Anda di halaman 1dari 29

Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman I dari

24

PANDUAN SINGKAT
STANDAR TEKNIS JALAN DESA

PENDAHULUAN
Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan
fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu :
1) sebagai penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran
2) sebagai penghubung hunian/perumahan
3) penghubung desa ke pusat kegiatan yang lebih tinggi
tingkatnya
(kecamatan)

Manfaat ditingkatkan/dibangunnya jalan desa untuk masyarakat


pedesaan antara lain :
1) Memperlancar hubungan dan komunikasi dengan tempat lain,
2) Mempermudah pengiriman sarana produksi ke desa,
3) Mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di
desa maupun yang di luar, dan
4) Menigkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan,
dan penyuluhan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jalan baru antara lain :
1) trase jalan mudah untuk dibuat
2) pekerjaan tanahnya relatif cepat dan murah
3) tidak banyak bangunan tambahan (jembatan, gorong-gorong, dll)
4) pembebasan tanah tidak sulit
5) tidak akan merusak lingkungan dan yang perlu diperhatikan
dalam peningkatan jalan lama antara lain :
6) lokasi memungkinkan untuk pelebaran jalan
7) geometri jalan harus disesuaikan dengan syarat teknis
8) tanjakan yang melewati batas harus diubah sesuai syarat teknis
9) sistem drainase dan pekerjaan tanah tidak akan merusak lingkungan
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 2dari
24

Pada petunjuk pelaksanaan pembangunan prasarana pedesaan, asas pemilihan


teknologi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Menggunakan tenaga kerja setempat dengan jumlah yang
banyak.
2) Mengutamakan penggunaan bahan
setempat.
3) Membangun prasarana yang sederhana, agar dapat dikerjakan
oleh masyarakat setempat tanpa mendatangkan tenaga ahli atau peralatan
dari luar.
4) Membangun prasarana yang bermutu, sesuai dengan spesifikasi dan
penjelasan yang ada dibuku Petunjuk Teknis.
5) Mencari harga yang relative murah,agar dapat membangun prasarana
yang lebih banyak, mengingat kebutuhan prasarana jauh diatas biaya yang
tersedia.
6) Aparat PPK tidak terpaku pada standar yang ada di buku petunjuk
teknis, namun dapat dan berhak untuk memilih teknologi lain dengan
catatan masih sesuai dengan kriteria PPK.
7) Larangan yang ada pada petunjuk teknis diperuntukkan untuk
masalah yang dianggap kurang sesuai dengan criteria, terlalu mewah,
yang diluar kemampuan. Contohnya adalah batasan-batasan dalam
pengunaan jembatan beton atau permukaan aspal saja.
8) Masukan teknis dapat diterima dari banyak sumber termasuk konsultan
pendamping, koordinator wilayah, konsultan inti, aparat proyek maupun dari
luar.

Pembangunan jalan didaerah pedesaan selain perlu memperhatikan aspek


teknis konstruksi jalan, juga perlu memperhatikan aspek konservasi tanah
mengingat kondisi wilayah dengan topografi yang berbukit dan tanah yang peka
erosi.
Dari hasil survey lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit erosi tanah yang
berasal dari jalan, khususnya berupa longsoran dari tampingan dan tebing jalan.
Tujuan dari pengendalian erosi pada jalan adalah untuk mengamankan jalan
dan membangun jalan yang tidak menjadi sumber erosi.
Pemilihan trase jalan untuk mengurangi masalah lingkungan perlu
dilakukan misalnya dengan mengurangi galian dan timbunan bilamana mungkin.
Alasanya karena tidak mungkin di daerah perbukitan menghilangkan
masalah erosi dengan pemilihan trase (misal dengan pemindahan trase atau
mengurangi tanjakan).
Conteh solusi untuk kawasan perbukitan dalam hal pengendalian erosi misalnya
dengan pembangunan tembok penahan tanah dan bronjong atau
penanaman bahan-bahan vegetatif untuk menstabilkan lereng atau
mengurangi erosi alur kecil (erosi percik)
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 3 dari
24

STANDAR TEKNIS JALAN DESA

1) Pertimbangan Drainase
Drainase diperlukan karena air mempunyai pengaruh yang buruk
untuk jalan, antara lain yaitu :
- Jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering sehabis
hujan
- Jalan akan mudah terputus (pavement erosions) bila air
dibiarkan melintangi permukaan jalan
- Jalan menjadi rusak bila air dibiarkan mengalirdi tengah
jalan
- Jalan menjadi bergelombang bila fondasi jalan tidak
kering
Pertimbangan yang paling sederhana dari masalah drainase adalah
:
- Jalan kawasan perbukitan diusahakan mengikuti punggung
bukit karena jalan yang mengikuti punggung bukit tidak akan
mengalami masalah drainase sebab air tidak perlu melintangi jalan.
- Jalan yang dibuat pada lereng bukit harus ada galian dan
timbunan, selokan pinggir jalan, talud, gorong-gorong dan
bangunan pelengkap lainnya.
- Jalan yang dibangun di lembah (cekungan) sebaiknya
dihindari karena kemungkinan jalan tidak bisa dikeringkan.

