Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya mewujudkan
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai dengan penanganan permukiman
kumuh perkotaan yang komprehensif dan kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek
permukiman sangat diperlukan untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegras
i dengan pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh
semua pelaku pembangunan secara k olaboratif. Tanggung jawab pengembangan
perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari pemangku kepentingan sesuai
dengan peran masing - masing. Penanganan permukiman kumuh perkotaan merupakan
upaya bersama dalam kesetaraan pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi kota yang berkesinambungan.
Ir. Ri na Fari da
Ir. Rina Farida, MT
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
ASKOT : Assisten Kota Program Pemberdayaan Masyarakat
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
CAP : Community Action Plan
DED : Detail Engineering
Design FGD : Focus Group
Discussion
IPAL : Instalasi Pengelolaan Air Limbah
IPAS : Instalasi Pengelolaan Akhir Sampah
IPLT : Instalasi Pengelolaan Limbah
Terpadu Korkot : Koordinator Kota Fasilitator
P2KKP KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
KSN : Kawasan Strategis Nasional
KSP : Kawasan Strategis Provinsi
KSK : Kawasan Strategis Kota/Kabupaten
NUAP : Neighborhood Upgrading Action Plan
NUSP : Neighborhood Upgrading Shelter
Project MBR : Masyarakat Berpenghasilan
Rendah
P2KKP : Program Peningkatan Kualitas Kumuh Perkotaan
Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis
Gambar 2.10 K
D
2016 ..
Gambar 3.19 Contoh
Kumuh
Gambar 3.20 Cont oh
Gambar 3.21 Rangka
Penang
Gambar 3.22 Cont oh
Gambar 3.23 Cont oh
Gambar 3.24 Cont oh
Gambar 3.25 Cont oh 4 Konsep Desain Kawasan Perm ukiman K umuh .............................3-
107
Gambar 3.26 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Bangunan Permukiman
Kumuh ......................................................................................................3-110
Gambar 3.27 Cont oh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jal an Li ngkungan ...........3-
110
Gambar 3.28 Rangkaian Kegi atan pada Lingk up Kegi atan Penyusunan Desain Teknis ......3-
120
Gambar 3.29 Plotting/pem etaan Daftar Komponen Infrastruktur Pembangunan tahap 1 .....3-125
Gambar 3.30 Cont oh Sitepl an Kawasan Prioritas .............................................................3-
126
Gambar 3.31 Contoh siteplan kawasan skala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi eksisting)
..................................................................................................3-127
Gambar 3.32 Ilustasi Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After)
Penanganan .............................................................................................3-128
Gambar 3.33 Cont oh ilustrasi 3D Kawasan .....................................................................3-129
1.1 LATAR BELAKANG
Masalah permukiman kumuh hingga saat ini masih menjadi masalah utama yang yang dihadapi
di kawasan permukiman perkotaan. Tingginya arus urbanisasi akibat menumpuknya sumber
mata pencaharian di kawasan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat
perdesaan (terutama golongan MBR) untuk bekerja di kawasan perkotaan dan tinggal di
lahan- lahan ilegal yang mendekati pusat kota, hingga akhirnya menciptakan lingkungan
permukiman kumuh. Di sisi lain, belum terpenuhinya standar pelayanan minimal (SPM)
perkotaan pada beberapa kawasan permukiman yang berada di lahan legal pun pada
akhirnya juga bermuara pada terciptanya permukiman kumuh di kawasan perkotaaan.
Bermukim di kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu
keterpaksaan bagi kaum MBR yang harus menerima keadaan lingkungan permukiman yang
tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan minimal seperti rendahnya mutu
pelayanan air m inum, drainase, limbah, sampah serta masalah-masalah lain seperti
kepadatan dan ketidakteraturan bangunan yang lebih lanjut berimplikasi pada meningkatnya
bahaya kebakaran maupun dampak sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung meningkat
dari waktu ke waktu.
Permasalahan permukiman kumuh menjadi salah satu isu utama pembangunan
perkotaan yang cukup menjadi polemik, karena upaya penanganan yang sebenarnya dari
waktu ke waktu sudah dilakukan berbanding lurus dengan terus berkembangnya
kawasan kumuh dan munculnya kawasan-kawasan kumuh baru. Secara khusus dampak
permukiman kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap
penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan
ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan kehidupan
hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan,
komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya
termasuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah,
1-1 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 1-1
yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan
ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial masyarakat.
Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh telah diamanatkan UU No.1
tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukim an, Selain itu, penanganan
permukiman kumuh sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2015-2019, dimana target
besarnya adalah terciptanya kota bebas kumuh di tahun 2019. Proses penanganan kumuh
telah dimulai tahun
2015 dan target nol persen harus dicapai pada 2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal
4
(empat) tahun dengan ragam persoalan yang belum sepenuhnya terdeteksi. Langkah awal
dalam mengejar target kota bebas kumuh 2019 sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian
Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta K arya sejak tahun 2014 dengan menyusun road
map penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara
kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di seluruh
Indonesia.
Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman kumuh diawali dengan
identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut
melalui SK Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang
- undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal
VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan
pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh berdasarkan UU No.1/2011
mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten menyusun Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP),
sebagai instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya melalui Subdit
Perencanaan Teknis memberikan fasilitasi berupa pendampingan dalam penyusunan
RP2KPKP sebagaimana dimaksud di Kabupaten/Kota sebagai sebagai bentuk pembinaan
kepada Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana penanganan permukiman kumuh di
kabupaten/kotanya masing-masing dengan harapan:
1. Terciptanya percepatan penanganan permukiman kumuh secara menyeluruh dan
tuntas bagi kawasan kumuh yang telah disepakati dalam SK Walikota/Bupati;
2. Terciptanya keterpaduan program yang dapat menyelesaikan dan/atau menuntaskan
permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke
ciptakaryaan melalui kegiatan reguler sektoral;
3. Meningkatnya kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh bersama kelompok swadaya masyarakat
(KSM/CBOs); dan
4. Terciptanya keberlanjutan progam penanganan permukiman kumuh sebagai bagian dari
strategi pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh.
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN
SASARAN
1.2.1 MAKSUD
Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) ini disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi
pemangku kepentingan dalam penyusunan RP2KPKP di kabupaten/kota.
1.2.2 TUJUAN
Disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) memiliki
tujuan:
memberikan pemahaman dasar mengenai RP2KPKP;
memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan RP2KPKP baik
secara proses maupun substansi; dan
memberikan acuan teknis baku mutu dari produk RP2KPKP yang
dihasilkan.
1.2.3 SASARAN
Sasaran disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) ini antara
lain:
tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan RP2KPKP;
tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan
RP2KPKP;
tercapainya standar baku mutu dari produk RP2KPKP yang
dihasilkan.
1-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 1-3
RP2KPKP di kabupaten/kota masing-masing, baik dalam konteks proses
penyusunan maupun substansi kegiatan penyusunan RP2KPKP; dan
Tenaga Ahli Pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan padaanggota
Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang seharusnya.
1-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 1-3
1.4 SISTEMATIKA PANDUAN
Untuk memudahkan dalam memahami proses dan substansi penyusunan RP2KPKP, maka
Panduan Penyusunan RP2KPKP ini dibagi kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
BAGIAN I Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud,
Pendahuluan tujuan dan sasaran, serta manfaat dari Panduan RP2KPKP
BAGIAN III Bagian ini merupakan inti dari Buku Panduan Penyusunan
Kegiatan RP2KPKP ini yang menjelaskan ruang lingkup kegiatan
Penyusunan penyusunan RP2KPKP, proses dan prosedur penyusunan
RP2KPKP RP2KPKP, serta keluaran yang dihasilkan.
2.1 LANDASAN HUKUM
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) didasari atas amanat Undang-undang No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, sedangkan upaya pencapaian kota bebas kumuh pada tahun 2019
sendiri diamanatkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Adapun secara teknis pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh mengacu pada PermenPUPR tentang Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman
Kumuh serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.
2-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-1
Pencegahan
Pencegahan terhadap tumbuh a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
dan berk embangnya b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas
perumahan k umuh dan permuk umum; c. penurunan kualitas rumah, perumahan,
iman k umuh baru mencak up: dan
permukiman, serta prasarana, sarana dan
utilitas umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Pencegahan dilak sanak
an melalui: a. pengawasan dan pengendalian; dan
b. pemberdayaan masyarakat
Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan,
standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemeriksaan
secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan.
Pemberdayaan masyarak at dilakukan terhadap pemangku kepentingan
bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui
pendampingan dan pelayanan informasi.
Peningkatan Kualitas
Peningk atan k ualitas a. pemugaran;
terhadap perumahan k umuh b. peremajaan; atau
dan c. pemukiman kembali.
permuk iman k umuh didahului
dengan penetapan lokasi
perumahan k umuh dan
permuk iman k umuh
dengan pola-pola
penanganan:
Penetapan Lokasi Penetapan lokasi perumahan dan permukiman
kumuh wajib memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi,
dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan
lingkungan;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas
umum yang memenuhi persyaratan dan tidak
membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Peningkatan Kualitas
Mengacu pada Undang Undang No.1 Tahun 2011, upaya peningkatan kualitas permukiman
kumuh pada dasarnya meliputi 4 (empat) tahapan utama yakni pendataan, penetapan lokasi,
pelaksanaan dan pengelolaan sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut .
Gambar 2.1 Pros es Peningkatan Kualitas Perumahan dan Perm ukiman Kum uh Menurut UU No. 1/
2011
2-3 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-3
dalamnya terkait upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sebagaimana
yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Struktur Pem bagian Peran Pem erintah, Pem erintah Daerah, dan Mas yarakat
Gambar 2.3 Peran Antar Pem angku Kepentingan dalam Pem bangunan dan Pengembangan
Kawasan
Perm ukim
an
1. Kawas an
Perm ukim an
2) Menjamin ketahanan sumber daya air domestik melalui optimalisasi bauran sumber daya air
domestik melalui strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi untuk mengarusutamakan pem -bangunan air minum
yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) serta
mening - katkan kesadaran masyarakat akan hygiene dan sanitasi.
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui
upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan,
pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum
maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air
hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan
lingkungan.
c. Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan
idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
d. Daur Ulang Air, yakni strategi untuk memanfaatkan air yang telah terpakai
melalui pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) dan daur ulang air
yang telah dipergunakan (water reclaiming).
4) Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi
, kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas Rencana Induk -Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
yang didasari dengan neraca keseimbangan air domestik kota/kabupaten dan telah
mengintegrasikan pengelolaan sanitasi sebagai upaya pengamanan air minum;
b. Upaya peningkatan promosi hygiene dan sanitasi yang terintegrasi dengan
penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi;
c. Implementasi Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) yang berkualitas
melalui pengarusutamaan SSK dalam proses perencanaan dan penganggaran formal;
d. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air
minum dan sanitasi.
e. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan sanitasi,
baik eksekutif maupun legislatif serta media.
5) Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi
melalui sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai tahap perencanaan
sampai implementasi baik secara vertikal maupun horizontal melalui strategi:
a. Pelaksanaan sanitasi sekolah dan pesantren, sinergi pengembangan air minum dan
sanitasi dengan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upay
a mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta integrasi pembangunan perumahan
dan penyediaan kawasan permukiman dengan pembangunan air minum dan sanitasi.
Pelaksanaan pelayanan dasar berbasis regional dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan
sumber air baku air minum dan lahan serta dalam rangka mendukung konektivitas antar
wilayah yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sinergi pendanaan air
minum dan sanitasi dilaksanakan melalui (i) pemanfaatan alokasi dana pendidikan untuk
penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah; (ii) pemanfaatan alokasi
dana kesehatan baik untuk upaya preventif penyakit dan promosi hygiene dan sanitasi serta
pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; (iii) penyediaan air minum dan sanitasi melalui
Anggaran Dasar Desa (ADD) serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan
Dana Alokasi Khusus (DAK) , Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) untuk bidang
kesehatan, lingkungan hidup, perumahan, dan pembangunan desa tertinggal.
2.1.3 PERMEN PUPR NO.2/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN
KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN
KUMUH
1. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria yang digunakan
untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari:
A. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan
Gedung
Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup:
1) Ketidakteraturan Bangunan
Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan
dan permukiman:
a tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR), yang meliputi pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan
bangunan pada suatu zona; dan/atau
b tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang meliputi pengaturan
blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas
lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
2) Tingkat Kepadatan Bangunan Yang Tinggi Yang Tidak Sesuai dengan Ketentuan
Rencana Tata Ruang
Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman
dengan:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau
RTBL;
dan/atau
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR,
dan/atau
RTBL.
3) Ketidaksesuaian Terhadap Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Ketidaksesuaian terhadap persyaratan teknis bangunan gedung merupakan kondisi
bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang bertentangan dengan
persyaratan:
a. pengendalian dampak lingkungan;
b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau
di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum;
c. keselamatan bangunan gedung;
d. kesehatan bangunan gedung;
e. kenyamanan bangunan gedung; dan
f. kemudahan bangunan gedung.
Semua persyaratan di atas secara prinsip semestinya sudah t ercantum dalam IMB
atau persetujuan sementara mendirikan bangunan, oleh karena itu penilaian
ketidaksesuaian persyaratan teknis bangunan gedung dapat merujuk pada kedua
dokumen perizinan tersebut.
B. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan
Baik : IRI 8
Sedang : IRI > 8 dan IRI
10 c. Jalan tanah/diluar perkerasan
Baik : IRI 10
Sedang : IRI > 10 dan IRI 12
IRI (International Roughness Index) jalan adalah parameter kekerasan permukaan
jalan yang dihitung dari jumlah kumulatif naik turunnya permukaan arah profi
l memanjang dibagi dengan jarak/panjang permukaan.
3) Aspek Kondisi Penyediaan Air Minum
Komponen penyediaan air minum meliputi:
1. Akses aman air minum
Syarat kesehatan air minum sesuai peraturan menteri yang menyelenggarak
an urusan pemerintahan di bidang kesehatan
a. Persyaratan fisika: sifat fisik air seperti bau, warna, kandungan zat
padat, kekeruhan, rasa, dan suhu
b. Persyaratan mikrobiologis: kandungan bakteri dalam air yaitu bakteri E -Coli
dan bakteri koliform,
c. Persyaratan kimiawi: kandungan mineral dalam air seperti arsen, fluorida,
sianida, khlorin, alumunium, mangan dan mineral lainnya
2. Kebutuhan air minum
Kebutuhan minimal adalah 60 liter/orang/hari. Kebutuhan air minum dapat dipenuhi
dengan Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan (SPAM) maupun
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP).
a. SPAM
SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik ) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum yang unit distribusinya melalui perpipaan
dan unit pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan,
hidran umum, dan hidran kebakaran. Komponen SPAM meliputi
1) Unit air baku dengan kapasitas Rencana 130% dari kebutuhan rata-
rata, dengan komponen:
mata air
air tanah
air permukaan (sungai, danau, laut)
air hujan
pipa transmisi air baku dari sumber air baku ke Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPA)
2) Unit produksi dengan kapasitas rencana 120% dari kebutuhan rata-
rata, dengan komponen
sambungan rumah
hidran umum
hidran kebakaran
b. SPAM BJP
SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, komunal, maupun
komunal khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan
sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM. SPAM BJP meliputi:
1) Sumur dangkal dan/atau Sumur Dalam
2) Penampungan Air Hujan (PAH)
3) Perlindungan Mata Air (PMA)
4) Saringan Rumah Tangga (Sarut)
5) Destilator Surya Atap Kaca
6) IPA sederhana
7) Terminal Air (mobil tangki / tangki air)
4) Aspek Kondisi Drainase Lingkungan
Penyediaan jaringan drainaseadalahuntuk mengelola/mengendalikan air permukaan
(limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir dan
kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup.
Yang disebut genangan adalah terendamnya suatu kawasan lebih dari 30 cm
selama lebih dari 2 jam dan lebih dari 2 kali setahun). Komponen Drainase Lingkungan
meliputi:
1. Sistem Drainase yang terbentuk
a. Sistem drainase utama adalah jaringan saluran drainase primer,
sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani kepentingan
sebagian besar masyarakat. pengelolaan/pengendalian banjir merupakan
tugas dan tanggung jawab pemerintah kota
b. Sistem sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan
kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal industri
dan komersial
2. Sarana Drainase
Sarana Drainase adalah bangunan pelengkap yang m erupakan bangunan yang
ikut mengatur dan mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah
melewat i jalan, belokan daerah curam, bangunan tersebut.
a. Gorong-gorong
b. Bangunan Pertemuan Air
c. Bangunan Terjunan Air
d. Siphon
e. Street Inlet
f. Pompa
g. Pintu Air
3. Prasarana
Drainase
Prasarana Drainase adaalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di
bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang
berfungs i menyalurkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima.
a. Sumur Resapan
b. Kolam Tandon/kolam
retensi
4. Konstruksi Drainase
a. Saluran pasangan batu: umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai
tekstur tanah yang relatif lepas, dan mempunyai kemiringan yang curam.
b. Saluran beton: umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai topografi, yang
terlalu miring atauterlalu datar, serta mempunyai tekstur tanah yang relatif lepas.
c. Saluran dengan perkuatan kayu: umumnya digunakan pada daerah yang
mempunyaai tekstur tanah yang sangat jelek (gambut) dan selalu te
rjadi pergeseran (tanah bergerak).
5) Aspek Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Komponen Pengelolaan Air Limbah meliputi:
1. Sistem Pengelolaan Air Limbah
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) adalah sistem pengelolaan air
limbah sistem secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta
dibuang secara terpusat.
b. Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S) adalah sistem pengelolaan air
limbah secara individual dan/atau komunal, melalui pengolahan dan
pembuangan air Air limbah limbah setempat.
2. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
a. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah Terpusat
1) Sarana Buangan Awal menjadi tanggung jawab pemilik rumah
Pipa retikulasi
Pipa induk
Bangunan Pelengkap
4) Unit Pengolahan menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah, baik IPAL
Komunal ataupun IPAL Kota
Fasilitas Utama IPAL
Fasilitas Pendukung IPAL
Zona Penyangga
5) Unit Pembuangan Akhir menjadi tanggung jawab pengembang/pemeri ntah
Cubluk
Tangki septik dengan sistem resapan
Biofilter
Unit pengolahan air limbah fabrikasi
3) Unit Pengangkutan menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah
Truk tinja
Motor roda tiga pengangkut tinja
4) Unit Pengolahan Lumpur Tinja menjadi tanggung
jawab pengembang/pemeri ntah
Fasilitas Utama IPLT
Fasilitas Pendukung IPLT
Zona Penyangga
5) Unit Pembuangan Akhir menjadi tanggung jawab pengembang/pemeri ntah
Sarana pembuangan efluen
Sarana penampungan sementara lumpur hasil pengolahan
6) Aspek Kondisi Pengelolaan Persampahan Komponen dari pengelolaan
persampahan meliputi:
1. Sistem Pengolahan Sampah yang saling terintegrasi
a. Pemilahan
Sistem pemilahan adalah kegiatan pengelompokan sampah menjadi
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas:
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
serta limbah bahan berbahaya dan beracun
sampah yang mudah terurai
sampah yang dapat digunakan kembali
sampah yang dapat didaur ulang
sampah lainnya
b. Pengumpulan
Sistem pengumpulan adalah kegiatan mengambil dan memindahkan
sampah dari sumber sampah ke TPS atau TPS 3R.
c. Pengangkutan
Sistem pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari sumber
atau TPS menuju TPST atau TPA dengan menggunakan kendaraan
bermotor atau tidak bermotor yang didesain untuk mengangkut sampah.
d. Pengolahan
Sistem pengolahan adalah kegiatan mengubah karakteristik, komposisi,
dan/atau jumlah sampah.
e. Pemrosesan Akhir
Sistem pemrosesan akhir adalah kegiatan mengembalikan sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
2. Prasarana dan Sarana Pengolahan Sampah
a. Sarana Pemilahan
1) Kantong Sampah
2) Bak Sampah
3) Kontainer sampah
b. Sarana dan Prasarana Pengumpulan
1) Gerobak Sampah
2) Motor Sampah
3) Mobil Bak Sampah
4) Perahu / Sampan Sampah
5) Tempat Penampungan Sementara
(TPS)
c. Sarana Pengangkutan
1) Dump
Truck
2) Armroll
Truck
3) Compactor
Truck
4) Trailer
Truck
d. Prasarana Pengolahan
1) Tempat Pengolahan Sampah Dengan Prinsip 3R (TPS
3R)
2) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST)
3) Stasiun Peralihan Antara (SPA) jika lokasi TPA jauhnya lebih dari
25 km dari pusat permukiman.
e. Prasarana Pemrosesan Akhir, yaitu TPA dengan sistem Sanitary
Landfill, Controlled Landfill, dan TPA dengan menggukan teknologi
ramah lingkungan.
7) Aspek Kondisi Proteksi Kebakaran
Komponen Proteksi Kebakaran meliputi:
1. Prasarana Proteksi Kebakaran
a. Pasokan air yang diperoleh dari sumber alam (kolam air, danau,
sungai, sumur dalam) maupun buatan (tangki air, kolam renang,
reservoir air, mobil tangki air dan hidran).
b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan
pemadam kebakaran, termasuk sirkulasi saat pemadaman kebakaran
di lokasi.
c. Sarana Komunikasi yang terdiri dari telepon umum dan alat -alat
lain yang dapat dipakai untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran
baik kepada masyarakat maupun kepada Instansi Pemadam
Kebakaran.
d. Data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang terletak di
dalam ruang kendali utama dalam bangunan gedung yang terpisah
dan mudah diakses.
