode, penundaan, rambu yang telah melampaui DDDT
mempertahankan ekosistem, mitigasi tidak boleh lagi
KLHS, DALAM:
PP NO. 46/2016 DAN
PERMEN LHK NO. P.
69/2017
PROSES KLHS
1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERANGKA PIKIR
RTRW RZWP3K KRP lainnya KRP Masy RPJP/M
1 1
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
Identifikasi Materi Muatan
4 Muatan KRP
KRP dari SDGs
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
3 Isu PB Prioritas yang berdampak 1. Indikator Tercapai
Konsultasi 2. Indikator tidak Tercapai
3. Indikator tidak ada Data
Publik 4. Indikator tidak ada data di
5 Analisis Pengaruh wilayah kajian
Rek
Peru
lamasi
Penye bahan
Wila RPJM
leng- Per Persetu
Pemerin yah Nasio
garaan untuk juan KLHS KLHS
tah Pesisir nal
Daerah; Pena an Substan RPJMD RTRW
dan 2015 –
taan Kawas si RTRW
Pulau- 2019;
Ruang; an
pulau
Hutan;
kecil;
KLHS DALAM UU NO. 23 TAHUN 2014,
2 OKT 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH,
Pasal 12 : Bidang Lingkungan Hidup masuk dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
dengan Pelayanan Dasar, yang menjadi kewenangan Daerah dalam Urusan Pemerintahan Konkuren.
• Lampiran UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
• MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
• K. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Halaman 44 Lampiran)
1 2 3
Pasal 25 ayat (2) huruf Pasal 27 ayat (2) huruf Pasal 32 ayat (2) huruf
c: Proses penyusunan c: Proses penyusunan c: Proses penyusunan
RTR Wilayah RTR Wilayah RTR Wilayah
4 Nasional; 5 Provinsi; 6 Kabupaten;
7 Pasal 35 ayat (2) huruf 8 Pasal 43 ayat (2) huruf 9 Penjelasan Pasal 53
c: Proses penyusunan ayat (2) huruf c :
c: Proses penyusunan
RTR Proses penyusunan
RTR Wilayah Kota;
Pulau/Kepulauan; RTR KSN;
10
Pasal 31 : Tata Cara Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Untuk Wilayah Provinsi:
1 1 1
2 2 Nasional: 2
3 3 3
4 4 4
5 5
5
6 6
RZ KSN 6 Rencana KRP
7 RenStra Tertentu Pembangu berdampa
RTR RTR 7 RPZ
WP3K Untuk 7 nan Pusat RPJM lainnya
RTRW Pulau/ Kawasan RTR Laut Kawasan RPJP
beserta Pulau- Pertumbuh Nasional; tingkat
8 Nasional; Kepulauan Strategis Nasional; Konservasi Nasional;
rencana Pulau an dan nasiona
; Nasional; 8 Perairan;
rincinya; Kecil Ekonomi atau linta
9 Terluar; Nasional; provinsi
9
10
11
STATUS RTR DAERAH, MASA PK DAN
PILKADA SERENTAK 35
34
Sudah 2
21 17
RTR Kawasan
Perda PROVINSI Strategis Provinsi
dan
PROVINSI
476 PROVINSI
1 RTR Kawasan
Belum 115
Perda
32 378 Kab 48
Kab/Kota Kab/Kota
39 RDTR
Kab/Kota
Kota
Terdapat kurang lebih sebanyak 1.838 RDTR yang harus disusun di seluruh Indonesia dan saat ini baru
sebanyak 51 RDTR. Artinya masih terdapat 1.793 RDTR yang perlu disusun RDTRnya.
Terima Kasih
Semoga bermanfaat
Maaf lahir bathin
Wassalamu’alaikum Warakhmatullahi
Wabarakatuh
Aamiin Allahumma Aamiin
Muatan RTRW?
KAWASAN LINDUNG
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap 4. Kawasan rawan bencana alam:
kawasan bawahannya a. Kawasan Rawan Tanah Longsor
a. Kawasan Hutan Lindung b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
b. Kawasan Bergambut c. Kawasan Rawan Banjir
c. Kawasan Resapan Air
5. Kawasan lindung geologi:
2. Kawasan perlindungan setempat: a. Kawasan Cagar Alam Geologi (keunikan batuan fosil, keunikan
a. Sempadan Pantai bentang alam, keunikan proses geologi) luas min 1.000 Ha
b. Sempadan Sungai b. Kawasan Bencana Alam Geologi (rawan letusan gunung berapi,
c. Kawasan sekitar danau, atau waduk, dan rawan gempa bumi, rawan gerakan tanah, terletak di zona
d. Ruang terbuka hijau kota patahan aktif, rawan tsunami, rawan abrasi, rawan bahaya gas
beracun).
