Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

BAB III
KEPUSTAKAAN

3.1 KEPUSTAKAAN
3.1.1 Pengertian Umum
Jalan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan
kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk kendaraan-
kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain oleh
Developer saat membuat tata ruang, sehingga status tanahnya
milik Negara yang disediakan sebagai prasarana untuk umum.
Pembangunan jalan, perbaikan dan pemeliharaan dapat
dilakukan oleh warga sekitar lingkungan dan / atau oleh siapa
saja.
3.1.2 Konstruksi Jalan Lingkungan
1. Jalan Tanah
Asal mula jalan tanah berasal dari jalan setapak yang terjadi
akibat manusia mencari akses ke lokasi lain, sehingga terjadi
jalan setapak. Pada umumnya jalan setapak berada di
pedesaan atau di gunung ataupun di pinggir kali. Tumbuhan
atau tanaman yang berada dipermukaan tanah akibat diinjak
kaki, maka menjadi mati, dan terjadi jalan tanah.
Namun kemudian atau disengaja, tanaman atau tumbuhan di
permukaan tanah bisa juga dibabat (dibersihkan) dengan
pacul atau parang, kemudian diratakan dengan cangkul atau
mesin perata agar nyaman dilalui. Setelah itu, permukaan
tanah dipadatkan dengan ditumbuk atau digilas dengan

LAPORAN PERENCANAAN |III-1


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

mesin gilas, pada waktu dipadatkan biasanya disiram air.


Dengan demikian terjadi jalan tanah
2. Jalan Kerikil
Jalan tanah kemudian dapat ditingkatkan menjadi jalan
kerikil, yaitu dengan menebarkan batu kerikil secara merata,
kemudian ratakan dan dipadatkan. Pada waktu proses
pemadatan biasanya disiram dengan air agar kerikil bisa
menyatu dengan permukaan tanah.
3. Jalan Aspal Tipis
Seterusnya, bahwa jalan kerikil dapat ditingkatkan menjadi
jalan aspal tipis. Mula-mula permukaan jalan diratakan, dan
permukaan kerikil disiram dengan air, agar terjadi sifat
basah yang membuat licin kerikil, kemudian dipadatkan.
Biasanya pemadatan dilakukan dengan mesin gilas selama 3
- 5 kali, dan selama pemadatan selalu disiram dengan air.
Pemadatan juga dapat dilakukan dengan mesin penumbuk
jalan.
Setelah permukaan jalan kerikil rata dan padat, serta dalam
keadaan kering (dibiarkan kering oleh matahari), maka
mulailah permukaan disiram dengan aspal dan tidak terlalu
tebal, batu kemudian ditaburkan pasir secara merata dan
cukup tipis. Setelah itu permuakaan boleh dipadatkan
dengan mesin gilas selama 3 - 5 kali. Jangan lupa permukaan
roda mesin gilas selalu diberi air agar aspal didak melekat.
Pemadatan selanjutnya bisa dilakukan dengan roda
kendaraan yang lewat, dan jalan aspal tipis sudah selesai
untuk lalu lintas umum.

LAPORAN PERENCANAAN |III-2


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

4. Jalan Telford
Jalan tanah dapat ditingkatkan menjadi jalan telford, namun
juga suatu lokasi dibersihkan untuk jalur jalan, dengan
proses seperti membuat jalan tanah.
5. Jalan Makadam
Jalan tanah dapat ditingkatkan menjadi jalan makadam,
namun juga suatu lokasi dibersihkan untuk jalur jalan,
dengan proses seperti membuat jalan tanah.
6. Jalan Paving Blok
Jalan Paving Block atau Konstruksi Paving Blok adalah jalan
lingkungan yang dibuat dengan konstruksi jalan paving blok.
Sedangkan Paving Blok adalah suatu material bangunan
dibuat dari campuran semen dan pasir yang dicetak dengan
tekanan (press) dan dibuat dengan berbagai bentuk dan
warna-warni.
3.1.3 Standar Teknis Jalan Lingkungan
1. Pertimbangan Drainase
Drainase diperlukan karena air mempunyai pengaruh yang
buruk untuk jalan, antara lain sebagai berikut :
Jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering
sehabis hujan
a. Jalan akan mudah terputus (pavement erosions) bila air
dibiarkan melintangi permukaan jalan.
b. Jalan menjadi rusak bila air dibiarkan mengalirdi tengah
jalan.
c. Jalan menjadi bergelombang bila fondasi jalan tidak
kering.