2. Sarana Proteksi Kebakaran
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Mobil pompa.
c. Mobil tangga sesuai kebutuhan
d. Peralatan pendukung lainnya.
NO TIPOLOGI
1 perum ahan kum uh dan perm ukim an kum uh di a
2-30 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-25
NO TIPOLOGI
5 perum ahan kum uh dan perm ukim an kum uh di daerah
1 2 3
SPM Provinsi
1 Penyediaan jalan untuk m elayani kebutuhan m as yarakat Meningkatnya kualitas layanan jalan Provins i pers entas e tingkat kondisi jala
2 Penyediaan jalan untuk m elayani kebutuhan m as yarakat Ters edianya konektivitas wilayah Provins i pers entas e terhubungnya pus
(konektivitas ) di wilayah provin
1 Penyediaan jalan untuk m elayani kebutuhan m as yarakat Meningkatnya kualitas layanan jalan Kab/Kota pers entas e tingkat kondisi jala
2 Penyediaan jalan untuk m elayani kebutuhan m as yarakat Ters edianya konektvitas wilayah Kab/Kota pers entas e terhubungnya pus
1 Penyediaan air m inum Meningkatnya kualitas layanan air m inum perm ukim an perkotaan pers entas e penduduk yang m
2 Penyediaan s anitas i Meningkatnya kualitas s anitas i (air lim bah, pers a m pahan dan drainase) pers entas e penduduk yang ter
perm ukim an perkotaan
pers entas e pengurangan s am
3 Penataan Bangunan dan Meningkatnya tertib pem bangunan bangunan gedung pers entas e jumlah Izin Mendir
Lingkungan (IMB) yang diterbitkan
4 Penangan Pem ukiman Berkurangnya perm ukiman kum uh di perkotaan pers entas e berkurangnya luas
Kum uh Perkotaan
2-28 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran
5 PenyediaanRuang Terbuka Meningkatnya keters ediaan RTH pers entas e ters edianya luas a
Hijau (RTH) Publik
Keterangan:
1. Apab ila m enggunakan alat pengukur k etidakrataan permukaan jalan (Naasra/ Rom das/ Roughometer) hasilnya sudah tidak feasible ( nilai count/ BI > 400)
2. Apab ila situasi lapangan tidak m emungkinkan m enggunakan k endaraan survei, m aka disarankan m enggunakan m etode visual (RCI)
3. Apab ila tidak m empunyai k endaraan dan alat survei, m ak a disarankan m enggunakan m etode visual (RCI)
2.2 PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
Banyak permasalahan perkotaan yang berakar pada kawasan permukiman, seperti tidak
meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan
permukiman yang layak, dan sebagainya yang pada akhirnya berimplikasi pada terciptanya
permukiman kumuh di kawasan perkotaan. Permasalahan yang ditimbulkan dari
munculnya kawasan permukiman kumuh seperti lingkungan yang tidak sehat, pemanfaatan
lahan ilegal, dan lain sebagainya tidak hanya berpengaruh terhadap internal kawasan itu
sendiri namun juga terhadap kawasan sekitarnya dan sistem jaringan infrastruktur
perkotaan secara umum.
Belum efektifnya penanganan permukiman kumuh (khususnya dalam konteks
perkotaan)
hingga saat ini diakibatkan oleh beberapa kondisi sebagai
berikut:
2-31 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-31
permukiman kumuh yang mampu mendukung dan mengintegrasikan seluruh
strategi sektoral yang terkait.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah seharusny
a memiliki instrumen pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang jelas
dan komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik,
sosial, ekonomi, investasi, pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik.
Selain itu, instrumen yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi
penerapan program penanganan yang ada. Terkait dengan hal ini, program-program
yang diselenggarak an mengacu pada kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah
dirumuskan dan skala prioritasnya. Selain itu, program yang dikembangkan dapat
mendukung terwujudnya tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman pada
kota/kabupaten yang bersangkutan secara umum.
Gambar 2.4 Ilus tras i Arah Pem bangunan Kota yang Dibentuk Berdas arkan Pada Kebutuhan
Kabupaten/Kota
Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pencegahan dan
penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas
Pemerintah (pusat) melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh
pemerintah
kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi aktor
utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana tata
ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di bidang
permukiman perkotaan. Dengan adanya peran ini, maka arahan kebijakan dan strategi
pencegahan dan penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang dirumuskan
oleh pemerintah daerah harus terpadu dan sinergi dengan rencana tata ruang
(RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan RPJM).
Lingkup RP2KPKP
Kawas an Perkotaan
Perm uk iman
k um uh/terindikasi kumuh yang b erada di luar peruntuk an perm ukiman perk otaan b erdasarkan rencana tata ru
k ab /k ota
Perm uk iman k umuh yang sum b er
perm asalahan utam anya b erada di luar k awasan.
Mewujudkan perm ukiman yang lebih baik guna m elindungi kes elamatan dan keam anan m asyarakat s ekitar dengan t
2-34 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-34
Muatan Peningkatan Kualitas
Pem indahan m asyarakat dari lokas i yang tidak m ungkin dibangun kem bali/ tidak s es uai dengan rencana tata ru
Gambar 2.5 Pendekatan dalam Pem bangunan dan Pengembangan Perm ukiman
Lebih lanjut bila dikaitkan dengan upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh, maka dalam menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) paling tidak memuat 4 (empat) prinsip
perencanaan, penanganan dan pencegahan permukiman kumuh yaitu:
Perencanaan yang komprehensif dalam penyusunan RP2KPKP adalah
melakukan perencanaan penanganan permukiman kumuh secara menyeluruh
meliputi aspek sosial, ekonomi, fisik lingkungan;
Pembangunan yang terintegrasi dalam penyusunan RP2KPKP adalah
melakukan perencanaan pembangunan tersistem dari skala lingkungan, kawasan dan
kota;
Keterpaduan program (Kolaboratif dan Sinergitas) dalam penyusunan
RP2KPKP
adalah melakukan penyusunan rencana investasi pembangunan yang melibatkan
semua sumber pembiayaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan
swasta;
Keberlanjutan dalam penyusunan RP2KPKP adalah melakukan penyusunan
rencana pengelolaan paska pembangunan; dan
Pembangunan Hijau.
Terkait dengan pemenuhan unsur tersebut, maka dari sisi penyusunannya, proses
penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3) pendekatan teknis
-akademis, dengan penjelasan untuk tiap pendekatan sebagai berikut:
PERD A RPJPD D PERD A RTRW RP3KP tentang PROVI NSI alitas kawasan
AN Pena taan dan p
Gambar 2.6 Skem a Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan Pem bangunan
Pengendalian/Monev
Kegiatan
(Lingkup Substansi, Proses & Prosedur, Kualitas
Produk)
Tabel 2.6 Peran dan Bentuk Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan
RP2KPKP
TINGKAT PUSAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
TINGKAT PROVINSI
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pemb entukan Pokjanis ini dibentuk b erdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota
Tim Ahli Pendamping yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten tenaga ahli
Kelembagaan masyarakat
2.3.6 LEGALITAS
Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) merupakan salah satu muatan dalam dokumen Rencana Kawasan
Permukiman (RKP). Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman pasal 64, disebutkan bahwa dokumen Rencana Kawasan Permukiman
(RKP) akan ditetapkan melalui Peraturan Walikota/Bupati. Penetapan ini dim aksudkan
agar dokumen RKP memiliki kekuatan hukum yang tetap sebagai instrumen Pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat kabupaten/kota.
Dalam hal ini penyusunan Peraturan Walikota/Bupati mengacu kepada peraturan menteri
dalam negeri republik Indonesia nomor 53 tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah, dimana secara umum terdapat beberapa tahapan penyususunan produk hukum
yaitu :
- SK Walikota Pembentukan Tim Pokjanis Penyusun RP2KPKP sampai
pada
Peraturan Walikota/Bupati;
- Penyusunan Draft Peraturan Walikota/Bupati berdasarkan dokumen RP2KPKP
yang telah disepakati oleh pemangku kepentingan;
- Pembahasan di bagian hukum (harmonisasi dan koordinasi dgn SKPD
terkait);
- Pengajuan RAPERWAL kepada Walikota/Bupati (melalui SEKDA);
- Penyempurnaan peraturan walikota oleh tim penyusun perwal
;
- Penetapan peraturan Walikota/Bupati.
Gambar 2.9 Pendekatan Alur Pros es Penyus unan Peraturan Walkota/Peraturan
Bupati berdas arkan Perm endagri Nomor 53 Tahun 2011
Selanjutnya dalam Permendagri 53 Tahun 2011 disebutkan pula bahwa proses penyusunan
rancangan peraturan Walikota/Bupati dilakukan oleh tim penyusun Perwal/Perbup
yang dipimpin oleh Kepala SKPD pemrakarsa. Draft hasil penyusan Perwal/Perbup
kemudian dibahas di bagian hukum sekaligus untuk harmonisasi dan sinkronisasi dengan
SKPD terkait. Hasil dari pembahaan di bagian Hukum tersebut kemudian dituangkan
dalam Paraf Koordinasi dari kepala bagian hukum dan pimpinan SKPD terkait. Proses
selanjutnya dari hasil pembahasan Raperwal/Raperbup dibagian hukum adalah pengajuan
Rancangan Perwal/Perbup kepada Walikota/Bupati melalui Sekda Kota/Kabupaten.
Pada tahap ini Sekda akan memberikan masukan terhadap perubahan/penyem purnaan
dari Perwal/Perbup yang diajukan tersebut. Berdasarkan catatan
perubahan/penyempurnaan da ri Sekda, kemudian tim penyusun Perwal/Perbup yang
dipimpin oleh Kepala SPKD pemrakarsa akan melalukan penyempurnaan, yang kemudian
dilengkapi dengan paraf koordinasi dari Bagian Hukum dan SKPD terkait.
Hasil perbaikan kedua tersebut kemudian disampaikan kepada Sekda untuk kemudian
disampaikan kepada Walikota/Bupati untuk ditandatangi, dan kemudian oleh Bagian Hukum
2-46 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
dituangkan dalam berita daerah sebagai autentifikasi dari naskah produk hukum daerah
yang akan dipublikasikan.
Sebagai penjelasan lebih lanjut, pada gambar berikut dapat diilustrasikan rincian proses
yang dilakukan dalam proses penyusunan dan penetapan Peraturan Walikota/Peraturan
Bupati.
Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyus unan
RP2KPKP
LINGKUP KEGIATAN
PERSIAPAN
Mengikuti kegiatan s os ialisasi tingkat nas ional
Bers am a dengan pemangku kepentingan m elakukan verifikas i readines s kriteria RP2KPKP yang m eliputi
- SK dan perm ukiman kum uh
- SK Pokjanis
- Surat Pernyataan Minat Kabupaten/Kota
- Peta Das ar
Overview kebijakan daerah dan identifikas i kes es uaian permukiman terhadap rencana tata ruang kota
Melakukan pros es pem utakhiran profil kum uh yang dilaks anakan m emalui Focus Group Dis cussion (FGD) 1 untuk ve
Menilai klas ifikas i kekumuhan kawas an berdasarkan kriteria, indikator dan param eter kekum uhan
3-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
LINGKUP KEGIATAN
Merum us kan arahan dis tribusi pola kolaborasi penanganan permukiman kum uh
Bers am a dengan pemangku kepentingan m engkoordinasikan peran m asyarakat dalam penanganan permukiman
Merum us kan kons ep dan s trategi pencegahan dan peningkatan kualitas kumuh
Melaks anakan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk penyepakatan kons ep dan s trategi
Menentukan s kala prioritas penanganan perm ukim an kum uh berdasarkan readiness criteria dan pertim bangan la
Merm us kan kons ep tem atik & s kenario pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kum uh prioritas
Menyus un Rencana Inves tas i & Pem biayaan kawas an kum uh prioritas
Bers am a Pem angku Kepentingan perencanaan partis ipatif di kawas an prioritas m eliputi
- Pelaks anaan Rencana Kerja Mas yarakat (RKM)
- Penyepakan Kom ponen DED
Melaks anakan focus group discussion (FGD) 3: Penyepakatan rencana aks i, program dan kegiatan
3-5 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-5
Gambar 3.2 Contoh Delineas i Kawasan Perm ukiman Perkotaan di Lingkup Adm inistrasi
Kabupaten
Gambar 3.3 Contoh Sebaran Kawas an Perm ukiman Kum uh Perkotaan berdasarkan SK Kum uh
3-9 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-9
(Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo.
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No.
3-10 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-10
21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana
Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya. Kebutuhan program penanganan
RP2KPKP dalam skala kota, skala kawasan, dan program pembangunan pada tahun pertama
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
STRATEGI PROGRAM
PENANGAN KEBUTUHAN
PROGRAM DAN
AN SKALA KEGIATAN
KAWASAN DAN SKALA KAWASAN
PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS
SKALA KAWASAN PRIORITAS
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
KAWASAN
PENGEMBANGAN
TAHAP 1
Gambar 3.6 Skem a Das ar Pertim bangan Perum usan Strategi dan Program Penanganan
Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP 2KPKP adalah program dan kegiatan
terkait dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
Kondisi Fisik Bangunan Hunian;
Aksesibilitas Lingkungan;
Kondisi Drainase Lingkungan;
Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku;
Kondisi Pengeolaan Air Limbah;
Kondisi Pengelolaan Persampahan; dan
Kondisi Proteksi Kebakaran;
Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan
yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di
dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh seperti Ruang Terbuka
Hijau (RTH). Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian terhadap kawasan
kumuh ada beberapa pertimbangan lain yait u kejelasan status lahan, kesesuaian dengan
rencana tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi social ekonomi
budaya masyarakat. Tentu saja beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan
kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota.
Sistem)
PROFIL BERDASARKAN Daftar B.18
PERMUKIMAN KRITERIA, INDIKATOR rencana FINALISASI &
KUMUH DAN PARAMETER komponen LEGALISASI
Data kumuh Pengukuran HASIL
Data statistik KEKUMUHAN lapangan (PERWAL/PERBUP)
terkait Visualisasi
pendukung
perancangan
B.15
B.8 PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
DISTRIBUSI (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH
Rencana kerja yang telah disepakati; Data primer hasil survei dan data sekunder hasil pengolahan;
Pendekatan dan metodologi pelaksanaan Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan
kegiatan yang telah disepakati; Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan sekunder);
Desain survey dan format kegiatan; Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi;
Data awal profil kawasan kumuh; Hasil penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator, dan parame
Hasil overview dokumen perencanaan dan Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh;
kebijakan daerah; Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman ku
OUTPUT SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat, dan Peta
Dasar.
Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permu
Peran masyarakat dalam penanganan permukiman kumuh;
Peta kesesuaian kawasan permukiman Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil v
perkotaan yang terhadap rencana tata ruang penanganan permukiman kumuh);
Hasil penyiapan kelembagaan masyarakat Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strat
permukiman kumuh)
Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan
kegiatan penyusunan RP2KPKP, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Secara diagramatis,
rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat p ada
Gambar
3-8.
3-15 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-15
TAHAPA
N
1 TAHAP PERSIAPAN
WAKT BULAN 1
U
A.1.
PENYELENGGAR SOSIALISA
AAN KEGIATAN SI A.2
KONSOLIDASI TK.
RP2KPKP PROVINSI
(pendekatan
fasilitasi Pemda)
B.1
PERSIAPAN
DAN
PEMANTAPA
N
RENCANA KERJA
B.2 B.4
PENYUSUNAN OVERVIEW
DESAIN KEBIJAKAN
SURVEY DAN DAERAH DAN
FORMAT IDENTIFIKASI
PROSES KEGIATAN KESESUAIAN
PENYUSUNAN PERMUKIMAN
EKSISTING
RP2KPKP TERHADAP
(Pendekatan RENCANA TATA
RUANG KAB/
Membangun B.3
PENYIAPAN
KOTA
Sistem DATA PROFIL
) PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait
PELAPOR LAPORAN
PENDAHULUAN
AN
A.1.
SOSI
ALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVIN
SI
B.1
PERSIAPANDAN
PEMANTAPAN
RENCANAKERJA
Narasumber
KMP
A.1.
SOSI
ALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVIN
SI
B.1
PERSIAPANDAN
PEMANTAPAN
RENCANAKERJA
PESERTA Pokjanis
TA Pendamping
Korkot P2KKP/NUSP
Kelembagaan masyarakat tingkat Kabupaten/Kota
Tim Teknis/Satker di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Provinsi
Bappeda Provinsi
Narasumber
DURASI 1 hari *
*) Jadwal dan lok asi penyelenggaraan ditentuk an oleh pihak Satk er
PKP Provinsi (maksimal 1 minggu setelah penyelenggaraan
sosialisasi)
B.1 Penyiapan dan Mengk oordinasik an seluruh k egiatan RP2KPKP ini dari awal
Pemantapan sampai ak hir antara Tim Ahli Pendamping (TAP) dan Pok
Rencana Kerja janis
Kabupaten/Kota
A.1.
SOSIALISA
SI
A.2
KONSOLIDASI
TK.
PROVIN
SI
B.1
PERSIAPAN
DAN
PEMANTAPAN
RENCANA
KERJA
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN
SURVEY DAN
FORMAT
KEGIATA
N
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN
SURVEY DAN
FORMAT
KEGIATAN
B.3
PENYIAPAN
DATA PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data
kumuh
Data
statistik
terkait
Provinsi : | |
| Kabupaten/Kota : | | |
Kecamatan : | | |
Keluarhan/Desa : | | |
4 Da ta
Kependuduka n No. 05
Ta hun
5 Da ta Ma ta
Penca ha ri a n
No
Penduduk .
No Parameter
.
6 Da ta Pengha s ilan Ra ta -ra ta Penduduk
7 Ti ngka t
Kes eha ta n
Penduduk
1 Na ma Ka wa s a n Permuki ma n Kumuh
2 Loka s i Ka wa s a n Permuki ma n Kumuh
Ka wa s a n Pus a t Kota 1
Ka wa s a n Pi nggi ran Kota 2
3 Apa ka h Loka s i Ses ua i denga n RTRW Kota
Ya 1
Ti da k 2
4 Lua s Ka wa s a n Permuki ma n Kumuh (Ha ) .. Ha
5 Sta tus Kepemi l i ka n La ha n Pa da Ka wa s a n Kumuh
Mi l i k Pri ba di 1 Ha Mi l i k Pem
3-26 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-26
Lua pa n a i r l a ut (rob) 3
La i nnya 4
6 Ra ta -ra ta l a ma nya terj a di gena nga na (j a m.ha ri/mi nggu/bul an)
Catatan :
Form Survey ini m erupak an contoh m inimal k elengkapan data um um k elurahan yang b isa dik
emban gk a n leb ih lanjut oleh Pok janis
B.3 Penyiapan data Pengumpulan atau k ompilasi data dan informasi dasar terk ait
profil permukiman
kumuh
dengan k awasan permuk
iman k umuh yang nantinya
digunak an sebagai dasar
dalam penyusunan RP2KPKP
B.1
PERSIAPAN
DAN
PEMANTAPAN
RENCANA
KERJA
B.2
PENYUSUNAN
DESAIN
SURVEY DAN
FORMAT
KEGIATAN
B.3
PENYIAPAN
DATA PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait
3-30 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-29
B.4 Overview kebijakan Melak uk an k ajian terhadap k ebijak an, strategi,
daerah dan dan program pembangunan daerah yang terdapat
identifikasi dalam dok umen perencanaan pembangunan dan
kesesuaian penataan
permukiman eksisting ruang k abupaten/k ota (RPJPD, RPJMD, Renstra
terhadap rencana tata Dinas, RTRW, Rencana Sek tor dan dok umen lain
ruang Kab/Kota yang terk ait dengan k awasan permuk iman k umuh)
B.1
PERSIAPAN
DAN
PEMANTAPAN
RENCANA
KERJA
B.4
OVERVIEW
B.2 KEBIJAKANDAER
PENYUSUNA AH DAN
N DESAIN IDENTIFIKASI
SURVEY DAN KESESUAIAN
FORMAT PERMUKIMAN
KEGIATAN TERHADAP
RENCANA
TATA
RUANG
B.3
PENYIAPANDA
TA PROFIL
PERMUKIMA
N KUMUH
Data
kumuh
Data
statistik
terkait
NO. SUM BER/ DOKUM EN VISI DAN M ISI TUJUAN & SASA
M is i:
Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Kota Bontang yang berkebudayaan industri, berakhlak mulia dan martabat
Meningkatkan kualitas tata
kepemerintahan yang baik
Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup Kota Bontang
Memperkuat struktur ekonomi kota
Bontang dengan sektor maritim sebagai penopang pembangunan ekonomi dan tetap menjaga keseimbangan industri migas dan
non migas
Tujuan 2: M e m bang
k e mitraan s trategis
jumlah perusahaan ya
6
Tujuan 3: M e ningka
pe ngendalian pence
Sasaran 1: Meningkat
cakupan pelayanan da
4,8% menjadi 10%
Sasaran 2: Meningkat
Tujuan 2:
M e ningkatkan cak u
Meningkatnya cakupa
3-34 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
NO. SUM BER/ DOKUM EN VISI DAN M ISI TUJUAN & SASA
menjadi 74%
Catatan
*) - Overview yang dilak uk an mencak up program/k egiatan yang dilak sanak an oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupate n/Kota dan k eterlibatan swasta
- Overview Program/Kegiatan Sek tor Penanganan Permuk iman Kumuh meliputi Program/Kegiatan yang tel ah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana
**) Sk ala Penanganan yang dimak sud adalah menyesuaik an dengan fungsi dan pengelolaan infrastruk tur tersebut.
3-36 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Gambar 3.10 Contoh Peta Has il Overlay Perm ukim an Kumuh Eks isting dengan Rencana Pola Ruang
Catatan:
Proses superimpose k ondisi dan peta permuk iman k umuh ek sisting berlak u juga untuk
rencana sek toral
3-37 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-37
C.1 Penyiapan Dalam k egiatan penyusunan RP2KPKP, peran masyarak
kelembagaan at dalam penanganan k awasan permuk iman k umuh
masyarakat pada sangat penting sebagai salah satu pelak u utama. Dalam
lokasi permukiman hal ini
kumuh k elembagaan masyarak at di tingk at k awasan perlu disiapk
an agar pembagian peran masing-masing pemangk u k
epentingan
di daerah menjadi lebih efek tif dan jelas.