2) Geometri Jalan
Jalan direncanakan untuk kecepatan 15 s.d. 20 km/jam,
pandangan bebas harus memperhatikan keselamatan pemakai jalan
yaitu :
- Tikungan vertical dengan pandangan bebas 30
m
- Tikungan horizontal dibuat dengan pandangan bebas 30
m
- Jari-jari tikungan minimal 10 m dan untuk tikungan tajam
perkerasan dibuat dengan pelebaran dan kemiringan melintang
miring ke dalam.

3) Tempat Persimpangan

Pertimbangan yang harus diperhatikan adalah tempat menunggu


kendaraan yang berjalan dari lain arah, tempat ini harus kelihatan dari
tempat sebelumnya.
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 4 dari
24

4) Tanjakan Jalan
• Tanjakan diukur dengan rumus "jumlah meter naik per setiap
seratus meter horizontal " ( 10 m naik per 100 m horizontal sama
dengan tanjakan 10 % )
• Untuk peningkatan keselamatan dan penggunaan jalan, pilih trase
jalan tanjakan yang tidak terlalu curam. Jika jalan menanjak terus,
tanjakan maksimal dibatasi 7 %
• Pada bagian pendek, tanjakan di batasi 20 %. Setelah 150 m,
harus disediakan bagian datar atau menurun.

5) Tikungan pada Tanjakan Curam


Pada daerah perbukitan sering dijumpai pada jalan yang menanjak
dengan kemiringan > 10%. Bila terdapat tikungan tajam didaerah
tersebut jalan harus direncanakan sebagai berikut :
• Perkerasan pada tikungan diperlebar menjadi > 4 m
• Tikungan dibuat pada bagian datar untuk mempermudah perjalanan
bagi yang naik atau turun
• Perencanaan drainase jalan dibuat sedemikian hingga saluran dari
atas diteruskan lurus ke depan dan airnya dibuang jauh dari jalan,
dan saluran pada jalan bagian bawah dimulai dari luar bagian datar
(sesudah tikungan)

6) Bentuk Badan Jalan


Penentuan bentuk badan jalan disarankan sebagai berikut :
• Pada kondisi biasa badan jalan dibuat miring ke saluaran tepi
dengan kemiringan badan jalan 4-5%.
• Untuk daerah relatife datar, badan jalan dibuat seperti "punggung
sapi" (lebih tinggi ± 6-8 cm di bagian tengah) dengan catatan bila
punggung sapi sudah terlihat dengan mata telanjang berarti sudah
cukup miring untuk drainase.
• Pada tikungan jalan dibuat miring ke dalam dengan kemiringan
maksimal 10% dan perlebaran perkerasan dibagian dalam tikungan
demi keamanan dan kenyamanan.
• Pada jurang jalan dibuat miring ke arah bukit dan saluran, hal ini
demi keselamatan dan drainase.
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 5 dari
24

Ukuran BIirnirm al

Safr en PinagiT i

Potongan Melintang Badan Jalan

7) Bentuk Badan Jalan Di Daerah Curam


Badan jalan di daerah curam harus dibuat miring ke bukit dan
saluran tepi jalan. Ukuran saluran minimum 50 cm dalam 30 cm lebar,
dengan bentuk trapesium. Kemiringan tebing maksimum 2 : 1,
dengan galian
/keprasan maksimal disarankan 4,00 meter. Timbunan maksimal 1,50
m.

8) Permukaan Jalan
Penentuan tebal lapisan batu belah disesuaikan dengan kebutuhan
(jenis dan frekuensi lalu lintas) dan ketersediaan batu. Untuk tebal
lapisan 15 cm digunakan batu belah/ pecah dengan ukuran 8/15,
dan untuk ukuran batu 15/20 biasanya digunakan untuk lapisan dengan
tebal
20 cm. Lapisan batu belah dapat diganti dengan lapisan sirtu (pasir
&
batu tebal 20 cm), terutama untuk daerah kesulitan batu dan
mempunyai tanah dasar yang stabil. Batu belah/pecah harus bersifat
keras dan minimal mempunyai tiga bidang pecah.