LAPORAN PERENCANAAN |III-3


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

Pertimbangan yang paling sederhana dari masalah drainase


adalah :
a. Jalan kawasan perbukitan diusahakan mengikuti
punggung bukit karena jalan yang mengikuti punggung
bukit tidak akan mengalami masalah drainase sebab air
tidak perlu melintangi jalan.
b. Jalan yang dibuat pada lereng bukit harus ada galian dan
timbunan, selokan pinggir jalan, talud, gorong-gorong
dan bangunan pelengkap lainnya.
c. Jalan yang dibangun di lembah (cekungan) sebaiknya
dihindari karena kemungkinan jalan tidak bisa
dikeringkan.
2. Bentuk Badan Jalan
Penentuan bentuk badan jalan disarankan sebagai berikut :
a. Pada kondisi biasa badan jalan dibuat miring ke saluaran
tepi dengan kemiringan badan jalan 4-5%.
b. Untuk daerah relatife datar, badan jalan dibuat seperti
“punggung sapi” (lebih tinggi ± 6-8 cm di bagian tengah)
dengan catatan bila punggung sapi sudah terlihat dengan
mata telanjang berarti sudah cukup miring untuk
drainase.
c. Pada tikungan jalan dibuat miring ke dalam dengan
kemiringan maksimal 10% dan perlebaran perkerasan
dibagian dalam tikungan demi keamanan dan
kenyamanan.
d. Pada jurang jalan dibuat miring ke arah bukit dan saluran,
hal ini demi keselamatan dan drainase.
3. Bentuk Badan Jalan di Daerah Curam
Badan jalan di daerah curam harus dibuat miring ke bukit
dan saluran tepi jalan. Ukuran saluran minimum 50 cm

LAPORAN PERENCANAAN |III-4


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

dalam × 30 cm lebar, dengan bentuk trapesium. Kemiringan


tebing maksimum 2 : 1, dengan galian /keprasan maksimal
disarankan 4,00 meter. Timbunan maksimal 1,50 m.
4. Permukaan Jalan
Penentuan tebal lapisan batu belah disesuaikan dengan
kebutuhan (jenis dan frekuensi lalu lintas) dan ketersediaan
batu. Untuk tebal lapisan 15 cm digunakan batu belah/
pecah dengan ukuran 8/15, dan untuk ukuran batu 15/20
biasanya digunakan untuk lapisan dengan tebal 20 cm.
Lapisan batu belah dapat diganti dengan lapisan sirtu (pasir
& batu tebal 20 cm), terutama untuk daerah kesulitan batu
dan mempunyai tanah dasar yang stabil. Batu belah/pecah
harus bersifat keras dan minimal mempunyai tiga bidang
pecah.
Petunjuk pelaksanaan untuk perkerasan jalan antara lain :
a. Tanah asli di bawah lapis pondasi harus dipadatkan
dengan alat pemadat (mesin gilas, steamper, timbres)
dengan kemiringan yang direncanakan untuk permukaan.
b. Lapisan podasi paling bawah adalah lapisan pasir yang
berfungsi untuk memudahkan pemasangan batu
permukaan dengan rapi dan rata.
c. Batu belah harus dipasang tegak lurus dengan as jalan
(melintang), dengan ujung yang lebih runcing di atas agar
bila terbebani tidak akan tembus lapisan pasir dasar, dan
dikunci dengan batu kecil.
d. Lapisan paling atas berupa campuran pasir dengan tanah
terpilih, atau dapat terbuat dari sirtu dan atau krosok
dengan tebal 2 cm, yang kemudian dipadatkan dengan
mesin gilas roda besi (tandem roller)
5. Bahu Jalan

LAPORAN PERENCANAAN |III-5


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

Fungsi bahu jalan antara lain :


a. Pelindung permukaan jalan
b. Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan
jalan menuju saluran tepi.
c. Tempat pemberhentian sementara.
Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut :
a. Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan,
dengan lebar minimum 50 cm
b. Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari
permukaan jalan, biasanya 6-8 cm (sama dengan turun 3-
4 cm per 50 m’)
c. Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang
dapat ditembusi air, sehingga pondasi jalan dapat
dikeringkan melalui proses perembesan.
d. Tanah pada bahu jalan harus dipadatkan.
e. Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai
20 cm dari tepi yang berfungsi sebagai stabilisasi tepi
jalan.
f. Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila
ada) untuk membantu stabilitas timbunan baru.