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya: c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kaw
luas min 1.000 Ha imbuhan air tanah, sempadan mata air)
a. Kawasan Suaka Alam,
6. Kawasan lindung lainnya: luas min 1.000 Ha
b. Kawasan Suaka Alam Laut, dan perairan lainnya
a. Cagar Biosfir
c. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut
b. Ramsar
d. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut,
c. Taman Buru
e. Kawasan pantai berhutan bakau
f. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut d. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah
untuk pengembangan ilmu tinggi mengalami bencana 4. Merupakan tempat perlindungan bagi satwa memungkinkan kelangsungan proses
alam banjir. dan/atau flora saat melewati masa krisis pertumbuhan jenis plasma nutfah.
pengetahuan.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN PENGUNGSIAN TERUMBU KARANG: KAWASAN KEUNIKAN BENTANG ALAM: KAWASAN RAWAN LETUSAN
SATWA: 1. Berupa kawasan yang terbentuk 1.Memiliki bentang alam gumuk pasir GUNUNG BERAPI
dari koloni masif dari hewan pantai,
1. Merupakan tempat kecil yang secara bertahap 1. Wilayah disekitar kawah atau
2.Bentang alam berupa kawah, kaldera,
kehidupan satwa yang sejak membentuk terumbu karang, kaldera,
maar, leher vulkanik, dan gumuk
semula menghuni areal 2. Terdapat disepanjang pantai
vulkanik, 2. Wilayah yang sering terlanda awan
tersebut, dengan kedalaman paling
dalam 40 meter, 3.Bentang alam goa, panas, aliran lava, aliran lahar
2. Merupakan tempat 4.Bentang alam ngarai/lembah,
3. Dipisahkan oleh laguna dengan lontaran atau guguran batu pijar
kehidupan baru bagi satwa, kedalaman antara 40 sd 75 mtr. 5.Bentang alam kubah,
dan/atau aliran gas beracun.
6.Bentang alam karst.
3. Memiliki luas tertentu yang
memungkinkan KAWASAN RAWAN GEMPA
berlangsungnya proses hidup KAWASAN KEUNIKAN BATUAN DAN KEUNIKAN PROSES BUMI:
dan kehidupan serta FOSIL: GEOLOGI : Kawasan yang berpotensi dan/atau
1. Memiliki keragaman batuan dan
berkembangbiaknya satwa. dapat berfungsi sebagai laboratorium 1. Kawasan poton atau lumpur pernah mengalami gempa bumi
alam
2. Memiliki batuan yang mengandung
vulkanik, dengan skala VII sd XII Modified
KAWASAN KORIDOR BAGI JENIS
SATWA ATAU BIOTA LAUT YANG jejak atau sisa kehidupan di masa 2. Kawasan dengan kemunculan Mercally Intensity (MMI).
lampau (fosil),
DILINDUNGI: sumber api alami,
3. Memiliki nilai paleo-antropologi dan
1. Kawasan yang memiliki ekosistem arkeologi, KAWASAN RAWAN GERAKAN
unit, biota endemik, atau proses 2x 3. Kawasan dengan kemunculan
4. Memiliki tipe geologi unik, TANAH:
penunjang kehidupan, 5. Memiliki satu2x nya batuan dan/atau solfatara, fumaroia, dan/atau
Kawasan yang memiliki tingkat
2. Mendukung alur migrasi biota laut. jejak struktur geologi masa lalu.
geyser. kerentanan gerakan tanah tinggi.
KRITERIA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN YANG TERLETAK KAWASAN IMBUHAN AIR KAWASAN SEMPADAN MATA
DI ZONA PATAHAN AKTIF : TANAH: AIR:
1. Memiliki jenis fisik 1.Daratan disekeliling mata air
Sempadan dengan lebar
minimal 250 meter dari batuan dengan yang mempunyai manfaat
tepi jalur patahan aktif. kemampuan untuk mempertahankan
meluluskan air dengan fungsi mata air,
jumlah yang berarti,
KAWASAN RAWAN 2.Wilayah dengan jarak paling
2. Memiliki lapisan
TSUNAMI : penutup tanah berupa sedikit 200 meter dari mata
Pantai dengan elevasi rendah pasir sampai lanau, air.
dan/atau berpotensi atau 3. Memiliki hubungan
pernah mengalami tsunami. hidrogeologis yang
menerus dengan
KAWASAN RAWAN BAHAYA daerah lepasan,
GAS BERACUN: 4. Memiliki muka air
Wilayah yang berpotensi tanah tidak tertekan
dan/atau pernah yang letaknya lebih
mengalami bahaya gas tinggi daripada muka
beracun. air tanah yang tertekan.