Petunjuk pelaksanaan untuk perkerasan jalan antara lain


:
• Tanah asli di bawah lapis pondasi harus dipadatkan dengan
alat pemadat (mesin gilas, steamper, timbres) dengan kemiringan
yang direncanakan untuk permukaan.
• Lapisan podasi paling bawah adalah lapisan pasir yang
berfungsi untuk memudahkan pemasangan batu permukaan dengan
rapi dan rata.
• Batu belah harus dipasang tegak lurus dengan as jalan
(melintang), dengan ujung yang lebih runcing di atas agar bila
terbebani tidak akan tembus lapisan pasir dasar, dan dikunci
dengan batu kecil.
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 6 dari
24

• Lapisan paling atas berupa campuran pasir dengan tanah


terpilih, atau dapat terbuat dari sirtu dan atau krosok dengan
tebal 2 cm, yang kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda
besi (tandem roller)

9) Bahu Jalan
Fungsi bahu jalan antara lain
:
• Pelindung permukaan
jalan
Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan
jalan menuju saluran tepi.
• Tempat pemberhentian sementara.
Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut
:
1. Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar
minimum 50 cm
2. Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan
jalan, biasanya 6-8 cm (sama dengan turun 3-4 cm per 50 m')
3. Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat
ditembusi air, sehingga pondasi jalan dapat dikeringkan melalui
proses perembesan.
4. Tanah pada bahu jalan harus
dipadatkan.
5. Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai 20 cm dari
tepi yang berfungsi sebagai stabilisasi tepi jalan.
6. Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila ada) untuk
membantu stabilitas timbunan baru.

10) Pemadatan Tanah


Tanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali pernah
mengalami gangguan yang mengakibatkan tanah menjadi kurang
padat.
Sebelum kegiatan pemasangan perkerasan jalan, semua daerah
timbunan harus dipadatkan dengan mesin gilas, steamper, atau
trimbisan. Pemadatan ini membantu menjaga stabilitas dan daya
dukung
/ tahan badan
jalan.
Proses pemadatan dilakukan pada kadar air tanah optimum yaitu tanah
pada keadaan sedikit basah, tetapi kalau digenggam tidak ada air
mengalir ke luar.
Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan setiap
lapis mempunyai tebal maksimum 20 cm. Untuk daerah tempat
tanah
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 7 dari
24

dasarnya jelek, maka badan jalan harus diadakan perkuatan,


misalnya cerucuk atau stabilisasi.

11) Perlindungan Tebing


Cara yang digunakan untuk perlindungan tebing antara lain :
1. Saluran Diversi digunakan untuk menangkap air yang mengalir
dari lereng di atas menuju tebing, agar air tidak terbuang melalui
tebing. lsi saluran diversi harus dibuang ke tempat yang lebih
aman. Bila aliran airnya cepat, saluran diversi harus dilindungi
dengan pasangan batu, batu kosong, rumput atau terjunan seperti
saluran lain. Saluran diversi digunakan terutama untuk tebing
dengan puncak lereng masih jauh diatas tebing jalan.
2. Teras Bangku dapat dilakukan dengan syarat lahan dapat
dikorbankan untuk membentuk teras dan jenis tanah dapat
dibentuk dengan stabil. Teras dibuat sejajar dengan kontur
(kemiringan maksimal 2% ). Setiap 10 m panjang air
diterjunkan dari saluran ke bawah, dan penerjunan harus diperkuat
seperti bangunan terjun yang lain. Dimensi teras minimal adalah
50 cm lebar dan 1.00 m tinggi.
3. Talud Batu Kosong dapat disusun pada tebing, tetapi tebing
harus dikepras agar tidak tegak lurus. Aliran air dipermukaan
dialihkan dari talud batu kosong melalui saluran diversi.
4. Talud Pasangan Batu relative kuat, namun relatif mahal.
Pasangan batu harus diberikan suling untuk membuang air
tanah dari belakang tembok. Ujung dalam suling harus diberi
saringan
kecil dari ijuk. Pasangan batu harus dibuat dengan pondasi yang
tidak akan bergerak, karena pasangan batu tidak fleksibel
sama sekali. Ukuran bawah pasangan batu disesuaikan dengan
standar
Bina Marga.
5. Bronjong adalah cara yang kuat dan cukup fleksibel, tetapi relatif
lebih mahal. Agar posisi bronjong stabil dan tidak lari, pancangan
diberikan pada tingkat bronjong yang paling bawah, dengan jarak
pancang setiap 1 -- 1% m dan ukuran pancangan 12-15 cm.
Dipancang sampai lapisan tanah keras. Kegunaan bronjong untuk
menahan timbunan baru atau melindungi tebing dari aliran air.
6. Perlakuan Vegetatif adalah cara yang relatif efektif dan
murah , yaitu dengan menanami tebing dengan berbagai jenis
tanaman.

12) Saluran Pinggir Jalan


Saluran yang berdekatan dengan bahu jalan diperlukan disebelah
kanan dan kiri jalan, kecuali :
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 8 dari
24

- Jalan dibuat dipunggung bukit (bentuk Punggung


Sapi)
- Jalan dibuat dilereng bukit, tidak perlu saluran di sebelah
bawah
- Badan jalan diurug lebih dari 50
cm
Untuk keadaan biasa dimensi saluran harus berukuran minimal 50 cm
(dalam) dan 30 cm (lebar dasar), dengan lebar atas 50 cm (bentuk
trapesium).
Syarat saluran pinggir jalan
:
- Saluran dibuat sejajar dengan
jalan
- Dasar saluran dibuat kemiringan yang rendah untuk
menghindari erosi tanah dasar saluran/plesteran dasar, namun tidak
datar.
- Ketinggian dasar saluran harus lebih rendah dibanding lapisan
pasir dibawah pondasi jalan untuk proses perembesan dan
pengeringan pondasi jalan.
- Untuk saluran yang mudah erosi, perlindungan terdiri dari
perkuatan talud dan dasar saluran serta pemberian bangunan
drop struktur. Jenis perlidungan saluran antara lain dengan
menggunakan rumput (gebalan), turap, batu kosong, atau pasangan.
Bronjong dapat digunakan terutama pada tikungan di tanah yang
peka erosi.