6. Pemadatan Tanah
Tanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali
pernah mengalami gangguan yang mengakibatkan tanah
menjadi kurang padat. Sebelum kegiatan pemasangan
perkerasan jalan, semua daerah timbunan harus dipadatkan
dengan mesin gilas, steamper, atau trimbisan. Pemadatan ini
membantu menjaga stabilitas dan daya dukung / tahan
badan jalan. Proses pemadatan dilakukan pada kadar air
tanah optimum yaitu tanah pada keadaan sedikit basah,

LAPORAN PERENCANAAN |III-6


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

tetapi kalau digenggam tidak ada air mengalir ke luar.


Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis
dengan setiap lapis mempunyai tebal maksimum 20 cm.
Untuk daerah tempat tanah dasarnya jelek, maka badan
jalan harus diadakan perkuatan, misalnya cerucuk atau
stabilisasi.
13. Drainase Air Tanah
Perlakuan ini bertujuan untuk mencegah air tanah naik ke
permukaan jalan sehingga jalan tetap dalam keadaan stabil
dan tidak kehilangan agregat halusnya.
Contoh rembesan dari air tanah yang memerlukan
perencanaan darinase air tanah yaitu :

a. Rembesan dari permukaan jalan


b. Rembesan dari tebing
c. Rembesan dari pondasi jalan
d. Tempat rendah (lembah/cekungan) dimana tanah
asli menurun ke jalan
e. Terdapat kantong air di atas lapisan kedap air

14. Pembangunan Jalan di Daerah Rawa

Pada proses pembangunan jalan desa teknik untuk membuat


jalan didaerah rawa dianjurkan dengan menggunakan
teknologi penggantian sebagian subbase (lapisan pondasi
jalan diatas subgrade), kemudian dipasang matras galar
kayu, cerucuk kayu, cerucuk dari papan atas, atau yang lain
dengan memperhatikan ketinggian air minimum agar kayu
selalu dalam keadaan terendam. Timbunan biasa tidak
termasuk tanah lempung dengan plastisitas tinggi, tidak
termasuk bahan organik, dan mempunyai CBR diatas 6%.

LAPORAN PERENCANAAN |III-7


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

Timbunan terpilih mempunyai CBR diatas 10% dan PI diatas


6%. Teknogi lain yang dianjurkan yaitu Tiang Turap Kayu
atau Stabilisasi dengan Cerucuk.
3.2 Manajemen Mutu
Mengelola sebuah kualitas merupakan suatu tahapan penting yang
bersama kemampuan/capability , waktu dan biaya menentukan
keberhasilan suatu proyek. Manajemen kualitas menerapkan standard
an proses yang obyektif untuk mencapai tujuan subyektif, yaitu
kepuasan pemakai jasa lewat penerapan perencanaan kualitas,
pengendalian kualitas, jaminan kualitas dan perbaikan yang terus
menerus pada keseluruhan masa berlaku proyek.

Gambar 2.3 Proses Universal dari Juran’s Trilogy Diagram

Pada gambar diatas menunjukkan diagram alir pelaksanaan


manajemen mutu, dimulai dari tahapan awal (zona hijau) sampai
dengan proses pengontrolan pada tahap improvement (zona biru).
Dengan demikian didapatkan sebuah pembelajaran lesson learned)
untuk dipakaipada proyek selanjutnya, dan selama proses pelaksanaan

LAPORAN PERENCANAAN |III-8


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

sebuah proyek jika menerapkan manajemen mutu ini akan


meminimalisir biaya (cost of quality) yang dibutuhkan.
Manajemen mutu adalah keseluruhan cara untuk mencapai mutu.
Manajemen mutu mencakup ketiga proses trilogy mutu yang meliputi :
Perencanaan Mutu (Quality Planning) , Pengendalian Mutu (Quality
Control), dan Peningkatan Mutu (Quality Improvement). Saat ini pun,
penjaminan mutu (Quality Assurance) juga sudah banyak diterapkan
dalam system mutu untuk menerapkan jaminan kualitas.
3.2.1 Perencanaan Mutu (Quality Planning)
Dalam sebuah manajemen kualitas, perencanaan sebuah
kualitas dalam sebuah proses produksi, desain produk,
pelayanan atau proses yang berkaitan dengan customer,
merupakan hal terpenting sebelum sebuah produk tersebut
diluncurkan. Beberapa tahap yang dilakukan dalam
perencanaan sebuah kualitas adalah sebagai berikut :
1. Menentukan proyek yang akan dikerjakan
- Mengidentifikasi Proyek
 Menentukan tujuan dari kualitas
 Menominasikan tingkatan/menyeleksi proyek
 Menentukan/membentuk team kerja
 Membuat kegiatan pendukung kinerja dari team
kerja
o Menentukan seorang fasilitator untuk
mengontrol kinerja dari team tersebut.
o Mereview kinerja dan progress kinerja team
tersebut.
o Menerima/memberikan revisi-revisi pada hasil
kinerja.
o Mengidentifikasi dan membantu jika diperlukan
adanya perubahan-perubahan.