KAWASAN BUDIDAYA
1. Kawasan peruntukan Hutan Produksi, 5. Kawasan peruntukan Pertambangan,
terdiri dari: terdiri dari:
a. Hutan Produksi Terbatas a. Pertambangan mineral dan batubara
b. Hutan Produksi Tetap b. Pertambangan minyak dan gas bumi
c. Hutan Produksi yang dapat dikonversi c. Pertambangan panas bumi
2. Kawasan peruntukan Hutan Rakyat, d. Air tanah
3. Kawasan peruntukan Pertanian, 6. Kawasan peruntukan Industri,
4. Kawasan peruntukan Perikanan, 7. Kawasan peruntukan Pariwisata,
8. Kawasan peruntukan Pemukiman,
9. Kawasan peruntukan Lainnya.
KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA
KAWASAN HUTAN KAWASAN HUTAN KAWASAN KAWASAN PERUNTUKAN
PRODUKSI TERBATAS: PRODUKSI YANG DAPAT PERUNTUKAN HUTAN PERTANIAN:
DIKONVERSI:
1. Memiliki faktor RAKYAT: 1.Memiliki kesesuaian
1. Memiliki faktor
kemiringan lereng, jenis kemiringan lereng, jenis 1. Kawasan yang dapat lahan untuk
tanah dan intensitas tanah dan intensitas diusahakan sebagai dikembangkan sebagai
hujan dengan jumlah hujan dengan jumlah hutan oleh orang kawasan pertanian,
skor 125 sd 174. skor paling besar 124, pada tanah yang
2.Ditetapkan sebagai lahan
2. Ditetapkan oleh 2. Merupakan kawasan dibebani hak milik,
Menteri Kehutanan. yang apabila dikonversi 2. Ditetapkan oleh
pertanian pangan abadi,
mampu Menteri Kehutanan. 3.Mendukung ketahanan
mempertahankan daya
KAWASAN HUTAN PRODUKSI dukung dan daya pangan nasional,
TETAP: tampung lingkungan. 4.Dapat dikembangkan
1. Memiliki faktor kemiringan
3. Ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan tingkat
lereng, jenis tanah dan
intensitas hujan dengan jumlah
Kehutanan.
ketersediaan air,
skor paling besar 124.
5.Ditetapkan oleh Menteri
2. Ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan. Pertanian
KRITERIA KAWASAN BUDIDAYA
KAWASAN KAWASAN PERUNTUKAN KAWASAN PERUNTUKAN KAWASAN
PERTAMBANGAN INDUSTRI:
PERUNTUKAN PERUNTUKAN
1. Berupa wilayah yang dapat
PERIKANAN: 1. Memiliki sumber daya bahan PEMUKIMAN:
dimanfaatkan untuk kegiatan industri,
tambang yang berwujud padat,
1. Wilayah yang dapat 2. Tidak mengganggu kelestarian fungsi 1. Berada di luar kawasan
cair atau gas berdasarkan peta
dimanfaatkan untuk lingkungan hidup, yang ditetapkan
dan/atau data geologi,
kegiatan 3. Tidak mengubah lahan produktif sebagai kawasan
2. Merupakan wilayah yang dapat 4. Ditetapkan oleh Menteri
penangkapan,
rawan bencana alam,
dimanfaatkan untuk pemusatan Perindustrian.
2. Memiliki akses menuju
budidaya, dan kegiatan pertambangan secara
berkelanjutan, pusat kegiatan
industri pengolahan KAWASAN PERUNTUKAN
3. Merupakan bagian proses upaya
masyarakat,
hasil perikanan, PARIWISATA:
merubah kekuatan ekonomi 1. Memiliki objek dan daya tarik 3. Memiliki kelengkapan
2. Tidak mengganggu prasarana, sarana dan
potensial menjadi kekuatan wisata,
kelestarian ekonomi riil, 2. Mendukung upaya pelestarian utilitas pendukung,
lingkungan hidup, budaya, keindahan alam dan
4. Ditetapkan oleh Menteri
lingkungan, 4. Ditetapkan oleh
3. Ditetapkan oleh Pertambangan
3. Ditetapkan oleh Menteri
Menteri Pemukiman
Menteri Perikanan Pariwisata. dan Perumahan.