C.1 C.2
PENYIAPAN KOORDINASI &
KELEMBAGAAN SINKRONISASI DATA
MASYARAKAT KUMUH
PADA LOKASI (data primer & sekunder)
PERMUKIMAN
KUMUH
Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan dalam jangka waktu
2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan persiapan selesai dilakukan.
TAHAPA
N
2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
PENYELENGGAR A.4
FGD
AAN KEGIATAN A.3 2: PENYEPAKATAN
RP2KPKP FGD KONSEP, STRATEGI,
POLA PENANGANAN
1: PENYEPAKATAN
(pendekatan PROFIL PERMUKIMAN SKALAKOTA,
DAN KAWASAN
fasilitasi Pemda) HASIL VERIFIKAS
PRIORITAS
B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH
B.6 B.9
VERIFIKASI LOKASI PERUMUSAN
DAN KEBUTUHAN
PEMUTAKHIRAN
PROSES PROFIL
PENCEGAHA
N&
PENYUSUNAN PERMUKIMAN KUMUH PENINGKATA
RP2KPKP N KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
(Pendekatan
Membangun
B.7
Sistem PENILAIAN
) LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN
KUMUH
PELAPOR LAPORAN
ANTARA
AN
B.5
SURVEI
DAN
PENGOLAH
AN DATA
PERMUKIM
AN
KUMU
H
B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN
PEMUTAKHIRAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI
DATA KUMUH
(data primer & sekunder)
OUTPUT
Dalam pengolahan data permuk iman k umuh, data baseline bisa dimanfaatk an
sebagai basis data permuk iman k umuh sebagai dasar verifik asi lok asi. B agi k
abupaten/k ota yang belum memilik i data baseline, mak a perlu dilak uk an identifik asi
terhadap data rujuk an permuk iman k umuh yang ada di Kabupaten/Kota serta
melak uk an survey secara menyeluruh di seluruh lok asi permuk iman k umuh
untuk mendapatk an basis da ta permuk iman k umuh.
Catatan :
Data numerik baseline yang ada di Kabupaten/kota pada umumnya masih berupa data profil
permukiman, sehingga parameter datanya perlu dikonversi menjadi data permasalahan
permukiman kumuh. Sebagai contoh data keteraturan bangunan hunian perlu dikonversi
menjadi data ketetidakaturan bangunan hunian pada lokasi permukiman. Sebagai ilustrasi,
bisa dilihat pada tabel berikut.
KRITERIA / INDIKATOR
No
A FISIK
Keteraturan
1
Bangunan Hunian
Kepadatan
2
Bangunan Hunian
Kelayakan
3
Bangunan Hunian
ASPEK
TANGGAL SURVEY :
Propinsi :
Kab/Kota :
Kecamatan :
Kelurahan :
Kawasan :
RT/RW :
Timur Barat
No. SK Walikota/Bupat
Di tepi air
Di Dataran Rendah
Di perbukitan
B. KARAKTERISTIK
sebagian/seluruh
tidak sesuai
Total panjang jalan lingkungan yang sudah terstruktur (aspal/paving block/beton rabat)
Panjang jalan dengan permukaan jalan rusak (yang sudah terstruktur aspal/paving block/beton)
Panjang saluran drainase yang tidak terhubung dengan sistem drainase kota
d. Tidak terpeliharanya sistem drainase
Luas area yang sistem drainasenya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin maupun berkala Ha
panjang saluran drainase yang tidak dipelihara
m e. Kualitas konstruksi sistem drainase
Luas area yang konstruksi prasarana drainasenya buruk, baik karena belum di -struktur atau karena mengalami Ha
kerusakan berat struktur
panjang saluran drainase dengan kualitas konstruksi buruk m
5 Kondisi pemeliharaan air limbah
a. Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
luas area Ha
b. Prasarana dan sarana pengolaha air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang sistem air limbah tidak sesuai persyaratan teknis Ha
6 Kondisi pengolahan persampahan
a. Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis
Luas area yg tdk memiliki sarpras persampahan sesuai syarat teknis dengan pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Ha
Recyclcle )
(Bin sampah dg pemilahan, gerobak sampah, TPS 3R, TPST)
b. Sistem pengolahan sampah tidak sesuai persyaratan teknis
Luas area dengan sistem pengolahan sampah yang tidak standar (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan
Ha dan pengolahan)
c. Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Luas area yang sarana dan prasarana pengolahan sampahnya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin
Ha maupun berkala
7 Kondisi proteksi kebakaran
a. Tidak tersedia sistem pengamanan secara aktif dan pasif
Luas area yang tidak memiliki sistem pengamanan secara aktif dan pasif
Ha b. tidak tersedia pasokan air untuk pemadaman yang memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang tidak memiliki pasokan air Ha
c. Kondisi lebar jalan tidak memadai untuk dilalui sarana pemadam kebakaran
panjang jalan m
E. PERTIMBANG AN LAINNY A
1 Nilai strategis lokal ya, fungsi strategis kabupaten/kota
rendah
tidak
H. D ATA P EN D U K U N G
1 Peta orientasi lokasi
2 Peta delineasi kawasan
3 SHP koordinat data kawasan
4 Foto situasi kawasan
5 Foto nol pembangunan infastruktur
Tabel 3.7 Contoh data profil perm ukim an yang m enam pilkan data num erik dan pers entase
KRITERIA / INDIKATOR
No
A FISIK
Ke te raturan
1 Bangunan
Hunian
Ke padatan
2 Bangunan
Hunian
Ak s e s ibilitas
4
Lingk ungan
Drainas e
5
Lingk ungan
Pe layanan Air
6
M inum
Pe nge lolaan
8 Pe rs ampahan
Pe ngam anan
9 Bahaya
Ke bak aran
B NON FISIK
Ke padatan pe nduduk
2
Pe nggunaan
4
Daya Lis trik
117 30'
18.226" E
Gayam 39 -
2 9'
16.625" N
Informasi Lokasi
Nam a Lua
Kw s s Koordinat
(Ha)
Karang
Ambun
Samba
liung
Dst.
3-50 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-51
3-52 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-53
3-54 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
C.2 KOORDINASI DAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka
SINKRONISASI DATA mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil
KUMUH permukiman kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey
sekunder maupun primer serta hasil pengolahan data
permukiman yang diperoleh dari data baseline maupun data
statistik lainnya yang menjadi rujukan data permukiman
kumuh.
B.5
SURVEI
DAN
PENGOLAH
AN DATA
PERMUKIM
AN
KUMU
H
B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN
PEMUTAKHIRAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI
DATA KUMUH
(data primer &
sekunder)
TUJUAN
METODA
LANGKAH
OUTPUT
3-55 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-55
B.6 VERIFIKASI LOKASI Merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil
DAN PEMUTAKHIRAN permukiman kumuh untuk memperoleh data dan informasi
PROFIL permukiman kumuh terkini secara detail, akurat, dan terukur
PERMUKIMAN sebagai dasar perumusan konsep dan strategi pencegahan
KUMUH dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang
sesuai dengan kebutuhan penanganan.
B.5
SURVEI
DAN
PENGOLAH
AN
DATA
PERMUKIMA
N
KUMU
H
B.6
VERIFIKASI
LOKASI
DAN
PEMUTAKHIRAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMU
H
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI
DATA KUMUH
(data primer & sekunder)
Catatan
:
Beberapa k emungk inan hasil verifik asi lok asi diantaranya (1) luas permuk iman k
umuh bertambah/berk urang; (2) letak administrasi/lok asi RT/RW dan batas -batas k
awasan (deliniasi k awasan) berubah.
Apabila dari hasil verifik asi ada k etidak sesuaian dengan SK penetapan lok asi permuk
iman k umuh yang telah terbit, mak a perlu disepak ati ditingk at Kabupaten/Kota, data
permuk iman yang disepak ati untuk didayagunak an. Dari hasil k esepak atan
ini, Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menerbitk an SK revisi penetapan lok asi permuk
iman k umuh yang dilengk api dengan profil permuk iman k umuh.
Adapun penambahan/pengurangan luasan permuk iman k umuh hasil verifik asi ini
selanjutnya ak an dijadik an dasar bagi target penanganan jangk a menengah berik utnya.
DAFTAR
PERMUKIMAN DAFTAR
KUMUH HASIL PERMUKIMAN
COMPARE
SURVEY DAN KUMUH DI
PENGOLAHAN DATA BERDASARKAN
KUMUH SK
KESESUAIAN SK DENGAN
PROFIL KUMUH HASIL
SURVEY DAN PENGOLAHAN
DATA KUMUH
PEMUTAKHIRAN
SK
PENDETAILAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Catatan:
Dalam proses verifikasi lokasi, tidak menutup kemungkinan ada proses pembentukan
kawasan (penggabungan spot-spot permukiman kumuh kedalam satu hamparan deliniasi
kawasan/clustering), dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Kesamaan karakteristik/ tipologi
kumuh
2. Lokasi dengan jarak yang berdekatan
3. Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam
bentuk spot-spot kumuh
4. Pertimbangan keterpaduan penanganan kawasan dan kemudahan penanganan
kawasan
Proses penggabungan kawasan, bisa dilihat pada contoh ilustrasi peta di halaman
berikutnya.