Pertimbangan untuk pemilihan tipe perlindungan saluran pinggir adalah


:
- Kemiringan saluran dan kecepatan
air
- Jenis tanah
- Perubahan arah aliran pada
belokan
- Debit air.
Standar Tekn is Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 20 08 Halaman 9 dari
24

13. GORONG-GORONG

Gorong-gorong adalah jenis bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air yang
harus melewati di bawah permukaan jalan Gorong-gorong dipcrlukan:

• Di mana sungai kecil atau saluran inigasi melewati jalan

• Di mana kapasitas saluran pinggir kurang mampu mengalirkan volume air


yang diperkirakan, dan air hars melewati jalan untuk dibuang
• Di mana saluran pinggir _ ~ ...Gorong-gc-rong
jalan mer:otong jalan Saluran
lain pada persimpangan JALAN

• Di daerah perbukitan, setiap tempat terendah pada profil jalan. Kebutuhan ini dapat
dilihat pada garnbar di bawah ini:

-X

X = Lokasi yang salah


0= Lokasi yang betul

Tiap gorong-gorong dilengkapi bak penampung air dan bak pembuang di


ujungnya, demi kelancaran pengel~ran air dan untuk mencegah erosi.

Garis Aliran

Untuk mengurangi erosi,


aliran alamiah tidak diganggu.
Baik di denah maupun di profit
kedua ujung gorong-gorong
mengikuti gzaris aliran yang
alamiah . Jika garis alamiah tidak
diikuti, saluran dan bak harus
dilindungi.

Garis
Aliran

17
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan Halaman 10 dari 24
2008
Jenis gorong-gorong yang layak untuk jalan desa adalah gorong-gorong:

(I) Buis beton (bulat), dengan ukuran garis tengah 40 cm sampai dengan
100
cm.

(2) Plat beton, yang dibuat dengan fondasi dari pasangan batu dan lantai
dari beton bertulang, berukuran sisi antara 60 cm sampai 1,00 meter.
Gorong• gorong plat beton lebih layak di mana buis beton tidak dapat
ditanam cukup dalam.

(3) Boog duiker, yang dibuat dari batu belah dan berukuran 40 s.d. 60 cm.

(4) Gorong-gorong kayu, dengan dimensi lebar minimal 0,60 m, lebar


maksimal 1,00 m, dan tinggi minimal 0,60 m (untuk kem~dahan
pemeliharaan).

Gorong-gorong buis beton, boog duiker, atau kayu harus ditanam supaya
ada lapisan tanah di atasnya minimal 30 cm atau setengah ukuran garis tengahnya, seperti
yang digambar di bawah ini:

ARUS LALU
LINTAS

c±zL
Lapisan batu (permukaan

jalan) Lapiaan pasar di bawah

AA7,
batu Jarak antara buis beton

dan
batu minimal setengah ukuran
buis beton

Lapisan-lapisan tanah, yang


dipadatkan lapis demi lapis
Tanah ini tidak boleh mengandung
batu.

Lapisan pasir di bawah buis beton.

Lapisan batu sebagai fondasi

gorong•
gorong buis bet on

Dasar gorong-gorong dibuat dengan keminngan 2% untuk memperlancar aliran


air.
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 11 dari 24

ikuran gorong-gorog tergantung debit air yang akan mengalir. Luas lahan yang
dapat dikeringkan gorong-gorong buis beton dan plat beton diperkirakan sebagai
berikut:

Luas tanah yang dapat Buis Beton


dikeringkan di daerah Plat Beton
40 cm - 0,5 ha 60 x 60 cm - 2,5 ha
pegunungan (kemiringen
di atas 12t):
50 - 1,0 60 x 75 - 3,0
60 - 1,5 75 x 75 - 4,5
80 - 3.5 75 x 100 6,5 -
100 - 7,5 100 Xx 100 - 7,5

Buis Beton Plat Beton


Luas tanah yang 40 cm . 1,0 ha 60 x 60 cm - 6 ha
dapat dikeringkan di 50 « 2,5 60 x 75 . 8
daerah berbukit 60 - 4,0 75 x 75 - ll
(kemiringan 0 - 9,5 75 Xx 100 -- 16
5 sampai dengan
121:
100 - 17 100 x 100 23 .
I
Buis Beton Plat Beton
40 cm - 5,0 ha 60 x 60 cm - 21 ha
50 -
9.5
- 15
60 x 75 - 28
Luas tanah yang dapat 60 75 x 75 - 38
dikeringkan di daerah 80 . 33 75 x 100 - 56
datar (kemiringan di 100 - 60 100 x 100 - 82
bawah St):