LAPORAN PERENCANAAN |III-9


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

o Koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk


perencanaan proyek.
o Mengadakan forum-forum pertemuan untuk
saling berdiskusi.
o Mengkomunikasikan setiap hasil pekerjaan
 Mempersiapkan dokumen perencanaan, yang terdiri
dari :
o The scope of the planning projects
o Tujuan dari proyek tersebut, dan hasil-hasil yang
akan dicapai menentukan basis/dasar dalam
menentukan tujuan kualitas
 Memperhatikan peraturan-peraturanyang ada
 Memelihara teamwork
2. Mengidentifikasi pelanggan dari target pasar
3. Mengetahui kebutuhan atau keinginan dari pelanggan
4. Menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi produk atau
ketenuan-ketentuan pelayanan, akan tetapi dikaitkan
kepada standar-standar baku, spesifikasi teknis dll.
5. Mengembalikan pelayanan dari produk tersebut yang dapat
melebihi kebutuhan pelanggan.
6. Mengembangkan proses-proses yang dapat memberikan
pelayanan, pembuatan produk dalam cara yang paling
efisien.
7. Mentransfer desain kepada organisasi terkait agar proses
tersebut dapat berjalan.

3.2.2 Penjamin Mutu (Quality Assurance)


Semakin kompleks suatu proyek dan semakin tinggi teknologi
yang digunakan, menuntut pula proses pelaksanaan yang
makin kompleks. Konsep-konsep pengendalian mutu

LAPORAN PERENCANAAN |III-10


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

konvensional yang biasa dilakukan secara menyatu dala


perencanaan, sudah dianggap kuang relevan, sehingga
diperlukan langkah-langkah yang sistematis untuk menjamin
bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
disepakati kemudian dikenal sebagai Quality Assurance (QA).
Dalam penerapannya, seringkali aturan-aturan yang telah ada
untuk mengontrol sebuah pengelolaan kualitas tidak
berlangsung secara lancer dan terkendali. Maka dari itu
diperlukan adanya sebuah aktifitas yang bertujuan untuk
menjamin mutu yang diinginkan sesuai yang diharapkan.
Jaminan mutu dapat diartikan sebagai semua tindakan
terencana dan sistematis yang diterapkan, didemonstrasikan
untuk meyakinkan pelanggan bahwa proses kerja dan produk
yang dihasilkan akan memenugi persyaratan mutu tertentu.
Quality Assurance adalah suatu program yang mencakup
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk memberikan kualitas
didalam pekerjaan guna memenuhi persyarata proyek.
Aktivitas yang dilakukan Quality Assurance (QA) terdiri dari
sebuah prosedur untukmereview berbagai prosedur yang ada
dalam setiap proses pengembangan. Kegiatan mereview,
sebaiknya dilakukan dalam setiap tahapan yang ada dalam
prosedur perencanaan kualitas, dan data yang dihasilkan pun
harus benar-benar obyektif dan dapat mendukung keefektifan
kegiatan Quality Control.
Penjamin mutu melibatkan oembuatankebijakan yang terkait
dengan proyek, prosedur, standar, pelatihan pedoman dan
sistemyang diperlukan untuk menghasilkan mutu/kualitas.
Penjamin mutu memberikan perlindungan terhadap
permasalahan mutu/kualitas melalui peringatan dini terhadap
permasalahan yang kemungkinan akan dihadapi.