3-60 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Tabel 3.9 Form Verifikas i Perm ukim an Kum uh Perkotaan
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Kumuh Bupati/Walikota
a. Jumlah Lokasi :
b. Luasan Kumuh (ha) :
TOTAL
Gambar 3.14 Contoh Peta Verifikas i Perm ukim an Kum uh By Nam e By Adres s Untuk Indikator Jalan
Lingkungan
3-67 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-67
Gambar 3.15 Contoh Peta Verifikas i Perm ukim an Kum uh By Nam e By Adres s Untuk Indikator
Drainas e
Lingkungan
B.7 PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHAN
PERMUKIM
AN KUMUH
B.6
VERIFIKASI
LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN
LOKASI
BERDASARKAN
Kriteria, Indikator
dan Parameter
Kekumuhan
Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh
berdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada di lokasi permukiman kumuh yang telah
teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap
aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Hasil identifik asi terhadap k omplek sitas permasalahan pada tahap ini ak an menjadi rujuk
an dalam menetapk an k olaborasi pola penanganan dan k ontribusi program
penanganan permuk iman k umuh melalui k olaborasi multisek tor dan multiak tor
diseluruh tahapan pembangunan yang k emudian ak an menghasilk an rek
omendasi pembagian pola penanganan permuk iman k umuh, baik itu pola
penanganan melalui RP2KPKP, P2KKP, NUSP, ataupun penanganan melalui
program-program regular di tingk at Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya
pencegahan dan peningk atan k ualitas permuk iman k umuh perk otaan.
Tabel 3.10 Tabel Kriteria dan Indikator Penentuan Urutan Kawas an Prioritas
No ASPEK
.
A. Ide ntifikasi Kondis i Ke k umuhan
1. KONDISI
BANGUNAN GEDUNG
3. KONDISI
PENYEDIAAN AIR MINUM
4. KONDISI
DRAINASE LINGKUNGAN
3-72 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
No ASPEK
.
5 KONDISI
PENGELOLAA N AIR LIMBAH
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-73
No ASPEK
.
6. KONDISI
PENGELOLAA
N PERSAMPAHA N
3-74 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
No ASPEK
.
7. KONDISI
PROTEKSI KEBAKARAN
Sumb er : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
3-76 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-76
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut di atas,
selanjutnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam
berbagai klasifikasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.11 Has il Penilaian Penentuan Klas ifikasi dan Skala Prioritas
Penanganan
KETERANG AN
NILAI
Kondis i Ke k umuhan
71 Kumuh
95 Berat
45 Kumuh
70 Sedang
19 Kumuh
44 Ringan
Le galitas Lahan
Status
(+) Lahan Legal
Status
(-) Lahan Tidak
Legal
Pe rtimbangan Lain
Pertimbanga
79 n Lain Tinggi
Pertimbanga
46 n Lain
Sedang
Pertimbanga
13 n Lain
Rendah
SKALA PRIORITAS
PENANGANAN
Sumb er: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
(a) Cakup an Pelayanan Jalan 51%-75% area tid ak terlayani oleh jaring an jalan ling kung an
Ling kung an
25%-50% area tid ak terlayani oleh jaring an jalan ling kung an
Kond isi Jalan
2
Ling kung an 76% - 100% area memiliki kualitas p ermukaan jalan yang b uruk
(b ) Kualitas Permukaan Jalan 51%-75% area memiliki kualitas p ermukaan jalan yang b uruk
Ling kung an
25%-50% area memiliki kualitas p ermukaan jalan yang b uruk
SUBTO TAL
C. Id e nt ifika si Le g a lit a s La ha n
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status p eng uasaan lahan, b aik milik send iri atau milik p ihak lain
(b ) Kesesuaian RTR
SUBTO TAL
Tabel 3.13 Contoh Tabel Rekapitulas i Has il Penilaian, Penentuan Klasifikasi, Dan Skala Prioritas Penanganan Kawasan Perm ukiman Kumuh
KUM UH
BERAT
NO KAWASAN
( 71- 95)
1 Bontang Kuala 67
2 Berbas Pantai 87
3 Belimbing 79
4 Gunung Elai 1 81
5 Tanjung Laut Indah 89
6 Nyerakat Kiri 51
7 Pulau Gusung 59
8 Loktuan 57
9 Pagung 59
10 Pulau Selangan 57
11 Teluk Kadere 53
12 Bontang Baru 50
13 Berbas Tengah 61
14 Baltim 35
Sempadan Sungai
15 44
Bontang
16 Gunung Sari 41
17 Guntung 37
18 Gunung Elai 41
19 Satimpo 37
20 Tanjung Laut 1 43
21 Tanjung Laut 43
22 Kanaan 31
23 Telihan 29
24 Kanaan 1 27
Gambar 3.17 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Perm ukim an Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil
Penilaian Terhadap Kom pleksitas Perm asalahan
3-83 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-83
A.3. FGD 1 : Merupak an k egiatan disk usi, k onsolidasi data,
PENYEPAKAT AN dan penyepak atan profil permuk iman k umuh berdasark an
PROFIL PERMUKIMAN hasil pemutak hiran data dan verifik asi yang telah dilak uk an.
KUMUH HASIL
VERIFIKASI
A.3
FGD
1: PENYEPAKATAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH HASIL
VERIFIKASI
B.5
SURVEI
DAN
PENGOLAH
AN
DATA
PERMUKIMA
N
KUMU
H
B.6
VERIFIKASI
LOKASI
DAN
PEMUTAKHIRAN
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMU
H
B.7
PENILAIAN
LOKASI
BERDASARK
AN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN
PARAMETER
KEKUMUHA
N
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Teknis Provinsi
Tenaga Ahli Pendamping
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHA
N&
PENINGKATA
N KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
B.8
DISTRIBUSI
POLA
KOLABORA
SI
PENANGAN
AN
PERMUKIMAN
KUMUH
C.3
KOORDINASI
PERAN
MASYARAKAT
DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN
KUMUH
TUJUAN Untuk mendapatkan kejelasan distribusi peran dan peluang
program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan
cakupan skala penanganan permukiman kumuh. Distribusi peran
penanganan dapat dikategorikan berdasarkan penanganan kawasan
permukiman kumuh berat/masiv, kumuh sedang, dan kumuh ringan.
Penanganan kumuh berat dilakukan melalui pendekatan
keterpaduan program dan pendanaan dengan melibatkan
pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, dan pelaku
lainnya. Sedangkan penanganan kumuh sedang dan ringan (berbasis
kawasan/kelurahan) dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota atau
memanfaatkan peluang dan skema program yang telah ada
(P2KKP, NUSP-SIAP, SISHA, dan lainnya.
Penetapan kategori kumuh (Kumuh Berat, Kumuh Sedang, dan
METODA
Kumuh Ringan)
FGD
Menetapkan kategori permukiman kumuh berdasarkan
LANGKAH hasil penilaian yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
(kotak
B.7)
Mengelompokkan lokasi-lokasi permukiman kumuh yang akan
ditangani melalui :
kontribusi program skala kawasan (contoh : kontribusi
program melalui dokumen RP2KKP, dokumen SIAP ,
dan dokumen lainnya yang memiliki konteks penanganan skala
kawasan)
kontribusi program skala kelurahan/lingkungan (contoh :
kontribusi program melalui dokumen NUAP, BLM,
dan dokumen lainnya yang memiliki konteks penanganan skala
lingkungan)
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani
OUTPUT melalui kontribusi program skala kawasan
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani
melalui kontribusi program skala kelurahan/lingkungan
Berita acara penyepakatan
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHA
N&
PENINGKATA
N KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
B.8
DISTRIBUSI
POLA
KOLABORA
SI
PENANGAN
AN
PERMUKIMAN
KUMUH
C.3
KOORDINASI
PERAN
MASYARAKAT
DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN
KUMUH
4 .
Drainas e Lingkungan
Kawasan
Kumuh B
Dst.
B.10 PERUMUSAN KONSEP Merupak an proses identifik asi terhadap k onsep
SERTA STRATEGI serta strategi pencegahan dan peningk atan k
PENCEGAHAN DAN ualitas permuk iman k umuh untuk sk ala k ota/perk
PENINGKATAN KUALITAS otaan dan sk ala k awasan pada seluruh lok asi permuk
PERMUKIMAN KUMUH iman k umuh yang telah diverifik asi.
A.4
FGD
2: PENYEPAKATAN
KONSEP, STRATEGI,
POLA KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN
KONSEP DAN
STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHA
N&
PENINGKATA
N KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningk atan
kualitas permukiman kumuh perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.
KONSEP/POLA RUMUSAN STRATEGI
KONDISI KEKUMUHAN
PENANGANAN
PENCEGAHAN
Permukim
Gambar 3.18 Skem a Um um Perum usan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Perm ukim an Kumuh Berdasarkan Undang -Undang Nomor 1 tahun 2011
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Um um dan Perum ahan Rakyat Nom or 2 Tahun
2016
Tabel 3.16 Contoh Perum us an Strategi Skala Kota
N Kondis i Fak tual dan Is u Strategis Ke bijak an Pe nanganan Pe rmukiman
o Kota/Pe rk otaan Kum uh Has il Ove rview
Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian pembangunan permukiman Penegak
yang tidak sesuai dengan pada kaw asan yang tidak sesuai
1 peruntukannya peruntukannya
4 .
5 .
Tabel 3.17 Contoh Perum us an Konsep dan Strategi Penanganan Perm ukiman Kum uh Skala Kawas an
85% bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak jelas, dan pe
sempadan pantai
Bangunan Gedung
80% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis, berada pada
Kaw asan Tanjung Laut kaw asan raw an gelombang pasang, dan
Indah pemanf aatan ruang permukiman mulai mengintervensi kaw asan mangrove
Jalan Lingkungan
Air Minum
Drainase Lingkungan
Air Limbah
Persampahan
Sistem proteksi kebakaran
Kaw asan Berbas Pantai
Dst.
Gambar 3.20 Contoh Peta Kons ep dan Strategi Penanganan Skala Kawas an
3-95 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-95
FGD 2 : PENYEPAKAT AN Untuk memperoleh k esepak atan dari
KONSEP, STRATEGI, DAN POLA semua stak eholder/ pemangk u k epentingan mengenai
KOLABORASI PENANGANAN k onsep dan strategi pencegahan dan peningk atan
PERMUKIMAN KUMUH k ualitas permuk iman k umuh sk ala k ota serta
penyepak atan pola k olaborasi penanganan permuk
iman k umuh
A.4
FGD
2: PENYEPAKATAN
KONSEP, STRATEGI,
POLA KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN
KONSEP DAN
STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHA
N&
PENINGKATA
N KUALITAS
PERMUKIMAN
KUMUH
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN kegiatan FGD melibatkan pelaku pembangunan di bidang perumahan
PENDUKUNG dan kawasan permukiman, yang terdiri peserta dan pendukung
Peserta meliputi:
Peserta :
Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pihak-pihak terkait (PDAM,swasta, PT.KAI, PELINDO,
dll) Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Provinsi
Teknis
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping
C.3 KOORDINASI PERAN Merupak an k egiatan disk usi dalam rangk a k oordinasi
MASYARAKAT peran masyarak at terhadap pola k olaborasi
DALAM penanganan permuk iman k umuh.