Luas lahan yang dapat dikeringkan gorong-gorong boog duiker dan kayu
diperkirakan sebagai berikut:

Luas tanah yang dapat Bo9g Duiker Kay


dikeringkan di daerah 40 cm - 0,5 ha 60 x 60 cm . 2.5 ha
pegunungan (kemiringan 50 • 2,0 60 x 75 . 3,0
di atas 12k): 60 - 3,5 75 x 75 « 4,5
75 x 100 . 6.5
I
Bo0q Duiker Kay
Luas tanah yang dapat
dikeringkan di daerah
40 cm -
2,0 ha
- 5,5
60 x 60 cm - 6 ha
50 60 x 75 - 8
berbukit (kemiringan 60 - 9,5 75 x 75 - 11
5 sampai dengan 12%}: 75 x 100 - 16

BO0g Diker Kayu


Luas tanah yang dapat 40 cm - 7,0 ha 60 x 60 cm - 21 ha
dikeringkan di daerah 50 - 20 60 x 75 - 28
datar (kemiringan di 60 - 32 75 x 75 - 38
bawah 5) : 75 x 100 - 56
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 12 dari 24

, 1.o¢ 1,4
MIN
POT. A•
- - I
I .. I -- -
I 0
he
4
. .. .• --- - p
,.
f
I
-- I
4 •
4

' .
: .
I
i,

..... •
t
I I !
I
.] " '.,
I 1 ( I

I ..: •
a

I
.. A
!
.'+
L-es¢ _'
'

p
J I . -

sI
I

II BATL DELAM DAN T


' ADUKAN 1I3 (SEMEN: PASIR)
1
I

SELISIH KETINGGIAN
UUG $,%
6.2
TT

p.
SKALA 1:50
•• +-«

BHAN-BAHAN PER LOKASI GDRONG-GOPONG BOOG DUIKER


LxP
BAHAN
fATLASlGt• ° G•
" ] t
L·1.ss DETAIL TIMBUNAN TANAH
'
SEMEN P.C. ZAK
B
A
T
U

B
E
L
A
H

P
A
S
I
R

B
E
R
S
I
H
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 13 dari 24

p, 1.40 t+4.10
1.4
4
MIN MIN
t
,
I --
' ss1 BtToN,/ ' 8tSl BtTON
0 4.et -0.1 '0eat-4.t¢
#
8ETON BERTULANG
ADUKAN 1:2:4
(SEMEN:PASIR:KERIKI )

2.06

I
I
..
1
s
SKALA 1:50
"
l
BAHAN THAN PE LOS! GORONG-GORONG PLAT BET0N
L+d4 BATU BELAK DAN

-
ADUKAN 1:2
L+ t.At f x
,
(SEMEN:PASIR LT»P ¥ ¥ r x x ¥ r r
7 ,,_
sr sBAuN
%
I
Eis G• [G• G• G• G•

_ m
f
URUL DAN
' PEMAEATAN SATAN I

1I '

K5MAHlp--. . . . . ,.,. , , I
EtRL "IS SEMEN Pc. ZAK t
'
ii"
7
321 --
BATU BEL AH
'
w?
I -
t

-
PASIR BERSIM ;3
i /, I
! 't·.£
KERIKI! M'

.
POT. A-A DAN
DETAIL TIMBUNAN TANAM

BE SI 0I0MM , '?2 M TANG


'
Standar Teknis Jalan Desa - PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 14 dari 24
I 1.o r
.
.4I
d
CICd A4uNaAN
MIN TIN

1- ---- --
pk 7

l · ·~ · · ·
0.1
BATU

·l il
!
SELA H DA N A DUKAN
1"

l POT. A-A

BATU SELAH DAN ADUK AN


1. (SEMEN :PASIR)

't

;
tLisIM KL!"tm l 4
l,
I
SKALA 1:40

,i uJuNG I
BAHAN-BAHAN PER LOKASI GORONG-GORONG BUJIS BETON
G• G• G• G• G•
BAHAN SAT
I
SEMEN P.C. ZAK I

BATU BELAH ?
PASIR BERSIH 13
BUIS BETON gM BLAH
pg·4.n DETAIL TIMRUNAN TANAM
0uIs BE TON gu BUAH
]__) l
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 15 dari 24