LAPORAN PERENCANAAN |III-11


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

Ciri – ciri program jaminan kualitas adalah :


1. Pendekatan yang bersifat sistematik ; memastikan bahwa
setiap kegiatan sudah benar sebelum kegiatan berikutnya
dimulai.
2. Berdasarkan fakta yang mengacu pada penyusunan
[rosedur dan instruksi kerja, prosedur menguraikan tujuan
dan ruang lingkup dari sebuah kegiatan dan juga
mengidentifikasi bagaimana, kapan, dan dimana dan oleh
siapa aktivitas tersebut dikerjakan.
3. Kebutuhan untuk menyususn prosedur, digunakan untuk
penelusuran dan pelaporan prosedur yang tidak sesuai dan
mendapat tindakan perbaikan, dan berfungsi pula untuk
implementasi system mutu dan penelusuran.
4. Adanya kebutuhan untuk melakukan audit, yaitu untuk
memastikan bagaimana prosedur telah diimplementasikan
dengan efektif.
Tahapan yang biasa dilakukan dalam Quality Assurance adalah :
1. Periksa manual dari prosedur proyek yaitu suatu tahap-
tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas proyek
sehingga tercapai tujuan proyek.
2. Periksa isi dokumen kontrak dan spesifikasi tekniknya
kemudian susun criteria rencana kerja, proses kerja dan
hasilkerja.
3. Prosedur pemeriksaan proyek yang berisi antara lain
gambar-gambar kerja, spesifikasi dan laporan pemeriksaan
terhadap kegiatan.
4. Pemeriksaan secara menyeluruh dan terpadu terhadap
dokumen yang diperlukan untuk penyerahan akhir, dengan

LAPORAN PERENCANAAN |III-12


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

tujuan menyelaraskan koordinasi hasil kerja pelaksanaan


dan menghindari terjadinya konflik/pertentangan dari isi
dokumen.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dokumen
didistribusikan adalah diperiksa terlebih dahulu oleh
manajer proyek sebelum diserahkan ke pemilik proyek.

3.2.3 Pengendalian Mutu (Qualitty Control)


Pengendalian mutu (Quality Control) adalam implementasi
khusus dari program penjaminan mutu dan kegiatan terkait.
Pengendalian mutu/kualitas yang efisien mengurangi
kemungkinan perubahan-perubahan, kesalahan dan kelalaian,
yang selanjutnya menimbulkan sedikit perselisihan.
Pengendalian mutu diperlukan untuk mengetahui tahap-tahap
pelaksanaan proyek, sehingga terpenuhinya atau tidak
terpenuhinya persyaratan atau spesifikasi akan terlihat. Quality
Control adalah sebuah system rutin yang berhubungan dengan
aktivitas teknis, untuk mengukur dan mengontrol sebuah
inventaris yang sedang dikembangkan. Beberapa
pengembangan dari Quality Control :
1. Menyediakan sarana inspeksi rutin dan konsisten untuk
menjamin keintegritasan data, perbaikan-perbaikan, dan
kelengkapan-kelengkapan lainnya;
2. Mengidentifikasi dan memindahkan kerusakan dan
keterbatasan;
3. Mendokumentasikan dan menerima persediaan material
dan merekam seluruh aktivitas controlling.
Aktivitas yang terdapat pada QC terdiri dari metode-metode
umum seperti keakuratan pengecekkan berbasis data dan
informasi yang digunakan untuk penerimaan prosedur-

LAPORAN PERENCANAAN |III-13


Perencanaan Pembangunan/Peningkatan Jalan Usaha Tani di Kelompok Tani Sumber Mulya

prosedur standar. Ketika biaya penjagaan kualitas semakin


tinggi, maka ini dapat dijadikan sebagai reaksi pemicu yang
sering kita sebut sebagai Troubleshooting, atau tindakan
koreksi yang terintegrasi dengan pengontrolan kualitas.
Pengontrolan terdiri atas tiga elemen : pengukuran proses,
membandingkan performance actual dengan standar-standar
pengukuran, dan bertindak berdasarkan adanya perbedaan.
Pengontrolan dapat memicu adanya tindak lanjut diantaranya :
1. Control Subject, yang merupakan subjek pengontrolan
2. Sensor, sebagai variable pengukuran
3. Umpire, yang menerima hasil ukur dari “sensor”
4. Standar, menjelaskan ukuran dari sebuah pengukuran
5. Jika tidak ditemukan kecocokan, maka perlu dilakukan
kajian ulang oleh supervisor atau denga pegawai lain.
Pengontrolan juga merupakan sebuah proses perbaikan untuk
di kemudian hari, sehingga dapat mengurangi frekuensi
kesalahan terulang kembali. Beberapa hal yang dilakukan
dalam tahap QC adalah :
1. Mengevaluasi kinerja mutu nyata
2. Membandingkan kinerja nyata dengan tujuan mutu
3. Bertindak berdasarkan perbedaan.

LAPORAN PERENCANAAN |III-14

Anda mungkin juga menyukai