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHA
N
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN
KUMUH
C.3
KOORDINASI
PERAN
MASYARAKAT
DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN
KUMUH
TUJUAN Untuk mengkoordinasikan peran serta masyarakat dalam
kontribusi penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan
skala penanganan permukiman kumuh, baik itu kontribusi program
untuk pengananan permukiman kumuh yang massif ataupun kontribusi
program untuk kategori kumuh sedang dan ringan.
METODA Diskusi
LANGKAH Melakukan koordinasi peran serta masyarakat terhadap
kontribusi penanganan permukiman kumuh
OUTPUT Matriks peran serta masyarakat terhadap kontribusi
penanganan permukiman kumuh
Matriks sinkronisasi data primer/sekunder terkait peran serta masyarakat:
- Data permasalahan kekumuhan
- Data identifikasi legalitas lahan
- Data demografi
- Data karakteristik masyarakat lokal
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua
3.2.3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA
PENANGANAN
Tahap perumusan rencana penanganan ini merupakan kegiatan untuk merumuskan
skenario dan konsep desain kawasan permukiman kumuh, merumuskan rencana aksi penanganan,
memorandum keterpaduan program skala kota dan kawasan berdasarkan pada
hasil perumusan kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana penanganan ini akan
menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada kawasan prioritas penanganan
permukiman kumuh yang dipilih untuk pengembangan tahap 1.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua bulan. Pada tahapan ini terdapat beberapa
kegiatan yang bersamaan dengan kegiatan dalam Tahap Penyusunan Desain Teknis.
Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan
yaitu bulan ke-4 dan ke-5 pada pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai
sejak kegiatan dalam tahap survey identifikasi dan kajian. Secara diagramatis, rangka
ian kegiatan pada lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan dapat dilihat pada
Gambar 3-
16.
TAHAPAN 3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANG ANAN
B.11
PERU MUSAN SK ENAR IO B.12
PENANGANAN & DESAIN PERU MUSAN RENCANA AKSI &
KAWASAN PERMUKIMAN MEMORANDUM KETERPADUAN
KUMUH PRO GRAM SKALA KOTA DAN
KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIO RITAS
PROSES PENANGANAN
PERMUK IMAN KUMUH
PENYUSUNAN
RP2KPKP
(Pendekatan
Membangun Sistem )
PELAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR
Gambar 3.21 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan
B.11 Perumusan
Skenario
Penanganan dan Konsep Desain Kawasa n
B.10 B.11
PERUMUSANSKENA B.12
PERUMUSANKONSEP PERUMUSANRENCANA AKSI &
DAN RIO
PENANGANAN & MEMORANDUM KETERPADUAN
STRATEGI PROGRAM SKALA KOTA DAN
PENCEGAHAN & KONSEP
DESAIN KAWASAN KAWASAN
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMANKUMUH
B.9 B.13
PERUMUSAN PENENTUAN KAWASAN
KEBUTUHAN PRIORITAS PENANGANAN
PENCEGAHAN & PERMUKIMANKUMUH
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMANKUM
UH
METODE Analisis Konsep desain kawasan dan diskusi melalui Focus Group
Discussion (FGD)
LANGKAH
OUTPUT
Ca ta ta n:
Pengertian konsep desain kawasan dalam konteks RP2KPKP adalah persepektif suasana
didukung skenario tematis pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman sesuai
dengan kebutuhan penanganan kawasan.
Tabel 3.18 Contoh Skem a Skenario Pentahapan Skala Kota dan Skala Kawas an
2017 2018 2019
KONSEP/PO
KONDISI LA KEBUTUHAN PROGRAM SKEMA PROGRAM
KEKUMUHAN PENANGANAN
PENANGANAN
Melalui P2KKP
Penegakan kesesuaian perizinan
PENCEGAH
AN
NUSP-SIAP
PENGAWASAN sosialisasi, public
SISHA
Permukiman DAN campaign, penyuluhan
CSR
kumuh baru PENGENDALIAN Pemeriksaan berkala kelaikan fungsi APBD Kota
Program
PEMBERDAYAAN Pendampingan reguler
MASYARAKAT dan lainnya
pelayanan
informasi
KAWASAN . Ha PEMUGARA
Rehabilitasi/perbaikan
PENINGKATA A N bangunan hunian
N Ringan
Legal Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur
KUALITA permukiman
S Perbaikan
Melalui P2KKP
proteksi NUSP-SIAP
kebakaran
PEMUKIMAN
KEMBALI
Penyiapan lahan dan hunian Pembangunan
kembali
Berat
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Tidak legal Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
KEBUTUHAN
KEBUTUHAN INVESTASI DALAM TOTAL
INVESTASI DALAM PENANGANAN KEBUTUHAN
PENANGANAN KUMUH (Rp .) INVESTASI DALAM
KUMUH (Rp .) PENANGANAN
KUMUH (Rp .)
PENGURANGAN
PENGURANGAN LUAS PENGURANGAN LUAS
LUAS PERMUKIMAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN KUMUH (...Ha) KUMUH HINGGA (0
KUMUH (...Ha)
Ha)
Gambar 3.22 Contoh 1 Kons ep Des ain Kawasan
3-104 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-104
Gambar 3.23 Contoh 2 Kons ep Des ain Kawasan Permukiman Kum uh
Gambar 3.24 Contoh 3 Kons ep Des ain Kawasan Permukiman Kum uh
Gambar 3.25 Contoh 4 Kons ep Des ain Kawasan Permukiman Kum uh
B.12 Perumusan
Rencana Aksi dan
Memorandum Keterpaduan Program Skala
B.11 B.1
PERUMUSANSKENARIO 2
PENANGANAN & PERUMUSANRENCANA
KONSEP DESAIN AKSI & MEMORANDUM
KAWASAN KETERPADUAN
PROGRAM SKALA KOTA
DAN
KAWASA
N
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
TUJUAN Merumuskan rencana aksi program penanganan yang aplikatif, riil dan
terukur sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas yang telah
disepakati di dalam suatu memorandum keterpaduan program meliputi
jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
Menyusun rencana investasi dan strategi pembiayaan
penanganan kawasan kumuh
Gambar 3.27 Contoh Peta Rencana Aks i Program Penanganan Jalan Lingkungan
1 PRIORITAS 1
Kawasan Gayam 38.78
Bangunan Gedung
RT 6, 7, 8, 9, 10, 11, - Sosialisasi Program
12, 13 - Pengadaan Lahan
RW - Pembangunan Rumah Swadaya
Kelurahan Gayam - Pembangunan Rusunawa
Kecamatan Tanjung Redeb - Bantuan Stimulan Bahan Bangunan
- ...
Titik 117 30' 18.226" Koordinat E
2 9' 16.625" N Jalan Lingkungan
- Sosialisasi Program
- Pengadaan Lahan
- Peningkatan kapasitas jalan lingkungan
- Peningkatan struktur jalan lingkungan
- ...
Air Minum
- Sosialisasi Program
- Pengadaan Lahan
- Sambungan Rumah
- Pembangunan IPA
- Pembangunan Res ervoir
- Pembangunan Hydran Umum
- Penyediaan Terminal Air (mobil tangki/tangki air)
- ...
Drainase Lingkungan
- Sosialisasi Program
- Pembangunan Pintu Air
- Perbaikan Saluran Drainase
- Pembangunan Baru Saluran Drainase
- Pembangunan Gorong-gorong
- Pembangunan Turap
- Bantuan Stimulan Tandon Air (detensi air hujan)
Air Limbah
- Sosialisasi Program
- Pembangunan Pintu Air
- Pembangunan IPAL Komunal
- Perbaikan IPAL Komunal
- Pembangunan MCK Komunal
- Perbaikan MCK Komunal
- Penyediaan Truk tinja atau motor tinja
- Bantuan Stimulan Jambanisasi (On-Site/Bio Filter); Penanganan BABS
Persampahan
- Sosialisasi Program
- Pengadaan Lahan
- Penyediaan Bak/Kontainer Sampah
- Penyediaan Gerobak/Motor Sampah/Mobil Bak Sampah/Perahu Sampah
- Pembangunan TPST
- Pembangunan TPS 3R
- ...
Pengamanan Kebakaran
- Sosialisasi Program
- Pengadaan Lahan
- Rehabilitasi Hidran Pemadam Kebakaran
- Bantuan Stimulan Pompa Portabel Pemadam Kebakaran
- ...
Ruang Terbuka
- Sosialisasi Program
- Pengadaan Lahan
- Pembangunan Penerangan Jalan Umum Lingkungan (PJU)
- Penyediaan RTH
- ...
PENCEGAHAN
1 Pengawasan pemanfaatan ruang Sosialisasi teknis ketentuan kawasan sempadan
Sosialisasi teknis ketentuan kawasan hutan lindung
2 dst
PENINGKATAN KUALITAS
I BANGUNAN HUNIAN
1 Rehabilitasi bangunan hunian sesuai dengan fungsi Perbaikan rumah tidak layak huni
II JALAN LINGKUNGAN
VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Ca ta ta n:
Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perk otaan yang telah terverifikasi.
3-112 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-112
B.13 Penentuan
Kawasan Prioritas
Penanganan Permukiman Kumuh
B.11
PERUMUSANSKENARI B.1
O PENANGANAN & 2
DESAIN KAWASAN PERUMUSANRENCANA
PERMUKIMAN KUMUH AKSI & MEMORANDUM
KETERPADUAN
PROGRAM SKALA KOTA
DAN
KAWASA
N
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
Ca ta ta n:
3-114 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-114
A.5 FGD 3 Kegiatan penyepak atan terhadap perumusan rencana ak
si, program, k egiatan, dan hasil Rencana Kerja Masyarak
at
A.5
FGD
3:
PENYEPAKATAN
RENCANAAKSI,
PROGRAM DAN KEGIATAN
(hasil
RKM
)
B.12
PERUMUSANRENCANA
AKSI &
MEMORANDUM
KETERPADUAN
PROGRAM SKALA KOTA
DAN
KAWASA
N
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
3-116 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-116
METODE Analisis kebutuhan, pemetaan stak eholder, analisis
pembiayaan, pendekatan partisipatif, dan FGD (rembug warga)
LANGKAH
BKM/KSM
Tim Inti Perencanaan Partisipatif
DURASI 6 minggu (1,5 bulan) *
*) Terhitung sejak minggu k e-2 bulan k e-4 atau sejak diselesaik annya
sub k egiatan penyiapan dan penguatan k elembagaan masyarak at
3.2.4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Kegiatan penyusunan desain teknis adalah penerjemahan dari rencana penanganan kawasan
permukiman prioritas yang telah disusun pada tahap sebelumnya ke dalam bentuk
rancangan/desain teknis untuk diimplementasikan pada tahun pertama. Dengan kata lain,
rancangan/desain teknis dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh di kawasan prioritas ini disusun berdasarkan rencana penanganan (konsep,
strategi, dan program) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. Dalam lingkup
kegiatan penyusunan desain teknis ini terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi dalam 2
(dua) lingkup
sebagai berikut:
Lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan terakhir
pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap
perumusan rencana penanganan masih berlangsung. Secara diagramatis, rangkaian kegiat
an pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-18.