14) Pembuangan dari Saluran dan Gorong-gorong


Fungsi dari saluran ini adalah untuk mencegah kerusakan akibat
pengaliran air yang tak terkendali. Syarat teknis untuk saluran ini antara
lain:
- Direncanakan untuk mengalirkan air ke sungai atau saluran
yang mampu mengalirkan volume air tanpa merusak lingkungan
- Diawali dari gorong-gorong, saluran pinggir yang overloud
dan berhenti pada sungai atau saluran besar yang ada.
- Ukuran saluran didesain dengan debit air terbesar, dengan
ukuran minimal sama dengan ukuran saluran pinggir yang
standar (50
30)cm.
- Saluran ini harus dilindungi seperti saluran-saluran lain,
untuk mencegah erosi dasar dan talud saluran.
15) Drainase Air Tanah
Perlakuan ini bertujuan untuk mencegah air tanah naik ke permukaan
jalan sehingga jalan tetap dalam keadaan stabil dan tidak
kehilangan agregat halusnya.
Contoh 5 rembesan dari air tanah yang memerlukan perencanaan
darinase air tanah yaitu :
- Rembesan dari permukaan
jalan
- Rembesan dari tebing
- Rembesan dari pondasi jalan
- Tempat rendah (lembah/cekungan) dimana tanah asli menurun
ke jalan
- Terdapat kantong air di atas lapisan kedap
air
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 16 dari
24

Dur tea:d redah. d.


ma tn:hr :s men urun
ke at.

Ikea terl::: k:noun


.er
d s- apt-an kela4:

Conteh Rembesan dari Air Tanah


Cara penaggulangannya dipilih berdasar jenis masalah yang
dihadapi, antara lain dengan cara :
- Masalah : Air dari Tebing
Cara pencegahan : Tebing dilindungi dan air dibuang
melalui saluran pinggir jalan
- Masalah : Air dari pondasi atau air dari permukaan jalan
Cara pencegahan :
a. Tanah digali cukup dalam dan diganti dengan tanah yang
tertembus air tetapi tidak mudah terbawa air, seperti sirtu yang
terpilih
b. Dipasang pipa pralon melintang jalan, ukuran 10 cm dan
dilubangi dan dilapisi ijuk. Bak penampung / kontrol dibuat jika
perlu
c. Dibuat drainase melintang jalan seperti gambar pada halaman
berikut
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 17 dari 24

Dimensi lebar, dalam dan jumlah lokasi tergantung debit air


(mata air). Kedalaman minimal drainase 30 cm
d. Dibuat laisan kedap air di bawah jalan dengan plastik atau
tanah pudel
- Masalah: Air di Tempat
Rendah
Cara penaggulangan : Di buat drainase seperti drainase
melintang
(hal yang ketiga diatas)
- Masalah : Diatas Lapisan Kedap
Air
Cara penanggulangan :
a. Digali saluran drainase untuk membuang air dari kantong
air b. Tanah diganti
c. Jalan dipindahkan ke tempat yang bebas dari masalah drainase
d. Dibuat lapisan kedap air di bawah jalan dengan plastic atau
tanah pudel
Khusus masalah ini dilakukan untuk pogram peningkatan jalan
dan mengalami masalah drainase.
16) Perlakuan Vegetatif
Cara ini sangat baik bila dikaitkan dengan fungsi konservasi seperti
untuk mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi. Nilai
tam bah lain dari perlakuan vegetatif yaitu :
- Lebih murah dibanding perlakuan sipil
teknis
- Dapat memiliki nilai ekonomi sebagai sumber kayu bakar dan
pakan ternak
- Mudah dilakukan dan terjangkau oleh masyarakat sekitar
tanpa bantuan proyek.
Perlakuan vegetatif pada jalan dari fungsi konservasi mempunyai dua
sasaran utama yaitu mencegah erosi dan longsor.
Contoh pengendalian erosi dan longsor yang terjadi pada jalan dengan
cara perlakuan vegetatif penanaman rumput / leguminosa, karena dapat
membentuk gebalan yang padat, memberi kesempatan air hujan
untuk
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 18 dari
24