TAHAPAN TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
4
WAKT BULAN 5 BULAN 6
U
PENYELENGGARA
AN KEGIATAN A.6 A.7
PEMBAHASA KONSULTASI
RP2KPKP N PUBLIK *
(pendekatan PLENO
fasilitasi Pemda)
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN
RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
Kumuh
Rencana Teknis
PROSES Pembanguna
n
PENYUSUNAN tahap 1
B.14
RP2KPK PENYUSUNAN DESAIN Memorandum
P TEKNIS
Daftar rencana
Progra
m
(Pendekatan komponen DEDKomponen
Pengukuran Priorita
Membangun lapangan s
Sistem Visualisasi
pendukung
) perancangan
B.18
FINALISASI &
LEGALISASI
HASIL
(PERWAL/PERBUP)
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING
DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB,
RKS)
PELAPOR LAPORAN
DRAFT
LAPORAN
AKHIR
AN AKHIR
Daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap 1;
Data hasil pengukuran detail komponen infrastruktur pembangunan tahap 1:
Peta rinci/siteplan;
Visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone, ilustrasi before-after, animasi 3D);
OUTPU DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen infrastruktur pembangunan tahap 1;
T
Dokumen lelang;
Dokumen RP2KPKP; dan
Draft Perwal/Perbup
Gambar 3.28 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Penyus unan Desain Teknis
B.14 Penyusunan Penerjemahan k onsep dan desain penanganan k awasan
desain teknis yang telah dirumusk an k e dalam rencana tek nis penanganan
yang lebih teruk ur dan presisi baik secara lok asi,
besaran/volume, dan terpetak an secara visual, serta
menyusun dan
menyepak ati daftar k omponen infrastruk tur pembangunan
tahap 1 yang ak an ditindak lanjuti dengan penyusunan
DED, dilanjutk an dengan penguk uran detail terhadap k
omponen-
k omponen tersebut.
B.13
PENENTUAN
KAWASAN
PRIORITAS
PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH
B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar
rencana
komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
LANGKAH
OUTPUT
Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur
pembangunan tahap 1; dan
Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan prioritas
pada tahapan sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
permasalahan kondisi fisik dan non fisik melalui pengamatan secara langsung di kawasan
kumuh prioritas. Pengenalan akan lapangan ini penting dilaksanakan agar mampu menyusun
konsep penanganan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas.
Data yang didapatkan pada survei kawasan kumuh prioritas ini berupa data primer dan
data sekunder (by name by address), diantaranya adalah:
a. Lingkup rumah tangga
Data kependudukan
Data potensi ekonomi eksisting kawasan
Data potensi pengembangan kawasan
Data kebiasaan dan adat istiadat di kawasan
Data identifikasi legalitas lahan dan bangunan hunian
Tabel 3.1 Contoh Daftar Kom ponen Pem bangunan Tahap 1 (By Nam e by Addres s )
3-125 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-125
Gambar 3.30 Contoh Siteplan Kawas an Prioritas
Gambar 3.31 Contoh s iteplan kawas an s kala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi eks isting)
Gambar 3.32 Ilus tas i Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After) Penanganan
Gambar 3.33 Contoh ilus tras i 3D Kawas an
B.15 Penyusunan Penyusunan rencana tek nis rinci/gambar k erja
Detailed (detailed engineering design/DED) disertai dengan
Engineering analisa harga satuan, RAB, dan RKS untuk k omponen
Design (Gambar infrastruk tur pembangunan tahap 1 yang telah disepak
kerja, ati
RAB, RKS)
A.6
PEMBAHASA
N
PLENO
B.14 B.16
PENYUSUNAN PENYEMPURNAAN
DESAIN TEKNIS HASIL PLENO
Daftar rencana
komponen
Pengukuran
lapangan
Visualisasi
pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa :
DIGESTER Lokasi Pekerjaan
: Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
LANGKAH
OUTPUT
A.6
PEMBAHASA
N
PLEN
O
B.16
PENYEMPURNAA
N
HASIL
PLENO
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
3-136 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-136
Mengkonsultasikan hasil penyempurnaan substansi pasca pembahasan
3-137 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-137
pleno dengan tim teknis provinsi dan koordinator pusat.
A.7 Diseminasi dan Untuk menginformasik an hasil yang telah dicapai, mak a
Publikasi pada awal bulan k eenam perlu diselenggarak an k egiatan
diseminasi dan publik asi. Kegiatan diseminasi dan publik
asi ini adalah k egiatan penyebarluasan terhadap muatan
RP2KPKP k epada pemangk u k epentingan k abupaten/k
ota
termasuk masyarak at.
A.6 A.7
PEMBAHASAN DISEMINASI &
PLENO PUBLIKASI
B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN
RP2KPKP
Rencana Aksi
0% Kumuh
Rencana
Teknis
Pembanguna
n tahap 1
Memorandum
Progra
m
DEDKomponen
Priorita
s
DURASI 1 minggu
*) Jadwal penyelenggaraan disesuaik an dengan rencana k erja yang
telah disusun
A.7
KONSULTA
SI
PUBLIK
*
B.16
PENYEMPURNAA
N
HASIL
PLENO
B.17
Penyempurnaan DOKUMEN
RP2KPKP
Rencana Aksi
0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan
tahap 1
Memorandum
Program
DEDKomponen
Prioritas
B.18
FINALISASI &
LEGALISASI
HASIL
(PERWAL/PERBU
P)
B.18
FINALISASI & LEGALISASI
HASIL
(PERWAL/PERBU
P)
MUATAN
PENYAJIAN
4. Dokumen/Album Peta
MUATAN
PENYAJIAN
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi
L-1 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-1
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.
1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman
Perkotaan
Pada bagian ini berisi gambaran secara awal mengenai kondisi awal
permukiman kumuh hasil identifikasi awal.
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai uraian secara rinci dari rencana kerja
yang telah disusun dimana akan menjadi panduan dalam proses penyelesaian kegiatan
penyusunan RP2KPKP. Selain itu akan dijelaskan pula struktur organisasi dalam
pelaksanaan kegiatan RP2KPKP, komposisi tim ahli pendamping, dan jadwal
keterlibatan tenaga ahli pendamping.
1. Program Kerja Rinci
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
3. Sistem Pelaporan
4. Struktur organisasi pelaksanaan
pekerjaan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilakukan untuk penyelesaian kegiatan pada tahap selanjutnya, khususnya
sampai dengan Laporan Antara selesai disusun.
LAMPIRAN 2: OUTLINE LAPORAN ANTARA
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi
Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.
1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman
Perkotaan
Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang
telah dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.
3. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing
- masing kawasan)
4. Gambaran kelembagaan lokal ( BKM/KSM )
Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat kekumuhan dan skala
prioritas penanganan sebagai perumusan kebutuhan penanganan sehingga dapat
diketahui kontribusi program penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana tindak lanjut pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk penyelesaian kegiatan pada tahap selanjutnya,
khususnya sampai dengan Laporan Akhir selesai disusun.
LAMPIRAN 3: OUTLINE LAPORAN AKHIR
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi
Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.
1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman
Perkotaan
Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang
telah dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.
3. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing
- masing kawasan)
4. Gambaran kelembagaan lokal ( BKM/KSM )
Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat kekumuhan dan skala
prioritas penanganan sebagai perumusan kebutuhan penanganan sehingga dapat
diketahui kontribusi program penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.
Merupakan bagian yang akan memuat Dokumen Rencana Aksi Program Penanganan
Permukiman Kumuh Perkotaan (Memorandum Program) berupa Rencana Program
dan Rencana Investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan
kota secara bersama oleh seluruh stakeholders.
1. Rencana aksi program pencegahan dan peningkatan permukiman kumuh
skala kota dan skala kawasan
2. Memorandum Program Pembangunan Ke-Cipta Karya-an Termasuk
Rencana
Investasi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi
Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.
1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman
Perkotaan
Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang
telah dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.
2. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing
- masing kawasan) dan gambaran kelembagaan lokal (BKM/KSM)
3. Kriteria dan Indikator penilaian penentuan klasifikasi dan skala
prioritas penanganan
Merupakan bagian yang akan memuat Dokumen Rencana Aksi Program Penanganan
Permukiman Kumuh Perkotaan (Memorandum Program) berupa Rencana Program
dan Rencana Investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan
kota secara bersama oleh seluruh stakeholders.
B. DOKUMEN DED
1. DED, RAB dan RKS (dilengkapi dengan analisa biaya dan harga satuan)
LAMPIRAN
a. Kurva S
b. Foto-foto
c. Rincian kegiatan harian per tenaga ahli (ditandatangani oleh tenaga ahli tersebut
dan direktur)
d. Daftar hadir personil
LAMPIRAN 6: OUTLINE PROCEEDING
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan Diskusi
1.7.2 FGD
LAMPIRAN
A. Risalah Kegiatan Diskusi
E. Materi Presentasi
LAMPIRAN 7: FORMAT BERITA ACARA KESEPAKATAN FGD
Pada hari ini, .., tanggal .. bulan . tahun dua ribu enam belas (--2016) pukul
:.... bertempat di , Kota/kabupaten, telah dilaksanakan FGD I
RP2KPKP Kota/Kabupaten, mengenai penyepakatan profil permukiman
kumuh hasil verifikasi, yang dihadadiri oleh Satuan Kerja Pengembangan Permukiman dan
Provinsi
.., Pokjanis Kota/Kabupaten, Dinas/Instansi terkait, Konsultan
Pelaksana Kegiatan serta unsur lainnya sebagaimana terlampir dalam absensi pelaksanaan
kegiatan. Adapun beberapa hal yang dihasilkan dalam FGD I ini antara lain:
..
.....
Demikian Berita Acara FGD I Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota/Kabupaten..ini dibuat
dan ditanda tangani oleh Ketua Tim Konsultan Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan
Kerja Pengembangan Permukiman dan Perbatasan Provinsi. dan
perwakilan dari Pokjanis Kota/Kabupaten...
Kota/Kabupaten, . 2016