infiltrasi ke dalam tanah, mengurangi pukulan air hujan secara


langsung, mengurangi erosi percikan karena ada sistem perlindungan
oleh tajuk dan mulsa daun, menghambat pergerakan sedimen.
Langkah-langkah untuk pemilihan jenis tanaman untuk
perlakuan vegetatif yang bersifat konservasi antara lain :
(1) Mengumpulkan data yang bersifat informasi tentang keadaan
lokasi, termasuk ketinggian tempat, jumlah curah hujan dan lama
musim kemarau, jenis dan tekstur tanah, dan keasaman tanah
(pH).
(2) Mengamati jenis tumbuhan yang sudah ada di sekitar lokasi
perlindungan.
(3) Mengetahui fungsi tanaman yang diperlukan untuk mengatasi
masalah konservasi yang ada.
(4) Penentuan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di
lokasi, berdasarkan syarat tumbuh.
(5) Mencari informasi tentang persediaan bahan tanaman untuk
ditanam.
(6) Memutuskan jenis tanaman yang layak untuk lokasi tersebut,
ditinjau dari aspek teknis, ekonomi, dan sosial.
Aspek yang dipertimbangkan dalam penentuan jenis tanaman
:
(1) Sesuai dengan jenis tanah, iklim, tinggi tempat dan sifat
perakaran
(2) Bersifat agresif (dalam waktu pendek mampu menutup
tanah seluas mungkin)
(3) Berumur
panjang
(4) Disukai ternak atau
tidak
(5) Aman bagi jalan dan pemakai
jalan
(6) Berfungsi juga dalam
estetika
(7) Bernilai ekonomis dan bermanfaat (sebagai pakan ternak atau
kayu bakar, dll)
17) Permukaan Jalan Di Daerah Tanjakan
Perlakuan jalan untuk daerah tanjakan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pengaspalan Tanjakan
Perlakuan yang diisyaratkan yaitu dengan cara lapisan laburan aspal
(Buras). Lapisan Buras berguna untuk menutup permukaan jalan
agar kedap air, tidak berdebu, mencegah lepasnya butiran agregat
halus dan idak licin.
Persyaratan untuk perlakuan dengan pengaspalan adalah
:
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 19 dari 24

- Tanjakan minimal adalah 12% pada jalan


lurus
- Tanjakan minimal 10% pada tikungan
- Tanjakan tidak dapat dilandaikan dengan biaya yang seimbang
- Panjang maksimal 150 m di satu
tempat
- Di daerah transisi sepanjang 10 m sebelum dan sesudah
tanjakan.
- Bad an jalan dan perkerasan di bawah aspal (pondasi jalan)
harus memenuhi standar kualitas yang baik, terutama
masalah drainase, pemadatan, dan lebar bahu.
Cara Pelaksanaan Pengaspalan dengan Lapisan Buras adalah :
- Pembersihan permukaan dengan sapu dan sikat
- Penyiraman aspal, yang dilakukan dengan cara:
# Aspal dipanaskan dalam drum, tetapi harus jangan terlalu
panas
# Jalan dibasahi sedikit tapi hindari terlalu basah
# Aspal dosemprotkan dengan jumlah satu liter /m
- Pasir dihamparkan segera setelah proses penyemprotan
sewaktu aspal masih panas.
- Pemadatan pasir dilakukan pada waktu aspal masih panas.
Diperiksa kerataan hasil pemadatan dan diperbaiki dengan
penambahan pasir dan pengulangan pemadatan.
Peralatan yang digunakan adalah kereta dorong, kotak pembawa
pasir, penyebar pasir, penggaruk, perata, sekop, pemadat
(steamper, mesin gilas, tembiris), pemanas aspal, mistar pelurus,
pengatur ketebalan lapisan, pengukur kemiringan hamparan.
b. Konstruksi Telasah
Konstruksi telasah komposisi materialnya sama dengan Telford,
namun pemasangan batu (ukuran 15/20 atau 20/25) untuk telasah
bagian runcingnya dipasang di bawah satu persatu dan langsung di
pukul dengan martil seberat 5 s/d 10 kg. Pertimbangan pemakaian
konstruksi Telasah antara lain :
- Kemiringan jalan > 15%
- Pemadatannya dilakukan secara manual, karena penggunaan
alat berat bebannya terlau berat.
- Pengaspalan tidak dimungkinkan karena mahalnya konstruksi
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 20 dari 24

Persyaratan jalan konstruksi Telasah antara lain :


- Tebal lapisan pasir yang dihamparkan dalam keadaan
basah adalah 5 s/d 10 cm.
- Batu yang dipasang untuk badan jalan (pondasi jalan)
ukurannya
15/20 atau 20/25.
- Pemasangan batu dilakukan oleh dua orang terdiri dari
satu orang memasang dan satu lagi memukul lasung satu per
satu.
- Ukuran batu tepi minimal 20/30 cm dengan pemasangan
terbalik dan dilakukan pemukulan.
- Ukuran batu pengunci 2/3 atau 5/7 cm, dalam
pemasangannya dilakukan pemukulan dengan tembiris sampai
mencapai kerataan yang disyaratkan.
- Lapisan penutup menggunakan sirtu yang banyak
mengandung lempung (clay) agar dimusim hujan tidak mudah
terbawa oleh air, dan pemadatan dilakukan.

6Marti1 5 std 10 kg
Saluran Tepi

===HIJA.me Batu pasang terbalik


15/20 - 20/25 cm
Lap Pasir
Batu pinggir pasang terbalik
20/30 cm

Gambar Potonqan Melintanq Konstrusi


Telasah

c. Jalan Beton
Merupakan perkerasan kaku (rigid) tersusun dari bahan semen,
pasir, kerikil. Konstruksi ini dipakai didaerah dengan struktur
tanahnya labil, mudah pecah, lembek, dan pada turunan/tanjakan
diatas singkapan batu. Kualitas campuran sama dengan standar
beton yaitu 1pc: 2ps : 3kr
Persyaratan material antara lain
:
- Pasir maupun krikil harus bebas dari bahan lain seperti
tanah lempung, sampah, dan kotoran lainnya.
- Krikil harus keras dengan bidang pecah minimal 3
bidang
- Tebal konstruksi 15
cm
- Fas (faktor air semen) kecil / proses percampuan penggunaan
air jangan terlalu banyak.
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 21 dari
24

Pelaksanaan :
(1) Pada tanah labil
- Tanah dasar dibentuk punggug sapi
- Pasir beton dihampar setebal 5 cm dan dipadatkan
- Dipasang papan cetakan untuk membatasi ketebalan yang
disaratkan
- Adukan beton dituang ke permukaan dan dipadatkan dengan
penggetar atau ditusuk-tusuk dengan kayu.
- Permukaan dibuat kasar dengan menggunakan sapu lidi kea
rah menyamping.
- Setiap 1 m memanjang dibuat dengan lebar 1 cm dan dalam 2
cm
- Setiap 2 m panjang diberi delatasi/pemisah selebar 1 cm
- Pemakaian setelah umur beton minimal 21 hari dihitung dari
akhir pengecoran.
(2) Pada Singkapan Batu
- Badan jalan dibentuk seperti punggung sapi dengan alat
blencong/gancu/pahat.
- Bila terdapat bagian yang susah dibentuk misalnya cekungan,
maka dibagian ini dibentuk batas persegi dan diisi dengan beton
yang sudahdipersiapkan.
- Untuk jenis badan jalan seperti ini di bawah beton tidak perlu
menggunakan pasir.

d. Alternatif Penanganan Tanjakan Dengan Kondisi Setempat


Berupa Singkapan Batu

andagan ltas
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 22 dari 24

Persyaratan :
- Daerah singkapan harus bersih dari kotoran organik
maupun anorganik
- Daerah yang akan diaspal harus kering dan dibuat rata
- Penggunaan aspal sand sheet dengan ketentuan
sebagai berikut:
Disemprotkan tack eoaf tipe MC (medium current) atau
RC (rapid current) : 0,2 - 0,35 kg/m?
Komposisi sand sheet adalah 0, 68 - 0,90 It/m (aspal institute)
5,5 - 8,0 kg/m pasir (Manual series No 19 (MS - 19))
ketebalan sand sheet antara 1--2 m
Cara pelaksanaan :
Bila menggunakan cara sederhana dilakukan dengan system "Aspal
Goreng", yaitu :
- Pasir digoreng agar kering
Aspal drum yang sudah dipanaskan dicampur dengan
pasir dengan kapasitas seperti yang tercamtum diatas.
- Diaduk dengan sekop hingga rata
- Diangkut dengan kotak pengangkut
- Dihamparkan dilokasi yang akan diaspal dan diratakan
dengan alat perata aspal
- Ketebalan diukur dengan besi pengukur dengan
perkiraan ketebalan sebagai berikut :
Padat Loose
2cm 2,5 cm
1 cm 1,5 cm
- Digilas dengan alas penggilas dari tepi
18) Stabilisasi
Proses ini dilakukan dengan menambah sedikit bahan tertentu
pada tanah asli.
Bila tanah dilokasi ini (subgrade) labil dan tidak mempunyai bahan
lokal lain yang layak, maka teknik ini dnilai sebagai alternative yang
terbaik.
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 23 dari 24

Perlakuan tanah dengan teknik ini berbeda untuk tiap jenis tanah, dan
mempunyai zona efisiensi yang berbeda pula.
Bahan tambah semen digunakan untuk stabilisasi tanah jenis pasir
kasar dan pasir halus, dan untuk bahan kapur digunakan pada jenis
tanah lanau halus, lempung kasar, dan lempung halus.
19) Pembangunan Jalan Di Daerah Rawa
Pada proses pembangunan jalan desa teknik untuk membuat jalan
didaerah rawa dianjurkan dengan menggunakan teknologi penggantian
sebagian subbase (lapisan pondasi jalan diatas subgrade), kemudian
dipasang matras galar kayu, cerucuk kayu, cerucuk dari papan atas,
atau yang lain dengan memperhatikan ketinggian air minimum agar
kayu selalu dalam keadaan terendam. Timbunan biasa tidak termasuk
tanah lempung dengan plastisitas tinggi, tidak termasuk bahan
organik, dan mempunyai CBR diatas 6%. Timbunan terpilih
mempunyai CBR diatas
10% dan Pl diatas 6%. Teknogi lain yang dianjurkan yaitu Tiang
Turap
Kayu atau Stabilisasi dengan
Cerucuk.
Conteh pelaksanaan jalan di daerah
gambut/rawa
Standar Teknis Jalan Desa -PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 24 dari 24

Contoh Pelaksanaan Konstruksi Jalan Desa.

Jalan Desa - Konstruksi Telasah Jalan Desa -- Rabat Beton

Jalan Desa - Konstruksi Telford

Anda mungkin juga menyukai